JUDUL PENELITIAN
-
Upload
dewi-kresna -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
Transcript of JUDUL PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN
Studi awal dalam persiapan “Pengembangan Model Pembelajaran aktif, mandiri dan
inovatif” sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan perawat agar mampu berkontribusi
dalam meningkatkan status kesehatan
ABSTRAK RENCANA PENELITIAN
Key word: active learning, distance learning,
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam mewujudkan peningkatan status kesehatan masyarakat. Dalam fungsinya perawat berperan sebagai pemberi pelayanan, pendidik, konselor, advocate, kolabolator dan change agent. (Helvie, 1998). Peran ini terlihat masih belum optimal karena jumlah dan kualitas pendidikan yang masih kurang memadai. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih aktif, mandiri, inovatif dan menekankan prinsip belajar sepanjang hidup. Model yang akan dikembangkan adalah model pembelajaran jarak jauh atau yang dikenal dengan distance learningPenelitian studi awal untuk mengetahui persiapan dalam melaksanakan model pembelajaran yang aktif dan inovatif. Pembelajaran yang aktif inovatif menekanankan model pembelajaran dengan aktif dan mandiri dari mahasiswa dan bersifat on line. Desain penelitian menggunakan crossectional dengan alat bantu kuisioner. Tahap pertama yang dilaksanakan adalah melakukan uji coba kuisioner pada 30 responden. Dari uji coba responden tersebut didapatkan r= 0.984 dengan = 0.05. Sampel yang terkumpul adalah: 253 responden dengan deskripsi: 116 mahasiswa reguler, 110 mahasiswa ekstensi, dan 16 mahasiswa pasca sarjana. Hasil penelitian menunjukan 60,7% mengatakan saat ini metode pembajaran saat ini masih banyak yang menggunakan ceramah, 61,9% menyatakan metode aktiv learning lebih menyenangkan, dan 49,2 % menyatakan lebih menarik apabila diberikan dengan media yang menunggunakan teknologi informasi. Terkait pelaksanaan distance learning (DL), 50,4% menyatakan setuju apabila DL diterapkan di FIK dan 54,4% menyatakan DL bisa diterapkan di FIK. Terkait kesiapan infrastruktur 43,7 % responden mengatakan FIK masih belum siap untuk pelaksanaan DL.
Peneliti: Rr. Tutik Sri Hariyati
BAB I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk sebesar
213. 722. 300, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1.5 % per tahun (BPS th 2003,
dikutip dalam www.web gatra.com). Penduduk yang jumlahnya sangat besar tersebut
tinggal dan tersebar di kurang lebih 13.000.000 kepulauan.
Indonesia sangat kaya dan secara geografis dipisahkan oleh lautan serta terdiri dari
pegunungan, sungai dan hutan. Kondisi geografis yang dipisahkan lautan dan tersebar di
berbagai kepulauan menyebabkan banyak pembangunan dan penyebaran informasi yang
tidak merata.
Sebagian besar penduduk Indonesia (59%) hidup di pulau Jawa, hal ini didukung dengan
lengkapnya fasilitas serta segala sesuatu yang lebih mudah diperoleh daripada jika tinggal
di pulau selain Jawa.(www.web gatra.com) Dengan jumlah penduduk yang banyak dan
tersebar di banyak kepulauan serta kecenderungan untuk tinggal di salah satu pulau
menambah kecenderungan tidak menyebarnya kesempatan untuk berkembang secara
merata.
Kesehatan merupakan salah satu masalah sentral yang masih menjadi permasalahan pada
pembangunan bangsa Indonesia. Menurut Survey demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI ) tahun 2002/2003 angka kematian ibu sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup
atau dapat disimpulkan dalam setiap 2 jam ada satu ibu yang meninggal. Indikator
kesehatan yang lain adalah angka kematian bayi . Angka kematian bayi di Indonesia masih
tergolong tinggi, lebih tinggi dari Malaysia. Angka kematian bayi di Indonesia 20 per 1000
kelahiran hidup, sedangkan Malaysia angka kematian bayi 11 per 1000 kelahiran hidup.
( www.namline.edu/apkbr/basisdata.html) Melihat angka kematian bayi dan ibu yang
masih tinggi maka masih diperlukan langkah-langkah peningkatan status kesehatan
penduduk Indonesia.
Perawat merupakan salah satu pemberi pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi
dalam meningkatkan status kesehatan bangsa. Perawat mempunyai peran diantaranya
sebagai pemberi pelayanan (care provider), pendidik, konselor, advocate, kolabolator dan
change agent. (Helvie, 1998).
Bagaimana kondisi perawat di Indonesia ? Dalam Sistem Kesehatan Nasional 2003(SKN),
disebutkan rasio perawat dengan jumlah penduduk masih rendah yaitu 1: 2850. Tingkat
pendidikan perawat di Indonesia juga masih sangat beragam, mulai dari lulusan Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK) yang setingkat dengan SMA sampai dengan yang berpendidikan
Doktor. Secara kuantitas jumlah SPK lebih banyak daripada yang berpendidikan lebih
tinggi, sehingga peran perawat menjadi belum optimal.
Ada suatu sistem peningkatan pendidikan baik secara formal maupun informal pada
perawat. Pendidikan formal dapat dilihat dengan berkembangnya sekolah D3 keperawatan
dan sekarang juga banyak berkembang sekolah tinggi keperawatan yang
menyelenggarakan pendidikan perawat setingkat sarjana. Secara kuantitas peningkatan
jumlah institusi pendidikan perawat sangat baik tapi hendaknya kualitas dan mutu
pendidikan juga harus ditingkatkan.
Kendala lain adalah rata-rata penyelenggara pendidikan yang berkualitas masih berada di
kota besar, kondisi tersebut makin menyulitkan perawat untuk meningkatkan
pengetahuannya dengan optimal. Hari Wibowo(pengamat pendidikan) mengatakan
bahwa”Problem pendidikan kita adalah akses atau ketersediaan pendidikan bagi rakyat
yang masih sangat rendah.” (www.apindonesia.com) . Dengan akses pendidikan yang
masih rendah ditambah dengan mahalnya biaya pendidikan dan pengorbanan yang harus
dikeluarkan jika harus belajar ke pusat kota maka banyak perawat belum dapat
meningkatkan pengetahuannya.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas perlu dicari suatu bentuk pendidikan yang tidak hanya
mengandalkan jumlah saja tapi juga mengandalkan kualitas. Pendidikan yang berkualitas
ini hendaknya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dengan mudah.
Penelitian ini adalah studi awal untuk suatu penelitian yang akan mengembangkan model
pembelajaran yang bersifat aktif, mandiri, inovatif dan menekankan prinsip” life long
learner.” Model pembelajaran ini diharapkan mampu menjadi terobosan pembelajaran
yang berkualitas. Model ini lebih menekankan keaktifan dan kemandirian peserta didik
serta memberikan dasar bahwa belajar tidak hanya dapat dilaksanakan di bangku sekolah
formal tetapi dapat dilakukan kapanpun sepanjang hidup kita. Penelitian metode
pembelajaran aktif dengan collaborative learning (CL) dan problem base learning (PBL)
didapatkan hasil ada hubungan antara peningkatan motivasi dengan pelaksanaan CL dan
PBL value 0,05 (N=143), (Afifah,2004). Dengan dasar penelitian ini maka pendidikan
yang bersifat aktif dapat menjadi alternatif model yang dipilih
Penelitian ini akan nantinya akan menggunakan fasilitas teknologi informasi sebagai alat
bantu dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Pada penelitian perbandingan metode
pengajaran secara kelas dan dengan media teknologi informasi(N=89) didapatkan hasil
tidak ada perbedaan yang signifikan tentang pencapaian kemampuan peserta didik.
Kesimpulannya bahwa kesangsian penggantian model kelas ke sistem aktif dengan media
teknologi akan berdampak pada penurunan kemampuan peserta didik tidak terbukti
(Sumarwati, 2004).
Penelitian ini adalah penelitian awal untuk persiapan model pembelajaran yang aktif,
mandiri , inovatif dan sepanjang hidup.. Dengan studi awal ini diharapkan persiapan dan
percepatan terwujudnya suatu model pembelajaran yang aktif, mandiri dan inovatif dapat
diwujudkan. Dengan model aktif dan inovatif ini diharapka percepatan pendidikan dan
kualitas perawat dapat ditingkatkan sehingga perawat dapat berkontribusi dalam
meningkatkan status kesehatan di Indonesia.
A. TUJUAN
1.TUJUAN UMUM:
Mengidentifikasi masalah model pembelajaran yang sedang berlangsung dan persiapan
infrastruktur model pembelajaran yang aktif, mandiri, dan inovatif. Model ini diharapkan
mampu mempersiapkan perawat sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan status
kesehatan masyarakat
1.1TUJUAN KHUSUS
1.1.1 Mendapatkan data tentang “problem situation” dalam proses
pembelajaran di keperawatan
1.1.2 Mendapatkan kesiapan infrastruktur yang dapat menyokong proses
pembelajaran yang aktif dan inovatif serta on line
1.1.3 Menetapkan point-point kebijakan yang dapat untuk dijadikan saran
dalam mewujudkan model pembelajaran aktif, inovatif dan on line
2. MANFAAT PENELITIAN
2.1 Bagi pengembangan ilmu: mendukung pengembangan ilmu dengan
tujuan akhir mengembangkan suatu model pembelajaran yang lebih
aktif, inovatif dan on line
2.2 Bagi tehnologi: mendukung pengembangan tehnologi yang berbasis
komputer
2.3 Bagi pemecahan masalah organisasi: hasil akhir penelitian dapat
digunakan untuk memecahkan kesulitan pemerataan kualitas pendidikan
2.4 Bagi pemecahan masalah organisasi : hasil akhir penelitian dapat
digunakan tidak hanya untuk tri darma perguruan pertama yaitu
pengajaran tapi juga untuk tridarma yang lain yaitu penelitian dan
pengabdian masyarakat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada studi Pustaka peneliti akan menguraikan tentang perawat, proses pembelajaran,media
pembelajaran dan metode pembelajaran aktif
a. Perawat
Perawat adalah salah satu profesi di bidang kesehatan , sesuai dengan makna dari profesi
maka seseorang yang telah mengikuti pendidikan profesi keperawatan seyogyanya
mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang etikal dan sesuai standar
profesi serta sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya baik melalui pendidikan
formal maupun informal, serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan yang
dilakukannya (Nurachmah, E 2004)
Perry & Potter (2001), mendifinisikan bahwa seorang perawat dalam tugasnya harus
berperan sebagai:kolaborator, pendidik, konselor,change agent dan peneliti. Keperawatan
mempunyai karakteristik profesi yaitu memiliki body of knowledge yang berbeda dengan
profesi lain, altruistik, memiliki wadah profesi, mempunyai standar dan etika profesi,
akontabilitas, otonomi dan kesejawatan (Leddy & Pepper, 1993 dalam Nurachmah, E,
2004)
Berdasarkan karakteristik di atas maka pelayanan keperawatan merupakan pelayanan
profesional yang manusiawi untuk memenuhi kebutuhan klien yang unik dan
individualistik diberikan oleh tenaga keperawatan yang telah dipersiapkan melalui
pendidikan lama dan pengalaman klinik yang memadai. Perawat harus memiliki
karakteristik sikap caring yaitu competence,confidence, compassion, conscience and
commitment (ANA, 1995 dalam Nurachmah, 2004)
Pelayanan keperawatan yang optimal dapat dicapai jika perawat sudah profesional. Salah
satu hal yang meningkatkan profesionalisme adalah pendidikan dari perawat. Menurut
data AIPNI th 2004 ada 3178 perawat lulusan sarjana, sisanya diperkirakan ada 250.000
orang dengan proporsi 14% adalah lulusan Diploma/DIII, dan 85 % lulusan SPK(Sekolah
Perawat Kesehatan). Dengan demikian proporsi lulusan pendidikan tinggi/S1 hanya 1,5 %
Sistem Kesehatan Nasional 2003(SKN), menyebutkan rasio perawat dengan jumlah
penduduk masih rendah yaitu 1: 2850. Dengan komposisi pendidikan perawat yang masih
rendah dan perbandingan dengan jumlah penduduk yang masih tidak proposional maka
diperlukan terobosan agar jumlah perawat memadai dan profesionalismenya juga
meningkat
b. Konsep pendidikan , proses belajar mengajar, dan metode pembelajaran
Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan.
Dalam menyukseskan suatu proses pembelajaran diperlukan suatu media pembelajaran.
Secara bahasa media berarti perantara atau pengantar, sedangakan AECT (Association of
Education and Communicatio Tehnology,1977 dalam Arsyad A,1997) memberikan
batasan tentang media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan menyampaikan
pesan atau informasi.
Penentu keberhasilan suatu pembelajaran yang lain adalah metode pembelajaran yang
dipilih. Pada prinsipnya tidak ada satupun metode mengajar yang dapat dipandang paling
sempurna. Setiap metode mempunyai keunggulan dan kelemahan yang khas.
Metode ceramah adalah metode paling klasik yang sering digunakan. Metode ini adalah
sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan
satu arah. Kelemahan dari metode ini adalah membuat mahasiswa pasif, mengandung
unsur paksaan kepada siswa dan menghambat daya kritis mahasiswa (Drajat, 1985)
Metode diskusi adalah metode mengajar yang erat dengan hubungannya dengan
memecahkan masalah (problem solving). Pola ini memungkinkan peserta didik lebih aktif
dan tidak hanya menerima dari pengajar.
Kita mengenal yang disebut PBL ( Problem base learning), metode ini adalah
pembelajaran berdasarkan permasalahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk menyelesaikan masalah (Kristanti dan Mulia, 2004).
Penelitian tentang penerapan PBL dilakukan oleh Lufri, 1998 dan didapatkan hasil bahwa
mahasiswa yang yang belajar dengan PBL lebih kritis daripada yang menggunakan metode
tradisional/ceramah.
Collaborative learning(CL) adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan
pada setiap anggota kelompok atau mahasiswa untuk membangun pengetahuan secara
bersama-sama melalui suatu kerja kelompok yang saling bergantung. Peran pengajar pada
CL lebih ke arah fasilitator, pelatih dan resource guide (Suradijono,2004).
c. Pemanfaatan teknologi Informasi dalam pendidikan
Saat ini proses pembelajaran tak bisa terlepas dari perkembangan teknologi.
Bentuk aplikasi penggunaaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan ada beberapa
macam, antara lain:
1. Media simulasi.
Teknologi informasi membantu penyelenggara pendidikan tertutama sebagai alat
penggambaran /ilustrasi agar peserta didik mendapatkan deskripsi yang lebih mudah dari
suatu teori yang ada. Dalam dunia pendidikan termasuk dalam pendidikan keperawatan
sudah banyak menggunakan bentuk media simulasi seperti Video, Compact Disk Read
Only Memory ( CD-Rom), soft ware terkait pembelajaran.
2. Distance learning
Proses belajar adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.
(Reber, 1988 dalam Syah, M 2000). Dipandang dari segi metode penyampaiannya, proses
belajar mengajar dibagi menjadi dua yaitu pendidikan kovensional/tatap muka dan
pendidikan jarak jauh (distance learning)(Onno, P 2002). Dalam proses pembelajaran
konvensional terjadi proses yang synchronous, dimana terjadi interaksi antara learner dan
teacher dalam waktu yang sama dan tempat yang sama. Proses pembelajaran distance
learning pengertian jarak jauh adalah tidak terjadinya kontak dalam bentuk tatap muka
langsung. Komunikasi dua arah pada distance learning dijembatani dengan media seperti
surat, teleks, radio, telepon, modem dan komputer. Pada distance learning tiga teori utama
tentang pendidikan jarak jauh adalah teori otonomi dan belajar mandiri, industrialisasi
pendidikan dan komunikasi interaktif ( Juhari, 1990 dalam
http://ferysifa.tripod.com)Pemanfaatan distance learning sebenarnya tidak hanya untuk
proses pembelajaran yang bersifat formal, tetapi juga dapat untuk pelayanan dan
pengabdian pada masyarakat.
3. Distance Learning berbasis Web
Bergesernya perkembangan distance learning ke media internet membuat munculnya
suatu paradigma baru dalam distance learning yaitu asynchronous time and separated
location distance learning. Media ini mampu menembus batasan waktu dan tempat.
Kita sering mendengar istilah e-learning, internet learning dan web base learning, seperti
yang telah diuraikan di atas. Dengan media teknologi tersebutlah kita dapat
menyelenggarakan pembelajaran distance learning yang tanpa tuntutan peserta didik dan
pendidik hadir di tempat yang sama, dan dalam waktu yang sama. Dengan proses
pembelajaran ini peserta didik dapat belajar di manapun dan kapanpun.
Peserta didik dari mulai perencanaan perkuliahan, mendapatkan materi, latihan dan tes
menggunakan metode interaksi dengan distance learning berbasis web. Pengajar
memberikan satuan mata ajar, materi pembelajaran dan memberikan masukan serta
memberikan nilai juga melalui media web base learning.(http://www.janeknigt.com)
Keaktifan dan kemandirian dari seorang peserta didik sangat diperlukan pada metode ini.
Juhari th 1990 mengemukakan prinsip pendidikan jarak jauh seperti yang ada di e-learning
ini adalah otonomi dan kemandirian peserta didik, industrialisasi pendidikan dan
komunikasi interaktif
Hershey, 2005 mengemukakan keuntungan dari on line learning adalah: dimana pun
peserta didik bisa belajar. Selain itu kapanpun peserta didik dapat berpartisipasi dalam
mengikuti pembelajaran. Jika seseorang punya waktu malam hari untuk belajar maka dia
bisa akses pada malam hari. Metode ini juga bersifat student center, dimana peserta didik
merespon semua kursus/bahan material, aktif. Metode ini juga meningkatkan keatifitas
pengajar, karena pengajar ditutuntut untuk terus berinteraksi dan mengikuti perkembangan
dari ilmu yang ada. Metode aktif ini juga menekankan kemauan belajar sepanjang hidup
Selain pendidikan formal media on line learning juga dimanfaatkan untuk courses online,
dan konsultasi on line.(Indrajit,E 2004) Trend pelatihan dan kursus yang memanfaatkan
media distance learning berbasis web dapat digunakan dalam masyarakat keperawatan,
sehingga perawat yang tersebar di berbagai kepulauan dapat mendapatkan perkembangan
ilmu keperawatan secara cepat tanpa harus membuang biaya menuju ke pusat pelatihan.
BAB III. KERANGKA KONSEP DAN METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini secara lengkap menggunakan ‚“operations research studies“(OR). Fisher,
(1991) mengatakan bahwa operations research merupakan jalan untuk mengidentifikasi,
memecahkan masalah, memberikan perencanaan dasar, koordinasi, pelatihan dan fungsi
evaluasi
Merujuk pada referensi yang ada maka penelitian ini hanya sampai tahap pertama
yaitu :Tahap identifikasi masalah dan seleksi strategi yang tepat
Pada tahap identifikasi peneliti akan meneliti “problem situation” yang ada di pendidikan
keperawatan. Pada tahap ini peneliti akan melihat seberapa jauh mana efektifitas dan
efisiensi dari model pembelajaran yang ada saat ini.
Tempat pengambilan penelitian ini adalah di FIK UI dengan responden mahasiswa baik
program reguler, ekstensi dan pasca sarjana. Desain penelitian yang digunakan pada tahap
ini adalah crosssectional, dengan menggunakan alat kuisioner. Peneliti juga
mengidentifikasi kesiapan infrastruktur terhadap terhadap model yang akan dipilih.
Pengkajian infrastruktur meliputi kesiapan: Sumber daya manusia, peralatan dan fasilitas
pendukung yang lain. Desain penelitian menggunakan crossectional dengan alat kuisioner
dan pedoman lembar evaluasi. Tempat pelaksanaan adalah di FIK UI. Hasil dari
identifikasi masalah ini untuk menjadi dasar untuk tahap eksperimen dan evaluasi serta
tahap desiminasi.
BAB IV. HASIL PENELITIAN
Tahap pertama yang dilaksanakan adalah melakukan uji coba kuisioner pada 30 responden.
Dari uji coba responden tersebut didapatkan r = 0.361 dengan = 0.05. Dari keseluruhan
item pertanyaan didapatkan hasil corected item-total correlation yang lebih besar dari r=
0.361. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan dari kuisioner valid.
Setelah seluruh pertanyaan sudah valid semua maka diuji reabilitasnya dan didapatkan r=
0.984 dengan = 0.05
Di bawah ini akan diuraikan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan.
Tabel 1.Distribusi larekteristik responden berdasarkan jenis kelamin, status, kelas,
usia, dan asal daerah th 2005
Karakteristik Jumlah ProsentaseJenis Kelamin:Laki-lakiWanita
42209
16.782.9
Status:Belum menikahMenikah
17478
6931
Kelas:RegulerEkstensi pagiEkstensi sorePasca sarjana
116596116
4623.424.26.3
Asal daerah:JabodetabekLuar Jabodetabek
15991
63.136.1
Usia:<20 th20-30 th31-40 th41-50 th>50 th
1048151101
41.332.120.24.00.4
Berdasarkan table 1 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah wanita (82.9 %), dan mayoritas responden belum menikah(69%). Jumlah responden dari kelas reguler dan ektensi cukup berimbang, sedangkan dari kelas pasca sarjana hanya 6.3%. Mayoritas responden dari daerah Jabodetabek (63.1%) dan mayoritas rentang usia 20-40 th ( 50.3%)
Tabel 2.Distribusi pendapat responden tentang kondisi BPKM th 2005
Karakteristik BPKM Jumlah ProsentaseMembantu PBM:Sangat setujuSetujuTidak setuju
174753
6929.81.2
BPKM lengkap dan memberi informasiSangat setuju Setuju
13496
53.238.1
Tidak setujuSangat Tidak setuju
211
8.30.4
Dari table 2 dapat disimpulkan bahwa BPKM (Buku Pedomen Mahasiswa) yang ada pada tahun 2005 mayoritas sudah lengkap, memberikan informasi dan membantu proses belajar dan mengajar.
Gambar 1. Diagram Potensial BPKM dimasukkan secara on line
.8%
1.6%
10.7%
53.6%
33.3%
Missing
STS
TS
S
SS
Dari gambar 1 dapat disimpulkan mayoritas responden sangat setuju (33.3%) dan setuju (53.6%) bahwa BPKM dapat/ potensial untuk menggunakan system on line.
Tabel 3.Distribusi pendapat responden tentang pembelajran system ceramah, th 2005
Karakteristik Ceramah Jumlah ProsentaseMayoritas ceramahSangat setujuSetujuTidak setujuSangat Tidak setuju
117812923
4.43151.29.1
Ceramah membuat mengantukSangat setujuSetujuTidak setujuSangat Tidak setuju
72135384
28.653.615.11.6
Ceramah menyenangkan mahasiswaSangat setujuSetujuTidak setujuSangat Tidak setuju
38136744
15.15429.41.6
Ceramah memudahkan pengajarSangat setujuSetujuTidak setujuSangat Tidak setuju
117812923
4.431.051.29.1
Pada table 3 dapat disimpulkan bahwa di FIK th 2005 sebanyak 35.4 % masih menggunakan metode ceramah, sisanya mengatakan tidak setuju metode yang digunakan adalah ceramah. Pada table ini juga menunjukkan mahsiswa setuju dan sangat setuju jika ceramah membuat mengantuk 82.2%, namunm masih banyak yang setuju dan sangat setuju bahwa ceramah merupakan system yang menyenangkan mahsiswa 69,1%. Sedangkan pandangan mahasiswa mengatakan tidak setuju bahwa ceramah lebih memudahkan pengajar (51.2%).
Tabel 4.Distribusi pendapat responden tentang pembelajran system pembelajaran aktif/Active learning, th 2005
Active learning Jumlah ProsentaseAktiv learning menyenangkan mahasiswaSangat setujuSetujuTidak setuju
6215633
24.661.913.1
Active learning memudahkan pencapaianSangat setujuSetujuTidak setuju
5215939
20.663.115.5
Metode aktiv memudahkan dosenSangat setujuSetujuTidak setujuSangat tidak setuju
38178312
15.170.612.30.8
Media dengan TI menarikSangat setujuSetujuTidak setuju
12411014
49.243.75.6
Tabel 4 menunjukkan bahwa 61.9% mahasiswa setuju dengan system pembelajaran yang aktif, mahasiswa juga setuju metode aktif memudahkan mencapai tujuan pembelajaran (63.1 % ). Mahasiswa sangat setuju dan setuju (92.9% ) terhadap pendapat bahwa dengan media teknologi informasi pembelajaran akan lebih menarik.
Tabel 5.Distribusi pendapat responden tentang potensial diterapkan Active learning dengan computer mediated learning/ CML atau Distance learning?DL, th 2005
CML/DL Jumlah ProsentaseBisa diterapkan di FIKSangat setuju SetujuTidak setujuSangat tidak setuju
78131314
3154.412.31.6
Setuju diterapkan di FIKSangat setuju SetujuTidak setujuSangat tidak setuju
87127333
34.550.413.11.2
Setuju evaluasi melalui DL/CMLSangat setuju SetujuTidak setujuSangat tidak setuju
39189192
15.5757.50.8
Tabel 5 menunjukkan bahwa mahasiswa setuju (54.4%) mengatakan CM/Dl bisa diterapkan dan setuju jika CML dan DL diterapkan di FIK. Selain itu mahsiswa sebanyak 75% mengatakan setuju bahwa evaluasi/ujian dapat dilaksanakan melalui CML/DL.
Tabel 6.Distribusi pendapat responden tentang kesiapan Sumber daya terhadap sistem Active learning dengan computer mediated learning/ CML atau Distance learning/DL, th 2005
Suber Daya Manusia Jumlah Prosentase
Mahasiswa paham konsep DL/CMLSangat setuju SetujuTidak setujuSangat tidak setuju
188713312
7.134.552.84.8
Dosen paham konsep DL/CMLSangat setuju SetujuTidak setuju
3113976
12.355.230.2
Mahasiswa mampu DL/CML (keyakinan)Sangat setuju SetujuTidak setujuSangat tidak setuju
53156411
2161.916.30.4
Dosen mampu DL/CML (keyakinan)Sangat setuju SetujuTidak setuju
5517220
21.868.37.9
Tabel 6 menunjukkan secara konsep DL/CML, 52.8% mengatakan tidak setuju jika sudah paham terhadap DL?CML, namun dari mahasiswa setuju/memandang staf pengajar sudah paham konsep DL/CML. Walaupun begitumahsiswa setuju bahwa baik dosen maupun mahasiswa mampu untuk melaksankan CML/DL
Tabel 7.Distribusi pendapat responden tentang kemampuan Mahasiswa terhadap Teknologi Informasi, th 2005
Tingkat Kemampuan Jumlah ProsentaseMs. WordTidak bisaKurangSedangMahir
31816960
1.27.167.123.8
Worksheet/ExcelTidak bisa 15 6Kurang 77 30.6Sedang 142 56.3Mahir 15 6Presentatation/Power pointTidak bisaKurangSedang
3179119
12.331.347.2
Mahir 18 7.1Data baseTidak bisaKurangSedangMahir
11593354
453.636.913.91.6
MultimediaTidak bisaKurangSedangMahir
55841004
21.833.339.71.6
InternetTidak bisaKurangSedangMahir