Job 2 S Digital
-
Upload
charles-callahan -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
Transcript of Job 2 S Digital
2-1
II. PENGKONDISIAN SINYAL DIGITAL
2.1 Tujuan Percobaan
a. Dapat membuat rangkaian logika dengan menggunakan piranti semi-konduktor
sederhana.
b. Dapat menentukan logika 1 dan 0 dari suatu rangkaian logika.
c. Dapat membuat rangkaian-rangkaian dengan gerbang-gerbang logika, baik
dengan gerbang logika dasar, maupun dengan gerbang universal.
d. Dapat membuktikan beberapa hukum Aljabar Boole.
e. Dapat membuat persamaan logika suatu proses pengontrolan dan
mengimplementasikannya dalam suatu rangkaian logika.
2.2 Dasar Teori
Sistem pengontrolan merupakan salah-satu bagian yang memiliki peranan
yang sangat penting dalam suatu industri. Kelancaran dari proses produksinya itu
sangat bergantung pada sistem pengontrolannya. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan maka peralatan yang digunakan dalam industri juga semakin canggih,
tidak terkecuali pada alat-alat kontrol. Saat ini banyak kontrol proses yang
menggunakan teknik digital. Banyak pengontrolan (secara sekuensial atau
bergantung pada proses) yang dapat diwakili oleh hukum aljabar Boole pada gerbang
logika. Dengan melakukan praktek gerbang logika maka sebenarnya sudah
menerapkan logika kontrol. Dengan demikian dirasa perlu untuk memasukkan
penerapan hukum-hukum aljabar Boole pada Praktikum Sistem Kontrol.
Gerbang Logika adalah piranti dua-keadaan: keluaran dengan nol volt yang
menyatakan logika 0 (rendah) dan keluaran dengan tegangan tetap yang menyatakan
logika 1 (tinggi). Gerbang logika ini dapat digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi
khusus, misalnya AND, OR, NOT, NAND, NOR, EX-OR atau EX-NOR yang
mempunyai beberapa masukan yang masing-masing mempunyai salah satu dari dua
keadaan logika, yaitu 0 dan 1. Dengan menggunakan gerbang universal, maka
rancangan rangkaian logikanya akan lebih ekonomis karena gerbang yang digunakan
menjadi lebih sedikit.
2-2
2.2.1 Gerbang-Gerbang Logika Dasar
a. Gerbang AND
Gerbang AND digunakan untuk menghasilkan logika 1 jika semua masukan
mempunyai logika 1. Jika tidak, maka akan dihasilkan logika 0 (lihat Tabel 2.1).
Gambar 2.1 Gerbang AND 2 input.
Tabel 2.1 Tabel kebenaran gerbang AND.
A B F = A .B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
b. Gerbang OR
Gerbang OR akan memberikan keluaran 1 jika salah satu dari masukannya
adalah pada keadaan 1. Jika diinginkan keluaran bernilai 0, maka semua masukan
harus dalam keadaan 0 (lihat Tabel 2.2).
Gambar 2.2 Gerbang OR 2 input.
Tabel 2.2 Tabel kebenaran gerbang OR.
A B F = A + B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
B
A1
2FIC 7432
3
A
B
1
2F
IC 7408 3
A
B
1
2F
IC 7408 3
2-3
c. Gerbang NOT
Gerbang NOT merupakan gerbang satu-masukan yang berfungsi sebagai
pembalik (inverter). Jika masukannya tinggi, maka keluarannya rendah, dan
sebaliknya (lihat Tabel 2.3).
Gambar 2.3 Gerbang NOT.
Tabel 2.3 Tabel kebenaran gerbang NOT.
A F = A
0 1
1 0
2.2.2 Gerbang-gerbang Kombinasi.
a. Gerbang NAND
Gerbang NAND akan mempunyai keluaran 0 bila semua masukan pada
logika 1. Sebaliknya, jika ada sebuah logika 0 pada sembarang masukan pada
gerbang NAND, maka keluarannya akan bernilai 1 (lihat Tabel 2.4). Kata NAND
merupakan kependekan dari NOT-AND, yang merupakan ingkaran dari gerbang
AND.
Gambar 2.4 Gerbang NAND 2 input.
Tabel 2.4 Tabel kebenaran gerbang NAND.
A B F = B . A
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
A1
IC 7404 2
F
1
2
IC 7408 F
A
3
B
2-4
b. Gerbang NOR
Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukannya
pada keadaan 1. Jika diinginkan keluaran bernilai 1, maka semua masukan harus
dalam keadaan 0. Kata NOR merupakan kependekan dari NOT-OR, yang merupakan
ingkaran dari gerbang OR (lihat Tabel 2.5).
Gambar 2.5 Gerbang NOR 2 input.
Tabel 2.5 Tabel kebenaran gerbang NOR
A B F = B A +
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
b. Gerbang EX-OR
Gerbang EX-OR (dari kata exclusive-OR) akan memberikan keluaran 1 jika
masukan-masukannya mempunyai keadaan yang berbeda dan begitupun sebaliknya
akan memberikan keluaran 0 jika masukan-masukannya mempunyai keadaan yang
sama. Jika dilihat dari keluarannya, maka gerbang EX-OR ini merupakan
penjumlahan biner dari masukannya (lihat Tabel 2.6).
Gambar 2.6 Gerbang EX-OR 2 input.
B
A1
2FIC 7402
3
IC 74136
B
A1
2F
3
2-5
Tabel 2.6 Tabel kebenaran gerbang EX-OR.
A B F = Β⊕Α
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
c. Gerbang EX-NOR
Gerbang EX-NOR merupakan ingkaran dari gerbang EX-OR. Gerbang ini
akan memberikan keluaran 1 jika masukan-masukannya mempunyai keadaan yang
sama dan sebaliknya akan memberikan keluaran 0 jika masukan-masukannya
mempunyai keadaan yang berbeda (lihat Tabel 2.7).
Gambar 2.7 Gerbang EX-NOR 2 input.
Tabel 2.7 Tabel kebenaran gerbang EX-NOR.
A B F = Β⊕Α
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1
2.2.3 Aljabar Boole
Menurut Mismail (1998), Aljabar Boole merupakan aljabar yang
membuktikan bahwa logika biner atau logika dua nilai berlaku untuk huruf dan
lambang ketimbang untuk ungkapan dengan kata-kata yang unggul dalam hal
kesederhanaan dan ketepatannya dalam menguraikan, memanipulasi dan
menyederhanakan pernyataan logika dengan cara yang sistematik.
B
A1
2F
3
2-6
Seperti halnya aljabar biasa, aljabar Boole juga tunduk pada hukum- hukum
aturan tertentu. Beberapa hukum aljabar Boole:
1. Hukum Identitas
A = A
2. Hukum Indepoten
A + A = A
A . A = A
3. Hukum Komplementasi
A + A = 1
A . A = 0
4. Operasi Terhadap Konstanta
0 + A = A
1 . A = A
1 + A = 1
0 . A = 0
5. Hukum Negatif/ Lingkaran Rangkap
( )Α = A
Α = A
6. Hukum Komutatif
A + B = B + A
A . B = B . A
7. Hukum Asosiatif
(A + B) + C = A + (B + C)
(A . B) . C = A . (B . C)
8. Hukum Distributif
A . (B + C) = A . B + A . C
A + (B . C) = (A + B) . (A + C)
9. Hukum Redundans/ Serapan
A + (A . B) = A
A . (A + B) = A
10. Teorema de Morgan
2-7
( )Β+Α = A . Β
( )ΒΑ . = A + Β
2.2.4 Penyederhanaan Gerbang-gerbang Logika
Semua fungsi gerbang logika digital hanya dapat dibangun dengan
menggunakan gerbang NAND dan gerbang NOR. Fungsi persamaan aljabar Boole
dan rangkaian logika dapat digunakan dengan fungsi-fungsi gerbang NAND dan
NOR. Karena gerbang NAND dan gerbang NOR dapat menggantikan semua fungsi
gerbang logika digantikan, gerbang NAND dan NOR disebut gerbang universal.
Gerbang logika NAND dan NOR dapat digunakan untuk menggantikan pola kerja
gerbang logika yang lain, seperti terlihat dari beberapa contoh di bawah ini. Begitu
juga jika diberikan suatu ekspresi Boole, kita dapat membangun sebuah rangkaian
logika dengan hanya menggunakan gerbang NAND atau gerbang NOR. Dengan
demikian untuk membangun suatu rangkaian logika hanya dibutuhkan gerbang
NAND atau NOR apabila gerbang lainnya tidak ada.
a. Gerbang NAND dan NOR Bekerja sebagai NOT.
Apabila suatu masukan (input) Gerbang NAND dan NOR tersebut akan
bekerja sebagai gerbang NOT atau inverter, seperti terlihat pada gambar 2.8 dengan
menggunakan persamaan Boole, yaitu : F = A
a b c
Gambar 2.8. (a) symbol gerbang NOT, (b) gerbang NAND bekerja sebagai gerbang
NOT, dan (c) Gerbang NOR bekerja sebagai gerbang NOT
b. Gerbang NAND dan NOR Bekerja sebagai Gerbang AND
Apabila diinginkan gerbang NAND untuk mengganti semua gerbang AND,
dapat gigunakan dua buah gerbang NAND yang disusun seperti gambar 2.9.
2-8
a b
Gambar 2.9 (a) Simbol gerbang AND dan (b) gerbang NAND bekerja sebagai
gerbang AND
Apabila diinginkan gerbang NOR bekerja sebagai gerbang AND, dapat
digunakan tiga buah gerbang NOR yang tersusun seperti berikut. Dua buah gerbang
NOR yang pertama berfungsi sebagai gerbang inverter, sedangkan gerbang NOR
ketiga berfungsi sebagai gerbang NOR yang menghasilkan keluaran yang sama
dengan gerbang AND.
Gambar 2.10 (a) Simbol gerbang AND dan (b) gerbang NOR bekerja sebagai gerbang AND
c. Gerbang NAND dan NOR bekerja sebagai gerbang OR
Apabila gerbang OR akan dibangunkan dengan gerbang universal NOR
sebanyak dua buah seperti terlihat pada gambar 2.11.
(a) (b) Gambar 2.11 (a) Simbol gerbang OR dan (b) gerbang NOR bekerja sebagai gerbang
OR.
A F
B
(a)
2-9
Untuk mengganti gerbang OR dengan menggunakan gerbang NAND
dibutuhkan tiga buah gerbang NAND seperti terlihat pada gambar 5 yang
keluarannya dengan persamaan F = A+B. Hal ini merupakan keluaran gerbang
NAND kombinasi. Gerbang NAND pertama dan kedua bekerja sebagai gerbang
inverter dan NAND yang tertakhir sebagai gerbang NAND sehingga keluarannya
F = A+B.
(a) (b) Gambar 2.12 (a) Simbol gerbang OR dan (b) Gerbang AND bekerja sebagai gerbang
OR
d. Gerbang NAND bekerja sebagai gerbang NOR
Gerbang NOR juga dapat dibangun hanya dengan gerbang NAND. Gerbang
NAND yang digunakan sebanyak empat buah, seperti terlihat pada gambar 2.13.
Gerbang NAND yang pertama dan kedua serta gerbang NAND terakhir berfungsi
sebagai gerbang inverter dengan keluarannya F = A . B.
Gambar 2.13 (a) Simbol gerbang NOR dan (b) gerbang NAND bekerja gerbang NOR.
e. Gerbang NOR bekerja sebagai gerbang NAND
Pada gambar 2.14, di bawah ini diperlihatkan gerbang NOR yang dapat
menggantikan fungsi gerbang NAND. Gerbang NOR yang digunakan sebanyak
empat buah. Dua buah gerbang NOR pertama dan yang terakhir berfungsi sebagai
gerbang inverter, sedangkan gerbang NOR ynag terakhir menghasilkan keluaran
F = A + B.
2-10
(a) (b)
Gambar 2.14 (a) Simbol gerbang NAND dan (b) Gerbang NOR bekerja gerbang NAND.
f. Gerbang NAND dan NOR bekerja sebagai gerbang EXOR
Apabila diinginkan NAND gate bekerja sebagai gerbang EXOR, dapat
digunakan empat buah gerbang NAND seperti terlihat pada gambar 2.15, keluaran
gerbang NAND pertama yaitu B.A ; gerbang yang kedua yaitu B.A.A ; gerbang
NAND yang ketiga B.A.B sehingga keluaran gerbang yang terakhir yaitu
B.A.B.B.A.AF = yang dapat disederhanakan seperti berikut:
F = B.A.B.B.A.A
= B.A.BB.A.A +
= )BA.(B)BA.(A +++
= B.AB.A +
(a) (b)
Gambar 2.15. (a) Simbol gerbang EXOR dan (b) gerbang NAND bekerja sebagai gerbang EXOR.
Gerbang EXOR juga dapat dibangun dengan menggunakan gerbang universal
NOR. Gerbang NOR yang digunakan sebanyak lima buah. Keluaran NOR yang
pertama yaitu BA + ; gerbang NOR kedua yaitu BAA ++ ; dan gerbang NOR yang
2-11
ketiga BAB ++ . Keluaran yang terakhir dari kombinasi gerbang NOR yaitu
BABBAAF +++++= , yang dapat disederhanakan menjadi:
F = B.AB.A +
F
B
A
B
AF
(a) (b)
Gambar 2.16. (a) Simbol gerbang EXOR dan (b) gerbang NOR bekerja sebagai gerbang EXOR.
g. Gerbang NAND dan NOR Bekerja sebagai Gerbang EXNOR
Gerbang EX-NOR dapat digunakan hanya dengan menggunakan gerbang
universal NAND. Gerbang NAND yang digunakan sebanyak lima buah. Keluaran
gerbang NAND yang pertama yaitu B.A . Keluaran gerbang NAND kedua
yaitu B.A.A ; keluaran gerbang NAND ketiga yaitu B.A.B ; keluaran gerbang NAND
keempat yaitu B.AB.AB.A.BB.A.AB.A.B.B.A.A +=+= (sama dengan keluaran F
pada Gambar 2.15b). Keluaran yang terakhir dari kombinasi gerbang NAND tersebut
yaitu F = B.AB.A + .
(a) (b)
Gambar 2.17 (a) Simbol gerbang EXNOR dan (b) Gerbang NAND bekerja sebagai gerbang EXNOR.
2-12
Apabila diinginkan gerbang NOR bekerja sebagai gerbang EXNOR, dapat
digunakan empat buah gerbang NOR seperti pada Gambar 2.18. Perbedaan
rangkaian ini dengan Gambar 2.16, yaitu tidak adanya gerbang NOR kelima yang
berfungsi sebagai NOT, sehingga keluarannya merupakan ingkaran dari keluaran F
pada Gambar 2.16.
(a) (b)
Gambar 2.18 (a) Simbol gerbang EX-NOR dan (b) Gerbang NOR bekerja sebagai
gerbang EX-NOR
Komponen elemen pemroses yang digunakan berupa IC gerbang, yang
berfungsi mengolah signal input untuk menghasilkan signal output sesuai dengan
karakter setiap gerbang.
Ada dua teknologi pembuatan gerbang rangkaian digit yang umum di pasaran, yaitu:
1. TTL (Transistor-transistor Logic)
Gerbang-gerbang yang dibuat dengan teknologi ini berkode 74xx.
2. CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor)
Kode untuk gerbang CMOS : 40xx.
Gerbang TTL beroperasi pada tegangan 5 V, sedangkan CMOS bisa diberi catu
tegangan dari 3 sampai 15 V. TTL mempunyai kecepatan yang lebih tinggi
dibanding CMOS. Rangkaian logika CMOS memiliki keunggulan dalam komsusmsi
daya, jangkah tegangan catu yang lebar dan kekebalan desah yang tinggi, tetapi
kemampuan penggerak arus outputnya adalah kecil dan dapat juga rusak oleh muatan
elektrostatik selama ditangani.
2-13
Setiap jenis IC masing masing mempunyai 14 pin, termasuk satu terminal
untuk tegangan VCC (+) dan satu untuk tegangan nol (ground). Beberapa contoh IC
Logic diperlihatkan pada Gambar 2.19.
Gambar 2.19. Pin-pin beberapa IC Logic
2-14
D2
D1
S
C
BRp
+5
0
1M
1K
LED
2.3 Alat dan Bahan
1. Multimeter
2. Power Supply
3. IC Logic (AND, OR, NOT, NAND, NOR, EXOR)
4. LED
5. Resistor
6. Dioda
7. Papan percobaan
8. Kabel-kabel
2.4 Prosedur/Langkah Percobaan
2.4.1 Penentuan Level Tegangan Untuk Logika 1 dan 0
a. Pengujian Gerbang OR Sederhana 2 input dengan Logika Positif.
- Membuat rangkaian seperti pada Gambar 2.20.
- Menutup saklar S, kemudian mengatur potensiometer Rp sehingga LED menyala.
- Mengukur tegangan titik A, B, dan C dan mencatat data pada tabel yang tersedia
(Tabel 2.8).
- Mengatur kembali potensiometer Rp hingga LED padam, kemudian mengukur lagi
tegangan titik A, B, dan C dan mencatat data pada tabel yang tersedia (Tabel 2.8).
- Menganalisis data yang diperoleh dan membuat kesimpulannya.
Gambar 2.20. Gerbang OR sederhana 2 input dengan logika positif
Tabel 2.8. Data pengujian gerbang OR sederhana 2 input dengan logika positif
VA VB VC LED
Nyala
Padam
2-15
b. Pengujian Gerbang AND Sederhana 2 input dengan Logika Positif.
- Langkah percobaan sama dengan percobaan (a) di atas, tetapi menggunakan
rangkaian percobaan seperti pada Gambar 2.21.
Gambar 2.21. Gerbang AND sederhana 2 input dengan logika positif
Tabel 2.9. Data pengujian gerbang AND sederhana 2 input dengan logika positif
VA VB VC LED
Nyala
Padam
c. Pengujian Gerbang AND 2 input
- Langkah percobaan sama dengan percobaan (a) di atas, tetapi menggunakan
rangkaian percobaan seperti pada Gambar 2.22.
Gambar 2.22. Rangkaian percobaan Gerbang AND 2 input
2-16
Tabel 2.10. Data pengujian gerbang AND 2 input
VA VB VC LED
d. Pengujian Gerbang OR 2 input
- Langkah percobaan sama dengan percobaan (a) di atas, tetapi menggunakan
rangkaian percobaan seperti pada Gambar 2.23.
Gambar 2.23. Rangkaian percobaan Gerbang OR 2 input
Tabel 2.11. Data pengujian gerbang OR 2 input
VA VB VC LED
2.4.2 Pengujian Gerbang-gerbang Logika
a. Pengujian Gerbang NOT.
- Membuat rangkaian seperti pada Gambar 2.24.
- Mengatur posisi saklar S sesuai dengan tabel kebenaran (Tabel 2.12).
- Mengamati apakah LED menyala atau tidak pada setiap keadaan, serta mengukur
tegangan terminal input gerbang (A) dan terminal Y.
2-17
- Menganalisis data yang diperoleh, dan membuat kesimpulannya.
S
1 K
A
+5
0
Y
LED
Gambar 2.24. Rangkaian percobaan gerbang NOT.
Tabel 2.12. Data pengujian gerbang NOT
S VA VY LED
1
0
b. Pengujian Gerbang AND.
- Membuat rangkaian seperti pada Gambar 2.25.
- Mengatur posisi saklar (S1 dan S2) sesuai dengan tabel kebenaran (Tabel 2.13).
- Mengamati apakah LED menyala atau tidak pada setiap keadaan, serta mengukur
tegangan terminal input gerbang (A dan B) dan terminal Y.
- Menganalisis data yang diperoleh, dan membuat kesimpulannya.
c. Pengujian Gerbang OR.
- Langkah/prosedur percobaan sama dengan percobaan (b), tetapi rangkaian
percobaan seperti pada Gambar 2.26, dan hasilnya pada Tabel 2.14.
d. Pengujian Gerbang NAND dan NOR.
- Langkah/prosedur percobaan sama dengan percobaan (b), tetapi rangkaian
percobaan seperti pada Gambar 2.27 dan Gambar 2.28, dan hasilnya pada Tabel
2.15 dan Tabel 2.16.
2-18
Gambar 2.25. Rangkaian pengujian Gerbang AND 2 input
Tabel 2.13. Data pengujian gerbang AND 2 input
S1 S2 VA VB VY LED
1 1
1 0
0 1
0 0
Gambar 2.26. Rangkaian pengujian Gerbang OR 2 input
2-19
Tabel 2.14. Data pengujian gerbang OR 2 input
S1 S2 VA VB VY LED
1 1
1 0
0 1
0 0
Gambar 2.27. Rangkaian pengujian Gerbang NAND dan NOR 2 input
Tabel 2.15. Data pengujian gerbang NAND dan NOR 2 input
S1 S2 VA VB Vc VD VY LED
1 1
1 0
0 1
0 0
2-20
Gambar 2.28. Gerbang NAND dan NOR 2 input (posisi IC pada Gambar 2.27 dibalik)
Tabel 2.16. Data pengujian gerbang NAND dan NOR 2 input (posisi IC pada
Gambar 2.27 dibalik)
S1 S2 VA VB Vc VD VY LED
1 1
1 0
0 1
0 0
2.4.3 Aplikasi Beberapa Hukum Aljabar Boole
a. Pengujian Teorema de Morgan .
- Membuat rangkaian seperti pada Gambar 2.29, Gambar 2.30, dan Gambar 2.31.
- Mengatur posisi saklar (S1 dan S2) sesuai dengan tabel kebenaran (Tabel 2.17,
Tabel 2.18 dan Tabel 2.19).
- Mengamati apakah LED menyala atau tidak pada setiap keadaan, serta mengukur
tegangan terminal A, B, C, D, Y dan Z.
- Menganalisis data yang diperoleh, dan membuat kesimpulannya
2-21
Gambar 2.29. Rangkaian pengujian Teorema de Morgan pada gerbang logika
2 input Tabel 2.17. Data pengujian aplikasi Teorema de Morgan pada gerbang logika
2 input.
S1 S2 VA VB VC VD VZ VY LED1 LED2
1 1
1 0
0 1
0 0
2-22
+ 5
S1
R2
Z
AB
R1
0
2
1 3
4
DC
1 2
3
Y
D1
D2
S2
12
3
Gambar 2.30. Rangkaian pengujian Teorema de Morgan pada gerbang logika 2 input
Tabel 2.18. Data pengujian aplikasi Teorema de Morgan pada gerbang logika 2
input.
S1 S2 VA VB VC VD VZ VY LED1 LED2
1 1
1 0
0 1
0 0
2-23
+ 5
A
R1
0
D1
S2
3
1 2
Y
1 2
3
B
C
D2
S1
R1
Gambar 2.31. Rangkaian pengujian Teorema de Morgan pada gerbang logika 2 input
Tabel 2.19. Data pengujian aplikasi Teorema de Morgan pada gerbang logika
2 input.
S1 S2 VA VB Vc VY LED1 LED2
1 1
1 0
0 1
0 0
2-24
b. Pengujian Hukum Serapan
- Membuat rangkaian seperti pada Gambar 2.32.
- Mengatur posisi saklar (S1 dan S2) sesuai dengan tabel kebenaran (Tabel 2.20).
- Mengamati apakah LED menyala atau tidak pada setiap keadaan, serta mengukur
tegangan terminal A, B, C, dan Y.
- Menganalisis data yang diperoleh, dan membuat kesimpulannya.
+ 5
A
R1
0
D1
S2
3
1 2
Y
1 2
3
B
C
D2
S1
R1
Gambar 4.32. Rangkaian pengujian Hukum Serapan pada gerbang logika 2 input.
Tabel 2.20. Data pengujian aplikasi hukum serapan pada gerbang logika 2
input.
S1 S2 VA VB Vc VY LED1 LED2
1 1
1 0
0 1
0 0
2-25
2.4.4 Aplikasi Gerbang Universal (NAND dan NOR)
a. Pengujian Gerbang NAND dan NOR sebagai Gerbang AND.
- Membuat rangkaian seperti pada Gambar 2.33.
- Mengatur input sesuai dengan tabel kebenaran (Tabel 2.21).
- Mengamati apakah LED menyala atau tidak pada setiap keadaan, serta mengukur
tegangan terminal sesuai yang tersedia pada tabel pengamatan.
- Menganalisis data yang diperoleh, dan membuat kesimpulannya.
b. Pengujian Gerbang NAND dan NOR sebagai Gerbang OR.
- Langkah/prosedur percobaan sama dengan percobaan (a), tetapi rangkaian
percobaan seperti pada Gambar 2.34, dan hasilnya pada Tabel 2.22.
c. Pengujian Gerbang NAND sebagai NOR.
- Langkah/prosedur percobaan sama dengan percobaan (a), tetapi rangkaian
percobaan seperti pada Gambar 2.35, dan hasilnya pada Tabel 2.23.
d. Pengujian Gerbang NOR sebagai NAND.
- Langkah/prosedur percobaan sama dengan percobaan (a), tetapi rangkaian
percobaan seperti pada Gambar 2.36, dan hasilnya pada Tabel 2.24.
e. Pengujian Gerbang NAND dan NOR sebagai Gerbang EX-OR.
- Langkah/prosedur percobaan sama dengan percobaan (a), tetapi rangkaian
percobaan seperti pada Gambar 2.37, dan hasilnya pada Tabel 2.25.
f. Pengujian Gerbang NAND dan NOR sebagai Gerbang EX-NOR.
- Langkah/prosedur percobaan sama dengan percobaan (a), tetapi rangkaian
percobaan seperti pada Gambar 2.38, dan hasilnya pada Tabel 2.26.
2-26
D1
D2
D3
(a)
(b)
(c)
YA
Z
YC
YB
C
D
B
A
B
A
B
A
B
A
Gambar 2.33. (a) Simbol Gerbang AND, (b) Gerbang NAND bekerja sebagai
gerbang AND, (c) Gerbang NOR bekerja sebagai gerbang AND.
Tabel 2.21. Tabel kebenaran pembuktian gerbang NAND dan NOR menggantikan fungsi dari gerbang AND.
A B C D Z YA YB YC LED1 LED2 LED3
1
1
0
0
1
0
1
0
2-27
Gambar 2.34. (a) Simbol gerbang OR, (b) Gerbang NOR bekerja sebagai gerbang OR, (c) Gerbang NAND bekerja sebagai gerbang OR.
Tabel 2.22. Tabel kebenaran pembuktian gerbang NOR dan NAND
menggantikan fungsi dari gerbang OR.
A B C D Z YA YB YC LED1 LED2 LED3
1
1
0
0
1
0
1
0
2-28
Gambar 2.35. (a) simbol gerbang NOR dan (b) gerbang NAND bekerja sebagai gerbang NOR.
Tabel 2.23. Tabel kebenaran pembuktian gerbang NAND menggantikan
fungsi dari gerbang NOR.
A B C D Z YA YB LED1 LED2
1
1
0
0
1
0
1
0
Gambar 2.36. (a) Simbol gerbang NAND dan (b) Gerbang NOR bekerja sebagai gerbang NAND.
2-29
Tabel 2.24. Tabel kebenaran pembuktian gerbang NOR menggantikan fungsi dari gerbang NAND.
A B C D Z YA YB LED1 LED2
1
1
0
0
1
0
1
0
(a)
(b)
(c)
LED
LED
LED
A
B
A
B
A
B
E
F
C
D
YA
YB
YC
W
XZ
Gambar 2.37. (a) Simbol gerbang EXOR, (b) Gerbang NAND bekerja sebagai
gerbang EXOR, (c) Gerbang NOR bekerja sebagai gerbang EXOR.
2-30
Tabel 2.25. Tabel kebenaran pembuktian gerbang NAND dan NOR menggantikan fungsi dari gerbang EXOR.
A B W C D X E F Z YA YB YC LED1 LED2 LED3
1
1
0
0
1
0
1
0
(a)
(b)
(c)
A
YC
E
F
Z
B
A
B
A
B
C
D
YB
YA
X
W
Gambar 2.38. (a) Simbol gerbang EX-NOR, (b) Gerbang NAND bekerja sebagai gerbang EX-NOR, (c) Gerbang NOR bekerja sebagai gerbang EX-NOR
Tabel 2.26. Tabel kebenaran pembuktian gerbang NAND dan NOR
menggantikan fungsi dari gerbang EX-NOR.
A B W C D Z X E F YA YB YC LED1 LED2 LED3
1 1 0 0
1 0 1 0
2-31