J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the...

23
Analisa Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Konsumen terhadap Penjualan (Study Kasus Jenang Beras Ketan sebagai Produk Unggulan di Jenang Mirah Bersertifikat Halal Periode 2014-2015) Nusa Dewa Harsoyo dan Y. Suyoto Arief .................................. 151 Analisis Efisiensi Lembaga Amil Zakat terhadap Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus di LAZ USP 2008-2013) Muhammada Khafidh Abdillah Bil Haq dan Royyan Ramdhani Djayusman .................................................. 171 Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT) XYZ Dalam Perspektif Manajemen Risiko Rahma Yudi Astuti ..................................................................... 191 E-Commerce Dalam Perspektif Islam Arie Rachmat Soenjoto ............................................................... 213 Asuransi Perspektif al-Qur’an Daniar ......................................................................................... 229 Peran Hisbah Dalam Mekanisme Pasar Islami Zaidah Kusumawati ................................................................... 245 Peran Strategi Self Management Team dalam Organisasi Mufti Afif ................................................................................... 261 Implementasi Wakaf Tunai di Masjid Darush Sholikhin, Kota Batu Ira Chandra Puspita ................................................................... 273 DAFTAR ISI Islamic Economics Journal ISSN 2460-1896 Vol. 1, No. 2, Desember 2015 CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by UNIDA Gontor Journals (Universitas Darussalam)

Transcript of J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the...

Page 1: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Analisa Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Konsumenterhadap Penjualan (Study Kasus Jenang Beras Ketansebagai Produk Unggulan di Jenang MirahBersertifikat Halal Periode 2014-2015)Nusa Dewa Harsoyo dan Y. Suyoto Arief .................................. 151

Analisis Efisiensi Lembaga Amil Zakat terhadapPengentasan Kemiskinan(Studi Kasus di LAZ USP 2008-2013)Muhammada Khafidh Abdillah Bil Haq danRoyyan Ramdhani Djayusman .................................................. 171

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah diBaitul Mâl Wa Tamwîl (BMT) XYZ DalamPerspektif Manajemen RisikoRahma Yudi Astuti ..................................................................... 191

E-Commerce Dalam Perspektif IslamArie Rachmat Soenjoto ............................................................... 213

Asuransi Perspektif al-Qur’anDaniar ......................................................................................... 229

Peran Hisbah Dalam Mekanisme Pasar IslamiZaidah Kusumawati ................................................................... 245

Peran Strategi Self Management Teamdalam OrganisasiMufti Afif ................................................................................... 261

Implementasi Wakaf Tunai di Masjid Darush Sholikhin,Kota BatuIra Chandra Puspita ................................................................... 273

DAFTAR ISI

Islamic Economics Journal

ISSN 2460-1896Vol. 1, No. 2, Desember 2015

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Provided by UNIDA Gontor Journals (Universitas Darussalam)

Page 2: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form
Page 3: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 191

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalahdi Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT) XYZDalam Perspektif Manajemen Risiko

Rahma Yudi AstutiUniversitas Darussalam Gontor

[email protected]

AbstractBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation

works with Islamic principles, in which the principal activity in the form of fundingand financing to the community, always filled with uncertainty. Murabaha is afinancing product that is very popular in BMT XYZ. This is because these products areconsidered as a product that is easy to apply and has a relatively small risk. Howevermurabaha product was not completely safe and risk-free. Recorded murabaha financingproblems in BMT XYZ currently account for 15.8% of the total amount of financingis not fully influenced by the type of contract, but is also highly dependent on thenominal size of the financing, and long periods of financing as well as other variableslisted in such financing and guarantee problems character client and interventionboard on the performance of managers. Therefore we need a series of procedures andmethodologies that can be used to measure, identify, monitor and control risks thatarise.

The research problems are why the Murabaha financing is problematic inBMT XYZ and how the steps are carried out by BMT XYZ against Murabahafinancing is problematic.This research is a field (field research) that is descriptivequalitative. Data were collected through observation, documentation, and interviews,while the type of data used are primary data and secondary data.

Based on the findings in the field can be seen that the factors causing theproblem, namely murabaha financing from the customer and the factors BMT itself.Factors of customers due to the weak economic situation of customers, the business isnot smooth, character weakness and turmoil. While the factor of BMT XYZ itself isweakness analysis and carelessness account officer in collecting and analyzing datain a prospective customer financing does not correspond to the actual state of theprospective customers. Violation of the LLL by the board and the change managerwithin a relatively short time. BMT effort XYZ against Murabaha financing is

Teller
Typewriter
Available at : https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JEI http://dx.doi.org/10.21111/iej.v1i2.351
Page 4: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Islamic Economics Journal192 |

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT)...

problematic is a preventative measure, revitalizing and takeover of collateral.Meanwhile, to minimize the risk that the financing distribution strategy, a strategy ofcollection of receivables and collateral strategy and the implementation of theprecautionary principle (prudential Banking).

Key Word: Murabaha, Management Risk, BMT.

AbstrakBaitul Mâl Wa Tamwîl BMT XYZ sebagai lembaga keuangan mikro yang

menjalankan operasional kerjanya dengan prinsip syariah, dimana dalam aktivitaspokoknya berupa penghimpunan dana dan pembiayaan pada masyarakat, selalu diliputidengan ketidakpastian. Murâbahah merupakan produk pembiayaan yang sangatpopuler di BMT XYZ. Hal ini dikarenakan produk ini dianggap sebagai produk yangmudah untuk diaplikasikan dan mempunyai risiko yang relatif kecil. Namunbagaimanapun produk murâbahah ternyata tidak sepenuhnya aman dan bebas risiko.Tercatat pembiayaan murâbahah bermasalah di BMT XYZ. saat ini mencapai 15,8%dari keseluruhan jumlah pembiayaan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh jenis akad,tapi juga sangat tergantung dari besarnya nominal pembiayaan, jangka waktu danlama pembiayaan serta variabel lain tercantum dalam pembiayaan seperti masalahjaminan dan karakter nasabah dan campur tangan pengurus terhadap kinerja manajer.Oleh karena itu diperlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakanuntuk mengukur, mengidentifikasi, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul.

Rumusan masalah penelitian ini adalah mengapa terjadi pembiayaanmurâbahah yang bermasalah di BMT XYZ dan bagaimana langkah-langkah yangdilakukan oleh BMT XYZ terhadap pembiayaan murâbahah yang bermasalah.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptifkualitatif. Metode pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara,sedangkan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Berdasarkan dari hasil temuan di lapangan dapat diketahui bahwa faktorpenyebab pembiayaan murâbahah bermasalah yaitu dari faktor nasabah dan pihakBMT itu sendiri. Faktor dari nasabah disebabkan karena keadaan ekonomi nasabahyang lemah, usahanya tidak lancar, kelemahan karakter dan adanya musibah.Sedangkan faktor dari BMT XYZ sendiri adalah kelemahan analisis dan kecerobohanaccount officer dalam melakukan penagihan serta dalam menganalisis data calonnasabah pembiayaan tidak sesuai dengan keadaan calon nasabah yang sebenarnya.Pelanggaran BMPK oleh pengurus dan pergantian manajer dalam kurun waktu yangrelatif singkat. Usaha BMT XYZ terhadap pembiayaan murâbahah yang bermasalahadalah tindakan preventif, revitalisasi dan pengambil alihan agunan. Sedangkan untukmeminimalisasi risiko yaitu dengan strategi penyaluran pembiayaan, strategipengumpulan piutang dan strategi jaminan serta penerapan prinsip kehati-hatian(prudential Banking).

Kata Kunci: Murabâhah. Management Risiko, BMT.

Page 5: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 193

Rahma Yudi Astuti

Pendahuluan

P erkembangan Ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan peningkatan yang berarti di Indonesia maupundunia. Ekonomi   Islam juga menyajikan pandang-

an dalam konteks aktivitas ekonomi manusia. Dasarnya adadalamteks   yang suci sebagai petunjuk bagi perilaku manusia.Ekonomi Islam merupakan warisan yang   kaya  dari pemikir-an muslim untuk dibuka kembali meskipun kebanyakan dari hal-hal tersebut tidak bisa langsung diaplikasikan dalam waktusekarang tetapi memberikan ladang subur untuk menyelidi-ki di masa depan.1

Perkembangan pesat yang dialami oleh perbankan Syariahmerupakan bentuk respon positif bagi perekonomian Islam ditengah masyarakat. Secara kelembagaan, perbankan syariah diIndonesia dapat dipetakan menjadi Bank Umum Syariah (BUS),Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Mâl WaTamwîl (BMT).

BMT pada dasarnya bukan lembaga perbankan murni,melainkan lembaga keuangan mikro syariah yang menjalankansebagian sistem operasional perbankan syariah. BMT adalahlembaga keuangan syariah informal yang didirikan sebagai pen-dukung dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusahamikro dan pengusaha kecil bawah berlandaskan sistem syariah.Dalam perspektif hukum di Indonesia, sampai saat sekarang badanhukum yang paling mungkin adalah Koperasi Serba Usaha (KSU)maupun Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS).2 BMT memilikiberbagai macam produk yang ditawarkan dalam menjalankanusahanya, adapun berbagai macam produk yang terdapat padaBMT sebagai berikut: wadî’ah (titipan), musyârakah (kerjasama),mudârabah (bagi hasil), ijarah (sewa), murâbahah (jual beli), ujrah(fee), al-hiwalah (talangan), rahn (gadai).

Dari berbagai macam produk dan jasa yang ditawarkan olehBMT murâbahah yang paling banyak digunakan dalam kegiatanusahanya dalam memberikan pembiayaan. Murâbahah ini merupa-kan model pembiayaan yang sangat populer dalam dunia perbank-

1Dadan Muttaqin, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syariah Bank, LKM, Asuransi, danReasuransi (Yogyakarta: Safiria Insia Press, 2008),p. 35.

2Makhalul Ilmi SM, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syari’ah(Yogyakarta: UII Press, 2002),p. 2.

Page 6: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Islamic Economics Journal194 |

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT)...

an Indonesia. Hal ini di karenakan produk ini dianggap sebagaiproduk yang mudah untuk diaplikasikan dan mempunyai risikoyang relatif kecil. Namun bagaimanapun, produk murâbahahternyata tidak sepenuhnya bebas risiko, risiko pembiayaan tidaksepenuhnya dipengaruhi oleh jenis produk tapi juga sangattergantung dari nominal, waktu pembiayaan dan variabel lain.

Penilaian yang objektif terhadap berbagai aspek yang ber-hubungan dengan objek pembiayaan, bertujuan untuk memberi-kan keyakinan kepada semua pihak yang terkait bahwa nasabahdapat memenuhi segala kewajibannya sesuai dengan persyaratandan jangka waktu yang disepakati.3

Kegiatan BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariahtidak pernah lepas dari masalah kredit. Dalam pemberian kreditterdapat unsur risiko yaitu ketidakpastian yang dapat menghambatkelancaran pengembalian kredit. Oleh karena itu, pengelolaankredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dariperencanaan jumlah kredit, penentuan mark up, prosedur pem-berian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepadapengendalian kredit yang macet.4

Pembiayaan bermasalah atau macet memberikan dampakyang kurang baik bagi Negara, masyarakat, Bank ataupun BMT.Semakin banyak pembiayaan yang disalurkan oleh BMT tentunyajuga mempunyai risiko yang apabila kurang dikelola dengan baikakan membayakan perkembangan BMT itu sendiri. Bahaya ataspembiyaan bermasalah yakni tidak terbayarnya kembali pembiaya-an yang diberikan, baik sebagian atau seluruhnya akan menurun-kan tingkat kesehatan BMT yang berpengaruh langsung terhadaptingkat likuiditas dan solvabilitas, yang dapat mempengaruhikepercayaan para penitip dana atau para nasabah.

Dengan besarnya jumlah pembiayaan bermasalah, makaBMT juga harus menyediakan dana cadangan yang besar pulauntuk mengurangi kerugian yang ditanggung BMT. Dampak yangditimbulkan oleh pembiayaan bermasalah tersebut menguatkankeharusan BMT untuk berusaha mengupayakan penanggulanganataupun pencegahan bahaya yang mungkin timbul akibatpembiayaan bermasalah tersebut.

3 Zainul Arifin, Dasar-dasar manajamen bank syariah (Jakarta: Alfabet 2005),p.217.

4 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),p.71.

Page 7: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 195

Rahma Yudi Astuti

Dalam pembiayaan bermasalah ada berberapa faktor yangmenyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah yaitu faktorinternal dan external:5

1. Faktor internala. Peminjam kurang cakap dalam usaha tersebut.b. Manajemen tidak baik atau kurang rapih.c. Laporan keuangan tidak lengkap.d. Penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan.e. Perencanaan kurang matang.f. Dana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankan usaha

tersebut.2. Faktor external

a. Aspek pasar kurang mendukung.b. Kemampuan daya beli masyarakat rendah.c. Kebijakan pemerintah.d. Pengaruh lain diluar usaha.e. Kenakalan peminjam.

Dapat di lihat dari uraian di atas bahwa pembiayaan ber-masalah yang timbul di suatu lembaga keuangan didasari oleh 2(dua) faktor, yaitu faktor internal atau faktor dari lembaga keuanganitu sendiri yang kurang selektif dalam memberikan suatu pembiaya-an kepada nasabahnya, sedangkan faktor yang kedua yaitu faktorexternal atau dari nasabah itu sendiri yang dengan sengaja untuktidak memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuranataupun usaha yang dijalankan tidak berkembang.

Adapun pengertian dari murâbahah adalah jual beli barangpada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.6

Ataupun menurut Adiwarman Karim secara singkat murâbahahadalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehandan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.7

Melihat dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwamurâbahah adalah suatu akad jual beli di mana penjual atau punbank menyatakan harga pokok penjualan dan keuntungan kepadapembeli atau nasabah dan telah disepakati oleh kedua belah pihakyang melakukan akad. Skim ini merupakan produk pembiayaan

5Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMPYKPN, 2002),p. 22.

6 Ibid.7Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Solo: PT Raja

Grafindo Mandiri, 2001),p. 265.

Page 8: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Islamic Economics Journal196 |

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT)...

yang lebih cenderung digunakan untuk jenis pembiayaankonsumtif dengan waktu yang relatif pendek.

Produk murâbahah juga terdapat Di BMT XYZ dan produktersebut juga sangat dominan di dalam pengembangan usahanya.Melihat dari jumlah nasabah yang melakukan pembiayaanmurâbahah menunjukkan bahwa produk ini dapat diterima denganbaik di masyarakat dan mampu membantu masyarakat meningkat-kan usahanya.

Berkembangnya suatu lembaga keuangan akan semakinbesar pula risiko yang akan dihadapi hal tersebut juga terjadi padaBMT XYZ melihat banyaknya nasabah yang melakukan pembiayaanmurâbahah maka risiko yang dihadapi semakin besar pula. Risikoataupun masalah yang timbul adalah pembiayaan bermasalah padaproduk murâbahah. Yang menyebabkan ketidak stabilan pendanaandi BMT XYZ, karena uang yang diberikan untuk suatu pembiayaantidak dapat kembalikan dengan tepat waktu.

Berdasarkan bahasa risiko mempunyai makna akibat yangkurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatuperbuatan atau tindakan. Sedangkan manajemen risiko, berartiupaya untuk mengurangi dampak dari unsur ketidak pastian.Apabila kata-kata diatas ditambahkan dengan kata pembiayaan,menjadi risiko pembiayaan. Dengan demikian manajemen risikopembiayaan berarti upaya untuk mengurangi dampak dari unsurketidak pastian dari potensi yang menimbulkan kerugian finansialdari transaksi-transaksi pembiayaan.8

Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadianpotensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yangtidak dapat diperkirakan (un anticipated) yang berdampak negatifterhadap pendapatan dan permodalan bank. Risiko-risiko tersebuttidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan.9 Olehkarena itu sebagaimana lembaga perbankan pada umumnya, BMTjuga memerlukan serangkaian prosedur yang dapat digunakanuntuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendali-kan risiko yang timbul dari kegiatan usaha atau yang biasa disebutsebagai manajemen risiko.10

8 Muhammad Syarif Surbakti, Manajemen Risiko Perbankan Syariah (Jakarta: PTBank Muamalat Indonesia, Tbk, 2004), 9-10.

9 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan ( Jakarta: RajawaliPress, 2004), 66.

10 Ibid.

Page 9: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 197

Rahma Yudi Astuti

BMT XYZ merupakan salah satu lembaga keuangan mikrosyariah. BMT XYZ berdiri sejak tahun 2011, hingga saat ini sudahada 5 layanan produk pembiayaan yaitu mudârabah, musyâkarah,murâbahah, bai’ bitsaman ajil dan qardul hasan. Kelima produklayanan pembiayaan tersebut memiliki risiko. Risiko-risiko itu antaralain:1. Nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebutkan

dalam akad.2. Nasabah lalai dalam mengelola dananya dan melakukan

kesalahan yang disengaja.3. Nasabah tidak jujur sehingga melakukan penyembunyian

keuntungan.Di BMT XYZ dalam penyaluran pembiayaanya lebih banyak

kepada usaha kecil dan petani. Nominal pinjaman dana yangdiberikan untuk pinjaman UKM dari Rp 1.000.000,- sampai denganRp 20.000.000.

Dari total transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh BMTXYZ 30 % disalurkan untuk pertanian, 35 % untuk perdagangan,10 % untuk prindustrian, 5% untuk jasa dan 20 % untuk konsumsi.

Dari jumlah pembiayaan yang disalurkan terdapat pem-biayaan murâbahah yang bermasalah yang ada di BMT XYZ yaitusebesar 15,8 % dari total keseluruhan pembiayaan murâbahah yangdiberikan.

Permasalahan pembiayaan murâbahah ada beberapa faktorpenyebab, faktor tersebut berasal dari pihak nasabah itu sendirimaupun dari pihak BMT XYZ.

Dari pihak nasabah terjadi karena keadaan ekonomi,usahanya tidak lancar, lemahnya karakter juga karena adanyamusibah. Faktor penyebab dari pihak BMT sendiri terjadi karenakecerobohan A/O dari BMT dalam melakukan penagihan, sertadalam menganalisis data calon nasabah pembiayaan tidak sesuaidengan keadaan calon nasabah yang sebenarnya.

Adanya campur tangan pengurus yang melebihi bataskewenangan seorang pengurus yang seharusnya, pelanggaranBMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) oleh pengurus yangmemicu adanya pembiayaan murâbahah yang bermasalah.Penggantian manajer BMT dengan masa jabatan yang terlampaupendek juga menyebabkan ketidak stabilan di dalam tubuh BMTXYZ. Jika hal ini dibiarkan tanpa ditanggulangi tidak menutup

Page 10: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Islamic Economics Journal198 |

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT)...

kemungkinan BMT XYZ akan merugi yang berdampak terhadapkeberlangsungan BMT.

Dari data pembiayaan murâbahah bermasalah yang terjadidi BMT XYZ perlu dicari penyebab dan solusinya untukmengurangi terjadinya pembiayaan bermasalah. Hal ini dapatdilihat dari data rincian neraca komparatif dari pertama berdirisampai bulan Desember 2014.

Data Rincian Neraca Komparatif Pendapatan Margin YangDitangguhkan

Tabel 1.1 Data Rincian Neraca Komparatif PendapatanMargin Yang Ditangguhkan

Disinilah pentingnya fungsi manajemen risiko bagi BMT.Walaupun demikian, dalam pandangan Syariah, risiko tetapmerupakan sesuatu yang lazim yang ditimbulkan oleh adanyaketidak pastian dan dianggap sebagai sunnatullah, sehingga itumerupakan suatu konsekuensi yang logis atau dibuatnya pilihan.

Hal inilah yang akan dianalisa lebih lanjut oleh penulis,karena dengan semakin banyaknya pembiayaan yang disalurkanoleh BMT tentunya juga mempunyai risiko yang apabila dikelolakurang baik akan membahayakan perkembangan BMT itu sendiri.

Pembiayaan Murâbahah Yang Bermasalah Di BMT XYZ

Meskipun pembiayaan murâbahah merupakan pembiayaanyang mempunyai risiko rendah bagi suatu lembaga keuangan, tapitidak sepenuhnya bebas dari risiko. Hal ini pula yang dirasakanoleh BMT XYZ tidak jarang pembiayaan yang dilakukan kepadasektor usaha berakhir pada risiko kerugian, pelunasan yang tidaktepat waktu dan berbagai permasalahan lainnya, hal ini sangatumum dialami oleh lembaga keuangan yang menerapkan prinsipjual beli murâbahah.

Permasalahan umum ini terjadi disebabkan oleh beberapafaktor, yaitu dari pihak pelaku usaha dan dari pihak intern BMT.Permasalahan yang menyangkut pelaku usaha, sebagian besar

Page 11: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 199

Rahma Yudi Astuti

pelaku usaha mikro memiliki tingkat kelayakan pembiayaan yangmasih rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan dalamproduksi, manajemen, organisasi maupun aspek pemasaran.

Dari keadaan tersebut BMT XYZ harus benar-benarmempertajam analisis pembiayaan agar dalam melakukanpembiayaan, benar-benar mendapatkan pelaku usaha yang layakuntuk dibiayai dan sedikit membawa pada potensi kerugiandikemudian hari.

Beberapa kendala dan permasalahan lain yang menyangkutpembiayaan murâbahah untuk sektor usaha di BMT XYZ adalahsulitnya memahamkan produk-produk BMT kepada pelaku usahamikro karena produk BMT merupakan produk syariah yang relatifbaru bagi mereka, sehingga BMT masih berada di bawah bankyang juga turut andil dalam pembiayaan sektor usaha mikro.

Selain itu minimnya pembinaan dan pengawasan terhadappelaku usaha dikarenakan SDM BMT yang terbatas, sehinggapendampingan yang dilakukan hanya sebatas penyertaan dana danpengisian form permohonan pembiayaan yang harus diisi olehnasabah.

Permasalahan-permasalahan dalam suatu pembiayaanmemang sudah menjadi kewajaran. Persoalannya adalah bagai-mana mengelola agar dalam melakukan pembiayaan tersebutmengandung risiko seminimal mungkin. Tentu manajemen risikodisini sangat dibutuhkan.

Manajemen risiko ini bisa diawali dengan melakukanscreening (penyaringan) terhadap calon nasabah pembiayaan. Jikapembiayaan telah dilakukan maka pengendalian risikonya dapatdilakukan dengan memberikan perlakuan yang sesuai dengannasabah.

Dari jumlah pembiayaan murâbahah di BMT XYZ, sedikit-nya 15,8% dari jumlah tersebut masuk dalam golongan pembiayaanbermasalah, setidaknya, ada tiga penyebab pembiayaan di BMTXYZ menjadi bermasalah, faktor tersebut antara lain:11

1. Faktor Interna. Kelemahan analisis

Analisis pembiayaan terhadap calon nasabah harusberdasarkan data yang benar-benar akurat dan dilakukan

11Ibid.

Page 12: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Islamic Economics Journal200 |

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT)...

dengan prinsip kehati-hatian, jika tidak akan menjadikanpembiayaan bermasalah. Seperti rendahnya kemampuanmelakukan analisis pembiayaan secara professional, ter-utama disebabkan rendahnya pengetahuan dan pengalamanpetugas BMT (account officer) dalam menjalankan tugastersebut.

b. Pengikatan perjanjian dan jaminan yang tidak sempurna.Dalam hal pemberian pembiayaan keberadaan jaminan

sangat utama dalam hal nasabah mendapatkan pembiayaan.Aspek jaminan pada dasarnya didasarkan pada penang-gulangan risiko apabila ternyata nasabah lalai melunasipembiayaannya. Jaminan adalah sebagai suatu bentukpemberian hak kepada BMTuntuk penguasaan hartanasabah dengan dasar adanya perjanjian pembiayaan antaranasabah dan pihak BMT.

Jaminan menjadi suatu keharusan dalam pemberianpembiayaan biarpun total pembiayaan dengan nominal kecilsekalipun paling tidak jaminan fiducia.

c. Account officer yang kurang cakap.Sistem penagihan yang biasa dilakukan oleh BMT

adalah sistem jemput bola, dimana pihak account officermendatangi nasabahnya ke pasar atau ke tempat tinggalnasabah.

Kecerobohan dalam memberi peringatan langsungkepada nasabah yang terlambat dalam mengangsur dankurang meratanya dalam melakukan penagihan terhadapnasabah hanya dipilih nasabah yang mempunyai angsurandengan nominal besar padahal justru pedagang kecil denganangsuran mingguan yang banyak menjadi nasabah BMT XYZ.

d. Faktor dari intern BMT XYZ yaitu dari pihak pengurus BMTXYZ sendiri yang mempunyai pinjaman pada pihak BMTdengan plafond cukup besar jika dibandingkan denganpermodalan yang dimiliki pihak BMT XYZ tidak sesuaidengan aturan kebijakan dari Bank Indonesia yangdimaksudkan untuk mengendalikan risiko pembiayaan.antara lain:

SK Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIRtanggal 31 Maret 1995 tentang kewajiban bank umumuntuk membuat pedoman perkreditan secara tertulis.Berdasarkan SK tersebut, setiap bank diwajibkan membuatsuatu kebijakan perkreditan secara tertulis yang dapat

Page 13: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 201

Rahma Yudi Astuti

dipergunakan sebagai pedoman dalam pemberian kreditsehari-hari. Pedoman dalam pemberian kredit tersebutsekurang-kurangnya memuat dan mengatur hal-hal pokoksebagai berikut: Prinsip kehati-hatian dalam perkreditanyaitu mengenai BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit)yaitu untuk pihak yang terkait dengan bank perolehanpembiayaan 10% dari modal bersih bank (yaitu modalsetelah dikurangi dengan tingkat kerugian) Prinsip kehati-hatian ini merupakan bagian dari manajemen risiko.

Adanya campur tangan pengurus terhadap manajerBMT sehingga kebijakan yang seharusnya menjadiwewenang pihak manajer diambil alih oleh pengurus(manajer tidak leluasa menjalankan kebijakan-kebijakanpada BMT yang dikelolanya). Adanya intervensi yangberlebihan dari pihak pengurus tidak sesuai dengan strukturorganisasi yang sudah diatur dalam AD ART BMT XYZdimana pengurus mendelegasikan wewenangnya padamanejer untuk mengelola BMT yang diawasi oleh DewanPengawas (manajer tidak bekerja sendiri tetapi diawasi).

Pergantian manajer dalam kurun waktu yang relatifsingkat kurang lebih satu tahun menjadikan ketidak stabilandi dalam tubuh BMT XYZ yang berdampak langsungterhadap pembiayaan bermasalah dalam BMT. Pergantianseperti ini tidak menguntungkan bagi manajer pengganti-nya yang akan menerima risiko dari segala kebijakan darimanejer sebelumnya.

e. Faktor Ekstern1) Nasabah kurang mampu mengelola usahanya.

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi usaha nasabah,bila kondisi ekonomi menurun akan mempengaruhikegiatan usaha sehingga menyebabkan kemampuannasabah dalam memenuhi kewajibannya kepada BMT.

Kondisi ekonomi pada umumnya dan bidang usahatempat nasabah beroperasi mempunyai pengaruh besarterhadap perkembangan usaha dan kondisi keuangannasabah. Seorang nasabah yang semula rajin membayarangsuran pembiayaannya, mendadak tidak mampumembayar kembali angsurannya karena kondisi usahadan keuangan nasabah menurun. Peningkatan persaing-an pasar yang tajam juga dapat mempengaruhi kondisiusaha dan keuangan perusahaan.

Page 14: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Islamic Economics Journal202 |

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT)...

2) Usahanya tidak lancarFaktor usaha yang mengalami fluktuasi juga

menjadikan pendapatan nasabah tidak stabil disebabkankarena penjualan tidak lancar dan pembelian sepi daripembeli, ini juga mengakibatkan nasabah sulit untukmemenuhi kewajibannya kepada BMT. Kondisi inidisebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhiharga pasar pada saat harga tinggi pembeli akan me-ngurangi pembelian akan barang yang akan dikonsumsikarena pendapatan riil pembeli turun kerena kenaikanharga. Sehingga secara tidak langsung akan mengurangipengeluarannya karena pendapatannya menurun.

3) Kelemahan karakter nasabahKarakter atau watak calon nasabah merupakan salah

satu faktor pertimbangan dalam memutuskan pemberi-an pembiayaan. Dalam prakteknya untuk mengetahuiwatak calon nasabah tersebut baik atau tidak, tidaklahsemudah yang diduga. Ini merupakan faktor luar BMTyang sulit dihindari, karena tergantung pada pribadimasing-masing nasabah. Kepercayaan pada nasabahtidak selamanya berlaku dengan baik, terkadang disalahgunakan nasabah.

3. Keadaan Yang Bersifat diluar dugaan (force majeur)Faktor ini disebabkan oleh suatu keadaan atau peristiwa di luarkemampuan BMT untuk mengontrolnya. Keadaan ini bisaseperti kebakaran, bencana alam, peperangan, dan lain-lain,dapat berdampak juga terhadap kelancaran pelunasanpembiayaan, Hal ini terjadi karena usaha nasabah atau tempatusahanya rusak akibat musibah yang dialaminya.

Dari uraian di atas, diketahui bahwa pembiayaan murâ-bahah tidak lepas akan risiko. Karena itu diperlukan strategi-strategi yang inovatif dan akurat untuk mengurangi atau me-minimalisasi risiko-risiko di atas. Untuk meminimalisasi risiko-risiko di atas, BMT menerapkan beberapa strategi yang diharap-kan dapat meminimalisasi kerugian yang mungkin akan dialamioleh BMT maupun nasabah, strategi tersebut antara laina. Strategi Penyaluran Pembiayaan

Dalam menyalurkan pembiayaannya, BMT menetapkankriteria nasabah yang bisa mendapatkan fasilitas pembiaya-an, antara lain: pembiayaan ditujukan untuk nasabah mau-pun calon nasabah yang bertempat tinggal di wilayah BMT

Page 15: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 203

Rahma Yudi Astuti

XYZ dan sekitarnya, mempunyai usaha/penghasilan palingtidak sudah berjalan satu tahun, nasabah yang masih mem-punyai hutang pembiayaan tidak diperkenankan untukmelakukan pembiayaan kembali kecuali setelah melunasitanggungannya atau atas izin dan persetujuan BMT.

Untuk mengetahui keadaan umum nasabah yang akanmelakukan pembiayaan, BMT menetapkan sebuah form datasurat permohonan pembiayaan untuk diisi oleh nasabahyaitu Surat Permohonan Pembiayaan (SPP) yang berisi datapribadi, data pembiayaan (Jumlah pemohonan, keperluan,jangka waktu pelunasan, rencana pembiayaan, sumber danauntuk membayar angsuran, agunan atau jaminan), rincianpenghasilan, rincian pengeluaran, rincian tanggunganterhadap pihak lain dan analisa usaha (jenis usaha, omset,beban, laba/untung, kebutuhan modal).

b. Strategi Pengumpulan Piutang1) Melakukan klarifikasi penagihan melalui telepon.2) Bila usaha ini tidak mendatangkan hasil maka dilakukan

sistem pick up service/ pendekatan jemput bola dimanastaf BMT terjun langsung ke tempat usaha.

3) Jika point ke dua belum bisa merubah keadaan, makaakan dilayangkan teguran berupa surat resmi dari BMTuntuk nasabah.

4) Kebijakan selanjutnya adalah eksekusi barang jaminanjika memang nasabah merasa tidak mampu lagimembayar kewajibannya.

5. Jika ada itikad baik nasabah untuk membayarkan kewajibannyamaka BMT akan melakukan penjadwalan ulang perpanjanganwaktu pembayaran.

A. Jaminan

Pengadaan jaminan sebenarnya bertujuan untuk menambahkeyakinan atas kesanggupan nasabah untuk membayarkewajibannya sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan.

Pada sebagian akad BMT menetapkan adanya jaminan,namun untuk sektor perdagangan yaitu pedagang-pedagang yangada dipasar, BMT tidak mewajibkan adanya agunan. Hal inidikarenakan pihak BMT menginginkan pelaku usaha merasakankemudahan dalam proses pembiayaan.

Page 16: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Islamic Economics Journal204 |

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT)...

Sosialisasi pembiayaan murâbahah akan lebih mudah jikadibarengi dengan keluwesan administrasi yang sering dikeluhkanketika mereka melakukan pembiayaan di BMT namun efeknya,dengan adanya keluwesan ini beberapa nasabah menjadi tidakbersemangat untuk membayar angsuran tepat waktu, akhirnyapotensi kredit macet suatu saat dapat meningkat jika saja hal initidak dibarengi dengan usaha lain dari BMT untuk me-nanggulanginya.

Risiko-risiko yang muncul pada pembiayaan akan menjadi-kan faktor penghambat pembiayaan selanjutnya. Namun demikianada nilai positif di BMT XYZ yang dapat dijadikan sebagai faktorpendorong suksesnya operasional BMT. Faktor tersebut adalahadanya rasa sama-sama memiliki BMT karena anggota berinvestasiuntuk BMT, sehingga rasa tanggungjawab untuk memajukan danmengembangkan BMT bersama-sama begitu besar.

Dalam menerapkan produk-produknya khususnyapembiayaan murâbahah, BMT berpedoman pada prinsip-prinsipoperasional pembiayaan, prinsip tersebut antara lain:1) Prinsip Keadilan

Prinsip ini tercermin dalam penerapan imbalan atas dasarmargin keuntungan terhadap nasabah. Proses akad ataukontrak pembiayaan di BMT XYZ harus dihadiri oleh pihakyang bersangkutan (BMT dan Nasabah), sehingga segalasesuatu yang berkenaan dengan pembiayaan terasa jelas di awal.

2) Keterbukaan (Transparansi)Dalam murâbahah sangat mengandalkan keterbukaan Laporanperhitungan margin dan harga perolehan barang yang dapatmeminimalisasi potensi kecurangan yang terjadi antara keduabelah pihak (BMT dan nasabah).

3) UniversalitasPembiayaan produktif bagi pelaku usaha diperlukan bagimereka yang memenuhi kriteria penilaian BMT. Penilaiandidasarkan pada 5C yaitu character, capacity, collateral, condition,capital.

4) Kehati-hatianPrinsip ini bertujuan untuk melindungi kepentingan nasabahdan BMT, maka dalam menjalankan fungsi dan kegiatanpembiayaan murâbahah, prinsip ini senantiasa dipegang, agarmasing-masing pihak tidak menderita kerugian nantinya.

Page 17: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 205

Rahma Yudi Astuti

Di pihak BMT kehati-hatian digunakan dalam rangkamelindungi dana masyarakat agar tersalurkan sebagaimanamestinya. Juga dalam prosedur pembiayaan murâbahah agartidak keluar dari koridor syariah.

5) ProfesionalitasPrinsip ini tercermin pada pengelolaan BMT, pengelola bekerjapenuh waktu, mendapatkan training tentang pengelolaan BMT,melaksanakan sistem jemput bola serta aktif membaur dimasyarakat. Bersedia mengikat kerjasama dengan semua pihakatau golongan demi membangun relasi yang lebih baik danlain-lain.

6) IslamiyahTercermin dari akad yang jelas setiap transaksi pembiayaan,jelas baik bagi BMT maupun nasabah, berpihak pada yanglemah, mengimplementasikan cita-cita dan nilai-nilai Islam(salam: keselamatan, berkeadilan, kedamaian dan kesejahtera-an) dalam kehidupan ekonomi masyarakat banyak.

B. Langkah-Langkah Yang Dilakukan Oleh BMT XYZ TerhadapPembiayaan Murâbahah Yang bermasalah

Risiko dalam lembaga keuangan merupakan suatu kejadianpotensial, baik yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapatdiperkirakan, yang nantinya risiko tersebut akan berdampaknegatif terhadap pendapatan dan permodalan lembaga keuangan.Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari tetapi dapat dikeloladan dikendalikan. Oleh karena itu diperlukan serangkaian prosedurdan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi,mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul.

Pada aktivitas pembiayaan risiko sangat mungkin terjadi,meskipun pembiayaan Murâbahah masuk dalam kategori low risk,Namun bagaimanapun, produk murâbahah ternyata tidaksepenuhnya bebas dari risiko.

Persoalan risiko akan terselesaikan jika lembaga keuangandapat mengelola seminimal mungkin dengan melakukanmanajemen risiko secara baik. Penerapan manajemen risiko yangbaik akan menghasilkan usaha yang relatif lebih stabil danmenguntungkan, tidak hanya bagi BMT namun juga bagi nasabah.

Sebagai lembaga keuangan yang melaksanakan pembiayaanmurâbahah, BMT XYZ juga menerapkan manajemen risiko untuk

Page 18: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Islamic Economics Journal206 |

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT)...

meminimalisir kerugian. Hal ini disadari karena terbatasnyakemampuan manusia untuk memprediksi keadaan di masamendatang. Siklus manajemen risiko di BMT XYZ adalah sebagaiberikut:1. Identifikasi risiko dilaksanakan dengan melakukan analisis

terhadap kondisi nasabah pembiayaan, kemampuan membayartepat waktu, jaminan yang diberikan. Tercatat dari keseluruhannasabah pembiayaan di BMT XYZ. Pembiayaan dirasabermasalah jika pembayaran yang dilakukan nasabah seringtelat atau bahkan ada potensi macet, terlebih jika tidak adakomunikasi antara BMT dan nasabah pembiayaan.

2. Pengukuran RisikoPengukuran risiko dilakukan dengan mengevaluasi secaraberkala untuk mengetahui besar kecilnya risiko yang terjadi,frekuensi terjadinya risiko dan keparahan dari kerugian yangdialami. Pertimbangan pengukuran adalah kondisi keuangannasabah pembiayaan, persyaratan dalam perjanjian, jangkawaktu, besarnya margin, dan lain-lain. Data historis merupakansalah satu sumber identifikasi risiko sekaligus sumber untukmengukur besarnya risiko. Pemeriksaan secara berkala dapatdilakukan lewat daftar rincian pembiayaan yang kemudiandisesuaikan dengan data yang dipegang oleh tiap-tiap marketingBMT XYZ.

3. Penilaian terhadap risiko, dapat dilihat dari aspek-aspek berikut:a . Bussines risk, risiko ini dipengaruhi oleh:

1) Industry risk, yaitu risiko yang terjadi pada usaha yangditentukan oleh karakteristik masing-masing jenis usahayang bersangkutan. Misalnya, pemberian pembiayaankepada usaha yang kemungkinan akan mendapatkeuntungan.

b. Track record, yaitu riwayat pembayaran atau tunggakankewajiban. Hal semacam ini tidak bisa diabaikan oleh BMTXYZ. Untuk menghadapinya, BMT XYZ harus lebihmempertajam analisis pembiayaannya. Adakalanyapermasalahan seperti ini ditutup-tutupi supaya usaha tetapterlihat sehat dari aspek manajemennya, sehingga akanmudah mendapatkan pembiayaan dari BMT XYZ.

Page 19: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 207

Rahma Yudi Astuti

Tabel 4.1 Customer Risk Rating (CRR)

Sumber : BMT XYZ

Jika kondisi industri risk dan kondisi internal perusaha-an nasabah baik, maka CRR akan tinggi ratingnya ataurendah resikonya serta diberi nilai dan skor seperti tabeldiatas, sedangkan kondisi internal perusahaan nasabahdiukur dari hasil analisis aspek managemen, pemasaran,teknis produksi, dan keuangan perusahaan. Kondisi keuang-an perusahaan (rasio keuangan perusahaan) di bandingkandengan kinerja keuangan rata-rata industri.

c. Shirking risk (Risiko berkurangnya nilai pembiayaan), halini akan terjadi jika nasabah mengalami kerugian. Biasanyarisiko ini dipengaruhi oleh:1) Unusual Business Risk, yaitu risiko pembiayaan yang

dipengaruhi oleh adanya penurunan drastis dari usahayang dibiayai.

2) Character risk (Risiko karakter buruk nasabah), risikoini biasanya disebabkan oleh nasabah yang ingkar janji(wanprestasi), antara lain dipengaruhi oleh kelalaiannasabah, pelanggaran kepada kesepakatan yang telahdibuat dan pengelolaan internal perusahaan yang tidakdilakukan secara profesional sesuai standar pengelolaan.Keadaan terjadi pada saat nasabah menunggak dalampembayaran angsuran, hal ini akan lebih mempersulitnasabah untuk membayar angsuran pokok dan margin,sehingga pada kebijaksanaan akhir, agunan bisa sajadieksekusi oleh BMT, kemudian dijual dengan harga jualdibawah harga beli sehingga BMT XYZ pasti mengalamikerugian.

4. Pengelolaan risiko, yaitu suatu cara untuk inovasi perusahaanyang ditempuh untuk mengelola risiko agar tidak mendatang-kan kerugian bagi perusahaan. Usaha yang telah BMT XYZ

Page 20: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Islamic Economics Journal208 |

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT)...

tempuh untuk meminimalisasi risiko dapat digolongkanmenjadi 4 point penting, antara lain :a. Tindakan preventif. Tindakan ini sebagai wujud penghindar-

an dari risiko kredit yang mungkin akan diterima BMT XYZ,antara lain:1) Analisa pembiayaan, berupa analisis 5C dengan

penekanan pada aspek karakter, selain itu BMT me-nerapkan sistem cadangan risiko yaitu penyisihan 2%dari setiap pembiayaan.

2) Monitoring dan evaluasi yang meliputi on desk monitoring(pengawasan pembiayaan secara administratif sepertikelengkapan dokumen, SPP, penandatanganan akadperjanjian, laporan, dan lain-lain) dan on site monitoring(pengawasan yang bersifat langsung) sebagai implikasidari on desk monitoring baik secara langsung maupunmelalui pihak lain dengan melakukan kunjungan atausurvey dan auditing (pengawasan menitikberatkan padakelengkapan dokumen dan syarat lainnya).

b. Tindakan revitalisasiTindakan ini adalah tindakan dalam rangka memperbaikidan menyelamatkan pembiayaan yang telah diberikankepada nasabah BMT XYZ. Selain melakukan analisa sebabkemacetan pembiayaan, tindakan revitaslisasi di BMT XYZdapat berwujud sebagai berikut:1) Resceduling, adalah salah satu penanganan terhadap

nasabah yang mengalami masalah dalam angsuranpembiayaan. Rescheduling yaitu memperpanjang jangkawaktu pembiayaan, memperpanjang jangka waktuangsuran dan penurunan jumlah untuk setiap angsuranyang mengakibatkan perpanjangan jangka waktupembiayaan. Dalam penerapannya di BMT XYZdilakukan setelah jatuh tempo berakhir dan dilakukandengan akad baru. Nasabah dapat dikatakan sebagaibermasalah yaitu ketika jatuh tempo yang disepakatiantara nasabah dengan BMT XYZ yang terjadi pada awalakad telah berakhir pihak nasabah tidak melunasi ataumempunyai kekurangan dalam angsuran sampai jatuhtempo selesai.

2) Restructuring yang dilakukan dengan menambah jumlahmaksimum pembiayaan dengan waktu pengembalianyang tetap ada atau memberi pinjaman ulang berupa

Page 21: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 209

Rahma Yudi Astuti

qardul al-hasan. Di BMT XYZ apabila dengan mengguna-kan akad qardul al-hasan nasabah masih tidak sanggupuntuk membayar kewajibannya, maka pihak BMT XYZmenganggap nasabah tersebut termasuk dalam golong-an 8 asnaf yaitu orang-orang yang wajib dizakati.Terhadap nasabah yang keadaanya seperti itu BMT XYZmenghapus bukukan dan menggolongkan nasabahsebagai ghorim.

3) Pengambilan alih jaminanJaminan merupakan sesuatu yang tidak terlepaskan darisuatu pembiayaan, hal ini dilakukan karena di khawatir-kan akan terjadi kemacetan ataupun kelalaian yangdilakukan oleh calon nasabah kepada pihak BMT XYZdalam hal mengangsur. Jaminan yang di jaminkankepada BMT dapat dilakukan penalti atau penyitaanjaminan sangat bergantung pada kebijakan managemen.Ada yang melakukan eksekusi namun ada pula yangtidak melakukan eksekusi jaminan nasabah yangmengalami kemacetan pembiayaan, Pengambilan alihjaminanan merupakan upaya penyelesaian pembiayaanterakhir yang bisa dilakukan BMT XYZ. Upaya ini denganmenarik barang jaminan untuk kemudian diuangkandan digunakan untuk menutup pembiayaan nasabahBMT. Hal ini dilakukan berdasarkan musyawarahdengan anggota yang dilakukan dengan pendekatan danbertanggung jawab. Upaya lain yang dilakukan BMT XYZadalah dengan:a) Melakukan mediasi dengan nasabahnya untuk

menghadapi resiko pasar. Sebagai contoh pembiaya-an yang pernah dilakukan kepada petani, setelahpanen ternyata harga bawang di pasar mengalamipenurunan dan dipastikan jika dijual saat itu akanmengalami kerugian dengan prosentase yangbanyak, karena itu BMT XYZ melakukan inter-mediasi dengan nasabah sehingga diambil ke-sepakatan untuk menangguhkan penjualan sampaiwaktu terjadinya kenaikan harga di pasar.12

b) Untuk menanggulangi risiko operasional, BMT XYZmembekali diri dengan banyak melakukan sharing

12 Ibid.

Page 22: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Islamic Economics Journal210 |

Pembiayaan Murâbahah yang Bermasalah di Baitul Mâl Wa Tamwîl (BMT)...

dengan lembaga keuangan syariah lainnya, meng-ikutkan staf pada pelatihan-pelatihan, melakukaninovasi-inovasi produk sesuai kebutuhan masya-rakat, serta melakukan evaluasi secara berkala untukterus memperbaiki kinerja.

c) Untuk menghindari risiko hukum seperti tidakdipenuhinya syarat sahnya akad atau pengikatanagunan yang tidak sempurna, BMT XYZ menetap-kan beberapa dokumen yang harus dilengkapi olehnasabah antara lain SPP, perjanjian akad bermaterai,pencatatan penyerahan agunan dalam dua proses(pencatatan pada slip dan buku agunan)

d) Untuk menghindari risiko reputasi yang disebabkanadanya publikasi negatif yang terkait dengankegiatan usaha atau persepsi negatif dari masyarakat,BMT XYZ berusaha untuk banyak melakukaninteraksi dengan masyarakat lewat program-programnya.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapatdiambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:1. Ada beberapa faktor penyebab bagi nasabah ketika pembiayaan-

nya mengalami permasalahan. Faktor tersebut berasal dari pihaknasabah itu sendiri maupun dari pihak BMT XYZ. Dari pihaknasabah terjadi karena keadaan ekonomi, usahanya tidak lancar,lemahnya karakter juga karena adanya musibah. Kemudianfaktor penyebab dari pihak BMT sendiri terjadi karena ke-cerobohan A/O dari BMT dalam melakukan penagihan, sertadalam menganalisis data calon nasabah pembiayaan tidak sesuaidengan keadaan calon nasabah yang sebenarnya. Adanyacampur tangan pengurus yang melebihi batas kewenanganseorang pengurus yang seharusnya, Pelanggaran BMPK (BatasMaksimum Pemberian Kredit) oleh pengurus yang memicuadanya pembiayaan murâbahah yang bermasalah. Penggantianmanajer BMT dengan masa jabatan yang terlampau pendekjuga menyebabkan ketidak stabilan di dalam tubuh BMT XYZ.

2. Usaha BMT XYZ terhadap pembiayaan yang bermasalah adalahtindakan preventif, revitalisasi dan pengambil alihan agunan.Tindakan resceduling yang dilakukan BMT terhadap nasabah

Page 23: J:ISID GONTORJURNALEKONOMI IBaitul Mal wa Tamwil XYZ as microfinance institutions that run the operation works with Islamic principles, in which the principal activity in the form

Vol. 1, No. 2, Desember 2015 | 211

Rahma Yudi Astuti

yang masih mempunyai itikad baik sangat mempengaruhisikap nasabah untuk tetap melakukan pembiayaan kepadaBMT. Tindakan-tindakan tersebut terbukti efektif untukmengurangi pembiayaan bermasalah di BMT XYZ. Selain itutidak adanya pembebanan jaminan terhadap pedagang pasarmenjadikan BMT XYZ sebagai alternatif pembiayaan yangdiminati masyarakat. Meningkatkan peran prinsip kehati-hatianyang merupakan bagian dari manajemen risiko untukmeminimalisasi terhadap pembiayaan bermasalah.

Daftar Pustaka

Antonio, Syafii. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: GemaInsani Press, 2001.Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta, 1998.Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, 2007.Ilmi, Makhalul. Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan

Syariah. Yogyakarta: UII Press, 2004.Karim, Adiwarman. Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan.

Jakarta: Rajawali Press, 2004. Persada, 2001.Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2002.Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta:

UPP AMP YKPN, 2002.Muttaqin, Dadan. Aspek Legal Lembaga Keuangan Syariah Bank,

LKM, Asuransi, dan Reasuransi. Yogyakarta: Safiria InsiaPress, 2008.

Surbakti, Muhammad Syarif. Manajemen Risiko Perbankan Syariah.Jakarta: PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk, 2004.

Soejono. Metode Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999.Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.Subagyo, Joko. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta :

PT Rineka Cipta, 2004.Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2012.Singarimbun, Masri, dan Efendi, Sofyan. Metode Penelitian Survei.

Jakarta: LP3ES, 1989.Sarwono. Metode Penelitian Kwantitatif dan Kualitatif . Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006.Sugiyono. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif dan R and D.

Bandung: Alfabeta, 2006.