JET GROUTING IN MARINE CLAY
-
Upload
hasanuddin-university -
Category
Engineering
-
view
221 -
download
2
Transcript of JET GROUTING IN MARINE CLAY
BAB 14KASUS SEJARAH JET GROUTING
PADA TANAH LEMPUNG LAUT
YANNY FEBRY FITRIANI SOFYAN
NIM. D111 13 033
# METODE PERBAIKAN TANAH
LATAR BELAKANGDi Singapura, untuk penggalian dalam, terutama struktur yang sensitif seperti
struktur Mass rapid transit (MRT) dan bangunan tua dikaitkan dengan keberadaan
tanah lunak yang tebal, penggunaan dinding diafrakma saja dapat menyebabkan
pergerakan yang melampaui dari kriteria spesifikasi pergerakan desain oleh para
ahli maupun penerima jasa. Untuk itu, metode perbaikan tanah seperti jet grouting
biasanya diperlukan untuk meningkatkan kekuatan dan karakteristik deformasi
tanah lunak sebelum memulai penggalian, untuk mengurangi pergerakan tanah
tersebut.
Contoh penggalian mendalam di Singapura terkait dengan perbaikan tanah lunak
dengan jet grouting mencakup stasiun MRT Newton (Gaba, 1990), Singapore Arts
Center, Bugis Junction (Sugawara et al., 1996), Grandlink Square, dan United
Engineers Square (Khoo et al., 1997).
SISTEM JET - GROUTINGProses jet grouting melibatkan pemotongan tanah dengan campuran air dan udara di bawah tekanan tinggi dan penempatan galian, juga di bawah tekanan tinggi. Oleh karena itu, proses jet grouting mungkin cenderung menggeser tanah yang berdekatan jauh dari zona grouting. Dengan demikian, proses jet grouting, sendiri, mungkin memiliki beberapa efek pada struktur penahan, tanah yang berdekatan, dan struktur di dekatnya.
Jet grouting adalah proses di mana erosi tanah dengan jet cairan tekanan sangat tinggi diikuti oleh injeksi grout meningkatkan karakteristik fisik tanah. Sistem jet grouting telah dikembangkan selama bertahun - tahun dan dapat secara luas diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu, tunggal, ganda, dan sistem tabung tiga. Sistem tabung tiga, yang digunakan untuk proyek ini, mengikis tanah oleh aksi independen dari jet air, diselimuti oleh udara untuk mencapai efisiensi maksimum, dan grout disuntikkan melalui lubang terpisah di bawah jet erosif. Sistem tabung tiga diadopsi untuk proyek ini karena fleksibilitas dan karena itu memungkinkan kolom tanah grouting relatif besar yang akan dibentuk. Rincian proses jetgrouting, aplikasi, dan pengaruh parameter operasi jetgrouting telah dilaporkan oleh banyak orang, seperti Bell (1993) dan Covil dan Skinner (1994).
GAMBARAN PROYEKPembangunan ruang bawah tanah untuk 14 lantai Singapore Post Centre melibatkan penggalian dalam menguatkan tanah lempung laut yang lunak didukung oleh dinding diafragma. Kedalaman penggalian 912,2m (dengan tingkat lokal penggalian hingga 14,7 m), lebar 87104 m, dan panjang 241 m. Tata letak rencana penggalian ruang bawah tanah dan lokasi instrumen monitoring ditunjukkan pada Gambar 1.
Ketebalan gabungan dari lapisan tanah lunak berkisar 10 hingga 25 m. Lokasi ini dekat dengan stasiun MRT yang ada dan viaduct. Penggalian harus mematuhi persyaratan MRT bahwa gerakan diinduksi dalam tulisan MRT struktural dibatasi sampai 15 mm, dan penurunan muka air tanah terbatas pada 1 m.
GAMBARAN PROYEK
Gambar 1. Tata letak rencana penggalian ruang bawah tanah dan lokasi instrumen monitoring
KONDISI DI BAWAH PERMUKAAN
Gambar 2. Profil tanah di sepanjang batas penggalian di sebelah stasiun MRT dan jembatan
GAMBARAN PERCOBAAN JET - GROUT
Gambar 3. Tata letak rencana percobaan jet-grout, panel dinding diagfragma, dan instrument monitoring
Gambar 4. Profil tanah dan potongan melintang sepanjang percobaan jet - grout
GAMBARAN PERCOBAAN JET - GROUT
URUTAN KONSTRUKSI
Urutan konstruksi dari kolom jet-grout, sebagai berikut:
1. Pembangunan panel dinding diafrakma dengan tebal 0.8 m ( 6 Juni 1994 )
2. Instalasi instrument monitoring ( 23 Mei – 27 Juni 1994 )
3. Mengkalibrasi pembacaan pertama dari instrument monitoring ( 4 Juni 1994 )
4. Pembangunan kolom jet-grout C1-C18, dengan pengerjaan dua kolom/hari ( 5 – 13
Juni 1994)
GAMBARAN URUTAN KONSTRUKSI
Gambar 5. Tata letak kolom jet-grout pada percobaan jet-grout
INSTRUMENTASI DAN PROGRAM MONITORING
Instrumentasi dan program monitoring terdiri dari:
• 1 Inclinometer dinding
• 11 Inclinometers tanah
• 6 Pisometer pneumatic
• 2 Sumur observasi pipa tegak air
• 11 Sel tekanan tanah keseluruhan
Lokasi instrumen ini ditunjukkan pada Gambar 3. Sebagian besar instrumen ini dipasang
setelah pembangunan dinding diafragma tetapi beberapa dipasang sebelum pembangunan
dinding diafragma. Namun,pembacaan awal untuk instrumen tersebut kembali diambil pada
tanggal 4 Juli 1994, satu hari sebelum dimulainya percobaan jet-grouting.
INSTRUMENTASI DAN PROGRAM MONITORING
Instrumentasi dan program monitoring terdiri dari:
• 1 Inclinometer dinding
• 11 Inclinometers tanah
• 6 Pisometer pneumatic
• 2 Sumur observasi pipa tegak air
• 11 Sel tekanan tanah keseluruhan
Lokasi instrumen ini ditunjukkan pada Gambar 3. Sebagian besar instrumen ini dipasang
setelah pembangunan dinding diafragma tetapi beberapa dipasang sebelum pembangunan
dinding diafragma. Namun,pembacaan awal untuk instrumen tersebut kembali diambil pada
tanggal 4 Juli 1994, satu hari sebelum dimulainya percobaan jet-grouting.
INSTRUMENTASI DAN PROGRAM MONITORING
Parameter penggunaan dalam percobaan jet – grouting:
Parameter penggunaan BatasanWater injection pressure
Water flow rateGrout injection pressure
Grout flow rateCompressed air pressure
Rod withdrawal rateRod rotation rate
Water cement ratioCement content
40-45 MPa60 – 70 l/min8 – 12 MPa
80 – 90 l/min0.7 – 1.0 MPa
110 – 125 mm/min8 – 9 rpm
1 : 1750 kg/m3
grout
HASIL PERCOBAAN JET - GROUT
Gambar 6. Pengaruh percobaan jet-grout pada perpindahan tanah lateral untuk tanah yang berdekatan
PERPINDAHAN LATERAL TANAH
Gambar 7. Perpindahan lateral terhadap jarak dari pembebanan jet – grout pada percobaan jet-grout
HASIL PERCOBAAN JET - GROUT
Gambar 8. Pengembangan dari perpindahan lateral tanah untuk inclinometer 13 sepanjang percobaan jet - grout
HASIL PERCOBAAN JET - GROUT
PERPINDAHAN LATERAL TANAH
Gambar 9. Profil tipikal momen lentur diplot terhadap kedalaman panel 4 selama percobaan jet - grout
HASIL PERCOBAAN JET - GROUT
Gambar 10. Dinding maksimal – momen lentur pada panel 4 selama percobaan jet-grout
HASIL PERCOBAAN JET - GROUT
Gambar 11. Pengaruh percobaan jet-grout terhadap tekanan lateral bumi pada tanah berdekatan
HASIL PERCOBAAN JET - GROUT
Gambar 12. Pembacaan tingkat pisometrik selama percobaan jet-grout
PRODUKSI JET GROUTING
Gambar 13. Penambahan tekanan pori (Δu) terhadap penambahan tekanan tanah total (ΔP)
PRODUKSI JET GROUTING
INSTUMENTASI DAN PROGRAM MONITORING
Gambar 14. Tata letak rencana dari ketebalan lapisan jet-grout untuk Singapore Post Center
PENERAPAN JET – GROUT PADA SINGAPORE POST CENTER
Gambar 15. Detail urutan jet-grout selama pengerjaan grouting di Singapore Post Center
URUTAN KONSTRUKSIPENERAPAN JET – GROUT PADA SINGAPORE POST CENTER
URUTAN KONSTRUKSIUrutan konstruksi dari kolom jet-grout, sebagai berikut:
1. Pembangunan dari dinding sisi barat (garis grid C-L) dan dinding sisi utara (garis grid 15 – 16)
2. Pembangunan dari dinding sisi utara ( garis grid 6 -3 )
3. Pembangunan dari dinding terluar pada dinding ganda sisi selatan (garis grid 15 – 6 ) dan
dinding sisi utara ( garis grid 3 -1a )
4. Pembangunan dari dinding terdalam pada dinding ganda sisi selatan (garis grid 15 – 6 ) dan
dinding sisi utara ( garis grid 3 -1a ) ; dan bagian dari dinding sisi barat ( garis grid A – C1)
5. Pembangunan dari bagian dinding sisi selatan (garis grid 6-4, 2a – 10a) dan bagian dinding sisi
barat (garis grid J1 – F1)
6. Pembangunan dari sisa dinding sisi selatan ( garis grid 4 -2a ) dan dinding sisi barat ( garis grid
F1 – C1)
PENERAPAN JET – GROUT PADA SINGAPORE POST CENTER
PENGARUH PRODUKSI GROUTING PADA DINDING DIFRAKMA
Gambar 16. Pengaruh pekerjaan grouting terhadap perpindahal lateral dinding pada dinding diafrakma
Gambar 17. Pengaruh pekerjaan grouting terhadap momen lentur pada dinding diafrakma
PENGARUH PRODUKSI GROUTING PADA DINDING DIFRAKMA
ANALISIS PENGARUH JET GROUTING DENGAN ELEMEN HINGGA
Gambar 18. Penggunaan elemen hingga dalam analisis pengaruh jet grouting
DEFLEKSI LATERAL DENGAN ANALISIS ELEMEN HINGGA
Gambar 19. Perhitungan defleksi lateral dinding dengan analisis elemen hingga
TOTAL DEFLEKSI LATERAL DINDING DIAFRAKMA
Gambar 20. Tipikal hasil dari total jaringan defleksi lateral dinding pada akhir penggalian
PERPINDAHAN LATERAL TANAH DARI PEKERJAAN GROUTING
Gambar 21. Perpindahan lateral tanah disebabkan oleh pekerjaan grouting
Gambar 22. Perpindahan lateral tanah pada jarak tertentu di belakang dinding disebabkan oleh pekerjaan grouting
PERPINDAHAN LATERAL TANAH DARI PEKERJAAN GROUTING
Gambar 23. Perpindahan lateral tanah maksimal terhadap jarak dibelakang panel dinding pada pekerjaan grouting
PERPINDAHAN LATERAL TANAH DARI PEKERJAAN GROUTING
Gambar 24. Pencatatan angkat tanah maksimal dengan tanda penurunan selama pekerjaan grouting
Gambar 25. Perubahan dalam pembacaan untuk sel tekanan bumi total selama pekerjaan grouting
Gambar 26. Perubahan dalam tingkat pisometrik selama pekerjaan grouting
Gambar 27. Perubahan dalam tingkat pisometrik selama pekerjaan grouting
Gambar 28. Maksimum kemiringan dan perpindahan kolom MRT sepanjang stasiun MRT dan viaduct
TERIMA KASIH