JENIS LEBAH DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATKAN …JENIS LEBAH DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATKAN...
Transcript of JENIS LEBAH DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATKAN …JENIS LEBAH DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATKAN...
Biocelebes, Juni 2016, hlm. 91-105 ISSN: 1978-6417 Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
91
JENIS LEBAH DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI BIJI TANAMAN TIMUN (Cucumis sativus L.) DI
DESA WUASA KECAMATAN LORE UTARA KABUPATEN POSO
Anie Febriani Hanyala
1), Sahabuddin
2) dan Ramadhanil Pitopang
1)
1 Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117 2 Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Kampus Bumi
Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117
E-mail : [email protected]
ABSTRACT
The research about " Bee species and ther Role in Improving Crop Seed production of Cucumber (Cucumis sativus L.) in Wuasa village of Poso Lore Utara" was carried out from July to October of 2011 the aims of this research is to identify species of bees and their role in increasing the production of cucumber seeds. The method used is a survey method. The results showed that there were six species of bees that come to visit flowers of cucumber plants in different time. that is consisting of Amegilla, Apis cerana, Ceratinidae, Nomia, Lasiogllosum and Xylocopa. Duration visit of bee affect the amount of cucumber seed production. The dominance of the cucumber plant flower visiting bees were Apis Cerana, Ceratinidea and Nomia. The lughes seed production was most those visit by Ceratinidea than followed by Apis cerana and Nomia.
Key word : Bee, Cucumis sativus L, Wuasa, Lore Utara Poso
PENDAHULUAN
Tanaman mentimun (Cucumis sativus
L.) adalah anggota family Cucurbitaceae
yang merupakan jenis sayuran buah yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat
sehari-hari. Mentimun merupakan
tanaman semusim yang bersifat menjalar
atau memanjat dengan perantaraan alat
pemegang berbentuk pilin atau spiral.
Bagian yang dimakan dari sayuran ini
adalah buahnya. Biasanya buah mentimun
dimakan mentah sebagai lalap dalam
hidangan makanan dan juga di sajikan
dalam bentuk buah segar (Sugito, 1992).
Tanaman mentimun ini dapat tumbuh
dengan baik dan produksinya tinggi pada
suhu udara berkisar 20oC - 23
oC, dengan
suhu udara optimal 27oC . Di daerah tropik
seperti di Indonesia, keadaan suhu udara
di suatu daerah (wilayah) ditentukan oleh
tinggi tempat dari permukaan laut (dpl).
Kondisi iklim yang cocok tersebut dapat
dijumpai di daerah yang memiliki
ketinggian 200 – 800 m dpl, Akan tetapi
beberapa varietas tanaman mentimun
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
92
masih toleran hingga pada ketinggian
kurang lebih 1.000 m dpl (dataran tinggi).
Salah satu daerah dataran tinggi penghasil
tanaman mentimun diwilayah Sulawesi
Tengah dengan ketinggian kurang lebih
1.200 m dpl adalah di Daerah Napu
wilayah Desa Wuasa Kecamatan Lore
Utara Kabupaten Poso.
Perbungaan tanaman ini berumah
satu (monoecious) dengan tipe bunga
jantan dan bunga hermafrodit (banci).
Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya
pada usia 4-5 minggu, adalah bunga
jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah
bunga banci apabila pertumbuhannya
baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan
20 buah, namun dalam budidaya biasanya
jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan
ukuran buah yang baik. Di dalam proses
penyerbukan, serangga yang berpotensi
sebagai penyerbuk adalah serangga yang
dapat membantu memindahkan serbuk
sari ke kepala putik (Free,1993).
Bunga sebagai organ tumbuhan,
berfungsi sebagai alat reproduksi yang
menghasilkan biji untuk perkembang
biakan. Untuk menghasilkan biji yang baik
pada perkembangbiakan tersebut,
tanaman mentimun membutuhkan
bantuan serangga dalam proses
penyerbukan. Serangga yang baik
peranannya dalam penyerbukan adalah
lebah. Lebah merupakan salah satu jenis
serangga yang banyak dijumpai pada
setiap jenis bunga tanaman yang mekar.
Namun belum diketahui ada beberapa
jenis lebah yang membantu penyerbukan
pada tanaman, khususnya tanaman
mentimun sehingga produksi biji dapat
meningkat.
Untuk mengetahui peranan lebah
dalam membantu penyerbukan, perlu
dilakukan penelitian tentang ’’Jenis Lebah
dan Perananannya Dalam Meningkatkan
Produksi Biji Tanaman Mentimun
(Cucumissativus L.)”.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Wuasa Kecamatan Lore Utara Kabupaten
Poso, Propinsi Sulawesi Tengah dan di
Laboratorium Student office Unit C3
Center For Tropical Forest Margin( CTFM
) Universitas Tadulako yang berlangsung
selama 4 (empat) bulan yaitu bulan Juli
sampai dengan Oktober 2011.
Bahan dan Peralatan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini ialah alkohol 70%, aquades,
silika gel, kapur barus, kertas tissue,
kertas label,tali rafia, plastik bening,
aceton dan tanaman mentimun.
Sedangkan peralatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah binocullar,
pinset, jarum pentul, kain kasa, kotak
serangga, vial (tabung sample), dan
gunting.
Metode Pelaksanaan (Observasi Lebah
pada Bunga)
Penelitian ini menggunakan metode
survey untuk mengetahui jenis dan
kemampuan lebah dalam memberikan
pengaruh terhadap produksi buah dan
jumlah biji pada tanaman timun .
Penelitian ini dilakukan pada pertanaman
timun dengan jumlah tanaman sebanyak
20 unit tanaman dengan lokasi
pertanaman berada dekat batasan hutan
lindung yang memungkinkan adanya
kesempatan keberagaman jenis lebah
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
93
dalam melakukuan penyerbukan pada
tanaman mentimun.
Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Lahan
Tanah yang telah diolah dicampur
dengan pupuk kandang atau kompos
sebanyak 1-2 kg kg/lokasi. Setelah itu,
dibuatkan bedengan dengan lebar 100
cm dan saluran air selebar 40 cm.
Bedengan dibuat lebih tinggi agar
drainase dan aerasi baik, yaitu 30-40
cm. setelah itu benih disiapkan namun
sebelum benih ditanam, sebaiknya
media persemaian dipersiapkan
terlebih dahulu. Media persemaian itu
berupa campuran tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 7:3.
Sebagai tempat media persemaian
dapat digunakan polybag atau kantung
plastik transparan. Sebelum digunakan,
media semai disterilkan dulu dengan
Dithane/Cobox 0,2% clan
Furadan/Curater sebanyak 15g/100 kg
media.
Tanah persemaian disiram setiap
1-2 hari sekali. Apabila daun keping
terbuka, bibit disemprot dengan
Antracol dan Cobox (fungisida),
Karphos atau Hostathion (insektisida),
dan Agrept (bakterisida) setiap 2 hari
sekali. Dosis yang digunakan setengah
dari dosis yang dianjurkan (Sumpena,
2002).
b. Penanaman Timun
Penanaman bibit dapat dilakukan
setelah bibit berumur 10-14 hari atau
setelah memiliki dua daun.
Penanaman dilakukan lebih cepat 2-4
hari dari setiap penurunan 200 m dpl.
Bibit yang akan ditanam direndam
dahulu dalam larutan Dithane 0,1 %
dan diberi pupuk NPK butiran
sebanyak 3-6 butir/bumbung. Pada
lahan yang telah dibuat bedengan
ditebarkan pupuk dasar Urea (ZA) 10
g/m2, TSP 55 g/m² dan KCl 10 g/m²
secara merata. Selanjutnya tanah
diberi Furadan atau Curater B 5 g/m²
ditambah Cobox atau Dithane 0,2 %.
Setelah itu, Benih ditanam sebanyak 1
tanaman perlubang tugal dan
selanjutnya lubang tanam ditutup
tanah setinggi 1 cm jarak lubang tanam
30 cm x 60 cm (Sumpena, 2002).
c. Pengamatan Tanaman dan
Pengkoleksian Lebah
Pengamatan Tanaman
Pada setiap tanaman mentimun
dipilih sebanyak 5 sampai 8 bunga.
Setiap bunga tersebut ditutupi
dengan kain kasa yang tidak
memungkinkan terjadinya aktivitas
penyerbukan oleh lebah. Perlakuan
ini dilakukan 2 atau 3 hari sebelum
pengamatan dilakukan dan sebelum
bunga mekar. Setelah bunga mulai
mekar penutup dibuka satu-persatu
bersamaan dengan waktu
pengamatan dimulai pada pukul
09.00 am sampai 03.00 pm, Untuk
sekali pengamatan bisa dilakukan
pada 1-3 bunga secara bersamaan
pada tanaman yang sama dimana
setiap bunga hanya memiliki satu
kesempatan aktivitas penyerbukan
oleh lebah dengan selisi jarak
pengamatan untuk tanaman antara
0,5 m-1m. Pengamatan yang
dilakukan adalah melihat dan
mengidentifikasi jenis lebah yang
masuk per satu bunga untuk satu
jenis lebah. Bunga yang telah
diserbuk oleh lebah kembali ditutup
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
94
dan diberikan label untuk
menghindari terjadinya pengulangan
pengamatan pada bunga yang
sama. Pengamatan penyerbukan
setiap jenis lebah diulangi minimal
20 kali aktivitas penyerbukan pada
bunga yang berbeda. Ulangan
tersebut dilakukan untuk jenis lebah
yang paling sering melakukan
penyerbukan dan yang memiliki
koloni yang berlimpah.
Setelah 2-3 hari dilakukan
pengamatan penyerbukan,
selanjutnya penutup pada bunga
yang telah berhasil melalui aktivitas
penyerbukan dilepas untuk
memasuki tahap pembentukan
buah. Setelah buah terbentuk (masa
panen) pengukuran terhadap
ukuran dan jumlah biji pada buah
dilakukan. Pengukuran buah
meliputi besar lingkaran, berat buah,
dan panjang buah sedangkan untuk
pengukuran biji dilakukan setelah
pengukuran buah selesai dimana
setiap biji dari buah tersebut
dikeluarkan dan dihitung serta
ditimbang untuk mengetahui jumlah
dan berta biji dari masing-masing
buah yang dihasilkan.
Pengkoleksian Lebah
Sampel lebah dikumpulkan setelah
observasi pada lokasi dilakukan
dan dimasukkan kedalam wadah
plastik dan ditutupi dengan
alumunium foil. Setelah
pengumpulan, sample dibawa
kembali ke laboratorium dan
dipisahkan dari Larutan serta
ditempatkan pada tabung sampel
berdasarkan lokasi sampel
kemudian dilakukan proses
pensortiran dan identifikasi sampel
dalam tingkat sub family.
d. Identifikasi dan Klasifikasi Sampel
Sampel yang sudah tersortir
berdasarkan subfamily diperiksa dan
diidentifikasi kembali pada taxa genera
dengan menggunakan mikroskop
cahaya. Identifikasi yang dilakukan
megacu pada deskripsi yang diberikan
dalam Boror (1996),
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Jenis Lebah
Dari hasil penelitian ditemukan 6 jenis
lebah penyerbuk yaitu: Apis cerana Farb,
Amegilla sp, Xylocopa sp, Ceratinidea sp,
Nomia sp. Dan Lasioglosum sp. Dari ke
enam jenis lebah tersebut, ada tiga
spesies yang paling bayak dan aktif
mengunjungi bunga tanaman mentimun
pertama Apis cerana, Ceratinidae dan
Nomia. Enam jenis lebah tersebut terlihat
perbedaan jumlah lebah yang
mengunjungi bunga tanaman mentimun
seperti terlihat pada Tabel 1.
Perilaku Penyerbukan
a. Waktu Penyerbukan Dari hasil pengamatan diketahui
bahwa ada perbedaan waktu kunjung
di antara ke enam jenis lebah. Dari
ketiga jenis lebah tersebut, yang
mendominasi dan aktif dalam
penyerbukan pada bunga tanaman
timun adalah jenis lebah Apis cerana,
Ceratinidea dan Nomia. Waktu kunjung
lebah dalam melakukan penyerbukan
terhadap bunga tanaman timun dapat
dilihat pada Tabel 2.
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
95
Tabel 1 Jenis Lebah yang Datang Mengunjungi Bunga Tanaman Mentimun.
Ordo Super Family
Family Genus Species Jumlah (ekor)
Jenis Lebah
Hymeoptera Apoidae Apidae
Apis Apis cerana Farb.
21 Sosial
Amegilla Amegilla sp. 8 Soliter
Xylocopa Xylocopa sp. 2 soliter
Ceratina Ceratinidea sp. 28 Social
Halictiae Nomia Nomia sp. 19 Social
Lasioglosum Lasioglosumsp. 4 Soliter
Tabel 2. Ringkasan waktu kunjungan setiap jenis lebah yang datang mengunjungi bunga tanaman timun
NO Waktu kunjung masing-masing jenis lebah (jam)
Amegilla Apis cerana Ceratinidae Nomia Lasiogllosum Xylocopa
1 10:00 9:17 9:36 9:10 10:12 9:40
2 10:20 9:30 9:38 9:19 11:00 10:45
3 10:23 9:43 9:42 10:10 11:20
4 10:40 10:11 9:48 10:15 11:41
5 10:54 10:12 9:52 10:16
6 10:58 10:15 9:56 10:34
7 11:28 10:30 10:05 10:38
8 11:58 10:32 10:15 10:40
9 10:38 10:20 10:48
10 10:40 10:37 11:17
11 10:42 10:43 11:29
12 10:44 10:52 11:34
13 10:48 10:55 11:40
14 10:53 11:00 11:41
15 10:55 11:11 11:51
16 10:59 11:16 11:52
17 11:05 11:20 11:59
18 11:22 11:20 11:59
19 11:42 11:20 12:16
20 11:43 11:23
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
96
21 11:52 11:24
22
11:26
23 11:38
24 11:41
25 11:51
26 11:56
27 11:57
28 12:02
Lama Penyerbukan
Dari hasil pengamatan diketahui
bahwa ada perbedaan lama waktu
kunjung setiap jenis lebah pada bunga
tanaman timun. Lama penyerbukan lebah
pada bunga tanaman timun dapat
diketahui dari data yang diperoleh
dilapangan bahwa ada tiga jenis lebah
yang waktu kunjungnya lebih lama dari
beberapa jenis lebah yang mengunjungi
bunga tanaman timun, yaitu Apis cerana,
Ceratinidea, dan Nomia yang lebih lama.
Dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Lamanya setiap jenis lebah datang mengunjungi bunga tanaman timun.
NO
Lama kunjung setiap jenis Lebah (detik)
Amegilla Apis cerana Ceratinidae Nomia Lasiogllosum Xylocopa
1 2 10 16 2 7 2
2 5 35 6 5 4 5
3 2 20 79 3 26
4 11 5 23 5 5
5 6 8 7 10
6 8 15 2 3
7 7 7 10 2
8 5 11 45 25
9 28 30 30
10 47 15 30
11 20 10 34
12 20 35 32
13 4 35 17
14 14 3 15
15 8 2 3
16 4 20 7
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
97
17 10 27 50
18 4 4 30
19 18 44 2
20 14 11
21 16 66
22 10
23 7
24 5
25 10
Rata-rata 5.75 15.14 20.88 16.05 10.5 3.5
Jumlah Biji Pada Tanaman Timun
Dari hasil perhitungan terhadap
jumlah biji yang di hasilkan bunga yang di
kunjungi dari ke enam jenis lebah
diperoleh bahwa jumlah biji yang paling
banyak adalah dari hasil kunjungan lebah
Nomia, selanjutnya Apis cerana,
Ceratinidea. Amegilla, Lasiogllosum dan
Xylocopa. Jumlah biji tanaman timun dari
hasil kunjungan tersebut dapat dilihat pada
Table 4
Table 4 Jumlah biji yang dihasilkan untuk setiap bunga tanaman mentimun yang
dikunjungi setiap jenis lebah
NO
Jumlah Biji yang Dihasilkan
Amegilla Apis cerana Ceratinidea Nomia Lasiogllosum Xylocopa
1 29 114 0 216 185 154
2 19 198 0 118 29 1
3 96 72 217 44 114
4 253 180 19 19 164
5 198 215 123 62
6 176 176 108 183
7 216 36 0 14
8 93 169 38 144
9 0 115 120
10 0 117 0
11 36 287 46
12 84 37 14
13 165 0 186
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
98
14 217 140 10
15 62 201 162
16 93 96 164
17 3 3 274
18 198 0 0
19 35 5 0
20 108 26 127
21 114 229
22 0 165
23 1 154
25 178 150
26 96
27 0
28 165
Rata-rata 135 108.1 74.5 104.04 123 77.5
Pembahasan
Hasil penelitian tentang lebah
(Apoidae) yang membantu proses
penyerbukan pada Tanaman Timun
(Cucumis sativus L.) perkebunan
rakyat/petani di Desa Wuasa Kec. Lore
Utara Kab. Poso seperti yang terlihat pada
Tabel 1 di atas,diperoleh 6 (enam) jenis
yaitu Apis cerana Farb, Lasioglossum sp,
Amegilla sp, Xylocopa sp, Ceratinidea sp
dan Nomia.
Dari keenam jenis lebah yang
ditemukan mengunjungi Tanaman Timun
(Cucumis sativus L). perkebunan
rakyat/petani di Desa Wuasa Kec. Lore
Utara Kab. Poso, secara klasifikasi dapat
dikelompokan kedalam super suku
Apoidea: suku Apidae yang terdiri dari 4
species yaitu Apis cerana, Amegilla,
Xylocopa, Ceratinidea. Dari Tabel 1 di atas
terlihat bahwa jumlah individu masing-
masing jenis yang datang mengunjungi
bunga tanaman timun memperlihatkan
perbedaan. Jumlah yang terbanyak
didapatkan untuk jenis Ceratinidea yaitu
sebanyak (28 ekor), selanjutnya diikuti
oleh jenis Apis cerrana (21 ekor); Nomia
(19 ekor); Amegilla (8 ekor); Lasiogllosum
(4 ekor), dan Xylocopa (2 ekor).
Tidak ditemukannya jenis Apoidea
yang lain diperkirakan ada hubungan
antara ukuran tubuh lebah dengan ukuran
dan struktur bunga. Adanya perbedaan
jumlah individu antara Apis cerana,
Ceratinidea, Nomia, Amegilla,
Lasiogllosum, dan Xylocopa ini mungkin
dipengaruhi oleh jumlah koloni dari setiap
masing-masing lebah. Dimana untuk
jumlah koloni dari Apis cerana jumlahnya
adalah 10.000 ekor, per koloni sedangkan
Ceratinidea berkisar antara 10-100 ekor
per-koloni (Hery 2011). Perbedaan jumlah
koloni inilah yang diperkirakan
menyebabkan perbedaan jumlah masing-
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
99
masing lebah yang datang pada tanaman
timun.
Pada Tabel 2 menjelaskan tentang
waktu kunjung setiap jenis lebah yang
mengunjungi Bunga Tanaman timun. Dari
waktu kunjung ke enam jenis lebah
tersebut dapat dilihat bahwa waktu
kunjung Apis cerana, Ceratinidea, Nomia
memiliki waktu kunjung yang lebih awal
dibandingkan dengan waktu kunjung labah
lain. Dimana untuk jenis Apis cerana
dimulai pada pukul 09.17, jenis
Ceratinidea. dimulai pukul 09.36, Nomia
dimulai pukul 09.50, Amegilla mulai pukul
10.00, Lasiogllosum dimulai pukul 09.10,
dan Xylocopa dimulai pukul 09.48. Waktu
kunjung dari ke enam jenis lebah ini
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
cahaya matahari. Cahaya matahari
merupakan salah satu faktor lingkungan
yang paling berpengaruh terhadap
aktivitas lebah dalam mencari atau
mengumpulkan Nektar dan Pollen sebagai
pakannya. Selain cahaya matahari,
aktivitas lebah juga dipengaruhi oleh suhu,
kelembaban udara dan curah hujan
(Ahmad Sanusi, 2004).
Pada Tabel berikutnya (Tabel 3) yaitu
menjelaskan tentang lama kunjungan
(detik) untuk setiap jenis lebah yang
datang pada bunga tanaman timun. Dari
Tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari ke
enam lebah tersbut masing-masing
memiliki waktu kunjungan yang berbeda.
Lama kunjungan pada bunga juga memiliki
perbedaan, pada lebah jenis Ceratinidea,
berkisar 20,88 detik, jenis Apis cerana
15,14 detik, jenis Nomia 16,05 detik,
Amegilla 5,75 detik , Lasiogllosum 10,5
detik, dan untuk Xylocopa 3,5 detik.
Perbedaan lama kunjungan tersebut
disebabkan karena masing-masing lebah,
merupakan jenis lebah yang mencari atau
mengambil nektar dan pollen pada bunga
tanaman timun sebagai pakannya. Lebah
ini merupakan jenis lebah yang hanya
mengambil Pollen saja sehingga waktu
kunjung pada bunga tersebut tidak terlalu
lama.
Pada Tabel 4 dapat dilihat jumlah
rata-rata biji setiap jenis lebah, biji yang
paling banyak dihasilkan pada buah
tanaman timun yang dikunjungi oleh lebah
Apis cerana yaitu dimana jumlah rata-rata
biji dari setiap buah yang merupakan hasil
penyerbukan oleh lebah ini adalah 108,05
biji, kemudian diikuti oleh tanaman timun
yang dikunjungi oleh Nomia dengan rata-
rata 104,04 biji, Amegilla jumlah rata-
ratanya 135 biji, Ceratinidea jumlah rata-
ratanya 74,5 biji, Lasiogllosum jumlah
rata-ratanya 123 biji, dan Xylocopa rata-
ratanya 77,5 biji.
Perbedaan jumlah biji yang dihasilkan
ini mungkin disebabkan karena perbedaan
ukuran tubuh setiap lebah dan lama waktu
kunjung dari ke enam jenis lebah tersebut.
Dimana pengaruh ukuran tubuh lebah
adalah bahwa semakin besar ukuran
tubuh dari lebah semakin besar pula
kemungkinan terjadinya proses
penyerbukan pada bunga timun tersebut
dan begitu pula dengan lama waktu
kunjung lebah pada bunga yaitu semakin
lama lebah berada pada bunga semakin
besar pula terjadinya proses penyerbukan
bunga tersebut.
Deskripsi masing-masing jenis Lebah:
Apis cerana
Menurut Hasanuddin (2003),
Klasifikasi lebah Apis cerana yaitu :
Kingdom : Animalia,
filum : Arthropoda,
class : Insecta,
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
100
ordo : Himenoptera,
family : Apidae,
genus : Apis dan
species : Apis cerana Farb.
Gambar 1. Apis Cerana Farb. (atas) dan bunga tanaman Timun (Cucumis sativus L.) yang dikunjungi oleh lebah tersebut (bawah).
Lebah madu Apiscerana atau sering
kali dikenal dengan lebah lokal atau dalam
bahasa Inggris dinamakan Oriental
honeybees. Lebah ini dalam Bahasa Jawa
dinamakan tawon madu atau dalam
Bahasa Sunda. Jenis lebah ini sangat
dikenal oleh masyarakat luas karena
sering ditemukan di bunga-bunga sekitar
rumah atau tidak jarang bersarang di atap
rumah. Lebah madu Apis cerana biasanya
dapat menghasilkan madu kurang lebih 10
Kg per koloni per tahun. Tetapi hal
tersebut sangat tergantung pada pakan
lebah yang ada, maksudnya jika pakan
lebah tidak memadai maka tidak akan
menghasilkan madu yang bisa dipanen
karena sudah habis dikonsumsi oleh lebah
sendiri. Hanya saja jenis lebah ini tidak
menghasilkan royal jelly dan propolis yang
bisa dimanfaatkan secara komersial.
Potensi yang sangat dimungkinkan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
larva lebah sebagai makananan
(sup/asem-asem larva lebah). Polennya
bisa diproduksi, terutama pada daerah
yang banyak sumber polennya seperti
yang tanaman kelapa, tanaman jagung dll.
Madu yang sangat dikenal dari hasil
lebah madu Apis cerana di wilayah pulau
Jawa adalah dari bunga kaliandra merah
(Calliandra callothyrsus). Warna madunya
kuning kehijauan. Akan tetapi di beberapa
tempat juga bias kuning kecoklatan. Madu
dari tanaman Accacia mangium warnanya
cokelat gelap seperti juga pada madu
kelapa terutama yang ada sadapan
niranya (juga ada Aren dan Siwalan).
Belajar beternak lebah madu Apis
cerana sangat mudah, hanya dia mudah
agresip dan meninggalkan sarangnya jika
pakannya kurang defensif (kesannya
galak, karena akan mudah menyengat).
Xylocopa
Menurut Linnaeus (1758), Klasifikasi
lebah Xylocopa adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia,
Filum : Artropoda,
Kelas : Insect,
ordo : Hymenoptera,
super family : Apoidea,
family : Xylocopa
genus : Xylocopa
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
101
Gambar 2. Lebah Xylocopa (atas) dan bunga tanaman timun yang dikunjungi lebah tersebut (bawah).
Xylocopa confusa adalah seekor
lebah besar mencapai sedikit lebih dari
20mm. Betina terutama hitam. Thorax
adalah dengan rambut kuning tua,
sehingga hampir sepenuhnya kuning
kecuali untuk patch hitam kecil di pusat.
Spesies ini cukup luas didistribusikan di
seluruh Asia Tenggara, pasti sering
berkunjung di kebun saya, melompat dari
satu bunga ke bunga lainnya. Tampaknya
untuk mencintai setiap bunga tersedia di
sini, coleus, senduduk, kacang bersayap,
rosela dan okra. referensi: Xylocopa
confusa - Asian Hornet
Di Amerika Serikat, jenis lebah ini
terdapat dua spesies yaitu, Spesies
Xylocopa virginica, dan Xylocopa micans,
dalam distribusi Xylocopa virginica, dan
Xylocopa micans, Beberapa peneliti,
sering keliru untuk suatu spesies lebah,
karena hampir semua memiliki bentuk
yang sama, dalam ukuran dan warna,
meskipun lebah memiliki perut yang
mengkilap, sementara di perut lebah
terdapat bulu yang lebat.
Beberapa spesies memiliki wajah
hitam atau kuning, di mana lebah betina
tidak; lebah jantan juga, sering memiliki
mata jauh lebih besar daripada betina,
yang terkait dengan perilaku kawin
mereka.Lebah jantan sering terlihat
melayang di dekat sarang, dan akan
mendekati hewan terdekat. Namun lebah
jantan tidak berbahaya, karena mereka
tidak memiliki sebuah stinger.
Lasiogllosum
Klasifikasi lebah Lasiogllonum yaitu
terdiri dari ;
Kingdom : Animalia,
Phylum : Arthropoda,
Class : Insecta,
Order : Hymenoptera
Family : Halictidae
Subfamily : Halictinae,
Genus : Lasioglossum
Gambar 3. Lasiogllosum sp. (kiri) dan bunga tanaman timun yang dikunjungi lebah tersebut (kanan)
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
102
Lebah keringat Lasioglossum adalah
yang terbesar dari semua genera lebah,
yang mengandung lebih dari seribu tujuh
ratus spesies disubgenera banyak di
seluruh dunia. Mereka sangat bervariasi
dalam ukuran, warna patung, dan;antara
varian yang lebih tidak biasa, beberapa
cleptoparasites, beberapa aktif di malam
hari, dan beberapa oligolectic.
Kebanyakan Lasioglossum bersarang
ditanah, tetapi beberapa sarang spesies
dalam logbusuk.
Lebah Lasioglossum dapat dibagi
menjadi dua seri informal berdasarkan
kekuatan dari venadistal forewing tersebut.
Seri Lasioglossum (atau kuat-veined
Lasioglossum) sebagian besar terdiri dari
spesies soliter atau komunal. Dua
pengecualian yang mungkin adalah
Lasioglossum aegyptiellum dan
Lasioglossum rubricaude, yang keduanya
menunjukkan tanda-tanda indikasi
pembagian kerja eusociality.
Ceratinidea
Gambar 4. Ceratinidea sp. (atas) dan bunga tanaman timun yang dikunjungi oleh lebah tersebut (bawah).
Menurut Latreille (1802), Klasifikasi
dari pada lebah Ceratinidea terdiri dari,
Ceratina cf. cyanea on Asphodelus
macrocarpus Scientific clas sification
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Hymenoptera
Family : Apidae,
Genus : Ceratina
Lebah (Ceratina sp.) sering disebut
sebagai lebah tukang kayu kecil, adalah
keturunan tunggal dari Ceratinini suku,
dan eratterkait dengan lebah tukang kayu
lebih akrab. Mereka membuat sarang
dikayu mati, batang, atau empulur, dan
sementara banyak yang soliter, nomor
yang subsocial, dengan induk merawat
larva mereka, dan dalam beberapa kasus
di mana beberapa
betina ditemukan dalam satu sarang
saja, anak betina atau saudara dapat
membentuk sangat kecil, lemah eusocial
koloni (di mana satu lebah hijauan dan
lainnya tetap dalam sarang dan bertelur).
Ceratina umumnya gelap, bersinar,
bahkan lebah metalik, dengan rambut
tubuh cukup jarang dan Scopalemah pada
tibia belakang. Sebagian besar spesies
memiliki beberapa tanda kuning, paling
sering terbatas pada wajah, tetapi seringdi
tempat lain ditubuh. Mereka sangat sering
keliru untuk"lebah keringat" (keluarga
Halictidae), karena kecil warna, ukuran
logam, dan beberapa kesamaan dalam
venasi sayap, mereka dapat dengan
mudah dipisahkan dari halictids oleh mulut
(dengan glossa panjang) dan hindwings
(dengan lobus jugal kecil). Beberapa
spesies yang luar biasa di antara lebah
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
103
dalam bahwa mereka parteno genesis,
reproduksi tanpa jantan
Nomia sp
Lebah Nomia dapat di klasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
fhylum : Artropoda
Clas : Insect
Family : Halictidae
Sub Famili : Halictidae
genus : Nomia
Gambar 5. Nomia sp. (atas) dan bunga tanaman timun yang dikunjungi oleh lebah tersebut (bawah)
Lebah Nomia betina memiliki Panjang
16 mm, Proses menjadi remaja singkat
kekuningan, pucat dan agak pada tatas
sebagian besar kepala dan dada lateral,
menjadi gelap pada dorsum dada, kepala
sedikit ebih luas dari pada yang lama,
mata sangat sedikit konvergen bawah,
cembung daerah supraclypeal, pipi sediki
tlebih luas dari pada mata, ocellilateral
yang subequally jauh dari mata dan satu
sama lain, antena jauh lebih dekat satu
sama lain dari pada mata, porsirata-ratadi
atas wajah agak bersinar, dengan sangat
halu.
Lebah Nomia pejantan memiliki
Panjang 18 mm, hitam, perut dengan
mutiara hijau, band integumen apikal, dan
kaki kekuningan atau testaceousse
bagian;. Ochra ceousproses menjadi
remaja di kepala, dada, kaki dan segmen
basal dari perut, yang terga lebih apikal
dengan beberapa proses menjadi remaja
hitam;kepala jauh lebih luas dari pada
yang lama, mata sedikit konvergen,
sebagian besar telanjang, rahang
sederhana, pipi sangat sedikit lebih luas
daripada mata, ocelli lateral yang
subequally jauh dari mata dan satu sama
lain, antena subequally jauh dari mata dan
satu sama lain.
Amegilla
Gambar 6. Lebah Amegilla sp. (atas) dan bunga tanaman timun yang dikunjungi lebah tersebut (bawah)
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
104
Menurut Friese (1897), Klasifikasi
Lebah Amegilla adalah :
Kingdom : Animalia,
Phylum : Arthropoda,
Class : Insecta,
Order : Hymenoptera
Family : Anthophoridae,
Subfamily : Apinae,
Genus : Amegilla Friese.
Lebah Amegilla adalah kelompok
spesies lebah asli yang tidak
menghasilkan madu tetapi penyerbuk
penting dari tanaman dan tanaman liar.
Lebah Amegilla tidak agresif tetapi dapat
menyengat untuk pertahanan. Mereka
memiliki sengatan ringan yang jauh lebih
menyakitkan dari pada yang dari lebah
madu. Lebah Amegilla,sering dikenal
sebagai lebah banded karena perut
karakteristik mereka yang bergaris
menengah lebah (10-12mm panjang)
dengan kepala cokelat keemasan. jantan
beristirahat semalam dengan menempel
batang tanaman. Mereka hidup mandiri
dari lebah-lebah lainya (yaitu mereka yang
soliter) dan bersarang diliang dalam tanah.
Lebah Amegilla dapat ditemukan di
berbagai habitat (alih fungsi lahan) inEast
Afrika dari dataran rendah dan tanah
pesisir ke dataran tinggi. Mereka
ditemukan di lahan hutan, lahan semak,
padang penggembalaan, lahan pertanian,
rawa, dataran dan dataran tinggi. Lebah
Amegilla yang umum di lahan pertanian,
terutama mereka dengan beberapa set-
menyisihkan tanah dan mereka yang
dekat dengan habitat alami yang dapat
memberikan perlindungan dan tempat
bersarang.
Lebah Amegilla sering seperti bunga
berwarna biru. Mereka mampu melakukan
penyerbukan, yang sangat penting bagi
tanaman seperti tomat, terong, dan cabe
yang serbuk sari dipegang teguh oleh
antera (Dollin 2001;. Bell et al 2006). Hal
ini membuat mereka calon yang ideal
untuk penyerbukan rumah kaca tanaman
ini, yang menjadi perusahaan penting di
Afrika Timur. Spesies yang melakukan
penyerbukan buzz atau sonikasi dapat
berpegangan bunga dan menggerakkan
otot-otot sayap mereka sangat cepat
(membuat suara berdengung keras). Ini
getar serbuk sari bebas dari antera dan ke
tubuh lebah. Lebah lainnya, termasuk
lebah madu jarang melakukan
penyerbukan buzz dan akan kurang
mampu mendapatkan serbuk sari tanaman
diserbuki Buzz ke tubuh mereka, dan
dengan demikian penyerbukan silang.
Sekitar 8% dari tanaman bunga dunia
terutama diserbuki menggunakan
penyerbukan buzz.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan mengenai pengaruh
Aktifitas Lebah terhadap Produksi Biji
Tanaman Timun (Cucumis sativus L.),
dapat disimpulkan bahwa :
Ada 6 jenis lebah yang datang
mengunjungi bunga tanaman timun pada
perkebunan tanaman timun di Desa
Wuasa Kec. Lore Utara Kabupaten Poso
yaitu :Apis cerana Farb, Xylocopa,
Lasiogllosum, Ceratinidea sp, Nomia sp,
dan Amegilla sp. Adapun jenis lebah yang
paling banyak mengunjungi bunga tanamn
timun adalah lebah Ceratinidea sp, Nomia
sp dan Apis cerana Farb.
Waktu dan lama kunjung pada setiap
jenis lebah berbeda - beda. Dari enam
jenis lebah Ceratinidea sp merupakan
jenis lebah yang lebih awal dan lebih lama
Hanyala, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 1
Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.1, Juni 2016, ISSN: 1978-6417
105
mengunjungi bunga tanaman timun
Selanjutnya Apis cerana Farb dan Nomia
sp. Dengan masing masing rata-rata
lama kunjung dari sertiap detik lebah yang
mengunjungi bunga tanaman timun Nomia
16,05 detik, Apis cerana 15,14 detik,
Ceratinidea 20,88 detik, Amegilla 5,75
detik, Lasiogllosum 10,5 detik dan
Xilokopa 3,5 detik
Jumlah biji yang dihasilkan tanaman
timun berbeda-beda sesuai dengan
perbedaan jenis lebah yang mengunjungi
dan lama waktu kunjung lebah pada
bunga tanaman timun tersebut. Dengan
hasil jumlah biji masing – masing adalah:
Amegilla 135 buah, Apis cerana 108,05
buah, Ceratinidea 74,5 buah, Nomia
104,04, Lasioglosum 123 buah dan
Xilokopa 77,5 buah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasi kepada kedua
pembimbing saya Prof,Dr. Ramadhanil,
M.Si dan Dr. Sahabudin, M.Si yang sudah
mengiklaskan waktunya untuk
membimbing saya. Dosen-dosen Biologi,
Kedua Orang tua yang senantiasa
mendoakan anaknya. Saudara-saudara
saya dan seluruh teman teman yang
selalu menyemangati.
DAFTAR PUSTAKA
Boror J.D., Charles A.T.,Norman
F.J.,1996.Pengenalan Pelajaran
Serangga.Gadja mada University
press london.
Free JB. 1993. Insect Pollination of crops.
Second edition.Academic Press.684
pp.
Hasanuddin,A.2003, “Manajemen Koloni
Lebah Madu”, Departemen
Kehutanan, Pusat Diklat Pendidikan
dan Latihan Kehutanan,Balai latihan
Kehutanan, Pematang Siantar.
Sanusi Ahmad. 2009. Lebah Madu untuk
Penyerbukan Tanaman.(http:
//sanoesi .Wordpreess.com// page
/2/), diunduh 1 juli 2012
Sugito, J. 1992. Sayur Komersial. Penebar
Swadaya. Jakarta. Hal, 106-112.
Sumpena, U. 2002. 2002. Budidaya
Mentimun Intensif dengan Mulsa
Secara Tumpang Gilir. Penebar
Swadaya. Jakarta. Hal, 1-46.