Jenis-jenis Ideologi

22
Jenis-jenis Ideologi 1. Ideologi Fasisme Asal-usul Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah. Selain itu fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi Pengertian(Pemahaman) Deskriptif Fasisme adalah sebuah radikal dan otoriter nasionalis politik ideology. Sehingga fasisme berati sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara. Sejarah/Perkembangan Fasisme lahir selama periode kerusuhan sosial dan politik berikut Perang Dunia I . Perang telah melihat Italia mulai merasakan rasa nasionalisme, bukan kedaerahan historisnya. Meskipun menjadi seorang Power Sekutu , Italia diberi apa yang dianggap nasionalis transaksi yang tidak adil di Perjanjian Versailles. Ketika sekutu lain memberitahu Italia untuk menyerahkan kota Fiume di Konferensi Perdamaian Paris , veteran perang Gabriele d'Annunzio mendeklarasikan negara merdeka di sana, Kabupaten Italia Carnaro . Dia menyebutkan dirinya Duce bangsa dan mengumumkan konstitusi , dengan Piagam Carnaro , yang sangat berpengaruh terhadap Fasisme awal, meskipun ia sendiri tidak pernah menjadi seorang fasis.

description

Jenis Ideologi dunia

Transcript of Jenis-jenis Ideologi

Jenis-jenis Ideologi

1. Ideologi Fasisme

Asal-usulKata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah. Selain itu fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi

Pengertian(Pemahaman) DeskriptifFasisme adalah sebuah radikal dan otoriter nasionalis politik ideology. Sehingga fasisme berati sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara.

Sejarah/PerkembanganFasisme lahir selama periode kerusuhan sosial dan politik berikut Perang Dunia I . Perang telah melihat Italia mulai merasakan rasa nasionalisme, bukan kedaerahan historisnya. Meskipun menjadi seorang Power Sekutu , Italia diberi apa yang dianggap nasionalis transaksi yang tidak adil di Perjanjian Versailles.Ketika sekutu lain memberitahu Italia untuk menyerahkan kota Fiume di Konferensi Perdamaian Paris , veteran perang Gabriele d'Annunzio mendeklarasikan negara merdeka di sana, Kabupaten Italia Carnaro . Dia menyebutkan dirinyaDucebangsa dan mengumumkan konstitusi , denganPiagam Carnaro, yang sangat berpengaruh terhadap Fasisme awal, meskipun ia sendiri tidak pernah menjadi seorang fasis.Kelahiran gerakan Fasis dapat ditelusuri ke pertemuan ia diadakan di Piazza San Sepolcro di Milan pada tanggal 23 Maret 1919, yang menyatakan prinsip-prinsip asli dari Fasis melalui serangkaian deklarasi.Ini termasuk dedikasi untuk veteran perang Italia, deklarasi fasis 'kesetiaan ke Italia dan oposisi terhadap agresor asing, sebuah pronouncment bahwa fasis akan melawan faksi-faksi politik lainnya dan sebuah deklarasi penentangan terhadap bolshevisme dan sosialisme , khususnya sosialisme dari Partai Sosialis Italia . Mereka juga menyatakan niat mereka untuk merebut kekuasaan dan oposisi mereka terhadap multipartai demokrasi perwakilan di Italia.Kaum fasis mengambil sikap moderat terhadap perekonomian, secara efektif menyatakan bahwa mereka lebih menyukai kolaborasi kelas sementara menentang intervensi negara yang berlebihan ke dalam perekonomian, dan menyerukan tekanan terhadap pengusaha dan pekerja untuk bersikap kooperatif dan konstruktif, mengatakan: "Seperti untuk demokrasi ekonomi, kami mendukung sindikalisme nasional dan menolak intervensi Negara ketika itu bertujuan throttling penciptaan kekayaan. "Mussolini dan kaum fasis yang bersamaan revolusioner dan tradisionalis . karena ini sangat berbeda dari yang lain dalam iklim politik saat itu, kadang-kadang digambarkan sebagai "Jalan Ketiga". The Fascisti, dipimpin oleh salah satu orang kepercayaan yang dekat Mussolini, Dino Grandi , membentuk pasukan bersenjata veteran perang yang disebut kemeja hitam (atausquadristi)dengan tujuan untuk memulihkan ketertiban. Pemerintah jarang mengganggu dengan tindakan kemeja hitam ', karena sebagian rasa takut yang meluas revolusi Komunis.The Fascisti tumbuh sangat cepat sehingga dalam waktu dua tahun, ia berubah menjadi Partai Fasis Nasional pada kongres di Roma . Juga pada tahun 1921, Mussolini terpilih di Kamar Deputi untuk pertama kalinya dan kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri oleh Raja pada tahun 1922. ia kemudian melanjutkan untuk menginstal sebuah kediktatoran pembunuhan setelah 10 Juni 1924 dari anti-fasis penulis Giacomo Matteotti oleh agen-agen rahasia polisiCekaMussolini itu.Mussolini kolonialisme mencapai lebih lanjut ke Afrika dalam upaya untuk bersaing dengan Inggris dan Perancis kerajaan kolonial. Mussolini Italia berbicara tentang membuat suatu bangsa yang "besar, dihormati dan ditakuti" seluruh Eropa, dan bahkan dunia.An early example was his bombardment of Corfu in 1923.Contoh awal pemboman tentang Corfu pada tahun 1923. Segera setelah ia berhasil mendirikan rezim boneka di Albania dan dipaksa berakhir pemberontakan di Libya yang pernah menjadi koloni (longgar) sejak 1912. Itu adalah mimpinya untuk membuat Mediteraniajamu-jamu kuda("laut kami" dalam bahasa Latin).

Sifat (Tertutup/Terbuka)Fasisme merupakan ideologi tertutup, terbukti dari sifatnya yang bersifat totaliter yaitu mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan, juga merupakan cita-cita dari kelompok tertentu yaitu Adolf Hitler dan Benito Mussolini dan gambaran tentang kediktatoran totaliter di negara Jerman, Italia dan Jepang selama Perang Dunia II , bukan berasal dari masyarakat itu sendiri.

Pengaruh Terhadap Kehidupan SosialSebelum Jepang masuk, di Indonesia muncul partai fasis yakni Nederlandsch Indische Fascisten Organisatie (NIFO), Facisten Unie (FU). Pengaruh fasisme begitu kuat di masa krisis saat itu juga menghipnotis kalangan bumi putera. Bulan Juli 1933, Partai Fasis Indonesia (PFI) resmi berdiri.Seorang fasis pribumi, Dr Notonindito, bekas anggota PNI Lama asal Pekalongan adalah tokoh teras pendiri partai fasis ini. Ide dasar pendirian PFI ini memang agak unik karena tidak didasarkan kepentingan ideologi, melainkan oleh cita-cita pembangunan kembali kerajaan-kerajaan Jawa, seperti Majapahit dan Mataram, Sriwijaya di Sumatera, dan kerajaan-kerajaan di Kalimantan.Fasisme adalah ideologi politik modern yang hendak memperkuat sentimen nasionalistik dan etnisitas kepribumian menjadi kebangsaan. Fasisme menolak ide-ide liberal seperti hak-hak asasi, dan tidak sungkan mendorong penghancuran proses pemilu dan praktek-praktek lain demokrasi. Fasisme identik dengan fanatisme sayap kanan, rasisme, totalitarian dan kekerasan. Seseorang bisa dianggap subversif hanya karena menolak ikut upacara bendera. Dahulu, seseorang bisa masuk penjara hanya karena mempertanyakan pribadi Soeharto. Ini jelas persis dengan modul fasis Hitler.Suharto jelas seorang fasis. Suharto hampir menyempurnakan identitas tunggal nasional Indonesia menurut versinya sendiri. Seluruh ciri karakter fasis ada di Suharto dan rezimnya. Mulai dari seragam sekolah, ideologi tunggal, upacara bendera,bahasa nasional tunggal, lagu kebangsaan, sejarah militer, anti-Tionghoa, anti suku minoritas, anti agama lokal, anti kebebasan bicara dan berpikir dsb.Pendapat/Analisis PribadiMenurut saya, fasisme merupakan ideology yang berbahaya dan harus dihilangkan. Hal ini karena fasisme mengharamkan plurarisme dan mengutamakan kediktatoran yang berarti ekonomi, politik, sosial, seni, budaya, hingga agama semuanya harus berjalan sesuai dengan selera penguasa. Padahal Indonesia sendiri merupakan negara yang banyak didalamnya terdapat perbedaan ras, agama, dan kebudayaan. Selain itu sifat masyarakat Indonesia yang mengutamakan kekeluargaan dan musyawarah.

2. Ideologi Feminisme

Asal-usulPaham ini bukan ideologi dari Barat karena Barat pun pada masa lalu menentang feminisme. Ketika terjadi Revolusi Prancis terjadilah pendeklarasian Hak-Hak Asasi Manusia, tapi perempuan tidak termasuk di dalamnya karena dalam pandangan mereka perempuan tidaklah dipandang sebagai manusia utuh. Ketika itu, perempuan, baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah, tidak memiliki hak-hak seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, berpolitik, hak atas milik dan pekerjaan. Oleh karena itulah, kedudukan perempuan tidaklah sama dengan laki-laki dihadapan hukum. Deklarasikan Hak-hak Asasi Perempuan baru dibuat pada tahun 1791.

Pengertian(Pemahaman) DeskriptifFeminisme adalah sebuah paham yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak perempuan dengan pria

Sejarah/PerkembanganGerakan feminis dimulai sejak akhir abad ke- 18, namun diakhiri abad ke-20, suara wanita di bidang hukum, khususnya teori hukum, muncul dan berarti. Hukum feminis yang dilandasi sosiologi feminis, filsafat feminis dan sejarah feminis merupakan perluasan perhatian wanita dikemudian hari. Di akhir abad 20, gerakan feminis banyak dipandang sebagai sempalan gerakan Critical Legal Studies, yang pada intinya banyak memberikan kritik terhadap logika hukum yang selama ini digunakan, sifat manipulatif dan ketergantungan hukum terhadap politik, ekonomi, peranan hukum dalam membentuk pola hubungan sosial, dan pembentukan hierarki oleh ketentuan hukum secara tidak mendasar.Walaupun pendapat feminis bersifat pluralistik, namun satu hal yang menyatukan mereka adalah keyakinan mereka bahwa masyarakat dan tatanan hukum bersifat patriaki. Aturan hukum yang dikatakan netral dan objektif sering kali hanya merupakan kedok terhadap pertimbangan politis dan sosial yang dikemudikan oleh idiologi pembuat keputusan, dan idiologi tersebut tidak untuk kepentingan wanita. Sifat patriaki dalam masyarakat dan ketentuan hukum merupakan penyebab ketidakadilan, dominasi dan subordinasi terhadap wanita, sehingga sebagai konsekuensinya adalah tuntutan terhadap kesederajatan gender. Kesederajatan gender tidak akan dapat tercapai dalam struktur institusional ideologis yang saat ini berlaku.Feminis menitikberatkan perhatian pada analisis peranan hukum terhadap bertahannya hegemoni patriaki. Segala analisis dan teori yang kemudian dikemukakan oleh feminis diharapkan dapat secara nyata diberlakukan, karena segala upaya feminis bukan hanya untuk menghiasi lembaran sejarah perkembangan manusia, namun lebih kepada upaya manusia untuk bertahan hidup. Timbulnya gerakan feminis merupakan gambaran bahwa ketentuan yang abstrak tidak dapat menyelesaikan ketidaksetaraan.

Sifat (Tertutup/Terbuka)Feminisme merupakan ideology yang bersifat terbuka karena Ideologi ini bukanlah ideologi yang berasal dari Barat melainkan berasal dari kemanusian. Ideologi yang hendak mendudukkan perempuan sebagai seorang manusia yang utuh yang setara hak-haknya dengan kaum pria.

Pengaruh Terhadap Kehidupan SosialDi Indonesia, kesetaraan gender sudah sangat baik, lihat saja Megawati, beliau seorang perempuan yang menjadi Presiden, sebuah sukses dalam peraihan karir yang paling tinggi di negeri ini. Ada Rini Suwandi seorang professional handal yang menjabat sebagai menteri Perdagangan. Sangat mengherankan bahwa kaum feminis Indonesia tidak merasa terwakili oleh prestasi yang diraih mereka ini. Dilain sisi ada banyak sekali wanita karir di Indonesia yang merangkap menjadi ibu tetapi sukses dalam pekerjaannya. Profil-profil tersebut sudah menggambarkan bahwa perempuan mempunyai andil hebat dalam politik dan perekonomian Negara Indonesia.

Pendapat/Analisis PribadiMenurut saya, Ideologi Feminis merupakan ideologi yang bagus karena merngutamakan kesetaraan gender antara pria dan wanita. Pria dan wanita memiliki kemampuan dan kedudukan yang sama.

3. Ideologi Konservatisme

Asal-usulWalaupun konservatisme secara keilmuan semakin di hormati sepanjang 1980-an,dibandingkan sejak Perang Dunia II,masih saja ada ketidak pastian yang meluas mengenai status moralnya.terus terang saja,masih terdapat kecurigaan bahwa konservatisme akhirnya tidak lebih sekadar kedok egoism bagi kelas-kelas yang berkuasa.Menurut kecurigaan ini,ada realitas ketimpangan dan eksploitasi ekonomi yang tidak menyenangkan di balik kedok ini.dengan alas an itulah,misalnya belakangan ini seorang filsuf radikal terkenal,Ted Honderich,menutup sebuah kajian yang ambisius tentang filsafat konservatisme dengan penegasan bahwa konservatismepada akhirnya tidak menjelaskan apapun tentang ideologi itu sendiri sejak tulisan itu,disintegrasi social yang meluas dan menjadi ciri inggris maupun Amerika Serikat setelah pemerintahan kelompok konservatif berkuasa semakin menguatkan tuduhan Honderich tersebut.Kendati demikian,uraian berikut menggunakan cara pandangan yang lebih simpatik.konservatisme akan ditunjukan secara lebih tepat bahwa jauh dari menjadi kedok bagi egoisme,filsafat konservatif yang terbaik,penyebutan ini penting,menawarkan tanggapan yang lebih mendalam terhadap kondisi manusia daripada tanggapan dari ortodoksi progresif yang mendominasi dunia Barat selama dua abad terakhir.hakikat ortodoksi ini,menurut konservatisme adalah ideology yang melibatkan usaha untuk membangun kenyataan-kenyataan alternative yang tidak memberikan kelonggaran pada keterbatasan-keterbatasan yang inheren dalam manusia.konservatisme tidak dipertentangkan dengan perubahan sebagaimana kadang-kadang diperkirakan,atau bahkan dengan perubahan yang radikal dalam beberapa keadaan:apa yang dipertentangkan dengannya adalah perubahan yang didukung berdasarkan alas an-alasan ideologis yang dirumuskan sebelumnya.

Pengertian(Pemahaman) DeskriptifKonservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservre, melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante.

Sejarah/PerkembanganIstilah konservatisme pertama kali digunakan dalam pengertian modern yang khas dalam konteks ini yakni untuk menunjukan pandagan politik yang dibedakan dengan politik ideologis,ketika Chateubriand (1768-1848 ) member nama conservateur pada sebuah junal yang diterbitkan untuk melawan penyebaran politk baru,dan terutama ide-ide demokrasi yang merupakan perwujudan utamanya.Nama itu kemudian segera dipakai oleh kelompok-kelompok lain yang menentang kemajuan demokrasi setidaknya dalam bentuk-bentuk yang lebih radikal.Konservatisme belum pernah, dan tidak pernah bermaksud menerbitkan risalat-risalat sistematis seperti Leviathan karya Thomas Hobbes atau Dua Risalat tentang Pemerintahan karya Locke. Akibatnya, apa artinya menjadi seorang konservatif di masa sekarang seringkali menjadi pokok perdebatan dan topik yang dikaburkan oleh asosiasi dengan bermacam-macam ideologi atau partai politik (dan yang seringkali berlawanan). R.J. White pernah mengatakannya demikian:"Menempatkan konservatisme di dalam botol dengan sebuah label adalah seperti berusaha mengubah atmosfer menjadi cair Kesulitannya muncul dari sifat konservatisme sendiri. Karena konservatisme lebih merupakan suatu kebiasaan pikiran, cara merasa, cara hidup, daripada sebuah doktrin politik."Meskipun konservatisme adalah suatu pemikiran politik, sejak awal, ia mengandung banyak alur yang kemudian dapat diberi label konservatif, baru pada Masa Penalaran, dan khususnya reaksi terhadap peristiwa-peristiwa di sekitar Revolusi Perancis pada 1789, konservatisme mulai muncul sebagai suatu sikap atau alur pemikiran yang khas. Banyak orang yang mengusulkan bahwa bangkitnya kecenderungan konservatif sudah terjadi lebih awal, pada masa-masa awal Reformasi, khususnya dalam karya-karya teolog Anglikan yang berpengaruh, Richard Hooker yang menekankan pengurangan dalam politik demi menciptakan keseimbangan kepentingan-kepentingan menuju keharmonisan sosial dan kebaikan bersama. Namun baru ketika polemic Edmund Burke muncul - Reflections on the Revolution in France - konservatisme memperoleh penyaluran pandangan-pandangannya yang paling berpengaruh.

Sifat (Tertutup/Terbuka)Ideologi ini merupakan ideologi yang bersifat tertutup karena gagasannya berasal dari Richard Hooker (1554-1600), Edmund Burke (1729-1797), dan Thomas Carlyle, bukan berasal dari masyarakat. Selain itu sifatnya operasional sehingga tidak menerima perubahan akibat zaman.

Pengaruh Terhadap Kehidupan SosialAkhir 2012, Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan pernyataan, bahwa Umat Islam di Indonesia sebaiknya tidak usah mengucapkan Selamat Natal kepada Umat Kristiani di Indonesia. Pernyataan ini tentu mengejutkan, terutama di tengah berbagai upaya kita sebagai bangsa untuk menjaga kerukunan antar agama di tengah masyarakat yang begitu multikultur, seperti Indonesia.Di awal 2013, kita kembali dikejutkan oleh Surat Edaran Walikota Lhoksumawe yang melarang wanita membonceng dengan cara mengangkang di sepeda motor. Yang diperbolehkan adalah membonceng dengan cara menyamping, karena itu, menurut walikota Lhoksumawe, sesuai dengan budaya Aceh yang Islami. Surat tersebut mengejutkan berbagai pihak. Di tengah perang melawan korupsi yang begitu gencar di Indonesia, ada pihak pemerintah yang masih sempat mengurusi soal mengangkang di sepeda motor.Di Amerika Serikat, partai Republik, dengan ideologi pasar bebas dan negara tangan tak kelihatannya, menguasai sebagian besar kursi DPR. Mereka mempersulit Obama sebagai Presiden AS untuk menerapkan kebijakan-kebijakan yang lebih berpihak pada kelas menengah negara itu, seperti misalnya kenaikan pajak untuk orang-orang terkaya di AS. Diskusi alot yang diikuti dengan berbagai voting membuat urusan politik semakin rumit, dan masalah sosial tetap ada, bahkan semakin menganga.Tentu saja, kita bisa menderet berbagai fenomena lainnya yang terjadi di dunia lima tahun belakangan ini. Di balik semua fenomena itu, ada satu yang relatif sama, yakni bangkitnya pola berpikir konservatif di dalam kehidupan sosial. Jika melihat lika liku sejarah manusia, konservatisme tidak pernah mati, melainkan hanya redup, karena berkembangnya pemikiran-pemikiran progresif yang mempertanyakan tradisi. Namun, rupanya angin sudah berbalik arah, sehingga konservatisme kembali meraih kedudukan kuat di masyarakat.

Pendapat/Analisis PribadiMenurut saya, Ideologi ini bagus, sehingga saya menyetujui ataupun mendukung teori ini dimana teori tersebut menginginkan adanya pelestarian nilai-nilai tradisional dan budaya dimana tidak menginginkan perubahan yang radikal namun perubahan itu bisa dijalankan secara tahap demi tahap,dan menurut saya itu merupakan sesuatu proses perubahan yang baik karena saat kita melakukan perubahan secara tahap demi tahap maka akan ada keteraturan yang tertata dengan baik.

4. Ideologi Nasionalisme

Asal-usulNasionalisme berasal dari kata nasional atau nation (bahasa Inggris) atau natie (bahasa Belanda) yang artinya bangsa. Nasional artinya kebangsaan. Bangsa adalah sekelompok manusia yang diam di wilayah tertentu dan memiliki hasrat serta kemauan untuk bersatu, karena adanya persamaan nasib, cita-cita dan tujuan. Dengan demikian nasionalisme dapat diartikan semangat kebangsaan, yaitu semangat cinta kepada bangsa dan negara.

Pengertian(Pemahaman) Deskriptif

Nasionalisme merupakan ideologi yang mempunyai suatu kekuatan pengaruh untuk menggerakan. Pada umumnya, pengantur ideologi ini mengatributkan negara pada suatu bentuk identitas kultural yang khas. Nasionalisme adalah sebuah ideologi yang memiliki kekuatan untuk memengaruhi dan menggerakkan rakyat dengan dilandasi rasa kecintaan dan rasa bela negara terhadap tanah air dan bangsanya Ideologi nasionalisnie ini akan muncul apabila suatu bangsa terusik kemerdekaannya atau terhina harga dirinya oleh bangsa lain. Ideologi nasionalisme tidak memandang perbedaan agama. ras, suku, ataupun golongan yang ada di negara tersebut. Ideologi nasionalisme lebih mementingkan rasa persatuan dan tekad rela berkorban tanpa pamrih demi membela kepentingan bangsa dan negara. Ideologi nasionalisme ini akan lebih hebat berkumandang jika disertai munculnya tokoh-tokoh kebangsaan yang kharismatik dan dicintai rakyatnya. Misalnya: Ki Hajar Dewantoro, Haji Agus Salim, PB Jendral Soedirman dan sebagainya.

Sejarah/Perkembangannasionalisme bermula dari benua Eropa sekitar abad pertengahan. Kesadaran berbangsadalam pengertian nation-statedipicu oleh gerakan Reformasi Protestan yang dipelopori oleh Martin Luther di Jerman (Dault, 2005:4). Saat itu, Luther yang menentang Gereja Katolik Roma menerjemahkan Perjanjian Baru kedalam bahasa Jerman dengan menggunakan gaya bahasa yang memukau dan kemudian merangsang rasa kebangsaan Jerman. Terjemahan Injil membuka luas penafsiran pribadi yang sebelumnya merupakan hak eksklusif bagi mereka yang menguasai bahasa Latin, seperti para pastor, uskup, dan kardinal. Implikasi yang sedikit demi sedikit muncul adalah kesadaran tentang bangsa dan kebangsaan yang memiliki identitas sendiri. Bahasa Jerman yang digunakan Luther untuk menerjemahkan Injil mengurangi dan secara bertahap menghilangkan pengaruh bahasa Latin yang saat itu merupakan bahasa ilmiah dari kesadaran masyarakat Jerman. Mesin cetak yang ditemukan oleh Johann Gothenberg turut mempercepat penyebaran kesadaran bangsa dan kebangsaan. Hal ini penting dicatat mengingat pada sekitar tahun yang sama (15181521) Majapahit mengalami kehancuran yang disebabkan oleh pemberontakan daerah-daerah dan kemerosotan internal kerajaan. Majapahit pada masanya merupakan kerajaan besar yang menguasai sebagian besar wilayah yang saat itu disebut Nusantara. Namun kebesaran ini tidak memunculkan kesadaran berbangsa, dalam arti modern. Hal itu disebabkan tidak adanya alat percetakan yang mengakselerasi penyadaran massal seperti yang terjadi di Jerman.Namun demikian, nasionalisme Eropa yang pada kelahirannya menghasilkan deklarasi hak-hak manusia berubah menjadi kebijakan yang didasarkan atas kekuatan dan self interest dan bukan atas kemanusiaan (Rasyidi dalam Yatim, 2001:63). Dalam perkembangannya nasionalisme Eropa berpindah haluan menjadi persaingan fanatisme nasional antar bangsa-bangsa Eropa yang melahirkan penjajahan terhadap negeri-negeri yang saat itu belum memiliki identitas kebangsaan (nasionalisme) di benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Fakta ini merujuk pada dua hal: (1) ledakan ekonomi Eropa pada masa itu yang berakibat pada melimpahnya hasil produksi dan (2) pandangan pemikir Italia, Nicolo Machiaveli, yang menganjurkan seorang penguasa untuk melakukan apapun demi menjaga eksistensi kekuasaannya. Dia menulis:Bila ini merupakan masalah yang mutlak mengenai kesejahteraan bangsa kita,maka janganlah kita menghiraukan keadilan atau ketidakadilan, kerahiman dan ketidakrahiman, pujian atau penghinaan, akan tetapi dengan menyisihkan semuanya menggunakan siasat apa saja yang menyelamatkan dan memelihara hidup negara kita itu (Kohn dalam Yatim, 2001:65).Nasionalisme yang pada awalnya mementingkan hak-hak asasi manusia pada tahap selanjutnya menganggap kekuasaan kolektif yang terwujud dalam negara lebih penting daripada kemerdekaan individual. Pandangan yang menjadikan negara sebagai pusat merupakan pandangan beberapa beberapa pemikir Eropa saat itu, diantaranya Hegel. Dia berpendapat bahwa kepentingan negara didahulukan dalam hubungan negara-masyarakat, karena ia merupakan kepentingan obyektif sementara kepentingan masing-masing individu adalah kepentingan subyektif. Negara adalah ideal (geist) yang diobyektifikasi, dan karenanya, individu hanya dapat menjadi sesuatu yang obyektif melalui keanggotaannya dalam negara. Lebih jauh dia menyatakan bahwa negara memegang monopoli untuk menentukan apa yang benar dan salah mengenai hakikat negara, menentukan apa yang moral dan yang bukan moral, serta apa yang baik dan apa yang destruktif (Simandjuntak, 2003:166). Hal ini melahirkan kecenderungan nasionalisme yang terlalu mementingkan tanah air (patriotisme yang mengarah pada chauvinisme), yang mendorong masyarakat Eropa melakukan ekspansi-ekspansi ke wilayah dunia lain. Absolutisme negara dihadapan rakyat memungkinkan adanya pemimpin totaliter, yang merupakan bentuk ideal negara yang dicitakan Hegel, sebuah monarki (ibid, 2003:224). Totaliterianisme yang dianjurkan oleh filsafat negara Hegel dapat menggiring sebuah pemerintahan menjadi pemerintahan yang fasis. Fasisme adalah doktrin yang mengajarkan kepatuhan mutlak terhadap perintah dalam semua aspek kehidupan nasional. Dalam sejarahnya, fasisme terkait erat dengan rasisme yang mengunggulkan sebagian ras (suku) atas sebagian yang lain.Sifat (Tertutup/Terbuka)Nasionalisme merupakan ideology yang bersifat terbuka karena, gagasan ideology ini berasal dari masyarakat negara itu sendiri yang memiliki rasa cinta tanah air secara berlebihan, dan bukan dipaksakan oleh pihak/kelompok tertentu.Pengaruh Terhadap Kehidupan SosialDi Indonesia, nasionalisme melahirkan Pancasila sebagai ideologi negara. Perumusan Pancasila sebagai ideologi negara terjadi dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Di dalam badan inilah Soekarno mencetuskan ide yang merupakan perkembangan dari pemikirannya tentang persatuan tiga aliran besar: Nasionalisme, Islam, dan Marxis. Pemahamannya tentang tiga hal ini berbeda dengan pemahaman orang lain yang mengandaikan ketiganya tidak dapat disatukan. Dalam sebuah artikel yang ditulisnya dia menyatakan, Saya tetap nasionalis, tetap Islam, tetap Marxis, sintese dari tiga hal inilah memenuhi saya punya dada. Satu sintese yang menurut anggapan saya sendiri adalah sintese yang geweldig (Soekarno dalam Yatim, 2001:155). Dalam artikel itu, dia juga menjelaskan bahwa Islam telah menebalkan rasa dan haluan nasionalisme. Cita-cita Islam untuk mewujudkan persaudaraan umat manusia dinilai Soekarno tidak bertentangan dengan konsep nasionalismenya. Dan sesuai dengan konsep Islam, dia menolak bentuk nasionalisme yang sempit dan mengarah pada chauvinisme. Dia menambahkan, Islam juga tidak bertentangan dengan Marxisme, karena Marxisme hanya satu metode untuk memecahkan persoalan-persoalan ekonomi, sejarah, dan sosial.

Soekarno menghendaki agar dalam negara Indonesia agama dan negara dipisahkan. Pemisahan itu tidak berarti menghilangkan kemungkinan untuk memberlakukan hukum-hukum Islam dalam negara, karena bila anggota parlemen sebagian besar orang-orang yang berjiwa Islam, mereka dapat mengusulkan dan memasukkan peraturan agama dalam undang-undang negara. Itulah cita ideal negara Islam menurut Soekarno (ibid, 2001:156). Dengan dasar pemikiran itulah, Soekarno mengusulkan lima asas untuk negara Indonesia merdeka. Kelima asas itu adalah: (1) Kebangsaan Indonesia, (2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan, (3) Mufakat atau demokrasi, (4) Kesejahteraan sosial, dan (5) Ketuhanan. Usulan ini menimbulkan perbedaan pendapat antara nasionalis sekuler dan nasionalis Islam dan mendorong pembentukan sub panitia yang terdiri dari empat orang wakil nasionalis sekuler dan empat orang wakil nasionalis Islam serta Soekarno sebagai ketua sekaligus penengah. Pertemuan sub panitia ini menghasilkan rumusan yang kemudian dikenal dengan Piagam Jakarta. Usulan Soekarno menjadi inti dari Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan: urutan kelima sila dan penambahan anak kalimat pada sila ketuhanan. Tambahan anak kalimat yang kemudian diperdebatkan itu adalah Dengan kewajiban melaksanakan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Pada saat itu, Soekarno dan Agus Salim berusaha mengakhiri diskusi tentang Piagam Jakarta dalam bentuk yang telah disepakati bersama. Namun setelah Jepang mengalami kekalahan dan BPUPKI ditingkatkan stasusnya menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), beberapa anggota BPUPKIkhususnya dari kalangan Islamyang aktif dan bersuara lantang tidak muncul dalam PPKI. Kondisi tersebut memberi kesempatan kepada para nasionalis sekuler untuk merubah Piagam Jakarta yang merupakan hasil keputusan BPUPKI. Usaha yang dilakukan untuk meyakinkan pihak nasionalis Islam bahwa hanya konstitusi sekuler yang bisa diterima mayoritas rakyat berhasil. Akhirnya anak kalimat yang tercantum dalam Piagam Jakarta diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, yang kemudian menjadi bentuk akhir Pancasiladasar bagi nasionalisme Indonesia yang sekuler religius.

Pendapat/Analisis PribadiMenurut saya, ideologi nasionalisme merupakan ideologi yang bagus karena membuat masyarakat suatu negara merasakan cinta akan negaranya sendiri. Namun apabila berlebihan, akan menjadi tidak baik karena masyarakat bisa menjadi tidak menggunakan akal sehat dan terlalu melebih-lebihkan negara sehingga terkesan angkuh dan sombong

5. Ideologi Rasionalisme

Asal-usulPerintis awal aliran rasionalisme ialah Heraclitus, yang meyakini akal melebihi pancaindera sebagai sumber ilmu. Menurut beliau akal manusia boleh berhubung dengan akal ketuhanan yang memancarkan sinaran cahaya ttuhan dalam diri manusia. Pada zaman pertengahan rasionalisme Yunani berkembang di tangan tokoh-tokoh Socrates, Plato dan Aristotle. Rasionalisme mencapai zaman kemuncaknya pada zaman Aristotle yang berusaha menangkis serangan pemikiran aliran Sufasthoiyyun yang menyebarkan pegangan bahawa Sesuatu perkara itu adalah dianggap baik bila manusia mengira ia adalah baik, dengan kata lain Manusia adalah kayu pengukur segala perkara. Hasil dari pengaruh tersebut, Aristotle telah memperkemaskan rasionalisme dengan menyusun kaedah ilmu logik secara sistematik dalam karyanya yang terkenal iaitu Organaon. Rasionalisme telah menguasai tamadun Yunani sehinggalah kepada zaman Helenisme. Di antara aliran moden yang berpaksi kepada rasioanalisme ialah aliran idealisme yang dipelopori oleh Spinoza (1632-1677) dan Leibniz (1646-1716). Tokoh lain yang mengembangkan rasionalisme ialah Descartes (1596-1716). Edward de Bono dalam bukunya, Thinking Course menyatakan bahawa logik ialah satu cara menjana maklumat daripada sesuatu keadaan. Maklumat yang hendak dijana ialah sesuatu yang benar dan diterima akal. Kebiasaannya, tokoh-tokoh yang mengembangkan rasionalisme mereka digelar sebagai seorang idealis.

Pengertian(Pemahaman) Deskriptif

Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalisme suatu pengetahuan diperoleh haruslah dengan cara berpikirPengertian lain rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut: Humanisme dipusatkan pada masyarakat manusia dan keberhasilannya. Rasionalisme tidak mengklaim bahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya. Ada rasionalis-rasionalis yang dengan tegas menentang filosofi humanisme yang antroposentrik. Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan adanya Tuhan atau dewa-dewa; rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman. Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam rasionalisme modern, tidak seluruh rasionalis adalah atheis.Di luar konteks religius, rasionalisme dapat diterapkan secara lebih umum, umpamanya kepada masalah-masalah politik atau sosial. Dalam kasus-kasus seperti ini, yang menjadi ciri-ciri penting dari perpektif para rasionalis adalah penolakan terhadap perasaan (emosi), adat-istiadat atau kepercayaan yang sedang populer.Sejarah/PerkembanganProf. Dr. Muhmidayeli, M.Ag menulis dalam bukunya Filsafat Pendidikan yaitu Kualitas rasio manusia ini tergantung kepada penyediaan kondisi yang memungkinkan berkembangnya rasio kearah yang memedai untuk menelaah berbagai permasalahan kehidupan menuju penyempurnaan dan kemajuan Dalam hal ini penulis memahami yang dimaksud penyedian kondisi diatas ialah menciptakan sebuah lingkungan positif yang memungkinkan manusia terangsang untuk berpikir dan menelaah berbagai masalah yang nantinya memungkinkan ia menuju penyempunaan dan kemajuan diri.Karena pengembangan rasionalitas manusi sangat bergantung kepada pendyagunaan maksimal unsur ruhaniah individu yang sangat tergantung kepada proses psikologis yang lebih mendalam sebagai proses mental, maka untuk mengembangkan sumber daya manuia menurut aliran rasionalisme ialah dengan pendekatan mental disiplin, yaitu dengan melatih pola dan sistematika berpikir seseorang melalui tata logika yang tersistematisasi sedemikian rupa sehingga ia mampu menghubungkan berbagai data dan fakta yang ada dalam keseluruhan realitas melalui uji tata pikir logis-sistematis menuju pengambilan kesimpulan yang baik pula.kesan dan gagasan. Kesan adalah persepsi yang masuk melalui akal budi, secara langsung, sifatnya kuat dan hidup. Sementara gagasan adalah persepsi yang berisi gambaran kabur tentang kesan-kesan. Gagasan bisa diartikan dengan cerminan dari kesan. Contohnya, jika saya melihat sebuah rumah, maka punya kesan tertentu tentang apa yang saya lihat (rumah), jika saya memikirkan sebuah rumah maka pada saat itu saya sedang memanggil suatu gagasan. Menurut Hume jika sesorang akan diberi gagasan tentang apel maka terlebih dahulu ia harus punya kesan tentang apel atau ia harus terlebih dahulu mengenal objek apel. Jadi menurut Hume jika seandainya manusia itu tidak memiliki alat untuk menemukan pengalaman itu buta dan tuli misalnya, maka manusia itu tidak akan dapat memperoleh kesan bahkan gagasan sekalipun. Dalam artian ia tidak bisa memperoleh ilmu pengetahuan.[2]Pikiran manusia mempunyai kemampuan untuk mengetahui ide tersebut, namun manusia tidak menciptakannya, tetapi mempelajari lewat pengalaman. Ide tersebut kiranya sudah ada di sana sebagai bagian dari kenyataan dasar dan pikiran manusia. Kaum rasionalis berdalil bahwa karena pikiran dapat memahami prinsip, maka prinsip itu harus ada, artinya prinsip harus benar dan nyata. Jika prinsip itu tidak ada, orang tidak mungkinkan dapat menggambarkannya. Prinsip dianggap sebagai sesuatu yang a priori, dan karenanya prinsip tidak dikembangkan dari pengalaman, bahkan sebaliknya pengalaman hanya dapat dimengerti bila ditinjau dari prinsip tersebut. Dalam perkembangannya Rasionalisme diusung oleh banyak tokoh, masing-masingnya dengan ajaran-ajaran yang khas, namun tetap dalam satu koridor yang sama.Sifat (Tertutup/Terbuka)

Ideologi Rasionalisme merupakan ideologi yang bersifat terbuka, karena gagasan ideologi ini berasal dari individu itu sendiri yang berpikir secara rasional dan logika, bukan dipaksakan oleh kaum/kelompok tertentu. Selain itu isinya tidak operasional sehingga setiap generasi baru bisa menganut ideologi ini untuk jenis pengetahuan yang baru.Pengaruh Terhadap Kehidupan SosialRasionalisme sebagaimana kita pahami bersama sebagai faham filsafat yang menganggap akal sebagai faktor terpenting dalam memperoleh pengetahuan mempunyai kontribusi yang banyak sekali terhadap perkembangan perdaban ilmu pengetahuan. Faham rasionalisme ini mampu membuka pintu yang sudah lama tertutup rapat oleh faham-faham gereja yang berkuasa saat itu menjadi terbuka kembali, sehingga ketika pintu-pintu tersebut terbuka lebar banyak sekali para pemikir yang lahir mengiringi descartes. Laksana bendungan yang jebol, dalam waktu yang relatif singkat banyak sekali para pemikir yang muncul dalam persentase yang jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan filosof abad pertengahan. Hal ini merupakan titik awal kemenangan akal atas iman (hati) pada abad pertengahan . karena telah mampu menghidupkan kembali pemikir-pemikir yang sudah lama terkubur dan kemudian bangkit kembali.kontribusi rasionalisme terhadap perkembangan ilmu pengetahuan seperti yang dapat kita rasakan saat ini merupakan salah satu dari jasa terbesarnya descartes. Dia berani memperjuangkan hidupnya untuk memberontak para tokoh-tokoh gereja yang telah menjadikan perkembangan ilmu pengetahuan tersendat. Tidak bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi sekarang jika saja waktu itu descartes tidak berani mengemukakan pemikirannya, tetapi pastinya dominasi gereja akan atas ilmu pengetahuan akan semangkin kuat dan tak terkalahkan dan tentunya ilmu pengetahuan penuh dengan kemistikan, kalau sudah demikian tentunya para ilmuan akan semangkin takut untuk membantah setiap pemikiran para tokoh-tokoh gereja. karena dengan arogansinya mereka tidak segan-segan membunuh orang yang berani mengajukan pemikirannya apalagi sampai bertentangan dengan pemikiran tokoh-tokoh gereja. Itulah makanya descartes pantas disebut dengan seorang tokoh yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuuan. Mungkin kalau saja waktu itu, descartes tidak berani dan takut dengan setiap kebijakan gereja mengenai suatu ilmu, maka yang terjadi saat ini kita akan tetap berada dalam belenggu kebijakan gereja, dan tentunya kita tidak mungkin merasakan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat ini.Rasionalisme mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tentunyai dalam hal ini adalah Decartes yang sangat berjasa karena dia telah mampu mengubah peradaban yang mistik atau irrasional menjadi peradaban yang rasional. Tentunyai kita patut juga berterima kasih padanya, karena berkat perjuangannya kita bisa berpikir secara rasional dan tidak lagi terbelenggu oleh sesuatu yang mistik yang tidak bisa kita nalar dengan pemikiran kita.

Pendapat/Analisis Pribadi Rasionalisme merupakan sebuah faham filsafat yang menomor satukan akal untuk mengukur segala sesutu dalam upaya menemukan pengetahuan yang sebanar-benarnya. Diamana Descartes sebagai tokoh pertama dalam aliran rasionalisme yang selalu merasionalkan segala sesuatu dengan akalnyan namun dia juga mempercayai dengan adanya tuhan, walaupun tuhan secara rasional tidak mungkin bisa kita rasionalkan. Memang paham rasionalisme telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Di sinilah kelamahan manusia, yang mana tidak semuanya bisa dirasionalkan dengan kemampuan akalnya, karena fungsi akal yang terbatas, akal tidak bisa menjelaskan kehidupan setelah mati, itu artinya kita tdiak bisa menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber kebenaran yang hakiki, kalu segala hal dapat dirasionalkan berarti manusia akan menyamai kemampuan tuhannya, padahal kita merupakan ciptaan tuhan. Tidak mungkin sesuatu yang diciptakan lebih kuat dari yang menciptakan. Para kaum rasionalis juga tidak bisa merasionalkan akan adanya malaikat apalagi sampai merasionalkan tentang eksistensi tuhan yang keberadaannya lebih gaib lagi dari pada yang gaib.Seperti dikatakan di atas bahwa rasionalisme memang banyak memberikan kontribusi yang banyak atas perkembangan ilmu pengetahuan, namun rasionalisme juga mempunyai banyak kekurangan misalnya saja tentang kemampuannya dalam upaya merasionalkan tuhan sebagai mana tersebut di atas. Dengan akal manusia bisa mencapai pada hakikat pengetahuan yang mendalam namun akal tidak boleh menafikan bahwa wahyu juga bagian dari cara untuk mendapatkan pengetahuan. Artinya tidak semua pengetahuan bisa diperoleh dengan akal, buktinya cara memperoleh pengetahuan selain bisa diperoleh dengan rasionalisme dan empirisme juga bisa dengan dengan intuisi dan wahyu

TUGAS 1

Mata Kuliah Pancasila

Eric Tanoto / 2011410057Kelas M

Dosen: Samson Ganda J. Silitonga, S.Si., M.Si.

UNIVERSTAS KATOLIK PARAHYANGANFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILBANDUNG