file · Web viewDengan adanya makalah ini, akan membantu dalam memberikan pemahaman...
Transcript of file · Web viewDengan adanya makalah ini, akan membantu dalam memberikan pemahaman...
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
NAMA : JEFRI CAPRIANSYAH
STAMBUK : 136602009
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Hubungan Manusia dengan Agama ” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama.
Dengan adanya makalah ini, akan membantu dalam memberikan pemahaman
tentang hubungan manusia dan agama. Dimana menunjukan betapa pentingnya
agama sebagai sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi tentang masalah
metafisika, dan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka maupun duka. Serta
bagaimana agama islam menjadi suatu agama yang benar-benar akan menyelamatkan
manusia untuk sampai ke tujuan akhirnya yaitu alam akhirat.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen yang telah
memberikan tugas dan petunjuk guna penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharap adanya saran, masukan maupun kritikan yang membangun guna
melengkapi kekurangan makalah ini.
Kendari, 25 November 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan ........................................................................................2
1.4 Manfaat penulisan ......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3
2.1 Hakikat manusia ........................................................................................3
2.2 Hakikat agama ...........................................................................................5
2.3 Sebab manusia memerlukan agama ...........................................................7
2.4 Hakikat agama islam ..................................................................................8
2.5 Karakteristik agama islam .........................................................................10
2.6 Islam sebagai agama yang sesuai fitrah kemanusiaan ...............................14
BAB III PENUTUP ..............................................................................................15
3.1 Kesimpulan.................................................................................................15
3.2 Saran ..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia dan agama khususnya agama islam merupakan masalah yang sangat
penting, karena keduanya mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi
yang akan datang, yang tetap beriman kepada Allah SWT dan tetap berpegang
pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan agama-agama samawi (agama yang
datang dari langit atau agama wahyu).
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu
dan menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara
manusia dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku
yang negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan
suci. Di samping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi
muda muslim dalam menghadapi berbagai aliran sesat.
Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan
akhlak dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang
individu-individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong
menolong.
Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang
melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa hakikat manusia?
2. Apa hakikat agama?
3. Mengapa manusia perlu memeluk agama?
4. Mengapa islam sebagai agama yang sesuai fitrah kemanusiaan?
1
1.3 Tujuan penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
1. Untuk memberikan pemahaman tentang hakikat manusia.
2. Untuk memberikan pemahaman tentang hakikat agama.
3. Untuk memberikan pemahaman kenapa manusia perlu memeluk agama.
4. Untuk memberikan pemahaman kenapa islam sebagai agama yang sesuai
fitrah kemanusiaan.
5. Serta sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama.
1.4 Manfaat penulisan
Dengan penulisan makalah ini diharapkan:
1. Dapat memberikan pengetahuan tentang hakikat manusia dan agama.
2. Dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, untuk tetap mencintai
agama islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat manusia
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang
berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns
yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia
memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang baru disekitarnya. Manusia keberadaannya yang sekaligus
membedakan secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan
mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir tersebut yang
menentukan hakekat manusia. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan
sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat
dilihat dalam seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional dan intelektual
yang melatar belakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia tersebut
menjadikan ia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga dapat
dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi dari
pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan
pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya
jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya.
Dan sebagaimana yang telah Allah jelaskan bahwa manusia adalah makhluk
ciptaan-Nya yang paling mulia di antara makhluk yang lain. Berbicara tentang
manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam perfektif,
ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan
pendapat ini dinyakini oleh para filosofis. Sedangkan yang lain menilai manusia
sebagai animal simbolik adalah pernyatakan tersebut dikarenakan manusia
mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan manusia menafsirkan
simbol-simbol tersebut. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah sebagai
homo feber dimana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat
gila terhadap kerja. Manusia memang sebagai mahluk yang aneh dikarenakan
disatu pihak ia merupakan “mahluk alami”, seperti binatang ia memerlukan alam
3
untuk hidup. Dipihak lain ia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing
ia harus menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. Manusia
dapat disebut sebagai homo sapiens, manusia arif memiliki akal budi dan
mengungguli mahluk yang lain. Manusia juga dikatakan sebagai homo faber hal
tersebut dikarenakan manusia tukang yang menggunakan alat-alat dan
menciptakannya. Salah satu bagian yang lain manusia juga disebut sebagai homo
ludens (mahluk yang senang bermain).
Manusia menurut Paulo Freire merupakan satu-satunya mahluk yang
memiliki hubungan dengan dunia. Manusia berbeda dari hewan yang tidak
memiliki sejarah, dan hidup dalam masa kini yang kekal, yang mempunyai kontak
tidak kritis dengan dunia, yang hanya berada dalam dunia.
Itulah berbagai jawaban ketika ditanya siapa manusia itu sebenarnya. Banyak
jawaban berbeda yang akan kita dapatkan. Dan terkadang bisa jadi antara
pendapat satu dengan yang lain saling bertentangan. Ada yang mengatakan bahwa
manusia dengan kekuatannya sendiri dapat melakukan segalanya. Namun di sisi
lain ada juga yang berpendapat bahwa manusia hanya mengikuti takdir yang
berlaku pada dirinya. Kedua pendapat yang bertentangan itu akan
membingungkan jika tidak kita hadapi dengan bijak.
Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia di
antara makhluk ciptaan-Nya yang lain yang dipercaya untuk menjadi khalifah di
muka bumi. Dengan segala usaha, kerja keras, dan do’a manusia dapat
menemukan jalan kehidupannya sendiri, kecuali pada beberapa ketetapan yang tak
bisa diubah (rezeki, mati, dan jodoh).
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar-ra’d ayat 11
”Bagi manusia ada malikat-malikat yang mengikutinya bergiliran, di muka
dan di belakangnya, mereka menjaga atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan
4
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung mereka
selain Dia.”
2.2 Hakikat agama
Berdasarkan sudut pandang “agama” dianggap sebagai kata yang berasal dari
bahasa sansekerta yang artinya “tidak kacau”. Agama diambil dari dua akar suku
kata, yaitu yang berarti “tidak” dan agama yang berati “kacau”. Hal itu
mengandung pengertian bahwa agama adalah suatu peraturan yang mengatur
kehidupan manusia agar tidak kacau.
Adapun agama dalam pengertian sosiologi adalah gejala sosial yang umum
dan dimiliki oleh seluruh masyarakat yang ada di dunia ini, tanpa terkecuali. Ia
merupakan salah satu aspek dalam kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial
suatu masyarakat. Agama juga bisa dilihat sebagai unsur dari kebudayaan suatu
masyarakat disamping unsur-unsur yang lain, seperti kesenian, bahasa, sistem
mata pencaharian, sistem peralatan, dan sistem origional sosial.
Dilihat dari sudut kategori pemahaman manusia, agama memiliki dua segi
yang membedakan dalam perwujudannya, sebagai berikut:
1. Segi kejiwaan yaitu suatu kondisi jiwa manusia berkenaan dengan apa yang
dirasakan oleh penganut agama. Kondisi inilah yang biasanya disebut kondisi
agama, yaitu kondisi yang patuh dan taat kepada yang disembah.
2. Segi objektif yaitu segi luar yang disebut juga keajaiban objektif dimensi
empiris dari agama.
Istilah lain bagi agama yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang
berarti hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan dan
pembalasan. Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan
pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan
penciptanya dengan upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi
ketaatan tersebut (Moh. Syafaat, 1965).
5
Dan secara umum, agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, di mana
penganut-penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau sosial atas
dasar aturan-aturan-Nya. Oleh karena itu suatu agama mencakup aspek-aspek
sebagai berikut :
1. Aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang harus
diyakini.
2. Aspek ritual, yaitu tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan, untuk minta
perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan
penghambaan.
3. Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak yang
benar dan baik bagi individu dalam kehidupan.
4. Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.
Asal-usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama dapat dikategorikan ke
dalam tiga jenis, yaitu :
a. Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan budaya suatu
masyarakat disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa Arab
disebut Ardli), seperti Hindu, Shinto, atau agama-agama primitif dan tradisional.
b. Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat wahyu
dari Tuhan disebut agama wahyu atau agama langit (dalam bahasa Arab langit
disebut samawi), seperti Yahudi, Nasrani dan Islam.
c. Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia memiliki
pemikiran-pemikiran yang mengagumkan tentang konsep-konsep kehidupan
sehingga banyak orang yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian
melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan ideologi bersama suatu
masyarakat. Agama semacam ini dinamakan sebagai agama filsafat, seperti
Konfusianisme (Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha.
6
2.3 Sebab manusia memerlukan agama
Dalam kehidupan manusia, agama merupakan hal yang terpenting untuk di
anut oleh setiap individu. Tanya kenapa? mengapa manusia membutuhkan
agama?. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa agama adalah
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dan manusia serta lingkungannya.
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama
merupakan sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi tentang masalah
metafisika, dan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka maupun duka.
1. Agama sumber moral
Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan
oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari
agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada
Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam
agama.
2. Agama petunjuk kebenaran
Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban
atas pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai
masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir
yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan Rasul ini diberi wahyu atau agama
untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama inilah agama Islam, dan
ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala,
yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.
3. Agama sumber informasi metafisika
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama atau iman,
dan hanya Allah saja yang mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha Mengetahui
perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah menerangkan
perkara yang gaib tersebut melalui wahyu atau agama-Nya. Dengan demikian
agama adalah sumber informasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya
dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah
7
dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga
nan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.
4. Agama pembimbing rohani bagi manusia
Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur
kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah
atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala suka
dan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh
orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada
goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang
menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan
hidup seluruhnya serba baik.
2.4 Hakikat agama islam
Islam menurut bahasa, islam memiliki arti selamat, kedamaian, sentausa,
sedangkan dalam istilah syar'i islam berarti berserah diri, tunduk patuh, dengan
kesadaraan yang tinggi tanpa paksaan. Sedangkan islam secara makna, maka akan
menjadi sangat luas jika dikaitkan dengan beberapa arti di atas.
Makna dalam arti kata selamat, maka islam adalah jalan hidup (way of life)
satu-satunya yang paling selamat mengantarkan manusia sampai tujuan akhirnya
yaitu kehidupan akhirat. Dalam konteks perjalanan, tujuan hanya dapat dicapai
melalui jalan yang ditempuh. Sedangkan sebuah jalan, ia memiliki cara dan
aturan. Akhirat adalah tujuan akhir dari perjalanan manusia, cara yang terbaik
adalah cara Rasulullah, dan aturan yang digunakan adalah berdasarkan Al Quran
dan Sunnah, dan islam adalah bentuk dari gabungan antara aturan dan cara
tersebut (Al Quran & Sunnah + Cara Rasulullah) yang membetuk jalan yang
paling selamat untuk mencapai tujuan akhir dari perjalanan manusia.
Makna kedamaian, adalah dengan mengikuti jalan islam untuk mencapai
tujuan, seseorang pasti akan mendapatkan kedamaian dalam menjalani
kehidupanya. Damai dalam konteks internal (dari sisi dirinya sendiri) dan dalam
konteks eksternal (dalam hubungan bermasyarakat). Islam adalah agama yang
8
menyukai kedamaian, kecuali jika hak Allah, dan hak asasi manusia dihina dan di
dzholimi, maka Islam dalam ajarannya menganjurkan untuk melakukan tindakan
yang proporsional dan sesuai dengan perlakuan tersebut.
Makna sentausa, hanya akan dicapai jika ada keselamatan dan kedamaian, ini
juga merupakan arti dalam islam yang berkaitan dengan 2 makna di atas. yang
berkaitan dengan pelaksanaan islam secara internal (diri sendiri) maupun external
(lingkungan, masyarakat, dan lain-lain).
Makna berserah diri, adalah ketika seseorang menyerahkan seluruh jalan
hidupnya (tunduk patuh) sesuai dengan aturan-aturan (syariat) dalam islam.
Pendekatan untuk memahami hal ini bisa kita pahami melalui uraian singkat
berikut. Pada umumnya, manusia itu akan mengikuti seseorang yang ia anggap
lebih dari dirinya, itu sebabnya, maka di dunia ini ada kegiatan belajar dan
mengajar (murid dan guru). Orang yang lebih rendah ilmuya, pasti akan
mengikuti seseorang yang lebih tinggi ilmunya. Kaidah ini adalah kaidah yang
universal, berlaku bagi setiap manusia.
Tidak ada paksaan sedikitpun bagi manusia untuk masuk kedalam islam,
tetapi sudah jelas mana jalan yang benar dan mana jalan yang sesat, jalan yang
selamat dan jalan yang celaka, sudah jelas siapa yang membutuhkan dan siapa
yang dibutuhkan dengan catatan, hal ini hanya berlaku bagi mereka yang mau
mencari kebenaran yang hakiki.
Dengan pemahaman yang singkat ini, maka kita bisa melihat, di dalam Al-
Quran, semua Nabi memilih islam (jalan yang selamat) sebagai dien mereka untuk
mencapai tujuan akhir dari kehidupan mereka, yaitu kehidupan akhirat. Dien
sering di artikan dengan arti agama, tetapi dien memiliki makna yang lebih luas
dari pada sekedar ritual saja, dien bisa kita maknai dengan ‘the way of life’ (cara
seseorang menjalankan kehidupannya). Dan dien yang diridhoi di sisi Allah
adalah ISLAM tidak ada dien yang diterima oleh Allah selain itu.
Sebagaimana firman-Nya dalah surah Ali-‘Imraan ayat 85
9
"Barang siapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi."
2.5 Karakteristik agama islam
Istilah karakteristik dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti memiliki
karakter atau ciri khas. Islam dapat diartikan wahyu dari Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Al-
Qur’an. Jadi Karakteristik Agama Islam dapat diartikan sebagai ciri yang khas
atau khusus yang mempelajari tentang berbagai ilmu pengetahuan dan kehidupan
manusia dalam berbagai bidang agama, muamalah (kemanusiaan), yang di
dalamnya termasuk ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan
disiplin ilmu yang baik dan benar.
Berikut ini adalah karakteristik agama islam:
1. Islam Agama Fitroh
Fitrah dalam bahasa berarti kesucian. Jadi arti islam agama fitroh yaitu agama
yang suci sebagaimana hati nurani manusia yang suci bersih. Setiap manusia
memiliki hati nurani yang suci dan bersih, karena kesucianya tidak pernah keliru
ataupun berbohong. Setiap manusia pada hakikatnya selalu mengatakan bahwa
agama islam adalah agama yang suci dan benar. Islam melarang berbuat dosa,
apalagi sampai ingkar kepada Allah SWT maka hati nurani pun juga sama. Islam
menghendaki manusia untuk selalu bertaqwa dan beribadah maka hati nurani pun
juga sama. Oleh karena itu, semua ajaran, perintah, anjuran serta laranganNya
adalah sesuai dengan hati nurani manusia yang memang menghendaki demikian.
Hal tersebut terdapat dalam sebuah hadis yang berbunyi:
Tidak ada seorang anak kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Kemudian kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau
Majusi. (HR al-Bukhari).
10
2. Islam Agama Rasional
Rasional menurut Kamus Bahasa Indonesia artinya “logis” atau “masuk
akal”. Sedangkan bukti bahwa Islam itu rasional adalah pertama, Islam agama
rasional adalah Islam memiliki pembenaran “rasional” atas aturan-aturannya
bahkan aqidahnya. Yang kedua, Islam merupakan agama yang rasional karena
dasar-dasarnya dibangun atas hukum – hukum yang dapat dibuktikan secara
rasional. Aturan yang ada dalam Islam pasti mengandung manfaat. Dengan
konsep ini, ramailah orang mencari-cari apa manfaat dari suatu perintah atau
larangan Allah SWT. Secara sederhana, yang dimaksud pembenaran “rasional”
adalah ada manfaatnya. Aturan yang ada dalam Islam pasti mengandung manfaat.
Contohnya: akhir – akhir ini para ilmuwan meneliti terhadap kebenaran yang
terdapat dalam isi yang terkandung dalam Al-Quran, dan itu memang terbukti
kenenaranya.
3. Islam Agama Moderat
Islam Agama Moderat. Salah satu karakteristik Islam adalah sebagai agama
yang moderat. Kata moderat bisa juga dibahasakan dengan tawazun (seimbang),
karena moderat berarti mengambil posisi tengah di antara dua hal atau sikap yang
saling berlawanan. Manusia tidak akan bisa membuat sebuah sistem kehidupan
yang moderat, seimbang, dan tidak ekstrem. Hal itu disebabkan akal dan ilmu
manusia sangat kurang, terbatas, tidak bisa melingkupi seluruh dimensi kehidupan
manusia. Maka sistem produk manusia pasti akan tidak seimbang. Lebih
memberikan perhatian pada satu bagian dengan mengorbankan bagian yang lain.
Manusia juga mempunyai kecenderungan, tendensi, dan keterpengaruhan
dengan hal-hal yang dialami dalam hidupnya. Maka manusia pasti akan bersifat
ekstrem karena merupakan reaksi dari fenomena yang ditemui dan dirasakannya.
Dari kenyataan di atas, dapat diyakini bahwa sistem kehidupan manusia
hanya dapat dibuat oleh Allah swt. Karena Allah swt yang mengetahui manusia
dan seluruh yang berkaitan dengannya.
Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Mulk ayat 14
11
“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu
lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?”
4. Islam Agama Tauhid
Dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’.
Dari segi syar’i tauhid ialah mengesakan Allah SWT. Dari hasil pengkajian
terhadap dalil-dalil tauhid yang dilakukan para ulama sejak dahulu hingga
sekarang, mereka menyimpulkan bahwa tauhid terbagi menjadi tiga:
Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Al Asma Was Shifat.
Yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyyah adalah mentauhidkan Allah
dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan
dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pencipta semua
makhluk, dan Allahlah yang mengatur dan mengubah keadaan mereka. (Al Jadid
Syarh Kitab Tauhid,). Meyakini rububiyah yaitu meyakini kekuasaan Allah dalam
mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit serta
isinya diciptakan oleh Allah, Allahlah yang memberikan rizqi, Allah yang
mendatangkan badai dan hujan, Allah menggerakan bintang-bintang, dan lainnya.
Tauhid Uluhiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk
peribadahan baik yang zhahir maupun batin (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17).
Sedangkan makna ibadah adalah semua hal yang dicintai oleh Allah baik berupa
perkataan maupun perbuatan. Apa maksud ‘yang dicintai Allah’? Yaitu segala
sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, segala sesuatu yang
dijanjikan balasan kebaikan bila melakukannya.
Sedangkan Tauhid Al Asma’ was Sifat adalah mentauhidkan
Allah Ta’ala dalam penetapan nama dan sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia
tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam.
5. Islam Agama Mudah
Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam
adalah agama yang tidak sulit. Allah SWT menghendaki demikian kepada umat
dan tidak menghendaki kesusahan kepada mereka.
12
Sebagai contoh tentang kemudahan islam:
1) Menurut ilmu syar’i, belajar Al-Qur’an dan As Sunnah menurut pemahaman
salaf adalah mudah
2) Mentauhidkan Allah dan beribadah kepandaNya adalah mudah
3) Melaksanakan sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW adalah mudah. Seperti
memakai jenggot, memakai pakaian diatas kaki.
4) Shalat hanya diwajibkan 5 waktu dalam 24 jam. Orang yang khusuk dalam
sholat paling lama 10 menit.
5) Orang sakit wajib Sholat, jika tidak daya dalam berdiri, bisa melakukan
berbaring ataupun duduk. Ini merupakan kemudahan dalam ibadah.
6) Jika tidak ada air dalam berwudhu boleh dengan cara tayamum.
7) Haji hanya wajib sekali seumur hidup. Barangsiapa yang ingin menambah,
maka itu hanyalah sunnah.
8) Memakai jilbab mudah dan tidak berat bagi muslimah sesuai dengan syari’at
Islam.
6. Islam Agama yang sempurna
Islam memiliki sifat-sifat dasar yaitu kesempurnaan, penuh nikmat, diridhai
dan sesuai dengan fitrah. Sebagai agama, sifat-sifat ini dapat dipertanggung
jawabkan dan menjadikan pengikutnya dan penganutnya tenang, selamat dan
bahagia dalam menjalani hidup. Muslim menjadi selamat karena Islam diciptakan
sebagai diin yang sempurna. Ketenangan yang dirasakan seorang muslim karena
Allah memberikan segenap rasa nikmat kepada penganut Islam, kemudian kepada
mereka yang mengamalkan Islam karena sesuai dengan fitrahnya.
Allah SWT berfirman dalam surah Ar-Ruum ayat 30
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
13
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.”
2.6 Islam sebagai agama yang sesuai fitrah kemanusiaan
Islam adalah suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah SWT,
diturunkan kepada ummat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi
Muhammad SAW. Sebagai agama yang datang dari Tuhan yang menciptakan
manusia sudah tentu ajaran Islam akan selaras dengan fitrah kejadian manusia.
Fitrah dalam arti pembawaan asal manusia secara umum sejak kelahiran (bahkan
sejak awal penciptaan) dengan segala karakteristiknya yang masih bersifat
potensial atau masih berupa kekuatan tersembunyi yang masih perlu
dikembangkan dan diarahkan oleh ikhtiar manusia baik fitrah yang berkaitan
dengan dimensi fisik atau nonfisik yaitu akal, nafsu, perasaan dan kesadaran
(qalb) dan ruh.
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut pertama kali
ditegaskan dalam ajaran Islam. Yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah
manusia sebelumnya. Manusia belum mengenal kenyataaan ini. Baru masa ini,
muncul beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya dalam
keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya
manusia memeluk agama.
Adanya potensi fitrah agama yang terdapat pada manusia tersebut dapat pula
dianalisis melalui istilah Ihsan yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjukan
manusia. Mengacu kepada informasi yang diberikan Al-Qur’an, Musa Asy’ari
sampai pada suatu kesimpulan, bahwa manusia Ihsan adalah manusia yang
menerima pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya. Melalui
uraian tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam diri manusia sudah
terdapat potensi untuk beragama. Potensi beragama ini memerlukan pembinaan,
pengarahan, dan seterusnya dengan mengenal agama kepadanya.
Dengan arahan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan membawa manusia ke
arah kebaikan dan keselamatan baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia tidak akan pernah lepas dari agama karena dalam diri manusia ada
fitrah. Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang
melatarbelakangi perlunya manusia pada agama. Faktor lain yang
melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah karena di samping manusia
memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan, dan Faktor lain yang
menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam
kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari
dalam maupun dari luar.
3.2 Saran
Betapa pentingnya agama dalam kehidupan manusia, dimana agama
memberikan arahan mana yang baik untuk dikerjakan dan mana yang buruk untuk
tidak dikerjakan. Sudah sepatutnya kita berpegang teguh terhadap agama yang
kita yakini, terutama agama islam yang menjadi satu-satunya agama yang diridhai
di sisi Allah SWT. Sehingga kita perlu beriman untuk menjalankan syariat-syariat
islam sesuai apa yang diperintahkan Allah SWT.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Syekh Muhammad. 1976. Risalah tauhid. Jakarta: Bulan bintang
Sumber internet:
a. http://dinikawekas-09.blogspot.com/favicon.ico
b. http://www.angelfire.com/id/akademika/msmanagama99.html
c. http://syafieh.blogspot.com/2013/09/metodologi-studi-islam-manusia-dan-
agama.html
d. http://abdulrais12415.blogspot.com/2013/02/hubungan-manusia-dengan-
agama.html
e. http://nurhabliridwan.wordpress.com/2012/11/12/makalah-hakikat-agama-
islam/
16