Jaringan Komputer dan Internet 6
-
Upload
universitas-putera-batam -
Category
Education
-
view
483 -
download
1
Transcript of Jaringan Komputer dan Internet 6
Pertemuan 6
ET5044 - T2N - Telematics Lab. ITB2
Subnetting dan Supernetting
Netmask/Subnetmask
Untuk pengelompokan pengalamatan, selain nomor IP dikenal juga netmask atausubnetmask. Yang besarnya sama dengan nomor IP yaitu 32 bit. Ada tiga pengelompokan besarsubnet mask yaitu dengan dikenal, yaitu 255.0.0.0 , 255.255.0.0 dan 255.0.0.0.
subnetmask tersebut dikelompokkan tigaclass yaitu :
1. Class A, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.0.0.0
2. Class B, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.0.0
3. Class C, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.255.0
• Gabungan antara IP dan Netmask inilah pengalamatan komputer dipakai. Kedua hal ini tidak bisa lepas. Jadi penulisan biasanya sbb :
• IP : 202.95.151.129
Netmask : 255.255.255.0
Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah host adalah
sebagai berikut :1. Ubah IP dan netmask menjadi biner
IP : 192.168.1.011000000.10101000.00000000.00000000
Netmask : 255.255.255.011111111.11111111. 11111111.00000000
Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 16 bit.2. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan rubah
menjadi biner.Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.
3. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka inilah nanti sebagai jumlah host dalam jaringan kita.Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5.
• Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlah perhitungan
• nomor 3.• Jadi netmasknya baru adalah
11111111.11111111.11111111.11100000• Identik dengan 255.255.255.224 jika
didesimalkan.• Jadi netmask jaringan berubah dan yang awalnya
hanya satu jaringan dengan range IP dari 1• -254 menjadi 8 jaringan, dengan setiap jaringan
ada 30 host/komputer
• Nomor IP awal dan akhir setiap subnet tidak bisa dipakai. Awal dipakai ID Jaringan (NetID)
• dan akhir sebagai broadcast.• Misal jaringan A 192.168.1.0 sebagai NetID
dan 192.168.1.31 sebagai broadcast dan range
• IP yang bisa dipakai 192.168.1.1-192.168.1.30.
10
Penanggulangan(memperlambat habisnya IP address)
• Subnetting
• Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
11
In the beginning…
• Para perancang TCP/IP tidak menyangka akan pesatnya pertumbuhan (growth) jumlah jaringan (dan hostnya) yang terhubung ke Internet
12
• Jumlah jaringan yang sangat banyak akan membebani Internet– Overhead administratif akan sangat banyak
hanya untuk me-manage network address– Tabel ruting di dalam router akan sangat
besar (membebani Internet ketika terjadi pertukaran informasi tabel ruting yang sangat besar)
– Alokasi alamat akan habis• Khususnya alokasi kelas B akan cepat habis
untuk jaringan skala menengah
13
Implementasi Subnet dgn Mask
• Digunakan subnet mask 32-bit– Bit diset “1” : mesin dalam jaringan menganggap bit-
bit pada IP address yang sesuai sebagai subnet prefix
– Bit diset “0” : mesin mengganggap IP address yang bersesuaian sebagai host identifier
• Contoh : subnet mask 11111111 11111111 11111111 00000000 menyatakan bahwa 3 oktet pertama dari IP addres adalah subnet prefix (identifikasi jaringan) sedangkan oktet ke empat mengidentifikasi host dalam jaringan tersebut
14
15
Bit-wise operation
16
Default subnet mask
Class A - 255.0.0.0 - 11111111.00000000.00000000.00000000 Class B - 255.255.0.0 - 11111111.11111111.00000000.00000000 Class C - 255.255.255.0 - 11111111.11111111.11111111.00000000
17
Menghitung jumlah subnet dan host
• Jumlah subnet = 2n-2– n = jumlah bit yang melebihi default subnet
mask
• Jumlah total host = Jumlah subnet x jumlah host dalam setiap subnet
• Subnet dengan semua “1” atau “0” dilarang
• Host address yang sudah direserve : “0” semua (network ID) dan “1” semua (broadcast address)
18
Contoh• 10001100.10110011.11011100.11001000 (140.179.220.200) IP Address
11111111.11111111.11100000.00000000 (255.255.224.000) Subnet Mask• Pada contoh di atas digunakan 3 bit tambahan untuk subnet mask • Maka ada 23-2 = 6 subnet yang masing-masing berisi 213-2=8190 host
– Host addres yang dapat di-assign pada setiap subnet adalah yang berada di antara subnet address dan broadcast address
10001100.10110011.11000000.00000000 (140.179.192.000) Subnet Address 10001100.10110011.11011111.11111111 (140.179.223.255) Broadcast Address
• Masing-masing subnet adalah :– 10001100.10110011.00100000.00000000 : subnet 1 (140.179.32.0)– 10001100.10110011. 01000000.00000000: subnet 2 (140.179.64.0)– 10001100.10110011. 01100000.00000000: subnet 3 (140.179.96.0)– 10001100.10110011. 10000000.00000000: subnet 4 (140.179.128.0)– 10001100.10110011. 10100000.00000000: subnet 5 (140.179.160.0)– 10001100.10110011. 11000000.00000000: subnet 6 (140.179.192.0)– 10001100.10110011.00000000.00000000 : dilarang (subnet id 0 semua)– 10001100.10110011. 11100000.00000000: dilarang (net id 1 semua)
• Jumlah total host yang mungkin adalah 6x8190 = 49140
19
Variable subnetting
20
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
• Subnetting ditemukan pada tahun 80-an
• Tahun 1993 semakin disadari bahwa untuk menghemat IP address tidak boleh hanya mengandalkan teknik subnetting
• Lahirlah Classless addressing (supernet addressing/supernetting)
21
• Misalnya ada sebuah organisasi skala menengah yang ingin bergabung ke Internet
• Mereka akan lebih suka memesan satu alamat IP kelas B karena– Kelas C tidak dapat mengakomodasi lebih dari 254 hosts– Alamat IP kelas B memiliki jumlah bit yang cukup untuk melakukan
subnetting secara leluasa
• Untuk menghemat alamat IP kelas B dengan supernetting, organisasi tersebut diberikan satu blok alamat IP kelas C– Ukuran blok harus cukup besar sedemikian hingga organisasi
tersebut dapat memberi alamat pada setiap jaringannya
• Contoh– Organisasi meminta kelas B dan bermaksud menggunakan oktet ke
tiga sebagai field subnet (ada 28-2 = 254 subnet dengan masing-masing memiliki jumlah host 254; jumlah total host 254x254 = 64516)
– Dengan supernetting, organisasi itu dapat diberi sebanyak 256 alamat IP kelas C yang berurutan (dengan blok sebesar ini, jumlah network yang bisa diberi alamat adalah 254 network; masing-masing network dapat mengakomodasi 254 host)
• Keinginan organisasi tercapai, alamat kelas B bisa dihemat
22
• Supernetting menyebabkan informasi yang disimpan di router (yang dipertukarkan dengan router lain) akan sangat besar– Pada contoh sebelumnya : kalau menggunakan alamat
kelas B hanya akan ada satu entry; bila menggunakan kelas C akan ada 256 entry
• CIDR memecahkan masalah ini• Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu
entry dengan format (network address, count)– Network address adalah alamat terkecil dari suatu blok– Count menyatakan jumlah total network address di dalam
suatu blok– Contoh : pasangan (192.5.48.0,3) menyatakan tiga network
address yaitu 192.5.48.0, 192.5.49.0, 192.5.50.0– Dalam kenyataan, CIDR tidak hanya berlaku untuk kelas C
23
CIDR Address Blocks and Bit Masks
• CIDR mensyaratkan ukuran setiap blok alamat merupakan kelipatan dua dan menggunakan bit masks untuk mengidentifikasi ukuran blok
• Misalnya suatu organisasi diberi 2048 alamat yang berurutan mulai dari 128.211.168.0, maka range alamatnya adalah :128.211.168.0 (10000000 11010011 10101000 00000000) : the lowest128.211.175.0 (10000000 11010011 10101111 00000000) : the
highest
• CIDR memerlukan dua item untuk menyatakan suatu blok alamat :– 32 bit lowest address– 32-bit masks
• Untuk contoh di atas, mask CIDR terdiri dari 21 bit “1”, yang artinya pemisahan anatra prefix dan suffix terjadi setelah bit ke-21– Mask : 11111111 11111111 11111000 00000000
24
Notasi CIDR
• Untuk identifikasi blok CIDR diperlukan address dan mask, maka dibuat notasi yang lebih pendek : CIDR notation (slash notation)
• Slash notation untuk contoh sebelumnya adalah 128.211.168.0/21 dimana 21 menyatakan 21-bit masks
25
CIDR Block Prefix # Equivalent Class C # of Host Addresses/27 1/8th of a Class C 32 hosts/26 1/4th of a Class C 64 hosts/25 1/2 of a Class C 128 hosts/24 1 Class C 256 hosts/23 2 Class C 512 hosts/22 4 Class C 1,024 hosts/21 8 Class C 2,048 hosts/20 16 Class C 4,096 hosts
/19 32 Class C 8,192 hosts
/18 64 Class C 16,384 hosts
/17 128 Class C 32,768 hosts
/16 256 Class C 65,536 hosts
(= 1 Class B)
/15 512 Class C 131,072 hosts
/14 1,024 Class C 262,144 hosts
/13 2,048 Class C 524,288 hosts
26
• Keuntungan classless addressing : fleksibilitas dalam pemberian blok IP address
• Misal sebuah ISP memiliki jatah alamat 128.211.0.0/16– ISP tsb. dapat memberi pelanggan mereka
2048 alamat dalam range /21 (seperti contoh sebelumnya)
– Di lain waktu, mereka dapat memberi alamat kepada klien yang kecil (hanya dengan 2 komputer) dengan range /29 (128.211.176.212/29)