JALAN LAIN Ke BROMO - · PDF filegak ada paving, apalagi aspal. JALAN LAIN Ke BROMO BULOK...
Transcript of JALAN LAIN Ke BROMO - · PDF filegak ada paving, apalagi aspal. JALAN LAIN Ke BROMO BULOK...
O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n
Fu
n |
Re
lax
| L
ow
Bu
dg
et
Ok
tob
er-
No
ve
mb
er
20
11Track nya ada, tapi cuma setapak,gak ada paving, apalagi aspal.
JALAN LAINKe BROMO
BULOKKASODOKOMUNITAS BACKPACKER PEKANBARUPROFILTRINITY NAKED TRAVELER
FREE
Magazine
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n
PIMPINAN UMUMKhemal Nugroho
PIMPINAN REDAKSIAmbar Arum
EDITORMuhammad Iqbal
TIM REDAKSI Annisa M.F. Harahap
TIM ARTISTIKGalih Permadi
Kibar Desain Salman
WEBMASTERKurniawan Aji Saputra
WEBSITEwww.backpackinmagazine.com
Redaksi menerima saran, kritik,dan artikel dari BM Readers
yang bisa dikirim melaluialamat email kami.
Salam Ransel,
MENUJU BROMO ITU gampang. Banyak jalur
dan referensi menuju gunung yang bersanding dengan
masyarakat Tengger tersebut, bahkan referensi di inter-
net pun berlimpah.
Hanya saja, banyak informasi yang perlu disa-
ring. Ada data di beberapa tulisan kurang valid, Edisi
sebelas ini, kami coba menyaring data-data tersebut dan
membandingkannya di lokasi. Edisi ini, bisa dipakai untuk
menikmati salah satu spot indah di Pulau Jawa tersebut.
Selamat menikmati!
REDAKSI
O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n1 2
17
3
ORDINAT3 GUNUNG BROMO
Kalau ada review tempat wisata di In-
donesia, pasti Bromo masuk ke list lima
besar. Tempat ini tidak pernah sepi dari
wisatawan.
PANDU13 MENUJU GUNUNG BROMO
Malang – Turen (45 km)Bus dari terminal Hamid Rusdi, jurusan Malang - Dampit – Lumajang, turun di Turen. Harga Rp 4.000,00
CATPER17 JALAN LAIN KE BROMO
Sempu tidak ada dalam rencana kami. Mendengar namanya pun belum per-nah. Tujuan kami ke malang ini adalah untuk ke bromo. Kami pergi berempat.
GALERI27 GUNUNG BROMO
BULOK29 KASODO
Indonesia kaya dengan keindahan alam dan beragam bahasa daerah. Juga punya banyak tarian daerah.
KOMUNITAS35 BACKPACKER PEKANBARU
PROFIL39 TRINITY NAKED TRAVELER
35
Daftar Isi Dari Redaksi
RESENSI43 MERABA INDONESIA
TIPS45 SAFETY KIT
AKSESORIS49 SARUNG TANGAN
PENGANAN51 NASI ARON
KONTRIBUTOR53 BM EDISI 11
EDUKASI56 BACKPACKER=BERBAGI
EDISI DEPAN57 KEPULAUAN SERIBU
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n
ORDINAT
GUnUnG bROMOKalau ada review tempat wi-
sata di Indonesia, pasti Bro-
mo masuk ke list lima besar.
Tempat ini tidak pernah sepi
dari wisatawan walau Bromo
sedang ngambek sekalipun. T a K p E R n a H S E p i p E n G U n J U n G
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n
SECARA GEOGRAFIS, GUNUNG Bromo
yang berada di 2.392 mdpl masuk wilayah
Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang,
dan Probolinggo (Jawa Timur). Pengelolaan-
nya oleh Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TNBTS).
ORDINAT
Oleh : Muhammad Iqbal
Foto: Niko Wazir, Erlangga Mahardika, Ghamal Satya
Sebetulnya banyak gunung di sekitar
sini, tapi Bromo yang paling terkenal dan
paling banyak dikunjungi. Ini karena Bromo
sampai sekarang masih aktif, akses ke sana
mudah, banyak penginapan, sarat budaya,
punya Pura anggun di bawahnya, dan yang
jelas karena memang Bromonya sendiri su-
dah keren.
Pada umumnya, wisatawan Bromo
menginap semalam di Cemoro Lawang,
lalu besoknya, sekitar jam 3 pagi berangkat
ke Pananjakan buat lihat sunrise, turun ke
Bromo, akhirnya balik lagi ke Cemoro La-
wang, terus pulang deh.
5 6
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n7
ORDINAT
Sebagian wisatawan lagi menambah
waktu kunjungannya untuk jalan-jalan ke Air
Terjun Madakaripura atau ke Semeru. Untuk
ke Semeru, butuh waktu tambahan sam-
pai empat hari, jadi jarang orang yang dari
Bromo, terus main ke Semeru.
Cemoro Lawang Cemoro Lawang (2.200 mdpl) meru-
pakan nama desa yang paling dekat dengan
Bromo. Di sini adalah sentral semua kegiatan
8
WISATAWAN TAMBAHKUNJUNGANNYA KE AIRTERJUN MADAKARIPURA ATAU KE SEMERU.
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n
ORDINATwisatawan yang mau ke Bromo dengan ber-
malam terlebih dahulu. Mereka bermalam,
cari makan, cari jeep, cari souvenir, dan cari
informasi di Cemoro Lawang.
Ada museum tidak terlalu besar
yang di dalamnya banyak informasi tentang
sejarah Gunung Bromo yang dulunya ber-
asal dari gunung bernama Tengger. Juga ada
legenda yang beredar di masyarakat tentang
asal-usul Gunung Tengger.
Dari beberapa titik, misalnya pela-
taran Hotel Cemoro Indah dan Hotel Lava
View, pemandangannya bagus banget, lang-
sung berhadapan dengan Gunung Bromo.
Malam hari di Cemoro Lawang, pada
musim hujan bisa mencapai 5°C dan pada
musim kemarau bisa mencapai 0°C.
Pananjakan Wisatawan ke Pananjakan buat lihat
Sunrise. Dari parkiran, kita musti jalan sekitar
10 menit untuk sampai ke view point. An-
tara parkiran sampai view point itu, banyak
penjual edelweis (bunga abadi), makanan,
penyewaan jaket, sampai penjaja jasa foto
polaroid.
Semakin mendekati Subuh, semakin
ramai orang. Walau bukan tanggal merah,
View Point waktu subuh selalu ramai. Ratu-
san orang! Kalau tanggal merah bisa sampai
ribuan. Mereka semua mau lihat sunrise
yang bagus.
Kebanyakan gambar Bromo yang ada
di kartu pos dan kalender itu diambil dari
Pananjakan. Sunrise di atas gunung sembari
melihat tiga gunung lain, ya cuma ada di
Pananjakan. Tiga gunung tersebut, Bromo,
109
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i nM A R E T - A P R I L 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n 1211
Batok, dan Semeru, terletak satu garis lurus
dari Pananjakan.
Bromo Ini dia menu utamanya. Selain dari
Pananjakan, sunrise juga bagus kalau dari
puncak Bromo. Gunung Bromo masih aktif
mengeluarkan asap belerang warna putih.
Semakin cokelat warnanya berarti semakin
aktif Bromo-nya.
Di waktu-waktu tertentu, ada lara-
ngan naik ke Bromo karena asapnya terlalu
berbahaya. Sampai akhir September 2011,
Bromo masih ditutup. Wisatawan cuma bisa
sampai parkiran Jeep.
Untuk sampai ke puncak Bromo, dari
parkiran jeep bisa jalan kaki bisa naik kuda.
Tapi kuda cuma bisa mengantar sampai kaki
tangga Bromo, selebihnya ya harus tetap
naik tangga pakai kaki sendiri, ada 253 anak
tangga dengan lebar 1 meter.
Buat yang usianya sudah di atas 50
tahun, merupakan prestasi besar bisa sam-
pai ke puncak Bromo. Terkadang ada yang
baru setengah jalan, duduk, ngos-ngosan,
terus turun lagi. Jadi dia gak sampai puncak.
Di puncak Bromo, kita bisa lihat kawah
Bromo yang selalu ngebul, Pura Luhur Poten
yang anggun, Gunung Batok yang bentuknya
gunung banget, dan juga Semeru.
ORDINAT
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n13
PANDU
MAYORITAS PENDUDUK DI sekitar-
Bromo adalah suku Tengger yang kebanyakan
beragama Hindu. Pura Luhur Poten ini adalah
salah satu tempat ibadah mereka. Letaknya
di tengah padang pasir, tepat di kaki Gunung
Bromo. Butuh izin untuk masuk Pura Luhur Po-
ten. Di waktu-waktu tertentu, pura ramai sekali,
seperti saat Upacara Kasodo yang diadakan
setahun sekali.
EDELWEIS BUNGA KHAS DI seputaran Bromo
Semeru. Disebut bunga abadi karena bisa tidak
mati sampai bertahun-tahun setelah dipetik.
Edelweis banyak dijual di Pananjakan.
Warnanya beragam, biasanya penjual Edelweis
mencampur jenis Edelweis yang satu dengan
yang lain lalu diikat bersama, sehingga terlihat
warna-warni. Bisa buat oleh-oleh dari Bromo.
Edelweis didapat mungkin budidaya,
mungkin juga metik di habitat liar. Jika metik di
habitat liar dan kita beli, berarti kita ikut andil
membuatnya makin langka.
SUDUT LAINGUNUNG BROMO
O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n 14
EMPAT JALUR NORMAL tersedia un-
tuk mengakses Bromo/Pananjakan:dari
Probolinggo lewat Cemoro Lawang, dari
Malang lewat Ngadas, dari Pasuruan le-
wat Tosari, dan dari Lumajang lewat Burno.
Probolinggo dan Malang adalah yang pa-
ling mudah. Mayoritas pengunjung memilih
lewat Probolinggo.
| Foto: Niko Wazir, Erlangga Mahardika, Ghamal Satya
1. Dari Jakarta:
Kereta ekonomi Matarmaja, Rp 51.000,
19 jam; pk 14.00 dari Stasiun Senen.
2. Dari Jogja:
Travel; Rp 75.000.
3. Dari Surabaya:
Kereta ekonomi Penataran;
Rp 4.500; 2,5 jam.
Bus Non-AC; Rp 9.500; 2 jam.
4. Dari Denpasar:
Travel; Rp 135.000.
MENUJU MALANG
1. Dari Malang:
Naik bus dari terminal Arjosari (Malang);
Rp 14.000 untuk non-AC; 2,5 jam.
2. Dari Surabaya:
Bis; Rp 15.000; 2 jam.
3. Dari Jogja:
Kereta Ekonomi Sri Tanjung;
Rp 26.000; 9 jam; berangkat dari Stasiun
Lempuyangan pk 7.30.
Bis non-AC; Rp 45.000; 8 jam.
4. Dari Denpasar:
Bis non-AC; Rp 55.000.
MENUJU PROBOLINGGO
1. Elf/Colt berangkat sekitar 1,5 jam sekali,
Rp 25.000. Ngetem nunggu penumpang
bisa sampai 1,5 jam. Sudah terbatas di atas
jam 4 sore. Kalau ada pun, harganya ber-
lipat.
2. Ojeg, Rp 50.000.
PROBOLINGGO-CEMORO L
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i nb a c K p a c K i n I M E I - A P R I L 2 0 1 115 16
PANDU
Banyak pilihan dari kelas melati
sampai yang berbintang empat, dan ke-
adaan semua penginapan penuh itu jarang.
Sebagai gambaran, satu rumah yang dis-
ewa dengan 3 kasur tarifnya Rp 100.000.
PENGINAPAN
1. Siapkan jaket super tebal, sarung tangan,
kaos kaki, dan penutup kepala. Semuanya
bisa dibeli/disewa di seputaran Bromo.
2. Pakai jasa calo jeep kalau belum ada
yang pernah pengalaman ke Bromo.
Kekurangannya: harga lebih tinggi sekitar
Rp 50.000. Kelebihannya: ada yang ban-
gunin waktu pagi, gak perlu ribet nyari jeep
di pagi buta.
3. Hapalkan tarif kalau mau naik dari ter-
minal Probolinggo. Banyak yang kena getok
di sini.
4. Lepas baterai dari kamera. Udara super
dingin bikin baterai cepat tersedot.
TIPS
Dari Cemoro Lawang:
1. Jeep (muat 6 orang) rute Cemoro La-
wang – Pananjakan – Bromo – Cemoro La-
wang, Rp 275.000. Rute Cemoro Lawang
– Bromo – cemoro Lawang, Rp 165.000.
Kalau dari parkiran Jeep mau ke kaki tang-
ga Bromo dengan naik kuda, tarifnya Rp
30.000. Jalan kaki masih sangat memung-
kinkan.
2. Naik ojeg, ke Pananjakan Rp 75.000
(tarif PP).
MENUJU PENANJAKAN
1. Naik kuda, ke Bromo Rp 60.000 (bukan
tarif PP).
2. Jalan kaki ke Bromo, sekitar 1 jam. Seb-
etulnya jalan kaki ke Pananjakan juga bisa,
makan waktu 2,5 jam, tapi rutenya tembus
hutan, patokannya menara tinggi di puncak
Pananjakan.
Dari Malang:
1. Sewa Colt (muat 8 orang) rute Malang
– Pananjakan – Bromo – Malang, Rp
450.000. Spot ketemuan di Malang bisa
milih. Banyak agen wisata dan hotel yang
bisa ngurusin sewa Colt ke Bromo/Panan-
jakan.
2. Naik angkutan umum lewat Ngadas.
MENUJU BROMO1. Musim kemarau, terutama Juli-Agustus.
Pada musim hujan, awan mengganggu
sunrise.
2. Bukan hari libur. Waktu libur, harga pen-
ginapan naik, pengunjung ramai.
WAKTU TERBAIK
1. Sunrise di Pananjakan atau Bromo.
2. Tracking Cemoro Lawang-Bromo, sekitar
3 km (1 jam) sampai lereng Bromo.
3. Ikut upacara Kasodo (setahun sekali).
4. Ke Museum Bromo di Cemoro Lawang.
5. Keliling naik kuda. Sebagai patokan, rute
Cemoro Lawang – lereng Bromo yang jara-
knya sekitar 3 km tarifnya Rp 60.000.
6. Nongkrong sore sambil makan bakso di
depan hotel Cemoro Indah atau Lava View
AKTIVITAS PILIHAN
1. Cak Nu
0341-787550
2. John (Travel Malang-Bromo)
0818386300
KONTAK PENTING
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n 18
J a l a n L a i n M e n u j uGUNUNG BROMO
ARYA, TEMAN SMA saya, kuliah di Malang. Saya baru lulus jadi punya banyak waktu
kosong dan kebetulan lagi punya duit. Jadi saya pikir oke juga nih main ke Malang
ketemu Arya, setelah beberapa tahun nggak ketemu.Oleh: Muhammad Iqbal | Foto: Niko Wazir, Erlangga Mahardika, Ghamal Satya
CATPER
b a c K p a c K i n I M E I - A P R I L 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n17 18
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n19 20
Foto: Kakaban Tour
Saya ke Malang dan langsung dibawa
ke kosannya. Beruntung banget saya kenal
Dian, pas lagi di Malang pula. Dian ini anak
Malang yang suka banget naik gunung. Mau
tanya Semeru atau Bromo ya sama Dian ini.
Dian langsung ngajakin ke Bromo. “Tapi kita
lewat jalan yang beda ya, Bal?”
Jam 10 malam saya, Arya, Dian,
dan Endah (temannya Dian) berangkat ke
Tumpang, ke rumah salah satu pemilik truk
yang biasa bolak-balik Tumpang - Ranu
Pane. Namanya Cak Nu. Dian cerita, Cak Nu
ini sering dia repotin kalau mau ke Semeru
bawa rombongan.
Besoknya, jam tujuh pagi, kami lang-
sung berangkat naik truk. Kami berempat
ditaruh di belakang bersama dengan puluhan
karung pupuk!
Satu jam di truk itu betul-betul keren.
Ladang sayuran di mana-mana. Gunung Se-
meru bisa kelihatan jelas. Dia selalu meletup
tiap 20 menit.
Di perjalanan Saya melihat desa unik
yang di tiap rumah mayoritas ada pohon
apel. “Ya itulah kenapa Malang terkenal
dengan apelnya,” kata Dian. Biasanya satu
rumah ada dua pohon apel di halaman
depan dan biasanya banyak buah nempel di
situ.
Kelihatannya pemandangan yang
begitu itu sudah biasa buat Dian dan Endah,
tapi buat saya dan Arya, ini keren banget .
Kami turun di Jemplangan terus
ketemu dengan seseorang yang badannya
seperti tentara. Rupanya abang ini orang
SAR. Dia yang nyariin orang yang hilang di
gunung. Kami tanya, sudah berapa kali naik
turun Semeru? Jawabannya datar banget:
seratus tiga belas kali.
Dari Jemplangan sini, terlihat ham-
paran padang rumput raksasa.
“Bromo-nya mana Yan?”
“Itu, di balik bukit yang itu ada bukit, nah
Bromo ada dibaliknya.” Jrengggg…..
Yang jelas di situ nggak ada ojeg. Jan-
gankan ojeg, orang aja nggak kelihatan. Jadi
kami jalan kaki lima jam!
Setengah perjalanan isinya padang
rumput, setengah lagi padang pasir. Ke-
duanya serasa bikin bukan lagi di Indonesia.
DI TIAP RUMAH MAYORITAS ADA POHON APEL. “YA ITULAH
KENAPA MALANG TERKENAL DENGAN APELNYA,”
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n21 22
CATPER
Sepanjang jalan lima jam itu, selalu di kanan
ada tebing tinggi banget dan di kiri ada be-
berapa gunung kecil.
Track lima jam ini yang Dian maksud
“lewat jalan yang beda”. Track nya ada, tapi
cuma setapak, gak ada paving, apalagi aspal.
Ada gosip pemerintah mau buat paving di
sepanjang track ini. Jadi lebih nyaman sih,
tapi juga jadi gak seru. Kita butuh pengala-
man di jalannya juga, bukan cuma Bromo-
nya.
Beberapa kali kami istirahat, makan
cokelat, minum, terus jalan lagi. Kami punya
lima jam untuk saling mengenal. Saya dan
Arya punya banyak cerita untuk dibagi, seka-
lian inget-inget zaman SMA dulu.
Dian cerita banyak hal tentang Bro-
mo, Semeru, Malang. Endah cerita pengala-
man fotografinya.
Ngobrol berhenti karena asap be-
lerang di padang pasir bikin kami kesulitan
napas. Sering memang asap belerang dari
Bromo turun ke padang pasir di sekeliling-
nya. Kami lanjut ke Cemoro Lawang buat
cari tempat menginap.
Dian dan Endah sore ini juga lang-
sung balik lagi ke Malang. Tinggal saya dan
Arya. Kami ketemu calo Jeep yang biasa be-
rangkat jam 3 pagi ke Penanjakan buat lihat
sunrise.
Sampai di penginapan asih sore tapi
pakai jaket dobel juga kurang. Sore-sore be-
gini, penjual sweater, kupluk, sarung tangan,
syal, sudah berjamuran. Saya beli kupluk
sama sarung tangan karena memang dingin
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n23
CATPER
banget. Sore saja sudah begini apalagi besok
jam 3 pagi?
Si calo ngetok pintu jam 3 pagi. Saya
bisa langsung melek tapi bangun dari kasur
rasanya susah setengah mati. Buka selimut
saja cuma bisa tahan beberapa detik, terus
selimutan lagi. Dinginnya itu nusuk banget.
Lutut gemetar, gigi gemerutuk. Perlu
beberapa menit buat saya untuk bisa tahan
buka selimut. Butuh beberapa menit lagi
buat menyentuh lantai keramik, lalu keluar
kamar. Saya mau ngobrol sama Arya tapi
bikin satu kalimat itu rasanya susah banget.
Mulut kaku.Kita cuma ketawa-ketawa aja.
Perjalanan Cemoro Lawang ke Pa-
nanjakan dengan jeep sekitar setengah jam.
Jalan belok-belok dan nanjak terus. Pulu-
han jeep berangkat dari Cemoro Lawang,
sama-sama mau ke Pananjakan untuk kejar
sunrise. Jadi wajar kalau di Pananjakan, jalan
saja susah saking ramainya orang. Lalu, kami
tunggu matahari kok nggak muncul mun-
WAJAR KALAU DI PANANJAKAN,
JALAN SAJA SUSAHSAKING RAMAINYA ORANG
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n25 26
CATPER
cul. Tiba-tiba sudah tinggi. Waah, penonton
kecewa. Awan mengganggu liburan.
Semakin pagi, semakin jelas peman-
dangan dari Pananjakan. Tiga gunung seka-
ligus bisa terlihat: Bromo, Batok, dan Se-
meru.
Kami meluncur ke Gunung Bromo.
Ada patok-patok yang jadi batas Jeep su-
paya tidak masuk ke ranah usaha penye-
waan kuda. Saya pilih jalan kaki saja, toh gak
terlalu jauh.
Ada 253 anak tangga yang harus
dilewati buat sampai puncak. Kami nggak
bisa sekali jalan tanpa berhenti langsung
sampai puncak Puas banget rasanya setelah
sampai puncak. Akhirnya kelihatan juga isi
perut Bromo.
Saya lihat asap putih terus keluar dari
perut Bromo. Saya lihat puluhan kuda stand
by di bawah tangga, menunggu penumpang.
Dan yang paling keren, saya lihat Pura Luhur
Poten berselimut kabut, angguuun banget.
Kalau sudah di atas, saya selalu
merasa diajarkan untuk tidak banyak bicara
dan mengerdilkan diri. Terima kasih Bromo.
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n27 28
BROMO ON TOPFOTO : IKA SOEWADJI
SABA
NA
BRO
MO
FOT
O : I
KA
SO
EW
AD
JI
GALERI
SEMBAHYANG DI PURAFOTO : GHAMAL SATYA
Kirimkan foto koleksi kamu ke redaksi Backpackin Magazine melalui email kami [email protected]
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n29 30
BULOK
M E n G U n G K a p M a K n aK E H i D U p a n D i D a l a M n Y a
Suatu hari menjelang runtuhnya kerajaan Ma-
japahit, Rara Anteng, putri keturunan dinasti
Brawijaya, bersama dengan Jaka Seger, sua-
minya, menyingkir ke lereng Gunung Bromo,
dan kemudian menetap di sana bersama.
Oleh : Ambar Arum | Foto: Ghamal Satya, Niko Wazir
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n31
BERTAHUN-TAHUN TIDAK memomong
anak membuat mereka mulai gelisah. Kemu-
dian mereka bersemedi di puncak Gunung
Bromo, memohon agar dikaruniai anak.
Semesta mengabulkan permohonan
mereka, dengan satu syarat, sang anak
bungsu harus dipersembahkan ke kawah
Gunung Bromo. Benarlah demikian, Rara
Anteng melahirkan 25 anak.
Tiba saat untuk menggenapi janji, si
bungsu, bernama Kesuma, dikorbankan ke
kawah Gunung Bromo. Seiring menghilang-
nya Kesuma, sayup terdengar suaranya, me-
minta agar mengadakan sesaji setiap tanggal
14 pada bulan kasada (kesepuluh) di kawah
Gunung Bromo.
Demikianlah kepercayaan itu masih
berlangsung hingga saat ini, namun lebih
populer dengan nama upacara Kasodo. Ko-
non, masyarakat yang kini tinggal di lereng
Gunung Bromo, merupakan keturunan dari
24 anak Rara Anteng dan Jaka Seger. Kare-
nanya, mereka disebut suku Tengger, singka-
tan dari suku kata terakhir Rara Anteng dan
Jaka Seger.
Tengger juga memiliki arti ‘tenggering
budi luhur’ atau ‘pengenalan moral tinggi’,
suatu nilai yang dijunjung para masyarakat
Tengger.
Air Suci Sebagai rangkaian awal menjelang
prosesi Kasodo, pada dua hari sebelum
purnama, dilakukan ritual mengambil air suci
(Mendak Tirta) di tiga titik, yaitu air Gunung
Widodaren di lautan pasir, air terjun Madaki-
rapura di Kecamatan Lumbung Probolinggo,
dan Watu Plosot di Gunung Semeru.
Air diambil menggunakan sudang,
semacam bambu khusus, dan diarak sampai
Pura Luhur Poten, pura yang berdiri di bawah
kaki Gunung Bromo. Kemudian dilakukan
sembahyang bersama (Sepeninga) dan
menjaga air suci (Makemit).
Piodalan Sehari sebelum dimulainya puncak
acara Kasodo, biasanya dilakukan piodalan
atau perayaan ulang tahun Pura Luhur Poten.
Dimulai pagi hari dengan upacara Melasti,
kemudian Mecaru hingga sore hari.
Pada hari yang sama, para dukun ber-
kumpul. Dukun dalam masyarakat Tengger
BULOK
32
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n33 34
BULOK
ini berfungsi sebagai pemimpin keagamaan
yang memimpin upacara atau ritual, juga
perkawinan, bukan dukun yang berkaitan
dengan hal mistis.
Tidak sembarang orang dapat di-
angkat menjadi dukun. Ada mantra dan doa
yang harus dihapal oleh para calon dukun
agar dapat menggantikan dukun sebelum-
nya. Setiap desa memiliki dukunnya masing-
masing.
Puncak Kasodo Subuh-subuh benar, sekitar pukul
4 pagi, Bromo sudah ramai, baik oleh pen-
duduk Tengger maupun pengunjung. Jumlah
turis selalu meningkat tajam pada acara
Kasodo.
Pertama-tama dilakukan pemba-
caan sejarah Kasodo, kemudian dilanjutkan
dengan Puja Stuti atau puji-pujian. Setelah
itu, dilakukan pengukuhan dukun baru. Lan-
tas dimulailah ritual labuh sesaji di kawah
Gunung Bromo, dengan sebelumnya mendo-
akan sesaji terlebih dulu di Pura Luhur Poten.
Sesaji yang dilabuh atau dikorbankan
biasanya disusun dalam bentuk ongkek
atau pikulan, isinya bermacam-macam hasil
bumi, mulai dari sayur-sayuran, buah-
buahan, hingga hasil ternak seperti ayam
dan kambing.
Ritual ini, selain sebagai pemenu-
han permintaan Raden Kesuma, sang anak
bungsu, juga dimaknai sebagai ekspresi rasa
syukur masyarakat Tengger atas hasil bumi
yang telah mereka nikmati. Mereka meman-
jatkan doa agar tetap diberkahi hasil bumi
yang dapat mencukupi setiap mulut pen-
duduk, juga kesehatan dan perlindungan dari
segala bahaya.
Pelemparan sesaji tidak hanya dilaku-
kan sekali. Umumnya banyak warga Tengger
yang memilih untuk melarungkan sesajinya
sendiri, tanpa diwakili. Sedangkan di bawah
kawah, sudah ada beberapa orang yang
menunggu, berharap mereka bisa mendapat-
kan sesaji yang dilemparkan dari atas.
Mereka yang menunggu itu biasanya
bukan warga Tengger. Buat warga Tengger
sendiri, yang mereka lakukan itu tidak ma-
salah. Tidak ada perasaan, sudah lelah bikin
sajian eh malah diambil orang.
Malamnya, sebagai penutup acara
Kasodo, dilaksanakan Pujian Kasada, yaitu
pemanjatan puji-pujian kepada Sang Hyang
Widhi Wasa, sebagai wujud terima kasih
karena telah selesainya ritual Kasodo.
MEMANJATKAN DOA AGAR TETAP DIBERKAHI HASIL
BUMI YANG MENCUKUPI TIAP MULUT PENDUDUK
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n35
KOMUNITAS
B a c k p a c ke r Pe ka n b a r u ,B e r ku m p u l l a h !
KONON PADA SUATU pagi yang cerah, Yanuar Andhika (Arka), seorang
pemuda yang sedang dinas lima tahun di Pekanbaru, mulai merasa gelisah
karena belum mendapat teman jalan-jalan di Pekanbaru. Berbeda dengan ketika
ia di Jakarta, sudah banyak teman yang bisa diajak jalan bareng. Maklum, saat
itu dia belum genap setahun di Pekanbaru, masih culun.
Oleh : Ambar Arum | Foto: BPKU doc.
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n 38
KOMUNITAS
Berawal dari kegelisahan itu, mulai-
lah ia mencari-cari kelompok backpacker di
Pekanbaru, dan akhirnya ia dipertemukan
dengan sesosok pria dengan nama akun
facebook Aldo Nobel.
Ternyata sempat ada Komunitas
Backpacker Pekanbaru yang diprakarsai
Aldo, namun sedang vakum dari aktifitas.
Bagi Arka, ini merupakan peluang untuk
kembali mengaktifkan komunitas tersebut.
Maka diadakanlah kopi darat (kop-
dar) beberapa kali, group facebook dibuat
menggunakan nama Backpacker Pekanbaru
(Bpku) dengan Aldo, Arka, dan Romel se-
bagai admin. Logo diresmikan, serta dilaku-
kan tiup lilin pada tanggal 12 Juli 2011, hari
jadi Bpku.
Rencana-rencana trip pun mengalir
deras. Pertama direncanakan pendakian ke
Gunung Marapi. Namun ternyata sebelum
LOGO DIRESMIKAN, SERTA DILAKUKAN TIUP LILIN PADA 12 JULI 2011,
HARI JADI BPKU.
pendakian tersebut terlaksana, mendadak
disalip dengan trip ke Siak. Di sini ceritanya
seru, rencana mau pakai kapal cepat menuju
Siak, namun persiapan serba terburu-buru.
Peserta trip belum sempat kopdar untuk
susun itinerary bareng, bahkan ketemu saja
belum pernah.
Alhasil perjalanan ke Siak terlaksana
dengan menggunakan mobil sewaan, baru
deh saling kenalan di mobil. Apesnya, ketika
perjalanan pulang, ban bocor. Otomatis ha-
rus mengganti ban dengan merek Brigestone
yang terkenal mahal itu. Ampun deh!
Kini Bpku sudah beranggotakan seki-
tar 110 orang berdasarkan hitungan kasar di
grup facebook. Anggota ini tersebar di ba-
nyak tempat. Mayoritas di Pekanbaru, bebe-
rapa di kabupaten seperti Dumai, Duri, Siak,
Bagansiapiapi, Bangkinang, dan kabupaten
lainnya. Juga ada yang di luar kota, seperti
Jambi, Padang, Medan, Jakarta, Bandung,
dan Banjarmasin.
Komunitas ini terbuka untuk siapa
saja. Tidak harus berdomisili di Pekanbaru,
walaupun namanya Backpacker Pekanbaru.
Siapa saja yang mau tahu tentang Pekan-
baru, dipersilahkan bergabung di sini dan
tanya-tanya banyak tentang Pekanbaru.
Cara gabungnya? Sangat mudah,
tinggal cari grup facebook dengan nama
Backpacker Pekanbaru, kemudian join. Cu-
kup satu kali klik.
Saat ini komunikasi paling sering
dilakukan di facebook, kopi darat dan BBM
grup bagi yang memilikinya. Kopdar biasan-
ya dilakukan setiap selasa malam di Ang-
kringan Anglo Jogja (Jl. Melur, Pekanbaru),
namun sering juga pindah tempat kalau
sedang bosan.
Meski masih muda belia, sudah
banyak daftar aktifitas yang telah mereka
lakukan. Mulai dari trip Siak, pendakian
Marapi, Desa Gema, festival Bagansiapiapi,
hingga bakti sosial. Daftar ini akan terus ber-
tambah seiring bertambahnya usia. Mereka
berkomitmen untuk mengadakan trip mini-
mal sebulan sekali. Seru, kan!
37
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n39 b a c K p a c K i n I M A R E T - A P R I L 2 0 1 1
Enaknya, Naked Traveler punya ba-
hasa yang membumi, selain tentu pengala-
mannya juga seru banget, ya Indonesia, ya
luar Indonesia. Kalau baca buku ini, rasanya
kaki gatel, besok langsung mau ke mana gitu.
Coba yuk kita tanya-tanya langsung.
Cerita pengalaman backpack pertama
dong, sejak kapan dan ke mana waktu itu?
Kalau jalan-jalan sih sudah dari kecil,
tapi backpacking beneran -jalan mandiri
bawa ransel dengan modal minim banget- di
Indonesia, waktu ke Bali pas SMA.
Waktu itu saya naik bus dari Jakarta
ke Bali. Nginepnya di losmen di gang-gang
yang kamar mandinya terpisah. Terus kalau
mau ke mana-mana nyewa sepeda.
Kalau backpacking ke luar negeri
kali pertama itu keliling Eropa pas kuliah. Itu
sampai selama 1,5 bulan.Waktu itu belum
ada buku travel, handphone, dan internet
seperti sekarang ini. Jadi kebayang kan be-
tapa sulitnya dulu?
Spot paling seru di Indonesia di mana?
Kenapa tuh?
Wah, menurut saya banyak banget!
Semua spot asal di Indonesia saya suka
karena semuanya bagus! Tapi karena saya
doyannya ke pantai, jadi favoritnya ya
daerah-daerah di Indonesia Timur.
Gimana pandangan Mba Trinity tentang
dunia pariwisata di Indonesia?
Menurut saya, pariwisata di Indone-
sia : kasihan, karena tidak dikelola dengan
baik, padahal kita punya segalanya dan jauh
lebih bagus daripada negara-negara tet-
angga kita. Selain itu, promosi pariwisata kita
juga kurang banget dan kemasan promosi-
nya kurang menarik.
Trinity
INDONESIA,PUNYA SEGALANYA!BELUM LAMA, NAKED TRAVELER 3 terbit. Padahal awalnya cuma nge-blog loh. Kalau dilihat
covernya, kelihatan mirip banget dengan yang pertama dan kedua, cuma beda warna dasar
covernya saja. Tulisan Naked Traveler di cover sudah jadi branding, gak bisa di utak atik.
Oleh : Ambar Arum | Foto: Istimewa
PROFIL
TAPI KARENA SAYA DOYANNYA KE PANTAI,
JADI FAVORITNYA YA DAERAH-DAERAH DI
INDONESIA TIMUR.
40
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n
WWW.NAKED-TRAVELER.COM
TWITTER: @TrinityTraveler
41
“ORANG ASING YANG PERNAH JALAN-JALAN DI INDONESIA PASTI MENGANGGAP INDO-NESIA ITU MENYENANGKAN,
MEREKA MAU BALIK LAGI-Trinity-
PROFIL
Kalau pendapat Mba Trinity dengan trend
backpacker di Indonesia sekarang?
Sebenernya mau jadi backpacker
atau tidak itu kenyamanan diri kita sendiri.
Saya sih seneng banget kalau orang udah
mau menyisihkan waktu dan uangnya untuk
jalan-jalan, entah itu ala backpacker atau
luxurious. Tapi memang jadi backpacker itu
sekarang trend-nya meningkat.
Orang sekarang sudah melek
teknologi, buku-buku panduan budget travel-
ing makin banyak, budget airlines berlomba-
lomba kasih harga murah, sehingga makin
memudahkan orang kita untuk backpacking.
Ada gak tempat yang paling pengen banget
dikunjungin di Indonesia, tapi belum kesam-
paian?
Papua! Mudah-mudahan tahun ini
saya jadi pergi ke sana.
Apa sih pandangan orang luar tentang
Indonesia? Masih ada pandangan negatif
tentang Indonesia?
Masih ada sih tapi itu tergantung
dari orangnya juga. Yang nggak tahu Indone-
sia menganggap kita ini negara teroris dan
penuh bencana alam. Sebaliknya, orang luar
negeri yang pernah jalan-jalan di Indonesia
pasti menganggap Indonesia itu me-
nyenangkan, mereka mau balik lagi.
42
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n43 44
RESENSI
Meraba indonesiaM E n G G a M b a R K a n a l a M D a n M a n U S i a
i n D O n E S i a D i p U l a U T E R p E n c i l
BEDA MEMANG RASANYA antara
tulisan catatan perjalanan yang ditu-
lis oleh wartawan dengan yang bu-
kan wartawan. Ahmad Yunus adalah
seorang wartawan freelance yang
membuat buku catatan perjalanan
setelah ia mengelilingi nusantara.
Oleh : Ayu N Surya | Foto: Istimewa
b a c K p a c K i n I J U L I - A G U S T U S 2 0 1 1
JUDUL BUKUMeraba Indonesia
PENERBITSerambi PENULISAhmad Yunus
Selama hampir setahun bersama
wartawan senior Farid Gaban, ia menjela-
jah pulau-pulau terluar nusantara hanya
dengan mengendarai sepeda motor Honda
Win 100cc, bekas pula! Mereka menyebut
perjalanan ini sebagai “Ekspedisi Zamrud
Khatulistiwa”.
Dengan motor bekas yang dimodi-
fikasi itu, mereka melahap perjalanan darat
dan laut dari Sabang hingga Merauke. Me-
reka berhasil mendokumentasikan kehidu-
pan alam dan manusia di sejumlah gugus
pulau terpencil dan terluar, mengunjungi 80
pulau, mengumpulkan 10 ribu foto, dan 70
jam video.
Realitas ditelanjangi. Tergambar
bagaimana begitu banyak wilayah di Indo-
nesia masih terisolasi, penduduknya masih
jauh dari hidup layak, padahal kekayaan
alam, terutama laut, terbentang melimpah
ruah.
Membaca buku ini kita semakin
yakin, negara yang bernama Republik In-
donesia sebenarnya kaya raya. Sayangnya
potensinya belum tergali karena salah urus,
atau bahkan tidak diurus sama sekali.
Meraba Indonesia mengajak kita un-
tuk menjelajahi nusantara dan mengenalnya
lebih dalam, seperti semangat Soe Hok Gie,
“Dan mencintai tanah air Indonesia dapat
ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia
bersama rakyatnya, dari dekat.”
MENGAJAK KITA UN-TUK MENJELAJAHI NU-
SANTARA DAN MENGE-NALNYA LEBIH DALAM,
SEPERTI SEMANGATSOE HOK GIE
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n45 46
TIPS
J a G a = J a G a p E n Y a K i T a T a U K E c E l a K a a n
S a f e t y Tr a v e l K i t
Skenario terburuknya, saat itu ter-
jadi, kita berada di antah berantah yang jauh
dari bantuan medis. Jadi, tidak ada salahnya
menjejalkan sedikit perlengkapan P3K ke
dalam backpack. Namanya juga jaga-jaga.
Secara umum yang perlu dibawa:
1. Obat-obatan pribadi. Tergantung bi-
asanya kenapa. Kalau sering asma ya bawa
obat asma.
2. Anti-diare, misalnya yang mengandung
attapulgite, loperamide, atau karbon aktif.
3. Obat gejala flu (batuk, pilek, demam).
4. Obat sakit kepala atau anti-nyeri. Contohnya yang mengandung paracetamol,
asam mefenamat, atau ibuprofen.
5. Anti-alergi. Misalnya CTM (chlorphe-
niramine maleate), tapi yang satu ini sering
bikin ngantuk. Anti-alergi lain yang efek
kantuknya lebih kecil misalnya loratadin atau
cetirizine.
6. Obat mabuk perjalanan. Contohnya
yang mengandung dimenydrinate.
7. Salep kulit untuk mengatasi gangguan
kulit akibat gigitan serangga. Misalnya yang
mengandung hidrokortison.
8. Obat untuk luka-luka. Minimal perban,
plester, dan cairan antiseptik yang mengan-
dung povidon iodine, atau rivanol.
9. Tabir surya, repellant serangga, hand
sanitizer, cuka (untuk antisipasi sengatan
ubur-ubur).
Daftar di atas nggak perlu dibawa
semua, cukup bawa yang perlu-perlu saja.
Kalau gak biasa mabuk perjalanan ya gak
perlu bawa obat mabuk. Kalau jalan-jalan
ke tempat dingin, ya gak usah bawa penolak
serangga. Yang jelas, jaga-jaga itu penting.
SEPERTI KATA BANG Napi,
”Waspadalah... Waspadalah!!!”
Penyakit atau kecelakaan suka
datang tanpa permisi.
Foto: Istimewa |
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n
FACEBOOK.TWITTER.ISSUU
B A C K P A C K I N M A G ZB A C K P A C K I N ’ E - M A G A Z I N E
J O I N W I T H U S .
LET’S CLICK THE BUTTON
@ B A C K P A C K I N _ M A G Z W W W . I S S U U . C O M /B A C K P A C K I N M A G A Z I N E
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n49 50
AKSESORIS
p E n J a G a D a R i c U a c a D i n G i n D a n p a n a S
S a r u n g Ta n g a n
DALAM CUACA YANG dingin, se-
lain butuh jaket, sarung tangan juga
sangat diperlukan. Terutama karena
dingin justru lebih terasa di ujung-
ujung jari, juga telinga dan hidung.
Biar lebih hangat, tangan harus
dibungkus. Berikut ini beberapa
model yang bisa jadi pilihan.
Foto: Istimewa |
Ini sarung paling canggih. Biasanya
bahan bagian dalemnya polar, bagian luarnya
waterproof. Jadi paling aman dipakai dalam
kondisi apapun. Tentu karena fungsinya yang
lebih, harganya pun juga lebih.
S A R U N G T A N G A N T A H A N A I R
Umumnya berbahan kulit, atau kom-
binasi dengan kulit. Biasanya dipakai buat
naik motor. tapi kalau kepepet dan gak ada
sarung tangan lain, bisa lah sedikit meng-
hangatkan saat dipakai di dataran dinggi.
S A R U N G T A N G A N S T A N D A R
Bahan polar dikenal dapat memberi
kehangatan dengan sangat baik. Jadi ini
pilihan yang paling tepat kalau sekedar mau
menghangatkan tangan.
S A R U N G T A N G A N P O L A R
Kalau yang ini khusus buat motor.
Percuma dibawa ketika bepergian ke data-
ran tinggi. Gak ngaruh karena tidak menu-
tupi jari-jari tangan.
S A R U N G T A N G A N M I N I M A L I S
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n51 52
PENGANANPENGANAN
DI DAERAH DINGIN, termasuk Bromo, orang
bakal cepat lapar. Tubuh perlu karbohidrat lebih
buat energi menghangatkan tubuh. Nah, Nasi
Aron tepat banget buat keadaan begini.
Nasi Aron terbilang kuliner khas
Bromo. Namanya memang nasi, tapi bahan
dasarnya bukan nasi, melainkan jagung putih
yang hanya dapat ditemui di lereng Gunung
Bromo. Dibanding nasi biasa, Nasi Aron
lebih tahan kenyang dan lebih gurih.
Untuk membuat makanan kaya akan
khasiat ini gampang-gampang susah. Jagung
harus dipipil terlebih dahulu, ditumbuk, lalu
direndam dengan air selama kurang lebih
empat hari, lalu dijemur hingga kering. Se-
lanjutnya, jagung olahan tersebut ditumbuk,
disaring, lalu direbus sekitar 30 menit. Kalau
tahu cara menyimpannya, Nasi Aron bisa
tahan sampai satu minggu.
Biasanya, penyajian Nasi Aron ber-
sama dengan makanan pendamping lain,
yaitu sayur daun ranti, tahu, campuran
kentang dengan tahu, tempe, dan ikan laut.
Tak lupa tambahan sambal terasi yang akan
memberikan sensasi ekstra di lidah dan juga
menghangatkan badan di tengah udara din-
gin Bromo.
Nasi Aron juga diburu karena me-
mang banyak khasiatnya. Campuran Nasi
Aron yang gurih dan sayur daun ranti yang
pahit mampu menurunkan kolestrol dan
mengobati diabetes. Selain itu, paduan Nasi
Aron dengan sambal pedas ini bisa menahan
lapar hingga berjam-jam. Pas banget buat di
Bromo yang berhawa super dingin.
Kini jagung putih sebagai bahan
baku Nasi Aron sudah sulit ditemui di lereng
Gunung Bromo karena masyarakat enggan
menanam jagung putih. Mereka lebih me-
milih menanam sayur-sayuran, seperti kubis,
kentang, dan wortel. Sayur-sayuran lebih
menjanjikan karena bisa lebih cepat panen,
berbeda dengan jagung putih yang panennya
enam bulan sekali.
Jagung putih memang sebetulnya
kurang cocok jika ditanam di dataran tinggi.
Pertumbuhannya akan lebih lambat diband-
ingkan jika ditanam di dataran rendah. Tak
heran jika kini Nasi Aron telah dimodifikasi
menjadi campuran antara nasi dari beras dan
jagung putih.
Memang sih, agak sulit buat cari
Nasi Aron. Mayoritas warung-warung kecil
di Cemoro Lawang (pusat kehidupan wisa-
tawan Bromo) cuma menjual menu standar:
nasi goreng, nasi pecel, mi kuah, mi goreng,
dan yang simple-simple begitu lah.
Kalau mau hunting, Nasi Aron bisa
ditemui di Desa Seruni, sebuah desa di
seputaran lereng Bromo. Biasanya, kita perlu
merogoh kocek sebesar Rp 100 ribu untuk
harga satu porsi Nasi Aron yang cukup buat
empat orang.
Makan Nasi Aron hangat dengan
pedasnya sambal terasi ditemani pemanda-
ngan Pegunungan Tengger, asik banget tuh….
K a n D U n G a n D i b a l i K n a S i a R O nMakanan Gunung Menyehatkan
Oleh : Dewi Ratnasari | Foto: Istimewa
KALAU MAU HUNTING, NASI ARON BISA DITEMUI
DI DESA SERUNI
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n
6. 7.
KONTRIBUTOR
1.MIRANDA RACHELLINA Gadis ini selalu diandalkan untuk urusan
P3K. Maklum, lulusan kedokteran. 2.AYU N SURYA kembali sumbang
tulisan di rubrik resensi. Denger-denger dia mau pensiun naik gu-
nung! Tapi, minggu kemarin baru turun dari Gede. 3.NIKO WAZIR Baru
turun Bromo, langsung kami todong fotonya. Foto cover dari dia lho.
4.ERLANGGA MAHARDIKA Sebagian foto edisi sekarang dipersem-
bahkan oleh bocah dari Bandung yang jarang pulang ini. Sepertinya
edisi kedepan, kita masih akan melihat hasil jepretannya. 5.DEWI
RATNASARI Biasa dipanggil Jawir, karena dia Jawa dan suka nyengir.
Suka makan pula. Makanya dia kontribusi di rubrik penganan. 6.IKA
SOEWADJI Jepretan cewek yang suka bikin api unggun ini kem-
bali muncul di edisi kali ini 7.GHAMAL SATYA Cowok ini ma-
sih berjuang dengan skripsinya, tapi menyempatkan waktu me-
nyumbang foto perjalanannya ke Bromo. Sukses ya, Ghamal!
VISIT OUR SITE.COM
WWW.BACKPACKINMAGAZINE.COM
FIND THE BEAUTY OF INDONESIA
“THE LOST ATLANTIS”
ON OUR SITE
1. 2.
4. 5.
53
3.
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i n 56
EDUKASI
d o n ’ t b e s h y
PUT YOURADS HERE
SALAH SATU YANG membedakan para
backpacker dengan turis kebanyakan adalah
nilai saling berbagi.
Turis pada umumnya mengutamakan
kenyamanan, sehingga untuk mendapatkan-
nya, mereka rela membayar lebih mahal agar
bisa naik kendaraan ber-AC, penginapan
mewah, dan pelayanan maksimal.
Tidak salah, barangkali bagi mereka itulah
cara untuk mengusir penat dari kesibukan
sehari-hari.
Namun bagi backpacker, yang utama
bukanlah kenyamanan, melainkan pengala-
man saling berbagi, terutama dengan pen-
duduk setempat.
Karenanya tidak
masalah makan di
pinggir jalan, tidur
di warung atau
rumah penduduk,
bahkan lebih seru
lagi kalau bisa
mengikuti keseharian mereka.
Ikut melaut kalau sedang ke pantai,
ikut bersawah kalau sedang ke desa. Semua
itu lebih menyenangkan, bukan? Ketimbang
penginapan ber-AC, atau pelayanan hotel
bintang lima sekalipun.
Semakin sering melakukan perjala-
nan, maka kita akan semakin menyadari,
bahwa backpacking tidak hanya tentang
alam indah yang
akan kita su-
suri, tidak hanya
tentang kota-kota
menawan yang
akan kita lewati, ti-
dak hanya tentang
sunset dan sunrise
yang selalu diburu, tidak hanya itu!
Backpacking merupakan peluang bagi
kita untuk dapat mengenal masyarakat yang
tinggal bersama alam mereka, kota mereka,
dan matahari dari sudut pandang mereka.
Peluang yang jika tidak diambil, maka kita
telah kehilangan separuh jiwa para pelan-
cong, yaitu saling berbagi!
NAMUN BAGI BACKPACKER,YANG UTAMA BUKANLAH
KENYAMANAN, MELAINKANPENGALAMAN SALING BERBAGI,
TERUTAMA DENGANPENDUDUK SETEMPAT.
b U K a n S E K E D a R J a l a n - J a l a n M U R a Hb a c k p a c k e r = b e r b a g i
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1 I b a c K p a c K i nFoto : Taman Bawah Laut
BMEDISI
DEPAN!
K e P U L A U A N S e R I B UBACKPACKIN MAGAZINe
SIMAK!eDISI 12
b a c K p a c K i n I O K T O B E R - N O V E M B E R 2 0 1 1
OTE KOMODO ISLANDf o r S e v e n W o n d e r sV
ketik : KOMODO. kirim ke : 9818