IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...
Transcript of IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...
44
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kota Cimahi termasuk kedalam wilayah Provinsi Jawa Barat yang
mempunyai tiga kecamatan terdiri dari 13 kelurahan yaitu Kec. Cimahi Utara
memiliki 4 kelurahan, Kec. Cimahi Tengah memiliki 6 kelurahan, dan Kec.
Cimahi Selatan memiliki 3 kelurahan. Luas wilayah Kota Cimahi yaitu 4025,73
Ha dengan batas-batas yang meliputi sebelah utara (Kec. Cisarua, Kec.
Parongpong, Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat), sebelah barat (Kec.
Padalarang, Kec. Batujajar, dan Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat), sebelah
timur (Kec. Sukasari, Kec. Sukajadi, Kec. Cicendo, dan Kec. Andir Kota
Bandung), serta sebelah selatan (Kec. Marga Asih, Kec. Batujajar, Kab. Bandung
Barat, dan Bandung Kulon Kota Bandung).
Kelurahan Cipageran merupakan daerah yang terletak di Kecamatan
Cimahi Utara Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah kelurahan secara
keseluruhan 594,317 Ha. Kelurahan Cipageran terdiri dari 29 Rukun Warga (RW)
dan 148 Rukun Tetangga (RT). Secara administratif Kelurahan Cipageran
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Jambudipa
Sebelah Selatan : Kelurahan Padasuka
Sebelah Barat : Desa Tanimulya
Sebelah Timur : Kelurahan Citeureup
45
4.1.2 Gambaran Umum Peternakan Sapi Perah di Cipageran
Berdasarkan data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) teridentifikasi
bahwa subsktor Pertanian yang berkembang cukup pesat di Kota Cimahi adalah
sub-sektor peternakan dan produk turunannya berada di Kelurahan Cipageran,
Kecamatan Cimahi Utara. Ternak yang banyak dipelihara oleh penduduk di
Kelurahan Cipageran terdiri dari ternak kecil, ternak besar, serta ternak unggas.
Sektor peternakan di Kelurahan Cipageran dapat menjadi salah satu pemasok
kebutuhan akan protein hewani, baik untuk daerah tersebut maupun seluruh
wilayah Kota Cimahi, dan sekitarnya (BPS Kota Cimahi: 2002; 2009; dan 2012).
Jenis ternak beserta populasi dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Data Populasi Ternak Kelurahan Cipageran
No Jenis Ternak Populasi
…ekor…
1. Kerbau 5
2. Kuda 15
3. Sapi Potong 29
4. Sapi perah 802
5. Domba 2.700
6. Kambing 29
7. Kelinci 600
8. Ayam Buras 8.700
9. Ayam Ras Pedaging 84.000
10. Merpati 320
11. Itik Petelur 1.850
12. Itik Manila 385
(Sumber: Data Populasi Ternak Kota Cimahi, 2016).
Sapi perah merupakan ternak yang sedang dikembangkan di Kelurahan
Cipageran. Skala kepemilikan ternak sebagian peternak relatif kecil yaitu kurang
dari 4 ekor dengan sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional. Peternak
sapi perah di Kelurahan Cipageran sebanyak 59 orang terdiri dari 3 kelompok
46
yaitu kelompok Mekar Mandiri, Kelompok Mitra Berkah, dan Kelompok Berkah
Daruni’mah yang tersebar di tiga RW yaitu RW 12, 19, dan 21.
Kondisi geografi Kelurahan Cipageran berada pada ketinggian ± 1040
meter dpl, merupakan dataran tinggi dengan curah hujan 500 mm/tahun dan suhu
udara rata-rata 26°C (Data Monografi Kelurahan, 2015). Kondisi tersebut cocok
untuk dibudidayakannya ternak sapi perah di Kelurahan Cipageran, hal ini sesuai
dengan pernyataan Dasuki (1983) yang menyatakan bahwa persyaratan iklim yang
sesuai dengan ternak sapi perah FH adalah suhu udara 13-23°C dengan
ketinggian 700-1000 m dpl dan kelembaban 70%.
Keberlangsungan usaha peternakan sapi perah di daerah tersebut didukung
faktor-faktor yang mendukung peternak untuk menjalankan usaha peternakan sapi
perah. Hal-hal yang menjadi faktor-faktor pendukung tersebut, adalah:
1. Produksi susu yang dihasilkan oleh peternak langsung dijual melalui KUD
Sarwamukti dan CV Barokah
2. Akses jalan yang memudahkan dalam aspek pemasaran.
4.1.3 Gambaran Umum Petugas Kesehatan Hewan di Cipageran
Petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran merupakan objek dalam
penelitian ini. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian petugas kesehatan hewan
atau tenaga kesehatan hewan adalah orang yang menjalankan aktivitas di bidang
kesehatan hewan berdasarkan kompetensi dan kewenangan medik veteriner yang
hierarkis sesuai dengan pendidikan formal dan/atau pelatihan kesehatan hewan
bersertifikat (Kementerian Pertanian, 2010). Berdasarkan hasil penelitian terdapat
47
6 petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran yang terbagi atas dua bagian
yaitu dokter hewan dan mantri hewan, yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Petugas Kesehatan Hewan di Kelurahan Cipageran
No Nama Jabatan Wilayah Kerja
1. Asep Gunawan Dokter Hewan Pemkot Cimahi (PNS)
2. Budi Dokter Hewan Swasta
3. Cucu Dokter Hewan Swasta
4. Sukirman Mantri KUD Sarwa Mukti
5. Dadan Mantri CV. Barokah
6. Agus Mantri CV. Barokah
Jenis pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan hewan di
Kelurahan Cipageran meliputi peningkatan kesehatan hewan, penyembuhan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan pelayanan medik reproduksi hewan. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Pelayanan Jasa
Medik Veteriner (2011) bahwa kesehatan hewan adalah segala urusan yang
berkaitan dengan perawatan hewan, pengobatan hewan, pelayanan kesehatan
hewan, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, penolakan penyakit,
medik reproduksi, medik konservasi, obat hewan, dan peralatan kesehatan hewan,
serta keamanan pakan.
Terdapat perbedaan antara mantri hewan dan dokter hewan dalam
pembagian tugas. Mantri hewan memberikan pelayanan medik reproduksi hewan
seperti IB, kebuntingan, dan pemulihan pasca melahirkan dalam kondisi normal
oleh KUD Sarwa Mukti dan CV. Barokah untuk peternak yang telah menyetorkan
hasil susunya. Dokter hewan merupakan dokter hewan swasta yang memberikan
pelayanan lebih lengkap yang tidak bisa ditangani oleh mantri hewan seperti
menangani proses melahirkan yang abnormal dan menangani penyakit dengan
tingkat kesulitan mudah hingga sulit.
48
4.2 Karakteristik Responden
Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah para
peternak sapi perah yang pernah menggunakan jasa petugas kesehatan hewan baik
dokter hewan ataupun mantri hewan sebanyak 30 orang yang terdiri dari tiga
kelompok ternak. Karakteristik responden di Kelurahan Cipageran dibagi ke
dalam 4 karakteristik, yaitu umur, tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan
non-formal, dan pengalaman usaha.
4.2.1 Umur Responden
Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden diketahui sebagian besar
berusia produktif bervariasi antara 24-60 tahun. Berdasarkan persentase tersebut
sebagian besar peternak termasuk dalam golongan produktif. Menurut Badan
Pusat Statistik kelompok usia produktif berada pada rentang usia 15 hingga 64
tahun, sedangkan jika kurang atau lebih dari usia tersebut akan tergolong sebagai
usia tidak produktif (BPS, 2016).
Keterangan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar peternak yang
yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini termasuk dalam usia
produktif. Hal ini mengindikasikan bahwa peternak yang berada di Kelurahan
Cipageran memiliki potensi tenaga kerja yang besar dalam mengelola usaha
ternaknya.
49
4.2.2 Tingkat Pendidikan Formal
Pendidikan formal menunjukan lamanya peternak menempuh pendidikan
formal di bangku sekolah. Pendidikan sangat penting bagi setiap orang, baik
dalam kehidupan peternak sehari-harinya maupun dalam hubungannya dengan
kemampuan peternak menerima teknologi baru dan informasi peternakan. Hal
tersebut terlihat dari penerapannya peternak menjadi lebih terbuka terhadap
adanya kemajuan di bidang kesehatan hewan yang bisa membantu memberikan
kemudahan dalam pelaksanaan teknis usaha ternaknya. Tingkat pendidikan formal
responden dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Formal
No Pendidikan Formal Jumlah
Orang %
1 SD 28 93,33
2 SMP 2 6,67
Jumlah 30 100,00
Tabel 7 menunjukkan, bahwa tingkat pendidikan formal responden
berkisar antara SD hingga SMP, dengan demikian karakteristik pendidikan
peternak tergolong masih rendah, karena sebagian besar besar peternak hanya
lulusan Sekolah Dasar (93,33%). Kondisi ini dapat menjadikan kendala dalam
pola berpikir dan penerimaan peternak terhadap informasi-informasi yang
berkaitan tentang kesehatan hewan, mengingat tingkat pendidikan berpengaruh
terhadap laju perubahan cara berpikir seseorang. Semakin tinggi tingkat
pendidikan peternak maka tatalaksana pemeliharaan makin baik karena peternak
dapat mengadopsi inovasi dan merubah cara berpikir serta cara pemecahan
masalah lebih matang (Kuswandi dalam Handewi, dkk, 1995).
50
Keterbatasan pendidikan peternak akan berpengaruh terhadap penilaian
terhadap petugas kesehatan hewan. Seseorang yang mempunyai tingkat
pendidikan lebih tinggi umumnya lebih menyadari kebutuhan dari ternak sehingga
ternaknya dapat berproduksi dengan baik salah satunya dengan memperhatikan
kesehatan dari ternaknya.
4.2.3 Tingkat Pendidikan Non-Formal
Pendidikan nonformal adalah pengajaran sistematis yang diorganisir dari
luar pendidikan formal bagi sekelompok orang untuk memenuhi keperluan khusus
seperti penyuluhan pertanian (Suhardiyono, 1990). Kegiatan pendidikan non
formal seperti pelatihan dan penyuluhan yang pernah diikuti responden dapat
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Non-Formal
No Pendidikan Non-
Formal
Jumlah
Orang %
1 Mengikuti 28 93,33
2 Tidak mengikuti 2 6,67
Jumlah 30 100,00
Tabel 8 menunjukkan, bahwa pendidikan non-formal responden dalam
katagori tinggi (93,33%). Pendidikan non-formal yang diikuti peternak yaitu
pelatihan dan penyuluhan seperti pelatihan dan penyuluhan dalam bidang
peternakan (pembuatan silase, pembuatan pupuk kompos, pemberian pakan, cara
pemerahan, dan penanggulangan penyakit) serta pelatihan dan penyuluhan produk
olahan (pembuatan yoghurt, pembuatan kerupuk susu, pembuatan dodol susu, dll).
Kondisi peternak yang demikian menyebabkan informasi-informasi ataupun
51
program-program yang berkaitan dengan bidang peternakan, salah satunya
mengenai kesehatan hewan dapat tersampaikan kepada peternak.
4.2.4 Pengalaman Beternak
Peternak yang sudah lama beternak akan lebih mudah untuk menerapkan
anjuran penyuluh dan petugas kesehatan hewan dari pada peternak pemula. Dalam
menjalankan usahanya, responden telah memiliki ilmu pengetahuan tentang cara
beternak yang diperoleh dari keluarga secara turun temurun, selain itu pengalaman
menjadi salah satu guru dalam perjalanan hidupnya (Soekartawi, 1988).
Pengalaman beternak responden bervariasi antara 1 – 20 tahun dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Pengalaman Beternak
No Pengalaman Usaha (Tahun) Jumlah
Orang %
1 < 5 3 10,00
2 5 – 10 4 13,33
3 > 10 23 76,67
Jumlah 30 100,00
Tabel 9 menunjukkan, bahwa pengalaman beternak peternak pada
penelitian ini sebagian besar adalah yang memiliki pengalaman beternak > 10
tahun (76.67%). Peternak yang beternak cukup lama memberikan indikasi bahwa
pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap manajemen pemeliharaan ternak
mempunyai kemampuan yang lebih baik sesuai dengan pernyataan Margono dan
Asngari (1969) peternak yang pengalaman beternaknya cukup lama akan lebih
mudah diberi pengertian. Hasil penelitian di lapangan tidak diperoleh pengaruh
seperti yang diharapkan, hal ini disebabkan peternak mengelola usahanya dengan
52
kebiasaan-kebiasaan lama (semi-ekstensif) yang diikuti dari kebiasaan orang
tuanya secara turun- temurun.
4.3 Kinerja Petugas Kesehatan Hewan
Kinerja merupakan prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas
maupun kuantitas yang dicapai dan dihasilkan persatuan periode waktu dalam
melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
(Mangkunegara, 2006). Petugas kesehatan hewan merupakan salah satu unsur
penting dalam usaha peternakan karena petugas kesehatan hewan turut
menentukan keberhasilan usaha ternak melalui pelayanan yang berkaitan dengan
kesehatan hewan dan produktifitas ternak. Kinerja petugas kesehatan hewan
berkaitan dengan pelayanan kepada peternak yang terdiri dari beberapa aspek: 1)
Kualitas, 2) Kuantitas, 3) Pelaksanaan tugas, 4) Tanggung jawab. Tingkat kinerja
petugas kesehatan hewan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Tingkat Kinerja Petugas Kesehatan Hewan
No Sub Variabel Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Kualitas 33,33 66,67 0,00
2 Kuantitas 26,67 73,33 0,00
3 Pelaksanaan tugas 50,00 50,00 0,00
4 Tanggung jawab 40,00 56,67 3,33
Tingkat kinerja 33,33 66,67 0,00
Tabel 10 menunjukkan penilaian kinerja terhadap petugas kesehatan hewan
secara umum baik dokter hewan ataupun mantri yang bertugas di Kelurahan
53
Cipageran menurut responden pada penelitian ini sebagian peternak menyatakan
kinerja petugas kesehatan hewan dalam kategori sedang (66,67%) yang dilihat
dari beberapa aspek (lampiran 4). Hal ini terlihat dari kondisi kesehatan dan
produktifitas ternak di Kelurahan Cipageran dalam kondisi cukup baik dan
kesadaran peternak untuk menghubungi dan menggunakan jasa petugas kesehatan
hewan untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan ternak
hal ini ditunjukkan oleh indikator kuantitas petugas kesehatan dalam kategori
sedang (73,33%). Peternak menilai petugas kesehatan hewan di Kelurahan
Cipageran dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan hewan
dalam hal penanganan ternak sakit ataupun meningkatkan produktifitas dari ternak
itu sendiri yang menunjukkan bahwa kualitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung
jawab petugas kesehatan sudah sesuai dengan harapan peternak. Sesuai dengan
pernyataan Byars (1984) yang mengartikan kinerja sebagai hasil dari usaha
seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi
tertentu.
Kinerja petugas kesehatan hewan bersifat individual, karena setiap petugas
kesehatan hewan yang terdiri dari mantri dan dokter hewan mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugasnya
1. Tingkat Kinerja Dokter Hewan
Kinerja dokter hewan akan mempengaruhi pelayanan terhadap peternak
dimana dokter hewan memiliki tugas menjalankan aktivitas di bidang pelayanan
jasa medik veteriner berdasarkan kompetensi dan kewenangannya. Penilaian
kinerja dokter hewan yang ada di Kelurahan Cipageran menurut responden pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 11.
54
Tabel 11. Tingkat Kinerja Dokter Hewan
No Sub Variabel Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Kualitas 66,67 33,33 0,00
2 Kuantitas 10,00 36,67 53,33
3 Pelaksanaan tugas 60,00 40,00 0,00
4 Tanggung jawab 73,33 23,33 3,34
Tingkat kinerja 50,00 50,00 0,00
Tabel 11 menunjukkan, bahwa sebagian peternak menyatakan kinerja dokter
hewan dalam kategori tinggi hingga sedang karena memiliki persentase seimbang
(50%) (Lampiran 4). Hal ini didasari dari penilaian peternak terhadap empat aspek
meliputi kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab. Pelayanan
yang diberikan dokter hewan sudah sesuai dengan harapan peternak akan tetapi
kuantitas kerja dokter hewan dalam kategori rendah (53,33%) yang dikarenakan
sebagian peternak tidak terlalu sering menggunakan jasa dari dokter hewan.
2. Tingkat Kinerja Mantri Hewan
Kinerja dapat dihasilkan dari pendidikan, pengalaman kerja dan
profesionalisme. Mantri hewan adalah tenaga kesehatan hewan lulusan sekolah
kejuruan, pendidikan diploma atau memperoleh sertifikat untuk melaksanakan
urusan kesehatan hewan yang menjadi kompetensinya dan dilakukan di bawah
penyeliaan dokter hewan. Penilaian kinerja mantri hewan yang ada di Kelurahan
Cipageran menurut responden pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 12.
55
Tabel 12.Tingkat Kinerja Mantri Hewan
No Sub Variabel Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Kualitas 16,67 46,67 36,66
2 Kuantitas 93,33 6,67 0,00
3 Pelaksanaan tugas 10,00 90,00 0,00
4 Tanggung jawab 36,67 43,33 20,00
Tingkat kinerja 30,00 70,00 0,00
Tabel 12 menunjukkan sebagian peternak menyatakan kinerja mantri
hewan dalam kategori sedang (70%) (Lampiran 4). Hal ini didasari dari penilaian
peternak terhadap empat aspek meliputi kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas,
dan tanggung jawab. Kuantitas mantri hewan dalam kategori tinggi (93,33%)
menunjukkan peternak sering menggunakan jasa dari mantri hewan walaupun dari
segi kualitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab mantri hewan masih dalam
kategori sedang dikarenakan hasil kerja dari mantri hewan lebih lambat jika
dibandingkan dengan dokter hewan.
Keberhasilan usaha ternak tergantung pada kesehatan dari ternak itu
sendiri sehingga kinerja petugas kesehatan hewan baik dokter hewan ataupun
mantri hewan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan usaha
ternak. Sesuai dengan Mangkunegara, (2006) yang menyatakan kinerja sumber
daya manusia merupakan prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas
maupun kuantitas yang dicapai dan dihasilkan sumber daya manusia persatuan
periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Hal tersebut akan mempengaruhi pelayanan yang
diberikan oleh petugas kesehatan hewan. Kinerja yang baik akan menghasilkan
56
pelayanan yang baik pula sehingga akan mempengaruhi kesehatan dari hewan
ternak yang dimiliki oleh peternak.
4.3.1 Kualitas Kerja
Kualitas Kerja, menunjukan kerapian, ketelitian, keterkaitan hasil kerja
dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan. Kualitas kerja petugas kesehatan
hewan di Kelurahan Cipageran yang terdiri dari dokter hewan dan mantri hewan
pada penelitian ini dilihat dari berbagai indikator yaitu, ketepatan anamnase dan
pemeriksaan fisik penunjang, ketelitian dalam memberikan diagnosa, serta
kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki. Kualitas kerja petugas
kesehatan hewan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Tingkat Kualitas Kerja Petugas Kesehatan Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Ketepatan Anamnase dan Pemeriksaan
Fisik Penunjang 16,67 83,33 0,00
2 Ketelitian dalam Memberikan Diagnosa 10,00 40,00 50,00
3 Sarana dan Prasarana yang Dimiliki 26,66 66,67 6,67
Kualitas Kerja 33,33 66,67 0,00
Tabel 13 menunjukkan penilaian kualitas kerja petugas kesehatan hewan
menurut responden pada penelitian ini sebagian besar peternak menyatakan
kualitas kerja dari petugas kesehatan hewan dalam kategori sedang (66,67%) yang
dilihat dari beberapa indikator (Lampiran 5). Petugas kesehatan hewan di
Kelurahan Cipageran melakukan pemeriksaan dan pengobatan sesuai dengan apa
57
yang dibutuhkan oleh ternak hal ini terlihat dari penilaian peternak mengenai
ketepatan anamnase dan pemeriksaan fisik penunjang yang dilakukan oleh
petugas kesehatan hewan dalam kategori sedang (83,33%). Selain itu peralatan
yang digunakan pun sudah cukup memadai dan menunjang pemeriksaan serta
pengobatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan hewan. Kualitas kerja dari
petugas kesehatan hewan merupakan hal penting dalam kinerja karena akan
mempengaruhi berhasil atau tidaknya terapi yang diberikan. Kualitas kerja
petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran terdiri dari dokter hewan dan
mantri hewan masing-masing dapat dilihat pada Tabel 14 dan 15.
Tabel 14. Tingkat Kualitas Kerja Dokter Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Ketepatan Anamnase dan Pemeriksaan
Fisik Penunjang 70,00 30,00 0,00
2 Ketelitian dalam Memberikan Diagnosa 33,34 63,33 3,33
3 Sarana dan Prasarana yang Dimiliki 93,33 6,67 0,00
Kualitas Kerja 66,67 33,33 0,00
Tabel 14 menunjukkan penilaian kualitas kerja dokter hewan yang
bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini sebagian
besar peternak menyatakan kualitas kerja dari dokter hewan dalam kategori tinggi
(66,67%) dan sisanya peternak menilai kualitas kerja yang dimiliki oleh dokter
hewan dalam kategori sedang yang dilihat dari beberapa indikator (Lampiran 5).
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kerja dari dokter hewan sudah sesuai dengan
apa yang diharapkan peternak dan juga sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya. Kesehatan dari ternak merupakan hal terpenting bagi peternak,
58
maka dari itu dokter hewan di Kelurahan Cipageran memiliki kualitas kerja yang
baik dengan melakukan serangkaian pemeriksaan pada ternak dengan teliti untuk
menetapkan dugaan sementara penyakit yang diderita oleh ternak sehingga ternak
mendapatkan pengobatan yang sesuai hal ini ditunjukkan dari ketepatan anamnase
dan pemeriksaan fisik penunjang yang dilakukan dokter hewan dalam kategori
tinggi (70%). Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh dokter hewan pun lengkap
mulai dari alat pemeriksaan fisik dan alat pelindung diri. Kualitas kerja dokter
hewan yang tinggi sangat memberikan dampak positif bagi ternak dan kemajuan
usaha peternakan di Kelurahan Cipageran.
Tabel 15. Tingkat Kualitas Kerja Mantri Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Ketepatan Anamnase dan Pemeriksaan
Fisik Penunjang 23,33 76,67 0,00
2 Ketelitian dalam Memberikan Diagnosa 16,67 33,33 50,00
3 Sarana dan Prasarana yang Dimiliki 26,67 33,33 40,00
Kualitas Kerja 16,67 46,67 36,66
Tabel 15 menunjukkan kualitas kerja mantri hewan yang bertugas di
Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini sebagian besar
peternak menyatakan kualitas kerja dari mantri hewan dalam kategori sedang
(46,67%) dan hanya (16,67%) peternak yang menilai kualitas kerja dari mantri
hewan tinggi (Lampiran 5). Hal ini dilihat dari beberapa indikator yaitu penilaian
terhadap ketepatan anamnase dan pemeriksaan fisik penunjang, ketelitian dalam
memberikan diagnosa, serta sarana dan prasarana yang dimiliki mantri hewan.
Menurut hasil penelitian, responden yang menilai kualitas kerja dari mantri hewan
59
tinggi yaitu peternak yang jarang menggunakan jasa dokter hewan karena
ternaknya tidak pernah terserang penyakit serius. Kualitas kerja yang diberikan
mantri hewan terlihat dari hasil yang ditunjukkan kepada peternak dalam
melakukan tindakan seperti melakukan inseminasi buatan dan pemberian vitamin
ketika ternaknya kurang sehat sehingga peternak merasa puas dan menilai kualitas
kerja dari mantri hewan dalam kategori tinggi. Sebagian besar responden menilai
kualitas kerja dari mantri hewan relatif sedang rendah hal ini dikarenakan
peternak menilai mantri hewan tidak begitu teliti dalam memberikan pemeriksaan
dan langsung memberikan tindakan terlihat dari indikator ketelitian dalam
memberikan diagnosa dan terapi dalam kategori rendah (50%), selain itu peralatan
perlindungan diri yang dikenakan oleh mantri hewan tidak selengkap yang
dikenakan dokter hewan tersehingga mempengaruhi penilaian dari peternak. Hal
ini menunjukkan bahwa kualitas kerja dari mantri hewan sudah dapat memenuhi
harapan peternak yaitu mendapatkan tindakan untuk ternaknya akan tetapi belum
sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.
4.3.2 Kuantitas Kerja
Kuantitas Kerja, menunjukan banyaknya jumlah jenis pekerjaan yang
dilakukan dalam suatu waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana
sesuai dengan tujuan. Kuantitas kerja petugas kesehatan hewan yang terdiri dari
dokter hewan dan mantri hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut
responden pada penelitian ini dilihat dari dua indikator diantaranya respon
petugas kesehatan terhadap laporan peternak dan frekuensi penggunaan jasa
petugas kesehatan dalam satu bulan. Tingkat kuantitas kerja petugas kesehatan
hewan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 16.
60
Tabel 16. Tingkat Kuantitas Kerja Petugas Kesehatan Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Respon terhadap Laporan Peternak 20,00 80,00 0,00
2 Frekuensi Penggunaan Jasa 6,67 83,33 10,00
Kuantitas Kerja 26,67 73,33 0,00
Tabel 16 menunjukkan penilaian kuantitas kerja petugas kesehatan hewan
secara umum baik doker hewan ataupun mantri hewan menurut responden pada
penelitian ini sebagian besar pada kategori sedang (73,33%) dan sisanya peternak
menilai kuantitas kerja dari petugas kesehatan hewan pada kategori tinggi
(26,67%) yang dilihat dari dua indikator (Lampiran 6). Penilaian peternak
mengenai respon petugas kesehatan hewan terhadap laporan peternak pada
kategori sedang (80%) karena peternak tidak kesulitan untuk menghubungi
petugas kesehatan. Penilaian peternak mengenai frekuensi penggunaan jasa
petugas kesehatan hewan dalam satu bulan sebagian besar peternak menyatakan
dalam kategori sedang (83,33%). Hal ini disebabkan peternak di Kelurahan
Cipageran menggunakan jasa petugas kesehatan hewan sesuai dengan kondisi dari
ternak mereka selain itu petugas kesehatan hewan yang ada di Kelurahan
Cipageran pasti hadir untuk melakukan investigasi ketika dibutuhkan oleh
peternak. Kuantitas kerja petugas kesehatan hewan yang terdiri dari dokter hewan
dan mantri hewan masing-masing dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18.
61
Tabel 17. Tingkat Kuantitas Kerja Dokter Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Respon terhadap Laporan Peternak 46,67 53,33 0,00
2 Frekuensi Penggunaan Jasa 6,67 3,33 90,00
Kuantitas Kerja 10,00 36,67 53,33
Tabel 17 menunjukkan kuantitas kerja dokter hewan menurut responden
pada penelitian ini sebagian besar dalam kategori rendah (53,33%) dan hanya
(10%) peternak yang menilai kuantitas kerja dari petugas kesehatan hewan dalam
kategori tinggi yang dilihat dari dua indikator (Lampiran 6). Penilaian peternak
mengenai respon dokter hewan terhadap laporan peternak sebagian peternak
menyatakan dalam kategori sedang (53,33%). Penilaian peternak mengenai
frekuensi penggunaan jasa dokter hewan dalam satu bulan sebagian besar
peternak menyatakan dalam kategori rendah (90%). Responden yang menilai
kuantitas kerja dari dokter hewan tinggi karena responden tersebut sering
menggunakan jasa dari dokter hewan. Sebagian besar responden yang menilai
kuantitas kerja dari dokter hewan relatif sedang hingga rendah hal ini disebabkan
keadaan peternakan di Kelurahan Cipageran cukup baik dan ternak jarang
terserang penyakit serius selain itu masih banyak peternak yang menganggap
dokter hewan hanya untuk menangani ternak yang mengidap penyakit serius
sehingga dokter hewan memiliki tingkat kuantitas kerja yang rendah di Kelurahan
Cipageran.
62
Tabel 18. Tingkat Kuantitas Kerja Mantri Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Respon terhadap Laporan Peternak 70,00 30,00 0,00
2 Frekuensi Penggunaan Jasa 33,34 63,33 3,33
Kuantitas Kerja 93,33 6,67 0,00
Tabel 18 menunjukkan penilaian kuantitas kerja mantri hewan menurut
responden pada penelitian ini sebagian besar pada kategori tinggi (93,33%) yang
dilihat dari dua indikator (Lampiran 6). Penilaian peternak mengenai respon
mantri hewan terhadap laporan peternak sebagian peternak menyatakan pada
kategori tinggi (70%). Penilaian peternak mengenai frekuensi penggunaan jasa
mantri hewan dalam satu bulan sebagian besar peternak menyatakan pada kategori
sedang (63,33%). Sebagian besar responden menilai kuantitas kerja dari mantri
hewan tinggi karena responden tersebut sering menggunakan jasa dari mantri
hewan. Peternak di Kelurahan Cipageran menilai mantri hewan bukan hanya
bertugas menyediakan pelayanan medik reproduksi seperti memberikan
inseminasi buatan akan tetapi sudah dapat memberikan pengobatan untuk
menyembuhkan ternak yang sakit. Selain itu biaya yang dikeluarkan ketika
menggunakan jasa dari mantri hewan lebih murah karena mantri hewan
merupakan fasilitas yang disediakan oleh koperasi dan CV Barokah.
63
4.3.3 Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan Tugas, meliputi pengalaman, kemampuan bekerja sama,
pemahaman tugas, efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya,
keahlian dalam menjalankan tugas, inisiatif dan kepedulian terhadap tugas.
Pelaksanaan tugas petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran dilihat dari
beberapa aspek diantaranya jenis kasus yang ditangani, pemahaman wewenang,
dan keahlian petugas kesehatan hewan dalam menjalankan tugas. Tingkat
pelaksanaan tugas dari petugas kesehatan hewan pada penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 19.
Tabel 19. Tingkat Pelaksanaan Tugas Petugas Kesehatan Hewan Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Jenis Kasus yang Ditangani 6,67 93,33 0,00
2 Pemahaman Wewenang 6,67 70,00 23,33
3 Keahlian dalam Menjalankan Tugas 36,67 63,33 0,00
Pelaksanaan Tugas 50,00 50,00 0,00
Tabel 19 menunjukkan penilaian pelaksanaan tugas kerja petugas
kesehatan hewan menurut responden pada penelitian ini dalam kategori sedang
hingga tinggi karena memiliki persentase yang seimbang (50%) yang dilihat dari
beberapa indikator (Lampiran 7). Hal ini disebabkan peternak menilai
pelaksanaan tugas dari petugas kesehatan hewan telah sesuai dengan wewenang
dan apabila ada permasalahan petugas kesehatan hewan selalu menyampaikan
kepada peternak. Pelaksaan tugas merupakan bagian penting dari kinerja karena
akan memberikan dampak positif bagi peternak dan juga bagi kesehatan ternak.
64
Pelaksanaan tugas petugas kesehatan hewan yang terdiri dari dokter hewan dan
mantri hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran dilihat Tabel 20 dan 21.
Tabel 20. Tingkat Pelaksanaan Tugas Dokter Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Jenis Kasus yang Ditangani 90,00 10,00 0,00
2 Pemahaman Wewenang 40,00 40,00 20,00
3 Keahlian dalam Menjalankan Tugas 63,33 36,67 0,00
Pelaksanaan Tugas 60,00 40,00 0,00
Tabel 20 menunjukkan penilaian pelaksanaan tugas kerja dokter hewan
menurut responden pada penelitian ini sebagian besar dalam kategori tinggi (60%)
yang dilihat dari beberapa indikator (Lampiran 7). Penilaian peternak terhadap
jenis kasus yang ditangani oleh dokter hewan sebagian besar menyatakan dalam
kategori tinggi (90%) karena dokter hewan dapat menangani jenis kasus yang
beragam mulai dari tingkatan mudah hingga sulit. Penilaian peternak mengenai
pemahaman wewenang yang dimiliki dokter hewan sebagian besar menilai dalam
kategori sedang hingga tinggi (40%) hal ini terlihat dari cara dokter hewan yang
memahami dan menyampaikan diagnosa dan memberikan solusi sekaligus
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada peternak dengan bahasa yang
mudah dimengerti. Penilaian peternak mengenai keahlian dokter hewan
menjalankan tugas sebagian besar menilai dalam kategori tinggi (63,33%) hal ini
terlihat dari tindakan yang dilakukan dokter hewan saat menangani ternak.
65
Tabel 21. Tingkat Pelaksanaan Tugas Mantri Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Jenis Kasus yang Ditangani 10,00 90,00 0,00
2 Pemahaman Wewenang 16,66 66,67 16,67
3 Keahlian dalam Menjalankan Tugas 43,33 56,67 0,00
Pelaksanaan Tugas 10,00 90,00 0,00
Berdasarkan keterangan pada Tabel 21 dapat diketahui penilaian
pelaksanaan tugas kerja mantri hewan menurut responden pada penelitian ini
sebagian besar dalam kategori sedang dengan persentase (90%) yang dilihat dari
beberapa indikator (Lampiran 7). Penilaian peternak terhadap jenis kasus yang
ditangani oleh mantri hewan sebagian besar menyatakan dalam kategori sedang
dengan persentase (90%) karena peternak menilai dalam pelaksanaan tugasnya
mantri hewan hanya menangani beberapa jenis pekerjaan dengan tingkat kesulitan
sedang hingga rendah. Penilaian peternak mengenai pemahaman wewenang yang
dimiliki mantri hewan sebagian besar menilai dalam kategori sedang dengan
persentase (66,67%) karena mantri hewan tidak selalu menjelaskan tindakan yang
akan dilakukan kepada peternak. Penilaian peternak mengenai keahlian mantri
hewan menjalankan tugas sebagian besar menilai dalam kategori sedang (56,67%)
karena peternak menilai mantri hewan menunjukkan keterampilan menangani
ternak hanya pada beberapa pekerjaan.
66
4.3.4 Tanggung Jawab
Tanggung Jawab, menunjukkan seberapa besar pekerja dalam menerima
dan melaksanakan pekerjaannya, mempertanggung jawabkan hasil kerja, dan
perilaku kerjanya setiap hari. Tanggung Jawab petugas kesehatan hewan pada
penelitian ini dilihat dari dua aspek diantaranya petugas kesehatan hewan
melakukan kunjungan/Visit dan persediaan obat-obatan yang disediakan petugas
kesehatan hewan. Tingkat tanggung jawab dari petugas kesehatan hewan pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Tingkat Tanggung Jawab Petugas Kesehatan Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Melakukan Kunjungan/Visit 0,00 66,67 33,33
2 Persediaan Obat-obatan 36,67 63,33 0,00
Tanggung Jawab 40,00 56,67 3,33
Tabel 22 menunjukkan penilaian tanggung jawab kerja petugas kesehatan
hewan secara umum baik dokter hewan ataupun mantri hewan yang bertugas di
Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini sebagian besar dalam
kategori sedang (56,67%) yang dilihat dari dua indikator (Lampiran 8). Hal ini
disebabkan sebagian besar peternak menilai petugas kesehatan hewan di
Kelurahan Cipageran telah menunjukkan tanggung jawabnya dengan selalu
menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan dan tidak lepas tangan ketika ternak
yang ditangani tidak menunjukkan perkembangan positif. Peternak menilai
kekurangan dari petugas kesehatan hewan yaitu terdapat sebagian petugas
kesehatan hewan yang kurang inisiatif untuk melakukan pengecekan kembali pada
67
ternak yang ditangani. Tanggung jawab merupakan bagian penting dari kinerja
karena berdampak pada cepat atau lambatnya hasil kerja yang dihasilkan yang
dapat dirasakan manfaatnya oleh peternak. Tingkat tanggung jawab petugas
kesehatan hewan yang meliputi dokter hewan dan mantri hewan yang bertugas di
Kelurahan Cipageran menurut responden dokter hewan pada penelitian ini
masing-masing dapat dilihat pada Tabel 23 dan 24.
Tabel 23. Tingkat Tanggung Jawab Dokter Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Melakukan Kunjungan/Visit 16,67 63,33 20,00
2 Persediaan Obat-obatan 90,00 10,00 0,00
Tanggung Jawab 73,33 23,33 3,34
Tabel 23 menunjukkan penilaian tanggung jawab kerja dokter hewan
menurut responden pada penelitian ini sebagian besar dalam kategori tinggi
(73,33%) (Lampiran 8). Hal ini dikarenakan tanggung jawab yang diberikan oleh
dokter hewan terlihat dari pemeriksaan lanjutan yang diberikan dokter hewan dan
ketersediaan obat-obatan yang lengkap. Sedangkan responden yang menilai
tanggung jawab dari dokter hewan relatif sedang hingga rendah dikarenakan
peternak menilai tidak semua dokter hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran
melakukan pemeriksaan lanjutan setelah ternak yang dipeliharanya diberikan
tindakan.
68
Tabel 24. Tingkat Tanggung Jawab Mantri Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Melakukan Kunjungan/Visit 0,00 80,00 20,00
2 Persediaan Obat-obatan 40,00 56,67 3,33
Tanggung Jawab 36,67 43,33 20,00
Tabel 24 menunjukkan penilaian tanggung jawab kerja mantri hewan
menurut responden pada penelitian ini sebagian besar dalam kategori sedang
(43,33%) (Lampiran 8). Hal ini karena penilaian peternak mengenai tanggung
jawab dari mantri hewan bervariasi, tanggung jawab yang diberikan oleh mantri
hewan terlihat dalam upaya mantri hewan menyediakan obat-obatan yang
diperlukan dan juga kembali melakukan IB ketika terjadi kegagalan IB. Mantri
hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran akan melakukan pemeriksaan
lanjutan jika diminta oleh peternak.
4.4 Kepercayaan Peternak
Kepercayaan merupakan keyakinan yang dimiliki dalam hubungan dengan
partner kerja terkait dengan sikap jujur dan saling membantu satu sama lain.
Kepercayaan dapat tercipta ketika suatu pihak merasa nyaman melakukan
pertukaran dengan pihak lain yang penuh kejujuran dan dapat dipercaya. Untuk
mendapatkan kepercayaan dari pelanggan maka harus melakukan komunikasi
secara efektif, mengadopsi norma-norma yang diyakini pelanggan, dan menjauhi
penilaian yang negatif (Morgan dan Hunt, 1994). Kepercayaan peternak terhadap
petugas kesehatan hewan terlihat dari kedekatan yang terbangun selama peternak
69
menggunakan jasa dari petugas kesehatan hewan. Hasil penelitian Meliana, dkk
(2013) menyebutkan bahwa hanya ada satu kunci untuk membangun kepercayaan
konsumen yaitu dengan pendekatan. Kedekatan ini memiliki tiga titik tolak, yaitu
kedekatan fisik, kedekatan intelektal dan kedekatan emosional. Tingkat
kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan hewan pada penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Tingkat Kepercayaan Peternak terhadap Petugas Kesehatan Hewan
No Sub Variabel Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Kedekatan Fisik 13,33 86,67 0,00
2 Kedekatan Intelektual 10,00 73,33 16,67
3 Kedekatan Emosional 100,00 0,00 0,00
Tingkat Kepercayaan Peternak 30,00 70,00 0,00
Tabel 25 menunjukkan penilaian tingkat kepercayaan peternak terhadap
petugas kesehatan hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut
responden pada penelitian ini sebagian besar peternak menilai dalam kategori
sedang (70%) yang dilihat dari masing-masing sub variabel (Lampiran 9).
Penilaian peternak mengenai kedekatan fisik dengan petugas kesehatan hewan
sebagian besar menilai dalam kategori sedang (86,67%) terlihat dari peternak
yang melibatkan petugas kesehatan hewan untuk menjaga kesehatan dan
produktifitas ternaknya dengan menggunakan jasa petugas kesehatan hewan dan
cara petugas kesehatan hewan membangun komunikasi dengan peternak.
Penilaian peternak terhadap indikator kedekatan intelektual sebagian besar
peternak menilai dalam kategori sedang (73,33%) terlihat dari kepuasan peternak
70
terhadap hasil kerja dari petugas kesehatan hewan. Penilaian peternak terhadap
indikator kedekatan emosional dengan petugas kesehatan hewan seluruh peternak
menilai dalam kategori tinggi (100%) terlihat dari sikap peternak yang
mempercayakan petugas kesehatan hewan untuk mengatasi permasalahan yang
berkaitan dengan kesehatan dan produktifitas ternak. Penilaian tingkat
kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan hewan secara umum baik dokter
hewan ataupun mantri hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut
responden pada penelitian ini masing-masing dapat dilihat pada Tabel 26 dan 27.
Tabel 26. Tingkat Kepercayaan Peternak terhadap Dokter Hewan
No Sub Variabel Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Kedekatan Fisik 26,66 16,67 56,67
2 Kedekatan Intelektual 20,00 20,00 60,00
3 Kedekatan Emosional 93,33 6,67 0,00
Tingkat Kepercayaan Peternak 26,66 66,67 6,67
Tabel 26 menunjukkan penilaian tingkat kepercayaan peternak terhadap
dokter hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada
penelitian ini sebagian besar peternak menilai dalam kategori sedang (66,67%)
yang dilihat dari masing-masing sub variabel (Lampiran 9). Penilaian peternak
mengenai kedekatan fisik dengan dokter hewan sebagian besar menilai dalam
kategori rendah (56,67%) hal ini dikarenakan peternak tidak terlalu bergantung
pada dokter hewan ketika membutuhkan pelayanan kesehatan hewan untuk
ternaknya selain itu komunikasi antara dokter hewan dan peternak hanya terjadi
pada saat peternak menggunakan jasa dari dokter hewan yag menyebabkan
71
kurangnya komunikasi yang terjalin antara peternak dan dokter hewan. Penilaian
peternak terhadap indikator kedekatan intelektual sebagian besar peternak menilai
dalam kategori rendah (60%) karena kurangnya timbal balik dari peternak kepada
dokter hewan. Penilaian peternak terhadap indikator kedekatan emosional dengan
dokter hewan dalam kategori tinggi (93,33%) karena peternak mempercayai
dokter hewan unuk menangani ternaknya saat menggunkan jasa dari dokter hewan
dan menunjukkan sikap saling menghargai antara keduanya. Hasil penelitian
menunjukkan kepercayaan peternak terhadap dokter hewan di Kelurahan
Cipageran dalam kategori sedang atau dapat dikatakan cukup.
Tabel 27. Tingkat Kepercayaan Peternak terhadap Mantri Hewan
No Sub Variabel Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Kedekatan Fisik 3,33 90,00 6,67
2 Kedekatan Intelektual 50,00 36,67 13,33
3 Kedekatan Emosional 100,00 0,00 0,00
Tingkat Kepercayaan Peternak 60,00 40,00 0,00
Tabel 27 menunjukkan penilaian tingkat kepercayaan peternak terhadap
mantri hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada
penelitian ini sebagian besar peternak menilai dalam kategori tinggi (60%) yang
dilihat dari masing-masing sub variabel (Lampiran 9). Penilaian peternak
mengenai kedekatan fisik dengan mantri hewan sebagian besar menilai dalam
kategori sedang (90%) hal ini ditunjukkan dengan sikap peternak yang lebih
tergantung pada mantri hewan untuk mencari solusi permasalahan yang berkaitan
dengan produktifitas ternak dan kesehatan hewan. Penilaian peternak terhadap
72
indikator kedekatan intelektual sebagian besar peternak menilai dalam kategori
tinggi (50%) karena peternak merasa nyaman berkonsultasi dengan mantri hewan.
Penilaian peternak terhadap indikator kedekatan emosional dengan petugas
kesehatan hewan seluruh peternak menilai dalam kategori tinggi (100%) peternak
mempercayai mantri hewan unuk menangani ternaknya saat menggunkan jasa dari
dokter hewan dan menunjukkan sikap saling menghargai antara keduanya. Hasil
penelitian menunjukkan kepercayaan peternak terhadap mantri hewan di
Kelurahan Cipageran dalam kategori tinggi atau dapat dikatakan baik.
Uraian diatas menunjukkan tingkat kepercayaan peternak terhadap petugas
kesehatan pada penelitian ini yang meliputi dokter hewan dan mantri hewan
dalam kaegori sedang hingga tinggi atau dapat dikatakan sudah cukup baik hal ini
terlihat dari beberapa kedekatan yang terjalin antara peternak dan petugas
kesehatan hewan diantaranya, kedekatan fisik, kedekatan intelektual, dan
kedekatan emosional. Kepercayaan peternak merupakan pondasi dari hubungan
timbal balik karena tanpa adanya kepercayaan maka hubungan timbal balik antara
peternak dan petugas kesehatan hewan tidak akan terjadi.
4.4.1 Kedekatan Fisik
Kedekatan Fisik, adalah seberapa dekat peternak dengan petugas
kesehatan hewan dan bagaimana petugas kesehatan hewan bisa membangun
komunikasi yang baik dengan para konsumennya yaitu peternak. Kedekatan fisik
antara petugas kesehatan hewan dan peternak dapat dinilai dari dua indikator
diantaranya, tindakan peternak pada saat membutuhkan dan mendapatkan
pelayanan kesehatan hewan dan cara petugas kesehatan hewan membangun
73
komunikasi dengan peternak. Kedekatan Fisik antara peternak dan petugas
kesehatan hewan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Kedekatan Fisik dengan Petugas Kesehatan Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Tindakan dari Peternak 0,00 93,33 6,67
2 Cara Petugas Membangun Komunikasi 6,67 90,00 3,33
Kedekatan Fisik 13,33 86,67 0,00
Tabel 28 menunjukkan kedekatan fisik antara peternak dan petugas
kesehatan hewan secara umum baik dokter hewan ataupun mantri hewan yang
bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini sebagian
besar dalam kategori sedang (86,67%) yang dilihat dari dua indikator (Lampiran
10). Tindakan peternak terhadap petugas kesehatan hewan saat membutuhkan dan
mendapatkan pelayanan sebagian besar dalam kategori sedang (93,33%) hal ini
terlihat dari peternak yang selalu memanggil petugas kesehatan hewan untuk
mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dari ternak yang dipeliharanya.
Penilaian peternak mengenai cara petugas kesehatan hewan membangun
komunikasi sebagian besar dalam kategori sedang (90%) karena peternak
mengakui bahwa petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran berupaya
untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan secara langsung ataupun tidak
langsung untuk menambah pengetahuan peternak berkaitan dengan kesehatan
hewan. Kedekatan fisik antara peternak dengan petugas kesehatan hewan di
Kelurahan Cipageran terdiri dari dokter hewan dan mantri hewan yang masing-
masing ditunjukkan pada Tabel 29 dan 30.
74
Tabel 29. Kedekatan Fisik dengan Dokter Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Tindakan dari Peternak 0,00 40,00 60,00
2 Cara Petugas Membangun Komunikasi 30,00 70,00 0,00
Kedekatan Fisik 26,66 16,67 56,67
Tabel 29 menunjukkan kedekatan fisik antara peternak dan dokter hewan
yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini
sebagian besar dalam kategori rendah (56,67%) yang dilihat dari dua indikator
(Lampiran 10). Adapun responden yang menyatakan kedekatan fisik yang dimiliki
dokter hewan tinggi (26,66%) hal ini disebabkan dalam hal kesehatan hewan
peternak lebih sering menggunakan jasa dari dokter hewan dan dokter hewan
memberikan client education yang bermanfaat bagi peternak yang terlihat dari
cara membangun komunikasi dokter hewan dalam kategori sedang (70%).
Sebagian besar responden yang menilai kedekatan fisik antara peternak dan dokter
hewan relatif sedang hingga rendah karena dalam hal kesehatan hewan peternak
jarang menggunakan jasa dari dokter hewan kecuali sudah dalam keadaan
mendesak hal ini ditunjukkan dari tindakan peternak saat membutuhkan jasa
dokter hewan masih dalam kategori rendah (60%). Alasan dari peternak adalah
biaya yang dikeluarkan ketika menggunakan jasa dari dokter hewan relatif lebih
mahal selain itu ada sebagian peternak yang merasa mantri hewan mampu untuk
mengobati segala penyakit ternaknya. Pemerintah Kota Cimahi telah menyediakan
pelayanan dokter hewan gratis bagi peternak di Kelurahan Cipageran tetapi karena
faktor kebiasaan dan merasa tidak enak jika menggunakan jasa dokter hewan
75
dengan cuma-cuma menjadikan peternak enggan menggunakan jasa dari dokter
hewan yang disediakan oleh Pemerintah Kota Cimahi.
Tabel 30. Kedekatan Fisik dengan Mantri Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Tindakan dari Peternak 63,33 36,67 0,00
2 Cara Petugas Membangun Komunikasi 26,67 66,67 6,67
Kedekatan Fisik 63,33 30,00 6,67
Tabel 30 menunjukkan kedekatan fisik antara peternak dan mantri hewan
yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini
sebagian besar dalam kategori tinggi (63,33%) yang dilihat dari dua indikator
(Lampiran 10). Mantri hewan merupakan fasilitas dari Koperasi dan CV Barokah
bagi para peternak dimana peternak telah membayar iuran setiap melakukan
penyetoran susu sehingga peternak tidak perlu mengeluarkan biaya ketika
menggunakan jasa dari mantri hewan. Hal ini terlihat dari tindakan peternak
terhadap mantri hewan saat membutuhkan dan mendapatkan pelayanan dalam
kategori tinggi (63,33%) dimana peternak hanya perlu mengeluarkan uang
pengganti bensin sesuai dengan kemampuan peternak. Sedangkan responden yang
menilai kedekatan fisik antara peternak dengan mantri hewan sedang (30%), dan
responden yang menilai kedekatan fisik antara peternak dan mantri hewan rendah
(6,67%) karena responden menggunakan jasa dari mantri hewan sesuai dengan
kebutuhan. Mantri hewan digunakan ketika ternak memerlukan tindakan yang
berkaitan dengan produktifitas ternak seperti Inseminasi Buatan dan ketika ternak
76
sakit peternak tetap menggunakan jasa dari dokter hewan karena peternak merasa
dokter hewan lebih ahli dalam menangani penyakit.
Kedekatan fisik merupakan salah satu indikator penting dalam hubungan
timbal balik karena dapat membangun kepercayaan dan mengetahui seberapa
besar kepercayaan yang diberikan peternak terhadap petugas kesehatan hewan.
4.4.2 Kedekatan Intelektual
Kedekatan Intelektual perlu diterapkan juga agar kepercayaan tidak hanya
pada permukaan saja, tapi juga bisa meraih ke pikiran. Kedekatan intelektual
antara peternak dan petugas kesehatan hewan yang bertugas di Kelurahan
Cipageran menurut responden pada penelitian ini dilihat dari dua indikator
diantaranya kepuasan dari peternak dan timbal balik dari peternak. Kedekatan
Intelektual antara peternak dan petugas kesehatan hewan pada penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Kedekatan Intelektual dengan Petugas Kesehatan Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Kepuasan dari Peternak 3,33 50,00 46,67
2 Timbal Balik dari Peternak 0,00 73,33 26,67
Kedekatan Intelektual 10,00 73,33 16,67
Tabel 31 menunjukkan kedekatan intelektual antara peternak dan petugas
kesehatan hewan secara umum baik dokter hewan ataupun mantri hewan yang
bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini sebagian
77
besar dalam kategori sedang (73,33%) yang dilihat dari dua indikator (Lampiran
11). Kepuasan dari peternak terhadap pelayanan dari petugas kesehatan hewan
sebagian besar dalam kategori sedang (50%) hal tersebut terlihat dari peternak
yang merasa puas karena ternaknya menunjukkan perkembangan yang postif
setelah mendapatkan tindakan dan peternak selalu memberikan jasa medik yang
sesuai hal tersebut terlihat dari timbal balik dari peternak terhadap petugas
kesehatan yang termasuk dalam kategori sedang (73,33%).
Hasil penelitian menunjukkan kedekatan intelektual antara peternak dengan
petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran dalam kategori sedang atau
dapat dikatakan cukup. Kedekatan intelektual antara peternak dan petugas
kesehatan hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran meliputi dokter hewan
dan mantri hewan menurut responden pada penelitian ini masing-masing dapat
dilihat pada Tabel 32 dan 33.
Tabel 32. Kedekatan Intelektual dengan Dokter Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Kepuasan dari Peternak 13,33 30,00 56,67
2 Timbal Balik dari Peternak 20,00 33,33 46,67
Kedekatan Intelektual 20,00 20,00 60,00
Tabel 32 menunjukkan kedekatan intelektual antara peternak dan dokter
hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian
ini sebagian besar dalam kategori rendah (60%) yang dilihat dari dua indikator
(Lampiran 11). Hal ini disebabkan peternak merasa kurang nyaman
menyampaikan keluhan kepada dokter hewan yang ditunjukkan kepuasan
78
peternak sebagian besar menilai dalam kategori rendah (56,67%). Timbal balik
dari peternak terhadap dokter hewan sebagian besar dalam kategori rendah
(46,67%) hal ini terlihat dari sikap peternak yang kurang merekomendasikan
dokter hewan dengan alasan biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan jasa
dokter hewan cukup besar. Adapun responden yang menyatakan kedekatan
intelektual antara peternak dengan dokter hewan tinggi hingga sedang. Hal ini
disebabkan peternak merasa puas dengan kinerja dokter hewan sehingga peternak
merasa aman ketika ternaknya sedang diberi tindakan oleh dokter hewan. Selain
itu peternak membayar jasa medik sesuai dengan tarif yang berlaku dan tidak
merasa keberatan karena peternak merasa tarif tersebut sesuai dengan hasil kerja
yang dihasilkan oleh dokter hewan.
Tabel 33. Kedekatan Intelektual dengan Mantri Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Kepuasan dari Peternak 30,00 56,67 13,33
2 Timbal Balik dari Peternak 26,67 73,33 0,00
Kedekatan Intelektual 50,00 36,67 13,33
Tabel 33 menunjukkan kedekatan intelektual antara peternak dan mantri
hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian
ini sebagian besar dalam kategori tinggi (50%) yang dilihat dari dua indikator
(Lampiran 11). Hal ini disebabkan peternak merasa nyaman menyampaikan
keluhan kepada mantri hewan yang ditunjukkan dari kepuasan dari peternak
masuk dalam kategori sedang (56,67%) selain itu peternak tidak merasa keberatan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk mantri hewan hal ini ditunjukkan dari
79
timbal balik peternak termasuk dalam kategori sedang (73,33%) hal ini
dikarenakan mantri hewan merupakan tanggung jawab dari KUD Sarwa Mukti
dan CV Barokah. Responden yang menyatakan kedekatan intelektual antara
peternak dengan mantri hewan sedang (36,67%) hingga rendah (13,33%)
disebabkan peternak merasa ternaknya akan lebih cepat menunjukkan
perkembangan positif ketika ditangani oleh dokter hewan. Kedekatan intelektual
salah satu hal penting agar kepercayaan antara petugas kesehatan hewan dan
peternak tetap terjaga.
4.4.3 Kedekatan Emosional
Kedekatan fisik dan intelektual memang perlu dibangun, tetapi yang
paling penting adalah mempertahankan kedekatan secara emosional. Kedekatan
emosional inilah yang membuka kunci “kepercayaan”. Kedekatan emosional
meliputi rasa saling percaya dan ketulusan untuk saling menghargai. Kedekatan
emosional yang terjalin dengan petugas kesehatan hewan yang bertugas di
Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini dilihat dari dua
indikator diantaranya rasa saling percaya dan sikap saling menghargai. Kedekatan
emosional antara peternak dan petugas kesehatan hewan pada penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 34.
80
Tabel 34. Kedekatan Emosional dengan Petugas Kesehatan Hewan
No Indikator Jumlah
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Saling Percaya 43,33 56,67 0,00
2 Saling Menghargai 86,67 13,33 0,00
Kedekatan Emosional 100 0,00 0,00
Tabel 34. dapat diketahui kedekatan emosional antara peternak dan
petugas kesehatan hewan secara umum baik dokter hewan ataupun mantri hewan
yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini
sebagian besar peternak menilai dalam kategori tinggi (100%) yang dilihat dari
dua indikator (Lampiran 12). Rasa saling percaya antara peternak dan petugas
kesehatan hewan sebagian besar peternak menilai dalam kategori sedang
(56,67%). Sikap saling menghargai antara peternak dengan petugas kesehatan
hewan sebagian besar peternak menilai dalam kategori tinggi (86,67%).
Kedekatan emosional yang terjalin dengan petugas kesehatan hewan yang
meliputi dokter hewan dan mantri hewan yang bertugas yang bertugas di
Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini masing-masing dapat
dilihat pada Tabel 35 dan 36.
Tabel 35. Kedekatan Emosional dengan Dokter Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Saling Percaya 70,00 30,00 0,00
2 Saling Menghargai 90,00 10,00 0,00
Kedekatan Emosional 93,33 6,67 0,00
81
Tabel 35 menunjukkan kedekatan emosional antara peternak dan dokter
hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian
ini sebagian besar peternak menilai dalam kategori tinggi (93,33%) yang dilihat
dari dua indikator (Lampiran 12). Rasa saling percaya antara peternak dan dokter
hewan sebagian besar peternak menilai dalam kategori tinggi (70%). Sikap saling
menghargai antara peternak dengan dokter hewan sebagian besar peternak menilai
dalam kategori tinggi (90%).
Tabel 36. Kedekatan Emosional dengan Mantri Hewan
No Indikator Kategori
Tinggi Sedang Rendah
…%...
1 Saling Percaya 73,33 26,67 0,00
2 Saling Menghargai 93,33 6,67 0,00
Kedekatan Emosional 100,00 0,00 0,00
Tabel 36 menunjukkan kedekatan emosional antara peternak dan mantri
hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian
ini sebagian besar peternak menilai dalam kategori tinggi (100%) atau dapat
dikatakan baik yang dilihat dari dua indikator (Lampiran 12). Rasa saling percaya
antara peternak dan mantri hewan sebagian besar peternak menilai dalam kategori
tinggi (33%). Sikap saling menghargai antara peternak dengan mantri hewan
sebagian besar peternak menilai dalam kategori tinggi (93,33%).
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui kedekatan emosional antara
peternak dengan petugas kesehatan hewan secara umum yang meliputi dokter
hewan dan mantri hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut
responden pada penelitian ini sebagian besar dalam kategori tinggi hingga sedang
82
hal ini menunjukkan bahwa peternak percaya dan merasa aman ketika ternaknya
mendapatkan tindakan dari petugas kesehatan hewan. Petugas kesehatan hewan
menunjukkan sikap yang ramah kepada peternak dan berusaha untuk bekerja
secara professional hal ini ditunjukkan dari kesediaan petugas kesehatan hewan
untuk melayani peternak 24 jam jika dalam keadaan darurat begitupun sebaliknya
peternak menyampaikan complain dengan sopan, selain itu peternak sangat jarang
menyampaikan complain karena jika ada kekecewaan dari peternak masih dalam
batas wajar dan dapat dimengerti oleh peternak. Kedekatan emosional yang tinggi
akan mempengaruhi peternak dalam menggunakan jasa dari petugas kesehatan
hewan karena kedekatan emosional merupakan dasar untuk membangun
kepercayaan.
4.5 Hubungan antara Kinerja Petugas Kesehatan Hewan dengan Tingkat
Kepercayaan Peternak
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman (rs) dengan
aplikasi SPSS diperoleh nilai Pv 0,013 pada tingkat signifikansi 0,05. Nilai Pv <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja petugas
kesehatan hewan dengan tingkat kepercayaan peternak. Nilai koefisien korelasi
(rs) hubungan antara kinerja dokter hewan dengan tingkat kepercayaan peternak
sapi perah di Kelurahan Cipageran adalah sebesar 0,446 (Lampiran 13). Mengacu
pada aturan Guilford nilai korelasi tersebut menandakan bahwa hubungan antara
kinerja petugas kesehatan hewan dengan tingkat kepercayaan peternak adalah
posotif (searah), dan termasuk dalam kategori memiliki hubungan sedang.
Kinerja adalah hasil kerja atau prestasi kerja dari petugas kesehatan hewan
selama petugas kesehatan hewan memberikan pelayanan kepada peternak. Kinerja
83
dalam makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja melainkan bagaimana
proses kerja berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kinerja
petugas kesehatan hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut
responden termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan persentase 66,67%. Hal
ini menunjukkan kinerja petugas kesehatan hewan yang bertugas di Cipageran
dapat dikatakan cukup.
Kinerja petugas kesehatan hewan pada penelitian ini dapat diukur dari
instrumen yang dikembangkan dalam indikator kinerja secara umum diantaranya
kualitas kerja, kuantitas kerja, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab. Kualitas
kerja menunjukan kerapihan, ketelitian, keterkaitan hasil kerja dengan tidak
mengabaikan volume pekerjaan. Kualitas kerja petugas kesehatan hewan yang
bertugas di Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini
cenderung sedang dengan persentase 66,67%. Hal ini disebabkan petugas
kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran melakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh ternak selain itu
peralatan yang digunakan pun sudah cukup memadai dan menunjang pemeriksaan
serta pengobatan yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan hewan.
Kuantitas kerja, menunjukan banyaknya jumlah jenis pekerjaan yang
dilakukan dalam suatu waktu. Kuantitas kerja merupakan bagaimana respon
petugas kesehatan hewan dan seberapa sering peternak menggunakan jasa petugas
kesehatan hewan dalam satu bulan. Kuantitas kerja mantri hewan yang bertugas di
Kelurahan Cipageran menurut responden pada penelitian ini cenderung tinggi
dengan persentase 73,33%. Hal ini karena peternak di Kelurahan Cipageran
menggunakan jasa petugas kesehatan hewan sesuai dengan kondisi dari ternak
84
mereka. Petugas kesehatan hewan yang ada di Kelurahan Cipageran telah
melakukan beberapa jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
Pelaksanaan tugas, meliputi pengalaman, kemampuan bekerja sama,
pemahaman tugas, efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya,
keahlian dalam menjalankan tugas, inisiatif dan kepedulian terhadap tugas.
Pelaksanaan tugas mantri hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran menurut
responden pada penelitian ini cenderung tinggi hingga sedang dengan persentase
masing-masing 50%. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan tugas dari petugas
kesehatan hewan telah sesuai dengan wewenang dan apabila ada permasalahan
petugas kesehatan hewan selalu menyampaikan kepada peternak
Tanggung jawab, menunjukkan sikap petugas kesehatan hewan dalam
menerima dan melaksanakan pekerjaannya, serta mempertanggung jawabkan hasil
kerjanya. Tanggung jawab petugas kesehatan hewan yang bertugas di Kelurahan
Cipageran menurut responden pada penelitian ini cenderung sedang dengan
persentase 56,67%. Hal ini terlihat dari petugas kesehatan hewan di Kelurahan
Cipageran yang telah menunjukkan tanggung jawabnya dengan selalu
menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan dan tidak lepas tangan ketika ternak
yang ditangani tidak menunjukkan perkembangan positif.
Kepercayaan adalah ekspresi atau pengharapan positif kepada orang lain
tanpa melalui kata-kata. Salah satu pihak dianggap berperan sebagai controlling
assets (memiliki sumber-sumber pengetahuan) sementara pihak lainnya meilai
bahwa berbagi penggunaan sumber-sumber terseut dalam suatu ikatan akan
memberikan manfaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan
peternak terhadap petugas kesehatan hewan termasuk dalam kategori sedang
dengan persentase 70%. Hal ini terlihat dari kedekatan yang terjalin antara
85
peternak dan petugas kesehatan hewan diantaranya kedekatan fisik, kedekatan
intelektual, dan kedekatan emosional.
Kedekatan fisik merupakan bagaimana mantri hewan membangun
komunikasi yang baik dengan para konsumennya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kedekatan fisik antara petugas kesehatan hewan dengan peternak termasuk
dalam kategori sedang dengan persentase 86,67%. Hal ini terlihat dari peternak
yang selalu memanggil petugas kesehatan hewan untuk mendapatkan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan dari ternak yang dipeliharanya. Selain itu peternak
mengakui bahwa petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran berupaya
untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan secara langsung ataupun tidak
langsung untuk menambah pengetahuan peternak berkaitan dengan kesehatan
hewan.
Kedekatan intelektual adalah kedekatan yang bukan hanya pada
permukaan saja akan tetapi bisa meraih ke pikiran seperti kepuasan peternak dan
timbal balik dari peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedekatan
intelektual antara petugas kesehatan hewan dengan peternak termasuk dalam
kategori tinggi dengan persentase 73,33%. Hal tersebut terlihat dari peternak yang
merasa puas karena ternaknya menunjukkan perkembangan yang postif setelah
mendapatkan tindakan dan peternak selalu memberikan jasa medik yang sesuai.
Kedekatan emosional adalah kunci untuk membuka “kepercayaan”.
Kedekatan emosional meliputi rasa saling percaya dan ketulusan untuk saling
menghargai. Hasil penelitian menunjukkan kedekatan emosional antara petugas
kesehatan hewan denga peternak termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan
persentase 100%. Hal ini terlihat dari peternak percaya dan merasa aman ketika
ternaknya mendapatkan tindakan dari petugas kesehatan hewan. Petugas
86
kesehatan hewan menunjukkan sikap yang ramah kepada peternak dan berusaha
untuk bekerja secara professional.
Hasil penelitian yang menunjukkan terdapat hubungan antara kinerja
petugas kesehatan hewan dengan tingkat kepercayaan peternak dalam kategori
cukup berarti sehinngga dapat dikatakan baik atau tidaknya kinerja dari petugas
kesehatan hewan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan peternak terhadap
petugas kesehatan hewan.