IV Biara OSC di Pacet - ofm.or.id · Bangunan biara diberkati dan diresmikan pada tanggal 8...
Transcript of IV Biara OSC di Pacet - ofm.or.id · Bangunan biara diberkati dan diresmikan pada tanggal 8...
IV Biara OSC di Pacet
TAHUN 1948 - 1962
Biara Alverna Cicurug yang telah hancur ditinggalkan oleh para suster. Mereka menuju
daerah Cipanas untuk mencari tempat tinggal baru. Atas penyelenggaraan Tuhan, para suster
mendapat kemurahan hati bruder-bruder Santo Aloysius untuk memakai rumah peristirahatan
mereka selama 2 tahun.
Tanggal 16 November 1948, para suster dengan resmi pindah dari Sukabumi menuju Pacet -
Sindanglaya. Setelah menempati rumah peristirahatan bruder-bruder Santo Aloysius, para
suster mulai mencari-cari tempat lain yang cocok dijadikan biara baru. Mereka menemukan
sebuah rumah di desa Cimacan. Rumah itu dibeli dan dua suster ditugaskan untuk merawat
rumah tersebut, yaitu Suster Paula Christiaanse dan Suster Mechtildis Rutten. Tetapi akhirnya
rumah itu dijual lagi karena pada tanggal 20 Juli 1949, pesta Santo Yakobus, para suster
membeli rumah peristirahatan bruder-bruder Santo Aloysius.
Rumah peristirahatan tersebut harus diperbaiki dan dirombak agar memenuhi syarat menjadi
biara kontemplatif. Sebagian tanah dijual untuk membiayai perbaikan tersebut. Kehidupan
para suster berjalan kembali dan semakin berkembang. Terlebih dengan keluarnya surat ijin
dari Roma tanggal 29 Maret 1950 untuk membuka novisiat dan menerima para pemudi yang
ingin menggabungkan diri dengan OSC.
Pembangunan dan perbaikan biara sudah selesai dengan pemasangan trali dan kisi-kisi di
dalam kapel dan di ruang tamu. Bangunan biara diberkati dan diresmikan pada tanggal 8
Desember 1955 dengan nama Biara Santa Clara. Upacara pemberkatan dipimpin oleh Prefek
Apostolik Sukabumi, Mgr. M. Geise OFM didampingi oleh R. Schneider OFM, Pater
Superior. Banyak tamu yang hadir untuk memberi dukungan kepada para suster, antara lain
para saudara dina, suster Ursulin dari Jakarta dan Sukabumi, suster OSF dari Jakarta, suster
FMM dari Bogor, juga para handai taulan; bahkan ada yang datang dari Jawa Tengah.
Pada tahun 1962, Gereja Katolik mengadakan Konsili Vatikan II. Hasil Konsili merupakan
angin segar dan baru dalam Gereja. Perubahan-perubahan juga terjadi di biara Santa Clara
Pacet. Misalnya: Pelaksanaan doa ofisi berkala dalam bahasa Indonesia; kisi-kisi dan terali di
ruang tamu dan kapel biara dibongkar; juga dihimbau agar biara-biara kontemplatif mencoba
mencari penghidupannya sendiri, dan tidak lagi berkeliling meminta derma.
TAHUN 1964 - 1970
Pada tanggal 23 September 1964, pembangunan gedung baru untuk novisiat dimulai.
Sebagian tanah dekat kolam bawah (kira-kira 852 meter persegi) dijual kepada Bapak Whie
Soei Hong dari Bandung dengan harga Rp. 1000 per meter persegi pada tanggal 2 Januari
1965.
Pater van der Laan sebagai rektor baru suster Claris datang ke Pacet untuk bertemu para
saudari dan merayakan Perayaan Ekaristi bersama pada tanggal 6 Maret 1965.
Pada tanggal 24 Januari 1966, Hostiebakkery dibuka di gudang Novisiat. Pada bulan Mei,
tibalah surat ijin dari Roma bagi para suster untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam doa
Ofisi. Surat dari Roma itu juga memberi ijin kepada suster yang bertugas di bagian luar untuk
boleh memegang kunci pintu besar dan dapat keluar masuk sesuai keperluan tugasnya. Pada
tanggal 18 ]uli 1966 setelah mengadakan perundingan hasil angket dengan pater kustos dan
para pater di Bogor maka dipilihlah 3 saudari untuk mengikuti kursus teologi di Belanda,
yaitu Sr. Gabriel, Sr. Paula, dan Sr. Bernardine.
Ditetapkan juga bahwa para novis dan postulan boleh ikut rekreasi dengan para saudari yang
sudah berkaul. Pada tanggal 21 September 1966, Istri Sultan Hamengkubuwono IX bersama
orang tua dan anak-anaknya datang mengunjungi biara diantar oleh Ibu Bong.
Pada tanggal 27 November 1966, para suster mengadakan beberapa perubahan jadwal doa
bersama: pada hari Rabu dan Sabtu doa Matutina tidak dilakukan pada tengah malam
melainkan didoakan pada pukul 18.00. Laudes tetap dilakukan pada pagi hari. Tertia
ditiadakan, sedangkan Sexta dan None dijadikan satu.
Pada tanggal 1 Desember, dimulailah doa Ofisi Matutina dalam bahasa Indonesia. Pada
tanggal 25 Desember 1966, bahasa Indonesia digunakan untuk pertama kalinya dalam
Perayaan Ekaristi di biara Claris Pacet.
Pada tanggal 17 Maret 1967, untuk pertama kalinya para suster menyanyikan lagu-lagu
bahasa Indonesia dalam ibadat Lof. Pada tanggal 9 April, para suster mengambil hosti dari
pinggan perak dengan tangan kanan dalam Perayaan Ekaristi. Pada tanggal 10 April, Abbas
Dom Willibrord van Dijk OCSO dan Pater Frans Hardjawiyata OCSO dari Pertapaan Trapist
Rawaseneng datang mengunjungi para suster untuk berkenalan dan memberikan ceramah
tentang klausura, cara bekerja di luar biara bila hal ini diperlukan, juga tentang liturgi. Pada
tanggal 15 Mei, para suster telah mengambil keputusan untuk membuka ―tempat istirahat‖
bagi para religius (suster-suster) dari ordo atau konggregasi lain. Mereka bebas untuk
mengikuti acara doa para suster. Keputusan ini akan dibicarakan dalam Pertemuan IBSI di
Bandung. Pada tanggal 30 Juni, diadakan pesta perpisahan dengan Suster Bonifacia yang
akan mengikuti kursus Teologi selama 2 tahun di Belanda. Beliau berangkat tanggal 2 Juli.
Kesempatan ini diberikan berhubung kembalinya Suster Gabriel ke Pacet untuk menjalankan
tugas baru sebagai Abdis. Pada tanggal 3 Oktober dilakukan pelepasan pintu kisi-kisi di
antara Altar dan koor. Keputusan penghapusan kisi-kisi telah diambil bersama-sama pada
waktu Kongres di Rawaseneng. Tetapi karena belum ada biaya untuk membongkar semuanya
maka langkah pertama yang dibuat adalah melepas pintu tersebut.
Pada tanggal 2 November, para suster mengutus Sr. Gabriel, Sr. Immaculata dan Sr.
Gaudentia untuk mengadakan aksi panggilan di Bogor selama 3 hari. Ini merupakan promosi
panggilan yang pertama kalinya diikuti oleh OSC, sesuai dengan hasil pertemuan para suster
tentang hal pingitan yaitu, bahwa para suster Claris boleh turut serta mengadakan hari
panggilan, dan utusan tidak harus suster bagian luar, tetapi sesuai kebijaksanaan Abdis dan
dewan. Pada tanggal 24 Desember, para suster semuanya mulai memakai ’habijt’ (jubah)
baru dalam doa Vesper I hari Raya Natal. Sebelumnya selama 2 bulan telah dilakukan
percobaan pemakaian ’habijt’ (jubah) baru tersebut oleh beberapa saudari.
Pada tanggal 1 Ianuari 1968, berhubung semakin sedikitnya jumlah tenaga suster yang ada
dan pada umumnya para suster merasa tidak mampu lagi untuk bangun tengah malam berdoa
Matutinum, maka jam doa diubah menjadi pukul 18.10 WIB. Kebiasaan askesis
―mempersalahkan diri‖ masih dilakukan pada waktu menjelang hari-hari besar saja. Tugas
untuk membersihkan kamar mandi, wc dan serambi diserahkan kepada para karyawan agar
para suster dapat memiliki waktu luang untuk menjahit dan studi pribadi. Pekerjaan mencuci
pakaian dilakukan bersama-sama. Kunjungan ke keluarga hanya boleh dilakukan pada waktu
orang tua sedang dalam keadaan kritis, sakit keras atau umur lanjut sesuai kebijaksanaan
Abdis. Kurang lebih pada tahun ini juga, sesuai dengan ―Perfectae Caritatis‖ dan ―Venite
Seorsum‖ para suster mulai membuka sebagian (ruangan) kompleks dari biara untuk
melayani para tamu yang ingin mencari Tuhan di lingkungan biara yang hening dan tenang.
Maka pada tanggal 13 Februari, dilakukan pembongkaran kisi-kisi di ―ruang bicara‖ dan
dilanjutkan dengan pembongkaran kisi-kisi di kapel. Untuk sementara ruang kapel dipindah
ke refter (ruang makan) pada tanggal 17 Februari. Akhirnya perbaikan kapel selesai dan
ruang kapel dapat digunakan lagi pada tanggal 5 April. Pada tanggal 22 September, para
suster mempertimbangkan dan memutuskan bahwa ada beberapa aturan harian yang dihapus,
antara lain: mencium lantai, meminta ijin dengan tangan dan membunyikan lonceng pada
pagi hari tanda mulai bekerja.
Pada tanggal 14 Januari 1969, para suster mulai mempertimbangkan untuk membuka biara
cabang dalam mengatasi krisis panggilan. Telah ada dua tempat yang diusulkan untuk
menabur benih panggilan yaitu daerah Flores dan Mlati-Yogyakarta. Akhirnya setelah
perundingan maka diputuskan akan membuka biara di Mlati. Juga dibicarakan untuk
menambah kamar-kamar tidur dan tembok pembatas di rumah retret serta dipertimbangkan
untuk menambah karyawan dari luar untuk membantu para suster di rumah retret. Pada 1
Agustus, pembangunan dan perbaikan rumah retret telah selesai sehingga sudah dapat
digunakan bagi mereka yang mau retret.
Pada tanggal 8 Oktober 1969, para suster mengunjungi bekas biara OSC yang pada waktu
lalu dinamai biara Alverna di Cicurug. Pada tanggal 24 Oktober, para suster yang mengikuti
kursus di Belanda telah menyelesaikan kursusnya dan pulang kembali ke Indonesia. Mereka
dijemput oleh Sr. Agnes, Sr. Immaculata dan Bapak Whie. Pada 30 November, rombongan
retret pertama yang menggunakan fasilitas rumah retret adalah para bruder Fransiskan (14
orang) dan 2 frater dari Yogyakarta. Retret dipimpin oleh P. Van der Laan.
Pada tanggal 1 Januari 1970, Sr. Bernardine berangkat ke Yogyakarta bersama Sr. Paula. Sr.
Bernardine akan menambah ilmu di AKKI, sedangkan Sr. Paula akan mengunjungi bapaknya
di Somawana (Ambarawa). Sr. Bernardine mengikuti test ujian masuk selama 3 hari dan
berhasil dengan baik dan mulai kuliah pada tanggal 15 Januari. Pada tanggal 27 Januari, Sr.
Bonifacia dan Sr. Paula mulai memberi pelajaran kepada para suster di Pacet.
Pada tanggal 2 Februari pukul 07.00 WIB, Romo Kardinal Darmoyuwono datang ke biara
atas undangan para suster yang sangat mengharapkan ijin resmi untuk membuka biara
cabang. Beliau datang dengan Romo Dijkstra SJ dan Bapak Slamet. Ada syarat-syarat yang
harus dipenuhi, yaitu: 1. Adanya jaminan bimbingan rohani; 2. Ada jaminan untuk hidup
sehari-hari; 3. Karya. Pada pukul 08.00 WIB Romo Kardinal meninggalkan biara. Pada pukul
09.00 WIB, para suster mengadakan pertemuan untuk membentuk sebuah tim (komisi)
khusus agar segala rencana untuk membuka biara cabang ini dapat berjalan dengan lancar.
Dan tak lama kemudian ijin resmi secara tertulis dari Kardinal telah tiba dan tempat yang
dipilih adalah daerah Medari.
Pada tanggal 29 Pebruari ada 6 suster yang bersedia diutus ke Medari yaitu Sr. Gabriel, Sr.
Ancilla, Sr. Yosepha, Sr. Assumpta, Sr. Yacinta dan Sr. Bonifacia. Beberapa hari kemudian,
pada tanggal 2 Maret, ada partemuan di Bogor yang dihadiri oleh Mgr. N. Geise, Pater
Kustos, Sr. Bonifacia dan Sr. Immaculata tentang masalah klausura. Akhirnya keputusan
diambil bahwa biara Klaris Pacet mengukuhkan panggilannya sebagai suster Klaris
Kontemplatif. Pada tanggal 17 Maret Sr. Bonifacia (wakil Medari) dan Sr. lmmaculata (wakil
Pacet) berangkat ke Yogyakarta untuk melihat lokasi tanah di Medari.
Sementara itu pada tanggal 1 April, terjadi pemindahan jam Perayaan Ekaristi pada sore hari
dengan alasan agar para suster dapat beristirahat lebih lama di pagi hari. Ada usul dari Sr.
Agnes untuk mengelilingi meja Altar selama Perayaan Ekaristi, karena Sr. Gabriel suka
bercerita tentang hal ini yang juga dilakukan di Bandungan. Semua suster menyetujui usul
tersebut. Lalu Sr. Paula juga mengusulkan agar para suster bergiliran memberi renungan
(homili) dalam Perayaan Ekaristi itu, agar bila imamnya berhalangan maka para suster sudah
siap dan terlatih memberi homili. Hal ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 April, juga para
suster menyambut komuni dalam dua rupa, anggur dan roti. Pada hari ini juga Sr. Yosepha
dan Sr. Yacinta memulai kursusnya di KSED di Bandungan selama 4 minggu. Pada tanggal 9
Desember, para suster melakukan pembicaraan bersama tentang tamu-tamu yang menginap
pada hari-hari raya besar.
Hasilnya adalah, bahwa tamu boleh diterima untuk menginap dengan syarat tidak makan di
biara, karena para suster mau merayakan hari raya tersebut dengan tenang tanpa banyak
kesibukan. Hal ini merupakan usaha untuk mewujudkan kebersamaan dalam hidup
persaudaraan.
TAHUN 1971 — 1980
Pada tanggal 1 April 1971, mulai diadakan Perayaan Ekaristi Sabtu sore yaitu pukul 17.00
WIB. Pada tanggal 28 Agustus, terjadi pertemuan para suster untuk membicarakan tentang
penundaan berdirinya biara cabang di Jawa Tengah karena masih ada pertimbangan-
pertimbangan yang harus dipikirkan. Pada tanggal 5 Oktober, para suster memutuskan untuk
meminta seorang saudara dina menjadi Delegatus Klaris, dan surat permohonan dikirim
kepada Minister provinsi Saudara-Saudara Dina. Kemudian pada tanggal 26 November, surat
permohonan kedua akan kebutuhan seorang Delegatus dikirimkan lagi kepada pimpinan
Dewan Saudara Dina.
Pada tanggal 15 Januari 1972, Sr. Agnes dan Sr. Paula bertemu Pater van den Berg dan Pater
Wahjo untuk membicarakan tentang Delegatus dan hal-hal lainnya. Pada tanggal 19 Januari,
datanglah surat dari P.Wahjo tentang pengangkatan P. Vicente, OFM sebagai visitator dan
delegatus dengan kuasa penuh selama persiapan dan berlangsungnya Kapitel Claris. Dan
pada tanggal 28 Januari, komunitas menerima P. Vicente, OFM sebagai visitator dan
delegatus untuk sementara. Pada 24 April 1973, Pater Visitator datang ke Pacet untuk
mengadakan pembicaraan tentang biara cabang bersama Pater Delegat dan seluruh
komunitas.
Pada tanggal 9 Februari 1975, terjadi gempa bumi (Gunung Gede) tetapi biara hanya
mengalami kerugian sedikit (ada dinding biara yang roboh). Pada tanggal 3 s.d. 10 Desember,
diadakan pekan doa untuk suster-suster aktif yang diatur oleh Dewan Religius Bandung.
Turut serta juga 6 imam OSC dan 1 Bruder. Pekan doa ini diberikan oleh Rm. Yohanes
O.Carm. Kepada para suster Klaris juga diberikan tawaran untuk mengikuti pekan doa
tersebut.
Pada tanggal 19 Januari 1976, diadakan pertemuan urituk membicarakan tentang biara
cabang. Suster pimpinan berkurrjurig ke Yogyakarta. Sr.Yacinta mengikuti kursus di
Roncalli, Salatiga. Pada bulan April, P. Vicente mendapat tugas baru di Flores, maka sebagai
pengganti delegatus adalah P.Cletus Groenen OFM.
Pada tanggal 10 April 1977, Sr. Gabriel mengikuti kursus di Roncalli, Salatiga
TAHUN 1981-1990
Pada tanggal 1 Januari 1981, pembangunan ruang hosti telah selesai dan mulai digunakan
pada tanggal 7 Januari. Pada tanggal 21 Mei dilakukan pemugaran (pembongkaran) bagian
sayap depan rumah biara. Pada tanggal 1 Juni Pan Hosti yang baru telah tiba di Pacet dan
mulai dipasang tanggal 5 Juni dan mulai dipakai pada tanggal 9 Juni. Pada tanggal 13
September, perbaikan rumah bagian sayap depari (kiri) telah selesai. Pada tanggal 14
September, perbaikan bagian sayap dalam (kanan) dan gudang mulai dikerjakan.
Pada tanggal 8 Maret 1982, mesin giling untuk hosti telah siap digunakan, 7 Oktober: Sr.
Bonifacia selama bulan Oktober pada pertengahan minggu akan selalu pergi ke Jakarta urituk
memperkenalkan Ordo Santa Clara. Pada awal bulan Oktober ini juga kapel biara diperbaiki
dan pada pertengahan bulan terjadi kesulitan air karena sumber air semakin berkurang dan
semakin dalam jangkauannya. Pada tanggal 13 November, Sr.Paula dan Sr. Rosa memulai
kunjungan ke paroki-paroki keuskupan Purwokerto untuk memperkenalkan OSC kepada
umat. Pada tanggal 14 November kapel biara selesai diperbaiki dan sudah dapat digunakan.
Pada tanggal 10 Januari 1983, para suster mulai melaksanakan ibadat ofisi yang disesuaikan
dengan petunjuk-petunjuk dari buku pedoman Liturgi. Pada tanggal 16 Juni, Sr. Oliva
OSC.Cap dari Singkawang datang ke biara Pacet untuk beristirahat dan juga belajar menjahit
pakaian perlengkapan Misa. Sudah lama terjalin relasi antara Suster-Suster Klaris Kapusin
(Kalimantan dan Sumatera) dengan Suster Klaris (Pacet dan Yogyakarta).
Pada tanggal 4 Maret 1984, P. Michael Angkur OFM, Minister Provinsi OFM datang ke biara
untuk memberitahukan kepada Abdis bahwa P. Groenen OFM sebagai Delegatus Klaris telah
berakhir masa tugasnya setelah berdirinya Provinsi OFM Indonesia (29 November 1983).
Visitasi dan Kapitel Ordo II pada bulan Mei akan dipimpin oleh Minister Provinsi sendiri.
Para suster dari Yogyakarta datang pada tanggal 5 Desember untuk berkumpul di Pacet untuk
merayakan 50 tahun OSC di Indonesia. Perayaan bersama umat Paroki (Perayaan Ekaristi
dan santap bersama) dilakukan tanggal 8 Desember. Perayaan bersama keluarga religius di
Keuskupan Bogor dilakukan pada tanggal 10 Desember.
Pada tanggal 6 Januari 1985, para suster melakukan upacara penerimaan busana bagi Sdri.
Evi (Sr. Beatrice) dan Sdri. Rita (Sr. Caecilia) dengan mengikuti aturan-aturan yang sesuai
dengan Hukum Gereja yang baru. Upacara ini hanya dihadiri oleh para suster (anggota Ordo)
dan diadakan di luar Perayaan Ekaristi. Pada tanggal 12-13 Januari, Ibu Abdis (Trapistin) dari
Itali bersama Sr. Rahayu (suster angkatan I Trapistin Indonesia) dan didampingi oleh Romo
F. Hardjawiyata OCSO, Abbas Rawaseneng, datang berkunjung ke biara Pacet. P. Martin
Harun OFM datang ke biara pada tanggal 26-27 Januari untuk mewawancarai beberapa suster
sebagai bahan laporan untuk majalah Variant (Belanda) tentang perkembangan OSC selama
50 tahun di Indonesia. Pada tanggal 5 Maret, ada pemberkatan patung Bunda Maria untuk
gua Maria Novisiat. Pada bulan April 1985, sesudah Paskah ada pembongkaran (pemugaran)
bagian dalam bangunan biara (rumah retret dan kapel) yang dapat diselesaikan pada bulan
Oktober. Pada pertengahan bulan ]uli 1987, dilakukan perluasan ruangan Hosti. Pada tanggal
21 Agustus, Sr. Martha OCSO dan Sr. Martina OCSO dari Gedono datang berkunjung ke
biara Pacet untuk melihat cara pembuatan hosti. Pada tanggal 8 Juli 1988, para karyawati
biara mulai menempati tempat tinggal yang baru di dekat kolam besar (ASRI). Tanggal 29
November 1988 Sr. Paula berangkat ke negeri Belanda untuk menjadi anggota komunitas
klaris di Megen. Sr. Bonifacia, Sr. Angeline dan Sr. Bernardine turut serta mengantarnya ke
bandara Cengkareng.
Pada tanggal 27 Maret 1989, mulai dibangun ruang konferensi untuk rombongan retret. Pater
Delegat bersama para suster claris membahas surat pengantar untuk Konstitusi Umum yang
baru dari P. Minister General pada tanggal 27-28 Juni. Pada tanggal 11 Juli, Bapak
Achmadireja membawa surat IMB untuk biara. Dan pada tanggal 6 Agustus, gedung
konferensi yang baru sudah mulai dipakai. P Visitator General OFM mengusulkan P. Nico
Syukur Dister OFM sebagai Delegat Klaris pada tanggal 6 Oktober dan para suster
menyetujui usulan beliau ini.
Pada tanggal 10 Oktober ada kesempatan bagi biarawan/wati dan para seminaris untuk
bertemu dengan Bapa Suci Yohanes Paulus II di gereja Katedral Jakarta. Sr. Gabriel, Sr.
Beatrice dan Sr. Angeline diutus untuk menghadiri pertemuan tersebut.
Peletakan batu pertama rumah rektor Klaris oleh P. van der Laan OFM dilakukan pada
tanggal 9 Juni 1990. Dan pada tanggal 20 Juli, dua pan hosti yang baru mulai dipakai. Pada
tanggal 15 Agustus, ada kunjungan P. Minister General OFM, John Vaughn OFM
didampingi P. Cormac N OFM (Definitor General), P. Nico Dister OFM (Delegat Klaris),
dan Br. Albert Sudarsono OFM (Definitor Prov. Indonesia) ke biara Pacet. Pada tanggal 30
Oktober, Pater Rektor, P. van der Laan OFM menempati rumah baru (rektorat).
TAHUN 1991 - 2000
Pada tanggal 11 Agustus 1991, KANESTA (Keluarga Fransiskan/Fransiskanes Jakarta)
berkunjung ke biara Pacet untuk bertemu dengan para suster Claris. Rumah P. Rektor
dilempari batu untuk kesekian kalinya pada tanggal 3 September. Pada tanggal 25 Februari
1992, Pater Delegat, P. Nico Dister OFM tiba-tiba datang untuk menjelaskan surat Pater
General kepada para Claris yang akan mengadakan pertemuan di Australia. Pada tanggal 1
Maret, kapel biara selesai diperbaiki dan segera bisa dipakai untuk upacara profesi sementara
Sr. Elisabeth. Dan ada pemasangan sound system di kapel pada tanggal 15 April yang
merupakan sumbangan dari KOMSOS KWI. Pada tanggal 16 April, hari Kamis dalam Pekan
Suci, sesudah ofisi pagi, para suster beramai-ramai ke ruang pelajaran untuk mengadakan
Kapitel Kesalahan. lni untuk yang pertama kali dilakukan atas keinginan komunitas setelah
sekian lama tidak dilakukan. Menurut rencana hal ini akan dilaksanakan pada saat menjelang
hari raya Natal, Paskah, Santa Clara (11 Agustus), dan Santo Fransiskus (4 Oktober).
Pada tanggal 22 April, Sr. Rosa dan Sr. Margaretha berangkat ke Australia diantar oleh Sr.
Bonifacia, Sr. Ancilla dan Gerard (karyawan biara). Pertemuan suster klaris Asia-Oceania
berlangsung di Betlehem Monastery, yang dimulai pada tanggal 25 April. Kedua suster
kembali ke Pacet pada tanggal 12 Mei. Pada tanggal 15 September, ada penarnbahan ruangan
untuk hosti (dua kamar tidur dibongkar dan dijadikan satu ruangan). Pada tanggal 19 - 23
Desember, ada kunjungan perkenalan P. Minister Provirisi (P. Leo Laba Ladjar OFM) ke
biara Pacet. Masing-masing suster diberi kesempatan untuk bertemu dan berbicara secara
pribadi dengan beliau.
Pada tanggal 14 April 1993, Pater Rektor Claris, P. van der Laan diketemukan telah
meninggal di kamar tidurnya.
Para Klaris membuka 15 tahun Jubile (800 tahun) kelahiran Santa Clara pada tanggal 15
Agustus. Ada 2 keputusan penting dalam pertemuan para suster pada tanggal 20 Januari
1994, terlebih bagi perkembangan hidup rohani para suster Claris yaitu: 1. Penetapan bapa
pengakuan Biara Klaris - Pacet dengan melakukan pemungutan suara. Pilihan jatuh kepada P.
Guido Brod OFM. Pengakuan dosa akan dilakukan setiap bulan sekali (berdasarkan hasil
pembicaraan para suster) yaitu pada hari Sabtu pagi pekan III dalam bulan. 2. Pelajaran Kitab
Suci dari P. Martin Harun OFM dilakukan pada setiap hari Sabtu pertama dalam bulan,
selama 2 jam, dan hal ini akan dimulai pada bulan Februari 1994. Pada tanggal 22 Februari
telah diputuskan oleh para suster untuk memilih P. Michael Angkur OFM sebagai Delegat
Suster Claris. Juga akan ada pelajaran Fransiskanisme dari P. Vicente Kunrath OFM.
Pada tanggal 1 Agustus ada kursus para saudara muda OFM bersama Rm. Ignatius Marga
MSF selama 5 hari, dan atas ijin beliau maka 3 suster Claris yaitu Sr. Bernadette, Sr.
Elisabeth dan Sr. Immaculata boleh mengikuti kursus ini. Pada tanggal 13 Agustus ada
kunjungan dari Pater Minister General, Herman Schaluck OFM ke biara Pacet didarnpingi P.
Brod (Gardian), P. Martin Harun, P. Vicente, P. Marcel dan Pater Urbanus selaku Provinsial.
Penutupan tahun Yubileum St. Clara dan peringatan 60 tahun OSC di Indonesia dilaksanakan
pada tanggal 4 Oktober.
Pada bulan Maret 1995, para bapak tukang bangunan mulai menempati tempat baru mereka.
Mereka segera pindah dari belakang kapel yang selama ini ditempati. Pada tanggal 9 April,
para penghuni Novisiat secara resmi menempati tempat baru yaitu di belakang kapel (sayap
kanan biara). Pada tanggal 14 ]uli 1996, Sr. Margaretha dan Sr. Bernardine berangkat
bersama Sr. Rosa Arel OSC Cap dan Sr. Serafin OSC Cap (dari Singkawang) menuju
Sukabumi untuk mengikuti Kursus Kepemimpinan lokal yang diselenggarakan oleh IBSI
bersama Staf EAPI. Ruang Fransiskus II yang dibongkar (untuk dipasang pintu) telah selesai
perbaikannya dan para suster beramai-ramai membersihkannya pada tanggal 22 Agustus. Ada
acara ―selamatan‖ oleh para pegawai pria (bangunan dan kebun) pada tanggal 16 September,
dalam rangka penyelesaian tempat jemuran bagian tamu (luar). Pada tanggal 4 November,
―bekas rol‖ telah dijadikan tempat cuci piring dan dapur untuk bagian tamu.
Pada tanggal 24 Februari 1997, dimulailah pembongkaran jendela kapel bagian umat karena
sudah rusak akibat panas dan air hujan. Pada tanggal 26 Februari, P. Alex Sugiarto, OFM
datang ke biara Pacet untuk menjelaskan tentang cara membuat pembukuan. Panti Imam di
kapel yang dibongkar sejak tanggal 28 April untuk diganti dengan lantai permanen telah
selesai dikerjakan pada tanggal 3 Mei, sehingga diharapkan kekhidmatan dan kekhusukkan
dalam Perayaan Ekaristi akan lebih mudah diwujudkan. Pada tanggal 15 November, Sr.
Caecilia berangkat ke Yogyakarta untuk mengikuti pengarahan bagi para pendamping
postulan dan novis yang mengikuti kursus Pengolahan Hidup Rohani oleh Rm. Mardi
Prasetya SJ.
Pada tanggal 14 Januari 1998, ada pelajaran bahasa Inggris yang mulai diberikan kepada para
suster oleh Ibu Yanita Marso seminggu sekali. Ada 2 kelompok belajar yaitu: 1. Pukul 08.00
- 09.00 WIB, kelompok Novisiat. 2. Pukul 09.00 - 10.00 WIB, kelompok suster-suster. Pada
tanggal 21 Januari, ada pemberkatan Asrama Putri (pegawai) oleh P.Gunadi OFM pukul
17.30 WIB yang dihadiri oleh semua suster dan anak asrama. Bangunan baru ini mulai
ditempati tanggal 23 Januari.
Puncak Club mulai dihidupkan kembali dan tempat pertemuan dilaksanakan secara bergilir.
Untuk kali ini dilaksanakan di biara Pacet pada tanggal 16 Februari dan Sr.Bonifacia turut
hadir dalam pertemuan ini. Pada tanggal 7 ]uli, Sr. Helena berangkat ke Wisma Retret
Sukabumi (SFS) untuk mengembangkan ketrampilan memasak selama 2 minggu. Pada bulan
Oktober telah dipasang sebuah pipa ledeng untuk mengalirkan air dari sumur bekas asrama
pegawai putra ke bagian tamu tanpa memakai pompa listrik. Bila musim kemarau tiba dan
ada banyak tamu (rombongan retret) maka pompa listrik akan digunakan.
Telah diputuskan dalam pertemuan para suster pada tanggal 1 Januari 1999 bahwa untuk
meningkatkan ketrampilan menyanyi khususnya lagu-lagu Gregorian, maka akan diundang
Saudara Bintang Prakoso dari Jakarta untuk melatih para suster. Pada tanggal 9 Februari, ada
pemasangan kamera televisi di bagian plafon kapel untuk merekam Perayaaan Ekaristi bagi
umat yang ada di serambi kapel dan ruang Lourdes.
TAHUN 2004 - 2009
Pada tanggal 22 Maret 2004 sesudah ibadat sore, para suster yang sudah berkaul meriah
mengikuti lokakarya Spiritualitas Hati selama satu minggu bersama Sr. Caroline PBHK
dengan metode Indokrip (belajar langsung). Tujuan lokakarya ini adalah agar para suster
semakin mengenal diri sendiri dan mengenal sesama saudari. Pada tanggal 3 Juni ada
pembicaraan bersama tentang keputusan Pater Provinsial yang menetapkan P. Aegidius
sebagai Bapa Pengakuan para Claris menggantikan P. Tono yang sudah lanjut usia.
Juga tentang hasil rapat Dekenat bahwa yang melayani perayaan Ekaristi di Claris adalah
tetap dari pihak OFM. Pada tanggal 11 sampai 25 Juli ada Kursus Kepemimpinan yang
diselenggarakan di Sukabumi oleh IBSI. Sr.Caspara dan Sr. Bernadette diutus untuk
mengikuti kursus tersebut.
Pada tanggal 2 Maret 2005, P. Alfons Suhardi OFM mulai memberikan pelajaran kepada para
suster Klaris. Pada tanggal 8 Maret, Sr. Bernardine dan Sr. Margaretha pergi ke Jakarta (ke
RAPTIM) untuk mengurus visa ke Papua New Guinea (PNG). Dan pada tanggal 25 Maret
mereka berangkat ke Jayapura untuk menuju ke perbatasan negara PNG. Mereka akan
mengikuti pertemuan Asosiasi Claris tanggal 3 - 6 Mei yang berlangsung di Aitape, PNG.
Dan pada tanggal 13 Mei, kedua suster sudah tiba kembali di Pacet dengan selamat setelah
menempuh perjalanan yang panjang dari Papua (Sentani).
Sejak tanggal 15 Juli bacaan sebelum makan siang di refter ditiadakan tetapi setiap hari jumat
sebelum makan malam ada bacaan yang dibawakan oleh suster novis tahun kedua. Pada
tanggal 8 Desember 2005 biara Santa Clara Pacet genap berusia setengah abad sebagai biara
kedua sesudah biara Alverna — Cicurug.
Pada tanggal 23 Mei 2006, sesudah ibadat sore para suster bertemu dengan para Saudara
Dina yang menjadi anggota SAAOC. Mereka sedang mengadakan pertemuan di Via Renata.
Para suster mengikuti kursus liturgi tentang TPE baru yang diberikan oleh Rm. Harimanto
OSC pada tanggal 29 — 30 Mei. Kursus Liturgi ini dilanjutkan lagi pada tanggal 19
September yang membahas tentang ―Busana dan Seni‖ dalam liturgi. Ada dua Imam yang
memberikan kursus ini, yang pertama tentang seni menghias dan yang kedua tentang busana
liturgi.
Sr. Caroline PBHK mulai memberi kursus Spiritualitas Hati kepada novis dan yunior pada
tanggal 14 Januari 2007, Ada juga kegiatan senam Tai Chi sebagai selingan untuk suster-
suster yang mau ikut bergabung dengan peserta I kursus. Sr. Grace OSC dari PNG tiba di
Pacet pada tanggal 9 Agustus untuk tinggal bersama para Claris selama enam bulan. Ada
renovasi ruangan hosti dan jendela-jendela kapel pada tanggal 7 Oktober. Para suster
mengadakan pertemuan dengan Sr. Grace yang memberikan penjelasan tentang Asosiasi pada
tanggal 21 Oktober. Kemudian pada tanggal 7 November, Sr. Grace bersarna Sr. Caecilia
berangkat ke Yogyakarta dan akan tinggal selama seminggu di biara Santren. Pada tanggal 9
Desember, ada pertemuan para suster untuk memilih Delegat dan Bapa Pengakuan yang baru,
dan yang terpilih adalah P. A. Sunarko OFM sebagai Delegat dan P. Martin Harun sebagai
Bapa Pengakuan, dan hasil ini akan diberitahukan kepada Minister Provinsi OFM. Pada
tanggal 16 Desmber para suster mengambil keputusan untuk mau bergabung sebagai anggota
Asosiasi Klaris Asia-Oceania.
Tanggal 5 April 2008 adalah hari Sabtu pertama dalam bulan, di mana untuk pertama kalinya
perayaan ekaristi sore ditiadakan di kapel biara Santa Clara Pacet. Jadi perayaan ekaristi
harian dengan umat dari hari Senin sampai Sabtu dan hari Minggu dilaksanakan pada pukul
06.00 WIB.
Para suster diijinkan untuk mengikuti rekoleksi kelompok koor Aeternum Bogor pada tanggal
12 - 13 April. Rekoleksi ini mengambil tema tentang Liturgi dan diberikan oleh Rm.
Fabianus, Pr.
Setelah melewati proses selama kurang lebih 19 tahun, atas bimbingan Roh Kudus, akhirnya
komunitas Claris Pacet dan Yogyakarta berani bergabung dengan Asosiasi Claris Asia-
Ocenia, dan surat-surat persyaratan telah dibereskan pada tanggal 4 April. Sekarang tinggal
menanti pengakuan dari Roma - Vatikan. Pada tanggal 29 April, ada visitasi tahunan yang
untuk pertama kalinya dilakukan oleh Pater Delegat yang baru, P. A. Sunarko OFM. Visitasi
berlangsung sampai tanggal 4 Mei, hari Minggu. Keesokan harinya, tanggal 5 Mei, kedua
suster yaitu Sr. Caecilia dan Sr. Bernardine berangkat ke Taiwan untuk mengikuti pertemuan
Asosiasi, dan mereka kembali pada tanggal 17 Mei. Sekembalinya dari Taiwan, kedua suster
membawa banyak oleh-oleh dan cerita. Pada tanggal 22 Mei, ada kursus singkat dari Saudara
Trimur OFM tentang pembuatan pupuk organik yang diikuti oleh beberapa suster dan
karyawan bagian kebun. Pada tanggal 11 Juni, Sr. Bernadette dan Sr. Magdalena pergi ke
Sukabumi atas undangan P. Yan Ladju, OFM untuk memberi ceramah tentang ―Doa‖ kepada
umat yang sekaligus juga dalam rangka hari Panggilan. Pada tanggal 31 Agustus yang
merupakan Hari Minggu Kitab Suci Nasional, para suster mengisinya dengan mengadakan
sharing ―Emaus‖ dengan membentuk kelompok yang terdiri dari tiga suster. Pada bulan
Oktober tahun ini, ada perbaikan di kapel biara berhubung adanya sarang musang di langit-
langit kapel.
Pada tanggal 23 Februari 2009, ada pertemuan ketiga Ordo Fransiskan (OFM, OSC dan Ordo
Ketiga Reguler dan sekuler) bersama Minister General OFM, P. Jose Rodriguez Carballo
OFM di biara Santa Clara. Beliau didampingi oleh P, Ambrose Nguyen Van Si OFM,
Minister Provinsi, Sekretaris Provinsi dan Gardian Puncak. Sebelum pertemuan bersama
anggota Ordo yang lain, para Claris mengadakan pertemuan dengan Pater Minister General
secara khusus. Keesokan harinya, tanggal 24 Oktober ada perayaan ekaristi yang dipimpin
oleh Pater Jose R. Carballo, Pater Paskalis dan Pater Ambrose dalam bahasa Inggris.
Pada tanggal 25 April, Sr. Elfrida dan Sr. Laurensia berangkat ke Manado untuk mengikuti
kegiatan PTF dalam rangka Perayaan Delapan Abad gerakan fransiskan. Kegiatan berupa
retret dan studi bersama itu dipimpin oleh Pater A. Eddy Kristiyanto OFM di biara suster
SMSJ, Lotta — Pineleng. Mereka tiba kembali dengan selamat pada tanggal 30 April.
Sr. Paula tiba dengan selamat di Pacet pada tanggal 20 Mei. Beliau dijemput oleh Sr.
Bernardine dan Sr.Gratiana. Sr.Paula Suwartini OSC datang ke Indonesia dalam rangka cuti
sambil memberi retret tahunan kepada para Klaris – Pacet. Beliau adalah suster Claris asal
Indonesia yang tinggal di komunitas OSC Megen – Belanda. Para suster mulai
mempraktekkan ibadat siang pukul 09,30 WIB pada tanggal 1 Juni sesuai hasil sidang kapitel
2008. Jadi sekarang ada 2 waktu untuk ibadat siang bersama yaitu pukul 09.30 dan 11.45.
Pada tanggal 8 - 13 Juni Sr. Paula memberikan retret kepada para suster Klaris - Pacet.
Setelah itu Sr. Paula pergi mengunjungi sanak keluarga pada tanggal 14 Juni. Pater Delegat
mulai memberi pelajaran kepada para Claris untuk pertama kalinya pada tanggal 26 Juni
tentang Teologi Ekaristi.
Pada tanggal 6 Juli, Sr. Paula kembali lagi ke Pacet dengan membawa banyak cerita
pengalaman. Pada tanggal 8 Juli, Sr. Paula dengan ditemani oleh Sr. Elfrida dan Echa (calon
suster Klaris dari Agate) berangkat pada malam hari dengan mobil travel menuju Yogyakarta
untuk mengunjungi para suster Klaris di Mrican - Santren. Pada tanggal 13 Agustus, Sr.
Paula berangkat ke bandara Soekarno - Hatta diantar oleh Sr. Beatrice dan Sr. Monika. Beliau
akan kembali pulang ke Megen - Belanda untuk melanjutkan kehidupan sebagai Puteri Santa
Clara.
Demikianlah riwayat singkat OSC di Pacet sejak awal berdirinya sampai masa sekarang ini.
Para suster yang tinggal di Pacet sekarang ini berjumlah sembilan belas orang suster, yang
terdiri atas satu orang novis tahun kedua, tiga orang suster yunior, dan limabelas orang suster
berprofesi meriah. Bermacam-macam pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh para suster. Di
bawah ini tertulis dengan lengkap masing-masing suster dengan tugas yang dipercayakan
persaudaraan kepada mereka berdasarkan hasil Kapitel OSC tahun 2008.
TUGAS - TUGAS SUSTER CLARIS (2008-2011)
1. Sr. Bonifacia : Pensiun
2. Sr. Ancilla : Pensiun
3. Sr. Assumpta : Pensiun
4. Sr. Immaculata : Perpustakaan, Penulis Kronik
5. Sr. Yacinta : Menjahit, Bangunan
6. Sr. Angeline : Paramentik
7. Sr. Bernardine : Ekonom, Penerima tamu
8. Sr. Beatrice : Kamar cuci, Ketua Tim Statuta
9. Sr. Caecilia : Abdis, Tim Statuta
10. Sr. Elfrida : Magistra, Tim Panggilan, Tim Bina Lanjut
11. Sr. Helena : Hosti, Ketua Tim Liturgi
12. Sr. Caspara : Penerima tamu, Tim Statuta, Socia, Organis, Humas
13. Sr. Bernadette : Menjahit, Bangunan, Tim liturgi, Ketua Tim Panggilan, Tim Bina Lanjut
14. Sr. Elisabeth : Perawat, Paramentik, Tim Liturgi, Tim Bina Lanjut, Tim Statuta
15. Sr. Laurensia : Kosteres, Tim Liturgi
16. Sr. Magdalena : Kebun, Organis
17. Sr. Monika : Dapur, Organis, Tim Panggilan, Humas
18. Sr. Gratiana : Refter, Paramentik, Tim Liturgi