ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE, ISLAMIC CORPORATE …...This study aims to determine the influence of...
Transcript of ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE, ISLAMIC CORPORATE …...This study aims to determine the influence of...
ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE, ISLAMIC CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY, DAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH
(Studi Kasus : Bank Syariah di ASEAN pada tahun 2013 - 2017)
Tesis
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Magister Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Magister Perbankan Syariah
Diajukan Oleh
Putri Rahmaningtyas
NIM: 21150850000008
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
1. Nama: Putri Rahmaningtyas
2. Tempat dan Tgl. Lahir: Jakarta, 8 Agustus 1984
3. Alamat: Palem Rahmani no A2 Jalan Palem Rengas Ciputat
Timur, Tangerang Selatan
4. Telepon: 081578112624
5. Email: [email protected]
II. Pendidikan Formal
1. SDN Kampung Utan II Ciputat Tahun 1990 - 1996
2. SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro Tahun 1996 - 1999
3. SMAN 70 Jakarta Tahun 1999-2002
4. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Tahun 2002-2007
III. Latar Belakang Keluarga
1. Ayah: Mardono (alm)
2. Ibu: Woro Mulyani
3. Suami: Muhamad Tamjid
4. Anak: Ineza Alma A
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul
“Islamic Corporate Governance, Islamic Social Reporting, dan Kinerja Keuangan
Bank Syariah: studi kasus bank syariah di ASEAN tahun 2013-2017”. Tujuan
penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Magister
Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini terutama
kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., CA., M.Si., BKP., QIA., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Herni Ali, HT, SE., MM selaku ketua prodi Magister Perbankan
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Asyari Hasan, SH.I., M.Ag selaku Sekretaris Program Magister
Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Rini, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing tesis yang telah bersedia
meluangkan waktu, memberikan pengarahan, bimbingan serta masukan
yang membantu dan bermanfaat selama penulisan tesis ini.
vii
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengalamannya dan seluruh Staf dan Karyawan
Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
7. Keluarga penulis, Suami Muhamad Tamjid, anak Ineza Alma, Orang Tua
penulis, Ibu Woro, Ibu Sundus dan Bapak Ridwan, serta kakak dan adik
penulis yang memberikan semangat serta doa untuk penulis.
8. Teman – teman seperjuangan MPS angkatan 3 Mas Banu, Acha, Mbak
Aries, Mas Redho, Muttaqien, Mas Permana, Qaari, Shohib, Syifa, Mas
Wahyu, Mas Anton, Mas Faruq, Rizka, Vina, Irfan dan Evi, semoga ilmu
yang diperoleh mendapatkan keberkahan Allah SWT.
Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun
penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam tesis ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya dengan segala keterbatasan penulis ingin mempersembahkan tesis ini
kepada semua pihak yang menaruh perhatian bagi perkembangan dunia
pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia dengan harapan agar
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Jakarta, 30 Juli 2019
Penulis
Putri Rahmaningtyas
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS..………………………………………...... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS…………………………………… iii
LEMBAR SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH………. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………… v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xiii
ABSTRACT…………………………………………………………………...… xiv
ABSTRAK……………………………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Penelitian………...………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 12
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 12
D. Batasan Penelitian………………………………………………… 12
E. Manfaat Penelitian………………………………………………... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 15
A. Teori Keagenan (Agency Theory)………………………………… 15
B. Teori Stakeholder…………………………………………………. 16
ix
C. Teori Sinyal (Signaling Theory)………………………………….. 18
D. Shariah Enterprise Theory………………………………………... 19
E. Good Corporate Governance (GCG)...…………………………... 20
F. Islamic Corporate Governance………….………………………… 24
G. Corporate Social Responsibility (CSR)…………………………... 34
H. Islamic Corporate Social Responsibility dan Islamic Social
Reporting…………………………………………………………..
39
I. Kinerja Keuangan………………………………………………… 48
J. Penelitian Terdahulu……………………………………………… 52
K. Kerangka Pemikiran………………………………………………. 71
L. Hipotesis Penelitian……………………………………………….. 72
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………. 77
A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………… 77
B. Metode Penentuan Sampel………………………………………... 77
C. Metode Pengumpulan Data……………………………………….. 79
D. Metode Analisis Data……………………………………………... 79
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian……………………………... 86
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………… 90
A. Sampel Penelitian…………………………………………………. 90
B. Statistik Deskriptif………………………………………………... 91
C. Uji Asumsi Klasik………………………………………………… 93
1. Uji Normalitas……..………………………………………….. 93
2. Uji Multikoleniaritas………………………………………….. 94
x
3. Uji Heteroskedastisitas……………………………………….. 95
4. Uji Autokorelasi……………………………………………… 95
D. Uji Hipotesis………..…………………………………………….. 96
1. Analisis Regresi Berganda…………………………………… 96
2. Koefisien Determinasi (R2)……………….………………….. 97
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)…………………… 98
4. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)………………………. 98
E. Pembahasan………………………………………………………. 99
1. Hipotesis Pertama…………………………………………….. 99
2. Hipotesis Kedua………………………………………………. 101
3. Hipotesis Ketiga……………………………………………… 103
BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………. 104
A. Simpulan………………………………………………………….. 104
B. Implikasi Penelitian………………………………………………. 105
C. Saran……………………………………………………………… 106
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 108
LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 116
xi
DAFTAR TABEL
2.1 Penelitian-penelitian Terdahulu………………………………………. 52
3.1 Daftar Bank Syariah di ASEAN……………………………………… 78
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian…………………………………. 89
4.1 Pengambilan Sampel Penelitian……………………………………… 90
4.2 Sampel Penelitian…………………………………………………….. 91
4.3 Statistik Deskriptif……………………………………………………. 91
4.4 Rata-rata ICG, ICSR, ROA…………………………………………… 92
4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test……………………………… 93
4.6 Uji Multikoleniaritas………………………………………………….. 94
4.7 Uji Heteroskedastisitas……………………………………………….. 95
4.8 Uji Autokorelasi……………………………………………………… 96
4.9 Koefisien Regresi……………………………………………………. 96
4.10 R Square…………………………………………………………….. 97
4.11 Uji Simultan (Uji Statistik F)……………………………………….. 98
4.12 Uji Parsial (Uji Statistik t)…………………………………………… 98
xii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Aset Keuangan Islam Global (dalam US $ Miliar)…………………… 6
2.1 Kerangka Pemikiran………………………………………………….. 71
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengungkapan ICG………………………………… 116
Lampiran 2 Pengungkapan ICSR…………………………..…… 133
Lampiran 3 Output IBM SPSS 25..…………………………….. 150
xiv
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of Islamic Corporate Governance
(ICG) and Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) on Financial
Performance. The data used in this study are secondary data with data collection
methods using purposive sampling with 17 samples of Islamic banks in ASEAN
during the period 2013 to 2017. The independent variables in this study are the
disclosure of ICG and ICSR. While ROA as an indicator of the dependent variable
Financial Performance. Hypothesis testing is done using IBM SPSS 25 software.
The results of the analysis show that there is no effect of ICG disclosure partially
on the financial performance of Islamic banks which are proxied by ROA, and
there is no effect of ICSR disclosure partially on the financial performance of
Islamic banks which are proxied by ROA. Simultaneous hypothesis testing with F
arithmetic results obtained there is no effect of the disclosure of ICG and ICSR on
the financial performance of Islamic banks proxied by ROA.
Keywords: Islamic Corporate Governance, Islamic Corporate Social
Responsibility, ROA, and Financial Performance
xv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Islamic Corporate
Governance (ICG) dan Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) terhadap
Kinerja Keuangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dengan metode pengumpulan data menggunakan cara purposive
sampling dengan 17 sampel bank-bank syariah yang ada di ASEAN selama
periode tahun 2013 sampai 2017. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
pengungkapan ICG dan ICSR. Sedangkan ROA sebagai indikator variabel
dependen Kinerja Keuangan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
software IBM SPSS 25. Hasil analisis menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh
dari pengungkapan ICG secara parsial terhadap kinerja keuangan bank syariah
yang diproksikan dengan ROA, dan tidak terdapat pengaruh pengungkapan ICSR
secara parsial terhadap kinerja keuangan bank syariah yang diproksikan dengan
ROA. Pengujian hipotesis secara simultan dengan F hitung diperoleh hasil tidak
terdapat pengaruh pengungkapan ICG dan ICSR terhadap kinerja keuangan bank
syariah yang diproksikan dengan ROA.
Kata Kunci : Islamic Corporate Governance, Islamic Corporate Social
Responsibility, ROA, dan Kinerja Keuangan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bonn dan Fisher (2006) menyampaikan bahwa lebih dari satu dekade
terakhir telah terjadi peningkatan terhadap pembahasan mengenai Good
Corporate Governance (GCG) secara intensif. Hal ini berkaitan dengan
meningkatnya jumlah krisis dan kegagalan perusahaan, seperti bencana Exxon
Valdez, di mana terdapat suatu ekosistem yang terancam, atau Skandal Ford
Pinto, perusahaan mendahulukan keuntungan dibandingkan dengan keselamatan
manusia dengan mengeluarkan produksi mobil cacat, telah memicu tentang peran
besar perusahaan dalam masyarakat dan mempertanyakan standar etika,
keputusan manajemen dan praktik tata kelola perusahaan. Kegagalan perusahaan
seperti Enron dan WorldCom di Amerika Serikat telah memperlihatkan
keprihatinan tentang efektivitas tata kelola perusahaan dan akuntabilitas
perusahaan. Contoh-contoh kegagalan perusahaan di atas dan kesalahan
manajerial menyoroti perlu bagi organisasi untuk lebih memperhatikan praktik
tata kelola perusahaan.
Di Indonesia, kasus kegagalan perusahaan akibat kelalaian tata kelola
perusahaan juga sempat terjadi khususnya di dunia perbankan yang
mempengaruhi kondisi ekonomi nasional sehingga mengalami krisis keuangan.
Berkaca pada peristiwa krisis moneter yang terjadi pada 1997-1999 di mana pada
saat itu 71 bank komersial dilikuidasi dan dilanjutkan pada tahun 2001 sebanyak
2
18 bank umum juga harus dilikuidasi. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya
implementasi tata kelola perusahaan (Setyani, 2010).
Sejak krisis ekonomi tahun 1997 tersebut, pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik, atau Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang
mengemuka di Indonesia. Akibat buruknya tata kelola pemerintahan dan
perusahaan di Indonesia pada masa itu, menyebabkan perekonomian Indonesia
menjadi terpuruk. Semenjak itulah, semua pihak sepakat untuk dapat bangkit dari
keterpurukan, Indonesia harus memulai dengan tata kelola yang baik dari
pemerintah, perusahaan pemerintah dan swasta. Berbagai upaya memperbaiki tata
kelola dilakukan dengan menerapkan prinsip GCG di semua lini masyarakat
(Wahyudin, 2008).
Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik
muncul sebagai pilihan sebab secara teoritis praktik Good Corporate Governance
(GCG) dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan
dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan umumnya
GCG dapat meningkatkan kepercayaan investor. Pelaksanaan GCG yang baik dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku akan membuat investor merespon secara
positif terhadap kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai pasar perusahaan
(Nuswandari, 2009).
Selain GCG, salah itu isu penting yang tumbuh dalam dunia bisnis adalah
perihal tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility
selanjutnya disebut CSR. CSR merupakan salah satu bentuk tanggung jawab
3
perusahaan untuk pembangunan ekonomi dalam upaya meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dan lingkungan. CSR juga merupakan komitmen
perusahaan terhadap kepentingan stakeholder dalam arti yang luas selain
kepentingan perusahaan (Yusuf, 2017).
CSR mempunyai keterkaitan erat dengan GCG. Seperti dua sisi mata uang,
keduanya memiliki kedudukan yang kuat dalam dunia bisnis namun berhubungan
satu sama lain (Murwaningsari, 2009). Satu sisi menekankan pada kepentingan
pihak pemegang saham (shareholder) dan di sisi lain menekankan pada
kepentingan pihak stakeholder yang meliputi masyarakat dan lingkungan.
Keduanya sama-sama penting dan tidak boleh terpisahkan (Yusuf, 2017).
Salah satu dari prinsip GCG yaitu Responsibility (tanggung jawab) lebih
menekankan pada kepentingan stakeholder, sedangkan prinsip Transparency
(transparansi), Accountability (akuntabilitas), Fairness (kesetaraan) lebih
menekankan pada kepentingan shareholder (Chapra dan Ahmed, 2002). CSR
merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dari prinsip GCG yaitu tanggung jawab.
Jamali, Safieddine, dan Rabbath (2008) meneliti keterkaitan antara CG
dan CSR dan menemukan bahwa mayoritas manajer menganggap bahwa CG
sebagai pilar penting untuk CSR yang berkelanjutan. Artinya ketertarikan
perusahaan untuk mengembangkan atau menerapkan GCG juga diimbangi oleh
minat dan perhatian terhadap CSR. Lebih lanjut Jamali, Safieddine, dan Rabbath
(2008) membahas bahwa GCG dan CSR seharusnya memberikan manfaat dan
memastikan kelangsungan bisnis yang berkelanjutan. Ketika GCG diterapkan
4
akan membantu untuk menarik karyawan, manajer, pemilik dan pemangku
kepentingan lainnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi laba organisasi.
Suatu bisnis memiliki tanggung jawab yang lebih jauh dari sekedar
memaksimalkan keuntungan, tetapi juga harus memiliki peran positif dalam
masyarakat. Kebanyakan masyarakat memiliki perspektif yang sama bahwa
perusahaan memiliki kewajiban sosial juga. Tanggung jawab sosial perusahaan
adalah poin dari setiap perusahaan yang tidak dapat diabaikan dan merupakan
bagian penting dari strategi perusahaan (Bonn dan Fisher, 2006).
Perusahaan menjalankan usahanya dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan, dengan keuntungan tersebut perusahaan bisa mempertahankan
usahanya. Fenomena saat ini semakin banyak perusahaan baru sehingga
persaingan usaha semakin ketat. Perusahaan harus lebih selektif dalam mengelola
sumber daya yang dimiliki agar lebih efektif dan efisien agar bisa mencapai tujuan
perusahaan. Perusahaan membutuhkan investor untuk mengembangkan bisnisnya,
investor menanamkan modal kepada perusahaan dengan tujuan untuk memiliki
perusahaan tersebut dan ingin mendapatkan deviden. Kinerja keuangan
merupakan penilaian investor dalam membeli saham perusahaan, kinerja
keuangan perusahaan harus meningkat agar bisa menarik bagi investor. Kinerja
keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor untuk pengambilan keputusan
investor dengan peningkatan kinerja merupakan hal yang positif bagi investor
(Maryanti dan Wildah, 2017).
Dalam rangka meningkatkan daya saing, sangat penting bagi perusahaan
untuk memperkuat kinerjanya. Kinerja sendiri merupakan gambaran kondisi
5
perusahaan yang mencerminkan hasil kerja atau prestasi yang dicapai oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu (Meilani, 2015).
Aturan dalam GCG dapat mengarahkan bagaimana perusahaan dijalankan
dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Krisis perbankan yang pernah terjadi
merupakan akibat tata kelola perusahaan yang tidak efektif. Tata kelola
perusahaan yang efektif di bank akan mengarah pada meningkatkan efisiensi
dalam aktivitas bank, mengurangi risiko, meningkatkan pertumbuhan bank di
pasar, meningkatkan kepercayaan investor, kondisi ekonomi yang stabil, dan
biaya modal yang rendah (Ghaffar, 2014).
Corporate governance diharapkan dapat berfungsi sebagai alat pemberi
keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima keuntungan atas
dana yang mereka investasikan pada perusahaan (Daniri, 2009).
Perkembangan industri keuangan islam secara global menunjukkan trend
yang positif. Hal ini ditunjukkan oleh The Islamic Finance Development Report
2018 yang dikeluarkan oleh Thomson Reuters yang menyebutkan industri
keuangan Islam global tumbuh tahun ke tahun sebesar 11% hingga US $ 2,4
triliun dalam asset pada 2017 atau berdasarkan pertumbuhan CAGR 6% dari
2012, berbasis pada angka yang dilaporkan untuk 56 negara, sebagian besar di
Timur Tengah dan Asia Selatan dan Tenggara.
Dari total asset US $ 2,4 Triliun di tahun 2017, sebesar 71% atau sebesar
US $ 1721 Miliar merupakan asset Perbankan Islam. Sedangkan sisanya adalah
Takaful 2% (US $46 Miliar), Sukuk 17% (US $ 426 Miliar), Institusi Keuangan
Islam lainnya 6% (US $ 135 Miliar), dan Dana Islam 4% (US $ 110 Miliar).
6
Gambar 1.1: Aset Keuangan Islam Global (dalam US $ Miliar)
Sumber: Islamic Financial Services Industry Stability Report 2018
Berdasarkan Islamic Financial Services Industry Stability Report 2018,
Asia memiliki 24,4% atau bagian dari asset keuangan islam global, dan Indonesia
dan Malaysia masing masing memiliki share 1,8% dan 9,1% terhadap asset
perbankan Islam global.
Keuangan syariah di Indonesia telah berkembang lebih dari dua dekade
sejak beroperasinya Bank Muamalat Indonesia, sebagai bank syariah pertama di
Indonesia. Perkembangan keuangan syariah telah membuahkan berbagai prestasi,
dari makin banyaknya produk dan layanan, hingga berkembangnya infrastruktur
yang mendukung keuangan syariah. Bahkan di pasar global, Indonesia termasuk
dalam sepuluh besar negara yang memiliki indeks keuangan syariah terbesar di
dunia (OJK, 2017).
Eksistensi bank syariah pada dasarnya bukan pada pertimbangan profit
semata, namun ia hadir didorong oleh keinginan kuat dari umat Islam akan
ketersediaan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, yaitu sistem
keuangan yang terbebas dari praktek riba, maysir, dan gharar. Selain itu kehadiran
7
keuangan syariah juga respon dari krisis keuangan global yang berulang-ulang
diakibatkan oleh prilaku buruk pelaku ekonomi yang mengabaikan etika, agama,
dan nilai-nilai moral (Hasan, 2009).
Permasalahan yang paling penting adalah bagaimana kualitas kinerja bank
syariah yang ada. Bank syariah haruslah dapat memberi manfaat yang optimal
bagi masyarakat dan peran dan tanggung jawab bank syariah selaku lembaga
keuangan Islam tidak hanya terbatas pada kebutuhan keuangan dari berbagai
pihak, tetapi yang paling penting adalah kepastian seluruh kegiatan yang
dijalankan oleh bank syariah sesuai dengan prinsip syariah (Hameed, dkk., 2004).
Pentingnya tata kelola perusahaan dalam perbankan Islam tercermin dari
hasil penelitian oleh Chapra dan Habib (2002) yang menyatakan bahwa mayoritas
responden yang terlibat dalam survei yang dilakukan di 14 bank syariah di
Bahrain, Bangladesh dan Sudan menyatakan bahwa mereka akan mentransfer
dananya ke bank syariah lain jika terdapat dugaan pelanggaran syariah.
Alasan yang mendasari penerapan Islamic Corporate Governance (ICG)
dan implikasinya terhadap kinerja bank syariah perlu dibuat adalah terjadinya
kebangkrutan Lembaga keuangan Islam “Ihlas Finance House” di Turki tahun
2001, yang oleh para pakar ekonomi dan keuangan Islam diduga sebagai akibat
dari kelemahan mekanisme internal dan eskternal tata kelola perusahaan (Grais
dan Pellegrini, 2006).
Penerapan tata kelola perusahaan pada perbankan syariah merupakan suatu
kewajiban mengingat perbankan syariah merupakan bagian dari penopang sektor
riil di Indonesia. Kewajiban ini juga merupakan amanah dari Pasal 34 Undang-
8
Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang mewajibkan
perbankan syariah untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik
(Syukron, 2013).
Bank syariah sebagai entitas dengan identitas berbasis agama, diharapkan
mampu menjalankan nilai-nilai etika Islam dalam kegiatan mereka. Islam
mendorong terlaksananya ICG yang baik pada perusahaan dengan tujuan untuk
menjaga kepentingan stakeholder (Hasan, 2009). Konsep CG dalam Islam sangat
menekankan pentingnya transparansi dan kepercayaan (Haniffa & Hudaib, 2004).
Berdasarkan semangat transparansi dan akuntabilitas, bank syariah diharapkan
mampu mengungkapkan fitur ICG dengan baik kepada stakeholer mereka,
sehingga memungkinkan stakeholder untuk menilai bagaimana pengelolaan bank
serta bagaimana investasi dikelola sesuai dengan syariah dan prinsip kehati-hatian
(Darmadi, 2013).
Menyadari bahwa pelaksanaan GCG untuk bank syariah tidak dapat hanya
kepada prinsip - prinsip GCG namun juga harus berpedoman kepada ketentuan-
ketentuan syariah, Bank Indonesia menerbitkan PBI No. 11/33/PBI/2009 dan SE
BI No.12/13/DPbS tentang pelaksanaan GCG di Perbankan Syariah. Untuk
melengkapi kedua peraturan tersebut, Pemerintah Indonesia melalui KNKG
(Komite Nasional Kebijakan Governance) membentuk Tim Kerja Penyusunan
Pedoman Umum Good Governance Bisnis Syariah (GGBS) dengan keanggotaan
yang terdiri dari berbagai pakar terkait bersama-sama dengan sejumlah institusi
(Masyarakat Ekonomi Syariah, Bank Indonesia, Dewan Syariah Nasional MUI
dan sebagainya) menyusun konsep pedoman tersebut. Adapun tujuan dibuatnya
9
pedoman ini yaitu untuk menjadi pedoman pelaksanaan tata kelola perusahaan
lembaga keuangan syariah khususnya bank syariah di Indonesia (Syukron, 2013).
Meilani (2015) mengatakan pelaksanaan Good Governance Bisnis Syariah
(GGBS) yang sesuai dengan peraturan yang berlaku akan membuat investor
memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan dan nilai pasar
perusahaan.
Konsep CSR dalam Islam erat kaitannya dengan perusahaan-perusahaan
yang menjalankan kegiatan bisnis sesuai dengan konsep syariah yang diharapkan
perusahaan tersebut dapat melakukan tanggung jawab sosial perusahaan secara
Islami. Sejalan dengan makin meningkatnya pelaksanaan CSR dalam konteks
islam, maka makin meningkat pula keinginan untuk membuat pelaporan sosial
yang bersifat syariah terutama pelaporan sosial pada perusahaan atau lembaga
berbasis syariah. Dengan adanya kebutuhan mengenai pengungkapan tanggung
jawab sosial di perbankan atau lembaga syariah, maka saat ini marak
diperbincangkan mengenai Islamic Social Reporting (ISR). Pelaporan tanggung
jawab sosial bersifat syariah dikembangkan dengan menggunakan Islamic Social
Reporting Index. Indeks ISR merupakan tolak ukur pelaksanaan kinerja sosial
perbankan syariah yang berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan
oleh Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions
(AAOIFI) yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti mengenai
item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam (Othman et
al, 2010).
10
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah hasil dari penelitian-
penelitian sebelumnya mengenai keterkaitan serta pengaruh GCG dan CSR
terhadap kinerja perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian
Mollah dan Mahbub (2015) menunjukkan bahwa Shariah Board, yang merupakan
bagian dari GCG Bank Syariah dan sebagai pembeda dalam perangkat bank
syariah, mempengaruhi kinerja bank syariah. Prasojo (2015) dalam penelitiannya
juga menemukan hasil bahwa penerapan GCG berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA. Hasil yang sama juga diperoleh
dari penelitian Desiana, Mawardi dan Gustina (2016) bahwa pelaksanaan GCG
berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah yang diproksikan dengan ROE.
Namun berbeda hasilnya dengan penelitian yang dilakukan Asrori (2014) yang
meneliti tentang implementasi Islamic Corporate Governance dan implikasinya
terhadap kinerja bank syariah, yang menunjukkan hasil Islamic Corporate
Governance yang diproksikan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
DPS dan kepatuhan syariah tidak berpengaruh positif terhadap kinerja bank
syariah yang diproksikan dengan ROA, ROE dan PM, namun berpengaruh
terhadap indikator kinerja islami syariah conformity dengan rasio-rasio keuangan
pembiayaan bagi hasil, pendapatan islami, dan zakat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arshad, Othman, & Othman (2012)
mengungkapkan bahwa Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) pada
bank syariah yang dilaporkan pada laporan tahunan secara signifikan memiliki
pengaruh terhadap kinerja keuangan dengan proksi ROA dan ROE pada bank
syariah. Hasil penelitian tesebut juga sama dengan penelitian yang dilakukan
11
Platonova, Asutay, Dixon, dan Mohammad (2016) menunjukkan bahwa CSR
disclosure berpengaruh positif pada kinerja keuangan bank syariah di beberapa
negara. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin dan Wardani
(2016) yang mengungkapkan bahwa ICSR disclosure pada bank syariah tidak
memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan dengan proksi ROA namun
berpengaruh positif secara signifikan terhadap ROE.
Penelitian Fitriani dan Hapsari (2015) menyatakan bahwa Good Corporate
Governance (GCG) dengan proksi ukuran direksi, ukuran komisaris independen,
ukuran komite audit dan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan proksi
CSRI berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang
diproksikan dengan Return on Assets (ROA). Pelaksanaan CSR dan GCG
diharapkan perusahaan dapat meningkatkan keperdulian terhadap lingkungan,
kondisi tempat kerja, hubungan perusahaan, investasi sosial perusahaan, kinerja
keuangan perusahaan dan akses kapital serta image perusahaan di masyarakat
menjadi baik.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas dan
hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Islamic Corporate Governance, Islamic Social
Reporting, dan Kinerja Keuangan Bank Syariah: studi kasus bank syariah di
ASEAN tahun 2013 -2017”.
12
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh antara Islamic Corporate Governance secara
parsial terhadap kinerja Bank Syariah?
2. Apakah terdapat pengaruh antara Islamic Corporate Social Responsibility
secara parsial terhadap kinerja bank syariah?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Islamic Corporate
Governance dan Islamic Corporate Social Responsibility secara simultan
terhadap kinerja bank syariah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Islamic Corporate Governance secara parsial
terhadap kinerja Bank Syariah.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara Islamic Corporate Social
Responsibility secara parsial terhadap kinerja bank syariah.
3. Untuk mengetahui pengaruh Islamic Corporate Governance dan Islamic
Corporate Social Responsibility secara simultan terhadap kinerja bank
syariah.
D. Batasan Penelitian
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
13
1. Objek penelitian adalah bank syariah yang ada di ASEAN.
2. Periode penelitian selama tahun 2013 – 2017.
3. Variabel penelitian yaitu Islamic Corporate Governance, Islamic
Corporate Social Responsibility, dan kinerja keuangan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat,
khususnya:
1. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh pengalaman
dan menambah wawasan serta pengetahuan mengenai pengaruh Islamic
Corporate Governance dan Islamic Corporate Social Responsibility
terhadap kinerja bank syariah.
2. Bagi Institusi
Dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan dapat menambah bukti empiris dari penelitian-penelitian
sebelumnya serta dapat dijadikan referensi dalam mengadakan penelitian
lebih lanjut di masa yang akan datang.
3. Bagi Investor
Dapat memberikan gambaran dan informasi bagi investor dalam
mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dengan melihat penerapan
Islamic Corporate Governance dan Islamic Corporate Social
14
Responsibility untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi di
perusahaan secara tepat.
4. Bagi Perusahaan
Sebagai acuan perusahaan untuk lebih meningkatkan fungsi
Islamic Corporate Governance dan Islamic Corporate Social
Responsibility untuk meningkatkan kinerja keuangan khususnya
perusahaan di sektor perbankan syariah.
5. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pembaca,
terutama dalam bidang keuangan tentang pengaruh Islamic Corporate
Governance dan Islamic Corporate Social Responsibility terhadap kinerja
keuangan bank syariah.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menjelaskan adanya hubungan antara pemilik dan
manajer. Menurut Messier, Glover, dan Prawitt (2017), hubungan antara pemilik
dan manajer umumnya menciptakan asimetri informasi antara kedua belah pihak.
Asimetri informasi bermakna bahwa manajer umumnya memiliki informasi yang
lebih banyak tentang posisi keuangan dan hasil operasi yang sebenarnya dari
entitas daripada pemilik. Selanjutnya, Messier, Glover, dan Prawitt (2017)
menjelaskan karena ada tujuan yang berbeda, terdapat konflik kepentingan
(conflict of interest) yang alami muncul antara manajer dan pemilik. Jika kedua
pihak berusaha memaksimalkan kepentingan pribadi, manajer tidak akan selalu
bertindak demi kepentingan pemilik.
Atas kedua masalah ini, Messier, Glover, dan Prawitt (2017) menjelaskan
bahwa manajer mungkin menyetujui beberapa jenis ketentuan pemantauan dalam
kontrak kerjanya, memberikan kepastian kepada pemilik bahwa dia tidak akan
menyalahgunakan sumber daya.
Teori agensi menjelaskan hubungan antara principle dan agent. Dalam hal
ini hubungan keagenan merupakan kontrak antara satu orang atau lebih
(principal) yang mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa
dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen
tersebut (Jensen and Meckling, 1976).
16
Berdasarkan teori ini, terjadi pemisahan antara pemilik (principal) dan
pengelola perusahaan (agent) sehingga menimbulkan agency problem.
Selanjutnya pemisahan pemilik dan pengelola juga menimbulkan asimetri
informasi yaitu suatu keadaan dimana agent memiliki akses informasi yang tidak
dimiliki oleh pihak principle. Asimetri informasi muncul ketika agent lebih
banyak mengenal (mengetahui) informasi internal dan prospek masa yang akan
datang, dibandingkan pengetahuan tentang informasi yang dikenal/diketahui oleh
principal dan stakeholder lainnya (Anugerah, 2014). Berdasarkan asumsi sifat
dasar manusia, setiap manusia memiliki kecenderungan untuk bertindak dengan
mengutamakan kepentingan pribadinya (Jensen and Meckling, 1976).
Perbedaan kepentingan menyebabkan agen menyalahgunakan
kewajibannya dalam penyampaian informasi kepada prinsipal dengan cara
memberikan atau menahan informasi yang diminta prinsipal bila menguntungkan
bagi agen (Jensen and Meckling, 1976). Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan
penerapan Good Corporate Governance beserta prinsip-prinsip dan
mekanismenya untuk dapat memastikan hak dan hubungan di antara seluruh
stakeholder ini terjamin (Anugerah, 2014).
B. Teori Stakeholder
Menurut Ghazali dan Chariri (2007), teori Stakeholder merupakan teori
yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi
untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada seluruh
stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,
17
masyarakat, analis, dan pihak lain). Kelompok stakeholder inilah yang menjadi
bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengungkap atau tidak
suatu informasi di dalam laporan perusahaan tersebut. Tujuan utama dari teori
stakeholder adalah untuk membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan
penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan
meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder.
Teori stakeholder adalah sekelompok orang atau individu yang
diidentifikasikan dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan ataupun dapat
dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan. Beberapa pihak yang termasuk stakeholder
perusahaan diantaranya adalah pemilik, shareholders, investor, manajer,
karyawan, pelanggan/nasabah, mitra bisnis, masyarakat, dan pemerintah (Freeman
& Reed 1983).
Teori ini menyatakan pada dasarnya perusahaan adalah usaha bisnis
bersama antara stakeholder dengan tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Oleh
karena itu manajer diharapkan dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang dianggap
penting oleh para stakeholder, serta mampu menyampaikan informasi aktivitas
perusahaan dengan baik sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka (Ulum,
2009).
Pelaksanaan corporate governance dan coporate social responibility
merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk menjaga hubungannya dengan
para stakeholder.
18
C. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Teori signaling atau pensinyalan merupakan suatu perilaku manajemen
perusahaan dalam memberi petunjuk untuk investor terkait pandangan manajemen
pada prospek perusahaan untuk masa mendatang. Sinyal ini berupa informasi
mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan
keinginan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal
yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar
perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik
untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan
(Brigham & Houston, 2006).
Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara
perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai
perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan
kreditur). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang
rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan
dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi
informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar (Arifin,
2009).
19
Melalui informasi yang dikirim oleh manajemen tersebutlah investor
memutuskan apakah akan membeli, melanjutkan, atau menjual investasi.
D. Shariah Enterprise Theory
Shariah Enterprise Theory (SET) merupakan teori yang melandasi
akuntansi syariah. SET dikembangkan dan dimodifikasi dari enterprise theory.
Menurut Harahap (1996) postulat, konsep, dan prinsip akuntansi syariah lebih
tepat menggunakan enterprise theory karena lebih mencakup aspek sosial dan
berorientasi pada kepentingan stakeholders daripada stockholders.
Triyuwono (2001) mengusulkan apa yang disebut dengan shariah
enterprise theory Aksioma terpenting yang harus mendasari dalam setiap
penetapan konsep SET. Menurut Triyuwono (2001) Allah sebagai Pencipta dan
Pemilik Tunggal dari seluruh sumberdaya yang ada di dunia ini. Allah sebagai
sumber amanah utama dan sumber daya yang dimiliki para stakeholders. Dalam
sumber daya tersebut melekat suatu tanggung jawab dalam penggunaan, cara dan
tujuan yang ditetapkan.
Konsep SET mendorong kepada pemahaman bahwa dalam harta
sebenarnya tersimpan hak orang lain. Pemahaman ini tentu membawa perubahan
penting dalam terminologi SET yang meletakkan premisnya untuk
mendistribusikan kekayaan berdasarkan kontribusi para partisipan, yaitu
partisipan yang memberikan kontribusi keuangan atau ketrampilan. Pemikiran ini
dilandasi premis yang mengatakan bahwa manusia adalah khalifatullah fil ardh
yang membawa misi menciptakan dan mendistribusikan kesejahteraan bagi
20
seluruh manusia dan alam. Premis tersebut mendorong SET untuk mewujudkan
nilai keadilan terhadap manusia dan lingkungan alam. Oleh karena itu, SET akan
membawa kemaslahatan bagi stockholders, stakeholders, masyarakat dan
lingkungan (Triyuwono, 2009).
Menurut penjelasan tersebut dapat digambarkan konsep
pertanggungjawaban yang dibawa oleh Sharia Enterprise Theory. Pada prinsipnya
Sharia Enterprise Theory memberikan bentuk pertanggung jawaban utamanya
kepada Allah (akuntanbilitas vertikal) yang kemudian dijabarkan lagi pada bentuk
pertanggungjawaban pada manusia dan alam (akuntanbilitas horizontal). Premis
terakhir adalah falah, kesuksesan yang hakiki dalam bisnis berupa tercapainya
kesejahteraan yang mencakup kebahagiaan (spiritual) dan kemakmuran (material)
pada tingkatan individu dan masyarakat (Triyuwono, 2009).
E. Good Corporate Governance (GCG)
Menurut Daniri (2004), dengan mengutip riset Berle dan Means pada
tahun 1934, isu GCG muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan. Pemisahan ini memberikan kewenangan kepada
pengelola (manajer/direksi) untuk mengurus jalannya perusahaan, seperti
mengelola dana dan mengambil keputusan perusahaan atas nama pemilik.
Pemisahan ini didasarkan pada principal-agency theory yang dalam hal ini
manajemen cenderung akan meningkatkan keuntungan pribadinya daripada tujuan
perusahaan. Selain memiliki kinerja keuangan yang baik, perusahaan juga
diharapkan memiliki tata kelola yang baik.
21
Istilah corporate governance telah banyak didefinisikan tetapi beberapa
definisi tersebut berbeda satu sama lain bergantung kecenderungan pihak yang
mendefinisikannya. Cadbury Comitte (1992) mendefinisikan corporate
governance sebagai sistem hak, proses, dan kontrol perusahaan secara
keseluruhan yang ditetapkan secara internal dan eksternal atas manajemen sebuah
entitas bisnis untuk melindungi kepentingan semua stakeholder (Lewis dan
Algaoud, 2007).
Menurut World Bank (sebagaimana dikutip dari Effendi, 2018) GCG
adalah kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang
dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara
efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan
bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
Sedangkan The Organization of Economic Corporation and Development
(OECD) mendefinisikan GCG sebagai serangkaian hubungan antara manajemen
perusahaan, pengurus, pemegang saham dan pihak lain yang mempunyai
kepentingan dengan perusahaan (stakeholders).
Menurut Forum Corporate Governance on Indonesia atau FCGI
(sebagaimana dikutip dalam Effendi, 2018), corporate governance adalah
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak –
hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.
22
Prinsip-prinsip corporate governance biasanya dikenal dengan singkatan
TARIF, yaitu Transparency (keterbukaan), Accountability (akuntabilitas),
Responsibility (pertanggungjawaban), Independency (independensi), dan Fairness
(kesetaraan) (Effendi, 2018).
Di Indonesia perkembangan GCG sedikit lebih lambat dibandingkan
negara lain. Pada tahun 1999, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance
(KNKCG) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko Ekuin Nomor:
KEP/31/M.EKUIN/08/1999 telah mengeluarkan Pedoman Good Corporate
Governance (GCG) yang pertama. Pedoman tersebut telah beberapa kali
disempurnakan, terakhir pada tahun 2001. Berdasarkan pemikiran bahwa suatu
sektor ekonomi tertentu cenderung memiliki karakteristik yang sama, maka pada
awal tahun 2004 dikeluarkan Pedoman GCG Perbankan Indonesia dan pada awal
tahun 2006 dikeluarkan Pedoman GCG Perasuransian Indonesia (KNKG, 2006).
Sejak Pedoman GCG dikeluarkan pada tahun 1999 dan selama proses
pembahasan pedoman GCG sektor perbankan dan sektor perasuransian, telah
terjadi perubahan-perubahan yang mendasar, baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Walaupun peringkat penerapan GCG di dalam negeri masih sangat rendah,
namun semangat menerapkan GCG di kalangan dunia usaha dirasakan ada
peningkatan. Perkembangan lain yang penting dalam kaitan dengan perlunya
penyempurnaan Pedoman GCG adalah adanya krisis ekonomi dan moneter pada
tahun 1997-1999 yang di Indonesia berkembang menjadi krisis multidimensi yang
berkepanjangan. Krisis tersebut antara lain terjadi karena banyak perusahaan yang
belum menerapkan GCG secara konsisten, khususnya belum diterapkannya etika
23
bisnis. Oleh karena itu, etika bisnis dan pedoman perilaku menjadi hal penting
yang dituangkan dalam bab tersendiri (KNKG, 2006).
Sehubungan dengan pelaksanaan GCG, Pemerintah juga makin menyadari
perlunya penerapan good governance di sektor publik, mengingat pelaksanaan
GCG oleh dunia usaha tidak mungkin dapat diwujudkan tanpa adanya good public
governance dan partisipasi masyarakat. Dengan latar belakang perkembangan
tersebut, maka pada bulan November 2004, Pemerintah dengan Keputusan Menko
Bidang Perekonomian Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004 telah menyetujui
pembentukan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang terdiri dari
Sub-Komite Publik dan Sub-Komite Korporasi. Dengan telah dibentuknya
KNKG, maka Keputusan Menko Ekuin Nomor: KEP.31/M.EKUIN/06/2000 yang
juga mencabut keputusan No. KEP.10/ M.EKUIN/08/1999 tentang pembentukan
KNKCG dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang untuk
selanjutnya disebut Pedoman GCG merupakan acuan bagi perusahaan untuk
melaksanakan GCG dalam rangka:
1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang
didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi
serta kewajaran dan kesetaraan.
2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ
perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai
moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
24
4. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
5. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap
memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.
6. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional,
sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi
dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
F. Islamic Corporate Governance
Beberapa peneliti seperti Lewis (2005), Hasan (2009), (Abu-Tapanjeh,
2009) dan (Bhatti & Bhatti, 2010) memberikan istilah corporate governance
dalam perspektif Islam dengan Islamic Corporate Governance (ICG). Penelitian
ini juga menggunakan istilah Islamic Corporate Governance (ICG) untuk
menggambarkan corporate governance dalam perspektif islam pada bank syariah.
Bhatti & Bhatti (2010) menjelaskan bahwa ICG mencoba untuk
mengarahkan agen-agen ekonomi, sistem hukum, dan corporate governance
kepada nilai-nilai moral dan sosial berdasarkan hukum syariah. Berbagai kegiatan
ekonomi, perusahaan, dan bisnis didasarkan pada paradigma etrhoreligious
dengan tujuan tunggal yaitu kesejahteraan individu dan masyarakat secara
keseluruhan. Pada dasarnya, ICG memiliki kesamaan tujuan dengan corporate
governance pada umumnya, namun ICG mengacu pada nilai agama Islam. ICG
mencoba untuk memadukan antara hukum Islam dengan model stakeholder dalam
corporate governance.
25
Menurut Lewis (2005) terdapat dua sifat dari ICG. Pertama, seluruh aspek
kehidupan, etika, dan sosial perusahaan harus mengacu pada hukum Islam.
Kedua, ICG juga harus mengacu pada etika bisnis dan prinsip-prinsip ekonomi
dan keuangan Islam diantaranya terkait dengan perintah zakat, pelarangan riba,
larangan spekulasi, dan perintah untuk mengembangkan sistem ekonomi
berdasarkan profit and loss sharing.
Konsep corporate governance dalam lembaga keuangan Islam, mengacu
pada prinsip dan etika Islam yang relevan seperti larangan riba, maysir dan gharar,
melaksanakan perilaku hidup yang beretika dengan menjunjung tinggi kesopanan,
keadilan, giat mencari ilmu pengetahuan, rajin, kompeten di bidangnya,
menjunjung tinggi kepentingan stakeholder, persaingan yang sehat, keterbukaan,
kerahasiaan, harga dan upah yang adil (Hasan, 2011).
Abu Tapanjeh (2009) mengemukakan bahwa Corporate Governance
dalam prinsip-prinsip syariah diwujudkan melalui kerangka syariah dalam
melaksanakan bisnis harus mengacu pada keadilan, dan kesetaraan demi
kemaslahatan serta berorientasi pada Allah SWT sebagai pemilik dan otoritas
tunggal di dunia. Good corporate governance dalam Islam lebih mengedepankan
kepada stakeholder dari pada shareholder.
Dalam perbankan syariah, penerapan ICG telah diatur oleh Indonesia
melalui dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah.
26
Bank Indonesia (2009) menjelaskan bahwa dalam mendorong praktik
perbankan Syariah yang kuat dan sehat secara finansial dan nsenantiasa mengacu
kepada prinsip-prinsip Syariah, maka bank Syariah diharapkan untuk
melaksanakan prinsip-prinsip GCG berupa Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung
Jawab, Kebebasan dan Kewajaran dan juga kepatuhan kepada ketentuan-
ketentuan Syariah. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia No.
11/33/PBI/2009 bahwa prinsip-prinsip dalam GCG bahwa harus menerapkan
prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), profesional
(professional), kewajaran (fairness), dan pertanggungjawaban (responsibility).
Selain itu prinsip dasar pelaksanaan ICG di perbankan syariah ini juga
dijelaskan dalam Pedoman Umum Good Governance Bisnis Syariah (GGBS)
yang dikeluarkan oleh KNKG tahun 2011. Adapun prinsip tersebut adalah
(KNKG, 2011):
1. Keterbukaan
Berdasarkan prinsip syariah yang ditegaskan dalam surat al-
Baqarah/2: 282 “...dan transparankanlah (persaksikanlah) jika kalian saling
bertransaksi...”, dan berdasarkan hadits yang menyatakan “... barang siapa
yang melakukan ghisy (menyembunyikan informasi yang diperlukan
dalam transaksi) bukan termasuk umat kami”, maka semua transaksi harus
dilakukan secara transparan. Tranparansi (transparency) mengandung
unsur pengungkapan (disclosure) dan penyediaan informasi yang memadai
dan mudah diakses oleh pemangku kepentingan. Transparansi diperlukan
agar pelaku bisnis syariah menjalankan bisnis secara objektif dan sehat.
27
Pelaku bisnis syariah harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan
tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundangan, tetapi
juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan yang sesuai dengan
ketentuan syariah. Oleh karena itu, maka:
a. Pelaku bisnis syariah harus menyediakan informasi tepat waktu,
memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses
oleh semua pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.
b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada,
visi, misi, sasaran usaha dan strategi organisasi, kondisi keuangan,
susunan pengurus, kepemilikan, sistem manajemen risiko, sistem
pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GGBS
serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat
mempengaruhi kondisi entitas bisnis syariah.
c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh pelaku bisnis syariah tidak
mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan
organisasi sesuai dengan peraturan perundangan, rahasia jabatan, dan
hak-hak pribadi.
d. Kebijakan organisasi harus tertulis dan secara proporsional
dikomunikasikan kepada semua pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan asas penting dalam bisnis syariah
sebagaimana tercermin dalam surat al-Isra/17: 84 yang artinya
“Katakanlah setiap entitas bekerja sesuai dengan posisinya dan Tuhan
28
kalian yang lebih mengetahui siapa yang paling benar jalanya diantara
kalian”. dan dalam ayat 36 yang artinya “...dan janganlah kamu berbuat
sesuatu tanpa pengetahuan atasnya, sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban”.
Akuntabilitas (accountability) mengandung unsur kejelasan fungsi dalam
organisasi dan cara mempertanggungjawabkannya. Pelaku bisnis syariah
harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar. Untuk itu bisnis syariah harus dikelola secara benar, terukur dan
sesuai dengan kepentingan pelaku bisnis syariah dengan tetap
memperhitungkan pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya.
Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang berkesinambungan. Oleh karena itu, maka:
a. Pelaku bisnis syariah harus menetapkan rincian tugas dan tanggung
jawab masing-masing organ dan semua karyawan secara jelas dan
selaras dengan visi, misi, nilai-nilai, dan strategi bisnis syariah.
b. Pelaku bisnis syariah harus meyakini bahwa semua elemen organisasi
dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas,
tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GGBS.
c. Pelaku bisnis syariah harus memastikan adanya sistem pengendalian
yang efektif dalam pengelolaan organisasi.
d. Pelaku bisnis syariah harus memiliki ukuran kinerja untuk semua
jajaran organisasi yang konsisten dengan sasaran bisnis yang digeluti,
29
serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment
system).
e. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap elemen
organisasi dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis
syariah dan pedoman prilaku (code of conduct) yang telah disepakati.
f. Pelaku bisnis syariah harus meyakini bahwa semua prosedur dan
mekanisme kerja dapat menjamin kehalalan, tayib, ikhsan dan tawazun
atas keseluruhan proses dan hasil produksi
3. Responsibilitas
Dalam hubungan dengan asas responsibilitas (responsibility),
pelaku bisnis syariah harus mematuhi peraturan perundangan dan
ketentuan bisnis syariah, serta melaksanakan tanggung-jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan. Tanggungjawab atas perbuatan manusia
dilakukan baik di dunia maupun di akhirat, yang semuanya direkam dalam
catatan yang akan dicermatinya nanti, sebagaimana firman Allah Swt
dalam surat al-Isra/17: 14 yang artinya: “Bacalah kitabmu (laporan
pertanggungjawabanmu). Cukuplah kamu pada waktu itu mengevaluasi
dirimu sendiri.” Dengan pertanggungjawaban ini maka entitas bisnis
syariah dapat terpelihara kesinambungannya dalam jangka panjang dan
mendapat pengakuan sebagai pelaku bisnis yang baik (good corporate
citizen). Oleh karena itu, maka:
a. Pelaku bisnis syariah harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan
memastikan kepatuhan terhadap ketentuan bisnis syariah dan
30
perundangan, anggaran dasar serta peraturan internal pelaku bisnis
syariah (by-laws).
b. Pelaku bisnis syariah harus melaksanakan isi perjanjian yang dibuat
termasuk tetapi tidak terbatas pada pemenuhan hak dan kewajiban
yang yang disepakati oleh para pihak.
c. Pelaku bisnis syariah harus melaksanakan tanggung jawab sosial
antara lain dengan peduli terhadap masyarakat dan kelestarian
lingkungan terutama di sekitar tempat berbisnis, dengan membuat
perencanaan dan pelaksanaan yang memadai. Pelaksanaan tanggung
jawab sosial tersebut dapat dilakukan dengan cara membayar zakat,
infak dan sadaqah.
4. Independensi
Dalam hubungan dengan asas independensi (independency), bisnis
syariah harus dikelola secara independen sehingga masing-masing pihak
tidak boleh saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak
manapun. Independensi terkait dengan konsistensi atau sikap istiqomah
yaitu tetap berpegang teguh pada kebenaran meskipun harus menghadapi
risiko, (Fushshilat/41: 30). Independen merupakan karakter manusia yang
bijak (ulul al-bab) yang dalam al-Qur‟an disebutkan sebanyak 16 kali,
yang diantara karakternya adalah “Mereka yang mampu menyerap
informasi (mendengar perkataan) dan mengambil keputusan (mengikuti)
yang terbaik (sesuai dengan nuraninya tanpa tekanan pihak manapun).”
Oleh karena itu, maka:.
31
a. Pelaku bisnis syariah harus bersikap independen dan harus
menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak
terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan
kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau
tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
obyektif.
b. Masing-masing organ Perusahaan harus melaksanakan fungsi dan
tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan dan ketentuan syariah,
tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara
satu dengan yang lain.
c. Seluruh jajaran bisnis syariah harus melaksanakan fungsi dan tugasnya
sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya.
5. Kewajaran dan Kesetaraan
Kewajaran dan kesetaraan (fairness) mengandung unsur kesamaan
perlakuan dan kesempatan. Allah Swt berfirman dalam surat al-Maidah/5:
8, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
menjadi orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap orang
(golongan) lain menyebabkan kamu tidak berlaku adil. berlaku adillah
kamu karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah karena Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” Fairness
atau kewajaran merupakan salah satu manifestasi adil dalam dunia bisnis.
Setiap keputusan bisnis, baik dalan skala individu maupun lembaga,
32
hendaklah dilakukan sesuai kewajaran dan kesetaraan sesuai dengan apa
yang biasa berlaku, dan tidak diputuskan berdasar suka atau tidak suka.
Pada dasarnya, semua keputusan bisnis akan mendapatkan hasil yang
seimbang dengan apa yang dilakukan oleh setiap entitas bisnis, baik di
dunia maupun di akhirat. Dalam usul fikih terdapat sebuah kaidah yang
diturunkan dari sabda Rasulullah Saw, al-kharaj bidh-dhaman yang
artinya bahwa usaha adalah sebanding dengan hasil yang akan diperoleh,
atau dapat pula dimengerti sebagai risiko yang berbanding lurus dengan
pulangan (return). Dalam melaksanakan kegiatannya, Pelaku bisnis
syariah harus senantiasa memperhatikan kepentingan semua pemangku
kepentingan, berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Oleh karena itu,
maka:
a. Pelaku bisnis syariah harus memberikan kesempatan pada pemangku
kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat
bagi kepentingan organisasi serta membuka akses terhadap informasi
sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-
masing.
b. Pelaku bisnis syariah harus memberikan perlakuan yang setara dan
wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan
kontribusi yang diberikan.
c. Pelaku bisnis syariah harus memberikan kesempatan yang sama dalam
penerimaan pegawai, berkarir, dan melaksanakan tugasnya secara
33
profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis
kelamin (gender) dan kondisi fisik.
d. Pelaku bisnis syariah harus bersikap tawazun yaitu adil dalam
pelayanan kepada para nasabah atau pelanggan dengan tidak
mengurangi hak mereka, serta memenuhi semua kesepakatan dengan
para pihak terkait dengan harga, kualitas, spesifikasi atau ketentuan
lain yang terkait dengan produk yang dihasilkannya.
Dengan adanya penerapan prinsip ini secara baik maka hal ini akan
menjadi nilai tambah bagi perbankan syariah dalam mengembangkan usahanya di
masa mendatang.
Penelitian Rama (2014) mengungkapkan bahwa praktek islamic
governance di negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura, Thailand, dan Filipina memiliki beberapa kesamaan dan
perbedaan dari aspek regulasi, struktur organisasi, proses dan fungsi dewan
pengawas syariah. Perbedaan praktek disebabkan oleh perbedaan hukum legal
yang mengatur di masing-masing yurisdiksi. Aspek struktur shariah governance,
terdapat dua model pengawasan syariah, yaitu sentralisasi dan non-sentralisasi.
Pendekatan sentralisasi mengacu pada negara yang memiliki otoritas pengawas
syariah tertinggi pada level nasional yang umumnya di bawah bank sentral dan
pengawasan pada level mikro yaitu di internal masing-masing lembaga keuangan
syariah. Sementara pendekatan non-sentralisasi mengacu kepada negara yang
hanya mensyaratkan adanya dewan pengawas syariah pada level perusahaan.
34
Perbedaan struktur shariah governance tersebut memiliki kelebihan
masing-masing. Model sentralisasi boleh jadi tidak cocok untuk negara seperti
Singapura, Thailand dan Filipina dikarenakan ukuran market share keuangan
syariah yang masing relatif kecil (Rama, 2014).
Aspek proses dari shariah governance ditemukan beberapa pendekatan,
yaitu ketat, moderat dan fleksibel. Pendekatan ketat ditemukan di Malaysia
misalnya dari segi komptensi bagi anggota shariah committee. Indonesia dan
Brunei termasuk negara yang menganut pendekatan moderat pada proses shariah
goveranance. Sebaliknya, Singapura, Filipina dan Thailand termasuk negara yang
menganut fleksibel. Bahkan Singapura memberikan keleluasaan bagi lembaga
keuangan syariah untuk mengatur sendiri perihal pengawasan aspek syariahnya
(Rama, 2014).
Pada aspek fungsi pengawas syariah, Rama (2014) mengungkapkan bahwa
masing-masing Negara mensyaratkan terbentuknya dewan pengawas syariah pada
internal perusahaan. Namun tidak semuanya memberikan penjelasan yang rinci
tentang tugas dan tanggungjawabnya. Sebagian negara, fungsi shariah board
meliputi penasehatan, pengawasan, dan penelitian. Namun sebagian lainnya,
hanya meliputi pengawasan dan penasehatan.
G. Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab social perusahaan atau corporate social responsibility
(CSR) menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD) adalah suatu komitmen berkelanjutan kalangan bisnis atau perusahaan
35
untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan. Komitmen lainnya adalah meningkatkan kualitas hidup
karyawan dan keluarganya, komunitas lokal serta masayarakat luas (Effendi,
2018).
Istilah Tripple Bottom Line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun
1997 melalui bukunya Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth
Century Business. Elkington memberikan pandangan bahwa perusahaan yang
ingin berkelanjutan haruslah memperhatikan 3P (profit, people, planet). Selain
mengejar profit, perusahaan juga mesti memperhatikan dan terlibat pada
pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people), serta turut berkontribusi aktif
dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Dalam gagasan tersebut,
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single
bottom line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya
saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya
(Wibisono, 2007).
Ragam tanggung jawab perusahaan terdiri dari tiga dimensi, yaitu: (1)
economic responsibility; (2) legal responsibility; dan (3) social responsibility
(Hadi, 2011). Economic responsibility, keberadaan perusahaan ditujukan untuk
meningkatkan nilai bagi shareholder, seperti: meningkatkan keuntungan (laba),
harga saham, pembayaran dividen, dan jenis lainnya. Di samping itu, perusahaan
juga perlu meningkatkan nilai bagi para kreditur, yaitu kepastian perusahaan dapat
mengembalikan pinjaman berikut interest yang dikenakan. Legal responsibility,
sebagai bagian anggota masyarakat, perusahaan memiliki tanggung jawab
36
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku. Termasuk, ketika perusahaan
sedang menjalankan aktivitas operasi, maka harus dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum dan perundangan. Social responsibility, merupakan tanggungjawab
perusahaan terhadap lingkungan dan para pemangku kepentingan. Social
responsibility menjadi satu tuntutan ketika operasional perusahaan mempengaruhi
pihak eksternal, terutama ketika terjadi externalities dis-economic.
David (sebagaimana dikutip dalam Hadi, 2011) menguraikan prinsip-
prinsip CSR menjadi tiga, yaitu:
1. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan
aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di
masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan bagaimana
penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan
memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Dengan demikian,
sustainability berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana society
memanfaatkan sumberdaya agar tetap memeperhatikan generasi masa
datang.
2. Accountability, adalah upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab
atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan, ketika
aktiivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan
eksternal. Konsep ini menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas
perusahaan terhadap pihak internal dan eksternal.
3. Transparency, merupakan prinsip yang penting bagi pihak eksternal.
Transparansi berperan mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman,
37
khususnya informasi dan pertanggung jawaban berbagai dampak dari
lingkungan.
Manfaat yang diperoleh perusahaan jika mengimplementasikan CSR
adalah sebagai berikut (Effendi, 2018):
1. Keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan. Selain itu,
perusahaan juga mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat
luas.
2. Perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap capital (modal).
3. Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human
resources) yang berkualitas.
4. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang
kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan
manajemen risiko (risk management).
CSR dapat dianggap sebagai investasi masa depan bagi perusahaan. Minat
para pemilik modal dalam menanamkan modal di perusahaan yang telah
menerapkan CSR lebih besar, dibandingkan dengan yang tidak menerapkan CSR.
Melalui CSR dapat dibangun komunikasi yang efektif dan hubungan yang
harmonis antara perusahaan dengan masyarakat sekitar (Effendi, 2018).
Saat ini tuntutan publik agar perusahaan melakukan dan mengungkapkan
CSR cukup tinggi, ini terjadi karena kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
CSR. Seperti dikemukakan oleh Fitria dan Hartanti (2010) bahwa tanggung jawab
sosial (CSR) merupakan wacana yang makin umum dalam dunia bisnis di
38
Indonesia, dimana fenomena ini dipicu oleh semakin mengglobalnya tren
mengenai praktek CSR dalam bisnis.
Anggraini (2006), menyatakan bahwa tuntutan terhadap perusahaan untuk
memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel, serta tata
kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) memaksa perusahaan
untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya.
Laporan tanggung jawab sosial merupakan laporan aktivitas
tanggungjawab sosial yang telah dilakukan perusahaan baik berkaitan dengan
perhatian masalah dampak sosial maupun lingkungan. Laporan tersebut menjadi
bagian tak terpisahkan dengan laporan tahunan (annual report) yang
dipertanggungjawabkan direksi di depan sidang Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Laporan ini berisi laporan program-program sosial dan lingkungan
perseroan yang telah dilaksanakan selama tahun buku terakhir (Hadi, 2011).
Pemerintah Indonesia turut mendukung praktik dan pengungkapan CSR
yaitu dengan mengeluarkan regulasi tentang tanggung jawab sosial (social
responsibility) sebagaimana dimuat dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas Pasal 66 dan Pasal 74. Pada pasal 66 ayat (2) bagian c
disebutkan bahwa selain menyampaikan laporan keuangan, perusahaan juga
diwajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Sedangkan dalam pasal 74 menjelaskan kewajiban untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan bagi perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan
dengan sumber daya alam. Selain itu, kewajiban pelaksanaan CSR juga diatur
dalam Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 tahun 2007 pasal 15 bagian b,
39
pasal 17, dan pasal 34 yang mengatur setiap penanaman modal diwajibkan untuk
ikut serta dalam tanggung jawab sosial perusahaan.
Standar pengungkapan CSR yang berkembang di Indonesia mengacu pada
standar yang dikembangkan oleh GRI (Global Reporting Initiatives). Ikatan
Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM) atau
sekarang dikenal Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) merujuk standar
yang dikembangkan oleh GRI dalam pemberian penghargaan Indonesia
Sustainability Report Award (ISRA) kepada perusahaan-perusahaan yang ikut
serta dalam membuat laporan keberlanjutan atau sustainability report. Standar
GRI dipilih karena memfokuskan pada standar pengungkapan berbagai kinerja
ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas, rigor, dan pemanfaatan sustainability reporting.
H. Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) dan Islamic Social
Reporting (ISR)
Praktek CSR umumnya dilakukan oleh perusahaan manufaktur maupun
pertambangan. Akan tetapi karena CSR telah menjadi trend global, maka
perbankan juga ikut melaksanakan program CSR. Program CSR tidak hanya
dilakukan oleh perbankan konvensional, tetapi dilakukan juga oleh perbankan
syariah.
Perkembangan yang pesat dari perbankan syariah di Indonesia membuat
pemerintah perlu mengeluarkan regulasi mengenai CSR khusus bagi perbankan
syariah. Regulasi tersebut adalah UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan
40
syariah. Pada pasal 4 ayat (1) dinyatakan bahwa bank syariah dan Unit Usaha
Syariah (UUS) wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat. Selanjutnya ayat (2) dijelaskan bahwa bank syariah dan UUS dapat
menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana
yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Kemudian pada ayat (3)
disebutkan bahwa bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang
berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pegelola wakaf (nazir)
sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
Menurut Setiawan (2009), bahwa selain penghimpunan dan penyaluran
zakat dan wakaf, bank syariah juga memiliki produk pembiayaan qard (dana
kebajikan). Produk ini juga dapat dikategorikan sebagai wujud tanggung jawab
sosial bank syariah yang tidak dapat diperoleh dari bank konvensional.
Dusuki dan Dar (2005) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial pada
perbankan syariah sangat relevan untuk dibicarakan mengingat beberapa faktor
yaitu perbankan syariah berlandaskan syariah yang beroperasi dengan landasan
moral, etika dan tanggung jawab sosial dan adanya prinsip atas ketaaatan pada
perintah Allah dan khalifah. Menurut AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions), CSR dalam perspektif Islam
adalah segala kegiatan yang dilakukan institusi finansial Islam untuk memenuhi
kepentingan religius, ekonomi, hukum, etika dan discretionary responsibilities
sebagai lembaga finansial intermediary baik itu bagi individu maupun bagi
institusi. Tanggung jawab religius yaitu kewajiban bagi institusi finansial Islam
41
untuk mematuhi hukum Islam pada semua kegiatan operasionalnya. Tanggung
jawab ekonomi yaitu kewajiban bank syariah untuk mematuhi kelayakan ekonomi
secara efisien dan menguntungkan. Tanggung jawab hukum yaitu kewajiban
institusi financial Islam untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku di
negara beroperasinya institusi tersebut. Tanggung jawab etika yaitu menghormati
masyarakat, norma agama dan kebiasaan yang tidak diatur dalam hukum.
Discretionary responsibilities mengacu pada ekspektasi yang diharapkan oleh
pemegang saham bahwa institusi finansial Islam akan melaksanakan peran
sosialnya dalam mengimplementasikan cita-cita Islam.
Beberapa penelitian terdahulu mencoba mengembangkan konsep ICSR
sebagai upaya untuk mereduksi kelemahan konsep CSR konvensional dan
melahirkan konsep CSR berbasis nilai-nilai Islami, seperti (Farook, 2007) (Dusuki
& Abdullah, 2007); (Dusuki, 2008); (Williams & Zinkin, 2010); dan (Yusuf &
Bahari, 2015).
Williams & Zinkin (2010) membandingkan antara prinsip Islam dengan
konsep CSR dari PBB dalam Global Compact yang mencakup hak asasi manusia,
hak-hak buruh, masalah lingkungan dan prinsip-prinsip anti-korupsi. Mereka
berpendapat bahwa konsep Islam memiliki cakupan yang lebih luas dari Global
Compact. Pertama, Islam memiliki cakupan yang lebih luas, misalnya dalam hal
pengembangan SDM dan dalam hal tranparansi transaksi. Kedua, Islam memiliki
ketentuan yang jelas terkait apa yang diperbolehkan (halal) dan apa yang dilarang
(haram). Ketiga, Islam memiliki mekanisme penegakan syariah yang tepat.
42
Farook (2007) menjelaskan terdapat tiga prinsip dasar ICSR yang
diturunkan dari konsep al Quran yaitu khilafah (vicegerency),
pertanggungjawaban ilahi (divine accountability), dan amar ma‟ruf nahi munkar
(Enjoining Good and Forbidding Evil ). Menurut prinsip khilafah, manusia
diciptakan sebagai pemimpin yang diamanahi oleh Allah SWT untuk
memakmurkan bumi (QS 2:30, 6:165). Prinsip pertanggungjawaban ilahi (divine
accountability) berasal dari prinsip khilafah dimana manusia akan diminta
pertanggungjawabannya di hari akhirat nanti atas amanah yang telah Allah SWT
berikan (QS 4:86; 99:7-8). Pertanggungjawaban ilahi mencakup seluruh aktivitas
manusia yang pada gilirannya akan mewakili suatu organisasi (Farook, 2007).
Sedang prinsip amar ma‘ruf nahi munkar (Enjoining Good and Forbidding Evil)
merupakan penyempurna dari dua prinsip sebelumnya, dimana Allah SWT
memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik serta menghindari perbuatan
buruk (QS 9:71).
Dusuki (2008) menambahkan dua prinsip utama ICSR, Shariah dan
paradigma takwa. Shariah merupakan hukum Islam yang harus dipatuhi oleh
individu maupun sebuah entitas syariah. Sedangkan paradigma takwa merupakan
kunci dari kepatuhan syariah.
Sedangkan Dusuki & Abdullah, (2007) menjelaskan konsep ICSR dengan
pendekatan maqashid syariah dan mashlahah. Pendekatan maqashid syariah yang
dikenalkan oleh Al-Ghazali (1322) untuk menyelaraskan antara tujuan
pelaksanaan ICSR dengan lima tujuan syariah; agama (dien), jiwa (nafs), akal
(aql), keturunan (nasl), dan harta (maal). Sedang mashlahah mengacu pada Al
43
syatibi yang dikenal dengan “the Mashlahah Pyramid”, menjadikan praktik CSR
dibagi kedalam tiga kategori berdasarkan kebutuhan ; dharuriyyah (primer),
hajiyyah (sekunder), dan tahsiniyyah (tersier). Kategori ini dapat dijadikan oleh
perusahaan dan manajemen mempertimbangkan fakta-fakta dan situasi
perusahaan dalam mengimplementasikan CSR, serta dapat menjadi kerangka
kerja yang baik bagi manajemen dalam menangani konflik yang mungkin timbul
dari pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Yusuf & Bahari (2015) menjelaskan bahwa ICSR dapat dikategorikan
kedalam tiga dimensi hubungan tanggungjawab entitas syariah, yaitu hubungan
tanggungjawab kepada Allah, kepada manusia, dan kepada lingkungan. Untuk
memenuhi tanggungjawab tersebut diperlukan empat prinsip keesaan Allah (unity
of Allah), khalifah, keadilan, dan persaudaraan untuk terciptanya mashlahah bagi
masyarakat dan lingkungan. Mashlahah merupakan tujuan utama dari ICSR.
Implementasi ICSR harus memenuhi unsur halal dan meninggalkan unsur-unsur
yang haram. Prinsip dasar praktik ICSR ini diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan semua pemangku kepentingan entitas syariah.
Menurut Meutia (2010), pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
atau Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) merupakan suatu cara
bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan kepada para stakeholders bahwa
perusahaan memberi perhatian pada pengaruh sosial dan lingkungan yang
ditimbulkan perusahaan. Pengungkapan ini bertujuan untuk memperlihatkan
aktivitas yang dilakukan perusahaan dan pengaruhnya bagi masyarakat. Lebih
lanjut Meutia (2010) menyatakan bahwa teori yang paling tepat untuk
44
mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan, dalam hal ini bank syariah,
adalah Syariah Enterprise Theory (SET). Hal ini karena dalam syariah enterprise
theory, Allah adalah sumber amanah utama. Sedangkan sumber daya yang
dimiliki oleh para stakeholders adalah amanah dari Allah yang di dalamnya
melekat sebuah tanggung jawab untuk menggunakan dengan cara dan tujuan yang
ditetapkan oleh Sang Maha Pemberi Amanah.
Pengungkapan CSR oleh bank syariah memiliki tiga tujuan umum yaitu:
Pertama, untuk menunjukkan kepatuhan terhadap prinsip Islam, terutama hal atau
transaksi yang berkaitan dengan pihak lain. Kedua, untuk menunjukkan
bagaimana operasi dari bisnis mempengaruhi masyarakat di sekitar. Ketiga, untuk
membantu umat Islam menjalankan perintah agamanya. Ketiga tujuan tersebut
menggambarkan bahwa pengungkapan CSR tidak hanya terbatas pada kegiatan
yang terkait dengan aktivitas sosial kemasyarakatan saja, misalnya pemberian
sumbangan atau bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, tetapi juga
terkait dengan aktivitas sehari-hari bank syariah dikaitkan dengan prinsip-prinsip
Islam (Maali 2006). Oleh karena itu, pengungkapan CSR bank syariah memegang
peranan penting dengan menyediakan informasi terkait dengan tanggung jawab
etis organisasi atau perusahaan kepada pemangku kepentingan dan membantu
mereka dalam pengambilan keputusan (Hassan & Harahap, 2010). Di samping itu,
pengungkapan CSR juga memiliki efek terhadap peningkatkan citra lembaga
keuangan Islam sehingga bank syariah dapat bersaing secara global, terutama
dengan bank konvensional.
45
Social reporting adalah perluasan dari sistem pelaporan keuangan yang
merefleksikan perkiraan yang baru dan yang lebih luas dari masyarakat
sehubungan dengan peran komunitas bisnis dalam perekonomian (Haniffa, 2002).
Menurut Maali (2006) ada beberapa hal yang penting dalam social reporting
dalam perspektif Islam yaitu pemahaman mengenai akuntabilitas, keadilan sosial
dan kepemilikan sosial. Akuntabilitas sangat dipengaruhi oleh antara hubungan
individu perusahaan dengan Allah. Hal ini berdasarkan tauhid, yang menegaskan
bahwa segala sesuatu harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT dan
segala sesuatu yang dilakukan harus sesuai dengan perintah-Nya. Keadilan sosial
yang dimaksud Maali (2006) adalah berlaku adil kepada siapa pun. Konsep
keadilan sosial meliputi keadilan kepada karyawan, pelanggan dan seluruh
anggota masyarakat dimana perusahaan beroperasi. Kemudian yang penting
dalam ISR adalah konsep kepemilikan. Islam mengakui adanya kepemilikan
individu, tetapi pada hakekatnya segala sesuatu adalah milik Allah SWT sehingga
pemilik bertanggung jawab menggunakan sumber daya yang dimilikinya sesuai
perintah Allah SWT dan bertujuan memberikan manfaat bagi ummat.
Terkait dengan adanya kebutuhan mengenai pengungkapan tanggung
jawab sosial pada perbankan syariah, peneliti-peneliti ekonomi syariah saat ini
banyak yang menggunakan Islamic Social Reporting Index (ISR) untuk mengukur
CSR institusi keuangan syariah. Indeks ISR diyakini dapat menjadi pijakan awal
dalam hal standar pengungkapan CSR yang sesuai dengan perspektif Islam.
ISR pertama kali digagas oleh Ross Haniffa pada tahun 2002 dalam
tulisannya yang berjudul “Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective”.
46
ISR lebih lanjut dikembangkan secara lebih ekstensif oleh Rohana Othman, Azlan
Md Thani, dan Erlane K Ghani pada tahun 2009 di Malaysia dan saat ini ISR
masih terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Haniffa (2002)
menyatakan bahwa terdapat keterbatasan pada kerangka pelaporan sosial yang
dilakukan oleh lembaga konvensional sehingga ia mengemukakan kerangka
konseptual Islamic Social Reporting.
Indeks ISR diyakini dapat menjadi pijakan awal dalam hal standar
pengungkapan CSR yang sesuai dengan perspektif Islam. Bank-bank Islam
idealnya harus beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh
hukum islam atau syariah. Faktor utama yang berkontribusi mempercepat
kebutuhan untuk bank islam adalah larangan riba. Dengan adanya larangan riba
maka peran sosial bank syariah untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial
islam ( ISR) akan dapat tercapai. Menurut prinsip-prinsip islam, transaksi bisnis
tidak pernah bisa dipisahkan dari tujuan moral masyarakat (Usmani, 2002 dalam
Muhammad 2009).
Menurut Fitria dan Hartanti (2010) Indeks ISR adalah indeks yang berisi
item-item standard CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions) yang kemudian dikembangkan
lebih lanjut oleh peneliti-peneliti mengenai item-item CSR yang seharusnya
diungkapkan oleh suatu entitas Islam.
Index ISR mencakup lima tema utama : pendanaan dan investasi (finance
and investment), produk (product), karyawan (employees), masyarakat (society),
dan lingkungan (environment). Meskipun kelima tema terebut tidak terlihat
47
perbedaan yang mencolok dengan praktek konvensional saat ini, namun isi yang
dilaporkan serta penekanannya akan berbeda karena ISR berdasarkan pada prinsip
etika Islam (Haniffa, 2002).
Tema yang pertama adalah finance and investment theme. Tema ini berisi
mengenai kegiatan keuangan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Indikatornya antara lain kegiatan yang mengandung riba (contoh: beban bunga
dan pendapatan bunga), kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar)
termasuk di dalamnya unsur judi, zakat (jumlah dan penerimanya), kebijakan atas
pembayaran tertunda dan penghapusan hutang tak tertagih, kegiatan investasi
(secara umum) serta proyek pembiayaan (secara umum).
Tema indeks ISR yang kedua adalah product and service theme. Tema ini
berisi tentang produk dan pelayanan perusahaan. Indikatornya adalah persetujuan
DPS untuk suatu produk baru, definisi setiap produk dan pelayanan atas keluhan
konsumen.
Tema indeks ISR yang ketiga adalah employee theme. Tema ini mengenai
perlakuan perusahaan terhadap karyawan yang dipekerjakan. Item nya antara lain
jam kerja, hari libur, tunjangan, renumerasi, pengembangan SDM, kesetaraan hak
pria dan wanita, keterlibatan karyawan, kesehatan dan keselamatan, lingkungan
kerja, karyawan dari kelompok khusus serta tempat beribadah yang memadai bagi
karyawan.
Tema keempat adalah Society (Community Involvement) Theme. Tema ini
berisi mengenai kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Beberapa item
48
dalam tema ini sudah sesuai dengan prinsip syariah antara lain yaitu pemberian
donasi (sadaqoh), wakaf dan pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan).
Environtment theme merupakan tema kelima dalam indeks ISR dalam
penelitian ini. Tema ini terdiri dari lima item yang berisi mengenai hubungan
perusahaan terhadap lingkungan di sekitarnya. Tema ini menjelaskan apakah
perusahaan mencemari lingkungan atau tidak, apakah perusahaan melakukan
konservasi lingkungan atau tidak, apakah perusahaan turut melakukan pendidikan
lingkungan hidup dan sistem manajemen lingkungan.
I. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya (IAI, 2007). Menurut Jumingan
(2006), kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada
suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,
likuiditas, dan profitabilitas. Sedangkan menurut Sutrisno (2009), kinerja
keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.
Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menganalisa laporan
keuangan pada periode tertentu. Informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan
dapat dijadikan prediktor kondisi perusahaan di masa yang akan datang dan hal-
hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen,
49
upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
komitmennya ketika jatuh tempo (Kusumo, 2008).
Pengukuran kinerja keuangan didefinisikan sebagai “performing
measurement“, yaitu kualifikasi dan efisiensi serta efektifitas perusahaan dalam
pengoperasian bisnis selama periode akuntansi (Hanafi, 2007).
Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Salah satu
teknik dalam menganalisis kinerja keuangan yaitu dengan analisis rasio keuangan,
yaitu merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara
pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun
secara simultan (Jumingan, 2006).
Menurut Munawir (2012) bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan
perusahaan adalah:
1. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
diselesaikan pada saat ditagih.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut
dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
50
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-
hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada
waktunya.
Sesuai Peraturan OJK No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Syariah dan dan Unit Usaha Syariah bahwa nilai
komposit tingkat kesehatan bank syariah berdasarkan penilaian terhadap faktor-
faktor: profil risiko (risk profile); Good Corporate Governance; rentabilitas
(earnings); dan permodalan (capital). Dari faktor tersebut, yang sering menjadi
pertimbangan masyarakat ataupun investor dalam memilih bank adalah faktor
earning (rentabilitas). Earning atau rentabilitas adalah kemampuan bank dalam
menghasilkan laba. Masyarakat seringkali menjadikan rentabilitas bank sebagai
salah satu faktor preferensi mereka dalam memilih bank, termasuk bank syariah.
Salah satunya dikarenakan bagi hasil yang diterima dari bank syariah, khususnya
bagi nasabah penabung, ditentukan oleh besar-kecilnya profit yang bisa dihasilkan
oleh bank syariah. Selain itu, investor ketika akan menanamkan modal di bank,
tentu salah satu faktor utama yang akan dilihat adalah rentabilitas bank tersebut
(Prasetiyo, 2012).
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus
utama dalam menjalankan bisnis karena laba selain menjadi indikator kemampuan
perusahaan dalam mengembalikan dana bagi pemilik dana juga merupakan
elemen untuk menciptakan nilai perusahaan dalam masa yang akan datang
(Arifin & Wardani, 2016).
51
Menurut Sartono (2010), yang termasuk rasio rentabilitas atau
profitabilitas antara lain: Gross Profit Margin (GPM), digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba melalui persentase laba kotor dari
penjualan perusahaan; Net Profit Margin (NPM), digunakan untuk mengetahui
laba bersih dari penjualan setelah dikurangi pajak; Profit Margin (PM), digunakan
untuk menghitung laba sebelum pajak dibagi total penjualan; Return On Assets
(ROA), menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan; Return On Equity (ROE), untuk mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
Indikator kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Return on Asset (ROA). ROA adalah rasio yang mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang didasarkan total asset tertentu pada
perusahaan (Hanafi & Halim, 2007).
Alasan memilih ROA, karena ROA merupakan rasio untuk mengukur
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan asset
yang dipergunakan, rasio ini anggap paling tepat di antara rasio profitabilitas
lainnya dalam hubungannya dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana
masyarakat dan sebagian besar asset bank merupakan dana pihak ketiga yang
disalurkan oleh bank untuk dikelola bank dan memberikan imbal hasil kepada
masyarakat pemilik dana.
Selain itu, ROA juga mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola assetnya secara efektif (Sutojo, 2004). ROA merupakan rasio yang
sering dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh investor. ROA memberikan
52
gambaran tentang seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan asset yang dipergunakan. Dengan kata lain ROA juga memberikan
informasi kepada investor tentang seberapa besar laba yang dihasilkan dari modal
yang telah ditanamkan. Pemilihan ROA sebagai proxy dari kinerja keuangan
karena ROA dianggap model yang paling sesuai dalam mencerminkan usaha
perusahaan serta seberapa besar laba yang dihasilkan perusahaan dengan
penggunaan sumber daya yang dimiliki.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam
penggunaan asset (SE BI, 2011).
J. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini dapat
dilihat dibawah ini :
Tabel 2.1: Penelitian-penelitian Sebelumnya
No Peneliti
(tahun), Judul
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Aggarwal
(2013)
Impact of
Corporate
Governance on
Corporate
Financial
Performance
Menguji pengaruh
corporate governance
terhadap kinerja
keuangan
Terdapat variabel
dependen dengan
proksi ROA
Sampel perusahaan
non financial di
India, penelitian
sekarang sampel
Bank Syariah di
ASEAN
Tahun penelitian
terdahulu 2010-
2012, penelitian
sekarang 2013-
2017
Tidak menguji CSR
Rating perusahaan
memiliki dampak positif
yang signifikan pada
kinerja keuangan
perusahaan.
dimensi karyawan-
terkait dan lingkungan
juga berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja keuangan
perusahaan.
2. Sabur Mollah,
Mahbub Zaman
(2015)
Shari’ah
supervision,
Menguji corporate
governance terhadap
kinerja keuangan
Terdapat variabel
Penelitian terdahulu
menggunakan
proksi Shari’ah
board size board
Shariah Board
mempengaruhi kinerja
bank syariah. Begitu juga
Direksi dan Komisaris juga
mempengaruhi kinerja
53
corporate
governance and
performance:
conventional
vs.
islamic banks
dependen dengan
proksi ROA
size (lnBoard),
board
independence, dan
company size,
sedangkan
penelitian sekarang
menggunakan
proksi
pengungkapan
GGBS
Tahun penelitian
2005-2011,
penelitian sekarang
2013-2017
Perbedaan sampel
yang digunakan
bank syariah.
3. Angrum Pratiwi
(2016)
Pengaruh
Kualitas
Penerapan
Good
Corporate
Governance
(GCG) terhadap
Kinerja
Keuangan pada
Bank Umum
Syariah
di Indonesia
(Periode 2010-
2015)
Menguji GCG
terhadap kinerja
keuangan
Terdapat variabel
dependen dengan
proksi ROA
Tahun penelitian
terdahulu 2010-
2015, sedangkan
penelitian sekarang
2013-2017
Pengukuran
variabel GCG
penelitian terdahulu
dengan skor
penerapan GCG,
sedangkan
penelitian sekarang
dengan
pengungkapan ICG
pada laporan
tahunan
Secara parsial pengaruh
kualitas GCG terhadap
kinerja keuangan,
disimpulkan sebagai
berikut: berpengaruh
positif signifikan terhadap
CAR, berpengaruh positif
signifikan terhadap NPF,
berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA,
berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROE,
tidak berpengaruh terhadap
NIM, tidak berpengaruh
terhadap FDR,
berpengaruh positif
signifikan terhadap BOPO.
4. Prasojo (2015)
Pengaruh
Penerapan
Good
Corporate
Governance
terhadap
Kinerja
Keuangan Bank
Syariah
Menguji pengaruh
penerapan GCG
terhadap kinerja
keuangan Bank
Syariah
Terdapat variabel
dependen kinerja
keuangan dengan
proksi ROA
Penelitian terdahulu
menggunakan
metode survey
untuk mengukur
penerapan GCG
Tahun penelitian
terdahulu hanya
2013
Tidak menguji CSR
terhadap kinerja
keuangan
Penerapan Good
corporate governance
berpengaruh signifikan
positif terhadap CAR.
Penerapan Good
corporate governance
berpengaruh signifikan
positif terhadap ROA.
Penerapan Good
corporate governance
berpengaruh signifikan
positif terhadap ROE.
Penerapan Good
corporate governance
berpengaruh signifikan
negatif terhadap BOPO.
Penerapan Good
corporate governance
berpengaruh signifikan
positif terhadap FDR.
5. Ghaffar (2014)
Relationship of Menguji hubungan
corporate governance
Tahun penelitian
hanya tahun 2014
ada hubungan yang
signifikan antara
54
Islamic Bank’s
Profitability
with Corporate
Governance
Practices
terhadap profitabilitas
bank
Terdapat variabel
dependen dengan
proksi ROA
Sampel penelitian
bank Islam di
Pakistan
Pengukuran
variabel GCG
dengan metode
survey
praktek etika dan
profitabilitas bank
syariah. Hasil penelitian
juga menunjukkan
hubungan positif yang
signifikan dengan
profitabilitas bank.
jawab sosial perusahaan
(CSR) dan profitabilitas
bank memiliki
hubungan yang
signifikan. Hasil
analisis variabel CSR
dengan ROA dan ROE
menunjukkan bahwa
jika bank melaksanakan
praktik CSR, maka
profitabilitas bank akan
lebih baik. Dari hasil
penelitian bahwa
terdapat hubungan yang
signifikan antara
praktik tata kelola
perusahaan dan
profitabilitas bank.
Oleh karena itu, bank-
bank harus, mengikuti
sistem tata kelola
perusahaan yang baik
(GCG) untuk
memperoleh
profitabilitas yang lebih
baik.
6. Desiana, L.,
dan Mawardi,
dan Selly
Gustiana.,
(2016)
Pengaruh Good
Corporate
Governnace
Terhadap
Profitabilitas
(ROE) Pada
Bank Umum
Syariah Di
Indonesia
Periode 2010-
2015.
Menguji GCG
terhadap profitabilitas
Tahun penelitian
terdahulu 2010-
2015, sedangkan
penelitian sekarang
2013-2017
Pengukuran variabel
GCG dengan nilai
komposit GCG,
sedangkan
penelitian sekarang
dengan
pengungkapan ICG
di laporan tahunan
Variabel dependen
dengan proksi ROE,
sedangkan
penelitian sekarang
dengan ROA
Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa
variabel Good corporate
governance terhadap
variable Profitabilitas
berpengaruh positif, dan
dari hasil analisis yang
telah dijelaskan secara
keseluruhan pada
pengaruh GCG secara
signifikan terhadap
Profitabilitas. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa
semakin baik penerapan
GCG maka akan makin
meningkat kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan laba yang
dalam hal ini diukur
dengan ROE.
7. Cahyani
Nuswandari Menguji GCG
terhadap kinerja
Penelitian terdahulu
menggunakan
Hasil pengujian untuk
model regresi dengan
55
(2009)
Pengaruh
Corporate
Governance
Perception
Index terhadap
Kinerja
Perusahaan
pada
Perusahaan
yang terdaftar
di Busa Efek
Jakarta
Jenis penelitian
Kuantitatif
pengukuran CGPI
untuk variabel
GCG, sedangkan
penelitian sekarang
dengan
pengungkapan ICG
Perbedaan sampel
dan tahun
penelitian.
Penelitian terdahulu
menggunakan
sampel perusahaan
publik yang
terdaftar di BEI
tahun 2001-2005
Penelitian terdahulu
menggunakan
variabel dependen
dengan proksi ROE
dan Tobin’s Q,
sedangkan
penelitian sekarang
menggunakan
proksi ROA
return on equity sebagai
variabel dependennya
menunjukkan variabel
CGPI secara positif
signifikan
mempengaruhi kinerja
operasi.
Hasil analisis regresi
model Tobin’s Q
menunjukkan variabel
CGPI secara statistik
tidak mempengaruhi
kinerja pasar (Tobin’s
Q). Tidak satu pun
variable kontrol yang
secara statistik
mempengaruhi kinerja
pasar. Dengan
demikian, hipotesis
yang menyatakan bahwa
corporate governance
mempengaruhi kinerja
pasar secara statistik
tidak didukung.
8. Nur
Hisamuddin,
M. Yayang
Tirta K (2015)
Pengaruh Good
Corporate
Gvernance
Terhadap
Kinerja
Keuangan Bank
Umum Syariah
Menguji GCG
terhadap kinerja
keuangan
Terdapat variabel
dependen dengan
proksi ROA
Penelitian terdahulu
menggunakan
Variabel
independent: GCG
dgn indicator:
Dewan Direksi,
Dewan Komisaris,
Komisaris
Independen, DPS,
kepemilikan
institusional,
komite Audit,
sedangkan
penelitian sekarang
dengan
pengungkapan ICG
Tahun data 2008-
2010, sedangkan
penelitian sekarang
2013-2017
Dalam penelitian ini,
GCG yang diukur
dengan 6 indikator dan
kinerja keuangan diukur
dengan 2 indikator, dari
hasil penelitian
menunjukkan bahwa
GCG yang semakin
efektif akan
meningkatkan kinerja
keuangan bank umum
syariah. Dengan kata
lain, praktik good
corporate governance
yang dapat
meningkatkan kinerja
perusahaan, mengurangi
resiko yang mungkin
dilakukan oleh dewan
dengan keputusan yang
menguntungkan sendiri
dan umumnya good
corporate governance
dapat meningkatkan
kepercayaan investor
untuk menanamkan
modalnya yang
berdampak terhadap
kinerjanya.
9. Indra Siswanti,
Ubud Salim, Menguji pengaruh
ICG terhadap kinerja
Penelitian terdahulu
menggunakan
(1) Tata Kelola Perusahaan
Islam memiliki dampak
56
Eko Ganis
Sukoharsono,
Siti Aisjah
(2017)
The Impact of
Islamic
Corporate
Governance,
Islamic
Intellectual
Capital and
Islamic
Financial
Performance on
Sustainable
Business
Islamic Banks
keuangan variabel kinerja
sebagai variabel
intervening
Tahun data 2010-
2015, sedangkan
penelitian sekarang
2013-2017
Menggunakan
analisis jalur,
sedangkan
penelitian sekarang
menggunakan
analisis regresi
signifikan pada kinerja
keuangan Islam, (2) modal
intelektual Islam memiliki
dampak signifikan
terhadap kinerja keuangan
Islam, (3) Tata Kelola
Perusahaan Islam tidak
memiliki dampak
signifikan pada bisnis yang
berkelanjutan, (4)
intelektual Islam modal
memiliki dampak
signifikan pada bisnis yang
berkelanjutan, (5) kinerja
keuangan Islam memiliki
dampak signifikan pada
bisnis yang berkelanjutan,
(6) kinerja keuangan Islam
penuh memediasi dampak
Tata Kelola Perusahaan
Islam pada bisnis yang
berkelanjutan, (7) parsial
kinerja keuangan Islam
memediasi dampak modal
intelektual Islam pada
bisnis yang berkelanjutan.
10. Elena
Platonova,
Mehmet
Asutay, Rob
Dixon, Sabri
Mohammad
(2016)
The Impact of
Corporate
Social
Responsibility
Disclosure
on Financial
Performance:
Evidence from
the GCC
Islamic
Banking Sector
Menguji CSR
terhadap kinerja
keuangan
Variabel dependen
kinerja keuangan
dengan proksi ROA
Tahun data 2000-
2014
Beda sampel
penelitian
Tidak menguji ICG
terhadap kinerja
keuangan
Hasil penelitian
menunjukkan terdapat
hubungan yang positif
signifikan antara CSR
disclosure dan kinerja
keuangan pada kasus
GCC bank syariah. Hal
ini memverifikasi teori
yang diprediksi bahwa
terdapat pengaruh yang
positif signifikan antara
kinerja corporate social
dan kinerja keuangan di
industri perbankan
syariah. Dapat
disimpulkan semakin
tinggi tingkat
pengungkapan CSR
maka semakin baik
kinerja keuangan di
perbankan syariah
wilayah GCC
11. Roshayani
Arshad, Suaini
Othman,
Rohana
Othman (2012)
Islamic
Menguji pengaruh
ICSR terhadap kinerja
Keuangan
Terdapat variabel
dependen dengan
proksi ROA
Perbedaan sampel
penelitian,
penelitian terdahulu
adalah bank Syariah
di Malaysia
Tahun penelitian
Hasil penelitian
menunjukkan hubungan
yang positif signifikan
antara ICSR disclosure
dengan reputasi dan ICSR
disclosure dengan kinerja
57
Corporate
Social
Responsibility,
Corporate
Reputation and
Performance
2008-2010
Tidak menguji ICG
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan.
12. Sulaiman R.
Weshah, Dr.
Ahmad A.
Dahiyat,
Mohammed R.
Abu Awwad,
Emad S. Hajjat
(2012)
The Impact of
Adopting
Corporate
Social
Responsibility
on Corporate
Financial
Performance:
Evidence from
Jordanian
Banks
Menguji CSR
terhadap kinerja
keuangan (ROA)
Perbedaan tahun
penelitian dan
sampel penelitian
Tidak menguji ICG
terhadap kinerja
keuangan
Terdapat pengaruh yang
signifikan antara level
CSR dengan kinerja
bank
Terdapat pengaruh yang
signifikan antara ukuran
perusahaan dengan
kinerja bank
Terdapat pengaruh yang
signifikan antara tingkat
risiko dengan kinerja
bank
Terdapat pengaruh yang
signifikan antara biaya
iklan dengan kinerja
bank
13. Ahmad
Husnan,
Sugeng
Pamudji (2013)
Pengaruh
Corporate
Social
Responsibility
(CSR
Disclosure)
terhadap
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Menguji CSRD
terhadap kinerja
keuangan
Terdapat variabel
dependen dengan
proksi ROA
Populasi dan
sampel perusahaan
adalah perusahaan
manufaktur
Tahun penelitian
2008-2011
pengungkapan CSR
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
ROA dengan arah
positif. Perusahaan
dengan pengungkapan
CSR yang luas
cenderung mendapatkan
ROA yang besar pada 1
tahun berikutnya.
2. Pengujian hipotesis 2
dipeorleh bahwa
pengungkapan CSR
tidak memiliki yang
signifikan terhadap
ROE. Perusahaan
dengan pengungkapan
CSR yang luas tidak
menunjukkan
kecenderung kenaikan
ROE pada 1 tahun
berikutnya.
3. Pengujian hipotesis 3
dipeorleh bahwa
pengungkapan CSR
memiliki pengaruh
signifikan terhadap ROS
dengan arah positif.
Perusahaan dengan
pengungkapan CSR
58
yang luas cenderung
mendapatkan ROS yang
besar pada 1 tahun
berikutnya.
4. Pengujian hipotesis 4
dipeorleh bahwa
pengungkapan CSR
tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap
Current Rasio.
14. Fitria Ayuning
Putri,
Darminto,
Dwiatmanto
(2014)
Pengaruh
Corporate
Social
Responsibility
terhadap
Profitibilitas
Perusahaan
(Studi pada
Indeks SRI-
KEHATI yang
listing di BEI
periode 2010-
2012)
Menguji CSRD
terhadap profitabilitas
ROA
Beda populasi dan
sampel penelitian
Beda tahun
penelitian 2010-
2012
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
CSR memiliki pengaruh
signifikan terhadap
ROA dan ROE, namun
CSR berpengaruh tidak
signifikan terhadap
EPS.
15. Faizal Adi
Nugroho,
Shiddiq Nur
Rahardjo
(2014)
Analisis
Pengaruh
Corporate
Social
Responsibility
dan
Karakteristik
Good
Corporate
Governance
terhadap
Kinerja
Perusahaan
Menguji CSR dan
GCG terhadap kinerja
perusahaan
Terdapat Variabel :
Independen: CSR
Populasi dan
sampel: perusahaan
manufaktur yang
terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia
tahun 2012. Dengan
77 perusahaan
sebagai sampel
Tahun data: 2012
Variabel :
Independen (GCG):
ukuran direksi,
ukuran komisaris,
ukuran komite audit
Dependen: ROE
Penelitian sekarang
pengukuran
pengungkapan ICG
dan variabel
dependen ROA
Berdasarkan hasil
pengujian statistik yang
telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa CSR,
ukuran dewan direksi, dan
ukuran komite audit
berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Sementara
ukuran dewan komisaris
tidak berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.
16. Luthfilia Desy
Fitriani, Dini
Wahyu Hapsari
(2015)
Pengaruh Good
Corporate
Jenis data:
Kuantitatif.
Sumber data: Laporan
Keuangan
Variabel :
Dependen: ROA
Populasi dan
sampel: perusahaan
perbankan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
tahun 2011-2013,
Berdasarkan hasil
regresi data panel
disimpulkan bahwa
Good Corporate
Governance (GCG) dan
Corporate Social
59
Governance
dan Corporate
Social
Responsibility
terhadap
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
(Studi pada
Perbankan
milik
Pemerintah dan
Swasta yang
terdaftar di BEI
tahun 2011-
2013)
sampel 14
perusahaan
Tahun data: 2011-
2013
Pengukuran
variabel GCG
dengan proksi:
ukuran direksi,
ukuran komisaris
independen, ukuran
komite audit
Responsibility (CSR)
berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan
yang diproyeksikan
dengan Return on Assets
(ROA).
Pengaruh secara parsial
masing-masing variabel
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial
dan lingkungan adalah
sebagai berikut:
GCG pada indikator
Komisaris Independen
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
ROA
GCG pada indikator
Dewan Direksi
berpengaruh signifikan
terhadap ROA dengan
arah koefisien positif,
yang berarti setiap
peningkatan komposisi
dewan direksi maka
akan meningkatkan
rasio ROA.
GCG pada indikator
Komite Audit tidak
berpengaruh signifikan
terhadap ROA dengan
arah koefisien positif,
yang berarti setiap
peningkatan komposisi
Komite Audit maka
akan meningkatkan
rasio ROA
CSR pada indikator
CSRI tidak berpengaruh
signifikan terhadap
ROA dengan arah
koefisien positif, yang
berarti setiap
peningkatan
pengungkapan CSR
maka akan
meningkatkan rasio
ROA.
17. Winwin Yadiat,
Gustani dan
Gia Amrania
(2017)
The Effect of
Sama-sama
menggunakan
Variabel :
Independen: ICG,
ICSR
Perbedaan Populasi
dan sampel: Bank
Syariah di negara
QISMUT (Qatar,
Indonesia, Saudi
Arabia, Malaysia,
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pengungkapan ICG dan
ICSR pengaruh positif dan
langsung terhadap kinerja
keuangan dan disiplin
60
Islamic
Corporate
Governance
(ICG) and
Islamic
Corporate
Social
Responsibility
(ICSR)
Disclosures on
Market
Discipline with
Financial
Performance
Used as
Intervening
Variables
(Empirical
Study on
Shariah based
Banks
Operating in
QISMUT
Countries)
UAE, Turki) dgn
sample 42 bank
Tahun data: 2013-
2015
Variabel yang
digunakan
Dependen: market
discipline
Intervening: ROA,
ROE
pasar.
Sedangkan kinerja
keuangan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Disiplin Pasar,
yang berarti kinerja
keuangan tidak dapat
menjadi variabel
intervening bagi
pengungkapan ICG dan
ICSR terhadap Disiplin
Pasar di industri perbankan
syariah.
18. Eny Maryanti,
Wildah
Nihayatul Fithri
(2017)
Corporate
Social
Responsibilty,
Good
Corporate
Governance,
Kinerja
Lingkungan
Terhadap
Kinerja
Keuangan Dan
Pengaruhnya
Pada Nilai
Perusahaan
menguji CSR
disclosure dan GCG
terhadap kinerja
keuangan
Perbedaan
Populasi:
Perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI dan
sampel penelitian
Tahun data 2013-
2015
Perbedaan Variabel
- independent (x):
CSR disclosure
index, GCG
(Kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajerial,
proporsi dewan
komisaris,
ukuran dewan
komisaris,
komite audit),
kinerja
lingkungan
- Dependent (y):
Kinerja
Keuangan, Nilai
Perusahaan
Hasil penelitian ini
adalah bahwa CSR
berpengaruh terhadap
kinerja keuangan
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, hal ini
menunjukkan bahwa
CSR dilakukan oleh
perusahaan dengan
tujuan mendapatkan
kepercayaan
masyarakat.
GCG yang dibentuk
dengan kepemilikan
institusi dan komite
audit tidak berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Sedangkan GCG yang
dibentuk dengan
kepemilikan manajerial,
dewan komisaris dan
komisaris independen
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kinerja keuangan.
Kinerja lingkungan
tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap kinerja
61
keuangan perusahaan.
Kepemilikan manajerial,
dewan komisaris dan
komisaris independen
secara tidak langsung
melalui kinerja
keuangan berpengaruh
secara signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Kepemilikan institusi
dan komite audit secara
tidak langsung melalui
kinerja keuangan tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
19. Sandhika Cipta
Bidhari, Ubud
Salim, Siti
Aisjah (2013)
Effect of
Corporate
Social
Responsibility
Information
Disclosure
on Financial
Performance
and Firm Value
in Banking
Industry
Listed at
Indonesia Stock
Exchange
Menguji CSR
terhadap Kinerja
Keuangan
Terdapat variabel
kinerja keuangan
dengan proksi ROA
Perbedaan
Populasi: Bank
listed Indonesia
Stock Exchange
- Sampel : 15
bank
Tahun data : 2008-
2011
Perbedaan
Variabel:
- Independen:
CSR
- Dependen:
financial
performance
(ROA, ROE,
ROS), firm
value (tobin’s
Q)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
CSR disclosure
berpengaruh terhadap
seluruh pengukuran
kinerja keuangan, yaitu:
Return on Assets
(ROA), Return on
Equity (ROE) and
Return on Sales (ROS).
CSR disclosure
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan yang
diukur dengan Tobin's
Q. Kinerja keuangan
yang diukur dengan
ROA dan ROE
mempengaruhi nilai
perusahaan yang
dikukur dengan Tobin’s
Q, sedangkan ROS tidak
berpengatuh terjadap
nilai perusahaan yang
diukur dengan Tobin’s
Q.
20. Noor Dwi
Yantiningsih,
Islahuddin,
Said Musnadi
(2016)
Pengaruh
Kualitas
Penerapan
Good
Corporate
Governance
(GCG) terhadap
Kinerja
Menguji penerapan
GCG terhadap kinerja
keuangan
Pengukuran variabel
kinerja sama-sama
dengan ROA
Perbedaan Tahun
data: 2010-2014
Perbedaan
pengukuran
Variabel :
- independent:
nilai komposit
GCG
- dependent:
kinerja
keuangan: CAR,
ROA, ROE,
BOPO
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kualitas penerapan GCG
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja keuangan yang
diproksikan dengan
(CAR dan BOPO) dan
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
kinerja keuangan yang
diproksikan dengan,
ROA dan ROE . Ini
62
Keuangan pada
Perbankan
Syariah
Indonesia
(periode 2010 –
2014)
menunjukkan bahwa
kualitas penerapan GCG
oleh BI pada bank
syariah sangat
berpengaruh dalam
kinerja keuangan
perbankan Syariah
Indonesia
menumbuhkan kinerja
perbankan syariah
khususnya dengan
harapan dapat menarik
investor untuk
meningkatkan
investasinya.
21. Dwi nur’aini
ihsan (2016)
Kualitas
Penerapan
Good
Corporate
Governance
pada Bank
Umum Syariah
di Indonesia
serta
Pengaruhnya
pada Kinerja
Keuangan
Menguji penerapan
GCG terhadap kinerja
keuangan
Pengukuran variabel
kinerja sama-sama
dengan ROA
Perbedaan Tahun
data : 2010-2013
Variabel :
- Independent:
GCG (nilai
komposit)
- Dependent:
ROA, ROE,
CAR, NPF,
BOPO, FDR
Dari hasil penelitian
didapatkan nilai R-
Square sebesar 33,83%.
Secara parsial
menunjukkan bahwa
variabel CAR DAN
BOPO berpengaruh
signifikan positif
terhadap GCG dengan
koefisien regresi
masing-masing sebesar
2,146 dan 2,654.
22. Sayekti Endah
Retno Meilani
(2015)
Hubungan
Penerapan
Good
Corporate
Business
Syariah
terhadap
Islamicity
Performance
Index Bank
Syariah di
Indonesia
Sama-sama
menggunakan
pengukuran Variabel
Independent (x):
index GGBS
Perbedaan Tahun
data : 2011-2014
Perbedaan Metode
analisis : pearson
correlation
Perbedaan dalam
pengukuran kinerja,
penelitian terdahulu
menggunakan
Dependent (y) :
Islamicity financial
performing index
(PSR, ZPR, EDR,
Islamic income)
Terdapat hubungan yang
signifikan antara penerapan
Good Governance
Business Syariah (GGBS)
dengan Islamicity
Financial performance
index. Kontribusi
penerapan Good
Governance Business
Syariah (GGBS) terhadap
peningkatan kinerja bank
syariah di Indonesia
sebesar 26.01%,
dan sisanya sebesar
73.99% dipengaruhi oleh
faktor lain diluar
penerapan Good
Governance Business
Syariah (GGBS).
23. I Wayan
Hendra
Karjaya, Eka
Ardhani
Sisdyani (2014)
Pengaruh
Tingkat
Sama-sama menguji
CSR dan GCG
terhadap kinerja
keuangan
Sama-sama
menggunakan
pengukuran ROA
Perbedaan objek
penelitian Populasi
dan sampel:
perusahaan
pertambangan di
BEI
Tahun penelitian
CSR berpengaruh
positif pada kinerja
keuangan perusahaan,
sedangkan tiga proksi
yang digunakan untuk
GCG tidak semuanya
menunjukkan pengaruh
63
Pengungkapan
CSR dan
Mekanisme
GCG pada
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Pertambangan
untuk Kinerja
Keuangan
2008-2012
Perbedaan
pengukuran GCG:
dewan komisaris
independen,
kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manjerial
positif. Dewan
komisaris independen
dan kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh pada
kinerja keuangan,
namun kepemilikan
manajerial
menunjukkan pengaruh
positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Pengungkapan CSR
perlu dilakukan, guna
mencegah biaya
eksternal perusahaan
yang berdampak pada
kinerja keuangan.
Selain itu, penerapan
mekanisme GCG akan
dapat membantu pula
untuk meningkatkan
kinerja keuangan
perusahaan.
24. Wahyuni
Agustina, Gede
Adi Yuniarta,
Ni Kadek
Sinarwati
(2015)
Pengaruh
Intelectual
Capital,
Corporate
Social
Responsibility
dan Good
Corporate
Governance
terhadap
Kinerja
Keuangan
(Studi Kasus
Pada
Perusahaan
BUMN yang
Terdaftar di
Bursa
Efek Indonesia
Pada Tahun
2011-2013)
Sama-sama menguji
CSR dan GCG
terhadap Kinerja
Keuangan yang
diukur dengan ROA
Perbedaan objek
penelitian Populasi
dan sampel:
perusahaan BUMN
Non Keuangan
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia pada
tahun 2011-2013
Perbedaan variabel
intellectual Capital,
pada penelitian
sekarang tidak ada
Intelectual Capital,
Corporate Social
Responsibility dan
Good Corporate
Governance
berpengaruh terhadap
kinerja keuangan
perusahaan secara
parsial.
Hasil uji hipotesis
secara simultan juga
menunjukan bahwa
Intelectual Capital,
Corporate Social
Responsibility dan
Good Corporate
Governance
berpengaruh terhadap
kinerja keuangan
perusahaan.
25. Ayu Widiastuti
Mulyaning
Wulan (2017)
Sama-sama
menggunakan
pengukuran index
GGBS
Perbedaan Tahun
data: 2011-2015
Perbedaan Variabel
Dependen:
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara
simultan GGBS
mempengaruhi Islamicity
64
Good
Governance
Bisnis Syariah
(GGBS)
terhadap
Islamicity
Financial
Perfomance
Index Bank
Umum Syariah
2011-2015
Islamicity
performance index
performance index. Secara
parsial komisaris memiliki
pengaruh sementara DPS,
direksi, dan informasi
lainnya tidak berpengaruh
pada Islamicity
performance index
26. Elly
Halimatusadiah
, Diamonalisa
Sofianty and
Husnah
Nurlaela
Ermaya (2015)
Effects Of The
Implementation
of Good
Corporate
Governance on
Profitability
Sama-sama menguji
GCG terhadap
profitabibilitas
Sama-sama
menggunakan proksi
ROA
Perbedaan objek
penelitian
companies which
participated in The
Indonesian Institute
for Corporate
Governance (IICG)
research tahun
2008-2010
Perbedaan
pengukuran GCG,
penelitian ini
dengan CGPI
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh antara
implementasi GCG
terhadap profitabilitas
perusahaan (ROA).
27. Asrori (2014)
Implementasi
Islamic
Corporate
Governance
Dan
Implikasinya
Terhadap
Kinerja Bank
Syariah
Objek penelitian
perbankan Syariah
Menguji ICG
terhadap kinerja
Salah satu proksi
kinerja adalah ROA
Perbedaan dalam
pengukuran ICG,
penelitian ini
menggunakan
pengukuran
Pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab
DPS / x1 dan
Kepatuhan syariah /
x2
Perbedaan
pengukuran Kinerja
Keuangan
Dependent (y) :
Kinerja Bank
Syariah.
- Pembiayaan
bagi hasil
(PB)
- Rasio
pendapatan
islami (PI)
- Rasio zakat
- ROA
- ROE
- PM
Implementasi Islamic
Corporate Governance
pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Dewan
Pengawas Syariah
(DPS) sebagai dewan
penasihat dan pengawas
syariah berpengaruh
positif terhadap kinerja
islami perusahaan
perbankan syariah yang
diukur berdasarkan
indikator syariah
conformitydengan
rasio-rasio keuangan
pembiayaan bagi hasil
dan zakat.
Implementasi Islamic
Corporate Governance
kepatuhan syariah
dalam penghimpunan
dan penyaluran dana
serta pelayanan jasa
perbankan berpengaruh
positif terhadap kinerja
perusahaan perbankan
syariah yang diukur
berdasarkan indikator
kinerja islami syariah
conformity dengan
65
rasio-rasio keuangan
pembiayaan bagi hasil,
pendapatan islami, dan
zakat.
Implementasi Islamic
Corporate Governance
pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab DPS
sebagai dewan
penasihat dan pengawas
syariah, dan kepatuhan
syariah dalam
penghimpunan dana
dan penyaluran dana
serta pelayanan jasa
perbankan tidak
berpengaruh positif
terhadap kinerja
konvensional
perusahaan perbankan
syariah yang diukur
berdasarkan indikator
profitability dengan
rasio-rasiokeuangan
return on asset (ROA),
return on equity (ROE),
dan profit margin (PM).
28. Kusuma, F., M
dan Supatmi
(2015)
Hubungan
Mekanisme
Corporate
Governance
Dan Kinerja
Keuangan Bank
Pembiayaan
Rakyat Syariah
Menguji GCG
terhadap Kinerja
Keuangan
Sama-sama
menggunakan
pengukuran ROA
Perbedaan
Populasi: seluruh
BPRS di
Indonesia yang
beroperasi selama
tahun 2011-2012
Perbedaan
pengukuran
variable
(independent):
mekanisme CG:
Dewan komisaris
independen, Dewan
Direksi,
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
institusional
variable
(dependent):
kinerja keuangan
BPRS yang diukur
dari lima rasio
keuangan yaitu
NPF, KPMM,
FDR, ROA dan
ROE
Metode analisis Chi
Mekanisme corporate
governance yang
diukur dengan dewan
komisaris independen,
dewan direksi,
kepemilikan manajerial
dan kepemilikan
institusional tidak
berhubungan dengan
kinerja keuangan
BPRS.
Mekanisme corporate
governance yang
diukur dengan dewan
komisaris independen
ditemukan tidak
berhubungan positif
dengan seluruh kinerja
keuangan BPRS yang
diukur dari NPF,
KPMM, FDR, ROA
dan ROE
untuk mekanisme
corporate governance
yang diukur dengan
jumlah dewan direksi,
ditemukan bahwa ada
hubungan positif
66
square didukung
dengan analisis
tabulasi silang
(crosstab)
antara jumlah dewan
direksi dengan
kemampuan BPRS
dalam mengatasi
kredit macet (NPF),
namun jumlah dewan
direksi tidak
berhubungan positif
dengan kinerja lainnya
(KPMM,FDR, ROA
dan ROE)
Mekanisme corporate
governance yang
diukur dengan
kepemilikan manajerial
menemukan adanya
hubungan positif
dengan ROA dan ROE.
Namun kepemilikan
manajerial ditemukan
tidak berhubungan
dengan kinerja
keuangan BPRS
lainnya, yaitu NPF
KPMM dan FDR
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kepemilikan
institusional tidak
berhubungan dengan
kemampuan BPRS
dalam penanganan
kredit macet,
permodalan maupun
likuiditasnya.
29. Vesy Novrianti,
Riadi Armas
(2012)
Pengaruh
Corporate
Sosial
Responsibility
dan Good
Corporate
Governance
terhadap
Kinerja
Perusahaan
(Studi pada
perusahaan
Manufaktur di
BEI tahun
2009-2011)
Menguji CSR dan
GCG terhadap
Kinerja
Populasi: semua
perusahaan
manufaktur yang
tercatat (Go Public)
di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
seperti yang
tercantum dalam
Indonesian Capital
Market Directory
(ICMD) periode
2009-2011
Variabel :
- independent:
CSRI, GCG:
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
Hasil pengujian secara
simultan menyimpulkan
seluruh variabel
independen Corporate
Sosial Governance dan
Good Corporate
Governance yang terdiri
dari Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional, Ukuran
Dewan Direksi,
Komisaris Independen,
dan Ukuran Komite
Audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap
variabel dependen ROE
sebagai proksi kinerja
perusahaan pada
67
ukuran dewan
direksi,
komisaris
independen,
ukuran komite
audit
- dependent:
kinerja
keuangan: ROE
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Dari hasil pengujian
regresi linear berganda
secara parsial dapat
disimpulkan bahwa:
Corporate Sosial
Responsibility (CSR)
tidak berpengaruh
terhadap ROE sebagai
proksi kinerja
perusahaan pada
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Good Corporate
Governance (GCG)
yang terdiri dari
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional, Ukuran
Dewan Direksi,
Komisaris Independen
dan Ukuran Komite
Audit tidak mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap ROE sebagai
proksi kinerja
perusahaan pada
perusahaan manufaktur
di Bursa Efek
Indonesia.
30. Johan Arifin,
Eke Ayu
Wardani (2016)
Islamic
corporate
social
responsibility
disclosure,
reputasi, dan
kinerja
keuangan: Studi
pada bank
syariah di
Indonesia
Objek penelitian
sama-sama Bank
Syariah
Menguji ICSR
terhadap ROA
Tahun data :
Januari 2011 hingga
Desember 2013
Perbedaan variabel
Dependent: ROA,
ROE, Reputation
Index
variabel Islamic
Corporate Social
Responsibility
berpengaruh positif
secara signifikan
terhadap reputasi
perusahaan perbankan
syariah di Indonesia.
variabel Islamic
Corporate Social
Responsibility tidak
berpengaruh terhadap
ROA.
variabel pengungkapan
Islamic Corporate
Social Responsibility
(ICSR) berpengaruh
positif secara signifikan
terhadap ROE.
31. Fadma El Menguji CSR Perbedaan populasi Tidak terdapat hubungan
68
Mosaid, Rachid
Boutti (2012)
Relationship
between
Corporate
Social
Responsibility
and Financial
Performance in
Islamic
Banking
terhadap kinerja
Keuangan
Sama-sama
menggunakan ROA
sebagai pengukuran
Kinerja Keuangan
Sampel : 1-
AbuDabai Islamic
Bank (ADIB), 2-
Affin Bank
(AIBM), 3- Al
Baraka Bank, 4- Al
Rajhi Bank, 5- Al
Salam Bank, 6-
Emirate Islamic
Bank (EIB), 7-
Kuwait Finance
House (KFH), 8-
Qatar International
Islamic Bank
(QIIB)
Tahun data : 2009-
2010
yang signifikan antara
indikator kinerja (ROA,
ROE) dengan CSRD index.
32. Ichwan Sidik,
Reskino (2016)
Zakat and
Islamic
Corporate
Social
Responsibility:
Do These
Effect the
Performance of
Sharia Banks?
Sama-sama objek
penelitian perbankan
syariah
Menguji ICSR
terhadap Kinerja
Tahun data: 2011-
2014
Variabel :
- Independen (x):
zakat, ICSR
- Dependen (y):
Reputation,
ROE
Zakat berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap reputasi.
ICSR berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap reputasi.
Zakat berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja.
ICSR berpengaruh
positif tapi tidak
signifikan terhadap
kinerja keuangan.
33. Ika Wahyu
Winardi (2013)
Pengaruh
Pengungkapan
CSR terhadap
Kinerja
Keuangan Bank
yang terdaftar
di Bursa Efek
Jakarta
Menguji
pengungkapan CSR
terhadap kinerja bank
Populasi dan
sampel: seluruh
bank di Indonesia
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia periode
tahun 2011 Sample
purposive sampling
30 bank
Tahun data: 2011
Variabel :
- Independen:
CSRD
- Dependen:
ROA, ROE,
NIM
tingkat signifikansi
pengungkapan informasi
CSR terhadap kinerja
keuangan hanya sebesar
7.2%. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa
investor tidak
mengapresiasi dan tidak
terlalu mempertimbangkan
informasi CSR yang
diungkapkan dalam
laporan tahunan
perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI
selama tahun 2011.
34. Feb Tri
Wijayanti,
Sutaryo,
Muhamad
Agung
Prabowo (2011)
Menguji CSR thd
kinerja
Perbedaan objek
penelitian seluruh
perusahaan yang
termasuk ke dalam
industri manufaktur
yang terdaftar di
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
corporate social
responsibility tidak
berpengaruh signifikan
terhadap return on ase
69
Pengaruh
Corporate
Social
Responsibility
terhadap
Kinerja
Perusahaan
Bursa Efek
Indonesia (BEI)
periode 2008
Variabel :
- Independen:
CSRD
- Dependen:
ROA, ROE,
EPS
(ROA),
Penelitian ini
menunjukkan CSR
berpengaruh signifikan
positif terhadap return
on equity,
Dengan kata lain bahwa
corporate social
responsibility hanya
berpengaruh signifikan
terhadap ROE, dan tidak
berpengaruh terhadap
return on aset maupun
earning per share.
35. Aldy
Darmawan,
Deannes
Isynuwardhana,
Dewa Putra
Khrisna
Mahardika,
(2018)
Pengaruh Good
Corporate
Governance
dan Corporate
Social
Responsibility
terhadap
Kinerja
Perusahaan
(Studi pada
Perusahaan
yang terdaftar
secara
berkelanjutan di
Corporate
Governance
Perception
Index (CGPI)
periode 2013-
2015)
Menguji GCG dan
CSR terhadap Kinerja
(ROA)
Variabel :
Independen: CGPI,
CSR
Dependen: ROA
Populasi dan
sampel: perusahaan
yang terdaftar di
Corporate
Governance
Perception Index
periode2013-2015.
Sample 9
perusahaan
Tahun data: 2013-
2015
Berdasarkan hasil
pengujian menggunakan
software Eviews versi 9,
secara simultan variabel
independen yang terdiri
dari Good Corporate
Governance dan
Corporate Social
Responsibilty memiliki
pengaruh yang tidak
signifikan terhadap
Kinerja Keuangan
Perusahaan dari segi
Return On Assets.
Pengujian secara parsial
menunjukkan hasil
bahwa Good Corporate
Governance memiliki
pengaruh signifikan
kearah positif,
sedangkan Corporate
Social Responsibilty
tidak memiliki pengaruh
secara parsial dengan
arah negative terhadap
Kinerja Keuangan
Perusahaan.
36. Melawati, Siti
Nurlaela,
Endang
Masitoh
Wahyuningsih
(2015)
Pengaruh Good
Corporate
Governance,
CSR, dan
Ukuran
Sama-sama menguji
GCG dan CSR thd
Kinerja
Populasi dan
sampel: perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Sample purposive
sampling 21
perusahaan sektor
industri dan kimia
Tahun data: 2012-
2014
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
ukuran dewan direksi,
ukuran komisaris dan
Corporate Social
Responsibility tidak
berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan, hanya
ukuran perusahaan yang
berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan
70
Perusahaan
terhadap
Kinerja
Perusahaan
Variabel :
- Independen:
CSRD, Direksi,
dewan
komsaris,
ukuran
perusahaan
- Dependen:
CFROA
37. Dian Prasinta
(2012)
Pengaruh Good
Corporate
Governance
terhadap
Kinerja
Keuangan
Metode analisis:
analisis regresi
Menguji GCG thd
Kinerja
Populasi : 47
perusahaan yang
ikut serta dan
memenuhi syarat
dalam ajang
Corporate
Governance
Perception Index
(CGPI) Awards
pada tahun 2006,
2007, 2008, 2009
dan 2010 serta
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(BEI).
Variabel :
- Independen:
skor CGPI
- Dependen:
ROA, ROE,
Tobin’s Q
-
Good Corporate
Governance yang
diproksikan skor CGPI
tidak berpengaruh terhadap
ROA, skor CGPI
berpengaruh
positif terhadap ROE, dan
skor CGPI tidak
berpengaruh terhadap
Tobin’s Q.
38. Khadijah Ath
Thahirah,
Ratnawati
Raflis, Helvi
Rahmi (2016)
Pengaruh
Pengungkapan
Islamic Social
Responsibility
terhadap
Kinerja
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Populasi sampel:
Perbankan Syariah
Variabel :
Independen: ISR
index
Dependen: ROA
Metode analisis:
Statistik
Deskriptifdan regresi
linier berganda
Tahun data: 2010-
2013
Tidak menguji
GCG thd ROA
Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa tidak
adanya pengaruh signifikan
antara variabel independen
terhadap variabel
dependent
39. Ade Wirman
Syafei (2013)
Analisis
Pengaruh
Penerapan
Good
Governance
Bisnis
Pengukuran index
Good Governance
Bisnis Syariah
Perusahaan
terdaftar di JII thn
2011, Sampel: 17
perusahaan
Tahun data: 2011
Metode analisis:
membandingkan
persentase
penerapan GGBS tidak
berpengaruh terhadap
pencapaian laba yang
dihasilkan oleh emiten
yang terdaftar di dalam JII
(2011).
71
Syariah
(GGBS)
terhadap
Kemampulabaa
n (Studi
Perusahaan
yang Terdaftar
di JII 2011)
penerapan GGBS
dgn Profitabilitas
emiten
K. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran
Variable independen variabel dependen Keterangan:
Secara parsial
Secara
simultan
ICG pada Bank Syariah ICSR pada Bank Syariah
Teori Dasar: Agency Theory, Stakeholder Theory, Signaling
Theory, Shariah Enterprise
Theory
ICG
ICSR
Kinerja
Keuangan
Metode Analisis: regresi berganda
Uji Asumsi Klasik, Uji Statistik: Uji
T (parsial), Uji F (Simultan)
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Simpulan dan Saran
72
L. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus
diuji kebenarannya. Hipotesis digunakan sebagai sebagai dasar pembuat
keputusan atau untuk memecahkan suatu persoalan untuk penelitian yang
lebih lanjut. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian ini sampai terbukti melalui
data yang terkumpul (Arikunto, 2002).
Pada dasarnya manajemen perusahaan adalah roda usaha yang
menggerakkan perusahaan dalam mencari profit. Tugas manajemen yang
paling utama adalah menciptakan kinerja yang efektif dan efisien,
sehingga terjadi peningkatan kapabilitas sekaligus kelancaran keadaan
finansial perusahaan. Keberhasilan tersebut dapat dicapai dengan adanya
penerapan prinsip-prinsip GCG secara mantap dan menyeluruh (Surya dan
Yustiavandana, 2008). Hal senada diungkapkan oleh Riandi dan Siregar
(2011) mengatakan bahwa pelaksanaan mekanisme GCG pada dasarnya
memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu
perusahaan, salah satu diantaranya adalah profitabilitas perusahaan.
Dengan demikian, pelaksanaan prinsip-prinsip GCG mampu
meningkatkan profitabilitas perusahaan karena keberhasilan kinerja yang
dicapai. Dewayanto (2010) menyatakan bahwa penerapan GCG di
perbankan diharapkan dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan,
dikarenakan penerapan corporate governance ini dapat meningkatkan
73
kinerja keuangan, mengurangi resiko akibat tindakan pengelolaan yang
cenderung menguntungkan diri sendiri.
Hasil penelitian empiris terdahulu menunjukkan bahwa GCG pada
bank syariah memiliki hubungan dengan kinerja keuangan. Berdasarkan
beberapa penelitian menunjukkan bahwa CG berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan bank syariah, seperti penelitian (Prasojo, 2015);
(Ghaffar, 2014); (Hisamuddin dan Yayang, 2015); (Siswanti, Salim,
Sukoharsono, & Aisjah, 2017). Namun beberapa penelitian lain
menunjukkan tidak ada hubungan antara GCG terhadap kinerja keuangan
atau profitabilitas, seperti (Halimatusadiah, Sofianty dan Ermaya, 2015);
dan penelitian (Prasinta, 2012) yang menunjukkan GCG tidak berpengaruh
terhadap ROA. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
H1: Islamic Corporate Governance (ICG) berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja keuangan bank syariah.
Berdasarkan beberapa penelitian disimpulkan bahwa hubungan
antara variabel CSR dan kinerja sebagai hubungan yang positif atau
searah, artinya apabila satu variabel mengalami kenaikan maka variabel
yang lain akan mengalami kenaikan juga. Hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
bank syariah, seperti penelitian (Arshad, Othman, & Othman, 2012);
(Weshah, Dahiyat, Awwad, & Hajjat, 2012); (Platonova, Asutay, Dixon,
& Mohammad, 2016). Namun beberapa penelitian lain menunjukkan tidak
74
ada pengaruh antara CSR terhadap kinerja keuangan bank syariah, seperti
penelitian (Mosaid & Boutti, 2012); (Thahirah, Nini, Raflis, dan Rahmi,
2016) dan penelitian Arifin dan Wardani (2016) yang menunjukkan hasil
ICSR tidak berpengaruh terhadap ROA namun berpengaruh positif
signifikan terhadap ROE.
Memuaskan kebutuhan dari berbagai kelompok stakeholder akan
berdampak pada peningkatan kinerja keuangan yang lebih baik dengan
alasan efektivitas dan efisiensi perusahaan lebih besar (Platonova, Asutay,
Dixon, & Mohammad, 2016). Salah satu cara memenuhi kebutuhan
stakeholder adalah dengan mengungkapkan CSR.
Arshad, Othman, & Othman, (2012) mengatakan bahwa kegagalan
dalam mengkomunikasikan CSR akan berpotensi dalam penarikan
dukungan dari stakeholder dan berdampak merugikan terhadap kinerja
perusahaan. Hal tersebut membuktiksn bahwa CSR merupakan alat yang
penting dalam mempengaruhi opini stakeholder mengenai pemenuhan
kewajiban perusahaan.
Dengan demikian jika para stakeholder puas maka akan terus
mendukung keberlanjutan suatu usaha. Dan pada akhirnya dukungan
stakeholder yang besar maka kinerja suatu perusahaan akan tetap bertahan
bahkan berdampak pada peningkatan kinerja.
Berdasarkan signalling theory, melaporkan informasi perusahaan
dapat dijadikan pertimbangan untuk menjadi sinyal dalam pasar modal,
yang bisa mengurangi asimetri informasi yang sering muncul diantara
75
manajer dan individu-individu lain dalam upaya mengoptimalkan kinerja
keuangan dan meningkatkan nilai perusahaan (Perez, 2015).
Laporan tahunan bank syariah digunakan sebagai sarana untuk
memenuhi akuntabilitas perusahaan kepada Allah SWT dan masyarakat
serta sarana penyampaian aktivitas perusahaan yang bermanfaat bagi para
deposan muslim. Hal tersebut berguna untuk membuat keputusan ekonomi
dan religius (Haniffa, 2002). Bagi deposan muslim yang sangat
memperhatikan tingkat kepatuhan syariah suatu perusahaan, informasi ISR
dapat menjadi hal yang sangat penting bagi pertimbangan pengambilan
keputusan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat pengungkapan
ISR dapat mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
H2: Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) berpengaruh
secara parsial terhadap kinerja keuangan bank syariah.
Penelitian mengenai pengaruh ICG dan ICSR secara simultan
terhadap kinerja keuangan di bank syariah belum banyak dilakukan.
Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Fitriani dan Hapsari
(2015) menunjukkan bahwa Good Corporate Governance (GCG) dan
Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan yang diproksikan dengan Return on Assets
(ROA) pada Perbankan Milik Pemerintah dan Swasta yang Terdaftar di
BEI. Penelitian Yadiat, Gustani, dan Amrania (2017) menunjukkan bahwa
76
pengungkapan ICG dan ICSR berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah.
Hasil yang berbeda diperoleh dari hasil penelitian Novrianti dan
Armas (2012) menyimpulkan secara simultan seluruh variabel independen
CSR dan GCG yang terdiri dari Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Ukuran Dewan Direksi, Komisaris Independen, dan Ukuran
Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
ROE sebagai proksi kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang sama diperoleh dari
penelitian Darmawan, Isynuwardhana, dan Mahardika (2018) yang
menyimpulkan bahwa GCG dan CSR tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA yang merupakan proksi dari kinerja keuangan yang dimiliki
oleh perusahaan yang terdaftar secara berkelanjutan di Corporate
Governance Perception Index (CGPI).
Berdasarkan teori serta uraian sebelumnya, penerapan GCG dan
CSR diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan. Berdasarkan hal
tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3: Islamic Corporate Governance (ICG) dan Islamic Corporate
Corporate Social Responsibility (ICSR) berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja keuangan bank syariah.
77
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari Islamic
Corporate Governance (ICG) dan Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR)
terhadap Kinerja pada Bank Syariah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Bank Syariah di ASEAN pada tahun 2013 sampai dengan 2017.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Syariah yang beroperasi di
ASEAN pada tahun 2013 sampai dengan 2017. Metode pemilihan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemilihan sampel bertujuan
(purposive sampling), yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan dan
kriteria tertentu (Sugiyono, 2013). Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Sampel merupakan bank syariah yang beroperasi di Negara ASEAN sampai
dengan tahun 2017.
2. Bank syariah yang secara konsisten menyajikan laporan tahunan publikasi di
website resmi masing-masing bank, atau website resmi lainnya periode tahun
2013 sampai dengan tahun 2017.
3. Laporan Tahunan bank syariah tersedia dalam bahasa Inggris dan atau bahasa
Indonesia atau Melayu.
78
Berikut ini daftar bank syariah di Negara ASEAN:
Tabel 3.1: Daftar Bank Syariah di ASEAN
No. Nama Bank Syariah
Indonesia
1. PT Bank Muamalat Indonesia
2. PT Bank Syariah Mandiri
3. PT Bank Mega Syariah
4. PT Bank BRI Syariah
5. PT Bank Syariah Bukopin
6. PT Bank Panin Dubai Syariah
7. PT Bank Victoria Syariah
8. PT BCA Syariah
9. PT Bank BNI Syariah
10. PT Maybank Syariah Indonesia
11. PT Bank Aceh Syariah
12. PT BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
13. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Syariah
14. PT Bank Jabar Banten Syariah
Malaysia
1. Affin Islamic Bank Berhad
2. Al Rajhi Banking & Investment
Corporation (Malaysia) Berhad
3. Alliance Islamic Bank Berhad
4. AmBank Islamic Berhad
5. Bank Islam Malaysia Berhad
6. Bank Muamalat Malaysia Berhad
7. CIMB Islamic Bank Berhad
8. HSBC Amanah Malaysia Berhad
9. Hong Leong Islamic Bank Berhad
10. Kuwait Finance House (Malaysia)
Berhad
11. MBSB Bank Berhad
12. Maybank Islamic Berhad
13. OCBC Al-Amin Bank Berhad
14. Public Islamic Bank Berhad
15. RHB Islamic Bank Berhad
16. Standard Chartered Saadiq Berhad
Brunei Darusalam
1. Bank Islam Brunei Darussalam Berhad
79
(BIBD)
2. Tabung Amanah Islam Brunei (TAIB)
Thailand
1. Islamic Bank of Thailand
Filiphina
1. Al-Amanah Islamic Investment Bank
Singapura
1. Maybank Islamic Bank
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data berupa laporan
tahunan publikasi bank syariah periode 2013 sampai dengan 2017. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kepustakaan yaitu pengumpulan data dan informasi dengan mengolah literatur,
buku, artikel, jurnal, hasil penelitian terdahulu maupun media tertulis lainnya
yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini. Sebagian
besar literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jurnal-jurnal
penelitian, makalah penelitian terdahulu, buku dan internet research yang
berhubungan dengan tema penelitian.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi umum
dari variabel penelitian, yaitu gambaran suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtoris dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013).
2. Uji Asumsi Klasik
80
Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model
pada penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari uji asumsi
klasik. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada/tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi berganda yang
digunakan. Pengujian ini terdiri atas uji normalitas, multikolonieritas,
autokorelasi dan heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2013). Seperti diketahui bahwa uji t
dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik.
Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data
adalah (Ghozali, 2013) :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arahgaris diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, dan pada tabel Kolmogorov-smirnov
signifikansinya lebih dari 5% (>0,05) maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
81
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
pola distribusi normal, dan pada tabel Kolmogorov-smirnov
signifikansinya kurang dari 5% (< 0,05) maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikoleniaritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidaka terjadi
korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013). Salah satu
untuk mengetahui ada/tidaknya multikolonieritas ini adalah dengan
menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance.
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas variable independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF
=1/Tolerance). Kriteria pengambilan keputusan dengan nilai
tolerance dan VIF adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10, berarti tidak
terjadi multikolonieritas.
2) Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10, berarti terjadi
multikolonieritas.
82
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali,
2013). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul
karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Penelitian ini akan mendeteksi
autokorelasi dengan Uji Durbin Watson. Hipotesis yang akan diuji
adalah:
H0 : Tidak ada autokorelasi
Ha: Ada autokorelasi
Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi dengan Uji
Durbin Watson:
1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du)
dan (4-du), maka koefisien autokorelasi = 0, sehingga tidak ada
autokorelasi, positif atau negatif.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower
bound (dl), maka koefisien autokorelasi > 0, sehingga ada
autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien
autokorelasi < 0, sehingga ada autokorelasi negatif.
83
4) Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah
(dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya
tidak dapat disimpulkan.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka di sebut
homoskedastisitas dan jika berbeda di sebut heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot dan
uji statistik.
Grafik Plot merupakan cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID.
Dasar analisisnya adalah: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang ada membentuk pola teratur, maka telah teridentifikasi terjadi
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis
84
Penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS untuk memprediksi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda
(multiple regression) untuk menguji pengaruh antara variabel
dependen dengan variabel independen. Tujuan analisis regresi
berganda ialah menggunakan nilai-nilai variabel independen yang
diketahui, untuk meramalkan nilai variabel dependen.
Persamaan regresi berganda dirumuskan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y = Kinerja Keuangan
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Islamic Corporate Governance
X2 = Islamic Corporate Social Responsibility
b. Uji Koefisien Determinasi ( Uji R2
)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa
besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependennya. Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0
< R2
< 1), dimana semakin tinggi nilai R2
suatu regresi atau
nilainya semakin mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin
baik. Hal ini berarti variabel-variabel independen memberikan
85
hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk melakukan pengujian terhadap
pengaruh variabel independen bersama-sama secara simultan
terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif yang ingin diuji
adalah sebagai berikut:
Ha : Islamic Corporate Governance dan Islamic Corporate Social
Responsibility berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja
Keuangan pada bank syariah.
Kriteria pengujian atau dasar pengambilan keputusan dalam
penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5% adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2013):
1) Apabila nilai signifikansi < 0.05, maka Ho akan ditolak atau Ha
diterima, artinya semua variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variable dependen.
2) Apabila nilai signifikansi > 0.05, maka Ho akan diterima atau
Ha ditolak, artinya semua variabel independen secara simultan
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka
86
kriteria pengujian atau dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2013):
1) Apabila nilai signifikansi t < 0.05, berarti variabel independen
secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Apabila nilai signifikansi t > 0.05, berarti variabel independen
secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
a. Variabel independen
Variabel indepenen dalam penelitian ini adalah pengungkapan
Islamic Corporate Governance (ICG) dan Islamic Social Corporate
Responsibility (ICSR).
1) Islamic Corporate Governance (ICG)
Islamic Corporate Governance merupakan tata kelola
perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Tata kelola
perusahaan secara Islam ini di Indonesia di atur dalam Peraturan
Bank Indonesia No 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan GCG bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Variabel ICG dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skor indeks penerapan Good Governance Bisnis
Syariah (GGBS) yang peneliti adaptasi dari penelitian-penelitian
sebelumnya (Jumansyah dan Syafei, 2013; Meilani, 2015).
Pengukuran penerapan GGBS meliputi ketersediaan organ sesuai
87
dengan prinsip-prinsip GGBS dan bagaimana kinerja atas organ-
organ tersebut. Berdasarkan pedoman Penerapan GGBS oleh
KNKG (2011), indeks penerapan GGBS oleh bank Syariah di
Indonesia terdiri dari 42 indikator.
Untuk pengukuran indeks penerapan GGBS tersebut,
peneliti memberikan skor 1 (satu) jika indikator yang dimaksud
diungkap di dalam laporan tahunan bank Syariah. Sementara jika
indikator yang dmaksud tidak diungkap oleh bank Syariah di
dalam laporan tahunannya, peneliti memberikan skor 0 (nol).
Dengan demikian, jika bank Syariah mengungkapkan seluruh
indikator yang dimaksud di dalam laporan tahunan mereka, maka
peneliti akan memberikan skor penuh yaitu 42.
Rumus yang digunakan untuk menentukan seberapa besar
tingkat pengungkapan indeks ICG adalah sebagai berikut:
2) Islamic Social Corporate Responsibility (ICSR)
Islamic corporate social responsibility adalah konsep
tanggung jawab sosial yang tidak hanya mencakup tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat saja tetapi juga mencakup
tanggung jawab perusahaan terhadap Allah SWT (Haniffa, 2002).
Dalam penelitian ini variabel ICSR menggunakan indeks
Islamic Social Reporting (ISR) yang dikembangkan oleh Haniffa
Jumlah item yang diungkapkan
ICG =
Jumlah skor maksimal
88
(2002) yang mengacu pada standar AAOIFI. ISR terdiri dari 5
tema utama yaitu pendanaan dan investasi (finance and
investment), produk (product), karyawan (employees), masyarakat
(society), dan lingkungan (environment), dan terdiri dari 39 item
indikator. Selanjutnya dilakukan skoring yaitu dengan memberikan
skor pada setiap indeks yang diungkapkan pada laporan tahunan
(annual report) bank syariah. Jika terdapat item yang diungkapkan
maka akan mendapat skor “1”, dan jika tidak maka akan mendapat
skor “0”.
Rumus yang digunakan untuk menentukan seberapa besar
tingkat pengungkapan indeks ICSR adalah sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan content analysis untuk
mengidentifikasi pengungkapan indeks ICG dan ICSR pada bank syariah
dengan cara membaca dan menganalisis laporan tahunan perusahaan.
Analisis tidak menghitung berapa banyak jumlah kemunculan dari pokok
yang diungkapkan dalam setiap laporan tahunan perusahaan, sepanjang
terdapat minimal satu pokok yang diungkapkan dalam bentuk apapun,
pokok pengungkapan tersebut dinyatakan tersedia.
b. Variabel dependen
Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah
kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio profitabilitas berupa
Jumlah item yang diungkapkan
ICSR =
Jumlah skor maksimal
89
Return On Aset (ROA). ROA adalah pendapatan bersih dari setiap unit
asset yang dimiliki. Rasio ini menggambarkan seberapa besar kemampuan
asset dalam menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini maka semakin
baik pula asset perusahaan dalam menghasilkan laba. Rumus yang
digunakan untuk menghitung ROA adalah:
Berikut ini tabel ikhtisar Operasionalisasi variabel penelitian.
Tabel 3.2: Operasionalisasi Varibel Penelitian
Variabel Definisi Landasan
Teori
Pengukuran Skala
ICG (X1) tata kelola
perusahaan
berdasarkan
prinsip-prinsip
Islam
Stakeholder
theory
Jumlah item yang diungkapkan
ICG =
Jumlah skor maksimal
Rasio
ICSR (X2) tanggung jawab
sosial yang tidak
hanya mencakup
tanggung jawab
perusahaan
terhadap
masyarakat saja
tetapi juga
mencakup tanggung
jawab perusahaan
terhadap Allah
SWT
Shariah
Enterprise
Theory
Jumlah item yang diungkapkan
ICSR =
Jumlah skor maksimal
Rasio
Kinerja
Keuangan
gambaran kondisi
keuangan bank
pada suatu periode
tertentu baik
mencakup aspek
penghimpunan dana
maupun penyaluran
dananya
Signaling
Theory
Net Income
ROA =
Total Aset
Rasio
Net Income
ROA =
Total Asset
90
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sampel Penelitian
Berdasarkan kriteria penentuan sampel yang telah disampaikan pada bab
sebelumnya, didapatkan pemilihan sampel sebagai berikut:
Tabel 4.1: Pengambilan Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
1. Bank syariah yang beroperasi di Negara-negara
ASEAN sampai dengan tahun 2017
35
2. Bank syariah tidak memiliki atau tidak
mempublikasikan Laporan Tahunan di website bank
atau Laporan Tahunan tidak lengkap selama tahun
2013-2017
(17)
3. Laporan Tahunan Bank Syariah tidak tersedia dalam
Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris / Melayu
(1)
Sampel 17
Dari keseluruhan bank syariah di ASEAN dalam table 3.1 diperoleh
sampel: 10 bank syariah di Indonesia yang Laporan Tahunan tersedia di masing-
masing website selama tahun penelitian 2013-2017. Sedangkan dari Malaysia,
dari 16 Bank Syariah terdaftar di website BNM (Bank Negara Malaysia), terdapat
6 Bank yang menyajikan Laporan Tahunan selama tahun penelitian 2013-2017.
Bank Syariah di Filiphina, yaitu Amanah Islamic Bank tidak termasuk ke dalam
sampel penelitian dikarenakan Laporan Tahunan tidak tersedia dengan lengkap.
Islamic Bank of Thailand menyajikan Laporan Tahunan tidak dalam bahasa
Inggris melainkan bahasa Thailand. Dari 2 bank syariah di Brunei Darussalam,
hanya Bank Islam Brunei Darussalam Berhad (BIBD) yang memiliki Laporan
Tahunan. Sedangkan bank syariah di Singapura, Maybank Islamic Bank tidak
91
menyajikan Laporan Tahunan. Sehingga, dari pengambilan sampel tersebut diatas
diperoleh sampel sebagai berikut:
Tabel 4.2: Sampel Penelitian
No. Nama Bank Syariah
Indonesia
1. Bank Muamalat Indonesia
2. Bank Syariah Mandiri
3. Bank Syariah Mega
4. BRI Syariah
5. Bank Syariah Bukopin
6. Bank Panin Syariah
7. Bank Victoria Syariah
8. BCA Syariah
9. BNI Syariah
10. Maybank Syariah
Malaysia
11. Affin Islamic Bank Berhad
12. Bank Islam Malaysia Berhad
13. Bank Muamalat Malaysia Berhad
14. Hong Leong Islamic Bank Berhad
15. MBSB Bank Berhad
16. RHB Islamic Bank Berhad
Brunei Darusalam
17. Bank Islam Brunei Darussalam Berhad
(BIBD)
B. Statistik Deskriptif
Tabel 4.3: Statistik Deskriptif
Mean Median Max Min Std Dev
ICG indeks 77 81 88 29 12.41
ICSR indeks 54 51 77 21 14.00
ROA 0.45 0.88 5.5 -20.13 3.00
Dari tabel di atas diperoleh perhitungan statistic deskriptif terhadap sampel
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor ICG adalah sebesar 77%, skor ICSR
sebesar 54% dan rata-rata ROA sebesar 0.45%. Nilai maksimum dari variabel
ICG sebesar 88%, ICSR sebesar 77% dan ROA 5.5%. Nilai minimum variabel
92
ICG adalah sebesar 29%, ICSR sebesar 21% dan ROA sebesar -20.13%. Rata-rata
ICG, ICSR dan ROA dari sampel penelitian selama 2013-2017 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.4: Rata-rata ICG, ICSR dan ROA
Nama Bank Syariah ICG ICSR ROA
Bank Muamalat Indonesia 82% 72% 0.24
Bank Syariah Mandiri 86% 74% 0.65
Bank Syariah Mega 77% 58% 1.42
BRI Syariah 87% 62% 0.69
Bank Syariah Bukopin 76% 49% 0.13
Bank Dubai Panin Syariah 86% 63% -1.25
Bank Victoria Syariah 72% 38% -1.11
BCA Syariah 88% 50% 1.02
BNI Syariah 88% 71% 1.36
Maybank Syariah 76% 42% -3.53
Affin Islamic Bank Berhad 71% 42% 0.77
Bank Islam Malaysia Berhad 85% 65% 1.49
Bank Muamalat Malaysia Berhad 76% 55% 0.84
Hong Leong Islamic Bank Berhad 74% 50% 1.19
MBSB Bank Berhad 65% 53% 1.40
RHB Islamic Bank Berhad 84% 21% 0.67
Bank Islam Brunei Darussalam Berhad (BIBD) 37% 48% 1.60
Rata-rata 77% 54% 0.45
Nilai rata-rata pengungkapan ICG tertinggi adalah BCA Syariah dan BNI
Syariah yaitu 88%, sedangkan yang terendah adalah Bank Islam Brunei
Darussalam sebesar 37%. Nilai pengungkapan ICG bank-bank syariah yang ada di
Indonesia sudah cukup tinggi yaitu sebesar 83%. Sedangkan rata-rata
pengungkapan ICG di bank syariah Malaysia sebesar 76%. Tingginya skor
pengungkapan ICG di Indonesia disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah
bank syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini seluruhnya secara
konsisten mengungkapkan laporan GCG pada annual report selama periode 2013-
93
2017. Selain itu, di Indonesia sudah ada regulasi khusus terkait GCG bank
syariah.
Skor rata-rata pengungkapan ICSR tertinggi adalah Bank Syariah Mandiri
yaitu sebesar 74%, sedangkan nilai rata-rata ICSR indeks terendah adalah RBH
Islamic Bank Berhad yaitu sebesar 21%. Untuk bank syariah di Indonesia, nilai
rata-rata pengungkapan ICSR adalah sebesar 58%, sedangkan untuk bank syariah
di Malaysia sebesar 48%.
Rata-rata ROA perbankan syariah pada negara sampel penelitian
bervariasi. ROA tertinggi adalah Bank Islam Brunei Darussalam sebesar 1,6%,
sedangkan rata-rata ROA terendah adalah Bank Maybank Syariah sebesar -3,53%.
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang
digunakan 𝛼 = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka
probabilitas 𝑝, dengan ketentuan jika nilai probabilitas 𝑝 >= 0,05, maka
asumsi normalitas terpenuhi, jika probabilitas 𝑝 < 0,05, maka asumsi
normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 4.5: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
transtransres
N 85
Normal Parametersa,b
Mean .8056
Std. Deviation .31519
Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .090
94
Negative -.091
Test Statistic .091
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal jika nilai
Zhitung dibawah Ztabel (Ztabel=1,96) dan signifikansi diatas 0,05. Pada
hasil uji normalitas diatas menunjukkan nilai Z hitung yaitu 0,091 dan
signifikansi 0,200 sehingga nilai Zhitung dibawah Ztabel (Ztabel=1,96)
dan signifikansi diatas 0,05 oleh karena itu dapat diartikan bahwa data
dalam penelitian ini berdistribusi normal.
2. Uji Multikoleniaritas
Tabel 4.6: Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Const) -1.311 2.187 -.600 .550
ICG .010 .028 .042 .364 .717 .914 1.094
ICSR .018 .025 .085 .739 .462 .914 1.094
a. Dependent Variable: ROA
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan yang tinggi antar variabel independen. Tidak adanya masalah
multikolinieritas jika nilai Tolerance diatas 0,1 dan VIF dibawah 10. Hasil
diatas menunjukkan nilai Tolerance masing-masing variabel independen
sudah diatas 0,1 dan VIF dibawah 10 sehingga dapat dikatakan tidak
95
adanya multikolinieritas, artinya tidak ada hubungan yang tinggi antar
variabel independen.
3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan
uji Glejser. Dasar keputusan untuk uji Glejser yaitu jika nilai probabilitas
variabel independen > 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas, sebaliknya jika nilai
probabilititas < 0,05 maka model terjadi adanya heteroskedastisitas. Hasil
dari uji Glejser ditunjukkan pada tabel 4.7 seperti berikut.
Tabel 4.7: Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.421 1.926 2.295 .024
ICG -.027 .025 -.123 -1.085 .281
ICSR -.020 .022 -.102 -.901 .370
a. Dependent Variable: absres
Hasil diatas diperoleh nilai signifikansi pada semua variabel sudah
diatas 0,05 sehingga tidak terdapat heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini
digunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Dasar pengambilan keputusan
untuk model regresi yang tidak mengandung adanya autokorelasi positif
maupun negatif adalah jika 4-du ≤ d ≤ 4-dl. Adapun hasil uji statistik
untuk uji Durbin-Watson ditunjukkan pada tabel 4.8 dibawah ini.
96
Tabel 4.8: Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .105a .011 -.013 3.02774 2.016
a. Predictors: (Constant), ICG, ICSR
b. Dependent Variable: ROA
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 2,016,
dengan variabel independen (k=2) dan sampel dalam penelitian sebesar 85
(n=85), dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% maka dapat
dilihat pada tabel DW nilai du memiliki nilai sebesar 1,696. Dengan
demikian berdasarkan nilai (du≤dw≤4-du) dengan demikian nilai yang
diperoleh adalah (1,696≤2,016≤2,304) sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif.
D. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan software IBM SPSS 25 untuk
memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
1. Analisis Regresi Berganda
Tabel 4.9: Koefisien Regresi Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.311 2.187 -.600 .550
ICG .010 .028 .042 .364 .717
ICSR .018 .025 .085 .739 .462
a. Dependent Variable: ROA
97
Berdasarkan hasil perhitungan dengan teknik analisis regresi linier
berganda diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Kinerja Keuangan = -1,311 + 0,010 ICG + 0,018 ICSR
Koefisien regresi ICG (islamic corporate governance) sebesar 0,010
menyatakan bahwa setiap peningkatan dari skor ICG suatu perusahaan
sebesar 1 skor akan meningkatkan ROA perusahaan sebesar 0,01 dengan
anggapan faktor-faktor lainnya tdak berubah. Koefisien regresi ICSR (islamic
corporate social responsibility) menunjukkan nilai sebesar 0,018. menyatakan
bahwa setiap peningkatan dari skor ICSR suatu perusahaan sebesar 1 skor
akan meningkatkan ROA perusahaan sebesar 0,018 dengan anggapan faktor-
faktor lainnya tdak berubah.
2. Koefisien Determinasi ( R2
)
Tabel 4.10: R Square
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .105a .011 -.013 3.02774
a. Predictors: (Constant), ICSR, ICG
b. Dependent Variable: ROA
Nilai korelasi yaitu 0,105 yang menunjukkan besarnya hubungan
secara bersama-sama dari variabel ICG dan ICSR terhadap ROA. Nilai ini
jika dikuadratkan akan menghasilkan nilai R square yaitu 0,011. Koefisien
determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil koefisien determinasi diatas
98
yaitu 0,011 yang dapat dikatakan variabel ICG dan ICSR secara bersama-
sama mampu mempengaruhi ROA sebesar 1,1%.
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.11: Uji Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8.387 2 4.194 .457 .634b
Residual 751.713 82 9.167
Total 760.101 84
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), ICSR, ICG
Uji simultan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
secara bersama-sama dari variabel independen terhadap variabel
dependen. Uji ini terlihat pada output table ANOVA. Adanya pengaruh
secara bersama-sama antar variabel independen jika nilai F hitung lebih
besar dari F tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai Fhitung yaitu
0,457 dan signifikansi 0,634 sehingga nilai F hitung < dari F table 3,11
dan signifikansi > 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
terdapat pengaruh simultan dari variabel ICG dan ICSR terhadap ROA.
4. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Tabel 4.12: Uji Parsial (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.311 2.187 -.600 .550
99
ICG .010 .028 .042 .364 .717
ICSR .018 .025 .085 .739 .462
a. Dependent Variable: ROA
Dari table diatas hasil pengujian dengan IBM SPSS diperoleh hasil
uji statistik t masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Variabel ICG memiliki nilai t hitung 0,364 dan signifikansi
0,717 sehingga nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga
tidak terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan dari
variabel ICG terhadap ROA.
2) Variabel ICSR memiliki nilai t hitung 0,739 dan signifikansi
0,462 sehingga nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga
tidak terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan dari
variabel ICSR terhadap ROA.
E. Pembahasan
1. Hipotesis Pertama
H1: ICG berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keungan bank
syariah.
Hasil analisis yang telah dilakukan menggunakan IBM SPSS 25
menunjukkan hasil bahwa ICG tidak berpengaruh secara parsial terhadap
Kinerja Keuangan bank syariah dengan nilai signifikansi 0,717 > 0,05 dan
nilai T statistik sebesar 0,364 < 1,96. Dengan kata lain penerapan serta
pengungkapan pada laporan tahunan bank syariah hal ini tidak dapat
100
mempengaruhi kinerja keuangan yaitu ROA. Hasil ini tidak sejalan dengan
hasil penelitian empiris terdahulu menunjukkan bahwa GCG pada bank
syariah memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan
beberapa penelitian menunjukkan bahwa CG berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan bank syariah, seperti penelitian (Prasojo, 2015);
(Ghaffar, 2014); (Hisamuddin dan Yayang, 2015); (Siswanti, Salim,
Sukoharsono, & Aisjah, 2017).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Prasinta (2012) yang
menunjukkan tidak ada pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan
perusahaan ROA. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan ROA bank
syariah yang cenderung tidak stabil selama tahun penelitian. Kemungkinan
lainnya bank syariah yang sudah mulai konsisten dalam penerapan dan
pengungkapan ICG sesuai regulasi yang ada namun mengalami
kemunduran kinerja keuangan atau penurunan ROA. Disamping itu
kemungkinan adanya pengaruh dari penerapan GCG lebih bersifat jangka
panjang sehingga tidak dapat diukur kesuksesannya dalam waktu yang
singkat, sedangkan ROA lebih bersifat jangka pendek dimana hasil yang
dicapai dapat langsung dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan
bagi perusahaan. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui adanya pengaruh penerapan GCG jangka panjang terhadap
ROA.
101
2. Hipotesis Kedua
H2: ICSR berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keungan bank
syariah.
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa ICSR tidak
berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan dengan nilai
signifikansi 0,462 > 0,05 dan nilai T statistik sebesar 0,739 < 1,96.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan bank syariah, seperti penelitian (Arshad, Othman, & Othman,
2012); (Weshah, Dahiyat, Awwad, & Hajjat, 2012); (Platonova, Asutay,
Dixon, & Mohammad, 2016). Setiyowati (2015) menyatakan semakin
banyak item pengungkapan corporate social responsibility, semakin baik
kinerja keuangan. Dalam jangka panjang, akan berdampak pada semakin
tinggi tingkat kesejahteran para investor, karyawan, dan stakeholder
lainnya. Namun demikian hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa
penelitian lain yang menunjukkan hasil tidak ada pengaruh antara CSR
terhadap kinerja keuangan bank syariah, seperti penelitian (Mosaid &
Boutti, 2012); (Thahirah, Nini, Raflis, dan Rahmi, 2016) dan penelitian
Arifin dan Wardani (2016) yang menunjukkan hasil ICSR tidak
berpengaruh terhadap ROA.
ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dari aktiva yang digunakan. Jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang
tinggi, maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan
102
pertumbuhan modal sendiri. Perusahaan yang menghasilkan laba
cenderung akan melakukan disclosure yang lebih luas. Namun, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan ICSR tidak
mempengaruhi ROA. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perilaku
etis perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitarnya tidak mendapat respon oleh para investor. Terdapat
indikasi bahwa para investor tidak perlu melihat pengungkapan CSR yang
telah dilakukan oleh perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian (Wijayanti, Sutaryo, dan Prabowo, 2011), (Thahirah, Nini,
Raflis, dan Rahmi, 2016) dan penelitian Arifin dan Wardani (2016) yang
menyatakan bahwa tingkat pengungkapan tanggungjawab sosial
perusahaan dalam laporan keuangan tidak mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan khususnya ROA.
Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa variabel Islamic
Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap ROA. Dengan
demikian pengungkapan ICSR tidak dapat dijadikan variabel prediktor
terhadap ROA. Tidak didukungnya hipotesis penelitian kemungkinan
disebabkan karena investor individual tidak terlalu memperhatikan
pengungkapan CSR dalam laporan tahunan bank untuk pengambilan
keputusan ekonomi, jenis perusahaan perbankan yang tidak berdampak
langsung pada sumber daya alam juga merupakan salah satu faktor
kecilnya dampak suatu pengungkapan CSR untuk keputusan ekonomi.
Investor lebih memilih untuk mendapatkan informasi tentang tanggung
103
jawab sosial dari pihak ketiga dan informasi pemerintah untuk mengetahui
indikator kinerja ekonomi perusahaan.
3. Hipotesis Ketiga
H3: ICG dan ICSR berpengaruh secara simultan terhadap kinerja
keungan bank syariah.
Berdasarkan perhitungan nilai F hitung dibandingkan nilai F tabel
diperoleh hasil Fhit sebesar 0,457 < Ftabel sebesar 3,11 maka H3 ditolak,
dengan kata lain tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama ICG dan
ICSR terhadap kinerja keuangan dengan indikator ROA. Hasil ini tidak
sejalan dengan penelitian Fitriani dan Hapsari (2015) yang hasil
penelitiannya bahwa GCG dengan indikator ukuran direksi, ukuran
komisaris independen, ukuran komite audit dan CSRD index secara
simultan berpengaruh terhadap ROA. Namun hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Darmawan, Isynuwardhana, dan Mahardika (2018) yang
menyatakan secara simultan Good Corporate Governance (GCG) dan
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap terhadap kinerja keuangan perusahaan dari segi Return
On Assets (ROA) pada perusahaan yang terdaftar di Corporate
Governance Perception Index (CGPI). Hal ini mengindikasikan jika
investor belum terlalu memperhatikan bagaimana penerapan ICG dan
ICSR di bank-bank syariah. Pengungkapan ICG dan ICSR bukan menjadi
patokan para investor untuk memutuskan pilihan dalam berinvestasi.
104
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan peneliti dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh Islamic Corporate Governance secara parsial
terhadap Kinerja Keuangan bank syariah yang diproksikan dengan
ROA. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Prasinta (2012)
yang menunjukkan hasil tidak ada pengaruh GCG terhadap kinerja
keuangan perusahaan ROA. Namun hasil penelitian ini tidak
mendukung bahwa CG berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
bank syariah, seperti penelitian (Prasojo, 2015); (Ghaffar, 2014);
(Hisamuddin dan Yayang, 2015); (Siswanti, Salim, Sukoharsono, &
Aisjah, 2017).
2. Tidak terdapat pengaruh Islamic Corporate Social Responsibility
secara parsial terhadap kinerja keuangan bank syariah yang
diproksikan dengan ROA. Hasil ini mendukung penelitian dari
penelitian lain yang menunjukkan hasil tidak ada pengaruh antara CSR
terhadap kinerja keuangan bank syariah, seperti penelitian (Mosaid &
Boutti, 2012); (Thahirah, Nini, Raflis, dan Rahmi, 2016) dan penelitian
Arifin dan Wardani (2016) yang menunjukkan hasil ICSR tidak
berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif
105
terhadap kinerja keuangan bank syariah, seperti penelitian (Arshad,
Othman, & Othman, 2012); (Weshah, Dahiyat, Awwad, & Hajjat,
2012); (Platonova, Asutay, Dixon, & Mohammad, 2016).
3. Tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama ICG dan ICSR terhadap
kinerja keuangan dengan indikator ROA. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Darmawan, Isynuwardhana, dan Mahardika
(2018) yang menyatakan secara simultan Good Corporate Governance
(GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap terhadap kinerja keuangan perusahaan dari
segi Return On Assets (ROA) pada perusahaan yang terdaftar di
Corporate Governance Perception Index (CGPI). Namun tidak
mendukung penelitian Fitriani dan Hapsari (2015) yang hasil
penelitiannya bahwa GCG dengan indikator ukuran direksi, ukuran
komisaris independen, ukuran komite audit dan CSRD index secara
simultan berpengaruh terhadap ROA.
B. Implikasi Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi bagi regulator,
perusahaan, investor, kreditor dan bagi pengembangan teori. Bagi pihak regulator
dalam hal gambaran tentang implementasi ICG pada perbankan syariah di
Indonesia pada khususnya. Regulator diharapkan menetapkan regulasi untuk
mewajibkan pengungkapan ICG dan ICSR terhadap bank-bank syariah.
106
Bank-bank syariah diharapkan dapat menerapkan ICG sehingga dapat
mendukung kinerja perusahaan serta mematuhi regulasi yang ada tentang
penerapan ICG dan ICSR pada perusahaan. Pengungkapan ICG dan ICSR
merupakan hak bagi para investor agar mereka mengetahui seberapa patuh bank-
bank syariah dalam menjalankan prinsip syariah dan bagaimana dana investor
dikelola secara syariah.
Investor dan kreditor diharapkan mempertimbangkan track record
penerapan ICG bank syariah untuk keputusan investasi mereka. Investor
sebaiknya juga mempertimbangkan informasi non keuangan dalam pengambilan
keputusan bisnis misalnya sistem pengendalian internal, pelaksanaan kegiatan
CSR dan lain sebagainya.
Akademisi dan Praktisi diharapkan dapat melakukan pengembangan teori
dan melakukan pengembangan pengukuran implementasi ICG dan ICSR
khususnya bagi perbankan syariah.
C. Saran
Kepada bank syariah agar penerapan ICG dapat dirasakan manfaatnya
untuk jangka panjang sehingga perlu menjaga konsistensi dalam pelaksanaanya.
Bagi investor pengguna jasa keuangan perbankan khususnya perbankan syariah
hendaknya dapat mempertimbangkan pengungkapan ICG dan ICSR serta kinerja
perbankan sebelum memutuskan pilihan pada salah satu perbankan syariah
dengan memperhatikan rasio keuangan perbankan baik berupa variabel dalam
penelitian ini maupun yang tidak termasuk dalam penelitian.
107
Bagi penelitian pendatang, dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai
pengaruh penerapan GCG jangka panjang terhadap kinerja keuangan bank
syariah. Selain itu sebaiknya perlu menambahkan variabel lain sebagai variabel
independen karena kemungkinan variabel yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini berpengaruh terhadap ROA perbankan syariah, serta menambahkan
variabel dependen lain yang menjadi pengukuran kinerja keuangan perbankan
syariah.
108
DAFTAR PUSTAKA
Adiertanto, C.P., & Chariri, A. (2012). Analisis Pengaruh Islamic Corporate
Governance terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(Studi Kasus pada Bank Syariah di Asia). Diponegoro Journal of
Accounting, 2(1), 1-15.
Aggarwal, P. (2013). Impact of Corporate Governance on Corporate Financial
Performance. International Organization Of Scientific Research Journal of
Business and Management (IOSR-JBM), 13(3), 1-5.
Anggraini, Fr.R.R., (2006). Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan
Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang
terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.
Anugerah, R. Peranan Good Corporate Governance dalam Pencegahan Fraud.
Jurnal Akuntansi Universitas Riau, Volume 3 Nomor 1, 101-113.
Arifin, J., Wardani, E.A. (2016). Islamic Corporate Social Responsibility
Disclosure, Reputasi, dan Kinerja Keuangan: Studi pada bank syariah di
Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 20(1), 37-46.
Arifin, Z. (2009). Teori Keuangan & Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonisia.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arshad, R., Othman, S., & Othman, R. (2012). Islamic Corporate Social
Responsibility, Corporate Reputation and Performance. World Academy of
Science, Engineering and Technology International Journal of Economics
and Management Engineering, 6(4), 643-647.
Asrori. (2014). Implementasi Islamic Corporate Governance dan Implikasinya
Terhadap Kinerja Bank Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi (JDA), Vol.
6, No. 1, 90-102.
Bhatti, M., & Bhatti, M. I. (2010). Toward Understanding Islamic Corporate
Governance Issues in Islamic Finance. Asian Politics & Policy, 2,(1), 25–
38.
Bonn, I., & Fisher, J. (2005). Corporate Governance and Business Ethics: insights
from the strategic planning experience. Blackwell Publishing Ltd, 13(6),
730-738.
109
Brigham, E.F., & Houston, J. (2006). Dasar - Dasar Manajemen Keuangan.
Diterjemahkan oleh: Yulianto. Jakarta: Salemba Empat.
Chapra, M.U., & Habib, A. (2002). Corporate Governance in Islamic Financial
Institutions. Jeddah: Islamic Development Bank-Islamic Research and
Training Institute.
Daniri. M.A. (2006). Konsep dan Penerapan Good Corporate Governance.
Dalam Konteks Indonesia. Jakarta: Ray Indonesia.
Darmadi, S. (2013). Corporate Governance Disclosure in The Annual Report : An
exploratory study on Indonesian Islamic banks. Humanomics, 29(1), 4-23.
Darmawan, A., Isynuwardhana, D., & Mahardika, D.P.K. (2018). Pengaruh Good
Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar
Secara Berkelanjutan di Corporate Governance Perception Index (CGPI)
periode 2013-2015). e-Proceeding of Management, 5(1), 595-605.
Desiana, L., Mawardi, & Gustiana, S. (2016). Pengaruh Good Corporate
Governnace Terhadap Profitabilitas (ROE) Pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia Periode 2010-2015. Jurnal I-Finance, 2(2), 1-20.
Dewayanto, T. (2010). Pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap
kinerja perbankan nasional studi pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di bursa efek indonesia periode 2006-2008. Fokus Ekonomi, Vol.
5 No. 2, 104 – 123.
Dusuki, A.W. (2008). What Does Islam Say about Corporate Social
Responsibility? Review of Islamic Economics, 12(1), 5-28.
Dusuki, A.W., & Abdullah, N.I. (2007). Maqasid al-Shari`ah, Maslahah, and
Corporate Social Responsibility. The American Journal of Islamic Social
Sciences, 24(1), 25-45.
Dusuki, A. W., & Dar, H. (2007). Stakeholders’ Perceptions of Corporate Social
Responsibility of Islamic Banks: Evidence from Malaysian Economy.
Advances in Islamic Economics And Finance, 1(1), 389-417.
Effendi, M.A. (2018). The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Farook, S. (2007). On Corporate Social Responsibility of Islamic Financial
Institutions. Islamic Economic Studies, 15(1), 31-46.
110
Farook, S., Hassan, M.K., & Lanis, R. (2011). Determinants of corporate social
responsibility disclosure : the case of Islamic banks. Journal of Islamic
Accounting and Business Research, 2(2), 114-141.
Fitriani, L.D., & Hapsari, D.W. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance
dan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi Pada Perbankan Milik Pemerintah dan Swasta yang
Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013). e-Proceeding of Management, 2(3),
3458-3474.
Freeman, R. E., & Reed, D. L. (1983). Stockholders and Stakeholders: A New
Perspective on Corporate Governance. California Management Review,
Vol. XXV No. 3, 88-106.
Ghaffar, A. (2014). Relationship of Islamic Bank’s Profitability with Corporate
Governance Practices. European Journal of Business and Management,
Vol. 6, No. 17, 141-149.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2014). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan
Partial Least Square (PLS). Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, I., dan Chariri, A. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Grais, W., & Pellegrini, M. (2006). Corporate Governance in Institutions Offering
Islamic Financial Services : Issues and Options. World Bank Policy
Research Working Paper 4052, 1-44.
Hadi, N. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hameed, S., Wirman, A., Alrazi, B., Nazli, M., & Pramono, S. (2004). Alternative
disclosure and performance measures for Islamic banks. 2nd International
Conference on Administrative Science, King Fahd University of Petroleum
and Minerals, Saudi Arabia.
Hanafi, M.M., & Halim, A. (2007), Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga,
Yogyakarta : STIE YKPN.
Haniffa, R. (2002). Social Reporting Disclosure: an Islamic Perspective.
Indonesian Management & Accounting Research, 1(2), 128-146.
Harahap, S. S. (1996). Akuntansi Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
111
Hasan, Z. (2009). Corporate Governance : Western and Islamic Perspectives.
International Review of Business Research Papers, 5(1), 277-293.
Hasan, Z. (2011). A survey on Shari’ah governance practices in Malaysia, GCC
countries and the UK : Critical appraisal. International Journal of Islamic
and Middle Eastern Finance and Management, 4 (1), 30-51.
Hasan, Z. (2011). Shariah Governance In Islamic Financial Institutions In
Malaysia, GCC Countries, And The Uk, Durham Theses, Durham
University. Available at http://etheses.dur.ac.uk/810/
Hassan, A., & Harahap, S.S. (2010). Exploring Corporate Social Responsibility
Disclosure: The Case of Islamic Banks. International Journal of Islamic
and Middle Eastern Finance and Management, Vol. 3, No. 3, 203-227.
Hisamuddin, N., & Tirta K, M.Y. (2015). Pengaruh Good Corporate Gvernance
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah. Jurnal Akuntansi
Universitas Jember, Vol. 10 No. 2, 109-138.
Holili, T. (2017). Analisis Penerapan Good Governance Bisnis Syariah dan
Pencapaian Kinerja Perbankan Syariah Ditinjau Dari Maqashid Shariah
dan Profitabilitas. Jurnal Akuntansi FEB Universitas Mataram, 1(1), 1-13.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Jamali, D., Safieddine. A.M., & Rabbath, M. (2008). Corporate Governance and
Corporate Social Responsibility Synergies and Interrelationships. Journal
compilation Blackwell Publishing Ltd, 16(5), 443-459.
Jensen, C.M., & Meckling, W.H. (1976). Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, 3, 305-360.
Jumingan. (2006). Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Kadek, R., Yuniarta, G.A., & Darmawan, N.A.S. (2014). Pengaruh Corporate
Social Responsibilty Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi
Empiris Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-
2012). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Akuntansi Program S1, 2(1).
Karim, A. (2004). Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
112
Khoirudin, A. (2013). Corporate Governance dan Pengungkapan Islamic Social
Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia. Accounting Analysis
Journal, 2 (2), 227-232.
Kusumo, Y.A. (2008). Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode
2002 – 2007 (dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007). Jurnal Ekonomi
Islam La Riba, Vol. II, No. 1, 109-131.
KNKG. (2011). Pedoman Umum Good Governance Bisnis Syariah (GGBS).
KNKG. (2006). Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.
Kuppusamy, M., Saleh, A.S., & Samudhram, A. (2010). Measurement of Islamic
Banks Performance Using a Syariah Conformity and Profitablity Model.
Review of Islamic Economics, 13 (2), 35-48.
Lewis, M.K. (2005). Islamic Corporate Governance. International Association for
Islamic Economics Review of Islamic Economics, 9(1), 5-29.
Lewis, M.K., & Algaoud, L.M. (2007). Perbankan Syariah; Prinsip, Praktik dan
Prospek. Jakarta: Serambi.
Maali, B., Casson, P., & Napier, C. (2006). Social Reporting by Islamic Banks.
Abacus, Vol. 42 No.2, 266-289.
Maryanti, E., & Fithri, W.N. Corporate Social Responsibilty, Good Corporate
Governance, Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan Dan
Pengaruhnya Pada Nilai Perusahaan. Journal Of Accounting Science, 1(1),
21-37.
Meilani, S.E.R. (2015). Hubungan Penerapan Good Governance Business Syariah
Terhadap Islamicity Financial Performance Index Bank Syariah Di
Indonesia. Syariah Paper Accounting FEB UMS. Seminar Nasional dan
The 2nd Call for Syariah Paper, 182-197.
Meutia, I. (2010). Menata Pengungkapan CSR di Bank Islam (Suatu Pendekatan
Kritis). Jakarta: Citra Pustaka Indonesia.
Messier, W. F., Glover, S. M., & Prawitt, D. F. (2017). Auditing & Assurance
Services: A Systematic Approach (10th ed). United States of America,
New York: McGraw-Hill Education.
Mollah, S., & Zaman, M. (2015). Shari’ah supervision, corporate governance and
performance: conventional vs. islamic banks. Journal of Banking &
Finance, 1-41.
113
Muhammad, R. (2009). Studi Evaluatif Terhadap Laporan Perbankan Syariah.
Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 13(2), 189-209.
Munawir, S. (2012). Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta : Liberty.
Murwaningsari, E. (2009). Hubungan Corporate Governance, Corporate Social
Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu
Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 11(1), 30-41.
Nuswandari, Cahyani. (2009). Pengaruh Corporate Governance Perception Index
Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 16 (2), 70–84.
OJK. (2017). Roadmap Pengembangan Keuangan Syariah Indonesia 2017-2019.
Othman, R., Thani, A.M., & Gahni, E.K. (2009). Determinants of Islamic Social
Reporting Among Top Shariah-Approved Companies in Bursa Malaysia.
Research Journal of International Studies, Vol. 12 (12): 4–20.
Othman, R., & Thani, A.M. (2010). Islamic Social Reporting Of Listed
Companies In Malaysia. International Business & Economics Research
Journal, 9(4). 135-144.
PBI No 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah
Perez, A. (2015). Corporate reputation and CSR reporting to stakeholders: gaps in
the literature and future lines of research. Corporate Communications: An
International Journal, Vol. 20 Iss 1, 11-29.
Prasetiyo, L. (2012). Analisis Rentabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.
Kodifikasia, 6(1), Hal. 99-116.
Prasojo. (2015). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Keuangan Bank Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis,
2(1), 59-69.
Platonova, E., Asutay, M., Dixon, R., & Mohammad, S. (2018). The Impact of
Corporate Social Responsibility Disclosure on Financial Performance:
Evidence from the GCC Islamic Banking Sector. Journal of Business
Ethics, 151(2), 451-471.
Pratiwi, A. (2016). Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance
(GCG) terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia
114
(Periode 2010-2015). Al-Tijary Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 2,
No. 1, Hal. 55-76.
Rama, A. (2014). Analisis Komparatif Model Shariah Governance Lembaga
Keuangan Syariah: Studi Kasus Negara ASEAN. Jakarta: Lemlit UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Riandi, D., & Siregar, H.S. (2011). Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap Return On Assets, Net Profit Margin, dan Earning
Per Share Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Corporate Governance
Perception Index. Jurnal Ekonom, Vol. 14, No.1, 127-133.
Said, R., Zainuddin, Y. Hj., & Haron, H. (2009).The Relationship Between
Corporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed. Social
Responsibility Journal, 5(2), 212-226.
Sartono, Agus. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4.
Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Siswanti, I., Salim, U., Sukoharsono, E.G., & Aisjah, S. (2017). The Impact of
Islamic Corporate Governance, Islamic Intellectual Capital and Islamic
Financial Performance on Sustainable Business Islamic Banks.
International Journal of Economics and Financial Issues, 7(4), 316-323.
Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Surya, I., & Yustiavandana, I. (2008). Penerapan Good Corporate Governance:
Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sutojo, S. (2004). Mengenali Arti Dan Penggunaan Neraca Perusahaan. Jakarta:
Damar Mulia Pustaka.
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Syukron, A. (2013). Good Corporate Governance di Bank Syariah. Economic:
Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, 3(1), 60-83.
Triyuwono, I. (2001). Metafora Zakat dan Shariah ET sebagai Konsep Dasar
dalam Membentuk Akuntansi Syariah. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia, Vol. 5 No.2, 131-145.
Triyuwono, I. (2009). Perspektif, Metodologi, dan Teori Akuntansi Syariah.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
115
Ulum, I. (2009). Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yoyakarta:
Graha Ilmu.
Wahyudin, Z. (2008). Good Corporate Governance. Bandung : Afabeta.
Weshah, S.R., Dahiyat, A.A., Awwad, M.R.A., & Hajjat, E.S. (2012). The Impact
of Adopting Corporate Social Responsibility on Corporate Financial
Performance: Evidence from Jordanian Banks.
Wibisono, Y. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social
Responsibility, cetakan ke-2, Gresik: Fascho Publishing.
Williams, G., & Zinkin, J. (2010). Islam and CSR: A Study of the Compatibility
Between the Tenets of Islam and the UN Global Compact. Journal of
Business Ethics, Vol.91, 519–533.
Yusuf, M.Y. (2017). Islamic Corporate Social Responsibility (I-CSR) Pada
Lembaga Keuangan Syariah (LKS): Teori dan Praktek. Depok: Kencana.
Yusuf, M.Y., & Bahari, Z.B. (2015). Islamic corporate social responsibility in
Islamic banking: Towards poverty alleviation. Ethics, Governance and
Regulation in Islamic Finance, Vol 4, 73-90.
116
Lampiran 1: Pengungkapan ICG
1 Bank Muamalat
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 0 0 0 0 0
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 0 0 0 0 0
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 1 1 1 1 1
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 1 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 0 0 0 0 0
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 1 1 1 1 1
28 Batas maksimum penyaluran kredit 1 1 1 1 1
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 1 1 1 1 1
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 0 0 0 0
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 36 34 34 34 34
117
2. Bank Syariah Mandiri
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 0 0 0 0 0
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 0 0 0 0 0
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 1 1 1 1 1
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 1 1 1 1 1
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 0 0 0 0 0
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 1 1 1 1 1
28 Batas maksimum penyaluran kredit 1 1 1 1 1
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 1 1 1 1 1
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 1 1 1 1
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 36 36 36 36 36
118
3. Bank Mega Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 0 0 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 1 1 0 1 1
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 0 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 0 0 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 0 0 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 1 0 0 1 1
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 0 0 0 0 0
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 0 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 1 1 0 1 1
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 1 0 1 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 0 0 1 1 0
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 0 0 0 0 0
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 1 1 0 1 1
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 1 1 1 1 1
28 Batas maksimum penyaluran kredit 1 1 1 1 1
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 1 0 0 0 0
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 1 1 1 1
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 0 0 0 0 0
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 34 30 30 34 34
119
4. BRI Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 1 0 1 1 1
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 0 0 1 1 1
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 0 0 0 0 0
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 1 0 1 0 0
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 1 0 1 1 1
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 1 1 0 1 1
28 Batas maksimum penyaluran kredit 1 1 1 1 1
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 1 1 1 1 1
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 1 1 1 1
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 37 34 37 37 37
120
5. Bank Bukopin Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 0 0 0 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 1 0 0 0 0
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 0 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 1 0 0 0 0
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 1 1 1 0 0
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 0 0 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 0 0
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 1 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 0 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 1 0 0 0 0
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 1 1 1 0 0
28 Batas maksimum penyaluran kredit 0 0 1 1 1
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 0 1 1 1 1
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 0 0
32 Pembayaran zakat 0 0 0 0 0
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 1 1 0 0
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 33 33 33 30 30
121
6. Bank Panin Dubai Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 0 0 0
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 1 1 1 1 0
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 0 0 0 0 0
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 1 1 1 1 1
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 1 1 1 1 1
28 Batas maksimum penyaluran kredit 1 1 1 1 1
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 1 1 1 1 1
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 0
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 0 0 0 0 0
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 37 37 36 36 34
122
7. Bank Victoria Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 0 0 0 0 0
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 0 0 0 0 0
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 0 0 0 0 0
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 0 0 0 0 1
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 0 0 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 0 0 0 0 0
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 0 0 0 0 1
28 Batas maksimum penyaluran kredit 0 0 0 0 1
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 1 1 1 1 1
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 0 0 0 0 1
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 30 30 29 29 34
123
8. BCA Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 1 1 1 1 1
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 0 0 0 0 0
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 0 0 1 1 1
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 1 1 1 1 1
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 1 1 1 1 1
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 1 1 1 1 1
28 Batas maksimum penyaluran kredit 1 1 1 1 1
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 0 0 0 0 0
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 0 0 0 0
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 37 36 37 37 37
124
9. BNI Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 1 1 1 1 1
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 1 1 1 1 1
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 1 1 1 1 1
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 0 0 0 0 0
28 Batas maksimum penyaluran kredit 1 1 1 1 1
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 1 1 1 1 1
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 0 0 0 0 0
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 37 37 37 37 37
125
10. Maybank Syariah Indonesia
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 0 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 1 0 0 0 1
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 0 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 0 0 0 0
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 1 0 0 0 1
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 0 0 0 0 1
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 1 0 0 0 1
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 0 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 0 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 0 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 1 0 0 0 1
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 1 1 0 0 1
28 Batas maksimum penyaluran kredit 1 1 1 1 1
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 1 1 1 1 1
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 0 0 1
32 Pembayaran zakat 0 0 0 0 0
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 1 1 1 1
35 Visi 1 1 0 0 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 32 32 29 29 37
126
11. Affin Islamic Bank Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 0 0 0 0 0
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 0 0 0 0 0
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 0 0 0 0 0
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 1 1 1 1 1
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 0 0 0 0 0
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 0 0 0 0 0
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 0 0 0 1 1
28 Batas maksimum penyaluran kredit 0 0 0 0 0
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 0 0 0 0 0
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 1 1 1 1
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 0 0 0 1 1
37 Nilai 1 0 0 0 0
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 30 29 29 31 31
127
12. Bank Islam Malaysia Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 1 1 1 1 1
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 0 0 0 0 1
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 1
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 1 1 1 1 1
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 0 0 0 0 0
28 Batas maksimum penyaluran kredit 0 0 0 0 0
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 1 0 0 0 0
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 1 1 1 1
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 36 35 35 35 37
128
13. Bank Muamalat Malaysia Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 1 1 1 1 1
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 0 0 0 0 0
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 1 1 1 1 1
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 0 0 0 0 0
28 Batas maksimum penyaluran kredit 0 0 0 0 0
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 0 0 0 0 0
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 1 1 1 1
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 1 1 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 32 32 32 32 32
129
14. Hong Leong Islamic Bank Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 0 0 0 0 0
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 0 0 0 0 0
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 1 1 1 1 1
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 1 1 1 1 1
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 0 0 0 0 0
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 0 0 0 0 0
28 Batas maksimum penyaluran kredit 0 0 0 0 0
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 0 0 0 0 0
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 1 1 1 1
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 0 0 0 0 0
37 Nilai 0 0 0 0 0
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 31 31 31 31 31
130
15. MBSB Bank Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 0 0 0 0 0
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 0 0 0 0 0
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 1 1 1 1 1
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 0 0 0 0 0
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 0 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 0 0 0 0 0
28 Batas maksimum penyaluran kredit 0 0 0 0 0
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 0 0 0 0 0
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 1 1 1 1 1
35 Visi 0 0 0 0 1
36 Misi 0 0 0 0 0
37 Nilai 0 0 0 0 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 26 27 27 27 29
131
16. RHB Islamic Bank Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
4 Jumlah rapat dewan komisaris 1 1 1 1 1
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 1 1 1 1 1
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 1 1 1 1 1
7 Nama dan susunan komite penunjang 1 1 1 1 1
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 1 1 1 1 1
9 Jumlah rapat komite 1 1 1 1 1
10 Jumlah kehadiran komite 1 1 1 1 1
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 1 1 1 1 1
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 1 1 1 1 1
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 0 1 1 1 1
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 0 1 1 1 1
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 1 1 1 1 1
20 Pengambilan keputusan direksi 1 1 1 1 1
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 1 1 1 1 1
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 1 1 1 1 1
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 1 1 1 1 1
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 1 1 1 1 1
26 Efektivitas audit internal 1 1 1 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 0 1 1 1 1
28 Batas maksimum penyaluran kredit 0 0 0 0 0
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 0 1 0 0 0
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 1 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 0 0 0 0 0
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 0 0 0 0 0
35 Visi 1 1 1 1 1
36 Misi 1 1 1 1 1
37 Nilai 0 0 1 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 32 36 36 36 36
132
17. Bank Islam Brunei Darussalam Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nama anggota dewan komisaris 1 1 1 1 1
2 Status dewan komisaris 1 1 1 1 1
3 Fungsi dan mekanisme kerja dewan komisaris 0 0 0 0 0
4 Jumlah rapat dewan komisaris 0 0 0 0 0
5 Jumlah kehadiran setiap dewan komisaris 0 0 0 0 0
6 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment tentang kinerja dewan komisaris 0 0 0 0 0
7 Nama dan susunan komite penunjang 0 0 0 0 0
8 Fungsi dan mekanisme kerja komite 0 0 0 0 0
9 Jumlah rapat komite 0 0 0 0 0
10 Jumlah kehadiran komite 0 0 0 0 0
11 Mekanisme dan kriteria penilaian kerja komite 0 0 0 0 0
12 Laporan pelaksanaan tugas komite 0 0 0 0 0
13 Nama anggota Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1
14 Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
15 Jumlah kehadiran Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
16 Mekanisme dan Kriteria Self Assesment Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0
17 Nama anggota direksi 1 1 1 1 1
18 Jabatan anggota direksi 1 1 1 1 1
19 Fungsi direksi 0 0 0 0 0
20 Pengambilan keputusan direksi 0 0 0 0 0
21 Pendelegasian wewenang direksi 0 0 0 0 0
22 Jumlah rapat anggota direksi 0 0 0 0 0
23 Jumlah kehadiran anggota direksi 0 0 0 0 0
24 Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja anggota direksi 0 0 0 0 0
25 Efektivitas fungsi kepatuhan 0 0 0 1 1
26 Efektivitas audit internal 0 0 0 1 1
27 Efektivitas audit eksternal 0 0 0 0 0
28 Batas maksimum penyaluran kredit 0 0 0 0 0
29 Laporan kinerja keuangan 1 1 1 1 1
30 Transparansi produk 0 0 0 0 0
31 Laporan perubahan manajemen risiko, SPI, dan Sistem teknologi 0 1 1 1 1
32 Pembayaran zakat 1 1 1 1 1
33 Corporate Social Responsibilitiy (CSR) 1 1 1 1 1
34 Fungsi penyalur dan penerima dana sosial 0 0 0 0 0
35 Visi 0 1 1 1 1
36 Misi 0 1 1 1 1
37 Nilai 0 0 0 1 1
38 Pemegang saham pengendali perusahaan 1 1 1 1 1
39 Investor berbasis profit and loss 1 1 1 1 1
40 Kebijakan dan jumlah remunerasi dewan komisaris, direksi, dps 1 1 1 1 1
41 Transaksi pihak ketiga yang memiliki benturan kepentngan 1 1 1 1 1
42 Hasil penerapan ggbs 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 12 15 15 18 18
133
Lampiran 2: Pengungkapan ICSR
1 Bank Muamalat
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 1 1 1 1 1
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
1 1 1 1 1
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 1 1 1 1 1
8 Jenis dan definisi setiap produk 1 1 1 1 1
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 1 1 1 1 1
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 0 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 0 0 0 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 1 1 1 1 1
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 0 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 0 0 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 1 1 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 1 1 1 1 1
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 1 1 1 1 1
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 1 1 1 1 1
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
1 1 1 1 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 1 1 1 1 1
Total Pengungkapan 28 28 29 27 29
134
2. Bank Syariah Mandiri
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 1 1 1 1 1
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 1 1
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
1 1 1 1 1
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 0 0 0 1 0
8 Jenis dan definisi setiap produk 1 1 1 1 1
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 1 1 1 1 1
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 1 1 1 0 1
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 1 1 1 1 1
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 1 1 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 1 1 1 1 1
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 1 1
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 1 1 1 1 1
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
1 1 1 1 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 1 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 1 1 1 1 0
Total Pengungkapan 29 28 28 30 29
135
3. Bank Mega Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 1 1 1 1 1
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
1 1 1 1 1
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 0 0 1 0 0
8 Jenis dan definisi setiap produk 1 0 0 1 1
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 1 1
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 0 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 1 0 0 1 1
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 1 1 0 0
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 0 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 0 0 0 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 0 0 0 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 0 1 1 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 1 1 1 1 1
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 1
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 0 0 0 1 1
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
0 0 0 1 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 1
Total Pengungkapan 20 20 19 26 28
136
4. BRI Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 1 1 1 1 1
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
1 1 1 1 1
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 1 1 1 1 1
8 Jenis dan definisi setiap produk 1 1 1 1 1
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 1 1
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 1 0 0 0 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 0 0 0 1
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 0 0 0 0
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 0 1 0 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 0 0 0 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 1 1 1 1 1
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 1 1 1 1 1
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
1 1 1 1 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 1 0 0 0 0
Total Pengungkapan 25 23 22 25 26
137
5. Bank Bukopin Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 1 1 1 1 1
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 0 0 0 0 0
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
1 1 1 1 1
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 0 0 0 0 0
8 Jenis dan definisi setiap produk 0 1 1 1 1
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 0
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 1 0 0 0 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 0 0 0 1
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 0 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 0 0 1 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 0 0 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 0 1 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 1 1 1 1 1
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 0 0 0 0 0
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 0 0 0 0 0
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
0 0 0 1 0
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 18 16 20 21 21
138
6. Bank Panin Dubai Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 1 1 1 1 1
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
1 1 1 1 1
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 0 0 0 0 0
8 Jenis dan definisi setiap produk 1 1 1 1 1
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 1 1 1
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 0 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 1 1 1 1 1
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 0 0 1 1
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 1 0
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 1 1 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 1 1 1 1 1
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 0 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 0 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 0 1 1 1 1
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
0 0 0 1 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 20 24 25 27 26
139
7. Bank Victoria Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 1 1 1 1 1
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
1 1 1 1 1
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 0 0 0 0 0
8 Jenis dan definisi setiap produk 1 1 1 1 1
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 0
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 0 0 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 0 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 0 1 1 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 0 0 0 0
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 0 0 0 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 0 0 0 1 0
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 0 0 0 0 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 1 1 1 1 1
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 0 0 0 0 0
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 0 0 0 0 0
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 0 0 0 0 0
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 0 1 0 0
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 0 1 0 0
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 0 1 0 0
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 0 0 0 0 0
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
0 0 0 0 0
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 14 12 17 16 15
140
8. BCA Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 1 1 1 1 1
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
1 1 1 1 1
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 0 0 0 0 0
8 Jenis dan definisi setiap produk 0 0 0 0 0
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 1
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 0 0 0 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 0 0 0 0
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 0 0 0 0 0
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 1 1 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 1 1 1 1 1
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 0 0 0 0 0
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 0 0 0 0 0
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
0 0 0 0 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 19 19 19 19 21
141
9. BNI Syariah
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 1 1 1 1 1
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
1 1 1 1 1
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 0 0 0 0 0
8 Jenis dan definisi setiap produk 1 1 1 1 1
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 1 1 1 1
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 0 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 1 1 1 1
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 1 1 1 1
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 1 1 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 1 0 1
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 1 1 1 1 1
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 1 1 1 1 1
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
1 1 1 1 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 1 1 1 1 1
Total Pengungkapan 24 28 29 28 29
142
10. Maybank Syariah Indonesia
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 1 1 1 1 1
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 0 0 0 0 0
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
1 1 1 1 1
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 0 0 0 0 0
8 Jenis dan definisi setiap produk 1 1 1 1 1
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 0
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 0 0 0 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 0 0 0 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 0 0 1 1
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 0 0 1 1
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 0 0 0 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 0 0 0 0 0
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 0 0 0 0 0
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 0 0 0 0 0
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 0 0 0 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 1 1 1 1 1
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 0 0 0 0 0
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 0 0 0 0 0
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
1 1 1 1 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 14 14 14 20 20
143
11. Affin Islamic Bank Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 0 0 0 0 0
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
0 0 0 0 0
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 1 1 1 1 1
8 Jenis dan definisi setiap produk 0 0 0 0 0
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 0
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 0 0 0 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 0 0 0 0 0
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 0 0 0 0
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 0 0 0 0 0
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 0 0 0 0 0
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 1 1 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 1 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 0 0 0 0 0
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 0 0 0 0 0
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
0 0 0 0 0
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 16 16 17 16 16
144
12. Bank Islam Malaysia Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 0 0 0 0 0
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
1 1 1 1 1
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
0 0 0 0 0
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 1 1 1 1 1
8 Jenis dan definisi setiap produk 0 0 0 0 0
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 0
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 0 0 0 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 1 1 1 1 1
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 1 1 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 0 0 0 0 0
27 Relawan (volunteer) 0 1 1 1 1
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 1 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 1 1 1 1 1
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
1 0 0 0 0
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 1 1 1 1 1
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 1 1 1 1 1
Total Pengungkapan 25 25 26 25 25
145
13. Bank Muamalat Malaysia Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 0 0 0 0 0
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
1 1 1 1 1
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
0 0 0 0 0
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 1 1 1 1 1
8 Jenis dan definisi setiap produk 0 0 0 0 0
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 0
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 1 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 0 0 0 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 0 0 0 0
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 0 0 0 0 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 1 1 1 1 1
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 0 0 0 0 0
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 0 0 1 1 1
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
0 0 1 1 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 1
Total Pengungkapan 20 20 22 22 24
146
14. Hong Leong Islamic Bank Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 0 0 0 0 0
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
1 1 1 1 1
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
0 0 0 0 0
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 1 1 1 1 1
8 Jenis dan definisi setiap produk 0 0 0 0 0
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 0
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 0 0 0 0 0
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 0 0 0 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 1 1 1 1 0
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 0 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 0 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 0
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 0 0 0 0 0
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 0 1 0 0
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 0 0 0 0 0
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 1 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 0
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 1 1 1 1 1
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
1 1 1 1 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 21 20 20 20 17
147
15. MBSB Bank Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 0 0 0 0 0
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
0 0 0 0 0
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 0 0 0 0 0
8 Jenis dan definisi setiap produk 0 0 0 0 0
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 0
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 0 1
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 1 1 1 0 1
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 1 0 0 1 1
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 0 1 0 0 0
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 0 0 0 0 0
27 Relawan (volunteer) 1 1 1 1 1
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 1 0 0 1 1
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
1 0 0 1 1
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 22 20 19 20 22
148
16. RHB Islamic Bank Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 0 0 0 0 0
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
1 1 1 1 1
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
0 0 0 0 0
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 0 0 0 0 0
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 1 1 1 1 1
8 Jenis dan definisi setiap produk 0 1 0 0 0
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 0
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 0 0 0 0 0
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 0 0 0 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 0 0 0 0 0
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 0 0 0 0
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 0 0 0 0 0
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 0 0 0 0 0
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 1 1 1 1
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 0 0 0 0 0
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 0 0 0 0 0
27 Relawan (volunteer) 0 0 0 0 0
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 0 0 0 0 0
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 0 0 0 0 0
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 0 0 0 0 0
32 Kepedulian terhadap anak-anak 0 0 0 0 0
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
0 0 0 0 0
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
0 0 0 0 0
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 0 0 0 0 0
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
0 0 0 0 0
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 8 9 8 8 8
149
17. Bank Islam Brunei Darussalam Berhad
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Tema 1 Pendanaan dan Investasi (Financing & Investment)
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 0 0 0 0 0
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery
trading/margin trading, arbitrage baik spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant)
0 0 0 0 0
3 Zakat ( jumlah, dan penyaluran) 1 1 1 1 1
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih (denda)
0 0 0 0 0
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 1 1 1 1
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 1 1 1 1
Tema 2 Produk Dan Jasa (Product & Services)
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan jasa baru 1 1 1 1 1
8 Jenis dan definisi setiap produk 0 0 0 0 0
9 Pelayanan atas pengaduan nasabah (bentuk, jumlah keluhan,dan penyelesaian) 0 0 0 0 0
Tema 3 Karyawan (Employees)
10 Jumlah karyawan 1 1 1 0 0
11 Jam Kerja 0 0 0 0 0
12 Hari libur 0 0 0 0 0
13 Tunjangan Karyawan 1 1 1 1 1
14 Kebijakan Remunerasi 0 0 0 0 0
15 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan 1 1 1 1 1
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 0 0 0 0 0
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 1 1 1 1
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan (Workforce, Work Health and Safety) 1 1 1 1 1
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 1 1 1 1
20 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 1 1 1 1
22 Kesejahteraan Karyawan (Employee Welfare) 1 0 0 0 0
23 Karyawan difabel (Disability) 0 0 0 0 0
Tema 4 Masyarakat (Society)
24 Sedekah/Donasi (Jumlah dan penyalurannya) 1 1 1 1 1
25 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 0 0 0 0 0
26 Qard Hasan/pinjaman kebajikan (Jumlah dan penyaluran) 0 0 0 0 0
27 Relawan (volunteer) 1 1 1 1 1
28 Pemberian beasiswa sekolah (scholarships) 1 1 1 1 1
29 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
0 0 0 0 0
30 Pengembangan generasi muda 1 1 1 1 1
31 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 1 1 1 1
32 Kepedulian terhadap anak-anak 1 1 1 1 1
33 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 1 1 1 1
34 Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan)
1 1 1 1 1
Tema 5 Lingkungan
35 Konservasi lingkungan hidup 0 0 0 0 0
36 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengelolaan
limbah, pengelolaan airbersih, dll)
0 0 0 0 0
37 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 0 0 0 0 0
38 Penghargaan dibidang Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0
39 Sistem manajemen lingkungan hidup 0 0 0 0 0
Total Pengungkapan 20 19 19 18 18
150
Lampiran 3: Output IBM SPSS 25
1. Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
ICG 85 29.00 88.00 76.9765 12.41732
ICSR 85 21.00 77.00 53.6706 14.00713
ROA 85 -20.13 5.50 .4462 3.00813
Valid N (listwise) 85
2. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
transtransr
es
N 85
Normal
Parametersa,b
Mean .8056
Std. Deviation .31519
Most Extreme
Differences
Absolute .091
Positive .090
Negative -.091
Test Statistic .091
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
3. Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.311 2.187 -.600 .550
151
ICG .010 .028 .042 .364 .717 .914 1.094
ICSR .018 .025 .085 .739 .462 .914 1.094
a. Dependent Variable: ROA
4. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.421 1.926 2.295 .024
ICG -.027 .025 -.123 -1.085 .281
ICSR -.020 .022 -.102 -.901 .370
a. Dependent Variable: absres
5. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .105a .011 -.013 3.02774 2.016
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
6. Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.311 2.187 -.600 .550
ICG .010 .028 .042 .364 .717
ICSR .018 .025 .085 .739 .462
a. Dependent Variable: ROA
152
7. R Square
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .105a .011 -.013 3.02774
a. Predictors: (Constant), ICSR, ICG
b. Dependent Variable: ROA
8. Uji Simultan F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 8.387 2 4.194 .457 .634b
Residual 751.713 82 9.167
Total 760.101 84
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), ICSR, ICG
9. Uji Parsial t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.311 2.187 -.600 .550
ICG .010 .028 .042 .364 .717
ICSR .018 .025 .085 .739 .462
a. Dependent Variable: ROA