Isi

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu siklus hidup perempuan yang normal dan alamiah, namun jika tidak dirawat dan tidak ditangani dengan baik kehamilan dan persalinan itu akan menjadi suatu hal yang tidak normal bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa, baik ibunya maupun bayinya. Dan mengingat masih tinggingnya angka kematian ibu dan anak di Indonesia, khususnya di NTB maka di butuhkan tenaga kesehatan atau bidan yang terampil dan profesional mengikuti aturan atau protap kebidanan sesuai aturan Perundang-undangan yang berlaku. 1.2 TUJUAN Umum : Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dengan belajar langsung di lapangan atau pada pasien langsung selain pembelajaran yang didapatkan dari perkuliahan Khusus : - Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin sesuai APN. - Mendeteksi dini adanya komplikasi melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir. - Mendeteksi adanya komplikasi masa nifas. 1

description

gfgnnfghhhggnh

Transcript of Isi

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Kehamilan dan persalinan adalah suatu siklus hidup perempuan yang normal dan

alamiah, namun jika tidak dirawat dan tidak ditangani dengan baik kehamilan dan persalinan itu

akan menjadi suatu hal yang tidak normal bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa, baik

ibunya maupun bayinya.

Dan mengingat masih tinggingnya angka kematian ibu dan anak di Indonesia, khususnya

di NTB maka di butuhkan tenaga kesehatan atau bidan yang terampil dan profesional mengikuti

aturan atau protap kebidanan sesuai aturan Perundang-undangan yang berlaku.           

1.2  TUJUAN

Umum :    Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dengan belajar langsung di lapangan

atau pada pasien langsung selain pembelajaran yang didapatkan dari perkuliahan

Khusus :  - Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin sesuai APN.

- Mendeteksi dini  adanya komplikasi melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir.

      - Mendeteksi adanya komplikasi masa nifas.

1

Page 2: Isi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

UKURAN-UKURAN PANGGUL, KEPALA, DEMINATOR, HIPOMOKLION

2.1.     Pengertian

      Setiap janin yang akan lahir pasti melalui rongga panggul, yang terdiri dari tulang dan

bentuknya seperti lubang. Itu sebabnya, pemeriksaan atau pengukuran luas rongga panggul

selagi hamil menjadi sangat penting. Mengetahui ukuran rongga panggul ibu hamil, bisa untuk

memperkirakan, apakah janin akan lahir secara normal atau Caesar. 

2.2    Etiologi

Ukuran-ukuran luar ini masih dapat dipergunakan dimana pelvimetri roentgen

sulit dilakukan. Dengan cara ini masih dapat ditentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan

ukuran-ukuran panggul apabila dikombinasikan dengan pemeriksaan dalam.

2.3 Ukuran-Ukuran Panggul

 1.      Distansia spinarum (± 24 cm-26 cm); jarak antara kedua spina iliaka anterior superior

sinistra dan dekstra.

2.      Distansia kristarum (± 28 cm-30 cm); jarak yang terpanjang anatar dua tempat yang

simetris pada krista iliaka sinistra dan dekstra. Umumnya ukuran-ukuran ini tidak penting,

tetapi bila ukuran ini lebih kecil 2-3 cm dari angka normal, maka dapat dicurigai panggul itu

patologik.

3.      Distansia oblikua eksterna (ukuran miring); jarak antara spina iliaka posterior sinistra dan

spina iliaka anterior superior dekstra dan dari spina iliaka posterior dekstra ke spina iliaka

anterior superior sinistra. Kedua ukuran ini bersilang. Jika panggul normal, maka kedua

ukuran ini tidak banyak berbeda, akan tetapi, jika panggul itu asimetrik (miring), maka kedua

ukuran itu jelas berbeda sekali.

4.      Distansia intertrokanterika; jarak antara kedua trokanter mayor.

5.     Konjugata eksterna (Boudeloque) ± 18 cm; jarak antara bagian atas simfisis ke prosessus

spinosus lumbal 5.

6. Distansia tuberum (± 10,5 cm); jarak anatara tuber iskii kanan dan kiri. Untuk mengukurnya

dipakai Oseander. Angka yang ditunjuk jangkar harus ditambah 1,5 cm karena adanya

2

Page 3: Isi

jaringan subkutis antara tulang dan ujung jangkar, yang menghalangi pengukuran secara tepat.

Bila jarak ini kurang dari normal, dengan sendirinya arkus pubis lebih kecil dari 90 derajat.

2.4 Bidang-bidang :

(1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan

promontorium

(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.

(3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.

(4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

2.5. Jenis Panggul 

Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis

panggul :

(1) Ginekoid : paling ideal, panggul perempuan, diameter anteroposterior sama dengan

diameter transversa bulat : 45%

(2) Android : panggul pria, PAP segitiga, diameter transversa dekat dengan sacrum.

segitiga : 15%

(3) Antropoid : agak lonjong seperti telur, diameter anteroposterior lebih besar

daripada diameter transversa.

(4) Platipeloid : picak, diameter transversa lebih besar daripada diameter

anteroposterior, menyempit arah muka belakang : 5%

2.6  Mekanisme persalinan

Denominator dan Hipomoklion Pada Letak Rendah

1.     Pengertian

Denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu bagian dari salah satu bagian

dari bagian depan janin terhadap jalan lahir. Hipomoklion adalah titik putar atau pusat

pemutaran. Denominator dan hipomoklion pada proses persalinan akan dibahas lebih lanjut,

khususnya pada mekanisme letak kepala.

3

Page 4: Isi

2.     Macam – macam persalinan letak kepala

a.       Letak Belakang Kepala

Ukuran kepala bagi anak sangat penting, terutama pada bayi untuk memonitor

perkembangan dan pertumbuhannya pada bulan-bulan pertama kehidupannya. Pengukuran

diameter kepala bayi perlu dilakukan secara berkala. Pada umumnya setiap kunjungan ke dokter

anak, maka diameter kepala akan selalu diukur dan kemudian hasilnya akan dimasukkan ke

dalam kurva ukuran kepala untuk dinilai apakah kepala bayi termasuk normal, kecil tidak normal

(mikrosefali), atau besar tidak normal (makrosefali).

Mikrosefali (ukuran kepala kecil dibanding normal) dapat disebabkan oleh berbagai hal

seperti misalnya genetik, gangguan kromosom, kurangnya pasokan oksigen selama kehamilan,

infeksi, kekurangan gizi, sindrom tertentu, ataupun konsumsi obat-obatan pada saat ibu hamil.

Penanganan mikrosefali disesuaikan dengan penyebabnya. Hal yang terpenting justru adalah

bagaimana mencegah agar mikrosefali tidak terjadi pada anak. Memberikan edukasi pada ibu

hamil, skrining infeksi selama kehamilan, dan memperhatikan serta membatasi konsumsi obat-

obat tertentu merupakan langkah yang terbaik.

Makrosefali (ukuran kepala besar dibanding normal) cukup sering dijumpai pada bayi.

Penyebab tersering adalah hidrosefalus (terkumpulnya cairan di rongga kepala akibat gangguan

aliran cairan otak). Penyebab makrosefali lainnya adalah tumor, genetik, volume otak yang

besar, ataupun penebalan dari tulang tengkorak kepala. Penanganan makrosefali pun sama

dengan mikrosefali, yaitu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya tersebut.

Pemeriksaan diameter kepala sangat penting bagi bayi. Setiap ketidaknormalan ukuran kepala,

yang disadari oleh orangtua atau karena hasil pengukuran berkala, perlu mendapat perhatian

lebih dan sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter.

·         Denominator pada letak belakang kepala adalah ubun – ubun kecil (UUK).

·         Hipomoklionnya adalah suboksiput

·         Mekanisme persalinan

Pada persalinan letak belakang kepala, yang paling sering kita temukan adalah Ubun – ubun

Kecil kiri melintang.

Pada proses persalinan janin akan melakukan gerakan – gerakan sbb:

1)      Turunnya kepala

4

Page 5: Isi

-        Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul

-        Majunya kepala

2)      Fleksi

Dengan majunya kepala, biasanya fleksi juga bertambah hingga UUK lebih rendah dari UUB.

3)      Putaran paksi dalam

UUK memutar ke depan ke bawah symfisis bersama dengan majunya kepala. Ini terjadi bila

kepala sudah sampai di hodge III.

4)       Ekstensi

Setelah kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Setelah

suboksiput tertahan pada pinggir bawah symfisis maka lahirlah berturut-turut UUB,dahi, hidung,

mulut dan dagu bayi.

5)      Putaran paksi luar ( Putaran Resusitasi).

6)      Exspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan bayi sampai ke bawah symfisis dan menjadi Hipomoklion

untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian disusul bahu depan dan selanjutnya seluruh badan

bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir.

b.       Letak Puncak

·         Denominatornya adalah UUB

·         Hipomoklionnya adalah glabella.

·         Mekanisme persalinannya.

Pada dasarnya sama dengan letak belakang kepala tetapi pada presentasi puncak kepala tidak

terjadi fleksi maximal sehingga dapat dikatakan presentasi puncak kepala merupakan kedudukan

sementara yang nantinya berubah menjadi letak belakang kepala. Setelah kepala mencapai dasar

panggul dan UUB berada di bawah stmpisis, Oksiput akan lahir, diikuti dengan bagian kepala

janin yang lain dan disusul oleh kelahiran badan janin seperti letak belakang kepala.

c.       Letak Muka

·         Denominatornya adalah Dagu.

·         Hipomoklionnya adalah daerah submentum.

·         Mekanisme persalinannya.

Kepala turun melalui PAP  dengan sirkumferensia trakeloparietalis dan dengan dagu melintang

atau miring. Setelah muka mencapai dasar panggul terjadi putaran paksi dalam sehingga dagu

5

Page 6: Isi

memutar kedepan dan berada di bawah arkus pubis. Dengan daerah submentum sebagai

hipomokleon, kepala lahir dengan gerakan fleksi sehingga dahi, UUB dan belakang kepala lahir

lewat perineum. Setelah kepala lahir terjadi putaran paksi luar dan badan janin lahir seperti pada

letak belakang kepala.

d.       Letak Dahi

·         Denominatornya adalah Dahi.

·         Hipomoklionnya adalah fossa kanina.

e.       Tiga factor penting yang memegang peranan pada persalinan, ialah 1). Kekuatan – kekuatan

yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan; 2). Keadaan jalan lahir; dan 3).

Janinnya sendiri.

His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti telah dijelaskan yang menyebabkan serviks

membuka dan mendorong janin kebawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat,

kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.

Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, ialah bila

arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk

dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas

panggul. Asinklitismus anterior menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat

sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus posterior menurut

Litzman; keadaan adalah sebaliknya dari asinklismus anterior.

Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme turunnya kepala

dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah lebih luas

dibandingkan dengan pelvis didaerah anterior. Hal asinklitismus penting, apabila daya

akomodasi panggul agak terbatas.

Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih mendekati

sub oksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terhadap kepala yang akan menurun,

menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul menurut hokum

Koppel: a kali b = c kali d. Pergeseran di titik B lebih besar dari di titik A.

Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil, yakni

dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia

suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala janin berada didalam keadaan

fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafraghma pelvis yang berjalan dari

6

Page 7: Isi

belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan

intrauterine disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula

putaran paksi dalam. Didalam hal mengadakan rotasi UUK akan berputar kearah depan, sehingga

di dasar pnggul UUK berada di bawah simfisis. Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul

dan UUK di bawah simfisis, maka dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan

gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.

Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi luar.

Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk

menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.

Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring, di dalam rongga panggul bahu

akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga didasar panggul,

apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Demikian pula di

lahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian, bayi

lahir seluruhnya.

Presentasi

• Dipakai untuk menentukan bagian janin yangterbawah dan tiap presentasi terdapat 2

macamposisi yaitu kanan dan kiri dan tiap posisi terdapat 3macam variasi yaitu depan,

lintang, dan belakang (kiridepan, kiri lintang dan kiri belakang, kanan depan,kanan

lintang, dan kanan belakang).

• Presentasi kepalaPresentasi belakang kepalaPresentasi puncak kepalaPresentasi

mukaPresentasi dahi

7

Page 8: Isi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ukuran kepala bagi anak sangat penting, terutama pada bayi untuk memonitor

perkembangan dan pertumbuhannya pada bulan-bulan pertama kehidupannya. Pengukuran

diameter kepala bayi perlu dilakukan secara berkala. Pada umumnya setiap kunjungan ke dokter

anak, maka diameter kepala akan selalu diukur dan kemudian hasilnya akan dimasukkan ke

dalam kurva ukuran kepala untuk dinilai apakah kepala bayi termasuk normal, kecil tidak normal

(mikrosefali), atau besar tidak normal (makrosefali).

8

Page 9: Isi

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.kiddiecarecentre.com/kesehatan-anak-2/saraf/ukuran-kepala-bayi.html

2. http://enggaristiqomah.blogspot.com/2011/02/kepala-bayi-dan-ukuran-ukuranya.html

3. http://primahaiberawan.blogspot.com/

4. http://www.kiddiecarecentre.com/kesehatan-anak-2/saraf/ukuran-kepala-bayi.html

9