Isi
-
Upload
melisa-ayuningtyas -
Category
Documents
-
view
43 -
download
4
description
Transcript of Isi
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 1
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak bumi dalam bahasa Inggris yaitu petroleum, dari bahasa Latin (petrus artinya
karang/batu dan oleum artinya minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam yaitu cairan kental,
berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai
hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan
kemurniannya.
Minyak bumi diambil dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi
sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen,
karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak bumi
akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik
didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak
tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-
obatan. Minyak bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang
dibutuhkan manusia.
ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan sebuah organisasi geo-politik
dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kegiatan ekonomi yang dijalankan
salah satunya adalah eksplorasi pertambangan minyak bumi. Namun, tidak semua negara-negara
di ASEAN adalah penambang (memiliki lokasi pertambangan) dan penghasil minyak bumi.
Terdapat beberapa negara di ASEAN yang hanya melakukan pengolahan serta mengimpor
minyak bumi dari negara tetangganya di ASEAN.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah :
a. Agar mahasiswa mengetahui apa itu minyak bumi beserta komposisinya
b. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana tahap pembentukan dan pengolahan
minyak bumi.
c. Agar mahasiswa mengetahui persebaran wilayah tambang minyak bumi di negara-
negara di ASEAN.
d. Agar mahasiswa mengetahui jumlah produksi dan persebaran pasar produksi
minyak bumi di negara-negara di ASEAN.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 2
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri atas
hidrokarbon. Hidrokarbon yang tergantung dalam minyak bumi adalah alkana, kemudian
sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena, dan berbagai
senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari
hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur,
oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam.
Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik
(mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Dimana dua
ratus juta tahun yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang. Laut yang didiami jasad renik
berkulit keras sangat banyak jumlahnya. Jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga
jumlahnya makin lama makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan dari sungai,
atau batuan-batuan yang berasal dari pergeseran bumi. Disini kemudian terjadi pembusukan
oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan tinggi sedimen, maka setelah berjuta-juta tahun
terbentuklah minyak bumi dan gas alam tersebut. Karena proses pembentukan minyak bumi
memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digunakan pada sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui (unrenewable).
Gambar 2.1 Minyak Bumi
Pada umumnya minyak bumi tampak hitam legam, pekat serta kurang menarik (Gambar
2.1). Minyak bumi baru dapat digunakan sebagai bahan bakar minyak (BBM) maupun sebagai
produk-produk lain setelah melalui proses pengolahan.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 3
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Pada umunya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak berpori dalam
pergerakannya ke atas. Hal ini menjelaskan mengapa minyak bumi juga di sebut petroleum
(petroleum berasal dari bahasa Latin ‘petrus’ artinya batu dan ‘oleum’ artinya minyak). Untuk
memperoleh minyak bumi atau petroleum ini, dilakukan pengeboran.
2.2 Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu :
a. Hidrokarbon Jenuh (Alkana)
Dikenal dengan alkana atau parafin
Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)
Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
Senyawa penyusun diantaranya :
1. Metana CH4
2. Etana CH3 – CH3
3. Propana CH3 – CH2 – CH3
4. Butana CH3 – (CH2)2 – CH3
5. n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3
6. Iso-oktana CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2
b. Hidrokarbon Tak Jenuh (Alkena)
Dikenal dengan alkena
Keberadaannya hanya sedikit
Senyawa penyusunnya :
1. Etena CH2 = CH2
2. Butena CH2 = CH – CH2 – CH3
c. Hidrokarbon Jenuh Berantai Siklik (Sikloalkana)
Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
Senyawa penyusunnya :
d. Hidrokarbon Aromatik
Dikenal sebagai seri aromatik
Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 4
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Senyawa penyusunannya :
e. Senyawa Lain
Keberadaannya sangat sedikit sekali
Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen
dan organo logam (kecil sekali)
2.3 Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk melalui beberapa proses. Proses tersebut dijelaskan berdasarkan
dua teori, yaitu :
1. Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa
minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan
karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah
menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Persamaan : CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2. Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh Engker yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk
dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme)
dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.
2.4 Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang diperoleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang
pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan,
diantaranya :
a. Pengolahan Pertama
Pada tahapan ini dilakukan proses distilasi bertingkat yang memisahkan fraksi-fraksi
minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan
tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah akan
menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup
gelembung.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 5
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
b. Pengolahan Kedua
Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses
sebagai berikut :
1. Perengkahan (cracking)
2. Ekstrasi
3. Kristalisasi
4. Pembersihan dari kontaminasi
2.5 Tambang Minyak Bumi Negara Malaysia
2.5.1 Lokasi
Gambar 2.2 Lokasi Tambang Minyak Bumi Negara Malaysia
Lokasi reservoir minyak dan gas di Negara Malaysia terbagi dalam 6 mayor sedimen.
Ketiga basin itu terbagi dalam tiga grup utama yaitu :
1. Semenanjung Malaysia
Basin Malaysia di lepas pantai timur mengcover lebih dari 12.000 meter dan
penyu basin di selatan mengcover luasan sebesar 5000 kilometer persegi.
2. Serawak
Basin Serawak dengan 7 provinsi geologi.
3. Sabah
Basin Sabah, timur laut basin sabah dan tenggara basin sabah dilakukan
eksplorasi air dalam.
2.5.2 Eksplorasi
Sejarah eksplorasi minyak bumi di Negara Malaysia dimulai pada abad ke-19. Minyak
bumi mulai memberikan kontribusi nyata dalam ekonomi Malaysia pada dasawarsa 1970
ketika platform dan penyulingan minyak yang baru mulai dibangun. Menjelang tahun 1975,
jumlah produksi minyak mentah tercatat sebesar 90.000 barrel sehari (14.000 m³/d), dan
kebanyakan diproduksi oleh perusahaan minyak Shell. Berikut ini sejarah penemuan minyak
bumi yang ada di wilayah Malaysia :
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 6
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Pada tahun 1882, Claude Champion de Crespigny, seorang resident yang
berkedudukan di Baram, mencatat temuannya tentang penduduk daerah yang
menemukan sumur minyak. Paling tidak ada 18 sumur minyak dangkal yang sedang
mengalirkan minyaknya saat itu. Temuannya itu dilaporkan kepada Rajah Charles Brooke,
“The Second White Rajah of Sarawak”. Raja berkulit putih yang kedua, keponakan dari
James Brooke, “The First Rajah of Sarawak”, seorang petualang Inggris yang karena
keberanian dan kepiawaiannya dapat menjadi seorang penguasa di daerah Sarawak, dan
bergelar Rajah of Sarawak di tahun 1841.
Tahun 1909, perusahaan minyak Anglo-Saxon yaitu perusahaan asal kepada Serikat
Barat Shell hari ini telah diberi hak untuk mengeksploitasi sumber minyak bumi yang
terdapat di seluruh Timur.
Pada agustus 1910, rencana pemboran tetap diteruskan, dan sumur mulai ditajak pada
tanggal 10 Agustus 1910, dengan menggunakan apa yang disebut sebagai ‘old cable tool’.
Pengeboran dengan cara seperti itu sangat lambat, tapi pada akhirnya, tanggal 22
Desember 1910, pada kedalaman 138 meter, mereka menjumpai minyak. Lebih dari
empat bulan sejak dimulainya pemboran sumur tersebut, ‘Miri-1 well’, berproduksi
sebanyak 88 BOPD, dan kejayaan produksi minyak dan gas Malaya (sekarang Malaysia )
telah dimulai. Miri dapat dikatakan sebagai situs bermulanya industri minyak bumi secara
komersial di Malaysia.
Pada tahun 1929, 500 sumur minyak telah di-bor sehingga mencapai puncak produksi
sebanyak 15,000 barrel minyak per-hari. Hal ini membuat cari gali minyak tertumpu
di daratan kota Miri saja.
Tahun 1968, sumur minyak lepas pantai yang pertama bernama West Lutong memulai
produksi minyak bumi. West Lutong dapat menghasilkan minyak bumi mencapai 4000
tong minyak sehari yang dikeluarkan pada tahun 1968 dengan 4 medan minyak telah
diusahakan.
Di akhir tahun 1971, produksi lapangan minyak Miri tinggal 90% air dengan 675 barrel
minyak per-hari. Lapangan minyak Miri telah ditutup pada 20 Oktober 1972, setelah
lebih dari 60 tahun diproduksi, dengan total produksi sebanyak 80 juta barrel minyak.
Monumen untuk mengenang penemuan minyak tersebut telah didirikan di lokasi sumur
Miri-1 atau nama lainnya adalah ‘The Grand Old Lady’.
Selain sejarah-sejarah diatas terdapat juga sejarah dari BUMN milik Malaysia yang
dikenal dengan Petronas. Sejarah petronas dimulai sebelum tahun 1974, operasi minyak di
Malaysia dilakukan oleh perusahaan multi nasional melalui sistem konsesi untuk mencari gali
minyak bumi di perairan Sulawesi dan Maluku. Antara perusahaan- perusahaan yang mencari
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 7
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
galian minyak, yang memegang konsesi adalah Shell dan Exxon Mobile. Kilang pengolahan
minyak Shell di Port Dickson dibuka pada tahun 1962. Ketika itu minyak dibeli dari luar negeri.
Pada tahun 1973 terjadi krisis minyak yang ikut melanda Malaysia.
2.5.3 Hasil Produksi
Berikut adalah hasil produksi dan konsumsi minyak bumi di Negara Malaysia yang
disajikan dalam bentuk grafik :
Gambar 2.3 Produksi Minyak Mentah Negara Malaysia
Produksi minyak Malaysia relatif mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimulai dari
tahun 1980 sebesar 300 ribu barrel hingga pada puncaknya di tahun 2004 yaitu mencapai
hamper 800 ribu barrel setiap harinya. Tapi semenjak tahun 2004 hingga 2012 produksi
minyak bumi Malaysia mengalami tren menurun. Menurut United States Energy Information
Administration terakhir produksi minyak Malaysia pada tahun 2012 adalah sekitar hampir 500
ribu barel per hari.
Tabel 2.1 Tingkat Persentase Produksi Minyak Bumi di Negara Malaysia
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 8
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Tabel di atas menjelaskan tentang jumlah produksi minyak bumi Negara Malaysia
dari tahun ke tahun yang disertai perubahan dari tahun sebelumnya dalam bentuk prosentase.
Laju perubahan atau pertumbuhan terbesar adalah pada tahun 1984 yaitu sebesar 20.55%.
Sedangkan penurunan jumlah produksi terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu menurun
sebesar 10.71%, yang apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 638.26 ribu barrel
per hari Sedangkan untuk jumlah produksi terbanyak terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar
763.48 ribu barrel perhari dan produksi paling sedikit pada tahun 1981 yaitu sebesar 264 ribu
barrel per hari.
Gambar 2.4 Grafik Produksi dan Konsumsi Minyak Bumi Negara Malaysia
Dari grafik (Gambar 2.4) bisa dilihat bahwa sebagai negara berkembang, Malaysia bisa
mengendalikan antara jumlah konsumsi dan produksi sehingga mereka tidak perlu melakukan
impor. Tapi semakin lama jumlah konsumsi yang makin tinggi tidak diimbangi dengan jumlah
produksi yang memadai atau bias juga dibilang bahwa jumlah produksi justru menurun.
Imbasnya dalam beberapa tahun terakhir jumlah produksi lebih kecil daripada jumlah konsumsi.
Hal ini memaksa Malaysia untuk melakukan impor minyak bumi untuk mencukupi permintaan
pasar akan minyak bumi.
2.5.4 Pasar Produksi
Minyak bumi adalah sumber daya mineral utama yang menjadi penyokong ekonomi utama
di Negara Malaysia. Malaysia adalah negara kedua terbesar yang memproduksi minyak dan gas
alam di Asia Tenggara.
Pada gambar dibawah ini (Gambar 2.5) menjelaskan tentang jumlah total produksi minyak,
produksi minyak mentah, konsumsi dan lain lain. Dari tabel tersebut juga dapat kita lihat ranking
dari jumlah produksi Malaysia hingga jumlah produksi terakhir dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 9
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Gambar 2.5 Tingkat Produksi Minyak Bumi di Negara Malaysia
Industri Malaysia di bidang energi merupakan sektor penting dari pertumbuhan seluruh
perekonomian, dan itu hampir 20% dari total produksi domestik. Minyak dan gas alam adalah
sumber energi primer utama yang dikonsumsi di Malaysia, dengan saham diperkirakan 40%
dan 36%, masing-masing pada tahun 2012. Malaysia tetap menjadi pengekspor produk minyak
dan minyak mentah pada tahun 2013 meskipun kesenjangan penyempitan antara produksi dan
konsumsi dalam beberapa tahun terakhir. Malaysia mengekspor sekitar setengah dari produksi
minyak mentah karena kualitas minyak mentah yang menarik bagi pasar Asia dan mengambil
premi yang lebih tinggi dibandingkan dengan campuran minyak mentah lainnya. Sebagai
imbalannya, Malaysia mengimpor-biaya yang lebih rendah pada minyak mentah asam, sekitar
setengah dari Timur Tengah dan sisanya dari beberapa daerah lain, untuk kilang dan kebutuhan
dalam negeri. Pada 2013, Malaysia mengimpor 183.000 bbl/d, biaya yang lebih rendah minyak
mentah untuk diproses di kilang minyak.
Gambar 2.6 Diagram Konsumsi Energi Negara Malaysia
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 10
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Malaysia mengekspor 240.000 bbl/d minyak mentah pada tahun 2013. Menurut Global
Trade Atlas, secara signifikan lebih rendah dari 400.000 bbl/d volume ekspor pada tahun 2000.
Semua minyak mentah Malaysia diekspor di Asia Pasifik, sebagian besar yang dikirim ke
Australia, India, Thailand, dan Jepang. Jepang mulai membeli minyak mentah lebih untuk
membakar langsung pada tahun 2011 setelah kehilangan generasi listrik tenaga nuklir setelah
kecelakaan Fukushima
Impor negara produk minyak bumi telah tumbuh lebih cepat daripada ekspor dalam
beberapa tahun terakhir. Sebagian besar perdagangan produk minyak Malaysia terjadi di Asia,
terutama dengan negara tetangga Singapura. Bensin merupakan produk impor utama, membuat
naik sekitar 45% dari impor produk dan sekitar sepertiga dari semua permintaan produk
minyak.
2.5.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi
Pertambangan Minyak Bumi di Negara Malaysia dinaungi oleh beberapa macam instansi,
entah itu instansi milik pemerintah maupun swasta. Adapun instasi -instasi tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut ini :
a. Petronas
Sejarah : Petronas, kependekan dari Petroliam Nasional Berhad, adalah
perusahaan minyak dan gas Malaysia yang didirikan pada tanggal 17
Agustus 1974 yang dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Malaysia.
Perusahaan ini mendapatkan hak atas seluruh sumber daya minyak dan
gas di Malaysia dan diberi kepercayaan mengembangkan dan
menambah nilai sumber daya tersebut pada tanggal 1 Oktober 1974.
Tahun berikutnya, Petronas diberi hak tunggal atas pemasaran dan
distribusi semua produk minyak, dan ketentuan untuk mengontrol
perusahaan-perusahaan lain tanpa memiliki kepemilikan di dalamnya,
melalui pengeluaran saham-saham manajemen kepada Petronas.
Petronas sebagai perusahaan minyak dan gas (migas) milik Malaysia,
masuk dalam jajaran 25 perusahaan minyak terbesar di dunia yang
dirilis Forbes, dengan tingkat produksi 1,2 juta barel per hari (bph).
Sistem : Petronas menggunakan sistem kontrak bagi hasil. Petronas
mengadopsi sistem kontrak bagi hasil temuan pertamina dalam
melakukan negosiasi konsesi migas dengan perusahaan minyak asing
yang memiliki teknologi. Sebelumnya pertamina sangat sedikit
perusahaan migas di asia (non-Timur Tengah) yang mampu
menghasilkan konstribusi ekonomi yang besar bagi negaranya. Dengan
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 11
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
sistem ini, praktis Petronas tidak perlu menarik urat dalam- dalam dan
tidak perlu mencari modal sendiri.
Profit : Pada tahun 2006, keuntungan Petronas sudah demikian besar
mencapai US$ 15 miliar, atau setara dengan tiga puluh persen
pendapatan pemerintah Malaysia. Langsung maupun tidak langsung,
konstribusi ekonomi powerhouse ini mampu mengangkat pendapatan
per kapital penduduk Malaysia menjadi US% 6000 pada tahun 2006
(Economist, 10/2007) dengan jumlah pegawai sebesar 33.682 orang.
Pada tahun 2005, cadangan migas yang berhasil di kuasai Petronas di
luar negeri telah mencapai 5,9 miliar barrel, lebih tinggi dari pada
cadangan domestik yaitu 4,2 miliar barrel. Pada tahun 2008 Petronas
berhasil meraup sekitar 77 miliar dollar AS atau sekitar Rp 153 triliun.
b. Murphy Peninsular Malaysia, Murphy Sabah, Murphy Sawarawk Oil Co.Ltd
Wilayah : Perairan Blok H, Rotan, Biris, dan Dolfin
Deskripsi : Perseroan ini memiliki 80% kepemilikan di perairan Blok H lepas pantai
Sabah. Pada awal tahun 2007, Perusahaan mengumumkan penemuan gas
alam yang signifikan di Rotan maupun di Blok H. Pada awal tahun 2008,
Perusahaan menindaklanjuti daerah Rotan dengan Penemuan di Biris. Pada
bulan Maret 2008, Perusahaan memperbaharui kontrak untuk Blok H
dengan potongan 60% sementara tetap mempertahankan 80%
kepentingan dalam Rotan dan Biris penemuan. Pada tahun 2010, lain
Penemuan gas alam dibuat di Blok H di Dolfin. Tahun 2012, dua
penemuan gas alam dibuat di Buluh dan Bunga Lili. Pada tahun 2012,
Perseroan telah memperbaharui kontrak dengan minat yang sama. Total
areal kotor diadakan di akhir tahun 2010 oleh Perusahaan di Blok H adalah
1,99 juta hektar.
c. BHP Billiton Petroleum (Sabah) Corporation
Wilayah : Blok Q, N, dan 2A.
Aktivitas : BHP Billiton Petroleum memiliki eksplorasi, pengembangan,
produksi dan kegiatan pemasaran di lebih dari dua belas negara di
seluruh dunia. BHP Billiton memperluas portofolio eksplorasi
minyak bumi yang dengan penambahan areal lepas pantai laut di
perairan Malaysia. PETRONAS, minyak nasional Malaysia
perusahaan, diberikan blok Perusahaan lepas pantai, yaitu Blok N,
Blok Q & Block 2A N & T. Blok yang terletak sekitar 175 kilometer
lepas pantai dari Kota Kinabalu, negara ibukota Sabah, dan blok
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 12
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2A adalah ~ 200 km lepas pantai Miri - tiga blok di kedalaman air
mulai 1600-2800 meter. Dalam kontrak yang ditandatangani dengan
PETRONAS, BHP Billiton adalah operator & PETRONAS Carigali
memegang bunga yang tersisa. Pemberian blok didasarkan pada
program eksplorasi yang akan dilakukan oleh BHP Billiton yang
meliputi akuisisi seismik, pengolahan ulang dan eksplorasi
pengeboran.
d. INPEX Offshore North West Sabah Ltd.
Aktivitas : INPEX CORPORATION adalah perusahaan eksplorasi migas dan
termasuk perusahaan terbesar yang memproduksi dengan peringkat
tinggi di antara perusahaan Hulu Independen global dan Super Jurusan.
INPEX saat ini melakukan lebih dari 70 proyek minyak dan gas alam di 27
negara, termasuk dua skala besar Proyek LNG, Ichthys LNG Project di
Australia dan Abadi Proyek LNG di Indonesia sebagai operator. INPEX
bertujuan untuk menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan
gas internasional kelas atas melalui pertumbuhan yang berkelanjutan
dalam bisnis minyak dan gas. Dengan gas alam sebagai inti dari bisnis ini,
INPEX akan tumbuh menjadi perusahaan energi terintegrasi dengan
membuat kontribusi untuk menjadi pasokan energi yang stabil kepada
masyarakat yang lebih luas. INPEX lepas pantai North West Sabah, Ltd
adalah anak perusahaan 100% dari INPEX CORPORATION, dan terlibat
dalam eksplorasi minyak bumi dan gas alam di Deepwater Blok S, lepas
pantai Sabah, sebagai operator. Kantor Kuala Lumpur juga terlibat dalam
mencari kelanjutan E & P peluang di Malaysia.
e. Lundin Malaysia B.V.
Wilayah : Blok PM 207, PM 308A, PM 308B, PM 319, SB 303, SB 307 / SB 308
Aktivitas : Lundin Petroleum adalah perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan
gas Independen Swedia. Dalam waktu lima tahun terakhir perusahaan telah
mengakuisisi sejumlah izin eksplorasi calon lepas pantai Sabah dan
Semenanjung Malaysia. Lundin Petroleum memulai pengeboran eksplorasi
lepas pantai Sabah pada tahun 2011 menghasilkan dua gas penemuan pada
Tarap dan Cempulut prospek. Sebuah penemuan minyak lebih lanjut
dilakukan pada Janglau prospek di PM308A, lepas pantai Semenanjung
Malaysia.
f. JX Nippon Oil & Gas Exploratio Coporation
Wilayah : Blok SK 333, PM 308A, Deepwater Blok R
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 13
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Aktivitas : Pada bulan Desember 2007, April 2008 dan Januari 2012 masing-
masing, mengakuisisi darat Blok SK333, lepas pantai Blok PM308A dan
Deepwater Blok R, yang sekarang sedang dilakukan kegiatan eksplorasi.
g. Shell Malaysia
Aktivitas : Shell Malaysia terlibat dalam tiga sektor menghasilkan pendapatan
bisnis utama, yaitu :
Hulu – Eksplorasi dan Produksi (E&P)
Operasi Internasional hulu berkonsentrasi pada pengembangan efisien dan
ekstraksi minyak mentah dan gas alam lepas pantai Sarawak dan Sabah.
Selain itu, Hulu Internasional mengkonversi gas alam untuk produk
hidrokarbon cair dan memasarkan produk secara global. Shell adalah juga
merupakan mitra usaha patungan di dua gas alam cair (LNG) usaha di
Bintulu, Sarawak. Perusahaan hulu Shell memiliki kepentingan di lebih dari
17 PSC di blok lepas pantai di Sabah dan Sarawak. Shell Sintesis Distilasi
Tengah (SMDS) pabrik di Bintulu adalah pertama di dunia Gas komersial
untuk Cair (GTL) tanaman jenis jual produk ultra GTL yang bersih.
Itu Teknologi mengkonversi gas alam untuk parafin rantai panjang yang
kemudian baik hydrocracked untuk memproduksi bahan bakar cair atau
difraksinasi untuk menghasilkan bahan baku kimia dan lilin.
Hilir
Kegiatan utama Shell adalah dalam pembuatan, perdagangan, pasokan,
distribusi, pemasaran dan penjualan bensin, avtur, solar, bahan bakar
minyak, bahan bakar gas cair (LPG), aspal, pelumas dan lainnya. Shell
adalah pangsa pasar terkemuka di bisnis BBM retail di Malaysia dengan
lebih dari 900 stasiun. Shell memproduksi dan memasarkan lebih dari 600
pelumas yang berbeda untuk sektor otomotif, transportasi tugas berat,
pengolahan makanan dan pembangkit tenaga listrik.
Proyek dan Teknologi
Bisnis Proyek & Technologi Shell menyediakan layanan teknis, kemampuan
teknologi dan memfasilitasi pengiriman proyek besar di kedua Hulu
dan Hilir kegiatan. Hal ini juga memberikan membedakan teknologi
informasi teknis untuk Shell dan mendorong penelitian dan inovasi untuk
menciptakan solusi teknologi. Hal ini juga mengawasi kinerja
keselamatan dan lingkungan dan proses pengadaan di Shell.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 14
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2.6 Tambang Minyak Bumi Negara Filipina
2.6.1 Lokasi
Filipina diberkahi dengan sejumlah besar sumber daya mineral. Ia juga memiliki potensi
sumber daya yang signifikan minyak dan gas, terutama di lepas pantai dan belum diselidiki.
Sebagian besar cadangan minyak dan gas potensial terletak di Laut Cina Selatan yang
disengketakan itu. Selain itu, penghasil terbesar minyak bumi di Negara Filipina berada di teluk
Persia.
Profitabilitas proyek gas Malampaya telah direvitalisasi industri minyak dan gas, meskipun
pertempuran hukum antara pemerintah daerah dan nasional lebih dari miliaran dolar
pendapatan dari proyek ini adalah contoh utama dari tata kelola dan transparansi tantangan yang
dihadapi upaya reformasi.
Gambar 2.7 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Filipina
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 15
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2.6.2 Eksplorasi
Filipina berusaha mencari dan mengeksplorasi minyak bumi secara mandiri setalah adanya
kenaikan harga minyak dunia. Menggali sumber-sumber baru minyak dan gas dari Negeri sendiri
sangat penting untuk mencapai kemandirian energi. Keberhasilan datang pada tahun 2009 dan
2010, ketika tiga dari empat sumur laut dibor oleh perusahaan minyak raksasa multinasional
Exxon Mobil di Laut Sulu.
Saat ini, sumber dalam negeri yang paling signifikan yaitu berasal dari cadangan gas dan
minyak dari daerah Malampaya-Camago off Provinsi Palawan. Dari tahun 2001 sampai 2010,
bidang Malampaya yang terletak di barat laut Palawan menghasilkan sekitar 970.000.000.000
kaki kubik gas, 43,9 juta barel kondensat, dan 1,9 juta barel oil. Pemerintahan ini menyediakan
40 sampai 45 persen dari kebutuhan pembangkit listrik dari Luzon, pulau terbesar di Filipina. Hal
ini telah mengurangi impor minyak dan menyediakan energi yang murni. Layanan Kontrak 38, di
mana merupakan ladang gas Malampaya, ditandatangani pada sekitar tahun 1998.
2.6.3 Hasil Produksi
Berikut ini adalah hasil grafik produksi dan konsumsi Minyak Bumi di Negara Filipina :
Gambar 2.8 Produksi Minyak Bumi Negara Filipina
2.6.4 Pasar Produksi
Sebagian besar perusahaan minyak, gas dan pertambangan adalah perusahaan patungan
antara Filipina dan perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan ini jarang tercatat di Bursa Efek
Filipina (PSE) dan tergantung modal luar negeri. Penerapan 2008 Kode Pelaporan Filipina
Mineral (PMRC) ditingkatkan perlindungan atas kesempatan publik dan membuka investasi bagi
perusahaan pertambangan untuk daftar. Di.Salah satu prinsip utama dari PMRC adalah
transparansi.
Minyak dan gas, hukum yang mengatur adalah sistem kontrak jasa di bawah Eksplorasi
Minyak dan Undang-Undang Pengembangan tahun 1972. Beberapa bagian kemudian diubah
dengan Keputusan Presiden Nomor 1857, yang menawarkan perbaikan persyaratan fiskal dan
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 16
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
kontrak layanan kontraktor minyak laut dalam eksplorasi. Selain itu, kontrak layanan terikat oleh
konsultasi, persetujuan dan benefitsharing ketentuan Kode Pemerintah Daerah dan Masyarakat
Hukum Adat Hak Act (IPRA) .Sebuah rezim berbagi produksi digunakan di negara ini. Kontraktor
diperbolehkan untuk mengurangi biaya eksplorasi dan produksi hingga 70 persen, terhadap hasil
kotor produksi tahunan.
2.6.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi
Pada 1987 Konstitusi Filipina menyatakan bahwa eksplorasi, pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan secara langsung oleh negara atau melalui
produksi co, patungan atau pengaturan bagi hasil dengan Filipina atau perusahaan di mana
Filipina memiliki setidaknya 60 persen. Satu-satunya pengecualian adalah untuk perjanjian
bantuan keuangan atau teknis dengan perusahaan milik asing untuk eksplorasi besar-besaran,
pengembangan dan pemanfaatan mineral. Sebuah produksi mineral sharing agreement (MPSA)
hanya dapat diberikan kepada warga Filipina atau perusahaan minimal 60 persen dimiliki oleh
warga negara Filipina. Sementara MPSAs yang seharusnya perusahaan Filipina, sebagian besar
memiliki mitra asing. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada kemungkinan besar bahwa
beberapa perusahaan pertambangan seharusnya Filipina sebenarnya asing, tetapi menggunakan
boneka untuk memenuhi persyaratan kewarganegaraan. Securities and Exchange Commission
(SEC) -yang memiliki yurisdiksi atas semua perusahaan, kemitraan atau asosiasi yang penerima
waralaba utama, lisensi atau izin yang dikeluarkan oleh bahwa ia memiliki waktu yang sulit
memantau masalah ini karena kurangnya sumber daya-mengakui pemerintah. SEC mengusulkan
menciptakan meja pertambangan untuk dapat mengatur dan memantau pendaftaran perusahaan
pertambangan yang lebih efektif.
Pembagian presentase dengan perusahaan dan kontraktor minyak bumi secara umum
Pemerintah Filipina dan konsorsium perusahaan :
1. Shell Pilipinas Eksplorasi BV atau SPEX (45 persen)
2. Chevron Texaco (45 persen)
3. Filipina National Oil Co-Eksplorasi Corp (PNOC-EC, 10 persen).
Pada tahun 2001, Shell, Chevron dan PNOC-EC menginvestasikan sekitar $ 2,1 miliar pada
proyek dan telah pulih investasi mereka pada tahun 2005. pendapatan kotor tahunan yang
dihasilkan dari Proyek Malampaya diperkirakan sekitar $ 1,3 billion. Pemerintah saat ini sedang
mempromosikan gas dan minyak potensi negara itu. Pada bulan Juni 2011, DOE membuka
penawaran untuk blok dengan luas total lebih dari 10 juta hektar. Filipina telah menandatangani
kontrak dengan British Forum Energi untuk mengeksplorasi Reed Bank, namun pengeboran
tidak dapat memulai karena klaim oleh China dan Vietnam.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 17
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Penerimaan bersih yang tersisa kemudian dibagi antara kontraktor dan DOE pada rasio 40-
ke-60. Service Contract 38 (kontrak Malampaya-Camago) dianggap sebagai dasar dari Proyek Gas
Filipina dan kontrak jasa Model Pemerintah telah memulai agenda reformasi energi dengan visi
membimbing "Energi Akses untuk lebih "melalui tiga pilar: (1) menjamin keamanan energi, (2)
mencapai energi yang optimal harga, dan (c) mengembangkan sistem energi yang berkelanjutan.
Lintas sektoral tiga pilar merupakan strategi mempromosikan tata pemerintahan yang baik, yang
mencakup transparansi dan membuat penggunaan informasi teknologi. Sejauh ini, transparansi
dalam konteks ini hanya berarti bahwa data dibuat tersedia secara online.
2.7 Tambang Minyak Bumi Negara Myanmar
2.7.1 Lokasi
Sumber-sumber migas di Myanmar terdapat pada beberapa daerah atau area pada wilayah
Myanmar termasuk wilayah offshore dan onshore. Negara ini juga mempunyai tiga buah
kilang minyak. Berikut ini merupakan area minyak pada wilayah myanmar termasuk wilayah
offshore dan onshore :
Gambar 2.9 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Myanmar (a) Chauk dan Yenangyaung (b)
Pada makalah ini akan membahas pertambangan minyak bumi di Chauk dan Yenangyaung.
Chauk adalah sebuah kota pelabuhan dan sungai di Magway Divisi, utara-tengah Myanmar, di
Sungai Irrawaddy terletak di seberang sungai dari Seikpyu. Pada tahun 1902, ladang minyak
Chauk-Lonywa ditemukan dekat Chauk. Pada pertambangan ini dipegang oleh kontraktor interra
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 18
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
resource bekerja sama dengan organisasi pemerintah yaitu Myanmar oil & gas enterprise. Pada
tahun 2014 interra resource telah memulai pembangunan pengeboran sumur CHK 1177 di bidang
minyak Chauk di Myanmar.
Sedangkan pada Yenangyaung, interra resource sudah melakukan pengeboran di YNG 3269
di lapangan South-Central Yenangyaung sebagai pengisi lima sumur yang relatif baru dan telah
ditetapkan sebagai produsen minyak sejak Juli 2013. YNG 3269 akan dibor hingga kedalaman
target 4.200 ft dengan tujuan utama untuk mempercepat produksi dari waduk yang
menghasilkan minyak.
2.7.2 Eksplorasi
Jumlah kebutuhan minyak dan gas buminya sekitar 85 persen dari seluruh jumlah
kebutuhan energi Myanmar. Dilihat secara per kapita konsumsi energinya cukup rendah, yaitu
hanya 33 persen dari seluruh hidrokarbon yang digunakan di sektor industrinya. Walaupun
demikian negara ini menghasilkan seluruh minyak mentah/kondensat dari pusat
lapangan minyak di daratan, 50 persennya dari tiga lapangan. Selain itu negara ini juga
menghasilkan gas bumi yang terutama berasal dari lima lapangan gas di daratan. Negara ini juga
mempunyai tiga buah kilang minyak. Hanya perusahaan yang bernama Myanmar Oil and Gas
Enterprisa (MOGE) saja yang mengembangkan produksi migasnya dari daratan itu. Di samping
itu negara ini mempunyai dua lapangan gas yang besar yang letaknya di lepas pantai yakni di
Yadana dan Yetegun. Dua daerah ini sedang dikembangkan di Andaman Sea SW of Yangon City.
Menurut rencana, gas bumi yang dihasilkan itu akan diekspor ke Thailand. Mengenai masalah itu
pembicaraan masih terus dilaksanakan.
Sebenarnya antara tahun 1972 dan 1985, Myanmar Oil Corp telah melakukan pemboran
sebanyak 26 buah sumur di Teluk Martaban, dan dijumpai gas di M-5 dan M-6 (Yadana). Total
negara itu telah menandatangani pengembangan untuk M-5/M-6 pada tahun 1992. Begitu juga
blok M-13/14 telah diserahkan kepada Premier pada tahun 1991. Begitu juga dengan Texaco dan
Nipon Oil dan ditambah M-12. Yetagun dijumpai pada tahun 1992 dengan kedalaman 340 kaki
dari permukaan air. Texaco telah pula melakukan pemboran di tiga perkiraan. Blok M-10
ditambah pada tahun 1995. Banyak lagi pemboran-pemboran akan dilakukan. Dua lisensi lainnya
telah diberikan pada akhir tahun 1995. Empire telah menandatangani untuk blok M darat dan
lepas pantai Arakan. Bulan Juli 1995 Arco memperoleh M-9 di Selatan Yadana, selanjutnya
ditambah lagi dengan M-7 pada pertengahan tahun 1996. Juga pada pertengahan tahun 1996
Amereda Hess melakukannya di Texaco's M-10 dengan bagian 15 persen. Sebenarnya lisensi
telah dibuka oleh Myanmar sejak tahun 1989 untuk daratan. Akibatnya begitu banyak kontraktor
minyak asing terlibat seperti Amoco, Yukong, Idemitsu, Petro Canada, Unocal, Shell, BEIPP,
Cropft, Santa Fe, Apache, Kalis Resourses and Empire Oil.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 19
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2.7.3 Hasil Produksi
Grafik penghasilan minyak yang diambil dari kontraktor interra resource pada Myanmar
dan juga Indonesia. Grafik ini menjelaskan penghasilan minyak setiap bulan dari bulan April 2013
sampai dengan Maret 2014. Berikut gambar grafik dari kontraktor interra resource beserta
dengan penjelasan setiap produksinya :
Gambar 2.10 Grafik Produksi Minyak Bumi Negara Myanmar
Tabel 2.2 Tabel Produksi Minyak Bumi Negara Myanmar
Produksi kotor mengacu pada total volume minyak yang diproduksi di bidang masing-
masing. Produksi yang tidak jual adalah jumlah minyak yang dikurangi dari produksi kotor dan
dialokasikan langsung ke pemerintah. Jumlah minyak yang tersisa untuk produksi yang dijual,
yang merupakan dibagi antara pengguna kontrak sesuai dengan persyaratan kontrak masing-
masing.
2.7.4 Pasar Produksi
Pada tahun 1995 jumlah produksi minyak mentah/kondensat rata-rata sekitar 11.200
barrel per hari atau turun dibandingkan tahun 1994. Sebaliknya produksi gas buminya naik 14
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 20
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
persen menjadi 155 juta kaki kubik per hari. Cadangan gas buminya akhir tahun 1995 sekitar 10
trilyun kaki kubik. Cadangan minyak mentahnya hanya 145 juta barrel. Cadangan ini pasti
terus meningkat sekiranya banyak kontraktor minyak asing berhasil menemukannya. Yang pasti
makin banyak kontraktor minyak asing masuk ke Myanmar berarti pula kemungkinan daya tarik
insentifnya sangat baik. Minimal ini bisa menjadi bahan penelitian serta perbandingan
bagi kebijakan Indonesia dalam dunia kontrak Migas dengan para kontraktor.
Konsumsi produk minyak Konsumsi produk minyak Myanmar memang cukup labil. Pada
tahun 1972 Myanmar hanya membutuhkan 25.100 barrel per hari untuk jenis produk, khususnya
berupa BBM. Kebutuhan ini menurun terus menjadi 19.800 barrel per hari pada tahun 1975.
Kemudian naik kembali hingga tahun 1986 menjadi 24.700 barrel per hari. Kembali lagi turun
terus dan pada tahun 1991 kebutuhan produk minyaknya hanya 16.000 barrel per hari, malah
tahun 1990 hanya 14.300 barrel per hari.
Pada tahun 1991 Myanmar mampu menghasilkan batu bara sebanyak 35.000 ton setara
minyak bumi, tetapi masih harus impor sebanyak 31.000 ton setara minyak bumi. Negara ini juga
mampu menghasilkan minyak mentah 767.000 ton setara minyak bumi tetapi pada tahun 1991
masih harus impor minyak mentah 73.000 dan produk minyak 35.000 ton setara minyak bumi.
Di samping itu negara ini mampu memanfaatkan hasil gas buminya yang pada tahun 1991
sebanyak 837.000 ton setara minyak bumi, tenaga air 99.000 ton setara minyak bumi. Dengan
demikian pada tahun 1991 Myanmar mampu menghasilkan beberapa energi primer sebanyak
1.738.000 ton setara minyak bumi. Kebutuhan energinya pada tahun 1991 di sector industri
sebanyak 881.000 ton setara minyak bumi. Sektor angkutan 524.000 ton setara minyak bumi dan
sektor-sektor lainnya 81.000 ton setara minyak bumi. Negara ini mampu menghasilkan
pembangkit listrik pada tahun 1991 sebanyak 2.400 GWh (dari batu bara 50, Produk minyak 260,
gas bumi 941, tenaga air/dan lain-lain.
2.7.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi
Di tengah Myanmar, kami memegang 60% hak dan kepentingan dua terbesar onshore
memproduksi ladang minyak di Chauk dan Yenangyaung bawah dua Peningkatan Petroleum
Pemulihan Kontrak (IPRCs). Para IPRCs dengan Myanma Minyak dan Gas Enterprise (MOGE)
dimulai pada 4 Oktober 1996 untuk jangka waktu 20 tahun dan 6 bulan. Kami mengelola
operatorship dari dua bidang bersama-sama dengan mitra usaha patungan kami melalui
Goldpetrol Joint Operating Company Inc Dua konsesi Myanmar memperpanjang lebih luas sekitar
1.800 kilometer persegi dan terletak di sepanjang Sungai Ayeyarwaddy, sekitar 580 kilometer
sebelah utara Yangon. Selama 2013, produksi kotor gabungan untuk kedua bidang itu 910.875
barel minyak.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 21
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2.8 Tambang Minyak Bumi Negara Brunei Darussalam
2.8.1 Lokasi
Gambar 2.11 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Brunei Darussalam
Sumber daya utama Brunei Darussalam adalah minyak bumi dan gas. Ladang minyak
yang terkenal dan terbesar di Asia Tenggara adalah Seria, yang terletak di tepi pantai. Ladang
minyak lainnya terdapat di wilayah lepas pantai Kuala Belait, Ampar dan Jerudong.
Lokasi dari bidang offshore paling produktif adalah Champion Oil Field, yang dengan
kedalaman 30 meter, sekitar 70 kilometer timur laut dari Seria. Ini memegang 40 persen dari
cadangan minyak negara dan memproduksi sekitar 100.000 barel per hari. Dan sudah memiliki
lebih dari 260 sumur yang dibor dari 40 platform.
Pada daerah lepas pantai, yaitu South West Ampa Gas Field, 13 km dari Kuala Belait. Waduk
yang menyimpan lebih dari setengah dari total cadangan gas Brunei Darussalam dan produksi
gas untuk 60 persen dari total produksi perusahaan. Gas dari 56 sumur gas disalurkan 39
kilometer ke pabrik LNG Brunei di Lumut. South West Ampa juga memiliki cadangan minyak yang
cukup besar dengan 164 produsen minyak sumur.
Dekat dengan Ampa yaitu Fairley Oil and Gas Field and Gannet Oil and Gas Field yang
menghasilkan minyak dan gas. Fairley memiliki 29 minyak dan 22 sumur gas di lepas pantai
lainnya yang diajukan adalah Magpie Oil Field, 60 kilometer sebelah timur dari Seria, yang telah
memproduksi sejak tahun 1977. Produksi sekarang dipertahankan pada sekitar 6.000 barel per
hari dari 32 sumur yang dibor dari tiga platform. BSP juga memiliki pangsa produksi dari
lapangan Fairley-Baram, yang melintasi perbatasan dengan Sarawak.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 22
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Pada bulan Januari 1992, Lokasi ketujuh BSP mulai beroperasi di Iron Duke Oil Field, 13
kilometer selatan-barat dari Champion. Ini adalah lokasi baru pertama untuk memulai produksi
sejak tahun 1988.
Onshore, di Seria Ladang Minyak yaitu produsen utama Brunei Darussalam sampai tahun
1970-an. Hari ini masih memberikan kontribusi sekitar 28.000 barel per hari sepanjang 13
kilometer dari koridor pantai dan lebar 2,5 kilometer, pada tahun 1991 menghasilkan miliaran
barel, dan diperingati oleh sebuah monumen di dekat lokasi sumur pertama.
Bidang darat lainnya adalah Rasau, barat Sungai Belait.
2.8.2 Eksplorasi
Brunei Darussalam yang dikenal dengan cadangan minyak dan gas bumi yang melimpah,
yang telah memicu ekonomi bangsa selama 80 tahun terakhir ini. Eksplorasi dimulai pada 1899
dengan pemboran pertama yang tercatat dengan baik di dekat dengan Brunei kota, sekarang
dikenal sebagai Bandar Seri Begawan. Antusiasme tinggi dan enam perusahaan yang terlibat
dalam pencarian minyak termasuk Royal Dutch Shell, yang mulai beroperasi pada tahun 1913
setelah menemukan bidang Miri di Sarawak, Malaysia.
Pada tahun 1918, semua perusahaan lain telah ditarik keluar kecuali Royal Dutch Shell,
yang terus mencari dan menemukan beberapa akumulasi minyak dan gas di Labi, Belait pada
tahun 1924. Penemuan itu terlalu kecil untuk dikomersialkan.
Pada tahun 1925, pencarian bergeser ke Seria, Belait jalur pantai di bagian barat negara
dan itu pada tahun 1929 ketika pertama kali menemukan komersial di Seria, Belait pada tahun
1929 oleh British Malaya Petroleum Company, yang dimiliki oleh Royal Dutch Shell, yang cikal
bakal hadir Brunei Shell Petroleum Company Sdn Bhd (BSP).
Untuk waktu yang lama, ladang minyak Seria darat ini memproduksi minyak dan gas bumi
di Brunei Darussalam dari 48 sumur eksplorasi yang dibor antara tahun 1914 dan 1960. Ini
dikembangkan lebih lanjut pada tahun 1940 dan produksi meningkat menjadi 17.000 barel per
hari. Meskipun kerusakan yang luas yang disebabkan dalam Perang Dunia II, pasca produksi
perang, lalu memuncak hingga 15.000 barel per hari.
Terobosan datang pada tahun 1960 ketika kemajuan teknologi membuat eksplorasi lepas
pantai dan South West Ampa ditemukan pada tahun 1963, sepanjang 13 km dari Kuala Belait. Ini
adalah penemuan lapangan gas South West Ampa, yang memicu rencana untuk proyek
pembangkit Brunei LNG. The Brunei LNG mulai beroperasi pada tahun 1972 sebagai salah satu
skala besar pertama gas alam cair (LNG) di dunia di pantai Brunei Darussalam.
Menetapkan standar baru dalam teknologi rekayasa, Brunei LNG membuktikan bahwa
sejumlah besar gas dapat dicairkan dengan aman dan dikirim jarak jauh menjadi model untuk
usaha serupa di seluruh dunia.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 23
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Pada tahun 1969, penemuan besar ditemukan di Fairley yang dekat dengan Ampa dan pada
tahun 1970, Juara ditemukan sekitar 70 kilometer sebelah timur dari Seria. Dua ladang minyak
ditemukan yaitu Magpie yang ditemukan pada tahun 1975 dan Rasau pada tahun 1979. Ini ladang
minyak baru meningkat produksi 250.000 barel per hari pada waktu itu.
Tonggak Sebuah dicapai pada tahun 1991 ketika Seria memproduksi miliaran barel dan
monumen dibangun di dekat lokasi. Penandatanganan dua Perjanjian Minyak Pertambangan
yang baru (PMA) pada tanggal 17 Desember 2003, antara Pemerintah Brunei Darussalam dan
BSP, menandai tonggak penting bagi Brunei Darussalam, BSP dan Shell Group.
Kesepakatan ini disebut Perjanjian Onshore Petroleum Pertambangan dan Pertama
Konsolidasi dan Perjanjian Kedua Lepas Pantai Minyak Pertambangan, masing-masing,
memberikan efek perpanjangan hak BSP untuk jangka waktu 19 tahun, dengan potensi perluasan
lebih lanjut setelahnya sampai 15 tahun. Hak BSP di bawah perjanjian konsesi Kedua lepas pantai
juga telah diperpanjang untuk jangka waktu 15 tahun, dengan potensi perluasan lebih lanjut.
Sejarah dari Petrolum di Brunei Darussalam :
1899 - The first recorded well drilled close to Brunei town
1929 - The first commercial find was made at Seria
1972 - The Brunei LNG plant began its operation
1991 - The Seria field produced its billionth barrel
2002 - Brunei National Petroleum Company Sdn Bhd is incorporated
2.8.3 Hasil Produksi
Gambar 2.12 Hasil Produksi Minyak Bumi di Negara Brunei Darussalam
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 24
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Pengeluaran minyak Brunei memuncak pada tahun 1979 dengan melebihi 240,000 barel
per hari. Sejak dari masa itu, ia telah mengurangkan pengeluaran minyak dengan sengaja untuk
melanjutkan cadangan minyaknya serta untuk memperbaik kadar pemulihan. Pengeluaran
petroleumnya kini kira-kira 200,000 barel per hari. Secara tradisi, Jepang ialah pelanggan utama
untuk minyak Brunei, dengan 45% daripada jumlah eksport petroleum Brunei pada tahun 1982.
Namun telah jatuh hingga 19% pada tahun 1998. Sebagai perbandingan, eksport minyak ke Korea
Selatan telah naik daripada hanya 8% jumlahnya pada tahun 1982 hingga 29% pada tahun 1998.
Pelanggan-pelanggan utama yang lain termasuk Taiwan (6%), dan negara-negara ASEAN (27%).
Eksport minyak Brunei ke Amerika Syarikat merupakan 17% daripada jumlah minyak yang
dieksport oleh Brunei.
2.8.4 Pasar Produksi
Brunei merupakan salah satu negara pendapatan per kapita tertinggi di Asia dan Pasifik
karena terutama untuk sumber daya yang signifikan gas alam dan minyak. Brunei produsen
minyak dan gas terbesar ketiga di Asia saat ini. Minyak bumi menghasilkan kurang lebih 95%
pendapatan nasional Brunei. Pengeboran minyak dilakukan oleh Shell dari tahun 1929 dan
sekarang mencapai 175.000 barrel perhari. Produksi gas alam cair (LNG) mencapai 5 juta ton per
tahun. Minyak mentah Brunei disuling di Miri dan Lutong (Serawak).
Menurut review statistik BP, Brunei memiliki 1,1 Miliar barel cadangan minyak dan 10,6
triliun m3 cadangan gas alam pada tahun 2010. Pada tahun yang sama produksi minyak adalah
172.000 barel per hari dan 1,2 miliar m3per hari untuk gas alam.
2.8.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi
a. Brunei Shell Petroleum Company Sdn Bhd
Kegiatan Brunei Shell Petroleum Company Sdn Bhd adalah terutama untuk eksplorasi
dan produksi minyak mentah dan gas alam dari daratan dan lepas pantai. Hal ini juga
memiliki Brunei Refinery. Pemerintah Brunei Darussalam dan The Asiatic Petroleum
Company Limited adalah pemegang saham yang sama.
BSP adalah produsen minyak dan gas terbesar di Brunei Darussalam. BSP memasok
350.000 barel setara minyak dan gas setiap hari ke negara-negara seperti Jepang, Korea,
Indonesia, Australia dan banyak lainnya di seluruh dunia. Maskapai ini mengoperasikan
infrastruktur yang luas dan kompleks di darat dan lepas pantai. BSP memiliki lebih dari
200 struktur lepas pantai yang terhubung dengan lebih dari 5.000 km jaringan pipa,
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 25
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
pulih minyak dan gas dari lebih dari 4.500 waduk individu yang dihasilkan melalui lebih
dari 800 sumur.
Mendukung eksploitasi besar-besaran adalah tenaga kerja yang sangat berbakat dan
terampil sekitar 3.500 staf, baik lokal maupun internasional, dan staf 8.000 kontraktor
lanjut, kebanyakan dipekerjakan oleh perusahaan lokal Brunei sendiri.
Sepanjang dekade, baik iklim usaha, dan industri minyak dan gas telah berubah. BSP
terus menjadi pemimpin bisnis global, dan perusahaan minyak kelas dunia dan gas,
dengan mengembangkan dan memanfaatkan beberapa teknologi yang paling maju di
dunia.
Sebagai hasil dari kelincahan ini, BSP tetap sebagai tulang punggung perekonomian
Brunei sampai saat ini. Ini menyumbang sekitar 90 persen pendapatan minyak dan gas
Brunei, yang pada gilirannya menyumbang lebih dari setengah dari PDB dan 90 persen
dari pendapatan total ekspor.
Eksplorasi dan Produksi sumber daya minyak dan gas dari Brunei Darussalam
Lebih dari 4 500 waduk
Lebih dari 244 struktur lepas pantai
Lebih dari 1000 sumur produksi
Lebih dari 1 600 pipa yang membentang lebih dari 5 000km
Seria ekspor minyak Terminal
10 000 bbl / hari Oil Refinery
Pasokan gas ke Brunei Darussalam untuk pembangkit listrik dan bahan bakar
dalam negeri
202.000 barel minyak / hari (2003)
32 juta m3 gas / hari (2003)
b. Brunei National Petroleum Company
PetroleumBRUNEI mengelola blok minyak 9 prima, meliputi total sekitar
20.552 Km2.
Block details :
Deepwater Offshore Blocks – CA1 and CA2
Shallow Offshore Blocks – N, P, Q, A and B
Onshore Blocks – Land M
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 26
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Peran utama kami adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan nilai hidrokarbon ke
negara oleh :
Eksplorasi dan pengembangan wilayah yang ditetapkan efektif dan tepat waktu
Memaksimalkan pemulihan ekonomi sumber daya hidrokarbon
PetroleumBRUNEI juga memulai usaha internasional :
PB Expro Sdn Bhd (PBE), anak perusahaan PetroleumBRUNEI, telah didaftarkan
pada tanggal 20 September 2006 di Brunei Darussalam.
PB Expro berfokus pada kegiatan eksplorasi dan produksi di Joint Ventures
sebagai mitra non-operasi di Brunei blok domestik dan internasional, Blok A dan
B (Brunei) dan Blok SK318 (Malaysia).
Blok A kemitraan - Shell Deepwater Borneo dengan pangsa 53,9% dan PB Expro
dari 46,1%.
Block B kemitraan - Total E & P Kalimantan memegang pangsa 37,5%, Shell
Deepwater Kalimantan dengan 35% dan PB Expro dengan 27,5% saham.
SK318 kemitraan - Sarawak Shell Berhad dengan pangsa 75%, PETRONAS Carigali
15% dan PB Expro 10%.
Kegiatan proyek eksplorasi mendominasi di Blok A dan SK318 dengan Maharaja
Lela Selatan (MLS) Proyek Pengembangan Blok B.
2.9 Tambang Minyak Bumi Negara Laos
2.9.1 Lokasi
Gambar 2.13 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Brunei Darussalam
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 27
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Pada Asia difokuskan mempuyain perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas
yang independen. Laos sudah terdapat sumur minyak bumi di bahwa Bang Nouan-1. Sumur ini di
eksplorasi oleh PSC Savannakhet tetapi untuk sekaran sumur tersebut sudah ditutup.
Selain itu juga di laos mempunyai dua blok yang terdapat sumur minyak bumi. Dua blok
yang terdapat di laos yaitu blok savannkhet dan blok champasak saravan. Berikut ini merupakan
gambar wilayah dari kedua blok tersebut :
Gambar 2.14 Blok Savannkhet dan Champasak
2.8.2 Eksplorasi
Pada tahun 2009, terdapat sebuah proyek eksplorasi minyak dan gas yang diprakarsai oleh
Inggris di Salamander Energy Co Ltd mulai pengeboran dua sumur di Savannakhet dan
Champasak Saravan provinsi. Pemegang proyek negara ini adalah perusahaan swasta Lao (5%),
perusahaan bensin Vietnam (25%), International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok
Bank Dunia (10%) dan Salamander (60%).
Pada bulan Februari 2010, Salamander Energy mengebor sumur pertama di Laos. Maskapai
ini mengoperasikan lisensi Savannakhet dengan saham 30%, bekerja bersama menjalankannya
dengan negara lain yaitu PetroVietnam (25%), Australia Origin Energy (30%) dan Perusahaan
lokal. Perusahaan ini juga memiliki saham 20% di Champasak & Saravan PSC lebih jauh ke
selatan.Champasak dan Saravan PSC meliputi 14.140 kilometer persegi dan terletak di selatan
dan berbatasan dengan Salamander yang Savannakhet PSC. Salamander yang diakuisisi pada
Maret 2008 melalui perjanjian dengan PetroVietnam Exploration Production Corporation
("PVEP") maka PVEP menjadi mitra dalam PSC Savannakhet.
Lokasi:
Champasak & Saravan province,
Southern Laos;
• Area
14,140 km2
• PSC
Signed on 08/01/2008
• Participate interest
PVEP:80%-Operator;
Salamander: 20%
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 28
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2.10 Tambang Minyak Bumi Negara Thailand
2.10.1 Lokasi
Berikut adalah peta persebaran ekplorasi minyak bumi di Thailand. Warna merah adalah
lahan minyak sedangkan wana biru adalah gas.
Gambar 2.15 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Thailand
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 29
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2.10.2 Eksplorasi
Pencarian minyak bumi di Thailand dimulai pada tahun 1921 di Fang Basin di utara
Thailand di mana rembesan minyak telah dilaporkan. Sebelum dimulainya Perang Dunia II
sejumlah sumur dangkal dibor di daerah oleh berbagai organisasi pemerintah dalam upaya untuk
mengeksploitasi pasir tar. Segera setelah perang Departemen Pertambangan diberi tanggung
jawab eksplorasi. dimana saat itu Kepala Departemen Kereta Api yang dikepalai oleh Pangeran
Kamphaengphet Akara Yothin memerintahkan geologist Amerika untuk mencari minyak bumi di
daerah utara sekitar Chiang Mai di Cekungan Fang. Tujuan pencarian minyak bumi dan juga
batubara ini dimaksudkan untuk mengganti penggunaan kayu bakar yang digunakan untuk
bahan bakar penggerak tenaga uap yang masih digunakan kereta api jaman dulu di Thailand.
Akhir dari pencarian minyak bumi dan coal tersebut disimpulkan bahwa Cekungan Fang
bukan termasuk salah satu cekungan besar yang mampu menyimpan banyak minyak
bumi.Sampai akhirnya pada tahun 1954, ditemukanlah pertama kali minyak bumi di cekungan
Fang di Chai Prakarn di Cekungan Fang yang ada di Chiang Mai. Adalah Departemen
Pertambangan (Department of Mines) yang sekarang berganti nama menjadi Departemen
Sumber Daya Mineral (Department of Mineral Resources) yang akhirnya menemukan minyak
bumi ini di Cekungan Fang di Chiang Mai. Produk dari minyak bumi yang ditemukan tersebut
sebagian digunakan aspalnya. Pada tahun 1956 tanggung jawab eksplorasi di Fang Basin
diberikan kepada Departemen Energi Pertahanan (DED). Segera menandatangani kontrak
dengan Refining Associated Co, Ltd, untuk membangun sebuah kilang kecil dengan kapasitas
1.000 BOPD. Union Oil (yang kemudian menjadi Unocal) diberikan hak eksplorasi ke Khorat
Plateau tahun 1962 namun tidak mengajukan pekerjaan eksplorasi yang serius karena kurangnya
hukum minyak tertentu. Raphael Pumpelly juga diberikan izin di daerah yang berdekatan di
sekitar waktu yang sama dan daerah Teluk sekitar Bangkok di mana ia dibor beberapa sumur
stratigrafi.
Pada tahun 1964 sejumlah besar perusahaan asing mengajukan hak eksplorasi lepas
pantai, meskipun tidak sampai September 1967 bahwa enam perusahaan diberitahu bahwa
mereka akan diberikan 17 blok di Teluk Thailand. UU Minyak ini dikenal sebagai Thailand I. Jadi
setelah 1 st Perizinan Putaran, blok lepas pantai diberikan kepada Tenneco, Teluk, Conoco, Amoco,
Union, BP, Triton dan Pan Ocean. Union dan Meridian juga diberikan blok di Khorat Plateau pada
waktu yang sama.
Pada tahun 1968, pemerintah Thailand membuat kebijaksanaan untuk mengundang
beberapa perusahaan minyak dari luar Thailand untuk melakukan pencarian minyak bumi di
Thailand. Pada tahun 1971, Uni dibor sumur pertama dalam (dan yang pertama bt perusahaan
swasta) di Khorat Plateau (Kuchinarai - 1) dan Conoco pertama lepas pantai baik (Surat - 1).
Namun, kedua sumur eksplorasi gagal menemukan hidrokarbon. Union Oil yang kemudian
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 30
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
berubah nama menjadi Unocal akhirnya menemukan lapangan gas terbesar saat itu di lepas
pantai Teluk Thailand. Nama lapangan gas tersebut adalah Erawan dan ditemukan pada tahun
1973. Penemuan ini akhirnya dilanjutkan dengan pengeboran development untuk mendapatkan
produksi lebih banyak dari lapangan gas tersebut. Akan tetapi pengeboran development yang
pertama tidak sukses karena data bawha permukaannya berbeda dari yang diperkirakan. Untuk
mengurangi tingkat ketidak tentuan ini akhirnya diputuskan untuk melakukansurvei seismic
setelah penemuan lapangan gas tersebut.
Di tahun 1971, untuk menambah daya tarik buat investor asing terutama perusahaan-
perusahaan minyak dari luar Thailand, akhirnya pemerintah Thailand mengeluarkan
peraturannya pertama yang mengatur tata cara melakukan pencarian minyak di Thailand dan
bagaimana pembagian hasilnya setelah ada penemuan. Peraturan ini tertuang dalam “Petroleum
Act and Petroleum Income Tax”. Pembagian hasil yang ada tidak seperti di Indonesia yang
menggunakan system PSC (Production Sharing Contract) tetapi lebih menggunakan Royalty dan
Tax lewat system Concession. Pengaturan bagi hasilnya adalah berdasarkan dari royalty yang
menggunakan sliding scale rate (tergantung jumlah produksi per bulan) dan tax. Royalty berkisar
antara 5-15% yang didasarkan dari jumlah produksi per bulannya. Sedangkan tax yang
diberlakukan adalah 50% dari net income. Tahun 1981, masuklah Thai Shell dalam pencarian
minyak bumi di onshore Thailand. Sumur eksplorasi pertama adalah PTO-A01 dan ditemukan
minyak bumi tapi dalam jumlah yang tidak komersial saat itu. Sumur eksplorasi berikutnya
adalah LKU-A01 yang akhirnya menemukan minyak bumi dalam jumlah yang komersial di daerah
Lan Krabu provinsi Khamphaengphet. Penemuan lapangan minyak ini akhirnya diberi nama
Sirikit Field yang tidak lain adalah nama dari permaisuri Thailand saat ini.
Tahun tanggal 20 Juni 1985, Petroleum Authority of Thailand Plc. (PTT) mendirikan
Petroleum Authority of Thailand exploration and Production Public Company Limited (PTTEP).
Salah satu tujuan dari PTTEP adalah mencari, mengembangkan, dan memproduksi lapangan-
lapangan gas dan minyak bumi yang ada di Thailand. Ini sesuai dengan tekat pemerintah Thailand
untuk menguatkan stabilitas energi di Thailand dan juga mengurangi jumlah import dari luar
Thailand.
Untuk akhir tahun 2001, jumlah sumur yang dibor di Thailand adalah 2.970, yang terdiri
dari 454 eksplorasi, 424 penilaian, 2.001 sumur pengembangan. Sejak tahun 1971, total 17
putaran penawaran konsesi telah selesai dan 25 konsesi diberikan. Operator besar saat ini adalah
Unocal, Chevron, PTTEP, ThaiShell dan ESSO. Over-21 bidang memproduksi hidrokarbon dan
beberapa proyek pembangunan yang direncanakan.
Total cadangan minyak bumi terbukti pada tanggal 31 Desember 2001 adalah 12,3 Tcf
gas, 250,4 MMbbl untuk kondensat dan 313,0 MMbbl minyak.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 31
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Sampai akhirnya sekarang banyak perusahaan-perusahaan minyak dunia baik yang besar
maupun kecil yang akhirnya masuk ke Thailand. Intensitas pengeboran yang ada di Thailand juga
sangat tinggi karena kebutuhan domestic yang juga meningkat tajam dari 22482 barrels of oil
equivalent per day pada tahun 1960 menjadi 1051500 barrels of oil equivalent per day pada
tahun 2003. Ini berarti dalam 43 tahun jumlah kenaikan sebesar hampir 50 kali lipatnya. Itulah
sebabnya pengeboran development di daerah Thailand sangat cepat dilakukan untuk memenuhi
target yang ada.
2.10.3 Hasil Produksi
Gambar 2.16 Grafik Produksi Minyak Bumi Negara Thailand
Thailand adalah yang terbesar kedua importir minyak di Asia Tenggara belakang
Singapura. Menurut Oil & Gas Journal, Thailand diadakan cadangan minyak 453 juta barel pada
Januari 2013, meningkat dari 11 juta barel dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, Thailand
menghasilkan diperkirakan 393.000 barel per hari (bbl / d) dari jumlah cairan minyak, yang
140.000 bbl / d adalah minyak mentah, 84.000 bbl / d adalah sewa kondensat, 154.000 bbl / d
adalah gas alam cair, dan sisanya adalah keuntungan kilang. Thailand dikonsumsi sekitar 1 juta
bbl / d minyak pada tahun 2011, meninggalkan total impor bersih 627,000 bbl / d, dan membuat
negara terbesar kedua importir minyak di Asia Tenggara.
2.10.4 Pasar Produksi
Thailand adalah negara pengimpor minyak mentah dan eksportir bersih produk minyak
bumi. Impor negara lebih dari 60 persen dari total kebutuhan minyak bumi dan hampir 85 persen
dari konsumsi minyak mentah, meninggalkan Thailand sangat tergantung pada pasar minyak
dunia dan harga stabil. Sekitar 78 persen dari impor minyak mentah yang berasal dari Timur
Tengah, sementara 8 persen lainnya berasal dari pemasok Asia lainnya. Ketergantungan impor
minyak negara itu telah mendorong pemerintah untuk mempromosikan penggunaan bahan
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 32
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
bakar lain seperti gas alam, sumber terbarukan, dan biofuel serta meningkatkan minyak dan
produk stok minyak mentah dan untuk mendorong investasi dalam produksi lapangan marjinal.
Produk minyak Thailand terutama terdiri dari solar, gas alam cair (LPG), dan nafta
sebagai bahan bakar ini makan transportasi, petrokimia, dan industri lainnya, dan sektor
perumahan. Bahan bakar diesel membuat sekitar sepertiga dari bauran produk minyak dan
merupakan bahan bakar utama untuk transportasi. LPG, yang memiliki pangsa 17 persen dari
konsumsi produk minyak, banyak digunakan dalam konsumsi domestik untuk memasak
perumahan, transportasi, dan sektor petrokimia. Thailand paling banyak mensubsidi LPG melalui
Minyak Dana Stabilisasi Thailand, cadangan moneter yang digunakan untuk menjaga harga ritel
domestik lebih rendah pada bahan bakar tertentu ketika harga minyak dunia yang tinggi, dengan
mengorbankan pajak pada bahan bakar lain seperti solar dan bensin penjualan.
2.10.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi
Kontraktor Organisasi sector Industri minyak di Thailand didominasi oleh PTT Public
Company Limited (PTT) sebelumnya Petroleum Authority of Thailand. Meskipun PTT dianggap
sebagai perusahaan minyak nasional (NOC), perusahaan mengalami privatisasi parsial pada
tahun 2001, di mana 32 persen dari ekuitas yang dijual melalui Bursa Efek Bangkok. Departemen
Keuangan saat ini memiliki 51 persen dari PTT. Namun, pemerintah sedang mempertimbangkan
untuk menjual 2 persen sahamnya ke Vayupak Fund, dana Thailand dan pemilik 15 persen dari
PTT. Mengurangi saham pemerintah menjadi 49 persen akan memungkinkan PTT untuk keluar
dari sektor negara dan melonggarkan terus Thailand pada keuangan dan operasi perusahaan.
Sektor minyak Thailand terbuka untuk keterlibatan asing, walaupun perusahaan asing
sering bekerja dalam usaha patungan dengan PTT Exploration and Production (PTTEP), anak
perusahaan hulu PTT. PTT memegang saham 65 persen di PTTEP, yang menyumbang 32 persen
dari produksi minyak dan gas dalam negeri negara itu. Perusahaan asing memasok sebagian
besar produksi minyak dalam negeri Thailand, dengan Chevron memproduksi hampir 70 persen
dari minyak dan kondensat produksi dari lapangan lepas pantai pada tahun 2010. Pemain lain
dengan taruhan yang cukup besar termasuk Mitsui, Total, dan BG Group serta perusahaan-
perusahaan independen yang lebih kecil. PTT memiliki kehadiran yang cukup besar di sektor hilir
Thailand, dengan 28-49 persen-saham di lima kilang utama negara serta kepentingan ekuitas
anak perusahaan hilir Thai Oil Company (ThaiOil) dan Thai Petroleum Pipeline Company
(Thappline). PPT memiliki monopoli pada transmisi dan distribusi gas bumi.
Energi Kebijakan dan Perencanaan Dinas (EPPO), yang merupakan bagian dari
Departemen Thailand Energi, mengawasi semua aspek kebijakan energi negara, termasuk
minyak, gas alam, dan sektor listrik. Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional
mengawasi proyek-proyek infrastruktur energi yang besar dan juga membantu dalam proses
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 33
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
perencanaan kebijakan. The National Energy Policy Council (NEPC) menyetujui semua rencana.
Departemen Bahan Bakar Mineral mengatur sektor hulu hidrokarbon Thailand dan bertanggung
jawab untuk mempromosikan eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas bumi, termasuk
putaran perizinan.
Departemen Energi juga bertanggung jawab untuk pengelolaan Minyak Dana Stabilisasi
Thailand yang mengatur dan, pada dasarnya, subsidi eceran dan grosir harga produk minyak
bumi. Pemerintah berupaya untuk membatasi subsidi untuk LPG dan diesel, namun reformasi
penentuan harga biasanya terjebak di antara tekanan ganda melindungi konsumen dan industri
terhadap inflasi dan penurunan dana itu. Sebagai langkah awal, tujuan pemerintah adalah untuk
menaikkan harga LPG, setidaknya untuk konsumen industri dan petrokimia, sebagai bagian dari
reformasi harga.
2.11 Tambang Minyak Bumi Negara Vietnam
2.11.1 Lokasi
Gambar 2.17 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Vietnam
Dengan maksud untuk meningkatkan cadangan minyak dan gas dan menemukan ladang
baru untuk memenuhi domesticdemand dan ekspor, Petrovietnam telah melaksanakan
eksplorasi yang efektif dan produksi minyak dan gas baik di rumah dan di luar negeri melalui PSC,
JOC, JOA, kontrak BCC, self-investasi dan pengelolaan diri dalam eksplorasi, membuat penemuan
minyak penting, cepat membawa bidang ditemukan dalam tahap produksi dengan penerapan
state-of-the-art teknologi untuk meningkatkan produksi serta tingkat pemulihan minyak dan gas,
sehingga melindungi lingkungan dan alam sumber informasi.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 34
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2.11.2 Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi untuk minyak bumi dimulai pada awal 1960-an di Song Hong Delta,
Vietnam utara, dengan bantuan dari bekas Uni Soviet. Pada akhir 1970-an, hampir 40 sumur telah
dibor di wilayah tersebut, namun hanya satu lapangan gas kecil harus dikembangkan secara
komersial. Pada periode yang sama, eksplorasi juga dilakukan di landas kontinen selatan melalui
perjanjian konsesi ditandatangani dengan perusahaan minyak internasional termasuk Mobil,
Esso, Pecten, Marathon, dan Texas Union. Survei seismik daerah dilakukan atas calon daerah dan
sumur eksplorasi dibor dengan hasil positif, yang paling penting adalah penemuan minyak
komersial oleh Mobil di Bach Ho (Macan Putih) prospek, di Cuu Long Basin. Ini menegaskan
potensi minyak jelas dalam landas kontinen Vietnam.
Setelah kembali penyatuan negara pada tahun 1975, pertama Kontrak Minyak Sharing
(PSC) yang ditandatangani antara PetroVietnam dan kontraktor asing untuk lebih
mengeksplorasi minyak di lepas pantai selatan. Meskipun ada beberapa acara minyak dan gas
kecil, semua perjanjian ini diakhiri pada tahun 1980. Periode berikutnya ditandai hanya dengan
pembentukan pertama perusahaan eksplorasi dan produksi Vietnam, Vietsovpetro, perusahaan
patungan antara PetroVietnam dan RVO Zarubezneft (Rusia) di 1981 untuk melakukan operasi
perminyakan di Cuu Long Basin dengan peralatan dan teknologi Rusia yang didukung.
UU Penanaman Modal Asing Vietnam menetapkan tahun 1987 merupakan tonggak
sejarah dalam pengembangan industri. Sejak tahun 1988, di bawah lampu hijau dari "pintu
terbuka" kebijakan Pemerintah Vietnam, kegiatan perminyakan di negara itu melangkah ke
depan untuk sebuah era baru. Eksplorasi dan produksi telah meningkat di rak seluruh benua
Vietnam. Sampai saat ini, PetroVietnam telah menandatangani 37 Kontrak Minyak Sharing (PSC),
1 Bisnis Kontrak Kerja Sama (BCC) dan 7 Kontrak Joint Operating (JOC) dengan lebih dari 50
perusahaan minyak dan gas internasional, akuntansi selama lebih dari Rp 4 miliar investasi. Saat
ini, ada 25 sisa kontrak perminyakan yang efektif melibatkan perusahaan-perusahaan
internasional termasuk RVO Zarubezneft, BP, Conoco, Unocal, Nippon Oil, Petronas, OMV,
Idemitsu, KNOC, Talisman, Amerada Hess, Samedan, Pertamina, PTT E & P, ONGC, Maurel & Prom,
ATI , Vamex, Soco, MOECO dan OAO Gazprom.
Untuk jangka waktu hampir 40 tahun eksplorasi, sejumlah besar seismik, baik dan
geofisika terkait dan basis data geologi telah diperoleh di seluruh cekungan potensi Vietnam.
Lebih dari 260.000 kilometer garis seismik 2D dan 15.000 km2 seismik 3D telah diperoleh dan
sekitar 200 sumur eksplorasi dengan total nilai sekitar 500.000 kedalaman-meter yang telah
dibor. Rasio keberhasilan minyak dan gas ditemukan sekitar 50% dengan 18 lapangan minyak
dan gas antara 50 prospek hidrokarbon-bantalan ditemukan di seluruh landasan kontinen.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 35
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2.11.3 Hasil Produksi
Dengan hampir 40 tahun beroperasi dan pengembangan, industri minyak dan gas
Vietnam telah menghasilkan hampir satu miliar barel minyak mentah dan 300 miliar kaki kubik
gas alam, serta menarik lebih dari $ 5 miliar (US) dari modal asing untuk eksplorasi minyak bumi
dan produksi. Dengan hampir 40 tahun beroperasi dan pengembangan, industri minyak dan gas
Vietnam telah menghasilkan hampir satu miliar barel minyak mentah dan 300 miliar kaki kubik
gas alam, serta menarik lebih dari $ 5 miliar (US) dari modal asing untuk eksplorasi minyak bumi
dan produksi. Selain itu, sejumlah besar modal yang telah diinvestasikan di sektor hilir dan
infrastruktur terkait. Vietnam peringkat ketiga di Asia Tenggara untuk sumber daya minyak
bumi. Minyak dan gas diantisipasi di hamper 50 bidang dan prospek, dengan cadangan sekitar
4,5 milyar barel minyak dan 23 tcf gas.
Gambar 2.18 Grafik Produksi Minyak Bumi Negara Vietnam
2.10.4 Pasar Produksi
Gambar 2.19 Grafik Produksi dan Permintaan Minyak Bumi di Negara Vietnam
Dari gambar di atas dapat dapat dilihat berapa dan bagaimana kondisi tingkat permintaan
dan tingkat produksi minyak bumi di Negara Vietnam.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 36
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2.11.5 Kontraktor / Instansi yang Menaungi
Pada bulan Juni 1986, minyak pertama Vietnam diproduksi oleh Vietsovpetro dari
lapangan minyak Bach Ho. Sampai akhir tahun 1994 ketika Dai Hung dan bidang Rong datang on-
stream, yang lapangan hanya memproduksi negara. Saat ini, Vietnam menghasilkan rata-rata
342.000 barel per hari (bopd) dari enam ladang minyak :
Bidang Cekungan Operator Rata-rata Produksi
Bach Ho Cuu Long Vietsovpetro 256.000 bopd
Rong Cuu Long Vietsovpetro 12.000 bopd
Dai Hung Nam Con Son Vietsovpetro 3.000 bopd
Rang Dong Cuu Long JVPC 43.000 bopd
Rubi Cuu Long Petronas 21.000 bopd
Bunga Kekwa * Melayu-Tho Chu Jimat 14.000 bopd
2.12 Tambang Minyak Bumi Negara Kamboja
2.12.1 Lokasi
Gambar 2.20 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Kamboja
Wilayah Kamboja dibagi menjadi enam Lepas Pantai Blok (A ke F) dan sembilan belas
Onshore Blok (I ke XIX). Ada juga lebih empat daerah di wilayah klaim tumpang tindih (OCA) yang
saat ini diperebutkan dengan Thailand.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 37
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
a. Blok Lepas Pantai.
Semua blok lepas pantai saat ini di berbagai tahap eksplorasi. Blok A adalah yang paling
canggih, sedangkan BF masih dalam tahap awal eksplorasi:
o Blok A : Meliputi 6.278 km2, diberikan kepada Chevron Overseas Petroleum
(Kamboja) dan Moeco Kamboja pada tahun 2002. Operator adalah Chevron, yang
mengumumkan pada 2005 bahwa minyak telah ditemukan di empat sumur dan gas
dalam satu, penemuan komersial diumumkan pada tahun 2010 . Pemerintah Kamboja
telah menyatakan bahwa ia berharap untuk memulai produksi pada tahun 2012.
o Blok B : Diberikan pada tahun 2005 untuk PTT Exploration and Production, Singapore
Petroleum dan Akal Petroleum, dan menutupi 6,551km2. Operator adalah PTTEP, yang
telah dibor satu sumur eksplorasi sejauh ini, dengan kedua masih tertunda. Temuan
sejauh ini hanya mengungkapkan cadangan minyak non-recoverable.
o Blok C : Izin untuk Polytec Petroleum Hong Kong. Perusahaan ini pada tahap akuisisi
data seismik.
o Blok D : Meliputi 5,506km2, diberikan kepada China Petrotech Holdings. Sumber daya
dipulihkan hidrokarbon belum merekam, sementara rencana sedang dilakukan untuk
sumur eksplorasi.
o Blok E : Izin untuk Medco Energi, Kuwait Energy dan JHL Petroleum - Medco adalah
operator. Rencana sedang dilakukan untuk sumur eksplorasi dalam blok 5,559km2.
o Blok F : Memang ke Cina National Offshore Oil Corporation - Pada tahap memperoleh
data seismik.
b. Onshore Blok
Kontrak sejauh ini telah diberikan untuk 3 dari 19 Onshore Blok yang ada di kamboja.
o Blok XII : Terletak di sebelah barat Danau Tonle Sap, diberikan kepada Medco Energi
dan JHL Petroleum.
o Blok XV : PetroVietnam telah dianugerahi kontrak untuk eksplorasi di Blok XV,
terletak di sebelah timur Danau Tonle Sap di provinsi Kampong Thom.
o Blok XVII : Blok XVII mencakup 6,500 km2 di Preah Vihear, SIem Reap dan Provinsi
Kampong Thom. Diberikan pada Japan Oil, Gas and Metals National Corporation
(JOGMEC).
2.12.2 Eksplorasi
Dalam beberapa tahun terakhir gairah untuk produksi minyak bumi meningkat dan
sejumlah lisensi telah diberikan untuk eksplorasi minyak bumi. Eksplorasi di beberapa daerah
telah menghasilkan hasil yang positif, dan negara ini diharapkan dapat dimulai eksploitasi dalam
waktu dekat.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 38
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Pemerintah Kerajaan Kamboja telah berusaha untuk mempromosikan investasi sumber
daya negara minyak dan gas dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesempatan
kerja dan menghasilkan pendapatan. Pada tahun 1998, pemerintah membentuk Kamboja
National Petroleum Authority (CNPA) dalam rangka untuk lebih mengembangkan secktor ini.
Menurut CNPA, pengembangan sumber daya ini "diharapkan dapat menghasilkan pendapatan
yang signifikan dan memungkinkan negara untuk terus mengembangkan infrastruktur untuk
membentuk dasar dari pertumbuhan ekonomi di masa depan."
Industri minyak Kamboja masih muda, dan perjanjian pertama untuk ekstraksi komersial
belum ditandatangani, sehingga masih harus dilihat bagaimana sektor ini akan berkembang dan
bagaimana menguntungkan deposito Kamboja akan terbukti. Meskipun demikian, sektor ini
cukup menjanjikan bagi investor, dan Kamboja, dan jika dikelola dengan baik bisa menyuntikkan
pendapatan yang sangat dibutuhkan dalam perekonomian negara. Sebagaimana dinyatakan oleh
Perdana Menteri Hun Sen pada tahun 2007: "Pendapatan dari penemuan baru-baru ini
dikonfirmasi cadangan minyak akan memberikan uang tambahan untuk membiayai proyek-
proyek pembangunan di Kamboja. Pendapatan tersebut akan diarahkan ke investasi produktif
dan pengurangan kemiskinan dan akan memastikan bahwa minyak adalah berkat tapi tidak
kutukan.
2.12.3 Hasil Produksi
Gambar 2.20 Grafik Produksi Minyak Bumi Negara Vietnam
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 39
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2.11 Tambang Minyak Bumi Negara Vietnam
2.11.1 Lokasi
Lokasi strategis Singapura antara Samudra Hindia dan Pasifik dan dekat Selat Malaka
telah memungkinkan untuk menjadi salah satu petrochemical dan penyulingan utama di Asia.
Singapura memiliki penyulingan kelas dunia, penyimpanan, dan infrastruktur distribusi, dan
Jurong Island di tepi selatan negara itu adalah pusat industri petrochemical Singapura. Beberapa
perusahaan energi utama internasional mengoperasikan jaringan ritel di daerah. Pemerintah
Singapura berencana untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dalam kapasitas
penyulingan untuk mempertahankan posisi pasar sebagai pemimpin penyulingan dan minyak-
trading.
Gambar 2.21 Lokasi Tambang Minyak Bumi di Negara Singapura
2.11.2 Eksplorasi
Singapura tidak memiliki cadangan hidrokarbon adat dan harus mengimpor seluruh
minyak mentah dan gas alam. Pada tahun 2011 total konsumsi energi primer Singapura termasuk
sekitar 89% dari minyak mentah dan produk minyak bumi, 11% dari gas alam, dan kurang dari
1% dari sumber bahan bakar lainnya.
Negara ini memiliki kapasitas penyulingan minyak mentah total sekitar 1,4 juta barel per
hari (bbl / d) di tiga kilang, menurut FACTS Global Energy. Pada tahun 2013, Singapura
mengimpor rata-rata 1,3 juta bbl / d minyak mentah; lebih dari setengah dari impor tersebut
berasal dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar. Minyak mentah yang diimpor disalurkan
terutama untuk petrochemical dan sektor penyulingan. Menurut Global Trade Atlas, pada tahun
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 40
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
2013 Singapura adalah salah satu dari sepuluh eksportir produk olahan di Asia, dengan lebih dari
setengah dari ekspor akan ke Malaysia, Indonesia, dan Australia.
Pemerintah Singapura telah mempromosikan penggunaan gas alam. Konsumsi gas alam
Singapura telah meningkat dari 233 miliar kaki kubik (BCF) di 2005-331 Bcf pada tahun 2012.
Selama periode waktu yang sama, pangsa gas alam dalam campuran bahan bakar pembangkit
listrik di Singapura telah meningkat dari 74% menjadi 84%. Negara ini memiliki kapasitas daya
terpasang 10,5 gigawatt pada 2013, menurut Energy Market Authority Singapura.
Pemerintah bermaksud untuk mengandalkan secara eksklusif pada impor LNG pada
tahun 2024, setelah berakhirnya beberapa kontrak impor pipa gas. Sejak 2008, Malaysia dan
Indonesia telah disediakan (melalui pipa) 81% dari gas alam Singapura rata-rata, menurut IHS
Energy. Pertama terminal penerima LNG Singapura mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 2013 dengan kapasitas 168 Bcf. Kapasitas terminal meningkat menjadi 288 milyar kaki
kubik pada akhir 2013 dan diperkirakan akan meningkat menjadi setidaknya 432 milyar kaki
kubik pada 2017, menurut Singapura LNG Corporation.
Singapore Petroleum Company (SPC), perusahaan energi nasional terbesar di negara itu,
terlibat dalam kegiatan hilir, seperti distribusi dan pemasaran, dan co-memiliki salah satu kilang
terbesar di negara ini. SPC juga memegang kepentingan yang bekerja di beberapa perjanjian bagi
hasil di Asia Tenggara. PetroChina, sebuah lengan dari BUMN China National Petroleum
Corporation (CNPC), dibeli SPC pada Januari 2010 sebesar $ 2,2 miliar. Chevron Caltex,
ExxonMobil, dan Royal Dutch Shell juga memiliki tingkat investasi di sektor energi Singapura,
termasuk banyak petrokimia dan penyulingan aset.
2.11.3 Hasil Produksi
Gambar 2.22 Hasil Produksi Minyak Bumi di Negara Vietnam
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 41
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
Pada tahun 2011 total konsumsi energi primer Singapura termasuk sekitar 89% dari
minyak mentah dan produk minyak bumi, 11% dari gas alam, dan kurang dari 1% dari sumber
bahan bakar lainnya.
Negara ini memiliki kapasitas penyulingan minyak mentah total sekitar 1,4 juta barel per
hari (bbl / d) di tiga kilang, menurut FACTS Global Energy. Pada tahun 2013, Singapura
mengimpor rata-rata 1,3 juta bbl / d minyak mentah; lebih dari setengah dari impor tersebut
berasal dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 42
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
BAB III
PENUTUP
Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri atas
hidrokarbon, diantaranya alkana, alkena, sikloalkana, hidrokarbon aromatik serta senyawa
lainnya. Pembentukan minyak bumi dapat melalui proses organik maupun anorganik. Begitu juga
untuk pengolahannya melalui dua tahapan, yaitu pemisahan fraksi dan penyulingan.
Untuk pertambangan minyak bumi, negara-negara di ASEAN tidak seluruhnya memiliki
lokasi pertambangan sendiri di Negara meraka. Terdapat beberapa negara yang tidak memiliki
lokasi pertambangan di negaranya namun di negara tersebut hanya terdapat untuk pengolahan
minyak. Bahkan juga ada beberapa negara di ASEAN yang hanya meng-impor minyak bumi.
Untuk hasil produksi serta kebijakan pemerintah untuk kontraktor atau instansi yang
menaungi pertambangan minyak bumi di negara-negara di ASEAN pun juga berbeda-beda.
Semua hal tersebut tergantung dari kondisi lingkungan, masyarakat, serta ekonomi dan politik
negara terkait.
PEMETAAN PERTAMBANGAN – KELOMPOK 7 KELAS A 43
PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DI NEGARA-NEGARA DI ASEAN
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2002. Chemistry. Edisi ke-7 New York : McGraw Hill.
Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi. Di akses pada tanggal 3 Maret 2015 pukul
16:18 WIB.
http://bisnis.liputan6.com/read/610965/petronas-jadi-produsen-minyak-terbesardunia-
kalau-pertamina. Di akses pada tanggal 3 Maret 2015 pukul 20:03 WIB.
http://rinitharini.blogspot.com/2012/07/makalah-kimia-minyak-bumi.html. Di akses pada
tanggal 4 Maret 2015 pukul 10:20 WIB.
http://curahanilmu.blogspot.com/2009/05/makalah-mengenai-minyak-bumi-dangas.html. Di
akses pada tanggal 4 Maret 2015 pukul 12:36 WIB.
http://sideofardeliaini.wordpress.com/2013/02/24/makalah-minyak-bumi/
http://amboinas.wordpress.com/2009/06/05/makalah-tentang-minyak-bumi/\
http://cassanarief.blogspot.com/2012/05/makalah-kimia-tentang-minyak-bumi-dan.html
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2013/11/pertambangan-perhubungan-
pertanian-dan.html
http://www.eia.gov/countries/country-data.cfm?fips=BX
http://abarrelfull.wikidot.com/brunei-oil-and-gas-profile
https://www.bsp.com.bn/main/about/business.htm
http://www.iea.org/stats/balancetable.asp?COUNTRY_CODE=BN