Isi Makalah Manstra
-
Upload
putrapaninjauan -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of Isi Makalah Manstra
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Manajemen merupakan sebuah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi
manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut
telah diringkas menjadi tiga yaitu:
1. Perencanaan (planning).
2. Pengorganisasian (organizing).
3. Pengarahan (directing)
Bagaimanakah Dengan Manajemen Strategi? Manajemen Strategis
Merupakan Aktivitas Manajemen Tertinggi Yang Biasanya Disusun Oleh
Dewan Direksi Dan Dilaksanakan Oleh CEO Serta Tim Eksekutif
Organisasi Tersebut. Manajemen Strategis Memberikan Arahan
Menyeluruh Untuk Perusahaan Dan Terkait Erat Dengan Bidang Perilaku
Organisasi.
Penyajian Makalah Kali Ini Akan Membahas Mengenai Manajemen
Strategi Yang Akan Disajikan Ke Dalam Bab-Bab Selanjutnya.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, penyajian makalah ini dirumuskan ke
dalam beberapa bagian penting menyangkut Manajemen Strategi, yaitu:
1. Apakah pengertian Manajemen Strategi?
2. Bagaimanakah Posisisi Strategis?
3. Bagaimanakan Pembentukan strategi?
4. Komponen proses manajemen strategis?
5. Bagaimanakah Proses Manajemen Strategis?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penyusunan
makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Pengertian Manajemen Strategi.
2. Mengetahui Posisisi Strategis.
3. Mengetahui Pembentukan strategi.
4. Mengetahui Proses manajemen strategis.
5. Mengetahui Proses Manajemen Strategis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian.
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat
memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen
strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta
mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan
merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional
suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari
manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber
dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan
secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Beberapa pakar
dalam ilmu manajemen mendefinisikan manajemen strategis dengan cara
yang berbeda-beda. Ketchen (2009) mendefinisikan manajemen strategis
sebagai analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk
menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.
Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis.
Pertama, manajemen strategis dalam sebuah perusahaan berkaitan dengan
proses yang berjalan (ongoing processes): analisis, keputusan, dan
tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana manajemen
menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi internal dan
eksternal yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus
menciptakan keputusan strategis. Keputusan ini harus mampu menjawab
dua pertanyaan utama:
1. industri apa yang digeluti perusahaan dan
2. bagaimana perusahaan harus bersaing di industri tersebut.
Terakhir, tindakan diambil untuk menjalankan keputusan tersebut.
Tindakan yang perlu dilakukan akan mendorong manajer untuk
mengalokasikan sumber daya dan merancang organisasi untuk mengubah
rencana menjadi kenyataan.
Elemen kedua, manajemen strategis adalah studi tentang mengapa sebuah
perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya. Manajer perlu
menentukan bagaimana perusahaan bisa menciptakan keunggulan
kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga, tetapi juga sulit ditiru atau
dicari subtitusinya sehingga mampu bertahan lama. Keunggulan
kompetitif yang mampu bertahan lama biasanya didapatkan dengan
melakukan aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, atau
melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.
B. Posisi Strategis
Porter menjabarkan tiga basis posisi strategis. Ketiganya tidak mutually
exclusive dan seringkali saling bersinggungan. Basis pertama didapatkan
dengan memproduksi bagian kecil (subset) sebuah produk dari industri
tertentu. Porter menyebutnya sebagai variety-based positioning karena
posisi ini berasal dari pemilihan produk, bukan berdasarkan segmentasi
konsumen.
Basis kedua adalah melayani sebagian besar atau bahkan seluruh
kebutuhan dari sekelompok konsumen tertentu, yang disebut sebagai
needs-based positioning. Contohnya adalah IKEA yang berusaha
memenuhi seluruh kebutuhan mebel, bukan hanya sebagian (subset), untuk
target pasarnya. Posisi ini didapatkan dengan melakukan serangkaian
aktivitas dengan cara berbeda dengan yang dilakukan pesaing. Apabila
tidak ada perbedaan dalam aktivitas, konsumen tidak akan mampu
membedakan perusahaan bersangkutan dengan pesaing. Varian dari model
ini adalah memenuhi kebutuhan target pasar untuk waktu yang berbeda-
beda.
Basis ketiga didapatkan dengan menarget konsumen yang dapat diakses
dalam cara yang berbeda, yang disebut sebagai access-based positioning".
Konsumen-konsumen ini, meskipun memiliki kebutuhan dan keinginan
yang hampir sama dengan konsumen lainnya, membutuhkan konfigurasi
aktivitas yang berbeda untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.
Porter mencontohkannya lewat Carmike Cinemas, yang mengoperasikan
bioskop hanya di kota-kota kecil yang padat, namun dengan populasi
kurang dari 200.000 orang. Meskipun pasarnya kecil dengan kemampuan
pembeliannya di bawah kota besar, Carmike Cinemas berhasil meraih
keuntungan karena melakukan aktivitas berbeda dengan yang ditawarkan
bioskop-bioskop di kota besar, misalnya dengan melakukan standardisasi,
membuka hanya sedikit studio, dan menggunakan teknologi proyektor
yang lebih rendah dibanding dengan bioskop di kota besar..
C. Pembentukan strategi
Tugas pertama dalam manajemen strategis pada umumnya adalah
kompilasi dan penyebarluasan pernyataan misi. Aktivitas ini
mendokumentasikan kerangka dasar organisasi dan mendefinisikan
lingkup aktivitas yang hendak dijalankan oleh organisasi.
Setelah itu, organisasi bersangkutan akan melakukan pemindaian
lingkungan untuk membangun keselarasan dengan pernyataan misi yang
telah dibuat. Pembentukan strategi adalah kombinasi dari tiga proses
utama yaitu melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing:
baik internal maupun eksternal; baik lingkungan mikro maupun makro.
Bersamaan dengan penaksiran tersebut, tujuan dirumuskan. Tujuan ini
harus bersifat paralel dalam rentang jangka pendek dan juga jangka
panjang. Maka di sini juga termasuk di dalamnya penyusunan pernyataan
visi (cara pandang jauh ke depan dari masa depan yang dimungkinkan),
pernyataan misi (bagaimana peran organisasi terhadap lingkungan publik),
tujuan perusahaan secara umum (baik finansial maupun strategis), tujuan
unit bisnis strategis (baik finansial maupun strategis), dan tujuan taktis.
D. Komponen proses manajemen strategis
Manajemen strategis secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang
berorientasi masa depan yang memungkinkan organisasi untuk membuat
keputusan hari ini untuk memposisikan diri untuk kesuksesan di masa
mendatang. Pandangan yang lebih tradisional dari manajemen strategis
menggunakan pendekatan linear dimana pertama dilakukan pemantauan
terhadap lingkungan organisasi (baik internal dan eksternal), strategi
dirumuskan, strategi yang diimplementasikan dan lantas kemajuan
organisasi terhadap strategi kemudian dievaluasi. Kecepatan pacu saat ini
dari perubahan menyatakan bahwa tahap perumusan dan pelaksanaan
harus lebih diintegrasikan lebih erat untuk memastikan bahwa sejalan
terjadinya perubahan dan timbulnya masalah di implementasi, strategi
tersebut kembali dikunjungi secara terus menerus.
Beberapa elemen yang biasa digunakan untuk memeriksa kondisi eksternal
meliputik industri sebagai suatu keseluruhan (termasuk tren yang
berdampak pada industri), dan tren sosial dalam empat bidang utama:
ekonomi, teknologi, tren politik-hukum, serta sosial-budaya.
Ada tiga tingkatan strategi dibuat dalam organisasi yang lebih besar, yakni
meliputi strategi perusahaan, bisnis, dan fungsional (atau operasional).
Sementara strategi perusahaan akan menentukan bisnis apakah yang
perusahaan akan benar-benar beroperasi di sana, strategi bisnis akan
menentukan bagaimana perusahaan akan bersaing di masing-masing bisnis
yang telah dipilih. Dan strategi tingkat operasional akan menentukan
bagaimana masing-masing bidang fungsional (seperti sumber daya
manusia atau akuntansi) benar-benar akan mendukung strategi-strategi
bisnis dan korporasi. Semua strategi ini harus berkaitan erat untuk
memastikan bahwa organisasi bergerak ke arah yang menyatu.
Komponen terakhir dari manajemen strategis adalah evaluasi dan
pemantauan kemajuan perusahaan ke arah sasaran strategisnya.
Organisasi-organisasi yang meyakini bahwa proses terbilang selesai
setelah rencana diimplementasikan hanya akan menemukan diri mereka
menemui kegagalan. Penting sekali bagi organisasi untuk terus memantau
kemajuannya.
E. Proses Manajemen Strategis
Tidak hanya perusahaan besar saja yang mempunyai manajemen strategis,
tetapi perusahaan kecilpun sebaiknya dikelola dengan menggunakan
manajemen strategis. Manajemen strategis merupakan sekumpulan
keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran
perusahaan. Dengan demikian manajemen strategis melibatkan
pengambilan keputusan berjangka panjang dan rumit serta berorientasi
masa depan dengan membutuhkan sumberdaya yang besar dan partisipasi
manajemen puncak. Manajemen strategis merupakan proses tiga tingkatan
yang melibatkan para perencana di tingkat perusahaan, unit bisnis dan
fungsional serta para perencana pendukung lainnya.
Manajemen strategis prosesnya terdiri dari delapan langkah yaitu :
mendefinisikan visi, misi bisnis dan tanggungjawab sosial, menganalisis
lingkungan eksternal, menganalisis lingkungan internal, memilih tujuan
dan sasaran bisnis, mengembangkan strategis bisnis, merinci rencana
program, mengimplementasikan rencana program, dan mengumpulkan
umpan balik dan menguji pengendalian terlihat pada gambar 1.1. Semua
langkah ini menjaga terhambatnya unit usaha terhadap lingkungan dan
berjaga-jaga terhadap peluang dan masalah-masalah yang baru.
a. Visi dan Misi Bisnis
Perusahaan kecil serupa dengan perusahaan besar, sebaiknya
mempunyai visi dan misi perusahaan. Visi adalah tujuan unik dari
perusahaan yang membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan
lainnya yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya. Secara
ringkas, visi menguraikan produk, pasar, teknologi yang diterapkan
perusahaan, dan ini dilakukan sedemikian sehingga mencerminkan
nilai dan prioritas dari pengambil keputusan strategik perusahaan.
Sedangkan misi merupakan operasionalilasi dari visi.
Rumah sakit Umum Pusat Rujukan Nasional (RSUPN) Cipto
Mangunkusumo mempunyai visi .................. Hermina Hospital Group
(HHG) mempunyai visi ........,
Misi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta adalah ........., sedangkan
misi Hermina Hospital Group (HHG) adalah ......
F. Analisis lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman
perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat
faktor, yaitu lingkungan jauh, lingkungan industri dan lingkungan
operasional. Lingkungan insudtri terdiri dari persaingan diantara anggota
industri, hambatan masuk, produk substitusi, daya tawar pembeli dan daya
tawar pemasok. Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang
mempengaruhi situasi persaingan perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil
pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga kerja.
Ketiga faktor tesebut memunculkan peluang dan ancaman dalam
memasarkan produk secara menguntungkan. Misalnya, Hermina Hospital
Group (HHG) tahun ..., melakukan analisis lingkungan jauh, mendapatkan
hasil sebagai berikut:
1. ..............
-
G. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkuangan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Analisis Internal Perusahaan dikenal juga dengan nama
Analisis Profil Perusahaan. Analisis ini menggambarkan kekuatan
perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran, sumberdaya
manusia, sumberdaya fisik, operasi, keungan, manajemen dan organisasi.
Kekuatan dan kelemahan Pemasaran dapat dilihat dari reputasi
perusahaan, pangsa pasar, kualitas produk, kualitas pelayanan, efektifitas
penetapan harga, efektifitas distribusi, efektifitas promosi, kekuatan
penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.
Kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari
manajemen sumberdaya manusia, ketrampilan dan moral karyawan,
kemampuan dan perhatian manajemen puncak, produktivitas karyawan,
kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan hokum
karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan
pengalaman karyawan.
Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus kas, stabilitas keuangan,
hubungan dengan pemilik dan investor, kemampuan berhubungan dengan
bank, besarnya modal yang ditanam, keuntungan yang diperoleh (nilai
saham), efektivitas dan efisiensi system akuntansi untuk perencanaan
biaya-anggaran dan keuntungan dan sumber tingkat perusahaan.
Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi,
kemampuan berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya
bahan baku dan ketersediaan pemasok, lokasi, layout, optimalisasi
fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak paten, merk
dagang, proteksi hokum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya-
manfaat peralatan.
Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari
struktur organisasi, citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan
dalam mencapai sasaran, komunikasi dalam organisasi, system
pengendalian organisasi keseluruhan, budaya dan iklim organisasi,
penggunaan system yang efektif dalam pengambilan keputusan, system
perencanaan strategic, sinergi dalam organisasi, system informasi yang
baik dan manajemen kualitas yang baik.
H. Perumusan Sasaran
Setelah perusahaan melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dikenal juga dengan Analisis SWOT, selanjutnya
merumuskan sasaran. Sasaran menjelaskan tujuan-tujuan yang spesifik
dalam jumlah dan waktu. Dengan demikian sasaran memudahkan untuk
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Sasaran perusahaan dapat
berupa profitabilitas, posisi pasar, produktivitas, kepemimpinan teknologi,
pengembangan sumberdaya manusia, hubungan antar karyawan dan
tanggungjawab sosial.
Dilema penting lainnya mencakup antara laba jangka pendek versus
pertumbuhan jangka panjang, penetrasi pasar yang ada versus
pengembangan pasar baru, sasaran laba versus sasaran nirlaba,
pertumbuhan tinggi versus risiko rendah. Setiap pilihan dalam kelompok
dilema sasaran ini memerlukan strategi pemasaran yang berbeda.
I. Pengembangan Strategi
Sasaran menunjukkan apa yang ingin dicapai suatu perusahaan, strategi
adalah suatu rencana permainan untuk mencapainya. Setiap usaha harus
merancang strategi untuk mencapai sasarannya. Perusahaan bisnis
multidevisional besar, biasanya memiliki tiga level strategi, yaitu strategi
korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional.
Strategi bisnis atau strategi bersaing biasanya dikembangkan dalam level
devisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang
atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang
dilayani oleh devisi tersebut. Strategi bisnis ini misalnya strategi generik
dari Michael E. Porter, strategi dari Jack Trout, Strategic Intent dari Hamel
dan Prahalat dan strategi samudra biru dari Kim dan Mauborgne.
Hamel dan Prahalat menyatakan bahwa untuk bersaing masa yang akan
datang yang dibutuhkan empat hal. Pertama, harus memahami bahwa
bagaimana bersaing pada masa yang akan datang adalah berbeda dengan
bersaing di masa sekarang. Kedua, melakukan langkah untuk menemukan
dan meningkatkan pengetahuan yang mendalam tentang peluang-peluang
yang akan datang. Ketiga, melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan
untuk menuju perjalanan pada masa yang akan datang. Keempat,
mengambil masa yang akan datang yang pertama, tanpa mengambil
mengambil risiko yang berlebihan.
Sedangkan strategi samudra biru dari Kim dan Mauborgne atau Blue
Ocean Strategy, menganggap bahwa bersaing adalah menciptakan ruang
pasar yang tidak ada lawannya. Blue Oceans merupakan seluruh industri
yang tidak ada saat ini, tidak dikenal ruang pasarnya dan tidak ada
persaingan. Dalam blue oceans permintaan itu diciptakan, bukan
diperebutkan dengan persaingan. Permintaan itu dapat tumbuh dengan
cepat dan menguntungkan. Untuk menciptakan blue oceans dengan dua
cara, yaitu perusahaan dapat meningkatkan industri baru yang lengkap,
misalnya eBay menciptakan lelang, tetapi secara online. Cara kedua, blue
oceans dapat diciptakan dari dalam red oceans pada saat perusahaan
mengubah batas industri yang adaa.
Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumberdaya
produktivitas, misalnya strategi pemasaran, strategi keuangan, strategi
sumberdaya manusia, strategi operasi dan strategi penelitian dan
pengembangan.
Menurut Porter, perusahaan-perusahaan yang melakukan strategi yang
sama dan ditujukan untuk pasar atau segemen sasaran yang sama
membentuk kelompok strategis. Perusahaan yang melaksanakan strategis
tersebut dengan paling baik akan memperoleh laba paling besar. Jadi
perusahaan yang memiliki biaya paling rendah diantara perusahaan-
perusahaan yang melaksanakan strategi biaya rendah akan tampil paling
baik. Perusahaan yang tidak ,menerapkan strategi yang jelas “pengambil
jalan tengah” akan gagal. Sebagai contoh, International Harvester
mengalami masa sulit, karena dalam industri ia bukanlah perusahaan
dengan biaya terendah, mencapai nilai yang tertinggi, atau terbaik dalam
melayani beberapa segmen pasar. Pengambil jalan tengah mencoba untuk
tampil baik dalam semua dimensi strategis, tetapi karena berbagai dimensi
strategis memerlukan cara pengelolaan perusahaan yang berbeda dan
kadang kala tidak konsisten, perusahaan-perusahaan ini akhirnya tidak
unggul dalam satu bidangpun.
Banyak aliansi strategis mengambil bentuk aliansi pemasaran yang terbagi
dalam empat kategori :
1. Aliansi produk dan/atau pelayanan : Satu perusahaan memberikan
lisensi pada perusahaan lain untuk memproduksi produknya, atau dua
perusahaan bersama-sama memasarkan produk mereka yang saling
melengkapi atau suatu produk baru, Sebagai contoh, Apple bekerja
sama dengan Digital Vax untuk bersama merancang, memproduksi,
dan memasarkan suatu produk baru. Sprinty baru-baru ini bergabung
dengan RCA sebagai imbalan mengganti pelayanan telepon mereka
kepada Sprint. H&R Blockdan Hyatt Legal Service dua usaha jasa
telah bekerja sama dalam sebuah aliansi pemasaran.
2. Aliansi promosi : Sebuah perusahaan setuju melakukan promosi untuk
produk atau jasa perusahaan lain. Misalnya, Burger King bekerja sama
dengan Disney menawarkan benda-benda berkarakter Lion king atau
Pocahontas serta produk lain kepada pembeli burgernya. Demikian
juga halnya, sebuah bank mungkin bersedia untuk memajang sebuah
lukisan dan suatu galeri lokal.
3. Aliansi logistik : Di sini, suatu perushaan menawarkan dukungan
logistik untuk produk perusahaan lain. Misalnya, Abbott Laboratories
menyimpan dan mengirimkan seluruh produk medis dan bedah 3M ke
rumah-rumah di seluruh Amerika Serikat.
4. Kolaborasi harga : Satu atau lebih perusahaan turut serta dalam
kolobarasi harga khusus. Biasanya jaringan hotel dan perusahaan
penyewaan mobil saling memberikan potongan harga.
Perusahaan-perusahaan perlu mempunyai pemikiran yang relatif dalam
menemukan mitra usaha yang akan melengkapi kekuatan dan menutupi
kelemahan mereka. Bila dikelola dengan baik, aliansi memungkinkan
perusahaan-perusahaan untuk mencapai penjualan yang lebih tinggi
dengan biaya yang lebih rendah.
J. Implementasi Strategi
Strategi yang jelas dan pendukung yang matang mungkin tidak akan
bermanfaat, jika perusahaan gagal melaksanakannya dengan cermat.
Menurut McKinsey Consulting Firm, strategi hanyalah satu dari tujuh
unsur yang ditunjukkan oleh perusahaaan yang dikelola dengan baik.
Kerangka keberhasilan usaha 7-S dari McKinsey. Tiga unsur pertama
strategi (strategy), struktur (structure),dan sistem (systems) dianggap
sebagai “perangkat keras” keberhasilan. Empat unsur selanjutnya gaya
(style), staf (staff) ketrampilan (skill) dan nilai bersama (shared value)
adalah perangkat lunaknya.”
K. Pengendalian Strategi.
Selama perusahaan melaksanakan strateginya, perusahaan perlu
mengamati hasilnya dan memantau perkembangan baru di lingkungan
internal dan eksternalnya. Beberapa lingkungan stabil dari tahun ke tahun.
Yang lain perlahan-lahan berevolusi dengan cara yang dapat diperkirakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat
memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Porter
menjabarkan tiga basis posisi strategis. Ketiganya tidak mutually exclusive
dan seringkali saling bersinggungan. Basis pertama didapatkan dengan
memproduksi bagian kecil (subset) sebuah produk dari industri tertentu.
Basis kedua adalah melayani sebagian besar atau bahkan seluruh
kebutuhan dari sekelompok konsumen Basis ketiga didapatkan dengan
menarget konsumen yang dapat diakses dalam cara yang berbeda, yang
disebut sebagai access-based positioning.
Tugas pertama dalam manajemen strategis pada umumnya adalah
kompilasi dan penyebarluasan pernyataan misi. Aktivitas ini
mendokumentasikan kerangka dasar organisasi dan mendefinisikan
lingkup aktivitas yang hendak dijalankan oleh organisasi.
Manajemen strategis prosesnya terdiri dari delapan langkah yaitu :
mendefinisikan visi, misi bisnis dan tanggungjawab sosial, menganalisis
lingkungan eksternal, menganalisis lingkungan internal, memilih tujuan
dan sasaran bisnis, mengembangkan strategis bisnis, merinci rencana
program, mengimplementasikan rencana program, dan mengumpulkan
umpan balik dan menguji pengendalian.
B. Saran.
Agar semua manajemen yang mengelola perencanaan strategik harus
menerapkan prinsip tersebut diatas.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_strategis
Ketchen Jr. D. et all. 2009. "Strategy 2008-2009". New York: McGraw-Hill
arney, Jay B. 2007. Gaining And Sustaining Competitive Advantages. Third
Edition, New Jersey : Pearson Education.
Porter, Michael. 1996. "What is Strategy?". Harvard Business Review
Goldstein, Arnold S. 1991. Starting on a Shoestring : Building a Business
Without a Bankroll, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Suyanto, M. 2004, Smart In Entrepreneur : Belajar dari Kesuksesan Pengusaha
Top Dunia, Andi Yogyakarta
Suyanto, M. 2006, Revolusi Organisasi : Memberdayakan Kecerdasan Spiritual,
Andi Yogyakarta
Suyanto, M. 2007, Revolusi Strategi : Mengubah Proses Bisnis Meledakkan
Perusahaan, Andi Yogyakarta.
Swasono, Sri-Edi, 2003. Ekspose Ekonomika : Kompetensi dan Integritas Sarjana
Ekonomi, Jakarta: UI-Press
Crainer, Stuart. 1999, The 75 Greatest Management Decisions Ever Made, New
York: Amacom Publishing.
Carpenter, Mason R. and Sanders, Wm. Gerard. 2007. Strategic Management: A
Dynamic Perspective, International Edition, New Jersey : Pearson Education.
Case, John. 1989, The Origins of Entrepreneurship, Inc., June.
Swasono, Sri-Edi, 2003. Ekspose Ekonomika : Kompetensi dan Integritas Sarjana
Ekonomi, Jakarta: UI-Press