Isi Lengkap Times New Roman
Transcript of Isi Lengkap Times New Roman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kasus HIV/AIDS cukup banyak terjadi dikalangan remaja. HIV/AIDS sangat
berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang pada umumnya dan kondisi
kesehatan reproduksi pada khususnya karena pada umumnya HIV/AIDS berkaitan
langsung dengan system reproduksi manusia. Bahkan HIV/AIDS dapat
berdampak kematian. Dalam banyak kesempatan diskusi dan seminar mengenai
HIV/AIDS sering para pakar menyebut fenomena gunung es ditengah pandemic
HIV, artinya dari seluruh data yang dapat diungkap sesungguhnya tersembunyi
masalah yang jauh lebih besar. Misalnya kita mengungkap 100 data penderita
HIV maka mungkin saja angka realnya bisa mencapai 100 atau 1000 kali lipat.
Sangat sedikit kaum muda yang memiliki pengetahuan yang memadai dan benar
tentang HIV/AIDS padahal pengetahuan tersebut dibutuhkan untuk terhindar dari
resiko penularan. Dari data yang didapatkan dari UNAIDS (United Nation for
AIDS) pada akhir tahun 2004 didunia diperkirakan terdapat 39,4 juta orang
penderita HIV/AIDS. Menurut laporan United Nation Population Fund, HIV
banyak menjangkiti remaja putri. Diperkirakan diseluruh dunia yang terjangkit
penyakit HIV/AIDS 7,3 juta wanita muda dan 4,5 juta pria muda. Kalangan
remaja dunia dewasa ini ibarat hidup dalam era HIV/AIDS.1
Laporan itu juga menyebutkan bahwa sebagian kasus baru HIV/AIDS telah
menyerang remaja usia 15-24 tahun. Dilaporkan bahwa setiap 14 detik, satu orang
1
remaja terinfeksi virus HIV/AIDS. Setiap hari sekitar 6000 orang berusia 15-24
tahun tercatat sebagai penderita baru HIV. Sebanyak 87% pengidap HIV/AIDS
hidup dinegara miskin dan berkembang. Banyak kalangan remaja tidak
mempunyai informasi mengenai kesehatan, pencegahan kehamilan, HIV/AIDS
serta infeksi yang ditimbulkan akibat hubungan seks. Terancamnya generasi muda
dunia oleh penyakit HIV/AIDS, juga tidak terluput mengancam generasi muda
Indonesia.2
Di Indonesia penyakit HIV/AIDS meningkat cukup tajam dari tahun ke
tahun. Sejak kasus pertama di Bali 1987, enam tahun kemudian (desember 1993)
dilaporkan telah ditemukan di 12 propinsi dengan jumlah penderita AIDS
sebanyak 49 orang dan HIV (+) 193 orang. Pada bulan maret 2002 dilaporkan
berjumlah 2950 orang. Hingga Juni 2004 jumlah kasus HIV/AIDS pada kelompok
usia 15-19 tahun berjumlah 167 orang dan usia 20-29 tahun berjumlah 1.225
orang. Sementara jumlah total semua usia adalah 4389 kasus HIV/AIDS.
Banyaknya jumlah remaja penderita HIV/AIDS diduga karena keterbatasan akses
informasi dan layanan kesehatan bagi remaja yang berdampak pada rendahnya
pengetahuan tentang HIV/AIDS yang benar dan menyeluruh dikalangan remaja
berusia 15-24 tahun. Pada tahun 2002-2003 survei demografi kesehatan Indonesia
(SDKI) menemukan sekitar 34% remaja putri dan 21% remaja pria berusia 15-24
tahun belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Dari juni 2004 hingga akhir
juni 2005 jumlah pengidap HIV/AIDS di Indonesia adalah sebanyak 7098 kasus,
benar-benar di luar dugaan, dalam kurun waktu satu tahun telah terjadi
peningkatan sebanyak 2709 kasus.2,4
2
Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dengan laju yang sangat
mengkhawatirkan. Sejak kasus HIV/AIDS 1987 yang pertama kali di pulau Bali.
Sementara sekarang (2007), hampir semua provinsi di Indonesia sudah ditemukan
kasus HIV/AIDS. Permasalahan telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus
menyedot perhatian berbagai kalangan, terutama sector kesehatan. Namun
sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan
kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh remaja kita.3,4
Dari hasil data-data yang telah dikumpulkan penulis menyimpulkan bahwa
sekarang ini remaja didunia terutama Indonesia menunjukkan angka peningkatan
penderita HIV/AIDS dengan alasan mereka tidak tahu karena mereka tidak pernah
mendapatkan informasi dari sumber yang benar dan tidak adanya tempat atau
layanan khusus remaja dimana mereka bisa menanyakan tentang hal-hal tersebut.
Karena pengetahuan mereka tentang HIV/AIDS yang sedikit tersebut sehingga
penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran mereka tentang HIV/AIDS. Dari
latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui gambaran
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMAN 12 Makassar.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini, Bagaimana gambaran pengetahuan
remaja tentang HIV/AIDS di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Makassar.
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di
Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang etiologi/penyebab
HIV/AIDS di SMA Neg. 12 Makassar.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang cara penularan
HIV/AIDS di SMA Neg. 12 Makassar.
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang manifestasi/gejala
HIV/AIDS di SMA Neg. 12 makassar.
d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang
penatalaksanaan/pengobatan HIV/AIDS di SMA Neg. 12 Makassar.
e. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang prognosis HIV/AIDS di
SMA Neg. 12 Makassar.
f. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS
di SMA Neg. 12 Makassar.
4
1.4 MANFAAT
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Institusi Pendidikan Tempat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang
bermanfaat bagi SMA Negeri 12 Makassar.
2. Akademik
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang
bermanfaat bagi mahasiswa tentang Tingkat Pengetahuan Remaja tentang
HIV/AIDS.
3. Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam
penulisan karya tulis ilmiah serta menambah pengalaman dalam bidang
penelitian khususnya mengenai HIV/AIDS.
4. Masyarakat khususnya Remaja
Diharapkan penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan masyarakat
khususnya remaja mengenai HIV/AIDS
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Tinjauan Umum Tentang HIV/AIDS
2.1.1 DEFINISI
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV
merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia
(terutama CD4 positive T-sel dan macrophages komponen-komponen utama
sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi
ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus,
yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.1,3
Sistem kekebalan dianggap defisiensi ketika sistem tersebut tidak dapat
lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit-penyakit. Orang
yang kekebalan tubuhnya defisien (immunodeficient) menjadi lebih rentan
terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang
yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan
dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “ infeksi opportunistik “,
karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang
melemah.3,4
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome.
Dimana menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan
menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai
penyebab AIDS. Tingkatan HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi
6
tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi
AIDS.4
2.1.2 ETIOLOGI
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah
retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia,
seperti sel CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T
CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar
system kekebalan tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bila HIV telah membunuh
sel T CD4 hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter
darah, maka kekebalan ditingkat sel akan hilang dan akibatnya ialah kondisi yang
disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis,
kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS. Yang diidentifikasi
dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi
tertentu.3
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV
menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun. Rata-rata waktu hidup
setelah AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju perkembangan
penyakit ini pada setiap orang bervariasi, banyak faktor yang mempengaruhinya.
Diantaranya kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV, yang merupakan
penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan
kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang
telah terinfeksi. AIDS adalah sindrom menurunnya system kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh
7
berbagai macam penyakit karena system kekebalan tubuh penderita telah
menurun.3
HIV dapat menular ke orang lain melalui cara sebagai berikut:5,6
1. Hubungan seksual (anal,oral,vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom)
dengan orang yang telah terinfeksi.
2. Jarum suntik, tindik, tato yang tidak steril dan dipakai bergantian.
3. Mendapat transfusi darah yang mengandung virus HIV.
4. Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI).
Penularan HIV tidak melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan
tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan
dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi, atau
WC/jamban yang sama atau tinggal serumah orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (orang hidup dengan HIV
atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, dan ibu) atau teman-teman
pengidap HIV/AIDS.5,6
2.1.3 PATOFISIOLOGI
Dalam tubuh odha, partikel virus bergabung dengan DNA sel pasien,
sehingga satu kali seseorang terinfeksi HIV seumur hidup ia akan tetap terinfeksi.
Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang masuk ke tahap
AIDS pada 3 tahun pertama, 50% berkembang menjadi pasien AIDS sesudah 10
tahun dan sesudah 13 tahun hampir semua orang yang terinfeksi HIV
8
menunjukkan gejala AIDS dan kemudian meninggal. Perjalanan penyakit tersebut
menunjukkan gambaran penyakit yang kronis, sesuai dengan perusakan system
kekebalan tubuh yang juga bertahap. Infeksi HIV tidak langsung memperlihatkan
tanda dan gejala tertentu, sebagian gejala tidak khas pada pasien HIV akut dimana
3-6 minggu setelah terinfeksi. Setelah infeksi akut, dimulailah infeksi HIV
asimptomatik (tanpa gejala). Masa tanpa gejala ini umumnya berlangsung selama
8-10 tahun. Tapi ada sekelompok kecil orang yang perjalanan penyakitnya amat
cepat, dapat hanya sekitar 2 tahun dan ada pula yang perjalanannya lambat (non
progresif). Seiring memburuknya kekebalan tubuh, odha mulai menampakkan
gejala-gejala akibat infeksi oportunistik.7
Tanpa pengobatan AVR, walaupun selama beberapa tahun tidak
menunjukkan gejala secara bertahap system kekebalan tubuh pasien menunjukkan
gejala klinik yang makin berat, pasien masuk tahap AIDS. Jadi yang disebut laten
secara klinik (tanpa gejala) sebetulnya bukan laten bila ditinjau dari sudut
penyakit HIV. Manifestasi dari awal dari kerusakan system kekebalan tubuh
adalah kerusakan mikro arsitektur folikel kelenjar getah bening dan infeksi HIV
yang luas di jaringan limfoid, yang dilihat dengan pemeriksaan hibridasi in situ.
Sebagian besar replikasi HIV terjadi di kelenjar getah bening, bukan di peredaran
darah tepi. Pada orang dengan infeksi HIV masih merasa sehat, klinis tidak
menunjukkan gejala, pada waktu terjadi replikasi itu HIV yang tinggi dimana 10
partikel setiap hari. Replikasi yang cepat ini dengan mutasi HIV dan seleksi,
muncul HIV yang resisten. Bersamaan dengan replikasi HIV, terjadi kehancuran
9
limfosit CD4 yang tinggi, untungnya tubuh masih bisa mengkompensasi dengan
memproduksi limfosit CD4 sekitar 10 pangkat 9 setiap hari.8
Perjalanan penyakit lebih progresif pada pengguna narkotika. Lebih dari
80% pengguna narkotika terinfeksi virus hepatitis C. infeksi pada katup jantung
juga adalah penyakit yang dijumpai pada odha pengguna narkotika dan biasanya
tidak ditemukan pada odha yang tertular dengan cara lain. Lamanya penggunaan
jarum suntik berbanding lurus dengan infeksi pneumonia dan tuberkulosis. Makin
lama menggunakan narkotika suntikan, makin mudah ia terkena pneumonia dan
tuberkulosis. Infeksi oleh kuman penyakit lain akan menyebabkan virus HIV
membelah dengan lebih cepat sehingga jumlahnya akan meningkat pesat. Selain
itu juga dapat menyebabkan reaktivasi biasanya lebih progresif.
Jalannya infeksi, pada infeksi HIV dapat dibedakan tiga fase:9
a. Fase pertama. Orang yang terkena infeksi menjadi seropositif, artinya setelah
6 bulan di dalam darahnya dapat dideteksi HIV secara tak langsung (melalui
antibodies). Pada persentase kecil, beberapa hari setelah infeksi timbul gejala
flu berat selama lebih kurang seminggu. Keluhan ini diakibatkan invasi dan
replikasi dari ribuan HIV di dalam limfosit-T.
b. Fase kedua. Kemudian system imun merangkap dan mengurung semua virus
di kelenjar limfa, dimana replikasinya berlangsung terus. Jaringan yang
terinfeksi dan HIV yang lolos dimusnahkan oleh masing-masing T killer cells
dan antibodies. Proses ini berlangsung tanpa gejala. Setiap tahun semakin
banyak HIV dapat meloloskan diri dan masuk ke dalam sirkulasi dan lebih
banyak limfosit-T mati, sedangkan system imun menjadi semakin lemah.
10
c. Fase ketiga. Satu sampai 12 tahun kemudian jumlah HIV dalam darah (viral
load)menjadi besar sekali dan jumlah limfosit-T helper(CD 4) turun dari l.k
1000 sampai l.k 200/mm3. baru pada saat inilah penyakit AIDS menjadi nyata
(full-blown) dengan gejala-gejala klinis. Hanya lebih kurang 40% dari semua
orang seropositif yang sebelumnya merasakan dirinya sehat, kini betul-betul
sakit dengan keluhan-keluhan hebat. Pada sisanya (60%) tidak akan
berkembang AIDS, yang sebab-sebabnya belum diketahui.
2.1.4 MANIFESTASI KLINIK
Gejala klinis infeksi primer dapat berupa demam, nyeri otot atau sendi,
lemah,mukokutan (ruam kulit, ulkus di mulut) limfadenopati, neurologis (nyeri
kepala, nyeri belakang mata, fotofobia, meningitis, ensefalitis) dan saluran
cernan(anoreksia, nousea, diare, jamur di mulut). Gejala bervariasi dari ringan
sampai berat sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.10
Penderita AIDS lanjut sering disertai berat badan menurun yang
disebabkan perubahan metabolism dan kurangnya kalori yang masuk ke dalam
tubuh. Demensia dapat terjadi akibat infeksi microglia (makrofag dalam otak).
Setelah penyakit HIV pada fase akut, ciri klinis infeksi HIV pada fase penyakit
periode klinis laten AIDS yaitu:11
a. Jumlah CD4+ menurun
b. Infeksi oportunistik:
1. Protozoa (T. kriptosporidium)
2. Bakteri (M. avium, nokardia, salmonella)
11
3. Jamur (kandida, K. neoformans, H. kapsulatum pneumocystis)
4. Virus (CMV, herpes simpleks, varisella - zooster)
5. Tumor :
a. Limfoma (EBV-Lifoma berhubungan sel B)
b. Sarcoma Kaposi
c. Ensefalopati serta Wasting Syndrome
2.1.5 PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Tes HIV merupakan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui secara
pasti apakah seseorang terinfeksi HIV sangatlah penting, karena pada infeksi HIV
gejala klinisnya dapat baru terlihat setelah bertahun-tahun lamanya.1
Beberapa jenis pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis infeksi HIV.
Secara garis besar dibagi menjadi pemeriksaan serologik untuk mendeteksi
adanya anti bodi terhadap HIV. Deteksi adanya virus HIV dalam tubuh dapat
dilakukan dengan isolasi dan biakan virus, deteksi antigen, dan deteksi materi
genetik dalam darah pasien. Pemeriksaan yang lebih mudah dilakukan adalah
pemeriksaan terhadap antibody HIV. Sebagai penyaringnya biasa digunakan
teknik ELISA (Enzyme – Linked Immunosorbent Assay), aglutinasi atau dot-blot
immunobinding assay, tapi metode yang biasa digunakan di Indonesia adalah
dengan ELISA. Hal yang diperhatikan dalam melakukan tes terhadap antibodi
HIV ini yaitu adanya massa jendela. Massa jendela adalah waktu sejak tubuh
terinfeksi HIV sampai mulai timbulnya antibodi yang dapat dideteksi dengan
pemeriksaan. Antibodi dimulai terbentuk pada 4-8 minggu setelah infeksi. Jadi
12
jika masa ini hasil tes HIV pada seseorang yang sebenarnya sudah terinfeksi HIV
dapat memberikan hasil yang negatif. Untuk itu jika kecurigaan akan adanya
resiko terinfeksi cukup tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan ulangan 3 bulan
kemudian.1
Jika pemeriksaan penyaring menyatakan hasil reaktif, pemeriksaan dapat
dilanjutkan dengan pemeriksaan konfirmasi untuk memastikan adanya infeksi
oleh HIV, yang paling sering dipakai saat ini adalah teknik Western Blot (WB).
Seseorang yang ingin menjalankan tes HIV untuk keperluan diagnosis harus
mendapatkan konseling pra tes dan konseling pasca tes. Jika hasil positif akan
diberikan informasi mengenai pengobatan untuk memperpanjang masa tanpa
gejala serta cara pencegahan penularan.1
2.1.6 PENATALAKSANAAN
HIV/AIDS sampai saat ini memang belum dapat disembuhkan secara total.
Secara umum, penatalaksanaan odha terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
a. Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat antiretroviral
(AVR)
b. Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi dan kanker yang
menyertai infeksi HIV/AIDS, seperti jamur, tuberculosis, hepatitis
toksoplasma, Sarkoma Kaposi, limfoma, serta kanker serviks
c. Pengobatan suporatif, yaitu makanan yang mempunyai nilai gizi yang lebih
baik dan pengobatan pendukung lain seperti dukungan psikososial dan
dukungan agama serta juga tidur yang cukup dan perlu menjaga kebersihan.
13
Dengan pengobatan yang lengkap tersebut, angka kematian dapat ditekan, harapan
hidup lebih baik dan kejadian infeksi oportunistik amat berkurang.3,10
2.1.7 PROGNOSIS
Tanpa pengobatan, waktu hidup bersih rata-rata setelah terinfeksi HIV
diperlukan 9 sampai 11 tahun, tergantung subtipe HIV, di daerah dimana banyak
tersedia, pengembangan ART sebagai terapi efektif untuk infeksi HIV dan AIDS
mengurangi kematian tingkat dari penyakit dengan 80% dan meningkatkan
harapan hidup untuk orang yang terinfeksi HIV baru didiagnosis sekitar 20 tahun.
Sebagai pengobatan baru terus dikembangkan dank arena HIV terus berevolusi
resisten terhadap perawatan, perkiraan waktu bertahan kemungkinan akan terus
berubah. Tanpa terapi antiretroviral, kematian biasanya terjadi dalam waktu satu
tahun. Laju perkembangan penyakit klinis sangat bervariasi antara individu dan
telah terbukti dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kerentanan host dan fungsi
kekebalan tubuh.12
2.1.8 PENCEGAHAN
Ada beberapa jenis program yang terbukti sukses diterapkan di beberapa
negara dan amat dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia. WHO, untuk
dilaksanakan secara sekaligus:1,6
a. Pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa muda
b. Program penyuluhan sebaya untuk berbagai kelompok sasaran
c. Program kerjasama dengan media cetak dan elektronik
14
d. Pekat pencegahan komprehensif untuk pengguna narkotika, termasuk program
pengadaan jarum suntik steril
e. Program pendidikan agama
f. Program pelayanan pengobatan infeksi menular seksual
g. Program promosi kondom dilokalisasi pelacuran dan panti pijat
h. Pelatihan keterampilan hidup
i. Program pengadaan tempat tes HIV dan konseling
j. Dukungan untuk anak jalanan dan pengentasan prostitusi anak
k. Integritas program pencegahan dengan program pengobatan, perawatan dan
dukungan untuk odha
l. Program pencegahan penularan HIV dari Ibu dan ke anak dengan pemberiaan
obat AVR.
2.2 Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
Pengetahuan atau tahu menurut kamus Bahasa Indonesia karangan Moeljiono
ialah mengerti sesudah melihat atau menyaksikan, mengalami atau diajar.13
Secara terinci mengukur tingkat pengetahuan seseorang, Bloom
mengemukakan enam tingkatan proses:13
1. Pengetahuan (knowledge), bila seseorang hanya mampu mengingat sesuatu
yang telah dipelajarinya dalam garis besarnya saja.
2. Perbandingan (comprehension), bila seseorang telah dapat menerangkan
kembali secara mendasar ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya.
15
3. Penerapan (application), bila telah ada kemampuan untuk menggunakan apa
yang dipelajarinya.
4. Analisis (analysis), bila telah mampu menerangkan bagian-bagian yang
menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu dan menganalisa hubungan satu
sama lain.
5. Sintesis (synthesis), bila disamping mampu menganalisis, ia pun mampu
menyusun kembali ke bentuk semula maupun ke bentuk yang lain.
6. Penilaian (evaluation), merupakan tingkat pengetahuan yang tertinggi,
apabila telah mampu mengetahui secara menyeluruh dari semua bahan yang
telah dipelajarinya dan juga mampu menilai sesuai kriteria yang telah
ditentukan.
2. 3 Tinjauan Umum Tentang Remaja
WHO mendefinisikan remaja berdasarkan 3 kriteria,yaitu biologic,
psikologik, dan sosial ekonomi. Secara lengkap definisi remaja menurut WHO
adalah sebagai berikut:14
Remaja adalah suatu masa dimana:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-
anak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.
16
WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai usia remaja, yang
kemudian dibagi menjadi 2 bagian, yaitu remaja awal (10-14 tahun) dan remaja
akhir (15-20 tahun). PBB sendiri menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia
pemuda. Sedangkan Indonesia memberikan batasan remaja adalah usia 11-24
tahun dan belum nikah.14
2.4 KERANGKA TEORI
Etiologi AIDS disebabkan oleh HIV, dimana penularannya dapat
disebabkan oleh:
a. Hubungan seksual
b. Donor darah
c. Jarum suntik
d. Transmisi dari ibu
e. Kontak langsung dengan darah
Pengetahuan remaja tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
penularan HIV tentu saja sangat berperan dalam terjadinya AIDS, baik dalam
pengetahuan maupun pencegahannya akan penyebab AIDS tersebut. Pengetahuan
remaja akan pencegahan awal sebelum terjangkit virus HIV sangat penting,
karena kita ketahui bahwa obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS ini belum ada,
yang ada hanya obat untuk mengurangi efek dari virus HIV ini. Selain itu, pada
remaja yang sudah terlanjur terjangkit virus ini akan merusak cita-cita dan masa
depan mereka. Semakin dini mereka mengetahui tentang HIV/AIDS, maka
semakin jauh mereka akan terjangkit penyakit ini.
17
2.5 Kerangka konsep
2.6 Definisi Operasional & Kriteria Objektif
Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian, maka sebagai pedoman awal
pengumpulan informasi digunakan definisi operasional yang dikembangkan
seperti uraian di bawah ini:
1. HIV/AIDS adalah sekumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya system
kekebalan tubuh manusia yang di dapat (bukan keturunan) dan disebabkan
oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
2. Remaja adalah masa dimana Individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai
kematangan seksual.
18
Siswa siswi Sekolah
Menengah Atas Negeri 12
Makassar
Pengetahuan tentang penyakit
HIV/AIDS
- Penyebab
- Penularan
- Gejala
- Pengobatan
- Prognosis
- Pencegahan
Batas usia 10-20 tahun sebagai usia remaja:
- remaja awal (10-14 tahun)
- remaja akhir (15-20 tahun)
3. Pengetahuan tentang HIV/AIDS adalah segala sesuatu dialami, di lihat dan di
dengar tentang HIV/AIDS dan digali berdasarkan kemampuan menjawab
pertanyaan tentang apa itu HIV/AIDS, bagaimana penularannya, siapa saja
yang berisiko tertular, pengobatan dan bagaimana pencegahannya.
Kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat
dilakukan dengan kriteria, yaitu :15
- Baik : Hasil presentase 76 – 100%
- Cukup : Hasil presentase 56 – 75%
- Kurang : Hasil presentase <56%
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk memperoleh
gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan menggunakan
kusioner yang dalam hal ini adalah siswa siswi yang bersekolah di sekolah
menengah atas negeri 12 makassar
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian mulai tanggal 1 oktober 2011. Tempat pelaksanaan
adalah di sekolah menengah atas negeri 12 makassar.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh obyek penelitian atau obyek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X dan XI di SMAN 12 makassar
sebanyak 720 siswa.
Populasi N %
X 350 48,6
XI 370 51,4
Total 720 100
20
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, populasi yang besar tidak mungkin secara keseluruhan dapat diteliti.
Adanya keterbatasan waktu, tenaga, dana maka peneliti menggunakan sampel
yang diambil dari populasi tersebut, dengan syarat sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative (mewakili).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini secara simple random
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan cara diundi atau acak dan
perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi
tidak merupakan hal yang penting dalam penelitian ini.
Besar sampel penelitian dihitung dengan rumus:
N 720 keterangan:
n = = N = jumlah populasi
1+ N (0,1)2 1 + 720 (0,1)2 n = jumlah sampel
= 87,80
= 88 (dibulatkan)
Maka didapatkan jumlah sampel minimal sebesar 88 orang, dalam penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 89 orang.
Sampel N %
X 44 49,4
XI 45 50,6
Total 89 100
21
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu
berupa kuesioner yang diberikan kepada sampel. Teknik ini dilakukan dengan
memberikan daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk
mendapatkan informasi mengenai gambaran pengetahuan remaja tentang
HIV/AIDS.
Daftar pertanyaan untuk variabel pengetahuan terdiri atas beberapa
kelompok pertanyaan, kelompok pertanyaan tersebut adalah:
a. Pertanyaan untuk mengidentifikasikan pengetahuan remaja tentang penyebab
HIV/AIDS (pertanyaan 3-5).
b. Pertanyaan untuk mengidentifikasikan pengetahuan remaja tentang cara
penularan HIV/AIDS (pertanyaan 6-11).
c. Pertanyaan untuk mengidentifikasikan pengetahuan remaja tentang gejala
penyakit HIV/AIDS (pertanyaan 12-14).
d. Pertanyaan untuk mengidentifikasikan pengetahuan remaja tentang
pengobatan HIV/AIDS (pertanyaan nomor 15).
e. Pertanyaan untuk mengidentifikasikan pengetahuan remaja tentang prognosis
penyakit HIV/AIDS (pertanyaan 16-17).
f. Pertanyaan untuk mengidentifikasikan pengetahuan remaja tentang
pencegahan penyakit HIV/AIDS (pertanyaan 18-22).
g. Pertanyaan untuk mengidentifikasikan pengetahuan remaja tentang insidens
penyakit HIV/AIDS (pertanyaan 23).
22
Untuk mempermudah dalam pengolahan kelompok pertanyaan, maka dari
kelompok pertanyaan tersebut dibagi dalam beberapa kriteria.
Kriteria pengukuran untuk variabel pengetahuan dinilai sesuai kelompok
pertanyaan yaitu:
Kelompok pertanyaan (a):
- Baik : jika jawaban kesioner yang benar 76 – 100%
- Cukup : jika jawaban kesioner yang benar 56 – 75 %
- Kurang : jika jawaban kesioner yang benar <56%
Kelompok pertanyaan (b):
- Baik : jika jawaban kesioner yang benar 76 – 100%
- Cukup : jika jawaban kesioner yang benar 56 – 75%
- Kurang : jika jawaban kesioner yang benar <56%
Kelompok pertanyaan (c):
- Baik : jika jawaban kesioner yang benar 76 – 100%
- Cukup : jika jawaban kesioner yang benar 56 – 75%
- Kurang : jika jawaban kesioner yang benar <56%
Kelompok pertanyaan (d) dan (g):
- Baik : bila menjawab dengan benar pertanyaan
- Kurang : bila jawaban salah
Kelompok pertanyaan (e):
- Baik : bila menjawab dengan benar semua pertanyaan
- Cukup : bila menjawab 1 pertanyaan dengan benar
- Kurang : bila semua jawaban salah
23
Kelompok pertanyaan (f):
- Baik : jika jawaban kesioner yang benar 76 – 100%
- Cukup : jika jawaban kesioner yang benar 56 – 75%
- Kurang : jika jawaban kesioner yang benar <56%
3.5 Pengolahan dan Penyajian Data
Jawaban yang diperoleh dari hasil kuisioner disusun berdasarkan
kelompok yang ada dalam kuisioner, diolah secara manual serta bantuan
kalkulator dan computer, lalu dihitung presentasenya kemudian disajikan dalam
bentuk tabel dan naskah.
24
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Gambar 4.1 SMA Negeri 12 Makassar
3.1 Gambaran Umum SMA Negeri 12 Makassar
SMA Negeri 12 Makassar, yang berdiri sejak tahun 1987 terletak di daerah
yang cukup strategis untuk sarana pendidikan karena mudah di jangkau melalui
akses darat, Jl. Moha Lasuloro No. 57 Antang Makassar, Kecamatan Manggala.
SMA Negeri 12 Makassar yang mempunyai visi ”Menghasilkan Lulusan
yang Berprestasi, Bertaqwa dan Berbudaya” Berikut uraian tentang gambaran
umum sekolah :
25
1. Nama Sekolah : SMA Negeri 12 Makassar
2. Alamat : Jl. Moha Lasuloro No. 57 Antang
Makassar
3. Telepon : (0411) 492942
4. Kecamatan : Manggala
5. Kabupaten / Kodya : Makassar
a. Nama Badan Penyelenggara : Depdiknas
b. Surat Keputusan terakhir : Depdiknas
c. Pemakaian Gedung ini : Sendiri
6. a. Pemilik Gedung ini : Depdiknas
b. Pemakaian Gedung ini : Pagi oleh SMA Neg.12 Makassar
antara jam 07.15 s/d 14.15
7. Luas tanah keseluruhan : 8545 M2
8. Luas bangunan seluruhnya : 2908 M2
9. Luas Pekarangan : 2400 M2
10. Waktu belajar : dari jam 07.15 s/d jam 14.00
11. Jumlah Jam pelajaran/mggu : 1149 jam pelajaran
26
3.2 Sarana Dan Prasarana
3.3 Staf Guru
SMA Negeri 12 Makassar memiliki staf pengajar (guru) sebanyak 68
orang, dengan stratifikasi sebagai berikut.
1. Ilmu PENDAIS 6 orang,
2. PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN 1 orang,
3. PPKN 3 orang,
4. BAHASA INDONESIA 5 orang,
5. BAHASA INGGRIS 4 orang,
6. MATEMATIKA 6 orang,
7. PENJASKES 3 orang,
8. SEJARAH 3 orang,
9. GEOGRAFI 2 orang,
10. EKONOMI 5 orang,
11. SOSIOLOGI 2 orang,
27
Ruang Jumlah Luas (m2)
Teori / Kelas 26 1498
Laboratorium IPA 2 360
Perpustakaan 1 220
Keterampilan 1 140
Laboratorium komputer 1 133
12. FISIKA 3 orang,
13. KIMIA 5 orang,
14. BIOLOGI 7 orang,
15. SENI 3 orang,
16. TI KOMPUTER 3 orang,
17. BAHASA JEPANG 1 orang,
18. BAHASA ARAB 1 orang,
19. BK 4 orang.
28
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap remaja sekolah menengah atas negeri 12
Makassar, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2011. Penelitian
dilakukan dengan cara mengambil sampel dengan data yang dikumpulkan
sebanyak 89 siswa dimana didapatkan 44 siswa kelas X dan 45 siswa kelas XI.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dan
disesuaikan dengan tujuan penelitian maka hasil yang disusun dalam bentuk
tabel dan naskah di bawah ini.
5.1.1 Pengetahuan Remaja Kelas X
Variabel pengetahuan yang diteliti di sini meliputi pernah atau tidaknya
responden mendengar informasi mengenai HIV/AIDS, dari mana sumber
informasi tersebut, serta tingkat pengetahuan tentang penyebab, cara
penularan, gejala, pengobatan, prognosis dan insiden penyakit HIV/AIDS di
Makassar.
Dari tabel didapatkan bahwa 44 remaja yang diteliti, ada 44 responden
(100%) yang pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Dengan demikian
perhitungan selanjutnya untuk frekuensi tingkat pengetahuan responden yang
sudah pernah mendengar tentang HIV/AIDS, yakni 44 orang (100%).
29
Tabel 1Distribusi Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas X yang Pernah
Mendengar Tentang HIV/AIDS
Apakah anda pernah mendengar tentang penyakit
AIDS? Frekuensi %
Ya, pernah
Tidak pernah
44
-
100
-
Total 44 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Adapun distribusi sumber informasi mengenai HIV/AIDS dari remaja
tersebut dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2Distribusi Sumber Informasi Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas X
Tentang HIV/AIDS
Jika pernah mendengar tentang penyakit AIDS, dari
mana? Frekuensi %
a. Majalah, Koran dan internet
b. Dari radio, televisi
c. Dari orang lain
d. Kombinasi a, b, dan c
5
4
3
32
11,4
9,1
6,8
72,7
Total 44 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Dari tabel tersebut di atas dapat kita lihat bahwa sumber informasi
mengenai AIDS paling sering didapat melalui tiga sumber di atas, yaitu dari 44
30
responden ada 32 orang (72,7%), sedangkan majalah, Koran dan internet 5 orang
(11,4%) dari radio dan televisi 4 orang (9,1%), sumber informasi dari orang lain
ada 3 orang (6,8%).
Hal ini menunjukkan bahwa media informasi paling cepat yang dapat
diterima oleh kalangan remaja di SMA negeri 12 Makassar kelas X adalah media
cetak dan elektronik.
34
532
01020304050607080
kombinasi a,b,cmajalah,koran,internetradio,televisiorang lain
Diagram di atas sama halnya dengan tabel 3, merupakan variasi dari
penyajian data dan menunjukkan lebih jelas dari distribusi sumber informasi
remaja di SMA Negeri 12 Makassar. Dimana remaja lebih banyak mendapatkan
informasi tentang penyakit HIV/AIDS tersebut dari kombinasi ketiganya dimana
rata-rata remaja mendapat dari media cetak dan elektronik ditambah lagi
informasi di dapatkan dari orang lain.
Selanjutnya akan dijabarkan hasil penelitian mengenai tingkat
pengetahuan remaja di SMA negeri 12 Makassar kelas X tentang HIV/AIDS yang
dapat dilihat mulai dari tabel 3 sampai dengan tabel 9.
31
Tabel 3Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA negeri 12 Makassar Kelas X Tentang
Penyebab HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Cukup
Kurang
29
14
1
65,9
31,8
2,3
Total 44 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa 29 orang (65,9%) yang mempunyai
tingkat pengetahuan tentang penyebab HIV/AIDS yang baik, dan 14 orang
(31,8%) berpengetahuan cukup sedangkan 1 orang (2,3%) yang kurang. Hal ini
ditunjang karena media yang digunakan remaja sekarang ini begitu cepat
didapatkan bahkan bisa diakses dengan mudah untuk mengetahui tentang penyakit
tersebut. Selanjutnya di sajikan dalam bentuk diagram batang seperti di bawah ini.
32
114
29
0
10
20
30
40
50
60
70
kurangcukupbaik
Tabel 4Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas X Tentang
Cara Penularan HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Cukup
Kurang
28
15
1
63,6
34,1
2,3
Total 44 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Tingkat pengetahuan tentang cara penularan penyakit HIV/AIDS pada
tabel 4 di atas menunjukkan 28 orang (63,6%) berpengetahuan baik, 15 orang
(34,1%) berpengetahuan cukup, dan 1 orang (2,3%) kurang mengetahui masalah
cara penularannya. Hal ini cukup menggembirakan, karena makin banyak remaja
yang mengetahui cara penularan HIV/AIDS berarti besar kemungkinan untuk
33
menghindari tertularnya HIV/AIDS. Selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram
batang di bawah ini.
115
28
0
10
20
30
40
50
60
70
kurangcukupbaik
Tabel 5Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas X Tentang
Gejala Penyakit HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Cukup
Kurang
11
29
4
25
65,9
9,1
Total 44 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Dari tabel di atas terlihat bahwa pengetahuan mengenai gejala penyakit
HIV/AIDS diketahui dengan baik oleh 11 orang (25%), 29 orang (65,9%) cukup,
dan 4 orang (9,1%) yang kurang. Ini menunjukkan pada umumnya remaja yang
mengira gejala penyakit HIV/AIDS mirip dengan gejala penyakit kelamin. Ini
juga terlihat dalam diagram batang di bawah ini.
34
411
29
0
10
20
30
40
50
60
70
kurangcukupbaik
Tabel 6Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas X Tentang
Pengobatan Penyakit HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Kurang
37
7
84,1
15,9
Total 44 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Tabel 6 di atas menunjukkan ada 37 orang (84,1%) yang mengetahui
dengan baik tentang pengobatan pada penyakit HIV/AIDS, dan 7 orang (15,9%)
kurang mengetahui hal tersebut. Di bawah ini dalam bentuk diagram batang.
35
7
37
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
kurangcukup
Ini menunjukkan bahwa rata-rata remaja mengetahui bahwa pengobatan
untuk HIV/AIDS tersebut belum ada sampai saat ini. Berarti ini meningkatkan
kewaspadaan remaja terhadap penyakit tersebut.
Tabel 7Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas X Tentang
Prognosis Penyakit HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Cukup
29
15
65,9
34,1
Total 44 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Tingkat pengetahuan tentang prognosis penyakit HIV/AIDS baik pada 29
orang (65,9%), dan cukup pada 15 orang (34,1%) sedangkan yang menjawab
kurang tidak ada. Bisa di lihat juga dalam diagram batang di bawah ini.
36
1529
0
10
20
30
40
50
60
70
cukupbaik
Di simpulkan bahwa pengetahuan remaja tentang prognosis terhadap
penyakit HIV/AIDS ini adalah baik, dimana terdapat 29 orang (65,9%).
Tabel 8Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas X Tentang
Pencegahan Penyakit HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Cukup
Kurang
34
9
1
77,3
20,4
2,3
Total 44 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Dari tabel 8 dapat diketahui tingkat pengetahuan tentang pencegahan
penyakit HIV/AIDS pada 34 orang (77,3%) baik, 9 orang (20,4%) cukup, dan 1
37
orang (2,3%) kurang. Disajikan juga dalam bentuk diagram batang seperti di
bawah ini.
19
34
0
10
20
30
40
50
60
70
80
kurangcukupbaik
Tabel 9Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas X Tentang
Insiden Penyakit HIV/AIDS di Makassar
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Kurang
43
1
97,7
2,3
Total 44 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Tabel 9 menggambarkan tingkat pengetahuan tentang adanya insiden
penyakit HIV/AIDS di Makassar, di mana 43 orang(97,7%) baik sedangkan hanya
38
1 orang (2,3%) yang kurang. Tabel 9 di atas disertai dengan bentuk pie di bawah
ini.
98%
2%
baikkurang
Ini menunjukkan bahwa remaja di SMA Negeri 12 Makassar mengetahui
bahwa sudah ada penderita HIV/AIDS di Makassar, sehingga lebih menambah
kewaspadaan mereka terhadap HIV/AIDS tersebut.
5.1.2 Pengetahuan Remaja Kelas XI
Variabel pengetahuan yang diteliti sama dengan variabel pengetahuan
remaja kelas X, ini bertujuan sama halnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan
remaja kelas XI. Meliputi pernah atau tidaknya responden mendengar informasi
mengenai HIV/AIDS, dari mana sumber informasi tersebut, serta tingkat
pengetahuan tentang penyebab, cara penularan, gejala, pengobatan, prognosis dan
insiden penyakit HIV/AIDS di Makassar.
Dari tabel 1 dimana dari 45 remaja yang diteliti di kelas XI, semuanya
sudah pernah mendengar tentang penyakit HIV/AIDS. Dengan demikian
39
perhitungan untuk frekuensi tingkat pengetahuan responden yang sudah pernah
mendengar tentang HIV/AIDS, yaitu 45 orang (100%).
Tabel 10Distribusi Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas XI yang Pernah
Mendengar Tentang HIV/AIDS
Apakah anda pernah mendengar tentang penyakit
AIDS? Frekuensi %
Ya, pernah
Tidak pernah
45
-
100
-
Total 45 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Selanjutnya untuk distribusi sumber informasi mengenai HIV/AIDS dari
remaja SMA Negeri 12 Makassar dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 11Distribusi Sumber Informasi Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas XI
Tentang HIV/AIDS
Jika pernah mendengar tentang penyakit AIDS, dari
mana? Frekuensi %
a. Majalah, Koran dan internet
b. Dari radio, televisi
c. Dari orang lain
d. Kombinasi a, b, dan c
2
-
4
39
4,4
-
8,9
86,7
Total 45 100
40
Sumber data: data primer, oktober 2011
Berdasarkan tabel tersebut di atas kita lihat bahwa sumber informasi
mengenai AIDS paling sering didapat yaitu dari kombinasi jawaban a, b, dan c
dimana terdapat 39 orang (86,7%). Sedangkan yang mendapatkan informasi dari
orang lain yaitu 4 orang (8,9%) dan informasi dari majalah, Koran dan internet 2
orang (4,4%).
24
39
0102030405060708090
kombinasi a,b,corang lainmajalah,koran,internet
Dari tabel dan diagram batang diatas diketahui media informasi yang
diterima melalui media cetak dan media elektronik.
Selanjutnya dijabarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan
remaja di SMA Negeri 12 Makassar kelas XI.
Tabel 12Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA negeri 12 Makassar Kelas XI tentang
Penyebab HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Cukup
31
13
68,9
28,9
41
Kurang 1 2,2
Total 45 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa 31 orang (68,9%) yang mempunyai
pengetahuan baik, sedangkan yang berpengetahuan cukup ada 13 orang (28,9%)
dan 1 orang (2,2%) yang kurang.
113
31
010203040506070
kurangcukupbaik
Tabel 13Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas XI Tentang
Cara Penularan HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Cukup
Kurang
30
13
2
66,7
28,9
4,4
Total 45 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
42
Dari tingkat pengetahuan tentang cara penularan penyakit HIV/AIDS pada
tabel 13 menunjukkan 30 orang (66,7%) berpengetahuan baik, 13 orang (28,9%)
berpengetahuan cukup, dan 2 orang (4,4%) kurang mengetahui masalah cara
penularannya.
Selanjutnya dijabarkan juga dalam diagram batang di bawah ini.
213
30
0
10
20
30
40
50
60
70
kurangcukupbaik
Tabel 14Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas XI Tentang
Gejala Penyakit HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Cukup
Kurang
18
24
3
40
53,3
6,7
Total 45 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
43
Dari tabel di atas terlihat pengetahuan remaja mengenai gejala penyakit
tersebut diketahui dengan baik oleh 18 orang (40%), sedangkan 24 orang (53,3%)
cukup, dan sisanya 3 orang (6,7%) berpengetahuan kurang. Jadi pada umumnya
remaja mengira gejala penyakit HIV/AIDS sama atau mirip dengan gejala
penyakit kelamin. Di bawah ini disajikan dalam bentuk diagram batang.
318
24
0
10
20
30
40
50
60
kurangcukupbaik
Tabel 15Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas XI Tentang
Pengobatan Penyakit HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Kurang
41
4
91,1
8,9
Total 45 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
44
Tabel 15 menunjukkan bahwa ada 41 orang (91,1%) yang mengetahui
dengan baik tentang pengobatan pada penyakit HIV/AIDS, dan 4 orang (8,9%)
kurang mengetahui hal tersebut. Dibawah ini disajikan juga dalam bentuk diagram
batang.
4
41
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
baikcukup
Ini menunjukkan rata-rata remaja tahu tentang pengobatan penyakit
tersebut, dimana sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan
penyakit HIV/AIDS.
Tabel 16Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas XI Tentang
Prognosis Penyakit HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Cukup
kurang
27
18
-
60
40
-
Total 45 100
45
Sumber data: data primer, oktober 2011
Tingkat pengetahuan tentang prognosis penyakit HIV/AIDS baik pada 27
orang (60%) dan cukup 18 orang (40%) sedangkan yang menjawab kurang tidak
ada. Kemudian disajikan dalam bentuk diagram batang di bawah ini.
1827
0
10
20
30
40
50
60
baikkurang
Rata-rata remaja mengetahui prognosis dari penyakit tersebut dimana
terdapat 27 orang (60%) menjawab dengan baik.
Tabel 17Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas XI Tentang
Pencegahan Penyakit HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Cukup
Kurang
36
8
1
80
17,8
2,2
Total 45 100
46
Sumber data: data primer, oktober 2011
Dari tabel 17 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan tentang pencegahan
penyakit HIV/AIDS pada 36 orang (80%) baik, 8 orang (17,8%), dan 1 orang
(2,2%) kurang. Di bawah ini adalah diagram batang dari tabel 17.
18
36
0
10
20
30
40
50
60
70
80
kurangcukupbaik
Rata-rata remaja sudah mengetahui pencegahan dari penyakit HIV/AIDS
tersebut, ini dibuktikan dari 45 remaja ada 36 orang(80%0) menjawab baik.
Tabel 18Tingkat Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 12 Makassar Kelas XI Tentang
Insiden Penyakit HIV/AIDS di Makassar
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Kurang
45
-
100
-
Total 45 100
Sumber data: data primer, oktober 2011
47
Tabel 18 di atas menggambarkan tingkat pengetahuan tentang adanya insiden
penyakit HIV/AIDS di Makassar, di mana dari semua responden berpengetahuan
baik 45 orang (100%). Di bawah ini disajikan dalam bentuk pie.
100%
baik
5.2 Pembahasan Dan Diskusi
AIDS kini bukanlah penyakit yang asing lagi bagi kalangan remaja
umumnya, khususnya pada remaja SMA Negeri 12 Makassar kelas X dan XI.
Paling tidak di media massa, HIV/AIDS masih menjadi berita yang ekslusif.
Berdasarkan tabel 1 dan tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa remaja di SMA
Negeri 12 Makassar sudah pernah mendengar tentang HIV/AIDS yaitu kelas X 44
orang (100%) dan kelas XI 45 orang (100%).
48
Berdasarkan tabel 2 dan tabel 11 di atas umumnya remaja mendapat
informasi melalui media massa yaitu media elektronik dan media cetak ditambah
informasi dari orang lain, ini dilihat dari sumber informasi mengenai AIDS paling
sering didapat yaitu dari kombinasi jawaban a, b, dan c dimana terdapat 32 orang
(72,7%) kelas X dan 39 orang (86,7%) kelas XI. Ini berarti media massa sudah
berperan cukup besar dalam menyebarluaskan informasi tentang HIV/AIDS. Hal
ini menjadi dasar pemikiran dalam memberikan informasi yang lebih intensif
tentang HIV/AIDS bagi remaja pada umumnya.
Pada tabel 3 dan tabel 12 dapat dilihat sebanyak 29 orang (65,9%) kelas X
dan 31 orang (68,9%) kelas XI umumnya mengetahui penyebab HIV/AIDS
dengan baik yaitu penyakit yang disebabkan oleh masuknya suatu kuman dalam
hal ini virus ke dalam tubuh.
Berdasarkan tabel 4 dan tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa remaja ini
umumnya memilki pengetahuan tentang cara penularan HIV/AIDS yaitu 28 orang
(63,6%) kelas X dan 30 orang (66,7%) kelas XI berpengetahuan baik. Hal ini
patut disyukuri karena dengan demikian diharapkan para remaja memiliki perilaku
yang baik dalam hal pencegahan terhadap HIV/AIDS.
Dari tabel 5 dan tabel 14 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja
di SMA Negeri 12 Makassar tentang gejala-gejala HIV/AIDS yaitu sebanyak 29
orang (65,9%) memiliki pengetahuan yang cukup dan 4 orang (9,1%) mempunyai
pengetahuan yang kurang pada kelas X, sedangkan sebanyak 24 orang (53,3%)
berpengetahuan yang cukup dan 3 orang (6,7%) mempunyai pengetahuan kurang
49
pada kelas XI. Hal ini disebabkan masih ada yang mengira bahwa gejala penyakit
kelamin seperti sifilis dan gonorrhoe termasuk gejala AIDS.
Tabel 6 dan tabel 15 menunjukkan bahwa 37 orang (84,1%) mempunyai
tingkat pengetahuan tentang pengobatan HIV/AIDS yang baik, dan 7 orang
(15,9%) masih kurang pada kelas X, sedangkan 41 orang (91,1%) pengetahuan
yang baik, dan 4 orang (8,9%) masih kurang pada kelas XI. Hal ini
menggambarkan sebagian besar remaja sudah mengetahui bahwa HIV/AIDS
belum ditemukan obat yang efektif, sehingga dengan demikian dapat
memperbesar kewaspadaan mereka terhadap tertularnya penyakit ini. Persentase
remaja yang mengetahui prognosis penyakit ini dapat dilihat dari tabel 7 dan tabel
16, yakni 29 orang (65,9%) memilki pengetahuan yang baik pada kelas X dan 27
orang (60%) berpengetahuan baik pada kelas XI.
Pada tabel 8 dan tabel 17 menunjukkan pengetahuan tentang pencegahan
HIV/AIDS dari remaja di SMA Negeri 12 Makassar yaitu 34 orang (77,3%)
mempunyai pengetahuan yang baik pada kelas X dan 36 orang (80%)
berpengetahuan baik pada kelas XI. Tabel 9 dan tabel 18 menunjukkan isiden
penyakit HIV/AIDS ini di Makassar, makin menambah kewaspadaan kita
terhadap penyakit ini, dan ternyata sebagian besar remaja sudah mengetahuinya,
sebanyak 43 orang (97,7%) pada kelas X dan 45 orang (100%) pada kelas XI.
Dari hasil penelitian yang didapatkan sebagai berikut:
1. Umumnya remaja di SMA Negeri 12 Makassar sudah pernah mendengar
tentang HIV/AIDS.
50
2. Tingkat pengetahuan remaja di SMA Negeri 12 Makassar yang cukup baik
tentang HIV/AIDS sebesar 68,5% pada kelas X dan 72,4% pada kelas XI atau
secara keseluruhan sekitar 70,45% berpengetahuan baik.
Dari hasil penelitian tempat lain yaitu:
Nurlaila dan Hamri (2002) dengan judul penelitian pengetahuan remaja jalanan
di Makassar tentang HIV/AIDS sebagai berikut:15
1. Umumnya remaja jalanan sudah pernah mendengar tentang HIV/AIDS
sebesar 95,8%.
2. Tingkat pengetahuan remaja jalanan yang cukup baik tentang HIV/AIDS
sebesar 60,2%.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
51
Dari hasil penelitian mengenai pengetahuan remaja di SMA Negeri 12
Makassar pada kelas X dan XI tentang penyakit HIV/AIDS maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Remaja umumnya memiliki pengetahuan yang baik tentang penyebab
HIV/AIDS.
2. Remaja umumnya memiliki pengetahuan yang baik tentang cara penularan
HIV/AIDS.
3. Remaja umumnya memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengidentifikasi
gejala AIDS.
4. Remaja umumnya memiliki pengetahuan yang baik dalam hal pengobatan
HIV/AIDS
5. Remaja umumnya memilki pengetahuan yang baik tentang prognosis penyakit
HIV/AIDS.
6. Remaja umumnya memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan
penyakit HIV/AIDS.
6.2 Saran
52
1. Perlu meningkatkan peranan orang tua, lembaga swadaya masyarakat,
termasuk Kepala Sekolah dan guru dalam upaya membina pengetahuan
tentang HIV/AIDS.
2. Perlu diadakan penyuluhan yang lebih intensif di kalangan remaja.
DAFTAR PUSTAKA
53
1. Djoerban Z dan Djauzi S, Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Jakarta,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI, 2007.
2. Bekti. informasi mengenai penularan HIV/AIDS pada remaja; 2010
(diakses pada tanggal 10 mei 2011 pukul 21.30) dari website:
http://www.medicastore.com › Artikel Kesehatan
3. Tjay.T.H. dan Rahardja K., Obat-obat Penting, Jakarta, Elex Media
Komputindo, 2002.
4. KPAN. Dasar-dasar HIV/AIDS; 2010 (diakses pada tanggal 17 april 2011
pukul 22.15) dari website: www. aidsindonesia.or.id /dasar- hiv -
aids /penularan
5. Sitti. Lebih jauh dengan HIV/AIDS dan penanggulangannya; 2008
(diakses pada tanggal 17 april 2011 pukul 22.00) dari website: Lebih Jauh
dengan HIV / AIDS dan Penanggulanggannya – Netsains.Com
6. Andi. 5 fakta penting tentang HIV/AIDS; 2010 (diakses pada tanggal 16
april 2011 pukul 21.45) dari website: 5 Fakta Penting Tentang HIV / AIDS «
WWW.MENONE. WORDPRESS .COM
7. Bratawidjaya, Karven Gama, Renggonis, Iris, Imunologi Dasar, Jakarta,
FK-UI, 2009
8. Merati .T.P. dan Djauzi S, Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Jakarta,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI, 2007.
54
9. IMA. HIV/AIDS (google terjemahan); 2011 (diakses pada tanggal 5 mei
2011 pukul 16.30) dari website : www.imaworldhealth.org/fight-
disease/hiv/aids.html
10. WHO. Topik kesehatan HIV/AIDS (google terjemahan); 2011 (diakses
pada tanggal 5 mei 2011 pukul 16.25) dari website:
www.who.int/topics/hiv_aids/en/
11. Sri. Apakah HIV/AIDS?; 2011 (diakses pada tanggal 10 mei 2011 pukul
21.15) dari website: www.news-medical.net/.../What-is-HIVAIDS-
(Indonesian).aspx
12. Eka. Penyebab HIV dan AIDS; 2010 (diakses pada tanggal 1 mei 2011
pukul 14.30) dari website: Penyebab HIV / AIDS | eka . web . id
13. Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rieneka
Cipta.2005
14. Nurlaila, Hamri, Pengetahuan Dan Sikap Remaja Jalanan di Makassar
Tentang HIV/AIDS, Bagian IKM dan IKK FK-UNHAS, 2002
15. Arikunto, S., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed., 6,
Jakarta, Rieneka Cipta, 2005
55