Isi Laporan Kunjungan Lapangan Ke Bmkg Kelompok 9
-
Upload
rio-aringga -
Category
Documents
-
view
324 -
download
10
description
Transcript of Isi Laporan Kunjungan Lapangan Ke Bmkg Kelompok 9
LAPORAN METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI
KUNJUNGAN LAPANGAN
STASIUN BMKG RADEN INTEN II
OLEH :
KELOMPOK 7
1. RENI NOVIANTI 10130340892. TIARA BELIANA 10130340163. TRI YULIA LESTARI 10130340184. ENDAH GITA CAHYANI 10130340065. LUSIANA SIMAMORA 10130340846. TIA KURNIAWATI 1013034074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata udara dalam
waktu yang sangat singkat ditempat yang sempit. Klimatologi adalah ilmu
yang mempelajari keadaan rata-rata udara dalam waktu yang lama yang
mencakup wilayah yang luas. Meteorologi dan klimatologi mempelajari cuaca
dan iklim terkait dengan atmosfer. Cuaca (wheater) adalah keadaan rata-rata
atmosfer pada suatu tempat yang sempit dan dalam jangka waktu yang relative
cepat. Cuaca dicatat terus menerus setiap jam hingga menghasilkan data yang
dapat digunakan untuk menentukan iklim suatu daerah. Penentuan cuaca
disuatu daerah menggunakan penghitungan matematika. Iklim(climate) adalah
keadaan rata-rata atmosfer di suatu daerah yang luas dan dalam waktu yang
lama.dalam menentukan iklim disuatu daerah diperlukan pengamatan kurang
lebih selama 30 tahun. Iklim diambil dari rata-rata cuaca suatu daerah dalam
jangka waktu tertentu,penentuan iklim menggunakan ppenghitungan statistika.
Di Indonesia meteorology diasuh oleh Badan Meteorologi dan Geofisika
(BMKG). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang selanjutnya
disebut BMKG adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika. Badan ini secara konsisten memfokuskan diri pada peningkatan
pelayanan kepada pelanggan serta peningkatan efisiensi proses internal guna
tercapainya penyebaran informasi dengan baik dan benar secara keseluruhan.
Langkah ini mencerminkan komitmen manajemen untuk menjaga realibilitas
pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan mengoptimalkan
ketersediaan sumber data dan informasi yang diperlukan untuk pelayanan
yang optimal dan konsisten.
Di Lampung, BMKG tersebar di empat wilayah yaitu : Stasiun
Meteorologi Raden Inten II - Bandar Lampung, Stasiun Meteorologi Maritim
2
Tanjung Karang, Stasiun Klimatologi Masgar - Tanjung Karang, dan Stasiun
Geofisika Kotabumi
Dan pada tanggal 21 Desember 2013 lalu kami melakukan kunjungan ke
Stasiun Meteorologi Raden Inten II – Bandar Lampung. Karena sumber daya
alam didaerah Lampung sangat melimpah, terutama padi dan hasil
perkebunan, maka untuk menunjang kesinambungan sebagai provinsi
lumbung pangan peran serta Badan Meteorologi dan Geofisika sangat
diperlukan. Oleh karena itu Stasiun BMKG Raden Inten - II tidak hanya
melayani penerbangan saja namun ditingkatkan pada pelayanan iklim dan
perairan dan mendapat tugas tambahan sebagai Stasiun Koordinator BMG
Provinsi Lampung.
1.2 Rumusan Masalah
- apakah pengertian tenatnag BMKG dan sejarahnya ?
-. Apakah manfaat data informasi hasil pengamatan di BMKG ?
- bagaimanakah cara BMKG melakukan pengamatan terhadap cuaca ?
- Apakah dan bagaimanakah alat yang digunakan dan oleh BMKG untuk
prses penagamatn cuaca ?
- bagaimanakah data yang dihasilkan oleh pengamatan BMKG terhadap
cuaca ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui lebih lanjut mengenai pelayanan BMKG
2. Mengetahui siapa saja yang dapat menggunakan informasi cuaca dari
BMKG
3. Struktur dan Bagian-bagian dari BMKG
4. Mengenalkan alat-alat yang ada di taman alat Raden Inten II
5. Mengenalkan bagaimana cara kerja alat-alat tersebut
3
6. Mengenalkan fungsi alat tersebut dalam pengambilan data BMKG
1.4 Metode
Dalam penyususnan laporan ini , penulis menggunakan salah
satu metode penulisan, yaitu metode deskriptis . Cara kerja
metode ini adalah dengan cara mengumpulkan data secara
kuantitatif yaitu pengumpulan data dari data observasi atau
pengamatan langsung ke Lapangan BMKG Raden Inten II atau
melalui website resmi BMKG Raden Inten II. Berdasarkan data –
data hasil pengamatan, maka penulis dapat menyusun laporan
ini disertai berbagai referensi.
1.5 Waktu dan Tempat
Waktu : Sabtu 21 Desember 2013
Tempat : Stasiun BMKG Raden Inten II
Jl. Alamsyah Ratu Prawira Negara KM 28 Branti
35364 Telp (0721) 7697093 Fax (0721)
7697242
1.6 Manfaat
Manfaat penyususnan laporan kunjungan ke Stasiun BMKG Raden Inten II
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa menjadi lebih memahami tentang pengertian,
sejarah, serta manfaat BMKG
- Mahasiswa memahami berbagai unsur yang
mempengaruhi proses pembentukan cuaca
- Mahasiswa menjadi lebih memahami proses pengamatan
cuaca yang dilakukan oleh Stasiun BMKG Raden Inten II
4
- Mahasiswa menjadi mengetahui dan memahami alat – alat
yang digunakan Stasiun BMKG Raden Inten II dalam
melakukan pengamatan cuaca
BAB II
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Sejarah BMKG
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada
tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh
Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya
berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca
dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh
Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama
Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan
Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan
penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902
pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan
gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal
seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal
dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan
menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk
penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942
sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi
Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945,
instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi
5
yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus
untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan
Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh
Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche
Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang
dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut
di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan
negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst
diubah menjadi jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen
Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai
anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau
WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent
Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi
dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di
bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan
menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan
Udara. Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan
Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubugan Udara. Pada
tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat
Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah
Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statsunya dinaikkan menjadi
suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika,
tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan
48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika. Badan
Meteorologi dan Geofisika Lampung telah berdiri sejak tahun 1963 dan terdiri
dari beberapa stasiun yang berdiri beberapa tahun kemudian, untuk pelayanan
khusus penerbangan pada Bandara Radin Inten II Lampung (ketika itu Bandara
6
Branti) selanjutnya mulai tahun 1976 pelayanan Stasiun Meteorologi Radin Inten
II Bandar Lampung tidak hanya melayani penerbangan saja namun ditingkatkan
pada pelayanan iklim dan perairan dan mendapat tugas tambahan sebagai Stasiun
Koordinator BMG Provinsi Lampung. Sedangkan untuk pelayanan kegempaan
dimulai tahun 1982 dengan berdirinya Stasiun Geofisika Kotabumi di Mulang
Maya Kabupaten Lampung Utara. Seiring dengan makin meningkatnya akan
permintaan jasa iklim untuk pertanian, perkebunan dan lingkungan hidup maka
pada tahun 1995 didirikan Stasiun Klimatologi Masgar Tanjungkarang.Sedangkan
untuk melayani jasa meteorologi perairan, maka pada tahun 1999 dibukalah
Stasiun Meteorologi Maritim Lampung yang berlokasi di Pelabuhan Panjang Kota
Bandar Lampung. Dengan bantuan pemerintah Kabupaten Lampung Barat pada
tahun 2006 didirikan Stasiun BMG Terpadu Liwa ,yang kegunaannya adalah
untuk pelayanan kegempaan dan iklim daerah Lampung Barat pada khususnya,
pembangunan stasiun BMG Terpadu ini penyediaan lahan dan infrastruktur
difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat sedangkan BMG
menyediakan peralatan dan Sumber Daya Manusianya.
2.2 Visi dan Misi BMKG
V I S I
Terwujudnya BMKG yang tanggap dan mampu memberikan
pelayanan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang handal guna
mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta
berperan aktif di tingkat internasional.
M I S I
• Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas udara dan Geofisika.
• Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya
• Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
• Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
7
2.3 Tugas dan Fungsi BMKG
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas :
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
• Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
• Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
• Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data
dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
• Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenaan dengan perubahan iklim;
• Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait
serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
• Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan
jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen
8
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
• Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
• Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan
BMKG;
• Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BMKG;
• Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
• Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh
Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.
2.4 Struktur BMKG
Sesuai dengan Surat Keputusan No. 3 tanggal 1 Mei Tahun 2009 struktur
organanisasi BMKG adalah sebgai berikut :
9
2.5 Pelayanan Informasi BMKG
1. Cara masa lalu, pada awalnya informasi yang disampaikan kepada publik
secara umum dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Langsung , yaitu masyarakat yang membutuhkan datan ke Kantor BMG
lalu dilayani secara langsung.
b. Media Cetak, yaitu wartawan dari media cetak mendapatkan informasi
dengan cara mendatangi kantor BMG
c. Media Elektronik, yaitu informasi yang akan disampaikan pada
masyarakat direkam dalam media rekam ( kaset Video player) lalu
dikirimkan melalui kurir ke Stasiun pemancar TV (dulu TVRI ) dan
rekaman langsung melalui rekaman video yang di lakukan di stasiun
televisi.
10
2. Pelayanan informasi meteorologi berbasis Teknologi Informasi
Dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat mengenai informasi cuaca
publik dalam kegiatan sehari-hari yang di tuntut harus cepat,tepat, real time
serta dapat diterima oleh masyarakat luas dari berbagai profesi dan sejalan
dengan kemajuan teknologi,informasi publik didesain dengan sistem informasi
yang berbasis teknoligi informasi dengan tahapan diantaranya berikut :
a. Sumber data
Sumber data yang digunakan untuk pelayanan informasi meteorologi publik
diantaranya adalah :
- Data meteorologi synoptik yaitu data pengamatan yang dilakukan oleh
stasiun meteorologi synoptik
- Citra Satelit yaitu data yang diperoleh dari pengamatan Satelit
- Data Radar yaitu data dari pengamatan Radar cuaca BMKG
- Data Model Numerik yaitu prediksi cuaca model numerik
b. Komunikasi yang digunakan
Komunikasi yang digunakan untuk mengakses data adalah Internet dan sistim
komunikasi Computerized massage switching System (CMSS) yaitu sistim
komunikasi khusus antar stasiun meteorolgi dan kantorpusat BMKG
c. Layanan Teknologi yang digunakan seperti :
- Faxmile
- SMS
Sms biasanya menggunakan broadcast. Misalkan ada peringatan cuaca
bahwa di Lampung 1 jam lagi akan ada hujan badai, maka dari pihak BMKG
akan mengirimkan sms ke yang sudah teregistrasi sama seperti sms biasa.
Pada saat ini hanya digunakan dalam pemerintahan saja.
Cara mengirmkan sms:
• Memakai handphone biasa, selain itu
• informasi yang sudah teregristrasi dapat dikirim meenggunakan komputer
dan memakai modem sms yang disebut sms caster.
11
Email di buat dari pagi, siang, dan sore yang biasa digunakan untuk
peyebaran informasi ke media, seprti media tv.
2.6 Deskripsi Alat, Kegunaan, Cara Kerja, dan Data yang Diperoleh
Berdasarkan sifatnya alat-alat meteorologi memiliki kriteria diantaranya:
a) Peka, alat ini segera merekam / berubah skalanya jika terjadi perubahan
b) Teliti, masing masing alat mempunyai besaran nilai skala tertentu
(minimum) yang telah ditetapkan. Misal gelas Penkar hujan mempunyai
skala minimum 1 mm, thermometer 0.20 C
c) Kuat, agar alat - alat ini dapat tahan terhadap cuaca serta tahan lama,
misal: Sangkar meteo dibuat dari kayu kelas 1 dicat Putih dan diberi
pondasi.
d) Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya, Bentuk sederhana
agar mudah diperbaiki sendiri jika terjadi kerusakan. Cara penggunaannya
sederhana mengingat dasar pendidikan dari para penggunannya.
Dintinjau dari cara pembacaannnya alat-alat meteorologi dibagi menjadi
2(dua) :
- Recording / Otomatis; yaitu jika alat mencatat data secara terus-menerus
sejak pemasangan sampai penggantian pias berikutnya (umumnya nama
alat akan diakhiri dengan kata graph
- Non-recording / manual; yaitu alat-alat yang harus dibaca pada saat-saat
tertentu untuk mendapatkan data
1. TAMAN ALAT
12
Sudut Pandang Taman Alat
Gambar 1.1
Tempat / sebidang Tanah datar untuk meletakkan alat-alat
Meteorologi.Dengan syaratnya sudut pandang 45o berumput pendek, kanan-
kiri tidak boleh ada bangunan atau pohon yang tinggi.Diberi pagar, supaya
terhindar dari gangguan binatang dan lain-lain.Posisi taman alat memanjang
ke arah utara selatan .Ukuran luas taman alat tergantung dari tergantung dari
jenis stasiun dan jumlah alat yang dipasang di dalamnya, misalnya luas taman
alat stasiun meteorologi sinoptik dan penerbangan berukuran 20 x 15 m, luas
taman alat stasiun meteorologi pertanian 40 x 20m, luas taman alat stasiun
kliamatologi 60 x 40 m.
2. SANGKAR METEO
13
Gambar 1.2
Fungsi alat : Tempat meletakan peralatan Meteorologi
Berventilasi, Double Jalusi guna untuk mengalirkan udara masuk - keluar.
Dicat putih agar memantulkan cahaya (merupakan konversi dari WMO) .Tinggi
120 cm dipasang diatas tanah berumput pendek yang terletak paling dekat dua kali
(sebaiknya 4 kali) tinggi bendayang berada disekitarnya.
3. PSYCHROMETER STANDAR
14
Gambar 1.3
Fungsi alat : Mengukur Suhu Udara dan Kelembaban Udara.
Satuan : Suhu Derajat Celcius
Kelembaban dalam Persen ( %).
Thermometer BK menunjukan suhu udara
Thermometer BB menunjukan suhu udara saturasi (lembab)
Thermometer BK dan BB digunakan mencari kelembaban udara dengan
bantuan Tabel.
Thermometer BB, bola air raksa harus selalu basah dengan menggunakan
Kain muslin yang selalu basah oleh air murni (air hujan yang diambil secara
langsung).
Cara kerja thermometer BB dan thermometer BK :
Apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor yang merambat dalam bola
termometer akanmenyebabkan air raksa memuai. Pemuaian air raksa akan
mengakibatkan pertambahan volumeair raksa yang ada. Pemuaian air raksa
tersebut menyebabkan naiknya permukaan kolom raksa keskala yang lebih besar.
Pemukaan raksa akan bergeser0 ke skala yang lebih kecil bila terjadi penurunan
suhu.
Cara Keraja Thermometer Mak
15
Apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor yang merambat dalam bola
termometer akanmenyebabkan air raksa memuai. Pemuaian air raksa akan
mengakibatkan pertambahan volumeair raksa yang ada dan menyebabkan naiknya
permukaan kolom raksa ke skala yang lebih besar.Saat terjadi penurunan suhu, air
raksa yang terdapat pada bola termometer akan menyusut. Akantetapi air raksa
yang telah masuk ke kolom raksa pada skala tidak bisa kembali ke bola
raksakarena terhambat oleh adanya celah sempit. Sehingga dapat diketahui suhu
tertinggi yang telah terjadi.
Cara Keraja Thermometer Min
Saat terjadi penurunan suhu, alkohol dalam bola termometer akan
menyusut. Penyusutantersebut menyebabkan penurunan kolom alkohol pada skala
dan menggeser indeks yang terdapat pada kolom alkohol ke skala yang lebih
kecil.Saat terjadi kenaikan suhu, alkohol dalam bola termometer akan memuai.
Pemuaian tersebutakan menaikkan permukaan alkohol dalam kolom alkohol akan
tetapi kenaikan tersebut tidak mempengaruhi posisi indeks (indeks tidak
bergerak ). Sehingga dapat diketahui suhu terendahyang terjadi.
4. THERMOHYGROGRAPH
Gambar 1.4
Fungsi alat : Pencatat Suhu udara dan Kelembaban Udara (Nisbi) secara
otomatis
Satuan : Derajat Calcius & Prosentase (%).
Pias harian, atau Mingguan.
16
Sensor Suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai
dan menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut
gerakan pena turun
Sensor Kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara
basah Rambut memanjang dan bila udara kering rambut
memendek.
5. PANCI PENGUAPAN (Open Pan Evaporimeter)
Gambar 1.5
Fungsi alat : Pengukur Penguapan air langsung
Satuan : milimeter (mm).
Ukuran alat : Tinggi Alat 25,4 Cm, diameter alat 120.7 Cm.
17
Alat ini dilengkapi dengan :
1. Tempat / Alat meletakkan Hook Gauge (STILL WELL).
2. Alat pengukur tinggi permukaan air ( Hook Gauge ).
3. Thermometer Apung (Thermometer Max dan Min).
4. Cup Counter anemometer tinggi 05 meter (Sbg pelengkap).
Cara kerja
Dengan adanya penguapan, permukaan air pada panci akan berkurang.
Pengukuran dilakukan didalam still well yang terdapat lubang pada dasarnya
untuk jalan masuk air. Jumlah air yang menguap dalam jangka waktu tertentu
diukur menggunakan hook gauge dengan merubah letak ujung jarum sampai
menyentuh permukaan air. Pengamatan dilakukang dengan mencatathasil
pengukuran perubahan tinggi air pada panci penguapan, pencatatan kecepatan
angin rata-rata dari cup counter anemometter serta pencatatan jumlah curah hujan
dari penakar hujan OBS yang terpasang.Bila terjadi hujan dan masih mungkin
dilakukan pengukuran, pengukuran tetap dilakukandan penghitungannya
menambahkan jumlah curah hujan yang terjadi dalam penghitungan selisihtinggi
permukaan air, atau dirumuskan sebagai berikut;
Penguapan (selama waktu antara P1 dan P2) = ( P1 – P2 ) + H
Dimana P1 = Pengamatan ke1
P2 = Pengamatan ke 2
H = Jumlah curah hujan selama waktu antara P1 dan P2
Bila tidak ada hujan atau hujan = 0, variabel H dapat dihilangkan.
6. CUP COUNTER ANEMOMETER 0.5 M
18
Gambar 1.6
Fungsi alat : Pengukur Kecepatan Angin Rata-rata harian pada ketinggian
0.5m
Satuan : Km / Jam
Prinsip kerja seperti garakan Spedometer sepeda motor.
7. CAMPBLE STOKES
Gambar 1.7
Fungsi alat : Pencatat lama penyinaran matahari
Bola Kaca pijal (Bola gelas berbentuk bulat berisi asam air).
Satuan : Jam/ Prosentase ( % )
19
Pias harian.
Jenis pias 3 macam :
a. Lengkung panjang (15 Okt- 28 Feb)
b. Lurus (1 Maret – 11 April) dan (03 Sep – 14 Okt)
c. Lengkung pendek (12 Aprl – 02 Sept)
Cara kerja
Saat matahari bersinar cerah, sinar matahari yang jatuh pada bola kaca
akan difokuskandan jatuh pada kertas pias. Pemfokusan itu akan membakar kertas
pias. Pergerakan matahari daritimur ke barat (karena adanya rotasi bumi), akan
menggeser pembakaran pada kertas pias. Saat pengamatan (jam 18.00 waktu
setempat), pias diangkat dan diganti kemudian dibaca jejak pembakarannya
dengan menggunakan papan skala untuk memperoleh data lama matahari bersinar.
8. ACTINOGRAPH BIMETAL
Gambar 1.8
Fungsi alat : Mengukur Intensitas radiasi matahari
Satuan K Cal/cm2 (Langley).
Kertas pias diganti setiap hari (ada juga mingguan).
Alat ini menggunakan sensor Bimetal.
9. BAROMETER
20
Gambar 1.9
Satuan milibar (mb).
Tabung berisi air raksa. Dilengkapi thermometer untuk mengetahui suhu
udara dalam ruangan. Alat ini tidak boleh terkena sinar Matahari & angin
langsung dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat. Tingggi bejana
satu meter dari lantai baca termometer yang menempel pada barometer
kemudian stel nonius sehingga menyinggung permukaan air raksa, baca
skala barometer.
Cara kerja
Jika terjadi kenaikan tekanan udara, maka permukaan kolom raksa dalam
tabung tembaga berskala akan naik. Hal ini disebabkan kerena adanya tekanan
pada raksa dibejana barometer yang berhubungan langsung dengan udara. Jika
tekanan udara turun maka tekanan pada raksadibejana barometer akan berkurang
dan permukaan kolom raksa dalam tabung tembaga berskalaakan turun.
Langkah-langkah penbacaan barometer adalah sebagai berikut;
1. membaca suhu barometer
21
2. Nonius diatur, samapai bagian muka dan bealakang berhimpit dengan
permukaankolom air raksa.
3. Tinggi kolom air raksa dibaca.
4. Gunakan koreksi (koreksi suhu).
10. BAROGRAPH
Gambar 1.10
Fungsi alat : Alat Pengukur tekanan udara secara otomatis
Satuan milibar.(mb).
Sensor menggunakan tabung hampa udara / kotak logam yang hampa
udara yg terbuat dari logam yang sangat lenting. Bila tekanan
Atmosfer berubah volume kotak berubah. Perubahan volume kotak di
hubungkan dengan tangkai pena dan menggores di pias .
11. ANEMOMETER 10 M
22
Gambar 1.11
Fungsi alat : Pencatat Arah dan Kecepatan Angin Sesaat
Satuan : Arah Angin ( 8 mata angin )
Kecepatan Angin : Knots. ( 1 Knots = 1.8 Km/Jam = 0.5 m/detil ) 1
mil/jam = 1.6 km/jam
Yang dimaksud arah angin yaitu Arah dari mana angin berhembus.
Terjadinya angin akan menggerakkan lembar logam indikator kecepatan
membentuk penyimpangan ke arah horisontal. Besarnya penyimpangan tersebut
tergantung dari besarnyatenaga aliran udara atau hembusan angin. Pembacaan
kecepatan angin yang terjadi dapat dilihat pada besarnya penyimpangan lembar
logam pada skala kecepatan angin.Sedangkan arah angin dapat dibaca dari wind
van dimana ujung depan (terdapat bola besi) adalah menunjukkan arah datangnya
angin yang dapat diartikan sebagai arah angin.
12. AUTOMATIC RAIN WATER SAMPLE
23
Gambar 1.12
Fungsi alat : Mengukur kandungan zat asam di air Hujan
Di dalam alat terdapat sensor, jika ada huja tutup ember akan bergerak, air
hujan akan tertampung pada ember yang sebalumnya tertutup. Jika hujan telah
berhenti tutup akan bergerak kembali menutup ember yang telah terisi air.
Sehingga air hujan terhindar dari kotoran debu dll.
13. PENAKAR HUJAN OBSERVATORIUM (oBS) ( OMBROMETER)
Gambar 1.13
Fungsi alat : Untuk mengukur jumlah Curah Hujan
Satuan : Millimeter (mm).
24
Curah hujan di ukur dengan gelas penakar setiap 3 jam sekali dan di
jumlahkan selama 24 jam, pada Jam 07.00WS
merupakan penakar hujan yang paling banyak digunakan di Indonesia dan
merupakan "standar" di negara kita.
1 milimeter hujan yang ditakar sama volumenya dengan 10 cc / 10 ml
Curah hujan sebesar 1 mm artinya adalah “tinggi” air hujan yang terukur
setinggi 1 mm pada daerah seluas 1 m2 (meter persegi). Artinya
“banyaknya” air hujan yang turun dengan ukuran 1 mm adalah 1 mm x 1
m2 = 0,001 m3 atau 1 liter.
Cara kerja :
Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar.
Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung
penampung. Pada jam-jam pengamatanair hujan yang tertampung diukur dengan
menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujanyang tertampung jumlahnya
melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali
hingga air hujan yang tertampung dapat terukur.
14. PENAKAR HUJAN OTOMATIS ( Tipe Hellman)
Gambar 1.14
25
Fungsi alat : Mengukur jumlah Curah Hujan dan Instensitas Curah hujan
( tingkat kelebatannya )
KETERANGAN :
Satuan : milimeter ( mm ) ketelitian sampai 0.2 mm.
Setiap hari pias diganti (pias Harian).
Hujan dengan Instensitas lebat bentuk grafik terjal hujan dengan
intensitas Ringan bentuk grafik landai.
Waktu terjadi dan berakhirnya hujan dapat diketahui.
Cara kerja :
Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar.
Air yang masuk dalam corong penakar dialirkan masuk dalam tabung pelampung.
Penambahan air hujan yangmasuk dalam tabung pelampung akan mengangkat
pelampung yang berhubungan dengan pena keatas. Pergerakan pena akan
membentuk grafik pada pias yang diputar oleh jam pemutar, dimanasumbu X
adalah waktu antara jam 07.00 hari ini sampai jam 07.00 hari esok dan sumbu Y
adalah jumlah curah hujan dengan nilai 0 – 10 mm. Setelah mencapai nilai 10 mm
pada pias, air yangtertampung dalam tabung pelampung dikeluarkan melalui pipa
siphon dan pena turun hingga nilai0 pada pias . Pergerakan naik turunnya pena
akan terus berlangsung sampai hujan berhenti. Air yang dikeluarkan dari tabung
pelampung kemudian tertampung dalam penci penampung dan padasaat
penggantian pias, air yang tertampung ditakar dengan gelas ukur dan dicatat pada
pias.
26
15. PENAKAR HUJAN OTOMATIS ( TIPPING BUCKET)
Gambar 1.15
Fungsi alat : Mengukur jumlah Curah Hujan dan Instensitas Curah hujan.
KETERANGAN :
1. corong besar.
2. penyaring.
3. corong kecil
4. ember / bucket.
5. penahan ember
6. roda bergigi
7. roda bentuk jantung
8. pengatur kedudukan pena
9. corong penampung air
10. tangkai pena
11. silinder jam
12. ember besar penampung air hujan
Cara kerja :
Ketika hujan turun dalam jumlah cukup, menyebabkan penopang tidak
stabil karena bertambah berat sehingga air akan tumpah kedalam. Pada waktu
27
ember terguling penahan ember ikut bergerak naik turun. Penahan ember
mempunyai dua buah tangkai yang berhubungan dengan roda bergigi. Gerakan
naik turun penahan ember menyebabkan kedua tangkainya bergerak pula dan
dengan bentuknya yang khusus dapat memutar roda bergigi berlawanan dengan
arah perputaran jarum jam.Perputaran roda gigi diteruskan keroda berbentuk
jantung. Roda yang berbentuk jantung mempunyai sebuah per yang
menghubungkan kedua pengatur kedudukan pena yang letak ujungnya selalu
bersinggungan dengan tepi roda. Perputaran roda berbentuk jantung akan
menyebabkan kedudukan pena bergerak sepanjang tepi roda. Perubahan
kedudukan ini diteruskan kepena yang bergerak pada pias, sehingga dapat
menghasilkan pencatatan. Dengan demikian, jumlah curah hujan yang jatuh dapat
dinyatakan dengan jumlah gulingan ember atau jumlah yang tercatat pada pias.
16. AUTOMATIC RAIN GAUGE (ARG)
Gambar 1.16
Fungsi alat : Penakar otomatis
Satuan : Millimeter (mm).
Salah satu instrumen meteorologi yang berfungsi untuk mengukur jumlah
total curah hujan secara otomatis dalam suatu periode observasi tertentu
(tergantung kebutuhan, bisa 1 menit, 10 menit, 30 menit 1 jam dan 24
jam).
28
Dilengkapi dengan logger yang berfungsi untuk menyimpan data hasil
observasi yang bisa dihubungkan dengan PC untuk pengambilan datanya.
Logger adalah sistem pengolah sinyal menjadi data, penyimpan data dan
pendistribusi data. Di dalam logger, setiap terjadinya clock dapat juga
diprogram agar waktu terjadinya juga dicatat sehingga nantinya hasilnya
akan jelas terlihat di grafik history atau dalam database di memori.
Penyajian data dapat menggunakan display seven segment, LCD, monitor
PC melalui RS232/wireless maupun print-out.
17. TEHODOLITE ( Pilot Balon)
Gambar 1.17
Fungsi alat : Mengukur Arah dan Kecepatan Angin
Lapisan Atas (Kelipatan 1000 feet)
Pengamatan angin atas yang dilakukan dengan melepaskan balon dan di
ikuti Tehodolite untuk mengamati letak balon (Azimut dan Elevasi) pada
saat-saat tertentu (setiap satu menit). Dalam hal ini kecepatan naik balon
telah diketaui (500 feet/menit)
Azimut / Arah horizontal adalah arah titik di tanah tegak lurus di bawah
balon yang dimulai dari Utara (0 derajat).
29
Elevasi / Arah vertikal adalah tinggi (sudut) balon dari pengamat
Dengan didapatkannya data Azimut dan Elavasi, dengan bantuan program
komputer akan didapatkan arah dan kecepatan angin lapisan.
1.17 Data Yang Dihasilkan BMKG
Informai yang dihasilkan berupa informasi dalam format teks dan gambar
mengenai keadaan sebagai berikut :
1. Informasi dalam format Teks
PRAKIRAAN CUACA UMUM PROPINSI LAMPUNG
N
oKabupaten
CuacaTemperatur
Kelembaba
nPagi Siang Sore Malam
1Bandar
Lampung 23.0 - 31.0 57 - 94 %
2Lampung
Selatan 23.0 - 31.0 58 - 93 %
3 Tanggamus 16.0 - 31.0 59 - 97 %
4Lampung
Barat 16.0 - 30.0 58 - 98 %
5Way
Kanan 23.0 - 30.0 59 - 94 %
6Lampung
Utara 23.0 - 32.5 59 - 94 %
7Tulang
Bawang 23.0 - 31.0 58 - 93 %
8Lampung
Tengah 23.0 - 32.0 59 - 94 %
30
9 Metro 23.0 - 31.0 58 - 93 %
1
0
Lampung
Timur 23.0 - 31.0 59 - 95 %
1
1Pasawaran 23.0 - 32.0 58 - 94 %
1
2Pringsewu 23.0 - 32.0 59 - 93 %
1
3Mesuji 23.0 - 31.0 59 - 94 %
1
4Tuba Barat 23.0 - 31.0 58 - 93 %
Table 1.1
CUACA BANDARA RADIN INTEN II
PRAKIRAAN CUACA UMUM PROPINSI LAMPUNG
Cuaca Temperatur Kelembaban
24.0 - 28.5 60 - 85 %
Warning
Tabel 1.2
31
2. Informasi dalam Format Gambar
a. Citra Satelit
Gambar 1.25
b. Citra Radar
Gambar 1.26
32
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil kunjungan yang dilakukan ke stasiun BMKG Raden Inten II
pada 21 Desember 2013, dapat di ketahui bahwa Badan Meteorologi dan
Geofisika yang ada di Branti Raden Intan II tidak hanya berfungsi sebagai
pengamat cuaca guna kepentingan penerbangan tetapi selain itu juga berfungsi
sebagai stasiun koordinator BMG Lampung. Dengan berbagai peralatan yang
cukup memadai, Badan Meteorologi dan Geofisika dapat mengetahui unsur –
unsur cuaca seperti intensitas dan lamanya penyinaran matahari, tingkat
kepolusian air dan udara, banyaknya curah hujan, tekanan udara dan lain
sebagainya yang mana untuk penerbangan.
Alat – alat yang ada di Badan Meteorologi dan Geofisika antara lain, alat
pengukur penguapan atau eveporimeter, alat pengukur curah hujan dengan tipe
manual dan otomatis, optik theodolit, aktionograph bimetal atau alat ppengukur
intensitas radiasi matahari, Campbell stokes atau alat untuk mengetahui lamanya
penyinaran matahari, sampling udara atau alat untuk mengetahui polusi udara dan
polusi air, alat pengukur arah dan kecepatan angin, sangkar meteorology yang
mana didalamnya terdapat empat macam thermometer, barograph atau alat
pengukur tekanan udara secara otomatis, barometer atau alat pengukur kecepatan
angin, sangkar meteorology higrograf atau alat pengukur kelembaban udara,
thermohygrogaph dan lain sebagainya.
Cuaca berpengaruh terhadap penerbangan artinya jika kelembaban udara
sangat tinggi maka pesawat tidak akan bisa terbang tetapi sebaliknya, jika
kelembaban udara normal maka pesawat bisa lepas landas tanpa ada hambatan.
SARAN
33
Setelah melakukan penuyusunan laporan ini, kami ingin menyampaikan
saran kepada pembaca terutama mahasiswa pendidikan geografi supaya lebih
menjaga lingkungan serta memperhatikan dan memahami berbagai unsur cuaca
yang berpengaruh dalam di lingkungan masyarakat Indonesia maupun dunia.
Dengan begitu kita akan lebih mengerti akan pentingnya peranan BMKG demi
kelangsungan kegiatan masyarakat.
34
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat
http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/meteorologi/
Prakiraan_Cuaca_Propinsi.bmkg?prop=10
http://www.stametlampung.com
Praktek lapangan dan wawancara, Stasiun BMKG Raden Inten II pada 21
Desember 2013
35