BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Definisi Kepribadian
Isi Kepribadian
-
Upload
fajar-kharisma -
Category
Documents
-
view
22 -
download
1
description
Transcript of Isi Kepribadian
KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN
LAYANAN PRIMA DALAM KEPERAWATAN
MAKALAH
oleh
Kelompok 1
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN
LAYANAN PRIMA DALAM KEPERAWATAN
MAKALAH
disusun sebagai pemenuhan tugas Layanan Prima Dalam Keperawatan
dengan dosen pengampu: Ns. Dodi Wijaya, M.Kep.
oleh
Kelompok :
Arifah Noviya ziyada 142310101021
Hamdani Rifki P.A 142310101032
FajarKharisma 142310101060
Mila Yuni Sahlia 142310101090
Nida Unun Vida 142310101105
Risyda Zakiyah H. 142310101134
Dinar Izzati S.P.A 142310101142
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Kepribadian dalam keperawatan”dengan
tepat waktu. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns.LantinSulistyorini,S.Kep.,M.Kes. selakuketua program
studiIlmuKeperawatanUniversitasJember,
2. Ns.Dodi Wijaya,M.Kep. selakudosenpengampu mata kuliah Layanan Prima
dalam Keperawatan yang
selalumemberikanmasukandalampenulisanmakalah ini.
3. teman - teman yang selalumemberikandukunganpadasaatpenulisanmakalah,
dan
4. semuapihak yang memberikanbantuandalampenyelesaianmakalah.
Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan makalah ini banyak
kekurangan dari segi teknik dan metode penulisan yang jauh dari sempurna.
Merupakan suatu penghargaan bagi penulis apabila ada saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca dan penulis.
Jember, November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................
1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................
BAB 2. TINJAUAN TEORI..................................................................................................
2.1 Definisi Kepribadian.........................................................................................
2.2 Jenis Kepribadian..............................................................................................
2.3 Tipe Kepribadian..............................................................................................
2.4 Faktor yang mempengaruhi kepribadian..........................................................
2.5 Teori Kepribadian.............................................................................................
2.6 Tahap Perkembangan Kepribadian...................................................................
2.7 Penerapan Kepribadian dalam Ruang Lingkup Keperibadian..........................
BAB 3. PEMBAHASAN.......................................................................................................
3.1 Analisis Masalah...............................................................................................
BAB 4. PENUTUP................................................................................................................
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................
4.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang sangat kompleks,
karena bergerak dalam bidang pelayanan jasa yang melibatkan berbagai
kelompok profesi dengan berbagai latar belakang pendidikan dan kehidupannya.
Kelompok keperawatan merupakan salah satu komponen profesi yang dianggap
sebagai kunci dari keberhasilan asuhan keperawatan di rumah sakit (Sumijatun,
2010). Dimana keperawatan itu sendiri adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia (Kusnanto, 2004)
Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu
baik buruknya mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu kualitas pelayanan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. Perawat
sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang
cukup besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena perawat
memiliki jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan tenaga kesehatan
lainnya dan juga mempunyai kontribusi dengan kuantitas terbanyak dalam
pelayanan kesehatan (Sumijatun, 2010).
Melihat besarnya peran dan kontribusi perawat dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat seharusnya akan membuat citra perawat menjadi
baik. Namun tidak demikian dengan kenyataanya, dimana citra perawat di mata
sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini adalah buruk. Hal ini terbukti
dengan adanya keluhan pasien dan keluarga tentang perilaku perawat yang tidak
ramah, judes, dan bersikap kasar dalam melayani pasien, dan ini merupakan isu
yang berkembang di rumah sakit-rumah sakit pemerintah (Novi, 2011). Keadaan
ini disebabkan oleh nilai-nilai profesionalisme perawat yang belum sepenuhnya
diaplikasikan dalam kegiatan pelayanan keperawatan, termasuk kepribadian
sebagai inti keperawatan (Liu, Moke & Wong, 2006).Kepribadian merupakan
istilah yang digunakan untuk menggambarkan banyak perasaan dan perilaku
(Ivancevich dkk, 2007). Kepribadian merupakan integrasi sikap/ sifat warisan
maupun yang didapatkan dari lingkungan sehingga menimbulkan kesan pada
orang lain (Rismawaty, 2008).
Berdasarkan latarbelakang tersebut, kami sebagai penulis membuat
makalah ini yang berjudul kepribadian dalam keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang di maksud tentang kepribadian?
2. Apa saja tipe kepribadian?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kepribadian?
4. Apa saja teori kepribadian?
5. Apa saja tahap perkembangan kepribadian?
6. Bagaimana penerapan kepribadian dalam keperawatan?
7. Tujuan1. mengetahui definisi kepribadian
2. mengetahui tipe kepribadian
3. mengetahui faktor yang mempengaruhi kepribadian
4. mengetahui teori kepribadian
5. mengetahui tahap perkembangan kepribadian
6. mengetahui penerapan kepribadian dalam keperawatan
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kepribadian
Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan
dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan (Dorland, 2002).
Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau
herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang
membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap
kehidupan (Weller, 2005).
Menurut Suryabrata (1995), kepribadian adalah organisasi dinamis dan
sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu
secara khas. Kepribadian juga merupakan sesuatu yang terdapat dalam diri
individu yang membimbing dan memberi arahan pada tingkah laku individu.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada
diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap
rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan
fungsional yang khas bagi individu itu.
2.2 Tipe Kepribadian
Dalam dunia psikologi, terdapat 4 tipe kepribadian, yang diperkenalkan
pertama kali oleh Hippocrates (460-370 SM).
Pendapat Hippocrates disempurnakan oleh Galenus (129-200 SM) yang
mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 4 macam cairan tersebut
dalam proporsi tertentu. Apabila suatu cairan terdapat di dalam tubuh melebihi
proporsi yang seharusnya, maka akan menimbulkan adanya sifat-sifat kejiwaan
yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dari
dominannya salah satu cairan tersebut yang oleh Galenus sehingga
menggolongkan manusia menjadi empat tipe berdasarkan temperamennya, yaitu
Koleris, Melankolis, Phlegmatis, dan Sanguinis (Suryabrata, 2007).
Menurut Galenus, seorang koleris mempunyai sifat khas yaitu hidup,
besar semangat, daya juang besar, hatinya mudah terbakar, dan optimis.
Sedangkan seorang melankolis mempunyai sifat mudah kecewa, daya juang
kecil, muram dan pesimistis. Sifat khas phlegmatis tidak suka terburu-buru
(calm, tenang), tak mudah dipengaruhi dan setia. Seorang sanguinis mempunyai
sifat khas hidup, mudah berganti haluan, ramah, lekas bertindak tapi juga lekas
berhenti (Sujanto, 2001)
Sehingga dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa tipe kepribadian ada
empat, yakni:
Sanguinis: populer, bersenang-senang, spontan, lincah, periang � Melankolis: sempurna, terorganisasi, penuh pertimbangan, setia, tekun � Koleris: kuat, maju, suka berpetualangan, persuasif, percaya diri � Phlegmatis: damai, rileks, ramah, sabar, puas
2.3 Faktor Kepribadian
Menurut Purwanto (2006) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian antara lain:
1. Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan
jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan
genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar,
saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa
keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan telah menunjukkan adanya
perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru
lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap
orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan
pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut
memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni manusia-
manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga
kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-
peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu. Sejak
dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya.
Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan
anak, peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi
pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga
yang berlainan memberikan pengaruh yang bermacam-macam pula
terhadap perkembangan kepribadian anak. Pengaruh lingkungan keluarga
terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat mendalam dan
menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebabkan
karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh
yang diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas
pengaruh itu sangat tinggi karena berlangsung terus menerus, serta
umumnya pengaruh ituditerima dalam suasana bernada emosional.
Kemudian semakin besar seorang anak maka pengaruh yang diterima
dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa
faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan
pembentukan kepribadian.
3. Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masingmasing
orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana
seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain:
Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung
tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk
dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki
kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat
itu.
Adat dan Tradisi.
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan
nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan
pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada
kepribadian seseorang.
Pengetahuan dan Keterampilan.
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu
masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan
masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin
berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupannya.
Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas,
bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan cirri-ciri khas
dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian
manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat
komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana
seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan
orang lain.
Milik Kebendaan (material possessions)
Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan
modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal
itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki
kebudayaan itu.
2.4 Teori Kepribadian
2.4.1 Pengertian Teori Kepribadian
Teori merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah
atau ilmu, termasuk psikologi. Tanpa teori kepribadian usaha memahami
perilaku dan kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan. Apakah yang
dimaksud dengan teori kepribadian? Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara,
2001 : 5), teori kepribadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep
yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku.
2.4.2 Fungsi Teori Kepribadian
Sama seperti teori ilmiah pada umumnya memilki fungsi deskriptif dan
prediktif, begitu juga teori kepribadian. Berikut penjelasan fungsi deskriptif dan
prediktif dari teori kepribadian.
a. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi
teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau
kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis. Pertanyaan-
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia
dijawab melalui fungsi deskriptif.
b. Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa,
dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus
memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di
kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus memilki fungsi
prediktif.
2.4.3 Dimensi-Dimensi Teori Kepribadian
Setiap teorikepribadian diharapkan mampu memberikan jawab atas
pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia.
Untuk itu setiap teori kepribadian yang lengkap, menurut Pervin (Supratiknya,
1995 : 5-6), biasanya memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut :
a. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang
bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur
pembentuk sosok kepribadian.
b. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi
untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian
c. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka
perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai kemasakan,
perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai
faktor yang menentukannya.
d. Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan
kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses
perkembangannya.
e. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang
bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.
2.4.4 Klasifikasi Teori-Teori Kepribadian
Dewasa ini telah banyak teori-teori kepribadian untuk memudahkan
mempelajari para ahli telah mengklafikasikan teori-teori tersebut ke dalam
beberapa kelompok dengan menggunakan acuan tertentu yaitu paradigma yang
dipakai untuk mengembangkannya. Boeree (2005 : 29) menyatakan bahwa ada 3
orientasi atau kekuatan besar dalam teori kepribadian, yaitu :
a. Psikoanalisis beserta aliran-aliran yang dikembangkan atas paradigma
yang sama atau hampir sama, yang dipandang sebagai kekuatan
pertama.
b. Behavioristik yang dipandang sebagai kekuatan kedua
c. Humanistik yang dinyatakan sebagai kekuatan ketiga
2.5 Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian menurut Jean Jacques Rousseau
dalam Dalyono, 2002 berlangsung dalam beberapa tahap yaitu:
a. Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir – tahun)
Tahap ini didominasi oleh perasaan. Perasaan ini tidak tumbuh
dengan sendiri melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya
reaksi-reaksi bayi terhadap stimulus lingkungan.
b. Tahap perkembangan masa kanak-kanak (umur 2-12 tahun)
Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan makin
berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan
c. Tahap perkembangan pada masa preadolesen (umur 12- 15 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak
sangat dominan. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain.
anak juga mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat
membahagiakannya.
d. Tahap perkembangan masa adolesen (umur 15- 20 tahun)
Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan
seksualitas yang kuat, di samping itu mulai mengembangkan
pengertian tentang kenyataan hidup serta mulai memikirkan tingkah
laku yang bernilai moral.
e. Tahap pematangan diri (setelah umur 20 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Mulai
dapat membedakan tujuan hidup pribadi, yakni pemuasan keinginan
pribadi, pemuasan keinginan kelompok, serta pemuasan keinginan
masyarakat. Pada masa ini terjadi pula transisi peran social, seperti
dalam menindaklanjuti hubungan lawan jenis, pekerjaan, dan peranan
dalam keluarga, masyarakat maupun Negara. Realisasi setiap
keinginan menggunakan fungsi penalaran, sehingga dalam masa ini
orang mulai mampu melakukan “self direction” dan “self control”.
Dengan kemampuan inilah manusia mulai tumbuh dan berkembang
menuju kematangan pribadi untuk hidup mandiri dan bertanggung
jawab
2.6 Penerapan Dalam Ruang Lingkup Keperawatan
2.6.1 sikap dan perilaku perawat
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang
mempunyai paradigma yang meliputi empat komponen yaitu
manusia,lingkungan, kesehatan, keperawatan. Dalam melakukan tindakan
keperawatan, perawat harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan
kode etik keperawatan. Perawat adalah seseorang yang telah lulus dari
pendidikan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Menurut Sukidjo sikap adalah keadaan mental dan saraf dan kesiapan yang
diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamis atau terarah
terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan
dengannya. Sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang
selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur melalui pengalaman, yang memberikan
pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek, dan keadaan.
Sikap merupakan penilaian seseorang terhadap stimulus atau obyek. Setelah
orang mengetahui stimulus atau obyek proses selanjutnya akan menilai atau
bersikap terhadap stimulus atau obyek tersebut. Perilaku adalah sekumpulan
perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi,
nilai, etika, kekuasan, persuasi, dan genetika.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
1. Menerima (Receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing)
Menghargai adalah suatu sikap yang menghormati sesuatu, tetapi
tidak untuk merubah perilaku sendiri. Misalnya ketika seorang pasien
meminta sesuatu yang bertentangan dengan kodisi keadaannya. Maka
yang harus perawat lakukan adalah mengatakan kepada pasien bahwa
permintaan tersebut bisa terpenuhi ketika kondisi pasien sudah
normal kembali.
4. Bertanggung Jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah adalah merupakan sikap yang paling tinggi
Perilaku yang ada pada perawat adalah perilaku peduli (caring). Perilaku
peduli mengandung 3 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung
jawab dan dilakukan dengan ikhlas. Perilaku peduli (caring) juga merupakan
sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain, artinya memberi
perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana
seseorang berfikir dam bertindak.
2.6.2 Sikap dan perilaku perawat yang diharapakan masyarakat
Saat ini pasien mengharapkan pelayanan kesehatan khususnya
keperawatan yang memuaskan. Memang harapan masyarakat terhadap
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit tidak selalu sesuai apa yang diinginkan
masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan
perawat. Semakin tinggi pengetahuan dan pendidikan seorang perawat akan
lebih cepat dan tanggap akan kebutuhan bio, psio, sosial dan spiritual bagi
pasien maupun keluarga pasien. Dalam pelayanan keperawatan klien
menginginkan perawat yang melayaninya memiliki :
1. Sikap baik
2. Murah senyum
3. Sabar
4. Mampu berbahasa yang mudah difahami
5. Berkeinginan menolong yang tulus dan mampu menghargai klien
dan pendapatnya.
Sehingga perawat akan lebih mampu dalam membantu pasien untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. Sedangkan para penerima jasa
pelayanan kesehatan saat ini telah menyadari hak-haknya sehingga keluhan,
harapan, laporan, dan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi suatu bagian dari
upaya mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa tersebut. Mereka
mengharapkan perawat memiliki pengetahuan yang memadai tentang kondisi
penyakitnya sehingga perawat mampu mengatasi setiap keluhan yang dialami
oleh individual klien (Meyers & Gray, 2001). Namun demikian masih banyak
ditemukan keluhan klien tentang perawat yang kurang ramah, kurang tanggap
dan kurang kompeten.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik
buruknya mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu kualitas pelayanan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. Perawat
sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang
cukup besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena perawat
memiliki jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan tenaga kesehatan
lainnya dan juga mempunyai kontribusi dengan kuantitas terbanyak dalam
pelayanan kesehatan. Melihat besarnya peran dan kontribusi perawat dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seharusnya akan membuat citra
perawat menjadi baik. Citra perawat ditentukan oleh kepribadian yang dimiliki
oleh perawat tersebut dan tingkah lakunya.Kepribadian merupakan integrasi
sikap sifat warisan maupun yang didapatkan dari lingkungan sehingga
menimbulkan kesan pada orang lain.
4.2 SaranPerawat sebagai bagian integral dalam kesehatan diharapkan mampu
menerapkan kepribadian yang mencerminkan pribadi perawat yang baik karena
pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya
mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan
perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. Perawat sebagai ujung
tombak dalam pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang cukup besar
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena perawat memiliki
jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnyadan
juga mempunyai kontribusi dengan kuantitas terbanyak dalam pelayanan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_manusia
diakses pada Rabu 18 November 2015 pukul 19.00
http://kti-akbid.blogspot.co.id/2011/03/makalah-perilaku-perawat-
terhadap.html
diakses pada Rabu 18 November 2015 pukul 19.05
http://baihidlajiandra.blogspot.co.id/2011/02/sikap-perawat-dalam-
pelayanan-di-rs_28.html
diakses pada Rabu 18 November 2015 pukul 19.15