IODOMETRI

9
IODOMETRI oleh: yusuf pratama

description

IODOMETRI. oleh : yusuf pratama. PENGERTIAN. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of IODOMETRI

Page 1: IODOMETRI

IODOMETRIoleh: yusuf pratama

Page 2: IODOMETRI

PENGERTIANTitrasi iodometri adalah salah satu titrasi

redoks yang melibatkan iodium. Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator sepertiCuSO4.5H2O

Page 3: IODOMETRI

Berbeda dengan titrasi iodimetri yang mereaksikan sample dengan iodium (langsung), maka pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida (KI) berlebihan dan akan menghasilkan iodium (I2) yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium thiosulfat (Na2S2O3). Banyaknya volume Natrium Thiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan banyaknya sampel.

Page 4: IODOMETRI

Perhatian

Pada titrasi iodometri perlu diawasi pHnya. Larutan harus dijaga supaya pHnya lebih kecil dari 8 karena dalam lingkungan yang alkalis iodium bereaksi dengan hidroksida membentuk iodida dan hipoiodit dan selanjutnya terurai menjadi iodida dan iodat yang akan mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat, sehingga reaksi berjalan tidak kuantitatif. Adanya konsentrasi asam yang kuat dapat menaikkan oksidasi potensial anion yang mempunyai oksidasi potensial yang lemah sehingga direduksi sempurna oleh iodida. Dengan pengaturan pH yang tepat dari larutan maka dapat diatur jalannya reaksi dalam oksidasi atau reduksi dari senyawa.

Page 5: IODOMETRI

BAHAN DAN ALATBahan Peniter : Na2S2O3 Lart. Primer 10 ml : KIO3 0,1 N Sampel 10 ml : CuSO4 , BE= 63,5 Tambahan : sepucuk spatula KI

+ 5ml H2SO4 2N (hingga coklat)

Indikator : amilum

Page 6: IODOMETRI

Alat BuretStamferAlumunium foilErlenmeyerGelas bekerPipet ukur / pipet gondok

Page 7: IODOMETRI

Cara kerja(Standarisasi)1. Disiapkan alat dan bahan2. Diambil Na2S2O3 dan di isi ke dalam buret sampai titik batas

dengan bantuan corong kaca3. Diambil 10 ml KIO3 0,1 N dan dimasukkan kedalam erlenmeyer

menggunakan pipet ukur 4. Lalu di tambahkan sepucuk spatula KI + 5ml H2SO4 2N (hingga

coklat) dan ditutup rapat dengan alumunium foil5. Kemudian dilakukan titrasi hingga TAT berubah menjadi KUNING6. Lalu ditambahkan indkator amilum 1-2 ml dan reaksi akan

berubah menjadi BIRU7. DAN DITITRASI LAGI hingga TAT menjadi JERNIH8. Dihitung hasil standarisasi dari Na2S2O3 dengan Rumus:

V1.N1 = V2.N2

Page 8: IODOMETRI

Penetapan Kadar1. Disiapkan alat dan bahan2. Diambil Na2S2O3 dan di isi ke dalam buret sampai titik batas

dengan bantuan corong kaca3. Diambil 10 ml CuSO4 dan dimasukkan kedalam erlenmeyer

menggunakan pipet ukur 4. Lalu di tambahkan sepucuk spatula KI + 5ml H2SO4 2N (hingga

coklat) dan ditutup rapat dengan alumunium foil5. Kemudian dilakukan titrasi hingga TAT berubah menjadi KUNING6. Lalu ditambahkan indkator amilum 1-2 ml dan reaksi akan berubah

menjadi BIRU7. DAN DITITRASI LAGI hingga TAT menjadi JERNIH8. Dihitung hasil Penetapan kadar CuSO4 dengan rumus :

Pk= Vp.Np.BE.100%

Vs.1000

Page 9: IODOMETRI

TERIMAKASIH“usahaku untuk berhasil pasti akan berujung

baik”.