Inversio Uteri

19
 I. PENDAHULUAN Perdarahan pasca persalinan masih menjadi satu dari penyebab kematian ibu yang  pa lin g ban yak di sel uruh dun ia. Di Ame rika Seri kat , negara -neg ara ind ust ri dan negara ber kemban gpu n, per dar aha n pasca per sal ina n mas ih menemp ati uru tan  pertama dari tiga etiologi kematian ibu, disamping emboli dan hipertensi. WHO memperkirakan bahwa ada lebih dari 585.000 kasus kematian ibu pada tahun 1990 diseluruh dunia, dimana 25%nya akibat perdarahan pasca persalinan. 1 Wa lau pun inversio ut eri adala h kasus yang jarang, clin.obstet tet api mas ih merupakan salah satu penyebab dari perdarahan pasca persalinan dini. Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana fundus uteri terputar balik keluar, baik sebagian atau seluru hnya ke dalam uterus atau ke dalam vagina, bahkan dapat juga kelua r vagina. Pad a kea daa n yan g eks trim, kit a dap at men jumpai end ome tri um yan g ber war na keunguan dengan plasenta yang masih melekat. 3-6 Be rdasark an sejarah nya inve rsio ut er i di laporkan pert ama kali da lam kepustakaan Ayuverde, yaitu sisem kesehatan Hindu (2500-600 SM). Hippocrates adalah orang yang pertama kali mengetahui dan menamakan inversio uteri (460-370 SM) . Arv icen na (980-1 037 SM) ada lah seo rang dok ter Ara b, yai tu ora ng yang  pertama kali mendeskripsikan dengan jelas diagnosis banding antara inversio uteri dengan prolapsus uteri. 7,8 Angka kej adi an yan g pas ti dar i beb erap a pen eli ti men dap atkan ang ka yan g  berb eda dan bervariasi berkisar antara 1:1000 9 sampa i 1:15.000 10 . Menuru t Mc Cul lagh memper kir aka n 1 kas us dar i 30. 000 kel ahi ran, sed ang kan Moc hta r R mencatat 1 dari 20.000 kelahiran, dan Watson juga mencatat 1 dari 20.000 kelahiran, Hakimi mencatat 1:5000 sampai dengan 1:10.000 kelahiran. 5,6 Di India kejadiannya 1 dari 8.573 persalinan, di Inggris 1 dari 27.992 persalinan, di Amerika 1 dari 23.127  persalinan 7 , di Cana da 1 dari 3737 persal inan 11 dan di Peramcis 1 dari 20000  persalinan. 12 Para ahli sepaka t bah wa inversio ute ri mer upa kan kas us yang serius dan merupakan kasus kedaruratan obstetri, oleh karena dapat menimbulkan syok bahkan sampai menimbulkan kematian. Walaupun ada beberapa kasus inversio uteri dapat terjadi tanpa gejala yang berarti, tetapi tidak jarang kasus tersebut menimbulkan

Transcript of Inversio Uteri

Page 1: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 1/19

I. PENDAHULUAN

Perdarahan pasca persalinan masih menjadi satu dari penyebab kematian ibu yang

 paling banyak di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, negara-negara industri dan

negara berkembangpun, perdarahan pasca persalinan masih menempati urutan

 pertama dari tiga etiologi kematian ibu, disamping emboli dan hipertensi. WHO

memperkirakan bahwa ada lebih dari 585.000 kasus kematian ibu pada tahun 1990

diseluruh dunia, dimana 25%nya akibat perdarahan pasca persalinan.1

Walaupun inversio uteri adalah kasus yang jarang, clin.obstet tetapi masih

merupakan salah satu penyebab dari perdarahan pasca persalinan dini. Inversio uteri

adalah suatu keadaan dimana fundus uteri terputar balik keluar, baik sebagian atau

seluruhnya ke dalam uterus atau ke dalam vagina, bahkan dapat juga keluar vagina.

Pada keadaan yang ekstrim, kita dapat menjumpai endometrium yang berwarna

keunguan dengan plasenta yang masih melekat.3-6

Berdasarkan sejarahnya inversio uteri dilaporkan pertama kali dalam

kepustakaan Ayuverde, yaitu sisem kesehatan Hindu (2500-600 SM). Hippocrates

adalah orang yang pertama kali mengetahui dan menamakan inversio uteri (460-370

SM). Arvicenna (980-1037 SM) adalah seorang dokter Arab, yaitu orang yang

 pertama kali mendeskripsikan dengan jelas diagnosis banding antara inversio uteri

dengan prolapsus uteri.7,8

Angka kejadian yang pasti dari beberapa peneliti mendapatkan angka yang

  berbeda dan bervariasi berkisar antara 1:10009 sampai 1:15.00010. Menurut Mc

Cullagh memperkirakan 1 kasus dari 30.000 kelahiran, sedangkan Mochtar R 

mencatat 1 dari 20.000 kelahiran, dan Watson juga mencatat 1 dari 20.000 kelahiran,

Hakimi mencatat 1:5000 sampai dengan 1:10.000 kelahiran.5,6 Di India kejadiannya 1

dari 8.573 persalinan, di Inggris 1 dari 27.992 persalinan, di Amerika 1 dari 23.127 persalinan7, di Canada 1 dari 3737 persalinan11 dan di Peramcis 1 dari 20000

 persalinan.12

Para ahli sepakat bahwa inversio uteri merupakan kasus yang serius dan

merupakan kasus kedaruratan obstetri, oleh karena dapat menimbulkan syok bahkan

sampai menimbulkan kematian. Walaupun ada beberapa kasus inversio uteri dapat

terjadi tanpa gejala yang berarti, tetapi tidak jarang kasus tersebut menimbulkan

Page 2: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 2/19

keadaan yang serius dan fatal, dimana angka mortalitasnya cukup tinggi yaitu 15-

70% dari jumlah kasus.2,13

Upaya pencegahan dengan cara penatalaksanaan kala III yang baik yaitu

dengan cara memperhatikan saat dan cara yang tepat untuk melepaskan plasenta,

melalui tarikan yang ringan pada tali pusat setelah kontraksi uterus atau setelah ada

tanda-tanda lepasnya plasenta. Serta mengenal secara dini dan penatalaksanaan yang

adekuat dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.3,14

Tujuan penulisan refrat ini adalah untuk mengetahui gejala dan tanda-tanda

serta penanganan yang adekuat terhadap inversio uteri sehingga resiko morbiditas

dan mortalitas ibu dapat dikurangi.

II. BATASAN

Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana uterus terbalik dengan fundus uteri masuk 

sebagian atau seluruhnya ke dalam kavum uteri, vagina atau keluar dari vulva.3-6,13-15

III. KLASIFIKASI

Ada beberapa macam klasifikasi dari inversio uteri. 

A. Berdasarkan gradasi beratnya:5,13

1. Inversio uteri ringan: jika fundus uteri terputar balik menonjol ke dalam

kavum uteri, tetapi belum keluar dari kavum uteri.

2. Inversio uteri sedang: jika fundus uteri terbalik masuk ke dalam vagina.

3. Inversio uteri berat: bila semua bagian fundus uteri bahkan terbalik dan

sebagian sudah menonjol keluar vagina atau vulva.

B. Berdasarkan derajat kelainannya: 3-6,9,16,18

1. Derajat satu (inversio uteri subtotal/inkomplit): bila fundus uteri belum

melewati kanalis servikalis.

2. Derajat dua (inversio uteri total/komplit): bila fundus uteri sudah melewati

kanalis servikalis.

3. Derajat tiga (inversio uteri prolaps): bila fundus uteri sudah menonjol keluar 

dari vulva.

C. Berdasarkan pada waktu kejadian:3,6,17-19,

1. Inversio uteri akut: suatu inversio uteri yang terjadi segera setelah kelahiran

 bayi atau plasenta sebelum terjadi kontraksi cincin serviks uteri.

2

Page 3: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 3/19

2. Inversio uteri subakut: yaitu inversio uteri yang terjadi hingga terjadi

kontraksi cincin serviks uteri.

3. Inversio uteri kronis: yaitu inversio uteri yang terjadi selama lebih dari 4

minggu ataupun sudah didapatkan gangren.

D. Berdasarkan etiologinya:9,11

1. Inversio uteri nonobstetri

2. Inversio uteri puerpuralis

 

3

Page 4: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 4/19

Gambar 1. Derajat inversio uteri

Dikutip dari Donald20

IV. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya inversio uteri belum dapat diketahui sepenuhnya dengan pasti

dan dianggap ada kaitannya dengan abnormalitas dari miometrium. Inversio uteri

sebagian dapat terjadi apontan dan lebih sering terjadi karena prosedur tindakan

 persalinan dan kondisi ini tidak selalu dapat dicegah.3-6,19

Berdasarkan etiologinya inversio uteri dibagi menjadi dua, yaitu inversio uteri

nonobstetri dan inversio uteri puerperalis.9,11

Pada inversio uteri nonobstetri biasanya diakibatkan oleh perlengketan mioma

uteri submukosa yang terlahir, polip endometrium dan sarkoma uteri. yang menarik 

fundus uteri ke arah bawah yang dikombinasikan dengan kontraksi miometrium yangterus menerus mencoba mengeluarkan mioma seperti benda asing.17,19-22

Faktor-faktor predisposisi terjadinya inversio uteri pada yang berasal dari kavum

uteri antara lain; 1. Keluarnya tumor dari kavum uteri yang mendadak, 2. Dinding

uterus yang tipis, 3. Dilatasi dari serviks uteri, 4. Ukuran tumor, 5. Ketebalan tangkai

dari tumor, 6. Lokasi tempat perlekatan tumor.22 

Pada inversio uteri purperalis dapat terjadi secara spontan, tetapi lebih sering

disebabkan oleh pertolongan persalinan yang kurang baik.3

Bila terjadi spontan, lebih banyak didapatkan pada kasus-kasus primigravida

terutama yang mendapat MgSO4 IV untuk terapi PEB16,17 dan cenderung untuk 

 berulang pada kehamilan berikutnya.2,9,23,24 Hal ini kemungkinan berhubungan dengan

abnormalitas uterus atau kelainan kongenital uterus lain. Keadaan lain yang dapat

menyebabkan inversio uteri yaitu pada grandemultipara, atau pada keadaan atonia

uteri, kelemahan otot kandungan, atau karena tekanan intra abdomen yang

meningkat, misalnya ada batuk, mengejan ataupun dapat pula terjadi karena tali pusat

yang pendek.3-6 Pada kasus inversio uteri komplit hampir selalu akibat konsekuensi

dari tarikan tali pusat yang kuat dari plasenta yang berimplantasi di fundus

uteri.14,15,19,23

Inversio uteri karena tindakan atau prosedur yang salah baik kala II ataupun kala

III sangat dominan disebabkan oleh faktor penolong (4/5 kasus).20 Dibuktikan bahwa

lebih banyak kasus didapatkan oleh tenaga tidak terlatih/dukun beranak dan hampir 

tidak pernah oleh ahli kebidanan selama prakteknya mendapatkan kasus inversio

4

Page 5: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 5/19

uteri. Harer dan Sharkly mendapatkan 76% kasus disebabkan oleh teknik penanganan

 persalinan yang salah.3

Gambar 2. Inversio uteri inkomplit dan derajat inversio

Dikutip dari Donald20

Ada beberapa faktor penyebab yang mendukung untuk terjadinya suatu inversio uteri

yaitu:

A. Faktor predisposisi 12,20,23,25,

1. Abnormalitas uterus

a. Plasenta adhesiva

 b. Tali pusat pendek 

c. Anomali kongenital (uterus bikornus)

d. Kelemahan dinding uterus

e. Implantasi plasenta pada fundus uteri (75% dari inversio spontan)

f. Riwayat inversio uteri sebelumnya

2. Kondisi fungsional uterus

a. Relaksasi miometrium

5

Page 6: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 6/19

 b. Gangguan mekanisme kontraksi uterus

c. Pemberian MgSO4

d. Atonia uteri

B. Faktor pencetus, antara lain:19,20,25-28

1. Pengeluran plasenta secara manual

2. Peningkatan tekanan intrabdominal, seperti batuk-batuk, bersin, mengejan

dan lain-lain.

3. Kesalahan penanganan pada kala uri, yaitu:

a. Penekanan fundus uteri yang kurang tepat

 b. Prasat Crede

c. Penarikan tali pusat yang kuat

d. Penggunaan oksitosin yang kurang bijaksana

4. Partus presipitatus

5. Gemelli

  V. GEJALA KLINIS

Inversio uteri sering kali tidak menampakkan gejala yang khas, sehingga dignosis

sering tidak dapat ditegakkan pada saat dini.  Syok merupakan gejala yang sering

menyertai suatu inversio uteri.3,4,13,15 Syok atau gejala-gejala syok terjadi tidak sesuai

dengan jumlah perdarahan yang terjadi, oleh karena itu sangat bijaksana bila syok 

yang terjadi setelah persalinan tidak disertai dengan perdarahan yang berarti untuk 

memperkirakan suatu inversio uteri.23,24 Syok dapat disebabkan karena nyeri hebat,

akibat ligamentum yang terjepit di dalam cincin serviks dan rangsangan serta tarikan

 pada peritoneum atau akibat syok kardiovaskuler.6,14,29

Perdarahan tidak begitu jelas, kadang-kadang sedikit, tetapi dapat pula terjadi

 perdarahan yang hebat, menyusul inversio uteri prolaps dimana bila plasenta lepas

atau telah lepas perdarahan tidak berhenti karena tidak ada kontraksi uterus.

Perdarahan tersebut dapat memperberat keadaan syok yang telah ada sebelumnya6,13,26

 bahkan dapat menimbulkan kematian. Dilaporkan 90% kematian terjadi dalam dua

 jam postpartum akibat perdarahan atau syok.17 

Pada pemeriksaan palpasi, didapatkan cekungan pada bagian fundus uteri, bahkan

kadang-kadang fundus uteri tidak dijumpai dimana seharusnya fundus uteri dijumpai

 pada pemeriksaan tersebut. Pada pemeriksaan dalam teraba tumor lunak di dalam

atau di luar serviks atau di dalam rongga vagina, pada keadaan yang berat (komplit)

6

Page 7: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 7/19

tampak tumor berwarna merah keabuan yang kadang-kadang plasenta masih

melekat3,4 dengan ostium tuba dan endometrium berwarna merah muda dan kasar 

serta berdarah.26,30

Tetapi hal ini dibedakan dengan tumor / mioma uteri submukosa yang terlahir,

 pada mioma uteri yang terlahir, fundus uteri masih dapat diraba dan berada pada

tempatnya serta jarang sekali mioma submukosa ditemukan pada kehamilan dan

 persalinan yang cukup bulan atau hampir cukup bulan.13 Pada kasus inversio uteri

yang kronis akan didapatkan gangren dan strangulasi jaringan inversio oleh cincin

serviks. 31

Mengingat kasus ini jarang didapatkan dan kadang-kadang tanpa gejala yang

khas maka perlu ketajaman pemeriksaan dengan cara :6

1. Meningkatkan derajat kecurigaan yang tinggi

2. Palpasi abdomen segera setelah persalinan

3. Periksa dalam

4. Menyingkirkan kemungkinan adanya ruptur uteri

  VI. DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis inversio uteri didapatkan tanda-tanda sbb :5,19

A. Pada penderita pasca persalinan ditemukan :

1. Nyeri yang hebat

2. Syok / tanda-tanda syok, dengan jumlah perdarahan yang tidak sesuai

3. Perdarahan

4. Nekrosis / gangren / strangulasi

B. Pada pemeriksaan dalam didapatkan :

1. Bila inversio uteri ringan didapatkan fundus uteri cekung ke dalam

2. Bila komplit, di atas simfisis uterus tidak teraba lagi, sementara di dalam

vagina teraba tumor lunak 

3. Kavum uteri tidak ada ( terbalik )

  VII. PENATALAKSANAAN

Mengingat bahaya syok dan kematian maka pencegahan lebih diutamakan pada

 persalinan serta menangani kasus secepat mungkin setelah diagnosis ditegakkan.

A. Pencegahan3,4,11

7

Page 8: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 8/19

1. Dalam memimpin persalinan harus dijaga kemungkinan timbulnya inversio

uteri, terutama pada wanita dengan predisposisinya.

2. Jangan dilakukan tarikan pada tali pusat dan penekanan secara Crede sebelum

ada kontraksi.

3. Penatalaksaan aktif kala III dapat menurunkan insiden inversio uteri.

4. Tarikan pada tali pusat dilakukan bila benar-benar plasenta sudah lepas.

B. Pengobatan7

1. Perbaikan keadaan umum dan atasi komplikasi

2. Reposisi.1,2 

Pada kasus yang akut biasanya dicoba secara manual dan bila gagal dilanjutkan

metode operatif, sedangkan pada kasus yang subakut dan kronis biasanya

dilakukan reposisi dengan metode operatif.

a. Manual : cara Jones, Johnson, O’Sullivan

 b. Operatif:

- Transabdominal : cara Huntington, Haulstain

- Transvaginal : cara Spinelli, Kustner, Subtotal histerektomi

8

Page 9: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 9/19

Gambar 3. Bagan reposisi inversio uteri

Dikutip dari Poma24

Keberhasilan penatalaksanaan dari inversio uteri tergantung dari deteksi

 penyakit yang lebih cepat. Semakin lama uterus terbalik maka semakin sulit untuk 

mengembalikannnya. Terapi terhadap hipovolemia dan syok sebaiknya diberikan

segera dengan jarum intravena besar (18) dan penggantian cairan.23 Penggantian

cairan yang hilang diberikan dengan larutan kristaloid selama 15-30 menit. Volume

dari resusitasi awal dihitung sebanyak tiga kali dari perkiraan darah yang hilang.

Dipertimbangkan untuk memasang akses intravena tambahan, kesiapan anestesia,

 persiapan kamar operasi, dan asisten bedah. Lakukan pemeriksaan hemoglobin dan

hematokrit dan faktor pembekuan, golongan darah. Lakukan transfusi darah. Monitor 

tanda vital ibu sesering mungkin oleh satu individu. Pasang kateter menetap untuk 

menilai pengeluaran urin. Pemberian antibiotika bermanfaat untuk mencegah

timbulnya sepsis paskapersalinan.23

Oksitosin sebaiknya ditunda dan dicoba resposisi uterus secara manual melalui

vagina. Kebanyakan penulis merekomendasikan usaha reposisi secara manual

sebelum plasenta dilepaskan dan sebelum tindakan reposisi secara operatif 

dilakukan.29 Bila plasenta dilepaskan sebelum reposisi intrauterin, pasien beresiko

untuk mengalami kehilangan darah dan syok. Plasenta biasanya akan mudah

dilepaskan setelah reposisi.

A. Reposisi manual cara Johnson

Pada kebanyakan kasus plasenta telah lepas, jika plasenta belum lepas atau sudah

lepas tetapi belum dilahirkan maka plasenta dilepaskan setelah reposisi berhasil

atau dilakukan bersama-sama. Bila plasenta dilepaskan sebelum reposisi maka

dapat terjadi perdarahan hebat. Reposisi manual yang tervaforit adalah dengan

metode Johnson (1949). Teknik dari metode Johnson yaitu memasukkan seluruh

tangan ke dalam jalan lahir, sehingga ibu jari dan jari-jari yang lain pada cervical 

utero junction dan fundus uteri dalam telapak tangan. Uterus diangkat ke luar dari

rongga pelvis dan dipertahankan di dalam rongga abdomen setinggi umbilikus.

Tindakan ini membuat peregangan dan tarikan pada ligamentum rotundum akan

memperlebar cincin servik, selanjutnya akan menarik fundus uteri ke arah luar 

melewati cekungan. Bila spasme miometrium dan kontriksi cincin menghambat

9

Page 10: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 10/19

reposisi dapat diberikan anestesi seperti halothane atau tokolitik . MgSO4 dapat

diberikan intravena 1 g permenit selama 4 menit. Bila tidak efektif dapat

diberikan terbutaline 0,125-0,25 mg intravena,9,18,32 ritrodrine 0,150 mg intravena.

Bahkan nitroglycerin dapat digunakan untuk secara efektif merelaksasikan cincin

konstriksi menggantikan kebutuhan akan anestesia umum.Untuk mendapatkan

hasil yang memuaskan maka posisi tersebut dipertahankan selama 3 – 5 menit

hingga fundus uteri berangsur – angsur bergeser dari telapak tangan. Setelah

uterus direposisi, tangan operator tetap didalam kavum uteri hingga timbul

kontraksi uterus yang keras dan hingga diberikan oksitosin intravena. 3-6,8,9,13-15,33-35

Beberapa penulis menganjurkan pemberian oksitosin atau ergot alkaloid dan

 pemasangan tampon uterovaginal diteruskan sampai 24 jam.17,19 Pada keadaan

dimana kontraksi uterus tetap lemah dapat ditambahkan dengan injeksi Prostin

15M (15[s]-15 methyl prostaglandin) intravenous.2,32

10

Page 11: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 11/19

Gambar 4. Teknik reposisi cara Johnson

Dikutip dari DeCherney19

B. Reposisi manual cara Jones

Jari tangan yang terbungkus handscoen ditempatkan pada bagian tengah dari

fundus uteri yang terbalik, sementara itu diberikan tekanan ke atas secara lambat.

Sementara itu serviks ditarik dengan arah yang berlawanan dengan ring forceps.9

C. Reposisi manual cara O’Sullivan

O’Sullivan pertama kali menggunakan tekan hidrostatis untuk mereposisi

inversio uteri pueperalis (1945). Dua liter cairan garam fisiologis ditempat pada

tiang infus dan lebih kurang dua meter dari permukaan lantai. Dua buah tube

karet ditempatkan pada fornik posterior vagina. Sementara itu cairan dibiarkan

mengalir cepat, dan tangan operator menutup introitus untuk mencegah keluar 

cairan. Dinding vagina mulai teregang dan fundus uteri mulai terangkat. Setelah

inversio terkoreksi, cairan dalam vagina dikeluarkan secara lambat. Kemudian

  pasien diberi 0,5 mg ergonovine intravena. Lalu diberikan infus 1000 cc

dekstrose 5% dengan oksitosin 20 unit. Reposisi dari uterus biasanya didapatkan

dalam 5-10 menit. 8,9,14,20,36

D. Reposisi operatif cara Huntington

Pada tindakan reposisi operatif perabdominam sebaiknya dicoba dahulu dengan

cara Huntington. Pendekatan Huntington yaitu setelah tindakan laparatomi

dilanjutkan dengan menarik fundus uteri secara bertahap dengan bantuan forsep

Allis. Forsep Allis dipasang + 2 cm di bawah cincin pada kedua sisinya,

kemudian ditarik ke atas secara bertahap sampai fundus uteri kembali pada

 posisinya semula.

Selain tarikan ke atas maka dorongan dari luar ( pervaginam ) oleh asisten akanmempermudah pelaksanaan prosedeur tersebut.3-6,9,34,37

E. Reposisi operatif cara Haultin

Pada reposisi dengan cara Haultin, dilakukan insisi longitudinal sepanjang

dinding posterior uterus dan melalui cincin kontriksi. Jari kemudian dimasukkan

melalui insisi ke titik di bawah fundus uteri yang terbalik dan diberikan tekanan

 pada fundus atau tekanan secara simultan dari tangan asisten. Bila reposisi telah

komplit, luka insisi dijahit dengan jahitan terputus dengan chromic.9,35

11

Page 12: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 12/19

F. Reposisi operatif cara Spinelli

Tindakan operatif menurut Spinelli dilakukan pervaginam yaitu dengan cara

dinding anterior vagina dibuat tegang berlawanan dengan arah tarikan dari

retraktor dan dilakukan insisi transversal tepat di atas portio anterior. Kemudian

 plika kandung kemih dipisahkan dari serviks dan segmen bawah rahim. Insisi

mediana dibuat melalui serviks pada jam 12, secara komplit membagi cincin

konstriksi. Insisi dilakukan pada linea mediana sampai fundus uteri. Uterus

dibalik dengan cara telunjuk mengait ke dalam insisi pada permukaan

endometrium yang terbuka dan membuat tekanan yang berlawanan dengan ibu

 jari pada bagian peritoneal. Uterus direposisi seperti pada gambar 7.9

Gambar 5. Teknik reposisi cara HuntingtonDikutip dari Gilstrap8

12

Page 13: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 13/19

Gambar 6. Teknik reposisi cara HaultinDikutip dari Nichols9

13

Page 14: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 14/19

Gambar 7. Teknik reposisi cara SpinelliDikutip dari Nichols9

14

Page 15: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 15/19

G. Reposisi operatif cara Kustner 

Tindakan operatif menurut Kustner dilakukan pada inversio uteri kronis.

Dengan cara membuka dinding posterior kavum douglas. Dilakukan kolpotomi

transversa transvaginal dengan insisi sedalam ketebalan serviks pada jam 6

sampai dinding posterior uterus. Insisi dibuat sepanjang garis putus-putus

seperti pada gambar 8. Kemudian dengan menggunakan ibu jari uterus direversi

sepanjang sisi insisi. Setelah uterus direversi, insisi dinding posterior uterus dan

servik diperbaiki, demikian juga dengan insisi transversa dan kolpotomi pada

vagina. Luka ditutup dengan jahitan terputus dan uterus ditempatkan kembali

ke dalam kavum pelvis.

Bila inversio uteri sudah terjadi gangren atau inversio uteri terjadi pada

wanita yang usianya sudah mendekati akhir masa reproduksi dapat dilakukan

histerektomi pervaginam.2,6,16

Kerugian dari teknik ini adalah mempunyai resiko yang besar untuk 

terjadinya perlengketan pelvis. Pada kehamilan selanjutnya dapat terjadi

ruprura uteri yang tersembunyi.

Gambar 8. Teknik reposisi cara Kustner Dikutip dari Nichols9

15

Page 16: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 16/19

H. Subtotal vaginal histerektomi

Dilakukan jahitan seperti rantai melingkari korpus uterus dengan benang zeyde

no.1 untuk hemostasis. Kemudian dilakukan sayatan melingkar pada korpus

uterus distal dari jahitan sedikit demi sedikit sehingga tidak mengenai organ

adneksa yang terperangkap di kantung inversio. Perdarahan yang terjadi

dirawat. Keadaan pangkal tuba ovarium, ligamentum rotundum dan jaringan

lain dievaluasi. Dengan bantuan sonde transuretra diidentifikasi vesika urinaria.

Selanjutnya dilakukan jahitan seperti rantai melingkari korpus uterus tahap II

kurang lebih 2 cm di luar introitus vagina. Setelah itu dilakukan pemotongan

melingkar lagi terhadap korpus uterus di bagian distal jahitan tahap II. Langkah

selanjutnya kedua ligamen rotundum diklem, dipotong dan dijahit dengan

chromic catgut no.2. Jika diyakini tidak ada perdarahan, tunggul uterus

dimasukkan ke dalam vagina. Operasi selesai.17

VIII. PROGNOSIS

Walaupun inversio uteri kadang-kadang terjadi tanpa banyak gejala dan penderita

tetap dalam keadaan baik, tetapi sebaliknya dapat pula terjadi keadaan darurat sampai

terjadi kematian penderita baik karena syoknya sendiri ataupun karena

 perdarahannya. Kematian karena kasus inversio uteri cukup tinggi yaitu 15 – 75%

dari kasus. Oleh karena itu makin cepat dan tepat diagnosis ditegakkan dan segera

dilakukan tindakan reposisi, maka prognosisnya makin baik. Sebaliknya makin

lambat diatasi maka prognosisnya menjadi buruk. Akan tetapi bila penderita dapat

 bertahan dengan keadaan tersebut setelah 48 jam maka prognosisnya berangsur – 

angsur menjadi baik.3,13,14

IX. RINGKASAN

Inversio uteri merupakan kasus yang jarang dijumpai, walaupun demikian kita harus

cukup tanggap pada keadaan syok postpartum dengan perdarahn yang tidak sesuai.

Penyebab inversio uteri lebih sering spontan yang berkaitan dengan abnormalitas

uterus. Selain itu inversio uteri dapat juga disebabkan oleh penanganan persalinan

yang salah.

Pembagian inversio uteri adalah inversio uteri inkomplit, komplit dan inversio

 prolaps, dan dapat timbul akut, subakut dan kronis.

16

Page 17: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 17/19

Tindakan pada kasus inversio uteri adalah meliputi perbaikan keadaan umum

dengan infus, transfusi dan antibiotik, reposisi manual secara Johnson, dan bila gagal

dilanjutkan dengan tindakan operatif.

Operasi dapat perabdominal dengan teknik Houltain dan hatington dan dapat juga

 pervaginam dengan teknik Spinelli atau Kustner, atau pada keadaan tertentu dapat

dilakukan histerektomi pervaginam.

Prognosis penderita tergantung dari kecepatan dan ketepatan diagnosis serta

 penanganan kasus, makin dini makin prognosisnya semakin baik.

X. RUJUKAN

1. Diidy GA. Post partum haemorrhage: New management option. Clin Obstet

Ginecol 2002: 32-33

2. Heyl PS, Stubblefield PG, Phillippe M. Recurrent inversion of the puerperal uterus

managed with 15(s)-15-methyl prostaglandin F2α  and uterine packing. Obstet

Gynecol 1984; 63: 263-264

3. Eastman Nj, Hellman LM. Inversion of the uterus. In: William obstetrics. 18th ed,

 New York: Appleton & Lange, 1989; 1005-10

4. Beck AC, Rosenthal AH. Inversion of the uterus obstetrical practice. 7th ed,

Toronto: Baltimore, Williams & Wilkins Co, 1958: 866-71

5. Mochtar R. Sinopsis obstetri I. Edisi kedua, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteraan

EGC, 1998; 304-6

6. Hakimi M. Ilmu kebidanan patologi & fisiologi persalinan. Edisi bahasa Indonesia,

Jakarta: Yayasan Essentia Medica, 1990; 475-80

7. Tala MR. Inversio uteri. Workshop vaginal surgery. Jakarta: Subbagian

Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI/RSUPN-

CM

8. obstetri operatif 

9. Nichols DH. Inversion of the uterus. In: Gynecologic and Obstetric Surgery.

Missouri: Mosby-Year Book, 1993; 1147-51

10. Niswander KR, Evans AT. Abnormal labor and delivery. In: Manual of obstetrics.

5th edition. Boston: Little, Brown and Company, 1983; 425

11. Baskett TF. Acute uterine inversion: a review of 40 cases. J Obstet Gynaecol Can

2002; 24: 953-956

17

Page 18: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 18/19

12. Ollendrof DA, Kelsey RJ, Fejgin MD. Puerperal inversion of one horn of a

 bicornuate uterus: case report. J Reprod Med 1996; 41: 298

13. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, 1997: 880-2

14.Cunningham FG, Mc Donald PC, Gant NF. Abnormalities of the third stage of 

labor. In: Williams obstetrics. 18th ed, New York: Appleton & Lange, 2001; 642-3

15.Kapernick PS. Postpartum hemorrhage & the abnormal puerperium. In: Current

obstetrics & gynaecologic diagnosis & treatment. 7 th ed, Kansas City: Baltimore,

William & Wilkins Co, 1991; 568-87

16.Pritchard JA, Macdonald PC. Inversion of the uterus. In: Williams obstetrics. 15th

edition, New York: Appleton-Century-Crofts, 1976; 751-756

17. Pribakti B. Teknik Yunizaf: Vaginal histerektomi subtotal pada inversio uteri.

Medika 2002; 14-17

18.Kovacs BW, Devore GR. Management of acute and subacute puerperal uterine

inversion with terbutaline sulfate. Am J Obstet Gynecol 1984; 150: 784-786

19.Decherney AH, Pernoll ML. Postpartum hemorrhage & the abnormal puerperium.

In: Current obstetrics & gynecologic diagnosis & treatment. 8th edition,

Connecticut: Appleton & Lange; 581-582

20.Donald I. Inversion of the uterus. In: Practical obstetric problems. 4th edition,

London: Lloyd-Luke, 1974; 731-738

21. Rocconi R, Huh WK, Chiang S. Postmenopausal uterine inversion associated with

endometrial polyps. Obstet Gynecol 2003; 102: 521-523

22. Takano K, Ichikawa Y, Tsunoda, Nishida M. Uterine inversion caused by uterine

sarcoma: A case report. Japanese Journal of Clinical Oncology 2001; 31: 39-42

23. Shah-Hosseini R, Evrard JR. Puerperal uterine inversion. Obstet Gynecol 1989; 73:

567-570

24. Poma PA. Recognizing postpartum uterine inversion. Contemporary OB/GYN

1996; 1-8

25. Miras TC, Collet F, Seffert P. Acute puerperal uterine inversion: two cases. J

Gynecol Obstet Biol Reprod 2002; 31: 668-671

26. Supono. Ilmu kebidanan. Edisi pertama. Bagian Obstetri & Ginekologi RSU/FK 

UNSRI, 1984; 293-295

18

Page 19: Inversio Uteri

5/10/2018 Inversio Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/inversio-uteri-55a0c055bccae 19/19

27. Morini A, Angelini R, Giardini G. Acute puerperal uterine inversion: a report of 3

cases and an analysis of 358 cases in the literature. Minerva Gynecol 1994; 46:

115-127

28. Abdul MA. Acute complete puerperal inversion of the uterus following twin birth:

case report. East Afr Med J 1999; 76: 656-657

29. Studzinski Z, Branicka D. Acute complete uterine inversion: case report. Ginekol

Pol 2001; 72: 881-884

30. Sakala. The puerpurium. In: Obstetric and gynecology. Maryland: Williams and

Wilkins, 1997: 195-198

31. Romo MS, Grimes DA, Strassle PO. Infarction of the uterus from subacute

incomplete inversion. Am J Obstet Gynecol 1992; 166: 878-879

32. Catanzarite VA, Moffitt KD, Baker ML, Awadalla SG, Argubright KF, Perkins RP.

 New approaches to the management of acute puerperal uterine inversion. Obstet

Gynecol 1986; 68: 7s

33. Wiknjosastro H, Saifuddin BA, Rachimhadhi T. Ilmu bedah kebidanan. Edisi

 pertama, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1996; 195-6

34. Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Edisi kedua, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, 1997; 442-7

35. Watson P, Besch N, Bowes WA. Management of acute and subacute puerperal

inversion of uterus. Obstet Gynecol 1980; 55: 12

36. Word HR. O’Sullivan;s hydrostatic reduction of an inverted uterus sonar sequence

recorded. Oltrasound Obstet Gynecol 1998; 12: 283-286

19