INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …
Transcript of INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …
Belida, Volume 3, Desember 2019
36
INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING ANGKAT (TANGKUL) DI PERAIRAN KANAL SEPUCUK KELURAHAN KUTARAYA
KECAMATAN KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
Ria Fahleny, Uning Meidiasari
Jln. Letnan Muchtar Saleh No. 1 (Eks Kantor Bupati OKI) Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan
Telp./Faks: 0712-323151Surel: [email protected]
ABSTRACT
This study aims were to identified the types of fish caught by using lift
nets(tangkul) in the waters of the Canal area of Sepucuk and to measured of
several supporting parameters, consisting of depth, temperature, brightness and
pH. This research was conducted in several stages consisting of determining the
location of sampling, preparation and implementation of research. Sampling was
carried out at three stations. The first station, the samples obtained were 65 of
fish, the second station were 130 of fish, and the third station there were 187 of
fish. The fish species found at the first station were dominated by Clarias
batrachus species, the second station was dominated by Helostoma teminckii and
the third station was dominated by the Clarias batrachus. Based on field
measurements on the three stations, the average depth in the Canal area of
Sepucuk was ranged from 4-5 cm, the average of temperatures showed that
310C, while the averages of the brightness was 25 cm, and the average of pH
was 5.
Keywords:Fishermen’s catches, Lift Nets,Canal Area ofSepucukKayuagung, Ogan
KomeringIlir.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis ikan yang tertangkap
dengan menggunakan alat tangkap tangkul di perairan Kanal Sepucuk dan untuk
mengukur beberapa parameter pendukung yang terdiri atas kedalaman, suhu,
kecerahan dan pH. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yang terdiri
atas penentuan lokasi pengambilan sampel, persiapan dan pelaksanaan
penelitian. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga stasiun. pada stasiun
pertama, sampel yang di dapat berjumlah 65 ekor ikan, stasiun kedua berjumlah
130 ekor, dan di stasiun ke tiga berjumlah 177 ekor ikan. Adapun spesies-spesies
Belida, Volume 3, Desember 2019
37
ikan yang ditemukan dari pada stasiun pertama di dominasi oleh spesies Clarias
batrachus, stasiun kedua didominasi oleh spesies Helostoma teminckii dan
stasiun ketiga di dominasi oleh spesies Clarias batrachus. Berdasarkan
pengukuran lapangan pada ketiga stasiun maka rata-rata kedalaman di perairan
Kanal Sepucuk berkisar antara 4-5 cm, rata-rata suhu menunjukkan 310C, dan
kecerahan di perairan rata-rata 25 cm, sedangkan rata-rata pH 5.
Kata kunci: Hasil tangkapan nelayan, tangkul/jaring angkat, Area kanalSepucuk
Kayuagung,Ogan Komering Ilir
I. PENDAHULUAN
Provinsi Sumatera Selatan mempunyai luas perairan umum sebesar 2,5 juta
hektar. Bagian utama perairan umum di Sumatera Selatan adalah Sungai Musi
dengan sumber air berasal dari pegunungan bukit barisan dan Danau Ranau yang
mengalir ke arah timur melewati kota Palembang dan danau selanjutnya
bermuara di Selat Bangka, daerah tangkapan air DAS Musi mencakup luasan
60.000 km2 membentuk sejumlah anak sungai yang besar meliputi sungai
Komering, sungai Ogan Lematang, sungai Batang dan sungai Kelingi beserta
ratusan sungai kecil.
Kanal merupakan saluran air yang dibuat oleh manusia untuk berbagai
keperluan, umumnya kanal merupakan bagian dari aliran suangai dengan
pelebaran atau pendalaman pada bagian tertentu. Tangkul adalah sejnis jaring
angkat (lift nets) yang dioperasikan dengan tangan. Alat tangkap ini terdiri atas
jaring yang berbentuk persegi yang keempat ujungnya diikat pada dua batang
bambu atau kayu yang dipasang bersilang tegak lurus, ajring ini lalu
digantungkan pada sebatang galah dengan mengaitkan atau mengikatkan titik
persilangan bambu tadi di ujung galah tangkul dioperasikan dengan cara
merendam jaring dalam posisi mendatar di perairan dan kemudian
mengangkatnya setelah beberapa lama didiamkan.
Belida, Volume 3, Desember 2019
38
Tangkul biasanya di bangun khusus untuk menepatkan jaring ini beserta
galah, biasanya tangkul besar ini di operasikan oleh satu sampai tiga orang
nelayan, tangkul atau anco kecil tangkul berukuran kecil yang mudah di bawa
atau dipindahkan dengan jaring yang berukuran kecil. Tangkul ini biasa dipakai
untuk menangkap ini di parit rawa-rawa atau telaga kecil biasanya cukup
dioperasikan oleh satu orang nelayan dalam mengoperasikan tangkul biasanya
digunakan pula serok untuk mengambil ikan-ikan yang terperangkap di tengah-
tengah jaring tangkul.
Inventerisasi adalah untuk mengetahuikeragaman dan contoh spesies dari
daerah tertentu, mempermudah identifikasi ketika ikanyang diperlukan berasal
dari daerah yang jauh maka pengidentifikasian tidak perlu pergi menuju tempat
dimana ikan tersebut berasal. Setiap koleksi ikan dimaksudkan untuk menambah
keragaman ikan yang digunakan untuk keperluan pembuatan laporan. Hal ini
menjadikan inventarisasi sebagai salah satu indikator dalam mengetahui jenis-
jenis ikan, oleh sebab itu dilakukan penelitian mengenai inventarisasi hasil
tangkapan nelayan untuk mendapatkan data inventarisasi hasil tangkapan
nelayan menggunakan alat tangkap tangkul di Kanal Sepucuk Kelurahan
Kutaraya.
II. METODE PENELITIAN
2.1. Tempat dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu di lapangan (lokasi
pengambilan sampel) yang dilaksanakan di Kanal Sepucuk terletak di kelurahan
Kotaraya Kecamatan Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir dan di
Laboratorium Fakultas Perikanan UNISKI Kayuagung. Penelitian ini dilaksanakan
pada Mei 2016 sampai Juni 2016.
2.2. Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini memakai bahan-bahan untuk
mendukung penyelesaian penelitian ini yaitu formalin (10%) dan es batu. Alat
Belida, Volume 3, Desember 2019
39
yang digunakan diantaranya adalah jaring angkat (tangkul), tongkat/bambu,
termometer, kertas pH, baki, ember, kantong plastik, kertas label dan buku
identifikasi.
2.3. Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap.Tahap 1)Penentuan lokasi
penelitian dilakukan dengan menentukan titik pengambilan sampel yaitu terdiri
atas tiga stasiun yang kesemuanya terletak di keluarahan Kotaraya , 2) Persiapan
alat dan bahan, 3) Pengambilan sampel di lapangan (lokasi penelitian),4) Analisis
sampel di laboratorium dan 5) Analisis parameter yang diukur. Paramater yang
diamati adalah kedalaman, suhu, kecerahan dan pH.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ikan hasil tangkapan dengan menggunakan alat tangkap jaring angkat
(tangkul) pada masing-masing stasiun menunjukkan hasil dominansi tangkapan
ikan yang berbeda-beda. Hasil tangkapan pada stasiun I di dominasi spesies ikan
Clarias batrachus, pada stasiun II di dominasi oleh spesies ikan Helostoma
teminckii, sedangkan pada stasiun ke III hasil tangkapan di dominasi oleh spesies
ikan Clarias batrachus.
3.1. Ikan Hasil Tangkapan
Inventarisasi ikan hasil tangkapan pada stasiun I dengan menggunakan alat
tangkap jaring angkat (tangkul) terdiri atas lima spesies ikan yang di dapat.
Spesies tersebut adalah Clarias batrachus, Parachela oxygas, Trichogaster
trichopterus, Trichogaster pectoralis.
Tabel 1.Hasil tangkapan stasiun I
No. Famili Nama Ilmiah Nama Daerah Jumlah
1 Clarias Clarias batrachus Koli 30
2 Cyprinidae Parachela oxygas Lalang 15
Belida, Volume 3, Desember 2019
40
3 Sprirone midae Trichogaster
trichopterus
Sepat Mata
Merah
10
Trichogaster pectoralis. Sepat Siam 10
Total 65
Berdasarkan hasil tangkapan dari stasiun satu total ikan yang didapat
sebanyak 65 ekor ikan ddari lima spesies yang berbeda, dan yang paling banyak
tertangkap adalah ikan Lele. Pada stasiun I ikan hasil tangkapan di dominasi oleh
spesies ikan Lele (Clarias batrachus), hal ini dikarenakan ikan Lele sedang
bermigrasi ke rawa banjiran untuk mencari makan dan memijah,selian itu karena
rawa banjiran/area kanal sebagai daerah pengasuhan maka ikan yang baru
menetas akan menetap sementara di rawa/kanal, setelah itu ketika air rawa
semakin surut, ikan lele akan kembali bermigrasi menuju sungai (Welcomme
2001).
Tabel 2. Ikan hasil tangkapan stasiun II
No Famili Nama Ilmiah Nama Daerah Jumlah
1. Clarias Clarias batrachus Koli 25
2. Cyprinidae Parachela oxygas Lalang 20
3. Anabantidaer Anabas testudineus Betok 20
4. Siluidae Kryptopterus
limpok
Lais Janggut 20
5. Kyprinidae Rasbora
argyrotaemia
Seluang 25
6. Haleostomatidae Helostoma
teminckii
Tambakan
/Tembakang
30
Total 130
Berdasarkan hasil tangkapan ikan pada stasiun II, ikan yang banyak
tertangkap dengan menggunakan jaring angkat (tangkul) adalah spesies ikan
Helostoma teminckii (ikan Tembakang) sebanyak 30 ekor, dibanding ikan-ikan
Belida, Volume 3, Desember 2019
41
yang lain. Dominansi tertangkap ikan Helostoma teminckii pada stasiun II
dikarenakan area kanal (rawa banjiran) juga menyediakan relung habitat yang
lebih besar, hal ini sangat cocok bagi ikan Helostoma teminckii.
Tabel 3. Ikan hasil tangkapan stasiun III
No. Famili Nama Ilmiah Nama daerah Jumlah
1. Clarias Clarias batrachus Koli 50
2. Cyprinidae Parachela oxygas Lalang 20
3. Spriron midae Trichogaster
ttrichopterus
Trichogaster pectoralis
Sepat Mata
Merah
Sepat Siam
20
25
4. Anabantidae Anabas testudineus Betok 10
5. Helostomatidae Helostoma teminckii Tembakang 30
6. Balitoridae Nemachellus
saravacensis
Jeler kecil 1
7. Cyprinidae Rasbora agryrotaenia Seluang 30
8. Ospharonemidae Betta waseri Tempalo Lebak 30
Total 187
Pada stasiun ke III total jumlah hasil tangkapan ikan dengan menggunakan
jaring angkat (tangkul) sebanyak 187 ekor, yang di dominasi oleh spesies ikan
Clarias batrachus (lele) yaitu sebanyak 50 ekor ikan. Perbedaan jumlah hasil
tangkapan ikan dari setiap stasiun dikarenakan setiap stasiun memiliki kondisi
arus yang berbeda-beda. Pada stasiun I arus cukup kencang sehingga jumlah ikan
hasil tangkapan tidak banyak seperti stasiun yang lain.
Faktor yang ddapat mempengaruhi hasil tangkapan ikan oleh nelayan
selain arus tapi ada juga faktor lain yaitu suhu. Suhu mempengaruhi aktifitas
metabolisme, karena itu penyebaran organisme baik di lautan maupun di
perairan tawar dibatasi oleh suhu periran tersebut. Hasil pengukuran diperoleh
suhu perairan pada semua lokasi pengamatan rata-rata 300C – 330C.
Belida, Volume 3, Desember 2019
42
Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan fotosintesis
pada suatu perairan. Hasil pengukuran di lapangan kecerahan di perairan
berkisar antara 22,5 – 29 cm. Nilai kecerahan terendah terdapat pada stasiun
tiga dan dua sampling satu dan dua yaitu 22,5 cm, sedangkan nilai kecerahan
tertinggi terdapat pada stasiun I ulangan ke III yaitu 29 cm, tingginya nilai
kecerahan pada ulangan ke II karena kurangnya aktifitas masyarakat dalam
menangkap ikan, sedangkan pada stasiun III dan II ulangan I dan II memiliki nilai
kecerahan lebih rendah karena padatnya aktifitas masyarakat seperti menangkap
ikan.
Berdasarkan literaturnya perairan yanng sangat disukai oleh biota akuatik
yaitu pada kanal Sepucuk. Untuk pH 5 keanekaragaman plankton dan bentos
sedikit menurun, kelimpahan total, biomasa dan produktivitas tidak mengalami
perubahan (Effendi 2003). Secara umu nilai pH menggambarkan seberapa tingkat
keasamaan suatu perairan.
3.2 Kedalaman
Hasil pengukuran kedalaman di kanal Sepucuk terletak di Kecamatam Kota
kayuagung, Kab. OKI. Hasil Kedalaman ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik nilai kecerahan setiap stasiun pengamatan
Belida, Volume 3, Desember 2019
43
Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diperoleh nilai kedalaman
kanal di Sepucuk berkisar antara 4-5 cm. Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh nilai kedalaman tertinggi pada stasiun 1 ulangan 1, 2, stasiun 3 ulangan
1, umumnya kedalaman tersebut tidak merata atau berbeda-beda. Menurut
Kern (1994) dalam Marsal (2015), berikut ini beberapa klasifikasi membedakan
sungai besar, sungai menengah dan sungai kecil.
3.3. Suhu
Hasil pengukuran suhu udara di kanal Sepucuk terletak di Kecamatan kota
Kayuagung, Kabupaten Ogann Komering Ilir. Hasil suhu ditunjukkan pada Gambar
2.
Gambar 2. Diagram Hasil Suhu Udara
Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, didapatkan nilai suhu air di
kanal Sepucuk Kelurahan Kotaraya terletak di Kecamatan Kota kayuagung
Kabpaten Ogan Komering Ilir dari stasiun satu sampai stasiun tiga, rata-rata suhu
udara menunjukkan rata-rata suhu 31oC, suhu memepengaruhi aktifitas
metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik dilautan maupun
di perairan air tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut, masih tergolong
optimal bagi kehidupan komunitas ikan di perairan tersebut. Menurut Kordi dan
Belida, Volume 3, Desember 2019
44
Tanjung (2007) bahwa kisaran suhu optimal bagi kehidupan ikan di perairan
tropis adalah antara 280C – 320C. Suhu optimum bagi pertumbuhan organisme
akuatik adalah 280C - 300C keadaaan tersebut tidak berpengaruh terhadap
meningkatnya konsumsi oksigen.
Berdasarkan analisis nilai suhu air di perairan Kanal Sepucuk di
kategorikan kurang cocok. Berdasarkan klasifikasi sungai menurut Kern (1994),
maka data hasil pengamatan pengukuran mennunjukkan pperairan tersebut
dalam golongan sungai kecil sampai sungai menengah.
3.4. Kecerahan
Hasil Pengukuran kecerahana di Kanal Sepucuk terletak di Kecamatan
Kota kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir. Hasil kecerahan ditunjukkan pada
Gambar 3.
Hasil pengukuran di lapangan kecerahan di perairan berkisar antara 22,5 -
29 cm. Nilai kecerahan terendah terdapat pada stasiun tiga dan dua yaitu pada
sampling satu dan dua sebesar 22,5 cm, sedangkan nilai kecerhan tertinggi
terdapat padastasiun satu ulangan ke tiga yaitu 29 cm, tingginya nilai kecerahan
pada ulanngan ke tiga karena kurangnya aktifitas masyarakat dalam menangkap
ikan, sedangkanpada stasiun 3 dan 2ulangan 1 dan 2 memiliki nilai kecerahan
lebih rendah karena padatnya aktifitas masyarakat seperti menangkap ikan.
Menurut Jeffries dan Efendi, kecerhan air bergantung pad warna dan
intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam suatu perairan. Cahaya matahri
di dalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi tanaman di dalam air.
Oleh karena itu, daya tembus cahaya ke dalam air sangat menentukan tingkat
kesuburan air.
3.5. pH (Power Hydrogen)
Hasil pengukuran pH di Kanal Sepucuk Kelurahan berkisar antara 5 dari
hasil yang di dapat pada Kanal Sepucuk pada ulangan 1 stasiun 1, 2 dan 3 nilai pH
yang didapat adalah 5 kemudian pada Kanal Sepucuk ulangan 3 pada stasiun 1, 2
Belida, Volume 3, Desember 2019
45
dan 3 nilai pH yang di dapat adalah 5.Meurut Haslam (1995), bahwa pH 5
menunjukkan keanekaragaman plankton dan Bentos sedikit menurun,
kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tidak mengalami
peruabahan.Berdasarkan perauturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16
tahun 2005 tentang peruntukan air dan baku mutu air sungai, kriyaitu 6-9.
Berdasarkan nilai pH untuk kelas 1 dan 3 yaitu 6-9. Berdasarkan nilai pH di
perairan Kanal Sepucuk, tidak memenuhi kriteria baku mutu perairan.
IV. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Maka dapat diambil beberapa
kesimpulan bahwa:
1. Jumlah sampel yang di dapat pada stasiun 1 berjumlah 65 ekor ikan,
sampelberjumlah 130 ekor sedangkan stasiun 3 berjumlah 177 ekor ikan,
jenis-jenis ikan yhang ditemukan di perairan kanal sepucuk tersebut yaitu
Tembakang (Helostoma temmickii), Betok (Anabas testudeneus), Siam
Siam (Trichogaster pectoralis), Sepat mato merah (Trichogaster
trichopterus), Lais (Kryptopterus macrocephalus), Lele (Clarias batrachus),
Jeler Kecil (Nemachelius saravacensis), Tempalo Lebak (Betta waseri),
Seluang (Rasbora argyrotaenia), Lalang (Parachela oxygas).
2. Perairansangatdipengaruhiolehmusim, tergenang air
saatmusimpenghujandankemarau, fluktuasi air
saatmusimpenghujandanmusimkemarauberkisarantara 4-5m.
Hasilpengukurankedalamanselamapenelitian di kanalsepucuk 1-2m
menggambarkankondisiperairanKanalSepucuksedang di
pengaruhiolehmusimkemarau.
3. Hasilpengukuransuhudiperolehsuhu di
perairanpadasemualokasipengamatanberkisarantara 300C. Rata-rata suhu
di perairanKanalSepucuk 310C masihtergolong optimal
bagikehidupankomunitasikandiperairantersebut.
Hasilpengukurankecerahanmenunjukanbahwatingkatkecerahanmenunjuk
Belida, Volume 3, Desember 2019
46
andisetiapstasiunpengamatanberkisarantara 22,5-29 yang
menunjukankisarankecerahan yang
baikuntukkehidupanikandimanasinarmataharidapatmasuksecara optimal,
Berdasarkanliteraturnyaperairan yang sangatdisukaioleh biota
akuatikyaitupadaKanalSepucuk. Untuk pH keanekaragaman plankton
danbentossedikitmenurun.
DAFTAR PUSTAKA Amonymous, 2009.
Trichogasterpectoralis(Online(http://wikipedia.org/web/sepat, diakses 22 maret 2016)
Anonim: https://id.m.wikipedia.org/wiki/definisiIkan Anonim, 2010. Aspek habitat makanandanreproduksiLais (Online)
(http://mahasiswaberbagi.blogspot.com/2010/05/aspek-habitat-makanan-dan-reproduksi, diakses 20 juni 2016).
Agus, Murtidjo, Bambang. 2001. Beberapametodeikan air tawar. Yogyakarta :PenerbitKanisius.
Agustina, Tuti. 2007. IdentifikasidanKlasifikasiJenis-jenisIkan di Sungai KomeringKecamatanBanyuasinProvinsi Sumatera Selatan Palembang. Skripsitidakditerbitkan.
Anggraini, Vita. 2011 TeknikidentifikasibeberapaikanFamiliyCyprinidae di BalaiRisetPerikananPerairanUmum (BRPU), Palembang. Skripsitidakditerbitkan.
Eka, Putra. 2011. Biota DuniaPerairan. (Online) (http:www.zonalaut.com/biologi-laut/riset/ikan-betok-Anabas-testudineus-bloch-1972, diakses 17 Juni 2016)
Farid, Fatkhomi. 2009. EkologiIkan. (Online) (http:wordbiology/worpress.com/2009/01/20/ekologi-ikan, diakses 5 juni 2016).
Jangkaru, Zulkifli.2007. MemeliharaIkan Jakarta: PenerbitPenebarSwadaya. Ma’suf, Abdul. 2012. MengenalIkanGabus. (Online)
http://penyuluhpi.blogspot.com/2012/08/mengenal-ikan-gabusOphiocephalus, diakses 17 juni 2016.
Maurice, Kotelat. BukuIdentifikasiIkan Air Tawar Indonesia Bagian Bart dan Sulawesi.
Marsal. 2015. AnalisisFisika Kimia PerairanSekitarKeramba di Sungai KomeringKecamatanSirahPulau Padang KabupatenOganKomeringIlir. UniskiKayuagung.
Sapuan H. 2013. StrukturKomunitas Plankton di Perairan Sungai KomeringSekitarLokasiPenambanganPasirKelurahanJua-jua, Kayuagung, Sumatera Selatan. UniskiKayuagung
Belida, Volume 3, Desember 2019
47
Rizkisunoki, B. 2016. StrukturKomunitasIkan di DanauTelokoKecamatan Kota KayuagungKabupatenOganKomeringIlir.