Inveksi Virus
-
Upload
aliyah-adek-rahmah -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of Inveksi Virus
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGANGANGGUAN INTEGUMEN
AKIBAT VIRUSI. Pengertian
Penyakit kulit karena virus terdiri atas :
a. Herpes Zorter
b. Herpes simpleks
c. Veruka
d. Varisela
e. Variola
(Pro.dr. Adhi Juwanda, 1999 : 107)
a. Herpez Zorter
Herpez Zorter adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela. Zorter yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan aktivitas virus yang terjadi setelah infeksi primer. (Prof.dr.Adhi Juwanda, 1999:107)b. Herpez Simpleks
Herpes Simpleks adalah penyakit kulit/selaput lendir yang disebabkan oleh virus. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 88)c. Veruka
Veruka adalah hiperplasi epidermis disebabkan oleh human papillona virus tipe tertentu. (Prof.dr.Adhi Juwanda, 1999:109)Veruka adalah hiperlasia epidermis yang disebabkan infeksi virus. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 101)
d. VariselaVarisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
e. Variola
Variola adalah penyakit infeksi virus akut yang disertai keadaan umum yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian, dengan ruang kulit yang monomorf, terutama tersebar di bagian perifer tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 96)
II. Etiologia. Herpez Zoster disebabkan oleh VaricellaZoster Virus (VZV). Infeksiositas virus ini dengan cepat dapat dihancurkan oleh bahan organik, deterjen, enzim preeolitik, panas dan PH tinggi (prof. dr. Marwali Harahap, 2000 : 92)
b. Herpez Simpleks (VHS) disebabkan oleh virus Herpez Simpleks berdasarkan struktur antigeniknya dikenal 2 tipe virus herpes simpleks :1. VHS tipe I
Penyakit kulit/selaput lendir yang ditimbulkan biasanya disebut herpes simpleks saja, atau dengan nama herpes labialis, herpes febrilis. Lesi umumnya dijumpai pada tubuh bagian atas.
2. VHS tipe II
Penyakit ditularkan melalui hubungan seksual lokalisasi lesi umumnya adalah bagian tubuh dibawah pasar, terutama daerah genetaira. Lesi extra genital dapat pula terjadi akibat hubungan sexual orogenital.
(Prof.dr. Marwali Harapap, 2000 :88)
c. Veruka
Virus penyebabnya tergolong dalam virus papiloma (grup papa). Virus DNA dengan karakteristik replikasi terjadi intra nukelar. (Prof.dr.Adhi Juwanda, 1999 : 109)
d. Variola
Penyebab variola adalah virus variolae ada 2 tipe virus yang identik, tetapi menimbulkan 2 tipe virus yang identik, tetapi menimbulkan 2 tipe variola yaitu variola mayor dan variola minor (alastrim). Perbedaan kedua virus itu adalah bahwa penyebab variola mayor bila dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada suhu 38o C. Sedangkan yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah suhu itu. (Prof.dr. Marwali Harahap, 2000: 96)e. Varisela
Penyakit ini disebabkan oleh virus varisela zoster, penanaman virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varisela, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zoster. (Prof. dr. Adhi Juwanda, 1999 : 112)
III. Manifestasi Klinik
a. Herpez Zorter
1. Gejala prodromal sistematik (demam, pusing, malese) maupun gejala prodomal local (nyeri otot tulang, gatal, pegal).
2. Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok, vesikel ini berisi cairan yang jernih kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu) dapat menjadi pustule dan krusta. (Prof. dr. Adhi Juwanda, 199:107).3. Gambaran yang khas pada herpes zoster adalah erupsi yang lokalisata dan hamper selalu unilateral.
Menurut daerah penyerangnya dikenal :
a. Herpes zorter of taimika: menyerang dahi dan sekitar mata
b. Herpes zorter servikali: menyerang pundak dan lengan
c. Herpes zorter torakalis: menyerang dada dan perut
d. Herpes zorter lumbalis: menyerang bokong dan paha.
e. Herpes zorter sakralis: menyerang sekitar anus dan getalia
f. Herpes zorter atikum: menyerang telinga.
(Prof. dr. Marwali Harahap, 2000 : 92)
b. Herpez SimpleksAda 2 bentuk manifestasi klinik berdasarkan pernah tidaknya penderita berkontak dengan virus ini sebelumnya :
1. Belum pernah kontak dengan virus.
Penderita tidak mempunyai imunitas dan akan terjadi infeksi primer yang khas ditandai dengan rasa sakit pada vesikel-vesikel dan erosi pada kulit dan selaput lendir yang terkena. Infeksi primer ini berlangsung 2 6 minggu hingga terjadi penyembuhan secara spontan.
2. Sudah pernah kontak dengan virus.
Penderita akan mengalami infeksi kambuhan (rekuren) lesi pada infeksi tumbuhan ini lebih kecil dan lebih sedikit tidak begitu terasa sakit dan hanya berlangsung 5-7 hari.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kekambuhan antara lain :
a. Keletihan fisik
b. Stress psikis
c. Minuman alcohol
d. Trauma waktu koltas
(Prof. dr. Marwali Harahap, 2000 : 89)
c. Veruka Klasifikasi Verlika1. Veruka vulgaris
Kulit ini terutama terdapat pada anak, tetapi terdapat pada dewasa dan orang tua. Tempat predileksinya terutama diekstremitas bagian ekstensor. Penyebarannya dapat kebagian lain tubuh termasuk mukosa mulut dan hidung.
2. Veruka planajuvenilis
Penyebarannya kutil ini terutama di daerah muka dan leher, doimus manus dan pedis, pergelangan tangan, serta lutut. Kutil ini terdapat pada anak dan usia muda, dapat ditemukan juga pada orang tua.
3. Veruka Piantaris
Kutil ini terdapat di telapak kaki terutama di daerah yang mengalami tekanan. Bentuknya berupa cincin yang keras dengan di tengah agak lunak dan berwarna kekuning-kuningan. Permukaannya lain karena gesekan menimbulkan rasa nyeri waktu berjalan.
4. Veruka Akuminatum.
(Prof. dr. Adhi Djuwanda, 1999 : 109-110)
d. Varisela1. Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari.
2. Didahului stadium prodromal yang ditandai :
a. Demam
b. Malaise
c. Sakit kepala
d. Anoreksia
e. Sakit punggung
f. Batuk kering
g. Sore throat yang berlangsung 1-3 hari.
3. Stadium : erupsi yang ditandai dengan terbentuknya verikula yang khas, seperti tetesan embun (teardrops) vesikula akan berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi kusta, sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
4. Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar secara satrifugal ke muka dan ekstremitas.
(Prof.dr. Marwali Harahap, 2000 : 94 95 )
e. Variola
Masa tunas 10-14 hari terdapat 4 stadium :
1. Stadium prodromal/invasi ditandai dengan :
a. Suhu tubuh naik (40oC)
b. Nyeri kepala
c. Nyeri tulang
d. Sedih dan gelisah
e. Lemas
f. Muntah-muntah
2. Stadium macula popular /erupsi
Suhu tubuh kembali nomal, tetapi timbul makula-makula eritematosa dengan cepat akan berubah menjadi papula-papula terutama dimuka dan ektremitas (termasuk telapak tangan dan kaki) dan timbul lesi baru.
3. Stadium vesikula pusfulosa / supurasi
Dalam waktu 5 10 hari timbul vesikula-vesikula yang cepat berubah menjadi pustule. Pada saat ini suatu tubuh akan meningkat dan lesi-lesinya akan mengalami umblikasi.4. Stadium resolusiBerlangsung dalam 2 minggu, stadium ini dibagi menjadi 3 :
a. Stadium krustasi
Suhu tubuh mulai menurun, pustule-pustula mengering menjadi krusta.
b. Stadium dekrustasi
Krusta-krusta mengelupas, meninggalkan bekas sebagai sifakriks atrofi. Kadang-kadang ada rasa gatal dan stadium ini masih menular.
c. Stadium rekon valensensi.
Lesi-lesi menyembuh, semua krusta rontok, suhu tubuh kembali normal, penderita betul-betul sembuh dan tidak menularkan penyakit lagi.
(Prof. dr. Marwali Harahap, 2000 : 97)
IV. PatofisiologiHerpez zoster disebabkan oleh varicello zoster (VZV). Selama terjadinya infeksi varisela, VZV meninggalkan lesi dikulit dan permukaan mukosa ke ujung serabut saraf sensorik. Kemudian secara sentripetal virus ini dibawa melalui serabut saraf sensorik. Dalam ganglion ini, virus memasuki masa laten dan disini tidak infeksios dan tidak mengadakan multiplikasi lagi, namun tidak berarti ia kehilangan daya infeksinya.
Bila daya tahan tubuh penderita mengalami manurun, akan terjadi reaktivasi virus. Virus mengalami multiplikasi dan menyebar di dalam ganglion. Ini menyebabkan nekrosis pada saraf serta menjadi inflamasi yang berat dan biasanya disertai nevralgia yang hebat.VZV yang infeksius ini mengikuti serabut saraf sensorik/sehingga terjadi neuritis. Neuritis ini berakhir pada ujung serabut saraf sensorik dikulit dengan gambaran erupsi yang khas untuk erupsi horpes zoster.
1. Neurologi pasca herfetike
Rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan neuralgia ini dapat berlangsung berbulan-bulan sampai beberapa tahun.
2. Infeksi sekunder
Oleh bakteri akan menyebabkan terhambatnya penyembuhan dan akan meninggalkan bekas sebagai sikatritis.
3. Pada sebagian kecil penderita dapat terjadi paralysis motorik, terutama bila virus juga menyerang ganglion anterior bagian motorik kranialis. Terjadi biasanya 2 minggu setelah timbul erupsi.
(Prof. dr. Marwali Harahap, 2000 :93)
V. Pathway
Prof. Marwali Harahap, 2000 : 93
Suzanne & Branda, 2001 : 1865
VI. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sedian apus secara tzanck
Membantu menegakkan diagnosa dengan menemukan sel detia berinti banyak.
2. Pemeriksaan cairan vesicular atau material bropsi dengan mikroskop elektron.
3. Tes serologicVII. Penatalaksanaan1. Nyeri diberikan analgetik
2. Terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotic
3. Defisiensi imunitas diberikan antiviral/imunostrimulator.
4. Sejak lesi muncul dalam 3 hari pertama diberikan asiklovir.
5. Untuk mencegah fibrosis ganglion diberikan kortikosteroid.
6. Pengobatan tropical tergantung pada stadium, pada 5 stadium besikal diberikan bedak untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infekel sekunder.
(Arif Mansjoer, 2000 : 129)
VIII. Kompliksi1. Neuralgia pasca herpetic dapat timbul pada umur di atas 40 tahun.2. Dapat terjadi komplikasi antara lain : ptosis paralitik, kreatitis, skleritis, konoretinitis dan neuritis optik.3. Infeksi juga dapat menjalar ke alat dalam, misalnya paru, hepar dan otak.(Prof. dr. Adhi Juanda, 1999 : 109)
IX. Fokus Pengkajian1. Aktivitas / IstirahatTanda : penurunan kekuatan tahanan
2. Integritas ego
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, kekuatan, kecacatan.
Tanda :ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah.
3. Makan/cairan
Tanda :anorexia, mual/muntah
4. Neuro sensori
Gejala :kesemutan area bebasTanda :perubahan orientasi, afek, perilaku kejang (syok listrik), laserasi corneal, kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan.
5. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :Sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, peruban suhu.
6. Keamanan
Tanda: umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trambus mikrovaskuler pada kulit.
X. Fokus Intervensi1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi zoster.
Tujuan : integritas kulit teratasi
Kriteria hasil: mewujudkan regenaris jaringan
Intervensi :
a. Antisipasi dan gunakan tindakan pencegahan resiko keruysakan kulit.
b. Kaji nutrisi
c. Kaji permukaan kulit dan daerah-daerah yang menonjol secara rutin.
d. Bantu penggunaan topikal.
2. Perubahan ketidaknyamanan berhubungan dengan erupsi kulit.
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil: mengungkapkan peningkatan rasa nyaman.
Intervensi :
a. Berikan tempat tidur yang nyaman
b. Instruksikan tindakan relaksasi
c. Kurangi kebisingan
d. Bantu dalam mengubah posisi.
3. Suhu tubuh meningkat berhubungan dengan infeksi.Tujuan : suhu tubuh stabil
Kriteria hasil:
a. Mendemonstrasikan suhu tubuh dalam batas normal
b. Tidak mengalami komplikasi
Intervensi :
a. Pantau suhu tubuh pasien
b. Berikan kompres hangat
c. Berikan anti piretik
d. Berikan anti biotik
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
Tujuan : toleransi aktivitas terpenuhi
Kriteria hasil:
a. Pasien berpartisipasi dalam aktivitasb. Mempertahankan kekuatan dan fungsi bagian-bagian tubuh.
Intervensi :
a. Kaji segala nyeri
b. Catat respon pasien untuk mengubah kemampuan
c. Rencanakan aktivitas dengan periode istirahat adekuat sesuai kebutuhan.5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenai sumber informasi.Tujuan : pasien tahu tentang penyakitnya
Kriteria hasil:
a. Menyatakan pemahaman kondisi dan pengobatannya
b. Melakukan perubahan pola hidup
Intervensi :
a. Memberikan penjelasan kepada pasien
b. Diskusi perawatan kulit
c. Identifikasi sumber komunikasi
d. Kaji sumber yang tepat untuk perawatan pasien rawat jalan.
Daftar PustakaHarahap, Marwali.2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates: Jakarta.
Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta
Smeitzer, Suzanne C.2001. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner & Suddarth. EGC: Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN INTEGUMEN
AKIBAT VIRUS
Disusun oleh :
1. Lia( 2006. 022)
2. Lingga( 2006.023)
3. Lusi( 2006.024)
4. Martina( 2006.025)
5. Misra( 2006.026)
6. Nita( 2006.027)
7. Novi( 2006.028)
8. Putri( 2006.029)
9. Qonita( 2006.030)
10. Rendy( 2006.031)
AKADEMI KEPERAWATAN MAMBAUL ULUM
SURAKARTA
2008
Herpes Zoster
Varicela Zoster Virus
(VZV)
Serabut Saraf Sensorik
Daya tahan tubuh menurun
Reaktivasi virus
Pandangan ganglion
Saraf sensorik
Imunitas hospes
menurun
Sumsum tulang belakang dan batang otak
Infeksi sel epiteliai
Neuritus
Virus bermultiplikasi
Menuju kulit
Lesi zoster
Erupsi kulit
Suhu tubuh meningkat
Suhu tubuh meningkat
Perubahan ketidaknyamanan
Nyeri
Intoleransi Aktivitas