Invaginasi retro aai copy
-
Upload
azis-aimaduddin -
Category
Health & Medicine
-
view
204 -
download
3
Transcript of Invaginasi retro aai copy
Profil Invaginasi Anakdi RSUD dr. Moewardiperiode Januari 2014 - Juni 2015
Penelitian Deskriptif Retrospektif
Azis Aimaduddin. AI
Pembimbing
Dr. Suwardi, SpB, SpBA
Pendahuluan
Definisi
• Invaginasi masuknya segmen proksismal dari usus (Intussusceptum) ke dalam segmen usus yang lebih distal (Intussuscepien) dengan membawa serta mesenterium yang berhubungan. ( ascraft,2010 )
• Segmen proximal atau Intussusceptum adalah bagian yang menyempit karena peristaltik dan dibawa oleh kontraksi otot polos yang progresif ke dalam segmen distal.
• 80-90% merupakan idiopatik ( jefry, 2001)
Epidemiologi• 80-90% dari kasus obstruksi usus pada anak .
• Insidensi usia 3 bulan – 3 tahun . Puncak insiden usia 5 – 10 bulan.
• Sering terjadi pada anak yang sehat dengan status gizi yang baik.
• Terdapat riwayat ISPA atau Gastroenteritis ( adenovirus/rotavirus )
Ascraft, Pediatric Surgery 8 edition, 2010
Tinjauan Pustaka
Leading point ( 10 % )Meckel’s diverticulum.Polyp.Enterogeneous cyst.Ectopic pancreas.Purpura
Idiopatik (90%)edema mucosa hypertropic payeri
Etiologi
Faktor resiko
Chandrawati, Invaginasi ,Journal Santina Medina 2010
Patofisiologi
Grossfield, Pediatric surgery 6 edition, 2006
KLASIFIKASI
1. IleoCaecalis
2. KoloColica
3. Ileoileal
4. IleoColica
Grossfield, Pediatric surgery 6 edition, 2006
Penemuan klinis tergantung dari lamanya invaginasi :
Umumnya bayi keadaan sehat, gizi baik, ada riwayat diare atau ISPA
Bayi tiba-tiba menangis seperti menahan sakit untuk beberapa menit
kemudian diam, tidur kembali
Sering disertai muntah berupa makanan yang masuk
Trias Invaginasi :
Crampy sign
Massa
BAB lendir darah ( red
recurent jelly )
DIAGNOSA
7Ascraft, Pediatric Surgery 8 edition, 2010
Foto Polos Abdomen
Waag, Intuseption on Pediatric Surgery 2006
USG
Ascraft, Pediatric Surgery 8 edition, 2010
Perm Puri 2006
TATA LAKSANA :
Puasa Rehidrasi Dekompresi pasang NGT Antibiotik
10
Perm Puri 2006
Terapi
Non Operatif
Reduksi hidrostatik ( barium enema), Reduksi pnematik (udara)
Kontra indikasi peritonitis, sepsis, curiga usus nekrosis ( lebih 72
jam),ada obstruksi mekanik total
Berhasil bila setelah rektal tube ditarik dari anus,barium keluar
disertai feses dan udara menyemprot dan pada fluoroskopi tampak refluk
barium ke ileum, masa menghilang
Operatif
Bila ada peritonitis, syok, gagal reduksi radiologis
Therapi
Non operatif ( Reduksi hidrostatik , reduksi pneumatik )
Syarat : Kondisi pasien sudah stabil
Decompresi dan rehidrasi sudah dilakukan
Antibiotik sudah diberikan
Ruangan op dan team sudah siap
Kontra indikasi : Peritonitis, sepsis, curiga usus
nekrosis ( lebih 72 jam),ada obstruksi mekanik
total,intussuseptum sampai rectum
Reduksi dilakukan dengan monitor fluoroscopic atau USG
11
Perm Puri 2006
Terapi
Non Operatif
Reduksi hidrostatik ( barium enema), Reduksi pnematik (udara)
Kontra indikasi peritonitis, sepsis, curiga usus nekrosis ( lebih 72 jam),ada
obstruksi mekanik total
Berhasil bila setelah rektal tube ditarik dari anus,barium keluar disertai
feses dan udara menyemprot dan pada fluoroskopi tampak refluk barium ke
ileum, masa menghilang
Operatif
Bila ada peritonitis, syok, gagal reduksi radiologis
Operatif
Bila ada peritonitis, syok, gagal reduksi radiologis
Laparotomi
Insisi transversal supra umbilikal
reposisi manual dengan milking
Intussuseptum jangan ditarik dari intususipien
12
KOMPLIKASI
Perforasi setelah reduksi
Cedera usus saat manipulasi
Luka operasi infeksi, dehisiensi
Rekurensi
± 5% pada reduksi hidrostatik, 2% pada pembedahan
Penyebab : diagnosa yang salah, resusitasi tidak
adekuat, sepsis yang tidak teratasi
MORTALITAS
13
Material dan Metode
• retrospektif deskriptif Jenis
penelitian
• periode Januari 2014 sampai Desember2015Waktu
• RSDMTempat
• Semua pasien anak dengan invaginasi diRSUD dr. Moewardi Surakarta tahun 2014-2015.
Populasipenelitian
Hasil
Selama periode Januari 2014 sampaiDesember 2015 didapatkan 19 pasien dengan invaginasi anak.
Distribusi berdasarkan jenis kelamin• Didapatkan 19 pasien, 8 pasien berjenis kelamin perempuan
(42%) dan 11 pasien berjenis kelamin laki-laki (58%).
0
5
10
15
Jumlah
118
laki - Laki
perempuan
Distribusi jenis kelamin
Distribusi Jenis Kelamin dan Kelompok UsiaUsia terbanyak terjadi nya invaginasi 6-8 bulan ( 42 %), usia termuda 4-5 bulan ( 10 % ) , usia tertua > 15 bulan ( 26 % )
Distribusi jenis kelamin dan kelompok usia
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
< 3 bulan 3-5 bulan 6-8 bulan 9-11 bulan 12-14 bulan > 15 bulan
Distribusi Keluhan utama
Berak lendir darah58%
Diare5%
Muntah10%
Kembung16%
Nyeri Perut11%
Keluhan Utama
Distribusi Faktor ResikoRiwayat pemberian makanan tambahan pada penderita invaginasi sebanyak 5.26 %, riwayat menderita ISPA sebelumnya 15.78 %, Riwayat diare sebanyak 21.05 %, dan riwayat pemijatan pada daerah perut sebanyak 5.26 %
Distribusi faktor resiko
Faktor Resiko Jumlah
%
Riwayat pemberian makanantambahan < 6 bln
1 5.26%
Riwayat ISPA 3 15.78%
Riwayat Diare 4 21.05%
Riwayat dipijat 1 5.26%
Distribusi Jenis Operasi
Operasi % Jumlah
Laparotomi + milking 78.94% 15
Laparotomi + milking + reseksi anastomose 10.53% 2
Laparotomi +milking + reseksi anastomose + Stoma 10.53% 2
Distribusi Lokasi Invaginasi
Ileocolica Ileocaecal Ileoileal
11
5
3
57.89% 26.31% 15.78%
Jumlah %
Lama perawatan
0
2
4
6
8
10
12
14
< 5 hari 5 s/d 10 hari 11 s/d 15hari
> 15 hari
3
13
3
015.78% 68.42% 15.78% 0.00%
Jumlah
%
Hasil Akhir
94.73%
5.26%
Hasil Akhir
BLPL Membaik
Meninggal
DISKUSI• Insidensi invaginasi 3 bulan sampai 36 bulan.
Puncak insidennya sering ditemukan pada usia4 sampai 9 bulan. Biasanya jarang pada bayiyang berusia kurang dari 3 bulan.
• Dari Penelitian Lamiya,2013 didapatkan 250 kasus ,terjadi pada antara 4 – 9 bulan ( 76 %) , dengan perbandingan laki-laki : perempuan sebanyak 58 % ( 1,8 : 1 ).
Lamiya, Samad , 2013, Intussuception among infant in the UK and Republic of reland:Apre-rotavirus vaccine prospective surveillance study, Original Article in Elsevier Journal of Pediatric
Penyebab terjadinya intususepsi sebagian besartidak diketahui. 80-90% merupakan idiopatik. 20% dari kasus intususepsi timbul setelah infeksiadenovirus , rotavirus (infeksi pernafasan bagianatas, gastroenteritis) yang menimbulkanpembesaran dari jaringan limfoid pada ileum.
Ignacio, Romeo, 2009 .
Leading point ( 10 % )Meckel’s diverticulum.Polyp.Enterogeneous cyst.Ectopic pancreas.Purpura
Idiopatik (90%)edema mucosa hypertropic payeri
Etiologi
• Trias klasik dari invaginasi yaitu crampy abdominal sign, teraba massa di abdomen, Berak lendir darah . Umumnya bayi dalam keadaan sehat dan memiliki gizi yang baik.
.
Bines,J.E, Ivanoff,B. 2002. Acute Intussuception in Infants and Children: Incidence, Clinical Presentation and Management: A Global Perspective. WHO
Pasien invaginasi anak di RSDM sebagianbesar merupakan rujukan dari bagian dan dariRumah sakit lain sehingga penegakaninvaginasi terlambat dan sudah terjadikomplikasi.
• Lokasi invaginasi yang terbanyak diketemukanadalah ileocolica,ileocaecal dan ileoileal . Invaginasi idiopatic paling banyak ditemukanpada ileocolica.
Ignacio, Romeo, 2009 . Intussuception in Ascraft Pediatric Surgery fifth edition , Saunders
• Penatalaksanaan penderita invaginasi anak diseluruhnya dilakukan operasi, dikarenakan padasaat datang pasien dalam kondisi umum yang buruk, dehidrasi dan datang lebih dari 72 jam .
• Penatalaksaan secara non operatif ( reduksibarium / reduksi hidrostatik ) bisa dilakukanapabila kondisi pasien stabil dan belum terdapatkomplikasi.
Vinb T. Lan, 2000, Intussusception in Pediatric Surgery ,Landes Bioscience
TERIMA KASIH