Interaksi Sosial

26
Ayu Puspita Sari Psychology UIN SA SBY 2K11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut interaksi social, yang juga menjadi objek studi dari cabang psikologi yang dinamakan Psikologi Sosial Dalam makalah ini, kami akan membahas lebih mendalam tentang Interaksi antara Individu dan Kelompok. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud Interaksi sosial, mencakup definisi, teori, macam-macam, dan pola? 2. Bagaimanakah perilaku sosial individu dalam kelompok? 3. Apa saja yang masuk dalam keterampilan komunikasi interpersonal beserta faktornya? 1

description

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut interaksi social, yang juga menjadi objek studi dari cabang psikologi yang dinamakan Psikologi SosialDalam makalah ini, kami akan membahas lebih mendalam tentang Interaksi antara Individu dan Kelompok.B. Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud Interaksi sosial, mencakup definisi, teori, macam-macam, dan pola?2. Bagaimanakah perilaku sosial individu dalam kelompok?3. Apa saja yang masuk dalam keterampilan komunikasi interpersonal beserta faktornya?

Transcript of Interaksi Sosial

Ayu Puspita SariPsychology UIN SA SBY 2K11

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut interaksi social, yang juga menjadi objek studi dari cabang psikologi yang dinamakan Psikologi SosialDalam makalah ini, kami akan membahas lebih mendalam tentang Interaksi antara Individu dan Kelompok.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud Interaksi sosial, mencakup definisi, teori, macam-macam, dan pola?2. Bagaimanakah perilaku sosial individu dalam kelompok?3. Apa saja yang masuk dalam keterampilan komunikasi interpersonal beserta faktornya?

BAB IIPEMBAHASAN

A. Interaksi Sosial

Teori dan PengertianBerbincang tentang interaksi social, sebenarnya kita membicarakan sesuatu yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia. Sebagai zoon politicon manusia tidak dapat menyendiri dalam kehidupannya. Manusia mesti mengadakan interaksi dengan manusia lain, dengan lingkungannya. Berkaitan dengan interaksi ini, terdapat beberapa teori yang penting dikemukakan untuk menjelaskannya. 1. Teori yang berorientasi pada reinforcement.Salah satu teori yang berorientasi pada teori reinforcement adalah teori interdependensi. Karena teori ini berorientasi reinforcement, maka dalam interaksi seseorang akan selalu dilihat dari sudut reinforcement. Dalam teori ini selalu dipandang dari segi untung rugi. Kalau dalam interaksiitu reward lebih besar, maka interaksi itu merupakan interaksi yang menyenangkan, demikian sebaliknya.

2. Teori yang berorientasi psikoanalisisTeori yang berorientasi pada psikoanalisis, misalnya, disebut fundamental interpersonal relations orientation (FIRO). Teori yang dikemukakan oleh Schutz ini menjelaskan bahwa orang mengorientasikan dirinya kepada orang lain dengan cara tertentu baik berupa keikutsertaan (inclution), control (control), dan afeksi (afection).

3. Teori yang berorientasi kognisiTeori yang berorientasi kognisi misalnya teori interaksi yang dikenal P-O-X yang dipaparkan Heider. Dalam hal interaksi terdapat dua macam relasi, yaitu Unit Relation (UR) dan Sentiment Relation (SR). UR terjadi jika dua orang atau lebih membentuk suatu kesatuan, sedangkan SR merupakan hubungan yang berdasarkan atas perasaan senang atau tidak senang. (Walgito,t.t. :14-22)Setelah dijelaskan beberapa teori tentang interaksi sebagaimana dipaparkan di atas, berikutnya akan diuraikan apa yang dimaksud dengan interaksi social.Banyak ahli yang memberikan uraiannya berkaitan dengan definisi interaksi social. Walgito misalnya, mendefinisikan interaksi social sebagai hubungan antara individu satu dengan individu lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang bersifat timbal balik (Walgito, 2001: 65). Walgito dalam hal ini menjelaskan bahwa hubungan tersebut dapat berupa hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.Senada dengan Walgito, Bonner, sebagaimana dikutip Gerungan (2000:57), menjelaskan bahwa interaksi social adalah suatu relasi antara dua atau lebih individu manusia, di mana individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki individu yang lain, atau sebaliknya. Rumusan ini dengan tepat menggambarkan kelangsungan timbal balik interaksi social antara dua atau lebih manusia.Interaksi sosial, dengan demikian, dapat dijelaskan sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, ataupun suatu kelompok dengan kelompok lain di mana dalam hubungan tersebut dapat mengubah, mempengaruhi, memperbaiki antara satu individu terhadap individu lainnya.[footnoteRef:2] [2: Siti Mahmudah. 2011. Psikologi Sosial]

Interaksi antar individu dan kelompoka. Interaksi antar individuYakni suatu kejadian dimana Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan kepada individu lainnya.contoh : orang sedang bercakap-cakap, seorang guru yang memarahi murid yang terlambat.

b. Interaksi antar kelompokYakni interaksi dimana kepentingan individu dalam kelompok merupakan suatu kesatuan, dan berhubungan dengan kelompok lain.contoh : perlombaan sepak bola, tawuran antar kelompok.[footnoteRef:3] [3: http://konsepblackbook.blogspot.com/2012/03/pengertian-interaksi-sosial-berikut.html]

Macam - Macam Interaksi SosialMenurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :1. Antara individu dan individuDalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).2. Interaksi antara individu dan kelompokInteraksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompokInteraksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.[footnoteRef:4] [4: Gerungan, psikologi sosial.(Bandung : Revika Aditama,2002)hal.73]

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial :MenurutSoerjono Soekanto, interaksi sosial terjadi karena terpenuhinya 2 syarat, yaitu:a. Kontak sosialKontak sosial adalah gejala sosial dimana mereka berhubungan, bertatap muka antara dua individu atau kelompok. contoh : orang berhadapan.

b. KomunikasiKomunikasi adalah penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain sehingga terjadi pengertian bersama. Dan hasilnya berupa reaksi.[footnoteRef:5] [5: Soerjono soekanto, sosiologi suotu pengantar,(Jakarta:PT. Raja GravindoPersada,2010)]

Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial :a) Imitasi: proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain. Imitasi bisa membawa dampak positif dan negatif, tergantung dari yang ditiru.b) Identifikasi :upaya yangdilakukan oleh seseorang untukmenjadi sama dengan orang lain yang ditirunya.c) Sugesti :rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan sugesti tersebut menuruti apa yang disugestikannya tanpa berfikir lagi secara kritis dan rasional(bersifat negatif).d) Motivasi :rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan motivasi tersebut menuruti apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab (bersifat positif).e) Simpati :suatu proses kejiwaan, di mana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang, karena sikapnya, penampilannya, wibawanya, atau perbuatannya yang sedemikian rupa.f) Empati:mirip dengan simpati, tapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja tapi dibarengi perasaan yang sangat dalam.[footnoteRef:6] [6: Abu ahmadi,psikologi sosial,(Jakarta : PT. Rineka Cipta) hal. 57-65]

Bentuk - Bentuk Interaksi SosialBerdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu:a. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti : Kerja sama : Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Akomodasi : Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan. Asimilasi : Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran. Akulturasi : Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.b. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti : Persaingan : Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya. Kontravensi : Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik. Konflik : Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.[footnoteRef:7] [7: http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html]

Pola interaksi sosialInteraksi sosial yang terjadi antara individu dan individu, individu dan kelompok, dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu. Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka waktu yang lama, akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan. Adapun ciri-ciri pola interaksi sosial adalah :a. Pola Interaksi Individu dengan IndividuPola interaksi individu dengan individu ditekankan pada aspek-aspek individual, yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi, dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi, dan akibat dari hubungan menjadi tanggung jawabnya. Contohnya, seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang di kaki lima; dua insan sedang berkasih-kasihan; orang-orang bertemu di jalan dan saling menyapa.b. Pola Interaksi Individu dengan KelompokPola ini merupakan bentuk hubungan antara individu dan individu sebagai anggota suatu kelompok yang menggambarkan mekanisme kegiatan kelompoknya. Dalam hal ini, setiap perilaku didasari kepentingan kelompok, diatur dengan tata cara yang ditentukan kelompoknya, dan segala akibat dari hubungan merupakan tanggung jawab bersama. Contohnya, hubungan antara ketua dengan anggotanya pada karang taruna tidak dikatakan sebagai hubungan antarindividu, tetapi hubungan antarindividu dengan kelompok sebab menggambarkan mekanisme kelompoknya.Pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat. Harold Leavitt, menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal, yaitu pola lingkaran, pola huruf X, pola huruf Y, dan pola garis lurus.

Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat demokratis), baik secara vertikal maupun horizontal. Akan tetapi, pola ini sulit dalam menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama. Pola huruf X dan Y ditandai dengan terbatasnya hubungan antaranggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan melalui birokrasi yang kaku, tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan.Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y, yang di dalamnya hubungan antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral. Akan tetapi, pihak yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut, bergantung pada individu-individu yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran. Terbatasnya hubungan antaranggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin, melainkan keterbatasan wawasan setiap anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat. Oleh karena itu, pola garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus.c. Pola Interaksi Kelompok dengan KelompokHubungan ini mempunyai ciri-ciri khusus berdasarkan pola yang tampak. Pola interaksi antarkelompok dapat terjadi karena aspek etnis, ras, dan agama, termasuk juga di dalamnya perbedaan jenis kelamin dan usia, institusi, partai, organisasi, dan lainnya. Misalnya, kehidupan dalam masyarakat yang saling berbaur walaupun mereka berbeda agama, etnis atau ras; rapat antarfraksi di DPR yang membahas tentang RUU.[footnoteRef:8] [8: http://sosiologi.yahubs.com/tag/pola-interaksi-individu-dengan-kelompok/Tag Archives: pola interaksi individu dengan kelompok]

B. Perilaku Sosial Individu dalam Kelompok

Kelompok Primer dan Kelompok SekunderDitinjau dari arti penting kelompok bagi seseorang maka kelompok dapat dibagi menjadi kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah berkumpulnya dua orang atau lebih dalam suatu pola hubungan yang bersifat langsung, intim, dan bersifat pribadi. Beberapa contoh dari kelompok primer adalah keluarga, kelompok kerja, kelompok bertetangga rumah susun, atau kelompok bermain anak-anak sebuah Rukun Tetangga.Berbeda dengan kelompok primer, kelompok sekunder adalah jenis kelompok yang ditimbulkan oleh hubungan antara dua orang atau lebih dalam cara-cara yang bersifat tidak langsung, kurang akrab, dan tidak terlalu pribadi. Dalam interaksi antarindividu dalam kelompok sekunder, orang lebih jarang mengenal secara baik orang lain. Contoh-contoh kelompok sekunder adalah komunitas daerah elit perkotaan, lembaga pemerintahan, dan pabrik.

Kelompok Acuan dan Kelompok Keanggotaan

Kelompok acuan (reference group) adalah unit social tempat individu-individu mengidentifikasikan diri. Individu-individu memanfaatkan standar yang berasal dari kelompok acuannya untuk membatasi perilaku dan memberi penilaian terhadap perilaku itu. Kelompok acuan seseorang sangat mungkin untuk tidak sesuai dengan kelompok keanggotaannya. Kelompok keanggotaan (membership group) adalah suatu unit sosial tempat individu-individu secara aktual mengikatkan diri.Sebagai contoh, seorang pegawai negeri pada masa Orde Baru biasanya memiliki kartu anggota sebagai anggota organisasi politik Golongan Karya (kelompok keanggotaan), namun ada orang tertentu yang memiliki simpati dan setuju dengan kebijakan-kebijakan partai lain, seperti pada partai persatuan pembangunan atau Partai Demokrasi Indonesia (kelompok acuan), meskipun secara formalia adlah pegawai negeri sipil yang menjadi anggota Golongan Karya.Kelompok acuan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama adalah memberi kerangka acuan untuk mengarahkan perilaku individu, seperti kepemilikan, identifikasi, dan pengembangan norma dan sikap hidupnya. Fungsi kedua adalah memberikan standar atau tolak perbandingan bagi sesuatu yang dimiliki oleh dirinya sendiri. Individu secara berkelanjutan melakukan penilaian terhadap diri sendiri berhubungan dengan kemenarikan ciri-ciri fisik, kecerdasan, status social, dan status kesehatan. Bila kerangka acuan individu bukan kelompok keanggotaannya, ia akan mengalami perasaan deprivasi relatif.

Berpikir Kelompok

Berpikir kelompok adalah suatu proses pengambilan keputusan yang terjadi dalam suatu kelompok yang memiliki kohesivitas tinggi. Proses pengambilan keputusan itu terjadi dalam kelompok yang memiliki anggota-anggota yang sangat menekankan pada consensus kelompok sehingga kemampuan kritis mereka menjadi terabaikan (Stephan & Stephan, 1990).Dalam kasus penyerangan Teluk Babi yang mengalami kekalahan, simtom pertama adalah isu tentang kekebalan diri (Illusion of invulnerability). Dalam situasi prapenyerangan terlihat bahwa kelompok penasihat presiden sangat percaya diri dengan kebijakan yang dibuat dan kemampuan yang mereka miliki. Karena pengalaman keberhasilan di masa lalu, mereka memandang diri mereka sebagai kelompok yang memiliki imunitas terhadap suatu kegagalan.Simtom kedua adalah stereotip bersama (shared stereotype). Para penasehat Presiden Kennedy menggambarkan presiden Kuba pada masa itu, Fidel Castro, dan orang-orang Kuba pada umumnya secara sempit dan sepihak. Mereka memiliki asumsi bahwa orang-orang komunis adalah orang yang memiliki ciri-ciri bodoh, tidak kapabel, dan lemah, sehingga dengan demikian mereka tidak akan mampu memberikan perlawanan yang seimbang terhadap milisi Kuba pro Amerika Serikat yang dilatih secara khusus oleh badan intelejen Amerika Serikat CIA.Simtom ketiga adalah moralitas. Pada masa itu orang-orang Amerika Serikat pada umumnya, termasuk Presiden Kennedy dan para penasehatnya, merasa diri memiliki kewajiban moral untuk menjadi pahlawan kebenaran yang memiliki tugas memberantas kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang komunis.Simtom keempat adalah rasionalisasi. Presiden Kennedy dan para penasihatnya memiliki argumentasi bahwa invasi ke Kuba merupakan kehendak orang Kuba sendiri untuk membebaskan diri dari kekuasaan yang otoriter. Rasionalisasi itu sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan bahwa pemerintahan Fidel Castro pada masa itu masih mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat Kuba.Simtom kelima adalah ilusi anonimitas. Meskipun terdapat beberapa anggota penasehat yang merasa ragu dengan keberhasilan operasi ini, namun tidak seorang pun dari mereka memiliki keberanian untuk mengungkapkan keraguan tersebut.Simtom keenam adalah tekanan untuk berkompromi terhadap keputusan kelompok. Pada saat pengambilan keputusan itu terdapat tekanan yang tinggi kapada setiap anggota untuk memiliki pendapat yang sama dengan pendapat-pendapat sebagian besar anggota penasihat presiden.Simtom ketujuh adalah terdapatnya gejala swasensor. Di bawah pengaruh kelompok yang sangat kohesif, membuat sebagian besar orang menyensor setiap pendapat berbeda yang muncul dari diri mereka sendiri.Simtom kedelapan adalah usaha-usaha pengawasan mental. Dalam kelompok yang sangat kohesif, satu orang atau lebih memiliki peran yang secara psikologis memelihara suasana tetap bersemangat dengan cara menekan orang-orang yang berbeda pendapat dari kelompok pada umumnya. Pada konteks kasus ini, saudara presiden Robert Kennedy, dapat dipandang sebagai orang yang menempati peran sebagai pengawas mental.

Pengangguran Sosial

Penelitian Bibb Latane pada tahun 1981 (Zanden, 1984) menemukan bahwa apabila orang-orang bekerja dalam suatu kelompok, maka mereka akan bekerja secara kurang maksimal disbanding apabila mereka bekerja secara individual. Gejala-gejala perilaku semacam itu oleh Bibb Latane disebut sebagai pengangguran social atau dalam konteks budaya Indonesia dapat disebut sebagai pengangguran tersembunyi.Sebenarnya bukti awal dari gejala fenomena social ini berawal dari penelitian sejumlah ahli psikologi Jerman pada decade 1920-an. Pada penelitian Bibb Latane dan kawan-kawan gejala ini dibuktikan pada saat sejumlah mahasiswa strata satu diminta untuk membuat kebisingan melalui cara berteriak atau bertepuk tangan secara bersama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa itu hanya menghasilkan dua kali suara bising pada kelompok yang terdiri atas empat orang. Sedangkan apabila mereka mengenakan headphone yang berfungsi sebagai pengontrolumpan balik suara, mereka akan berteriak secara lebih keras lagi bila mereka merasa yakin sedang dalam keadaan sendirian, disbanding bila mereka merasa berada dalam suatu kelompok.Berdasar pada hasil penelitian Latane itu, maka dapat disimpulkan bahwa nampaknya orang kurang suka bekerja dalam kelompok karena mereka merasa kurang mendapat penghargaan yang sesuai dengan usaha kerasnya. Oleh karena itu tidak heran apabila kontribusi mereka menjadi tidak maksimal dalam kerja yang bersifat kelompok dibanding apabila mereka bekerja secara individual.Untuk mengatasi gejala pengangguran social maka diperlukan system ganjaran individual secara sistematik dalam suatu kerja kelompok contoh-contoh system ganjaran individual dalam kerja kelompok adalah dalam bidang olah raga. Dalam sebuah klub bola basket setingkat NBA Amerika Serikat, seorang pemain belakang pun dapat dinilai kontribusi individualnya dalam kompetisi bola basket melalui prestasi melakukan blok, mencuri bola, atau memberi bantuan kepada pemain lain untuk membuat gol ke jarring lawan. Demikian pula seorang pemain tangah dan depan memiliki kriteria-kriteria tertentu bagi kontribusi individualnya terhadap permainan kelompok. Dalam dunia persepakbolaan, seorang pemain belakang kesebelasan nasional Belanda, Jaap Stam, pada sekitar tahun 1998 ditransfer dengan nilai cukup tinggi ke klub besar Manchester United karena prestasi individualnya yang dipandang cukup spektakular pada tim sebelumnya. Fenomena ini menggambarkan bahwa pada decade akhir millennium kedua, bintang sepak bola tidak hanya didominasi oleh pemain depan yang sering memasukkan bola ke jala lawan.[footnoteRef:9] [9: Fattah Hanurawan. 2010. Psikologi Sosial.]

C. Keterampilan berkomunikasi interpersonal

Dalam kaitan pengembangan komunikasi interpersonal, pada intinya pengirim pesan berharap agar si penerima pesan menerima pesan secara lengkap dan menangkap makna yang sama dengan apa yang dibicarakan, oleh karena itu menurut Robert Bolton, dalam bukunya people skill , sebetulnya ada 5 macam kemampuan ataupun ketrampilan yang seharusnya dimiliki seseorang agar proses komunikasi interpersonal yang mereka lakukan dapat berlangsung memuaskan, lima kemampuan itu adalah:1. Kemampuan mendengar dengan baik.Mendengar dengan baik bukanlah sekedar suatu proses fisiologis saja, tetapi juga melibatkan proses psikologis yang kompleks, seperti berusaha memahami, mengintepretai, dan menangkap perasaa-perasaan yang ada dibalik kata-kata yng di ucapkan oleh lawan bicara. Seorang pendengar yang baik mampu mendengar dengan seluruh dirinya. Ia menangkap kata-kata dengan pendengaran, ia juga mencoba memahami apa yang ia dengar, jadi mentalnya pun ikut mendengar, wajahnya memperhatikan mimik muka si pembicara, serta ia juga berusaha menghayati bagaimana perasaan si pembicara.Prinsip yang dikemukakan diatas, disebut juga dengan SOLER Principals, yaitu:S: face the other person SquarelyO: Open posturesL: Lean towardE: keep good Eye contactR: try to be at home, relatively Relaxed positionsSelain itu pendengar yag baik tidak menampilkan sikap meremehkan pembicara, ia menerima orang tersebut sebagaimana adanya. Seorang pendengar yang baik sebaiknya tidak memotong embicaraan lawan bicara. Disamping itu, hindarilah mengambil alih pembicaraan orang lain, karena orang yang sedg berbicara akan merasa terganggu. Meskipun demikian, sebagai pendengar yang baik tentunya seseorang harus bertanya bila ada kata-kata atauun kalimat yang tidak dimengerti 2. Ketrampilan bertingkah laku asertif.Ketrampilan bertingkah laku asertif dalah ketrampilan seseorang untuk mengutarakan perasaan/pendapatnya pada orang lain tanpa menyinggung perasaan lawan bicaranya3. Ketrampilan menyelesaikan konflik.4. Ketrampilan menyelesaikan masalah secara bersama-sama.5. Ketrampilan menyeleksi situasi, sehingga dapat digunakan pesan yang tepat dalam suatu proses komunikasi

Faktor yang mempengaruhi

Dalam melakukan komunikasi interpersonal, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi berkembagnya komunikasi interpersonal tersebut, antara lain:1. Persepsi SosialPersepsi sosial dapat dikatakan sebagai penilaian dan kesadaran individu akan adanya orang lain yan terjadi disekitanya. Selain itu, persepsi sosil dapat juga dikatakan sebagai peniian terhadap penampilan fisik dan ciri-ciri perilaku orang lain. Dalam pembenukan persepsi sosial dari seseorang, ada beberapa faktor yang turut mempegaruhi, antara lain:a. Stereotip, adalah pandangan individu tentang ciri-ciri tingkah laku sekelompok orang tertentu (seperti: kelas, ekonomi, pendidikan, bentuk tubuh, jenis kelamin, dsb.)b. Pandangan diri, pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri ternyata juga berpengaruh terhadap pandangan seseorang terhadap dirinya.c. Situasi dan kondisi yang ada, situasi dan kondisi dimana kit menjumpai seseorang juga memberikan kesan yag berbeda terhadap orang tersebut.d. Ciri-ciri yang ada dalam individu, termasuk didalamnya ciri fisik seseorang jelas sangat mempengaruhi pandangan orang lain terhadap kita, dengan kata lain juga mempengaruhi persepsi sosial orang tsb.2. Daya tarik interpersonalDaya tarik interpersonal menurut Baron dan Byrne merupakan evaluasi positif dan negati erhadap orang lain, beberapa hal yang mempengaruh daya tarik interpretasi antara lain:a. Kesamaan sikap, seseorang cenderung menyukai orang lain yag mempunyai kesamaan sikap dengan dirinya.b. Daya tarik fisik, daya tarik fisik biasanya lebih berpengaruh pada kesan pertama selanjutnya daya tarik ini akan berurang pada pertemuan-pertemuan berikutnyac. Respon afektif terhadap orang lain, perasaan terhadap orang lain ternyata mempunyai kekuatan yang cukup besardaa membantu mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih jauh.3. Sikap dan PrasangkaPrasangka merupakan penilaian terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta atau informsi yang tidak lengkap. Bila seseorang berprasangka maka sebelum orang itu tau benar mengenai sesuatu hal, ia sudah menetapkan pendapatnya mengenai hal tersebut dan berdasarkan pandangannya itu dia menentukan sikapnya.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanInteraksi sosial, dengan demikian, dapat dijelaskan sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, ataupun suatu kelompok dengan kelompok lain di mana dalam hubungan tersebut dapat mengubah, mempengaruhi, memperbaiki antara satu individu terhadap individu lainnya.Ditinjau dari arti penting kelompok bagi seseorang maka kelompok dapat dibagi menjadi kelompok primer dan kelompok sekunder.Kelompok acuan (reference group) adalah unit social tempat individu-individu mengidentifikasikan diri.Kelompok keanggotaan (membership group) adalah suatu unit sosial tempat individu-individu secara aktual mengikatkan diri.Berpikir kelompok adalah suatu proses pengambilan keputusan yang terjadi dalam suatu kelompok yang memiliki kohesivitas tinggi. Pengangguran sosial menggambarkan bahwa apabila orang-orang bekerja dalam suatu kelompok, maka mereka akan bekerja secara kurang maksimal disbanding apabila mereka bekerja secara individual.Dalam kaitan pengembangan komunikasi interpersonal, pada intinya pengirim pesan berharap agar si penerima pesan menerima pesan secara lengkap dan menangkap makna yang sama dengan apa yang dibicarakan

DAFTAR PUSTAKA

Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: ROSDAKARYAMahmudah, Siti. 2011. Psikologi Sosial. Malang: UIN-MALIKIPRESSAdi, R. Isbandi. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jakarta: GrafindoAhmadi, Abu .psikologi sosial,Jakarta : PT. Rineka Cipta,1991.Gerungan, psikologi sosial. Bandung : Revika Aditama,2002. Soekanto, Soerjono. sosiologi suotu pengantar,Jakarta:PT. Raja GravindoPersada,2010http://sosiologi.yahubs.com/tag/pola-interaksi-individu-dengan-kelompok/Tag Archives: pola interaksi individu dengan kelompokhttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.htmlhttp://konsepblackbook.blogspot.com/2012/03/pengertian-interaksi-sosial-berikut.html

1