inter fix 2 - warna.doc
-
Upload
ferdy-fiversmilanholic -
Category
Documents
-
view
87 -
download
1
Transcript of inter fix 2 - warna.doc
MAKALAH EKONOMI INTERNASIONAL
“RICARDIAN MODEL: KEUNGGULAN KOMPARATIF”
Disusun oleh:
Ferdy Suryawijaya 115020100111042
Ahsani T. 115020100111011
Fathia Rizky Ananda 115020100111010
Heni Rahayu W. 115020107111039
Kelas : AD
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………………………. 2
Pendahuluan……………………………………………………………………………….. 3
A. Teori perdagangan modern : Keunggulan Komparatif……………………………… 5
1. Dasar teori Ricardian Model: Keunggulan Komparatif ……………………………….. 51
1.1 Mengapa negara melakukan perdagangan : Keunggulan komparatif …………….. 7
2. Perluasan keunggulan komparatif ke banyak produk dan negara …………………… 8
2.1 Lebih dari dua Produk …………………………………………………………………………………………. 8
2.2 Lebih dari dua Negara …………………………………………………………………………………………. 9
3. Mengubah keunggulan komparatif ………………………………………………………………………….. 11
4. Perdagangan Dengan Kondisi Biaya Konstan ……………………………………………………………. 12
4.1 Teknologi Biaya Konstan ………………………………………………………….. 14
4.2 Penentuan Tingkat Upah Relatif dalam banyak barang ……………………………. 14
4.3 Keuntungan produksi dari spesialisasi ………………………………………………17
5. Bukti Empiris Ricardian Model ……………………………………………………… 18
6. Kelemahan Ricardian Model………………………………………………………….. 21
6.1 Kerancuan tentang keunggulan komparatif………………………………………… 21
B. Artikel……………………………………………………………………………………. 23
C. Kata Kunci………………………………………………………………………………. 26
D. Soal-soal…………………………………………………………………………………. 27
PENDAHULUAN
Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah
mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai pengangguran,
inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan
pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks
perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau
2
pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafikan ukuran-ukuran yang
lain.
David Ricardo (19 April 1772 - 11 September 1823) dalam teorinya menyatakan bahwa
perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. la
berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara
lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah.
Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak
mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam
memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan
komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam
memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia
bertukar kopi dan timah. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan
standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi
barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi. Teori keunggulan komparatif
(theory of komparatif advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo pada
tahun 1817. Teori keungulan komparatif melihat keuntungan atau kerugian dari perdagangan
interaasional dalam perbandingan relatif. Hingga saat ini, teori keunggulan komparatif
merupakan dasar utama yang menjadi alasan negara melakukan perdagangan internasional.
David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian
mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis
barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional yang saling
menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asal negara tersebut melakukan
spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain.
Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antarnegara pada
prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith, namun berbeda pada cara
pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat biaya komparatifnya, bukan perbedaan 3
absolutnya. Jadi, perbedaan antara kedua teori diatas terletak pada biaya mutlak dan biaya relatif
untuk memproduksi barang/jasa.
A. Teori perdagangan modern : Keunggulan Komparatif
1. Dasar teori Ricardian Model: Keunggulan Komparatif
Ricardian model pertama kali diperkenalkan oleh seorang ekonom yang bernama David
Ricardo pada abad kesembilan belas. Model paling sederhana ini menunjukkan bagaimana
perbedaan-perbedaan di antara negara-negara membuka peluang untuk melakukan perdagangan
4
dan memperoleh keuntungan perdagangan. Dalam model ini tenaga kerja merupakan satu-
satunya faktor produksi dan negara-negara berbeda hanya dalam produktivitas tenaga kerja di
industri-industri yang berbeda.
Dalam sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang
mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi
dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi
bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor
pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.
Ricardo merumuskan model yang disederhanakan berdasarkan asumsi sebagai berikut:
1. Dunia terdiri dari dua negara, masing-masing menggunakan satu input untuk
menghasilkan dua komoditas.
2. Di setiap negara, tenaga kerja adalah masukan saja (tenaga kerja teori nilai). Setiap
negara memiliki endowment tetap kerja, dan tenaga kerja sepenuhnya dipekerjakan dan
homogen.
3. Tenaga kerja dapat bergerak bebas antara industri di negara tetapi tidak dapat bergerak di
antara bangsa-bangsa.
4. Tingkat teknologi adalah tetap untuk kedua negara. Bangsa-bangsa yang berbeda dapat
menggunakan teknologi yang berbeda, tapi semua perusahaan dalam setiap bangsa
memanfaatkan metode produksi umum untuk setiap komoditi
5. Biaya tidak bervariasi dengan tingkat produksi dan sebanding dengan jumlah tenaga
kerja yang digunakan.
6. Persaingan Sempurna berlaku di semua pasar. Karena tidak ada satu produser atau
konsumen yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar, Semua pengambil harga. Kualitas
produk tidak bervariasi di antara bangsa-bangsa, yang menyiratkan bahwa semua unit dari
setiap produk identik. Ada akses masuk gratis ke dan keluar dari sebuah industri, dan harga
produk masing-masing sama dengan produk biaya marjinal dari produksi.
5
7. Perdagangan bebas terjadi antara bangsa-bangsa; ada tidak ada hambatan pemerintah
untuk perdagangan.
8. Biaya Transportasi adalah nol. Konsumen dengan demikian akan acuh tak acuh antara
versi yang diproduksi di dalam negeri dan impor produk jika harga domestik dua produk
identik.
9. Perusahaan membuat keputusan produksi dalam upaya untuk memaksimalkan
keuntungan, sedangkan konsumen memaksimalkan kepuasan melalui keputusan konsumsi
mereka.
10. Ada tidak ada ilusi uang; itu adalah, ketika konsumen membuat pilihan konsumsi
mereka dan perusahaan membuat keputusan produksi mereka, mereka memperhitungkan
perilaku untuk semua harga.
11. Perdagangan seimbang (ekspor harus membayar untuk impor), sehingga
mengesampingkan arus uang antara bangsa-bangsa.
Dalam model Ricardian, negara-negara akan mengekspor barang-barang yang tenaga kerjanya
memproduksi dengan relatif lebih efisien dan mengimpor barang-barang yang tenaga kerjanya
memproduksi dengan relatif kurang efisien. Jadi hal ini membuat pola produksi suatu negara
ditentukan oleh keunggulan komparatif. Dimana keunggulan tersebut membantu kita untuk
menganalisis dan memahami bagaimana perbedaan-perbedaan antar negara memberi peluang
bagi terjadinya perdagangan diantara mereka, dan mengapa perdagangan saling menguntungkan
bagi pihak-pihak yang teribat.
1.1 Mengapa negara melakukan perdagangan : Keunggulan komparatif
Saat ini negara-negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama; masing-
masing alasan menyumbangkan keuntungan bagi mereka. Pertama, negara-negara berdagang
6
karena mereka berbeda satu sama lain. Dan kedua, negara-negara berdagang satu sama lain
dengan tujuan mencapai skala ekonomis dalam produksi.
Pada tahun 1817 David Ricardo menerbitkan buku berjudul Priciples of political Economy and
Taxation, yang berisi penjelasan mengenai hukum keunggulan komparatif. Hukum ini
merupakan salah satu hukum perdagangan internasional yang paling penting dan merupakan
hukum ekonomi yang masih belum mendapat tantangan dari berbagai aplikasi dalam praktek.
Dan David Ricardo jelas menunjukkan bahwa keuntungan biaya mutlak tidak dalam kondisi
yang diperlukan untuk kedua negara untuk memperoleh keuntungan dari perdagangan dengan
satu sama lain. Sebaliknya, perdagangan akan menguntungkan kedua negara yang disediakan
hanya jika mereka mempunyai biaya relatif, yaitu rasio biaya riil mereka dalam hal input tenaga
kerja, yang berbeda untuk komoditas dua atau lebih. Singkatnya, perdagangan tergantung pada
perbedaan dalam keunggulan komparatif, dan satu bangsa dapat menguntungkan perdagangan
dengan yang lain meskipun yang sebenarnya mereka mempunyai biaya yang lebih tinggi (atau
lebih rendah) di setiap komoditi.
Menurut Ricardo hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien
dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua
komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan
kedua belah pihak. Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan
mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil dan mengimpor komoditi yang
memiliki kerugian absolut lebih besar. Hukum ini dapat lebih dimengerti dengan tabel berikut.
Amerika Serikat Inggris
Gandum 6 1
Kain 4 2
Dari tabel diatas dapat diketahui, karena pekerja Inggris dapat memproduksi kain setengah kali
dari kain yang diproduksi Amerika, sementara gandum hanya dapat diproduksi seperenam kali
dari yang diproduksi Amerika, maka inggris dikatakan memiliki keunggulan komparatif dalam
kain. Di pihak Amerika Serikat memiliki keunggulan absolut baik dalam memproduksi kain
7
maupun gandum dibanding dengan inggris. Namun karena keunggulan absolut pada gandum
lebih besar (6:1) dibanding kain (4:2), maka Amerika memiliki keunggulan komparatif alam
gandum. Dan menurut keunggulan komparatif, kedua negara tersebut dapat memperoleh
keuntungan jika Amerika Serikat melakukan spesialisasi dalam produksi gandum dan
mengekspor sebagian dari produksi gandum tersebut serta menukarkannya dengan kain dari
Inggris.Perlu diingat bahwa dalam konteks dua negara dan dua komoditi, jika salah satu negara
telah ditetapkan memiliki keunggulan komparatif dalam satu komoditi, maka negara satunya
harus dianggap memiliki keunggulan komparatif dalam komoditi lainnya.
2. Perluasan keunggulan komparatif ke banyak produk dan negara
Dalam diskusi sejauh ini, kita telah menggunakan model perdagangan dalam dua barang yang
diproduksi dan dikonsumsi dan perdagangan yang terbatas kepada dua negara. Pendekatan ini
disederhanakan untuk menganalisis banyak poin penting tentang keunggulan komparatif dan
perdagangan. Tetapi pada dunia nyata perdagangan internasional melibatkan lebih dari dua
produk dan dua negara; masing-masing negara menghasilkan ribuan produk dan perdagangan
dengan negara-negara yang banyak. Untuk bergerak ke arah realisme, diperlukan untuk
memahami bagaimana perbandingan keuntungan fungsi dalam dunia yang memiliki banyak
produk dan banyak negara.
2.1 Lebih dari dua produk
Ketika sejumlah besar barang diproduksi oleh kedua negara, operasi keunggulan
komparatif mengharuskan barang digolongkan pada perbandingan biaya komparatif. Masing-
masing negara pengekspor produk-produk yaitu yang memiliki keunggulan komparatif terbesar.
Sebaliknya, setiap negara pengimpor produk dimana negara tersebut memiliki kerugian
komparatif terbesar. Seperti yang diperlihatkan pada susunan gambar dibawah ini.
8
Sumber: Thomson-International Economic
Pada gambar diatas menggambarkan susunan hipotetis enam produk - bahan kimia,
pesawat jet, komputer, mobil, baja, dan semikonduktor-dalam urutan peringkat keunggulan
komparatif dari Amerika Serikat dan Jepang. Susunan tersebut menyiratkan bahwa bahan kimia
mempunyai biaya terendah di Amerika Serikat biaya relatif terhadap Jepang, sedangkan
keuntungan biaya US di pesawat jet tidak cukup diucapkan. Sebaliknya, Jepang memiliki
keunggulan komparatif yang terbesar dalam semikonduktor. Pengaturan produk ini dengan jelas
menunjukkan bahwa, dengan perdagangan, Amerika serikat akan menghasilkan dan ekspor
bahan kimia dan bahwa Jepang akan memproduksi dan mengekspor semikonduktor. Dengan
adanya lebih dari dua produk disini akan timbul pertanyaan yaitu dimana nantinya titik
perpotongannya antara apa yang akan diekspor dan di impor? Apakah mobil atau komputer?
Ataukah Jepang akan menghasilkan komputer dan Amerika Serikat akan menghasilkan bahan
kimia dan pesawat jet?
Pada dasarnya perpotongan titik tersebut dapat jatuh antara apa diekspor dan apa diimpor
itu tergantung pada kekuatan relatif permintaan internasional untuk berbagai produk. Kekuatan
permintaan dan penawaran akan menentukan titik cutoff /perpotongan antara Amerika Serikat
dan produksi Jepang. Peningkatan permintaan baja dan semikonduktor, misalnya, menyebabkan
kenaikan harga yang bergerak kepada Jepang. Hal ini menyebabkan meningkatnya produksi di
Jepang baja dan industri semikonduktor.
2.2 Lebih dari dua negara
Pada keunggulan komparatif biasanya digambarkan dengan dua negara yang melakukan
perdagangan. Tetapi kali ini kita akan membahas tentang perdagangan internasional dalam
9
kehidupan nyata. Karena pada kenyataannya di dalam dunia nyata tidak hanya antar dua negara
saja tetapai bisa lebih dari dua negara.
Ketika banyak negara yang ingin rmasuk dalam sebuah perdagangan, kita dapat
mencontohkannya sebagai berikut , Amerika Serikat akan menemukan keuntungan untuk masuk
ke dalam hubungan perdagangan multilateral.
Sumber: Thomson-International Economic
Pada gambar tersebut menggambarkan proses perdagangan multilateral untuk Amerika Serikat,
Jepang, dan OPEC. Panah pada gambar menunjukkan arah dari ekspor. Amerika Serikat
mengekspor pesawat jet ke OPEC, Jepang impor minyak dari OPEC, dan Jepang ekspor
semikonduktor ke Amerika Serikat. Dunia nyata perdagangan internasional melibatkan
perdagangan hubungan yang lebih kompleks daripada contoh segitiga ini.
Contoh ini membawa keraguan atas gagasan bahwa keseimbangan bilateral harus berkaitan
dengan dua mitra dagang . Memang, tidak ada lagi alasan untuk berharap bahwa perdagangan
bilateral untuk menyeimbangkan antara bangsa daripada antara individu. Hasilnya dapat
diprediksi bahwa bangsa akan menyadari surplus perdagangan (ekspor barang melebihi impor
barang) dengan perdagangan mitra yang membeli banyak hal yang kita tawarkan dengan biaya
rendah. Juga, bangsa akan menyadari defisit perdagangan (barang impor melebihi ekspor barang)
dengan perdagangan mitra yang murah permintaan barang yang kita impor secara terus menerus.
10
3. Mengubah keunggulan komparatif
Meskipun dari perdagangan internasional dapat mempromosikan keuntungan dinamis
dalam hal peningkatan produktivitas, keunggulan komparatif yang disadari oleh produsen
tertentu yang baik bisa menghilang dari waktu ke waktu ketika pertumbuhan produktivitas jatuh
di belakang pesaing asing. Dalam era pasca Perang II, sebagai contoh, banyak perusahaan
Amerika Serikat baja diproduksi baja di penuaan tanaman di mana produktivitas tertinggal di
belakang perusahaan asing. Ini memberikan kontribusi terhadap perusahaan-perusahaan AS baja
kehilangan pangsa pasar untuk perusahaan asing.
Dalam era pasca Perang II, sebagai contoh, banyak perusahaan Amerika Serikat baja
diproduksi baja di penuaan tanaman di mana produktivitas tertinggal di belakang perusahaan
asing. Ini memberikan kontribusi terhadap perusahaan-perusahaan AS baja kehilangan pangsa
pasar untuk perusahaan asing. Industri lain di AS yang pergi jalan steelwere mesin perkakas dan
elektronik konsumen. Pada 1990-an, pemasok komputer Jepang mulai bersaing secara efektif
dengan US produsen di pasar termasuk printer, floppy-disk drive dan chip memori akses acak
dinamis. Ini adalah terutama mengganggu mereka yang dianggap sebagai komputer yang akan
harta US teknologi dan ciri daya saing AS.
Sumber: Thomson-International Economic
Mari kita lihat bagaimana mengubah keunggulan komparatif berkaitan model
perdagangan. Pada Gambar diatas menggambarkan kurva produksi kemungkinan, untuk
11
komputer dan mobil, Amerika Serikat dan Jepang di bawah kondisi biaya peluang konstan.
Catatan bahwa MRT mobil ke komputer sama awalnya dengan 1.0 untuk Amerika Serikat dan
2.0 untuk Jepang. Amerika Serikat memiliki keunggulan komparatif dalam produksi komputer
dan kerugian komparatif dalam produksi mobil. Karena ini keuntungan produktivitas,
kemungkinan produksi masing-masing negara berputar ke luar dan menjadi datar. Lebih banyak
output sekarang dapat diproduksi di setiap negara dengan jumlah sumber daya yang sama.
Mengacu pada jadwal kemungkinan produksi baru, MRT mobil kekomputer sama dengan 0.67
untuk Amerika Serikat dan 0,5 untuk Jepang. Perbandingan biaya komputer di Jepang dengan
demikian telah jatuh di bawah di Amerika Serikat. Untuk Amerika Serikat, konsekuensi dari
tertinggal pertumbuhan produktivitas adalah bahwa kehilangan keuntungan komparatif dalam
komputer produksi. Tetapi bahkan setelah Jepang mencapai keunggulan komparatif dalam
komputer, Amerika Serikat masih memiliki keunggulan komparatif mobil; perubahan
manufaktur produktivitas dengan demikian mengakibatkan perubahan dalam arah perdagangan.
Pelajaran dari contoh ini adalah bahwa produsen yang jatuh di belakang dalam penelitian dan
pengembangan, teknologi, dan peralatan cenderung untuk menemukan kekurangan daya saing
mereka
Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa semua negara menyadari keunggulan komparatif
dalam beberapa produk atau layanan. Untuk Amerika Serikat, pertumbuhan internasional
persaingan dalam industri seperti baja mungkin membuat mudah untuk melupakan bahwa
Amerika Serikat terus menjadi eksportir utama pesawat, kertas, instrumen, plastik dan bahan
kimia.
4. Perdagangan Dengan Kondisi Biaya Konstan
Dalam situasi tanpa perdagangan, sebuah negara hanya dapat mengkonsumsi komoditi-komoditi
yang diproduksi saja. Sebagai akibatnya, batas kemungkinan produksi negara tersebut juga
menggambarkan batas konsumsinya. Kombinasi bagaimana yang secara aktual dipilih untuk
12
diproduksi dan dikonsumsi akan tergantung pada selera masyarakat, atau pada selera masyarakat,
atau pada sisi permintaan.
Sumber : Krugman,Paul;Obstfeld. 1992. : Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Bagian ini menggambarkan prinsip komparatif Keuntungan di bawah biaya peluang konstan. Meskipun kasus biaya konstan mungkin terbatas relevansi dengan dunia nyata, ia berfungsi sebagai bergunaalat pedagogis untuk menganalisis perdagangan internasional. Diskusi ini berfokus pada dua pertanyaan. Pertama, apa dasar untuk perdagangan dan arah perdagangan? Kedua, apa potensi keuntungan dari perdagangan, untuk satu bangsa dan bagi dunia secara keseluruhan? Mengacu pada Gambar diatas, perhatikan bahwa batas kemungkinan produksi untuk Amerika Serikat dan Kanada yang digambarkan dengan garis lurus. Fakta bahwa batas adalah linear menunjukkan bahwa biaya relatif dari kedua produk tidak berubah sebagai ekonomi bergeser produksinya dari gandum semua untuk semua mobil, atau di mana saja di antara. Untuk Amerika Serikat, biaya relatif mobil adalah 0,5 gantang gandum sebagai perluasan atau peningkatan output, untuk Kanada, biaya relatif mobil adalah 2 gantang gandum sebagai perluasan atau peningkatan output. Ada dua alasan untuk biaya konstan. Pertama, faktor produksi adalah pengganti sempurna untuk satu sama lain. Kedua, semua unit faktor yang diberikan adalah kualitas yang sama. Sebagai negara transfer sumber daya dari produksi gandum ke dalam produksi mobil, atau sebaliknya, negara tidak perlu mengambil jalan untuk sumber daya yang kurang cocok untuk produksi yang baik. Oleh karena itu, negara harus mengorbankan jumlah yang persis sama dari gandum untuk setiap mobil tambahan yang dihasilkan, terlepas dari berapa banyak mobil itu sudah memproduksi
13
4.1 Menentukan Biaya Relatif Setelah Perdagangan
Gambar permintaan dan penawaran relatif dunia. Sumber : Krugman,Paul;Obstfeld. 1992. : Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Gambar diatas menunjukkan penawaran dan permintaan dunia untuk barang X relatif
terhadap barang Y. Kurva permintaan relatif ditunjukkan oleh RD dan kurva penawaran relatif
ditunjukkan oleh RS. Keseimbangan umum dunia mensyaratkan penawaran relatif sama dengan
permintaan relatif, sehingga harga relatif ditentukan oleh perpotongan RD dan RS. Bentuk kurva
penawaran relatif RS yang ganjil, terdiri dari dua garis horisontal yang dihubungkan oleh garis
tegak lurus. Kurva RS menunjukkan tidak ada penawaran X jika harga dunia dibawah
aLX/aLY .Domestik akan menempuh spesialisasi dalam produksi Y jika Px/Py<aLX/aLY,
sedangkan Asing akan melakukan spesialisasi dalam produksi Y jika Px/Py<a*LX/a*LY dengan
asumsi a*LX/a*LY>aLX/aLY.
Jika harga relatif barang X di Domestik sama dengan biaya pengorbanannya, perekonomian
Domestik tidak perlu melakukan spesialisasi dalam produksi X atau Y. Dan faktanya, pada titik 2
Domestik harus memproduksi sejumlah X dan Y. Jadi penawaran relatif X lebih rendah dari yang
akan diproduksi jika Domestik melakukan spesialisasi sempurna. Namun karena Asing Px/Py
lebih rendah dari biaya pengorbanan, maka Asing melakukan spesialisasisempurna dalam
produksi Y.
4.2 Penentuan Tingkat Upah Relatif dalam banyak barang
Untuk menentukan upah relatif dalam model dua barang, pertama kali kita menghitung
tingkatupah di domestik dan di asing. Dalam kasus banyak barang, siapa yang memproduksi apa
yang ditentukan oleh tingkat upah relatif sehingga produser ini tidak dapat diterapkan. Sebagai
penggantinya, untuk meningkatkan tingkat upah relatif dalam perokonomian banyak barang, kita
harus memperhatikan permintaan relatif atas barang tersebut sehingga kita bisa mengetahui 14
permintaan relatif tenaga kerja. Ini bukannlah permintaan langsung dari konsumen ; melainkan
permintaan turunan yang berasal dari permintaan atas barang-barang yang diproduksi oleh
tenaga kerja masing-masing negara.
Permintaan turunan relatif bagi tenaga kerja domestik akan merosot jika nisbah upah
Domestik terhadap asing meningkat. Ada dua alasan mengapa terjadi demikan. Pertama, jika
tenaga kerja Domestik semakin mahal relatif terhadap asing , barang-barang yang diproduksi di
Domestik juga menjadi relatif lebih mahal, dan permintaan dunia untuk barang-barang ini
menurun. Kedua, karena upah domestik meningkat, Domestik akan memproduksi lebih sedikit
barang dan Asing akan memproduksi lebih banyak, yang pada gilirannya menurunkan
permintaan terhadap tenaga kerja Domestik.
Pola perdagangan tergantung hanya kepada satu hal: nisbah tingkat upah Domestik
terhadap Asing. Kita dapat menentukan barang apa yang diproduksi masing-masing negara
dengan mengetahui nisbah tersebut. Misalkan w adalah tingkat upah per jam Domestik dan w*
adalah tingkat upah per jam asing. Nisbah tingkat upah adalah w/w*. Jadi untuk mengalokasikan
produk yaitu suatu barang yang a*L/aLi>w/w* diproduksi oleh Domestik, sedangkan
a*L/aLi<w/w* diproduksi oleh Asing.
Barang-barang akan diproduksi di negara yang biaya produksinya terendah. Misalkan
barang I biaya memproduksi barangnya yaitu jumlah kebutuhan tenaga kerja dikalikan dengan
tingkat upah. Biaya untuk memproduksi suatu barang yang sama Asing adalagh w*a*Li. Suatu
barang akan diproduksi dengan lebih murah di Domestik jika,
a*Li/aLi>w/w*
Di lain pihak, akan lebih murah diproduksi Asing jika,
a*Li/aLi<w/w*
15
Gambar penentuan upah relatif. Sumber : Krugman,Paul;Obstfeld. 1992. : Ekonomi
Internasional, Teori dan Kebijakan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Di dalam model Ricardian banyak barang upah relatif yang ditentukan oleh perpotongan
antara kurva permintaan relatif turunan untuk tenaga kerja RD dengan kurva penawaran relatif
RS.Pada kurva RS yang berbentuk garis vertikal, diasumsikan jumlah jam kerja tidak bervariasi
dengan tingkat upah, maka upah relatif tidak berpengaruh pada penawaran relatif tenaga kerja.
Kurva RD berbentuk “tangga” karena saat meningkatkan pekerja Domestik relatif
terhadap pekerja Asing, permintaan relatif Domestik menurun dan permintaan tenaga kerja
Domestik juga turun. Hal ini terjadi jika peningkatan upah relatif Domestik lebih murah jika
diproduksi Asing. Kurva RD yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah ketika tidak ada
perubahan dalam pola spesialisasi dan berbentuk “datar” saat permintaan relatif bergeser secara
tajam. Keseimbangan upah relatif ditentukan oleh perpotongan RD dan RS. Pada tingkat upah ini
Domestik memproduksi pakaian, anggur, dan roti, sedangkan Asing memproduksi keju dan
peralatan. Hasil ini bergantung pada ukuran relatif negara (posisi RS) dan permintaan relatif
(posisi RD).
16
4.3 Keuntungan produksi dari spesialisasi
Hukum keunggulan komparatif menegaskan bahwa dengan perdagangan masing-masing negara akan menemukan keuntungan untuk mengkhususkan diri dalam produksi barang dari keunggulan komparatif dan akan memperdagangkan bagian dari ini untuk kebaikan kerugian komparatifnya.. Pada Gambar tersebut, Amerika Serikat bergerak dari titik produksi A ke titik produksi B, benar-benar mengkhususkan diri dalam produksi mobil. Kanada benar-benar mengkhususkan diri dalam gandum produksi dengan bergerak dari titik produksi A' ke titik produksi B ' pada gambar. Mengambil keuntungan dari spesialisasi dapat menghasilkan keuntungan produksi untuk kedua negara. Kita menemukan bahwa sebelum spesialisasi, Amerika Serikat menghasilkan 40 mobil dan 40 gantang gandum. Tapi dengan spesialisasi lengkap, Amerika Serikat menghasilkan 120 mobil dan tidak untuk gandum. Adapun Kanada, titik produksi tanpa adanya spesialisasi adalah pada 40 mobil dan 80 gantang gandum, sedangkan produksi titik di bawah spesialisasi lengkap pada 160 gantang gandum dan tidak ada mobil. Menggabungkan hasil ini, kita menemukan bahwa kedua negara bersama-sama telah mengalami kenaikan produksi bersih dari 40 mobil dan 40 gantang gandum dalam kondisi spesialisasi lengkap. Tabel dibawah merangkum keuntungan produksi produksi.
Sumber : Thomson-International Economics 10th Edition 2005
17
5. Bukti Empiris Ricardian Model
Model Ricardian perdagangan internasional adalah alat yang sangat berguna untuk
berpikir tentang alasan mengapa perdagangan dapat terjadi dan tentang dampak perdagangan
internasional di tingkat kesejahteraan nasional. Tapi apakah model cocok dengan dunia nyata?
Apakah model Ricardian membuat prediksi akurat dan aktual tentang arus perdagangan
internasional? Jawabannya adalah ya sangat berkualitas. Jelas ada sejumlah cara di mana Model
Ricardian membuat prediksi menyesatkan. Pertama, seperti disebutkan dalam diskusi kita barang
yang tidak diperdagangkan, model Ricardian sederhana memprediksi tingkat ekstrim spesialisasi
bahwa kita tidak amati di dunia nyata. Kedua, model Ricardian mengasumsikan pergi
dampak perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan dalam negara, dan dengan
demikian diprediksikan bahwa negara-negara secara keseluruhan akan selalu mendapatkan dari
perdagangan, dalam prakteknya, perdagangan internasional memiliki efek yang kuat pada
distribusi pendapatan. Ketiga, para Ricardian model memungkinkan tidak ada peran untuk
perbedaan sumber daya di antara negara-negara sebagai penyebab perdagangan,sehingga hilang
merupakan aspek penting dari sistem perdagangan. Akhirnya, Model Ricardian mengabaikan
kemungkinan peran skala ekonomi sebagai penyebab perdagangan, yang tidak dapat
menjelaskan arus perdagangan besar antara negara-negara yang memiliki permasalahan yang
sama.
Terlepas dari kegagalan ini, namun, prediksi dasar dari model Ricardian bahwa
negara harus cenderung mengekspor barang-barang di mana produktivitas mereka relatif tinggi,
hal ini telah dikonfirmasi oleh sejumlah penelitian selama bertahun-tahun. Teori klasik Beberapa
model Ricardian dilakukan dengan menggunakan data dari awal pasca Perang Dunia II periode
membandingkan Inggris dengan produktivitas Amerika dan perdagangan.
Ini adalah perbandingan yang luar biasa. Produktivitas tenaga kerja Inggris adalah kurang
dari Amerika di hampir setiap sektor. Dengan demikian Amerika memiliki keunggulan mutlak
dalam segala hal. Meskipun demikian, jumlah keseluruhan ekspor Inggris adalah sekitar sebesar
Amerika di waktu. Jelas itu, pasti ada beberapa sektor di mana Inggris memiliki perbandingan
Keuntungan meskipun produktivitas rendah mutlak. Model Ricardian memprediksi
bahwa ini akan menjadi sektor yang keunggulan produktivitas Amerika adalah terkecil.
Gambar dibawah menggambarkan bukti yang mendukung model Ricardian, dengan
18
menggunakan data yang disajikan dalam sebuah makalah oleh ekonom Hungaria Bela Balassa
pada tahun 1963. Angka tersebut membandingkan rasio dari AS untuk ekspor Inggris pada tahun
1951 dengan rasio produktivitas tenaga kerja AS untuk Inggris selama 26 manufaktur industri.
Rasio produktivitas diukur pada sumbu horizontal,ekspor rasio pada sumbu vertikal. Kedua
sumbu diberi skala logaritmik, ini bukan apapun kepentingan dasar, tetapi ternyata untuk
menghasilkan gambaran yang lebih jelas.
Teori Ricardian akan membawa kita untuk mengharapkan bahwa semakin tinggi
produktivitas relatifitas di industri AS, AS lebih memungkinkan ketimbang perusahaan Inggris
yang mengekspor dalam bidang industri. Dan itulah yang ditunjukkan pada Gambar dibawah.
Bahkan, sebar terletak cukup dekat dengan miring ke atas garis, juga ditunjukkan pada gambar.
Mengingat bahwa data yang digunakan untuk ini perbandingan adalah, seperti semua data
ekonomi, tunduk pada kesalahan pengukuran yang substansial, cocok adalah sangat dekat.
Perdagangan tergantung pada keunggulan komparatif, tidak mutlak. Pada saat yang
merujuk data, industri AS memiliki jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas tenaga
kerja British industri rata-rata sekitar dua kali lebih tinggi. Kesalahpahaman umum bahwa suatu
negara bisa menjadi kompetitif hanya jika hal itu dapat sesuai produktivitas negara lain , yang
kita bahas sebelumnya dalam bab ini, akan memimpin salah satu untuk memprediksi keuntungan
ekspor AS di seluruh papan. Model Ricardian memberitahu kita, bagaimanapun, bahwa
produktivitas yang tinggi memiliki dalam suatu industri dibandingkan dengan orang asing tidak
cukup untuk memastikan bahwa negara akan mengekspor produk yang industri, produktivitas
relatif harus tinggi dibandingkan dengan produktivitas relatif di sektor lain. Seperti yang terjadi,
AS produktivitas melebihi Inggris di semua sektor 26 (ditandai dengan titik) ditunjukkan pada
Gambar dibawah, dengan margin mulai 11-366 persen. Pada 12 dari sektor, bagaimanapun,
Inggris benar-benar memiliki lebih besar ekspor dari Amerika Serikat. Sebuah melirik Gambar
menunjukkan bahwa secara umum, ekspor AS lebih besar dari ekspor Inggris hanya dalam
industri di mana keuntungan produktivitas AS agak dua lebih dari satu.
Lebih banyak bukti baru pada model Ricardian telah kurang jelas. Pada bagian, ini adalah
karena pertumbuhan perdagangan dunia dan spesialisasi yang dihasilkan dari ekonomi nasional
berarti bahwa kita tidak mendapatkan kesempatan untuk melihat apa yang negara lakukan buruk!
Dalam perekonomian dunia tahun 1990-an, negara-negara sering tidak menghasilkan barang 19
yang mereka berada pada perbandingan dipandang, sehingga tidak ada cara untuk mengukur
produktivitas mereka dalam sektor tersebut. Sebagai contoh, sebagian besar negara tidak
menghasilkan pesawat terbang, sehingga tidak ada data tentang apa unit tenaga kerja mereka
perlukan. Meskipun demikian, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa perbedaan dalam
produktivitas tenaga kerja terus memainkan peranan penting dalam menentukan dunia pola
perdagangan.
Mungkin yang paling penting adalah bahwa terus ada perbedaan besar dalam
produktivitas tenaga kerja antar negara dan variasi yang cukup besar perbedaan dalam
produktivitas mereka di seluruh industri. Sebagai contoh, satu studi menemukan bahwa rata-rata
produktivitas kerja di manufaktur Jepang pada tahun 1990 adalah 20 persen lebih rendah
dibandingkan produktivitas tenaga kerja di Amerika Serikat. Tapi di bagian-bagian mobil dan
mobil industri Jepang produktivitas adalah 16 sampai 24 persen lebih tinggi dibandingkan
produktivitas Amerika. Hal ini tidak sulit untuk percaya bahwa perbedaan ini menjelaskan
banyak kemampuan Jepang untuk mengekspor jutaan mobil ke Amerika Serikat.
Dalam kasus mobil, orang mungkin berpendapat bahwa pola perdagangan hanya
tercermin pada keuntungan absolut: Jepang memiliki produktivitas tertinggi dan juga eksportir
terbesar di dunia. Prinsip keunggulan komparatif dapat diilustrasikan dengan kasus perdagangan
dunia dalam pakaian. Dengan ukuran apa pun, negara-negara maju seperti Amerika Serikat
memiliki produktivitas tenaga kerja yang tinggi dalam pembuatan pakaian dari negara-negara
industri baru seperti Meksiko atau Cina. Tetapi karena teknologi pembuatan pakaian relatif
sederhana, keuntungan produktivitas negara maju dalam industri pakaian kurang dari mereka
keuntungan dalam industri lainnya. Sebagai contoh, pada tahun 1992 rata-rata pekerja
manufaktur AS mungkin sekitar lima kali lebih produktif daripada pekerja Meksiko rata-rata,
tetapi dalam industri pakaian keuntungan produktivitas hanya sekitar 50 persen. Hasilnya adalah
bahwa pakaian adalah ekspor utama dari rendah ke tinggi upah-upah negara. Singkatnya,
beberapa ekonom percaya bahwa sementara model Ricardian sepenuhnya memadai deskripsi
penyebab dan konsekuensi dari perdagangan dunia, dua implikasi utama bahwa perbedaan
produktivitas memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan itu adalah
keunggulan komparatif mutlak yang penting lakukan tampaknya didukung oleh bukti.
20
Sumber : Krugman,Paul;Obstfeld. 1992. : Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan. Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada.
6. Kelemahan Ricardian Model
6.1 Beberapa kerancuan tentang keunggulan komparatif
Banyak gagasan dalam ilmu ekonomi yang dicampuradukkan. Politik pengusaha dan bahkan
ekonom sendiri membuat pernyataan yang tidak bertolak dari analisis ekonomi yang cermat.
Untuk beberapa alasan hal tampaknya benar terutama dalam ekonomi internasional. Tiga
kerancuan berikut, sebagai contoh membuktikan secara gamblang, dan model sederhana kita
tentang keunggulan komparatif dapat digunakan untuk meninjau mengapa mereka melakukan
kesalahan.
Produktivitas Dan Daya Asing
Mitos I : Perdagangan bebas hanya menguntungkan jika negara Anda cukup produktif dalam
menghadapi persaingan internasional. Argumentasi ini sangat kerap digunakan dalam kasus
negara-negara berkembang, menyatakan bahwa negara-negara miskin harus menutup diri dari
perekonomian internasional sampai mereka cukup kuat untuk bersaing.
Kenyataan ini tetap menimbulkan anggapan bahwa kemampuan mengekspor suatu barang
tergantung kepada keunggulan absolut dalam produktivitas apa yang kolumnis Wall Street
21
Journal harus artinya adalah bahwa “ banyak negara kecil tidak memiliki keunggulan
produktivitas mutlak terhadap negara-negara lain dalam produksi apapun.
Dimana keunggulan dalam persaingan dari suatu industri tidak hanya tergantung pada
produktivitas relatif terhadap industri luar negeri, tetapi juga pada tingkat upah domestik relatif
terhadap tingkat upah di luar negeri.
Hujan Tenaga Kerja Murah
Mitos2 : Persaingan Internasional adalah tidak adil dan merugikan negara-negara tertentu
jika didasarkan kepada upah rendah. Argumentasi ini kadang-kadang dikatakan sebagai
argumrntasi tenaga kerja murah , terutama digunakan oleh serikat buruh untuk menuntut
perlindungan terhadap persaingan luar negeri.
Pertukaran Tak Setara
Mitos 3 : Perdagangan tak mengeksploitasi suatu negara dan membuatnya menjadi lebih buruk
jika negara tersebut menggunakan lebih banyak tenaga kerja dalam memproduksi barang-barang
yang diekspor dibandingkan dengan negara-negara lain yang memproduksi barang-barang untuk
kemudian diekspor ke negara pertama.
Meskipun gagasan bahwa suatu negara dieksploitasi jika diekspornya menyerap lebih banyak
pekerja dibandingkan dengan impor cukup masuk akal, namun pertukaran tak setara tak berati
bahwa negara dengan upah rendah menderita kerugian dalam perdagangan.
Tes awal dari model klasik dengan biaya peluang konstan menunjukkan bahwa perdagangan antar negara dapat dijelaskan dengan prinsip keunggulan komparatif. Produktivitas relatif tenaga kerja tampaknya menjadi prediktor yang berguna dari pola perdagangan barang yang berbeda. Teori klasik, bagaimanapun, tidak menjelaskan mengapa produktivitas tenaga kerja berbeda di berbagai negara. Keunggulan komparatif ini hanya didasarkan pada perbedaan produktivitas setiap tenaga kerja saja, padahal masih banyak faktor yang mempengaruhi seperti teknologi, modal, tanah, dan sumberdaya lainnya, timbulnya ketergantungan dari Dunia Ketiga terhadap negara-negara maju karena keterbelakangan teknologi dan teori klasik keunggulan komparatif tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara.
22
Keterangan :
Aaaaaaaaaa : Krugman
Aaaaaaaaaaa : Thomson
Aaaaaaaaaaa : Sovatore
Aaaaaaaaaaa : Robert. M. Dunn
Aaaaaaaaaaa : Krugman
B. Artikel
Konteks Ekonomi-Politik Industrialisasi di Singapura
Kekhawatiran menyelimuti perekonomian Singapura di era pertengahan 1950-an menyangkut
kelangsungan negara tersebut sebagai entreport. Pada 1960-an, 94 persen ekspor Singapura
merupakan barang-barang ekspor kembali. Perdagangan dalam skala luas, keuangan, dan
pengapalan masih berada di tangan agensi-agensi lama. Beberapa perusahaan skala luas yang
bergerak di bidang percetakan, penerbitan, makanan, dan pengolahan karet alam berada di
tangan perusahaan keluarga orang-orang Cina, tetapi sebagian besar bisnis Singapura adalah
dalam bidang eceran (retail), perusahaan-perusahaan jasa, kecil dan miskin akan modal. Berbeda
dengan Taiwan dan Korea Selatan di mana Partai Komunis telah dikalahkan sejak permulaan,
tidak demikian halnya di Singapura. Di negara ini, meskipun Partai Komunis telah dikutuk,
namun ia mampu membangun basis yang kuat dalam serikat-serikat dagang, sekolah-sekolah
Cina, dan masyarakat Cina yang terdidik pada umumnya. Ini membuat Partai Komunis menjadi
“rival” kuat di Singapura sepanjang 1950-an. Sementara itu, PAP sendiri tidak mempunyai
ikatan yang kuat di tingkat grass-root dan mengalami perpecahan antar kelompok moderat di
bawah Lee Kuan Yew dan kelompok kiri. Selanjutnya, setelah meraih kekuasaan pada 1959,
pemerintahan PAP meluncurkan sebuah rencana pembangunan yang dikenal cukup penting bagi
keterlibatan dan tindakan negara dalam mempromosikan industrialisasi dan dalam rangka
23
mengatasi pengangguran. Sesuatu yang telah menjadi masalah di era 1950-an. Menjelang 1961,
dengan kekalahan kelompok kiri telah memberikan landasan bagi PAP untuk mengeluarkan
kebijakan yang bersifat pragmatis dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi
dengan menyediakan infrastruktur, pelayanan sosial, dan perumahan.212 Peraturan baru telah
menetapkan untuk mengurangi pajak perusahaan secara dramatis industri-industri pelopor dan
dewan pengurus pembangunan ekonomi didirikan pada 1961 yang diberi kekuasaan untuk
memberikan pinjaman dan purchase equity dalam bisnis-bisnis swasta. Pemisahan dari Malaysia
telah menciptakan situasi baru di kawasan ini. Pemisahan Singapura dari pasar Malaysia
mengakibatkan suplai bahan-bahan mentah dan substitusi impor tidak dapat berjalan. Investasi
lokal lebih terkonsentrasi pada perusahaan pelayanan jasa, real estate, dan perdagangan
domestik. Mereka ini biasanya cukup konservatif dalam pandangan dan mempunyai sedikit
pengalaman dalam industri manufaktur. Perusahaan-perusahaan lokal tampak tidak bisa menjadi
pelopor pertumbuhan. Di bawah situasi seperti ini, strategi yang berorientasi keluar ditujukan
untuk melibatkan triple industri pioner pada 1959 yang mengizinkan 100 person pemilikan asing
dan secara penuh pengiriman kembali keuntungan. Ini berarti bahwa perusahaan-alliance, di
mana negara dan perusahaan swasta luar negeri akan mendominasi. Untuk itu, ada tiga kebijakan
yang diluncurkan pada 1967 dan 1968, yakni sebuah usaha yang diperbarui untuk menarik modal
luar negeri, peran yang makin meluas dari negara dalam pembiayaan industrial, dan di atas
semua itu, kontrol yang intensif terhadap gerakan-gerakan buruh. Insentif bagi investasi
diperluas di bawah peraturan perusahaan asing yang melakukan investasi asing di
Singapura dapat memulangkan seluruh jumlah keuntungan yang didapatnya ke negara asalnya.
Kebijakan ini penting dalam rangka menarik investasi asing sebanyak-sebanyaknya guna
menopang industrialisasi berorientasi ekspor yang dicanangkan oleh peme-rintah. Pada 1967,
peraturan tersebut diganti dengan sebuah tindakan-tindakan ekonomi ekspansif yang memperluas
insentif baru untuk modal asing. Insentif formal, namun demikian, mungkin kurang penting bagi
investor dibandingkan dengan stabilitas politik dan tentu saja kontrol yang cukup kuat terhadap
gerakan-gerakan buruh. Sebagaimana dijelaskan kemudian bahwa kebijakan upah buruh yang
relatif rendah ini telah dijadikan oleh pemerintah sebagai semacam keunggulan komparatif
dibandingkan negara-negara lain. Akhirnya, kombinasi antara insentif dengan kontrol terhadap
buruh merupakan kebijakan yang cukup favourable dalam menarik investasi asing di bidang
industri manufaktur yang padat karya. Selain insentif dan kontrol terhadap buruh, peran
pemerintah juga dapat dilihat dalam posisinya visa-visa perusahaan lokal. Hingga awal 1980-an,
perusahaan-perusahaan lokal harus berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan asing dalam hal
pasar. Dan ketika dukungan pemerintah semakin meningkat, perusahaan-perusahaan lokal secara
efektif terhalang untuk memasuki industri berteknologi tinggi. Perubahan berorientasi ekspor ini
(export-led growth) dan kebijakan yang terbuka terhadap investasi asing
singapura selanjutnya bersandar pada beberapa faktor, yakni: Pertama, konsolidasi kekuatan
24
dari partai tunggal dan dikeluarkannya kelompok kiri membuat Lee mempunyai kesempatan
untuk menjalankan kebijakan ekonomi yang bersifat pragmatis untuk mendorong industrialisasi
yang mendasarkan pada peran utama dari pihak swasta dan kontrol yang kuat terhadap buruh.
Situasi ini tidak boleh tidak diciptakan oleh keputusan Singapura untuk mengakhiri hubungan
dengan Malaysia yang membuat strategi berorientasi ekspor menjadi lebih atraktif. Lemahnya
kemampuan perusahaan-perusahaan lokal untuk menjadi pelopor industrialisasi di bidang
industri manufaktur, dengan demikian, membuat ketergantungan terhadap perusahaan-
perusahaan acing menjadi demikian kuat.
Pustaka artikel: Ekonomi-Politik Industrialisasi di Singapura
Pertarungan Negara VS Pasar Oleh Prof. Dr. Budi Winarno
Max Havelaar Bacaan Wajib Siswa di Belgia
Leuven – Buku Max Havelaar karangan Eduard Douwes Dekker, penulis Belanda yang juga
populer dengan nama pena Multatuli, menjadi bacaan wajib bagi siswa di Belgia. Hal itu
disampaikan oleh Rektor Katholieke Universiteit Leuven Prof. Mark Waer ketika menerima
kunjungan Dubes RI di Brussel Arif Havas Oegroseno di Leuven, Belgia, awal April ini.
Kunjungan tersebut dalam rangka peningkatan hubungan di bidang pendidikan dan menghadiri
Multatuli Lecture, demikian siaran pers KBRI Brussel yang diterima detikcom, Selasa malam
atau Rabu (20/4/2011) WIB. Menurut Prof. Waer, Max Havelaar dipandang sebagai kritik
terhadap praktik-praktik kolonialisme Eropa pada masa itu. Buku ini menceritakan tentang
kesewenang-wenangan Belanda ketika menjajah Indonesia. “Semangat yang terkandung dalam
Max Havelaar menjadi cikal bakal tumbuhnya semangat anti-kolonialisme di Eropa khususnya di
Belgia,” ujar Prof. Waer. Buku karangan Edward Douwes Dekker, yang juga seorang ambtenaar
di Hindia Belanda (Indonesia), kini menjadi bagian penting dari literatur di Belgia. Dijelaskan
oleh Prof. Waer bahwa Universitas Leuven telah menggagas Multatuli Lecture sejak 1997
sebagai suatu kuliah umum tentang isu-isu multikulturalisme dan pluralisme. Tujuan
penyelenggaraan Multatuli Lecture di universitas yang didirikan pada tahun 1425 itu adalah
untuk membicarakan berbagai pertanyaan terkait multikulturalisme dan demokratisasi di Eropa.
Kerjasama Pada kesempatan itu Dubes Oegroseno menyampaikan bahwa Indonesia dan Belgia
25
memiliki keterkaitan sejarah, dalam hal ini mengingat Douwes Dekker harus melakukan
sebagian penulisan Max Havelaar di Belgia karena situasi tidak kondusif. Pertemuan dengan
jajaran pimpinan Univesitas Leuven merupakan bagian dari ‘Safari Akademis’ yang
diprogramkan oleh Dubes Oegroseno dalam rangka meningkatkan kerjasama pendidikan antara
Indonesia dan Belgia. Dubes memandang bahwa Belgia memiliki keunggulan komparatif di
bidang pendidikan dibanding negara lain. “Biaya pendidikan untuk universitas di Belgia paling
murah di Eropa,” ujar Dubes Oegroseno. Tuition fee untuk program sarjana di universitas publik
di Belgia, utamanya yang terletak di wilayah Vlaanderen berkisar antara EUR500 hingga
EUR600 per tahun, sementara untuk program master berkisar EUR800 hingga EUR1.000 per
tahun. “Kualitas universitas dan program yang ditawarkan di Belgia juga sangat tinggi, terbukti
dari beberapa universitas di Belgia menduduki peringkat tinggi di Eropa,” tegas Dubes. Atas
dasar itu, Dubes berpandangan bahwa sudah saatnya Belgia menjadi tujuan bagi mahasiswa
Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Selama berada di
Universitas Leuven, Dubes berkesempatan memberikan kuliah umum di Fakultas Hukum
mengenai Indonesia dan sistem jaringan pengaman sosial dalam rangka perlindungan warga
miskin. Kuliah ini antara lain dihadiri oleh Ketua Parlemen Belgia, yang juga salah satu profesor
di Fakultas Hukum Universitas Leuven, Danny Pieters. Menutup kuliah Dubes Oegroseno
menyerahkan Atlas Nasional Indonesia kepada Pieters. Sebelumnya Dubes Oegroseno juga telah
mengadakan pertemuan dengan para rektor dari berbagai universitas di Belgia pada berbagai
kesempatan terpisah. Beberapa pertemuan tersebut menghasilkan kata sepakat untuk peningkatan
kerjasama pendidikan antara kedua pihak di berbagai bidang, seperti kemaritiman,
pengembangan akuakultur, dan teaching hospitals. (es/es)
C. Kata kunci
Teori keunggulan komparatif (theory of komparatif advantage)
Spesialisasi (specialization)
Ekspor (export)
Impor (import)
Perdagangan dunia (world trade)
26
Perdagangan bebas (free trade)
Keunggulan absolut (absolute advantage)
Produktivitas (productivity)
Persaingan internasional (international competition)
Permintaan relatif (relative demand)
Penawaran relatif (relative supply)
Model Ricardian (Ricardian model)
Keuntungan produksi (advantages production)
Upah relatif (relative wage)
Defisit perdagangan (the trade deficit)
D. Soal-soal
Soal Pilihan Ganda
1. Menurut David Ricardo, bagaimana keunggulan komparatif suatu Negara dapat tercapai?a. Jika suatu Negara dapat mengimpor barang dan jasa yang lebih murahb. Jika suatu Negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya
murahc. Jika suatu Negara dapat menghasilkan tenaga kerja yang banyakd. Jika suatu Negara mencapai laba maksimum dalam perdagangan
2. Dalam teori keunggulan komparatif, upaya apa yang harus dilakukan suatu Negara agar dapat meningkatkan standar pendapatannya?a. Biaya produksi rendahb. Produksi semua barang maksimumc. Spesialisasi produksid. Teknologi produksi canggih
3. Dibawah ini, manakah yang tidak termasuk keuntungan dari perdagangan internasional?a. Suatu Negara dapat memproduksi barang lain dan memperdagangkannya sebagai
penukar untuk memperoleh barang yang diinginkanb. Perdagangan memperluas kemungkinan-kemungkinan konsumsi suatu Negara
sehingga tercipta keuntunganc. Mencari keuntungan bagi individual tertentu pada suatu Negara d. Jawaban a dan b benar
4. Perdagangan dalam dunia hanya terdiri dari satu faktor produksi. Faktor apakah itu?a. Marginal cost
27
b. Technologyc. Labord. Semua jawaban salah
5. Bagaimana gambaran kurva batas kemungkinan produksi (PPF)?a. Garis PF mengurangi jumlah barang A dan memaksimumkan jumlah barang Bb. Garis PF memaksimumkan jumlah barang A dan mengurangi jumlah barang Bc. Garis PF menghilangkan poduksi barang A dan hanya memproduksi barang Bd. Garis PF jumlah maksimum barang A yang dapat diproduksi jika sudah
memnentukan jumlah barang B6. Manakah yang tidak termasuk pada perbedaan dari perubahan antara model satu faktor-
dua barang menjadi satu faktor-banyak barang?a. Permintaan relative terhadap tenaga kerja untuk menentukan upah relative dan tidak
kepada permintaan relative terhadap barangb. Biaya pengangkutan dapat menimbulkan keadaan dimana muncul beberapa barang
yang tidak diperdagangkan.c. Jawaban a dan b benard. Jawaban a dan b salah
7. Garis batas kemungkinan produksi sama dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja dalam memproduksi barang A relative terhadap produksi barang B memiliki slope apa?a. Positifb. Negatifc. Konstand. Tegak lurus
8. Apa yang harus diperhitungkan pada analisis keseimbangan parsial agar tercapai keunggulan komparatif?a. Kaitan antar konsumenb. Kaitan antar produsenc. Kaitan antar pasard. Kaitan antar distributor
9. Untuk menentukan harga relative barang yang diproduksi oleh Negara yang melakukan perdagangan internasional, faktor manakah yang paling tepat yang harus diperhatikan?a. Penawaran relative duniab. Permintaan relative duniac. Penawaran dan permintaan relative duniad. Semua jawaban salah
10. Manakah yang tidak termasuk asumsi Ricardian model?
28
a. Dunia terdiri dari dua negara, masing-masing menggunakan satu input untuk menghasilkan dua komoditas.
b. Biaya tidak bervariasi dengan tingkat produksi dan sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan
c. Tenaga kerja dapat bergerak bebas antara industri di negara tetapi tidak dapat bergerak di antara bangsa-bangsa.
d. Dunia terdiri dari satu negara, yang hanya menggunakan satu input untuk menghasilkan dua komoditas.
Soal T/F
1. Barang yang memiliki keunggulan aboslut bila barang tersebut dihasilkan secara lebih
murah dibanding dihasilkan negara lain atau lebih efisien. (T/F)
2. Dalam Keunggulan Komparatif, Ricardo sangat menganjurkan tentang adanya tarid dan
pembatasan lainnya pada perdagangan nternasional (T/F)
3. dalam menghasilkan barang-barang tersebut hanya ada 1 input yang dipergunakan yaitu
tenaga kerja dengan asumsi TK ini dalam suatu negara bersifat homogen atau mempunyai
mobilitas yang sempurna. (T/F)
4. Biaya Transportasi adalah nol. Konsumen dengan demikian akan acuh tak acuh antara
versi yang diproduksi di dalam negeri dan impor produk jika harga domestik dua produk
identik (T/F)
5. Perdagangan tergantung pada perbedaan keunggulan komparatif, dan satu bangsa
menguntungkan dapat berdagang dengan lain meskipun biaya sebenarnya lebih tinggi
(atau lebih rendah) dalam setiap komoditas(T/F)
Soal Essay
1. Sebutkan asumsi-asumsi Ricardo tentang keunggulan komparatif!
2. Jelaskan teori Ricardo tentang hukum keunggulan komparatif!
3. Apa manfaat dari adanya keunggulan komparatif tersebut?
4. Jelaskan keunggulan komparatif pada gambar di bawah ini
29
5. Bagaimana menentukan upah relatif dua barang?
Kunci jawaban :
Soal T/F
1. T
2. F
3. T
4. T
5. T
Soal essay
1. Dunia terdiri dari dua negara, masing-masing menggunakan satu input untuk
menghasilkan dua komoditas.,Di setiap negara, tenaga kerja adalah masukan saja
(tenaga kerja teori nilai). Setiap negara memiliki endowment tetap kerja, dan tenaga
30
kerja sepenuhnya dipekerjakan dan homogen,Tenaga kerja dapat bergerak bebas antara
industri di negara tetapi tidak dapat bergerak di antara bangsa-bangsa. ,Tingkat teknologi
adalah tetap untuk kedua negara. Bangsa-bangsa yang berbeda dapat menggunakan
teknologi yang berbeda, tapi semua perusahaan dalam setiap bangsa memanfaatkan
metode produksi umum untuk setiap komoditi, Biaya tidak bervariasi dengan tingkat
produksi dan sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan.
2. Menurut Ricardo hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien
dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi
kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang
menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam
memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil dan
mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar. Hukum ini dapat lebih
dimengerti dengan tabel berikut.
3. Dalam model Ricardian, negara-negara akan mengekspor barang-barang yang tenaga
kerjanya memproduksi dengan relative lebih efisien dan mengimpor barang-barang yang
tenaga kerjanya memproduksi dengan relative kurang efisien. Jadi hal ini membuat pola
produksi suatu negara ditentukan oleh keunggulan komparatif. Dimana keunggulan
tersebut membantu kita untuk menganalisis dan memahami bagaimana perbedaan-
perbedaan antar negara memeberi peluang bagi terjadinya perdagangan diantara mereka,
dan mengapa perdagangan saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang teribat.
4. Pada gambar tersebut menggambarkan proses perdagangan multilateral untuk Amerika
Serikat, Jepang, dan OPEC. Panah pada gambar menunjukkan arah dari ekspor. Amerika
Serikat mengekspor pesawat jet ke OPEC, Jepang impor minyak dari OPEC, dan Jepang
ekspor semikonduktor ke Amerika Serikat. Dunia nyata perdagangan internasional
melibatkan perdagangan hubungan yang lebih kompleks daripada contoh segitiga ini.
Contoh ini membawa keraguan atas gagasan bahwa keseimbangan bilateral harus
berkaitan dengan dua mitra dagang . Memang, tidak ada lagi alasan untuk berharap
bahwa perdagangan bilateral untuk menyeimbangkan antara bangsa daripada antara
individu.Hasilnya dapat diprediksi bahwa bangsa akan menyadari surplus perdagangan
31
(ekspor barang melebihi impor barang) dengan perdagangan mitra yang membeli
banyak hal yang kami tawarkan dengan biaya rendah.
5. Keseimbangan upah relatif ditentukan oleh perpotongan Relative Demand dan Relative
Supply
32