INSUFISIENSI PLASENTA

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu yang sedang mengandung. Plasenta tumbuh saat janin berusia kurang lebih satu minggu pertama. Pada plasenta terdapat berbagai macam fungsi diantaranya sebagai respirasi, ekskresi dan produksi hormone, sehingga terjadi pertukaran zat antara ibu dan janin. Proses pertumbuhan plasenta sangat berpengaruh besar bagi kehidupan janin dalam kandungan, pasokan makanan pada ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang pada plasenta, kerusakan pada plasenta juga merupakan akibat dari buruknya pasokan makanan yang dikonsumsi ibu. Salah satu gangguan pada plasenta yang mengakibatkan kegagalan fungsi plasenta adalah Insufisiensi Plasenta, yaitu suatu komplikasi yang terjadi pada kehamilan di mana plasenta mengalami gangguan atau hambatan sehingga bayi yang di dalam kandungan tidak dapat cukup oksigen dan nutrisi, karena hal itu, maka bayi mengalami gangguan pertumbuhan. Oleh sebab itu perlu bagi ibu yang sedang mengandung untuk mengetahui proses Insufisiensi Plasenta Page 1

description

INSUFISIENSI PLASENTA

Transcript of INSUFISIENSI PLASENTA

Page 1: INSUFISIENSI PLASENTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi

dalam rahim, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus

tercukupi melalui ibu yang sedang mengandung. Plasenta tumbuh saat janin

berusia kurang lebih satu minggu pertama. Pada plasenta terdapat berbagai

macam fungsi diantaranya sebagai respirasi, ekskresi dan produksi hormone,

sehingga terjadi pertukaran zat antara ibu dan janin. Proses pertumbuhan

plasenta sangat berpengaruh besar bagi kehidupan janin dalam kandungan,

pasokan makanan pada ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang pada

plasenta, kerusakan pada plasenta juga merupakan akibat dari buruknya

pasokan makanan yang dikonsumsi ibu.

Salah satu gangguan pada plasenta yang mengakibatkan kegagalan fungsi

plasenta adalah Insufisiensi Plasenta, yaitu suatu komplikasi yang terjadi pada

kehamilan di mana plasenta mengalami gangguan atau hambatan sehingga

bayi yang di dalam kandungan tidak dapat cukup oksigen dan nutrisi, karena

hal itu, maka bayi mengalami gangguan pertumbuhan. Oleh sebab itu perlu

bagi ibu yang sedang mengandung untuk mengetahui proses pertumbuhan

plasenta, organ yang merupakan hubungan pengikat antara ibu dan bayi. Pada

makalah ini akan dibahas mengenai anatomi dan fisiologi dari plasenta dan

gangguan yang menyebabkan plasenta mengalami kegagalan fungsi yaitu

Insufisiensi Plasenta secara spesifik.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi plasenta ?

1.2.2 Apa yang di maksud dengan insufisiensi plasenta ?

1.2.3 Bagaimana gejala – gejala insufisiensi plasenta ?

1.2.4 Bagaimana stadium insufisensi plasenta menurut berat ringannya ?

Insufisiensi Plasenta Page 1

Page 2: INSUFISIENSI PLASENTA

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi plasenta ?

1.3.2 Untuk mengetahui pengertian insufisiensi plasenta ?

1.3.3 Untuk mengetahui gejala – gejala insufisiensi plasenta ?

1.3.4 Untuk mengetahui stadium insufisensi plasenta menurut berat

ringannya ?

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Umum

Makalah yang penulis buat diharapkan memberikan manfaat

bagi pembaca, agar pembaca mengetahui hal-hal yang berkaitan

tentang insufisiensi plasenta atau disfungsi plasenta.

1.4.2 Manfaat Khusus

Makalah yang penulis buat dapat memberikan pengetahuan

kepada pembaca khususnya mahasiswa kedokteran tentang

insufisensi plasenta atau disfungsi plasenta yang merupakan suatu

komplikasi yang terjadi pada kehamilan di mana plasenta

mengalami gangguan atau hambatan.

Insufisiensi Plasenta Page 2

Page 3: INSUFISIENSI PLASENTA

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi plasenta

Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat

pertukaran zat antara ibu dan bayi atau sebaliknya.Plasenta berbentuk bundar atau

hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500

gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilankurang dari 16

minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Plasenta terletak

di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri,

dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas,

sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari

sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales atau jonjot chorion dan

sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desiduabasalis.

Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal.

Permukaan fetaladalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-

putihan dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup

oleh amnion, di bawah nampak pembuluh - pembuluh darah.

Permukaan maternal adalah permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna

merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah

pada plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.

Insufisiensi Plasenta Page 3

Page 4: INSUFISIENSI PLASENTA

Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh

jaringan anak dan jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari

jaringan anak disebut membrana chorii, yang dibentuk oleh amnion,pembuluh

darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan ibu disebut piring desidua atau

piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa.

2.1.1 Sirkulasi Plasenta

Kotiledon menerima darahnya melalui 80 hingga 100 arteri spiralis yang

menembus lempeng desidua dan masuk ke ruang antarvilus dengan interval yang

cukup teratur. Tekanan di dalam arteri ini mendorong darah masuk ke dalam

ruang antarvilus dan membasahi sejumlah vilus kecil di percabangan vilus di

dalam darah yang teroksigenasi. Sewaktu tekanan berkurang, darah mengalir

kembali dari lempeng korion ke arah desidua, tempat darah masuk ke dalam vena

endometrium. Oleh sebab itu darah dari danau antarvilus mengalir balik ke dalam

sirkulasi ibu melalui vena endometrium.

Secara keseluruhan, ruang antarvilus sebuah plasenta matur

mengandungsekitar 150 ml darah, yang diganti tiga atau empat kali per menit.

Darah inin mengalir di sepanjang vilus korion, yang memiliki area permukaan 4

hingga 14m persegi. Pertukaran di plasenta tidak terjadi di seluruh vilus, tetapi

hanya di vilus yang lapisan membran sinsitiumnya berkontak erat dengan

pembuluh darah janin. Pada vilus-vilus ini, sinsitium sering memiliki brush border

yang mengandung sejumlah mikrovilus, yang sangta memperluas area permukaan

sehingga meningkatkan laju pertukaran antara sirkulasi ibu dan janin. Selaput

plasenta, yang memisahkan darah ibu dan janin, mula-mula terdiri dari empat

lapisan: (1) endotel yang melapisi pembuluh darah janin, (2) jaringan ikat di

dalam inti vilus, (3) lapisan sitotrofoblas, dan (4) sinsitium. Sejak bulan keempat

hingga seterusnya, selaput plasenta menipis akibat endotel yang melapisi

pembuluh darah menjadi berkontak erat dengan membran sinsitium sehingga laju

pertukaran sangat meningkat. Selaput plasenta, kedang di sebut sawar plasenta,

bukanlah sebuah sawar sejati, karena banyak substansi yang melewati secara

bebas. Karena darah ibu di ruang antarvilus terpidah dari darah janin oleh turunan

korion, plasenta manusia di anggap tipe hemokoralis. Normalnya percampuran

Insufisiensi Plasenta Page 4

Page 5: INSUFISIENSI PLASENTA

darah ibu dan janin. Meskipun demikian, sejumlah kecil sel darah janin kadang

lolos melewati defek mikroskopik di selaput plasenta (Sadler 2014).

2.1.2 Fungsi plasenta

Fungsi utama plasenta adalah (1) pertukaran produk metabolik dan gas antara

aliran darah ibu dan janin dan (2) produksi hormon

a. Pertukaran gas

Pertukaran gas – seperti oksigen, karbon dioksida dan karbon monoksida –

berlangsung melalui difusi sederhana. Saat aterm, janin menyerap 20

hingga 30 ml oksigen per menit dari sirkulasi ibu, dan bahkan gangguan

singkat pada suplai oksigen dapat berakibat fatal bagi janin. Aliran darah

plasenta sangat penting untuk suplai, karena jumlah oksigen yang

mencapai janin terutama bergantung pada penyaluran, bukan difusinya.

b. Pertukaran Nutrien dan Elektrolit.

Pertukaran nutrien dan elektrolit, seperti asam amino, asam lemak bebas,

karbohidrat, dan vitamin, berlangsung cepat dan meningkat seiring dengan

kemajuan kehamilan.

c. Transmisi anti bodi ibu

Kompetensi imunologis mulai berkembang di akhir trimester pertama,

yaitu saat janin membuat seluruh komponen komplemen. Imonoglobulin

hampir seluruhnya terdiri dari imunoglobulin G (IgG) ibu, yang mulai di

salurkan ibu ke janin ke sekitar minggu ke 14. Dengan cara ini, janin

memperoleh imunitas pasif ter hadap berbagai penyakit infeksi. Bayi baru

lahir mulai memproduksi IgG sendiri, tetapi kadar dewasa belum tercapai

hingga usia 3 tahun.

d. Produksi hormon

Pada akhir bulan ke empat, plasenta menghasilkan progesteron

dalam jumlah memadai untuk mempertahankan kehamilan jika korpus

luteum diangkat atau gagal berfungsi dengan baik. Kemungkinan besar,

seluruh hormon disintesis di dalam sinsitiotrofoblas. Selain progesteron,

plasenta menghasilkan lebih banyak hormon estrogen, terutama estriol,

hingga tepat sebelum akhir kehamilan, saat kadar maksimumnya tercapai.

Insufisiensi Plasenta Page 5

Page 6: INSUFISIENSI PLASENTA

Kadar estrogen yang tinggi ini merangsang pertumbuhan uterus dan

perkembangan kelenjar mamaria.

Selama 2 bulan pertama kehamilan, sinsitiotrofoblas juga

menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG), yang

mempertahankan korpus luteum. Hormon ini dieksreksikan oleh ibu ke

dalam urin, dan pada masa awal kehamilan, keberadaanya digunakan

penanda kehamilan. Hormon lain yang dihasilkan oleh plasenta adalah

somatomamotropin (dulu di sebut lakrtogen plasenta). Hormon ini adalah

substansi mirip hormon pertumbuhan yang memprioritaskan glukosa darah

ibu untuk janin dan menyebabkan ibu agak menjadi diabetogenik. Hormon

ini juga mendorong perkembangan payudara untuk menghasilkan susu

(Sadler 2014).

2.2 Insufisiensi Plasenta

2.2.1 Definisi

Insufisiensi plasenta adalah suatu komplikasi yang terjadi pada kehamilan

di mana plasenta mengalami gangguan atau hambatan sehingga bayi yang di

dalam kandungan tidak dapat cukup oksigen dan nutrisi, karena hal itu, maka

bayi mengalami gangguan pertumbuhan.

2.2.2 Gejala

Gejala-gejala insufisiensi plasenta atau disfungsi plasenta:

1. Berat plasenta yang kurang dari 500 gram atau indeks plasenta yang

kurang menambah kejadian kelahiran mati dan fetal, distress (gawat

janin). Juga bentuk makrospis dan mikroskopis yang luar biasa (infarkt)

dapat menjurus ke dysfungsi plasenta.

2. Uterus yang kurang membesar, berat badan ibu yang turun terutama kalau

disertai dengan gejala gawat janin.

3. Penurunan kadar oestriol. Hal ini dapat ditentukan dengan pengukuran

kwantitatip atau dengan pemeriksaan tidak langsung, misalnya fern test.

Insufisiensi Plasenta Page 6

Page 7: INSUFISIENSI PLASENTA

4. Persalinan merupakan test juga bagi reserve placenta dengan

memperhatikan BJ anak sewaktu persalinan.

2.2.3. Stadium

Bayi dengan tanda insufisiensi plasenta dapat dibagi dalam tiga ( 3 ) stadium menurut

berat ringannya yaitu:

1. Stadium pertama: Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar,

kering seperti perkamen tetapi belum terdapat noda mekonium.

2. Stadium kedua: Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna

kehijauan pada kulit, plasenta dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium

yang tercampur dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit,

umbilikus dan plasenta sebagai akibat anoksia intrauterin.

3. Stadium ketiga: Ditemukan tanda stadium kedua ditambah dengan kulit yang

berwarna kuning, demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda

anoksia intra uterin yang lama.

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

Insufisiensi Plasenta Page 7

Page 8: INSUFISIENSI PLASENTA

3.1 Kesimpulan

Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi

dalam rahim, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus

tercukupi melalui ibu yang sedang mengandung. Plasenta memiliki fungsi

utama antara lain; pertukaran gas, pertukaran nutrien dan elektrolit, transmisi

anto bodi ibu, dan memproduksi hormon. Namun ada kelainan pada plasenta

yang menyebabkan plasenta mengalami gangguan fungsinya yaitu

insufisiensi plasenta. Insufisiensi plasenta adalah suatu komplikasi yang

terjadi pada kehamilan di mana plasenta mengalami gangguan atau hambatan

sehingga bayi yang di dalam kandungan tidak dapat cukup oksigen dan

nutrisi, karena hal itu, maka bayi mengalami gangguan pertumbuhan.

3.2 Saran

a. Bagi mahasiswa diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai tolak

ukur dalam penyususnan makalah selanjutnya. Sehingga apabila terdapat

kekurangan dalam penyususnan makalah ini, penulis dapat

mempelajarinya lebih lanjut dan dapat dilakukan penyusunan makalah

yang lebih baik lagi.

b. Bagi mahasiswa diharapkan dapat mempelajari lebih dalam lagi tentang

anatomi dan fisiologi plasenta dan insufisiensi plasenta.

DAFTAR PUSTAKA

Insufisiensi Plasenta Page 8

Page 9: INSUFISIENSI PLASENTA

Cunningham, F Gary. 2006. “Obstetri Williams” edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Guyton and Hall. 2007. “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran” edisi 11. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sadler. T.W. 2014. “Embriologi Kedokteran Langman” edisi 12. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Padjadjaran. 2005. “Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi” Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Insufisiensi Plasenta Page 9