INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA...
Transcript of INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA...
1 |Manual Prosedur Perhitungan Indeks Kinerja Dosen
KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2017
KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2017
MANUAL PROSEDUR
EVALUASI INDEKS KINERJA
DOSEN (sub standar 4.3 SPMI)
2 |Manual Prosedur Perhitungan Indeks Kinerja Dosen
MANUAL – PROSEDUR
EVALUASI INDEKS KINERJA DOSEN
Untuk Standar 4.3.1 SPMI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Kode Dokumen :
Revisi :
Tanggal :
Diajukan oleh Kantor Penjaminan Mutu, Bidang Non Akademik
(Nani Kurniati, MT, PhD)
Dikendalikan oleh Direktur Direktorat Sumber Daya Manusia dan Organisasi
(Dr. Ir. Sri Gunani Pratiwi, MT)
Disetujui oleh Wakil Rektor III
(Prof. Dr. Ir. Arif Djunaedi)
3 |Manual Prosedur Perhitungan Indeks Kinerja Dosen
Tujuan:
1. Perhitungan indeks kinerja dosen (IKD) sesuai dengan standar 4.3 SPMI
2. Hasil Evaluasi terhadap nilai IKD dimaksudkan sebagai bahan untuk perencanaan, pembinaan dan
pengembangan.
Ruang Lingkup
Seluruh Dosen di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Definisi Istilah
Indeks Kinerja Dosen adalah suatu kegiatan yang menunjang kinerja dosen dalam Tri Dharma Pendidikan
Tinggi, yang terdiri dari Kegiatan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Indeks
Kinerja Dosen selanjutnya disingkat IKD merupakan digunakan untuk penilaian sub satndar 4.3 SPMI 2017.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi
dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.
Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen
sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk dosen.
Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada dosen sebagai tenaga
profesional.
Profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai
berikut:
a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat; dan,
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan;
i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
tugas keprofesionalan dosen.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berkewajiban:
a. melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; b. merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran;
4 |Manual Prosedur Perhitungan Indeks Kinerja Dosen
c. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
d. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
e. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
Pihak Terkait
• Wakil Rektor III
• Direktur Direktorat Sumber Daya Manusia dan Organisasi
• Dekan
• Kepala Departemen
Prosedur
1. Kepala Departemen dibantu Sekretaris Departemen secara periodik melakukan evaluasi indeks
kinerja dosen, minimal 1 (satu) semester sekali dengan menggunakan rubrik.
2. Kegiatan yang digunakan untuk menghitung indeks kinerja dosen meliputi:
a. Kegiatan tambahan, dan
b. Kegiatan penunjang
Dalam tri dharma pendidikan tinggi.
Perhitungan IKD meliputi:
1. Kegiatan tambahan dan penunjang terhadap tridharma Tri Dharma
2. Untuk setiap dosen yang mempunyai kegiatan dari:
• hasil kemitraan strategis tingkat internasional
• hasil kemitraan startegis tingkat nasional
3. Kegiatan tambahan dan penunjang, dalam kategori:
A. Hasil kemitraan tingkat internasional
a. Publikasi dalam bentuk berikut salah satu atau lebih dari berikut ini: (1) jurnal
internasional, (2) Publikasi jurnal nasional terakreditasi, (3) Publikasi jurnal nasional, (4)
Pemakalah dalam temu ilmiah internasional, (5) Pemakalah dalam temu ilmiah nasional,
(6) Pemakalah dalam temu ilmiah lokal ITS,
Yang dilakukan secara bersama dengan penulis dari universitas/ institusi internasional,
dengan dibuktikan tercetaknya nama penulis internasional di dalam: jurnal cetak / e –
jurnal, dan / atau proceeding.
b. Invited speaker dalam temu ilmiah internasional dan/ atau Visiting lecturer dalam skala
internasional dengan bukti surat undangan dan / atau surat tugas dari pimpinan (dalam
bentuk hard copy dan/ atau e surat).
c. Hak kekayaan intelektual dalam bentuk salah satu atau lebih berikut ini: (1) Paten, (2)
paten sederhana, (3) hak cipta, (4) merek dagang, (5) rahasia dagang, (6) desain produk
industri, (7) Indikasi Geografis, (8) Perlindungan Topografi Sirkuit Terpadu, bersama
5 |Manual Prosedur Perhitungan Indeks Kinerja Dosen
penyusun dan / atau penulis dari universitas/ institusi internasional dengan dibuktikan
tercetaknya nama penulis internasional di dalam karya (1) sampai dengan (8) tersebut di
atas.
d. Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan pencipta dan / atau penyusun yang berasal dari
universitas/ institusi internasional, dengan dibuktikan panduan penggunaan TTG tersebut
terdapat nama pencipta dan / atau penyusun internasional.
e. Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa Sosial dengan menyertakan kolaborasi
dengan SDM yang berasal dari universitas/ institusi internasional, dengan dibuktikan
laporan dari Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa tersebut berasal dari SDM
internasional.
f. Buku ajar ber ISBN dengan menyertakan penulis yang berasal dari universitas/ institusi
internasional, dengan dibuktikan tercetaknya nama penulis internasional di dalam buku
ajar ber ISBN tersebut.
B. Hasil kemitraan tingkat Nasional
a. Publikasi dalam bentuk berikut salah satu atau lebih dari berikut ini: (1) jurnal
internasional, (2) Publikasi jurnal nasional terakreditasi, (3) Publikasi jurnal nasional, (4)
Pemakalah dalam temu ilmiah internasional, (5) Pemakalah dalam temu ilmiah nasional,
(6) Pemakalah dalam temu ilmiah lokal ITS, yang dilakukan secara bersama dengan
penulis dari universitas/ institusi nasional di luar ITS, dengan dibuktikan tercetaknya nama
penulis internasional di dalam: jurnal cetak / e – jurnal, dan / atau proceeding.
b. Hak kekayaan intelektual dalam bentuk salah satu atau lebih berikut ini: (1) Paten, (2)
paten sederhana, (3) hak cipta, (4) merek dagang, (5) rahasia dagang, (6) desain produk
industri, (7) Indikasi Geografis, (8) Perlindungan Topografi Sirkuit Terpadu, bersama
penyusun dan / atau penulis dari universitas/ institusi nasional di luar ITS dengan
dibuktikan tercetaknya nama penulis nasional di luar ITS di dalam karya (1) sampai dengan
(8) tersebut di atas.
c. Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan pencipta dan / atau penyusun yang berasal dari
universitas/ institusi nasional di luar ITS, dengan dibuktikan panduan penggunaan TTG
tersebut terdapat nama pencipta dan / atau penyusun nasional di luar ITS.
d. Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa Sosial dengan menyertakan kolaborasi
dengan SDM yang berasal dari universitas/ institusi nasional di luar ITS, dengan dibuktikan
laporan dari Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa tersebut berasal dari SDM
nasional di luar ITS.
e. Buku ajar ber ISBN dengan menyertakan penulis yang berasal dari universitas/ institusi
inasional di luar ITS, dengan dibuktikan tercetaknya nama penulis nasional di dalam buku
ajar ber ISBN tersebut.
4. Cara menghitung rata-rata IKD (dalam standar 4.3.1 SPMI 2017).
a. IKD – internasional = 2
b. IKD – nasional = 1
6 |Manual Prosedur Perhitungan Indeks Kinerja Dosen
c. Rata-rata IKD = ((2 x Jumlah dosen dengan IKD-internasional + 1 x Jumlah dosen dengan
IKD – nasional)) / (Jumlah dosen di dalam Program Studi)
d. Untuk 1 (satu) dosen dengan IKD – internasional lebih dari satu, dan / atau IKD – nasional
lebih dari satu, cara menghitung adalah dengan dikalikan IKD nya. Sebagai contoh: Bpk.
Budi di Prodi X, mempunyai 2 Jurnal yang dituliskan bersma penulis internasional, dan 1
makalah yang dipresentasikan nasional bersama penulis nasional, maka Bapak Budi
mempunyai IKD = 2 x 2 + 1 x 1 = 5.
5. Nilai rata-rata IKD pada point 4 sebagai dasar penilaian sub standar 4.3.1 dalam SPMI 2017.
6. Kapala Departemen akan menginformasikan secara formal hasil evaluasi indeks kinerja dosen
yang bersangkutan dalam bentuk rapat internal, sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
kualitas kinerja dosen secara kontinyu dan periodik.
Alur Prosedur Evaluasi IKD (Standar 4.3 SPMI ITS 2017)
Referensi
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi.
2. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen
3. Peraturen Presiden Nomor 54 Tahun 2015, tentang Statuta Institut Teknologi Sepuluh Nopember.