INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)
description
Transcript of INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)
1
INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)
KANTOR BANK INDONESIA SURABAYA2009
2
OUTLINE
TUJUAN & TUGAS BANK INDONESIA
BANK INDONESIA SEBAGAI PENGENDALI INFLASI
KEBIJAKAN MONETER BANK INDONESIA
INFLATION TARGETING FRAMEWORK
3
TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA
4
Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 :
“Mencapai dan Menjaga Kestabilan Nilai Rupiah”
Kestabilan Nilai rupiah dicapai melalui 2 hal, yaitu :• Kestabilan nilai Rupiah terhadap barang dan jasa, yang dicerminkan oleh
tingkat INFLASI.• Kestabilan Nilai Rupiah terhadap mata uang asing, yang dicerminkan oleh
NILAI TUKAR (kurs/ exchange rate).
Tugas Bank Indonesia:
1. Menetapkan & melaksanakan kebj
moneter
MENCAPAI & MEMELIHARA KESTABILAN NILAI RUPIAH
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur &mengawasi Bank
5
BANK INDONESIA SEBAGAI PENGENDALI INFLASI
6
DEFINISI INFLASI
• Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus di suatu wilayah pada periode tertentu (Korteweg, 1973 ; Auckley, 1978, Boediono, 2001).
Misalnya : Beras 1 kg = Rp. 3000,- Inflasi
Beras 1 kg = Rp. 4000,-
Deflasi Beras 1 kg = Rp. 2000,-
7
INDIKATOR INFLASI
Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dengan IHK
Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah.
Indeks Harga Produsen merupakan indikator yang menggambarkan perkembangan harga di tingkat produsen.
Deflator GDPDeflator GDP merupakan perubahan dari rasio antara PDB nominal dengan PDB riil.
8
• Inflasi menurunkan daya beli,
terutama masyarakat miskin/
berpendapatan tetap.
• Kesenjangan pendapatan yang
semakin melebar
Dampak InflasiDampak Inflasi
• Inflasi yang tinggi menghambat investasi produktif karena
tingginya ketidakpastian (mendorong investasi jangka pendek)
• Inflasi yang tinggi menghambat pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang
9
Teori Pembentukan Inflasi
Mengacu pada teori ekonomi Neo-Keynesian dalam Gordon (1997) pendekatan determinan inflasi Indonesia dapat dijelaskan, antara lain:
1. Inflasi Permintaan (demand-pull inflation) Jenis inflasi ini biasa dikenal sebagai Philips Curve inflation, yaitu merupakan inflasi yang dipicu oleh interaksi permintaan dan penawaran domestik jangka panjang2. Inflasi Penawaran (cost-push inflation) Cost-push inflation atau juga bisa disebut supply-shock inflation merupakan inflasi penawaran yang disebabkan oleh kenaikan pada biaya produksi atau biaya pengadaan barang dan jasa3. Ekspektasi Inflasi Faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang dapat bersikap adaptif atau forward looking
10
Disagregasi Inflasi
Inflasi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian :
Inflasi Inti (Core Inflation)Inflasi inti adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum (faktor-faktor fundamental seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, dan keseimbangan permintaan dan penawaran agregat) yang akan berdampak pada perubahan harga-harga secara umum dan lebih bersifat permanen dan persistent.
Inflasi Administered (Administered Price)Inflasi administered adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya secara umum diatur pemerintah.
Inflasi bergejolak (Volatile Goods Price)Inflasi bergejolak adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya sangat bergejolak, umumnya dipengaruhi oleh shocks yang bersifat temporer seperti musim panen, gangguan alam, gangguan penyakit, dan gangguan distribusi.
11
INFLASIIHK
INFLASIINTI
INFLASINON-INTI
Output Gap
Eksternal
Ekspektasi
Populasi
ImporBarang
Produksi/distribusiBarang
Permintaan
PenawaranProduksi
Impor
AdministeredPrice
VolatileGood Price
Investasi
Konsumsi
Ekspor
SupplyShocks Penawaran
Permintaan
KebijakanPemerintah
InflasiDunia
Nilai Tukar
Inersia
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi IHK
12
Inflasi dan Kebijakan Moneter di Indonesia
UU Bank Indonesia No. 3 Tahun 2004,
TARGET INFLASI IHK
DITETAPKAN PEMERINTAH (BERKOORDINASI DENGAN
BI)
BI BERTUGAS MENCAPAI TARGET INFLASI YANG
DITETAPKAN
KEBIJAKAN MONETER
13
KEBIJAKAN MONETER BANK INDONESIA
14
Peranan Kebijakan Moneter
Kesejahteraan Masyarakat
Kebijakan Ekonomi
•sustainable growth •full employment •real income•income distribution
Kebj. Fiskal & Sektor Riil
• Kestabilan nilai uang• Menjaga likuiditas perekonomian
Kebijakan Moneter
InflasiNilai Tukar
Jangka Pendek
Permintaan Agregat
Jangka Panjang
15
Macam – macam Rezim Kebijakan Moneter
15
Dalam teori kebijakan moneter terdapat beberapa channels dalam transmisi moneter yang diyakini oleh suatu negara dalam rangka mencapai sasaran akhir, yaitu :1.Monetary targeting; mendasarkan pada pengendalian uang beredar (sbg Intermediate target) dan uang primer (sbg. Sasaran operasional), dengan berdasar kestabilan permintaan uang.
2.Exchange rate targeting; mendasarkan pada pengendalian nilai tukar (sbg intermediate target) untuk mencapai sasaran akhir.
3.Inflation targeting; memfokuskan sasaran akhir pada target inflasi yang diumumkan. dengan intermediate targetnya menggunakan inflation forecast, yang mendasarkan pada semua channel transmisi moneter. Biasanya dikombinasikan dengan suku bunga untuk penentuan operating targetnya.
4.Implicit Nominal Anchor (No Anchor). Tidak menetapkan sasaran akhir dan intermediate tertentu. Tergantung penilaian dan keyakinan boards of governor. Untuk operating target biasanya menggunakan suku bunga.
16
Evolusi Kerangka Kebijakan Moneter di Indonesia
16
Sebelum th 2005, Bank Indonesia menggunakan pendekatan uang primer (base money) sebagai sasaran operasional. Namum dalam dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kelemahan, antara lain :
1.Hubungan antara uang primer dengan inflasi dan pertumbuhan ekonomi semakin tidak stabil.2.Sinyal kebijakan moneter kepada pasar dan masyarakat kurang efektif.3.Respon kebijakan moneter cenderung mengarah ke belakang (backward looking) dan lebih sulit dilakukan.4.Uang primer lebih sulit dikendalikan oleh bank sentral karena adanya perubahan perilaku permintaan uang kartal, giral dan kuasi masyarakat di Indonesia.
Sejak Juli 2005, Bank Indonesia melakukan perubahan regime kebijakan moneter, dari pendekatan base money menjadi pendekatan Inflation Targeting Framework (ITF)
1717
INFLATION TARGETING FRAMEWORK
1818
Inflation Targeting Framework (ITF) adalah suatu kerangka kerja kebijakan moneter yang secara transparan dan konsisten diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang secara eksplisit ditetapkan dan diumumkan.
INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)
Ciri Khusus ITF
• Pernyataan resmi (dan dikuatkan dlm UU) bhw tujuan akhir
kebijakan moneter adalah inflasi yang rendah dan stabil.
• Penetapan dan pengumuman target inflasi dalam jangka menengah-panjang.• Adanya elemen independensi, komitmen, komunikasi, disiplin dan mekanisme akuntabilitas kebijakan
moneter.
19
Alasan Penerapan ITF
-Kebijakan moneter dalam jangka menengah-panjang hanya berpengaruh langsung terhadap inflasi dan bukan pertumbuhan ekonomi. Inflasi yang tinggi dalam jangka menengah-panjang social cost (penurunan daya beli dan uncertainty) dan menekan nilai tukar memperburuk perekonomian. Jadi, kebijakan moneter yang baik adalah pencapaian inflasi yang rendah dan stabil dalam jangka menengah-panjang.
-Dapat dijadikan alat untuk memelihara kredibilitas bank sentral dalam mengendalikan inflasi. Dengan adanya transparansi target inflasi dan cara pencapaiannya, bank sentral akan dituntut komitmennya untuk mempertahankan reputasinya.
-terdapat jangkar nominal yang jelas, yaitu inflasi.
-Dapat memperkuat akuntabilitas bank sentral, karena adanya publikasi target inflasi maka publik dapat menilai kesuksesan atau kegagalan pencapaian bank sentral serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
20
20
1. Penggunaan suku bunga (disebut BI RateBI Rate) sebagai reference rate dalam pengendalian moneter, sebagai pengganti sasaran operasional uang primer.
2. Penguatan proses perumusan kebijakan moneter kebijakan moneter dengan strategi antisipatifdengan strategi antisipatif (forward looking strategy) dalam mengarahkan respon kebijakan moneter saat ini untuk pencapaian sasaran inflasi ke depan.
3.3. SStrategi komtrategi komuunnikikasiasi yang lebih transparan untuk memperkuat sinyal kebijakan moneter kepada pasar dan upaya pembentukan ekspektasi inflasi.
4. Penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintahkoordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk meminimalkan tekanan inflasi dari kenaikan administered prices dan volatile foods maupun untuk sinergi kebijakan ekonomi secara keseluruhan.
4 Langkah Penguatan Kebijakan Moneter melalui ITF
21
21
Bank sentral yang independen (minimal “instrument independence”).
Komitmen untuk mencapai kestabilan harga. Tidak ada dominasi fiskal. Transparansi dan akuntabilitas. Tidak ada ‘anchor’ yang lain (exchange rate harus
fleksibel/floating). Kebijakan Moneter yang bersifat “forward looking” Memiliki kemampuan Operasional:
Kemampuan dalam forecast inflasi Pemahaman transmisi kebijakan moneter Prosedur operasional kebijakan moneter
Syarat Keberhasilan Implementasi ITF
22
Kerangka Inflation Targeting Framework (ITF)Kerangka Inflation Targeting Framework (ITF)
22
OPERASIMONETER
RESPONKEBIJAKAN
(operational target)
INDIKATORKEBIJAKAN
(intermediate target)
SASARAN AKHIR
SASARANINFLASI
• Kesejahteraan msy• Trade off yg
optimal antara Inflasi dan pertumbuhan ek.
• Pengaruh ekspektasi
OUTPUT GROWTH
PRAKIRAANINFLASI
BI RATEInstrumen
Moneter
• Determinan inflasi• Keterkaitan antar
variabel ekonomi• Transmisi moneter
Model, riset, statistik, pendapat ahli, judgement
KREDIBILITASKEBIJAKAN
• Koridor suku bunga• Struktur suku
bunga• Manajemen likuiditas
• Stabilisasi nilai tukar• Kebijakan moneter
lain• Kebijakan perbankan
Koordinasi Pemerintah
KOMUNIKASI KEBIJAKAN• Komitmen & Konsistensi• Pembentukan ekspektasi
+
+
23 Respon Kebijakan Respon Kebijakan MoneterMoneter
BI Rate sebagai Suku Bunga KebijakanBI Rate sebagai Suku Bunga Kebijakan• BI rate adalah suku bunga yang diumumkan oleh bank
indonesia secara periodik untuk waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter
• Dalam kerangka ITF, BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan stance kebijakan moneter dalam merespon prospek pencapaian sasaran inflasi ke depan.
• Perubahan BI Rate dilakukan dalam kelipatan 25 basis points (bps).
• BI Rate diimplementasikan dalam operasi moneter melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang (SBI dan PUAB) untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
• BI Rate menjadi pedoman pelaksanaan operasi moneter :
• Juli 2005 s/d awal Desember melalui lelang SBI 1 bulan.
• Awal 2008 s/d sekarang melalui suku bunga PUAB O/N (Pasar Uang Antar Bank Overnight)
24
BI RATE – Respon Kebijakan Moneter
24
-Pada saat terjadi tekanan inflasi yang membahayakan ekonomi nasional, BI rate perlu dinaikkan.-Pada saat tekanan inflasi menurun dan diperlukan stimulus pertumbuhan ekonomi, BI rate perlu diturunkan.
25
Transmisi Kebijakan Moneter
25
BI Rate 6 Saluran Transmisi Kebijakan Moneter
Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah suatu proses dimana suatu kebijakan moneter dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi
26
Kebijakan Moneter & Instrumennya
Kebijakan Moneter adalah Kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
Dalam melaksanakan kebijakan moneter, bank sentral menggunakan Instrumen moneter yang terdiri atas Instrumen Langsung dan Instrumen tidak langsung.
Instrumen Langsung Instrumen Tidak Langsung
kebijakan moneter yang dapat secara langsung mempengaruhi neraca bank – bank komersial.
usaha pengendalian besaran moneter dengan cara mempengaruhi neraca Bank sentral
Terdiri atas :•Penetapan Suku Bunga•Rasio Likuiditas•Pagu Kredit•Kredit Langsung•Kuota Rediskonto•Instrumen lain : Pengguntingan uang, Pembersihan yang (money purge) dan penetapan uang muka impor.
Terdiri atas :•Cadangan Wajib Minimum•Operasi Pasar Terbuka (OPT)•Fasilitas Diskonto•Fasilitas Rediskonto•Fasilitas Simpanan Bank Sentral•Intervensi Valas•Fasilitas Overdraft•Simpanan Sektor pemerintah•Lelang Kredit
27
Kebijakan Moneter & Instrumennya
2727
OPTOPT
OperasiReguler
OperasiReguler
Operasi Non-Reguler
Operasi Non-Reguler
F A S B IF A S B I
S W B IS W B I
RepoRepo
KontraksiKontraksi
Ekspansi Ekspansi
KontraksiKontraksi
EkspansiEkspansi
Fine Tune Kontraksi (FTK)Fine Tune Kontraksi (FTK)
Fine Tune Ekspansi (FTE)Fine Tune Ekspansi (FTE)
Beli USD/IDRFX Swap Jual
Beli USD/IDRFX Swap Jual
Jual USD/IDRFX Swap Beli
Jual USD/IDRFX Swap Beli
S B IS B I
28
PERKEMBANGAN KERANGKA OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER DI BI
Sebelum ITF
ITF (s.d awal 2008)
ITF (Feb 2008)
- Uang Beredar- SBI 1 Bulan
- BI Rate- SBI 1 Bulan
- BI Rate- Suku Bunga PUAB O/N
I t e m L a m a B a r u
- Target Operasi SBI 1 bulan PUAB o/n
- Koridor Suku Bunga
800 bp: 500 bp bawah + 300 bp atasAsimetris antara batas bawah & atas
100bp: 50bp bawah + 50bp atasSimetris antara batas bawah & atas
29
29
Instrumen Sasaran Operasional
Sasaran Antara
Sasaran Akhir
Kerangka Operasional Kerangka Strategis
“Jangkar” Nominal
- Nilai tukar - Besaran moneter- Inflasi (inflation targeting)- Output nominal- tidak disebut secara eksplisit
Penargetan
- OPT - sk bunga jk. pd - sk. bunga jk. pj - Inflasi - Fas. Diskonto - uang primer - M1, M2, kredit - Pertumbuhan ek. - Giro Wajib Min - policy rate (BI Rate)
- Kesempatan kerja - Imbauan, dll
29
Kerangka operasional disempurnakan sejak Feb. 2008
Kerangka operasional disempurnakan sejak Feb. 2008
KERANGKA OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER DI BI
30
Kerangka Operasional Lama(Sebelum Feb 2008)
Waktu
BI Rate
FASBI Rate (o/n)
Repo Rate (o/n)
PUAB o/n
Kori
dor
Su
ku
B
un
ga
Suku Bunga
SBI 1b
500 bp
300 bp
Repo o/n
FASBI o/n
- BI rate digunakan sebagai acuan dalam penetapan suku bunga SBI 1 bulan.
- Koridor suku bunga yang berlaku sebesar 800 basis point, yaitu :•Repo Rate O/N: 300 bps dari BI rate.•Fasbi Rate O/N 500 bps dari BI rate.
-spread suku bunga sebesar 800 bps, dianggap terlalu lebar, sehingga menyebabkan distorsi transmisi kebijakan moneter (suku bunga jk pendek yang terjadi terlalu berfluktuatif, dan pergerakannya tidak sejalan dengan sinyal BI Rate)
Kesimpulan: perlu dilakukan penyempurnaan, dengan melakukan penyempitan koridor suku bunga.
3131
Tujuan Penyempurnaan
� Menghilangkan distorsi transmisi kebijakan moneter: Fluktuasi rate PUAB O/N yang cukup tinggi dan pergerakan
tidak sejalan dengan sinyal kebijakan moneter (BI Rate) Struktur suku bunga jangka pendek yang curam
� Memperbaiki infrastruktur pasar keuangan sehingga mempercepat terciptanya kondisi pasar uang yang stabil, kuat dan efisien
� Mengurangi risiko likuiditas atas penempatan aset/investasi jangka menengah dan panjang
� Dari sisi perbankan, penyempurnaan diharapkan akan mengurangi salah satu hambatan dalam menjalankan fungsi intermediasi
32
BI menjadi lebih aktif, yaitu melihat likuiditas di pasar keuangan; -jika dana di pasar terlalu ketat, BI akan buka FTE,
-jika dana di pasar terlalu longgar, BI akan buka FTK.
Dengan koridor suku bunga yang lebih sempit, -jika bank kekurangan dana, bisa pinjam dengan suku bunga
yang lebih murah. -jika bank kelebihan dana, BI akan masuk dengan FTK dengan suku bunga yang menarik.
SBI 1 bulan dilepas dan sudah tidak sama lagi dengan BI rate.
Acuannya beralih dari SBI 1 bulan ke PUAB o/n. Untuk itu, PUAB o/n dicoba diikutkan ke BI rate sebagai reference rate.
Beberapa Karakteristik Kerangka Operasional Baru
3333
Kerangka Operasional Baru (Penyempurnaan)
Waktu
BI Rate
FASBI Rate (o/n)
Repo Rate (o/n)
PUAB o/n
Kori
dor
Su
ku
B
un
ga
Suku Bunga
FTE
FTK
SBI 1b
Sblm 2008 Akhir 2008
Repo o/n
FASBI o/n
Repo o/n
FASBI o/n
500 bp
50 bp
50 bp
300 bp
34
Perkembangan Kerangka Operasional Baru
34
Sejak implementasi Kerangka Operasional yang baru, pergerakan suku bunga PUAB o/n cenderung stabil dan semakin mendekati level BI Rate. Sejak pertengahan Mei 2008, rate PUAB O/N berhasil dibawa masuk pada koridor yang dijaga oleh BI.
0
3
6
9
12
15
% PUAB o/n BI Rate FASBI Repo
0
10
20
30
40
50
60
8,0
8,5
9,0
9,5
10,0
10,5
2/6 11 20 1/7 10 21 31 11/8 21 1/9 10 19 6/10 15 24 4/11 13 24 3/12 15 24
bp(%) Dev. PUAB o/n PUAB o/n BI Rate
======TERIMA KASIH ========