Infeksi Varisela pada kehamilan

download Infeksi Varisela pada kehamilan

of 19

Transcript of Infeksi Varisela pada kehamilan

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    1/19

    1

    I. Pendahuluan

    Varisela merupakan penyakit yang terutama menyerang anak-anak dan jarang

    dijumpai pada kehamilan dan nifas. Meskipun pada umumnya penyakit ini

    merupakan penyakit yang ringan, namun pada wanita hamil bisa bermanifestasi

    lebih berat dan menyebabkan partus prematurus dan kelainan kongenital.

    Penyebab dari penyakit ini adalah virus varicella zoster (VZV) yang dapat juga

    menyebabkan herpes zoster.1,2,

    Diagnosis Varisela maupun Herpes Zoster mudah ditegakkan, karena

    mempunyai lesi yang khas, namun dalam beberapa hal patut mendapat perhatian

    khusus, seperti pada individu dengan imunokompromis,penderita yang mendapat

    terapi kortikostroid.7.

    Pada wanita hamil yang rentan terhadap banyak infeksi dan

    penyakit menular , infeksi varisela cendrung lebih parah, Paryani dan Arvin

    (1986) pernah melaporkan bahwa 4 dari 43 orang atau sekitar 10% dari wanita

    yang hamil yang terinfeksi varisela menderita pneumonitis.1

    Varisela dalam

    kehamilan dibagi dalam bagian yaitu, teratogenik, congenital, dan post natal.

    Disamping itu terdapat juga infeksi pada perinatal dan orang-orang dengan

    sistem imun yang rendah. Manifestasi klinis dari janin tergantung kepada waktu

    terinfeksinya ibu selama kehamilan atau setelah persalinan yang berhubungan

    dengan imunitas yang diberikan melalui plasenta ke janin.3

    Beberapa tes diagnostik dalam menegakkan infeksi diagnosis infeksi

    varisela, dapat dilakukan , yang berbeda sensitifitas dan spesifisitasnya. Pada

    infeksi teratogenik varisela- zoster, tes fluorescent antibody to membrane antigen

    (FAMA) yang mengukur antibodi untuk VZV, dimana menetapnya antibody

    lebih dari 6-8 bulan mendukung adanya infeksi intra uterin. Sedangkan pada

    Kongenital varisela zoster dapat diukur dengan Tzank smear, atau kultur

    jaringan, tes serum antibody VZV.4,5

    Penatalaksanaan yang dilakukan pada varisela dalam kehamilan , tidak

    terlepas dari waktu ekspose, keadaan sistem imun, komplikasi yang terjadi. Jika

    wanita hamil kontak dengan varisela, tingkat ekpose dan status imunnya harus

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    2/19

    2

    dinilai pertama sekali. Riwayat yang jelas dari infeksi varisela pada masa lampau

    selalu merupakan indikator yang dapat dipercaya bahwa sudah adanya imunitas.

    Sangat disarankan bahwa wanita hamil dengan infeksi varisela harus dimonitor

    dan di anjurkan untuk dirawat di rumah sakit, karena pneumonia dan episode

    yang berat dari varisela pada orang dewasa, sebaiknya diterapi dengan acyclovir

    intra vena selama lebih kurang 7 hari, disamping terapi lainnya.4

    Pencegahan terhadap infeksi VZV dapat diberikan antara lain dengan

    imunisasi pasif, aktif atau pemberian kemoterapi antiviral,. Pencegahan terutama

    ditujukan pada individu dengan resiko tinggi. Terhadap ibu hamil imunisasi

    yang dipakai adalah varisela zoster immune globulin, sehingga dapat melindungi

    ibu hamil dari infeksi varisela-zoster, begitu juga terhadap bayi baru lahir.

    II. Isi

    1. Virologi

    Virus varisela termasuk kelompok DNA Herpes virus dan hidup laten pada

    ganglion belakang setelah infeksi primer. Virus ini menyebabkan varisela

    (chickenpox) dan infeksi herpes zoster (shingles). Varisela menyebar ke

    seluruh belahan dunia dengan angka kejadian bergantung dengan usia,

    keadaan temperature, iklim tropis dan populasi yang pernah mendapatkan

    vaksin varisela. Varisela mempunyai pengaruh besar terhadap kehamilan

    karena risiko yang tinggi terhadap ibu, janin dan neonatus. Insiden varisela

    sekitar 15 kasus per 10.000 kehamilan.1,2

    2. Patogenesis

    Virus varisela ditularkan melalui sekret saluran napas yang terinfeksi dan

    melalui kontak langsung dengan lesi kulit. Seorang inidividu dikatakan

    infeksius sejak 2 hari sebelum onset timbulnya lesi sampai lesi telah menjadi

    krusta 6-7 hari kemudian. Masa inkubasi 10-21 hari dengan rata-rata 15 hari.

    Virus masuk ke dalam tubuh umumnya melalui saluran napas, di mana infeksi

    primer terjadi pada mukosa saluran napas atau konjungtiva. Kemudian virus

    mengalami replikasi pada tempat tersebut selama kira-kira 4-6 hari, dan

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    3/19

    3

    diikuti dengan transmisi sejumlah kecil virus melalui peredaran darah dan

    sistem limfatik ke seluruh tubuh (viremia primer). Setelah replikasi siklus

    kedua, 1 minggu kemudian virus dilepaskan dalam jumlah yang besar

    (viremia sekunder) yang menyebabkan terjadinya demam dan malaise.

    Kemudian virus dengan cepat memasuki jaringan kulit dan membran mukosa.

    Pada saat virus terdapat dalam kapiler dan memasuki epidermis, muncul

    karakteristik vesikel varisela pada kulit.3,4

    3. Epidemiologi

    Infeksi virus varisela zooster (VVZ) dapat menyerang semua orang, tanpa

    membedakan ras dan jenis kelamin dan golongan umur, termasuk neonatus

    yang disebut varisela congenital, tapi tersering adalah pada masa anak-anak

    90% kasus berumur 10 tahun dan terbanyak umur 5-9 tahun. Infeksi primer

    varisela terjadi secara endemis dapat ditemukan setiap saat, dan penyakit ini

    ditularkan secara langsung melalui traktus respiratorius atau droplet infection

    dan penderita yang terserang varisela, dapat menularkan penyakit mulai 24

    jam sebelum timbulnya erupsi kulit sampai 6 atau 7 hari kemudian. Varisela

    hanya diderita sekali seumur hidup, kecuali dapat terjadi residif pada penyakit

    keganasan dan pada anak dengan pencangkokan ginjal yang sedang diberi

    pengobatan imunosupresif.6,7

    Sebagian besar orang dewasa sudah pernah mengalami penyakit varisela

    pada masa kanak-kanak, sehingga menjadi kebal terhadap virus ini. Pada

    orang dewasa yang sungguh-sunguh terkena infeksi ini penyakit ini

    cenderung lebih parah dari anak-anak. Keadaan ini terutama terjadi pada masa

    kehamilan. Paryani dan Arvin pernah melaporkan bahwa 4 dari 43 atau

    sekitar 10 % dari wanita hamil yang terinfeksi mengalami pneumonitis.8

    Pada negara dengan 4 musim, varisela 90 % wanita pada masa produktif

    ternyata imun terhadap virus varisela-zoster . pada wanita hamil jarang

    ditemui varisela, meskipun wanita hamil dengan kondisi yang tak prima

    dapat menyebabkan beberapa problem, khususnya saat wabah.9

    .Di Indonesia

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    4/19

    4

    walaupun belum pernah dilakukan penelitian agaknya penyakit virus

    menyerang pada musim peralihan antara musim panas ke musim hujan atau

    sebaliknya. Angka kejadian di negara kita belum pernah diteliti, tetapi di

    Amerika dikatakan kira-kira 3,1-3,5 juta kasus dilaporkan tiap tahun.6

    4. Manifestasi Klinis

    Gejala prodromal seperti demam, malaise, mialgia, dan nyeri kepala timbul

    sebelum lesi kulit. Lesi pada kulit muncul di hampir seluruh tubuh, berawal

    dari batang badan dan menyebar ke ekstremitas. Seluruh tahapan lesi ( papula,

    vesikel, pustula dan krusta) dapat muncul pada saat yang bersamaan. Hal ini

    merupakan salah satu kekhasan dari varisela yang membedakannya dengan

    penyakit akibat infeksi virus lain seperti variola.4

    1. Stadium prodromal

    Pada anak-anak gejala ini biasanya jarang. Setelah masa inkubasi

    didapatkan gejala prodromal selama 1-2 hari berupa panas yang tidak

    terlalu tinggi, malaise, sakit kepala, anoreksia, rasa berat pada punggung

    dan kadang-kadang disertai sakit tenggorokkan atau batuk kering. Gejala

    prodromal pada orang dewasa lebih berat dari pada anak-anak.1,4,5

    2. Stadium erupsi

    Lesi dari stadium yang berbeda timbul di saat yang sama pada beberapa

    bagian tubuh. Lesi baru terbentuk biasanya berhenti pada hari ke 4 dan

    krusta terjadi pada hari ke 6. Lesi awal berupa timbul rashberupa makula

    eritema yang gatal pada punggung, wajah, kulit kepala dan menyebar

    secara sentripetal melibatkan ekstremitas. Makula eritema akan

    berkembang dengan cepat menjadi papula kemerahan lalu menjadi vesikel

    kemudian pustula. Diameter vesikel biasanya 2-4 mm dan dengan mudah

    pecah serta mengering membentuk krusta. Bentuk ini sangat khas dan lebih

    dikenal sebagai tetesan embun / air mata (tear drops). Seluruh perubahan

    ini hanya dalam waktu 8-12 jam. Dalam perjalanan penyakit didapatkan

    tanda yang khas yaitu terdapatnya bentuk papula, vesikel dan krusta dalam

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    5/19

    5

    waktu yang sama, keadaan ini disebut polimorf. Bila terjadi infeksi

    sekunder karena bakteri maka cairan vesikel yang jernih berubah menjadi

    pus disertai limfadenopati umum. Demam biasanya berlangsung selama 1-

    3 hari.4,5,17

    3. Stadium penyembuhan

    Dalam waktu 6-8 hari demam akan menurun, formasi lesi baru menghilang

    dan lesi lama berubah menjadi krusta. Selanjutnya krusta akan lepas dalam

    waktu 1-2 minggu, tergantung dari dalamnya kulit yang terkena dan

    meninggalkan bekas kemerahan yang akan menghilang secara bertahap.

    Varisela dapat di diagnosa dengan penampakan dan perubahan pada lesi

    kulit dengan riwayat kontak dengan penderita varisela sekitar 2-3 minggu.

    Diagnosis varisela umumnya dapat ditegakkan berdasarkan lesi kulit yang

    khas sehingga dari pemeriksaan fisik sudah dapat didiagnosis varisela.

    Beberapa kondisi lain yang dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis

    banding varisela antara lain erupsi obat, scabies, gigitan serangga, eritema

    multiforme, zoster diseminata, herpes simplek diseminata, penyakit kaki

    tangan dan mulut akibat infeksi virus coxsakie serta campak atipikal.1,12

    Pada pasien didapatkan keluhan berupa timbul demam sejak 2 hari serta

    timbul bercak merah di punggung seukuran jarum pentul. Bercak kemudian

    berubah menjadi bintil kemerahan bertambah banyak dan beberapa bintil

    berubah menjadi lepuh. Pasien juga pernah kontak dengan anaknya yang

    sedang terkena penyakit cacar air . Dari lesi yang khas ini diagnosis

    kehamilan dengan varisela sudah bisa ditegakkan, sedangkan diagnosis

    suspek demam tifoid didapatkan dari pemeriksaan tes widal dan tubek TF.

    Hasil pemeriksaan widal tidak menunjukkan hasil yang sesuai dengan

    penyakit demam tifoid walaupun hasil pemeriksaan Tubek TF

    menunjukkan hasil 4, tetapi pada pasien ini dari anamnesa dan pemeriksaan

    fisik tidak menunjukkan kearah demam tifoid sehingga diagnosis pada

    pasien ini lebih diarahkan kepada infeksi viral.

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    6/19

    6

    Virus varisela dapat diidentifikasi dengan preparat Tzanck walaupun

    pemeriksaan ini tidak dapat membedakan infeksi oleh virus lain seperti

    herpes simpleks dan varisela zoster. Pemeriksaan kultur virus dapat

    memberikan informasi yang definitif tetapi jarang dikerjakan karena sulit

    dan biaya relatif mahal. Pemeriksaan dengan Polymerase chain reaction

    untuk mengidentifikasi DNA virus juga merupakan salah satu alternatif

    pemeriksaan penunjang yang dapat dikerjakan untuk menegakkan

    diagnosis.4

    Serokonversi titer antibodi merupakan penanda diagnostik yang banyak

    dipakai. Titer antibody pada fase akut serta konvalesen dapat dideteksi

    dengan menggunakan fiksasi komplemen, uji fluorescent antibody to

    membrane antigen (FAMA), atau enzyme immunoassay (EIA). Jarak

    pengambilan serum pada fase akut dan konvalesen berkisar 3 minggu.

    Keberadaan IgM spesifik terhadap varisela yang umumnya masih bertahan

    di dalam darah selama 4-5 minggu juga merupakan penanda diagnostik

    yang sensitif.4,5

    Pemeriksaan serologis memberikan hasil positif 97-99% pada dewasa

    yang pernah terinfeksi varisela. Untuk pemeriksaan virus varisela dapat

    dilakukan beberapa tes yaitu :8

    1. Tzanck smear : preparat diambil dari discraping dasar vesikel yang

    masih baru kemudian diwarnai dengan pewarnaan yaitu hematoxylin

    eosin, Giemsa, tlouidine blue, atau papanicolau

    2. Direct fluorescent assay : Preparat diambil dari dasar vesikel tetapi

    apabila sudah berbentuk krusta pemeriksaan DFA kurang sensitif

    3.

    Polymerasechain reaction

    4. Biopsi kulit

    5. Pengaruh infeksi varisela terhadap kehamilan

    Varisela merupakan peyakit yang tergolong self limiting disease dan relatif

    jarang mengenai wanita hamil. Pada sebuah penelitian melaporkan bahwa

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    7/19

    7

    infeksi pada kehamilan 5 kali lebih fatal dibandingkan pada individu yang

    tidak hamil. Kehamilan bukan merupakan faktor predisposisi infeksi varisela

    tetapi kehamilan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas baik

    terhadap ibu, janin dn neonatus akibat infeksi tersebut. Pada wanita hamil

    yang mempunyai riwayat kontak dengan penderita varisela harus diketahui

    apakah terdapat riwayat infeksi varisela sebelumnya atau riwayat vaksinasi

    sebelumnya. Wanita hamil harus melakukan pemeriksaan darah untuk

    menilai ada atau tidaknya imunitas terhadap varisela meskipun pada

    beberapa kasus terjadi reinfeksi secara klinis. Pada gambar dibawah ini

    merupakan algoritma penilaian dan manajemen wanita hamil yang terpapar

    infeksi varisela.4,5

    Infeksi varisela dalam kehamilan menunjukkan risiko untuk ibu dan janin.

    Pada salah satu penelitian yang dilakukan pada 43 wanita hamil didapatkan 4

    pasien yang berkembang menjadi pneumonia sistemik dan 1 orang

    meninggal akibat infeksi. Merokok merupakan faktor penting. Pada wanita

    dewasa lebih sering berhubungan dengan pneuomonia, hepatitis dan

    encephalitis. Pneumonia dapat terjadi pada 5-10 % wanita hamil dengan

    varisela dan keparahan penyakit meningkat pada akhir kehamilan. Gejala

    paru-paru biasanya timbul 2 sampai 6 hari setelah timbul lesi dengan batuk

    ringan yang diikuti dengan hemoptisis, nyeri dada, sesak nafas, dan sianosis.

    Tingkat mortalitas pada pneumonia akbiat varisela yang diberikan terapi saat

    ini hanya kurang dari 1 %.7,12

    Pada penelitian Sisson tahun 2003 disebutkan komplikasi lainnya dari

    infeksi varisela yaitu ensefalitis yang dapat menyebabkan ataksia cerebral

    akut yang dapat terjadi sampai hari ke 21 pada saat onset infeksi. Ensefalitis

    yang lebih berat jarang terjadi (0,1-0,2 %) dengan angka mortalitas sekitar

    5-20 %.6

    Infeksi varisela pada ibu hamil dapat menyebabkan konsekuensi yang

    serius terhadap janin dan bayi. Ibu yang terinfeksi pada trimester I dapat

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    8/19

    8

    menyebabkan cacat bawaan seperti korioretinitis, atropi kortek serebri,

    hidronefrosis, dan kelainan pada tulang dan kulit. Virus varisela dapat

    menginfeksi janin melalui transplasenta atau infeksi asenden melalui jalan

    lahir dan dapat menyebabkan terjadinya infeksi intra uterin5.

    Pada kehamilan kurang dari 13 minggu maka cacat bawaan terjadi sebesar

    0.2%, pada kehamilan 1320 minggu sebesar 2% tetapi jika infeksi terjadi

    setelah 20 minggu umumnya tidak terjadi kelainan. Masa inkubasi virus

    varisela umumnya kurang dari 2 minggu sehingga jika persalinan terjadi

    sebelum masa inkubasi atau pada persalinan maka karena antibodi pada

    tubuh ibu belum terbentuk bayi akan terinfeksi dan menimbulkan cacat pada

    usus dan susunan saraf pusat.

    Varisela merupakan penyakit yang terutama menyerang anak-anak dan

    jarang dijumpai pada kehamilan dan nifas. Penularan dapat terjadi melalui

    droplet dan kontak langsung dengan cairan vesikel. Sekitar 95% wanita

    hamil mempunyai imunitas (IgG) terhadap varisela. Infeksi primer varisela

    (chickenpox)pada wanita hamil jarang terjadi dan frekuensinya sekitar 0,5-3

    /1000 kehamilan.

    Meskipun pada umumnya penyakit ini merupakan penyakit yang ringan,

    namun pada wanita hamil bisa bermanifestasi lebih berat dan menyebabkan

    partus prematurus dan kelainan kongenital. Infeksi pada wanita hamil sekitar

    8% dapat menyebabkan transmisi vertikal dan sekitar 10% kasus dapat

    berkembang menjadi sindrom varisela kongenital (0,4 2 %) bila terjadi

    sebelum usia kehamilan 20 minggu.9,11

    Diagnosis varisela maupun Herpes zoster mudah ditegakkan karena

    mempunyai lesi yang khas, namun dalam beberapa hal patut mendapat

    perhatian khusus seperti pada individu dengan imunokompromis, penderita

    yang mendapat terapi kortikostroid.Pada wanita hamil yang rentan terhadap

    banyak infeksi dan penyakit menular sehingga infeksi varisela cenderung

    lebih parah. Paryani dan Arvin pada tahun 1986 pernah melaporkan bahwa 4

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    9/19

    9

    dari 43 orang atau sekitar 10% dari wanita yang hamil yang terinfeksi

    varisela menderita pneumonitis.Varisela dalam kehamilan dibagi dalam tiga

    bagian yaitu teratogenik, kongenital, dan pasca lahir. Disamping itu terdapat

    juga infeksi pada perinatal dan orang-orang dengan sistem imun yang

    rendah. Manifestasi klinis dari janin tergantung kepada waktu terinfeksinya

    ibu selama kehamilan atau setelah persalinan yang berhubungan dengan

    imunitas yang diberikan melalui plasenta ke janin.16

    Penatalaksanaan yang dilakukan pada varisela dalam kehamilan tidak

    terlepas dari waktu terpapar, keadaan sistem imun, komplikasi yang terjadi.

    Jika wanita hamil kontak dengan varisela, tingkat paparan dan status

    imunnya harus dinilai pertama kali. Riwayat yang jelas dari infeksi varisela

    pada masa lampau selalu merupakan indikator yang dapat dipercaya bahwa

    sudah adanya imunitas. Sangat disarankan bahwa wanita hamil dengan

    infeksi varisela harus dimonitor dan di anjurkan untuk dirawat di rumah sakit

    karena pneumonia dan episode yang berat dari varisela pada orang dewasa

    sebaiknya diterapi dengan asikolovir intravena selama lebih kurang 7 hari

    disamping terapi lainnya.6,9

    Angka mortalitas terhadap infeksi varisela meningkat sesuai usia. Angka

    mortalitas pada remaja 15 kali lebih tinggi dibandingkan anak-anak.

    Berdasarkan Centers for Disease Control and Preventionterjadi peningkatan

    dari 2.7 per 100.000 orang pada usia 15 19 tahun menjadi 25.2 per 100.000

    orang pada usia 3039 tahun. Kejadian mortalitas lebih tinggi pada wanita

    hamil dan kematian biasanya diakibatkan oleh gangguan pernafasan. Sekitar

    5-10 % wanita hamil dangan varisela berisiko untuk terjadi pneumonitis dan

    kejadian ini meningkat pada wanita perokok dan jumlah lesi varisela lebih

    dari 100 lesi. Hampir seluruh komplikasi ini terjadi pada hari ke empat atau

    lebih. Angka kejadian mortalitas lebih tinggi pada wanita hamil yang

    terinfeksi pada trimester III dibandingkan pada trimester II.14

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    10/19

    10

    Varisela dapat menyebabkan infeksi intrauterin pada semua usia

    kehamilan akibat infeksi varisela menyebabkan viremia dan virus dapat

    ditransmisikan melalui transplasenta ke janin. Infeksi melalui jalan lahir juga

    dapat menyebabkan terjadi infeksi intrauterin. Pengaruh infeksi intrauterine

    ke janin bergantung pada waktu terjadinya infeksi. Infeksi primer varisela

    pada trimester I dan II dapat menyebabkan terjadinya infeksi intrauteri pada

    kasus.9

    Gambar 1. Infeksi Varisela dan pengaruhnya terhadap kehamilan.

    Dikutip dari Saurbrei9.

    6. Pengaruh infeksi varisela terhadap janin

    Infeksi varisela pada kehamilan trimester III dapat menyebabkan

    konsekuensi pada janin berupa varisela neonatal berat. Penelitian yang

    dilakukan Miller menyebutkan bahwa bila infeksi pada ibu terjadi 1-4

    minggu sebelum persalinan maka kemungkinan 50 % bayi akan terinfeksi

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    11/19

    11

    dan sekitar 23 % berkembang menjadi varisela meskipun mendapatkan

    imunitas pasif berupa antibodi dari ibu. Antibodi yang terdapat dari 66 bayi

    ketika ruam ibu muncul lebih dari 7 hari sebelum persalinan. Ketika ruam

    ibu muncul 7-3 hari sebelum persalinan maka semakin sedikit bayi memiliki

    antibodi. Tidak ada antibodi yang terdeteksi dari 60 bayi yang lahir kurang

    dari 3 hari setelah timbulnya ruam pada ibu . Tingkat gejala klinis tertinggi

    (sebanyak 62 %) pada bayi yang lahir dalam waktu 7 hari setelah timbulnya

    ruam. Di antara 19 bayi yang memiliki gejala yang berat, 16 bayi lahir dari

    ibu yang memiliki ruam antara 4 hari sebelum dan 2 hari setelah melahirkan

    (13.55 %) karena bayi belum sempat menerima antobodi pasif dari ibu11.

    Gambar 3. Varisela pada bayi baru lahir. Risiko infeksi varisela dan

    komplikasinya berdasarkan onset infeksi.

    Dikutip dari Habif TP.17

    Pengaruh infeksi varisela terhadap janin dapat bermanifestasi sebagai

    sindrom varisela kongenital atau neonatal varisela. Angka kejadian sindrom

    varisela kongenital sebanyak 41 kasus per tahun di Amerika Serikat, 4 kasus

    per tahun di Kanada, dan 7 kasus per tahun di Inggris. Infeksi pada wanita

    hamil pada trimester pertama dapat terjadi malformasi atau deformasi olehinfeksi transplasenta. Manifestasi ini berupa chorioretinitis, atropi korteks

    serebri, hydronephrosis, dan defek pada tulang dan kulit kaki. Pada beberapa

    penelitian kohort tidak didapatkan bukti klinis kejadian varisela kongenital

    embriopati setelah kehamilan 20 minggu.1

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    12/19

    12

    Tabel 1. Efek infeksi varisela terhadap kehamilan berdasarkan usia

    gestasi.

    Dikutip dari Ghosh et al.11

    Paparan infeksi varisela pada wanita hamil sebelum atau mendekati

    persalinan dapat menyebabkan infeksi neonatal fulminan (neonatal varisela).

    Infeksi neonatal terjadi bila gejala terjadi kurang dari 5 hari sebelum

    persalinan atau 2 hari setelah persalinan. Pada periode ini berhubungan

    dengan perkembangan IgG akibat belum adannya imunisasi pasif

    transplasenta terhadap janin.7

    Alkalay membuat kriteria untuk mendiagnosis Sindrom varisela

    kongenital, yaitu :

    1. Terdapat infeksi varisela pada ibu selama kehamilan

    2. Terdapat lesi kulit kongenital pada dermatome, defek neurologi,

    penyakit mata, dan hipoplasia tungkai.

    3.

    Pemeriksaan Virus varisela intrauterin melalui : deteksi DNA virus

    melalui janin, terdapat IgM spesifik dan terdapat IgG sebelum usia 7

    bulan

    4. Terdapat gambaran infeksi verisela pada infant.

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    13/19

    13

    Diagnosis prenatal dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan

    ultrasonografi untuk mencari apakah terdapat deformitas tungkai,

    microcephaly, hydrocephalus,polyhidramnion, kalsifikasi, dan pertumbuhan

    janin terhambat. Penelitian yang dilakukan Enders dan Miller menyebutkan

    nilai prognostik meningkat apabila pemeriksaan ultrasonografi digabungkan

    dengan pemeriksaan PCR. Pada kehamilan sebelum 24 minggu tranmisi

    vertikal dapat dideteksi secara klinis atau serologi dan menggunakann PCR

    sekitar 24 % dan 8 % dapat dikonfirmasi secara virology. Pada penelitian

    didapatkan kejadian pertumbuhan janin terhambat dan berat badan lahir

    rendah sebanyak 23 %.6,15

    Gambar 4. Varisela Neonatal.

    Dikutip dari Ghosh et al.11

    7. Terapi varisela

    Varisela pada ibu hamil akan memberikan manifestasi klinis yang lebih berat

    dibanding ibu-ibu atau orang yang tidak hamil sehingga sebaiknya pada

    wanita hamil yang terkena infeksi varisela diberikan terapi dan pencegahan

    yang lebih agresif karena komplikasi yang serius berupa varisela pneumonitis.

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    14/19

    14

    Pada ibu hamil faktor risiko yang akan memperberat varisela pneumonitis

    adalah seperti merokok, penyakit paru kronis, khususnya PPOM dan

    imunosupresi.Pada gambar dibawah ni merupakan algoritma penilaian dan

    manajemen wanita hamil yang terinfeksi varisela.9

    Kemungkinan terpapar

    Riwayat infeksi varisela ataupun vaksinasi

    Ya tidak atau tidak

    yakin

    Pemeriksaan antibody IgG varisela

    Negatif Positif

    Penilaian waktu terpapar

    Konfirmasi imunitas

    < 96 jam > 96 jam Tidak

    diterapi

    Beri vaksin varisela Tidak diberi vaksin varisela

    Gambar 1. Manajemen wanita hamil yang terpapar infeksi varisela.

    Dikutip dari Narkeviciute.6

    Vaksinasi merupakan upaya pencegahan varisela pada kehamilan yang

    efektif. Setiap ibu hamil yang belum pernah menderita varisela sebaiknya

    diberi vaksin untuk mencegah terjadinya infeksi varisela selama kehamilan.

    Penelitian yang dilakukan di Hongaria merekomendasikan setiap wanita yang

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    15/19

    15

    berencana hamil tetapi belum pernah menderita varisela atau riwayat

    infeksinya diragukan untuk mendapat vaksinasi terhadap varisela.4

    Pada ibu hamil dengan varisela diterapi dengan1,5,8

    :

    A. Hospitalisasi : Keputusan untuk perawatan di rumah sakit pada wanita

    hamil dengan varisela tergantung ada atau tidaknya faktor resiko dan

    memenuhi beberapa indikasi :

    1.Indikasi absolut :

    a. Ada nyeri dada atau abdomen

    b. Ada gejala neurologis lain selain sakit kepala yang

    mengarah kepada ensefalitis

    c. Lesi yang hemorrhagicatau adanya tendensi perdarahan

    sebagai tanda penurunan sistim imun yang banyak.

    d. Lesi yang hebat

    e. Adanya faktor penekanan sistem imun.

    2.Indikasi relatif :

    a. Trimester akhir kehamilan yang mendekati persalinan.

    b. Riwayat obstetri yang jelek.

    c. Merokok

    d. Penyakit paru kronis

    e. Latar belakang sosial yang buruk.

    f. Kemungkinan pemantauan dan perawatan yang jelek di

    rumah.

    g. Kecemasan yang berlebihan.

    B. Terapi Supportif

    Terapi suportif adalah pemberian oksigenasi yang adekuat,

    pemantauan analisis gas darah atau bila perlu penggunaan ventilator.

    Secondary bacterial pneumoniaadalah komplikasi yang tersering dari

    varicella pneumonitis, sehingga kebanyakan dokter memberikan

    antibiotika profilaksis secara rutin khususnya bila ada faktor risiko

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    16/19

    16

    lainnya seperti merokok. Hyperimmune globulinatau normal immune

    globulinmemberikan hasil yang baik dalam penatalaksanaan varisela

    dalam kehamilan walaupun biaya akan lebih mahal. Penggunaan

    kortikosteroid walaupun sering digunakan tapi masih kontroversial

    karena dapat menurunkan sistem imun

    C. Terapi Obat-obatan anti virus :

    1. Asiklovir :

    Asiklovir termasuk obat yang cukup aman digunakan pada

    kehamilan. Obat akan dialirkan secara pasif melalui plasenta ke

    janin tanpa dimetabolisme dan berada di cairan amnion. Asiklovir

    juga dieksresikan melalui ASI dan akan ditemukan pada darah tali

    pusat, lalu dieksresikan oleh ginjal janin dan akan ditemukan

    dalam urin janin. Asiklovir difosforilasi oleh enzim timdin-kinase

    menjadi asiklovir trifosfat yang dapat menghambat polymerase

    virus DNA yang mengganggu replikasi virus.

    Pada pengujian dengan binatang tidak terlihat adanya efek

    karsinogenik, mutagenik atau teratogenik, pada dosis terapi. Tidak

    didapatkan data yang memperlihatkan bahwa asiklovir

    menyebabkan gangguan ginjal janin atau efek toksik lainnya. Data

    tentang penggunaan asiklovir yang dihimpun dari 18 negara ,

    selama 9 tahun mulai Juni 1993, memperlihatkan dari 811

    kehamilan yang diikuti secara prospektif, 601 diikuti sampai hamil

    aterm dan sampai 1 tahun pasca kelahiran ternyata tidak

    didapatkan adanya kelainan dari janin yang dilahirkan. Namun

    bagaimanapun penggunaan asiklovir harus tetap hati-hati pada

    kehamilan khususnya masa trimester pertama sebab obat ini oleh

    FDA digolongkan dalam kategori C.

    Dosis asiklovir yang diberikan 10mg/kgbb, diberikan infus

    intravena, untuk anak-anak 500 mg/m2 tiap 8 jam . Dilain pihak

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    17/19

    17

    asiklovir oral, kurang absorbsinya bioavailabilitinya hanya 15-30

    %, diberikan 800 mg 5 kali sehari, selama 7 hari. Untuk anak-anak

    20 mg/kgbb 5 kali sehari. Efek samping yang terjadi berupa

    muntah, nausea,7,14

    2. Valasiklovir

    Merupakan terapi yang baru untuk varisela dan yang cukup tinggi

    bioavailabilitasnya adalah Valasiklovir, yaitu suatu L-valyl aster

    asiklovir yang dimetabolisme menjadi asiklovir dan L-valin. Cara

    kerjanya sama dengan asiklovir. Bioavailabilitas valasiklovir lebih

    besar dibandingkan asiklovir. Dosis valasiklovir 3 kali 1 gram

    peroral untuk mencapai level plasma 5-10 mg/ml.

    3. Famsiklovir

    Bioavailabilitas dari Famsiklovir juga lebih baik disbanding

    asiklovir. Obat ini dimetabolisme menjadi pensiklovir

    difosforilase oleh enzim timidin-kinase menjadi pensiklovir

    trifosfat yang dapat menghambat polymerase DNA virus.Dosis

    secara oral 3 x 250-500 mg /hari selama 7 hari.

    4. Foskarnet

    Suatu analog pirofosfat inorganic yang mampu menghambat

    multiplikasi famili virus herpes secara invitro dimana secara

    selektif menghambat polymerase DNA tanpa memerlukan tahap

    fosforilase oleh enzim timidin kinase. Digunakan pada pasien-

    pasien terinfeksi virus varisela zoster yang resisten terhadap

    asiklovir. Diberikan secara intravena dengan dosis standar 40 mg/

    kgbb tiap 8 jam.

    III.Ringkasan

    Kehamilan dengan varisela pada trimester III dapat menimbulkan komplikasi

    pada ibu berupa penumonia, hepatitis dan encephalitis yang merupakan akibat

  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    18/19

    18

    dari perubahan imunitas yang dimediasi oleh sel pada kehamilan. Komplikasi

    pada janin dapat berupa sindrom varisela kongenital dan neonatal varisela

    ataupun bentuk yang berat dari neonatal varisela. Terapi antiviral diperlukan

    untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi baik pada ibu dan janin dan

    upaya pencegahan infeksi varisela pada kehamilan dapat dilakukan dengan

    pemberian vaksin yang merupakan metode efektif untuk mencegah komplikasi.

    IV. Rujukan

    1.

    Schmader KE, Oxman MN. Varicella and Herpes zoster : Introduction In :

    Fitzpatricks dermatology in general medicine, 8th ed. New York : McGraw-Hill,

    2009.

    2. Creasy RK, Resnik R, Iams JD, Lockwood CJ, Moore TR. Creasy & Resniks

    maternal-fetal medicine principle and practice. Philadelphia : Elsevier, 2009:739-95.

    3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams

    obstetrics, 23rd

    ed. New York: McGraw-Hill Companies Inc, 2010.

    4. Nelwan EJ. Infeksi virus varisela zoster pada kehamilan. Dalam Laksmi PJ, Alwi A,

    Setiati S, Mansjoer A, Ranita R. Ed. Penyakit-penyakit pada kehamilan : peran

    seorang internis. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2008:303-

    08.

    5. Hadisaputro H, Kristanto H. Fisiologi kardiovaskuler ibu hamil. Dalam: Hariadi R

    ed. Ilmu kedokteran fetomaternal. Edisi ke-1. Surabaya: Himpunan Kedokteran

    Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, 2004: 117-24.

    6. Narkeviciute I, Bernatoniene J. Varicella zoster virus infection in pregnancy. In :

    Magel GD. HerpesviridaeA look into this unique family of viruses. Croatia: Intech

    Europe, 2012;174-92.

    7. Rafael TJ. Varicella. In : Berghella V. Maternal fetal medicine. 2 nded. Philadelphia.

    Informa Healthcare, 2012:739-97.

    8. Lubis RD. Varicella dan Herpes Zoster. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan

    Kelamin FK USU. 2008. Diunduh dariwww.usu.e-repository.com.Diakses tanggal 5

    september 2014.

    9.

    Sauerbrei A, Wutzler P. Herpes simplex and varicella-zoster virus infections duringpregnancy: current concepts of prevention, diagnosis, and therapy. Part 2: Varicella-

    zoster virus infections. Med Microbiol Immunol. 2007;196:95-102.

    10.Lamont BF, Sobel JD, Carrington D, Tovi SM, Kusanovic JP, Romero R. Varicella

    zoster virus (chickenpox) infection in pregnancy. BJOG. 2011;118(10):1155-62.

    http://www.usu.e-repository.com/http://www.usu.e-repository.com/http://www.usu.e-repository.com/http://www.usu.e-repository.com/
  • 8/10/2019 Infeksi Varisela pada kehamilan

    19/19

    19

    11.Tan MP, Koren G. Chicken pox in pregnancy : revisited. Reprod Toxicol.

    2006;21:410-20.

    12.

    Ghosh S, Chaudhuri S. Pregnancy and varicella infection : A residents quest. Indian

    J Dermatol Venereo Leprol. 2013;79:264-7.

    13.

    Byrne BMP, Crowley PA, Carrington D. Chicekpox in pregnancy. RCOG Green-top

    guideline. 2006;13.

    14.

    Shrim A, Koren G, Yudin MH, Farine D. Management of varicella infection

    (chickenpox) in pregnancy. J Obstet Gynaecol Can. 2012; 349(3):287-92.

    15.Koren G. Congenital varicella syndrome in the third semester. Lancet.

    2005;366:1591-92.16.Arvin AM, Paryani SG. Intrauterine infection with varicella-zoster virus after

    maternal varicella. N Engl J Med. 1986; 314:1542-6.

    17.Habif TP. Warts, herpes simplex and other viral infection In: Clinical dermatology.

    5thed. Elsevier, 2009:454-90.