Industri Kecil Menengah

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lamanya kerja yang dibutuhkan seorang operator atau pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Tujuan pengukuran waktu kerja adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja dalam menyelesaikan sutau pekerjaan. Waktu baku dapat dipergunakan untuk menentukan insentif, perencanaan pengalokasian jumlah tenaga kerja, menghitung output, penjadwalan produksi dan lain sebagainya. Proses pengukuran waktu baku dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan Pengukuran Jam Henti (Stopwatch time Study) dan Sampling Kerja (Work Sampling). Sedangkan pengukuran tidak langsung bisa dengan menggunakan Data Waktu Baku (Standart Data) atau juga bisa menggunakan Data Waktu Gerakan (Predertemined Time System). Dalam pengamatan kali ini, penulis melakukan metode pengukuran kerja secara langsung yaitu 1

description

analisis perancangan sistem kerja

Transcript of Industri Kecil Menengah

Page 1: Industri Kecil Menengah

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lamanya

kerja yang dibutuhkan seorang operator atau pekerja dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam

lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Tujuan pengukuran waktu kerja

adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja dalam

menyelesaikan sutau pekerjaan. Waktu baku dapat dipergunakan untuk

menentukan insentif, perencanaan pengalokasian jumlah tenaga kerja,

menghitung output, penjadwalan produksi dan lain sebagainya.

Proses pengukuran waktu baku dapat dilakukan dengan menggunakan dua

cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat

dilakukan dengan menggunakan Pengukuran Jam Henti (Stopwatch time

Study) dan Sampling Kerja (Work Sampling). Sedangkan pengukuran tidak

langsung bisa dengan menggunakan Data Waktu Baku (Standart Data) atau

juga bisa menggunakan Data Waktu Gerakan (Predertemined Time System).

Dalam pengamatan kali ini, penulis melakukan metode pengukuran kerja

secara langsung yaitu pengukuran jam henti pada Industri Kecil Menengah

(IKM).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari

pengamatan ini yaitu : Pengukuran kerja secara langsung dengan

menggunakan metode jam henti pada Industri Kecil Menengah (IKM).

1.3 Tujuan

Tujuan dari pengamatan ini adalah:

1) Mampu melakukan pengukuran kerja dengan metode jam henti.

2) Dapat menghitung waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku dari

hasil pengamatan.

1

Page 2: Industri Kecil Menengah

1.4 Waktu dan Tempat

Pengamatan ini dilakukan pada :

Hari, tanggal : Selasa, 9 Desember 2014

Pukul : 10.30 – 12.10 WIB

Tempat : Alif Bordir, Pasar Kelapa-Cilegon

1.5 Populasi dan Sampel

1.5.1 Populasi

Populasi dari pengamatan ini yaitu menghitung waktu kerja dari

pembuatan logo yang akan dipasangkan pada 35 lengan kanan baju

dengan 3 warna benang yang berbeda untuk membentuk logo tersebut.

1.5.2 Sampel

Sampel yang digunakan pada pengamatan ini yaitu menghitung

kerja dari pembuatan logo yang dipasangkan pada 32 lengan kanan baju

dengan 3 warna benang yang berbeda untuk membentuk logo tersebut.

2

Page 3: Industri Kecil Menengah

BAB II

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan

Berdasaran pengamatan yang telah dilakukan dengan sampel yang telah

disebutkan sebelumnya, maka hasil waktu kerja yang diperoleh adalah sebagai

berikut :

Tabel 1 Hasil pengamatan pada benang berwarna merah.

Su

bgr

up

K

e- Waktu penyelesaian berturut-turut

Har

ga

rata

-ra

ta

Mer

ah

36,79 33,27 33,22 33,82 36,74 35,32 33,12 33,09

34,75634,74 34,60 35,04 33,65 40,10 35,80 34,11 33,13

36,05 36,18 34,27 35,14 35,39 34,95 33,42 33,22

34,51 35,21 33,12 36,01 35,79 34,31 34,25 33,83

Kun

ing

34,05 33,62 33,54 35,71 34,52 33,80 34,25 34,06

34,54536,01 35,28 34,15 35,19 33,26 33,21 35,20 34,50

35,18 33,03 34,19 41,37 34,21 34,72 34,23 33,65

33,58 35,41 34,91 33,37 34,90 33,82 34,49 34,04

Bir

u

33,29 33,01 33,33 34,02 34,27 33,69 32,79 34,68

34,27733,77 34,18 34,25 34,15 34,30 33,19 33,47 33,26

40,58 34,17 35,10 34,11 34,21 33,81 33,82 34,02

32,50 33,39 33,78 34,11 41,21 34,55 34,33 34,53

Jumlah 103,578

2.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh, maka menurut

pengamatan pula pada pekerja laki-laki yang melakukan pembordiran tersebut

memiliki nilai penyesuaian yang beragam pada tiap pekerjaan yang dilakukannya

dari masing-masing warna tersebut. Berikut adalah penilaian penyesuaian dengan

3

Page 4: Industri Kecil Menengah

menggunakan Tabel Westinghouse yang diberikan penulis pada pekerja bordir,

yaitu :

Tabel 4 Angka penyesuaian berdasarkan Tabel Westinghouse

Nilai

Keterampilan 0,13

Usaha 0,12

Kondisi Kerja 0,04

Konsistensi 0,04

Jumlah 0,33

Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai yang diberikan setiap stasiun kerja

dengan mengacu pada tabel wastinghouse. Menurut hasil pengamatan yang telah

dilakukan pada proses pembordiran memiliki nilai yang bervariasi, dengan faktor-

faktor cukup memuaskan. Karena pada keterampilan, usaha, kondisi kerja dan

konsistensi dari operator pembordiran itu sangat baik dan sudah terampil.

Selain menggunakan Tabel Wastinghouse yang digunakan untuk

menemukan waktu penyesuaiannya sebagai syarat untuk memperoleh waktu

normal. Ada pula tabel kelonggaran (allowance) yang digunakan untuk

memperoleh hasil akhir dari perhitungan jam henti ini, yaitu waktu baku. Berikut

merupakan nilai-nilai kelongggaran yang diberikan pada pekrja yang melakukan

proses pembordiran, yaitu :

Tabel 5 Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor berpengaruh

Nilai

Tenaga yang dikeluarkan 1%

Sikap kerja 0%

Gerakan kerja 0%

Kelelahan mata 8,5%

Keadaan suhu tempat kerja 3%

Keadaan atmosfer 0%

Keadaan lingkungan yang baik 0%

Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi 1,5%

4

Page 5: Industri Kecil Menengah

Jumlah14%

0,14

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh nilai-nilai dari kelonggaran

pada operator. Pengamatan yang dilakukan pun menghasilkan nilai yang

bermacam-macam. Namun pada penilaiannya rata-rata masih pada rentang dalam

interval yang sama, karena pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan yang

ringan dan tidak membuthkan beban yang berat atau menggunakan alat yang

berat. Selain itu pada keadaan suhu dan tempat kerja, keadaan atmosfer, dan

keadaan lingkungan kerja dilakukan di tempat yang sama, jadi tidak ada

perbedaan sama sekali. Kelonggaran untuk pribadi, misalkan saat operator sedang

mencari-cari posisi duduk saat bekerja dan hambatan saat pekerja terjadi apabila

benangnya habis atau putus.

Setelah semuanya mendapatkan hasilnya, maka waktu siklus, waktu

normal, dan waktu baku tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Waktu Siklus, Waktu Normal, Waktu Baku

Nilai (detik)

Waktu Siklus 34,526

Waktu Normal 45,92

Waktu Baku 52,35

Setelah melalui proses perhitungan dengan sebelumnya menentukan nilai

penyesuaian dan nilai kelonggaran, maka hasil yang diperoleh pada pembordiran

dengan waktu siklus sebesar 34,526 detik, waktu normal sebesar 45,92detik, dan

waktu baku sebesar 52,35 detik.

5

Page 6: Industri Kecil Menengah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan pengamatan dan hasil

perhitungan yang dilakukan, maka :

1) Dengan metode jam henti kita dapat melakukan perhitungan waktu baku

dalam proses pembordiran di “Alfi Bordir”.

2) Hasil yang diperoleh pada pembordiran dengan waktu siklus sebesar 34,526

detik, waktu normal sebesar 45,92detik, dan waktu baku sebesar 52,35 detik.

6