Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewElemen atau Sub-Kompetensi adalah...
Transcript of Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewElemen atau Sub-Kompetensi adalah...
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Batam Institutional Development Project
Paket Pembelajaran dan Penilaian
Kode Unit : BSDC-0205
DASAR PENGUKURAN (Measurement-Introduction)
( April 2002 )
Daftar IsiBAB 1 PENGANTAR..........................................................................................................1
Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !...................................................................1Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung............................1Definisi.........................................................................................................................1Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?........................................................................1Simbol..........................................................................................................................2Terminologi..................................................................................................................2
BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH.......................................................................................5
Peran Pelatih................................................................................................................5Strategi Penyajian........................................................................................................5Persyaratan Ruang Belajar..........................................................................................6Peraturan.....................................................................................................................6Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan.........................................6
BAB 3 STANDAR KOMPETENSI.......................................................................................7
Judul Unit.....................................................................................................................7Deskripsi Unit...............................................................................................................7Kemampuan Awal........................................................................................................7Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja..............................................................7Variabel........................................................................................................................8Pengetahuan dan Keterampilan Pokok.......................................................................9Konteks Penilaian........................................................................................................9Aspek Penting Penilaian..............................................................................................9Keterkaitan dengan Unit Lain.......................................................................................9Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini................................10Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini.....10
BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN.......................................................................................11
A Rencana Materi..................................................................................................11B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi............................................................13C Materi Pendukung untuk Pelatih........................................................................15
Lembar Informasi............................................................................................16Tugas..............................................................................................................48Transparansi...................................................................................................59
BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI.......................................................................................71
Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?...................................................................71Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?..................................................................71Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki........................................................................71Kualifikasi Penilai.......................................................................................................71Ujian yang Disarankan...............................................................................................72Checklist yang Disarankan Bagi Penilai...................................................................78Lembar Penilaian.......................................................................................................79
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 1 Pengantar
BAB 1 PENGANTAR
Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !Buku Paket Pembelajaran dan Penilaian ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan kompetensi untuk mengajarkan keterampilan ditempat kerja, yakni suatu cara yang secara nasional sudah disepakati untuk penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran. Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting dari pelatihan yang berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu secara aktual di tempat kerja.
Pelatih harus menyusun sesi-sesi kegiatannya sesuai dengan : kebutuhan peserta pelatihan persyaratan-persyaratan organisasi waktu yang tersedia untuk pelatihan situasi pelatihan.
Strategi penyampaian dan perencanaan sudah dipersiapkan oleh pelatih untuk peserta pelatihan. Masalah yang disarankan akan memberikan suatu indikasi tentang apa yang harus dicantumkan dalam program tersebut untuk memenuhi/mencapai standar kompetensi.
Strategi pembelajaran dan penilaian yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah bersifat wajib namun digunakan sebagai pedoman. Peserta pelatihan didorong untuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman industri mereka. Contoh-contoh produk industri lokal atau hasil pengembangan sumber-sumber yang mereka miliki, dapat membantu dalam menyesuaikan materi dan memastikan relevansi pelatihan.
Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & BerhitungUntuk melaksanakan pelatihan secara efektif dan agar dapat mencapai standar kompetensi diperlukan tingkat kemampuan minimal dalam membaca, menulis dan menghitung berikut:
Kemampuan membaca dan menulis
Kemampuan baca, interpretasi dan membuat teks.
Kemampuan menggabungkan informasi untuk dapat menafsirkan suatu pengertian
Kemampuan menghitung
Kemampuan minimal untuk menggunakan matematika dan simbol teknik, diagram dan terminologi dalam konteks umum dan yang dapat diprediksi serta dimungkinkan untuk mengkomunikasikan keduanya yaitu antara matematik dan teknik.
DefinisiSeseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi seharusnya berkenan menamakan dirinya sebagai peserta latih. Dalam situasi pelatihan, anda dapat ditempatkan sebagai siswa, pelajar atau sebagai peserta, sehingga seorang pengajar kompetensi ini adalah sebagai pelatih. Sebaliknya, dalam situasi pelatihan anda juga dapat ditempatkan sebagai guru, mentor, fasilitator atau sebagai supervisor.
Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?Dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya harus tertuju kepada pencapaian suatu kompeterisi/keahlian, bukan pencapaian pada pemenuhan waktu tertentu; dengan
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 1Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 1 Pengantar
demikian dimungkinkan peserta pelatihan yang berbeda memerlukan waktu yang berbeda pula untuk mencapai suatu kompetensi tertentu.
SimbolDalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan tentang simbol :
Simbol Keterangan
HO Handout ( Pegangan Peserta )
OHT Overhead Transparansi yang dapat digunakan dalam penyampaian materi pelatihan
Penilaian Penilaian kompetensi yang harus dikuasai
Tugas Tugas / kegiatan atau aktivitas yang harus diselesaikan.
TerminologiAkses dan KeadilanMengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakang pendidikan.
PenilaianProses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standar-standar yang dibutuhkan oleh industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat (cakap dan berkualitas) dalam kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.
PenilaiSeseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja di suatu area tertentu.
KompetenMampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja serta sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
Pelatihan Berdasarkan KompetensiPelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu kompetensi/ keahlian secara terukur dan mengacu pada standar yang sudah ditetapkan.
Aspek Penting PenilaianMenerangkan fokus penilaian dan poin-poin utama yang mendasari suatu penilaian.
Konteks PenilaianMenetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan dilaksanakan.
Elemen KompetensiIndonesia Australia Partnership for Skills Development Page 2Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 1 Pengantar
Elemen atau Sub-Kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun suatu unit kompetensi.
Acuan Penilaian Acuan penilaian adalah garis pedoman tentang bagaimana sebuah unit kompetensi harus dinilai.
AdilTidak merugikan para peserta tertentu.
FleksibelTidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian unjuk kerja dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi.
Penilaian FormatifKegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan, yaitu untuk membantu dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan secara baik dan adanya umpan balik kepada peserta tentang kemajuan yang mereka capai.
Kompetensi KunciKompetensi yang menopang seluruh unjuk kerja dalam suatu pekerjaan. Ini meliputi: mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide dan informasi, merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas, bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim, memecahkan masalah penggunaan teknologi, menggunakan ide-ide teknik-matematis .
Kompetensi-kompetensi ini digolongkan ke dalam tingkat yang berbeda sebagai berikut:
Strategi PenyajianStrategi panyajian adalah dengan menyediakan informasi yang diperlukan tentang bagaimana melaksanakan pelatihan berdasarkan program yang dilaksanakan di tempat kerja dan/atau di tempat pelatihan/ organisasi yang bersangkutan.
Keterkaitan dengan Unit LainMenerangkan peran suatu unit dan tempatnya dalam susunan kompetensi yang ditetapkan oleh industri. Hal ini juga memberikan pedoman tentang unit lain yang dapat dinilai bersama.
Standar Kompetensi NasionalKompetensi-kompetensi yang sudah disepakati secara nasional dan standar-standar penampilan kerja yang dijadikan acuan oleh segala fihak dalam melakukan suatu pekerjaan.
Kriteria Unjuk kerja
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 3Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Tingkat kemampuan yang harus ditunjukkan dalam menguasai kompetensi ini
Tingkat Karakteristik
1 Tugas-tugas rutin dalam prosedur sudah tercapai dan secara periodik kemajuannya diperiksa oleh supervisor.
2 Tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan diri untuk menangani pekerjaan secara otonomi. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.
3 Bertanggung jawab atas aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin yang diarahkan dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Bab 1 Pengantar
Kriteria-kriteria atau patokan yang digunakan untuk menilai apakah seseorang sudah mencapai suatu kompetensi dalam suatu unit kompetensi.
VariabelPenjelasan tentang rincian tempat pelatihan dengan perbedaan konteks yang mungkin dapat diterapkan pada suatu unit kompetensi tertentu.
Reliabel Menggunakan metode-rnetode dan prosedur-prosedur yang menguatkan terhadap standar kompetensi dan tingkatannya diinterpretasikan serta diterapkan secara konsisten kepada seluruh konteks dan seluruh peserta pelatihan.
ValidPenilàian terhadap fakta-fakta dan kriteria unjuk kerja yang sama akan menghasilkan hasil akhir penilaian yang sama dari penilai yang berbeda.
Pengakuan Kemampuan yang Dimiliki (RCC- Recognition of Current Competence)Pengakuan akan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan sesseorang yang telah dicapainya. (lihat RPL)
Pengakuan Terhadap Pengalaman Belajar (RPL- Recognition of Prior Learning)Pengakuan terhadap hasil belajar sebelum mempelajari suatu unit kompetensi untuk mendukung pencapaian unit kompetensi tersebut. Hal tersebut biasanya adalah kompetensi yang berkaitan dengan standar kompetensi industi dan juga berkaitan dengan pembelajaran dan pelatihan sebelumnya. (lihat RCC)
Penilaian SumatifPenilaian ini dilakukan setetah pelatihan unit kompetensi selesai, yakni untuk memastikan bahwa peserta pelatihan sudah mencapai kriteria unjuk kerja.
Peserta Orang yang menerima / mengikuti pelatihan.
Pelatih Orang yang memberikan pelatihan.
Pengetahuan dan Keterampilan PokokDefinisi atau uraian tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu keahlian/keterampilan pada tingkat yang telah ditetapkan
Deskripsi UnitGambaran umum tentang program pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 4Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 2 Arahan Bagi Pelatih
BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH
Peran PelatihSalah satu peran anda sebagai pelatih atau guru adalah memastikan standar pelayanan yang tinggi melalui pelatihan yang efektif. Untuk memastikan bahwa anda siap bekerja pada kompetensi ini dengan peserta pelatihan, pertimbangkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Seberapa yakin anda tentang pengetahuan dan keterampilah anda sendiri yang dibutuhkan untuk menyampaikan setiap elemen?
Apakah ada informasi atau peraturan baru yang mungkin anda butuhkan untuk diakses sebelum anda memulai pelatihan?
Apakah anda merasa yakin untuk mendemonstrasikan tugas-tugas praktik secara baik dan benar?
Apakah anda akan sanggup menerangkan secara jelas tentang pengetahuan pendukung yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan mereka secara tepat?
Apakah anda menyadari ruang Iingkupan situasi industri dimana kompetensi ini mungkin diterapkan?
Apakah anda menyadari tentang bahasa, kemampuan membaca dan menulis serta keterampilan memahami dan menggunakan matematika peserta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam standar kompetensi ini ?
Apakah anda menyadari tentang kemampuan membaca gambar peserta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam standar kompetensi ini ?
Sudahkah anda pertimbangkan isu-isu yang wajar dan dapat diterima dalam merencanakan penyampaian program pelatihan ini?
Strategi PenyajianVariasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini meliputi :
pengajaran ( tatap muka ) tugas-tugas praktik tugas-tugas proyek-proyek studi kasus melalui media (video, referensi, dll ) kerja kelompok bermain peran dan simulasi. kunjungan/ kerja industri
Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang diberikan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktik industri atau magang tidak memungkinkan, beragam simulasi, demonstrasi dan penggunaan multi media mungkin cukup memadai.
Persyaratan Ruang Belajar Ruang kelas atau ruang belajar memenuhi syarat minimum untuk penyampaian teori kepada peserta pelatihan, papan tulis, OHP dan kelengkapannya, flip chart dan kelengkapannya, dan alat-alat lain yang diperlukan.Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 5Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 2 Arahan Bagi Pelatih
PeraturanPerhatikan peraturan-peraturan atau hukum yang relevan serta panduan yang dapat mempengaruhi kegiatan anda, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan anda mengikutinya.
Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi TambahanSumber-sumber informasi meliputi beberapa kategori berikut ini :
Sumber bacaan yang dapat digunakan :
Judul: Measurement Inroduction
Pengarang: Manufacturing and Engineering Education Services
Penerbit: New South Wales Technical and Futher Education Commision
Tahun Terbit: 1999
Judul: Pengkuran (Modul)
Pengarang: Drs. Sulipan
Penerbit: Technical Education Development Centre
Tahun Terbit: 1998
Judul: Pengenalan Alat-Alat Ukur
Pengarang: Drs. Suha Madsuha
Penerbit: Technical Education Development Centre
Tahun Terbit 1998
Judul: Petunjuk Kerja Bangku I
Pengarang: Abo Soedjana, R. Suasdi K
Penerbit: PT. Rora Karya
Tahun Terbit 1978
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 6Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 3 Standar Kompetensi
BAB 3 STANDAR KOMPETENSIDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan memeriksa kemajuan peserta pelatihan meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan kriteria unjuk
kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
Judul Unit Dasar Pengukuran
Deskripsi Unit Unit ini merupakan unit dasar yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang teknisi di bidang pemesiapan memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tentang proses pengukuran serta penerapannya di industri.
Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal berikut :
Nil
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Sub Kompetensi / Elemen Kriteria Unjuk Kerja
1.0 Memberdakan berbagai sistem pengukuran.
1.1 Aplikasi sistem pengukuran dan penggunaannya diidentifikasi.
1.2 Konversi antara ukuran matrik dan imperial ditemutunjukkan.
2.0 Menjelaskan aplikasi instumen-instrumen/ alat-alat ukur.
2.1 Macam-macam alat ukur dan alasan penggunaan atau pemilihannya dijelaskan.
2.2 Tingkatan alat ukur serta aplikasi pemakaianny diterapkan.
3.0 Mengukur bermacam-macam komponen menggunakan alat-alat ukur yang sesuaI.
3.1 Pengukuran komponen/benda kerja dengan menggunakan alat ukur sederhana diterapkan.
3.2 Pengukuran komponen/benda kerja dengan menggunakan alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi diterapkan.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 7Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 3 Standar Kompetensi
Variabel
Unit ini bermaksud memberikan pengetahuan, sikap kerja serta keterampilan untuk Dasar-dasar Pengukuran yang relevan dengan bidang permesinan.
a. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan bengkel pada industri-industri manufaktur di lingkungan Pulau Batam dan Bintan serta Indonesia umumnya. Penekanan dari unit ini adalah hal-hal yang mendasar tentang dasar pengetahuan dan cara pembacaan alat ukur serta penggunaannya.
b. Pelatihan dapat dilaksanakan di bengkel pelatihan atau di industri yang relevan dengan persyaratan ;
Tersedia bengkel dengan kelengkapan peralatan alat ukur di sekolah dan mempunyai keterkaitan dengan dunia industri.sebaiknya berdekatan dengan bengkel tersebut.
Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran.
Tersedianya tabel konversi ukuran metrik dan imperial sebagai media penunjang dalam menentukan nilai ukur suatu benda ukur
Sebaiknya tersedia laboratorium yang sederhana, terutama laboratorium pengukuran.
c. Dalam upaya pemantapan penguasaan tentang dasar-dasar pengukuran perlu mendapatkan perhatian
Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan ventilasi dan sistem pengisap udara yang memadai.
Pencahayaan yang cukup.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 8Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 3 Standar Kompetensi
Pengetahuan dan Keterampilan PokokPokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang harus dinilai penguasaan dan penampilannya adalah sebagai berikut :
Membedakan sistim pengukuran- Klasifikasi pengukuran panjang : ( menggunakan mistar baja, meteran gulung,
jangka sorong, mikrometer), berat, temperatur, sudut, kerataan.
- Unit pengukuran dan konversi
- Aplikasi perhitungan (panjang, berat, temperatur ) serta konversi ukuran metrik dan imperial
Penggunaan alat ukur.- Macam-macam alat ukur dan penggunaannya (mistar baja, meteran gulung, jangka
bengkok, jangka kaki, jangka sorong, mikrometer, pengukur tinggi).
-.Menentukan tingkat ketelitian alat ukur.
- Pembacaan hasil pengukuran (menggunakan jangka sorong, mikrometer)
Aplikasi pengukuran
- Alat ukur sederhana
- Alat ukur teliti
Konteks PenilaianUnit ini dapat dilakukan penilaiannya oleh lembaga pelatihan, asosiasi atau industri tempat bekerja. Penilaian seharusnya meliputi penilaian kemampuan praktik/unjuk kerja dan penilaian pokok-pokok pengetahuan dengan beberapa metoda penilaian.
Aspek Penting PenilaianFokus penilaian unit ini akan tergantung pada kebutuhan sektor industri yang mencakup dalam program pelatihan, yaitu :
Adanya integrasi antara teori-praktik. Penekanan pelatihan adalah prosedur-prosedur dan teknik-teknik yang
benar disamping hasilnya. Metode-metode penilain sebaiknya terdiri dari proses dan hasil. Aplikasi seharusnya berhubungan dengan kegiatan manufaktur dan
perawatan.
Keterkaitan dengan Unit LainUnit ini merupakan unit dasar yang membekali pengetahuan dan keterampilan untuk seluruh proses pengukuran pada proses kerja mesin yang akan dipelajari pada tingkat berikutnya.
Perlu hati-hati dalam pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan pelatihan unit ini. Untuk pra-pelatihan kejuruan secara umum, lembaga pelatihan harus menyediakan program pelatihan yang dapat mencakup semua industri agar tidak terjadi prasangka hanya untuk satu sektor industri saja. Kondisi unjuk kerja akan membantu memenuhi maksud ini. Sedangkan untuk penyelenggaraan pelatihan bagi industri yang khusus, perlu diupayakan pelatihan khusus juga agar apa yang dibutuhkan industri tersebut dapat dipenuhi.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 9Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 3 Standar Kompetensi
Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini
Kompetensi Umum dalam Unit Ini Tingkat Kompetensi Umum dalam Unit Ini Tingkat
Mengumpulkan, Mengelola dan Menganalisa Informasi
1 Menggunakan Ide-ide dan Teknik Matematika
1
Mengkomunikasikan Ide-ide dan Inforrnasi
1 Memecahkan Masalah 1
Merencanakan dan Mengorganisir Aktifitas-aktifitas
1 Menggunakan Teknologi 1
Bekerja dengan Orang Lain dan Kelompok
1
Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini
Tingkat Karakteristik1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada
pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.
2 Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.
3 Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 10Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 4 Strategi Penyajian A Rencana Materi
BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN
A Rencana MateriCatatan: 1. Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar
kompetensi.
2. Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .
Elemen Kriteria Unjuk Kerja Topik Pelatihan Kegiatan Tampilan
1.0 Memberdakan berbagai sistem pengukuran
1.1 Aplikasi sistem pengukuran dan penggunaannya diidentifikasi.
1.2 Konversi antara ukuran matrik dan imperial ditemutunjukkan
Membedakan Sistem pengukuran:- Klasifikasi pengukuran, mengukur
panjang ( Menggunakan mistar baja, meteran gulung, jangka sorong, mikrometer), berat, temperatur,
- Unit pengukuran.
- Aplikasi perhitungan (panjang, berat, temperatur ) serta konversi ukuran metrik dan imperial
Penyajian
Tanya-jawab
Diskusi
Latihan
Handout
OHT
Lembar tugas
2.0 Menjelaskan aplikasi instumen-instrumen/ alat-alat ukur.
2.1 Macam-macam alat ukur dan alasan penggunaan atau pemilihannya dijelaskan.
2.2 Tingkatan alat ukur serta aplikasi pemakaiannya diterapkan.
Penggunaan Alat Ukur- Macam-macam alat ukur dan
penggunaannya (mistar baja, meteran gulung, jangka bengkok, jangka kaki, jangka sorong, mikrometer, pengukur tinggi).
-.Menentukan tingkat ketelitian alat ukur.
- Pembacaan hasil pengukuran (menggunakan jangka sorong, mikrometer)-
Penyajian
Tanya jawab
Diskusi
Handout
OH
Soal-soal
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 11Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 4 Strategi Penyajian A Rencana Materi
Elemen Kriteria Unjuk Kerja Topik Pelatihan Kegiatan Tampilan
3.0 Mengukur bermacam-macam komponen menggunakan alat-alat ukur yang sesuaI
3.1 Pengukuran komponen/benda kerja dengan menggunakan alat ukur sederhana diterapkan.
3.2 Pengukuran komponen/benda kerja dengan menggunakan alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi diterapkan.
Aplikasi Pengukuran - Mengunakan alat ukur sederhana
- Mengunakan alat yang ukur teliti
Penyajian
Tanya jawab
Latihan
Handout
OHT
Lembar tugas
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 12Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi
B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi Sesi ini menunjukkan hand-out, tugas / praktik dan transparansi yang cocok/sesuai dengan standar kompetensi.
Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?
Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?
1.1 Aplikasi sistem pengukuran dan penggunaannya diidentifikasi.
Instruktor menjelaskan tentang aplikasi sistim pengukuran yang meliputi penggunaan alat ukur.
HO 2 s.d. 5
OHT 1 s.d 3
1.2 Konversi antara ukuran matrik dan imperial ditemutunjukkan.
Instruktor menerangkan dan memberi tugas tentang aplikasi perhitungan dan konversi ukuran yang menggunakan sistem matrik dan imperial
HO 5 s.d 10
Tugas 1
OHT 1 s.d 3
2.1 Macam-macam alat ukur dan alasan penggunaan atau pemilihannya dijelaskan.
Instruktor menerangkan tentang alasan penggunaan macam-macam alat ukur
HO 11 s.d. 19
OHT 4 s.d. 7
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 13Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi
Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?
Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?
2.2 Tingkatan alat ukur serta aplikasi pemakaiannya diterapkan.
Instruktor menerangkan dan memberi tugas tentang tingkatan ketelitian alat ukur dan aplikasi pemakaian meliputi cara baca alat ukur.
HO 20 s.d. 23
Tugas 2 s.d. 4
OHT 4 s.d. 7
3.1 Pengukuran komponen/benda kerja dengan menggunakan alat ukur sederhana diterapkan.
Instruktor menerangkan aplikasi pengukuran dengan menggunakan alat ukur sederhana.
HO 24 s.d. 27
Tugas 5
OHT 8 s.d. 12
3.2 Pengukuran komponen/benda kerja dengan menggunakan alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi diterapkan.
Instruktor menerangkan aplikasi pengukuran dengan menggunakan alat ukur teliti.
HO 28 s.d 32
Tugas 5
OHT 8 s.d. 12
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 14Batam Institutional Development Projectdocument.doc
Bab 4 Strategi Penyajian C Materi Pendukung untuk Pelatih
C Materi Pendukung untuk PelatihMateri pendukung bagi guru dibagi dalam tiga hal, yaitu:
1. Lembar Informasi (Handout) : Merupakan pegangan peserta pelatihan yang berisi materi/teori penunjang dan informasi yang sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang melingkupinya.
2. Tugas : Merupakan latihan keterampilan praktik yang harus dicapai berkenaan dengan kemampuan yang sesuai dengan rincian kompetensi pada deskripsi unit.
3. Transparansi (Overhead Transparancy /OHT) : Isinya melingkupi setiap kriteria unjuk kerja yang dilengkapi dengan pokok-pokok sajian dan/ atau gambar-gambar yang diperlukan untuk penyampaian materi.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 15
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Lembar InformasiHO 1
DASAR PENGUKURAN (Measurement-Introduction)
BSDC-0205
Nama Peserta : ……………………No. Identitas : ………..…
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 16
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 17
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 2
1. MEMBEDAKAN SISTEM PENGUKURANKualitas produk merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan, oleh karenanya
pengetahuan tentang pengukuran yang dilakukan terhadap benda kerja merupakan produk yang sangat vital dalam menjamin kualitas dari produksi yang dihasilkan. Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu benda hasil produksi, baik mengukur dimensi ataupun sifat geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu produk atau parts mesin dengan alat dengan cara yang tepat, sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran sesungguhnya.
1.1 Klasifikasi PengukuranUntuk mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya pengetahuan dan
kemampuan mengoperasikannya yang memadai dan kemampuan untuk membedakan berbagai sistem pengukuran sesuai dengan spesifikasi/geometris benda yang akan diukur. Dengan kata lain setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus mengetahui teknik pengukuran yang mempunyai ruang Iingkup tentang bagaimana cara menggunakan alat ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah pengukuran. Hanya saja penggunaan alat ukur tersebut juga akan dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya :
- Besar benda yang akan diukur,
- kondisi (fisik) benda yang akan diukur,
- posisi benda yang akan diukur,
- Tingkat ketelitian yang direncanakan
- efesien
- dsb
Dalam prakteknya pengkuran dapat diklasifikasikan antara lain ;- Panjang- Berat- Temperatur- Sudut- Kerataan
1.1.1 Mengukur PanjangBagian yang termasuk pada klasifikasi pengukuran panjang adalah;
diameter tebal tinggi lebar
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 18
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
melingkar. Bidang.
HO 3
Untuk mengukur panjang dapat digunakan beberapa alat ukur, seperti: mistar baja, meteran gulung, jangka sorong, jangka kaki, jangka bengkok, pengukur ketinggian, dan alat ukur lainnya. Alat ukur ini termasuk pada pengukuran langsung. Dimana hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada alat ukur tersebut. Semua alat ukur tersebut hanya dibedakan oleh kapasitas alat ukur dan bentuk benda yang akan diukur.
Gambar 1 : Penggaris panjang 6 inchi, 12 inchi, 30 milimeter
Gambar 2 : Meteran guilung dengan panjang 5 meter
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 19
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Gambar 3 : Vernier Caliper (Jangka Sorong)
HO 4
Gambar 4 : Mikrometer dengan kapasitas ukur 0 – 25 mm
1.1.2 Mengukur Berat
Gambar 5 : Neraca pengukur berat
Banyak tipe yang digunakan dalam mengukur berat suatu benda pembacaan skala secara digital maupun secara manual. Demikian juaga halnya dalam menghitung suatu berat benda juga tergantung kepada dimensi benda yang diukur dan kapasitas dari alat ukur tersebut.
1.1.3 Mengukur Temperatur
Gambar 6 : Termometer
Pengukuran temperatur dapat digunakan termometer atau alat yang sejenisnya. Alat ini dalam pembacaannya tidak memerlukan suatu teknik yang khusus.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 20
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 5
1.1.4 Pengukur kerataan (Straiht gauge)
Gambar 7 : Pengukur kerataan
Pengukur kerataan (Straiht gauge) Dial Indicator digunakan Dial Indicator untuk mengukur perbedaan ketinggian/set up mesin dan juga dapat digunakan untuk mengukur kerataan.
1.1.5 Mengukur Sudut (Angle Measure)
Gambar 8 : Busur derajat
Busur sudut (Protractor ) digunakan untuk menandai/mengukur suatu sudut atau kemiringan benda kerja. Alat lain yang juga dapat digunakan yaitu kombinasi set (vernier, Protractor)
1.2 Unit Pengukuran dan KonversiSistem pengukuran yang digunakan khususnya dalam bidang teknik adalah sistem matrik dan ada juga yang menggunakan sistem imperial (pembagaian dalam satuan Inggeris) khususnya pengukuran panjang, berat, dan temperatur. Dasar dari unit pengukuran dalam bidang keteknikan adalah:
Besaran metrik imperial
Panjang
Temperatur
meter (m)
Celcius (oC)
feet
Fahtenheit
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 21
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Berat kilogram (kg) pound
HO 6
1.2.1 PanjangMengukur panjang suatu benda merupakan pengukuran yang dimulai dengan menarik garis dari sutu titik ke titik ke dua dengan lurus atau dapat dikatakan suatu garis lurus. Jika pengukuran yang dilakukan terhadap garis tengah lingkaran atau diameter pada adasarnya adalah menarik garis lurus dari sisi pertama ke sisi yang lain
Dalam sistem matrik unit yang sering digunakan dalam ilmu teknik dalam mengukur panjang adaah milimeter (mm ). Dimana 1000 mm sama dengan I m
1000 mm = 1 m
Jika pengukuran yang sangat panjang satuan yang digunakan adalah kilometer. Dimana 1000 meter sama dengan satu kilometer.
1000 m = 1 km
Pada sistem Imperial, feet merupakan satauan yang digunakan untuk mengukur panjang dalam bengkel (workshop) dan sebagian industri pemesinan. Pengukuran panjang yang ukuran pendek digunakan satuan inchi (in atau “)
12” = 1 ft
Satuan lain yang digunakan dalam pengukuran panjang dalam sistim imperial adalah yard (yd) dan mile
3 ft = 1 yd
5280 ft = 1 mile
Satuan yang digunakan dalam satuan metrik dan imperial dapat dihitung dengan sistim konversi faktor. Beberapa bengkel (workshop) teknik untuk memudahkan dalam menerjemahkan/pembacaan ukuran digunakan tabel konversi.
Dalam prakteknya konversi antara ukuran metrik ke ukuran imperial atau sebaliknya, hasil konversi untuk metrik digunakan dua angka debelakang koma sedangkan untuk imperial digunakan 3 angka debelakang koma.
Untuk konversi milimeter ke inchi, I in = 25,4 mm
Konversi 10 mm ke inchi.
10 mm : 25,4 = 0,394”
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 22
Batam Institutional Development Project
document.doc
diameter(panjang)
PANJANG
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Konversi 44,45 mm ke dalam satuan inchi,
44,45 mm : 25,4 = 1,75”
HO 7
Konversi 2” ke mm
2” X 25,4 = 50,8 mm
Pengukuran yang menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis sering
menggunakan bilangan pecahan seperti ” jika ukurannya kurang dari satu.
Ukuran pada satuan inchi ditulis tidak menggunakan bilangan berkoma/desimal tetapi dengan bilangan pecahan.
Konversi inchi ke bialangan desimal
3 : 8 = 0,375 “
Jika ukuran bilangan bulat dengan pecahan ( contoh 11/2 “). Untuk memudahkan dalam konversi bilangan ini dapat dilakukan dengan cara menjadikan bilangan pecahan kedalam bilangan berkoma. Contoh:
Konversi 111/16” ke dalam mm
Penyelesaian;11/16” 11 : 16 = 0,688”
111/16” = 1,688”
1,688” X 25,4 = 42,88 mm
Konversi feet ke meter dan milimeter, 1 m = 3,2808 ft
3’ : 3,2808 = 0,91441 m
= 914,41 mm
Bentuk konversi yang sering digunakan dalam bengkel (workshop) adalah bengan cara memisahkan konversi antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan Contoh;
Konversi 21/2” ke dalam Inchi
Penyelesaian; 1/2” = 12.7 mm
2” = 50,8 mm
21/2” = 63,50 mm
Konversi 12,54 mm ke inchi
Penyelesaian;
10 mm = 0,3937”
2 mm = 0,0787”
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 23
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
0,54 mm = 0,0213”
12,54 mm = 0,4937”
HO 8
Tabel: Konversi bilangan desimal, pecahan dalam milimeter dan inchi
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 24
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 9
1.2.2 TemperaturPengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah Celcius (0C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah Fahrenheit (oF). Pada sistim metrik temperatur sering juga disebut skala perseratus. Celcius dan skala perseratus simbol yang digunakan sama.
Konversi 0C ke 0F
(0C x ) + 32 = 0F
Konversi 0F ke 0C
(0F – 32) X - 0C
Contoh;
Konversi 350C ke 0F
(0C x ) + 32 = 0F
(35 x ) + 32 = 0F
63 + 32 = 0F
65 = 0F
Konversi 1980F ke 0C
(0F – 32) X = 0C
(189 – 32) X = 0C
166 X = 0F
92,2 = 0F
1.2.3 BeratSatuan untuk mengukur/menimbang berat yang digunakan dalam sistem metrik adalah gram (g), kilogram (kg), dan ton. Konfersi gram ke kilogram dan kilogram ke ton adalah;
1000 g = 1 kg
1000kg = 1 ton
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 25
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 10
Pada sistim imperial satuan untuk mengukur berat adalah ounce (oz), pound (lb), dan ton (t).
16 oz = 1 lb
2240 lb = 1 t
Perubahan kilogram ke pound, satu kilogram = 2.2046 pound
Konversi 80 kg ke pound
80 kg X 2,2046 = 176,4 lb
Perubahan kilogram ke pound, satu kilogram = 2.2046 pound
Konversi 80 kg ke pound
80 kg X 2,2046 = 176,4 lb
Perubahan pound ke kilogram, satu poung = 1/2.2046 kilogram
Konversi 210 pound ke kg
210 pound : 2,2046 = 95,3 kg
Perubahan gram ke ounce, satu gram = 28,35 ounce (oz)
Konversi 17,6 ounce ke gram
17,6 oz x 28,35 = 498,96 gr
Perubahan ounce ke gram, satu ounce = 1/28,35 ounce (oz)
Konversi 453,6 gr ke oz
453,6 gr: 28,35 = 16 oz
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 26
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 11
2. PENGGUNAAN ALAT UKUR2.1. Macam-macam Alat Ukur dan Penggunaannya
2.1.1. Mistar BajaMistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat. Permukaan dan bagian sisinya rata dan halus, di atasnya terdapat guratan-guratan ukuran, ada yang dalam satuan inchi, sentimeter dan ada pula yang gabungan inchi dan sentimeter/milimeter.
Gambar 9 : Mistar baja metrik dan imperial
Fungsi lain dari penggunaan mistar baja antara lain:
- mengukur lebar
- mengukur tebal serta,
- memeriksa kerataan suatu permukaan benda kerja.
Di samping mistar baja (steelrule) dapat dipergunakan untuk mengukur dan menentukan batas-batas ukuran juga biasa dipergunakan sebagal pertolongan menarik garis pada waktu menggambar pada permukaan benda pekerjaan. Setiap menarik. garis hanya dilakukan satu kali, lihat Gambar 10:
Gambar 10 : Mengukur garis menggunakan mistar baja
Mistar baja juga dapat digunakan untuk mengukur diameter luar secara kasar. Dalam pelaksanaannya harus dibantu dengan menggunakan alat ukur lain seperti jangka bengkok dan bagian diameter dalam diperlukan bantuan jangka kaki.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 27
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 12
2.1.2. Meteran LipatMeteran lipat ini biasanya terbuat dari bahan aluminium atau baja. Dilihat dari segi konstruksinya sebelumnya merupakan gabungan dan mistar baja dengan sambungan engsel pada setiap ujungnya. Mengingat kemungkinan ausnya engsel dan ketidaktirusan garis pengukuran sewaktu melakukan pengukuran, maka meteran lipat tidak akan memberikan hasil yang Iebih baik dibandingkan dengan pengukuran mistar baja biasa.
2.1.3. Meteran GulungMal ukur ini dibuat dan pelat baja yang Iebih tipis dari ada mistar baja. Sifatnya lemas/lentur sehingga dapat digunakan untuk mengukur bagian-bagian yang cembung dan menyudut seperti: mengukur panjang, keliling bidang Iengkung (bundar). Sepanjang mistar ini terdapat ukuran-ukuran satuan inchi dan metrik. Meteran gulung dapat digunakan dari 1 meter sampai 30 meter. Pada ujungnya terdapat kait yang gunanya untuk mengait ujung benda kerja sehingga mendapat ukuran yang tepat. Penggunaan alat ukur ini tidak untuk pengukuran yang tepat sekali (presisi).
Gambar 11 : Macam meteran Gulung
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 28
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 13
2.1.4. Jangka BengkokGuna jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang dan garis tengah benda bulat secara kasar. Alat ini terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya dikeraskan. Bentuknya ada yang dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula yang tidak. Panjang kakinya, dalam inchi, merupakan ukuran jangka bengkok.
Gambar 12 : Bagian-bagian Jangka Bengkok
1.1.5. Jangka KakiJangka kaki digunakan antara lain untuk mengukur diameter lubang dan jarak sesuatu celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan panjang kakinya itulah ukuran jangka kaki dalam inchi. Hasil pengukuran yang diperoleh adalah ukuran kasar.
Disebabkan ke dua kakinya itu mengeper bila menyentuh bidangbidang yang diukur, maka kita perlu banyak berlatih menggunakan jangka ini untuk memperhalus perasaan jari-jari. Dengan jari-jari yang tidak perasa kesalahan ukur mudah terjadi.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 29
Batam Institutional Development Project
document.doc
Sendi Jangka
Jangka LuarKaki
Mur Penyetel
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Gambar 13 : Macam-macam jangka kaki
HO 14
1.1.6 Pengukur SudutPengukur Sudut terdiri dari mistar baja dan rumah yang terbuat dan besi tuang. Pada rumah ini terdapat garis-garis ukur yang menunjukkan besar sudut dalam derajat, dan bagian ini dapat diputar setelah dikendorkan baut pengikatnya, demikian pula mistarnya dapat dipasang dan dilepas dan rumahnya.Fungsi Pengukur Sudut - Memeriksa mengukur sudut. - Menarik garis. - Memeriksa kerataan permukaan.
Macam-macam pengukur sudut
1. Busur baja (Steel Engineer Protractor)
Busur baja dapat digunakan untuk mengukur sudut Iangsung pada skala ukurannya, tetapi hanya dapat mengukur sampai I (satu) derajat, oleh karenanya biasa digunakan untuk memperkirakan harga sudut secara kasar.
Gambar 14 : Busur derajat
2. Busur bilah (Universal Bevel Protractor)
Busur bilah Iebih teliti dari busur baja dan dapat mengukur sampai ketelitian 5 defisi/.menit. Beberapa jenis alat ini dilengkapi dengan bilah bantu yang dimaksudkan untuk memudahkan pengukuran sudut puncak yang tumpul.
Bagian-bagiannya
1. Bilah utama
2. Petat dasar
3. Kunci bilah
4. Kunci piringan
5. Skala utama
6. Skala nonius (kiri dan kanan)Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Page 30
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
7. Piringan dasar
Gambar 15 : Busur derajat
HO 15
Cara penggunaan :
- Bersihkan permukaan baja dari busur bilah dan benda ukur. Aturlah kedudukan dan bilah utama dengan memkaai kunci bilah.
- Rapatkan/impitkan atau sejajarkan bidang busur bilah dengan bidang dari sudut yang diukur.
- Jika keadaan ini tidak terpenuhi, maka kemunginkan harga yang dicapai lebih kecil.
- Untuk pengukuran benda yang besar, kunci piringan indeks dapat dikendorkan, geserkan busur bilah, menuju permukaan yang menyudut, sampai bilah utama berputar dan berimpit dengan permukaan tersebut, kemudian kunci piringan indeks dan bacalah sudut yang didapat.
Pembacaan ukuran pada busur (Universal Bevel Protractor).
Busur bilah yang baik dilengkapi dengan skala menit sehingga dapat mengukur dengan kelebihan menit. Pada skala itu terdapat angka-angka 60, 45, 30, 15, 0, 15, 30 60. Dan angka 0 ke kanan sampai 60 terdiri dan 12 garis, demikian pula ke arah kiri terdiri 12 garis yang sama. Ini berarti selisih garis pada skala derajat dengan garis pada skala menit adalah I derajat 12 = 5 menit, berarti busur bilah ini dapat mengukur sampai pada batas terkecil 5 menit. Dengan kata lain bila garis pertama di sebelah kanan 0 se garis dengan garis di atasnya (pada skala derajat), maka kelebihari ukuran tersebut adalah 1 x S menit = 5 menit, dan bila garis ke 2 sama dengan 2 x 5 menit = 10 menit.
Gambar 16 : Busur ketelitian 5`dan pembacaan 320 15`
Pemeliharaan pengukur sudut
Untuk mendapatkan usia pakai yang relatif lama, perlu adanya rawatan dan pemeliharaan dengan baik melalui langkah-Iangkah;
a. Setelah dipakai bersihkan alat ini dani debu atau kotoran.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 31
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
b. Berikan pelumasan bagi bagiari yang bergesen/bergerak sepenlunya, atau olesi/lumasi dengan vaseline seluruh bagiannya secukupnya.
c. Simpanlah pada tempat yang telah disediakan (kotak kayu/plastik) dalam keadaan teratur.
HO 16
1.1.6 Jangka Sorong (Vernier Caliper)Jangka Sorong (Vernier Caliper) atau mistar sorong adalah mistar yang digunakan untuk:
mengukur dimensi luar dan suatu benda dengan pertolongan rahang ukurnya. Pengukuran dimensi luar tersebut antara lain:
- panjang,
- lebar,
- tebal, dan
- diameter luar
Kapasitas pengukuran dengan menggunakan jangka sorong bermacam-macam dan tergantung kebutuhan atau penggunaan jangka sorong itu sendiri diantaranya:
1. Kapasitas 150 mm ketelitian 0.05 mm
2. Kapasitas 200 mm ketelitian 0.02 mm
3. Bahkan ada yang berkapasitas sampai 1000 mm
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 32
Batam Institutional Development Project
document.doc
Tanduk Tetap
Batang kedalaman
2 4 10861 3 5 7 13 1411 12 15 16 170 2 4 61 3 5
84
100 2 4 86
1/128"
Tanduk Geser
Mur PengikatMistar
Batang Geser
Skala Nonius
Rahang Tetap
Rahang Geser
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Gambar 17 : Bagian-bagian jangka sorong
HO 17
Penggunaan Bagian-bagian Jangka Sorong :
A. Nama Bagian - Bagian B. Kegunaan
1. Tanduk tetap dan geser 1. Mengukur diameter dalam
2. Rahang geser dan tetap 2. Mengukur diameter luar dan tebal suatu benda
3. Baut pengikat 3. Mengunci rahang geser
4. Batang geser 4. Untuk mengeser arah kiri dan kanan
5. Skala nonius 5. Mengukur hingga 0 ,0 5 mm
6. Batang kedalaman 6. Mengukur kedalaman suatu lubang
7. Mistar 7. Membaca ukuran
1.1.7 MikrometerMikrometer adalah suatu alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi, digunakan pada pengerjaan-pengerjaan yang mempunyai ketepatan dan keakuratan yang tinggi. Melihat dari konstruksinya, mikrometer berfungsi untuk megukur dimensi luar dari suatu benda kerja seperti tebal, diameter dan panjang benda kerja.
Batasan atau kapasitas dari pengukuran pada mikrometer ini tergantung kepada seberapa besar atau seberapa panjang poros geser yang dimiliki oleh mikrometer tersebut. Biasanya kapasitas pengukuran alat ini dapat mengukur dengan teliti dalam satuan metris sampai 1/1000 mm dan dalam satuan inch dapat mengukur dengan tetiti sampai 1/2560”.
Adapun nama-nama bagian mikrometer ialah sebagai berikut :
1. Landasan (anvil)
2. Poros Geser (spindel)
3. Pengunci (lock nut)
4. Tabung (sleeve)
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 33
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
5. Tabung Putar (thimble)
6. Racet (rechet)
7. Rangka (frame)
Gambar 18 : Bagian-bagian mikrometer
HO 18
Dilihat dari fungsi atau kegunaannya mikrometer terdiri dari beberapa macam antara lain;
1).Mikrometer luar (Out Side micrometer).
Fungsinya adalah untuk mengukur diameter luar, lebar, tebal dan benda kerja.
2).Mikrometer dalam (In Side Micrometer).
Fungsinya adalah untuk mengukur diameter dalam suatu benda kerja.
3).Mikrometer kedalaman (Depth Micrometer).
Fungsinya adalah untuk mengukur kedalaman alur atau kedalaman diameter benda kerja.
4).Mikrometer ulir (Thread Micrometer).
Fungsinya adalah untuk mengukur diameter ulir.
5).Mikrometer roda gigi (Gear Micrometer).
Fungsinya adalah untuk mengukur ketebalan dan diameter roda gigi.
6).Dan lain-lain.
2.1.8. Pengukur Tinggi (Vernier High Gauge)Pengukur Tinggi (High Gauge) adalah suatu alat digunakan untuk mengukur ketinggian atau memeriksa ukuran tinggi benda kerja dan sekaligus dapat difungsikan sebagai penanda atau pelukis pada bagian benda yang diukur atau garis gambar. Alat ini merupakan alat khusus hanya digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda yang kemampuannya lebih teliti dan akurat jika dibandingkan dengan pengukur tinggi dengan menggunakan mistar, meter gulung. Hanya saja alat ini mempunyai kemampuan ukur terbatas.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 34
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 19
Gambar 19 : Bagian-bagian pengukur tinggi
Batang pengukur tinggi dilengkapi dengan pembagian ukuran terkecil sampal 1 mm dan 1/20”. Begitu pula sorong pembagi mempunyai pembagian terkecil sampai 0,01 mm dan 0.001”. Sorong pembagi dapat disetel naik-turun menurut ukuran tinggi yang diperlukan.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 35
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 20
2.2 Tingkat Ketelitian Alat Ukur
2.2.1 Menentukan Tingkat Ketelitian Alat UkurTingkatan ketelitian alat ukur akan sangat ditentukan oleh skala yang ada pada alat ukur itu dan perbandingan antara benda ukur dengan yang diukur sama/mendekati harga.
Pengertian teliti di sini adalah;
a. Teliti yang dihubungkan dengan hasil suatu pengukuran persis atau mendekati sama dengan ukuran tertentu, misalnya pada suatu alat diberikan ukuran (ukuran diameter dalam pisau gigi), lalu kita cek alat tersebut dengan mistar ingsut, ternyata hasil pengukuran yang diperoleh sama dengan ukuran yang tertera pada alat tersebuf, maka hal ini disebut teliti.
b. Teliti dihubungkan dengan proses pengukuran. Jika alat tersebut diukur dengan alat yang sama dan ketelitian yang berbeda misalnya alat dengan ketelitian 0,1 mm dan 0,02 mm, maka hasilnya kemungkinan berbeda. Perbedaan 1 atau 2 skala untuk abat ukur yang teliti akan menghasilkan ukuran yang berbeda, jika dilakukan dengan prosedur pengukuran yang fidak tepat.
Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan, kata teliti dihubungkan dengan hasil pengukuran dan benda ukur;
Makin sesuai/mendekati antara hasil pengukuran dengan harga dan benda yang diukur maka, hasil pengkuran tersebut akan makin teliti
(mempunyai ketelitian tinggi).
Untuk membaca hasil pengukuran dari suatu alat ukur, terlebih dahulu harus ditentukan tingkat ketelitian (kecermatannya) dan sifat alat ukur tersebut. Dalam menentukan ketelitian dari suatu alat ukur sebaiknya terlebih dulu pemakai alat ukur tersebut mengetahui sifat-sifat dari alat ukur itu.
Sifat-sifat alat ukur;
1. Kemudahan baca (readibility)
Hasil pengukuran memberikan langkah kemudahan dalam ketika dibaca.
2. Rantai kalibrasi/mampu usut (traceability)
Alat ukur harus dapat dan mempunyai alat ukur standar yang dipakai untuk mengkalibrasi.
3. Kepekaan (sensivity)
Disamping mampu mengukur, alat ukur itu juga harus dapat membedakan perubahan kecil dari benda ukur. Kepekaan dari suatu alat ukur ditentukan oleh mekanisme pengubah dan harganya dapat diiketahui dengan cara membuat grafik antara harga yang diukur dengan pembacaan skala.
4. Kestabilan nol (zero stability)
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 36
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Jika alat ukur kembali pada posisi semula maka harus dapat kembali pada posisi nol.
contoh, Menentukan ketelitian jangka sorong:
HO 21
Panjang skala nonius pada rahang geser 9 mm, yaitu lurus pada setrip ke 9 dari rahang tetap. Banyaknya setrip pada rahang gerak 10, maka jarak 1 setrip adalah 0,9 mm. Sedang 1 setrip pada rahang tetap adalah 1 mm, sehingga selisihnya = 1-0,9 = 0,1mm. Jadi mistar ingsut tersebut mempunyai ketelitian 0,1 mm.
Jika panjang skala nonius 19 mm dan banyak setrip pada skala nonius 20, maka jarak 1 setrip skala nonius 19/20 mm, sedang jarak 1 setrip pada rahang tetap 1 mm. Maka ketelitian mistar ingsut tersebut adalah 1 - 19/20 mm = 1/20 mm atau 0,05 mm. Untuk mistar ingsut yang memiliki panjang skala nonius 40 mm dan banyak setripnya 49 bagian, dimana ketelitian mistar ingsut tersebut adalah 1 - 49/50 mm = 1/50 mm atau 0,02 mm.
Hal serupa dapat juga dilakukan alat ukur yang lain, biasanya pada alat ukur tersebut telah tertera/dituliskan tingkat ketelitian dari suatu alat ukur. Bagi pemakai tidak perlu lagi untuk mencari atau menemukan tingkat ketelitian dari suatu alat ukur tersebut
Berbeda dengan halnya pada alat ukur yang hanya mempunyai sklala utama saja misalnya, mistar baja, meter gulung, alat ukur ini tidak mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi atau dapat juga disebut pengukuran kasar.
2.2.2 Pembacaan Hasil Pengukuran.Dilihat dari alat ukur yang digunakan, pembacaan hasil pengukuran akan sangat ditentukan oleh kebersihan alat ukur, cara penempatan sensor ukur atau mulut ukur, posisi angka nol dan kesejajaran mulut ukur (jika mempunyai dua mulut ukur), posisi sewaktu melakukan pengukuran dan sebagainya.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam mendapatkan pengukuran yang baik adalah kemampuan dari operator atau sipengukur dalam membaca skala dan mengerti akan tingkat ketelitian suatu alat ukur. Dimana dengan jenis alat ukur yang sama belum tentu mempunyai tingkat ketelitian yang sama pula.
Contoh:
Pengukuran jangka sorong imperial dengan tingkat ketelitian skala utama 1/16” dan skala nonius 1/128”. Pembacaan/penunjukan ukurannya 1 3/128”
Dalam sistim matrik (milimeter), harga satu garis dalam skala nonius adalah 0.1mm, pembacaan pada skala menunjukkan : 26 + 0,9 mm = 26,9 mm. Tanda panah menunjukkan batasan ukuran yang diharapkan.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 37
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 22
Skala utama 1” Skala utama 26 mm
Nonius 0 + 3 / 128” Nonius 0 mm
Pembacaan 1 3/128” Pembacaan 26 mm
Skala nonius pada mikrometer seharga 0,01 mm dan skala utama seharga 1mm dan 0.5 mm
Pembacaan ukuran pada mikrometer:
8.00 skala utama milimeter
0.50 skala utama setengah milimeter
0.25 tabung nonius
8.75 pembacaan ukuran
Penunjukan skala pengukuran
1 bagian =1/40” atau 0,025”
2 bagian = 1/20” atau 0,050”
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 38
Batam Institutional Development Project
document.doc
Ukuran milimeter
setengah milimeter
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
3 bagian 3/40” atau 0,075”
4 bagian 1/10” atau 0,100”
HO 23
Mikrometer dengan sistim pengukuran imperial (inchi) dengan tingkat ketelitian 1/1000”, dimana jarak satu garis ke garis lainnya seharga 1/1000”, atau 0,001” pada skala nonius. dan skala utama seharga 1/10”. Dengan pembagi skala Pembacaan ukuran
0.300 1/10”,
0.050 1/40”,
0.013 1/1000” x 13,
0.363” Pembacaan
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 39
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 24
3. APLIKASI PENGUKURAN
Banyak cara yang dilakukan oleh juru teknik dalam melakukan proses pengukuran semuanya itu bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran seakurat mungkin. Hal tersebut akan sangat tergantung pada jenis, bentuk, posisi bahkan temperatur dari benda ukur ataupun alat ukur yang digunakan.
Sesuai dengan jenis-jenis pengukuran yang biasa dilaksanakan, maka alat ukur pun ada beberapa jenis dengan cara pemakaian yang berlainan.
Berdasarkan sifatnya alat ukur ukur itu dapat dibagi:
1. Pengukuran langsung yaitu dengan menggunakan alat ukur langsung, hasil pengukuran dapat langsung dibaca alat ukur tersebut. Contoh; mikrometer, jangka sorong, mistar ukur, dsb.
2. Pengukuran tak langsung, yaitu pengukuran menggunakan alat ukur tidak langsung, alat ukur jenis pembanding atau pembantu dan standar. Hasil pengukuran diukur olah ukur langsung.
3. Pengukuran dengan kaliber batas (limit gage) yaitu pengukuran menggunakan alat ukur batas/kaliber. Pengukuran ini tidak menentukan ukuran suatu dimensi dengan pasti, melainkan hanya menunjukkan apakah dimensi tersebut terletak di dalam atau di luar daerah toleransi. Cara pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk mempercepat pemeriksaan atas produksi masal, dan alat ukur yang digunakan adalah jenis kaliber GO dan NO GO gauges.
4. Pengukuran dengan cara membandingkan yaitu pengukuran dengan cara ini tidak menentukan dimensi ataupun toberansi suatu benda ukur secara langsung. Pengukuran dengan cara ini menggunakan perbandingan dengan bentuk standar misalnya untuk pengecekkan/pemeriksaan bentuk konis.
3.1 Alat Ukur Sederhana
3.1.1 Jangka BengkokMengukur benda bulat dengan jangka bengkok, pastikan kaki jangka menempel pada benda yang diukur dengan dengan tekanan sedang. Gerak-gerakan jangka itu untuk “mempertimbangkan” impitahnya itu, apakah terlalu keras ataukah terlalu temah. Impitan yang baik ialah bila jangka itu dapat terlepas atau melupcur oleh beratnya sendiri. Lakukan beulang-ulang dengan posisi yang berpindah-pindah untuk benda batang bulat.
Ketika dilakukan pengukuran, hendaknya jangka di pegang pada bagian sendinya
Mengukur benda dengan jangka bengkok
Impitkan kedua kakinya pada benda kerja dengan tekanan sedang. Gerak-gerakan jangka itu untuk “mempertimbangkan” impitahnya itu, apakah terlalu keras ataukah tenlalu Iemah. Impitan yang baik ialah bila jangka itu dapat terlepas atau meluncur oleh beratnya sendiri.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 40
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 25
Gambar 20 : Mengukur benda bulat menggunakan jangka bengkok
Gambar 21 : Mengukur tebal benda
Jika jarak pengukuran kurang besar ketukanlah perlahan-tahan pangkal jangka itu pada landasan dengan cara ini, kedua kakinya akan meregang. Sebaliknya jika bukaan kaki jangka terlalu besar ketukkan bagian sisi jangka.
Gambar 22 : Cara menambah dan mengurangi bukaan kaki jangka bengkok
Cara mengukur dan pembacaan ukuran
Untuk mengetahui hasil pengukuran, tempatkan salah satu kaki jangka itu pada ujung mistar baja dan kaki lainnya pada garis-garis ukuran mistar tersebut. Adalah keliru bila kedua kaki jangka itu ditempatkan di tengahtengah mistar sehingga hasil pengukuran tidak tepat.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 41
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Gambar23 : Membaca hasil pengukuran jangka bengkok menggunakan mistar ukur
HO 26
3.1.2 Jangka KakiPengukuran dengan jangka kaki
Bila kita mengukur benda kerja, maka kedua kaki itu kita gerak-gerakan maju mundur. Tekanan kaki tersebut harus tepat. tidak boleh tenlalu keras dan jangan pula terlalu lemah. Bila terlalu keras, ukuran yang dihasilkan akan lebih besar daripada yang sebenarnya, karena waktu jangka itu dikeluarkan dan lubang yang diukur akan mengeper/mengembang ke luar. Mengeluarkan kaki jangka dan lubang yang diukur tidak boleh secara tegak lurus, melainkan harus diininingkan sedikit sehingga kedua kaki itu tidak bergesek pada benda kerja. Hal ini agar tidak merusak kaki jangka maupun benda kerja.
Gambar 24 : Mengukur diameter lubang dengan jangka kaki
Membaca atau menentukan ukuran dengan menggunakan alat ukur lain seperti mistar, mikrometer dan alat ukur lain dengan cara menempatkan kaki jangka pada garis ukur atau skala yang ada pada alat ukur
Gambar 25 : Mengukur bukaan kaki jangka menggunakan mikrometer dan mistar ukur
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 42
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 43
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 27
3.1.3 Pengukur sudut
Gambar 26 : Mengukur sisi miring benda menggunakan busur derajat
Cara penggunaan
- Bersihkan permukaan baja dan busur baja dan benda ukur. Aturlah kedudukan dari batang pemegang dengan mur pengencang.
- Rapatkan/impitkan atau sejajarkan bidang busur baja dengan bidang dan sudut yang diukur.
- Jika sudah yakin sudut yang diukur itu berimpit/rapat, maka kunci dikencangkan mur penguncinya, dan bacalah sudut yang didapat.
3.2 Alat Ukur Teliti
Dengan memilih alat ukur dan cara pengukuran yang tetap diharapkan dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Hal ini tergantung pada kondisi benda ukur, alat ukur, dan ketentuan-ketentuan hasil yang diinginkan.
3.2.1 Jangka sorongCara pemakaian jangka sorong
1. Periksa kedudukan garis nol serta kesejajaran dan permukaan kedua rahang.
2. Buka mulut ukur dengan menggeser peluncur.
a. Apabila hendak mengukur tebal benda kerja, tempatkan kedua mulut ukur (rahang bawah) di antara objek ukur dengan rapat dan tepat.
b. Apabila hendak mengukur lebar celah benda kerja, tempatkan kedua mulut ukur (rahang atas) di antara celah benda kenja dengan rapat dan tepat.
c. Apabila hendak mengukur kedalaman lubang bertingkat atau bagian bertingkat, tempatkanlah lidah ukur menyentuh dengan rapat dan tepat pada bagian yang bertingkat.
3. Penekanan hendaknya tidak tenlalu kuat.
4. Pengukuran jangan menggunakan ujung rahang, tetapi diusahakan agar masuk ke dalam.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 44
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
5. Setelah posisi pengukuran tepat, kencangkanlah baut pengikat kemudian baca hasil pengukurannya
.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 45
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
HO 28
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 46
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Gambar 27 : Jangka Sorong dan Penggunaannya
HO 29
3.2.2 MikrometerMemeriksa ketepatan Ukuran :
Sebelum mikrometer digunakan untuk pengukuran pada benda sebaiknya periksa dahulu ketepatan ukurannya. Caranya adalah sebagai berikut:
- Rapatkan poros geser pada alasnya (untuk mikrometer 0:25 mm) atau dengan mal/blok ukur (untuk mikrometer lebih dan 25 mm).
- Kemudian lihatlah ganis ukur pada tabung putar.
- Jika garis 0 pada tabung segaris dengan garis 0 pada tabung putar, berarti keadaan mikrometer itu baik.
- Jika kedudukannya tidak tepat, maka hal ini harus diperbaiki dengan kunci khusus.
Pada setiap kotak mikrometer terdapat kunci dan sebuah mal. Kunci tersebut dimasukkan ke dalam lubang kecil tabung ukur, lahu putarlah ke kanan atau ke kiri sesuai dengan kedudukan yang tidak tepat tadi sehingga ke dua garis yang berangka 0 tadi segaris.
Gambar 28 : Memeriksa ketepatan ukuran.
Cara memeriksa micrometer :
Untuk mempertahankan usia pemakaian suatu alat ukur (mikrometer) ini harus dirawat/dipelihara dengan langkah-langkah sebagai berikut
a. Bersihkan mikrometer dan kotoran.
b. Berikan pelumasan bagian-bagian yang bergeser/bergerak (terutama ulirnya) dan bagian peraba (sensor) supaya tidak berkarat.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 47
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
c. Simpanlah pada tempat yang sudah disediakan (kotak plastik / kayu) dalam keadaan baik.
HO 30
Cara memegang mikrometer yang benar
Gambar 29 : Cara memegang dan mengukur dengan menggunakan mikrometer
Satu tangan : benda kerja bebas Kelingking dan jari manis tangan kanan memegang mikrometer, jari lainnya memutar tabung putar atau racet hingga menyentuh benda ukur. Tangan kiri memegang benda kerja. Untuk menghindari tekanan yang berlebihan pada benda yang diukur, maka putarlah racet hingga terdengar bunyi “klik” dua kali ( maksimal tiga kali ).
Gambar 30 : Mengukur dengan mikrometer.
Cara yang salah :
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 48
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Di waktu mengukur, jangan hanya memutar tabung putar saja. Hal ini bisa merubah hasil pengukuran, karena tekanan tangan yang memutar tidak stabil (harus betul-betul memakai perasaan).
Jangan menarik mikrometer ke luar dan benda kerja untuk dilihat hasil pengukurannya. Hal ini bisa merusak landasan dan ujung poros geser (aus).
HO 31
Gambar 31 : Cara mengukur yang salah
3.2.3 Pengukur TinggiSebagai alat pengukur ketinggian suatu bidang atau permukaan alat ini juga dapat difungsikan sebagai alat untuk melukis bidang rata.
Menarik garis dengan alat pengukur-tinggi sama halnya dengan cara menarik garis dengan mempergunakan balok-gores. Pada waktu menarik garis dengan mempergunakan alat ini, benda pekerjaan diletakkan di atas bantalan yang rata dan sejajar.
Gambar 32 : Posisi pengukur tinggi terhadap benda yang diukur/ditanda/dilukis
Menarik garis-garis sejajar dan mendatar dengan alat pengukur tinggi, benda kerja diletakkan di atas bantalan rata dan sejajar yang diletakkan di atas pelat datar. Tangan kiri menekan benda pekerjaan, sedangkan tangan kanan mendorong alat pengukur tinggi yang kemudian terlukislah garis-garis yang sejajar pada batas-batas ukuran yang telah ditentukan.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 49
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi
Gambar 33 : Menarik garis sejajar dan mendatar
HO 32
Menarik garis sejajar saling berpotongan berpotongan tegak lurus, dalam pelukisannya sama dengan menarik garis sejajar hanya saja kedudukan benda kerja diatur/dirubah dari posisi mendatar ke posisi tegak atau berdiri
Gambar 34 : Menarik garis saling berpotongan
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 50
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
Tugas
Tugas 1
Konversi antara Ukuran Matrik dan Imperial1. Sebutkan sistem pengukuran yang digunakan khususnya dalam bidang teknik
a.
b.
2. Berapa inchi dalam dsatu feet
3. Berapa kilogram dalam 1 ton
4.. Jodohkanlah simbol dengan satuan dibawah ini;
milimeter ( …….. ) in
meter ( …….. ) mm
kilometer ( …….. ) ft
inch ( …….. ) t
feet ( …….. ) g
yard ( …….. ) 0F
Celcius ( …….. ) yd
Fahrenheit ( …….. ) lb
gram ( …….. ) m
kilogram ( …….. ) km
ton ( …….. ) kg
once ( …….. ) 0C
pound ( …….. ) oz
5. Gunakan kalkulator untuk mengkonfersi bilangan dibawah ini;
a. 3,750” ke dalam mm
b. 19,75 ke dalam inch
c. 15/16” ke dalam mm
d. 14,5 0C ke dalam Fahrenheit
e. 83,2 0F ke dalam 0C
f. 84,3 kg ke dalam pound
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 51
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
g. 127,6 lb ke dalam kg
Tugas 2
Menentukan Ketelitian Alat Ukur
1. Tentukanlah tingkat ketelitian jangka sorong di bawah ini !
Ketelitian =
Ketelitian =
2. Jangka sorong yang mempunyai pembagian bilah sampai 1/20” sedangkan pembagian nonius untuk mengukur pada pembagian 2 9/20” terbagi dalam 50 bagian. Tentukanlah tingkat ketelitiannya
Ketelitian =
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 52
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
3. Jangka sorong dengan pembagian bilah/skala utama sampai 1/40” sedangkan pembagian nonius untuk mengukur pada pembagian 1 9/40”, terbagi dalam 25 bagian. Tentukan tingkat ketelitian jangka sorong.
Ketelitian = ……
4. Mistar-sorong yang mempunyai pembagian bilah sampai 1/16”, sedangkan pembagian nonius untuk mengukur pada pembagian 7/16” terbagi dalam 8 bagian. Tentukan tinkat ketelitian jangka sorong.
Ketelitian = ……
5. Mistar-sorong yang mempunyai pembagian bilah sampai 1/40”, sedangkan pembagian nonius untuk mengukur pada pembagian 24/40” terbagi dalam 25 bagian. Tentukan kertelitian jangka sorong
Ketelitian = ……
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 53
Batam Institutional Development Project
document.doc
0
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
Tugas 3
Pembacaan Alat Ukur
1. Berdasarkan gambar skala pada jangka sorong di bawah tentukanlah pembacaan skala gambar tersebut.
Jawab. …………………….
3. Berapakah pembacaan pada mikrometer (milimeter) di bawah ini;
(a) pembacaan di atas garis tabung
(b) pembacaab pada tabung pembagi
(c) pembacaab dibawah garis tabung
Pembacaan ukuran pada mikrometer
4. Berapakah pembacaan pada mikrometer (inchi) di bawah ini;
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 54
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
(a) pembacaan di atas garis tabung
(b) pembacaab pada tabung pembagi
(c) pembacaab dibawah garis tabung
Pembacaan ukuran pada mikrometer
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 55
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
Tugas 4
Aplikasi Instrumen-instrument Alat Ukur1. Isilah kolom dibawah ini sesuai dengan bagian-bagian atau fungsi dari jangka sorong !
,
No Nama Bagian - Bagian Kegunaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 56
Batam Institutional Development Project
document.doc
2 4 10861 3 5 7 13 1411 12 15 16 170 2 4 61 3 5
84
100 2 4 86
1/128"
9
1
2
3
4
5
76
8
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
2. Isilah kolom dibawah ini sesuai dengan bagian-bagian atau fungsi mikrometer !
No Nama Bagian - Bagian Kegunaan
1
2
3
4
5
6
7
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 57
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
Tugas 5
Aplikasi PengukuranPanjang
1. Meteran gulung - metrik
Gunakan tipe pengukuran metrik untuk 10 kali pengukuran +/- 1 mm
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10
2. Meteran gulung - imperial
Gunakan tipe pengukuran imperial untuk 10 kali pengukuran toleransi 1/16”
1 6
2 7
3 8
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 58
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
4 9
5 10
3. Penggaris - metrik
Gunakan penggaris, pengukuran metrik untuk 10 kali pengukuran +/- 0,5 mm
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10
4. Penggaris - Imperial
Gunakan penggaris, pengukuran imperial untuk 10 kali pengukuran toleransi 1/16”
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10
5. Gunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 untuk mengukur poros bertingkat di bawah ini dan isikan hasil pengukuran pada tabulasi yang ada:
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 59
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
A B C D E
6. Gunakan Jangka Sorong untuk pengukuran diameter luar, diameter dalam, dan pengukuran kedalaman pada gambar di bawah ini. Hasil pengukuran ditulis dalam tabulasi yang disediakan.
Panjang
A B C
Diameter
D E F
7. Gunakan busur baja dalam melakukan pengukuran diameter luar, diameter dalam, dan pengukuran kedalaman pada gambar di bawah ini. Tulis hasil pengukuran dalam tabulasi yang disediakan.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 60
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas
A B C D
8. Gunakan mikrometer untuk pengukuran diameter luar di bawah ini. Tulis hasil pengukuran dalam tabulasi yang disediakan
A B C D
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 61
Batam Institutional Development Project
document.doc
A B C D
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 1
Transparansi
Klasifikasikan Pengukuran
- Panjang diameter tebal tinggi lebar melingkar. bidang.
- Berat- Temperatur- Sudut- Kerataan
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 62
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 2
- Besar benda yang akan diukur,
- Kondisi (fisik) benda yang akan diukur,
- Posisi benda yang akan diukur,
-.Tingkat ketelitian yang direncanakan
-.efesien
-.dsb
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 63
Batam Institutional Development Project
document.doc
Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Ukur
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 3
Dasar Unit Pengukuran Dalam Bidang Keteknikan :
Besaran metrik imperial
Panjang TemperaturBerat
meter (m)Celcius (oC)kilogram (kg)
feetFahtenheitpound
Perubahan Satuan(Hanya untuk ukuran Panjang)
Asal Dirubah Pengali
Inche
Kaki
Yard
Mil
Milimeter
Meter
Kilometer
Milimeter
Meter
Meter
Kilometer
Inche
Kaki
Mil
X 25,4
X 0,3040
X 0,9144
X 1,6093
X 0,03937
X 3,2808
X 0,6213
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 64
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 65
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 4
- Periksa panjang skala nonius pada rahang geser
- Hitung banyaknya setiap rahang geser
- Tentukan jarak satu setrip dan nonius pada rahang gerak.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 66
Batam Institutional Development Project
document.doc
Cara untuk Menentukan Ketelitian Alat Ukur
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 5
Cara menentukan ketelitian jangka sorong:
Contoh 1
1. Panjang skala nonius pada rahang geser 9 mm, yaitu lurus
pada setrip ke 9 dari rahang tetap. Banyaknya setrip pada
rahang gerak 10, maka jarak 1 setrip adalah 0,9 mm.
Sedang 1 setrip pada rahang tetap adalah 1 mm, sehingga
selisihnya = 1-0,9 = 0,1mm. Jadi jangka sorong tersebut
mempunyai ketelitian 0,1 mm.
2. Jika panjang skala nonius 19 mm dan banyak setrip pada
skala nonius 20, maka jarak 1 setrip skala nonius 19/20
mm, sedang jarak 1 setrip pada rahang tetap 1 mm. Maka
ketelitian mistar ingsut tersebut adalah 1 - 19/20 mm = 1/20
mm atau 0,05 mm. Untuk jangka sorong yang memiliki
panjang skala nonius 40 mm dan banyak stripnya 49
bagian, dimana ketelitian jangka sorong tersebut adalah 1 -
49/50 mm = 1/50 mm atau 0,02 mm.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 67
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 6
Contoh 2Jangka SorongPengukuran jangka sorong imperial dengan tingkat ketelitian skala utama 1/16” dan skala nonius 1/128”. Pembacaan/penunjukan ukurannya 1 3/128” Dalam sistim matrik (milimeter), harga satu garis dalam skala nonius adalah 0.1mm, pembacaan pada skala menunjukkan : 26 + O,9 mm = 26,9 mm. Tanda panah menunjukkan batasan ukuran yang diharapkan.
Skala utama 1” Skala utama 26 mmNonius 0 + 3 / 128” Nonius 0 mmPembacaan 1 3/128” Pembacaan 26 mm
MikrometerSkala nonius pada mikrometer seharga 0,01 mm dan skala utama seharga 1mm dan 0.5 mm
Pembacaan ukuran pada mikrometer:8.00 skala utama milimeter0.50 skala utama setengah milimeter
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 68
Batam Institutional Development Project
document.doc
Ukuran milimeter
setengah milimeter
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
0.25 tabung nonius8.75 pembacaan ukuran
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 69
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 7
Sifat alat ukur
1. Kemudahan baca (readibility)Hasil pengukuran memberikan langkah kemudahan dalam ketika dibaca.
2. Rantai kalibrasi/mampu usut (Traceability)Alat ukur harus dapat dan mempunyai alat ukur standar yang dipakai untuk mengkalibrasi.
3. Kepekaan (sensivity)Disamping mampu mengukur, alat ukur itu juga harus dapat membedakan perubahan kecil dari benda ukur. Kepekaan dari suatu alat ukur ditentukan oleh mekanisme pengubah dan harganya dapat diiketahui dengan cara membuat grafik antara harga yang diukur dengan pembacaan skala.
4. Kestabilan nol (zero stability)Jika alat ukur kembali pada posisi semula maka harus dapat kembali pada posisi nol.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 70
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
.
OHT 8
Berdasarkan Sifatnya Alat Ukur dapat Dibagi
1. Pengukuran langsung yaitu dengan menggunakan alat ukur langsung, hasil pengukuran dapat langsung dibaca alat ukur tersebut. Contoh; mikrometer, jangka sorong, mistar ukur, dsb.
2. Pengukuran tak langsung, yaitu pengukuran menggunakan alat ukur tidak langsung, alat ukur jenis pembanding atau pembantu dan standar. Hasil pengukuran diukur olah ukur langsung.
3. Pengukuran dengan kaliber batas (limit gage) yaitu pengukuran menggunakan alat ukur batas/kaliber. Pengukuran ini tidak menentukan ukuran suatu dimensi dengan pasti, melainkan hanya menunjukkan apakah dimensi tersebut terletak di dalam atau di luar daerah toleransi. Cara pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk mempercepat pemeriksaan atas produksi masal, dan alat ukur yang digunakan adalah jenis kaliber GO dan NO GO gauges.
4. Pengukuran dengan cara membandingkan yaitu pengukuran dengan cara ini tidak menentukan dimensi ataupun toberansi suatu benda ukur secara langsung. Pengukuran dengan cara ini menggunakan perbandingan dengan bentuk standar misalnya untuk pengecekkan/pemeriksaan bentuk konis.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 71
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 9
Alat ukur mempunyai ketelitian Tinggi
Jangka Sorong
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 72
Batam Institutional Development Project
document.doc
Tanduk Tetap
Batang kedalaman
2 4 10861 3 5 7 13 1411 12 15 16 170 2 4 61 3 5
84
100 2 4 86
1/128"
Tanduk Geser
Mur Pengikat Mistar
Batang Geser
Skala Nonius
Rahang Tetap
Rahang Geser
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 10
Mikrometer
Gambar: Memeriksa ketepatan ukuran.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 73
Batam Institutional Development Project
document.doc
Landasan
Poros penekan
Frim/rangka
Cincin Pengunci
Laras/lenganSarung pembagi
Tombol-perasa
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
Gambar : Cara memegang dan mengukur dengan menggunakan mikrometer
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 74
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 11
Pengukuran Mengunakan Jangka Bengkok
Mengukur benda bulat menggunakan jangka bengkok
Mengukur tebal benda
Cara menambah dan mengurangi bukaan kaki jangka bengkok
Membaca hasil pengukuran jangka bengkok menggunakan mistar ukur
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 75
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
OHT 12
Jangka Sorong dan Penggunaannya
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 76
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 77
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI
Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?Penilaian adalah proses pengumpulan bukti-bukti hasil ujian/pekerjaan dan pemberian nilai atas kemajuan peserta pelatihan dalam mencapai kriteria unjuk kerja seperti yang dimaksud dalam Standar Kompetensi. Bila pada nilai yang ditetapkan telah tercapai ( sesuai dengan kriteria ), maka dinyatakan bahwa kompetensi sudah dicapai . Penilaian lebih untuk mengidentifikasi pencapaian dan penguasaan kompetensi peserta pelatihan dari pada hanya untuk membandingkan prestasi peserta terhadap peserta lain.
Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?Tanyakan pada diri Anda sendiri : “Kemampuan kerja apa yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta pelatihan”?
Jawaban terhadap pertanyaan ini akan mengatakan kepada Anda tentang apa yang kita maksud dengan kata “kompeten”. Untuk menjadi kompeten dalam suatu pekerjaan yang berkaitan dengan keterampilan berarti bahwa orang tersebut harus mampu untuk :
menampilkan keterampitan pada level (tingkat) yang dapat diterima mengorganisikan tugas-tugas yang dibutuhkan. merespon dan bereaksi secara layak bila sesuatu salah memenuhi suatu peranan dalam sesuatu rangkaian tugas-tugas pada pekerjaan mentransfer/mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan pada situasi
baru.
Bila Anda menilai kompetensi ini Anda harus mempertimbangkan seluruh issue-issue di atas untuk mencerminkan sifat kerja yang nyata .
Pengakuan Kompetensi yang DimilikiPrinsip penilaian terpadu memberikan pengakuan terhadap kompetensi yang ada tanpa memandang dari mana kompetensi tersebut diperoleh. Penilai mengakui bahwa individu-individu dapat mencapai kompetensi dalam berbagai cara:
kualifikasi terdahulu belajar secara informal.
Pengakuan terhadap kompetensi yang ada dengan mengumpulkan bukti-bukti kemampuan untuk dinilai apakah seseorang telah memenuhi standar kompetensi, baik memenuhi standar kompetensi untuk suatu pekerjaan maupun untuk kualifikasi formal.
Kualifikasi PenilaiDalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan apakah seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini . Untuk menilai unit ini mungkin Anda akan memilih metode yang ditawarkan dalam pedoman ini, atau mengembangkan metode Anda sendiri untuk melakukan penilaian. Para penilai harus
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 78
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
memperhatikan petunjuk penilaian dalam standar kompetensi sebelum memutuskan metode penilaian yang akan dipakai.
Ujian yang DisarankanUmumUnit Kompetensi ini, secara umum mengikuti format berikut:
(a) Menampilkan pokok keterampilan dan pengetahuan untuk setiap sub-kompetensi/kriteria unjuk kerja.
(b) Berhubungan dengan sesi praktik atau tugas untuk memperkuat teori atau mempersiapkan praktik dalam suatu keterampilan.
Hal ini penting sekali, di mana peserta dinilai (penilaian formatif) pada setiap elemen kompetensi. Mereka tidak boleh melanjutkan unit berikutnya sebelum mereka benar-benar menguasai (kompeten) pada materi yang sedang dilatihkan .
Sebagai patokan disini seharusnya paling sedikit satu penilaian tugas untuk pengetahuan pokok pada setiap elemen kompetensi. Setiap sesi praktik atau tugas seharusnya dinilai secara individu untuk tiap Sub-Kompetensi. Sesi praktik seharusnya diulang sampai tingkat penguasaan yang disyaratkan dari sub kompetansi dicapai.
Tes pengetahuan pokok biasanya digunakan tes obyektif. Sebagai contoh, pilihan ganda, komparasi, mengisi/melengkapi kalimat. Tes essay dapat juga digunakan dengan soal-soal atau pertanyaan yang relevan dengan unit ini.
Penilaian untuk unit ini, berdasar pada dua hal yaitu:
pengetahuan dan keterampilan pokok hubungan dengan keterampilan praktik.
Untuk penilaian unit “ Dasar Pengukuran “ disarankan hal-hal sebagai berikut ::
Penilaian Pengetahuan Pokok
Penilaian Teori
Sub-Kompetensi 1 : Membedakan Sistim Pengukuran
Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
1. Sebutkan hal-hal yang akan mempengaruhi hasil pengukuran
2. Sebutkan klasifikasi dalam pengukuran.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 79
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
3. Sebutkan unit pengukuran dalam bidang keteknikan dan satuan yang digunakan dalam sistim imperial dan matrik
4. Instrumen pengukuran yang kotor dapat menyebabkan hasil pengukuran yang salah. Sebutkan komentar Anda.
5. Gunakan kalkulator dalam menyelesaikan soal di bawah in:
a. Konfersikan 220,1 0C ke 0F
b. Konfersikan 90,4 0F ke 0C
c. Konfersikan 146,5 kg ke pound
d. Konfersikan248,2 lb ke kilogram
e. Konversikan 113/16” ke dalam mm
f. Konversikan 500 gr ke oz
Sub-Kompetensi 2 : Penggunaan Alat Ukur1. Apa yang dimaksud dengan teliti dalam pengukuran
2. Sebutkan faktor-faktor yang menentukan ketelitian jangka sorong
3. Sebutkan sifat-sifat alat ukur
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 80
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
4. Jelaskan langka-langkah dalam menentukan ketelitian suatu alat ukur
5. Jangka.sorong yang mempunyai pembagian nonius untuk mengukur pada pembagiani 49 mm terbagi dalam 100 bagian. Tentukanlah tingkat ketelitian jangka sorong tersebut.
4. Jangka sorong yang mempunyai pembagian bilah sampai 1/16”, sedangkan pembagian nonius untuk mengukur pada pembagian 7/16” terbagi dalam 8 bagian. Berapakah tingkat ketelitian dari jangka sorong tersebut.
6. Jangka sorong yang mempunyai pembagian bilah sampai 1/40”, sedangkan pembagian nonius untuk mengukur pada pembagian 24/40” terbagi dalam 25 bagian. Berapakah tingkat ketelitian dari jangka sorong tersebut.
7. Jangka sorong yang mempunyai pembagian bilah sampai 1/40”, sedangkan pembagian nonius untuk mengukun pada pembagian 1 9/40” terbagi dalam 25 bagian. Berapakah tingkat ketelitian dari skala tersebut.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 81
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 82
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
8. Jangka sorong yang mempunyai pembagian bilah sampai 1/20” sedangkan pembagian nonius untuk mengukur pada pembagian 2 9/20”terbagi dalam 50 bagian. Berapakah tingkat ketelitian jangka sorong tersebut.
9. Tentukanlah ukuran pada skala jangka sorong dibawah ini:
Pembacaan:
10. Sebutkan pengertian dari ketelitian jangka sorong 1/128”
11. Sebutkan garis ukur pada pengukuran 5/128” menggunakan jangka sorong.
12. Terangkan maksud ketelitian micrometer 0,01
Sub-Kompetensi 3 : Penggunaan Alat Ukur1. Sebutkan pembagian alat ukur berdasarkan sifatnya
2. Sebutkan cara untuk mengetahui hasil pengukuran dengan menggunakan jangka kaki dan jangka bengkok.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 83
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
3. Disamping untuk mengukur sudut, sebutkan fungsi dari pengukur sudut
4. Terangkan cara memeriksa ketepatan ukuran micrometer.
5. Disamping alat mengukur ketinggian sebutkan fungsi lain dari alat pengukur ketinggian.
Penilaian Keterampilan Pokok
Penilaian Praktik
Meliputi Tugas 1 s.d. 5Setiap pelaksanaan praktik hendaknya dinilai secara individual dan bila kriteria minimum yang ditetapkan belum tercapai, maka peserta pelatihan harus mengulang seluruh tes atau komponen tes yang belum tercapai tersebut, sehingga tingkat penguasaan suatu pengetahuan dan keterampilan dapat terpenuhi.
Bila melaksanakan penilaian praktik hal-hal berikut perlu dipertimbangkan :
Pemilihan komponen-komponen harus memenuhi keseluruhan kompetensi yang hendak dicapai.
Dalam mempersiapkan peralatan , alat- alat bantu dan sebagainya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan SOP.
Tingkat disiplin dalam mengikuti prosedur kerja yang ditetapkan.
Langkah kerja yang benar.
Kriteria unjuk kerja yang ditetapkan harus mengacu pada standar yang jelas atau sesuai dengan jenis alat ukur.
Penyelesaian seluruh tugas.
Menginterpretasikan hasil kerja dengan benar .
Apabila bekerja dalam satu tim (kelompok) pastikan bahwa setiap anggota telah memberikan kontribusi yang seimbang.
Pertanyaan-pertanyaan lisan dapat digunakan untuk melakukan tes secara individu dari setiap anggota kelompok atau untuk penekanan-penekanan terhadap bagian-bagian yang penting
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 84
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
Ringkasan Penilaian Pokok-pokok Pengetahuan dan KeterampilanGunakan tugas-tugas ini untuk menetapkan apakah peserta pelatihan telah menguasai pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
Pokok-pokok Pengetahuan dan
Keterampilan
Tugas-tugas PenilaianYa Tidak
Perlu Latihan
Lanjutan1.0 Membedakan
berbagai sistem pengukuran
1.1 Aplikasi system pengukuran dan penggunaannya diidentifikasi.
1.2 Konversi antara ukuran matrik dan imperial ditemutunjukkan .
2.0 Menjelaskan aplikasi instumen-instrumen/ alat-alat ukur.
2.1 Macam-macam alat ukur dan alasan penggunaan atau pemilihannya dijelaskan.
2.2 Tingkatan alat ukur serta aplikasi pemakaiannya diterapkan.
3.0 Mengukur bermacam-macam komponen menggunakan alat-alat ukur yang sesuaI
3.1 Pengukuran komponen/benda kerja dengan menggunakan alat ukur sederhana diterapkan.
3.2 Pengukuran komponen/benda kerja dengan menggunakan alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi diterapkan.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 85
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
Checklist yang Disarankan Bagi Penilai
Modul : Dasar Pengukuran
Nama Peserta : Nama Penilai :
Apakah telah memberikan bukti-bukti yang cukup yang menunjukkan bahwa peserta dapat : Catatan
Membedakan sistim pengukuran dan aplikasi perhitungan, antara lain :
- Klasifikasi pengukuran panjang
- menggunakan mistar baja,
- menggunakan meteran gulung,
- menggunakan jangka sorong,
- menggunakan mikrometer,
- Klasifikasi pengukuran berat
- Klasifikasi pengukuran temperatur,
- Klasifikasi pengukuran sudut,
- Klasifikasi pengukuran kerataan.
- Unit pengukuran dan konversi
- Aplikasi perhitungan (panjang, berat, temperatur ) serta konversi ukuran metrik dan imperial
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
Menjelaskan kegunaan, menetukan ketelitian serta pembacaan alat ukur.
- fungsi dan penggunaan mistar baja,
- fungsi dan penggunaan meteran gulung,
- fungsi dan penggunaan jangka bengkok,
- fungsi dan penggunaan jangka kaki,
- fungsi dan penggunaan jangka sorong,
- fungsi dan penggunaan mikrometer,
- fungsi dan penggunaanpengukur tinggi.
- menentukan tingkat ketelitian alat ukur
- pembacaan hasil pengukuran
….
….
….
….
….
….
….
….
….
Menerapkan/ mengaplikasikan penggunaan : - alat ukur sederhana
- alat yang ukur teliti
….
….
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 86
Batam Institutional Development Project
document.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
Lembar Penilaian
Unit : BSDC 0205 / Dasar Pengukuran
Nama Perserta Pelatihan : ……………………………………
Nama Penilai : ………….………………..……….
Peserta yang Dinilai : Kompeten
Kompetensi yang Dicapai Umpan balik untuk Peserta:
Tanda tanganPeserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil keputusan
Tanda tangan Penilai:
Tanggal:
Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan mengambil keputusan tersebut.
Tanda tangan Peserta Pelatihan:
Tanggal:
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 87
Batam Institutional Development Project
document.doc