INDONESIA 2005 - 2025 BUKU PUTIH - Badan Tenaga · PDF file11 PLTB Pembangkit Listrik Tenaga...
Transcript of INDONESIA 2005 - 2025 BUKU PUTIH - Badan Tenaga · PDF file11 PLTB Pembangkit Listrik Tenaga...
Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia
INDONESIA 2005 - 2025
BUKU PUTIH
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan
Energi Tahun 2025
Jakarta, 2006
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN
Dalam tata informasi, terdapat 9 dokumen dan produk hukum yang berkaitan
dengan kebijakan penyelenggaraan pembangunan Iptek di Indonesia, yaitu UUD
1945, UU No. 18 tahun 2002, Inpres No. 4 tahun 2003, Peraturan Pemenrintah No.
20 tahun 2005, Visi Misi Iptek 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) 2005-2009, Visi Misi Lembaga Litbang dan yang terakhir adalah Naskah
akademik dalam bentuk “Buku Putih”. Muara dari seluruh informasi, dokumen dan
arahan itu adalah Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009), yang merupakan pedoman arah,
prioritas dan kerangka kebijakan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi
tahun 2005-2009.
Mengikuti arahan pembangunan sebagaimana digariskan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah 2005-2009 dan dirumuskan strateginya secara
mendalam dalam JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009, maka naskah akademik “buku
putih” disusun dalam 6 bidang fokus yaitu pangan, energi, transportasi, teknologi
informasi, teknologi pertahanan dan kesehatan.
Tujuan penting yang hendak dicapai dengan penyusunan naskah akademik
”buku putih” adalah memberikan dukungan informasi dan landasan akademik setiap
bidang fokus dan juga memberikan tahapan pencapaian atau ”roadmap” dari
strategi pembangunan Iptek sebagaimana direncanakan dalam RPJM 2005-2009
atau dirumuskan sebagai kebijakan strategis di dalam JAKSTRANAS IPTEK 2005-
2009.
i
Diharapkan melalui Buku Putih Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Energi Baru Dan Terbarukan Untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2005 - 2025 ini seluruh pihak
yang berkepentingan dengan pembangunan Iptek di Indonesia, baik pemerintah,
swasta, perguruan tinggi maupun lembaga litabang dapat memanfaatkan sebaik-
baiknya informasi yang disampaikan, untuk diterapkan sebagai bagian strategi yang
disusun oleh masing-masing institusi.
Jakarta, Agustus 2006
Menteri Negara Riset dan Teknologi
Kusmayanto Kadiman
ii
DAFTAR ISI Hal
Sambutan i Daftar isi ............................................................................................................... iiiDaftar Singkatan dan Gambar ............................................................................. iiI. PENDAHULUAN............................................................................................... 1II. KONDISI SEKARANG ..................................................................................... 2 2.1 Ketersediaan Energi Saat Ini ................................................................. 2 2.2 Antisipasi Terhadap ”Doomsday” Energi dan Usulan
untuk Menyelesaikannya ...................................................................... 4
2.3 Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) .............................. 10III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS ....................................................... 12 3.1 Kekuatan dan Kelemahan ..................................................................... 12 3.2 Peluang dan Tantangan ........................................................................ 12 3.3 Solusi ........................................................................... 13IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENDUKUNG
KETERSEDIAAN ENERGI 2025 ....................................................................
15
4.1 Visi ......................................................................................................... 15 4.2 Misi ........................................................................................................ 15 4.3 Tujuan .................................................................................................... 15 4.4 Sasaran ................................................................................................. 15 4.5 Metodologi ............................................................................................. 16 4.6 Roadmap ............................................................................................... 17 4.7 Strategi .................................................................................................. 17 4.8 Rekomendasi Kebijakan ........................................................................ 20 4.9 Prakondisi dan Indikator Keberhasilan .................................................. 20V. PENUTUP ....................................................................................................... 22Daftar Pustaka ..................................................................................................... 23Anggota Gugus Tugas Energi dan Nara Sumber ................................................ 24Lampiran Roadmap Sektor Energi........................................................................ 281 Roadmap sektor energi Bio-Diesel .............................................................. 292 Roadmap sektor energi Bio-Ethanol ............................................................ 343 Roadmap sektor energi Bio-Oil .................................................................... 394 Roadmap sektor energi Pure Plant Oil ........................................................ 425 Roadmap sektor energi Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa ............ 456 Roadmap sektor energi Panas Bumi ........................................................... 487 Roadmap sektor energi Angin / Bayu .......................................................... 538 Roadmap sektor energi Mikro Hidro ............................................................ 569 Roadmap sektor energi Surya (Fotovoltaik) ................................................ 59
10 Roadmap sektor energi Surya / Thermal ..................................................... 6311 Roadmap sektor energi Arus Laut ............................................................... 6712 Roadmap sektor energi Gelombang ............................................................ 7013 Roadmap sektor energi Hidrogen/Fuel Cell ................................................. 7314 Roadmap sektor energi Nuklir ..................................................................... 7715 Roadmap sektor energi Batubara ................................................................ 8316 Roadmap sektor energi Gas Bumi ............................................................... 8717 Roadmap sektor energi Minyak Bumi .......................................................... 9318 Roadmap konservasi energi .................................... .................................. 97
iii
DAFTAR SINGKATAN
No Singkatan Kepanjangan
1 SBM Setara Barel Minyak
2 BOE Barrels of Oil Equivalent
3 TWh Terra Watt-hours (Terrawatt-jam =TWjam)
4 TWth Terra Watt-tahun
5 GWth Gega Watt tahun
6 MMBTU Millions British Thermal Unit
7 TSCF Trillion Standard Cubic Feet
8 NPV Net Present Value
9 FOB Free on Board
10 PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batubara, Minyak, Gas)
11 PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
12 PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya
13 PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
DAFTAR GAMBAR
No. N a m a G a m b a r Hal
1 Proyeksi kebutuhan energi final Nasional per sektor 5
2 Proyeksi penyediaan energi nasional 6
3 Proyeksi produksi pembangkitan listrik Nasional 6
4 Produksi listrik Jamali sesuai jenis bahan bakarnya 7
5 Grafik proyeksi ekspor-impor minyak mentah dan BBM 7
6 Grafik emisi gas buang sektor energi 8
7 NPV tahunan sektor energi 8
iv
I. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan unsur kemajuan peradaban
manusia yang sangat penting, karena melalui kemajuan IPTEK, manusia dapat
mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupannya. Kemajuan IPTEK
juga mendorong terjadinya globalisasi budaya kehidupan manusia karena manusia
semakin mampu mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya.
Penguasaan Iptek suatu bangsa akan sangat mempengaruhi posisi tawar dalam
persaingan global. Beberapa indikasi sering diungkapkan di media ataupun dalam
pembicaraan di masyarakat, yaitu bahwa masyarakat Indonesia secara umum masih
tertinggal tingkat kesejahteraan dan pendidikannya, lemah dalam menghasilkan
karya yang inovatif dan kurang kreatif . Oleh karena itu bangsa Indonesia belum
sepenuhnya mandiri di tengah persaingan dengan bangsa lain di dunia.
Sudah diakui dunia, bahwa salah satu faktor penting penentu daya saing suatu
negara adalah penguasaan teknologi. Semua hal tersebut di atas mendasari visi
penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(litbangrap IPTEK) bidang energi, yaitu: ”Terwujudnya ketersediaan energi yang
didukung kemampuan nasional IPTEK” yang mengacu pada amanat Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Undang-undang No 18 tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek, Inpres No.
4/2003 tentang Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis
Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Perpres No. 5/2006
tentang Kebijakan Energi Nasional.
Mengingat bahwa Pemerintah Indonesia mempunyai keterbatasan dalam sarana dan
pra-sarana yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka langkah
yang fokus dan strategis sangat diperlukan, sehingga pencapaian tujuan dari Visi
IPTEK 2025 Kementerian Ristek dapat berhasil. Dalam sistem nasional penelitian,
pengembangan dan penerapan Iptek, ada langkah yang dipandang sangat
mendesak, yaitu langkah yang harus dilakukan segera (urgent) untuk kelangsungan
hidup (survival) bangsa; dan ada langkah yang penting (important), yaitu langkah
yang strategis dan jangka panjang untuk kemandirian bangsa, dengan tetap
mengindahkan pengaruh dan konvensi internasional.
1
II. KONDISI SEKARANG
2.1. Ketersediaan Energi Saat Ini
Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat.
Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per kapita masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita pada saat ini sekitar 3 SBM yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per kapita rerata negara ASEAN. Dua pertiga dari total kebutuhan energi nasional berasal dari energi komersial dan sisanya berasal dari biomassa yang digunakan secara tradisional (non-komersial). Sekitar separuh dari keseluruhan rumah tangga belum terjangkau dengan sistem elektrifikasi Nasional.
Data dari dokumen HDI (Human Development Index) tahun 2005 menyebutkan bahwa konsumsi tenaga listrik/orang di Indonesia masih 463 kWh/cap. Angka ini masih di bawah negara tetangga kita Malaysia, (3.234 kWh/cap), Thailand (1.860 kWh/cap), Filipina (610 kWh/cap), dan Singapura (7.961 kWh/cap).
Sumberdaya energi primer baik energi fosil maupun energi terbarukan yang ada di Indonesia saat ini dapat ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Sumber energi terbarukan, antara lain panas bumi, biomasa, energi surya dan energi angin relatif cukup besar.
Penggunaan energi sampai saat ini secara ekonomi juga belum optimal, hal ini ditunjukkan oleh elastisitas penggunaan energi yang masih di atas 1 (satu) dan intensitas pemakaian energi yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas rerata dari negara ASEAN. Indonesia memerlukan energi sekitar 4,1 kg setara minyak untuk menghasilkan setiap $1 GDP (GDP per unit of energy use 2000 PPP US$ per kg of oil equivalent). Sedangkan negara-negara lainnya memerlukan kurang dari angka tersebut untuk menghasilkan GDP yang sama.
Tabel 1. Sumber Energi Primer di Indonesia (Tahun 2005)2
JENIS ENERGI FOSIL
SUMBER DAYA
CADANGAN PRODUKSI(per Tahun)
RASIO CAD/PROD(tanpa ekplorasi)
Tahun
Minyak86,9
miliar barel9,1
miliar barel387
juta barel 23
Gas384,7TSCF
185,8TSCF (P1+P2)
2,97TSCF 62
Batubara58
miliar ton19,3
miliar ton132
juta ton 146
2
ENERGINON FOSIL
SUMBER DAYA
SETARA PEMAN FAATAN
KAPASITAS TERPASANG
Tenaga Air845,0
juta BOE 75,67 GW 6.8851,0 GWh 4,2 GW
Panas Bumi219,0
juta SBM 27,14 GW 2.593,50 GWh 0,852 GW
Mini/micro hydro 0,46 GW 0,46 GW 0,084 GWBiomassa 49,81 GW 0,302 GW
Tenaga Surya4,80
kWh/m2/hari 0,008 GW
Tenaga Angin 9,29 GW 0,0005 GWUranium 24.112 ton*) 33,0 GW*)
*)hanya di daerah Kalan, Kalimantan Barat
1)PPP tahun 20002) DESDM
Kita harus bersyukur bahwa negara kita dikaruniai dengan berbagai jenis sumber energi, meskipun tidak banyak dibandingkan dengan cadangan dunia. Namun apabila diperhatikan bahwa jumlah penduduk Indonesia juga cukup banyak, maka cadangan per-kapita ternyata tidak cukup besar. Oleh karena itu kita harus cermat dalam mengelola sumber energi tersebut.
Penggunaan BBM meningkat pesat, terutama untuk transportasi, yang sulit digantikan oleh jenis energi lainnya. Ketergantungan kepada BBM masih tinggi, lebih dari 60 persen dari konsumsi energi final. Pembangkitan tenaga listrik di beberapa lokasi tertentu masih mengandalkan BBM karena pada waktu yang lalu harga BBM masih relatif murah (karena di subsidi), jauh dari sumber batubara, jaringan pipa gas bumi masih terbatas, lokasi potensi tenaga air yang jauh dari konsumen dan pengembangan panas bumi serta energi terbarukan lain yang relatif masih lebih mahal.
Kebutuhan energi dalam negeri selama ini dipasok dari produksi dalam negeri dan sebagian dari impor, yang pangsanya cenderung meningkat. Komponen terbesar dari impor energi adalah minyak bumi dan BBM. Kemampuan produksi lapangan minyak bumi semakin menurun sehingga membatasi tingkat produksinya. Dalam satu dekade terakhir, kapasitas produksi kilang BBM dalam negeri tidak bertambah, sedangkan permintaan BBM di dalam negeri meningkat dengan cepat. Pada tahun 2005 peranan minyak bumi impor untuk kebutuhan bahan baku kilang BBM sudah mencapai 40 persen sedangkan peranan BBM impor untuk pemakaian dalam negeri mencapai 32 persen.
Ekspor minyak dan kondensat cenderung semakin menurun sejalan dengan produksi minyak dalam negeri yang cenderung terus menurun karena penuaan sumur yang ada dan juga keterlambatan investasi untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber minyak baru. Bilamana tidak segera ditemukan sumber minyak baru, Indonesia akan semakin menjadi negara “net oil importer country” seperti yang sudah terjadi saat ini. Suatu gejala yang cukup merisaukan bagi keberlanjutan penyediaan energi jangka panjang, apalagi di tengah harga minyak internasional yang semakin tinggi seperti sekarang ini.
Penggunaan energi terbarukan belum besar, kecuali tenaga air, karena biaya produksinya belum kompetitif dibandingkan dengan energi konvensional. Pada umumnya harga listrik yang dibangkitkan dari PLTS, PLTB, Geothermal dan PLT energi terbarukan lainnya masih lebih tinggi daripada yang dibangkitkan dengan
3
BBM (bersubsidi) kecuali PLTMH. Sampai dengan tahun 2005, kapasitas terpasang energi baru dan terbarukan hanya sekitar 3,0 % dari potensi yang tersedia. Kapasitas terpasang dari PLTS sebesar 8 MW, dari PLTB sebesar 0,5 MW, dari PLTMH sebesar 54 MW dan dari PLT terbarukan lainnya (biomassa) sebesar 302,5 MW. Sedangkan energi nuklir belum dapat dimanfaatkan meskipun sudah dapat mencapai nilai keekonomiannya, karena adanya hambatan dari aspek penerimaaan masyarakat dan besarnya investasi awal yang dibutuhkan.
2.2. Antisipasi terhadap ”Doomsday” Energi dan usulan untuk menyelesaikannya
Kondisi kehidupan yang bergantung pada BBM import yang semakin besar, harga minyak yang cenderung meningkat, subsidi yang sulit dihentikan, dan penggunaan energi yang sangat boros, serta pertumbuhan penduduk masih tinggi, akan membawa kehidupan ke berbagai permasalahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Apabila kondisi buruk ini (doomsday) terjadi, maka akan sulit untuk memperbaikinya.
Pada saat ini kondisi energi nasional mengalami masa transisi dari monopoli-sentralisasi ke arah terbuka-desentralisasi. Tantangan globalisasi dan reformasi telah membentuk restrukturisasi sektor energi agar dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi. Penggunaan energi nasional meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan salah satu prasyarat penting untuk meningkatkan standar hidup masyarakat.
Untuk itu diperlukan suatu kebijakan nasional jangka panjang di bidang energi yang dapat menjawab beberapa tantangan utama yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia dalam mewujudkan penyediaan energi yang berkelanjutan (energy sustainability). Penyediaan energi berkelanjutan meliputi antara lain: memperluas akses kepada kecukupan pasokan energi, andal dan terjangkau dengan memperhatikan seluruh sarana/prasarana yang diperlukan (energy security) dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Untuk itu perlu dibuat suatu studi perencanaan energi jangka panjang yang dapat memberikan kepastian jaminan pasokan energi yang berkelanjutan.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan energi nasional dapat disebut sebagai “Doomsday Scenario” yaitu keterpurukan di bidang penyediaan energi yang akan berdampak besar pada kehidupan sosial, politik, ekonomi dan lingkungan di Indonesia.
Studi perencanaan energi yang dilakukan pada tahun 2003/2004 terdiri atas empat tahap perhitungan yaitu mengembangkan sebuah skenario yang realistik, membuat proyeksi kebutuhan (demand), membuat rencana pengembangan pembangkit listrik, membuat kesetimbangan energi yang mempertemukan kebutuhan dan pasokan (supply) berdasar prinsip market equilibrium. Studi ini memperkirakan pertumbuhan penduduk rerata 1,4% per tahun atau dari 212 juta tahun 2002 menjadi 273 juta pada tahun 2020. Sedangkan pertumbuhan ekonomi diasumsikan rerata sekitar 6% pertahun. Harga minyak bumi diasumsikan 25 US$/barrel di awal studi dan meningkat menjadi 28 $/barrel, harga batubara 24 US$/ton dan meningkat menjadi 27 US$/ton, harga gas adalah 2.2 US$/MMBTU (FOB) dengan peningkatan sesuai harga minyak dan dengan discount rate 10%.
Dalam perkembangannya, pada tahun 2005 asumsi-asumsi yang digunakan dalam studi ini telah mengalami banyak perubahan terutama asumsi mengenai harga
4
energi. Pada tahun 2005 harga minyak dunia rata-rata sebesar 53 US$/barel, harga-harga energi fosil biasanya menyesuaikan dengan harga minyak bumi. Dengan kondisi seperti ini, permasalahan energi di Indonesia menjadi semakin berat.
Mengingat wilayah Indonesia sangat luas, maka untuk dapat lebih merefleksikan perkembangan masing-masing daerah dalam studi ini wilayah Indonesia dibagi menjadi empat wilayah, yaitu: Jawa, Madura dan Bali (Jamali), Sumatra, Kalimantan, dan Pulau Lain (Sulawesi, Maluku, Papua, NTB dan NTT). Pada bahasan tentang permasalahan yang terkait dengan Doomsday Scenario, yang sering dimunculkan adalah disparitas antara Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dan Luar Jawa, karena di kedua sisi wilayah tersebut muncul perbedaan besar hampir di semua sektor, khususnya di sektor energi, baik dari sisi kebutuhan maupun dari sisi penyediaan.
Hasil proyeksi kebutuhan energi (demand) dan hasil proyeksi penyediaan energi (supply):
Gambar 1. Proyeksi Kebutuhan Energi Final Nasional per Sektor (GWth)
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
350.00
2002 2005 2010 2015 2020
Industry Freight transp. Passenger transp. Households Services
5
673 Juta SBM
16080 Juta SBM
Gambar 2. Proyeksi Penyediaan Energi Nasional (KSBM)
Hasil proyeksi kapasitas pembangkitan listrik nasional:
Gambar 3. Proyeksi Produksi Pembangkitan Listrik Nasional (TWjam)
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
K SMB
Minyak GasBatubara Biomassa,E. Matahari Panas Bumi,Hidro Nuklir
86,3 Twh
6
-
50
100
150
200
250
300
350
400
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
TWh
Jawa Sumatra Kalimantan Pulau lain
Gambar 4. Produksi Listrik Jamali sesuai Jenis Bahan Bakarnya (Juta SBM)
Hasil proyeksi ekspor-impor energi dan hasil proyeksi emisi gas buang
Gambar 5. Grafik Proyeksi Ekspor-Impor Minyak Mentah dan BBM
Produksi Listrik Menurut Jenis Bahan Bakar Pembangkit
-
50
100
150
200
250
300
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
Juta SBM
PLTN
TENAGA AIR
PANAS B
GAS
MINYAK
BATUBARA
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
KSBM
Impor Minyak Mentah & BBM Ekspor Minyak Mentah
7
Jumlah Emisi Tahunan, Ribu Ton
10
100
1000
10000
100000
1000000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
CO2 NO x SO x CH4 PM10
Gambar 6. Grafik Emisi gas buang sektor energi
Hasil proyeksi nilai ekonomi sektor energi (NPV):
NPV Tahunan
0.00
5,000.00
10,000.00
15,000.00
20,000.00
25,000.00
30,000.00
35,000.00
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
Tahun
Juta
Do
llar
Skenario Dasar Skenario-B Selisih
Gambar 7. NPV tahunan sektor energi.
Dari beberapa contoh tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa ”Doomsday” di bidang energi dapat terjadi bilamana diversifikasi energi dan peningkatan efisiensi penggunaan energi tidak diperhatikan dengan serius, khususnya di Jawa. Rangkuman kesimpulan studi tersebut adalah sebagai berikut:
8
1. Kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 122 GWth (674 juta SBM) pada tahun 2002 menjadi 304 GWth (1680 juta SBM) pada tahun 2020, meningkat sekitar 2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar 5,2%. Sekitar 51 % dari kebutuhan energi nasional ini akan digunakan di wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali).2. Kebutuhan energi untuk listrik meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi dari
112,2 TWjam pada tahun 2002 menjadi 356,8 TWjam pada tahun 2020, mening kat sekitar 3.2 kali lipat, atau dengan pertumbuhan rerata 6,6% per tahun. Sekitar 68 % dari kebutuhan listrik nasional ini akan digunakan di wilayah Jamali.
3. Dalam waktu dekat Indonesia sudah akan menjadi net importer untuk total minyak mentah dan BBM. Pada tahun 2002 import BBM mencapai sebesar 126,8 juta BOE dan akan meningkat menjadi 797,7 juta BOE (6,3 kali lipat). Sedangkan net importer hanya minyak mentah baru akan terjadi pada tahun 2011, dimana pada tahun 2020 jumlah impor minyak mentah diperkirakan mencapai 207,2 juta barel per tahun atau sekitar 1,7 kali lipat dari impor pada tahun 2002 yang berjumlah 123,9 juta barel.1
4. Konsumsi total batubara pada tahun 2002 mencapai 22,8 juta ton. Dari jumlah tersebut 78,7% digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Sampai dengan tahun 2020 akan terjadi peningkatan penggunaan energi batubara secara besar-besaran di bidang pembangkitan listrik dari 50 TWjam menjadi 320 TWjam (4,6 kali lipat). Pasokan batubara akan terus meningkat sehingga pada tahun 2020 akan dibutuhkan batubara sebanyak 108,3 juta ton, dan sekitar 84,2% dari total produksi tahunan batubara akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Jawa.
5. Sampai tahun 2020 total produksi gas di proyeksikan mencapai 63,58 TSCF, sebagian berasal dari cadangan gas yang telah terikat dalam kontrak jangka panjang (committed), sisanya berasal dari cadangan gas yang belum terikat kontrak (non committed). Pada tahun 2020 masih cukup tersedia sisa cadangan sebesar 123,41 TSCF atau lebih dari setengah total cadangan gas (proven, probable, possible) sebesar 185 TSCF.
6. Peningkatan emisi gas buang hasil pembakaran berupa CO2 dari 183,1 juta Ton pada tahun 2002 menjadi 584,9 juta Ton pada tahun 2020 (3,2 kali lipat), NOX
dari 651,5 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 2.292,5 ribu Ton pada tahun 2020 (3,5 kali lipat), SOx dari 192,5 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 600 juta Ton pada tahun 2020 (3,1 kali lipat), CH4 dari 131,7 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 286,7 juta Ton pada tahun 2020 (2,2 kali lipat), abu terbang dari 81,2 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 238,1 ribu Ton pada tahun 2020 (2,9 kali lipat).
7. Dengan harga energi yang lebih tinggi (Skenario B), maka perbandingan nilai uang ( net present value -NPV) yang dibelanjakan di sektor energi akan menjadi lebih tinggi sekitar 19 %. Hal ini akan mempersulit neraca keuangan negara dan masyarakat, karena akan menyebabkan peningkatan subsidi yang selanjutnya akan menurunkan daya saing bangsa, sehingga akan dapat mengganggu laju pertumbuhan ekonomi nasional dan akhirnya akan berdampak pada program pembangunan nasional.
Perkembangan tentang ketersediaan energi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi internasional, terutama terkait dengan harga minyak mentah internasional. Sejak akhir tahun 2004 pada saat studi tentang kondisi “doomsday scenario” selesai,
1 Data dalam Blue-Print PEN 2005-2025 (Dep. ESDM) menyebutkan bahwa produksi minyak mentah (MM) Indonesia di tahun 2004 adalah sebesar 1.125 ribu barel per hari (RBPH), ekspor MM sebesar 514 RBPH, penggunaan dalam negeri 1.098 RBPH, impor MM sebesar 487 RBPH. Sedangkan produksi BBM dalam negeri sebesar 822 RBPH, kebutuhan BBM dalam negeri 1.034 RBPH, sehingga diperlukan impor sebesar 212 RBPH.
9
harga minyak mentah telah bergejolak dan bahkah sampai saat ini masih memperlihatkan situasi yang belum kembali ke harga yang semula digunakan sebagai referensi dalam kajian tersebut.
Perkembangan ini juga sangat berpengaruh terhadap konsep pengelolaan energi Nasional. Blue-print Pengelolaan Energi Nasional yang dibuat pada awal tahun 2005 selalu harus direvisi untuk mengakomodasikan kondisi perubahan harga minyak mentah yang akhirnya juga mempengaruhi harga energi fosil lainnya. Sampai akhirnya pada awal tahun 2006, Kebijakan Energi Nasional dituangkan dalam bentuk Perpres No. 5 tahun 2006, yang pada prinsipnya, isinya menekankan pada:
1. Mengoptimalkan penggunaan bauran energi (diversifikasi)2. Melakukan penghematan dan meningkatkan efisiensi energi (konservasi)3. Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan yang sudah siap secara teknis
maupun ekonomis serta ramah lingkungan, seperti:• Bahan Bakar Nabati (biodiesel, bio-ethanol/gasohol, bio-oil dan Pure Plant Oil)• Bahan bakar sintetis ( Batubara Cair, GTL, DME,dll)• Panas Bumi• Mini dan mikro hidro• Nuklir• Surya• Angin/bayu• Hidrogen (fuel cell).• Energi arus & gelombang samudera
4. Meningkatkan eksplorasi energi fosil (intensifikasi)5. Meningkatkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur energi, baik disisi
hulu maupun disisi hilir, seperti:• Industri pengilangan minyak dan sarana transportasinya• Instalasi pemipaan atau terminal LNG dan sarana distribusinya• Sarana transportasi dan pelabuhan batubara• Pembangkit listrik dan sarana transmisi serta distribusinya.
6. Memperhatikan permasalahan lingkungan, khususnya di Jawa yang mempunyai populasi sekitar 945 orang/km2, antara lain:• Pengembangan teknologi energi fosil bersih• Melakukan penelitian daya dukung lingkungan (lokasi, populasi, sos-bud, dll)• Melakukan penelitian dan kajian tentang dampak lingkungan dan biaya
kerugian yang ditimbulkannya (eksternalitas).7. Melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi pada sektor tersebut di atas, serta melibatkan industri nasional dalam rangka peningkatan kemampuan nasional.
2.3. Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Data sumber energi yang tersedia di Indonesia, serta kebijakan yang menjadikan sumber daya energi sebagai suatu komoditas untuk mendapatkan devisa guna menunjang pembangunan perlu dicermati. Ekspor sumber energi yang dilakukan dengan suatu mekanisme kontrak jangka panjang, menimbulkan kekhawatiran tentang prinsip terjaminnya pasokan energi nasional (security of energy supply) yang diperlukan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Terjaminnya
10
pasokan energi lebih mendasarkan pada prinsip penguasaan sumber energi dan bukan kepemilikan sumber energi tersebut. Hal ini sudah dibuktikan kebenarannya oleh beberapa negara yang tidak memiliki sumber energi, tetapi mempunyai kemampuan menguasai sumber energi sehingga pertumbuhan industrinya terjamin dan berlangsung dengan baik sehingga menjadi negara maju. Berbagai pendapat dari ahli kebijakan energi telah mengingatkan masalah tersebut. Beberapa diantaranya telah menuangkan pendapatnya dalam beberapa tulisan yang menyarankan perlunya dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sumber energi, termasuk diantaranya adalah langkah diversifikasi, pengembangan dan peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan.
11
III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS 3.1. Kekuatan dan Kelemahan a. Letak Indonesia di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara membentang
di sepanjang garis khatulistiwa. Posisi ini memberikan intensitas sinar matahari yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi surya.
b. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang bermacam-macam, diantaranya mempunyai prospek dalam pengembangan Energi Angin (Bayu). Demikian pula adanya potensi dinamika lautan dapat dijadikan sebagai sumber energi samudera.
c. Limpahan energi surya hampir sepanjang tahun serta kecukupan air memberikan jaminan terjadinya proses fotosintesa atau asimilasi untuk produksi biomassa yang dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pengembangan energi biomassa.
d. Indonesia mempunyai struktur geologi yang memiliki potensi sumber energi seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi (kecuali panas bumi) sehingga jumlah cadangannya sudah mulai menyusut, namun eksplorasi masih membuka peluang untuk mendapatkan sumber energi.
e. Indonesia terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan penanganan yang tidak mudah.
f. Indonesia tergolong negara berpenduduk padat. Jumlah penduduk tahun 2005 telah mencapai sekitar 220 juta. Lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa. Jumlah dan sebaran penduduk tersebut memerlukan sumber energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat.
g. Emisi gas CO2 dan CH4 berperan penting dalam gejala pemanasan global atau dikenal sebagai gejala rumah kaca (green house effect) yang diikuti oleh penipisan lapisan ozon, telah menimbulkan ketidak-teraturan iklim dunia. Dampak ini dapat berpengaruh terhadap pola iklim di Indonesia, mengganggu ekosistem, merusak SDA hayati yang merupakan sumber energi berbasis biomassa. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan energi yang berbasis pada sumber energi terbarukan (seperti antara lain biomassa, panas bumi, surya, angin dll.) harus menjadi pertimbangan yang utama dalam pengelolaan dan pemakaian sumber energi dimasa datang.
h. Tingkat kesejahteraan dan daya beli sebagian masyarakat Indonesia masih rendah sehingga menuntut penyediaan energi yang terjangkau dan rasional.
i. Pola hidup sebagian besar masyarakat yang bersifat konsumtif dan budaya tidak hemat memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi.
j. Budaya masyarakat yang kurang mencintai produk bangsa sendiri dapat menghambat pengembangan litbangrap di bidang energi.
k. Sistem transportasi umum yang tidak kondusif memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi.
12
3.2. Peluang dan Tantangan
a. Potensi iklim tropis basah dan sinar matahari merupakan “dapur” yang sangat produktif untuk produksi biomassa melalui proses asimilasi yang merupakan keunggulan komparatif terhadap negara lain.
b. Indonesia dengan penduduk yang demikian besar merupakan pangsa pasar yang potensial. Namun demikian, pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menjadikan beban dalam mengupayakan pemenuhan ketersediaan energi.
c. Penyebaran penduduk Indonesia di berbagai pulau dan tidak merata memberikan dampak terhadap distribusi penyediaan energi.
d. Pelaksanaan otonomi daerah yang konsisten diharapkan dapat memacu pengembangan sumber energi sesuai dengan potensi dan kompetensi daerah.
e. Keberhasilan IPTEK bidang energi di negara maju dapat merupakan peluang untuk alih teknologi dengan memanfaatkan teknologi informasi.
f. Terbukanya kerjasama dengan pihak asing di bidang IPTEK dapat memberikan peluang untuk kegiatan litbangrap di bidang energi. Kerja sama ini sangat menguntungkan ditengah minimnya anggaran pemerintah untuk penelitian masih sangat minim.
g. Banyaknya komponen impor untuk kegiatan produksi dan distribusi sumber energi dari luar (impor). Hal ini merupakan peluang untuk dapat disubstitusi dengan hasil litbangrap nasional.
h. Issue global yang dihembuskan negara maju seperti isu HAM, demokrasi, lingkungan hidup, Trades-related Intellectual Properties Rights (TRIPs), penerapan standar internasional (ISO 14000 tentang menejemen lingkungan hidup) dapat merupakan tantangan bagi dunia usaha Indonesia yang bergerak di bidang energi.
i. Pengaruh kepentingan negara maju terhadap negara produsen minyak di Timur Tengah masih merupakan faktor yang dominan dalam penciptaan fluktuasi harga minyak dunia. Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi pasar energi di dalam negeri, dan dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada litbangrap energi.
j. Masih rendahnya minat investor untuk melakukan kegiatan investasi di bidang energi.
k. Meningkatnya pembangunan di sektor industri dan transportasi meningkatkan kebutuhan energi. Hal ini merupakan permasalahan tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan energi.
l. Tingginya kebutuhan energi memerlukan inovasi dalam berbagai sumber energi sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi,
m. Banyak hasil litbangrap dalam negeri bidang energi belum dapat didayagunakan secara maksimal, karena masih banyak yang belum berorientasi ekonomi dan pasar kurangnya kerja sama antara lembaga litbang dengan dunia usaha.
3.3. Solusi
Dari tinjauan kondisi saat ini dan analisa lingkungan stratejik SWOT tersebut di atas, Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak mungkin kebutuhan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka
13
pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, harus diterapkan konsep bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK bidang energi menjadi semakin jelas untuk mendukung kebijakan energi ke depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, skenario terburuk di bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tidak terjadi.
14
IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG KEAMANAN
KETERSEDIAAN ENERGI 2005 - 2025 4.1. Visi
Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK. 4.2. Misi
1. Menyusun kebijakan dan strategi litbangrap IPTEK di tingkat pusat dan daerah untuk mendukung dan menjamin ketersediaan energi.
2. Meningkatkan kemampuan litbangrap dalam bidang energi. 3. Mengoptimalkan litbangrap untuk mendapatkan energi dengan nilai tambah
tinggi. 4. Melakukan litbangrap untuk mendorong diversifikasi sumber daya energi dan
pemanfaatannya, serta meningkatkan efisiensi penggunaan energi. 5. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbangrap dalam pengelolaan energi secara
etis (energy ethics) dan berkelanjutan. 6. Meningkatkan peran litbangrap dalam penyediaan energi yang terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat. 4.3. Tujuan
a. Mempersiapkan arah dan tahapan pencapaian pembangunan IPTEK yang mempertimbangkan perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumber energi nasional.
b. Menjadi acuan bagi penyusunan strategi pembangunan IPTEK di tingkat pusat, daerah dan masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi nasional.
c. Mewujudkan peran litbangrap IPTEK pada pembangunan energi yang berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing nasional.
d. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan bauran energi (energy mix) di Indonesia yang memenuhi nilai keekonomian dan ramah lingkungan.
e. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan sumber daya energi lokal spesifik berkelanjutan.
4.4. Sasaran
a. Terwujudnya peran teknologi dan infrastruktur energi bangsa sendiri guna mendukung bisnis energi.
b. Terwujudnya peran litbangrap untuk mencapai rasio elektrifikasi sektor rumah tangga sebesar 90%.
c. Terwujudnya peran litbangrap dalam meningkatkan pangsa energi terbarukan1 (selain panas bumi) menjadi sekurang-kurangnya 5%.
d. Digunakannya hasil litbangrap dalam pemanfaatan energi nuklir dengan pangsa sekitar 4% dari produksi listrik nasional.
e. Digunakannya hasil litbangrap dalam penyediaan bio-fuels sektor transportasi sebesar 10 %.
1 Hidro skala besar tidak diperhitungkan sebagai energi terbarukan
15
f. Digunakannya hasil litbangrap dalam penggunaan gas untuk sektor industri & pembangkitan listrik, transportasi, dan rumah tangga
g. Terwujudnya peran Litbangrap untuk pemakaian energi perkapita sebesar 10 SBM.
h. Digunakannya hasil litbangrap dalam mendukung terwujudnya infrastruktur energi yang mampu memaksimalkan akses masyarakat terhadap energi dan pemanfaatannya untuk ekspor.
i. Digunakannya hasil litbangrap untuk mencari sumber energi di dalam dan luar negeri.
j. Digunakannya hasil litbangrap konservasi energi untuk menurunkan elastisitas energi lebih kecil dari 1.
k. Digunakannya hasil litbangrap dalam meningkatkan penggunaan kandungan lokal dan meningkatnya peran sumber daya manusia nasional dalam industri energi.
l. Digunakannya hasil litbangrap untuk memenuhi 100% kebutuhan listrik masyarakat yang tidak terjangkau jaringan nasional.
4.5. Metodologi Penetapan langkah strategis Buku Putih Litbangrap Energi Nasional adalah menggunakan metodaTechnology Roadmapping (Peta Jalan) sebagai salah satu alat stratejik dalan Technology Foresight (peramalan teknologi) untuk pencapaian keberhasilan penyediaan energi. Peta jalan tersebut digunakan untuk membantu mengidentifikasi teknologi dan kebijakan kunci yang harus dibuat dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi untuk keberhasilan penyediaan energi nasional. Penetapan Peta Jalan Litbangrap energi diharapkan dapat menimbulkan:
- Komunikasi: interaksi antar berbagai kelompok pemangku kepentingan - Konsentrasi atau fokus: untuk perencanaan jangka panjang - Koordinasi: menyatukan pemaham umum dari permasalahan - Konsensus: membentuk gambaran yang jelas tentang arah atau tindakan
yang harus dilakukan - Komitmen: yang lebih berupa tindakan/aksi, bukan hanya teori. - Komprehensif: pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan perubahan
lingkungan yang dapat terjadi. Metodologi dan Langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta jalan litbangrap energi nasional adalah sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan para pakar dan berbagai pihak pemangku kepentingan. 2. Scenario planning sederhana: dengan memakai skenario “Keterpurukan
Energi” (Doomsday Scenario) nasional sebagai dasar. 3. Critical technology: pemilihan teknologi penentu yang dapat mempengaruhi
litbangrap IPTEK energi nasional. Diharapkan dengan peta jalan tersebut timbul teknologi yang market driven yang dapat dilakukan oleh industri Indonesia, perencanaan yang pasti dalam jangka menengah-panjang, dan membuat dasar yang kuat bagi pengambil keputusan
16
maupun investor. Semua itu membutuhkan kerjasama antara pemerintah, lembaga riset dan industri. 4.6. Roadmap Transformasi penguasaan IPTEK perlu diupayakan agar dapat mencapai nilai ambang batas yang dapat memicu dan memacu tumbuhnya kemandirian dalam upaya menciptakan pembaharuan sumber daya RIPTEK secara keseluruhan. Untuk mencapai tingkat itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dapat “membuktikan” bahwa aktivitas penguasaan dan pemberdayaan litbangrap IPTEK bidang energi pasti akan memberikan sumbangsih bagi kehidupan negara. Oleh karena itu diperlukan waktu yang panjang (15 – 25 tahun) untuk melakukan investasi secara berkelanjutan sebelum teknologi potensial dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu ditetapkan pembuatan peta jalan IPTEK Energi sampai tahun 2025, sehingga dapat :
a. Diprediksi dengan cermat capaiannya, dengan menggunakan indikator yang jelas, menggunakan asumsi dasar yang sahih.
b. Diidentifikasi critical enabling technology dan jarak yang ada antara teknologi yang ada saat ini dan yang akan dikembangkan kemudian.
c. Ditingkatkan kerja sama dan kemitraan melalui tukar menukar pengetahuan dan teknologi.
d. Diwujudkan suatu konsensus nasional untuk bergerak maju dalam litbangrap IPTEK Energi.
4.7. Strategi Dengan tahapan pencapaian yang jelas, maka dapat ditetapkan Ilmu pengetahuan dan teknologi Energi yang strategis dari berbagai cabang Iptek yang memiliki keterkaitan yang luas dengan kemajuan iptek secara menyeluruh, atau berpotensi memberikan dukungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa, keamanan dan ketahanan bagi perlindungan negara, pelestarian fungsi lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur budaya bangsa, serta peningkatan kehidupan kemanusiaan. Menyadari jalan panjang yang ditempuh, dalam Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Energi Baru dan terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi 2025, akan ditempuh sesuai dengan kerangka perioritas waktu yang bertahap, yaitu: 1. Pertama – Jangka Pendek (2005-2010)
Tahap ketahanan nasional yang dilakukan pada 5 tahun pertama dengan indikator utama menjadikan IPTEK sebagai elemen kunci dalam tahap mencapai kemandirian dalam pengelolan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan secara terkendali dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi di bidang energi. Tahap Pertama untuk mencapai kemandirian mencakup: a. Penguasaan litbangrap IPTEK bidang energi b. Litbangrap IPTEK dalam penyediaan sumber energi nasional mencakup
teknologi Energi dari sumber nabati/Biofuel , mikro/minihidro, teknologi fuel cell, teknologi energi panas bumi, persiapan pembangunan PLTN,
17
penyusunan master plan gas alam, teknologi angin, teknologi energi surya hibrida dan teknologi pembangkit listrik dan uap panas (cogeneration) berbahan bakar biomassa, serta teknologi pemanfaatan batubara kualitas rendah/ teknologi batubara bersih.
c. Penguasaan dan penerapan IPTEK bagi pengelolaan lingkungan hidup. d. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat
rendah dan teknologi pencairan batubara, fuel cell dan infrastruktur gas.
2. Kedua – Jangka Menengah (2011-2015) Tahap kreasi kekayaan berbasis IPTEK (wealth creation) dalam periode 10 tahun pertama, dengan indikator utama tercapai kemandirian dan daya saing di bidang energi. Tahap Kedua untuk mencapai IPTEK yang mandiri sekaligus memiliki daya saing pasar yang ekonomis mencakup: a. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi biomassa dan
biogas, teknologi intensifikasi gas bumi, teknologi mikro/ minihidro, hidrogen dan biodiesel/bioetanol/bio-oil, teknologi pemanfaatan batubara berkualitas rendah, teknologi energi surya, teknologi energi angin, dan teknologi energi panas bumi.
b. Peningkatan litbangrap IPTEK untuk menunjang pemenuhan infrastruktur energi.
c. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dan teknologi pencairan batubara, Fuel Cell dan infrastruktur gas
3. Ketiga – Jangka Panjang (2016-2025) Tahap percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan IPTEK dalam pencapaian waktu 20 tahun, dengan indikator utama tumbuh dan berkembangnya kehidupan sosial, ekonomis dan budaya berbasis IPTEK (Knowledge Based Economy-KBE) dan masyarakat yang inovatif (innovative society). Penguatan pilar ’Knowledge Based Economy-KBE’ menjadi tumpuan dalam jangka panjang, yaitu: a. Sistem Penyediaan Energi, yang menjamin masyarakat dapat memanfaatkan
IPTEK secara luas, b. Sistem Inovasi, (termasuk sistem HKI) yang memungkinkan para peneliti dan
kalangan bisnis menerapkan secara komersial hasil RIPTEK, c. Infrastruktur ICT, yang menjamin masyarakat dapat melakukan akses secara
efektif terhadap informasi sistem energi nasional, d. Kerangka kelembagaan, peraturan perundang-undangan dan suasana yang
kondusif, yang menjamin kemantapan lingkungan makro ekonomi, persaingan, lapangan kerja dan keamanan sosial.
Untuk mencapai sasaran ditetapkan strategi, yaitu: Pentahapan litbangrap IPTEK Pentahapan struktur litbangrap IPTEK yang kompetitif sesuai dengan aturan dan
permintaan pasar yang berlaku secara konsisten untuk mewujudkan industri energi yang efisien
18
Pentahapan skema pendanaan, rezim fiskal, perpajakan dan insentif lainnya yang kondusif untuk meningkatkan investasi.
Pemanfaatan IPTEK mandiri dengan memperhatikan kelompok masyarakat tidak mampu;
Pemanfaatan IPTEK mandiri yang dapat bersaing sesuai dengan mekanisme pasar agar dicapai harga yang paling menguntungkan bagi konsumen dan produsen.
Pemanfaatan IPTEK mandiri yang menjadi pilihan yang kompetitif pada sisi produsen untuk melayani kepentingan konsumen sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan
Pemanfaatan IPTEK mandiri untuk menciptakan open access pada sistem penyaluran energi khususnya untuk BBM, gas dan listrik (mandiri bisa diganti dengan “berbasis kemampuan bangsa sendiri”)
Pemberdayaan Daerah dalam pengembangan IPTEK Mengembangkan perencanaan pengembangan IPTEK berbasis daerah sebagai
bagian dari perencanaan energi nasional dengan memprioritaskan energi terbarukan
Pengembangan infrastruktur IPTEK Mengembangkan infrastruktur IPTEK yang terpadu terutama di daerah yang
tingkat konsumsi energinya tinggi. Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengembangan
infrastruktur IPTEK. Litbangrap IPTEK untuk peningkatan efisiensi energi Litbangrap IPTEK dalam Demand Side Management (DSM) melalui peningkatan
efisiensi pemanfaatan listrik, penerapan standar dan pengendalian pemakaian energi
Litbangrap IPTEK dalam Supply Side Management (SSM) melalui peningkatan kinerja pembangkit yang sudah ada, jaringan transmisi dan distribusi listrik
Pemanfaatan IPTEK dalam meningkatkan peran industri energi nasional Menyiapkan sumber daya manusia dalam negeri yang andal di bidang energi Meningkatkan penguasaan teknologi energi yang mengutamakan industri
manufaktur nasional Meningkatkan kemampuan perusahaan nasional dalam industri energi Peningkatan kegiatan litbangrap untuk investasi oleh dunia usaha (industri dan
jasa) di bidang energi baru dan terbarukan: Peningkatan litbangrap untuk pendayagunaan dan peningkatan nilai tambah
gas bumi: Peningkatan keberdayaan masyarakat dengan pengembangan kapasitas
IPTEK-nya. Melembagakan kemampuan IPTEK dalam pemberdayaan masyarakat; Menciptakan kelembagaan IPTEK secara kemitraan dalam rangka
pengembangan sarana dan industri energi Meningkatkan kelembagaan IPTEK terhadap peranan swadaya masyarakat,
usaha kecil menengah dan koperasi dalam industri energi 4.8. Rekomendasi Kebijakan Agar sasaran dan strategi pencapaian Buku Putih energi dapat tercapai langkah kebijakan yang ditempuh adalah melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan dan pemanfaatan IPTEK yang beriorientasi pada intensifikasi,
19
diversifikasi, dan konservasi energi di segala bidang, serta diikuti oleh langkah pendukung yang antara lain: • Meningkatkan dukungan iptek pada kelompok usaha kecil, menengah dan
koperasi, terutama di bidang material dan manufaktur. • Mempermudah akses bagi dunia usaha/industri ke fasilitas penyedia IPTEK,
termasuk pemanfaatan kapasitas untuk peningkatan keterampilan tenaga kerja. • Menajamkan prioritas kegiatan litbang pada sektor energi. • Mengembangkan atau memperkuat hubungan antara industri besar dan industri
kecil dan menengah, khususnya yang berdampak pada peningkatan penguasaan IPTEK.
• Menyusun skema insentif untuk mempercepat difusi IPTEK khususnya dari hasil litbang dalam negeri bidang energi
• Meningkatkan dukungan IPTEK untuk menunjang daya saing sektor produksi energi, serta sektor yang berpotensi untuk memberikan dampak ekonomi yang luas.
• Meningkatkan peran lembaga penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai mitra dunia usaha/industri untuk mengembangkan kemampuan inovasi pelaku usaha/industri, serta mendorong pembangunan kelembagaan iptek di daerah.
• Mempersiapkan prasarana untuk pengembangan HKI, standar mutu, keamanan produksi dan lingkungan, serta membina sumber daya manusia dan memberdayakan organisasi profesi ilmiah.
4.9. Prakondisi dan Indikator Keberhasilan Prakondisi 1. Tercapai kesamaan persepsi dan adanya dukungan dari seluruh sektor
terkait/pemangku kepentingan terhadap pemanfaatan hasil litbangrap. 2. Komitmen pemerintah dalam mengalokasikan anggaran yang memadai untuk
kegiatan litbangrap. 3. Adanya komitmen dari pihak swasta untuk meningkatkan rasio kontribusi
anggaran non pemerintah untuk kegiatan litbangrap. 4. Komitment pelaku riset dan lembaga litbang untuk melaksanakan program
litbangrap secara terencana, sungguh-sungguh, konsisten dan tepat waktu. 5. Adanya kebijakan fiskal, moneter dan peraturan perundangan yang berpihak
pada masyarakat dan UKM bidang energi. 6. Meningkatnya budaya masyarakat cinta produksi dalam negeri, hemat energi dan
tidak konsumtif. Indikator Input 1. Tersusun perencanaan litbangrap yang saling mendukung/komplemen antar
kelembagaan IPTEK. 2. Alokasi anggaran yang memadai dari setiap unit penelitian yang terkait dengan
bidang energi di atas 20 % untuk pelaksanaan Buku Putih. 3. Alokasi dana penelitian melalui program insentif, program kompetitif dan
sejenisnya untuk pelaksanaan litbangrap yang mendukung Buku Putih, minimal sebesar 15 %.
4. Tersedia sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan Buku Putih. 5. Tersedia SDM yang kompeten dan memadai untuk mendukung pelaksanaan
Buku Putih.
20
Indikator Proses 1. Tercipta iklim yang kondusif terhadap pelaksanaan litbangrap 2. Ada motivasi yang kuat dari SDM dalam pelaksanaan litbangrap. 3. Terealisasi inovasi dalam litbangrap yang mengacu pada Buku Putih. 4. Terlaksana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Buku Putih 5. Terdokumentasikan dengan baik hasil pelaksanaan Buku Putih. Indikator Output 1. Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil litbangrap. 2. Peningkatan jumlah publikasi dan jumlah patent. 3. Paket teknologi dan model implementasi yang mendukung ketersedian energi
meningkat jumlahnya. 4. Diseminasi hasil litbangrap yang mendukung ketersediaan energi terjadi. 5. Akses informasi terhadap hasil litbangrap ke seluruh stakeholder meningkat. Indikator Outcome 1. Tersedia dan dipakai hasil litbangrap (teknologi, inovasi, dan kebijakan) pada
tingkat pengguna. 2. Tersedia lapangan kerja baru di bidang produksi dan distribusi energi. 3. Terwujudnya budaya cinta produk dalam negeri dan hemat energi. 4. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. 5. Tersedia energi untuk seluruh lapisan masyarakat.
21
V. PENUTUP Letak Indonesia yang berada di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara membentang di sepanjang garis khatulistiwa memberikan intensitas sinar matahari yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi surya. Indonesia dengan iklim tropis nya menjadikan suatu rahmat dengan tumbuh suburnya tanaman yang dapat menjadi sumber energi terbarukan yang potensial. Indonesia yang mempunyai struktur geologi memiliki potensi sumber energi seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi dan sudah mulai menyusut jumlah cadangannya (kecuali panas bumi), namun hasil eksplorasi masih membuka peluang untuk mendapatkan sumber energi. Indonesia yang terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan penanganan yang cermat. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang bermacam-macam, yang diantaranya mempunyai prospek pengembangan Energi Bayu. Indonesia yang tergolong negara berpenduduk padat memerlukan pasokan energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak memungkinkan kebutuhan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, maka harus diterapkan konsep bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK untuk energi menjadi semakin jelas dalam mendukung kebijakan energi ke depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, Skenario terburuk di bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tak terjadi. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan litbangrap IPTEK yang mendukung pencapaian ketersediaan energi adalah: Anggaran yang tersedia jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan Minat investor masih relatif kecil Sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi masih sangat
kurang.
22
DAFTAR PUSTAKA 1. Kebijakan Energi Nasional 2003 – 2020, Departemen Energi Sumber Daya
Mineral, 24 Februari 2004. 2. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005 – 2025, Departemen Energi
Sumber Daya Mineral 3. Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Energi di Indonesia Tahun 2020, Kementerian
Negara Riset dan Teknologi – Komite Nasional Indonesia-World Energy Council (KNI-WEC)
4. Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional IPTEK 2005 – 2009, Kementerian Negara Riset dan Teknologi Visi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi
23
Anggota Gugus Tugas Energi (GTE) Tim Koordinasi Gugus Tugas Bidang Prioritas
Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan Tahun Anggaran 2006,
Kepmen Nomor:17/M/Kp/II/2006
No. Nama Jabatan/Instansi Tugas 1. Dr. Hudi Hastowo Sesmenegristek Ketua Gugus Tugas
2. Dr. Bambang S. Pratomosunu Dep. Perkemb. Riptek Penanggung Jawab
3. Dr. Agus Rusyana Hoetman Asdep. Rekayasa, KNRT Sekretaris Gugus Tugas
4. Prof. Dr. Martin Djamin Staf Ahli Energi Anggota Gugus Tugas
5. Ir. Nenny Sri Utami Dep. ESDM Anggota Gugus Tugas
6. Dr. Arnold Y. Soetrisnanto BATAN Anggota Gugus Tugas
7. Ir. Aris Subarkah, MT BPPT Anggota Gugus Tugas
8. Dr. Widodo W. Purwanto UI Anggota Gugus Tugas
9. Dr. Mesdin K. Simarmata BAPPENAS Anggota Gugus Tugas
10. Dr. Tatang Hernas Surawidjaja ITB Anggota Gugus Tugas
11. Dr. Ing. Harwin Saptoadi, MSE UGM Anggota Gugus Tugas
12. Dr. Ir. Erliza Hambali IPB Anggota Gugus Tugas
13. Dr. Arief Yudiarto BPPT Anggota Gugus Tugas
14. Dr. Khoirul Huda, M.Eng BAPETEN Anggota Gugus Tugas
15. Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng BPPT Anggota Gugus Tugas
16. Dr. Agus Eko Tjahyono BPPT Anggota Gugus Tugas
17. Dr. Unggul Priyanto BPPT Anggota Gugus Tugas
18. Ir. Soni Solistia Wirawan M.Eng BPPT Anggota Gugus Tugas
19. Ir. Adiwardojo BATAN Anggota Gugus Tugas
20. Ir. Maryono Ismail, MSc. LAPAN Anggota Gugus Tugas
21. Drs. Suripno LAPAN Anggota Gugus Tugas
22. Dr. Priyo Sardjono LIPI Anggota Gugus Tugas
23. Ir. Raharjo Binudi LIPI Anggota Gugus Tugas
24. Dr. Djedi Widarto LIPI Anggota Gugus Tugas
25. Dr. Ir. Robert Manurung, M.Eng ITB Anggota Gugus Tugas
26. Dr. Ing. Putu M. Santika KNRT Anggota Gugus Tugas
27. Dr. Ir. Erie Sandhita G, MsAe, DEA KNRT Anggota Gugus Tugas
28. Dr. Herry Haeruddin LIPI Anggota Gugus Tugas
24
Daftar Anggota Narasumber Gugus Tugas Energi 2006
No. Nama Instansi Tugas
1. Dr. Bukin Daulay P3 Tekmira Narasumber
2. Dr. Arya Rezavidi BPPT Narasumber
3. Ir. Endah Agustina, MS IPB Narasumber
4. Ir. Novi Irawati BPPT Narasumber
5. Dr. Hadi Punomo Lemigas Narasumber
6. Ir. Endang Lestari, MSc P3TK - EBT Narasumber
7. Dra. Nenen Rusnaeni LIPI Narasumber
8. Ir. Ismail Zaini, M.Sc BPPT Narasumber
9. Dr. M.A.M Oktaufik BPPT Narasumber
10. Dr. Adiarso BPPT Narasumber
11. Dra. Yenny Sofaeti, M.Si P3 TEKMIRA Narasumber
12. Dr. Djedi Widarto LIPI Narasumber
13. Ir. Jatmiko P. Atmojo, M.Eng. BPPT Narasumber
14. Dr. Rustiono BPPT Narasumber
15. Ir. Yusep K. Caryana Lemigas Narasumber
Sekretariat Anggota Gugus Tugas Energi: No. Fax (021) 3102014 Email: [email protected] 1. Ir. Ramlan Mamentu Telp. 3169288 , Hp. 08128654395 Email: [email protected] 2. Drs. Wawan Gunawan Telp. 3169288 , Hp. 081318643323 Email: [email protected] 3. Yuli Sulastri Telp. 3169286 , Hp. 0816908016 Email: [email protected]
25
ANGGOTA GUGUS TUGAS ENERGI 2005 Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi
No : 115/M/Kp/IX/2005
No Nama Instansi
1 Dr. Hudi Hastowo BATAN
2 Prof. Dr. Ir. Bambang Sutjiatmo Kementerian Negara Riset dan Teknologi
3 Dr. Bambang Setiadi, MS Kementerian Negara Riset dan Teknologi
4 Ir. Hari Purwanto, MSc.DIC Kementerian Negara Riset dan Teknologi
5 Soekarno Suyudi BATAN
6 Dr. Neni Sintawardani LIPI
7 Dr. Ir. Bambang Prasetya, APU LIPI
8 Prof. Lillik Hendrajaya, MSc Kementerian Negara Riset dan Teknologi
9 Dr. Ing. Raldi Artono Koestoer Kementerian Negara Riset dan Teknologi
10 Ir. Adiwardoyo BATAN
11 Dr. Arnold J. Sutrisnanto BATAN
12 Dr. Agus Rusyana Hoetman BPPT
13 Drs. Ajat Sudradjat, MSc BPPT
14 Drs. Suripno LAPAN
15 Drs. Arjuno Brojonegoro LIPI
16 Dr. Achiar Oemry LIPI
17 Drs. Bambang Supriyo Utomo BSN
18 Ir. Nenny Sri Utami ESDM
19 Dr. Ir. As Natio Lasman BAPETEN
20 Dr. Agus Salim Dasuki, MEng BPPT
21 Ir. Soni Solistia Wirawan, MEng BPPT
22 Dr. Rahayu Dwi Hartati ESDM
23 Dr. Verina J. Wargadalam ESDM
24 Dr. Totok M.S. Soegandi, MSc. APU LIPI
25 Anjar Susatyo, ST LIPI
26
NARA SUMBER
NO NAMA INSTANSI 1 Suryadarma PhD Pertamina
2 Dr. Tatang H. Surawidjaja ITB
3 Dr. Evita Legowo Departemen ESDM
4 Noke Kiroyan Kaltim Prima Coal (KPC)
5 Dr. Rinaldy Dalimi UI
6 Mukaiyama Takehiko Japan Atomic Industrial Forum (JAIF)
7 Dr.Ir. Hardiv Situmeang KNI-WEC
8 Dr. Ir. Nur Pamuji KNI-WEC
9 Gene Baranowski BP Indonesia
10 Sujiastoto MA Departemen ESDM
11 Dr. Emmy Perdanahari Departemen ESDM
12 Dr. Ir. M. Arif Yudiarto MEng BPPT
13 Dr. Ir. Unggul Priyanto MSc BPPT
14 Ir. Rohmadi Ridlo MEng BPPT
15 Dr. M.A.M. Oktaufik BPPT
16 Drajat Pandjawi KPC
17 Amir Fauzi Pertamina Sekretariat GUGUS TUGAS ENERGI 1. Drs. Sjaeful Irwan (Kementerian Negara Riset dan Teknologi) 2. Mustapa, S.Sos (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)
27
LAMPIRAN
ROADMAP SEKTOR ENERGI
28
Teknologi
Tahun
Pasar
Produk
Pasokan Biodiesel 1,5 Jt kL10%
Solar Transportasi
Biodiesel Sawit/Jarak Pagar
Biodiesel Sawit/Jarak Pagar
Biodiesel Berbiaya Produksi Rendah
Biodiesel Berbiaya Produksi Rendah
Biodiesel Kualitas TinggiAngka Setana TinggiTitik Kabut Rendah
Biodiesel Kualitas TinggiAngka Setana TinggiTitik Kabut Rendah
Pasokan Biodiesel 3 juta kL15% Solar
Pemutakhiran Standardisasidan Uji Unjuk
Kerja
2005-2010 2011-2015 2016-2025
IntensifikasiProses
Biodiesel
Pasokan Biodiesel 6.4 juta KL(20% Solar
Transportasi)(5% Konsumsi Solar)
Pabrik KomersialKapasitas
(5000 - 20000 Ton/Thn
Pabrik KomersialKapasitas 20.000 s/d
100.000 Ton/tahun
Komersialisasi Formula Biodiesel
Kualitas Tinggi
Rekayasa & Disain Pabrik
DesainEnjiniring
Teknologi Pembuatan
aditif
STANDAR BIODIESEL NASIONALSTANDAR BIODIESEL NASIONAL
OptimasiDan
ModifikasiDesain plant
Uji Unjuk Kerja
Teknologi blending
Litbang
Gugus Tugas EnergiKementrian Negara Riset dan Teknologi
Teknologi
Tahun
Pasar
Produk
Pasokan Biodiesel 1,5 Jt kL10%
Solar Transportasi
Pasokan Biodiesel 1,5 Jt kL10%
Solar Transportasi
Biodiesel Sawit/Jarak Pagar
Biodiesel Sawit/Jarak Pagar
Biodiesel Berbiaya Produksi Rendah
Biodiesel Berbiaya Produksi Rendah
Biodiesel Kualitas TinggiAngka Setana TinggiTitik Kabut Rendah
Biodiesel Kualitas TinggiAngka Setana TinggiTitik Kabut Rendah
Pasokan Biodiesel 3 juta kL15% SolarPasokan Biodiesel 3 juta kL15% Solar
Pemutakhiran Standardisasidan Uji Unjuk
Kerja
Pemutakhiran Standardisasidan Uji Unjuk
Kerja
2005-2010 2011-2015 2016-2025
IntensifikasiProses
Biodiesel
IntensifikasiProses
Biodiesel
Pasokan Biodiesel 6.4 juta KL(20% Solar
Transportasi)(5% Konsumsi Solar)
Pasokan Biodiesel 6.4 juta KL(20% Solar
Transportasi)(5% Konsumsi Solar)
Pabrik KomersialKapasitas
(5000 - 20000 Ton/Thn
Pabrik KomersialKapasitas
(5000 - 20000 Ton/Thn
Pabrik KomersialKapasitas 20.000 s/d
100.000 Ton/tahun
Pabrik KomersialKapasitas 20.000 s/d
100.000 Ton/tahun
Komersialisasi Formula Biodiesel
Kualitas Tinggi
Komersialisasi Formula Biodiesel
Kualitas Tinggi
Rekayasa & Disain Pabrik
DesainEnjiniring
Rekayasa & Disain Pabrik
DesainEnjiniring
Teknologi Pembuatan
aditif
Teknologi Pembuatan
aditif
STANDAR BIODIESEL NASIONALSTANDAR BIODIESEL NASIONAL
OptimasiDan
ModifikasiDesain plant
OptimasiDan
ModifikasiDesain plant
Uji Unjuk Kerja
Uji Unjuk Kerja
Teknologi blending Teknologi blending
Litbang
Gugus Tugas EnergiKementrian Negara Riset dan Teknologi
1. Roadmap Sektor Energi Bio Diesel
29
30
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah
• Penelitian dan pengembangan intensifikasi teknologi produksi biodiesel dari bahan baku sawit, kelapa, jarak pagar dan tumbuhan lain.
• Penelitian dan pengembangan konversi gliserol menjadi etanol dan produk turunan lainnya seperti surfaktan
• Peningkatan kualitas tanaman jarak pagar dan bahan baku potensial lainnya
• Penelitian dan pengembangan proses produksi biodiesel berbiaya rendah
• Pemanfaatan gliserol
menjadi produk turunan lainnya (surfaktan, monomer plastik, dll)
• Penyediaan bibit unggul
tanaman jarak pagar dan bahan baku potensial lainnya
• Penelitian dan pengembangan aditip biodiesel berkualitas tinggi
• Pemanfaatan produk
turunan gliserol dalam produk akhir (polimer, consumer goods, dll)
• Penyediaan bibit unggul
tanaman jarak pagar skala besar dengan teknik in vitro
• Rekayasa dan konstruksi pabrik biodiesel secara bertahap skala 5.000-20.000 ton/tahun
• Rekayasa dan Konstruksi pabrik biodiesel berbiaya produksi rendah 20.000-100.000 ton/tahun
• Formulasi biodiesel berkualitas tinggi
• Uji karakteristik, unjuk kerja,uji jalan, pemutakhiran standar dan pembentukan lembaga sertifikasi mutu biodiesel (LSPro) serta Laboratorium Uji Biodiesel di beberapa propinsi
• Pemutakhiran uji karakteristik, unjuk kerja, uji jalan, standar dan pembentukan Laboratorium Uji Biodiesel di seluruh propinsi
• Pemutakhiran uji karakteristik, unjuk kerja, uji jalan, standar dan pembentukan Laboratorium Uji Biodiesel di setiap kabupaten
Peran Industri Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Mendukung penelitian dan pengembangan perbaikan proses produksi biodiesel di Perguruan Tinggi dan lembaga litbang melalui cost sharing dan kerjasama kemitraan
Komersialisasi hasil penelitian teknologi produksi biodiesel berbiaya rendah
Komersialisasi hasil penelitian teknologi formulasi biodiesel berkualitas tinggi
Peningkatan kandungan lokal mesin dan peralatan pabrik biodiesel sampai minimum 50%
Peningkatan mesin dan kandungan lokal peralatan pabrik biodiesel sampai minimum 75%
Mesin dan peralatan biodiesel dengan kandungan lokal 100%
Pengembangan teknologi engine agar dapat mengikuti perkembangan penggunaan biodiesel
Pengembangan teknologi engine lanjutan agar dapat mengikuti perkembangan penggunaan biodiesel
Pengembangan teknologi engine lanjutan agar dapat mengikuti perkembangan penggunaan biodiesel
Membantu dalam pemutakhiran standar biodiesel nasional
Membantu dalam pemutakhiran standar biodiesel nasional
Membantu dalam pemutakhiran standar biodiesel nasional
31
Peluang Pasar Peran Pemerintah
Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global
Peningkatan target Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global
Peningkatan target Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global
Pengurangan subsidi solar untuk transportasi umum
Penghapusan subsidi solar dan pengenaan pajak lingkungan terhadap solar sebesar 10 %
Pengenaan pajak lingkungan terhadap solar sebesar 25%
Peran Industri Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Sosialisasi penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat
Sosialisasi lanjutan penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat
Sosialisasi lanjutan penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat
Sosialisasi penggunaan biodiesel pada kendaraan operasional di instansi pemerintah dan transportasi umum maksimum 10% (B10)
Penggunaan pada transportasi umum di seluruh Indonesia maksimum 20% (B20)
Penggunaan pada transportasi umum di seluruh Indonesia sampai 100% (B100)
Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) oleh industri biodiesel di Indonesia
Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia
Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia
• Sebesar 10% kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 1.5 juta kL
• Sebesar 600 ribu kL
dipenuhi dari biodiesel jarak pagar
• Sebesar 15% kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 3 juta kL
• Sebesar 1.5 juta kL
dipenuhi dari biodiesel jarak pagar
• Sebesar 20% kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 7.5 juta kL
• Sebesar 3 juta kL
dipenuhi dari biodiesel jarak pagar
Peran Industri Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000
Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000
Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000
Peran Industri Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 10%
Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 20%
Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 50%
Sosialisasi penggunaan bahan bakar biodiesel oleh industri otomotif
Peningkatan peran industri otomotif dan alat berat dalam penggunaan biodiesel
Peningkatan peran industri otomotif dan alat berat dalam penggunaan biodiesel
32
Kebijakan Peran Pemerintah
• Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial
• Kebijakan penanaman jarak pagar seluas 1.5 juta hektar
• Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial
• Kebijakan penanaman jarak pagar seluas 3.4 juta hektar
• Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial
• Kebijakan penanaman jarak pagar seluas 7.5 juta hektar
Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku terutama di kota-kota besar berpolusi tinggi
Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku terutama di kota-kota besar
Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku di seluruh kota
Penetapan target 10% dari kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari bahan bakar biodiesel
Penetapan target 15% dari kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari bahan bakar biodiesel
Penetapan target 20% dari kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari bahan bakar biodiesel
Kebijakan Peran Pemerintah
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri biodiesel : • Harga biodiesel kompetitif
dibanding solar • Pinjaman lunak (bunga
lebih rendah dengan waktu pengembalian lebih panjang) bagi pengembang industri biodiesel
• Pengurangan pajak bagi industri yang menggunakan 100% biodiesel sebagai pengganti solar
• Pemberian tax holiday bagi usaha perkebunan jarak pagar
• Bagi perkebunan tanaman jarak pagar diberikan Hak Guna Usaha (HGU) selama 50 tahun
• Pengurangan berbagai
jenis pajak dan retribusi daerah untuk industri biodiesel yang digunakan di dalam negeri.
• Kewajiban industri biodiesel memasok kebutuhan dalam negeri
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri biodiesel : • Harga biodiesel lebih murah
dibanding solar • Pinjaman lunak (bunga
lebih rendah dengan waktu pengembalian lebih panjang) bagi pengembang industri biodiesel
• Pengurangan pajak bagi
industri yang menggunakan 100% biodiesel sebagai pengganti solar
• Pemberian tax holiday bagi
usaha perkebunan jarak pagar
• Bagi perkebunan tanaman jarak pagar diberikan Hak Guna Usaha (HGU) selama 50 tahun
• Pengurangan berbagai
jenis pajak dan retribusi daerah untuk industri biodiesel yang digunakan di dalam negeri
• Kewajiban industri biodiesel memasok kebutuhan dalam negeri
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri biodiesel : • Harga biodiesel lebih
murah dibanding solar • Pinjaman lunak (bunga
lebih rendah dengan waktu pengembalian lebih panjang) bagi pengembang industri biodiesel
• Pengurangan pajak bagi industri yang menggunakan 100% biodiesel sebagai pengganti solar
• Pemberian tax holiday tahun bagi usaha perkebunan jarak pagar
• Bagi perkebunan tanaman jarak pagar diberikan Hak Guna Usaha (HGU) selama 50 tahun
• Pengurangan berbagai jenis pajak dan retribusi daerah untuk industri biodiesel yang digunakan di dalam negeri
• Kewajiban industri biodiesel memasok kebutuhan dalam negeri
33
• Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku, intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel
• Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku,intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel
• Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku, intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel
Peran Industri Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 10% untuk transportasi
Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 15% untuk transportasi
Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 20% untuk transportasi
Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) oleh industri biodiesel di Indonesia
Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia
Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia
Peran Industri Kerjasama petani/perkebunan dengan produsen biodiesel dalam bentuk skema inti plasma
Kerjasama kelompok petani/pekebun untuk memiliki pabrik biodiesel
Kerjasama kelompok petani/pekebun untuk memiliki pabrik biodiesel
34
Tahun 2005 – 2010 2011-2015 2016-2025
2. Roadmap Sektor Energi Bio-Etanol
Produksi bioetanol 99,5% (FGE) dari serat lignoselulosa (limbah
pertanian/kehutanan) nira dan pati (termasuk algae) pada skala komersial
Gasohol/ FGE (Bioetanol dari lignoselulosa, nira dan pati )
Pasokan Bioetanol 4,99 jt kl ( 20 % total
konsumsi bensin)
serat lignoselulosa sbg bahan baku bietanol & bahan
bakar
STANDAR FUELGRADE ETHANOL (FGE) & GASOHOL NASIONAL
Produksi bietanol 99,5% (FGE) dg laju produksi dan rasio energi
tinggi berbahan baku pati dan nira pada skala komersial
Gasohol/ FGE (Bioetanol dari pati , nira dan molases)
Pasokan Bioetanol 1,85 jt kl (10% total
konsumsi bensin)
Gasohol E-10 (Bioetanol dari pati &molases)
Perbaikan strain yeast
Pasokan Bioetanol 3,08 jt kl ( 15% total konsumsi bensin)
Teknologi proses
fermentasi
Teknologi. membran utk
dehidrasi
Produksi bioetanol 99,5% (FGE) dengan teknik dehidrasi kimiawi dan molecular sieving berbahan
baku molases dan skala komersial
Dehidrasi bioetanol dg
adsorben
Sumber daya karbohidrat untuk
bahan baku bioetanol
Produk
Technology
R & D
Market Pasar
Teknologi
Litbang
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Millestones Bio Etanol
35
2005 2015 202 52007 2009
Demo plant BPPT8 kL/hari
Pembangunan104 plant @ 60kL/hari
Pembangunan 62 plant @ 60kL/hari
2013
Pembangunan 114 plant @ 60kL/hari
2018 2023202020102005 2015 202 52007 2009
Demo plant BPPT8 kL/hari
Pembangunan104 plant @ 60kL/hari
Pembangunan 62 plant @ 60kL/hari
2013
Pembangunan 114 plant @ 60kL/hari
2018 202320202010
Catatan : 1). Kapasitas 60 kL/hari merupakan kapasitas terendah plant bioetanol komersial dengan
bahan baku ubikayu. Diperlukan modal sekitar Rp 150 milyar per-plant. 2). Agar lebih efisien, investor perlu didorong untuk membangun plant 2-3 kali lipat dari
kapasitas di atas. 3). Pengembangan plant komersial di bawah 60 kL/hari dimungkinkan dengan bahan baku
lokal (khususnya nira-nira aren, lontar, nipah, tebu dan sorgum manis) untuk kawasan terpencil dengan harga BBM yang tinggi
36
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah
Litbang teknologi produksi bioetanol dengan bahan baku molases dan pati serta perbaikan strain yeast
Litbang teknologi fermentasi: perbaikan galur yeast tahan temperatur tinggi dan penerapannya pada fermentasi berbahan baku nira (tebu dll) dan pati.
Litbang teknologi produksi bioetanol menggunakan selulase dan bahan baku lignoselulosa.
Pengkajian dan produksi FGE skala 200 L/hari dengan molecular sieve dan penambahan unit dehidrasi pada demo-plant 8 kL/hari
Litbang teknologi dehidrasi etanol dengan teknologi membran zeolit dan penambahan unit dehidrasi membran pada demo plant 8 kL/hari.
Penerapan teknologi utilitas (steam dan listrik) secara co-generation pada demo plant 8 kL/hari berbahan baku lignoselulosa.
Uji karakteristik gasohol dan kinerja kendaraan berbahan bakar gasohol E-10 serta penyusunan standar gasohol nasional
Pengembangan teknologi utilitas (steam dan listrik) secara co-generation.
Uji karakteristik gasohol dan kinerja kendaraan berbahan bakar gasohol dengan kandungan etanol > 10% .
Penyuluhan dan pelatihan budidaya bahan baku bioetanol secara berkelanjutan (ramah lingkungan).
Asistensi teknis rancang bangun pabrik bioetanol skala komersial.
Asistensi teknis rancang bangun pabrik bioetanol skala komersial.
Studi kelayakan pembangunan pabrik bioetanol di wilayah Indonesia timur.
Pembangunan dua pabrik percontohan di Sulawesi Selatan & Papua berbahan baku lokal kaps. 60 kL/hari.
Peran Industri Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam rancang bangun pabrik bioetanol & peningkatan penggunaan bahan industri lokal untuk pembangunan pabrik bioetanol.
Kerjasama dalam penerapan teknologi utilitas (steam dan listrik) secara co-generation
Kerjasama dalam rancang bangun pabrik bioetanol berbahan baku lignoselulosa.
Pengembangan formula bahan bakar gasohol untuk mesin otomotif dengan spesifikasi tertentu.
Membantu dalam penyusunan standar gasohol nasional.
Peluang Pasar Peran Pemerintah
Persyaratan kandungan oksigen yang tinggi pada bahan bakar bensin
37
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap.
Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap.
Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap.
Sosialisasi penggunaan gasohol pada kendaraan berbahan bakar bensin di kawasan padat lalu lintas (Jakarta, dll) bekerjasama dengan Pemda setempat.
Penggunaan gasohol untuk transportasi umum di berbagai kota besar di Indonesia.
Penggunaan gasohol untuk transportasi umum di seluruh wilayah Indonesia.
Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol
Konsumsi premium tahun 2004 sebesar 15 juta kL, dan pada tahun 2009 akan mencapai sekitar 21 juta kL (laju konsumsi 7% per tahun). Ditargetkan penggunaan bioetanol 1,85 jt kL (10% dari total konsumsi bensin)
Ditargetkan pada tahun 2015 penggunaan bioetanol mencapai 3,08 jt kL (15% dari total konsumsi bensin)
Ditargetkan pada tahun 2025 penggunaan bioetanol mencapai 4,99 juta kL (20% dari total konsumsi bensin)
Peran Industri Kawasan industri yang harus memenuhi persyaratan lingkungan secara global. Meningkatnya peran investasi dan industri bioetanol lokal untuk memenuhi kebutuhan gasohol, khususnya di daerah terpencil/pulau-pulau kecil.
Sosialisasi penggunaan bahan bakar gasohol oleh industri otomotif
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah
Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial
Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial
Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku, terutama di kota-kota besar berpolusi tinggi
Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku, terutama di kota-kota besar berpolusi tinggi
Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan gasohol yang ramah lingkungan
Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan gasohol yang ramah lingkungan
Kebijaksanaan Energi Nasional mentargetkan 5% (2025) dari kebutuhan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan
38
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bioetanol : • Pemberian subsidi
dengan menyamakan harga gasohol E-10 dengan harga premium yang disubsidi
• Pemberian kredit lunak untuk produksi bioetanol skala kecil-menengah.
• Pemberian kredit lunak untuk petani produsen bahan baku etanol.
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bioetanol : • Pemberian subsidi dengan
menyamakan harga gasohol E-10 dengan harga premium yang disubsidi
• Pemberian kredit lunak untuk produksi bioetanol skala kecil-menengah.
• Pemberian kredit lunak untuk petani produsen bahan baku etanol
Peran Industri Menerapkan kebijakan penggunaan bahan bakar yang memenuhi standar lingkungan Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol
Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol
Kerjasama petani/perkebunan dengan produsen bioetanol
Kerjasama petani/perkebunan dengan produsen bioetanol
39
3. Roadmap Sektor Energi Bio-oil (Pirolisa)
Tahun 2005 - 2010 2011-2015 2016-2025
Technology
Sosialisasi dan Penggunaan Bio Oil
di Jawa Barat
Bio Oil (Crude)
Penambahan Solvent
Teknologi Piro- lisa
Cepat
Emulsifikasi
Model Reak-tor Pirolisa
Cepat
Produksi bio oil untuk keperluan panas dengan teknologi pirolisa cepat skala
semi komersial 8 ton/hari s/d Skala komersial 100 ton/hari
Konversi 20-60%
Produksi dan upgrading bio oil pada skala komersial 50-100 ton/hari
Konversi 60-80%
Sumber daya limbah biomassa sebagai
baku bio oil
Catalytic vapor cracking dan
hydrotreating biooil
Produksi dan upgrading bio oil pada skala komersial 50-100
ton/hari
Product
R & D
Market Penggunaan Bio Oil Konsumsi Minyak
Bakar
Penggunaan Bio Oil sebesar 2,5% konsumsi
Minyak Bakar & IDO
Bio Oil (treated) Bio Oil (treated)
Standar Bio Oil untuk keperluan Panas Standar Bio Oil untuk keperluan panas
dan mesin Standar Bio Oil untuk keperluan panas
dan transportasi
Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
40
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah
Litbang teknologi produksi bio oil dengan teknologi pirolisa cepat dan pemetaan potensi bahan baku, produsen bio oil, kerjasama dengan pihak lain, dan diseminasi produk.
Litbang teknologi pirolisa cepat bio oil
Litbang teknologi produksi bio oil dan upgrade bio oil untuk keperluan mesin penggerak.
Pengkajian dan produksi bio oil skala 8 -100 ton/hari,konversi perolehan 10-40%
Litbang teknologi pirolisa cepat dan upgrade bio oil dengan skala 50-100 ton/hari dengan konversi 60%
Penerapan teknologi pirolisa cepat secara komersial untuk keperluan bahan bakar campuran minyak diesel.
Uji karakteristik bio oil di boiler industri untuk keperluan panas
Pengujian bio oil plus aditif sebagai bahan campuran dengan minyak diesel untuk penggunaan mesin diesel stasioner.
Pengujian bio oil sebagai campuran minyak disel untuk penggunaan mesin disel untuk keperluan transportasi.
Pengkajian reaktor pirolisa cepat dan perangkat utilitasnya, skala semi komersial
Rancang bangun pabrik bio oil dan sistem upgrade bio oil skala komersial.
Rancang bangun pabrik bio oil dan sistem upgrade bio oil skala komersial.
Studi kelayakan dan pembangunan pabrik bio oil di industri berbasis biomasa.
Studi kelayakan dan pembangunan pabrik bio oil di industri berbasis biomassa.
Studi kelayakan dan pembangunan pabrik bio oil di industri berbasis biomassa.
Peran Industri Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam rancang bangun pabrik bio oil dan pemanfaatan bio oil skala semi komersial untuk produksi komponen dan sistem pendukung pabrik bio oil.
Kerjasama dalam penerapan teknologi dan rancang bangun teknologi pirolisa cepat dan upgrade bio oil juga mendukung memperbanyak komponen lokal.
Kerjasama dalam penerapan teknologi dan rancang bangun teknologi pirolisa cepat dan upgrade bio oil skala komersial juga penyedia komponen dan sistem pendukung pabrik bio oil.
Pengembangan bio oil untuk industri untuk keperluan panas.
Pengembangan bio oil untuk mesin disel stasioner
Pengembangan bio oil untuk mesin disel transportasi
Peluang Pasar Peran Pemerintah
Sosialisasi penggunaan bio oil di industri mengganti minyak berat (marine fuel oil) untuk keperluan panas.
Penggunaan bio oil untuk bahan bakar campuran mesin penggerak dan keperluan panas.
Penggunaan bio oil untuk keperluan panas dan bahan bakar campuran untuk mesin disel transportasi.
41
Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol dan kesempatan pasar luar negeri dalam program Renewable Portfolio Standar di beberapa negara.
Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan bio oil
Peran Industri Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa.
Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa.
Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa.
Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas
Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas
Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah
Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan terutama yang terbarukan.
Mengutamakan komponen lokal
Kebijaksanaan Energi Nasional mentargetkan 5 % (2025) dari kebutuhan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan
Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan bio oil di PTPN
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil
Peran Industri Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol
Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol
Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol
Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil
Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil
Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil
42
4. ROAD-MAP PURE PLANT OIL
Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk konsumsi Minyak Solar
disekitar industri & transportasi Kend. Berat & Kerosin
Pure Plant Oil dari Sawit dan Jarak pagar
Optimasi Teknologi
Pembuatan PPO
Teknologi Pembuatan PPO
Pengembangan teknologi
pembuatan PPO
PPO dari Bermacam bahan baku
Produksi PPO untuk keperluan industri dari berbagai bahan baku
Produksi PPO skala komersial untuk keperluanIndustri dan transportasi
Pencampuran, Pengujian,
standardisasi
Pengembangan bahan baku lain
menjadi PPO
Produksi dan upgrading PPO pada skala
komersial
Produk
Teknologi
Pasar
Tahun 2005 – 2010 2011-2015 2016-2025
High grade Pure Plant Oil Dari Sawit, Jarak pagar, dll
High grade Pure Plant Oil Sawit, Jarak Pagar, dll
Standar PPO untuk Keperluan Industri Standar PPO untuk keperluan Industri dan transportasi Standar PPO untuk keperluan Industri
dan transportasi
Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk subtitusi Minyak Solar di
sektor industri & transp. dan kerosin
Peningkatan Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk subtitusi Minyak Solar di sektor industri& Tranp.
& Kerosin
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Litbang
43
Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah Litbang teknologi produksi PPO dengan teknologi murah dan pemetaan potensi bahan baku, produsen PPO, kerjasama dengan pihak lain, dan diseminasi produk.
Litbang optimasi teknologi produksi PPO dalam rangka upgrade kualitas untuk keperluan transportasi.
Litbang teknologi produksi PPO dalam rangka upgrade kualitas untuk keperluan transportasi.
Uji karakteristik PPO untuk keperluan diesel engine industri dan keperluan panas
Uji karakteristik PPO untuk keperluan diesel engine transportasi
Uji karakteristik PPO upgrade kualitas untuk keperluan diesel engine transportasi
Standarisasi karakteristik produksi PPO untuk keperluan diesel engine industri dan keperluan panas
Standarisasi karakteristik produksi PPO untuk keperluan diesel engine transportasi.
Standarisasi karakteristik produksi PPO upgrade kualitas untuk keperluan diesel engine transportasi.
Studi kelayakan dan pembangunan pabrik PPO di industri berbasis sawit dan jarak pagar.
Studi kelayakan dan pembangunan pabrik PPO di industri berbasis bahan biomassa lain.
Studi kelayakan dan pembangunan pabrik PPO di industri berbasis bahan biomassa lain.
Peran Industri Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam rancang bangun pabrik PPO dan pemanfaatan dalam skala semi komersial untuk produksi komponen dan sistem pendukung pabrik PPO.
Kerjasama dalam penerapan teknologi dan rancang bangun teknologi proses dan upgrade PPO juga mendukung memperbanyak komponen lokal.
Kerjasama dalam penerapan teknologi dan rancang bangun teknologi proses dan upgrade PPO skala komersial juga penyedia komponen dan sistem pendukung pabrik PPO.
Pengembangan PPO untuk industri untuk diesel engine industri , transportasi berat, dan keperluan panas.
Pengembangan PPO untuk mesin diesel transportasi
Pengembangan PPO upgrade kualitas untuk mesin diesel transportasi
Peluang Pasar Peran Pemerintah
Sosialisasi penggunaan PPO di industri untuk mengganti solar diesel industri, transportasi berat, minyak berat (marine fuel oil) untuk keperluan panas dan kompor rumah tangga.
Penggunaan PPO untuk transportasi
Penggunaan PPO upgrade kualitas untuk keperluan diesel engine transportasi.
44
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol dan kesempatan pasar luar negeri dalam program Renewable Portfolio Standar di beberapa negara.
Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan PPO
Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan PPO
Peran Industri Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati.
Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati.
Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati.
Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri untuk keperluan panas
Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri transportasi
Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri transportasi
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah
Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan terutama yang terbarukan.
Memberlakukan pengutamakan penggunaan komponen lokal
Kebijaksanaan Energi Nasional mentargetkan 5 % (2025) dari kebutuhan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan
Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan PPO di PTPLN, PTPN
Mendorong dan memberikan contoh penggunaan PPO untuk sektor transportasi
Mendorong pertumbuhan penggunaan PPO untuk sektor transportasi
Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO
Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO
Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO
Peran Industri Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol
Menerapkan pengunaan komponen lokal dalam industri PPO
Menerapkan pengunaan komponen lokal dalam industri PPO
Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO
Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO
Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO
45
5. Roadmap Sektor Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa
2005-2010
2011-2015
2016-2025
Reduction of environmental impacts Improvement of efficiency Increase of economy
Rumah tangga
Industri kecil
Industri menengah dan besar
PLN
Energi listrik
Energi mekanis
Energi termal
Briket biomassa
High quality solid fuel
Fuel gas
Biogas (CH4)
cogeneration
Tungku pembakaran (Fluidized bed, stoker, stove)
Briquette machine
Reaktor karbonisasi
Gasifier Digester
pembakaran
karakterisasi
briquetting karbonisasi gasifikasi Anaerobic digestion
Desain Sistem
Kontrol Sistem
New Fuel Type
New Conversion Technology
Inventions & Improvements
Desain dan rancang bangun
komponen
Material science
Reduction of environmental impacts Improvement of efficiency
Gugus Tugas Energi
Teknologi
Produk
Litbang
Pasar
Tahun
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
46
Jangka Pendek (2005-2010)
Fokus : Efisiensi & Lingkungan
Jangka Menengah (2011-2015)
Fokus : Efisiensi, Lingkungan & Ekonomi
Jangka Panjang (2016-2025)
Fokus : Efisiensi, Lingkungan,
Ekonomi, Inovasi & Ekspor Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah Mendukung karakterisasi berbagai macam biomassa di seluruh propinsi
Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang Teknologi Pembriketan, Karbonisasi, Gasifikasi dan Anaerobic Digestion macam macam biomassa, serta pembuatan prototipenya
Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang Teknologi Pembriketan, Karbonisasi, Gasifikasi dan Anaerobic Digestion berbagai macam biomassa, serta pembuatan prototipenya
Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang Teknologi Pembakaran berbagai macam biomassa, serta pembuatan prototipenya
Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang Teknologi Pembakaran bebagai macam biomassa, serta pembuatan prototipenya
Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang desain dan rancang bangun komponen dan sistem pendukung
Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang desain dan rancang bangun komponen dan sistem pendukung
Bekerjasama dengan industri nasional dalam semua langkah tersebut
Mendorong litbang untuk penemuan jenis bahan bakar dan teknologi konversi baru
Peran Industri
Peningkatan kemampuan SDM untuk menunjang kegiatan manufakturnya
Mengembangkan kapasitas industri komponen & sistem energi nasional
Memberikan informasi kemampuan & fasilitas manufaktur untuk pembuatan prototipe peralatan
Bekerjasama dengan pemerintah dalam pembuatan & penggunaan peralatan konversi energi biomassa
Bekerjasama dengan pemerintah dalam pembuatan & penggunaan peralatan konversi energi biomassa
47
Peluang Pasar
Peran Pemerintah Memberikan insentif finansial / pajak / subsidi kepada industri yang menggunakan briket / gas biomassa
Memberikan insentif finansial / pajak / subsidi kepada industri yang menggunakan briket / gas biomassa
Memberikan subsidi kepada rumah tangga yang menggunakan briket / gas biomassa
Memberikan subsidi kepada rumah tangga yang menggunakan briket / gas biomassa
Membuka kesempatan ekspor bahan bakar biomassa (sejauh kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi)
Peran Industri
Investasi untuk fasilitas manufakturing
Meningkatkan kemampuan manufacturing
Mengembangkan model bisnis di bidang pembangkitan energi dan penyediaan bahan bakar
Memanfaatkan insentif pemerintah untuk pengembangan kekuatan bisnis
Memanfaatkan insentif pemerintah untuk pengembangan kekuatan bisnis
Mengembangkan pasar domestik dan internasional
Kebijakan
Peran Pemerintah Mendorong dan mengarahkan pemakaian bahan bakar biomassa di rumah tangga & industri
Mendorong program untuk mengutamakan produksi bahanbakar biomassa dari Indonesia yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan
Mendorong peningkatan teknologi dan kapasitas produksi bahan bakar biomassa, apabila memungkinkan untuk diekspor
Peran Industri Kesediaan untuk diversifikasi energi, terutama pemakaian energi dari biomassa yang ekonomis dan ramah lingkungan
Meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar biomassa, apabila memungkinkan untuk diekspor
Kesediaan untuk diversifikasi energi, terutama pemakaian energi dari biomassa yang ekonomis dan ramah lingkungan
Mengoperasikan peralatan pembakaran / gasifikasi skala besar
Mengoperasikan peralatan pembakaran / gasifikasi skala besar
6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi
Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
Resources Investment (Instrumentations & Laboratories, Human Res Dev)
Expertise
Tahun
2005 2010 2011
Badan Usaha Pemerintah / Swasta bidang Eksplorasi & Eksploitasi Panasbumi
• G-G-G Explorations SOP • Reservoir Modeling & Simulation • Processing & Modeling Softwares Softwares
• Reservoir Monitoring SOP • Reservoir Image and/or Model • Re-injection SOP • Tracer Types
Exploration Science & Engineering
• Data Acquisition & Processing Technology (software) • Data Modeling (soft- and hard-wares) • Down-hole Imaging Technology (soft- & hard-wares) • Tracer Technology
• Monitoring Technology • Re-injection Technology • Modeling & Simulation Technology
GEOLOGY• Remote sensing & mapping • Volcano- geothermy • Petrology & Mineralogy • Hydrogeology • Fluid Inclusion
GEOCHEMISTRY • Geothermometry • Geochronology / Absolute dating • Isotope Geochemistry • Others
GEOPHYSICS• Electromagnetics (MT/CSAMT, TDEM) • Electrical Resistivity • Self Potential • Gravity & Magnetic • Borehole geophysics
RESERVOIR SYSTEM• Characterization • Modeling & Simulation • Monitoring • Re-injection
Geothermal Reservoir Engineering
1 2
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
48
49
6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi
Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
ResourceCompetence/
Expertise
Tahun 2015 - 2016 2025
• Big hole drilling technology • Directional drilling technology • Mud drilling technology • Cementation technology • Safety drilling technology • Piping & Separator tech.
• Drilling SOP (big hole & directional) • Mud mixing SOP • Cementation SOP • Safety SOP • Piping & Separator SOP
Binary PLTP Engr. Design &
Direct Use
Small-scale [<10 MWe] Binary PLTP & Direct Use
Related-Industries
PLTP Design&
Engineering
Badan Usaha Negara / Swasta bidang Eksplorasi &
Eksploitasi Panasbumi
DRILLING ENGINEERING• Big-hole type • Directional • Drilling Mud • Casing & Cementation • Safety PIPING SEPARATOR
1 2
PLTP (55 MWe)
Badan Usaha Negara / Swasta di bidang Pembangkitan Tenaga Listrik /
Agro-Industri
FLUIDS UTILIZATIONS & ECONOMIC • Heater & Dryer System • Direct Use of Steam • Heat Exchanger • Fluids Utilization • Industrial Partnerships • Economic Analyses
POWER PLANT• Turbine • Generator • Condenser • Cooling Tower • Control Panels • Materials & Scaling
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
50
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Kebijakan, Penelitian dan pengembangan (litbang) dan Teknologi
Peran Pemerintah
Menyiapkan perangkat kebijakan di bidang litbang sains dan teknologi panasbumi, khususnya eksplorasi panasbumi untuk meningkatkan local content di bidang industri jasa eksplorasi pemanfaatan langsung
Menyiapkan perangkat kebijakan litbang sains dan teknologi pemanfaatan panasbumi, khususnya di bidang eksploitasi panasbumi untuk meningkatkan local content dalam pengusahaan uap panasbumi dan pembangkit listrik panasbumi
Menyiapkan perangkat kebijakan di bidang litbang sains dan teknologi pemanfaatan panasbumi untuk meningkatkan local content di bidang industri pembangkit tenaga listrik
Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang sains dibidang panasbumi dan teknologi eksplorasi panasbumi yang masih belum tersedia. Bidang Geologi: • Absolute dating (K-Ar, Ar-
Ar, Zircon-Apatite) • Fluid inclusion technology Bidang Geofisika: • Electromagnetic/
magnetotelluric exploration system (natural source dan controlled-source)
• Multi-electrode resistivity meter
• Borehole geophysics Bidang Geokimia: • X-Ray diffraction clay
mineralogy • Isotope hydrology • Gas detector/ monitoring
system • Rekayasa pemanfaatan
langsung (direct use) panasbumi
Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang sains dan teknologi simulasi reservoir dan eksploitasi panasbumi, di antaranya: • Reservoir simulator and
modeling • Artificial reservoir simulator • Fracture imaging • Teknologi sistem pembangkit
listrik skala kecil.
Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang teknologi pemanfaatan energi panasbumi, di antaranya: • Disain dan rekayasa
sistem pembangkit listrik tenaga panasbumi
• Material & Scaling technology
Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang sains & teknologi eksplorasi,eksploitasi dan pemanfaatan panasbumi,
Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang sains & teknologi simulasi reservoir dan eksploitasi panasbumi,dan teknologi pemanfatan
Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang teknologi pemanfaatan energi panasbumi melalui pendidikan di dalam maupun
51
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
melalui pendidikan di dalam maupun luar negeri
panasbumi melalui pendidikan di dalam maupun luar negeri
luar negeri
Melaksanakan litbang sains dan teknologi di bidang eksplorasi sumberdaya energi panasbumi, yang terdiri dari berbagai studi, yakni: Geologi: • Remote sensing • Volcano-geothermy • Petrology & mineralogy • Hydrogeology • Fluid inclusion Geofisika: • Electromagnetics
(MT/CSAMT, TDEM) • Electrical resistivity • Self potential • Gravity & magnetic • Borehole geophysics Geokimia: • Chemical geothermometry • Isotope hydrology • Thermodynamics Serta teknologi pemanfatan panas bumi untuk skala kecil dan pemanfaatan langsung
Melaksanakan litbang sains dan teknologi di bidang eksploitasi sumberdaya energi panasbumi, yang menyangkut: • Reservoir characterization, • Reservoir simulation and
modeling • Reservoir monitoring and re-
injection • Drilling technology • Piping • Separator • Fracture imaging • Teknologi pemanfaatan
panasbumi untuk listrik
Melaksanakan litbang teknologi di bidang pemanfaatan energi panasbumi, yakni menyangkut, • Fluid utilizations, • Heater & dryer system, • Direct use system, • Heat exchanger, • Power plant systems, • Material & scaling
technology.
Peran Industri/Swasta
Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang litbang sains dan teknologi eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya panasbumi
Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang litbang sains dan teknologi eksploitasi dan pemanfaatan untuk tenaga listrik dari sumberdaya panasbumi
Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang teknologi pembangkitan energi panasbumi
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Mendorong pengusahaan di bidang eksplorasi & eksploitasi sumberdaya energi panasbumi
Mendorong pengusahaan di bidang eksplorasi & eksploitasi sumberdaya energi panasbumi
Mendorong pemanfaatan energi panasbumi sebagai pembangkit listrik maupun penggunaan secara langsung (direct use)
52
Memberikan insentif kepada industri di bidang pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi
Memberikan insentif kepada industri di bidang pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi
Memberikan insentif kepada industri di bidang pemanfaatan sumberdaya energi panasbumi agar tercapai harga ke-ekonomian
Peran Industri/Swasta
Meningkatkan kegiatan pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi dan pemanfaatannya
Meningkatkan kegiatan pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi dan pemanfaatannya
Meningkatkan pemakaian sumberdaya energi panasbumi untuk pembangkit listrik dan pemanfaatan secara langsung (direct use)
53
Litbang
Teknologi
Produk
Pasar
SKEA skala s/d 300 kW
SKEA skala menengah 300 kW (kandungan lokal tinggi)
600 kW of grid dan 10 MW on grid terpasang
US$ 15.9 juta
SKEA skala menegah/besar, 750 kW (kandungan lokal tinggi)
SKEA skala besar s/d > 1 MW (kandungan lokal tinggi)
generator magnet permanen putaran
rendah, advanced airfoil, struktur ringan & kuat serta sistem kontrol
SKEA skala s/d 750 kW
1 MW off grid, 25 MW on Grid terpasang
US$ 39 juta
5 MW off grid 125 MW on Grid terpasang
US $ 195 juta
2005-2010 2011-2015 2016-2025
SKEA skala s/d > 1 MW
advanced airfoil , struktur ringan dan kuat serta sistem
kontrol efisien
Pembuatan peta potensi energi angin perwilayah
berdasarkan titik pengukuran dan
pengguna
generator magnet permanen, advanced airfoi ,
strukturl ringan & kuat serta sistem kontrol
Pembuatan peta potensi energi angin
global berdasarkan titik pengukuran
Pembuatan peta potensi energi angin
regional dan peta pengguna
7. Roadmap Sektor Energi Bayu
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
54
Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah Melaksanakan litbang dengan mengoptimasi sistem kendali, rotor SKEA pada regim kec. angin rendah, pemilihan material ringan dan kuat untuk daya s/d 300 kW
Melaksanakan litbang untuk meningkatkan performance terhadap sistem kendali advanced air foil dan generator dan material yang ringan, kuat dan tahan korosi untuk daya s/d 750 kW
Melanjutkan litbang dalam material, system control, rancang bangun dan rekayasa komponen SKEA dengan teknologi tinggi untuk daya s/d 1 MW.
Meningkatkan partisipasi masyarakat daerah dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA
Meningkatkan kemampuan analisis desain dan rancang bangun SKEA
Mengembangkan pemanfaatan teknologi SKEA untuk penyediaan Hidrogen
Peran Industri Menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan volume produksi
Memproduksi komponen yang inovatif, handal dan efisien dengan tingkat perawatan yang rendah
Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEA
Mengurangi biaya konstruksi komponen dan instalasi SKEA dengan optimasi penggunaan komponen bahan baku
Mendukung pemerintah dalam pembiayaan riset-riset komponen SKEA
Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEA
Mengembangkan peralatan dan proses untuk kegiatan produksi SKEA
Meningkatkan kehandalan sistem melalui pemilihan material yang ringan dan kuat namun relatif murah
Menyiapkan infrastruktur pemanfaatan teknologi SKEA untuk penyediaan Hidrogen
Peluang Pasar Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA
Melanjutkan pemetaan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA
Melanjutkan pemetaan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA
Menyelenggarakan openhouse, pameran, dan workshop
Meningkatkan informasi dan pendidikan (sekolah dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEA
Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna
Menerbitkan / mempublikasikan hasil – hasil litbang dan produk SKEA
Mendukung mekanisme pasar dalam efektifitas distribusi komponen komponnen pembangkit listrik
Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEA
Melaksanakan diseminasi hasil – hasil litbang melalui proyek percontohan
Membuat / mengadopsi standar – standar dan menerbitkan sertifikat SKEA
Peran Industri Melaksanakan promosi produk SKEA yang ada di pasaran
Mengembangkan kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEA
Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA
55
Melaksanakan optimasi dalam proses produksi komponen SKEA
Mengembangkan dan memproduksi berbagai model dan kapasitas SKEA untuk berbagai segmen pasar
Menyiapkan dana untuk pembangunan infrastruktur pabrik SKEA skala besar
Melaksanakan produksi massal komponen SKEA skala kecil s/d 10 kW
Melaksanakan pabrikasi komponen SKEA skala kecil - menengah
Melaksanakan pabrikasi komponen SKEA skala menengah - besar
Berkembangnya peluang usaha swasta produsen listrik yang berbasis SKEA baik untuk off-grid (stand alone) maupun grid connected
Makin bertambahnya peran usaha swasta produsen listrik (IPP) yang berbasis SKEA dengan kapasitas besar baik untuk off-grid (stand alone) maupun grid connected
Banyaknya usaha swasta produsen listrik (IPP) yang berbasis SKEA dan dapat go public (perusahaan public)
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan pasar dengan pemberian insentif pajak dan regulasi lainya
Mendorong pembangunan infrastruktur teknologi SKEA (standar, sertifikat)
Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA
Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program listrik pedesaan yang menggunakan teknologi SKEA
Mendukung standar nasional dan international yang relevan untuk produk SKEA
Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau
Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEA
Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEA
Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEA
Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang lebih mendukung usaha listrik yang memanfaatkan teknologi SKEA
Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang mendukung usaha listrik yang memanfaatkan teknologi SKEA agar dapat menjadi perusahaan publik
Mendorong usaha listrik yang memanfaatkan teknologi SKEA agar dapat menjadi perusahaan publik
Peran Industri Mendukung terciptanya pasar yang kompetitif
Membangun infrastruktur jaringan distribusi untuk memasarkan produk SKEA
Mendorong berlakunya mekanisme pasar SKEA yang kompetitif dan terbuka
Meningkatkan pengertian dan kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna SKEA
Bersama sama pemerintah melanjutkan kegiatan penyuluhan, training kepada masyarakat dan pengguna
Bersama sama pemerintah melanjutkan kegiatan penyuluhan, training kepada masyarakat dan pengguna
PASAR
PRODUK
TEKNOLOGI
2005-2010
LITBANG
2010-2015 2015-2025
Gugus Tugas EnergiKementerian Negara Riset dan Teknologi
8. Roadmap Sektor Mikro Hidro
56
57
Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah Percontohan PLTMH yang lengkap dan berskala komersial
Mengembangkan generator dan sistem kendali PLTMH produk lokal
Melanjutkan pengembangan generator dan sistem kendali PLTMH produk lokal
Pengembangan Turbin Low head
Pengembangan turbin PLTMH yang efisien dan pengembangan sistem kapasitas 750 kW
Melanjutkan pengembangan turbin PLTMH yang efisien dan pengembangan sistem kapasitas 1 MW
Melakukan studi-studi kelayakan di daerah yang berpotensi untuk penerapan PLTMH
Updating data potensi PLTMH di daerah dan pembuatan Feasibility Study PLTMH
Updating data potensi PLTMH di daerah dan melanjutkan pembuatan Feasibility Study PLTMH
Peran Industri Memberi dukungan pendanaan pada proyek percontohan PLTMH yang lengkap dan berskala komersial
Mengusahakan pabrikasi hasil pengembangan turbin, generator dan sistem kendali PLTMH
Mengusahakan pabrikasi hasil pengembangan turbin, generator dan sistem kendali PLTMH
Peluang Pasar Peran Pemerintah
Membentuk Pusat data dan informasi terpadu pada level nasional sebagai bagian promosi
Membentuk Pusat data dan informasi terpadu pada level propinsi/ kabupaten sebagai bagian promosi
Mengintegrasikan seluruh Pusat data dan informasi terpadu yang ada dengan sistem jaringan informasi regional maupun internasional sebagai bagian promosi
Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluaskan penggunaan PLTMH yang berkesinambungan
Bekerjasama dengan industri perbankan dan finansial untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTMH
Mengembangkan inovasi sistem pendanaan untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTMH
Peran Industri Melakukan investasi untuk manufakturing sistem PLTMH guna memenuhi pasar domestik dengan target 60 MW on-grid, 15 MW off-grid terpasang
Menciptakan model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTMH baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) bekerjasama dengan lembaga perbankan dan finansial untuk mencapai target pemanfaatan PLTMH 150 MW on-grid, 50 MW off-grid terpasang.
Melakukan inovasi-inovasi untuk model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTMH baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) untuk mencapai target pemanfaatan PLTMH 500 MW on-grid, 330 MW off-grid terpasang.
58
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah
Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,02% energy mix nasional
Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,06% energy mix nasional
Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,22% energy mix nasional
Peran Industri Memberikan masukan kepada pemerintah dan legislatife tentang kebijakan yang harus dibuat untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan insentif untuk investasi industri komponen PLTMH
Memberikan masukan kepada pemerintah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan sistem dukungan financial yang lebih kondusif untuk usaha kelistrikan berbasis PLTMH
Menciptakan inovasi-inovasi sistem financial untuk mendukung perluasan pasar PLTMH
59
9. Roadmap Sektor Energi Surya (Fotovoltaik)
2005-2010
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Tahun
Litbang
Produk
Teknologi
Pasar
60
Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Melaksanakan litbang Pemurnian silikon hingga ke ’electronic grade’
Melanjutkan pelaksanakan litbang pemurnian silikon hingga ke ’electronic grade’
Melaksanakan penelitian material dasar sel surya lain selain silikon
Melaksanakan litbang untuk bahan metal-organic gases
Melanjutkan melaksanakan litbang bahan metalorganic gases
Melanjutkan melaksanakan litbang metalorganic gases untuk mendukung industri sel surya thin-film
Melaksanakan litbang teknologi pembuatan sel surya silikon monokristal dan silikon polykristal
Melaksanakan litbang teknologi pembuatan sel surya silikon monokristal dan silikon polykristal dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan umur sel dan modul surya
Melanjutkan litbang teknologi pembuatan sel surya silikon monokristal dan silikon polykristal dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan umur sel dan modul surya
Melaksanakan koordinasi seluruh balitbang dan perguruan tinggi untuk melakukan pemilihan jenis teknologi sel surya yang sudah siap diproduksi secara komersial
Melaksanakan litbang teknologi pembuatan modul surya dan pengembangan aplikasinya (hybrid, grid-connected, building integrated, dll)
Melanjutkan litbang teknologi pembuatan modul surya dan pengembangan aplikasinya (hybrid, grid-connected, building integrated, dll)
Membangun pilot proyek pabrikasi sel dan modul surya untuk kebutuhan dalam negeri
Memberikan dukungan litbang kepada industri sel dan modul surya lokal
Melanjutkan memberikan dukungan litbang kepada industri sel dan modul surya lokal
Peran Industri/Swasta Mendukung kegiatan litbang modul surya monocrystal/polycrystal dengan menyiapkan dana
Mengembangkan model untuk volume produksi yang tinggi dengan melihat pasokan bahan mentah yang tersedia
Menciptakan bahan baru dan peralatan dengan efisiensi tinggi dan harga murah
Menggalang kerjasama kegiatan litbang
Mengembangkan produk PLTS skala kecil yang mudah diinstalasi
Mengembangkan metoda quality assurance/quality control untuk pengujian di pabrik
Mengembangkan sistem aplikasi PLTS yang handal dan murah
Mengembangkan teknologi komponen sistem-sistem PLTS (misalnya hybrid, grid connected)
Mengembangkan industri komponen sistem-sistem PLTS yang diintegrasikan pada bangunan.
Mengembangkan pilot proyek sistem PLTS untuk dihubungkan ke jala-jala PLN
Melanjutkan pengembangan sistem PLTS untuk dihubungkan ke jala-jala PLN
Mengembangkan industri komponen sistem-sistem PLTS untuk dihubungkan ke jala-jala PLN
61
Peluang Pasar & Produk
Peran Pemerintah Melaksanakan penerapan dan pengkajian sistem PLTS secara terus menerus dan bertahap yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah
Melakukan pengkajian penerapan sistem-sistem PLTS hasil litbang
Melanjutkan pengkajian penerapan sistem-sistem PLTS hasil litbang
Melakukan pelatihan , dan melaksanakan “public awarness” tentang PLTS secara terus menerus
Melanjutkan training dan “public awareness” tentang PLTS di Indonesia.
Melanjutkan training dan “public awareness” tentang PLTS di Indonesia.
Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluasan penggunaan PLTS yang berkesinambungan
Bekerjasama dengan industri perbankan dan finansial untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTS
Mengembangkan inovasi sistem pendanaan untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTS
Memfasilitasi pengembangan infrastruktur distribusi untuk penjualan retail
Memfasilitasi pengembangan infrastruktur distribusi untuk penjualan retail
Memfasilitasi pengembangan infrastruktur distribusi untuk penjualan retail
Menetapkan SNI sistem dan komponen PLTS agar terjadi persaingan yang lebih sehat dalam upaya mendukung diversifikasi sistem PLTS sebagai pilihan konsumen
Menetapkan SNI komponen dan sistem PLTS hasil inovasi baru
Menetapkan SNI komponen dan sistem PLTS hasil inovasi baru
Peran Industri / Swasta Menyiapkan pendanaan untuk pembangunan industri dan melaksanakan promosi secara intensif tentang pasar domestik dan internasional.
Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem PLTS
Melakukan investasi untuk manufakturing sistem PLTS guna memenuhi pasar domestik, dengan target pasar rata-rata 50 MW per tahun
Menciptakan model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTS baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) bekerjasama dengan lembaga perbankan dan finansial untuk mencapai target pemanfaatan PLTS rata-rata 50 MW per tahun
Melakukan inovasi-inovasi untuk model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTS baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected)
62
Kebijakan
Peran Pemerintah Mengeluarkan kebijakan insentif seperti keringanan pajak bagi usaha PLTS dan mendorong lembaga keuangan dan perbankan menciptakan inovasi “kredit” untuk mendorong pemanfaatan sistem PLTS
Mengeluarkan kebijakan insentif (misalnya fiskal, moneter dan kolateral) untuk mendorong usaha kelistrikan yang berbasis pada PLTS
Membuat Standard Nasional Indonesia untuk semua sistem-sistem PLTS
Mendorong pengembangan infrastruktur, seperti laboratorium uji untuk sertifikasi
Menerapkan kewajiban sertifikasi bagi penjualan sistem-sistem PLTS
Mengeluarkan kebijakan tariff listrik khusus yang diarahkan pada pencapaian pemanfaatan PLTS sesuai target yang ditetapkan dalam Perpres 05/2006
Menerapkan standard porto folio energi terbarukan bagi produsen listrik/ energi sebesar 5% dari total pembangkitan
Mewajibkan standard porto folio energi terbarukan bagi produsen listrik/ energi sebesar 5% dari total pembangkitan
Mendorong keluarnya kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem PLTS
Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem PLTS
Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem PLTS
Peran Industri / Swasta Memberikan masukan kepada pemerintah dan legislative tentang kebijakan yang harus dibuat untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan insentif untuk investasi industri komponen PLTS
Memberikan masukan kepada pemerintah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan sistem dukungan finansial yang lebih kondusif untuk usaha kelistrikan berbasis PLTS
Menciptakan inovasi-inovasi system finansial untuk mendukung perluasan pasar PLTS
Bersama-sama pemerintah membuat Standard Nasional Indonesia untuk semua sistem-sistem PLTS
Mendorong penggunaan standar nasional Indonesia untuk produk-produk komponen dan sistem yang dihasilkan
Memproduksi komponen-komponen sistem PLTS sesuai SNI dan bersertifikat
63
Surya Termal
Litba
ngLi
tban
gTe
knolo
giTe
knol
ogi
Prod
ukPr
oduk
Pasa
rPa
sar
2006 - 2010 2011 - 2015 2016 - 2025
Kajian Teknologi Skala Kecil-Medium :
Adsorption Cooling , Absorption Cooling , Recirculation Solar Drying ,
Konsentrator , Sterilisator, Desalinasi
Kajian /Pengembangan Material & Komponen :
Material Baru untuk Thermoelectric Cooling , Material Plastik UV Stabilized , Material Transparent , Kolektor Tabung Hampa ,
Thermal Storage
Survei Potensi Energi Surya , Potensi
Hasil Pertanian & Kelautan Daerah berbasis lokasi
Teknologi Surya Termal : Passive /Noctural Cooiling ,
Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin
Termoelektrik, Pengering Multiproduk, Pompa Air
Teknologi Surya Termal & Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pipe, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering
Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam Turbine, Magnetized Plasma (Artificial Sun), OTEC, Absorber Coating (Thermal Material),
Kolektor & Konsentrator Surya Termal
Survei Potensi Energi Surya , Potensi
Hasil Pertanian & Kelautan Daerah berbasis lokasi
Komponen Teknologi Surya Termal: Kolektor
Temperatur Tinggi (Heat Pipe, dll),
Thermal Storage, Konsentrator
Kajian Teknologi Skala Kecil-Medium :
Adsorption Cooling , Absorption Cooling , Recirculation Solar Drying , Konsentrator ,
Sterilisator , Desalinasi
Kajian /Pengembangan Material & Komponen :
Material Baru untuk Thermoelectric Cooling , Material Plastik UV Stabilized , Material Transparent , Kolektor Tabung Hampa ,
Thermal Storage
Solar Dryer (Multi-produk), Solar Cooker , Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still /Desalination , Eco-House, Thermal Storage System , Solar Collector , Solar Concentrator , Solar Thermal
Pump, Sterilisator
Rumah Tangga, UKMK, Agroindustri, Rumah Sakit/Puskesmas, Bangunan Komersial
Solar Dryer, Solar Cooker , Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water
Heater, Solar Still /Desalination , Eco-House, Thermal-Storage System,
Solar Collector , Solar Concentrator , Solar Thermal Pump, Sterilisator ,
Industrial Solar Process Heat , Solar Electric
Rumah Tangga, UKMK, Industri, Rumah Sakit/Puskesmas,
Bangunan Komersial
Rumah Tangga, UKMK, Industri, Rumah Sakit/Puskesmas,
Bangunan Komersial
Standar Peralatan & Sistem
Surya Termal
Fasilitas Lab . Uji
Terakreditasi
Labelisasi
Solar Dryer , Solar Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater , Solar Still /Desalination , Eco-House, Thermal-Storage System , Solar Collector , Solar
Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator , Industrial Solar Process Heat ,
OTEC, Solar Electric
Gugus Tugas EnergiKementerian Negara Riset dan Teknologi
10. Roadmap Sektor Surya Thermal
64
Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2020) Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah Melaksanakan litbang Teknologi Surya Termal skala aplikasi kecil-medium untuk kegiatan pra & pasca panen pertanian, rumah tangga, klinik/puskesmas desa, industri kecil-menengah: Pendingin Adsorbsi (Adsorption Cooling), Pendingin Absorpsi (Absorption Cooling), Pengering Surya Resirkulasi (Recirculation Solar Drying), Konsentrator, Sterilisator, Desalinasi
Melanjutkan litbang Teknologi Surya Termal skala aplikasi kecil-medium untuk kegiatan pra & pasca panen pertanian, rumah tangga, klinik/puskesmas desa, industri kecil-menengah-Besar: Adsorption Cooling, Absorption Cooling, Recirculation Solar Drying, Konsentrator, Sterilisator, Desalinasi, Industrial Solar Process Heat, OTEC
Percontohan dan aplikasi semi-komersial teknologi Surya Termal: Solar Dryer (Multi-produk), Solar Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still/Desalination, Eco-House, Cool-Storage System, Solar Collector, Solar Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator
Pengembangan aplikasi komersial teknologi Surya Termal: Solar Dryer, Solar Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still/Desalination, Eco-House, Cool-Storage System, Solar Collector, Solar Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator, Industrial Solar Process Heat
Pengembangan aplikasi komersial : Solar Dryer, Solar Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still/Desalination, Eco-House, Cool-Storage System, Solar Collector, Solar Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator, Industrial Solar Process Heat, OTEC
Penelitian & Pengembangan Komponen Teknologi Surya Termal: Kolektor Temperatur Tinggi (Heat Pipe, dll), Thermal Storage, Konsentrator
Penelitian & Pengembangan sistem Teknologi Surya Termal: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering Multiproduk, Pompa Air
Penelitian & Pengembangan Teknologi Surya Termal & Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pipe, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam Turbine, Magnetized Plasma (Artificial Sun), OTEC, Absorber Coating (Thermal Material), Kolektor & Konsentrator Surya Termal
Mengembangkan Standar Peralatan & Sistem Surya Termal untuk aplikasi komersial Pengembangan Fasilitas Lab. Uji Terakreditasi Survei Potensi Energi Surya, Potensi Hasil Pertanian & Kelautan Daerah berbasis lokasi
Pengembangan Basis Data potensi aplikasi teknologi Surya Termal
65
Kajian /Pengembangan Material & Komponen: Material Baru untuk Thermoelectric Cooling, Material Plastik UV Stabilized, Material Transparent, Kolektor Tabung Hampa, Thermal Storage, etc. Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait
Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait, dan inisiatip melakukan investasi untuk produksi
Initiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang dan Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target Bauran energi Nasional
Market Opportunities (Peluang Pasar) Peran Pemerintah
Sosialisasi: • Kampanye, Konsultasi,
Pelatihan, Pendidikan, Penghargaan
• Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen sebagai teknologi energi alternatif untuk substitusi BBM
Sosialisasi: Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen
Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluasan penggunaan teknologi Surya Termal yang berkesinambungan
Bekerjasama dengan industri perbankan dan finansial untuk mendorong pendanaan untuk industri produk teknologi Surya Termal
Mengembangkan inovasi sistem pendanaan untuk mendorong pendanaan untuk industri produk teknologi Surya Termal
Peran Industri Menyiapkan pendanaan untuk pembangunan industri dan melaksanakan promosi secara intensif tentang pasar domestik dan internasional.
Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem teknologi Surya Termal
Initiative procurement (Promosi peralatan Surya Termal) Kebijakan
Peran Pemerintah Membuat Standar Nasional Indonesia untuk semua sistem-sistem Surya Termal dan Labelisasi
Mendorong pengembangan infrastruktur, seperti laboratorium uji untuk sertifikasi & Labelisasi
Menerapkan kewajiban sertifikasi/Labelisasi bagi penjualan sistem-sistem Surya Termal
Mendorong keluarnya kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem energi surya
Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem energi surya
Kebijakan Insentif: mendorong penerapan teknologi energi surya termal yang bersih lingkungan Kebijakan Transformasi Pasar: meningkatkan penggunaan produk yang memanfaatkan sumber energi surya termal di masyarakat
66
Kebijakan Informasi: meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang sumber-sumber energi terbarukan
Peran Industri Partisipasi aktif dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah dan memberikan masukan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan pemerintah
Memberikan masukan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan pemerintah
Bersama-sama pemerintah membuat Standar Nasional Indonesia untuk semua sistem-sistem teknologi energi surya termal
Mendorong penggunaan standar nasional Indonesia untuk produk-produk komponen dan sistem aplikasi
Memproduksi komponen-komponen sistem teknologi energi surya termal sesuai SNI dan bersertifikat
Memberikan masukan kepada pemerintah dan legislative tentang kebijakan yang harus dibuat untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan insentif untuk investasi industri komponen energi surya
Memberikan masukan kepada pemerintah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan sistem dukungan finansial yang lebih kondusif untuk usaha produksi teknologi energi surya
Menciptakan inovasi-inovasi system finansial untuk mendukung perluasan pasar teknologi energi surya
67
Litbang
Teknologi
Produk
Pasar
2005 – 2010 2011 – 2015 2016 - 2025Tahun
Litbang
Teknologi
Produk
Pasar
2005 – 2010 2011 – 2015 2016 - 2025Tahun
Pengguna Khusus 12 x 25 kW off Grid 10 x 1000 mW of Grid
SKEAL Skala Kecil(Penelitian)
SKEAL Skala4 x 25kW
SKEAL Skala Kecil 1 kW(Konstruksi Terapung, Terbenanm)
SKEAL Skala 25kW (terapung)SKEAL Skala 50 kW (terbenam)
(Kandungan Lokal Tinggi)
SKEAL Skala > 500 kW(terapung dan terbenam)(kandungan lokal tinggi)
SKEAL Skala > 500 kW (5 x 100kW)
Struktur terapung,struktur terbenam, generator kecp.Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor
/Inverter, Material
Struktur terapung,struktur terbenam, generator kecp.Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor
/Inverter, Material,Sistem Insfeksi & Sertifikasi
Struktur terapung,struktur terbenam, generator kecp.Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor
/Inverter, Material,Sistem Inspeksi& Sertifikasi
Pembuatan Peta Potensi EnergiArus Laut di Wilayah Indonesia
(Survey & Simulasi Numerik)
Pemetaan Rinci Energi Arus Lautdi Daerah Potensial
Gugus Tugas EnergiKementerian Negara Riset dan Teknologi
11. Roadmap Sektor Energi Arus Laut
68
Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah Melaksanakan pemetaan potensi arus laut untuk SKEAL ( survey dan simulasi numerik) di Indonesia
Melaksanakan pemetaan lebih rinci untuk daerah-daerah yang potensial untuk SKEAL
Melaksanakan Litbang untuk SKEAL skala menengah dalam jumlah banyak (Marine Curent Turbin Tidal Farm)
Melaksanakan litbang berbagai sistim konversi energi Arus Laut ( SKEAL ) yakni konversi SKEAL sumbu turbin horisontal dan vertikal
Melaksanakan litbang kinerja SKEAL terhadap lingkungan tropis dan sksla menegah terhadap lingkungan laut yang bergelombang
Meningkatkan litbang dalam rancang bangun dan rekayasa komponen SKEAL dengan teknologi tinggi
Melakasanakan litbang rotor daun turbin yang cocok dengan perairan Indonesia dan meningkatkan performance dan efisiensi SKEAL Darieus turbine blade tidak simetris skala kecil
Meningkatkan kemampuan rancang bangun rekayasa sistem Darieus turbine blade tidak simetris skala kecil dan analisis disain rancang bangun sistem SKEAL skala menengah.
Meningkatkan litbang rancang bangun sistem kendali SKEAL
Meningkatkan kinerja dan efisiensi sistem SKEAL skala kecil dengan mempertimbangkan pengaruh gelombang dan lingkungan sekelilingnya serta mengoptimumkan sistem kendalinya.
Meningkatkan kinerja dan efisiensi sistem SKEAL skala menengah dengan mempertimbangkan pengaruh gelombang dan lingkungan sekelilingnya serta mengoptimumkan pengembangan sistem kendalinya.
Mengembangkan pemanfaatan teknologi SKEAL untuk berbagai keperluan
Membuat Prototipe SKEAL skala 1 kW
Membuat prototipe SKEAL skala 25 kW dan meningkatkan kemampuan rancang bangun SKEAL skala menengah (50-300 kW)
Peran Industri Menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan volume produksi
Menurunkan biaya perawatan dengan pemilihan komponen yang handal
Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEAL
Mengurangi biaya konstruksi tower dan instalasi serta komponen lainya
Mendukung pemerintah dalam pembiayaan riset-riset komponen SKEAL
Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEAL
Mengembangkan peralatan dan proses untuk kegiatan produksi SKEAL
Meningkatkan kehandalan sistem melalui pemilihan material yang sesuai namun relatif murah
Peluang Pasar Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan Melanjutkan pemetaan Melanjutkan pemetaan
69
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
potensi energi Arus Laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL
potensi energi arus laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL
potensi energi Arus Laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL
Menyelenggarakan openhouse, pameran, dan workshop
Meningkatkan informasi dan pendidikan (sekolah dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEAL
Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna
Menerbitkan / mempublikasikan hasil – hasil litbang dan produk SKEAL
Mendukung mekanisme pasar dalam efektifitas distribusi komponen komponnen pembangkit listrik
Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEAL
Melaksanakan diseminasi hasil – hasil litbang melalui proyek percontohan
Membuat / mengadopsi standar – standar dan menerbitkan sertifikat SKEAL
Peran Industri Melaksanakan promosi produk SKEAL yang ada di pasaran
Mengembangkan kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEAL
Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEAL
Melaksanakan optimasi dalam proses produksi komponen SKEAL
Mengembangkan dan memproduksi berbagai model dan kapasitas SKEAL untuk berbagai segmen pasar
Menyiapkan dana untuk pembangunan infrastruktur pabrik SKEAL skala besar
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan pasar dengan pemberian insentif pajak dan regulasi lainya
Mendorong pembangunan infrastruktur teknologi SKEAL (standar, sertifikat)
Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan teknoloogi SKEAL
Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program listrik menggunakan teknologi SKEAL
Mendukung standar nasional dan international yang relevan untuk produk SKEAL
Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau
Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEAL
Peran Industri Mendukung terciptanya pasar yang kompetitif
Membangun infrastruktur jaringan distribusi untuk memasarkan produk SKEAL
Mendorong berlakunya mekanisme pasar SKEAL yang kompetitif dan terbuka
Meningkatkan pengertian dan kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna SKEAL
Melanjutkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan memberikan training
70
Pasar
Produk
Teknologi
2005-2010
Litbang
12. Roadmap Sektor Energi Gelombang
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
71
Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah Melaksanakan litbang berbagai sistim konversi energi gelombang selain OWC
Melaksanakan litbang untuk meningkatkan performance Berbagai Sistem Konversi Energi Gelombang (SKEG)
Meningkatkan litbang dalam rancang bangun dan rekayasa komponen SKEG dengan teknologi tinggi
Meningkatkan performance dan efisiensi SKEG metode OWC skala kecil
Meningkatkan kemampuan rancang bangun rekayasa sistem OWC
Meningkatkan litbang rancang bangun sistem kendali SKEG interkoneksi
Meningkatkan partisipasi masyarakat daerah dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEG
Meningkatkan kemampuan analisis desain dan rancang bangun SKEG
Mengembangkan pemanfaatan teknologi SKEG untuk berbagai keperluan
Peran Industri
Menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan volume produksi
Menurunkan biaya perawatan dengan pemilihan komponen yang handal
Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEG
Mengurangi biaya konstruksi tower dan instalasi serta komponen lainya
Mendukung pemerintah dalam pembiayaan riset-riset komponen SKEG
Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEG
Mengembangkan peralatan dan proses untuk kegiatan produksi SKEG
Meningkatkan kehandalan sistem melalui pemilihan material yang sesuai namun relatif murah
Peluang Pasar
Peran Pemerintah Melaksanakan pemetaan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan SKEG
Melanjutkan pemetaan potensi energi gelombang dan pengguna untuk pemanfaatan SKEG
Melanjutkan pemetaan potensi energi gelombang dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA
Menyelenggarakan openhouse, pameran, dan workshop
Meningkatkan informasi dan pendidikan (sekolah dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEG
Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna
Menerbitkan / mempublikasikan hasil – hasil litbang dan produk SKEG
Mendukung mekanisme pasar dalam efektifitas distribusi komponen komponnen pembangkit listrik
Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEG
Melaksanakan diseminasi hasil – hasil litbang melalui proyek percontohan
Membuat / mengadopsi standar – standar dan menerbitkan sertifikat SKEG
72
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Peran Industri Melaksanakan promosi produk SKEG yang ada di pasaran
Mengembangkan kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEG
Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEG
Melaksanakan optimasi dalam proses produksi komponen SKEG
Mengembangkan dan memproduksi berbagai model dan kapasitas SKEA untuk berbagai segmen pasar
Menyiapkan dana untuk pembangunan infrastruktur pabrik SKEG skala besar
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan pasar dengan pemberian insentif pajak dan regulasi lainya
Mendorong pembangunan infrastruktur teknologi SKEG (standar, sertifikat)
Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan teknoloogi SKEG
Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program listrik menggunakan teknologi SKEG
Mendukung standar nasional dan international yang relevan untuk produk SKEG
Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau
Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEG
Peran Industri Mendukung terciptanya pasar yang kompetitif
Membangun infrastruktur jaringan distribusi untuk memasarkan produk SKEG
Mendorong berlakunya mekanisme pasar SKEG yang kompetitif dan terbuka
Meningkatkan pengertian dan kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna SKEG
Melanjutkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan memberikan training
73
13. Roadmap Sektor Energi Hidrogen/Fuel Cell
1 MW
50 MW
250 MW
2025201520102005
Gugus Tugas Energi
Teknologi
Produk
Litbang
Tahun
Pasar
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
74
Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Peran institusi Litbang : Disain dan pengembangan stack Proton Exchange Fuel Cell (PEFC) dan unit portable PEFC kapasitas per unit 2 – 5 kW dengan kandungan lokal hingga 70%. Sasaran untuk pembangkit listrik mikro di rumah tangga, unit emergency, penggunaan khusus, dan telekomunikasi.
Peran institusi Litbang : Disain dan pengembangan sistem PEFC kapasitas hingga 50 kW, dengan kandungan lokal 70-90 % . Sasaran untuk pembangkit listrik mikro di rumah tangga, unit emergency, penggunaan khusus, telekomunikasi, dan utk alat transportasi.
Peran institusi Litbang : Disain dan pengembangan system power generator PEFC dengan kapasitas modular 50 kW untuk digunakan sebagai unit utilitas, di Rumah sakit, maupun hotel. Sasaran kandungan lokal hingga 90 %.
Peran Pemerintah : - Keringanan pajak dan
dukungan kemudahan import sistem/komponen fuel cell untuk pengembangan dan penguasaan teknologi fuel cell di dalam negeri.
- Mendorong penggunaan sistem portable fuel cell di fasilitas-fasilitas yang dipunyai oleh pemerintah.
- Pembuatan regulasi dan standarisasi yang diperlukan.
- Menetapkan persentase kontribusi pembangkit energi ramah lingkungan dan terbarukan.
- Sosialisasi Penggu-naan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell
Peran Pemerintah : - Insentif pajak dan
dukungan kemudahan untuk pengembangan industri fuel cell di dalam negeri.
- Penggunaan sistem portable fuel cell di fasilitas-fasilitas yang dipunyai oleh pemerintah dan mendorong penggunaannya di masyarakat luas.
- Mendukung penyiapan sarana pendukung penggunaan teknologi fuel cell
- Menetapkan tahapan persentase penggunaan komponen yang dikembangkan dengan teknologi bangsa sendiri dalam industri manufaktur di Indonesia.
- Pembuatan dan penyesuaain regulasi dan standarisasi bila diperlukan.
- Sosialisasi Penggunaan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell
Peran Pemerintah : - Insentif pajak dan
dukungan kemudahan untuk pengembangan industri fuel cell di dalam negeri.
- Secara konsisten dan dukungan penuh untuk meningkatkan peran serta dan kesadran publik dalam penggunaan teknologi fuel cell.
- Mendukung pengembngan sarana pendukung penggunaan teknologi fuel cell
- Pembuatan dan penyesuaain regulasi dan standarisasi bila diperlukan.
- Sosialisasi Penggu-naan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell
75
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Peran Swasta : Bekerjasama dan membuat jaringan dengan institusi litbang dalam negri dalam pertukaran informasi, pengembangan prototipe untuk komponen subsitusi, dan manufucturing.
Mengembangkan unit perakitan dengan multi sourcing components, dan dengan sasran terus meningkatkan kandungan komponen lokal.
Meningkatkan kapasitas produk dan dana investasi serta menciptakan kerjasama dengan investor luar negeri.
Peran Swasta : Mengembangkan instalasi produksi, penyimpanan dan pendistribusian gas hidrogen.
Mendukung aktif dalam pengembangan standar industri untuk peralatan fuel cell.
Membangun dan mengembangkan kemampuan industri manufucturing fuel cell di dalam negeri.
Pengembangan dan diversifikasi produk komponen fuel cell.
Peran Swasta : • Pengembangan dan
diversifikasi produk fuel cell.
• Melakukan investasi manufaktur untuk menigkatkan kemampuan dan pemenuhan permintaan pasar dalam negeri dan peluang export.
• Meningkatkan pengembangkan instalasi produksi, penyimpanan dan pendistribusian gas hidrogen.
Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : 1 Mega Watt • 2005 : s.d 15 kW, jenis
portable, ±10 unit digunakan di rumah tangga (rt) kls menengah keatas sbg back-up sistem
• 2006 : s.d 50 kW, portable,± 20 unit digunakan di rumah tangga kls menengah keatas sbg back-up sistem
• 2007 : s.d 100 kW, ±50 unit portable, digunakan juga di industri parawisata.
• 2008 : s.d 250 kW, ±125 unit portable di rt dan industri parawisata
• 2009 : s.d 500 kW, ±200 unit, diperkirakan mulai digunakan juga pada sistem telekomunikasi sbg catu daya dan back up system
• 2010 : s.d 1000 kW, ±400 unit, digunakan di rt, unit parawisata, dan telekomunikasi
Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : 50 Mega Watt • Sistem dengan kapasitas
hingga 50 kW mulai di gunakan, khususnya untuk komplek industri pariwisata, back up sistem pada instalasi khusus.
• Terintegrasi dengan jenis EBT lain ( PV dan Wind) menjadi sistem pembangkit tersebar yang digunakan pada daerah terpencil untuk keperluan khusus, a.l daerah wisata, pangkalan militer, telekomuni-kasi, industri budidaya perikanan.
• 2011 : s.d 5 MW , ± 2500 unit*
• 2012 : s.d 10 MW , ± 5000 unit*
• 2013 : s.d 20 MW , ± 10 000 unit*
• 2014 : s.d 35 MW , ± 17 500 unit* 2015 : s.d 50 MW ,
Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : 250 Mega Watt • Teknologi sistem
Portable telah sangat maju dan teruji keandalannya.
• Harga investasi per kW telah sangat kompetitif dengan pembangkit portable konvensional menggunakan bahan bakar non-EBT.
• Mekanisme perkembangan penggunaan telah memasuki tahap mengkuti mekanisme pasar.
• Diperkirakan penggunaan untuk sistem transportasi dimulai. Biaya per kW utk transportasi sudah mendekati US$ 100 s.d US $50.
76
( 1kg Hidrogen ekivalen dengan 3,93 liter bahan bakar minyak, ekivalen dengan 33,5 kWjam listrik )
Penggunaan 5 jam per hari selama 1 tahun : 2005 ; 1,6 ton Hidrogen 2005 ; 5,4 ton Hidrogen 2007 ; 10,8 ton Hidrogen 2008 ; 27,2 ton Hidrogen 2009 ; 54,5 ton Hidrogen 2010 ; 108,9 ton Hidrogen
2011 ; 544,8 ton Hidrogen 2012 ; 1089,5 ton Hidrogen
2013 ; 2179,1 ton Hidrogen
2014 ; 3813,4 ton Hidrogen
2015 ; 5447,7 ton Hidrogen
2016-2020 ; 68.097 ton Hidrogen
Penggunaan 7 jam per hari selama 1 tahun : 2005 ; 2,2 ton Hidrogen 2005 ; 7,6 ton Hidrogen 2007 ; 15,3 ton Hidrogen 2008 ; 38,1 ton Hidrogen 2009 ; 76,3 ton Hidrogen 2010 ; 152,5 ton
Hidrogen 2011 ; 762,7 ton
Hidrogen 2012 ; 1525,4 ton
Hidrogen 2013 ; 3050,7 ton
Hidrogen 2014 ; 5338,8 ton
Hidrogen 2015 ; 7626,9 ton
Hidrogen 2016-2020 ; 95.335 ton Hidrogen
Penggunaan10 jam per hari selama 1 tahun : 2005 ; 3,2 ton Hidrogen 2005 ; 10,9 ton Hidrogen 2007 ; 21,8 ton Hidrogen 2008 ; 54,5 ton Hidrogen 2009 ; 109,5 ton Hidrogen 2010 ; 217,9 ton Hidrogen
2011 ; 1089,5 ton Hidrogen
2012 ; 2179,1 ton Hidrogen
2013 ; 4358,2 ton Hidrogen
2014 ; 7626,9 ton Hidrogen
2015 ; 10.896,5 ton Hidrogen 2016-2020 ; 136.194 ton Hidrogen
77
1144.. RROOAADDMMAAPP SSEEKKTTOORR IINNDDUUSSTTRRII EENNEERRGGII NNUUKKLLIIRR
LLiittbbaanngg
TTeekknnoollooggii //EEkksspplloorraassii
PPrroodduukk
Eksplorasi daerah potensial di Indonesia
PLTN 1, 2, 3 & 4 beroperasi Tahun 2016, 2017, 2023 & 2024 4-5% listrik Jamali
22000055--22001100 22001111--22001155 22001166--22002255
Konstruksi PLTN 3 & 4 Tahun 2018 dan 2019
Teknologi reaktor dan sistem PLTN
Basis data untuk pengambilan kebijakan pengelolaan energi
nuklir jangka panjang Peta Cadangan Uranium di
seluruh Indonesia
Konstruksi PLTN 1 & 2 Tahun 2010 dan 2011
Kajian tekno-ekonomi bahan
bakar nuklir (BBN)
Rancang-bangun pabrikasi BBN dan pengelolaan limbah
Pabrikasi BBN dan proses pengolahan limbah
Desain pabrik pengolahan bahan dan elemen bakar nuklir
Pemetaan cadangan uranium di seluruh wilayah Indonesia
Desain dan rancang-bangun Sistem & komponen PLTN
Litbang industri komponen PLTN
Desain sistem dan komponen PLTN
Litbang teknologi daur BBN
Litbang keselamatan PLTN
Litbang operasi dan perawatan
Persiapan pembangunan & operasi
Pemilihan teknologi daur BBN
Tahun
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
PPaassaarr
78
Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Basis data untuk pengambilan kebijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan Uranium jangka panjang.
Updating data sebagai bagian dari pengembangan kapasitas pasokan Uranium jangka panjang.
Data terbukti tentang pasokan Uranium jangka panjang untuk mengamankan operasi PLTN.
Explorasi Uranium di daerah Kalimantan, serta pengembangan pabrik Uranium Oksida (Yellow Cake) skala pilot.
Eksplorasi Uranium di daerah Sumatera dan daerah lainnya di Indonesia.
Cadangan Uranium di seluruh wilayah Indonesia.
Kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir yang disesuaikan dengan jenis PLTN yang akan dikembangkan di Indonesia.
Desain pabrik bahan dan elemen bakar nuklir.
Produksi bahan dan elemen bakar nuklir.
Kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.
Desain pabrik pengolahan limbah nuklir dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.
Proses pengolahan limbah nuklir dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.
Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Dukungan untuk persiapan pembangunan (Pre-project activities), penyiapan URD, BIS, PSAR, transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Penyiapan laboratorium Science & technology base bidang teknologi PLTN, khususnya nuklir
Dukungan litbang untuk operasi dan perawatan serta desain komponen dan sistem PLTN.
Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000Mwe Public information & education, program penerimaan masyarakat terhadap PLTN.
Penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN.
Penerimaan masyarakat terhadap pengoperasian PLTN.
UU dan aturan pelaksanaannya, penyiapan dan penyelesaian sistem perizinan nasional, perizinan konstruksi PLTN ke 1 & 2.
Sistem perizinan untuk Pembangunan dan pengoperasian PLTN.
Perizinan pembangunan PLTN ke 3, 4 dan izin pengoperasian PLTN ke 1, 2, 3, 4.
Penyiapan tapak dan draf Penyiapan tapak dan draf Penyiapan studi tapak
79
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
dokumen pendukung URD, PSAR, BIS serta pendanaan dan pembentukan pemilik (owner) untuk PLTN 1 & 2.
dokumen pendukung URD, PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4.
terpilih lainnya di Wilayah Jamali.
Litbang pembangunan dan pengoperasian PLTN, serta transfer teknologi dan partisipasi industri nasional (parnas).
Transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Panas mencapai >30 %.
Litbang keselamatan untuk mendukung perizinan pembangunan dan pengoperasian PLTN, serta dikuasainya karakteristik keselamatan calon reaktor.
Analisis keselamatan untuk dokumen izin konstruksi.
Jaminan keselamatan operasi PLTN berikutnya.
Peran Industri Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi produksi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen peralatan pabrik dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing.
Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan dalam rangka persiapan pembangunan PLTN, rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi PLTN, khususnya bagian kenukliran (nuclear island) dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen PLTN dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing.
80
Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000Mwe Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS serta pendanaan dan pembentukan pemilik (owner) untuk PLTN 1 & 2.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pelaksanaan studi detil tapak terpilih lainnya di Wilayah Jamali.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan dalam rangka persiapan pembangunan PLTN, rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi PLTN, khususnya bagian kenukliran (nuclear island) dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen PLTN dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing.
Peluang Pasar Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Membantu BUMN dalam mengusahakan transfer teknologi tentang komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Membantu BUMN dalam mengembangankan desain komponen dan sistem pabrikasi, serta pembangunan pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Membantu BUMN dalam mengembangankan desain dan manufacturing komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Membantu BUMN/Swasta dalam mengushakan transfer teknologi dan pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.
Membantu BUMN/Swasta dalam pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.
Membantu BUMN/Swasta dalam pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.
Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe
Membantu BUMN/Swasta dalam program penyiapan pembangunan PLTN 1 & 2, termasuk penyiapan partisipasi industri nasional.
Membantu BUMN/Swasta dalam proses pembangunan PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.
Membantu BUMN/Swasta dalam proses pembangunan PLTN 3 & 4.
81
Peran Industri Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Mengusahakan transfer teknologi tentang komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Mengembangkan desain komponen dan sistem pabrikasi, serta pembangunan pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Mengembangkan desain dan manufacturing komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Mengusahakan transfer teknologi yang terkait dengan komponen dan sistem PLTN.
Mengusahakan transfer teknologi serta pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.
Mengusahakan transfer teknologi serta pengembangan desain dan manufacturing komponen dan sistem PLTN.
Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan program penyiapan pembangunan PLTN 1 & 2, khususnya partisipasi industri nasional.
Berperan aktif pada proses pembangunan PLTN 1 & 2, khususnya partisipasi industri nasional dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.
Berperan aktif pada proses pembangunan PLTN 3 & 4, khususnya partisipasi industri nasional.
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Bersama BUMN merencanakan dan mengusahakan sendiri pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif, karena sifatnya yang strategis secara politis dan keamanan nasional.
Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam transfer teknologi dan pengembangan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pengembangan/desain komponen dan sistem serta manufakturing pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Merencanakan dan melaksanakan program transfer teknologi, pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN, serta mengusahakan partisipasi industri nasional
Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam transfer teknologi dan pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.
Menetapkan sistem insentif dan disinsentif serta pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.
82
Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Mendorong penggunaan energi nuklir dalam program diversifikasi energi nasional, serta menetapkan persentase kontribusi energi nuklir terhadap penyediaan energi nasional, dan kontribusi prosentasi parnas.
Mendukung dan menetapkan sistem insentif dan disinsentif pada proses penyiapan dan pembangunan PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.
Mendukung dan menetapkan sistem insentif dan disinsentif pada proses pembangunan PLTN 3 & 4.
Peran Industri Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Merencanakan dan mengusahakan pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Mengusahakan transfer teknologi dan pengembangan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Mengusahakan pengembangan/desain komponen dan sistem serta manufakturing pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Merencanakan dan melaksanakan program transfer teknologi, pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN, serta mengusahakan partisipasi industri nasional.
Melaksanakan program transfer teknologi dan pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN.
Melaksanakan program pengembangan/ desain dan manufakturing komponen dan sistem PLTN.
Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Mengusahakan pembentukan pemilik (owner) PLTN dan proses pendanaannya.
Mengusahakan proses penyiapan dan pembangunan PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.
Mengusahakan proses pembangunan PLTN 3 & 4.
83
15. Roadmap Sektor Energi Batubara
2016 - 2025 2005 - 2010 2011 - 2015
DeSOx
Mill Fire
Integrasi Sistem
Karakterisasi
Coal Co. , Ekspor
Upgrading
Disain Komp.
Mapping
Industri ( tekstil, semen, kimia,dll) , Daerah, PLN
Pulverizing
Fine CB
MesinBriket
B.B. CairChemicals
Briket
Pulverizer Marketable Coal
Boiler
Tek.Karboni
sasi
Sistem Proses/pembangkit
Efisien, Ramah Lingkungan
KemampuanNasional PLTU
Tek.Pembakaran
Up-grading
Teknologi HidrogenasTeknologi
Gasifikasi
Industri (petrokimia), Transportasi
TeknologiLiquefaksi, Separasi,
B.B. Alternatif
Chemical
Disain Konsep
Analysis
PLN, Daerah, Industri
Polution Control PLTU
Bio-Coal
Boiler
Polution Control
Gugus Tugas Energi
Teknologi
Litbang
Produk
Pasar
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
84
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah Finalisasi mapping dan karakterisasi (sifat kimia dan fisik) batubara Meningkatkan litbang Teknologi up-grading (blending, peningkatan nilai kalor, pencucian, bio-coal mixed fuel, pembriketan batubara) serta pembuatan prototipe berdasarkan kemampuan bangsa sendiri
Melakukan kerjasama dengan industri dan perusahaan tambang batubara untuk peningkatan ke skala komersial
Peningkatan kapasitas teknologi nasional di bidang pemanfaatan batubara peringkat rendah
Meningkatkan litbang di bidang teknologi pembakaran dan gasifikasi batubara peringkat rendah, serta disain sistemnya
Melakukan litbang di bidang teknologi pembakaran & gasifikasi batubara peringkat rendah yang terintegrasi dengan lebih memperhatikan aspek lingkungan dan efisiensi.
Mendorong investor nasional dan internasional untuk peningkatan ke skala komersial, serta melaksanakan integrasi sistem
Meningkatkan litbang di bidang rekayasa rancang bangun gasifier, peralatan/komponen pem-bangkit listrik (boiler, BOP, dll), modifikasi boiler industri (fuel switching) serta pembuatan prototipenya.
Menjembatani kerjasama antar industri nasional dan internasional untuk pembuatan skala komersial, serta melaksanakan integrasi sistem
Meningkatkan litbang di bidang teknologi desulfurisasi pada sistem pembangkit dan pencegahan kebakaran spontan batubara
Melakukan kerjasama antar industri untuk peningkatan ke skala komersial
Meningkatkan litbang di bidang optimalisasi teknologi fines coal briquetting atau briket limbah batubara halus
Melakukan kerjasama dengan industri dan perusahaan tambang batubara untuk pembuatan skala komersial
Melakukan litbang di bidang teknologi karbonisasi (pembuatan kokas briket dan karbon aktif) dan hidrogenasi untuk penyediaan bahan bakar alternatif dan produk kimia
Melanjutkan litbang pembuatan skala prototipe dan mendorong kerjasama dengan industri untuk skala komersial terutama untuk briket kokas dan karbon aktif Mendorong kerjasama antar industri dan perusahaan tambang batubara untuk pembuatan industri
Mendorong kerjasama dengan industri dan perusahaan tambang batubara untuk pembuatan skala komersial Mendorong tercapainya kontribusi batu bara cair sedikitnya 2 % terhadap bauran energi nasional pada
85
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
pencairan batubara dalam skala demonstrasi/ komersial
tahun 2025
Peran Industri Memberikan informasi kemampuan & fasilitas manufaktur untuk pembuatan prototipe peralatan up-grading batubara (blending, bio-coal mixed fuel, peningkatan nilai kalor, pencucian, pembriketan batubara) serta sistem PLTU dan boiler industri.
Peningkatan kemampuan SDM untuk menunjang kegiatan manufaktur dan peluang pasar
Mengembangkan kapasitas industri komponen & sistem energi nasional
Peluang Pasar
Peran Pemerintah Memberikan insentif finansial maupun pajak kepada pengusaha dan fabrikator teknologi nasional
Investasi untuk peningkatan infrastruktur, serta jejaring untuk distribusi
Memberikan kesempatan kepada fabrikator untuk memproduksi komponen & sistem
Memberikan fasilitas untuk pengembangan SDM Memberikan kemudahan keterlibatan swasta nasional dalam program PLN, Industri lain, dll
Membuka kesempatan pengembangan usaha di dalam negeri maupun luar negeri
Peran Industri Investasi untuk fasilitas manufakturing
Menghimpun kemampuan manufakturing Memanfaatkan insentif pemerintah seoptimal mungkin untuk pengembangan kekuatan bisnis
Meningkatkan kemampuan manufakturing Mengembangkan model bisnis di bidang pembangkit listrik, industri, penyediaan bahan bakar, dan produk kimia serta jaringannya
Mengembangkan pasar domestik dan internasional.
Kebijakan
Peran Pemerintah • Mengarahkan pemakaian
batubara peringkat rendah baik digunakan sebagai bahan bakar langsung maupun tidak langsung melalui proses konversi di PLTU dan industri
• Mendorong industri untuk mengutamakan produksi bangsa sendiri
• Mendorong perusahaan
tambang batubara untuk meningkatkan produksi
Meningkatkan kapasitas teknologi dan industri pemanfaatan energi batubara peringkat rendah nasional
86
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
• Meningkatkan litbang untuk peningkatan kandungan lokal yang tinggi (≥ 68 %) dalam pembangunan PLTU skala kecil
Peran Industri Mengkonsentrasikan pada kebijakan peningkatan kemampuan untuk dapat mandiri
Meningkatkan kemampuan SDM dan fasilitas produksi
Meningkatkan kapasitas dan daya saing produk
87
16. Roadmap Sektor Gas Bumi
Teknologi
Pasar
Produk
Litbang
Konsumen Gas :•Pembangkit Listrik• Industri•Rumah Tangga & Komersial•Transportasi
2005 - 2010
Teknologi Infrastruktur (Pipa, BBG/SPBG, LPG)
Teknologi CNG/LGVTeknologi PLTG
Kelayakan Teknologi :Pipa, CNG/BBG, LPG, PLTG
(Small Scale) GTL, LNG, Hidrat, reduksi flare gas,
combustion, Fuel Cell
Pilot Proyek Teknologi :(Small Scale) GTL , LNG, Hidrat,
Natural gas based Fuel Cell
2011-2015
Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), Teknologi Small Scale : GTL, LNG,
Hidrat, GTW, Fuel Cell
Penggunaan Gas domestik minimal 15 % dalam Energi Mix.
Kandungan lokal meningkat dalam peralatan gas
Penggunaan Gas domestik Mencapai 30,6 % dalam Energi Mix. Kandungan lokal tinggi dalam peralatan gas
Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), Teknologi Small Scale : GTL, LNG,
Hidrat, GTW, Fuel Cell(Kandungan Lokal Tinggi)
2016-2025
Optimasi antara :•Sumber Energi Gas•Penggunaan Gas Domestik•Infrastruktur•Kandungan/Komponen Lokal
Pemetaan Sumber Energi Gas : Lapangan Gas/stranded, CBM, Biogenic gas, Hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam.
Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), BBG, LPGHidrat, LNG, Syngas, listrik
Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), BBG, LPGHidrat, LNG, Syngas, listrik
Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), LPG, LNG
Gugus Tugas EnergiKementerian Negara Riset dan Teknologi
88
Jangka Pendek
(2005-2010) Jangka Menengah
(2011-2015) Jangka Panjang
(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah Penyusunan Peta/Pemetaan Nasional Sumber Energi Gas: lapangan Gas/stranded, CBM, Biogenic gas, hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam
Evaluasi/Review Kebijakan Energi, Peta Nasional Sumber Energi Gas: lapangan Gas/stranded, CBM, Biogenic gas, hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam.
Evaluasi & Review Kebijakan Energi
Persiapan dan Penyusunan Master Plan Gas: Alokasi, Harga, Pengembangan/ litbang, Standarisasi diversifikasi sumber (fosil maupun energi terbarukan)
Evaluasi/Review Master Plan Gas: Alokasi, Harga, Pengembangan / litbang, Standarisasi diversifikasi sumber (fosil maupun energi terbarukan, dll.)
Kajian Optimasi & Studi Kelayakan sumber-sumber gas/stranded gas, peningkatan teknologi produksi gas bumi,
Kajian Optimasi/Studi Kelayakan pengembangan stranded gas, peningkatan teknologi produksi gas bumi.
Peningkatan kandungan teknologi lokal pada industri hulu gas bumi.
Kajian Teknologi Inspeksi/Monitoring Pipa Gas (Kehandalan sistem pipa)
Pengawasan/monitoring Transmisi dan Distribusi Gas Bumi
Pengawasan/monitoring Transmisi dan Distribusi Gas Bumi
Kajian teknologi kendaraan BBG, SPBG, tangki BBG
Peningkatan kandungan teknologi lokal pada Pemanfaatan BBG transportasi.
Kajian kelayakan teknologi konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat.)
Peningkatan kandungan lokal pada konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat.)
Peningkatan status cadangan gas dari kategori probable / possible menjadi kategori proven melalui pemboran sumur-sumur pengembangan di lapangan-lapangan gas yang telah ditemukan.
Upaya penemuan cadangan gas baru dari reservoir overlook zone melalui kajian ulang lapangan-lapangan gas yang telah ditemukan.
Mempertahankan besar cadangan gas kategori proven yang dapat menjamin target produksi gas nasional
Upaya peningkatan nilai keekonomian cadangan gas dari lapangan-lapangan marjinal melalui strategi pengembangan yang tepat
Upaya mengembangkan lapangan-lapangan gas marjinal secara komersial melalui proyek terpadu
Tercapainya pengembangan semua potensi cadangan gas dari lapangan-lapangan marjinal
Pembangunan infrastruktur produksi gas secara terpadu dalam upaya optimasi pengembangan lapangan-lapangan gas.
Kesinambungan pembangunan infrastruktur produksi gas secara terpadu
Tersedianya infrastruktur produksi gas terpadu sehingga semua lapangan gas dapat dikembangkan secara ekonomis
89
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Pengembangan teknologi eksploitasi lapangan gas di laut dalam (deep offshore)
Implementasi teknologi pengembangan lapangan-lapangan gas di laut dalam
Terciptanya standard baku (good engineering practices) pengembangan lapangan gas di laut dalam
Penelitian potensi cadangan gas inkonvensional (coalbed methane and gas hydrate) serta pelaksanaan proyek pilot.
Uji komersialisasi produksi gas inkonvensional dari coalbed methane dan gas hidrat.
Pengembangan lapangan coalbed methane dan gas hidrat secara komersial skala penuh
Eksplorasi gas di daerah frontier & laut dalam di Cekungan berpotensi mengandung gas, di wilayah Indonesia bagian Barat & Timur
Evaluasi dan monitoring kegiatan eksplorasi lanjut untuk keperluan pelaksanaan pengembangan lapangan gas
Monitoring pengembangan prospek-prospek berpotensi mengandung gas secara ekonomis di cekungan-frontier & laut dalam.
Persiapan & implementasi: kajian teknis penentuan wilayah eksplorasi, inventarisasi dan kemudahan akses data
Peran Industri Pengujian/percontohan Optimasi & Kelayakan sumber-sumber gas, peningkatan teknologi produksi Gas Bumi
Penerapan teknologi peningkatan produksi Gas Bumi
Pilot proyek Penerapan teknologi pengawasan/keamanan pipa gas, konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat)
Pengembangan & Penerapan teknologi pengawasan/keamanan pipa gas, teknologi konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat)
Berperan aktif dalam pelaksanaan pengembangan cadangan gas nasional melalui program kerja dan investasi yang tepat.
Pembentukan konsorsium dan kerjasama yang saling menguntungkan diantara stakeholders dalam upaya optimalisasi pengembangan cadangan gas nasional
Tercapainya pengembangan semua potensi cadangan gas nasional dalam upaya memenuhi target produksi gas
Perencanaan, program kerja dan pelaksanaan Speculative survey dan pemboran eksplorasi migas di Cekungan frontier & laut dalam
Implementasi pembentukan konsorsium antar instansi terkait (pemerintah & industri migas) untuk kegiatan eksplorasi lanjut
Pengembangan dan komersialisasi lapangan-lapangan gas daerah frontier & laut dalam untuk menjamin pasokan gas jangka panjang
Peluang Pasar Peran Pemerintah
Kajian Pasar Gas Nasional & Internasional
Pengembangan Pasar Gas Nasional & Internasional
Penyusunan peta dan rencana strategis pengembangan industri pemakai gas
Evaluasi Rencana strategis pengembangan industri pemakai gas
90
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga
Evaluasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Rumah Tangga
Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Transportasi
Evaluasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Transportasi
Kajian Kebutuhan dan pelelangan Infrastruktur Gas Bumi/LPG (Rencana Induk Transmisi dan Distribusi Gas Bumi)
Evaluasi/review dan monitoring Infrastruktur Gas Bumi/LPG (Rencana Induk Transmisi dan Distribusi Gas Bumi)
Perencanaan, Monitor dan kendali Implementasi Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Evaluasi Monitor dan kendali Implementasi Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Penyusunan Peta Pembangkit Gas bumi, dan kajian pengembangan PLTG, FC.
Evaluasi dan Review Peta Pembangkit Gas bumi, dan kajian pengembangan PLTG, FC.
Kajian peningkatan kandunga lokal sistem PLTG dan FC.
Meningkatkan kandungan lokal sistem PLTG dan FC.
Penetapan kebijakan prioritas pemanfaatan produksi gas
Strukturisasi harga gas yang tepat sehingga lebih kompetitif
Terciptanya pemanfaatan gas secara nasional
Pengembangan teknologi pemanfaatan gas skala kecil dan menengah
Pengembangan peluang pasar domestik dalam pemanfaatan gas secara ekonomis
Terciptanya peluang pasar gas domestik secara nasional
Pembangunan sarana dan prasarana untuk pemasaran gas kepada konsumen
Peningkatan sarana dan prasarana sebagai upaya berkesinambungan dari rencana sebelumnya
Terciptanya sarana dan prasarana pemasaran gas
Penyusunan peta sebaran potensi gas
Pemanfaatan potensi gas untuk pengembangan gas & peningkatan produksi gas
Penyiapan dan melaksanakan penawaran wilayah kerja eksplorasi gas daerah froniter dan laut dalam
Intensifikasi penawaran wilayah kerja eksplorasi gas
Mempertahankan pengembangan gas untuk menambah peningkatan produksi gas
Peran Industri Implementasi rencana induk pengembangan industri pemakai gas
Pengembangan industri pemakai gas
Pengembangan industri lokal peralatan teknologi
Distribusi Gas Bumi/LPG ke Pengguna
Perluasan distribusi gas bumi ke pengguna
Implementasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga
Peningkatan/perluaan substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga
Pembangunan Infrastruktur Gas Bumi/LPG
Pengembangan infrastruktur gas bumi
91
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Pelaksanaan produksi gas dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar melalui rencana kerja dan investasi yang tepat
Upaya mempertahankan produksi gas untuk memenuhi kebutuhan pasar
Terpenuhinya kebutuhan pasar gas baik domestik maupun ekspor
Penggunaan teknologi eksplorasi gas daerah frontier dan laut dalam
Mempercepat pelaksanaan investasi eksplorasi gas
Meningkatkan pelaksanaan investasi eksplorasi gas
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah
Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program peningkatan penggunaan gas di dalam negeri
Mendukung standar nasional dan international yang relevan untuk penggunaan gas bumi
Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainnya dalam pengem- bangan dan pemanfaatan Gas/LPG
Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi Gas
Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi Gas
Perumusan dan penetapan regulasi dalam pengusahaan dan pengelolaan cadangan gas inkonvensional
Upaya perbaikan regulasi untuk menarik investor berpartisipasi dalam pengusahaan dan pengelolaan cadangan gas inkonvensional
Terciptanyan regulasi yang baku sebagai acuan bagi investor dalam pengusahaan dan pengelolaan cadangan gas inkonvensional
Perumusan insentif (pajak/royalti) serta model keekonomian dalam pengembangan lapangan gas marjinal serta lapangan gas inkonvensional.
Perbaikan rumusan insentif (pajak/royalti) serta model keekonomian yang saling menguntungkan bagi pemerintah dan investor
Terciptanya rumusan insentif (pajak/royalti) serta model keekonomian yang memiliki daya tarik bagi investor
Menciptakan kondisi sosial, politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas
Mempertahankan kondisi sosial, politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas
Terciptanya kondisi sosial, politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas
Penentuan regulasi insentif eksplorasi gas daerah frontier dan laut dalam
Evaluasi dan monitoring regulasi insentif, akses data dan akuisisi data untuk tujuan meningkatkan investasi di bidang eksplorasi gas
Penentuan regulasi kemudahan akses dan akuisisi data, serta penyiapan lahan eksplorasi gas
Menjalin kerjasama dengan investor disektor hulu
Peningkatan kerjasama dengan investor disektor hulu
Menyusun dan melaksanakan rencana strategis eksplorasi sumberdaya gas
Melanjutkan pelaksanaan renstra eksplorasi sumberdaya gas
Melanjutkan pelaksanaan renstra eksplorasi sumberdaya gas
92
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Peran Industri Percontohan/Long-term test teknologi kendaraan BBG, SPBG, tangki dan industri pemakai gas
Membangun infrastruktur jaringan Transmisi dan distribusi gas
Mendorong berlakunya mekanisme pasar Gas/LPG yang kompetitif dan terbuka
Pengujian dan Piloting teknologi PLTG dan FC lokal.
Peningkatan kandungan lokal pada teknologi industri pemakai gas komponen automotif BBG, SPBG, PLTG dan FC untuk pembangkitan listrik
Mendukung terciptanya pasar yang kompetitif serta meningkatkan pengertian dan kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna Gas Bumi
Melanjutkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan memberikan pelatihan.
Berperan aktif dalam pengembangan semua potensi cadangan gas nasional secara komersial baik yang berskala kecil, menengah maupun besar
Meningkatkan besar dan status cadangan gas melalui program kerja dan investasi yang berkesinambungan serta pemanfaatan perkembangan teknologi
Menjamin terpenuhinya kebutuhan gas nasional baik domestik maupun ekspor melalui konsep usaha yang saling menguntungkan
Transfer teknologi akuisisi data eksplorasi
Eksplorasi dan pengembangan gas secara komersial
Melanjutkan eksplorasi dan pengembangan gas secara komersial
93
TEKNOLOGI
PASAR
PRODUK
Exploration& Production
Residential Industry
Crude oil supply
Electricity Transportation
2005-2010 2011-2015 2016-2025
LogisticSystem
Commercial
E-P Offshore/Deep Water
Enhancement Oil Recovery
CleanFuels Technology
Refinery
Low grade crude oilutilization
Blending with bio-fuelsand synthetic fuels
Integrated Refinery
Otimization Logistic Energy efficiency & Improve Process
ReliablePetroleum Logistic
Clean Petroleum Fuels & Blend with Biofuels& synfuels
LITBANG
TAHUN
Gugus Tugas EnergiKementerian Negara Riset dan Teknologi
17. Roadmap Sektor Minyak Bumi
94
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025) Penelitian dan Pengmbangan (litbang)
Peran Pemerintah Explorasi dan Produksi • Melaksanakan Libang
Enhanced Oil Recovery (EOR)
• Melaksanakan Litbang Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water
• Melaksanakan litbang EOR • Melaksanakan Litbang
Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water
• Melaksanakan litbang EOR • Melaksanakan Litbang
Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water
Logistik Minyak Bumi • Litbang optimisasi sistem
logistik minyak mentah dan bahan bakar
• Litbang minimisasi emisi polutan sistem distribusi BBM di sisi retail (SPBU)
Meningkatkan kehandalan sistem logistik minyak bumi baik disisi wholesale maupun retail
Meningkatkan kehandalan sistem logistik minyak bumi baik disisi wholesale maupun retail
• Kilang Minyak • Meningkatkan kinerja
kilang baik dari aspek efisiensi energi maupun aspek lingkungan
• Feasibility study (FS) pembangunan kilang baru dan revamping yang memenuhi kebutuhan BBM domestik dan spesifikasi bahan bakar ramah lingkungan
• Meningkatkan kinerja kilang
baik dari aspek efisiensi energi maupun aspek lingkungan
• Intensifikasi proses kilang via bio-process
• Meningkatkan kinerja
kilang baik dari aspek efisiensi energi maupun aspek lingkungan
• Intensifikasi proses kilang via bio-process
Bahan bakar bersih Studi peningkatan kualitas BBM dalam negeri melalui pembangunan kilang modern dan blending dengan biofuels dan synfuels
Meningkatkan kualitas BBM dalam negeri
Meningkatkan kualitas BBM dalam negeri
Peran Industri Eksplorasi dan Produksi Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset dan pengembangan EOR & deep water/offshore technology
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset dan pengembangan EOR & deep water/offshore technology
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset dan pengembangan EOR & deep water/offshore technology
95
Logistik Minyak Bumi Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset pengembangan logistik minyak yang handal
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan FS pembangunan infrastruktur (kilang, transportasi, penyimpanan)
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan FS pembangunan infrastruktur (kilang, transportasi, penyimpanan)
Kilang Minyak Bumi • Bekerjasama dengan
institusi litbang melaksanakan benchmarking kinerja kilang minyak nasional
• FS pembangunan kilang baru dan revamping
• Bekerjasama dengan institusi litbang, melaksanakan studi Life Cycle Analysis (LCA) kilang minyak
• Bekerjasama dengan institusi litbang, melaksanakan studi intensifikasi proses untuk meningkatkan kinerja kilang dan mereduksi limbah
• Bekerjasama dengan institusi litbang studi intensifikasi proses untuk meningkatkan kinerja kilang dan mereduksi limbah
Bahan bakar bersih • Bekerjasama dengan
institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels dan synfuels
• Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset blending BBM dengan biofuels dan synfuels
• Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels dan synfuels
• Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels, dan synfuels
Peluang Pasar Peran Pemerintah
• Mendorong industri dalam
meningkatkan intensifikasi melalui EOR, dan eksplorasi – produksi potensi migas deep water/offshore
• Mendorong industri dalam
meningkatkan intensifikasi melalui EOR, dan eksplorasi –produksi potensi migas deep water/offshore
• Mendorong industri dalam
meningkatkan intensifikasi melalui EOR, dan eksplorasi – produksi potensi migas deep water/offshore
• Mempercepat
pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional
• Mempercepat pembangunan
infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional
• Mempercepat
pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional
• Menetapkan target minimum kinerja kilang
• Mendorong industri dalam pembangunan kilang modern baru
• Mendorong industri dalam pembangunan kilang modern baru
• Mendorong produksi bahan bakar bersih
96
• Menetapkan standar
kualitas bahan bakar yang lebih bersih
• Mendorong produksi bahan bakar bersih
Peran Industri • Meningkatkan produksi
minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan offshore/deep water
• Meningkatkan produksi
minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan offshore/deep water
• Meningkatkan produksi
minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan offshore/deep water
• Investasi pembangunan
infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi
• Investasi pembangunan infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi
• Investasi pembangunan infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi
• Produksi bahan bakar bersih
• Produksi bahan bakar bersih • Produksi bahan bakar bersih
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah
• Paket insentif untuk meningkatkan produksi minyak melalui EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore
• Kebijakan skema financial percepatan pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional
• Kebijakan skema financial percepatan pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional
• Menetapkan standar kualitas bahan bakar yang lebih bersih
• Paket Insentif untuk meningkatkan produksi bahan bakar bersih termasuk biofuels dan synfuels
• Paket Insentif untuk meningkatkan produksi bahan bakar bersih termasuk biofuels dan synfuels
Peran Industri • Meningkatkan produksi
minyak melalui investasi di kegiatan EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore/deep water
• Meningkatkan produksi minyak melalui investasi di kegiatan EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore /deep water
• Meningkatkan produksi minyak melalui investasi di kegiatan EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore/deep water
• Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi
• Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi
• Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi
• Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik melalui pembangunan kilang modern maupun blending
• Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik melalui pembangunan kilang modern maupun blending
• Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik melalui pembangunan kilang modern maupun blending
97
18. Roadmap Konservasi Energi
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
98
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2020)
Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah
Kajian Teknologi Konservasi Energi di sektor pemakai energi; Industri, Bangunan dan Rumah Tangga: Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi
Pengembangan metode analisis Energi/Exergi untuk menentukan potensi penghematan energi
Pengembangan metode Integrasi Proses di Industri
Kajian Teknologi Konversi Energi Baru: • Prototipe Adv. Conversion/ Generating Syst.: Fuel Cell, Hybrid, EBT
Litbang Teknologi Disain Rekayasa & Manufaktur Sistem Energi: • Prototipe komersial Adv.
Conversion/ Generating Syst.: Fuel Cell, Hybrid, EBT
Kajian Disain Sistem Teknologi Energi: Analisis Optimasi Sistem & Komponen/Peralatan Energi
Kajian Penyempurna Daya Listrik
Kajian sistem Kendali/Automatisation
Kajian Bangunan Hemat Energi
Kajian Pemanfaatan Kalor Buang/Sisa, Optimasi Disain Boiler Multifuel skala menengah-kecil.
Litbang Optimasi Sistem & Komponen/Peralatan Energi: Litbang Teknologi Disain Rekayasa & Manufaktur Sistem Energi Kajian Disain Sistem & Proses Konversi Energi
Melanjutkan Kajian Disain Sistem & Proses Konversi Energi Kajian Teknologi Konservasi Energi di sektor Industri, Bangunan, Rumah Tangga & Transportasi Prototipe Komersial
Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi
Evaluasi Penerapan dan Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi
Melanjutkan Evaluasi Penerapan & Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi
Litbang Analisis/Audit Energi & Benchmarking: Pengembangan Manajemen Energi
Pemetaan potensi penghematan energi melalui analisis/audit energi sektor pemakai energi
Melanjutkan Analisis/Audit Energi & Benchmarking; Evaluasi Indikator energi nasional & sektoral (Elastisitas Energi, Intensitas Energi
Melanjutkan dan Mengembangkan Analisis/Audit Energi & Benchmarking
Peran Industri Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait
Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait, dan inisiatif melakukan investasi untuk produksi peralatan hemat energi atau implementasi teknologi yang lebih efisien.
Inisiatif melakukan investasi untuk produksi peralatan hemat energi atau implementasi teknologi yang lebih efisien.
99
Inisiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang guna meningkatkan kinerja perusahaan
Inisiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang guna meningkatkan kinerja perusahaan
Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target penurunan elastisitas energi nasional.
Peluang Pasar Peran Pemerintah
Sosialisasi: Kampanye, Konsultasi, Pelatihan, Pendidikan, Penghargaan, DSM (Rumah tangga, PJU)
Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi dan penggunaan energi alternatif untuk substitusi BBM
Sosialisasi: Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi
Sosialisasi: Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi
Insentif/Disinsentif: Reduksi pajak Dana Investasi berbunga rendah
Insentif/Disinsentif: Reduksi Pajak Dana Investasi berbunga rendah Kebijakan Tarif Energi
Insentif/Disinsentif: Reduksi Pajak Dana Investasi berbunga rendah Kebijakan Tarif Energi
Pemberian audit energi yang free of charge, workshop dan pelatihan
Menyediakan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi
Mengembangkan Penerapan Program Demand Side Management
Menyediakan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi Mengembangkan Program Demand Side Management
Mengembangkan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi Mengembangkan Program Demand Side Management
Peran Industri Initiative procurement (Promosi peralatan hemat energi)
Initiative procurement (Promosi peralatan hemat energi)
Initiative procurement (Promosi peralatan hemat energi)
Menerapkan Manajemen Energi di perusahaan
Menerapkan & mengembangkan Manajemen Energi di perusahaan
Menerapkan & mengembangkan Manajemen Energi di perusahaan
Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM)
Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM)
Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM)
100
Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)
Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)
Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)
Kebijakan Peran Pemerintah
Kebijakan Pengaturan: mempercepat realisasi program konservasi energi dan menciptakan iklim yang kondusif bagi implementasi konservasi energi Tenaga fungsional Manajemen energi Audit Energi Pengawasan Konsumsi Energi
Target Intensitas & elastisitas Energi
Desain Efisien Energi Pemberlakuan SNI Standar Implementasi Labelisasi Peralatan Listrik RT
Kebijakan Pengaturan: Tenaga fungsional Manajemen energi Audit Energi Pengawasan Konsumsi Energi Target Intensitas & elastisitas Energi Desain Efisien Energi Pemberlakuan SNI Standar Implementasi Labelisasi Peralatan Listrik RT
Kebijakan Pengaturan: Tenaga fungsional Manajemen energi Audit Energi Pengawasan Konsumsi Energi Target Intensitas & elastisitas Energi Desain Efisien Energi Pemberlakuan SNI Standar Implementasi Labelisasi Peralatan Listrik RT
Kebijakan Insentif: mendorong penerapan konsumsi energi yang bersifat cost efektif Kebijakan Transformasi Pasar: meningkatkan penggunaan produk yang hemat energi di masyarakat Kebijakan Informasi: meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang konservasi energi
Peran Industri Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)
Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)
Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)
Menerapkan kebijakan Manajemen Energi dan penghematan energi di perusahaan