Indikator Sosek Plot 1

5
INDIKATOR PERTANIAN BERLANJUT DARI ASPEK SOSIAL EKONOMI 3.1.3.1 Economically viable (keberlangsungan secara ekonomi) Pada plot 1, kami mewawancarai bapak Muslimin yang merupakan seorang petani yang membudidayakan lahan hutan produksi dengan jenis tanaman kopi dan pisang. Luas hutan produksi yang dikelola Pak Muslimin adalah ¼ ha. Selain tanaman kopi dan pisang, Pak Muslimin juga memiliki sawah seluas ¼ ha, namun dengan sistem bagi hasil sebanyak 40% diberikan kepada Bapak Muslimin dan 60% diberikan kepada pemiliknya, yaitu orangtua dari Bapak Muslimin. Namun, dikarenakan bukan dari lahan hutan produksi, kelompok kami tidak menanyakan hal tersebut kepada Beliau. Perkebunan Tanaman kopi dan pisang merupakan sumber pendapatan utama yang dimiliki oleh Bapak Muslimin. Menurut Bapak Muslimin, pendapatan yang didapat dari hasil panen kopi adalah 1500 kg dengan harga jual Rp 5.000,00 per kilogram adalah sebesar kurang lebih Rp 7.500.000,00. Sementara untuk komoditas pisang jika panen mendapatkan hasil 10 tandan dengan harga jual Rp 4.000,00 pertandan, maka pendapatan yang didapat adalah sebesar Rp 40.000,00. Sehingga kurang lebih sekali panen kopi dan pisang, Bapak Muslimin akan mendapat total pendapatan sebesar Rp 7.540.000,00. Pendapatan Bapak Muslimin selanjutnya adalah dari beternak. Beliau memiliki kambing sebanyak 10 ekor. Namun, pendapatan yang didapat oleh Bapak Muslimin dari hasil ternak bukan berupa uang, tetapi dalam bentuk pupuk. Kotoran kambing yang beliau

description

oiiii

Transcript of Indikator Sosek Plot 1

Page 1: Indikator Sosek Plot 1

INDIKATOR PERTANIAN BERLANJUT DARI ASPEK SOSIAL EKONOMI

3.1.3.1 Economically viable (keberlangsungan secara ekonomi)

Pada plot 1, kami mewawancarai bapak Muslimin yang merupakan seorang petani yang membudidayakan lahan hutan produksi dengan jenis tanaman kopi dan pisang. Luas hutan produksi yang dikelola Pak Muslimin adalah ¼ ha. Selain tanaman kopi dan pisang, Pak Muslimin juga memiliki sawah seluas ¼ ha, namun dengan sistem bagi hasil sebanyak 40% diberikan kepada Bapak Muslimin dan 60% diberikan kepada pemiliknya, yaitu orangtua dari Bapak Muslimin. Namun, dikarenakan bukan dari lahan hutan produksi, kelompok kami tidak menanyakan hal tersebut kepada Beliau.

Perkebunan Tanaman kopi dan pisang merupakan sumber pendapatan utama yang dimiliki oleh Bapak Muslimin. Menurut Bapak Muslimin, pendapatan yang didapat dari hasil panen kopi adalah 1500 kg dengan harga jual Rp 5.000,00 per kilogram adalah sebesar kurang lebih Rp 7.500.000,00. Sementara untuk komoditas pisang jika panen mendapatkan hasil 10 tandan dengan harga jual Rp 4.000,00 pertandan, maka pendapatan yang didapat adalah sebesar Rp 40.000,00. Sehingga kurang lebih sekali panen kopi dan pisang, Bapak Muslimin akan mendapat total pendapatan sebesar Rp 7.540.000,00.

Pendapatan Bapak Muslimin selanjutnya adalah dari beternak. Beliau memiliki kambing sebanyak 10 ekor. Namun, pendapatan yang didapat oleh Bapak Muslimin dari hasil ternak bukan berupa uang, tetapi dalam bentuk pupuk. Kotoran kambing yang beliau miliki dijadikan pupuk kandang. Pupuk tersebut kemudian dicampurkan pada tanaman-tanaman yang Bapak Muslimin tanam.

Tabel 1. Total Penerimaan

Jenis Tanaman

Luas Tanam (ha)

Jumlah Produksi

Penggunaan Harga/UnitNilai Produksi (Rp)

Kopi 1/4 ha 1500 kg Dijual Rp 5.000,- Rp 7.500.000,-Pisang 1/4 ha 10 tandan Dijual Rp 4.000,- Rp 40.000,-Total Rp 7.540.000,-

Dalam pengelolaan lahannya, Pak Muslimin menggunakan input eksternal sebagai berikut; bibit 5 kg, pupuk urea (pupuk N) 1 kw, TSP/ SP36 1,75 kw, pupuk kandang dari kotoran ternak milik sendiri, pupuk ZA 1,75 kw

Page 2: Indikator Sosek Plot 1

dan pestisida 1 paket. Selain menggunakan pupuk kimia, Pak Muslimin juga menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang itu diperoleh dari kotoran ternak kambing yang dimilikinya. Pada saat pengolahan lahan hingga proses satu kali masa tanam, Pak Muslimin mengandalkan tenaga kerja dari keluarga dan 4 orang tenaga kerja dari luar keluarga dengan upah perhari yang diberikan sebesar Rp.30.000. Dalam proses pengolahan lahannya, Pak Muslimin masih mengandalkan alat-alat sederhana seperti cangkul. Beliau belum mengadopsi dan mengembangkan suatu teknologi modern dalam pengolahan lahanya.

Tabel 2. Penggunaan Input dan Biaya Usahatani TanamanJenis Tanaman Unit Harga/unit Jumlah BiayaLuas Lahan (Ha) ¼ HaSewa Lahan (jika menyewa) (Rp)Bibit 5 Kg Rp 65.000Pupuk- Urea (Pupuk N)- TSP / SP36 (pupuk

P)- KCL (pupuk K)- Lainnya sebutkan :

Pupuk Kandang

ZA

1 KW1,75 KW

1,75 KW

Dari ternak milik sendiri

Rp 315.000

-

Pestisida Kimia 1 paket Rp 500.000Pestisida Organik / nabati / hayati

- - -

Tenaga kerjaDalam KeluargaLuar Keluarga - pengolahan lahan 4 orang Rp 30.000 Rp 120.000

Biaya lain-lain - - -Jumlah Biaya Rp 1.000.000

Page 3: Indikator Sosek Plot 1

Total Produksi (sekali panen)a. Komoditas Pisang

10 tandan x Rp 4000 = Rp 40.000b. Komoditas Kopi

1500 Kg x Rp 5000 = Rp 7.500.000Penghitungan B/C ratio :B/C ratio = Pendapatan / cost

= (Rp 40.000 + Rp 7.500.000) / Rp 1.000.000= 7,54

Usaha Tani yang dilakukan Bapak Muslimin dikatakan layak secara finansial dikarenakan B/C ratio > 1 yaitu 7,54.

3.1.3.2 Ecologically sound (Ramah Lingkungan)Menurut Bapak Muslimin, kegiatan usaha tani yang dilakukan sudah

memperhatian aspek lingkungan (ramah lingkungan). Hal ini dikarenakan mereka melakukan usaha taninya tanpa melakukan pengalihan fungsi lahan. Selain itu, beliau dan kebanyakan petani disana masih menggunakan bahan organik seperti pemanfaatan kotoran ternak yang mereka pelihara untuk menjaga kualitas tanah dengan diimbangi penggunaan bahan kimia untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Petani di desa Tulungrejo banyak yang memiliki ternak kambing yang dilakukan sebagai pekerjaan sampingan dan petani disana sangat membutuhkan kotoran ternak kambing sebagai pupuk kandang di lahan pertaniannya. Penggunaan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak kambing di desa Tulungrejo oleh petani tidak dilakukan proses fermentasi (pendauran) sebelum pengaplikasian. Petani disana selalu langsung mengaplikasikan kotoran ternak kambing tersebut tanpa melakukan proses terlebih dahulu. Pupuk kandang tersebut sangat berguna bagi lingkungan pertanian di desa Tulungrejo dan berguna juga bagi produktivitas dari tanaman yang dibudidayakan oleh petani.

Biodiversitas (keragaman hayati) pada daerah ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari adanya pengelolaan hutan produksi baik milik para petani maupun dikelola oleh pihak perhutani. Masyarakat setempat sangat memperhatikan pelestarian sumber daya alam. Hal ini dapat dilihat berdasarkan penggunaan pupuk kandang oleh masyarakat. Selain itu masyarakat setempat tidak bergantung pada alat-alat berat dalam pengelolaan lahannya. Mereka masih menggunakan alat – alat pertanian

Page 4: Indikator Sosek Plot 1

yang sederhana sehingga tidak merusak kualitas tanah. Selain itu masyarakat di desa ini tidak melakukan alih fungsi lahan. Adapun peraturan di Desa Tulungrejo ini tentang pemanfaatan lahan dari pihak Perhutani yaitu tidak boleh ada alih fungsi dan perluasan lahan milik Perhutani. Jika ada salah satu masyarakat yang melanggar maka sanksi yang dijatuhkan adalah penutupan lahan tersebut. Peraturan ini diberlakukan agar kelestarian hutan terjaga serta mencegah adanya bencana-bencana yang terjadi seperti erosi, tanah longsor serta banjir yang akan merusak desa. Mereka tetep menjaga kelestarian lahan-lahan pertanian maupun agroforestry sehingga akan meminimalisir terjadinya resiko-resiko alamiah yang dapat merusak lahan pertanian.