Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015
description
Transcript of Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Agustus 2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
INDIKATOR PENTINGPROVINSI PAPUAEDISI AGUSTUS 2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
© Badan Pusat Statistik Provinsi Papua
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015 No. Publikasi : 9400.1521Katalog BPS : 1103002.94
Diproduksi : Badan Pusat Statistik Provinsi PapuaEditor : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi PapuaPenulis : Bidang Neraca WIlayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi PapuaDesain Sampul : Bidang Integrasi Pengolahan Data dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi PapuaTata Letak : Bidang Integrasi Pengolahan Data dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi PapuaGambar Sampul : Devie Victor Lewerissa, SE Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayapura
Jayapura: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, 2015viii + 36 halaman; 18,2 x 25,7 cm (B5)
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
v
HEADLINES
Inflasi Kota Jayapura dan Kabupaten Merauke
Bulan Juli 2015 tercatat bahwa Kota Jayapura mengalami inflasi 0,51 persen dengan Indeks
Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,04. Sedangkan Merauke mengalami deflasi -0,65 persen
dengan IHK sebesar 122,44.
Ekspor-Impor
Nilai ekspor Papua pada Juni 2015 sebesar US$273,72 juta atau naik 20,70 persen dibandingkan
nilai pada Mei 2015. Total impor Papua pada Juni 2015 sebesar US$52,99 juta atau turun 24,88
persen dibandingkan total pada Mei 2015.
Angkutan Laut
Di pelabuhan laut Jayapura dan Merauke tercatat jumlah penumpang dalam negeri yang
berangkat dan datang pada bulan Juni 2015 masing-masing sebesar 12.029 dan 10.299 orang.
Sedangkan barang yang dimuat dan dibongkar masing-masing sebesar 12.886 dan 360.413
ton.
Angkutan Udara
Data pelabuhan udara di bandar udara Sentani, Jayapura dan Moppah, Merauke tercatat
jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat dan datang pada Mei
2015 masing-masing sebesar 73.439 dan 75.353 orang. Selain itu barang yang dimuat dan
dibongkar masing-masing sebesar 17.360.762 dan 675.546 kg.
Nilai Tukar Petani
Pada Juli 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Papua tercatat mengalami penurunan sebesar
0,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan terjadi akibat naiknya lt lebih rendah
dibandingkan kenaikan lb. Selain itu di wilayah pedesaan Papua terjadi inflasi 0,31 persen.
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
vi Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
Industri Manufaktur
Pertumbuhan produksi q-to-q IBS Provinsi Papua triwulan II-2015 mengalami pertumbuhan
positif sebesar 6,59 persen, sedangkan q-to-q IMK mengalami pertumbuhan negatif sebesar
-2,80 persen dari triwulan I-2015.
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
Perekonomian Papua triwulan II tahun 2015 bila dibandingkan dengan triwulan II-2014
(y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 12,77 persen. Bila dibandingkan dengan triwulan
I-2015 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 7,26 persen.
Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
Kondisi ekonomi konsumen Papua pada Triwulan II-2015 (nilai indeks sebesar 107,57)
membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara pada triwulan III-2015, kondisi
ekonomi konsumen diperkirakan juga akan membaik (nilai indeks sebesar 112,27).
Ketenagakerjaan
Jumlah pengangguran di Papua pada Februari 2015 sebanyak 3,72 persen dari total angkatan
kerja.
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
vii
PRAKATA
Indikator Penting Provinsi Papua ini diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Papua. Data dan informasi yang dimuat merupakan perkembangan data terbaru yang
dihimpun dan dirilis BPS, yang merupakan hasil pendataan langsung dan hasil kompilasi
produk administrasi pemerintah yang dilakukan secara teratur (bulanan, triwulanan dan
tahunan) oleh jajaran BPS di seluruh Provinsi Papua.
Buku ini dimaksudkan untuk melengkapi bahan penyusunan kebijakan dan evaluasi
kemajuan yang dicapai baik di bidang sosial maupun di bidang ekonomi. Indikator Penting
Provinsi Papua ini mencakup antara lain: perkembangan bulanan Inflasi, Nilai Tukar Petani
(NTP), Inflasi Pedesaan, Ekspor-Impor, Industri manufaktur, Pertumbuhan Ekonomi,
Ketenagakerjaan, Kemiskinan, Ketimpangan Pendapatan, IKK, IPM, serta Produksi Tanaman
Pangan.
Data yang lebih luas dan spesifik untuk sektor tertentu, tersedia dalam publikasi BPS
lainnya atau dapat diperoleh melalui website http://papua.bps.go.id. Semoga buku ini dapat
memberikan manfaat kepada segenap penggunanya.
Jayapura, Agustus 2015Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Papua
Ir. Didik Koesbianto, M.Si
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
ix
DAFTAR ISIInflasi .... .............................................................................................................................................. 1
Ekspor .................................................................................................................................................. 3
Impor .................................................................................................................................................. 5
Angkutan Laut .................................................................................................................................... 7
Angkutan Udara ................................................................................................................................. 9
Nilai Tukar Petani ............................................................................................................................... 11
Industri Manufaktur .......................................................................................................................... 13
Produk Domestik Regional Bruto ................................................................................................ 17
Indeks Tendensi Konsumen ........................................................................................................... 19
Kemiskinan .......................................................................................................................................... 21
Ketenagakerjaan ................................................................................................................................ 23
Produksi Tanaman Pangan ............................................................................................................. 25
Potensi Desa ........................................................................................................................................ 27
Informasi Lainnya .............................................................................................................................. 29
Lampiran .............................................................................................................................................. 31
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
1
Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Papua
dengan menggunakan penghitungan dan tahun
dasar baru tahun 2012 (2012=100) hasil SBH 2012, di
Kota Jayapura pada Juli 2015 terjadi inflasi sebesar
0,51 persen atau terjadi kenaikan angka Indeks Harga
INFLASI JULI 2015
Inflasi Kota Jayapura sebesar 0,51 persen. Sedangkan Merauke
mengalami deflasi sebesar -0,65 persen.
Konsumen (IHK) dari 121,42 pada Juni 2015 menjadi 122,04 pada Juli 2015. Sedangkan di
Merauke pada Juli 2015 terjadi deflasi sebesar -0,65 persen atau terjadi penurunan angka
IHK dari 123,24 pada Juni 2015 menjadi 122,44 pada Juli 2015.
Secara umum, dari 82 kota IHK tercatat 80 kota mengalami inflasi (termasuk Kota
Jayapura) dan 2 (dua) kota yang mengalami deflasi (termasuk Merauke). Inflasi tertinggi
terjadi di Pangkal Pinang 3,18 persen dan inflasi terendah terjadi di Pematang Siantar
0,06 persen. Deflasi terbesar terjadi di Merauke -0,65 persen dan deflasi terkecil terjadi di
Tanjung Pandan -0,48 persen. Kota Jayapura menempati urutan ke-72 di tingkat nasional
dan urutan ke-15 di tingkat Sumapua (sulawesi, Maluku, dan Papua). Sedangkan Merauke
menempati urutan ke-82 ditingkat nasional dan urutan ke-18 di tingkat Sumapua.
Kota Jayapura tercatat laju inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2015) sebesar
1,53 persen dan inflasi year on year (Juli 2015 terhadap Juli 2014) sebesar 8,32 persen.
Sedangkan untuk Merauke tercatat laju inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2015) sebesar
-1,18 persen dan laju inflasi year on year (Juli 2015 terhadap Juli 2014) sebesar 6,59 persen.
Gambar 1.Perkembangan Inflasi Kota Jayapura, Kota Merauke dan Nasional
Juni 2014 – Juli 2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
2 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
Pada Juli 2015 inflasi bulanan pada komponen inti Kota Jayapura sebesar 0,55 persen,
inflasi pada komponen yang harganya diatur pemerintah sebesar 2,48 persen dan inflasi
pada komponen bergejolak sebesar -1,25 persen. Sementara itu laju inflasi tahun kalender
pada komponen inti Kota Jayapura sebesar 2,62 persen, inflasi pada komponen yang
harganya diatur pemerintah sebesar 0,65 persen dan inflasi pada komponen bergejolak
sebesar -0,53 persen. Tercatat pula laju inflasi year on year pada komponen inti Kota
Jayapura sebesar 5,54 persen, inflasi pada komponen yang harganya diatur pemerintah
sebesar 14,76 persen, dan inflasi pada komponen bergejolak sebesar 10,83 persen.
Sedangkan Merauke inflasi bulanan pada komponen inti sebesar 0,22 persen, inflasi
pada komponen yang harganya diatur pemerintah sebesar 0,89 persen, dan inflasi pada
komponen bergejolak sebesar -2,97 persen. Sementara itu laju inflasi tahun kalender
pada komponen inti sebesar 2,88 persen, inflasi pada komponen yang harganya diatur
pemerintah sebesar 1,82 persen, dan inflasi pada komponen bergejolak sebesar -9,18
persen. Tercatat pula inflasi tahun year on year pada komponen inti sebesar 5,58 persen,
inflasi pada komponen yang harganya diatur pemerintah sebesar 16,82 persen, dan inflasi
pada komponen bergejolak sebesar 3,70 persen.
Kota Jayapura Kota Merauke
Gambar 2.Laju Inflasi, Inflasi Tahun Kalender, serta Inflasi Year on Year Kota Jayapura dan Kota Merauke
Menurut Kelompok Komponen Juli 2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
3
A. Ekspor Migas dan Non Migas
Pada Juni 2015, ekspor Papua mengalami
peningkatan sebesar 20,70 persen dibandingkan
total ekspor bulan sebelumnya, yaitu dari US$226,78
juta menjadi US$273,72 juta. Peningkatan tersebut
EKSPOR JUNI 2015
Total nilai ekspor Papua pada Juni 2015 sebesar
US$273,72 juta, naik dibandingkan bulan
sebelumnya
utamanya dipicu oleh peningkatan nilai ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) sebesar
US$65,09 juta. Pada Juni 2015 tercatat adanya ekspor migas sebesar US$594.
Nilai ekspor kumulatif Jan-Jun 2015 adalan US$960,85 juta atau 393,17 persen lebih
banyak dibandingkan total ekspor kumulatif yang sama tahun 2014 yang hanya mencapai
US$194,83 juta. Pada Juni 2015, sebesar 99,99 persen ekspor Papua keluar melalui
Pelabuhan Amamapare.
Tabel 1.Ringkasan Perkembangan Ekspor Provinsi Papua
Januari-Juni 2015*
Uraian
Nilai FOB (Juta US$)%
Peruba-han Jun 2015*
thdMei 2015
% Peruba-han
Jan-Jun 2015*
thdJan-Jun
2014
% Peran thd Total Jan-Jun 2015*
Apr 2015
Mei 2015
Jun 2015*
Jan-Jun 2014
Jan-Jun 2015*
Total Ekspor 106,44 226,78 273,72 194,83 960,85 20,70 393,17 100,00
Migas 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 - -27,80 0,00
Non Migas 106,44 226,78 273,72 194,82 960,85 20,70 393,19 100,00Ket: Tanda (*) menunjukkan Angka Sementara
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
4 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
B. Ekspor Menurut Golongan Barang HS 2 Dijit
Sebesar 99,99 persen dari total nilai ekspor Juni 2015 berasal dari nilai ekspor Bijih
Tembaga & Konsentrat (HS26), yakni senilai US$273,70 juta. Nilai ini lebih tinggi 31,20
persen dibandingkan nilainya pada Mei 2015. Pada Juni 2015, tidak tercatat adanya ekspor
golongan Ikan & Hewan Air Lainnya (HS03). Sementara itu, tercatat ekspor golongan Kayu
& Barang dari kayu (HS44) sebesar US$2,00 ribu dan golongan non migas lainnya sebesar
US$0,02 juta.
Ekspor HS26 pada kumulatif Jan-Jun 2015 mengalami peningkatan sebesar US$782,39
juta atau sebesar 702,10 persen karena naiknya volume ekspornya sebesar 1.004,73
persen. Ekspor golongan Kayu & Barang dari Kayu (HS44) pada periode yang sama juga
mengalami peningkatan sebesar US$3,14 juta. Sebaliknya, nilai ekspor golongan HS03
dan golongan non migas lainnya justru menurun, masing-masing sebesar US$19,16 juta
dan US$0,34 juta.
C. Ekspor Menurut Negara Tujuan
Negara yang menjadi tujuan ekspor pada Juni 2015 adalah Jepang, Filipina, Korea
Selatan, India, dan China, dimana masing-masing senilai US$79,42 juta, US$45,75 juta,
US$44,40 juta, US$47,31 juta, dan US$56,82 juta. Komoditi yang diekspor ke negara-negara
tersebut seluruhnya berupa konsentrat tembaga. Nilai ekspor ke negara utama pada Juni
2015 mengalami peningkatan sebesar 31,20 persen dibanding nilai ekspor pada bulan
sebelumnya. Sebaliknya, nilai ekspor ke negara lainnya mengalami penurunan sebesar
99,87 persen.
Pada kumulatif Jan-Jun 2015 ekspor ke negara utama mengalami peningkatan 553,12
persen dibandingkan nilai pada Jan-jun 2014, menjadi sebesar US$896,00 juta. Sementara
itu, nilai ekspor ke negara lainnya naik sebesar 12,52 persen pada Jan-jun 2015 menjadi
US$64,86 juta.Gambar 3.
Nilai Ekspor Provinsi Papua Menurut Negara Tujuan Januari-Juni 2014/2015 (Juta US$)
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
5
A. Impor Migas dan Non Migas
Pada Juni 2015, total impor Papua sebesar
US$52,99 juta yang terdiri atas dasar impor migas
US$10,21 juta dan impor non migas sebesar US$42,78
juta. Komoditi dengan andil terbesar yaitu bahan bakar
IMPOR JUNI 2015
Total impor Papua pada Bulan Juni 2015 sebesar
US$52,99 juta, turun dibanding bulan
sebelumnya
diesel senilai US$8,86 juta (16,73 persen) dan suku cadang alat-alat berat senilai US$3,94
juta (7,44 persen)
Impor kumulatif Jan-Jun 2015 Papua sebesar US$317,94 juta atau turun US$204,99
juta (39,20 persen) dibandingkan total impor Jan-Jun 2014. Penurunan terjadi baik pada
impor migas akibat turunnya impor bahan bakar diesel sebesar US$61,04 juta (43,77
persen), maupun pada impor non migas utama karena turunnya impor Mesin-mesin/
Pesawat Mekanik (HS84) sebesar US$77,76 juta (46,75 persen). Secara kumulatif, neraca
perdagangan Papua pada Jan-Jun 2015 juga mengalami surplus sebesar US$642,92 juta.
Tabel 2.Ringkasan Perkembangan Impor Provinsi Papua
Januari-Juni 2015*
Uraian
Nilai FOB (Juta US$)%
Peruba-han Jun 2015*
thdMei 2015
% Pe-rubahan Jan-Jun 2015*
thdJan-Jun
2014
% Peran thd Total Jan-Jun
2015Apr
2015Mei
2015Jun
2015*Jan-Jun
2014Jan-Jun 2015*
Total Impor 43,10 70,54 52,99 522,93 317,94 -24,88 -39,20 100,00
Migas 9,67 20,26 10,21 151,74 85,44 -49,62 -43,69 26,87
Non Migas 33,43 50,28 42,78 371,19 232,50 -37,36 -37,36 73,13
Ket: Tanda (*) menunjukkan Angka Sementara
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
6 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
B. Impor Menurut Golongan Barang HS 2 Dijit
Nilai impor 10 golongan non migas utama pada Juni 2015 tercatat sebesar US$39,12
juta, turun 11,65 persen dibanding bulan sebelumnya yang sebesar US$44,28 juta. Impor
golongan non migas lainnya pada Juni 2015 turun U$2,34 juta dibandingkan nilainya pada
Mei 2015 menjadi US$3,67 juta. Golongan non migas lainnya dengan andil terbesar adalah
golongan HS36 berupa Bahan Peledak dengan nilai US$0,62 juta.
Pada kumulatif Jan-Jun 2015, impor 10 golongan non migas utama senilai US$211,66
juta, turun US$130,02 juta (38,05 persen) dibandingkan nilainya pada kumulatif yang
sama tahun 2014. Penurunan tersebut dipicu oleh turunnya nilai impor di hampir seluruh
golongan non migas utama maupun golongan non migas lainnya.
C. Impor Menurut Negara Asal
Pada Juni 2015, impor di negara utama sebesar US$34,69 juta, nilai ini turun US$22,58
juta (39,43 persen) dibandingkan nilainya pada Mei 2015 yang sebesar US$57,27 juta.
Impor terbesar berasal dari Australia dimana 37,21 persen impornya berupa Barang-
barang dari besi dan baja (HS73). Nilai impor dari negara lainnya pada Juni 2015 sebesar
US$18,31 juta. Nilai ini meningkat US$5,03 juta dibandingkan nilainya pada Mei 2015 yang
hanya sebesar US$13,28 juta.
Gambar 4.Nilai Impor Provinsi Papua Menurut Negara Asal
Januari-Juni 2014/2015 (Juta US$)
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
7
Lokasi Foto: Kabupaten Paniai
A. Penumpang Berangkat dan Datang
Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri
yang berangkat pada Juni 2015 tercatat 12,029 orang
atau naik 92,90 persen dibanding bulan sebelumnya.
Jumlah penumpang berangkat dan datang naik
dibanding bulan sebelumnya
Jumlah penumpang angkutan laut di Pelabuhan Jayapura naik 103,92 persen dan di
Pelabuhan Merauke naik 31,58 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif Januari-Juni
2014, jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang berangkat pada kumulatif
yang sama tahun 2015 turun 0,44 persen.
Sementara itu, jumlah penumpang angkutan laut yang datang pada Juni 2015
tercatat 10.299 orang atau naik 24,43 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah
penumpang angkutan laut di Pelabuhan Jayapura naik 26,69 persen dan di Pelabuhan
Merauke naik 13,79 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif Januari-Juni 2014, jumlah
penumpang angkutan laut dalam negeri yang datang pada kumulatif yang sama tahun
2015 turun 1,93 persen.
ANGKUTAN LAUTJUNI 2015
Tabel 3.Perkembangan Penumpang Berangkat dan Datang Angkutan Laut Dalam Negeri
Pelabuhan Jayapura dan Pelabuhan Merauke, Juni 2015
Pelabuhan
Jumlah Penumpang Berangkat Jumlah Penumpang Datang
Mei 2015
(Orang)
Jun 2015
(Orang)
% Peruba-han Jun
2015* thdMei 2015
Jan-Jun 2015
(Orang)
Mei 2015
(Orang)
Jun 2015
(Orang)
% Peruba-han Jun
2015* thdMei 2015
Jan-Jun 2015
(Orang)
Jayapura 5.286 10.779 103.,92 43.671 6.827 8.649 26,69 62.721
Merauke 950 1.250 31,58 6.662 1.450 1.650 13,79 8.823
Total 6.236 12.029 92,90 50.333 8.277 10.299 24,43 71.544
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
8 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
B. Muat dan Bongkar Barang
Jumlah barang yang dimuat pada Juni 2015
mencapai 12.886 ton atau turun 43,09 persen dibanding
bulan sebelumnya. Jumlah barang yang dimuat di
Pelabuhan Jayapura turun 67,98 persen, sedangkan di
Jumlah muat barang turun dibanding bulan sebelum-nya, sedangkan bongkar
barang meningkat
Pelabuhan Merauke naik 297,73 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif Januari-Juni
2014, jumlah barang dimuat pada kumulatif yang sama tahun 2015 turun 77,30 persen.
Jumlah barang yang dibongkar pada Juni 2015 mencapai 360.413 ton atau naik
76,01 persen dibanding bulan sebelumnya. Jumlah barang yang dibongkar di Pelabuhan
jayapura naik 75,57 persen dan di Pelabuhan Merauke naik 80,23 persen. Bila dibandingkan
dengan kumulatif januari-Juni 2014, jumlah barang dibongkar pada kumulatif yang sama
tahun 2015 turun 55,48 persen.
Tabel 4.Perkembangan Penumpang Berangkat dan Datang Angkutan Laut Dalam Negeri
Pelabuhan Jayapura dan Pelabuhan Merauke, Juni 2015
Pelabuhan
Jumlah Muat Barang Jumlah Bongkar Barang
Mei 2015 (Ton)
Jun 2015 (Ton)
% Peruba-han Jun
2015* thdMei 2015
Jan-Jun 2015 (Ton)
Mei 2015 (Ton)
Jun 2015 (Ton)
% Peruba-han Jun
2015* thdMei 2015
Jan-Jun 2015 (Ton)
Jayapura 21.101 6.757 -67,98 104.950 185.238 325.218 75,57 1.385.007
Merauke 1.541 6.129 297,73 17.369 19.528 35.195 80,23 160.843
Total 22.642 12.886 -43,09 122.319 204.766 360.413 76,01 1.545.850
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
9
Lokasi Foto: Kabupaten Paniai
A. Penumpang Berangkat dan Datang
Jumlah penumpang angkutan udara domestik
yang berangkat pada Mei 2015 tercatat 73.439 orang
atau naik 20,42 persen dibanding bulan sebelumnya.
Jumlah penumpang berangkat dan datang pada
Mei 2015 naik dibanding bulan sebelumnya
Jumlah penumpang angkutan udara di Bandara Sentani naik 25,62 persen, sedangkan di
Bandara Moppah naik 0,35 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif Januari-Mei 2014,
jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat pada periode yang sama
tahun 2015 turun 5,94 persen.
Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara yang datang pada Mei 2015
tercatat 75.353 orang atau naik 24,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah
penumpang angkutan udara di Bandara Sentani naik 30,36 persen, sedangkan di Bandara
Moppah turun 0,12 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif Januari-Mei 2014, jumlah
penumpang angkutan udara domestik yang datang pada kumulatif yang sama tahun
2015 turun 5,99 persen.
ANGKUTAN UDARAMEI 2015
Tabel 5.Perkembangan Penumpang Berangkat dan Datang Angkutan Udara Dalam Negeri
Bandara Sentani dan Bandara Mopah, Mei 2015
Bandara
Jumlah Penumpang Berangkat Jumlah Penumpang Datang
Apr 2015
(Orang)
Mei 2015
(Orang)
% Peruba-han Mei 2015 thdApr 2015
Jan-Mei 2015
(Orang)
Apr 2015
(Orang)
Mei 2015
(Orang)
% Peruba-han Mei 2015 thdApr 2015
Jan-Mei 2015
(Orang)
Sentani 48.429 60.836 25,62 289.655 48.335 63.009 30,36 274.156
Mopah 12.559 12.603 0,35 62.023 12.359 12.344 -0,12 61.910
Total 60.988 73.439 20,42 351.678 60.694 75.353 24,15 336.066
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
10 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
B. Muat dan Bongkar Barang
Jumlah barang yang dimuat pada Mei 2015
sebesar 17.360.762 kg atau naik 612,02 persen
dibanding bulan sebelumnya. Jumlah barang yang
dimuat di Bandara Sentani naik 644,58 persen
Jumlah muat barang pada Mei 2015 turun,
sedangkan bongkar barang naik dibanding bulan
sebelumnya
sedangkan di Bandara Moppah turun 22,50 persen. Bila dibandingkan dengan kumulatif
Januari-Mei 2014, jumlah barang dimuat pada periode yang sama tahun 2015 turun 7,22
persen.
Jumlah barang yang dibongkar pada Mei 2015 mencapai 675.546 kg atau naik 73,13
persen dibanding bulan sebelumnya. Jumlah barang yang dibongkar di Bandara Sentani
naik 105,23 persen sedangkan di Bandara Moppah turun 18,61 persen. Bila dibandingkan
dengan kumulatif Januari-Mei 2014, jumlah barang dibongkar pada kumulatif yang sama
tahun 2015 turun 8,26 persen.
Tabel 6.Perkembangan Muat dan Bongkar Barang Angkutan Udara Dalam Negeri
Bandara Sentani dan Bandara Mopah, Mei 2015
Ban-dara
Jumlah Muat Barang Jumlah Bongkar Barang
Apr 2015 (Kg)
Mei 2015 (Kg)
% Pe-rubahan Mei 2015
thdApr 2015
Jan-Mei 2015 (Kg)
Apr 2015 (Kg)
Mei 2015 (Kg)
% Pe-rubahan Mei 2015
thdApr 2015
Jan-Mei 2015 (Kg)
Sentani 2.319.217 17.268.522 644,58 47.595.188 289.044 593.211 105,23 2.753.356
Mopah 119.013 92.240 -22,50 478.350 101.162 82.335 -18,61 455.078
Total 2.438.230 17.360.762 612,02 48.073.538 390.206 675.546 73,13 3.208.434
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
11
A. Nilai Tukar Petani (NTP)
NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks
harga diterima petani (It) terhadap harga dibayar petani
(Ib) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator
NTP Papua pada Juli 2015 turun 0,07 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi
96,91
untuk melihat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya
tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi
maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat
kemampuan/daya beli petani.
Bila dibandingkan NTP Papua pada Juni 2015 sebesar 96,98, NTP Papua Juli 2015
menngalami penurunan 0,07 persen menjadi 96,91. Berdasarkan pemantauan harga
pedesaan di beberapa daerah di Papua, meningkatnya indeks NTP disebabkan oleh
meningkatnya indeks harga diterima petani (It) sebesar 0,15 persen dan indeks harga
dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,23 persen.
Grafik dibawah ini menunjukkan perkembangan NTP Papua bulan Juli 2015 dengan
bulan sebelumnya dimana hanya subsektor perikanan yang mengalami kenaikan NTP
sebesar 1,16 persen. Sebaliknya, NTP subsektor tanaman pangan, NTP hortikultura, NTP
perkebunan rakyat, dan NTP peternakan mengalami penurunan indeks, masing-masing
sebesar -0,02 persen; -0,42 persen; -0,10 persen; dan -0,14 persen.
NILAI TUKAR PETANI (NTP)JULI 2015
Gambar 5.Perkembangan NTP Papua Menurut Subsektor
Juni-Juli 2015 (2012=100)
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
12 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
Perubahan harga komoditas yang dihasilkan petani ditunjukkan oleh indeks harga
yang diterima petani (It). Pada Juli 2015, lt Papua adalah sebesar 112,35 atau meningkat
sebesar 0,15 persen dibandingkan lt Juni 2015. Dari lima subsektor pertanian, hanya
subsektor hortikultura yang mengalami penurunan indeks sebesar 0,15 persen, sedangkan
empat subsektor (tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan
perikanan) mengalami kenaikan lt masing-masing sebesar 0,18 persen; 0,02 persen; 0,06
persen; dan 1,58 persen.
Melalui indeks harga dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani, baik untuk kebutuhan
rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian. Ib Papua pada Juli 2015
adalah 115,93 atau 0,23 persen lebih tinggi dibandingkan Ib bulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 115,67. Peningkatan Ib gabungan tersebut didorong oleh meningkatnya
Ib di seluruh subsektor pertanian dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subsektor
hortikultura sebesar 0,41 persen.
B. Perkembangan Indeks Harga Konsumen Pedesaan
Perubahan indeks harga konsumsi rumah tangga mencerminkan angka inflasi/
deflasi pedesaan. Pada Juli 2015, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar 0,31
persen yang dipicu oleh kenaikan indeks harga pada seluruh subkelompok pengeluaran
rumah tangga. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada subkelompok transportasi
dan komunikasi sebesar 0,44 persen, kemudian diikuti oleh subkelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,35 persen, subkelompok bahan makanan naik
sebesar 0,33 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,24 persen, subkelompok
sandang yang naik 0,23 persen,n subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik
sebesar 0,18 persen dan kelompok kesehatan naik sebesar 0,06 persen.Gambar 6.
Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Menurut Kelompok PengeluaranProvinsi Papua Juni - Juli 2015 (2012=100)
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
13
Lokasi Foto: Kabupaten Kepulauan Yapen
A. Industri Manufaktur Besar Dan Sedang Triwulan II Tahun 2015
Pertumbuhan industri Manufaktur Besar dan
Sedang (q-to-q) Provinsi Papua triwulan II-2015
INDUSTRI MANUFAKTURTRIWULAN II TAHUN 2015
Pertumbuhan produksi IBS (q-to-q) Papua pada triwulan II-2015 sebesar 6,59 persen
mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,59 persen dari triwulan I-2015 dan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang tumbuh 2,34 persen. Angka
pertumbuhan tersebut disebabkan karena meningkatnya bahan baku produksi yang
diperoleh secara lokal khususnya untuk bahan produksi industri makanan (KBLI 10) selama
triwulan II-2015. Selain itu, karena pengaruh menguatnya nilai tukar mata uang dolar
terhadap nilai mata uang rupiah. Perlu diketahui, bahwa produk industri besar dan sedang
tersebut sebagian besar diekspor ke luar negeri.
Dari beberapa jenis IBS yang ada di Papua, hanya Industri Makanan (KBLI 10) dan
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman
dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) saja yang dapat dipublikasikan. Hal ini
disebabkan karena tidak semua jenis industri manufaktur besar dan sedang memenuhi
syarat penghitungan pertumbuhan produksi industri, karena jumlah perusahaannya yang
sangat sedikit.
Gambar 7.Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan II Tahun 2015
Provinsi Papua Menurut KBLI (persen)
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
14 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
B. Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan II Tahun 2015
Pertumbuhan produksi Industri Mikro dan
Kecil (IMK) di Papua (q-to-q) pada Triwulan II-2015
Pertumbuhan produksi IMK Papua pada triwulan II-2015
sebesar -2,80 persen
mengalami pertumbuhan negatif sebesar -2,80 persen dari triwulan I-2015. Turunnya
pertumbuhan tersebut sangat dipengaruhi oleh karena menurunnya produksi komoditi
makanan tertentu, khususnya produksi komoditi industri pengolahan dan pengawetan
produk daging dan unggas (KBLI 10130) dan produksi komoditi industri pengolahan
kopi dan teh (KBLI 10761). Perlu diketahui, bahwa kontribusi (share) komoditi makanan
terhadap pertumbukan IMK di Papua pada 2015 cukup signifikan, yaitu sekitar 47 persen.
Jika dibandingkan pertumbuhan produksi triwulan II-2014, pertumbuhan produksi
IMK (y-on-y) Papua triwulan II-2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,49 persen
dan lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan nasional sebesar 4,57 persen. Hal ini
kemungkinan dapat disebabkan karena meningkatnya beberapa komoditi terutama
produk industri percetakan dan reproduksi media rekaman; industri barang dari logam,
bukan mesin dan peralatannya; industri pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit dan
alas kaki; dan industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk
furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.
Kode KBLI Jenis Industri
Pertumbuhan
q to q c to c y on y
10 Industri Makanan -3,99 13,11 7,44
11 Industri Minuman -5,48 16,05 11,20
13 Industri Tekstil -6,30 18,61 10,09
14 Industri Pakaian Jadi 2,90 20,46 22,07
15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -1,98 18,66 12,94
16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus
(tidak termasuk furniture) dan Barang Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya
7,70 35,82 38,37
18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 2,56 3,94 5,26
21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional -4,62 -2,31 -8,78
22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 8,23 23,34 29,36
23 Industri Barang Galian Bukan Logam 0,44 -1,34 -2,35
25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 6,21 -12,18 -10,15
30 Industri Alat Angkutan Lainnya -6,07 -13,78 -13,78
31 Industri Furnitur 0,44 -0,30 -0,30
32 Industri Pengolahan Lainnya 13,56 -14,30 -14,30
Tabel 7.Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II Tahun 2014
Provinsi Papua Menurut KBLI (persen)
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
15
A. PDRB Menurut Lapangan Usaha Peningkatan terjadi pada
nilai PDRB ADHB dan ADHK, dengan serta tanpa pertambangan dan
penggalian
Pada triwulan II tahun 2015, nilai PDRB ADHB
dengan pertambangan dan penggalian mencapai
Rp33,251 triliun atau naik sekitar Rp2,44 triliun
dibanding triwulan I-2015. Kenaikan nilai tambah
PDRB TAHUN 2014 DAN TRIWULAN 1 2015
juga terjadi pada PDRB Papua ADHB tanpa pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar
Rp24,529 triliun atau naik 1,009 triliun dibanding triwulan I-2015. Total PDRB ADHK
lapangan usaha dengan dan tanpa pertambangan dan penggalian juga mengalami
peningkatan. PDRB ADHK dengan pertambangan dan penggalian mencapai Rp32,602
triliun, dan PDRB ADHK tanpa pertambangan dan penggalian mencapai Rp18,809 triliun
pada triwulan II-2015.
Berdasarkan struktur PDRB triwulan II-2015, kategori ekonomi yang memiliki peranan
terbesar terhadap perekonomian Papua adalah kategori pertambangan dan penggalian
sebesar 26,23 persen. Namun, jika kategori pertambangan dan penggalian dieliminir,
kategori pertanian merupakan kategori yang paling dominan dalam pembentukan PDRB
Papua, sebesar 20,35 persen.Gambar 8.
Laju Pertumbuhan (q-to-q) dan (y-on-y) serta Distribusi PDRB Beberapa Lapangan UsahaTriwulan II-2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
16 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
Perekonomian Papua pada triwulan II-2015 bila dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 7,26 persen. Peningkatan
ekonomi terjadi karena sebagian besar lapangan usaha kecuali jasa keuangan mengalami
pertumbuhan positif. Jika dibandingkan dengan triwulan II-2014 (y-on-y), perekonomian
Papua triwulan II-2015 mengalami pertumbuhan positif 12,77 persen.
Pada triwulan II-2015, kategori pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 4,72
persen (q-to-q). Peningkatan produksi pada beberapa komoditi pertanian mendukung
pertumbuhan sektor ini. Secara total kategori pertanian jika dibandingkan dengan triwulan
II-2014 (y-on-y) tumbuh 3,45 persen. Kategori pertambangan dan penggalian mengalami
pertumbuhan positif sebesar 25,61 persen (y-on-y) jika dibandingkan dengan triwulan
yang sama tahun 2014. Hal tersebut disebabkan karena peningkatan produksi tambang
bijih logam PT. Freeport di Mimika. Industri pengolahan juga merupakan salah satu
kategori yang mengalami pertumbuhan positif, hal tersebut disebabkan oleh peningkatan
pada industri besar sedang di Papua. Selain itu industri kayu, anyaman dari bambu, rotan
juga mengalami peningkatan. Kegiatan seperti perayaan hari keagamaan, festival budaya,
serta penambahan rute baru beberapa maskapai, mendukung peningkatan ekonomi
papua pada triwulan II-2015.
Dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q), PDRB Papua tanpa pertambangan dan
penggalian triwulan II-2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,25 persen.
Sedangkan dibanding triwulan yang sama tahun 2014 (y-on-y), juga mengalami
pertumbuhan positif atau ekspansi 4,91 persen.
Gambar 9.Pertumbuhan Ekonomi Papua
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
17
B. PDRB Menurut Pengeluaran
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi
triwulan II-2015 sebesar 12,77 persen. Ekspor luar negeri
merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan
Komponen impor luar negeri mengalami pertumbuhan
tertinggi pada triwulan II-2015 sebesar 1.531,64
persen
tertinggi sebesar 1.531,64 persen. Pada triwulan II-2014 tidak terjadi adanya ekspor Bijih,
Kerak dan Abu Logam/Ores, Slag and Ash ke luar negeri, sebagai akibat dari UU Minerba.
Sedangkan triwulan II-2015 tercatat ekspor Papua HS26 merupakan penyumbang terbesar
ekspor luar negeri Papua.
Struktur ekonomi Papua triwulan II-2015 menurut pengeluaran didominasi oleh
Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (52,60 persen), diikuti Pembentukan
Modal Tetap Bruto (34,09 persen), Ekspor Luar Negeri (26,87 persen) dan Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah (23,93 persen).
Ekonomi Papua triwulan II-2015 mengalami percepatan pertumbuhan (7,26 persen).
Hal ini disebabkan oleh Komponen Ekspor Luar Negeri yang tumbuh 91,71 persen
dibanding triwulan I-2015 (minus 36,37 persen). Ekspor Bijih, Kerak dan Abu Logam/Ores,
slag and ash tumbuh 87,90 persen; kayu, barang dari kayu/wood and articles of wood
tumbuh 19,36 persen; serta Konsumsi Rumah Tangga yang mengalami percepatan dengan
tumbuh 1,37 persen karena didorong oleh adanya biaya persiapan dan pelaksanaan ujian
akhir tahun ajaran (April-Mei 2015).Gambar 10.
Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Komponen Tahun 2014
Gambar 11. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa
Komponen Triwulan II - 2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
19
A. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II Tahun 2015
Indeks Tendeksi Konsumen (ITK) Provinsi
Papua pada Triwulan II-2015 (April-Juni) sebesar
107,57, artinya kondisi ekonomi konsumen membaik
ITK Papua pada triwulan II-2015 sebesar 107,57, berada
di atas ITK Nasional (ITK 105,22)
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II 2015
dibanding triwulan sebelumnya (Januari-Maret). Peningkatan tersebut terlihat pada nilai
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Papua pada Triwulan II-2015 yang berada di atas 100 (nilai
indeks 107,57).
Perbaikan kondisi ekonomi konsumen terutama dipengaruhi oleh peningkatan
pendapatan rumah tangga (nilai indeks sebesar 113,69). Selain itu juga didorong oleh
rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan rumah tangga (nilai indeks
sebesar 100,49) dan meningkatnya konsumsi makanan dan non makanan (nilai indeks
sebesar 101,94).
Secara nasional, kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan II-2015 (nilai indeks
105,22) meningkat dibanding Triwulan I-2015 (nilai indeks 100,87), dan tingkat optimisme
konsumen lebih tinggi dari pada Triwulan I-2015. Peningkatan kondisi ekonomi konsumen
di tingkat nasional terjadi karena adanya peningkatan kondisi ekonomi konsumen di 31
provinsi dan 17 provinsi diantaranya memiliki nilai indeks di atas nasional. Provinsi yang
memiliki nilai ITK tertinggi adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (nilai ITK sebesar
111,73), Sulawesi Barat (nilai ITK sebesar 111,64) dan DKI Jakarta (nilai ITK sebesar 109,71).Gambar 12.
ITK Triwulan II Tahun 2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
20 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
B. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III Tahun 2015
Nilai ITK Provinsi Papua pada Triwulan III-2015
diperkirakan sebesar 112,27; artinya kondisi ekonomi
konsumen pada Triwulan III-2015 diperkirakan akan
Perkiraan ITK Papua pada triwulan III-2015 sebesar
112,27, lebih tinggi dibanding ITK Nasional
(107,91)
membaik dibanding Triwulan II-2015. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen
pada Triwulan III-2015 didorong oleh perkiraan rencana pembelian barang tahan lama,
rekreasi dan pesta/hajatan (nilai indeks sebesar 115,57) dan peningkatan pendapatan
rumah tangga mendatang (nilai indeks sebesar 110,37).
Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan III-2015 terjadi di
semua provinsi di Indonesia (33 provinsi), dimana 16 provinsi diantaranya (48,48 persen)
memiliki nilai ITK di atas nilai ITK nasional. Tiga provinsi yang diperkirakan memiliki nilai
ITK tertinggi pada Triwulan III-2015 adalah DKI Jakarta (nilai ITK sebesar 116,38), Gorontalo
(nilai ITK sebesar 116,03), dan Sulawesi Barat (nilai ITK sebesar 115,96). Sebaliknya, tiga
provinsi yang diperkirakan memiliki nilai ITK terendah adalah Aceh (nilai ITK sebesar
105,19), Sumatera Utara (nilai ITK sebesar 105,31), dan Jambi (nilai ITK sebesar 105,81).
Gambar 13.Perkiraan ITK Triwulan III Tahun 2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
21
persentase penduduk miskin menurun sebesar 4,72 persen. Penurunan persentase
penduduk miskin terbesar terjadi pada periode Maret 2010 - Maret 2011 di mana terdapat
4,82 persen penduduk yang pada tahun 2010 penghasilannya di bawah garis kemiskinan
kini bergeser di atas garis kemiskinan sehingga menjadi tidak miskin.
Saat ini jumlah penduduk miskin di Papua kondisi September 2014 sebesar 864,11 ribu
orang atau sebesar 27,80 persen. Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada enam
bulan sebelumnya (Maret 2014) yang berjumlah 924,41 ribu jiwa, maka terjadi penurunan
jumlah penduduk miskin sebesar 60,3 ribu orang. Dengan demikian, secara persentase,
tingkat kemiskinan di Papua pada periode Maret 2014 - September 2014 mengalami
penurunan sebesar 2,25 persen yaitu dari 30,05 persen pada Maret 2014 menjadi 27,80
persen pada September 2014.
Pada lima tahun pertama Otonomi Khusus (Otsus)
Papua berjalan (2001-2005) persentase penduduk
miskin menurun sebesar 0,97 persen, yaitu dari 41,80
persen menjadi 40,83 persen. Sedangkan pada
lima tahun kedua pelaksanaan Otsus (2006-2010)
Jumlah penduduk miskin September 2014 mencapai
864,11 ribu orang atau 27,80 persen
KEMISKINANSEPTEMBER 2014
Gambar 14.Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Papua
Tahun 1999-2014
Keterangan : • Data sebelum tahun 2006 masih gabung dengan Papua Barat• Jumlah penduduk miskin 2006-2010 hasil backcasting berdasarkan SP2010• Jumlah penduduk miskin 2011-2014 hasil backcasting berdasarkan hasil proyeksi penduduk
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
22 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
Dilihat menurut tipe daerahnya, penduduk miskin di Papua terkonsentrasi di daerah
perdesaan, di mana pada September 2014 terdapat sebanyak 828,5 ribu orang atau
sebesar 35,87 persen penduduk miskin tinggal di perdesaan, sedangkan di perkotaan
hanya 35,61 ribu orang (4,46 persen). Jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2014,
terdapat penurunan jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 3,05 persen.
Namun hal sebaliknya terjadi di daerah perkotaan, jumlah penduduk miskin mengalami
kenaikan sebanyak 239 orang.
Selama Maret 2014 – September 2014 terjadi kenaikan GK yang mencapai Rp 2.824,-
atau sebesar 0,79 persen. Kenaikan GK paling tinggi terjadi pada periode Maret 2013 -
September 2013 mencapai Rp24.071,- disebabkan karena lonjakan inflasi yang cukup
tajam akibat kenaikan harga BBM. Ditinjau menurut tipe daerahnya, GK daerah perkotaan
pada September 2014 sebesar Rp408.419,- lebih tinggi dibanding GK perdesaan yang
mencapai Rp340.846,-. Hal ini berarti, biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal
yang layak lebih besar di perkotaan daripada di perdesaan.
Jika dibandingkan dengan kondisi pada Maret 2014, indeks kedalaman dan keparahan
kemiskinan Provinsi Papua mengalami penurunan walaupun tidak begitu besar. Tercatat
P1 turun 0,44 poin, sementara itu P2 turun sebesar 0,11 poin. Kondisi ini menunjukkan arah
pembangunan yang semakin baik, walaupun pada periode enam bulan terakhir terjadi
sedikit kenaikan penduduk miskin untuk wilayah perkotaan namun rata-rata pengeluran
penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan.
TahunGaris Kemiskinan
(Per Kapita Per Bulan)
Kota Desa K+D
2010 298.285 247.563 259.128
Mar-11 314.606 262.626 276.116
Sep-11 320.321 266.271 280.302
Mar-12 321.228 271.431 284.388
Sep-12 344.415 281.022 297.502
Mar-13 362.401 298.395 315.025
Sept-13 387.789 322.079 339.096
Mar-14 404.944 338.206 355.380
Sep-14 408.419 340.846 358.204
Gambar 15.Garis Kemiskinan Provinsi Papua Menurut Daerah
Maret 2010 – September 2014
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
23
34.555 orang dibanding kondisi Agustus 2014 dan naik 20.638 orang dibanding Februari
2014. Sejalan dengan hal itu, jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2015
bertambah sebanyak 28.620 orang dibandingkan Agustus 2014 dan bertambah 15.838
orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2014) menjadi 1.646.057 orang
Jumlah pengangguran di Provinsi Papua pada Februari 2015 mencapai 63.611 orang
atau 3,72 persen dari total angkatan kerja. Angka tersebut tidak mengalami penurunan
dibanding keadaan enam bulan yang lalu (Agustus 2014) dan setahun yang lalu (Februari
2014). Dibanding keadaan Agustus 2014, penganggurannya meningkat sebesar 5.935
orang dan juga dibanding keadaan Februari 2014 penganggurannya meningkat sebesar
4.800 orang. Sejalan dengan hal tersebut, indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
juga mengalami peningkatan dari 3,48 persen pada Februari 2014 menjadi 3,72 persen
pada Februari 2015.
Jumlah angkatan kerja dan penduduk yang
bekerja di Papua pada Februari 2015 mengalami
kenaikan dibanding periode yang sama pada tahun
sebelumnya. Tercatat jumlah angkatan kerja pada
Februari 2015 mencapai 1.709.668 orang, bertambah
TPAK dan TPT di Papua pada Februari 2015, masing-
masing sebesar 79,26 dan 3,72 persen
KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015
Tabel 8.Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Di Provinsi Papua
Februari 2012 – Agustus 2014
Jenis Kegiatan Usaha2013* 2014* 2015*
Februari Agustus Februari Februari Agustus Februari
Penduduk 15+ 2.057.145 2.072.706 2.097.242 2.129.404 2.157.087 2.129.404
Angkatan Kerja 1.645.263 1.610.484 1.689.030 1.675.113 1.709.668 1.675.113
Bekerja 1.598.196 1.559.675 1.630.219 1.617.437 1.646.057 1.617.437
Menganggur 47.067 50.809 58.811 57.676 63.611 57.676
Bukan Angkatan Kerja 411.882 462.222 408.212 454.291 447.419 454.291
Sekolah 160.390 186.011 167.469 192.348 180.524 192.348
Mengurus RT 202.145 221.403 174.640 204.659 216.743 204.659
Lainnya 49.347 54.808 66.103 57.284 50.152 57.284
TPAK (%) 79,98 77,70 80,54 78,67 79,26 78,67
TPT (%) 2,86 3,15 3,48 3,44 3,72 3,44*) Februari 2013-Agustus 2014 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2015
**) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2015 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
24 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
Struktur lapangan pekerjaan di Provinsi Papua pada Februari 2015 tidak mengalami
perubahan. Sektor pertanian masih menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan
tenaga kerja di Papua. Tercatat pada Februari 2015 jumlah pekerja di sektor ini adalah
sebesar 68,76 persen dari total tenaga kerja. Dilihat menurut status pekerjaan utama, dari
1.646.057 orang pada Februari 2015, sebanyak 34,12 persen merupakan pekerja tidak
dibayar/pekerja keluarga. Status pekerjaan utama lainnya yang memiliki persentase di atas
10 persen yakni berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar (28,12 persen), buruh/
karyawan (21,57 persen), dan berusaha sendiri (14,01 persen). Status berusaha dibantu
buruh tetap/buruh dibayar dan status pekerja bebas pertanian maupun non pertanian
mempunyai persentase kecil sekitar kurang dari satu persen.
Angka pengangguran di Papua pada Februari 2015 mencapai 3,72 persen dari
total angkatan kerja. Angka ini masih berada di bawah angka pengangguran nasional
sebesar 5,81 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi di Papua berada pada
penganggur dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas yang mencapai 10,30
persen. Sebaliknya TPT terkecil berada pada penganggur dengan tingkat pendidikan SD
ke bawah yakni kurang dari satu persen.
Selama setahun terakhir (Februari 2014 − Februari 2015), secara umum TPT di Papua
mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen. Akan tetapi, menurut tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan hampir seluruhnya angka TPT mengalami penurunan kecuali
pendidikan sekolah menengah atas dan universitas. Penurunan TPT terbesar terjadi pada
penganggur dengan tingkat pendidikan diploma sekitar 1,86 persen.Gambar 16.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Provinsi Papua Februari 2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
25
(8,44 persen) dibandingkan tahun 2013 (169.791 ton GKG). Peningkatan produksi karena
bertambahnya luas panen seluas 2.431 hektar (5,91 persen) dan naiknya produktivitas
sebesar 0,99 kuintal/hektar (2,4 persen). Sementara produksi jagung diperkirakan
mencapai 6.942 ton pipilan kering (PK), turun sebesar 92 ton (1,31 persen) dibandingkan
tahun 2013 (7.034 ton PK). Walaupun ada peningkatan produktivitas jagung sebesar 0,23
kuintal/hektar (0,98 persen), ternyata berkurangnya luas panen sebesar 69 hektar (2,3
persen) lebih berperan mempengaruhi turunnya produksi Jagung.
Produksi kedelai diperkirakan mencapai 3.574 ton biji kering (BK), turun sebesar
1.036 ton (22,47 persen) dibandingkan tahun 2013 (4.609,6 ton BK). Penurunan produksi
disebabkan karena berkurangnya luas panen sebesar 698 hektar (18,61 persen) dan
penurunan produktivitas sebesar 0,58 kuintal/hektar (4,72 persen).
Produksi kacang tanah dan kacang hijau Papua tahun 2014 diperkirakan sebesar 1.960
ton biji kering (BK) dan 311 ton biji kering (BK). Produksi kacang tanah dan kacang hijau
turun dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan produksi kacang tanah disebabkan
karena berkurangnya luas panen sebesar 51 hektar (2,61 persen) dan penurunan
produktivitas sebesar 0,16 kuintal/hektar (1,53 persen). Sedangkan penurunan produksi
kacang hijau diperkirakan karena berkurangnya luas panen sebesar 361 hektar (55,62
persen), walaupun produktivitas meningkat sebesar 0,29 kuintal/hektar (2,76 persen).
Produksi padi Papua tahun 2014 (Angka
Sementara) diperkirakan mencapai 184.124 ton
gabah kering giling (GKG), naik sebanyak 14.333 ton
Berdasarkan Angka Sementara 2014
PRODUKSI TANAMAN PANGAN TAHUN 2014
Gambar 17 .Produksi Tanaman Pangan Papua Tahun 2011 – 2014 (Aram II)
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
26 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
Produksi Ubi Kayu Papua tahun 2014 (Angka
Ramalan II) diperkirakan mencapai 33.220 ton
umbi basah (UB), turun 5.680 ton (14,60 persen)
dibandingkan tahun 2013 (38.900 ton UB). Penurunan
produksi diperkirakan karena menurunnya luas panen
Provinsi Papua termasuk tiga provinsi penghasil ubi jalar terbesar se Indonesia selain Provinsi Jawa Timur
dan Jawa Barat
sebesar 545 hektar 17,19 persen), walaupun di sisi produktivitas meningkat sebesar 3,82
kuintal/hektar (3,11 persen). Persentase penurunan produksi ubi kayu di Papua tahun 2014
berbanding berbalik dengan produksi Nasional yang mengalami peningkatan sebesar
2,60 persen.
Produksi Ubi Provinsi Papua tahun 2014 diperkirakan mencapai 408.545 ton umbi
basah (UB), naik sebanyak 3.024 ton (0,75 persen) dibandingkan tahun 2013 (405.521 ton
UB). Walaupun ada penurunan produktivitas sebesar 2,47 kuintal/hektar (1,89 persen),
ternyata meningkatnya luas panen sebesar 830 hektar (2,68 persen) lebih berperan
mempengaruhi naiknya produksi ubi jalar. Persentase peningkatan produksi ubi jalar di
Papua tahun 2014 berbanding terbalik dibanding Nasional yang mengalami penurunan
sebesar 0,01 persen. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2014, provinsi penghasil ubi
jalar terbesar adalah Jawa Barat, Papua dan Jawa Timur. Dibandingkan tahun 2013,
kontribusi produksi Papua di tahun 2014 meningkat dari kontribusi 14,83 persen menjadi
17,31 persen.
Gambar 18.Kontribusi Tanaman Pangan Papua terhadap Nasional Tahun 2014
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
27
mempunyai wilayah dengan batas yang jelas, 2) mempunyai penduduk yang menetap
di wilayah tersebut, dan 3) mempunyai pemerintahan. Menurut Podes 2014, di Papua
terdapat 4.971 wilayah administrasi setingkat desa yang terdiri dari 4.777 desa dan 94
kelurahan, serta 529 kecamatan dan 29 kabupaten. Selain itu, sebanyak 159 desa tidak
dapat dikategorikan karena tidak memenuhi tiga syarat utama sebuah desa.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang dana desa yang bersumber
dari APBN, salah satu komponen yang digunakan untuk pengalokasian adalah Indeks
Kesulitan Geografis (IKG) Desa. IKG merupakan indeks komposit yang mempunyai skala
0-100 dan disusun oleh tiga komponen, yaitu: 1) ketersediaan pelayanan dasar, 2) kondisi
infrastruktur, dan 3) aksesibilitas/transportasi. Semakin tinggi indeks menunjukkan tingkat
kesulitan geografis yang semakin tinggi. Di Papua, IKG terendah terdapat di Desa Limau
Asri Barat (Kabupaten Mimika) sebesar 17,05, sedangkan IKG tertinggi berada di Desa
Dorera Distrik Wan/Taiyeve (Kabupaten Tolikara) tercatat sebesar 97,89.
Podes 2014 dilaksanakan pada bulan April 2014
secara sensus terhadap seluruh wilayah administrasi
pemerintahan terendah setingkat desa. Wilayah
tersebut harus memenuhi tiga syarat, yaitu 1)
Provinsi Papua terdapat 4.777 desa, 94 kelurahan,
529 kecamatan, dan 29 kabupaten
POTENSI DESA (PODES) 2014
Gambar 19.Jumlah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan Hasil Podes
Provinsi Papua, 2008-2014
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
28 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
Desa/kelurahan terdepan adalah istilah untuk menyebut desa/kelurahan yang
wilayahnya berbatasan langsung darat dengan negara lain. Berdasarkan data Podes 2014
terdapat 49 desa/kelurahan terdepan yang berbatasan langsung dengan negara Papua
Nugini (PNG). Wilayah tersebut terdapat di 22 kecamatan yang tersebar di lima kabupaten,
yaitu: Merauke, Boven Digoel, Pegunungan Bintang, Keerom, dan Kota Jayapura.
Menurut Podes 2014 terdapat 29 desa yang berada di lima pulau-pulau kecil terluar
yang tercantum pada PP 78 Tahun 2005. Wilayah tersebut tersebar di tiga Kabupaten,
yaitu: Kabupaten Supiori, Sarmi, dan Merauke. Selain itu juga terdapat satu pulau terluar di
Kabupaten Mimika, yaitu Pulau Laag.
Keberadaan Infrastruktur di Papua berdasarkan Podes 2014. Tercatat sebanyak
59,37 persen desa/kelurahan yang belum memiliki SD/MI, 55,01 persen kecamatan telah
memiliki SLTP/sederajat. Dari total 529 kecamatan, hanya 140 kecamatan yang memiliki
SMU/SMK. Selain itu untuk ketersediaan sarana kesehatan, terdapat 433 kecamatan
yang memiliki fasilitas puskesmas/pustu (81,85 persen). Selanjutnya dari seluruh desa/
kelurahan di Papua, masih terdapat 2.114 desa/kelurahan yang tidak satu pun warganya
menggunakan listrik, atau sekitar 43,40 persen desa/kelurahan belum terjangkau listrik,
baik yang bersumber dari PLN maupun Non-PLN.
Gambar 20.Jumlah Kecamatan yang Tidak Terdapat Puskesmas/Pustu Menurut Kabupaten
2014
Gambar 21.Persentase Desa/Kelurahan yang Tidak Ada
Keluarga Pengguna Listrik Menurut Kabupaten 2014
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
29
I. INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI (IKK)
IKK disajikan dengan menentukan salah satu ibukota provinsi sebagai kota acuan,
dimana Kota Samarinda sebagai kota acuan. IKK Provinsi Papua pada tahun 2014
merupakan IKK tertinggi di Indonesia dengan nilai IKK sebesar 191,86. Sementara IKK
tertinggi di Provinsi Papua adalah Kabupaten Puncak yaitu sebesar 462,84, dimana hal ini
menggambarkan Kabupaten Puncak memiliki kondisi geografis yang paling sulit diantara
kabupaten/kota lain di Provinsi Papua, sedangkan IKK terendah adalah Kabupaten
Jayapura dengan nilai IKK sebesar 144,52.
II. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Capaian IPM terus mengalami kenaikan secara perlahan namun pasti (gradual), yaitu
dari 58,80 pada tahun 1999 menjadi 66,25 pada tahun 2013. Sementara peningkatan
IPM juga terlihat pada satu tahun terakhir, pada tahun 2012 IPM Papua 65,86 menjadi
66,25 pada tahun 2013 dengan peningkatan reduksi shortfall sebesar 1,15 lebih rendah
dibanding tahun 2012 dengan reduksi shortfall sebesar 1,45.
III. INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI)
Aspek demokrasi yang dihitung dalam penyusunan IDI adalah Kebebasan Sipil (Civil
Liberties), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of
Democracy). IDI tahun 2013 Provinsi Papua adalah 60,92, yang dibentuk dari indeks aspek
Kebebasan Sipil 90,21; aspek Hak-hak Politik 31,37 dan aspek Lembaga Demokrasi 71,01.
Dibandingkan tahun sebelumnya, IDI mengalami peningkatan sebesar 0,21 poin.
IV. PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT DAN BAWANG MERAH
Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 3.089 ton, terjadi
kenaikan produksi sebesar 409 ton (15,26 persen) yang disebabkan kenaikan produktivitas
dan luas panen. Sementara produksi cabai rawit segar dengan tangkai sebesar 3.649 ton,
terjadi kenaikan produksi sebesar 12 ton (0,33 persen) yang disebabkan kenaikan luas
panen, meskipun mengalami penurunan produktivitas. Produksi bawang merah sebesar
718 ton, produksi meningkat 98 ton (15,81 persen) karena meningkatnya produktivitas
meskipun luas panen menurun.
INFORMASI LAINNYA
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
30 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
V. INDEKS KEBAHAGIAAN PAPUA
Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap
individu di Papua pada tahun 2014. Indeks Kebahagiaan Papua tahun 2014 sebesar 60,97
pada skala 0-100. Semakin tinggi indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin
bahagia, demikian pula sebaliknya. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang
disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Tiga aspek
kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah Pekerjaan (16,81%), pendapatan
rumah tangga (17,57%), serta kondisi rumah dan aset (17,45%). Tingkat kepuasan
penduduk Papua terhadap keharmonisan keluarga adalah paling tinggi (71,48). Sementara
itu, tingkat kepuasan yang paling rendah terjadi pada aspek pendidikan (50,91).
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
LAMPIRAN
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
33
Indikator Makro Provinsi PapuaTahun 2011 - 2014
No Indikator 2011 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Jumlah penduduk (jiwa) 2.915.263*) 2.973.838*) 3.032.488 3.091.047
2 Persentase penduduk miskin (persen) 31,98 31,11 31,13 -
Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bulan) 276.116 284.388 315.025 -
3 Distribusi pendapatan
40 % berpendapatan rendah 16,76 14,48 20,92 -
40 % berpendapatan sedang 37,62 34,44 37,38 -
20 % berpendapatan tinggi 45,62 51,09 41,68 -
Gini Ratio 0,39 0,44 0,41 -
4 IPM 65,36 65,86 66,25 -
5 Angka Harapan Hidup (tahun) 68,85 69,12 69,13 -
6 Rata-rata lama sekolah (tahun) 6,69 6,87 6,87 -
7 Angka Melek Huruf (persen) 75,81 75,83 75,92 -
8 Pengeluaran perkapita disesuaikan (ribu Rp)
609,18 611,99 616,76 -
9 Inflasi Kota Jayapura (Desember Y on Y) 3,40 4,52 8,27 7,98
10 Ekspor (juta US$) 3.657,41 2.116,51 2.728,04 1.529,67
11 Ekspor HS26 (biji tembaga dan konsen-trat) juta US$
3.524,98 1.996,81 2.608,60 1.376,50
12 Impor (juta US$) 1.112,94 1.022,82 506,40 1.014,47
13 PDRB berlaku
Dengan Tambang (juta Rp) 108.188.756,4 112.812.560,5 119.771.975,8 123.179.719,2
Tanpa Tambang (juta Rp) 57.867.288,4 66.200.779,3 74.601.836,7 87.616.266,1
14 PDRB konstan
Dengan Tambang (juta Rp) 106.066.723,4 107.890.942,6 116.428.607,5 120.216.970,3
Tanpa Tambang (juta Rp) 56.057.785,0 61.089.708,4 66.115.082,3 71.997.706,0
15 Laju pertumbuhan ekonomi
Dengan Tambang (persen) (4,28) 1,72 7,91 3,25
Tanpa Tambang (persen) 9,67 8,98 8,23 8,90
16 Angkatan kerja (jiwa)***) 1.609.793**) 1.595.116**) 1.645.263**) 1.689.030**)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ***)
81,42**) 79,07**) 79,98**) 80,54**)
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ***) 3,70**) 2,95**) 2,86**) 3,48**)
*) penduduk pertengahan tahun hasil proyeksi penduduk**) hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014***) kondisi bulan Februari****) tahun dasar 2010 (2010=100) berbasis SNA2008
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
34 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota se PapuaTahun 2011-2014*)
No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Merauke 201.786 205.881 209.980 213.484
2 Jayawijaya 198.978 201.094 203.085 204.112
3 Jayapura 114.509 116.475 118.789 119.383
4 Nabire 132.283 134.583 137.283 137.776
5 Kepulauan Yapen 85.010 86.628 88.187 89.994
6 Biak Numfor 130.089 132.392 135.080 135.831
7 Paniai 155.481 158.099 161.324 162.489
8 Puncak Jaya 104.896 107.802 112.010 113.280
9 Mimika 187.779 191.608 196.401 199.311
10 Boven Digoel 57.997 59.320 60.403 61.283
11 Mappi 84.413 86.419 88.006 89.790
12 Asmat 81.398 83.322 85.000 86.614
13 Yahukimo 168.706 171.608 175.086 178.193
14 Pegunungan Bintang 66.900 67.885 69.304 70.697
15 Tolikara 119.386 122.916 125.326 127.526
16 Sarmi 34.104 34.801 35.508 35.787
17 Keerom 49.884 50.703 51.772 53.002
18 Waropen 25.828 26.400 26.905 27.723
19 Supiori 16.318 16.714 16.976 17.288
20 Mamberamo Raya 18.971 19.506 19.776 20.514
21 Nduga 82.099 84.288 85.894 92.530
22 Lanny Jaya 153.921 157.905 161.077 170.589
23 Mamberamo Tengah 40.813 41.878 42.687 45.398
24 Yalimo 52.623 53.786 54.911 57.585
25 Puncak 96.180 98.020 99.926 101.515
26 Dogiyai 86.082 87.728 89.327 90.822
27 Intan Jaya 41.820 42.572 43.405 44.812
28 Deiyai 64.212 65.204 66.516 68.025
29 Kota Jayapura 262.797 268.301 272.544 275.694
Papua 2.915.263 2.973.838 3.032.488 3.091.047
*) angka hasil proyeksi penduduk
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
35
Nilai Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten/Kota se PapuaTahun 2011-2014
No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Merauke 181,55 260,24 251,20 247,59
2 Jayawijaya 231,11 298,51 250,84 254,25
3 Jayapura 149,72 131,81 142,59 144,52
4 Nabire 147,02 130,61 165,61 164,59
5 Kepulauan Yapen 142,81 123,73 160,51 158,31
6 Biak Numfor 161,03 143,16 152,03 153,17
7 Paniai 236,98 215,22 214,57 214,95
8 Puncak Jaya 334,69 376,03 414,76 413,38
9 Mimika 184,23 193,51 189,46 193,34
10 Boven Digoel 181,17 181,35 178,14 180,93
11 Mappi 217,01 211,75 216,66 219,06
12 Asmat 214,32 238,83 222,93 226,59
13 Yahukimo 211,13 219,03 191,50 197,53
14 Pegunungan Bintang 300,83 388,02 388,02 386,29
15 Tolikara 270,75 302,25 393,57 385,95
16 Sarmi 186,65 215,27 244,70 242,60
17 Keerom 166,45 164,97 180,39 176,76
18 Waropen 167,01 155,42 154,30 152,10
19 Supiori 165,20 193,55 182,57 185,87
20 Mamberamo Raya 183,15 214,05 185,42 187,03
21 Nduga 308,22 324,33 322,10 321,30
22 Lanny Jaya 245,88 365,41 362,44 357,07
23 Mamberamo Tengah 258,63 402,61 402,61 399,62
24 Yalimo 253,90 390,74 390,74 388,65
25 Puncak 356,64 461,52 461,52 462,84
26 Dogiyai 191,30 212,54 234,17 235,19
27 Intan Jaya 349,02 433,03 438,02 431,26
28 Deiyai 246,76 221,09 219,77 222,61
29 Kota Jayapura 153,08 197,71 170,07 172,80
Papua 212,05 242,63 188,70 191,86
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
36 Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota se Papua Tahun 2011-2013
No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013
(1) (2) (4) (5) (6)
1 Merauke 66,19 66,52 67,48
2 Jayawijaya 56,60 57,22 57,55
3 Jayapura 72,75 73,09 73,79
4 Nabire 67,33 68,03 68,49
5 Kepulauan Yapen 70,19 70,98 71,40
6 Biak Numfor 70,33 70,68 71,03
7 Paniai 60,22 60,54 60,81
8 Puncak Jaya 68,34 68,37 68,68
9 Mimika 69,68 70,02 70,39
10 Boven Digoel 50,64 51,43 51,93
11 Mappi 50,83 51,53 52,08
12 Asmat 51,92 52,19 52,44
13 Yahukimo 50,30 50,73 51,14
14 Pegunungan Bintang 49,45 49,83 50,32
15 Tolikara 52,43 52,66 53,06
16 Sarmi 67,15 67,73 68,18
17 Keerom 69,64 69,95 70,42
18 Waropen 63,71 64,24 64,77
19 Supiori 68,92 69,19 69,50
20 Mamberamo Raya 59,86 60,18 60,64
21 Nduga 48,43 48,80 49,29
22 Lanny Jaya 50,20 50,60 51,07
23 Mamberamo Tengah 49,32 49,73 50,11
24 Yalimo 48,90 49,31 49,86
25 Puncak 49,35 49,77 50,18
26 Dogiyai 50,49 51,09 51,42
27 Intan Jaya 48,74 49,17 49,61
28 Deiyai 49,31 49,80 50,19
29 Kota Jayapura 76,29 76,64 77,12
Papua 65,36 65,86 66,25
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id
Indikator Penting Provinsi PapuaEdisi Agustus 2015
37
PDRB Perkapita Kabupaten/Kota se PapuaTahun 2011-2013
No Kabupaten/Kota 2011r 2012* 2013**
(1) (2) (4) (5) (6)
1 Merauke 20.017.712,85 22.171.183,37 25.003.119,09
2 Jayawijaya 6.351.270,93 7.032.161,07 7.826.174,04
3 Jayapura 19.334.763,48 21.913.525,88 24.852.796,27
4 Nabire 15.542.035,05 17.449.164,29 19.931.633,95
5 Kepulauan Yapen 9.550.164,92 10.202.056,85 11.029.102,07
6 Biak Numfor 12.988.381,79 14.452.322,28 15.991.015,40
7 Paniai 3.342.359,73 3.678.802,83 3.939.775,80
8 Puncak Jaya 6.401.675,83 6.488.047,16 6.634.112,45
9 Mimika 241.905.865,69 211.930.676,50 238.825.952,45
10 Boven Digoel 30.957.337,44 34.474.744,88 37.914.469,08
11 Mappi 10.437.944,54 12.131.298,81 14.481.972,03
12 Asmat 8.646.649,03 10.084.387,22 11.215.118,55
13 Yahukimo 2.848.187,31 3.323.446,91 3.733.577,17
14 Pegunungan Bintang 10.878.419,96 12.269.441,55 13.714.836,81
15 Tolikara 4.706.815,64 4.869.782,38 5.152.517,31
16 Sarmi 25.028.762,77 29.129.044,44 33.785.658,62
17 Keerom 19.484.463,93 21.656.520,03 23.782.865,18
18 Waropen 14.320.119,82 17.147.910,59 20.051.041,08
19 Supiori 25.001.921,03 26.366.394,11 27.967.969,35
20 Mamberamo Raya 20.528.750,97 25.189.699,14 27.755.464,48
21 Nduga 2.537.311,21 3.192.862,82 3.587.094,33
22 Lanny Jaya 2.866.530,77 3.580.024,93 3.961.930,62
23 Mamberamo Tengah 5.113.403,06 6.492.042,52 7.421.889,42
24 Yalimo 3.804.969,42 4.588.424,23 5.192.948,47
25 Puncak 6.213.027,54 7.787.653,28 9.293.448,32
26 Dogiyai 7.109.885,72 7.718.489,26 8.549.419,30
27 Intan Jaya 5.890.735,26 6.873.265,02 7.574.077,98
28 Deiyai 4.381.459,46 4.900.357,83 5.166.808,59
29 Kota Jayapura 34.418.997,37 40.121.442,15 46.540.537,47
Papua 26.241.660,21 26.025.658,32 30.712.934,17
http
://pap
ua.b
ps.g
o.id