Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
Transcript of Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
1/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
2/92
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYATKABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2014
No. Publikasi : 34042.1539
Katalog BPS : 4102004
Ukuran Buku : 15,5 cm X 21 cm
Naskah : Seksi Statistik Sosial
Gambar Kulit : Seksi Statistik Sosial
Diterbitkan oleh : BPS Kabupaten Sleman
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
3/92
SAMBUTAN
Perkembangan kehidupan masyarakat perlu dipantau dan dicermati
kemajuannya secara berkesinambungan, sebagai bahan pertimbanganperencanaan makro untuk menentukan sasaran pembangunan. Salah satu
wujud pemantauan yang dilaksanakan adalah dengan mengukur
kesejahteraan masyarakat sesuai indikator yang relevan. Hasil pencapaian
kesejahteraan masyarakat juga dapat mengindikasikan keberhasilan
pembangunan sebagai cerminan akuntabilitas publik untuk mengevaluasi
kinerja pemerintahan yang dituangkan dalam Buku Indikator Kesejahteraan
Rakyat Tahun 2014
Buku ini menyajikan beberapa aspek kehidupan masyarakat yang
meliputi antara lain kependudukan, kesehatan, pendidikan,
ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan hidup, serta pengeluaran
konsumsi rumah tangga yang datanya diambil dari hasil Sensus Penduduk,
Survei Sosial Ekonomi Nasional dan Survei Angkatan Kerja Nasional Tahun
2014.
Banyak informasi dari publikasi ini yang dapat digunakan sebagai
bahan kajian mengenai permasalahan kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Sleman. Harapan kami, semoga dapat bermanfaat dalam upaya
mewujudkan masyarakat Sleman yang lebih sejahtera
Sleman, September 2015
Kepala BAPPEDA Kabupaten Sleman
drg. Intriati Yudatiningsih, M.Kes
NIP. 19580904 198312 2 001
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
4/92
KATA PENGANTAR
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satusurvei yang dilaksanakan BPS dengan tujuan menyediakan data sosial dan
ekonomi yang relatif lengkap setiap tahun. Survei ini mengumpulkan dua
kelompok data yaitu data pokok (Kor) dan Modul. Data kor dikumpulkan
setiap tahun, sehingga dapat dibandingkan. Sedangkan data modul juga
dilaksanakan setiap tahun, namun dengan muatan yang berbeda.
Publikasi ini menyajikan gambaran tingkat kesejahteraan di Kabupaten
Sleman yang merupakan hasil pengolahan data kor Susenas tahun 2014,
data Sakernas tahun 2014 dan data hasil Proyeksi Sensus Penduduk tahun
2010 (SP2010).
Kepada semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Sleman yang
telah membantu penyusunan buku ini, kami ucapkan terima kasih.
Kritik dan saran untuk perbaikan publikasi ini dimasa mendatang
sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga buku ini bermanfaat bagi
konsumen data.
Sleman, September 2015
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
5/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
v
DAFTAR ISI
Sampul iKatalog ii
Sambutan .. iii
Kata Pengantar . iv
Daftar Isi . v
Daftar Tabel Ulasan . vii
Daftar Gambar .. ix
Daftar Tabel Lampiran . x
Indikator-Indikator yang Digunakan ... xiv
Standar Beberapa Indikator Kesra .... xvi
I. Pendahuluan.... 1
1.1. Latar belakang ...
1.2. Maksud dan Tujuan ......................................................
1.3. Ruang Lingkup .............................................................
1.4. Sumber Data ................................................................
1.5. Sistematika Penulisan ...................................................
1
2
3
3
4
II. Konsep dan Definisi..
2.1. Konsep dan Definisi ......................................................
III. Pembahasan...................................................................
6
6
16
3.1. Kependudukan .... 16
3.2. Kesehatan .... 25
3.3. Pendidikan .......... 28
3.4. Ketenagakerjaan .................. 38
3.5. Perumahan dan Lingkungan Hidup ..... 45
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
6/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
vi
3.6. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga .... 48
IV. Kesimpulan. 51Lampiran ...................................................................................... 53
Daftar Pustaka ............................................................................ 75
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
7/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
vii
DAFTAR TABEL ULASAN
NomorTabel
Halaman
3.1. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di KabupatenSleman, Tahun 1990, 2000 dan 2010 .................................. 18
3.2. Rata-Rata Laju Pertumbuhan Pendudukdi Kabupaten Sleman, Tahun 19612010 .......................... 19
3.3. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di KabupatenSleman, Tahun 2014 ........................................................... 20
3.4. Komposisi Penduduk dan Rasio Ketergantungandi Kabupaten Sleman, Tahun 2014 ...................................... 22
3.5. Angka Kesakitan menurut Keluhan Kesehatan diKabupaten Sleman, Tahun 2014 .......................................... 26
3.6. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurutKemampuan Baca Tulis dan Jenis Kelamin di Kab. Sleman,Tahun 2014 ...... 29
3.7. Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenjang Pendidikan
di Kabupaten Sleman, Tahun 2013 dan 2014 ..................... 32
3.8. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut JenjangPendidikan di Kabupaten Sleman, Tahun 2013 dan 2014 ... 33
3.9. Banyaknya Anak Putus Sekolah menurut JenjangPendidikan di Kabupaten Sleman, Tahun 2013 dan 2014 ... 35
3.10. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurutPendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Sleman, Tahun 2014... 36
3.11. Beberapa Variabel Ketenagakerjaan (penduduk usia 15tahun ke atas) di Kabupaten Sleman, Tahun 2014 ............... 39
3.12. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atasyang Bekerja menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin,di Kabupaten Sleman,Tahun 2014 ....................................... 41
3.13. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah
Jam Kerja Seminggu dan Jenis Kelamin di Kab. Sleman,Tahun 2014 ... 44
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
8/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
viii
3.14. Penduduk 15 tahun ke atas yang menganggur menurutPendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Sleman, Tahun 2014 ...... 45
3.15. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga menurutPengeluaran Perkapita Per Bulan di Kabupaten Sleman,Tahun 2014 ... 49
3.16. Proporsi Pengeluaran Makanan dan Bukan Makananmenurut Quantile Pendapatan di Kabupaten Sleman,Tahun 2014 .................................................... 50
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
9/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
ix
DAFTAR GAMBAR
NomorGambar
Halaman
3.1. Piramida Penduduk Kabupaten Sleman, Tahun 2014...................... 17
3.2. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sleman, Tahun 2014............................................................................................. 21
3.3. Perempuan berumur 10 tahun ke atas pernah kawinmenurut umur perkawinan pertama di Kabupaten Sleman,Tahun 2014.......................................................................... 23
3.4. Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin menurutAnak Masih Hidup, Tahun 2014 .......................................... 24
3.5. Persentase Pemberian ASI Ekslusif pada Balita diKabupaten Sleman,Tahun 2014 .......................................... 27
3.6. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni(APM) menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Sleman,Tahun 2014 .......................................................................... 34
3.7. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut JenjangPendidikan di Kabupaten Sleman, Tahun 2014 ................... 37
3.8. Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan diKabupaten Sleman, Tahun 2014 ......................................... 42
3.9. Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan FasilitasAir Minum di Kabupaten Sleman, Tahun 2014 .................... 47
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
10/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
11/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
xi
12. Banyaknya dan Persentase Penduduk yang MengalamiKeluhan Kesehatan Menurut Jenis Pengobatan dan JenisKelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014 ......................... 59
13. Banyaknya dan Persentase Penduduk yang Berobat JalanMenurut Jenis Fasilitas Kesehatan dan Jenis Kelamindi Kabupaten Sleman Tahun 2014 ... 59
14. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 15 Tahun keAtas Menurut Kemampuan Baca Tulis dan Jenis Kelamin diKabupaten Sleman Tahun 2014 .......................................... 60
15. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 5 Tahun keAtas Menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Sleman Tahun 2014 .......................................... 60
16. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 7-12 TahunMenurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin diKabupaten Sleman Tahun 2014 ........................................... 61
17. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 13-15 TahunMenurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin diKabupaten Sleman Tahun 2014 ........................................... 61
18. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 16-18 TahunMenurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin diKabupaten Sleman Tahun 2014 ........................................... 62
19. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 19-24 TahunMenurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin diKabupaten Sleman Tahun 2014 ........................................... 62
20. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 15 Tahun keAtas Menurut Ijazah Tertinggi yang dimiliki dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014 ......................... 63
21. Banyaknya dan Persentase Penduduk umur 5 Tahun keAtas Masih Sekolah Menurut Kelompok Umur dan JenisKelamin di Kab. Sleman Tahun 2014 ... 64
22. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 5 Tahun keAtas Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin diKabupaten Sleman Tahun 2014 ........................................... 64
23. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 15 Tahun keAtas Menurut Klasifikasi Kegiatan dan Jenis Kelamin diKabupaten Sleman Tahun 2014 .......................................... 65
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
12/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
xii
24. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 15 Tahun keAtas yang Bekerja Menurut Kelompok Jam Kerja dan JenisKelamin di Kab. Sleman Tahun 2014 ................................... 66
25. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 15 Tahun keAtas Menganggur menurut Tingkat Pendidikan dan JenisKelamin di Kab. Sleman Tahun 2014 ................................... 66
26. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 15 tahun keAtas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan JenisKelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014 ......................... 67
27. Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 15 Tahun keAtas yang Bekerja Menurut Klasifikasi Jabatan dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014 ......................... 68
28. Banyaknya dan Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atasyang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamindi Kabupaten Sleman Tahun 2014 ....................................... 69
29. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga Menurut LuasLantai Rumah yang dihuni di Kabupaten Sleman Tahun2014 ...................................................................................... 70
30. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga Menurut JenisAtap Terluas Rumah yang dihuni di Kabupaten SlemanTahun 2014 ........................................................................... 70
31. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga Menurut JenisDinding Terluas Rumah yang dihuni di Kabupaten SlemanTahun 2014 ....................................................................... 71
32. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga MenurutSumber Air Minum di Kabupaten Sleman Tahun 2014 ......... 71
33. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga MenurutFasilitas Air Minum yang Digunakan di Kabupaten SlemanTahun 2014 ........................................................................... 72
34. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga Menurut JarakSumber Air ke Tempat Penampungan Tinja di KabupatenSleman Tahun 2014 .............................................................. 72
35. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga menurutFasilitas Tempat Buang Air Besar di Kabupaten SlemanTahun 2014 ........................................................................... 73
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
13/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
xiii
36. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga menurut JenisJamban yang Digunakan di Kabupaten Sleman Tahun 2014 73
37. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga Menurut
Tempat Pembuangan Tinja yang Digunakan di KabupatenSleman Tahun 2014 .............................................................. 74
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
14/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
xiv
Indikator-Indikator yang Digunakan
1. Rasio Ketergantungan=
keterangan : P0-14 = Penduduk berusia 0 - 14 tahun
P15-64 = Penduduk berusia 15 - 64 tahun
P65+ = Penduduk berusia 65 tahun atau lebih
2. Angka Partisipasi Kasar SD =Penduduk yang bersekolah SD
Jumlah Penduduk Usia 7-12 Tahun
3. Angka Partisipasi Kasar SLTP=Penduduk yang bersekolah SLTP
Jumlah Penduduk Usia 13-15 Tahun
4. Angka Partisipasi Kasar SMU =Penduduk yang bersekolah SMU
Jumlah Penduduk Usia 16-18 Tahun
5. Angka Partisipasi Murni SD =Penduduk 7-12 Tahun yang bersekolah SD
Jumlah Penduduk Usia 7-12 Tahun
6. Angka Partisipasi Murni SLTP =Penduduk 13-15 Tahun yang bersekolah SLTP
Jumlah Penduduk Usia 13-15 Tahun
7. Angka Partisipasi Murni SMU =Penduduk 16-18 Tahun yang bersekolah SMU
Jumlah Penduduk Usia 16-18 Tahun
P0-14+ P65+P15-64
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
15/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
16/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
17/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan nasional pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berbagai program pembangunan
telah dilakukan oleh pemerintah, baik di bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, perumahan, lingkungan hidup, keamanan, politik dan lain
sebagainya.
Keseluruhan upaya tersebut ditempuh melalui program-program
pembangunan yang menyangkut aspek ekonomi, kesehatan,
pendidikan serta kehidupan sosial lainnya baik yang dilakukan oleh
pemerintah, swasta maupun secara swadaya oleh masyarakat. Usaha-
usaha tersebut merupakan kegiatan berkesinambungan yang
bermuara untuk mencapai tujuan pembangunan secara optimal.
Hasil pembangunan diharapkan dapat dinikmati secara merata
oleh seluruh lapisan masyarakat. Namun diakui, bahwa keragaman
budaya, adat istiadat, sumber daya, luas wilayah, serta potensi alam
yang ada mengakibatkan beragamnya pula pencapaian hasil-hasil
pembangunan antar wilayah. Oleh sebab itu, monitoring dan evaluasi
terhadap hasil-hasil pembangunan mutlak diperlukan untuk melihat
sampai sejauh mana pembangunan yang telah dilaksanakan
bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, sehingga program
pembangunan berikutnya dapat lebih dioptimalkan.
Untuk memonitor pencapaian kesejahteraan rakyat, diperlukan
gambaran mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat pada periode
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
18/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
19/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
3
kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan
hidup serta pengeluaran konsumsi rumah tangga sebagai tolok ukur
keberhasilan pembangunan.
1.3 Ruang Lingkup
Dimensi kesejahteraan rakyat disadari sangat luas dan kompleks,
sehingga suatu taraf kesejahteraan rakyat tidak hanya dapat dilihat
dari suatu aspek tertentu. Dalam publikasi ini kesejahteraan rakyatdiamati dari beberapa aspek yang spesifik, yaitu kependudukan,
kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan
hidup serta pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Dalam pengertian yang luas sangat tidak mungkin untuk
menyajikan data statistik kesejahteraan rakyat yang lengkap. Oleh
karena itu, indikator yang disajikan dalam terbitan ini hanya
menyangkut segi-segi kesejahteraan yang dapat diukur (measurable
welfare)
1.4 Sumber Data
Dari survei-survei yang dilaksanakan BPS, Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) merupakan survei yang mempunyai cakupan data
sosial paling luas. Susenas merupakan salah satu survei yang
dilaksanakan oleh BPS secara triwulanan, yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan data yang menggambarkan kualitas sumber
daya manusia, khususnya yang berhubungan dengan karakteristik
sosial-ekonomi. Data triwulanan yang dikumpulkan dalam waktu
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
20/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
4
setahun, antara lain menyangkut bidang-bidang kesehatan, pendidikan,
fertilitas, perumahan dan lingkungan hidup, serta pengeluaran
konsumsi rumah tangga.
Data Susenas memiliki potensi yang sangat besar untuk
menggambarkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat luasnya
masalah kesejahteraan dan banyaknya variabel yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat maka di dalam
penyajian buku ini indikator yang diambil dari Susenas hanya beberapa
komponen, yaitu :
Kesehatan
Pendidikan
Perumahan dan Lingkungan Hidup
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.
Komponen kependudukan diambil dari hasil estimasi/proyeksiSensus Penduduk 2010, sedangkan komponen Ketenagakerjaan
diambil dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Kegiatan
pengumpulan data Susenas dan Sakernas dilakukan dengan
pendekatan rumah tangga secara sampel di seluruh wilayah
Kabupaten Sleman. Mengingat keterbatasan jumlah sampel yang
diambil, maka penyajian buku Inkesraini belum bisa menggambarkan
keadaan sampai di tingkat kecamatan.
1.5 Sistematika Penulisan
Penyajian Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2014 diuraikan
dalam empat bab.
Bab I berisi Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, maksud
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
21/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
5
dan tujuan, ruang lingkup, sumber data, dan sistematika penulisan.
Bab IImengulas konsep dan definisi yang digunakan dalam publikasi
ini.
Bab III berisi pembahasan mengenai indikator kesejahteraan rakyat
yang meliputi kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan,
perumahan dan lingkungan hidup, pengeluaran konsumsi rumah
tangga dan garis kemiskinan
Bab IVberisi Kesimpulan.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
22/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
6
BAB II
KONSEP DAN DEFINISI
Untuk menyeragamkan pemahaman mengenai beberapa istilah
pokok, berikut disampaikan konsep dan definisi yang digunakan dalam
publikasi ini.
a. Penduduk adalah mereka yang tinggal di dalam suatu wilayahselama 6 bulan atau lebih atau mereka yang tinggal selama
kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap lebih dari 6
bulan.
b. Rumah tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang
mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik (bangunan
sensus) dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu
dapur. Yang dimaksud dengan satu dapur adalah jika
pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama menjadi
satu.
c. Bangunan fisik adalah tempat berlindung yang mempunyai
dinding, lantai dan atap baik tetap maupun sementara, baik
digunakan untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.
Bangunan yang luas lantainya kurang dari 10 m2 dan tidak
digunakan untuk tempat tinggal dianggap bukan bangunan fisik.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
23/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
24/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
8
j. Cara/alat KB Yang Sekarang Digunakan
Apabila responden menggunakan kondom atau cara lain yang
pemakaiannya sewaktu-waktu, maka ia dicatat sebagai pemakai
alat/cara KB. Untuk pil KB, responden dicatat sebagai pemakai
alat KB jika ia selalu minum pil secara teratur setiap hari, dihitung
sejak haid terakhir. Responden masih dianggap sebagai peserta
KB jika ia tidak minum pil KB satu hari sebelum wawancara,
asalkan pada hari wawancara ia minum dua pil KB sekaligus. Bila
responden menggunakan lebih dari satu jenis alat/cara
kontrasepsi, cara yang sekarang digunakan adalah alat/cara
terakhir yang digunakan
k. Keluhan kesehatanadalah keadaan seseorang yang mengalami
gangguan kesehatan atau kejiwaan baik karena penyakit akut,penyakit kronis, kecelakaan, kriminal atau hal lain.
l. Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya seseorang yang
mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan
mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat
pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap
termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah.
m. Imunisasi atau vaksinasi adalah memasukkan kuman atau
racun penyakit tertentu yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh
dengan cara disuntik atau diminum dengan maksud agar terjadikekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
25/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
26/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
27/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
28/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
29/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
13
2. Pekerja tidak dib ayar adalah seseorang yang bekerja
membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat
upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.
u. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah rasio
antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Angkatan
kerja terdiri dari mereka yang bekerja dan mencari
pekerjaan/mempersiapkan suatu usaha.
v. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio antara
mereka yang mencari kerja/mempersiapkan usaha dengan
angkatan kerja.
w. Luas Lantai (m2) adalah luas lantai yang ditempati dan
digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bagian-bagian yang
digunakan bukan untuk keperluan rumah tangga sehari-hari,
tidak dimasukkan dalam perhitungan luas lantai seperti lumbung
padi, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen) dan
ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung). Untuk
bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari semua
tingkat yang ditempati. Bila suatu rumah dihuni oleh lebih dari
satu rumah tangga, luas lantai hunian setiap rumah tangga
adalah luas lantai dari ruangan yang dipakai dibagi banyaknya
rumah tangga ditambah luas lantai pribadi dari rumah tangga
bersangkutan.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
30/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
14
x. Jenis Atap Terluas
Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga
orang yang mendiami di bawahnya terlindung dari terik
matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat,
atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan
tersebut.
y. Jenis Dinding Terluas
Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau
penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan
menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama,
maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding
yang bernilai lebih tinggi.
z. Sumber Air Minum
Yang dicatat di sini adalah sumber airnya. Bila suatu rumah
tangga mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai
ke rumah, maka sumber air adalah mata air. Bila menggunakan
air yang berasal dari beberapa sumber air, maka yang dicatat
adalah salah satu sumber air yang paling banyak digunakan
oleh rumah tangga tersebut.
aa. Sumber Penerangan
Sumber penerangan adalah penerangan yang digunakan
dalam ruangan tempat tinggal sehingga dapat melakukan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
31/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
15
kegiatan pada malam hari. Yang dicatat di sini adalah sumber
penerangan utama di tempat tinggal tersebut. Apabila
menggunakan penerangan lebih dari satu jenis dan sama
banyaknya, maka dipilih jenis lampu penerangan yang
mempunyai nilai lebih tinggi.
ab. Jenis Fasilitas Tempat Buang Air Besar/Kloset
Jenis Fasilitas Tempat Buang Air Besar adalah jenis tempat
duduk/jongkok yang digunakan di WC/kakus.
ac. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga
Pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi makanan dan non
makanan adalah pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga
atau anggota rumah tangga, tidak termasukkonsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha rumah tangga
atau yang diberikan kepada pihak/orang lain.
ad. Kemiskinan
Kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang/rumah tangga
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) bagi kehidupannya.
ae. Garis kemiskinan
Garis kemiskinan adalah batas minimal pengeluaran konsumsi
untuk memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan yang
bersifat mendasar (pangan, sandang, perumahan, kesehatan,dan pendidikan) dari penduduk referensi.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
32/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
16
III. PEMBAHASAN
3.1. Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu aset penting
dan potensi dalam pembangunan. Namun pertumbuhan penduduk
yang relatif cepat dapat berubah menjadi beban bagi pembangunan itu
sendiri, apalagi bila pertumbuhan tersebut tidak dipenuhi dengan
kualitas sumber daya manusia yang memadai. Oleh karena itu arah
kebijakan di bidang kependudukan perlu diprioritaskan pada upaya
pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas, sehingga potensi
penduduk yang ada merupakan faktor yang dapat menguntungkan
pembangunan.
Upaya pengendalian penduduk ditempuh dengan menggalakkan
Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana
memperkenalkan konsep hidup dengan jumlah anggota keluarga yang
kecil, bahagia dan sejahtera.
Beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas penduduk adalah
dengan cara memperluas pelayanan kesehatan, pendidikan, program
perumahan dengan sanitasi dan lingkungan yang baik, serta program
di bidang ketenagakerjaan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi
penduduk sehingga mampu hidup lebih layak.
a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sleman tahun 2014 berdasarkanHasil Proyeksi Penduduk SP2010 sebesar 1.163.970 jiwa. Secara
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
33/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
34/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
18
kelompok umur 20 24 tahun dan 25 29 tahun. Kelompok ini
merupakan kelompok penduduk yang masih muda, yang perlu
memperoleh perhatian dalam bidang pendidikan.
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, jumlah penduduk
Kabupaten Sleman mengalami kenaikan sekitar 300.000 jiwa. Tabel
3.1. menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Sleman menurut jenis
kelamin sejak tahun 1990 hingga 2010. Terlihat bahwa jumlah
penduduk Kabupaten Sleman terus mengalami peningkatan dengan
komposisi jenis kelamin yang hampir seimbang.
Sejak tahun 1971 hingga 1990 rata-rata laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Sleman di atas pertumbuhan penduduk periode
1961-1971 (lihat tabel 3.2). Pada periode 1961 - 1971 rata-rata laju
pertumbuhan penduduk Sleman hanya sebesar 1,26 persen per tahun,
kemudian meningkat pada periode 1971 - 1980, dan periode 1980 -
1990 masing-masing sebesar 1,56 persen dan 1,43 persen. Adapun
rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama periode 1990 - 2000sebesar 1,45 persen, sementara periode 2000-2010 sebesar 1,92
Tabel 3.1. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Sleman, tahun 1990, 2000 dan 2010
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
1990 388.144 392.193 780.337
2000 454.683 446.694 901.377
2010 547.885 545.225 1.093.110
Sumber : BPS Kabupaten Sleman
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
35/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
19
persen, pertumbuhan ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
periode sebelumnya.
b. Kepadatan Penduduk
Penyebaran penduduk yang kurang merata merupakan salah satu
masalah kependudukan yang juga perlu mendapat perhatian. Hal ini
berkaitan dengan daya dukung lingkungan yang memiliki keterbatasan.
Tabel 3.3 menampilkan kepadatan penduduk Kabupaten Sleman
menurut Kecamatan.
Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 2014
tercatat sebesar 2.025 jiwa per km2 yang tersebar di 17 kecamatan.
Kepadatan yang relatif tinggi terdapat di beberapa kecamatan, seperti
Kecamatan Depok, Mlati, Gamping dan Ngaglik yang telah melebihi
2.500 jiwa per km2 .
Disamping daya dukung lingkungan tempat tinggal, struktur umur
penduduk juga berperan memberi corak pada pola kehidupan
penduduk. Struktur umur membagi penduduk menjadi dua kelompok
Tabel 3.2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk
di Kabupaten Sleman, tahun 19612010
Tahun Pertumbuhan (%)
19611971 1,26
19711980 1,56
1980
1990 1,4319902000 1,45
20002010 1,92Sumber : BPS Kabu aten Sleman
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
36/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
20
Tabel 3.3. Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan
di Kabupaten Sleman, Tahun 2014
Kecamatan
Jumlah
Penduduk(Jiwa)
Luas
Wilayah(Km2)
Kepadatan
Penduduk(Jiwa/Km2)
(1) (2) (3) (4)
01. Moyudan 31.063 27,62 1.125
02. Minggir 29.329 27,27 1.076
03. Seyegan 46.999 26,63 1.765
04. Godean 70.501 26,84 2.627
05. Gamping 105.521 29,25 3.608
06. Mlati 110.276 28,52 3.86707. Depok 186.417 35,55 5.244
08. Berbah 56.162 22,99 2.443
09. Prambanan 48.622 41,35 1.176
10. Kalasan 83.372 35,84 2.326
11. Ngemplak 63.760 35,71 1.785
12. Ngaglik 113.650 38,52 2.950
13. Sleman 66.462 31,32 2.122
14. Tempel 50.906 32,49 1.567
15. Turi 34.326 43,09 797
16. Pakem 37.258 43,84 850
17. Cangkringan 29.346 47,99 612
Kabupaten Sleman 1.163.970 574,82 2.025
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
besar yakni usia produktif dan non produktif. Kondisi yang timpang
dengan kecenderungan besarnya kelompok usia non produktif yang
banyak ditemui pada negara-negara berkembang menyebabkan
tekanan di bidang ekonomi maupun sosial.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
37/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
21
Selain tabel kepadatan penduduk di atas, ditampilkan pula gambar
kepadatan penduduk Kabupaten Sleman di gambar 3.2
Gambar 3.2. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sleman Tahun 2014
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
Dari gambar di atas, terlihat bahwa tiga Kecamatan dengan
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Depok, Kecamatan
Mlati dan Kecamatan Gamping.
Indikator yang menggambarkan ketergantungan penduduk non
produktif terhadap kelompok usia produktif adalah rasio
ketergantungan (dependency ratio). Rasio ini menjelaskan besarnya
tanggungan yang menjadi beban bagi penduduk usia produktif.Kelompok yang menjadi tanggungan dibagi atas dua kelompok yakni
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
38/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
22
penduduk usia muda (0-14 tahun) dan penduduk lanjut usia (65 tahun
ke atas). Sehingga, rasio ketergantungan dapat dirinci menjadi rasio
ketergantungan anak (child dependency ratio) dan rasio
ketergantungan lanjut usia (old dependency ratio).
Dari Tabel 3.4 diperoleh bahwa rasio ketergantungan anak (Child
Dependency Ratio) Kabupaten Sleman tahun 2014 sebesar 31. Angka
tersebut menunjukkan bahwa setiap seratus orang penduduk usia
produktif menanggung sekitar 31 orang anak berusia 0-14 tahun.
Adapun rasio ketergantungan lanjut usia (Old Dependency Ratio)
Kabupaten Sleman tahun 2014 sebesar 10. Angka tersebut
menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif
menanggung 10 orang lanjut usia (65 tahun ke atas).
Kemudian secara total rasio ketergantungan di Kabupaten Sleman
sebesar 41. Ini berarti setiap 100 orang penduduk usia produktif di
Kabupaten Sleman harus menanggung sekitar 41 orang usia non
produktif.
Tabel 3.4. Komposisi Penduduk dan Rasio Ketergantungandi Kabupaten Sleman, tahun 2014
Jenis
Kelamin
Usia Rasio Ketergantungan
0 - 14 15 - 64 65+ Anak Lansia Total
Lakilaki 129.663 415.257 38.275 31 9 40
Perempuan 123.468 409.527 47.780 30 12 42
Jumlah 253.131 824.784 86.055 31 10 41Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
39/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
23
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
40/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
24
tercatat sekitar 5,07 persen dan sebesar 14,78 persen yang kawin
pada umur 17-18 tahun. Komposisi umur perkawinan pertama
perempuan di Kabupaten Sleman secara umum sudah semakin baik.
Pada tahun 2014 lebih dari 26 persen (26,89 persen) perempuan
melakukan perkawinan pertamanya pada umur 25 tahun ke atas.
Masih relatif tingginya persentase penduduk perempuan yang
kawin pada umur muda tercermin pada tingkat fertilitas berdasarkan
rata-rata jumlah anak yang dilahirkan. Dari sekitar 336.874 penduduk
perempuan yang pernah kawin tercatat sekitar 109.585 orang (32,53
persen) yang memiliki anak yang masih hidup sebanyak 2 orang.
Gambar 3.4. Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin
menurut Anak Masih Hidup Tahun 2014
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
Adapun mereka yang mempunyai anak yang masih hidup antara
3 - 4 orang ada sebanyak 92.464 ibu (27,45 persen) dan yang memiliki
anak antara 5-6 orang terdapat 22.086 ibu atau sekitar 6,56 persen
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
41/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
42/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
26
kesehatan, imunisasi, pemberantasan penyakit menular, penyediaan
air bersih dan sanitasi, serta pelayanan kesehatan. Program ini
memprioritaskan pelayanan yang terjangkau oleh masyarakat umum,
dengan perhatian khusus kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
Disamping itu, pemerintah juga menyediakan berbagai sarana
kesehatan. Pada tahun 2014,jumlah rumah sakit umum di KabupatenSleman ada 20 unit, rumah sakit khusus 7 unit, rumah sakit bersalin 5
unit, balai pengobatan 24 unit, puskesmas 25 unit (5 unit diantaranya
adalah puskemas rawat inap), puskesmas pembantu 70 unit serta
1.519 unit posyanduaktif(Profil Kesehatan 2014)yang tersebar di 17
kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten Sleman.
Salah satu indikator dari pemanfaatan fasilitas kesehatan adalah
pelayanan yang diberikan untuk menolong kelahiran atau persalinan.
Indikator ini sangat penting dalam menilai proses persalinan yang
aman, yang idealnya dibantu oleh seorang dokter, bidan atau tenaga
medis lainnya.
Dari hasil susenas tahun 2014 indikator Persentase PersalinanDitolong Tenaga Terdidik (Percentage of Birth Attended by Trained
Tabel 3.5. Angka Kesakitan menurut Keluhan Kesehatan di
Kabupaten Sleman, tahun 2014
Keluhan Kesehatan Angka Kesakitan
Batuk 191
Pilek 176
Panas 107Sumber : BPS Kabu aten Sleman, 2014
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
43/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
27
Paramedics) sebesar 100 persen dari jumlah balita sebanyak 89.688
anak. Angka tersebut meliputi 44,97 persen persalinan yang ditolong
oleh dokter, 55,03 persen ditolong oleh bidan (lihat lampiran, tabel 7)
Setelah proses persalinan yang aman, kualitas balita selanjutnya
ditentukan oleh masa pemberian ASI, khususnya ASI eksklusif. ASI
merupakan zat makanan pertama bayi yang berguna untuk
memberikan kekebalan secara alamiah serta zat-zat lainnya yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan selanjutnya.
Gambar 3.5. Persentase Pemberian ASI Ekslusif pada Balita
di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
Gambar 3.5 menunjukkan persentase pemberian ASI Ekslusif
pada balita di tahun 2014. Terlihat bahwa sebagian besar orang tua
sudah memiliki kesadaran akan pentingnya ASI Ekslusif bagi anak-anaknya, dengan persentase yang cukup tinggi untuk pemberian ASI
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
44/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
28
Ekslusif (ASI saja) hingga 6 bulan, yang mencapai 42 persen.
Persentase terbesar selanjutnya adalah ASI saja selama 3 bulan (20
persen). Sedangkan, masih ada sekitar 7 persen balita yang tidak
mendapat ASI Ekslusif sejak lahir. Diharapkan kesadaran orangtua
akan pemberian ASI Ekslusif semakin meningkat, sehingga persentase
Balita yang mendapat ASI Ekslusif hingga 6 bulan pun meningkat dan
akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas.
3.3. Pendidikan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia bertitik tolak pada
upaya pembangunan di bidang pendidikan. Kemajuan suatu bangsa
banyak ditentukan oleh kualitas pendidikan penduduknya. Semakin
tinggi tingkat pendidikannya, akan lebih mudah menerima serta
mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Dengan menguasai
pengetahuan dan teknologi, penduduk dapat menjadi sumber daya
yang sangat berperan dalam meningkatkan produktifitas yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Guna mengetahui sampai seberapa jauh hasil yang telah dicapai
dalam rangka pembangunan di bidang pendidikan, pada bagian iniakan dibahas beberapa indikator, seperti Angka Melek Huruf (Literacy
Rate), Kemampuan Berbahasa Indonesia (Ability to Speak National
Language), Angka Partisipasi Kasar Sekolah, Angka Partisipasi Murni
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Net Enrollment Ratio of Primary
School), Angka Partisipasi Murni Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Net Enrollment Ratio of Junior High
School), Angka Partisipasi Murni Sekolah Menengah Atas/Sekolah
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
45/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
46/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
30
besar daripada penduduk perempuan. Angka melek huruf penduduk
laki-laki sebesar 98,62 persen, sedangkan bagi penduduk perempuan
sekitar 92,02 persen. Kecenderungan lebih rendahnya angka melekhuruf bagi kaum perempuan merupakan sisa-sisa pola pendidikan di
masa lampau yang masih mengutamakan anak laki-laki untuk
mengenyam pendidikan. Umumnya hal ini terjadi pada kelompok usia
lanjut/tua, sedangkan untuk kelompok umur yang lebih muda relatif
tidak terjadi perbedaan yang signifikan.
Fenomena di atas dapat menjadi masukan bagi Pemerintah dalam
menggalakkan program kelompok belajar Paket A khususnya bagi
mereka yang relatif tidak lagi termasuk kelompok usia sekolah,
terutama sasaran program lebih ditekankan kepada kaum perempuan.
b. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni
Pendidikan formal merupakan suatu proses transfer ilmu
pengetahuan yang ditempuh berjenjang dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Proses ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pesertanya, sehingga akan melahirkan lulusan yang berkualitas
dengan bekal pengetahuan yang memadai. Bekal pengetahuan
tersebut berguna bagi setiap orang dalam menjalankan aktivitas
kehidupan, sehingga mereka berpeluang untuk mencapai kualitas
hidup yang lebih baik, dari sisi ekonomi maupun sosial.
Program Wajib Belajar Sembilan Tahun mewajibkan setiap anak
kelompok umur pendidikan dasar yakni usia 7 hingga 15 tahun untuk
mengikuti proses pendidikan di SD/MI dan SMP/MTs. Dengan adanya
program ini, maka anak didik diharapkan memperoleh bekal dasar
untuk meniti pendidikan yang lebih tinggi atau bekal untuk
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
47/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
31
berwirausaha jika kelak mereka tak mampu melanjutkan pendidikan.
Tingkat partisipasi setiap kelompok umur sekolah dapat dicermati
dari persentase mereka yang masih bersekolah atau mengikuti
program penyetaraan. Tingkat Partisipasi dibedakan dalam dua jenis,
yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni
(APM).
Angka Partisipasi Kasar (APK) menggambarkan keikutsertaan
penduduk pada setiap jenjang pendidikan. APK merupakan rasio
antara jumlah murid pada suatu jenjang pendidikan dengan penduduk
usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Penduduk
usia sekolah untuk jenjang SD/MI adalah mereka yang berumur 7-12
tahun, SMP/MTs 13-15 tahun dan jenjang SMA/SMK/MA adalah
mereka yang berusia 16-18 tahun. Dengan konsep tersebut, maka
seorang anak berusia 6 tahun atau kurang yang telah masuk SD/MIdimasukkan dalam penghitungan APK SD/MI, walaupun usianya di luar
range usia SD/MI. Demikian pula bagi anak-anak yang terpaksa
mengulang di SD/MI, sehingga usianya lebih dari 12 tahun tetapi masih
sekolah di SD/MI atau bagi mereka yang jauh lebih dewasa namun
sedang mengikuti kejar Paket A, maka tetap dicakup dalam
penghitungan APK SD. Dengan demikian keikutsertaan penduduk
pada proses pendidikan ini tidak terbatas pada kelompok usia normatif
untuk setiap jenjang pendidikan.
Kecenderungan orang tua untuk memasukkan anaknya
bersekolah di SD/MI sebelum mereka berumur 7 tahun menyebabkan
nilai APK SD/MI mencapai 116,78 persen pada tahun 2014. Nilai APKtersebut lebih tinggi dibandingkan kondisi tahun 2013 yang mencapai
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
48/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
32
114,77 persen. Fenomena ini memungkinkan suatu pemikiran baru
untuk merubah batas usia normatif SD/MI, misalnya mulai usia 6 tahun.
Tentu saja hal ini harus memperhatikan aspek lain yang berkaitan
dengan kemampuan anak didik serta sarana penunjang pendidikan
lainnya.
Kemudian APK SMP/MTs di Kabupaten Sleman pada tahun 2014
mencapai 111,41 persen. Angka ini lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan APK SMP/MTs tahun 2013 yang mencapai 108,93 persen.
Selanjutnya pada jenjang yang lebih tinggi yakni SMA/SMK/MA, nilai
APK-nya sudah mencapai sekitar 86,39 persen. Nilai APK Kabupaten
Sleman ditunjukkan pada tabel 3.7.
Dalam penghitungan APK pada suatu jenjang pendidikan, faktor usia
murid tidak diperhatikan, tetapi dalam penghitungan APM, usia murid harus
diperhatikan. Karena APM merupakan rasio antara jumlah murid suatu
jenjang pendidikan yang berusia sesuai jenjang pendidikan tersebut dengan
penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan.Dari tabel 3.8 berikut, terlihat bahwa APM SD/MI Kabupaten
Tabel 3.7. Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenjang Pendidikan
di Kabupaten Sleman, tahun 2013 dan 2014
Jenjang Pendidikan 2013 (%) 2014 (%)
SD/MI 114,77 116,78
SMP/MTs 108,93 111,41
SMA/SMK/MA 79,00 86,39Sumber : Dinas Dikpora Kabupaten Sleman 2013 dan 2014
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
49/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
33
Tabel 3.8. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan
di Kabupaten Sleman, tahun 2013 dan 2014
Jenjang Pendidikan 2013 (%) 2014 (%)
SD/MI 99,96 102,07
SMP/MTs 81,24 81,63
SMA/SMK/MA 55,16 57,73Sumber : Dinas Dikpora Kabupaten Sleman 2013 dan 2014
Sleman pada tahun 2014 mencapai 102,07 persen, atau mengalami
peningkatan apabila dibandingkan dengan APM tahun 2013. Kemudian
APM SMP/MTs adalah 81,63 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai APM 2013 yang mencapai 81,24 persen. Selanjutnya APM
SMA/SMK/MA pada tahun 2014 adalah 57,73 persen, atau meningkat
dibandingkan APM pada tahun 2013.
Tingginya nilai APK maupun APM Kabupaten Sleman tahun 2014
merupakan cerminan tingkat kesadaran masyarakat yang sudah cukup
tinggi untuk menyekolahkan anaknya. Selain itu, kondisi tersebut juga
menggambarkan keberhasilan pemerintah maupun swasta dalam
penyediaan sarana pendidikan yang memadai dan terjangkau bagi
masyarakat melalui berbagai programnya, antara lain program
pemberian BOS, baik dari APBN, APBD Propinsi dan APBD Kabupaten
kepada semua murid.
Gambar 3.6 memperlihatkan perbedaan antara APK dan APM di
masing-masing jenjang pendidikan. Terlihat bahwa APM selalu lebih
rendah daripada APK. Sedangkan perbedaan tertinggi antara APK dan
APM terdapat pada jenjang pendidikan SMP.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
50/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
34
Gambar 3.6. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni
(APM) menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Sleman,
Tahun 2014
Sumber : Dinas Dikpora Kabupaten Sleman, 2014
c. Angka Putus Sekolah
Angka Putus Sekolah dihitung dari jumlah anak usia sekolah
yang sudah mengenyam suatu jenjang sekolah tetapi tidak berhasil
menamatkan jenjang sekolah tersebut. Angka putus sekolah juga dapat
dibedakan menurut jenjang pendidikan menjadi SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA.
Jumlah anak putus sekolah pada usia SD/MI (7-12 tahun) di
Kabupaten Sleman pada tahun 2014 tercatat sebanyak 42 anak. Angka
tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan
keadaan tahun 2013 yang berjumlah 29 orang.
Untuk jenjang SMP/MTs, jumlah anak yang putus sekolah ada
sekitar 18 orang. Jumlah tersebut lebih besar apabila dibandingkan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
51/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
35
dengan kondisi tahun 2013 yaitu sebanyak 14 anak.
Kemudian pada jenjang SMA/SMK/MA, jumlah putus sekolah
tercatat paling besar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya, baik
pada tahun 2014 maupun tahun 2013. Pada tahun 2014 jumlah anak
putus sekolah jenjang SMA/SMK/MA sebanyak 58 orang atau
meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya 41 orang.
d. Jenjang Pendidikan yang Ditamatkan
Salah satu cara untuk mengukur kualitas sumber daya manusia
adalah dengan mengamati jenjang pendidikan yang diselesaikan oleh
penduduk berumur 15 tahun ke atas. Semakin besar proporsipenduduk yang dapat menamatkan tingkat pendidikan menengah dan
tinggi, secara teoritis semakin baik kualitas sumber daya manusianya.
Tabel 3.10. menunjukkan persentase penduduk menurut
pendidikan yang ditamatkan pada tahun 2014. Penduduk Kabupaten
Sleman yang telah menyelesaikan pendidikan SD/MI sederajat ke atas
mencapai lebih dari 93 persen. Dari persentase tersebut, penduduk
yang berpendidikan tinggi sekitar 18,16 persen, dengan komposisi
Tabel 3.9. Banyaknya Anak Putus Sekolah menurut Jenjang Pendidikandi Kabupaten Sleman, Tahun 2013 dan 2014
Jenjang Pendidikan 2013 2014
SD/MI 29 42
SMP/MTs 14 18
SMA/SMK/MA 41 58Sumber : Dinas Dikpora Kabupaten Sleman 2013 dan RKPD Sleman 2014
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
52/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
53/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
37
yaitu sebesar 1,60 persen penduduk laki-laki mampu menyelesaikan
pendidikan tersebut, sedangkan penduduk perempuan hanya sebesar
0,78 persen.
Distribusi penduduk perempuan justru lebih besar pada tingkat
pendidikan SD/MI ke bawah. Persentase perempuan yang tidak
memiliki ijazah dan tamat SD/MI mencapai 20,94 persen, sedangkan
penduduk laki-laki hanya sekitar 17,06 persen. Hal ini juga didukung
oleh lebih rendahnya persentase penduduk perempuan yang
berpendidikan tinggi dibandingkan dengan penduduk laki-laki
sebagaimana telah dibahas sebelumnya.
Gambar 3.7. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas
menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Sleman, Tahun 2014
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
Pada gambar 3.7 di atas, terlihat bahwa sebagian besar
penduduk Kabupaten Sleman yang berumur 15 tahun ke atas,
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
54/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
38
mempunyai ijazah tertinggi SMA/MA, disusul ijazah SMP/MTs dan
SMK. Sedangkan hanya sekitar 19,19 persen penduduk yang
mempunyai ijazah D1 ke atas.
3.4. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam
kehidupan bermasyarakat karena meliputi dimensi ekonomi dan sosial
yang luas. Dengan bekerja, masyarakat dapat memenuhi kebutuhanekonomi mereka sesuai kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki.
Disamping itu, bekerja juga melibatkan aspek sosial seperti aktualisasi
diri, melakukan kontak sosial, serta pengakuan masyarakat terhadap
kemampuan individu yang bersangkutan.
Kebijakan ekonomi yang ditempuh Pemerintah selalu
memperhatikan dampaknya pada perluasan kesempatan kerja,
mengingat besarnya angkatan kerja yang siap masuk ke pasar kerja.
Permasalahan ketenagakerjaan seperti sulitnya mencari pekerjaan,
pengabaian hak-hak pekerja serta eksploitasi buruh yang berlebihan
dapat memicu terjadinya pertentangan-pertentangan yang sering
berujung pada kerusuhan massa. Hal ini menandakan pentingnyapenanganan ketenagakerjaan yang lebih komprehensif karena
menyangkut kelangsungan hidup masyarakat.
Konsep tenaga kerja yang diadopsi oleh PBB merujuk pada
penduduk usia 15 tahun ke atas. Walaupun kenyataannya di beberapa
negara berkembang, termasuk Indonesia masih banyak ditemui
penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun sudah bekerja.
Dalam konsep Labor Force Approach, penduduk yang berumur 15
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
55/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
39
Tabel 3.11. Beberapa Variabel Ketenagakerjaan (penduduk usia 15 tahun
keatas) di Kabupaten Sleman, Tahun 2014
UraianJenis Kelamin
Laki-laki Perempuan L + P
1. Penduduk Usia Kerja 453.217 452.067 905.284
2. Angkatan Kerja 356.425 259.598 616.023
- Bekerja 339.028 251.052 590.080
- Pengangguran Terbuka 17.397 8.546 25.943
3. Bukan Angkatan Kerja 96.792 192.469 289.261
4. TPAK (%) 78,64 57,42 68,05
5. Tingkat PengangguranTerbuka ( % )
4,88 3,29 4,21
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
tahun ke atas (penduduk usia kerja) dibedakan menjadi angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk dalam angkatan kerja
adalah mereka yang bekerja dan mereka yang sedang berusaha
mencari pekerjaan atau mereka yang tidak bekerja dan sedang
mempersiapkan suatu usaha. Sedangkan pengertian bekerja adalah
mereka yang melakukan kegiatan ekonomi untuk memperoleh atau
membantu memperoleh pendapatan.
Adapun mereka yang termasuk bukan angkatan kerja adalah
mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga dan
kegiatan lainnya yang tidak masuk kategori bekerja atau mencari kerja,
seperti pikun dan sakit-sakitan.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
56/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
57/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
41
persen. Selain kelima sektor tersebut, sektor lainnya secara
keseluruhan hanya menyerap pekerja sekitar 11,32 persen.
b. Status Pekerjaan Utama
Status pekerjaan utama menunjukkan jiwa kewirausahaan
masyarakat di suatu daerah. Semakin besar porsi mereka yang
memilih status berusaha sendiri atau berusaha dibantu orang lain, hal
ini menunjukkan hasrat dan kemampuan mereka (penduduk suatu
daerah) dalam mengelola usaha sendiri lebih besar daripada hasrat
menjadi pekerja/buruh. Hasrat ini tentu saja akan berdampak positif,
jika hasrat tersebut diikuti dengan membuka lapangan kerja baru bagi
Tabel 3.12. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke atasyang Bekerja menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Sleman, tahun 2014
Lapangan Usaha Lakilaki PerempuanLakilaki +Perempuan
1. Pertanian 15,72 12,01 14,14
2. Pertambangan/Penggalian 1,43 - 0,82
3. Industri Pengolahan 14,43 15,49 14,88
4. Listrik, Air dan Gas - - -
5. Bangunan 11,04 0,41 6,52
6. Perdagangan dan Hotel 23,09 33,89 27,69
7. Angkutan dan Komunikasi 7,42 2,14 5,17
8. Keuangan & Jasa Perusahaan 6,70 3,48 5,33
9. Jasa-jasa 20,18 32,56 25,45
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
58/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
59/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
60/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
61/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
45
Tabel 3.14. Penduduk 15 tahun ke atas yang menganggur menurut Pendidikan
tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kab. Sleman, tahun 2014
JenjangPendidikan yang
Ditamatkan
Laki-laki PerempuanLaki-Laki +
Perempuan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
SLTP ke Bawah 3.528 20,28 - 0,00 3.528 13,60
SLTA 10.517 60,45 4.172 48,82 14.689 56,62
Akademi/PT 3.352 19,27 4.374 51,18 7.726 29,78
Jumlah 17.397 100,00 8.546 100,00 25.943 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
penganggur, lebih dari separuhnya yakni sekitar 14.689 orang (56,62
persen) adalah berpendidikan SMU/MA/SMK. Adapun yang
berpendidikan Akademi/Perguruan Tinggi sebesar 29,78 persen (Tabel
3.14).
3.5. Perumahan dan Lingkungan Hidup
Kebutuhan jumlah perumahan bagi penduduk akan seiring
dengan jumlah pertumbuhan penduduk, karena rumah merupakankebutuhan pokok di samping kebutuhan pangan dan sandang. Kualitas
rumah sangat mempengaruhi derajat kesehatan penghuninya. Rumah
yang baik dan sehat akan memberikan rasa nyaman bagi penghuninya
dan sekaligus membentuk rumah tangga yang sehat dan sejahtera
Rumah yang layak huni mensyaratkan berbagai hal seperti luas
rumah, jenis lantai, dinding dan atap yang digunakan serta
kelengkapan lainnya seperti sumber dan fasilitas air minum, tempat
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
62/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
63/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
47
rumah tangga.
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
Untuk tempat buang air besar, sekitar 69,44 persen rumah
tangga di Kabupaten Sleman menggunakan penampungan tinja
dengan jarak 10 meter atau lebih dari sumber air minum. Adapun
rumah tangga yang menggunakan penampungan tinja dengan jarak
kurang dari 10 meter terhadap sumber air minum tercatat masih relatif
tinggi yakni sekitar 21,56 persen. Selebihnya, sekitar 9 persen rumah
tangga tidak mengetahui jaraknya. (lihat di lampiran, tabel 34)
Sementara kalau dilihat dari kepemilikan fasilitas tempat buang
air besar pada tahun 2014, di Kabupaten Sleman hampir dua per tiga
warganya sudah memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri yaitu
sekitar 71,55 persen. Kemudian diikuti fasilitas yang digunakan
Air Minum DalamKemasan32,73%
Ledeng2,64%
Pompa4,28%
Sumur Terlindung55,40 %
Sumur TidakTerlindung
1,94%
Mata Air TakTerlindung
1,41%
Mata AirTerlindung 1,30%
Air Hujan0,31%
Gambar 3.9. Persentase Rumah Tanggamenurut Penggunaan Fasilitas Air Minum
di Kabupaten Sleman, Tahun 2014
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
64/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
48
bersama sebesar 24,03 persen. Hal ini terjadi dalam satu bangunan
fisik biasanya dihuni lebih dari satu rumah tangga misalnya kos-kosan,
atau rumah tangga biasa yang lain. Selanjutnya untuk yang
menggunakan fasilitas umum biasanya yang tinggal di daerah
perkotaan. Kemudian untuk yang tidak menggunakan fasilitas tempat
buang air besar di daerah pedesaan yang biasanya dilakukan di sungai
atau kebun. (lihat di lampiran, tabel 35)
3.6. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Besarnya nilai konsumsi suatu rumah tangga biasanya
mencerminkan tingkat pendapatan rumah tangga tersebut. Semakin
tinggi nilai pendapatannya, maka konsumsinya juga akan semakin
tinggi.
Karena sulitnya memperoleh data besarnya pendapatan
seseorang/rumah tangga, maka survei-survei yang dilakukan oleh BPS
menggunakan pendekatan pengeluaran yang dianggap sebagai
proyeksi pendapatan.
Pada tahun 2014, sekitar 90,82 persen penduduk Kabupaten
Sleman mengeluarkan biaya konsumsi rata-rata per kapita >= Rp1.000.000,00 (lihat Tabel 3.15). Kemudian diikuti oleh mereka yang
memiliki pengeluaran di antara Rp 750.000,00 Rp 999.999,00 yakni
sekitar 4,46 persen. Sementara itu, persentase terendah rumah tangga
yaitu 0,1 persen terdapat pada penduduk yang memiliki pengeluaran
antara Rp 200.000,00 Rp 299.999,00 sebulan.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
65/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
49
Hukum ekonomi menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
pendapatan rumah tangga, maka akan semakin tinggi pula porsi
(persentase) pengeluaran yang dibelanjakan untuk kebutuhan bukan
makanan (semakin rendah porsi pengeluaran untuk makanan). Datapersentase pengeluaran rumah tangga seperti disajikan pada tabel
3.16 pada halaman selanjutnya menunjukkan hal tersebut.
Pada rumah tangga yang berada di 20 persen terendah (quantile
1), persentase pengeluaran untuk bukan makanan sebesar 42,38
persen. Angka persentase tersebut meningkat, dan pada rumah tangga
yang berada di 20 persen tertinggi (quantile 5), porsi pengeluaran
rumah tangga untuk bukan makanan mencapai 67,13 persen. Secara
Tabel 3.15. Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga
menurut Pengeluaran Perkapita Per Bulandi Kabupaten Sleman Tahun 2014
Kelompok Pengeluaran
perkapita
Rumah Tangga
Banyaknya %
(1) (2) (3)
< 100.000 0 0,00
100.000 - 149.999 0 0,00
150.000 - 199.999 0 0,00
200.000 - 299.999 389 0,10
300.000 - 499.999 4.570 1,22
500.000 - 749.999 12.698 3,39
750.000 - 999.999 16.719 4,46
>= 1.000.000 340.269 90,82
Jumlah 374.645 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2014
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
66/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
50
umum, porsi pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan bukan
makanan adalah 56,92 persen.
Tabel 3.16. Proporsi Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan
menurut QuantilePendapatan di Kabupaten Sleman, Tahun 2014
Jenis
Pengeluaran Q1 Q2 Q3 Q4 Q5Rata-
rata
Rata-rata
pengeluaranmakanan
sebulan
57,62 55,42 53,86 48,41 32,87 43,08
Rata-rata
pengeluaran
bukan
makanan
sebulan
42,38 44,58 46,14 51,59 67,13 56,92
Rata-ratapengeluaran
rumah
tangga
sebulan
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber :BPS Kabupaten Sleman, 2014
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
67/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
51
IV. KESIMPULAN
1. Jumlah penduduk Kabupaten Sleman Tahun 2014 sebesar
1.163.970 jiwa, dengan rasio jenis kelamin 100,41 yang berarti
penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan
2. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Sleman 2.025 jiwa/km2,
dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Depok, yaitu 5.244
jiwa/km2dan kepadatan terendah di Kecamatan Cangkringan, yaitu
612 jiwa/km2.
3. Sebanyak 53,26 persen perempuan di Kabupaten Sleman
melakukan perkawinan pertamanya pada usia 19-24 tahun.
4. Di bidang kesehatan, seluruh balita lahir dengan bantuan tenaga
terdidik dan kesadaran akan pentingnya ASI Ekslusif bagi anak
ternyata cukup tinggi, yang diperlihatkan dengan cukup tingginyapersentase anak yang memperoleh ASI Ekslusif (42 persen).
5. Dalam bidang pendidikan, perbaikan terlihat dari semakin
meningkatnya angka melek huruf (95,11 persen), meningkatnya
APK dan APM penduduk di semua jenjang pendidikan.
6. TPAK mencapai 68,05 persen dengan rincian TPAK laki-laki 78,64
persen dan perempuan 57,42 persen, dengan sektor perdagangan
dan hotel sebagai sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar,
sekitar 27,69 persen. Sedangkan angka pengangguran terbuka
sebesar 4,21 persen.
7. Dari segi perumahan, sebagian besar rumah di Kabupaten Sleman
(69,40 persen) memiliki luas kurang dari 100 m2
dengan jenis atapterbanyak adalah genteng dan dinding terluas adalah tembok.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
68/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
69/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
53
Banyaknya % Banyaknya % Banyaknya %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 - 4 45.817 7,86 43.877 7,55 89.694 7,71
5 - 9 43.402 7,44 41.101 7,08 84.503 7,26
10 - 14 40.444 6,93 38.490 6,63 78.934 6,78
15 - 19 47.030 8,06 45.821 7,89 92.851 7,98
20 - 24 67.674 11,60 60.224 10,37 127.898 10,99
25 - 29 55.413 9,50 50.834 8,75 106.247 9,13
30 - 34 46.885 8,04 46.475 8,00 93.360 8,02
35 - 39 43.362 7,44 43.278 7,45 86.640 7,44
40 - 44 40.492 6,94 41.333 7,12 81.825 7,03
45 - 49 36.163 6,20 38.507 6,63 74.670 6,42
50 - 54 32.042 5,49 34.676 5,97 66.718 5,73
55 - 59 26.525 4,55 28.172 4,85 54.697 4,70
60 - 64 19.671 3,37 20.207 3,48 39.878 3,43
65 - 69 13.767 2,36 15.479 2,67 29.246 2,51
70 - 74 10.407 1,78 12.377 2,13 22.784 1,96
75+ 14.101 2,42 19.924 3,43 34.025 2,92
Jumlah 583.195 100,00 580.775 100,00 1.163.970 100,00
Sumber : Has il Proyeks i Sens us Penduduk 2010
Tabel 1.Jumlah dan Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur 5 tahunan
dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Kel. Umur
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
70/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
54
Tabel 2.Komposi si Penduduk menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Banyaknya % Banyaknya % Banyaknya %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 - 14 129.663 22,23 123.468 21,26 253.131 21,75
15 - 64 415.257 71,20 409.527 70,51 824.784 70,86
65+ 38.275 6,56 47.780 8,23 86.055 7,39
Jumlah 583.195 100,00 580.775 100,00 1.163.970 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Tabel 3.
Jumlah dan Persentase Penduduk 10 tahun ke atas menurut Status Perkawinan
dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Banyaknya % Banyaknya % Banyaknya %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Blm Kawi n 206.681 41,06 157.428 30,66 364.109 36,79
Kawin 270.491 56,72 282.595 57,96 553.086 55,88
Cerai Hidup 2.822 0,29 8.520 2,01 11.342 1,15
Cerai Mati 13.982 1,93 47.254 9,37 61.236 6,19
Jumlah 493.976 100,00 495.797 100,00 989.773 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Kelompok
Umur
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
Status
Perkawinan
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
71/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
55
Tabel 4.Banyaknya dan Persentase Perempuan umur 10 tahun ke Atas
menurut Umur Perkawinan Pertama di Kab. Sleman Tahun 2014
Perempuan umur 10 tahun ke Atas
Banyaknya %
(1) (2) (3)
16 17.155 5,07
17 - 18 50.011 14,78
19 - 24 180.215 53,26
25 90.987 26,89
Jumlah 338.369 100,00
Sumber : Susena s 2014 dan Proyeks i Penduduk SP2010
Tabel 5.Banyaknya Perempuan Pernah Kawin umur 15 - 49 tahun
dan Rata-rata Anak Lahir Hidup (ALH)
menurut Kelompok Umur di Kab. Sleman Tahun 2014
Kelompok Umur Frekuensi ALH
(1) (2) (3)
15 -19 1.753 0,28
20 - 24 11.854 0,86
25 - 29 42.206 0,85
30 - 34 41.104 1,54
35 - 39 42.160 1,9540 - 44 39.822 2,23
45 - 49 36.649 2,31
Jumlah 215.547 1,72
Sumber : Susena s 2014 dan Proyeks i Penduduk SP2010
Umur Perkawinan Pertama
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
72/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
56
Tabel 6.Banyaknya Perempuan Pernah Kawin Umur 15 - 49 tahun dan
Rata-rata Anak Masih Hidup (AMH) menurut Kelompok Umur
di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Kelompok Umur Frekuensi AMH
(1) (2) (3)
15 -19 1.753 0,28
20 - 24 11.854 0,86
25 - 29 42.206 0,85
30 - 34 41.104 1,48
35 - 39 42.160 1,9240 - 44 39.822 2,24
45 - 49 36.649 2,45
Jumlah 215.547 1,72
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Penduduk SP2010
Tabel 7.Banyaknya dan Persentase Bal ita menurut Penolong Waktu Lahir
dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Banyaknya % Banyaknya % Banyaknya %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)Dokter 23.957 52,29 15.726 35,84 39.684 44,97
Bidan 21.860 47,71 28.151 64,16 50.010 55,03
Jumlah 45.815 100,00 43.873 100,00 89.688 100,00
Sumber : Susena s 2014 da n Proyeks i Penduduk SP2010
Penolong
Waktu Lahir
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
73/92
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
74/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
58
Tabel 10.
Banyaknya dan Persentase Perempuan Umur 10 - 49 tahun
menurut Kelompok Umur dan Status Perkawinan
di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Belum
KawinKawin Cerai
Belum
KawinKawin Cerai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
10 - 14 38.490 - - 100,00 - -
15 - 19 44.068 1.753 - 96,18 3,82 -
20 - 24 48.370 11.854 - 80,32 19,68 -
25 - 29 8.628 42.206 - 16,97 83,03 -
30 - 34 5.371 39.680 1.424 11,56 85,38 3,06
35 - 39 1.118 40.547 1.613 2,58 93,69 3,73
40 - 44 1.511 38.596 1.226 3,66 93,38 2,97
45 - 49 1.858 34.256 2.393 4,82 88,96 6,21
149.415 208.891 6.656 40,83 56,81 2,36
Sumber : Susena s 2014 da n Proyeks i Penduduk SP2010
Tabel 11.
Banyaknya Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Angka Kesakitan menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Sleman Tahun 2014
N % N % N
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)Panas 62.809 50,23 62.234 49,77 125.043 100,00
Batuk 112.145 50,41 110.322 49,59 222.467 100,00
Pilek 103.469 50,35 102.033 49,65 205.502 100,00
Asma/ Sesa k
Nafas6.579 47,73 7.203 52,27 13.782 100,00
Diare 7.042 42,64 9.472 57,36 16.514 100,00
Sakit Kepala 17.491 38,00 28.543 62,00 46.035 100,00
Sakit Gigi 13.899 52,62 12.513 47,38 26.412 100,00Lainnya 94.944 45,20 115.099 54,80 210.043 100,00
Sumber : Susena s 2014 da n Proyeks i Penduduk SP2010
Kelompok
Umur
Jumlah Persentase
Jenis Keluhan
Kesehatan
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
75/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
59
Tabel 12.
Banyaknya dan Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
menurut Jenis Pengobatan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Diobati
Sendiri149.804 52,83 133.750 47,17 283.554 100,00
Berobat Ja lan 98.545 45,95 115.918 54,05 214.463 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Tabel 13.
Banyaknya dan Persentase Penduduk yang Berobat Jalan
menurut Jenis Fasilitas Kesehatan dan Jenis Kelamindi Kabupaten Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
RS Pem. 11.539 49,03 11.995 50,97 23.534 100,00
RS Swasta 16.491 45,84 19.484 54,16 35.975 100,00
Praktek
dktr/Poliklk40.195 48,27 43.080 51,73 83.275 100,00
PKM/ Pustu 20.801 38,87 32.719 61,13 53.520 100,00
Praktek
Nakes3.457 8,99 35.013 91,01 38.470 100,00
Batra n
lainnya801 2,88 26.984 97,12 27.785 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Jenis
Pengobatan
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
Jenis Fasilitas
Kesehatan
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
76/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
60
Tabel 14.
Banyaknya dan Persentase Penduduk umur 15 tahun ke Atas menurut
Kemampuan Baca Tulis dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Huruf Latin 435.520 96,03 418.731 91,56 854.252 93,80
Huruf Arab 214.918 47,39 221.960 48,54 436.879 47,96
Huruf Lai nnya 77.779 17,15 60.443 13,22 138.223 15,18
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Tabel 15.
Banyaknya dan Persentase Penduduk umur 5 tahun menurut Partis ipas i
Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tdk/Blm
Sekolah24.463 4,55 41.513 7,73 65.976 6,14
Msh Sekolah 162.055 30,16 145.236 27,05 307.291 28,60
Tdk
Bersekolah lg
350.860 65,29 350.149 65,22 701.009 65,25
Jumlah 537.378 100,00 536.898 100,00 1.074.276 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Kemampuan
Baca Tulis
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
Partisipasi
Sekolah
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
77/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
61
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tdk/Blm
Sekolah- - - - - -
Msh Sekolah 47.527 100,00 49.082 100,00 96.609 100,00
Tdk
Bersekolah lg- - - - - -
Jumlah 47.527 100,00 49.082 100,00 96.609 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tdk/Blm
Sekolah- - - - - -
Msh Sekolah 24.693 100,00 20.310 100,00 45.002 100,00
Tdk
Bersekolah lg- - - - - -
Jumlah 24.693 100,00 20.310 100,00 45.002 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Banyaknya dan Persentase Penduduk umur 7-12 tahun menurut Partis ipas i
Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Banyaknya dan Persentas e Penduduk umur 13-15 tahun menurut Partis ipas iSekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Partisipasi
Sekolah
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
Partisipasi
Sekolah
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
Tabel 16.
Tabel 17.
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
78/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
62
Tabel 18.
Banyaknya dan Persentas e Penduduk umur 16-18 tahun menurut Partis ipas i
Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tdk/Blm
Sekolah- - - - - -
Msh Sekolah 24.266 86,84 19.786 81,88 44.052 84,54
Tdk
Bersekolah lg3.678 13,16 4.379 18,12 8.058 15,46
Jumlah 27.945 100,00 24.165 100,00 52.110 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Tabel 19.
Banyaknya dan Persentas e Penduduk umur 19-24 tahun menurut Partis ipas i
Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tdk/Blm
Sekolah - - - - - -
Msh Sekolah 57.004 62,66 46.796 56,75 103.800 59,85
Tdk
Bersekolah lg33.965 37,34 35.668 43,25 69.633 40,15
Jumlah 90.969 100,00 82.464 100,00 173.433 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Partisipasi
Sekolah
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
Partisipasi
Sekolah
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
79/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
63
Tabel 20.
Banyaknya dan Persentase Penduduk umur 15 tahun ke Atas menurut
Ijazah Tertinggi yang dimil iki dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tdk Punya 23.342 5,15 37.565 8,21 60.907 6,65
SD/MI 53.997 11,91 58.233 12,73 112.230 12,31
SMP/MTs 79.494 17,53 77.348 16,91 156.842 17,23
SMU/MA 127.164 28,04 127.270 27,83 254.435 27,94
SMK 86.594 19,09 64.874 14,19 151.469 16,69
D I / D II 4.818 1,06 4.580 1,00 9.399 1,03
D II I / Akd 16.556 3,65 23.200 5,07 39.756 4,35
D IV / S1 54.313 11,98 60.681 13,27 114.994 12,61
S2 / S3 7.252 1,60 3.556 0,78 10.809 1,20
Jumlah 453.532 100,00 457.307 100,00 910.839 100,00
Sumber : Susena s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Ijazah
Tertinggi
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
80/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
64
Tabel 21.
Banyaknya dan Persentase Penduduk umur 5 tahun ke Atas Masih Sekolah
menurut Kelompok umur dan Jenis Kelamin di Kab. Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5 - 6 670 0,41 3.231 2,22 3.902 1,27
7 - 12 47.527 29,33 49.082 33,79 96.609 31,44
13 - 15 24.693 15,24 20.310 13,98 45.002 14,64
16 - 18 24.266 14,97 19.786 13,62 44.052 14,34
19 - 24 57.004 35,18 46.796 32,22 103.800 33,78
25+ 7.895 4,87 6.031 4,15 13.926 4,53
Jumlah 162.055 100,00 145.236 100,00 307.291 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Tabel 22.Banyaknya dan Persentase Penduduk umur 5 tahun ke Atas menurut
Kelompok umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5 - 6 18.250 3,45 20.549 3,92 38.800 3,687 - 12 46.849 8,84 47.915 9,14 94.764 8,99
13 - 15 24.341 4,60 19.826 3,78 44.167 4,19
16 - 18 27.546 5,20 23.591 4,50 51.137 4,85
19 - 24 89.672 16,93 80.503 15,36 170.175 16,14
25+ 323.058 60,99 331.744 63,29 654.802 62,14
Jumlah 529.716 100,00 524.128 100,00 1.053.844 100,00
Sumber : Suse na s 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Kelompok
Umur
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
Kelompok
Umur
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
81/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
65
Tabel 23.
Banyaknya dan Persentase Penduduk umur 15 tahun ke Atas menurut
Klasi fikasi Kegiatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Penduduk
Usia Kerja453.217 100,00 452.067 100,00 905.284 100,00
Angkatan
Kerja
356.425 78,64 259.598 57,42 616.023 68,05
Bekerja 339.028 74,80 251.052 55,53 590.080 65,18
Menganggur 17.397 3,84 8.546 1,89 25.943 2,87
Bukan
Angkatan
Kerja
96.792 21,36 192.469 42,58 289.261 31,95
Sekolah 54.115 11,94 46.460 10,28 100.575 11,11
Mengurus
Rumah
Tangga
20.626 4,55 129.576 28,66 150.202 16,59
Lainnya 22.051 4,87 16.433 3,64 38.484 4,25
Sumber : Sake rnas 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Klasifikasi
Kegiatan
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
82/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
66
Tabel 24.
Banyaknya dan Persentase Penduduk umur 15 tahun ke Atas yang Bekerja
menurut Kelompok Jam Kerja dan Jenis Kelamin di Kab. Sleman Tahun 2014
Banyak % Banyak % Banyak %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 8.430 2,49 17.673 7,04 26.103 4,42
1 - 9 28.861 8,51 39.049 15,55 67.910 11,51
10 - 24 24.676 7,28 16.775 6,68 41.451 7,02
25 - 34 92.537 27,29 72.362 28,82 164.899 27,95
35 - 44 90.984 26,84 51.714 20,60 142.698 24,18
45 - 49 93.540 27,59 53.479 21,30 147.019 24,92
50+ - - - - - -
Jumlah 339.028 100,00 251.052 100,00 590.080 100,00
Sumber : Sake rnas 2014 dan Proyeks i Penduduk SP2010
Tabel 25.
Banyaknya dan Persentase Penduduk umur 15 tahun ke Atas Menganggur
menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kab. Sleman Tahun 2014
Banyak % Banyak % Banyak %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)SLTP ke bwh 3.528 20,28 - 0,00 3.528 13,60
SLTA 10.517 60,45 4.172 48,82 14.689 56,62
Akademi/PT 3.352 19,27 4.374 51,18 7.726 29,78
Jumlah 17.397 100,00 8.546 100,00 25.943 100,00
Sumber : Sake rnas 2014 dan Proyeks i Penduduk SP2010
Tingkat
Pendidikan
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
Kelompok
Jam Kerja
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
83/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
67
Tabel 26.
Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 15 tahun Ke Atas yang Bekerja
menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin di Kab. Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 53.281 15,72 30.156 12,01 83.437 14,14
2. Pertambang
an/penggalian4.842 1,43 - - 4.842 0,82
3. Industri
Pengolahan48.931 14,43 38.895 15,49 87.826 14,88
4. Listrik, Air &
Gas- - - - - -
5. Bangunan 37.413 11,04 1.041 0,41 38.454 6,52
6. Perdagang
an & Hotel78.286 23,09 85.087 33,89 163.373 27,69
7. Angkutan &
Komunikasi25.145 7,42 5.383 2,14 30.528 5,17
8. Keuangan
&Jasa Perush.22.702 6,70 8.745 3,48 31.447 5,33
9. Jasa 68.428 20,18 81.745 32,56 150.173 25,45
Jumlah 339.028 100,00 251.052 100,00 590.080 100,00
Sumber : Sake rnas 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Kel. Umur
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
84/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
68
Tabel 27.
Banyaknya dan Persentase Penduduk Umur 15 tahun Ke Atas yang Bekerja
menurut Klasi fikas i Jabatan dan Jenis Kelamin di Kab. Sleman Tahun 2014
N % N % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Tenaga
Profesional,
Teknisi dan
Tenaga Lai nybdi
36.934 10,89 36.268 14,45 73.202 12,41
2. Tenaga
Kepemimpin
an dan
Ketatalaksan
aan
12.872 3,80 1.556 0,62 14.428 2,45
3. Pejabat
Pelaksana,
Tenaga TataUsaha dan
Tenaga ybdi
34.081 10,05 29.479 11,74 63.560 10,77
4. Tenaga
Usaha
Penjualan
54.392 16,04 58.276 23,21 112.668 19,09
5. Tenaga
Usaha Jas a34.006 10,03 43.723 17,42 77.729 13,17
6. TenagaUsaha
Pertanian &
Peternakan
51.293 15,13 30.693 12,23 81.986 13,89
7/8/9. Tena ga
Pengolahan,
Opr Alat &
Pkerja Kas ar
109.932 32,43 50.188 19,99 160.120 27,14
X/00. Lainnya 5.518 1,63 869 0,35 6.387 1,08
Jumlah 339.028 100,00 251.052 100,00 590.080 100,00
Sumber : Sakernas 2014 dan Proyeksi Penduduk SP2010
Laki-laki PerempuanKel. Umur
Jenis KelaminJumlah
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
85/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
69
Tabel 28.
Banyaknya dan Persentas e Penduduk 15 tahun ke Atas yang Bekerja menurut
Status Pekerjaan dan Jenis Kel ami n di Kabupa ten Sl eman Tahun 2014
Banyak % Banyak % Banyak %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Berusaha
sendiri38.737 11,43 45.854 18,26 84.591 14,34
Berusaha
dibantuburuh tdk
tetap/brh tdk
dibayr
37.615 11,09 21.576 8,59 59.191 10,03
Berusaha
dibantu
buruh tetap/
brh dibayar
19.889 5,87 7.193 2,87 27.082 4,59
Buruh/karyawan
203.120 59,91 132.096 52,62 335.216 56,81
Pek bebas
pertanian6.807 2,01 4.109 1,64 10.916 1,85
Pek bebas
non
pertanian
22.454 6,62 7.490 2,98 29.944 5,07
Pek tdk
dibayar 10.406 3,07 32.734 13,04 43.140 7,31
Jumlah 339.028 100,00 251.052 100,00 590.080 100,00
Sumber : Sake rnas 2014 da n Proyeks i Pend uduk SP2010
Status
Pekerjaan
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
86/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
70
Tabel 29.Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga menurut
Luas Lantai Rumah yang dihuni di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Frekuensi %
(1) (2) (3)
< 20 85.503 22,80
20 - 49 40.580 10,80
50 - 99 133.999 35,80
100 - 149 63.627 17,00
> 149 50.936 13,60
Jumlah 374.645 100,00
Sumber : Susenas 2014 da n Proyeks i Penduduk SP2010
Tabel 30.Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Atap
Terluas Rumah yang dihuni di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Frekuensi %
(1) (2) (3)
Beton 15.578 4,20
Genteng 352.702 94,10
Seng 1.054 0,30
Asbes 5.310 1,40Lainnya - -
Jumlah 374.645 100,00
Sumber : Susenas 2014 da n Proyeks i Penduduk SP2010
Luas Lantai (m2)Rumah Tangga
Jenis AtapRumah Tangga
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
87/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
71
Tabel 31.Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Dindi ng
Terluas Rumah yang dihuni di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Frekuensi %
(1) (2) (3)
Tembok 367.448 98,10
Kayu 4.486 1,20
Bambu 2.711 0,70
Lainnya - -
Jumlah 374.645 100,00
Sumber : Sus enas 2014 da n Proyeks i Penduduk SP2010
Tabel 32.Banyaknya dan Persentas e Rumah Tangga menurut
Sumber Air Minum di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Frekuensi %
(1) (2) (3)
Air Minum Dalam
Kemasan122.603 32,73
Ledeng 9.891 2,64
Sumur Pompa 16.047 4,28
Sumur Terlindung 207.570 55,40Sumur Tak Terlindung 7.253 1,94
Mata Air Terl indung 4.854 1,30
Mata Air Tak Terlindung 5.271 1,41
Air Hujan 1.156 0,31
Jumlah 374.645 100,00
Sumber : Sus enas 2014 da n Proyeks i Penduduk SP2010
Jenis DindingRumah Tangga
Sumber Air MinumRumah Tangga
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
88/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
72
Tabel 33.Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga menurut Fasilitas
Air Minum yang Digunakan di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Frekuensi %
(1) (2) (3)
Sendiri 183.597 72,84
Bersama 61.986 24,59
Umum 6.165 2,45
Tidak Ada 294 0,12
Jumlah 252.043 100,00
Sumber : Sus enas 2014 da n Proyeks i Penduduk SP2010
Tabel 34.
Banyaknya dan Persentase Rumah Tangga menurut Jarak Sumber Air
ke Tempat Penampungan Tinja di Kabupaten Sleman Tahun 2014
Frekuensi %
(1) (2) (3)
10 167.342 69,44
Tidak Tahu 21.693 9,00
Jumlah 240.995 100,00
Sumber : Sus enas 2014 da n Proyeks i Penduduk SP2010
Fasilitas Air MinumRumah Tangga
Jarak (m)Rumah Tangga
-
7/26/2019 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman 2014
89/92
Inkesra Kabupaten Sleman Tahun 2014
73
Tabel 35.
Banyaknya dan Persentas e Rumah Tangga menurut Fas il itas Tempat
Buan