Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Resin Komposit Menurut ADA

4
Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Resin Komposit ADA ( American Dental Association) mendukung resin komposit digunakan dalam : Resin preventive pada pit dan fisur Preventive resin restoration merupakan suatu prosedur klinik yang digun untuk mengisolasi pit dan fisur dan sekaligus mencegah terjadinya karie pit dan fisur dengan memakai tehnik etsa asam. Tehnik ini dip pertama kali oleh Simonsen pada tahun !""# meliputi pele$aran daerah dan fisur kemudian pem$uangan email dan dentin yang telah terkena karie sepanjang pit dan fisur. Tujuan dari restorasi pencegahan (resin preven adalah untuk menghentikan proses karies a%al yang terdapat pada pit dan fisur# terutama pada gigi molar permanen yang memiliki pit dan fisur# seklaigus melakukan tindakan pencegahan terhadap karies pada pit dan fi yang $elum terkena karies pada gigi yang sama. &it dan fisur yang dalam sempit atau pit dan fisur yang memiliki $entuk seperti leher $otol# sec klinis merupakan daerah yang sangat mudah terserang karies# karena se%a gigi disikat $agian dalam pit dan fisur tidak dapat dijangkau oleh $ulu gigi ('oga# !!"). Restorasi pada tempat tempat yang memerlukan estetika Sejalan dengan kesadaran pasien akan pentingnya faktor estetika suatu restorasi gigi# penggunaan $ahan restorasi estetik mengalami pen Resin komposit merupakan materialrestorasi yang paling pesat perkem$angannya di$andingkan material restorasi se%arna gigilainnya# seperti : silikat# resin akrilik dan semen ionomer kaca. al ini dikare karakteristik tertentu dari resin komposit seperti %arnanya yang hampir menyerupai %arna gigi# tidak larut dalam cairan mulut# dan kemampuannya $erikatan dengan gigi secara mikromekanis. Restorasi pada pasien yang alergi atau sensitivitas terhadap logam 1

description

Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Resin Komposit Menurut ADA

Transcript of Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Resin Komposit Menurut ADA

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Resin Komposit ADA (American Dental Association) mendukung resin komposit digunakan dalam : Resin preventive pada pit dan fisurPreventive resin restoration merupakan suatu prosedur klinik yang digunakan untuk mengisolasi pit dan fisur dan sekaligus mencegah terjadinya karies pada pit dan fisur dengan memakai tehnik etsa asam. Tehnik ini diperkenalkan pertama kali oleh Simonsen pada tahun 1977, meliputi pelebaran daerah pit dan fisur kemudian pembuangan email dan dentin yang telah terkena karies sepanjang pit dan fisur. Tujuan dari restorasi pencegahan (resin preventive) adalah untuk menghentikan proses karies awal yang terdapat pada pit dan fisur, terutama pada gigi molar permanen yang memiliki pit dan fisur, seklaigus melakukan tindakan pencegahan terhadap karies pada pit dan fisur yang belum terkena karies pada gigi yang sama. Pit dan fisur yang dalam dan sempit atau pit dan fisur yang memiliki bentuk seperti leher botol, secara klinis merupakan daerah yang sangat mudah terserang karies, karena sewaktu gigi disikat bagian dalam pit dan fisur tidak dapat dijangkau oleh bulu sikat gigi (Yoga, 1997).

Restorasi pada tempat-tempat yang memerlukan estetikaSejalan dengan kesadaran pasien akan pentingnya faktor estetika suatu restorasi gigi, penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan. Resin komposit merupakan material restorasi yang paling pesat perkembangannya dibandingkan material restorasi sewarna gigi lainnya, seperti : silikat, resin akrilik dan semen ionomer kaca. Hal ini dikarenakan karakteristik tertentu dari resin komposit seperti warnanya yang hampir menyerupai warna gigi, tidak larut dalam cairan mulut, dan kemampuannya berikatan dengan gigi secara mikromekanis.

Restorasi pada pasien yang alergi atau sensitivitas terhadap logamPada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal seperti amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan, pasien seringkali mengeluhkan rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin. Sebagai prosedur estetis tambahan:a. Partial veneersb. Full veneersc. Modifikasi kontur gigid. Penutup diastema Periodontal splinting Lesi interproksimal (klas III) pada gigi anteriorLesi pada permukaan fasial gigi anterior (klas V)Lesi pada permukaan fasial gigi premolarHilangnya sudut insisal gigiFraktur gigi anteriorMembentuk kembali gigi untuk mendukung restorasi tuangLesi oklusal dan interproksimal gigi posterior (klas I dan II) dengan keterbatasan

ADA tidak mendukung penggunaan komposit (kontraindikasi) pada gigi dengan:

Tekanan oklusal yang besarJika semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi maka resin komposit sebaiknya tidak digunakan. Hal ini karena resin komposit mempunyai kekuatan menahan tekanan oklusi lebih rendah dibandingkan amalgam. Tumpatan menggunakan komposit pada gigi posterior akan cepat rusak pada pasien dengan tenaga pengunyahan yang besar atau bruxism.

Tempat atau area yang diisolasiResin komposit tidak dianjurkan untuk diaplikasikan pada dinding kavitas yang hanya terdapat sedikit, atau sama sekali tidak ada email. Lalu, pada penggunaan bahan restorasi resin komposit, daerah operasi harus sama sekali terbebas dari kontaminasi cairan seperti saliva atau darah.

Pasien dengan alergi atau sensitivitas terhadap material komposit.Reaksi alergi yang dilaporkan akibat penggunaan bahan resin komposit sangat sedikit. Sensitifitas setelah pembuatan restorasi gigi dengan bahan resin komposit jarang ditemui. Namun, perlekatan monomer resin pada beberapa individu dapat menyebabkan reaksi alergi. Selain itu, beberapa laporan menyebutkan bahwa sering terjadi reaksi alergi berupa dermatitis pada jari dokter gigi yang berkontak langsung dengan monomer yang tidak bereaksi.

DAFTAR PUSTAKAMount, GJ., Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure,Edisi 2. Brighton: Knowledge Books and Software. 2005. hal. 164-197.

Baum, Philips, Lund. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi Ed. 3; alih bahasa, Rasinta Tarigan; editor, Lilian Yuwono. Jakarta: EGC.

Summitt JB, Robbins JW, Schwartz RS. Fundamentals of Operative Dentistry,A Contemporary.Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endondonsia, edisi 3 (Alih Bahasa: drg. Narlan Sumawinata, SpKG). Jakarta: EGC.

4