IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …lib.unnes.ac.id/19757/1/4201409089.pdf ·...
Transcript of IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …lib.unnes.ac.id/19757/1/4201409089.pdf ·...
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA
MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 2 BOJA
SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Prodi Pendidikan Fisika
Oleh
Ana Septia Amalia
4201409089
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 30 Juli 2013
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Drs. M. Sukisno, M.Si. Dr. Sutikno, S.T., M.T.
NIP 19491115 197603 1 001 NIP 19741120 199903 1 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Fisika
Dr. Khumaedi, M.Si.
NIP. 196306101989011002
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted
Individualization (TAI) pada Mata Pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Boja.
Disusun oleh :
Ana Septia Amalia
4201409089
Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 30 Juli 2013.
Panitia
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si.
NIP. 196310121988031001 NIP. 196306101989011002
Ketua Penguji
Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd.
NIP 196012191985032002
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Drs. M. Sukisno, M.Si. Dr. Sutikno, S.T., M.T.
NIP 19491115 197603 1 001 NIP 19741120 199903 1 003
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan perundangan.
Semarang, Agustus 2013
Penulis,
Ana Septia Amalia
NIM 4201409089
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Sikap adalah sebuah perbuatan kecil yang mampu menghasilkan perbedaan yang besar
(Winston Churchill).
Bersyukurlah jika kau sudah di titik terendah dalam hidup, karena tidak ada pilihan
lain selain menuju titik tertinggi.
Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban, yang menjadi kewajiban adalah
perjuangan kita untuk menjadi sukses.
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan teruntuk:
Abah dan ibuku yang senantasiasa mencurahkan kasih
sayang, doa dan bimbingan untukku
Sahabatku, Nurul, Emi, Ofa, makasih sudah menemaniku
menjalani hari-hari dengan penuh keceriaan
Teman-temanku kost Ambassador 1 yang selalu menghibur
dan menyemangatiku
Teman-teman seperjuanganku Nurul, Wiwit, terimakasih
telah menjadi teman sharing selama ini
Teman-teman Pendidikan Fisika Angkatan 2009
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang
senantiasa tercurah sehingga tersusunlah skripsi berjudul “Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) pada Mata
Pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Boja”. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa saran,
bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang
3. Ketua Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang
4. Drs. M. Sukisno, M.Si., Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih pula atas
ide dan masukan yang telah diberikan.
5. Dr. Sutikno, S.T. M.T., Dosen Pembimbing Pendamping yang telah berkenan
menjadi dosen pembimbing II dan meluangkan waktu serta memberikan
bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si., Dosen Wali yang telah membimbing selama
penulis belajar di jurusan fisika ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu kepada
penulis selama belajar di Universitas Negeri Semarang.
vii
8. Asikin, M.Pd., Kepala SMP Negeri 2 Boja yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Boja.
9. Sri Winda Agustina W, SPd., Guru mata pelajaran Fisika SMP Negeri 2 Boja,
atas bantuan dan dukungan dalam penelitian.
10. Seluruh siswa kelas VII G dan VII H SMP Negeri 2 Boja tahun pelajaran
2012/2013 yang telah menjadi subjek penelitian, terimakasih atas
kerjasamanya.
11. Ibu dan Abah yang telah memberikan doa dan dukungan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari keterbatasan kemampuan yang dimiliki sehingga skripsi
ini jauh dari sempurna.Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.Amin.
Semarang, Agustus 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Septia Amalia, Ana. 2013. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Assisted Individualization (TAI) pada Mata Pelajaran IPA di
SMP Negeri 2 Boja. Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing
Utama: Drs. M. Sukisno, M.Si, Pembimbing Pendamping: Dr. Sutikno
S.T.,M.T.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Teams Assisted
Individualization, Hasil Belajar
Berdasarkan observasi di SMP Negeri 2 Boja, diketahui bahwa selama ini guru
fisika dalam menyampaikan materi pembelajaran masih menggunakan metode
ceramah. Selama pembelajaran berlangsung siswa menjadi pasif. Siswa kurang
terlibat dalam proses pembelajaran karena jarang diadakan kerjasama dalam
kelompok dan diskusi untuk menemukan dan memahami konsep materi yang
diajarkan. Hal ini dapat menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Oleh
karena itu, diperlukan suatu variasi model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dalam bekerjasama dalam kelompok dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.Tujuan dari penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Assisted Individualization (TAI) pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Boja.
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 2 Boja kabupaten
Kendal. Teknik random sampling digunakan dalam pengambilan sampel sehingga
diperoleh dua kelas, yaitu kelas VII H sebagai kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted
Individualization (TAI) dan kelas VII G sebagai kelas kendali dengan
menggunakan metode ceramah-demonstrasi. Untuk mengetahui hasil belajar
kognitif siswa diberikan tes berbentuk pilihan ganda, sedangkan untuk
mengetahui hasil belajar afektif (kerjasama) dan psikomotorik digunakan lembar
observasi. Hasil penelitian pada aspek kognitif diperoleh rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen sebesar 75,28 dan kelas kendali sebesar 64,50. Dilihat dari uji t
bahwa nilai thitung (3,37) > ttabel (1,99) sehingga t berada pada daerah penolakan H0,
hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas kendali
dan kelas eksperimen. Dari hasil perhitungan uji gain diperoleh untuk kelas
eksperimen sebesar 0,51, dan kelas kendali sebesar 0,36. Kedua hasil uji gain ini
menunjukkan hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan dalam kategori
sedang. Aspek afektif (kerjasama), diperoleh rata-rata kelas kendali sebesar
35,31% dan kelas eksperimen sebesar 78,91%. Aspek psikomotorik diperoleh
rata-rata kelas kendali sebesar 45,47% dan kelas eksperimen sebesar 78,44%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Model ini juga dapat menjadi alternatif
pembelajaran guru dalam menambah variasi model mengajar yang dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii
PERNYATAAN ..................................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................................6
1.4 Pembatasan Masalah ....................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................7
1.6 Penegasan Istilah .........................................................................................7
1.7 Sistematika Skripsi ......................................................................................9
Halaman
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar 12
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif ..................................................................13
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI .................................................18
2.4 IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) ....................................................................23
2.5 Hasil Belajar ................................................................................................25
2.6 Keterampilan Bekerjasama dalam Kelompok .............................................27
2.7 Tinjauan Materi Gerak .................................................................................29
2.8 Kerangka Berpikir .......................................................................................37
2.9 Hipotesis ......................................................................................................40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel ....................................................................................41
3.2 Variabel Penelitian.......................................................................................42
3.3 Desain Penelitian .........................................................................................42
3.4 Alur Penelitian .............................................................................................43
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................45
3.6 Analisis Instrumen Penelitian ......................................................................47
3.7 Metode Analisis Data ..................................................................................52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................58
4.2 Pembahasan .................................................................................................73
xi
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ......................................................................................................87
5.2 Saran…. .......................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................90
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bagan sintak / fase-fase pembelajaran kooperatif.................................16
Tabel 3.1 Desain penelitian yang digunakan ........................................................42
Tabel 3.2 Kriteria indeks kesukaran......................................................................50
Tabel 3.3 Kriteria daya pembeda soal ...................................................................51
Tabel 4.1 Hasil uji normalitas data pre-test ..........................................................61
Tabel 4.2 Hasil uji normalitas data post-test .........................................................61
Tabel 4.3 Hasil uji kesamaan dua varian data pre-test ..........................................62
Tabel 4.4 Hasil uji kesamaan dua varian data post-test ........................................62
Tabel 4.5 Hasil uji peningkatan rata-rata hasil belajar kognitif ............................63
Tabel 4.6 Hasil uji peningkatan rata-rata hasil belajarafektif ...............................64
Tabel 4.7 Hasil uji peningkatan rata-rata hasil belajar psikomotorik ...................64
Tabel 4.8 Hasil belajar kognitif siswa ...................................................................65
Tabel 4.9 Nilai hasil belajar afektif kelas eksperimen dan kendali.......................67
Tabel 4.10 Nilai rata-rata setiap aspek hasil belajar afektif ..................................68
Tabel 4.11 Nilai rata-rata setiap aspek kerjasama dalam kelompok .....................70
Tabel 4.12 Nilai hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen dan kendali ..........71
Tabel.4.13 Nilai rata-rata setiap aspek hasil belajar psikomotorik .......................72
Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lintasan yang ditempuh pejalan kaki ...............................................30
Gambar 2.2 Grafik percepatan rata-rata ...............................................................33
Gambar 2.3 Grafik hubungan antara jarak terhadap waktu pada GLB ................35
Gambar 2.4 Hubungan kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada GLB ...................36
Gambar 2.5 Grafik hubungan antara v-t pada GLBB ..........................................36
Gambar 2.6 Grafik hubungan antara s-t, v-t, dan a-t pada GLBB .......................37
Gambar 2.7 Diagram kerangka berpikir...............................................................40
Gambar 3.1 Diagram alur penelitian ....................................................................45
Gambar 4.1 Diagram batang hasil belajar kognitif siswa ....................................65
Gambar 4.2 Diagram batang peningkatan rata-rata hasil belajar kognitif ...........66
Gambar 4.3 Diagram batang rata-rata hasil belajar afektif ...................................67
Gambar 4.4 Peningkatan rata-rata setiap aspek afektif kelas eksperimen ...........69
Gambar 4.5 Peningkatan rata-rata setiap aspek afektif kelas kendali ...................69
Gambar 4.6 Peningkatan rata-rata setiap aspek kerjasama kelas eksperimen ......70
Gambar 4.7 Diagram batang rata-rata hasil belajar psikomotorik ........................71
Gambar 4.8 Peningkatan rata-rata setiap aspek psikomotorik eksperimen...........72
Gambar 4.9 Peningkatan rata-rata setiap aspek psikomotorik kendali .................73
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nilai UAS Semester 1 IPA .....................................................92
Lampiran 2. Uji Homogenitas Data .......................................................................94
Lampiran 3. Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal Tes Kemampuan Kognitif .........95
Lampiran 4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba .....................................................................96
Lampiran 5. Soal Uji Coba.....................................................................................98
Lampiran 6. Jawaban Soal Uji Coba ....................................................................107
Lampiran 7. Analisis Data Tes Uji Coba .............................................................108
Lampiran 8. Perhitungan Validitas Butir Soal .....................................................110
Lampiran 9. Perhitungan Reliabilitas Instrumen .................................................112
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ............................................113
Lampiran 11. Perhitungan Daya Pembeda Soal ...................................................114
Lampiran 12. Kisi-Kisi Soal Pre-test dan Post-test .............................................115
Lampiran 13. Soal Pre-test dan Post-test .............................................................117
Lampiran 14. Jawaban Soal Pre-test dan Post-test .............................................124
Lampiran 15. Silabus Kelas Eksperimen .............................................................125
Lampiran 16. RPP I Kelas Eksperimen ...............................................................127
Lampiran 17. RPP II Kelas Eksperimen ..............................................................133
Lampiran 18. RPP III Kelas Eksperimen .............................................................138
Lampiran 19. Silabus Kelas Kendali ....................................................................144
Lampiran 20. RPP I Kelas Kendali ......................................................................146
Lampiran 21. RPP II Kelas Kendali .....................................................................151
Lampiran 22. RPP III Kelas Kendali ...................................................................156
Halaman
xv
Lampiran 23. Lembar Kerja Siswa 1 ...................................................................161
Lampiran 24. Lembar Kerja Siswa II ...................................................................164
Lampiran 25. Lembar Kerja Siswa III .................................................................168
Lampiran 26. Daftar Skor Pre-test Kelas Eksperimen dan Kendali.....................174
Lampiran 27. Daftar Skor Post-test Kelas Eksperimen dan Kendali ...................175
Lampiran 28. Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Eksperimen ...........................176
Lampiran 29. Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Kendali ..................................177
Lampiran 30. Uji Normalitas Data Post-test Kelas Eksperimen ..........................178
Lampiran 31. Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Kendali ..................................179
Lampiran 32. Uji Kesamaaan Dua Varians Data Pre-test ....................................180
Lampiran 33. Uji Kesamaaan Dua Varian Data Post-test ....................................181
Lampiran 34. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-test ................................182
Lampiran 35. Uji Gain Kemampuan Kognitif Siswa ...........................................183
Lampiran 36. Kriteria Penskoran Afektif Siswa ..................................................184
Lampiran 37. Lembar Penilaian Afektif ..............................................................187
Lampiran 38. Kriterian Penskoran Psikomotorik.................................................188
Lampiran 39. Lembar Penilaian Psikomotorik ....................................................189
Lampiran 40. Analisis Afektif (Kerjasama) I Kelas Eksperimen ........................190
Lampiran 41. Analisis Afektif (Kerjasama) II Kelas Eksperimen .......................192
Lampiran 42. Analisis Afektif (Kerjasama) III Kelas Eksperimen.....................194
Lampiran 43. Analisis Afektif (Kerjasama) I Kelas Kendali ...............................196
Lampiran 44. Analisis Afektif (Kerjasama) II Kelas Kendali .............................198
Lampiran 45. Analisis Afektif (Kerjasama) III Kelas Kendali ............................200
Lampiran 46. Uji Gain Sikap Afektif (Kerjasama) Siswa ...................................202
Lampiran 47. Analisis Psikomotorik I Kelas Eksperimen ...................................203
xvi
Lampiran 48. Analisis Psikomotorik II Kelas Eksperimen ..................................204
Lampiran 49. Analisis Psikomotorik III Kelas Eksperimen ...............................205
Lampiran 50. Analisis Psikomotorik I Kelas Kendali .........................................206
Lampiran 51. Analisis Psikomotorik II Kelas Kendali ........................................207
Lampiran 52. Analisis Psikomotorik III Kelas Kendali .......................................208
Lampiran 53. Uji Gain Psikomotorik Siswa ........................................................209
Lampiran 54. Dokumentasi Penelitian .................................................................210
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat mendasar bagi kelangsungan
pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang baik dapat melahirkan sumber daya
manusia yang handal dalam bidangnya untuk membantu pembangunan nasional.
Semua ini dapat tercapai, jika ada hubungan yang sinergis antara masyarakat,
pemerintah dan penyelenggara pendidikan (Ardianti, 2012: 219-243).
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Indikasi lemahnya proses pembelajaran dapat
terlihat dari penggunaan metode/strategi pembelajaran yang kurang tepat. Hasil
observasi penulis selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan 1 (PPL 1)
di SMP Negeri 2 Boja menyatakan bahwa sebagian besar guru sains khususnya
guru fisika dalam menyampaikan materi pembelajaran masih menggunakan
metode ceramah, latihan soal dan tidak berbasis inkuiri. Berdasarkan pangamatan
pada saat proses pembelajaran dengan metode ceramah berlangsung, siswa hanya
berinteraksi dengan guru saja yaitu sebatas belajar dan mengajar, tetapi interaksi
dengan siswa lain sangat kurang. Mereka hanya terpaku pada penjelasan guru,
siswa tidak berusaha untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan tidak
berinteraksi dengan siswa lain untuk bekerjasama saling mendiskusikan materi
yang terkait secara berkelompok. Siswa cenderung bekerja secara individual
terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Siswa tidak diberi kesempatan
2
untuk mengungkapkan ide/gagasan yang dimilikinya kemudian dibandingkan
dengan pendapat siswa yang lain untuk didiskusikan dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Proses pembelajaran seperti ini dapat
mengakibatkan siswa bersifat individual, mereka hanya mementingkan diri sendiri
untuk memperebutkan nilai yang terbaik, sehingga proses pembelajaran seperti
arena kompetisi. Hal ini dapat mengakibatkan pada masa yang akan datang siswa
menjadi sulit bergaul dan bekerjasama dengan orang lain. Covey (1997)
memandang bahwa keberhasilan bukan buah dari kompetisi tetapi dari kerjasama.
Komponen yang akan menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran
salah satunya adalah kualitas hasil belajar. Hasil belajar merupakan perwakilan
dari penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan peserta didik
setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar tidak hanya dilihat dari nilai
akhir yang diperoleh siswa, melainkan juga proses pembelajaran itu sendiri
(Ikmah, 2012: 1-7).
Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran fisika di SMP Negeri 2
Boja tidak berbasis inkuiri, hal ini mengakibatkan pembelajaran yang hanya
bersifat sebagai produk saja yaitu siswa hanya menghafalkan rumus dan teori.
Pembelajaran fisika sebagai proses yaitu sikap dan aplikasi tidak tersentuh sama
sekali. Di dalam proses pembelajaran siswa seharusnya mengalami sendiri,
memikirkan sendiri, membuktikan sendiri, dan mengalami sendiri proses berpikir,
sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh,
memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah,
3
dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru (Nuryani, 2013:
1-5).
Keadaan inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah, akibat dari
proses pembelajaran yang kurang optimal. Terbukti dengan presentase tinggi rata-
rata siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum). Presentase rata-rata hasil belajar fisika kelas VII dapat dilihat dari
hasil ulangan akhir semester 1 yang menunjukkan angka sebesar 58,31% dengan
siswa yang tuntas sebesar 12,5%, sedangkan siswa yang tidak tuntas mencapai
87,5%. Batas nilai standar KKM mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Boja yaitu
68. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika di kelas VII belum
optimal untuk materi fisika secara keseluruhan, terlihat pada hasil ulangan akhir
semester 1 yang masih rendah.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian dan hasil belajar siswa yang
rendah, pembelajaran fisika dikelas VII SMP Negeri 2 Boja perlu dilakukan
sebuah inovasi pembelajaran yang dapat membuat sebuah proses pembelajaran
dapat diterima oleh siswa dengan baik, disukai dan dapat mempermudah siswa
dalam pembelajaran. Selain itu juga dengan adanya inovasi dalam pembelajaran
diharapkan dapat merangsang siswa agar dapat mengembangkan kemampuannya
dan aktif dalam pembelajaran.
Dari hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Okta Fiana
Safitri terkait dengan “Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individulization dengan Pendekatan Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 1 Ambarawa”. Hasil penelitian menunjukkan
4
sebelum diberi perlakuan rata-rata hasil belajar kelompok kendali menunjukkan
angka sebesar 49,16% sedangkan kelompok eksperimen menunjukkan angka
sebesar 48,31%. Hasil penelitian hasil belajar setelah diberi perlakuan pada
kelompok kendali dengan metode demonstrasi dan diskusi kelas menunjukkan
angka 65,03% dan kelas eksperimen dengan model kooperatif tipe Teams Assisted
Individulization menunjukkan angka sebesar 72,38%. Dari hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada suatu peningkatan hasil belajar yang
signifikan dengan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individulization.
Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti
berinisiatif untuk menerapkan model kooperatif tipe Teams Assisted
Individulization di kelas VII SMP Negeri 2 Boja sebagai inovasi dalam
pembelajaran yang diharapkan dengan diterapkannya model ini dapat
meningkatkan kerjasama dalam kelompok dan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran Teams Assisted Individulization merupakan salah satu
bentuk pembelajaran kooperatif yang berarti siswa ditempatkan dalam kelompok-
kelompok kecil yang heterogen, antara lain dalam hal nilai akademiknya. Adapun
keuntungan dari pembelajaran kooperatif dalam Teams Assisted Individulization
yaitu pembelajaran kooperatif merupakan upaya pemberdayaan teman sejawat,
meningkatkan interaksi antar siswa, serta hubungan yang saling menguntungkan
antar mereka. Siswa yang pandai dapat membantu temannya yang merasa
kesulitan dalam pembelajaran. Siswa dalam kelompok akan belajar mendengar ide
atau gagasan orang lain, berdiskusi setuju atau tidak setuju, menawarkan, atau
menerima kritikan yang membangun, dan siswa tidak merasa terbebani ketika
5
ternyata pekerjaannya salah. Siswa bekerja dalam kelompok saling membantu
untuk menguasai bahan ajar. Keuntungan dari pembelajaran individual dalam
Teams Assisted Individulization, pembelajaran individual mendidik siswa untuk
belajar mandiri, tidak menerima pelajaran secara mentah dari guru. Melalui
pembelajaran individual ini, siswa akan dapat mengeksplorasi pengetahuan dan
pengalamannya sendiri untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga siswa
mengalami pembelajaran secara bermakna (meaningful learning) sesuai faham
konstruktivisme.
Metode pembelajaran Teams Assisted Individualization akan memotivasi
siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam
sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa
mengorbankan aspek kooperatif (Ariani, 2008: 59-69).
Dengan adanya pembentukan kelompok diharapkan dapat menumbuhkan
keterampilan sosial diantara siswa dalam kelompok tersebut. Keterampilan yang
dimaksud adalah keterampilan bekerjasama dalam kelompok. Dengan
bekerjasama akan membuat seseorang mampu melakukan lebih banyak hal
daripada jika bekerja sendirian (Nurnawati,2012:1-7). Selain itu dengan
bekerjasama segala kesulitan dan permasalahan dalam pembelajaran dapat diatasi
dengan cara saling membantu sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis telah melakukan penelitian
tentang “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted
Individualization (TAI) pada Mata Pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Boja”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) pada mata
pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Boja dapat meningkatkan hasil belajar siswa?.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted
Individualization (TAI) pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Boja dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
1.4 Pembatasan Masalah
Masalah-masalah dalam penelitian ini terfokus pada implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) pada mata
pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Boja untuk meningkatakan hasil belajar siswa
yaitu meliputi ranah kognitif, ranah psikomotorik dan ranah afektif. Ranah afektif
dalam hal ini dikhususkan pada kerjasama dalam kelompok. Adapun materi yang
diteliti adalah materi gerak yang diberikan pada peserta didik SMP kelas VII
semester II.
7
1.5 Manfaat Penelitian
1) Bagi Sekolah
Diharapkan siswa dapat mencapai hasil dan kualitas belajar yang bagus dan
mampu memberikan output yang bagus pula bagi sekolah.
2) Bagi Guru
a) Peningkatan profesionalisme guru dalam pembelajaran di kelas.
b) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menyusun dan
mengembangkan strategi pembelajaran yang menerapkan bimbingan
antar teman sebagai alternatif dalam upaya mengaktifan siswa belajar.
c) Memberikan alternatif proses pembelajaran sehingga proses belajar
mengajar menjadi lebih variatif dan menarik.
3) Bagi Siswa
Untuk memotivasi belajar memecahkan permasalahan secara kooperatif dan
sikap menghargai sesama teman.
4) Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan tentang macam-macam metode pembelajaran
dan sebagai motivasi untuk kita menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
1.6 Penegasan Istilah
Penelitian ini perlu dibatasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul
penelitian agar tidak terjadi salah penafsiran. Adapun masalah yang dibatasi
adalah sebagai berikut :
8
1) Implementasi
Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan
kata benda yang artinya pelaksanaan, penerapan.
2) Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
atau suku yang berbeda (Sanjaya, 2006: 242).
3) Teams Assited Individualization (TAI)
Model pembelajaran Teams Assisted Individualization merupakan salah satu
bentuk pembelajaran kooperatif yang berarti siswa ditempatkan dalam kelompok-
kelompok kecil yang heterogen, antara lain dalam hal nilai akademiknya.
Pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization ini
dikembangkan oleh Slavin. Model ini mengkombinasikan keunggulan model
kooperatif dan pembelajaran individual. Model ini dirancang untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa secara individu, oleh karena itu kegiatan pembelajarannya
lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Pembelajaran model ini akan
lebih meningkatkan kerjasama antar siswa (Romiyati, 2012: 49-51).
4) IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Trianto (2007: 99) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
9
5) Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut Bloom, sebagaimana dikutip oleh
Sudjana (2009: 23-34), menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah
belajar, yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain),
dan ranah psikomotorik (psychomotorik domain).
6) Kerjasama Siswa
Menurut Johnson & Johnson, sebagaimana dikutip oleh Apriono (2011: 159-
172), kerjasama adalah bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan
bersama. Mengacu pada pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa suatu
kerjasama adalah kumpulan/kelompok yang terdiri dari beberapa orang anggota
yang saling membantu dan saling tergantung satu sama lain dalam melakukan
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.
1.7 Sistematika Skripsi
Penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu
bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi. Untuk
mempermudah memahami skripsi ini, maka perlu dituliskan sistematikannya
sebagai berikut:
1) Bagian awal skripsi
Pada bagian ini terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, halaman
motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar,
dan daftar lampiran.
10
2) Bagian isi skripsi
Pada bagian ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu:
a. BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, penegasan istilah,
dan sistematika penulisan skripsi.
b. BAB II : Kajian Pustaka
Bab ini berisi teori-teori yang mendukung penelitian yaitu teori tentang
belajar, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Assisted Individualization (TAI), IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam), hasil belajar, keterampilan bekerjasama dalam kelompok, materi
gerak, kerangka berpikir dan hipotesis.
c. BAB III : Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang metode populasi dan sampel, variabel penelitian,
desain penelitian, alur penelitian, teknik pengumpulan data, analisis
instrumen penelitian, dan metode analisis data.
d. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini berisi tentang semua hasil penelitian yang dilakukan dan
pembahasan.
e. BAB V : Kesimpulan dan saran
Bab ini berisi tentang simpulan dan saran.
11
3) Bagian akhir skripsi
Pada bagian ini terdiri dari daftar pustaka yang digunakan sebagai acuan, dan
lampiran-lampiran yang melengkapi uraian pada bagian isi, tabel, diagram
batang dan gambar yang digunakan.
12
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar
Belajar adalah aktifitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
perubahan pada dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman,
dimana pelatihan tersebut menambah wawasan atau pengetahuan, perubahan
sikap, maupun keterampilan, sehingga dengan perubahan tersebut akan dapat
digunakan dalam memecahkan suatu permasalahan dan penyesuaian diri dengan
lingkungan (Firmansyah, 2013: 311-317).
Efektifitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah tidak
semata-mata ditentukan oleh derajat pemilikan potensi peserta didik yang
bersangkutan, melainkan juga lingkungan, terutama pendidik yang professional.
Ada kecenderungan bahwa sikap menyenangkan, kehangatan, persaudaraan, tidak
menakutkan, dan sejenisnya, dipandang sebagian orang sebagai pendidik yang
baik. Pendidik yang profesional dituntut memiliki karakteristik yang lebih dari
aspek-aspek tersebut, seperti kemampuan untuk menguasai bahan belajar,
keterampilan peserta didik, dan evaluasi peserta didik. Dengan demikian
profesionalitas pendidik merupakan totalitas perwujudan kepribadian yang
ditampilkan sehingga mampu mendorong peserta didik untuk belajar efektif
(Rifa’i & Ani, 2009: 81).
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang
dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
13
seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh
karena itu dengan menguasai konsep dasar tentang belajar itu memegang peranan
penting dalam proses psikologis (Rifa’i & Ani, 2009: 81).
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran kelompok yang
akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk
digunakan. Menurut Labidi (1998: 286-291) bahwa pembelajaran kooperatif
penting karena dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang lebih tinggi
daripada metode pembelajaran tradisional. Selain dapat meningkatkan prestasi
akademis, pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan keterampilan sosial
siswa. Menurut Slavin, sebagaimana dikutip oleh Sanjaya (2006: 242), bahwa
pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar
berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan
bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama
ini memiliki kelemahan.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap
kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika
14
kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan (Sanjaya, 2006:
242-243).
Margo Dellicarpini (2009: 42-50) menyatakan bahwa ada beberapa
komponen dari pembelajaran kooperatif yaitu pertama, saling ketergantungan
positif dimana pengetahuan setiap siswa terhubung dengan siswa yang lain dalam
satu kelompok dan bahwa keberhasilan kelompok tergantung pada kontribusi
individu. Dengan cara ini, semua kontribusi siswa dinilai dan diperlukan untuk
menyelesaikan tugas, dan anggota saling membantu sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Kedua, akuntabilitas individu yaitu pengetahuan yang tidak hanya
produk yang dinilai dalam kelompok tersebut, tetapi kontribusi individu juga akan
dinilai. Ketiga, interaksi tatap muka dimana setelah saling ketergantungan positif
ditetapkan, bekerjasama untuk memecahkan masalah, saling membantu,
menghargai usaha satu sama lain, mendukung, dan mendorong satu sama lain.
Berbagai strategi bahasa lisan yang digunakan (menjelaskan, mendiskusikan,
membuat permintaan, membujuk, menyarankan, mengajukan pertanyaan, mencari
klarifikasi) serta berbagai strategi interaktif (bernegosiasi, mengambil keputusan,
berbicara, mengikuti petunjuk, menggunakan dan menginterpretasikan verbal dan
non verbal. Keempat, keterampilan sosial dimana siswa harus menggunakan
keterampilan sosial yang tepat diajarkan dan diperkuat secara positif oleh guru
untuk memungkinkan mereka terlibat dalam kerjasama. Keterampilan seperti
kepemimpinan, pengambilan keputusan, membangun kepercayaan, komunikasi,
dan manajemen konflik harus ada, serta keterampilan sosial yang diperlukan
untuk lintas budaya, interaksi dan komunikasi. Kelima, pengolahan grup yang
15
memungkinkan peserta untuk fokus pada peran masing-masing siswa dalam satu
kelompok. Siswa harus diberi waktu yang tepat dalam kelompok mereka sehingga
mereka dapat fokus pada kerja kelompok dan terlibat dalam pemecahan masalah
untuk meningkatkan produktivitas kelompok.
Pola interaksi guru dan siswa selama pembelajaran kooperatif mempunyai
maksud dalam belajar dan mengajar di sekolah. Sebagian besar tujuan interaksi
guru dan siswa selama pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan pemahaman
siswa. Pertukaran pikiran diantara guru dan siswa dalam pembelajaran kooperatif
difokuskan agar siswa dapat berfikir dengan sendirinya tanpa membaca referensi.
Guru harus memberi petunjuk kepada siswanya dalam melaksanakan kerjasama
dan berbagi tugas dengan siswa lain dalam satu kelompok selama pembelajaran
kooperatif berlangsung. Kemudian guru juga harus memperluas interaksi antar
siswa agar masing-masing siswa mempunyai kesempatan untuk memberikan
jawaban dari tugas yang telah diberikan oleh guru (Ajaja & Eravwoke, 2010: 1-
18).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nattiv, Winitzky dan Dricky
yang menyatakan bahwa siswa berinteraksi paling banyak dengan temannya
ketika teknik pembelajaran kooperatif digunakan. Demikian pula dengan
kemajuannya dapat diamati dalam interaksi antara guru dan siswa. Dalam situasi
ini dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa secara pribadi. Dengan
demikian siswa berusaha untuk bertanggungjawab pada masing-masing anggota
kelompok dalam memberikan kontribusinya (Tanel & Erol, 2008: 124-136).
16
Tabel 2.1 Bagan Sintak / Fase Pembelajaran Kooperatif (Jauhar, 2011: 54)
Fase Peran Guru
1. Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
2. Menyajikan informasi Menyajikan informasi kepada siswa dengan
jalan cara demonstrasi atau bahan bacaan.
3. Mengorganisasi siswa ke
dalam kelompok belajar
Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara
membentuk kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
4. Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Membimbing kelompok dalam belajar, yaitu
pada saat mereka mengerjakan tugas.
5. Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari kelompok atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
6. Memberikan penghargaan Memberi penghargaan kepada individu
ataupun kelompok yang mendapatkan hasil
yang baik. Misalnya, dengan memberi hadiah.
17
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerjasama mencapai tujuan tersebut.
Menurut Ibrahim, sebagaimana dikutip oleh Jauhar (2011: 55), tujuan
pembelajaran ini mencapai tiga jenis tujuan penting yaitu:
a) Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga
memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis yang lainnya. Para
pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur
penghargaan kooperatif telah meningkatkan nilai siswa pada belajar
akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
b) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas
dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi
peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
c) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan siswa
keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial
penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang
memiliki keterampilan sosial.
18
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran
yaitu siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber, dan belajar dari siswa yang lain, siswa dapat mengembangkan
kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain, kemudian siswa dapat membantu
anak untuk peduli pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya
serta menerima segala perbedaan (Sanjaya, 2006: 249).
Adapaun kelemahan dari strategi pembelajaran kooperatif yaitu untuk
memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran kooperatif memang butuh
waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat
mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang
dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang
dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat
mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok. Ciri utamanya adalah bahwa
siswa saling membelajarkan. Penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil
kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil
atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted
Individualization (TAI)
Model pembelajaran Teams Assisted Individualization merupakan salah
satu bentuk pembelajaran kooperatif yang berarti siswa ditempatkan dalam
19
kelompok-kelompok kecil yang heterogen, antara lain dalam hal nilai
akademiknya. Pengelompokan ini masing-masing kelompok beranggotakan empat
sampai lima orang siswa. Salah satu dari anggota kelompok sebagai seorang ketua
yang bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Teams Assisted
Individualization mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan
kognitif individu, sebagaimana yang diungkapkan Vygotsky bahwa
perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi dan percakapan seorang anak
dengan lingkungan sekitarnya, baik teman sebaya, orang dewasa, atau orang lain
dalam lingkungannya (Nuryani, 2013: 1-5).
Menurut Ibrahim, sebagaimana dikutip oleh Firmansyah (2013: 211-317),
bahwa pembelajaran kooperatif Teams Assisted Individualization memberi
keuntungan baik pada siswa kelompok atas maupun kelompok bawah yang
bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa yang pandai ikut
bertanggung jawab membantu yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian
siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya
sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami materi pelajaran.
Kunci model pembelajaran kooperatif Teams Assisted Individualization adalah
penerapan bimbingan antar teman.
Ada beberapa alasan perlunya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Assisted Individualization untuk dikembangkan sebagai
variasi pembelajaran agar hasil belajar dapat tercapai, antara lain adalah dalam
model pembelajaran ini tidak ada persaingan antar siswa karena siswa saling
bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang
20
berbeda, siswa tidak hanya mengharap bantuan dari guru, tetapi siswa juga
termotivasi untuk belajar cepat dan akurat pada seluruh materi dan guru
setidaknya hanya menggunakan setengah dari waktu mengajarnya sehingga akan
lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu (Slavin, 1995: 98).
Model pembelajaran tipe Teams Assisted Individualization ini memiliki 8
komponen, kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut (Nuryani, 2013:
1-5).
a) Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5
siswa.
b) Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata
nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang
tertentu.
c) Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan
menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan
kelompoknya.
d) Teams Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang
membutuhkan.
e) Teams Score and Teams Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil
kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok
yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang
berhasil dalam menyelesaikan tugas.
21
f) Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang
pemberian tugas kelompok.
g) Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh
siswa.
h) Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu
pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah (Suyitno, 2004: 8).
Adapun tahap-tahap dalam model pembelajaran TAI adalah sebagai berikut.
1) Guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada siswa
dengan mengadopsi model pembelajaran TAI
2) Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya model
pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran. Guru
menjelaskan kepada siswa tentang pola kerjasama antar siswa dalam suatu
kelompok.
3) Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok
siswa.
4) Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian
siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
(Mengadopsi komponen Placement Test).
5) Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching
Group).
6) Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tingkat kepandaiannya
tetapi harmonis berdasarkan nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5
siswa. (Mengadopsi komponen Teamss).
22
7) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah
dirancang sendiri sebelumnya. Kemudian siswa menerapkan bimbingan
anatar teman (Teams Assisted Individualization) sebelum guru memberikan
bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi
komponen Teams Study).
8) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan
mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru.
(Mengadopsi komponen Student Creative).
9) Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi
komponen Fact Test).
10) Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil
(jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Teams Score
and Teams Recognition).
11) Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.
Setiap metode pelajaran sudah pasti ada kekurangan ada pula
kelebihannya. Begitu pula pada pembelajaran kooperatif metode TAI (Teams
Assisted Individualization), kekurangan terjadi ketika pengelolaan kelas yang
dilakukan oleh guru kurang baik maka jalan proses pembelajarannya juga kurang
baik. Dan ketika dilihat dari faktor siswa adanya anggota kelompok yang pasif
dan tidak mau berusaha serta hanya mengandalkan diri teman sekelompoknya.
Hal tersebut dapat terjadi, dan oleh karena itu instruksi dari guru dengan
pengawasan ketika dalam proses kelompok belajar harus lebih ditingkatkan dan
tentunya dapat meminimalisasi efek kepasifan siswa.
23
2.4 IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Trianto (2007: 99) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan
yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri objektif,
metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya.
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat
IPA meliputi empat unsur utama yaitu sikap dalam hal ini rasa ingin tahu tentang
benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang
menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar,
IPA bersifat open ended. Proses yaitu prosedur pemecahan masalah melalui
24
metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
Produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Dan aplikasi merupakan
penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat
muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh,
memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah,
dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan
pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA
sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah
oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai
proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.
Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi dalam
berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan
komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat
menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu berpikir logis,
kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam kenyataan, memang
tidak banyak peserta didik yang menyukai bidang kajian IPA, karena dianggap
sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat
menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap
agar pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien dan
efektif.
25
Melalui pembelajaran IPA terpadu, diharapkan peserta didik dapat
membangun pengetahuannya melalui cara kerja ilmiah, bekerjasama dalam
kelompok, belajar berinteraksi dan berkomunikasi, serta bersikap ilmiah.
2.5 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Dalam peserta
didikan, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah
melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didikan. Tujuan
peserta didikan merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui
pertanyaan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri
peserta didik, yakni pernyataan tentang apa yang diingikan pada diri peserta didik
setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Kerumitan pengukuran hasil belajar
itu disebabkan karena bersifat psikologis. Untuk mengukur kemampuan peserta
didik di dalam mencapai tujuan peserta didikan tersebut diperlukan adanya
pengamatan kinerja (performance) peserta didik sebelum dan setelah peserta
didikan berlangsung, serta mengamati perubahan kinerja yang telah terjadi (Rifa’i
& Ani, 2009: 85).
Menurut Bloom, sebagaimana dikutip oleh Sudjana (2009: 23-34),
menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah
kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah
psikomotorik (psychomotorik domain).
26
1) Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan
dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori sebagai
berikut :
- pengetahuan (knowledge), perilaku mengingat atau mengenali
informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya
(C1).
- pemahaman (comprehension), kemampuan memperoleh makna dari
materi pelajaran (C2).
- penerapan (application), kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit (C3).
- analisis (analysis), kemampuan memecahkan materi ke dalam bagian-
bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya (C4).
- sintesis (synthesis), kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam
rangka membentuk struktur yang baru (C5).
- penilaian (evaluation), kemampuan membuat keputusan tentang nilai
materi pembelajaran (C6).
2) Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap minat dan nilai. Kategori
tujuannya mencerminkan hirarki yang berentangan dari keinginan untuk
menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan
peserta didikan afektif adalah penerimaan (receiving), penanggapan
(responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan
pembentukan pola hidup (organization by a value complex).
27
3) Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena sering kali
tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif. Misalnya di dalam
tujuan peserta didikan seperti : menulis kalimat sempurna. Hal ini dapat
mencakup ranah kognitif (pengetahuan tentang bagian-bagian kalimat),
ranah afektif (keinginan untuk merespon), dan psikomotorik (koordinasi
syaraf). Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut
Elizabeth Simpson adalah persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan
terbimbing (guided response), gerakan biasa (mechanism), gerakan
kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaption) dan
kreativitas (originality).
2.6 Keterampilan Bekerjasama dalam Kelompok
Keterampilan bekerjasama merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat dalam kehidupan dewasa ini, karena hampir semua perilaku yang
ada di masyarakat menunjukkan adanya kerjasama dari semua lapisan masyarakat,
tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras laki-lakidan perempuan.
Kerjasama adalah kumpulan/kelompok yang terdiri dari beberapa orang
anggota yang saling membantu dan saling bergantung satu sama lain dalam
melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Individu-individu yang
ada dalam kelompok tersebut mempunyai tanggungjawab yang sama, sehingga
tujuan yang diinginkan akan bisa dicapai oleh mereka, apabila mereka saling
28
bekerjasama (Apriono, 2011: 159-172). Penelitian aziz et al (2006: 98)
sebagaimana dikutip oleh Nurnawati (2012: 1-7), menemukan bahwa dalam
kerjasama potensi siswa lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada
keterampilan-keterampilan sosial yang mengakibatkan siswa secara aktif
menemukan konsep serta mengkomunikasikan hasil pikirannya kepada orang lain.
Kerjasama memberikan banyak manfaat, begitu pula dalam pembelajaran.
Manfaat dari kerjasama adalah mempertinggi hasil belajar secara
kuantitatif maupun kualitatif. Hal tersebut disebabkan motivasi belajar anak lebih
besar karena rasa tanggungjawab bersama, kelompok lebih sanggup melihat
kekurangan-kekurangan. Untuk segera diperbaiki dan dengan kerjasama lebih
banyak orang yang memikirkannya. Keputusan kelompok lebih mudah diterima
oleh setiap anggota bila mereka turut memikirkannya dan memutuskan bersama-
sama. Dengan bekerjasama dapat dikembangkan perasaan sosial dan pergaulan
sosial yang baik. Anak-anak saling mengenal tentang hak dan kewajiban,
kelemahan dan kekuatan masing-masing. Group theraphy, Therapy atau terapi
maksudnya adalah pengobatan. Di dalam kerjasama mungkin ada anggota yang
merasa rendah diri, tak sanggup menyesuaikan diri, pemalu, nakal, dan menderita
gangguan psikologis. Dengan adanya terapi ini diharapkan dapat lebih percaya
diri untuk mengemukakan pendapat dan mengembangkan kemampuan serta
keterampilan yang dimilikinya sebagai bentuk kontribusi dalam kelompoknya.
Suatu kerjasama dalam belajar kemungkinan besar tidak dapat
berjalan/berlangsung dengan optimal dan mencapai tujuan kelompok belajar
secara maksimal tanpa didukung oleh adanya keterampilan kerjasama diantara
29
semua anggota. Hal ini akan mendorong para anggota kelompok bekerjasama
secara sinergis mencapai tujuan belajar secara optimal (Apriono, 2011: 159-172).
Aspek-aspek kemampuan kerjasama siswa yang diteliti, antara lain
(Nurnawati, 2012: 1-7) yaitu keterampilan berkomunikasi lisan meliputi bertanya,
menjawab pertanyaan, mengemukakan serta menanggapi pendapat. Keterampilan
berkoordinasi dalam kerjasama kelompok, aspek berkoordinasi dalam penelitian
ini meliputi menghargai serta mendengarkan pendapat atau jawaban teman, tidak
mendominasi pengerjaan tugas kelompok, pemberian kesempatan mengemukakan
pendapat ataupun berbicara dan tidak bertindak bossy terhadap siswa lain.
Berkooperasi antara lain adanya interaksi antara siswa dalam kelompok,
tanggungjawab terhadap tugas, memberi dan menerima masukan, serta percaya
diri mengemukakan pendapat. Keterampilan bertukar informasi antara lain
memberi penjelasan materi atau jawaban kepada teman, memahami pendapat, dan
berbagai informasi atau pengetahuan.
2.7 Tinjauan Materi Gerak
Kendaraan seperti sepeda, becak, sepeda motor, mobil atau bus yang
berlalu lalang di jalan raya tersebut dapat digunakan sebagai alat transportasi.
Kendaraan-kendaraan tersebut dapat digunakan untuk menempuh jarak tertentu
atau mengangkut barang. Pada pembahasan berikut ini, akan dibahas tentang
gerak lurus beraturan dari suatu benda dan gerak lurus berubah beraturan serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
30
2.7.1 Pengertian Gerak
Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami perubahan
kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan. Jadi, gerak adalah perubahan
posisi atau kedudukan terhadap titik acuan tertentu. Gerak juga dapat dikatakan
sebagai perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu.
Berbeda halnya dengan peristiwa orang berlari di mesin lari fitnes (mesin
kebugaran), anak yang bermain komputer dan lain sebagainya.
Kegiatan tersebut tidak mengalami perubahan posisi atau kedudukan karena
kerangka acuannya diam. Penempatan kerangka acuan dalam peninjauan gerak
merupakan hal yang sangat penting, mengingat gerak dan diam itu mengandung
pengertian yang relatif. Sebagai contoh, ada seorang yang duduk di dalam kereta
api yang sedang bergerak, dapat dikatakan bahwa orang tersebut diam terhadap
kursi yang didudukinya dan terhadap kereta api tersebut, namun orang tersebut
bergerak relatif terhadap stasiun maupun terhadap pohon-pohon yang dilewatinya.
2.7.2 Jarak dan Perpindahan
Seorang pejalan kaki bergerak ke utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke
timur sejauh 4 km, lalu berhenti.
3 km
4 km
Awal
Akhir
Gambar 2.1 Lintasan yang ditempuh Pejalan Kaki
31
Jarak yang ditempuh siswa tersebut berarti keseluruhan lintasan yang
ditempuh yaitu 3 km + 4 km = 7 km, sedangkan perpindahannya sepanjang garis
putus-putus yaitu = = 5 km. Dengan demikian, jarak didefinisikan
sebagai panjang seluruh lintasan yang ditempuh. Perpindahan merupakan jarak
dan arah dari kedudukan awal ke kedudukan akhir atau selisih kedudukan akhir
dengan kedudukan awal. Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan
merupakan besaran vektor.
2.7.3 Kecepatan dan Kelajuan
Istilah kecepatan dan kelajuan dikenal dalam perubahan gerak. Kecepatan
termasuk besaran vektor, sedangkan kelajuan merupakan besaran skalar. Besaran
vektor memperhitungkan arah gerak, sedangkan besaran skalar hanya memiliki
besar tanpa memperhitungkan arah gerak benda. Kecepatan merupakan
perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu, sedangkan kelajuan didefinisikan
sebagai jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut.
2.7.4 Kecepatan Rata-Rata dan Kelajuan Rata-Rata
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan yang ditempuh
terhadap waktu. Jika suatu benda bergerak sepanjang sumbu-x dan posisinya
dinyatakan dengan koordinat-x, secara matematis persamaan kecepatan rata-rata
dapat ditulis sebagai berikut :
32
Keterangan :
= Kecepatan rata-rata (m/s)
= = Perpindahan (m)
= Perubahan waktu (s)
Kelajuan rata-rata merupakan jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut
Keterangan :
= Kecepatan rata-rata (m/s)
s = Jarak tempuh (m)
t = Waktu tempuh (s)
2.7.5 Percepatan
Suatu benda akan mengalami percepatan apabila benda tersebut bergerak
dengan kecepatan yang tidak konstan dalam selang waktu tertentu. Misalnya, ada
sepeda yang bergerak menuruni sebuah bukit memiliki suatu kecepatan yang
semakin lama semakin bertambah selama geraknya. Gerak sepeda tersebut
dikatakan dipercepat. Jadi, percepatan adalah kecepatan tiap satuan waktu. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut.
33
Keterangan :
a = Percepatan (m/s2)
v = Kecepatan (m/s)
t = Waktu (s)
Percepatan merupakan besaran vektor. Percepatan dapat bernilai positif (+a)
dan bernilai negatif (-a) bergantung pada arah perpindahan dari gerak tersebut.
Percepatan yang bernilai negatif (-a) sering disebut dengan perlambatan.
Padakasus perlambatan, kecepatan v dan percepatan a mempunyai arah yang
berlawanan. Berbeda dengan percepatan, percepatan rata-rata didefinisikan
sebagai perubahan kecepatan terhadap selang waktu.
Percepatan rata-rata memiliki nilai dan arah.
Berdasarkan bahwa hubungan antara perubahan kecepatan terhadap waktu adalah
linier. Artinya perubahan kecepatan pada setiap ruas di dalam grafik dibagi
dengan selang waktu akan menghasilkan sebuah nilai tetap yang disebut
dengan percepatan rata-rata.
Percepatan rata-rata dari grafik tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
V2
V1
t1 t2
t (sekon)
V (m/s)
Gambar 2.2 Grafik Percepatan Rata-Rata
34
Keterangan :
= Perubahan kecepatan (m/s)
= Perubahan waktu (s)
a = Percepatan rata-rata (m/s2)
2.7.6 Gerak Lurus
Gerak suatu benda dalam lintasan lurus disebut gerak lurus. Buah kelapa
yang jatuh dari pohonnya adalah contoh gerak lurus. Gerak bumi mengelilingi
matahari merupakan gerak dengan kecepatan tetap dengan waktu tempuh satu
tahun. Menurut bentuk lintasannya, gerak lurus dibagi menjadi gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.
Benda yang bergerak dengan kecepatan tetap dikatakan melakukan gerak
lurus beraturan. Jadi, syarat benda bergerak lurus beraturan apabila gerak benda
menempuh lintasan lurus dan kelajuan benda tidak berubah. Pada gerak lurus
beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang sama.
Dengan kata lain, perbandingan jarak dengan selang waktu selalu konstan atau
kecepatannya konstan. Pada gerak lurus beraturan (GLB) kelajuan dan kecepatan
hampir sulit dibedakan karena lintasannya yang lurus menyebabkan jarak dan
perpindahan yang ditempuh besarnya sama. Persamaan GLB, secara matematis
dapat dirumuskan sebagai berikut.
atau
35
Keterangan :
v = kecepatan (m/s)
s = perpindahan (m)
t = waktu (s)
Secara grafik digambarkan sebagai berikut
Hubungan jarak terhadap waktu adalah sebagai berikut.
Jika benda sudah memiliki jarak tertentu terhadap acuan maka :
Dengan = kedudukan benda pada t = 0 (kedudukan awal)
Kecepatan gerak benda pada GLB adalah tetap. Seperti terlihat pada grafik di
bawah, benda bergerak dengan kecepatan tetap v (m/s). Selama t sekon maka
jarak yang ditempuh adalah s = v x t. Jarak yang ditempuh benda tersebut dalam
suatu grafik v – t pada GLB adalah sama dengan luas daerah yang diarsir.
t (sekon)
V (m/s)
V
Gambar 2.3 Grafik Hubungan antara Jarak terhadap Waktu pada GLB
36
Jika sebuah sepeda motor menuruni sebuah bukit maka kecepatannya
semakin bertambah besar. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak
benda pada lintasan lurus dengan kecepatannya berubah secara teratur tiap detik.
percepatan adalah perubahan kecepatan tiap detik. Dengan demikian, pada GLBB
benda mengalami percepatan secara teratur atau tetap.
Hubungan antara besar kecepatan (v) dengan waktu (t) pada gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) ditunjukkan pada grafik dibawah ini.
Jika Vo menyatakan kelajuan benda mula-mula (t = 0) dan Vt menyatakan
kelajuan benda pada waktu t, maka kelajuan rata-rata benda ( dapat dituliskan
berikut ini.
t (sekon)
V (m/s)
v
t
t (sekon)
V (m/s)
Vt
t
Vo
Gambar 2.4 Hubungan Kecepatan (v) dan Waktu (t) pada GLB
Gambar 2.5 Grafik Hubungan antara v-t pada GLBB
37
Percepatan maka atau
Dari persamaan di atas diperoleh :
= atau
t atau
Jadi,
s menyatakan jarak yang ditempuh benda yang bergerak dengan percepatan tetap
a selama waktu t dari kedudukannya mula-mula.
Di bawah ini adalah grafik hubungan s-t, v-t dan a-t pada GLBB.
2.8 Kerangka Berpikir
Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat
penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan.
s a v
t t t
Gambar 2.6 Grafik Hubungan antara ; (a) s-t, (b) v-t, (c) a-t pada GLBB
(a) (b) (c)
38
Melalui standar proses pendidikan setiap guru dan atau pengelola sekolah dapat
menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung (Sanjaya,
2006: 13).
Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Dengan demikian,
pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai
dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi
proses pembelajaran. Begitu banyak komponen yang dapat mempengaruhi
kualitas pendidikan, namun demikian, tidak mungkin upaya meningkatkan
kualitas dilakukan dengan memperbaiki setiap komponen secara serempak. Hal
ini selain komponen-komponen itu keberadaanya terpencar, juga kita sulit
menentukan kadar keterpengaruhannya setiap komponen.
Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses
pendidikan adalah komponen guru. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan
bahwa sebagian besar guru sains khususnya guru fisika di SMP Negeri 2 Boja
dalam menyampaikan materi masih menggunakan metode ceramah, latihan soal
dan tidak berbasis kepada inkuiri. Selama proses pembelajaran dengan metode
ceramah berlangsung, sebagian besar siswa cenderung pasif, bosan dan cenderung
meremehkan penjelasan guru pada saat pembelajaran. Proses pembelajaran fisika
yang bersifat (teacher center), guru tidak berusaha untuk mengajak siswa berfikir
sehingga tidak ada timbal balik dan kerjasama kelompok atau diskusi antara guru
dan siswa saat pembelajaran berlangsung. Siswa cenderung hanya menerima
penjelasan dari guru tanpa adanya usaha untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya.
39
Pembelajaran fisika yang tidak berbasis inkuiri mengakibatkan
pembelajaran yang hanya bersifat sebagai produk saja yaitu siswa hanya
menghafalkan rumus dan teori. Pembelajaran fisika sebagai proses yaitu sikap dan
aplikasi tidak tersentuh sama sekali. Hal ini dapat berdampak pada hasil belajar
siswa yang rendah berdasarkan hasil ulangan akhir semester mata pelajaran IPA
semester 1 tahun ajaran 2012/2013.
Dalam proses pembelajaran guru harus bisa selektif dalam menerapkan,
memilih atau menggabungkan beberapa pendekatan, metode, strategi dan model-
model pembelajaran. Dengan begitu kompetensi dan tujuan pembelajaran akan
tercapai secara optimal apabila pemilihan model-model pembelajaran tepat dan
disesuaikan dengan materi, tingkat kemampuan siswa, karakter siswa,
kemampuan sarana dan prasarana dan kemampuan guru dalam menerapkan secara
tepat guna (Iru, 2012: 1).
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted
Individualization siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama yaitu tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan
bahan pelajaran tetapi adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut.
40
Gambar 2.7 Diagram Kerangka Berpikir
2.9 Hipotesis
Berdasarkan dari tinjauan pustaka diatas, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah:
Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted
Individualization (TAI) pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar
siswa di SMP Negeri 2 Boja.
Penggunaan metode ceramah
Proses pembelajaran tidak ada
interaksi antar siswa dan
diskusi kelompok
Proses pembelajaran tidak
menekankan pada pengalaman
langsung
Kerjasama siswa rendah Hasil belajar siswa rendah
Model kooperatif tipe Teams
Assisted Individualization
Kerjasama siswa meningkat Hasil belajar meningkat
41
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua peserta
didik kelas VII SMP Negeri 2 Boja tahun pelajaran 2012/2013. Secara
keseluruhan populasi terdiri dari 8 kelas yaitu kelas VII A sampai dengan VII H.
3.1.2 Sampel
Dari populasi tersebut diambil dua kelas sebagai sampel penelitian yang
ditentukan melalui teknik random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi dengan syarat populasi tersebut bersifat homogen.
Teknik random sampling digunakan setelah memperhatikan ciri-ciri, yaitu
siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, kemudian siswa
diampu oleh guru yang sama, dan siswa menjadi objek penelitian duduk pada
tingkat kelas yang sama
Pada penelitian ini, diambil 2 sampel yaitu satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kendali. Kelas VII H dengan jumlah
siswa 32 anak sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas VII G dengan jumlah
siswa 32 anak sebagai kelas kendali.
42
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel bebas
Variabel bebas penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental dengan bentuk
pretest-postest control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok
yang dipilih secara acak, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kendali (Sugiyono,
2010: 112). Dalam penelitian ini terdapat perbedaan perlakuan antara kelas
kendali dan kelas eksperimen, dimana kelas eksperimen diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted
Individualization (TAI) dan kelas kendali menggunakan metode pembelajaran
ceramah-demonstrasi.
Tabel 3.1 Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
VII G O1 X1 O3
VII H O2 X2 O4
Keterangan :
O1 = Pre-test kelompok kendali
43
O2 = Pre-test kelompok ekperimen
X1 = Pembelajaran fisika pada kelas kendali dengan metode pembelajaran
ceramah-demonstrasi
X2 = Pembelajaran fisika pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)
O3 = Post-test pada kelompok kendali
O4 = Post-test pada kelompok eksperimen
Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi (post-test) kemudian data-
data yang diperoleh dari soal evaluasi pada kelas eksperimen dan kelas kendali
dianalisis dengan statistik yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada akhir materi yang telah disampaikan.
3.4 Alur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap akhir.
3.4.1 Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain:
1) Menentukan populasi dan sampel.
2) Melakukan observasi awal untuk mengetahui subjek yang akan diteliti.
3) Menyusun instrumen uji coba.
4) Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba.
44
5) Menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya beda soal.
6) Hasil uji coba digunakan untuk mengetahui homogenitas kelas kendali dan
kelas eksperimen.
7) Memberikan pelatihan pelaksanaan eksperimen kepada para asisten dan
dilanjutkan dengan pembentukan kelompok.
3.4.2 Tahap pelaksanaan
1) Pemberian pretest kepada kelompok kendali dan kelompok eksperimen.
2) Pemberian perlakuan kepada kelompok kendali yaitu pembelajaran dengan
metode ceremah-demonstrasi.
3) Pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individuaization (TAI).
4) Pemberian post-test kepada kelompok kendali dan kelompok eksperimen.
3.4.3 Tahap Akhir
1) Mengolah data hasil penelitian.
2) Menganalisis dan membahas hasil penelitian.
3) Menarik kesimpulan.
45
Secara garis besar bagan alur penelitian ini diperlihatkan pada gambar berikut:
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data awal siswa berupa
daftar nama siswa dan nilai ulangan umum semester I mata pelajaran IPA kelas
VII SMP Negeri 2 Boja tahun ajaran 2012/2013.
Persiapan
Pelaksanaan Uji coba soal
Kelas Kendali
Instrumen
Kelas Eksperimen Analisis hasil
uji coba soal
Pre test Pre test
Pembelajaran
Kooperatif tipe TAI
Pembelajaran Ceramah-
demonstrasi
konvensional
Post test
Analisis Data
Post test Observasi
Pembahasan
Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
46
3.5.2 Metode Tes (Pre-test dan Post-test)
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Tes yang digunakan
adalah tes objektif. Tes ini diberikan kepada siswa dalam 2 tahap (Mariati, 2011:
22-26) yaitu tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test).
Tes awal diberikan kepada siswa sebelum dimulai proses belajar mengajar.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum proses
belajar mengajar dimulai. Tes akhir diberikan kepada siswa setelah
berlangsungnya proses belajar mengajar. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan/pengetahuan siswa setelah diterapakan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Assisted Individualization.
3.5.3 Metode Observasi
Sudjana (2009: 84) menyatakan bahwa observasi atau pengamatan sebagai
alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Melalui pengamatan dapat diketahui
perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang
diperoleh dari kegiatannya. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan observasi langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau
proses kegiatan dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh
pengamat. Lembar pengamatan yang digunakan yaitu lembar observasi
psikomotorik dan lembar observasi afektif.
47
Lembar observasi psikomotorik digunakan untuk mengamati dan menilai
kemampuan/keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen. Lembar observasi
afektif digunakan untuk mengamati dan menilai sikap dan kemampuan kerjasama
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengamat terlebih dahulu harus menetapkan aspek-aspek tingkah laku apa
yang hendak diobservasinya, lalu dibuat pedoman agar memudahkan dalam
pengisisan observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang dibuat
sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai gejala yang
tampak dari perilaku individu yang diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi
tanda (V) pada kolom jawaban hasil observasi jika pedoman observasi yang
dibuat telah disediakan jawabannya (Sudjana, 2009: 85).
3.6 Analisis Instrumen Penelitian
Sebelum digunakan untuk menunujukkan hasil belajar siswa, tes
diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda soal.
3.6.1 Validitas Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006: 168).
Untuk menguji validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Point Biseral
Corelation :
48
Keterangan :
= Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari
korelasinya dengan tes
Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
(Arikunto, 2006: 283)
Kemudian dari hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan harga r tabel
hasil korelasi point biserial dengan taraf signifikansi 5% dan n = jumlah siswa
peserta tes = 32. Jika , maka item tersebut dikatakan valid.
3.6.2 Reliabilitas Soal
Analisis reliabilitas suatu tes atau alat ukur lainnya, termasuk non tes, pada
hakikatnya menguji keajegan pertanyaan tes apabila diberikan berulang kali pada
objek yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel atau ajeg apabila beberapa kali
pengujian menunjukkkan hasil yang relatif sama. Pengujian suatu tes bisa
dilakukan terhadap objek yang sama pada waktu yang berlainan dengan selang
49
waktu yang tidak terlalu lama dan juga tidak terlalu singkat, bisa juga dilakukan
dengan membandingkan hasil pengujian dari tes yang setara (Sudjana, 2009: 148).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, digunakan rumus K-R 20 :
Keterangan :
= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal
S2 = Varians total
∑pq = jumlah hasil kali perkalian antara p dan q
p = Proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek
yang mendapat skor 1)
q = Proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir (proporsi subjek
yang mendapat skor 0)
(Sugiyono, 2010: 186)
harga yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga dengan
taraf signifikan 5 %. Apabila , maka instrumen tersebut reliabel.
50
3.6.3 Taraf Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan
siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.
Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah
penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar
(Sudjana, 2009: 131).
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(Arikunto, 2009: 208)
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
= Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.2 Kriteria Indeks Kesukaran
Interval IK Kriteria
P = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 < IK 0,30 Sukar
0,30 < IK 0,70 Sedang
0,70 < IK 1,00 Mudah
P = 1,00 Terlalu Mudah
(Arikunto, 2002: 207)
51
3.6.4 Daya Pembeda
Dalam penelitian ini penentuan daya pembeda diawali dengan
menggunakan skor seluruh peserta dari skor teratas sampai skor terbawah, yang
kemudian dibagi dua kelompok. Besar indeks daya pembeda soal ditentukan
dengan rumus :
(Suherman, 2006: 201)
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
JBA = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA= Banyaknya siswa pada kelompok atas
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal
Interval DP Kriteria
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
0,40 < DP < 0,70 Baik
0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik
52
3.7 Metode Analisis Data
Dalam penelitian yang dilaksanakan, analisis data terbagi menjadi dua tahap
yaitu tahap awal dan tahap akhir.
3.7.1 Analisis Data Awal
Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui apakah populasi
berangkat dari titik nol yang sama. Data yang digunakan untuk tahap awal adalah
nilai UAS mata pelajaran IPA kelas VII A sampai VII H semester 1 SMP Negeri
2 Boja tahun ajaran 2012/2013. Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas kesamaan dari sampel dibuktikan dengan uji Barlett.
Dengan :
Keterangan :
= Besarnya homogenitas
= Varians masing-masing kelompok
= Varians total
n = Jumlah masing-masing kelompok
53
Apabila x2
hitung < x2tabel , maka sampel diambil dari populasi homogen dengan taraf
signifikasi 5 % (Sudjana, 2002: 263).
3.7.2 Analisis Data Tahap Akhir
Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah
dirumuskan. Perhitungan yang digunakan dalam analisis tahap akhir ini adalah uji
normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rata-rata, dan uji
peningkatan hasil belajar. Data yang digunakan dalam uji normalitas, uji
kesamaan dua varians, dan uji peningkatan hasil belajar adalah data hasil pre-test
dan post-test, sedangkan untuk uji perbedaan dua rata-rata hanya menggunakan
data hasil post-test dari kelompok kendali dan kelompok eksperimen.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas menggunakan data
nilai pre-test dan post-test dari kelompok kendali yang mendapat perlakuan
metode pembelajaran ceramah-demonstrasi dan kelompok eksperimen yang
mendapatkan perlakuan pembelajaran kooperatif Teams Assisted
Individualization.
Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah:
Ho: data berdistribusi normal
Ha: data tidak berdistribusi normal
Rumus yang digunakan adalah rumus Chi Kuadratsebagai berikut :
(Sudjana, 1996: 273)
54
Keterangan:
= harga chi-kuadrat
= frekuensi hasil pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika dengan
taraf nyata 5% dan adalah taraf nyata untuk pengujian. Jika yang dianalisis
berdistribusi normal maka digunakan analisis parametrik, tetapi jika data tidak
berdistribusi normal maka digunakan analisis non parametrik.
b. Uji Kesamaan Dua Varians
Adalah untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai keadaan awal
yang sama atau tidak. Dalam perhitungan uji kesamaan dua varians diperlukan
hipotesis statistik, yaitu
Ho :
Ha :
Rumus yang digunakan untuk menguji kesamaan dua varians adalah :
(Sugiyono, 2004: 136)
Kriteria yang diguanakan dalam uji kesamaan dua varians adalah :
Kelompok varians sama jika:
55
(dk pembilang) ; (dk penyebut)
c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
positif terhadap hasil belajar kognitif siswa, melalui pembelajaran kooperatif
Teams Assisted Individualization. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t
dengan uji satu pihak (pihak kanan).
Ho :
Ha :
= Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
= Rata-rata hasil belajar kelas kendali
Apabila n1 = n2 varians homogen, maka menggunakan rumus t-test sebagai
berikut:
dengan
2
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
snsnS
(Sugiyono, 2010: 273)
Keterangan :
= Rata-rata kelompok eksperimen
= Rata-rata kelompok kendali
= Banyaknya sampel kelompok eksperimen
= Banyaknya sampel kelompok kendali
56
S1 = Simpangan baku kelompok eksperimen
S2 = Simpangan baku kelompok kendali
= Varian kelompok eksperimen
= Varian kelompok kendali
Kriteria pengujian
Harga tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n1 + n2 – 2
dan taraf kesalahan 5%. Jika , maka Ho ditolak dan Ha diterima
(Sugiyono, 2004: 119), hal ini mengandung arti bahwa adanya peningkatan hasil
belajar fisika disebabkan karena ada perlakuan.
d. Uji Peningkatan Rata-Rata Hasil belajar (Uji Gain)
Uji Gain digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil
belajar siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan. Rumus Gain yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
: skor rata-rata pre test
: skor rata-rata post test
Untuk kategorisasi Gain peningkatan hasil belajar adalah sebagai berikut:
: Tinggi
0,7 : Sedang
: Rendah
57
e. Analisis Lembar Observasi
Analisis lembar observasi untuk menilai kemampuan afektif (kerjasama
siswa) dan psikomotorik siswa menggunakan analisis rata-rata dan analisis
presentase. Untuk analisis persentase digunakan rumus distribusi persentase,
yaitu:
NP % =
Keterangan :
NP % : prosentase nilai siswa yang diperoleh
n : jumlah skor yang diperoleh
N : jumlah skor maksimal
(Purwanto, 2000: 102)
Hasil tersebut kemudian ditafsirkan dengan tentang kualitatif, yaitu ;
76% - 100% = Baik Sekali
51% - 75% = Baik
26% - 50% = Cukup
0% - 25% = Kurang
58
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII Semester 2 SMP
Negeri 2 Boja tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari delapan kelas. Sampel
penelitian sebanyak 2 kelas. Pengumpulan data dan penelitian yang telah
dilakukan pada pelajaran fisika materi pokok gerak pada kelas VII diperoleh hasil
sebagai berikut.
4.1.1 Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Analisis instrumen yang digunakan dalam metode tes antara lain uji
validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya beda. Pengujian
validitas instrumen butir soal dilakukan dengan rumus point biseral corelation.
Butir soal dalam penelitian ini berjumlah 40 butir soal. Berdasarkan analisis uji
validitas butir soal diperoleh hasil bahwa dari 40 butir soal objektif yang diujikan
terdapat 34 soal yang dinyatakan valid (rpbis≥ rtabel), dan 6 butir soal dinyatakan
tidak valid (rpbis≤ rtabel), pada taraf signifikan 5% maka diperoleh rtabel sama
dengan 0,316. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8.
Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas
teknik Kuder Richardson-20 (KR-20). Butir-butir soal yang valid atau sahih diuji
kehandalannya (reliabilitasnya) menggunakan uji reliabilitas. Berdasarkan
perhitungan uji coba soal didapatkan 0,806. Dengan 5 % dengan n = 30
diperoleh 0,316. Karena maka dapat disimpulkan bahwa
59
soal uji coba tersebut termasuk reliabel. Perhitungan reliabilitas selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 9.
Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal dari empat puluh soal uji
coba diperoleh beberapa kategori tingkat kesukaran soal. Pada kriteria sukar (0,00
– 0,30) terdapat 4 butir soal, kriteria sedang (0,30 – 0,70 ) terdapat 18 butir soal,
dan kriteria mudah (0,70 – 1,00) terdapat 18 butir soal. Hasil perhitungan tingkat
kesukaran dapat dilihat pada Lampiran 10.
Penentuan daya pembeda diawali dengan menggunakan skor seluruh
peserta dari skor teratas sampai skor terbawah, yang kemudian dibagi menjadi dua
kelompok. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal dari empat puluh
butir soal uji coba didapat beberapa tingkat daya beda soal. Pada kriteria baik
(0,41 – 0,70), terdapat 2 butir soal, kriteria cukup (0,21 – 0,40), terdapat 30 soal,
kriteria jelek (0,00 – 0,20), terdapat 7 soal dan kriteria sangat jelek (< 0,00),
terdapat 1 soal. Hasil perhitungan daya beda soal dapat dilihat pada Lampiran 11.
Penentuan instrumen berdasarkan hasil perhitungan analisis validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal, diperoleh butir soal uji coba
yang layak digunakan sebagai instrumen dalam pengambilan data pada penelitian
ini sebanyak tiga puluh butir soal. Soal yang dipakai dalam penelitian adalah soal
yang memenuhi kriteria valid, reliabel, taraf kesukaran dengan klasifikasi mudah,
sedang, dan sukar serta daya pembeda dengan klasifikasi baik dan cukup. Soal uji
coba yang memenuhi kriteria tersebut dan dipakai sebagai instrumen tes dapat
dilihat pada Lampiran 7.
60
4.2 Hasil Analisis Data Hasil Belajar
4.2.1 Tahap Awal
Hasil uji homogenitas dari skor ulangan umum semester 1 kelas VII yang
berjumlah delapan kelas diperoleh 28,969. Sedangkan pada 5 %
dengan dk = 28 diperoleh 41, 337. Karena , maka
kedelapan sampel tersebut mempunyai varians yang sama (homogen). Untuk
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Berdasarkan uji homogenitas didapatkan seluruh kelas VII homogen
sehingga dapat digunakan sebagai sampel. Teknik penentuan perlakuan untuk
sampel menggunakan sampel acak sederhana (simple random sampilng) dengan
cara diundi sehingga diperoleh dua kelas yaitu VII G dan VII H. Kelas VII G
sebagai kelas kendali diberi perlakuan dengan metode ceramah-demonstrasi,
sedangkan kelas VII H sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization.
4.2.2 Tahap Akhir
Analisis data akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah
dirumuskan. Data yang digunakan dalam analisis data akhir yaitu hasil pre-test
dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kendali. Ada beberapa
pengujian pada tahap akhir yaitu uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji
perbedaan dua rata-rata, uji peningkatan hasil belajar dan uji lembar observasi.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas juga digunakan untuk
61
mengetahui uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau statistik
non parametrik. Dalam uji normalitas rumus yang digunakan adalah rumus Chi
Kuadrat.
Hipotesis yang diuji yaitu Ho : kelompok subjek penelitian berdistribusi
normal dan Ha : kelompok subjek penelitian tidak berdistribusi normal. Kriteria
pengujiannya jika dengan derajat kebebasan dk = k-3 dengan
taraf signifikan 5% maka data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji
normalitas hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kendali sebelum
dan setelah perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan 4.2
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test
Kelas K Kriteria Simpulan
Eksperimen 3,73 6 7,81 Ho diterima
Kendali 4,02 6 7,81 Ho diterima
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Post-test
Kelas K Kriteria Simpulan
Eksperimen 5,56 6 7,81 Ho diterima
Kendali 5,93 6 7,81 Ho diterima
Dari tabel diatas terlihat bahwa maka dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya mengenai uji normalitas hasil belajar kelas eksperimen dan kendali
dapat dilihat pada Lampiran 28.
62
Tujuan dari uji kesamaan dua varians adalah untuk mengetahui kedua
kelas mempunyai keadaan awal yang sama atau tidak. Hipotesis yang diuji yaitu
Ho : kelompok subjek penelitian homogen dan Ha : kelompok subjek penelitian
tidak homogen. Kriteria yang digunakan dalam uji kesamaan dua varians adalah
kelompok varians sama jika
Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data hasil pre-test dan data
hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kendali dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan
4.4
Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre-test
Kelas Varians
Jumlah
Siswa
Eksperimen 93,06 32
1,65 2,05
Kendali 56,32 32
Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-test
Kelas Varians
Jumlah
Siswa
Eksperimen 122,98 32
0,73 2,05
Kendali 167,35 32
Dari tabel di atas terlihat bahwa maka dapat disimpulkan
bahwa kedua kelas sampel memiliki varians yang sama atau dengan kata lain
63
kedua kelas sampel homogen. Perhitungan selengkapnya mengenai uji kesamaan
dua varians hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 32 dan 33.
Setelah diberi tes akhir yang sama pada kelompok eksperimen dan kendali,
maka dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan maksud untuk
pengujian hipotesis. Dari analisis data yang diperoleh bahwa rata-rata kelompok
eksperimen sebesar 75,28 dan rata-rata kelompok kendali sebesar 64,50.
Berdasarkan perhitungan uji perbedaan dua rata-rata pihak kanan
diperoleh hasil bahwa tingkat signifikan data post-test diperoleh dari hasil
= 3,37 yang dikonsultasikan ke dengan derajat kebebasan dk = 62
dan taraf signifikan 5% sebesar 1,999. Dengan demikian harga .
Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kendali. Perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat di
Lampiran 34.
Uji peningkatan rata-rata pemahaman bertujuan untuk mengetahui besar
peningkatan rata-rata hasil belajar sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapat
perlakuan. Peningkatan rata-rata pemahaman siswa kelas eksperimen dan kelas
kendali dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif
Kelas
Rata-Rata Pre-test
Rata-Rata Post-test
Gain
Eksperimen 49,09 75,28 0,51
Kendali 44,47 64,50 0,36
64
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa peningkatan hasil belajar kelompok
eksperimen dan kendali termasuk dalam kategori yang sedang. Perhitungan
selengkapnya mengenai uji gain hasil belajar dapat dilihat ada Lampiran 35.
Peningkatan hasil belajar afektif dan psikomotorik dapat dilihat pada Tabel
4.6 dan 4.7.
Tabel 4.6 Hasil Uji Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Afektif
Kelas
Rata-Rata Awal
Rata-Rata
Akhir Gain
Eksperimen 58,67% 78,91% 0,48
Kendali 27,58% 35,31% 0,11
Tabel 4.7 Hasil Uji Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik
Kelas
Rata-Rata Awal
Rata-Rata Akhir
Gain
Eksperimen 66,25% 78,44% 0,36
Kendali 38,75% 45,47% 0,11
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa peningkatan hasil belajar kelompok
eksperimen termasuk kategori sedang dan kendali termasuk dalam kategori
rendah. Perhitungan selengkapnya mengenai uji gain hasil belajar afektif dan
psikomotorik dapat dilihat pada Lampiran 46 dan 53.
65
4.2.3 Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif siswa adalah pemahaman siswa pada materi gerak.
Hasil belajar kognitif siswa ini diukur menggunakan instrumen test. Setelah kedua
kelas diberikan pre-test, kelas eksperimen mendapat pembelajaran kooperatif tipe
Teams Assisted Individualization dan kelas kendali mendapat pembelajaran
pembelajaran dengan metode ceramah-demonstrasi. Hasil pre-test dan post-test
siswa dapat digambarkan dalam tabel seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.8 dan
dalam diagram batang pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Perhitungan
selengkapnya dimuat pada Lampiran 26 dan 27.
Tabel 4.8 Hasil Belajar Kognitif Siswa
Hasil Tes
Kelas Eksperimen Kelas Kendali
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Nilai rata-rata 49,09 75,28 44,47 64,50
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen nilai pre-
test menunjukkan angka sebesar 49,09 dan post-test 75,28. Pada kelompok
49.0944.47
75.28
64.5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
kelas eksperimen kelas kendali
pretest
postest
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Belajar Kognitif Siswa
66
kendali nilai pre-test menunjukkan angka sebesar 44,47 dan post-test 64,50. Dari
tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa kelas eksperimen memberikan hasil
belajar kognitif dan peningkatan yang lebih baik daripada kelompok kendali.
Dari hasil uji gain normal, peningkatan rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen termasuk kategori peningkatan sedang dengan nilai 0,51 demikian
juga kelas kendali, mengalami peningkatan sedang dengan nilai gain 0,36.
4.2.4 Hasil Belajar Afektif
Ranah afektif disini dikhususkan pada kerjasama siswa dalam kelompok.
Aspek yang diamati dalam penilaian afektif pada penelitian ini yaitu meliputi
bertanya, menjawab/menanggapi pertanyaan, mengemukakan pendapat,
menghargai kontribusi, mendengarkan dengan arif, tidak mendominasi pengerjaan
tugas kelompok, meminta orang lain untuk berbicara, interaksi antar siswa,
memberi penjelasan materi, dan menggunakan kesepakatan. Berdasarkan hasil
0.51
0.36
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
k.eksperimen k.kendali
k. eksperimen k.kendali
Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif
67
penelitian, diperoleh data hasil belajar afektif (kerjasama dalam kelompok) pada
kelas eksperimen dan kelas kendali sebagai berikut.
Tabel 4.9 Nilai Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen dan Kendali
Kelompok kendali Kelompok Eksperimen
I III III I III III
27,58 % 31,56% 35,31% 58,67% 71,48% 78,91%
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai hasil belajar afektif siswa
pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kendali.
Rata-rata hasil belajar afektif siswa kelompok eksperimen pada pertemuan
pertama sebesar 58,67%, pertemuan kedua 71,48% sedangkan pada pertemuan
ketiga sebesar 78,91%. Rata-rata hasil belajar afektif siswa kelompok kendali
pada pertemuan pertama sebesar 27,58%, pertemuan kedua 31,56% sedangkan
58.67%
71.48%
78.91%
27.58%31.56%
35.31%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3
eksperimen kendali
Gambar 4.3 Diagram Batang Rata-Rata Hasil Belajar Afektif
68
pada pertemuan ketiga sebesar 35,31%. Dari data tersebut terlihat bahwa rata-rata
hasil belajar afektif siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
kelompok kendali. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang hasil
belajar afektif siswa yang signifikan antara pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dengan
pembelajaran metode ceramah-demonstrasi. Perhitungan selengkapnya mengenai
analisis hasil belajar afektif dapat dilihat pada Lampiran 40. Untuk lebih jelasnya
perbedaan hasil belajar aspek afektif siswa dapat dilihat dalam diagram batang
pada Gambar 4.3
Untuk peningkatan setiap aspeknya pada kelas eksperimen dan kelas
kendali dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan diagram batang pada Gambar 4.4 dan
4.5
Tabel 4.10 Nilai Rata-Rata setiap Aspek Hasil Belajar Afektif
No. Aspek
Kelompok Eksperimen Kelompok Kendali
I II III I II III
1 Bertanya 48,44 75,78 78,91 48,44 54,69 70,31
2
Menjawab/menanggapi
pertanyaan orang lain
50,78 66,41 75,78 57,03 69,53 70,31
3
Mengemukakan
pendapat
50,78 65,63 76,56 50 56,25 71,88
4
Mendengarkan dengan
arif
69,53 77,34 79,69 67,97 69,3 71,09
5
Meminta orang lain
untuk berbicara
53,13 61,72 75,78 52,34 65,63 69,53
69
48.4450.78 50.78
69.53
53.13
75.78
66.41 65.63
77.34
61.72
78.91
75.78 76.5679.69
75.78
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5
pertemuan 1
pertemuan 2
pertemuan 3
48.44
57.03
50
67.97
52.3454.69
69.53
56.25
69.53
65.63
70.3170.31
71.88 71.0969.53
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5
pertemuan 1
pertemuan 2
pertemuan 3
Gambar 4.5 Peningkatan Rata-Rata setiap Aspek Afektif Kelas Kendali
Gambar 4.4 Peningkatan Rata-Rata setiap Aspek Afektif Kelas Eksperimen
70
Tabel 4.11 Nilai Rata-Rata setiap Aspek Kerjasama Kelompok
No. Aspek Kelompok Eksperimen
I II III
1. Menghargai Kontribusi 53,13 71,09 73,44
2. Tidak mendominasi
pengerjaan tugas kelompok
68,75 70,31 81,25
3. Interaksi antar siswa 63,28 74,22 82,81
4. Memberi penjelasan materi 57,03 72,66 81,25
5. Menggunakan kesepakatan 71,88 79,69 83,59
4.2.5 Hasil Belajar Psikomotorik
Aspek yang diamati dalam penelitian ini pada kelompok eksperimen
meliputi merangkai alat dan bahan, melakukan percobaan, mengamati,
menyampaikan hasil percobaan dan menyimpulkan. Pada kelompok kendali
dengan metode ceramah-demonstrasi hanya ada tiga aspek yang diukur yaitu
53.13
68.7563.28
57.03
71.8871.09
70.3174.22
72.66
79.6973.44
81.25 82.81 81.25 83.59
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5
pertemuan 1
pertemuan 2
pertemuan 3
Gambar 4.6 Peningkatan Rata-Rata setiap Aspek Kerjasama Kelas Eksperimen
71
menuliskan hasil pengamatan, menyampaikan hasil pengamatan dan
menyimpulkan, sedangkan untuk aspek merangkai alat dan bahan, dan aspek
melakukan percobaan tidak diukur. Berdasarkan penelitian, diperoleh data hasil
belajar psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kendali.
Tabel 4.12 Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kendali
Kelompok kendali Kelompok Eksperimen
I III III I III III
38,75% 40,31% 45,47% 66,25% 72,97% 78,44%
Perhitungan selengkapanya mengenai analisis hasil belajar afektif dapat
dilihat pada Lampiran 47. Untuk lebih jelasnya perbedaan hasil belajar aspek
afektif siswa dapat dilihat dalam diagram batang pada Gambar 4.7
Untuk peningkatan setiap aspeknya pada kelas eksperimen dan kelas kendali
dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan dalam diagram batang pada gambar 4.8 dan 4.9
66.25%
72.97%78.44%
38.75% 40.31%45.47%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3
eksperimen
kendali
Gambar 4.7 Diagram Batang Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik
72
Tabel 4.13 Nilai Rata-Rata setiap Aspek Hasil Belajar Psikomotorik
No. Aspek
Kelompok Eksperimen Kelompok Kendali
I II III I II III
1 Merangkai alat dan
bahan 71,09 78,91 85,16 - - -
2 Melakukan
percobaan
62,50
68,75 70,31 - - -
3
Mengamati /
menuliskan hasil
percobaan
64,84 70,31 76,56 65,63 66,41 74,22
4 Menyampaikan
hasil percobaan 67,97 68,75 79,69 62,50 67,97 75,78
5 Menyimpulkan
hasil percobaan 64,84 78,13 80,47 65,63 67,18 77,34
71.09
62.564.84
67.9764.84
78.91
68.75 70.3168.75
78.13
85.16
70.3176.56
79.69 80.47
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5
pertemuan 1
pertemuan 2
pertemuan 3
Gambar 4.8 Peningkatan Rata-Rata setiap Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen
73
4.2 Pembahasan
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, penulis terlebih dahulu melakukan
analisis tahap awal dengan mengambil populasi siswa kelas VII semster II SMP
Negeri 2 Boja tahun ajaran 2012/2013. Kelas VII terdiri atas delapan kelas yaitu
kelas VII A sampai VIIH. Dari kedelapan kelas ini kemudian dilakukan uji
homogenitas untuk pengambilan kelas sampel. Setelah pengujian homogenitas,
didapatkan hasil yaitu dengan 28,969 dan
= 41,337. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kedelapan kelas tersebut
merupakan populasi yang homogen. Dari hasil perhitungan tersebut diambil dua
sampel, teknik pengambilan sampel adalah dengan cara random sampling yaitu
memilih dua kelas secara acak tanpa melihat strata masing-masing kelas sehingga
penulis dapat menetapkan kelas VII G sebagai kelas kendali dan kelas VII H
sebagai kelas eksperimen.
65.6362.5 65.63
66.4167.97 67.18
74.22 75.78 77.34
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
3 4 5
pertemuan 1
pertemuan 2
pertemuan 3
Gambar 4.9 Peningkatan Rata-Rata setiap Aspek Psikomotorik Kelas Kendali
74
Sebelum dilaksanakan penelitian, penulis sebelumnya telah melakukan
observasi pada saat PPL I pada tempat yang sama yaitu di kelas VII SMP Negeri
2 Boja. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat proses pembelajaran
berlangsung guru mengajar dengan cara metode ceramah sehingga sebagian besar
siswa banyak yang berbicara dengan teman sendiri tidak memperhatikan
penjelasan guru. Siswa juga tidak diajak untuk berfikir dan berdiskusi terkait
dengan materi pembelajaran sehingga tidak ada kerjasama kelompok dalam
berdiskusi dan tidak ada timbal balik antara guru maupun siswa. Hal inilah yang
menyebabkan siswa menjadi bosan pada saat proses pembelajaran berlangsung,
dan dapat mengakibatkan pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted Individualization dapat meningkatkan
hasil belajar terutama pada aspek kognitif, afektif dikhususkan untuk kerjasama
dalam kelompok dan aspek psikomotorik pada pokok bahasan gerak. Kemudian
model ini akan dibandingkan dengan metode yang biasa dilakukan oleh guru
fisika pada saat mengajar di SMP Negeri 2 Boja yaitu metode ceramah-
demonstrasi.
Sebelum penelitian, penulis memberikan pre-test terhadap kelas kendali
dan kelas eksperimen. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan awal
masing-masing siswa sebelum diberi perlakuan dengan model pembelajaran yang
akan diterapkan. Hasil pre-test digunakan untuk menentukan normalitas dan
homogenitas kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Hasilnya
menunjukkan kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat
75
diketahui bahwa kedua kelas tersebut dalam menerima materi beranjak dari
pemahaman yang sama sebelum penerapan pembelajaran yang ditetapkan.
Pertemuan pertama, mula-mula kelas eksperimen diberi materi secara
singkat oleh penulis kemudian masing-masing kelompok diberi sebuah Lembar
Diskusi Siswa dan setiap kelompok melakukan percobaan mengenai jarak,
perpindahan, dan kelajuan. Pertemuan kedua siswa melakukan percobaan
mengenai Gerak Lurus beraturan (GLB) dengan alat ticker timer dan mobil
mainan, percobaan ini dilakukan untuk membuktikan bahwa GLB mempunyai
kecepatan yang konstan dan diharapkan siswa dapat menggambar grafik jarak
terhadap waktu (s-t) maupun grafik kecepatan terhadap waktu (v-t). Pada
pertemuan yang ketiga siswa melakukan percobaan mengenai Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB), alat dan bahannya masih sama yaitu dengan
menggunakan ticker timer bedanya adalah pada percobaan GLBB ini
menggunakan papan luncur untuk memperoleh percepatan dari mobil tersebut,
percobaan ini dilakukan untuk membuktikan bahwa GLBB mempunyai kecepatan
yang berubah-ubah sehingga diharapkan siswa juga dapat menggambar grafik
kecepatan terhadap waktu.
Pada saat melakukan diskusi siswa dalam masing-masing kelompok yang
mempunyai kemampuan lebih dalam melakukan percobaan dan menguasai materi
diharapkan dapat membantu temannya dalam satu kelompok yang merasa
kesulitan dalam memahami materi yang terkait pada setiap pertemuan. Dari hal
itulah mereka akan saling menguntungkan. Siswa yang berkemampuan lebih
dapat menambah wawasan yang lebih dan siswa yang merasa kesulitan dapat
76
terbantu sehingga dapat lebih menguasai materi yang terkait. Dari percobaan dan
diskusi yang dilakukan oleh siswa tersebut dapat dinilai aspek psikomotorik dan
kerjasamanya melalui observer. Setelah berdiskusi, masing-masing kelompok
mempresentasikan di depan kelas untuk menyampaikan hasil percobaan yang
telah dilakukan.
Perlakuan yang diberikan pada kelompok kendali yaitu dengan metode
ceramah-demonstrasi. Penulis memberikan materi secara keseluruhan kemudian
dilanjutkan dengan demonstrasi mengenai percobaan, kemudian peneliti
menuliskan hasil dari percobaan yang telah dilakukan di papan tulis dan masing-
masing siswa menuliskan hasil percobaan yang dilakukan peneliti di Lembar
Kerja Siswa. Setelah mereka mengamati demonstrasi dari penulis kemudian
masing-masing siswa melakukan diskusi secara klasikal, mereka juga dinilai
aspek kerjasama dan aspek psikomotoriknya, akan tetapi ada beberapa aspek yang
tidak muncul pada saat pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui hasil belajar
kelompok eksperimen dan kelompok kendali selama tiga kali pertemuan maka
penulis memberikan post-test kepada kedua kelompok tersebut di akhir
pertemuan.
Pemberian post-test digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif.
Nilai post-test dari kedua kelas ini selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Asisted Individualization. Nilai kogntitif dijadikan sebagai
data utama dalam penelitian ini, sedangkan aspek afektif (kerjasama dalam
kelompok) dan aspek psikomotorik sebagai data pendukung.
77
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada peningkatan pada
pembelajaran fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted
Individualization terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak kelas VII
semester II di SMP Negeri 2 Boja tahun ajaran 2012/2013. Terlihat pada rata-rata
hasil pre-test pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Asisted Individualization yang menunjukkan angka sebesar 49,09
sedangkan rata-rata hasil post-test menunjukkan angka sebesar 75,28. Pada
kelompok kendali dengan metode metode ceramah-demonstrasi menunjukkan
angka sebesar 44,47 sedangkan rata-rata hasil post-test sebesar 64,54. Dari hasil
pre-test dan post-test menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kendali dan dari kedua tes ini dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Asisted Individualization.
Adanya pembentukan kelompok menimbulkan adanya rasa saling
ketergantungan positif siswa dalam menghargai kontribusi masing-masing
anggota kelompok, disini siswa berinteraksi satu sama lain untuk saling
membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok. Hal ini sejalan dengan
pendapat Vygotsky bahwa model ini mempunyai peran yang sangat penting bagi
perkembangan kognitif individu yang terjadi melalui interaksi dan percakapan
seorang anak dengan lingkungan sekitarnya, baik teman sebaya orang dewasa,
atau orang lain dalam lingkungannnya (Nuryani, 2013: 1-5).
Analisis data akhir terhadap nilai post-test yang dilakukan meliputi
beberapa uji yaitu uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua
78
rata-rata (uji t pihak kanan), uji peningkatan hasil belajar (uji gain) dan analisis
lembar observasi.
Uji Normalitas nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kendali
menunjukkan data berdistribusi normal yaitu kelompok eksperimen =
3,73 sedangkan kelompok kendali = 4,02. Untuk nilai post-test kelompok
eksperimen dengan = 5,56 dan kelompok kendali dengan =
5,93. Dari perhitungan tersebut didapatkan dk = 3 sehingga diperoleh =
7,81 dengan taraf signifikasi 5%. Karena maka dapat
disimpulkan bahwa data hasil pre-test dan post-test kedua kelompok berdistribusi
normal, sehingga selanjutnya menggunakan statistik parametrik.
Untuk menguji apakah kedua kelas tersebut mempunyai keadaan awal
yang sama atau tidak dan untuk menentukan rumus yang akan digunakan dalam
melakukan uji perbedaan dua rata-rata, pengujian ini dianalisis dengan uji
kesamaan dua varians data pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kendali
dengan = 1,65 dan data post-test yang menunjukkan bahwa = 0,73
yang lebih kecil dari = 2,05 pada taraf signifikan 5%, dk = 31. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa yang mendapat perlakuan modelpembelajaran
kooperatif tipe Teams Asisted Individualization dan siswa yang mendapat metode
ceramah-demonstrasi berasal dari sebuah populasi yang memiliki nilai
kemampuan awal homogen, sehingga pengujian yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas
kendali yaitu dengan uji t. Perbedaan perolehan hasil pre-test pada kelompok
79
eksperimen eksperimen dan kelompok kendali disebabkan karena kurangnya
pengawasan penulis pada pelaksanaan pre-test di kelas eksperimen sehingga
menyebabkan siswa menjadi lebih mudah untuk saling mencontek. Penggunaan
soal objektif dalam hal evaluasi juga menyebabkan siswa cenderung hanya
menebak jawaban tanpa berpikir untuk mencari penyelesaian jawaban yang benar.
Hasil uji-t pihak kanan menunjukkan bahwa ada perbedaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted
Individualization dengan metode ceramah-demonstrasi terhadap hasil belajar
fisika pokok bahasan gerak pada kelas VII semester II tahun ajaran 2012/2013
SMP Negeri 2 Boja. Hal ini terbukti dari hasil pengujian dengan menggunakan
uji-t pihak kanan data post-test kelompok eksperimen dan kelompok kendali
diperoleh harga = 3,368 sedangkan dari tabel distribusi t dengan taraf
signifikan 5% dan dk = 62 diperoleh harga = 1,999. Karena
maka ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted Individualization dengan
metode ceramah-demonstrasi terhadap hasil belajar siswa. Hal ini berarti bahwa
hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted
Individualization lebih baik daripada dengan metode ceramah-demonstrasi.
Aspek psikomotorik siswa yang diteliti meliputi merangkai alat dan bahan,
melakukan percobaan, mengamati/menuliskan hasil percobaan,
mengkomunikasikan hasil percobaan dan membuat kesimpulan. Berdasarkan
analisis data penelitian, hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen dan
80
kelas kendali mengalami peningkatan, tetapi hasil belajar kelompok eksperimen
dengan model pembelajaran koperatif tipe Teams Assisted Individualization jauh
lebih baik daripada kelas kendali dengan ceramah-demonstrasi. Hal ini dapat
dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen pada
pertemuan yang pertama sebesar 66,25% kemudian pada pertemuan kedua
mengalami peningkatan sebesar 72,97% pertemuan ketiga sebesar 78,44%. Pada
kelompok kendali pada pertemuan pertama menunjukkan angka sebesar 38,75%
kemudian pada pertemuan kedua mengalami peningkatan sebesar 40,31% dan
pertemuan ketiga sebesar 45,47%. Berdasarkan uji peningkatan rata-rata hasil
belajar psikomotorik pada kelompok eksperimen menunjukkan angka sebesar 0,36
dengan kriteria sedang sedangkan pada kelompok kendali sebesar 0,11 dengan
kriteria rendah.
Adanya perbedaan besarnya peningkatan diantara kedua kelompok
disebabkan adanya perlakuan yang dilakukan oleh penulis. Pada kelompok
eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted
Individualization, masing-masing kelompok terlibat dalam proses pembelajaran,
masing-masing siswa dalam kelompok merangkai alat dan bahan yang sudah
disediakan sesuai dengan materi yaitu tentang gerak, kemudian mereka
melakukan percobaan, sehingga semua aspek yang tercakup pada lembar
penilaian psikomotrorik dapat terpenuhi. Pada kelompok kendali, siswa tidak
terlibat langsung dalam melakukan percobaan, tetapi siswa hanya mengamati
penulis melakukan demontrasi sehingga hanya aspek-aspek tertentu saja yang
muncul. Pada pembelajaran dengan metode ceramah-demonstrasi hanya tiga
81
aspek yang muncul dan dapat diukur yaitu aspek menuliskan hasil pengamatan,
menyampaikan hasil pengamatan dan menyimpulkan. Aspek merangkai alat dan
bahan serta melakukan percobaan tidak dinilai karena kedua aspek tersebut tidak
muncul pada metode ceramah-demonstrasi. Hal inilah yang menyebabkan
penilaian hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kendali berbeda
serta hasil dari penilaiannya juga menunjukkan angka yang berbeda.
Aspek-aspek afektif siswa yang diteliti adalah bertanya,
menjawab/menanggapi pertanyaan orang lain, mengemukakan pendapat,
menghrgai kontribusi, mendengarkan dengan arif, tidak mendominasi pengerjaan
tugas kelompok, meminta orang lain untuk berbicara, interaksi antara siswa,
memberi penjelasan materi, menggunakan kesepakatan. Aspek kerjasama dalam
kelompok yang diteliti adalah menghargai kontribusi, tidak mendominasi
pengerjaan tugas kelompok, interaksi antara siswa, memberi penjelasan materi
dan menggunakan kesepakatan. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan afektif
siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kendali. Rata-rata kemampuan
kerjasama dari pertemuan awal sampai pertemuan akhir mengalami peningkatan,
rata-rata kerjasama siswa kelas eksperimen pada pertemuan pertama sebesar
58,67%, pertemuan kedua sebesar 71,48% dan pertemuan ketiga sebesar 78,91%
hasilnya menunjukkan kategori baik sekali, sedangkan kelompok kendali pada
pertemuan pertama sebesar 27,58%, pertemuan kedua sebesar 31,56%, dan
pertemuan ketiga sebesar 35,31% hasilnya menunjukkan kategori cukup.
Berdasarkan uji peningkatan rata-rata hasil belajar afektif pada kelompok
eksperimen menunjukkan angka sebesar 0,48 dengan kriteria sedang, sedangkan
82
pada kelompok kendali sebesar 0,11. Hal tersebut disebabkan adanya
implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted
Individualization yang lebih menekankan bimbingan antar teman dalam satu
kelompok sehingga dengan model ini lebih berpotensi untuk meningkatkan
kemampuan bekerjasama dalam kelompok. Penelitian aziz et al (2006: 98)
menemukan bahwa dalam kerjasama potensi siswa lebih diberdayakan dengan
dihadapkan pada keterampilan-keterampilan sosial yang mengakibatkan siswa
secara aktif menemukan konsep serta mengkomunikasikan hasil pikirannya
kepada orang lain.
Pada kelompok ini ada beberapa aspek afektif yang tidak muncul yaitu
keterampilan kerjasama dalam kelompok antara lain menghargai kontribusi, tidak
mendominasi pengerjaan tugas kelompok, interaksi antar siswa, memberi
penjelasan materi, dan menggunakan kesepakatan. Hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan perlakuan pada kelompok kendali yaitu dengan metode
ceramah-demonstrasi, pada metode ini tidak ada diskusi secara berkelompok
tetapi hanya diskusi secara klasikal untuk mengaktifkan suasana pembelajaran.
Aspek menghargai kontribusi, berdasarkan analisis diperoleh hasil setiap
pertemuannya mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama sebesar 53,13,
pertemuan kedua sebesar 71,09 dan pertemuan ketiga sebesar 73,44. Di dalam
pembelajaran kooperatif dikatakan bahwa keberhasilan kelompok tergantung pada
kontribusi individu. Pada awalnya, tidak semua siswa dalam satu kelompok
memberikan kontribusinya, hanya siswa-siswa tertentu saja. Siswa yang malas-
malasan enggan untuk memberikan kontribusnya. Ada juga siswa yang mengaku
83
sudah memberikan kontribusi tetapi pendapatnya tidak dihargai dan diterima
siswa lain dalam satu kelompok dengan alasan jawabannya kurang tepat. Untuk
mengatasi permasalahan ini, kemudian di setiap pertemuannya semua siswa diberi
pengarahan bahwa setiap siswa harus dapat menghargai kontribusi dari masing-
masing anggota, karena setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-
beda. Jadi, akan lebih baik jika berbagai pendapat yang ditampung tersebut dapat
didiskusikan bersama-sama untuk memperoleh jawaban yang tepat.
Aspek tidak mendominasi pengerjaan tugas kelompok, berdasarkan
analisis menunjukkan adanya peningkatan, pada pertemuan pertama sebesar
68,75, pertemuan kedua sebesar 70,31 dan pertemuan ketiga sebesar 81,25. Pada
awalnya, siswa dalam satu kelompok seharusnya memperoleh tugas masing-
masing, tetapi ada siswa dalam satu kelompok yang tidak mau berusaha untuk
mengerjakan tugas-tugasnya dalam kelompok. Mereka hanya mengandalkan
temannya yang mampu mengerjakan. Akibatnya pengerjaan tugas didominasi oleh
siswa yang rajin dan pandai saja, sedangkan siswa yang malas dan kurang pandai
tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya. Setelah dilakukan
pengolahan grup dan pembagian tugas kelompok di setiap pertemuannnya, akan
memungkinkan siswa untuk fokus pada peran masing-masing dan kerja kelompok
sehingga semuanya dapat terlibat dalam pemecahan masalah. Hal ini sejalan
dengan pendapat Apriono (2011: 159-172), bahwa suatu kerjasama dalam belajar
kemungkinan besar tidak dapat berjalan/berlangsung dengan optimal dan
mencapai tujuan kelompok belajar secara maksimal tanpa didukung oleh adanya
keterampilan kerjasama diantara semua anggota. Hal ini akan mendorong para
84
anggota kelompok bekerjasama secara sinergis mencapai tujuan belajar secara
optimal.
Aspek interaksi antara siswa, berdasarkan analisis menunjukkan adanya
peningkatan, pada pertemuan pertama sebesar 63,28, pertemuan kedua sebesar
74,22 dan pertemuan ketiga sebesar 82,81. Interaksi yang dimaksud bukan hanya
terjadi antara guru dengan siswa saja tetapi siswa harus dapat berinteraksi dengan
siswa lain. Berinteraksi dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa.
Siswa dapat mengungkapkan ide/gagasan yang dimiliki dan kemudian
pendapatnya dibandingkan dengan pendapat siswa lain untuk memperoleh
kesepakatan. Berdasarkan penelitian Nattiv, Winitzky, dan Dricky mengatakan
bahwa siswa berinteraksi paling banyak dengan temannya ketika teknik
pembelajaran kooperatif digunakan. Pembelajaran dengan cara berkelompok akan
memfokuskan siswa agar tidak menggantungkan pemikirannya pada guru, tetapi
mereka berusaha untuk berfikir sendiri dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapinya. Siswa juga dapat mempunyai kesempatan berinteraksi secara luas
dengan semua anggota kelompok untuk memberikan jawaban dari pemikirannya.
Adanya interaksi semua anggota kelompok akan menumbuhkan iklim kerjasama
yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Aspek memberi penjelasan materi, berdasarkan analisis menunjukkan
adanya peningkatan, pada pertemuan pertama sebesar 57,03, pertemuan kedua
sebesar 72,66 dan pertemuan ketiga sebesar 81,25. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Assisted Individualization akan mendorong siswa untuk
bekerjasama saling membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
85
Siswa menerapkan bimbingan antar teman dalam satu kelompok. Siswa yang
merasa memiliki kemampuan lebih dapat membantu dengan memberi penjelasan
materi kepada siswa yang merasa kesulitan dalam memahami materi. Kegiatan ini
dapat mendorong siswa yang pandai dalam mengembangkan kemampuan
berpikirnya. Hal ini akan meminimalisir sifat individual siswa dalam kerjasama
kelompok, karena mereka hanya belajar untuk mencari nilai dan mementingkan
diri sendiri. Adanya sikap saling memberikan bantuan, maka siswa dapat belajar
sifat peduli terhadap orang lain yang mengalami kesulitan belajar dan diharapkan
pada masa yang akan datang siswa tidak merasa kesulitan dalam bergaul dan
bekerjasama dalam masyarakat.
Aspek menggunakan kesepakatan, berdasarkan analisis menunjukkan
adanya peningkatan, pada pertemuan pertama sebesar 71,88, pertemuan kedua
sebesar 79,69 dan pertemuan ketiga sebesar 83,59. Setiap anggota kelompok
memberikan kontribusinya dengan mengungkapkan ide/gagasan yang dimilikinya.
Dari berbagai ide dan solusi pemecahan masalah tersebut, kemudian mereka
menggunakan kesepakatan hanya ada satu jawaban yang akan dijadikan solusi
dalam memecahkan permasalahan. Solusi tersebut diperoleh berdasarkan hasil
diskusi bersama, masing-masing anggota menjelaskan dan memperkuat
ide/gagasan yang mereka miliki untuk memperoleh jawaban yang tepat. Dalam
diskusi ini dapat merangsang siswa untuk berpikir dan meningkatkan belajar,
karena siswa belajar mengatur perbedaan pemikiran dari masing-masing individu.
Siswa harus dapat mengatur posisi, melihat masalah dari sudut pandang lainnya,
86
negosiasi, memediasi untuk menjadi penengah ketika konflik memanas, dan
menentukan kesepakatan (Hill & Tim, 1993).
Aspek yang perlu ditingkatkan adalah aspek menghargai kontribusi. Pada
kenyataanya yang terjadi dalam diskusi kelompok dan presentasi hasil percobaan,
tidak semua siswa memperhatikan anggota lain pada saat menyampaikan
pendapat. Berdasarkan pengamatan, siswa cenderung sibuk berbicara dengan
siswa lain, bermain sendiri dan mengerjakan tugas mata pelajaran lain pada saat
diskusi kelompok dan presentasi berlangsung. Hal inilah yang menyebabkan
aspek menghargai kontribusi sangat rendah karena kurangnya kesadaran diri dari
masing-masing siswa dalam menghargai orang yang sedang mengemukakan
pendapat. Siswa tidak menyadari bahwa dengan mendengarkan pendapat orang
lain, mereka dapat belajar menghargai perbedaan, dengan adanya perbedaan maka
siswa mampu berpikir untuk mengatasi suatu perbedaan menjadi persamaan.
Siswa juga dapat menambah pengetahuan dari informasi yang telah disampaikan
dalam berpendapat.
87
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Assisted Individualization pada mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 2 Boja. Hal ini ditunjukkan oleh
peningkatan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Peningkatan hasil
belajar kognitif kelas eksperimen dengan rumus gain ternormalisasi sebesar 0,51
sedangkan kelas kendali sebesar 0,36. Dari hasil uji gain kognitif kedua kelas
tersebut menunjukkan kriteria sedang. Hasil uji gain aspek afektif sebesar 0,48
dengan kriteria sedang sedangkan pada kelas kendali sebesar 0,11 dengan kriteria
rendah. Hasil uji gain aspek psikomotorik kelas eksperimen sebesar 0,36 dengan
kriteria sedang dan pada kelas kendali sebesar 0,11 dengan kriteria rendah. Selain
itu, terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar siswa yang
menggunakan model kooperatif tipe Teams Assisted Individualization dengan
rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah-demonstrasi.
Dari hasil analisis dengan uji perbedaan dua rata-rata data post-test menunjukkan
bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kendali diperoleh = 3,37
pada data post-test dengan taraf signifikasi 5% dan dk = 62 maka diperoleh
= 1,999. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa maka
dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kendali. Jadi
model pembelajaran IPA dengan model kooperatif tipe Teams Assisted
88
Individualization dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas eksperimen SMP
Negeri 2 Boja. Peningkatan hasil belajar IPA dengan model kooperatif tipe Teams
Assisted Individualization lebih tinggi daripada hasil belajar dengan metode
ceramah-demonstrasi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan perlu disampaikan
beberapa saran demi penyempurnaan penelitian selanjutnya. Bagi guru hendaknya
melakukan evaluasi diri dan berupaya memperbaiki proses pembelajaran dengan
tidak membiarkan siswa belajar dalam suasana kompetisi. Seorang guru
seharusnya tidak hanya mengajarkan keterampilan akademis, tetapi keterampilan
kerjasama juga harus diberikan kepada siswa, karena tindakan ini akan bermanfaat
bagi mereka untuk meningkatkan kerja kelompok dan menentukan bagi
keberhasilan hubungan sosial di masyarakat.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat lebih meningkatkan aspek-aspek
kerjasama yang telah diteliti terutama aspek menghargai kontribusi, dalam hal ini
sebaiknya siswa diberi motivasi untuk mempunyai nilai-nilai budi pekerti yaitu
saling menghargai dan menghormati pendapat dan berusaha untuk terbiasa dalam
menerapkan nilai-nilai budi pekerti tersebut. Pembiasaan nilai-nilai budi pekerti
ini bisa dilaksanakan oleh siswa ketika proses belajar berlangsung melalui diskusi
kelompok, belajar klasikal, individual dan ketika selesai evaluasi belajar dengan
ataupun tanpa bimbingan dari guru. Dari proses belajar itulah anak membiasakan
diri berinteraksi, berkomunikasi, menghargai pendapat teman, dan menghormati
89
perbedaan. Siswa harus diberi pengarahan sebelum pembelajaran dimulai bahwa
tidak hanya siswa yang menyampaikan pendapat saja yang dinilai tetapi yang
mendengarkan dan memperhatikan juga dinilai, sehingga diharapkan siswa akan
berusaha untuk menghargai saat orang lain yang sedang menyampaikan pendapat
dan keadaan kelas bisa dikondisikan dengan baik. Peneliti selanjutnya diharapkan
dapat memunculkan aspek-aspek kerjasama yang lain, sehingga siswa dapat
mengembangkan keterampilan kerjasama secara menyeluruh. Keterampilan
kerjasama merupakan aspek kepribadian yang penting, dan perlu dimiliki oleh
setiap siswa dalam kehidupan sosial di lingkungan sekolah. Oleh karena itu,
keterampilan kerjasama khususnya dalam pembelajaran perlu mendapatkan
perhatian dari orang tua dan guru untuk diberikan kepada anak semenjak usia dini,
agar menjadi suatu kebiasaan bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
90
DAFTAR PUSTAKA
Ajaja, P. & O.U. Eravwoke. 2010. Effect of Cooperative Learning Strategy on
Jonior Secondary School Student Achievement in Integrated Science
Education. Eletronic Journal of Science Education, 14(1): 1-18.
Apriyono, J. 2011.Meningkatkan Ketrampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar
Melalui Pembelajaran Kolaboratif. Jurnal Prospektus, 9(2):159-172.
Ardianti, N.M.Y. 2012. Developing Team Assisted Individualization Interactive
Learning Media for the Technology of Information and Communication
Subject with the Topic of Graphic Design for Grade XII Student in SMAN 1
Sukasada in the Academy Year 2011/2012. Jurnal Nasional Pendidikan
Teknik Informatika (JANAPATI), 1(3): 219-243.
Ariani, S.R.D., B. Mulyani, & F. Yulianingrum. 2008. Penggunaan Metode
Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) Dilengkapi
Modul dan Penilaian Portofilio untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Penentuan DH Reaksi Siswa SMA Kelas XI Semester 1. Varia Pendidikan,
20(1): 59-69.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dellicarpini, M. 2009. Enhancing Cooperative Learning in TESOL Teacher
Education. ELT Journal, 63(1): 42-50.
Fauzi, A. 2011. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Kooperatif Model Team
Game Tournament (TGT) sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Sosial
Mahasiswa. Orbith, 7(3): 413-417.
Firmansyah, T. & I.G.P.A. Buditjahjanto. 2013. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Pada
Standar Kompetensi Menerapkan Sistem Mikrokontroller di SMKN 3
Boyolangu Tulungagung. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 2(1): 311-317.
Ikmah, S.F., Margunani, & Agung Yulianto. 2012. Efektifitas Penerapan Metode
Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) Berbantuan Modul
Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Ekonomi. Economic Education
Analysis Journal, 1(1): 1-7.
Iru, L. & L.O.S. Arihi. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan Metode, Strategi,
dan Model-Model Pembelajaran. Bantul: Multi Presindo.
91
Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik Sampai Kontruktrivistik
Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching
& Learning). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Kupczynski, L. et al. 2012. Cooperative learning in Distance Learning : A Mixed
Method Sudi. International Journal of Instruction, 5(2): 82-90.
Labidi, S. & J.S. Ferreira. 1998. Technologi-Assisted Instruction Applied to
Cooperative Learning : The SHIECC Project. IEEE Journal,1: 286-291.
Mariati, MR. 2011. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization) dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Materi
Hidrolisis Garam Di SMTI Negeri Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu,
10(1): 21-25.
Nurnawati, E., D. Yulianti, & H. Susanto. 2012. Peningkatan Kerjasama Siswa SMP
Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Think pair Share. UNNES
Physics Education Journal, 1(1): 1-7.
Nuryani, A. & P. Wijayanti. 2013. Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) Pada Sub Materi fungsi dan Korespondensi Satu-satu di
Kelas VII SMPIT Al_Uswah Surabaya. Jurnal Pendidikan Matematika UNESA,
2(1): 1-6.
Rifa’i, A. & C.T. Ani. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.
Romiyati, A., R.W. Akhdinirwanto, & N. Ngazizah. 2012. Peningkatan Aktivitas
Belajar IPA Fisika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) pada Siswa SMP Negeri 2 Kepil
Wonosobo. Jurnal Radiasi, 1(1): 49-51.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slavin, R E. 1995. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Diterjemahkan
oleh Yusron, Narulita. 2005. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tanel, Z. & M. Erol. 2008. Effect of an Experimental Teaching Sequence. Lapen
Journal, 2(2): 124-136.
Trianto. 2007. Model pembelajaran Terpadu dalam teori dan praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
92
No. Nilai No. Nilai No. Nilai No. Nilai No. Nilai No. Nilai No. Nilai No. Nilai
1 77.5 1 74.5 1 77.5 1 80 1 76.5 1 72 1 65.5 1 66.5
2 76 2 72 2 72 2 77 2 81 2 77.5 2 75 2 73.5
3 73.5 3 73.5 3 80.5 3 69 3 81 3 72.5 3 70 3 75
4 75.5 4 82 4 83.5 4 77.5 4 84.5 4 78 4 70.5 4 71
5 63 5 68.5 5 71 5 82 5 81 5 70.5 5 75 5 70.5
6 72 6 67 6 78 6 80 6 84.5 6 66 6 70.5 6 70
7 74 7 70.5 7 78.5 7 81 7 80 7 77 7 75.5 7 72
8 67.5 8 74 8 82 8 82 8 76.5 8 67.5 8 75 8 72.5
9 59 9 77 9 81.5 9 73 9 81.5 9 81.5 9 72 9 70.5
10 71.5 10 77 10 78.5 10 81 10 84 10 69.5 10 80 10 67
11 72 11 73 11 68.5 11 70 11 87.5 11 72.5 11 71 11 66.5
12 70.5 12 65.5 12 78 12 69 12 80.5 12 77 12 67 12 74.5
13 64.5 13 76 13 76.5 13 70.5 13 86.5 13 65 13 72 13 69.5
14 75 14 79.5 14 78.5 14 59.5 14 77.5 14 68.5 14 72.5 14 72.5
15 74.5 15 76 15 78 15 68.5 15 80.5 15 72.5 15 75.5 15 70
16 64 16 68.5 16 83 16 65 16 82 16 72 16 72 16 72.5
17 70 17 75.5 17 68 17 80 17 83 17 73 17 70 17 72
18 74 18 77 18 72.5 18 76 18 81.5 18 70.5 18 69.5 18 75
19 67.5 19 77 19 78.5 19 77 19 86 19 72 19 71.5 19 75.5
20 75 20 66 20 78.5 20 80 20 84 20 67.5 20 71 20 76.5
21 75 21 64.5 21 77.5 21 72.5 21 81 21 72 21 73 21 77.5
22 67 22 65 22 79 22 81.5 22 81.5 22 68.5 22 72.5 22 74.5
23 67.5 23 76 23 73.5 23 83 23 86.5 23 80 23 75 23 75.5
24 73 24 68 24 79 24 78.5 24 84.5 24 75 24 72.5 24 71.5
25 69.5 25 68.5 25 77.5 25 80.5 25 82 25 74 25 73 25 69.5
26 76.5 26 68 26 77.5 26 81.5 26 84.5 26 78 26 73.5 26 71
DAFTAR NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1 ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS VII SMP NEGERI 2 BOJA
TAHIN AJARAN 2012/2013
VII E VII F VII G VII HVII A VII B VII C VII D
Lampiran 1
93
27 76.5 27 66.5 27 69.5 27 82.5 27 81.5 27 75.5 27 72.5 27 68.5
28 64.5 28 73.5 28 73 28 77.5 28 82.5 28 80.5 28 72.5 28 70
29 77.5 29 72 29 73 29 78.5 29 84.5 29 74 29 70 29 71
30 68 30 73.5 30 76 30 77.5 30 89 30 81.5 30 65.5 30 71
31 68.5 31 76.5 31 80 31 81 31 83.5 31 75.5 31 77.5 31 70
32 73.5 32 84.5 32 76 32 86.5 32 77 32 74 32 71
33 82.5
Σ 2200 Σ 2315.5 Σ 2463 Σ 2448.5 Σ 2647 Σ 2436.5 Σ 2312.5 Σ 2294
n 31 n 32 n 32 n 32 n 32 n 33 n 32 n 32
x ̅ 70.968 x ̅ 72.359 x ̅ 76.969 x ̅ 76.516 x ̅ 82.719 x ̅ 73.833 x ̅ 72.266 x ̅ 71.688
S223.132 S2
21.375 S218.08 S2
33.25 S28.9183 S2
21.792 S29.5643 S2
7.7863
94
Lampiran 2
95
DAFTAR NAMA SISWA UJI COBA SOAL TES KEMAMPUAN KOGNITIF
No. Kode Siswa Nama Siswa
1 UC-01 Choirul Muna R
2 UC-02 Zharfan Akbar
3 UC-03 Rina Setyawati
4 UC-04 Arum Puspita Sari
5 UC-05 Firman Adhi P.S
6 UC-06 Nurul Annisa Arsita
7 UC-07 Prambudi
8 UC-08 Danu Kristanto
9 UC-09 Agung Tri widodo
10 UC-10 Anita Ayu Wulandari
11 UC-11 Hapi Rohmadila Puti
12 UC-12 Andre Hariyanto
13 UC-13 Putri Sendang Sari
14 UC-14 Hendra P
15 UC-15 Devi Nur Aini
16 UC-16 Marita Riski P
17 UC-17 Apriyanto
18 UC-18 Hijayanto Risky K
19 UC-19 Sarah Permatasari
20 UC-20 Iqbal Thoriq
21 UC-21 Shabela D.L
22 UC-22 Ella Nova Ardayani
23 UC-23 Doni Setyawan
24 UC-24 Dani F
25 UC-25 Handika A.P
26 UC-26 Pavita Tiarawati
27 UC-27 Muchamad Wahyu Setyaji
28 UC-28 Tamara Elok Saputri
29 UC-29 Farida Ayu S.R
30 UC-30 Rosadita Ayu R
Lampiran 3
96
KISI-KISI SOAL UJI COBA
No. Indikator Aspek Penilaian
Jumlah C1 C2 C3 C4
1. Mendeskripsikan
pengertian gerak dan
sifatnya.
1,2 2
2. Membedakan pengertian
perpindahan dan jarak. 3,4 2
3. Mendeskripsikan
pengertian kelajuan 5 6,7 3
4. Mengidentifikasi faktor-
faktor yang
mempengaruhi kelajuan.
10,11 8,9 4
5. Mendeskripsikan
pengertian GLB. 12 1
6. Mendeskripsikan ciri
GLB. 14 13,15 3
7. Mendeskripsikan
pengertian kecepatan 16,18 17
19,20,
21,23 7
8. Membuat grafik
kecepatan terhadap
waktu (v-t)
22,29 1
9. Mendeskripsikan
pengertian GLBB 24 1
10. Mendeskripsikan cirri-
ciri GLBB
25,26,27
28,30,
32
7
11. Mendeskripsikan
pengertian percepatan 33 35 36,37,38 39 6
12. Menerapkan besaran-
besaran fisika pada 40 1
Lampiran 4
97
GLBB dalam bentuk
persamaan-persamaan
dan menggunakannya
dalam memecahkan
masalah
13. Menyebutkan GLBB
yang biasa ditemui dalam
kehidupan sehari-hari
31 34 2
98
SOAL UJI COBA
1. Sebuah benda dikatakan bergerak jika…
a. Selalu tampak bergerak
b. Jarak benda itu jauh
c. Lintasan benda lurus
d. Benda itu mengalami perubahan kedudukan
2. Yang dimaksud dengan titik acuan suatu benda yang begerak adalah…
a. Suatu titik tempat mulai mengukur perubahan kedudukan suatu benda
b. Suatu titik yang merupakan benda tersebut
c. Suatu titik yang dilalui benda tersebut
d. Suatu titik yang bergerak bersama benda tersebut
3. Seorang pejalan kaki ke utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke timur sejauh 4 km, lalu
berhenti. Jarak yang ditempuh oleh pejalan kaki tersebut adalah…
a. 5 km
b. 6 km
c. 7 km
d. 8 km
4. Berdasarkan gambar pada soal nomor 3 maka perpindahan benda tersebut adalah…
a. 2 km
b. 3 km
c. 4 km
d. 5 km
5. Alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan suatu benda adalah…
a. Volt meter
b. Hydrometer
c. Speedoracer
3 km
4 km
Awal
Akhir
Lampiran 5
99
d. Speedometer
6. Jarum speedometer pada sebuah motor menunjukkan angka 50. Hal ini berarti…
a. Kelajuan motor tersebut adalah 50 km/jam
b. Kecepatan motor tersebut adalah 50 km/jam
c. Kelajuan rata-rata mobil tersebut adalah 50 km/jam
d. Kecepatan rata-rata mobil tersebut adalah 50 km/jam
7. Kelajuan sesaat selalu sama dengan kelajuan rata-rata akan berlaku pada benda…
a. Bergerak menuruni bidang miring
b. Bergerak menaiki bidang miring
c. Bergerak lurus beraturan
d. Bergerak jatuh bebas
8. Berikut ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kelajuan suatu benda yaitu…
a. Percepatan
b. Kecepatan
c. Waktu
d. Perpindahan
9. Grafik berikut menunjukkan hubungan antara kelajuan dengan waktu.
Grafik tersebut menggambarkan gerak dari…
a. Buah kelapa jatuh bebas
b. Bola ditendang mendatar
c. Mobil melaju tetap di jalan tol
d. Mobil menaiki jalan menanjak
10. Jarak yang ditempuh mobil adalah adalah sebagai berikut :
1. 5 menit pertama menempuh jarak 5 km
2. 10 menit kedua menempuh jarak 10 km
3. 15 menit ketiga menempuh jarak 15 km
100
Berdasarkan data di atas maka kelajuan rata-rata mobil tersebut adalah…
a. 1 km/menit
b. 2 km/menit
c. 3 km/menit
d. 4 km/menit
11. Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan 80 km/jam. Jarak yang ditempuh mobil tersebut
selama 30 menit sejauh…
a. 40 km
b. 45 km
c. 60 km
d. 160 km
12. Di bawah ini, yang termasuk gerak lurus beraturan adalah…
a. Gerak yang kecepatannya berubah-ubah
b. Gerak yang lintasannnya berupa garis lurus dengan kecepatan berubah-ubah
c. Gerak yang arahnya beraturan
d. Gerak yang kecepatannya tetap dan lintasannya berupa garis lurus
13. Grafik yang menunjukkan hubungan antara kecepatan dan waktu untuk benda yang
bergerak dengan kecepatan konstan adalah…
a. Kecepatan (v) c. Kecepatan (v)
b. Kecepatan (v) d. Kecepatan (v)
Waktu (t) Waktu (t)
Waktu (t) Waktu (t)
101
14. Sebuah benda menghasilkan rekaman pita ketikan sebagai berikut :
Gerak apakah yang dialami oleh benda tersebut….
a. Gerak lurus beraturan
b. Gerak lurus berubah beraturan
c. Gerak dipercepat
d. Gerak diperlambat
15. Budi pergi ke sekolah naik sepeda. Jarak dari rumah ke sekolah 1,8 km dan kecepatan
sepedanya konstan sebesar 3 m/s. jika masuk sekolah jam 07.00, paling lambat Budi
harus berangkat ke sekolah pukul…
a. 06.54
b. 06.45
c. 06.30
d. 06.50
16. Besarnya yang menyatakan besarnya jarak perpindahan tiap satuan waktu adalah…
a. Kecepatan
b. Percepatan
c. Jarak
d. Gerak
17. Jika kecepatan dinyatakan dengan v, jarak yang ditempuh dinyatakan dengan s, dan
waktu tempuh t, maka kecepatan dapat dirumuskan…
a. c.
b. d.
18. Satuan kecepatan dalam SI adalah…
a. ms
b. detik
c. ft/s
d. m/s
102
19. Jika 1 km/jam dinyatakan dalam m/s sama dengan…
a. 12,5 m/s c. m/s
b. m/s d. 1200m/s
20. Sebuah benda bergerak selama 5 detik menempuh jarak 300 m. maka kecepatan benda
tersebut adalah…m/s
a. 40
b. 50
c. 60
d. 70
21. Sebuah mobil menempuh 20 km dalam waktu 30 menit. Dapat dipastikan bahwa mobil
tersebut bergerak dengan kecepatan…
a. 10 km/jam
b. 20 km/jam
c. 40 km/jam
d. 60 km/jam
22. Diagram berikut ini menunjukkan grafik kecepatan terhadap waktu dari sebuah benda
yang sedang bergerak dengan kecepatan tetap.
Jarak yang ditempuh benda selama 2,5 sekon adalah…
a. 2,5 m
b. 5,0 m
c. 4,0 m
d. 6,0 m
103
23. Indra pergi ke toko buku yang berjarak 1,8 km dari rumahnya pukul 15.00. Agar Indra
dapat sampai di toko pukul 15.30, ia harus mengayuh sepedanya dengan kecepatan…
a. 1 m/s
b. 2 m/s
c. 3 m/s
d. 4 m/s
24. Benda bergerak dengan lintasan lurus dengan kecepatan berubah secara beraturan
adalah….
a. Gerak lurus beraturan
b. Gerak dipercepat beraturan
c. Gerak lurus berubah beraturan
d. Gerak diperlambat beraturan.
25. Gerak lurus berubah beraturan memiliki…
a. Kecepatan tetap
b. Percepatan tetap
c. Percepatan nol
d. Kelajuan tetap
26. Sebuah durian jatuh bebas dari pohonnya. Durian tersebut melakukan…
a. Gerak lurus beraturan
b. Gerak lurus berubah beraturan
c. Gerak lurus dipercepat
d. Gerak lurus diperlambat
27. Perhatikan pernyataan berikut.
(1) Gerak Matahari mengelilingi Bumi disebut gerak semu.
(2) Satuan kecepatan dan kelajuan tidak sama
(3) Kecepatan dan kelajuan pada lintasan lurus adalah sama
(4) Gerak benda yang mengalami perubahan kecepatan disebut gerak lurus beraturan
Pernyataan-pernyataan di atas yang tidak benar adalah…
a. (1), (2), dan (3)
b. (1), (3), dan (4)
c. (2) dan (4)
104
d. (1), (2), (3), dan (4)
28. Ketika berada di dalam mobil yang sedang melaju, rumah-rumah di pinggir jalan seolah-
olah bergerak berlawanan arah dengan laju mobil. Gerak semacam ini disebut…
a. Gerak semu
b. Gerak relative
c. Gerak lurus
d. Gerak nyata
29. Grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus beraturan (GLLB) adalah…
a. Kecepatan (m/s) b.Kecepatan(m/s)
c. Kecepatan (m/s) d. Kecepatan (m/s)
30. Mobil yang sedang bergerak tiba-tiba berhenti, maka mobil tersebut melakukan…
a. Gerak
b. Gerak lurus
c. Gerak lurus beraturan
d. Gerak lurus berubah beraturan
31. Salah satu contoh gerak lurus berubah beraturan diperlambat adalah…
a. Motor balap yang sedang bergerak di sirkuit
b. Batu dilemparkan vertical ke atas
c. Mobil yang bergerak 40 km/jam
d. Buah kelapa jatuh dari pohonnya
Waktu (s) Waktu (s)
Waktu (s) Waktu (s)
105
32. Potongan kertas pita hasil percobaan gerak menggunakan ticker timer dilukiskan seperti
pada gambar berikut.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa gerak tersebut adalah…
a. Gerak semu
b. Gerak lurus berubah beraturan
c. Gerak lurus
d. Gerak lurus beraturan
33. Pertambahan kecepatan setiap detik disebut...
a. Perpindahan
b. Percepatan
c. Kecepatan
d. Perlambatan
34. Di bawah ini termasuk gerak dipercepat, kecuali…
a. Kecepatan sepeda motor mula-mula 2 m/s kemudian 3 m/s
b. Kecepatan sepeda motor mula-mula 10 km/jam kemudian 2 m/s
c. Benda diam kemudian bergerak
d. Benda bergerak dengan kecepatan 10 km/jam kemudian 3 m/s
35. Nilai percepatan mobil balap formula 1 ketika sedang melakukan start adalah…
a. Nol
b. Positif
c. Negative
d. Tidak turun
36. Sebuah truk yang mula-mula diam, 5 detik kemudian kecepatannya menjadi 6 m/s.
percepatan truk tersebut adalah…
a. 0,83 m/s2
b. 1,2 m/s2
c. 5 m/s2
d. 30 m/s2
106
37. Sepeda motor bergerak dengan kecepatan 28 km/jam. Dalam waktu 6 sekon
kecepatannya menjadi 16 km/jam. Percepatan rata-rata yang dialami sepeda motor
adalah…
a. 0,5 m/s
b. 0,6 m/s
c. 0,7 m/s
d. 1 m/s
38. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 5 m/s dengan percepatan sebesar 2 m/s2, maka
kecepatan setelah bergerak selama 4 detik adalah…
a. 10 m/s
b. 11 m/s
c. 12 m/s
d. 13 m/s
39. Data ticker timer dua buah benda yang bergerak lurus ditunjukkan oleh gambar di bawah
Benda 1
Benda 2
Pernyataan yang benar adalah
a. Benda 1 bergerak lebih cepat daripada benda 2
b. Benda 2 bergerak lebih cepat daripada benda 1
c. Percepatan gerak benda 1 lebih besar daripada benda 2
d. percepatan gerak benda 2 lebih besar daripada benda 1
40. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal vo, selama selang waktu t kecepatannya
menjadi vt dengan percepatan tertentu a, maka hubungan antara vo, t, vt dan a pada
GLBB adalah ….
a.
b.
c.
d.
107
JAWABAN SOAL UJI COBA
1. D 11. A 21. C 31. B
2. A 12. D 22. B 32. B
3. C 13. D 23. A 33. B
4. D 14. A 24. C 34. B
5. D 15. D 25. B 35. A
6. A 16. A 26. B 36. B
7. C 17. C 27. C 37. A
8. C 18. D 28. A 38. D
9. C 19. C 29. A 39. B
10. A 20. C 30. D 40. A
Lampiran 6
108
no soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 UC-19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 UC-28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 UC-29 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
4 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
5 UC-13 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
6 UC-20 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 UC-26 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
8 UC-14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
9 UC-12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
10 UC-25 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
11 UC-02 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
12 UC-07 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1
13 UC-03 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
14 UC-05 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
15 UC-23 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
16 UC-11 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
17 UC-21 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
18 UC-16 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
19 UC-08 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
20 UC-18 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
21 UC-30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
22 UC-10 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
23 UC-04 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1
24 UC-09 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
25 UC-01 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1
26 UC-24 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1
27 UC-22 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
28 UC-15 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1
29 UC-17 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
30 UC-27 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1
26 15 20 24 27 20 17 5 23 24 26 20 20 27 25 16 23 24 22 20 15 24 24
Mp 26.88 29.60 28.20 27.21 26.81 28.45 27.29 29.40 27.48 27.08 26.92 27.45 27.80 26.26 27.40 28.38 27.13 27.33 27.50 27.95 28.60 26.17 27.33
Mt 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87
P 0.87 0.50 0.67 0.80 0.90 0.67 0.57 0.17 0.77 0.80 0.87 0.67 0.67 0.90 0.83 0.53 0.77 0.80 0.73 0.67 0.50 0.80 0.80
Q 0.13 0.50 0.33 0.20 0.10 0.33 0.43 0.83 0.23 0.20 0.13 0.33 0.33 0.10 0.17 0.47 0.23 0.20 0.27 0.33 0.50 0.20 0.20
PQ 0.12 0.25 0.22 0.16 0.09 0.22 0.25 0.14 0.18 0.16 0.12 0.22 0.22 0.09 0.14 0.25 0.18 0.16 0.20 0.22 0.25 0.16 0.16
St 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27
Rpbis 0.41 0.60 0.53 0.43 0.45 0.58 0.26 0.25 0.47 0.39 0.43 0.36 0.44 0.19 0.55 0.43 0.37 0.47 0.43 0.47 0.44 0.10 0.47
Rhit 2.40 3.92 3.27 2.50 2.69 3.79 1.43 1.38 2.78 2.23 2.52 2.02 2.56 1.01 3.45 2.50 2.08 2.80 2.53 2.81 2.56 0.51 2.80
R0.95 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70
kriteria valid valid valid valid valid valid tidak tidak valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid tidak valid
ΣPQ 7.64
Rhit 0.806
status reliabel
Jba 15 12 12 14 14 12 9 4 14 14 15 13 13 14 12 11 14 14 13 12 10 12 14
Jbb 11 3 8 10 13 8 8 1 9 10 11 7 7 13 13 5 9 10 9 8 5 12 10
Jsa 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Jsb 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
DB 0.3 0.6 0.3 0.3 0.1 0.3 0.1 0.2 0.3 0.3 0.3 0.4 0.4 0.1 -0.1 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.0 0.3
kriteria Cukup Baik Cukup Cukup Jelek Cukup Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Sangat jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup
B 26 15 20 24 27 20 17 5 23 24 26 20 20 27 25 16 23 24 22 20 15 24 24
Js 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TK 0.87 0.50 0.67 0.80 0.90 0.67 0.57 0.17 0.77 0.80 0.87 0.67 0.67 0.90 0.83 0.53 0.77 0.80 0.73 0.67 0.50 0.80 0.80
kriteria Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah
simpulan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai
kesu
kara
n
r hitung > r tabel = 0,806> 0,316
Rel
iab
ilita
sD
aya
Bed
aV
ALI
DIT
AS
Analisa Data Tes Uji Coba
Lampiran 7
109
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 36 1296
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 34 1156
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 34 1156
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 33 1089
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 32 1024
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 32 1024
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 32 1024
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 31 961
1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 31 961
1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 30 900
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 30 900
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 30 900
1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 29 841
1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 29 841
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 28 784
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 26 676
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 25 625
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 23 529
0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 23 529
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 22 484
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22 484
0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 441
1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 400
1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 20 400
0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 19 361
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 19 361
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 361
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 225
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 15 225
24 18 15 22 24 20 22 11 24 19 6 21 16 7 9 10 21 776 21214
27.46 29.17 26.33 27.50 26.29 28.10 27.41 29.00 27.63 28.42 32.17 27.71 28.81 30.57 29.11 29.50 28.29
25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87 25.87
0.80 0.60 0.50 0.73 0.80 0.67 0.73 0.37 0.80 0.63 0.20 0.70 0.53 0.23 0.30 0.33 0.70
0.20 0.40 0.50 0.27 0.20 0.33 0.27 0.63 0.20 0.37 0.80 0.30 0.47 0.77 0.70 0.67 0.30
0.16 0.24 0.25 0.20 0.16 0.22 0.20 0.23 0.16 0.23 0.16 0.21 0.25 0.18 0.21 0.22 0.21
6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27
0.51 0.64 0.07 0.43 0.14 0.50 0.41 0.38 0.56 0.54 0.50 0.45 0.50 0.41 0.34 0.41 0.59
3.12 4.46 0.39 2.53 0.72 3.08 2.36 2.17 3.58 3.35 3.07 2.67 3.07 2.40 1.90 2.38 3.86
1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70 1.70
valid valid tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
14 11 9 14 13 12 13 8 15 12 6 13 10 6 7 7 14
10 7 6 8 11 8 9 3 9 7 0 8 6 1 2 3 7
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
0.3 0.3 0.2 0.4 0.1 0.3 0.3 0.3 0.4 0.3 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.5
Cukup Cukup Jelek Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik
24 18 15 22 24 20 22 11 24 19 6 21 16 7 9 10 21
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
0.80 0.60 0.50 0.73 0.80 0.67 0.73 0.37 0.80 0.63 0.20 0.70 0.53 0.23 0.30 0.33 0.70
Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang
Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Kelo
mpo
k At
asKe
lom
pok
Baw
ah
110
Perhitungan Validitas Butir Soal
Rumus
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 =𝑀𝑝 − 𝑀𝑡
𝑆𝑡 𝑝
𝑞
Keterangan :
Mt = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt = Rata-rata skor total
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Kriteria
Apabila 𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka butir soal valid
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
No Kode Butir soal no 1 (X) Skor total (Y) Y2 XY
1 UC-19 1 36 1296 36
2 UC-28 1 34 1156 34
3 UC-29 1 34 1156 34
4 UC-06 1 33 1089 33
5 UC-13 1 32 1024 32
6 UC-20 1 32 1024 32
7 UC-26 1 32 1024 32
8 UC-14 1 31 961 31
9 UC-12 1 31 961 31
10 UC-25 1 30 900 30
11 UC-02 1 30 900 30
12 UC-07 1 30 900 30
13 UC-03 1 29 841 29
14 UC-05 1 29 841 29
15 UC-23 1 28 784 28
16 UC-11 1 26 676 26
17 UC-21 1 25 625 25
18 UC-16 0 23 529 0
Lampiran 8
111
19 UC-08 1 23 529 23
20 UC-18 1 22 484 22
21 UC-30 1 22 484 22
22 UC-10 1 21 441 21
23 UC-04 1 20 400 20
24 UC-09 0 20 400 0
25 UC-01 1 19 361 19
26 UC-24 0 19 361 0
27 UC-22 1 19 361 19
28 UC-15 0 16 256 0
29 UC-17 1 15 225 15
30 UC-27 1 15 225 15
Jumlah 26 776 21214 698
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh :
𝑀𝑝 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑛𝑜 1
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑛𝑜 1
698
26= 26,84
𝑀𝑡 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
776
30= 25,86
𝑝 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑛𝑜 1
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
26
30= 0,87
𝑞 = 1 − 𝑝 = 1 − 0,87 = 0,13
𝑆𝑡 = 21214 −
776 2
3030
= 6,27
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 =26,84 − 25,86
6,27
0,87
0,13= 0,41
Pada a = 5% dengan n = 30 diperoleh r tabel = 0.316
Karena 𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka soal no 1 valid.
112
Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Rumus :
Keterangan :
K : Banyaknya butir soal
Spq : Jumlah dari pq
S2 : Varians total
Kriteria :
Apabila , maka instrumen tersebut reliabel
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh :
Spq = pq1 + pq2 + pq3 + pq4 + ….+ pq40
= 0,12 + 0,25 + 0,22 + 0,16 +….+ 0,21
= 7,64
Dari hasil perhitungan maka didapatkan hasil dengan
Pada a = 5% dengan n = 30 diperoleh r tabel = 0.316
Karena , maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
Lampiran 9
113
Perhitungan Tingkat kesukaran Soal
Rumus :
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah selurus siswa yang mengerjakan tes
Kriteria
Interval IK Kriteria
0,00 < IK < 0,30 Sukar
0,30 < IK < 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama, diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang mudah
Lampiran 10
114
Perhitungan Daya Pembeda Soal
Keterangan :
DP : Daya Pembeda
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB : Jumlah yang salah pada butir soal pada kelompok atas
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria
Interval DP Kriteria
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
0,40 < DP < 0,70 Baik
0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Berdasarkan kriteria, maka untuk buir soal nomor 1 mempunyai daya pembeda cukup.
Lampiran 11
115
KISI-KISI SOAL PRETEST DAN POSTEST
No. Indikator Aspek Penilaian
Jumlah C1 C2 C3 C4
1. Mendeskripsikan
pengertian gerak dan
sifatnya.
1,2 2
2. Membedakan pengertian
perpindahan dan jarak. 3,4 2
3. Mendeskripsikan
pengertian kelajuan 5 1
4. Mengidentifikasi faktor-
faktor yang
mempengaruhi kelajuan.
7,8 6 3
5. Mendeskripsikan
pengertian GLB. 9 1
6. Mendeskripsikan ciri
GLB. 10 1
7. Mendeskripsikan
pengertian kecepatan 11,13 12 14,15,16 6
8. Membuat grafik
kecepatan terhadap
waktu (v-t)
20 1
9. Mendeskripsikan
pengertian GLBB 17 1
10. Mendeskripsikan cirri-
ciri GLBB
18,19,21,
23 4
11. Mendeskripsikan
pengertian percepatan 24 26,27,40 28 5
12. Menerapkan besaran-
besaran fisika pada
GLBB dalam bentuk
persamaan-persamaan
dan menggunakannya
29 1
Lampiran 12
116
dalam memecahkan
masalah
13. Menyebutkan GLBB
yang biasa ditemui dalam
kehidupan sehari-hari
22 25 2
117
SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST
1. Sebuah benda dikatakan bergerak jika…
a. Selalu tampak bergerak
b. Jarak benda itu jauh
c. Lintasan benda lurus
d. Benda itu mengalami perubahan kedudukan
2. Yang dimaksud dengan titik acuan suatu benda yang begerak adalah…
a. Suatu titik tempat mulai mengukur perubahan kedudukan suatu benda
b. Suatu titik yang merupakan benda tersebut
c. Suatu titik yang dilalui benda tersebut
d. Suatu titik yang bergerak bersama benda tersebut
3. Seorang pejalan kaki ke utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke timur sejauh 4 km,
lalu berhenti. Jarak yang ditempuh oleh pejalan kaki tersebut adalah…
a. 5 km
b. 6 km
c. 7 km
d. 8 km
Penyelesaian :
4. Berdasarkan gambar pada soal nomor 3 maka perpindahan benda tersebut adalah…
a. 2 km
b. 3 km
c. 4 km
d. 5 km
Penyelesaian :
3 km
4 km
Awal
Akhir
Lampiran 13
118
5. Jarum speedometer pada sebuah motor menunjukkan angka 50. Hal ini berarti…
a. Kelajuan motor tersebut adalah 50 km/jam
b. Kecepatan motor tersebut adalah 50 km/jam
c. Kelajuan rata-rata mobil tersebut adalah 50 km/jam
d. Kecepatan rata-rata mobil tersebut adalah 50 km/jam
6. Grafik berikut menunjukkan hubungan antara kelajuan dengan waktu.
Grafik tersebut menggambarkan gerak dari…
a. Buah kelapa jatuh bebas
b. Bola ditendang mendatar
c. Mobil melaju tetap di jalan tol
d. Mobil menaiki jalan menanjak
7. Jarak yang ditempuh mobil adalah adalah sebagai berikut :
1. 5 menit pertama menempuh jarak 5 km
2. 10 menit kedua menempuh jarak 10 km
3. 15 menit ketiga menempuh jarak 15 km
Berdasarkan data di atas maka kelajuan rata-rata mobil tersebut adalah…
a. 1 km/menit
b. 2 km/menit
c. 3 km/menit
d. 4 km/menit
Penyelesaian :
8. Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan 80 km/jam. Jarak yang ditempuh mobil
tersebut selama 30 menit sejauh…
a. 40 km
b. 45 km
c. 60 km
d. 160 km
Penyelesaian :
119
9. Di bawah ini, yang termasuk gerak lurus beraturan adalah…
a. Gerak yang kecepatannya berubah-ubah
b. Gerak yang lintasannnya berupa garis lurus dengan kecepatan berubah-ubah
c. Gerak yang arahnya beraturan
d. Gerak yang kecepatannya tetap dan lintasannya berupa garis lurus
10. Grafik yang menunjukkan hubungan antara kecepatan dan waktu untuk benda yang
bergerak dengan kecepatan konstan adalah…
a. Kecepatan (v) c. Kecepatan (v)
b. Kecepatan (v) d. Kecepatan (v)
11. Besarnya yang menyatakan besarnya jarak perpindahan tiap satuan waktu adalah…
a. Kecepatan
b. Percepatan
c. Jarak
d. Gerak
12. Jika kecepatan dinyatakan dengan v, jarak yang ditempuh dinyatakan dengan s, dan
waktu tempuh t, maka kecepatan dapat dirumuskan…
a. c.
b. d.
13. Satuan kecepatan dalam SI adalah…
a. ms
b. detik
c. ft/s
d. m/s
14. Jika 1 km/jam dinyatakan dalam m/s sama dengan…
a. 12,5 m/s c. m/s
Waktu (t) Waktu (t)
Waktu (t) Waktu (t)
120
c. m/s d. 1200m/s
Penyelesaian :
15. Sebuah mobil menempuh 20 km dalam waktu 30 menit. Dapat dipastikan bahwa
mobil tersebut bergerak dengan kecepatan…
a. 10 km/jam
b. 20 km/jam
c. 40 km/jam
d. 60 km/jam
Penyelesaian :
16. Indra pergi ke toko buku yang berjarak 1,8 km dari rumahnya pukul 15.00. Agar Indra
dapat sampai di toko pukul 15.30, ia harus mengayuh sepedanya dengan kecepatan…
a. 1 m/s
b. 2 m/s
c. 3 m/s
d. 4 m/s
Penyelesaian :
17. Benda bergerak dengan lintasan lurus dengan kecepatan berubah secara beraturan
adalah….
a. Gerak lurus beraturan
b. Gerak dipercepat beraturan
c. Gerak lurus berubah beraturan
d. Gerak diperlambat beraturan.
18. Gerak lurus berubah beraturan memiliki…
a. Kecepatan tetap
b. Percepatan tetap
c. Percepatan nol
d. Kelajuan tetap
19. Perhatikan pernyataan berikut.
(1) Gerak Matahari mengelilingi Bumi disebut gerak semu.
121
(2) Satuan kecepatan dan kelajuan tidak sama
(3) Kecepatan dan kelajuan pada lintasan lurus adalah sama
(4) Gerak benda yang mengalami perubahan kecepatan disebut gerak lurus beraturan
Pernyataan-pernyataan di atas yang tidak benar adalah…
a. (1), (2), dan (3)
b. (1), (3), dan (4)
c. (2) dan (4)
d. (1), (2), (3), dan (4)
20. Grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus beraturan (GLLB) adalah…
a. Kecepatan (m/s) b.Kecepatan(m/s)
c. Kecepatan (m/s) d. Kecepatan (m/s)
21. Mobil yang sedang bergerak tiba-tiba berhenti, maka mobil tersebut melakukan…
a. Gerak
b. Gerak lurus
c. Gerak lurus beraturan
d. Gerak lurus berubah beraturan
22. Salah satu contoh gerak lurus berubah beraturan diperlambat adalah…
a. Motor balap yang sedang bergerak di sirkuit
b. Batu dilemparkan vertical ke atas
c. Mobil yang bergerak 40 km/jam
d. Buah kelapa jatuh dari pohonnya
23. Potongan kertas pita hasil percobaan gerak menggunakan ticker timer dilukiskan
seperti pada gambar berikut.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa gerak tersebut adalah…
a. Gerak semu b. Gerak lurus berubah beraturan
Waktu (s) Waktu (s)
Waktu (s) Waktu (s)
122
c. Gerak lurus d. Gerak lurus beraturan
24. Pertambahan kecepatan setiap detik disebut...
a. Perpindahan
b. Percepatan
c. Kecepatan
d. Perlambatan
25. Di bawah ini termasuk gerak dipercepat, kecuali…
a. Kecepatan sepeda motor mula-mula 2 m/s kemudian 3 m/s
b. Kecepatan sepeda motor mula-mula 10 km/jam kemudian 2 m/s
c. Benda diam kemudian bergerak
d. Benda bergerak dengan kecepatan 10 km/jam kemudian 3 m/s
26. Sebuah truk yang mula-mula diam, 5 detik kemudian kecepatannya menjadi 6 m/s.
percepatan truk tersebut adalah…
a. 0,83 m/s2
b. 1,2 m/s2
c. 5 m/s2
d. 30 m/s2
Penyelesaian :
27. Sepeda motor bergerak dengan kecepatan 28 km/jam. Dalam waktu 6 sekon
kecepatannya menjadi 16 km/jam. Percepatan rata-rata yang dialami sepeda motor
adalah…
a. 0,5 m/s
b. 0,6 m/s
c. 0,7 m/s
d. 1 m/s
Penyelesaian :
28. Data ticker timer dua buah benda yang bergerak lurus ditunjukkan oleh gambar di
bawah ini.
Benda 1
Benda 2
123
Pernyataan yang benar adalah
a. Benda 1 bergerak lebih cepat daripada benda 2
b. Benda 2 bergerak lebih cepat daripada benda 1
c. Percepatan gerak benda 1 lebih besar daripada benda 2
d. Percepatan gerak benda 2 lebih besar daripada benda 1
29. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal vo, selama selang waktu t
kecepatannya menjadi vt dengan percepatan tertentu a, maka hubungan antara vo, t, vt
dan a pada GLBB adalah ….
a.
b.
c.
d.
30. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 5 m/s dengan percepatan sebesar 2 m/s2,
maka kecepatan setelah bergerak selama 4 detik adalah….
a. 10 m/s
b. 11 m/s
c. 12 m/s
d. 13 m/s
Penyelesaian
124
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTEST
1. D
2. A
3. C
4. D
5. A
6. C
7. A
8. A
9. D
10. D
11. A
12. C
13. D
14. C
15. C
16. A
17. C
18. B
19. C
20. A
21. D
22. B
23. B
24. B
25. B
26. B
27. A
28. D
29. B
30. A
Lampiran 14
125
SILABUS KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas : VII (Tujuh)
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
5.2 Menganalisis
data percobaan
gerak lurus
beraturan dan
gerak lurus
berubah beraturan
serta
penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
Gerak - Melakukan percobaan
untuk mengetahui
pengertian gerak, jarak
dan perpindahan.
- Melakukan percobaan
untuk mengetahui kelajuan
suatu benda
- Melakukan percobaan
untuk mengetahui ciri-ciri
gerak lurus berubah
Mendeskripsikan
pengertian gerak dan
sifatnya.
Membedakan pengertian
perpindahan dan jarak.
Mendeskripsikan
pengertian kelajuan.
Mengidentifikasi faktor-
faktor yang
mempengaruhi kelajuan.
Mendeskripsikan
pengertian GLB.
Mendeskripsikan ciri
GLB.
Mendeskripsikan
pengertian kecepatan.
Membuat grafik
kecepatan terhadap
waktu (v-t)
Tes tulis
Observasi
Pilihan
Ganda
Lembar
Observasi
1. Sebuah benda dikatakan
bergerak jika…
a. Selalu tampak
bergerak
b. Jarak benda itu jauh
c. Lintasan benda lurus
d. Benda itu mengalami
perubahan kedudukan
2. Dibawah ini, yang
termasuk gerak lurus
beraturan adalah…
a. Gerak yang
kecepatannya berubah-
ubah
b. Gerak yang
lintasannnya berupa
garis lurus dengan
kecepatan berubah-
ubah
c. Gerak yang arahnya
beraturan
d. Gerak yang
kecepatannya tetap dan
lintasannya berupa
garis lurus
6 × 40' menit Bahan Ajar
LKS
Alat dan Bahan:
Mobil mainan,
stopwatch,
meteran,
ticker timer,
troly, dan
papan luncur.
Lampiran 15
126
- Melakukan percobaan
untuk mengetahui ciri-ciri
gerak lurus berubah
beraturan.
- Mengapllikasikan GLB dan
GLBB dalam kehidupan
sehari-hari
Mendeskripsikan
pengertian GLBB
Mendeskripsikan cirri-
ciri GLBB
Mendeskripsikan
pengertian percepatan
Menerapkan besaran-
besaran fisika pada
GLBB dalam bentuk
persamaan-persamaan
dan menggunakannya
dalam memecahkan
masalah.
Menyebutkan GLBB
yang biasa ditemui
dalam kehidupan sehari-
hari
3. Sebuah truk yang mula-
mula diam, 5 detik
kemudian kecepatannya
menjadi 6 m/s.
percepatan truk tersebut
adalah…
a. 0.83 m/s2
b. 1.2 m/s2
c. 5 m/s2
d. 30 m/s2
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 2 X 40’ menit
I. Standar Kompetensi
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan.
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
III. IndikatorPencapaianKompetensi
1. Mendeskripsikan pengertian gerak dan sifatnya.
2. Membedakan pengertian perpindahan dan jarak.
3. Mendeskripsikan pengertian kelajuan.
4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelajuan.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui pengertian gerak, jarak dan
perpindahan siswa dapat mendeskripsikan pengertian gerak dan sifatnya dengan benar.
2. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui pengertian gerak, jarak dan
perpindahan siswa dapat membedakan pengertian perpindahan dan jarak dengan tepat.
3. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui kelajuan suatu benda siswa dapat
mendeskripsikan pengertian kelajuan dengan benar.
4. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui kelajuan suatu benda siswa dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelajuan dengan baik.
5. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat meningkatkan keterampilan
bekerjasama dalam kelompok dengan baik.
Lampiran 16 125
128
V. Materi Pembelajaran
Gerak
VI. Metode Pembelajaran
ModelPembelajaran : Direct Instruction (DI) dan Cooperative Learning (Team Assisted
Individualization)
Metodepembelajaran : Ceramah, Percobaan dan Diskusi kelompok
VII. Kegiatan Pembelajaran
No. Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1.
Kegiatan pendahuluan
- Mengawali pelajaran tepat waktu
dengan memberi salam.
- Guru meminta siswa untuk memulai
pelajaran dengan berdoa bersama-
sama.
- Guru meminta salah satu siswa
memimpin menyanyikan lagu wajib
Indonesia Raya sebagai bentuk rasa
nasionalisme.
- Guru menanyakan kabar siswa
dengan focus pada siswa yang tidak
masuk.
- Guru membimbing siswa dalam
pembentukan kelompok.
- Guru mengondisikan siswa supaya
siap mengikuti proses pembelajaran.
- Guru meminta siswa untuk
mengeluarkan buku yang
mendukung materi pelajaran hari ini.
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran ( Kompetensi Dasar
dan Tujuan Pembelajaran ).
- Guru memberi motivasi tentang
10 menit
129
Motivasi dan Apersepsi
Prasyarat pengetahuan
Pra Eksperimen
Kegiatan Inti
manfaat dan dampak positif yang
ditimbulkan setelah mempelajari
materi
- Guru mengajukan pertanyaan
tentang pemahaman siswa.
a. Apakah mobil yang melintas di
jalanan tergolong melakukan
gerak?
b. Bagaimana cara menghitung
kelajuan rata-rata mobil yang
sedang bergerak?
Apakah yang dimaksud gerak?
Faktor apa sajakah yang
mempengaruhi kelajuan suatu
benda?
Berhati-hatilah dalam
menggunakan peralatan yang
digunakan dalam percobaan
gerak.
- Sebelum pembelajaran dimulai,
siswa mengerjakan pre-test yang
diberikan oleh guru untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
- Setelah pre-test, siswa
memperhatikan pemberian materi
secara singkat yang dipaparkan oleh
guru sebagai pengetahuan awal
dalam melakukan eksperimen.
(Elaborasi)
- Setiap ketua kelompok masing-
masing mengambil peralatan
60 menit
130
eksperimen dan LKS yang sudah
disediakan. (Eksplorasi)
- Masing-masing kelompok
melakukan percobaan sesuai dengan
petunjuk di LKS. (Elaborasi)
- Siswa melakukan percobaan untuk
mengetahui pengertian gerak.
(Eksplorasi)
- Guru mengawasi siswa selama
diskusi berlangsung dengan
menerapkan bimbingan antar teman
(Team Assisted Individualization).
(Elaborasi)
- Siswa mencari tahu tentang
pengertian gerak dengan bahasanya
sendiri. (Eksplorasi)
- Siswa (dibimbing guru) berdiskusi
dengan kelompoknya tentang cirri-
ciri gerak dan beberapa contoh
gerak. (Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru)
mendiskusikan pengertian jarak dan
perpindahan. (Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru)
mendiskusikan perbedaan antara
jarak dan perpindahan. (Elaborasi)
- Siswa melakukan percobaan untuk
mengetahui pengertian kelajuan.
(Eksplorasi)
- Siswa (dibimbing guru)
mendiskusikan pengertian kelajuan.
10 menit
131
Kegiatan Penutup
(Elaborasi)
- Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kelajuan suatu
benda. (Elaborasi)
- Siswa mempresentasikan hasil
diskusi secara klasikal. (Elaborasi)
- Guru menanggapi hasil diskusi
kelompok siswa dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
(Konfirmasi)
- Guru merupakan narasumber dan
fasilitator dalam menjawab
pertanyaan siswa yang menghadapi
kesulitan. (Konfirmasi)
- Guru memberikan motivasi kepada
siswayang kurang atau belum
berpartisipasi aktif. (Konfirmasi)
- Siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
- Guru melakukan penilaian atau
refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan.
- Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
- Guru memberikan penghargaan pada
kelompok dengan kinerja baik.
VIII. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu kelas VII semester 2
2. Lembar Kerja Siswa
132
3. Alat dan bahan praktikum : Mobil-mobilandan stopwatch
IX. Penilaian Hasil Belajar
1. Aspek yang dinilai :
a. Kognitif : Tes tertulis terlampir
b. Afektif : Terlampir
c. Psikomotorik : Terlampir
2. Jenis Tagihan : Latihan soal, efek perilaku dan kinerja
3. Bentuk Tagihan : Tes tertulis dan lembar observasi
Mengetahui, Boja, Februari 2013
Guru Mapel IPA Fisika Penulis
Sri Winda Agustina W, S.Pd Ana Septia Amalia
NIP. 198308262011012005 NIM. 4201409089
133
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 2 X 40’menit
I. Standar Kompetensi
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan.
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
III. IndikatorPencapaianKompetensi
1. Mendeskripsikan pengertian GLB.
2. Mendeskripsikan ciri GLB.
3. Mendeskripsikan pengertian kecepatan.
4. Membuat grafik kecepatan terhadap waktu (v-t)
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui cirri-ciri GLB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian GLB dengan benar.
2. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui cirri-ciri GLB siswa dapat
mendeskripsikan ciri GLB dengan benar.
3. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui cirri-ciri GLB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian kecepatan dengan benar.
4. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui cirri-ciri GLB siswa dapat membuat
grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) dengan benar.
5. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat meningkatkan keterampilan
bekerjasama dalam kelompok dengan baik.
Lampiran 17
134
V. Materi Pembelajaran
Gerak
VI. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Direct Instruction (DI) dan Cooperative Learning (Team Assisted
Individualization)
Metodepembelajaran : Ceramah, Percobaan dan Diskusi kelompok
VII. Langkah Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Kegiatan pendahuluan
- Mengawali pelajaran tepat waktu
dengan memberi salam.
- Guru meminta siswa untuk memulai
pelajaran dengan berdoa bersama-
sama.
- Guru meminta salah satu siswa
memimpin menyanyikan lagu wajib
Indonesia Raya sebagai bentuk rasa
nasionalisme.
- Guru menanyakan kabar siswa
dengan focus pada siswa yang tidak
masuk.
- Guru membimbing siswa dalam
pembentukan kelompok.
- Guru mengondisikan siswa supaya
siap mengikuti proses pembelajaran.
- Guru meminta siswa untuk
mengeluarkan buku yang
mendukung materi pelajaran hari ini.
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran ( Kompetensi Dasar
dan Tujuan Pembelajaran ).
10 menit
135
Motivasi dan apersepsi
Prasyarat pengetahuan
Pra Eksperimen
Kegiatan Inti
- Guru memberi motivasi tentang
manfaat dan dampak positif yang
ditimbulkan setelah mempelajari
materi
- Guru mengajukan pertanyaan
tentang pemahaman siswa.
a. Apakah kalian pernah melihat
kereta api yang sedang melintas,
bagaimanakah lintasannya?
b. Apakah cirri-ciri dari gerak lurus
beraturan (GLB)
Apakah yang dimaksud gerak
lurus?
Apa yang dimaksud dengan
kecepatan?
Berhati-hatilah dalam
menggunakan peralatan yang
digunakan dalam percobaan
gerak.
- Siswa memperhatikan pemberian
materi secara singkat yang
dipaparkan oleh guru sebagai
pengetahuan awal dalam melakukan
eksperimen. (Elaborasi)
- Ketua masing-masing kelompok
mengambil peralatan dan LKS yang
sudah disediakan.(Eksplorasi)
- Masing-masing kelompok
melakukan percobaan sesuai dengan
petunjuk di LKS. (Elaborasi)
- Siswa melakukan percobaan tentang
60 menit
136
gerak lurus beraturan (GLB).
(Eksplorasi)
- Guru mengawasi siswa selama
diskusi berlangsung dengan
menerapkan bimbingan antar teman
(Team Assisted Individualization).
(Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru)
mendiskusikan pengertian gerak
lurus beraturan.(Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru)
mendiskusikan cirri-ciri gerak lurus
beraturan.(Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru)
mendiskusikan pengertian
kecepatan. (Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru) membuat
grafik kecepatan terhadap waktu (v-
t). (Elaborasi)
- Siswa mendiskusikan hasil
eksperimen secara berkelompok.
(Elaborasi)
- Siswa mempresentasikan hasil
diskusi secara klasikal. (Elaborasi)
- Guru menanggapi hasil diskusi dan
memberikan informasi yang
sebenarnya. (Konfirmasi)
- Guru mengoreksi LKS setiap
individu, jika masih ada kesalahan
guru langsung memberikan
bimbingan. (Konfirmasi)
137
Kegiatan Penutup - Siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
- Guru melakukan penilaian atau
refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan.
- Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
- Guru memberikan penghargaan pada
kelompok dengan kinerja baik.
10 menit
VIII. Sumber Pembelajaran
a. Buku IPA Terpadu kelas VII semester 2
b. Lembar Kerja Siswa
c. Alat dan bahan praktikum : Mobil-mobilan dan ticker timer
IX. Penilaian Hasil Belajar
1. Aspek yang dinilai :
a. Kognitif : Tes tertulis terlampir
b. Afektif : Terlampir
c. Psikomotorik : Terlampir
2. Jenis Tagihan : Latihan soal, efek perilaku dan kinerja
3. Bentuk Tagihan : Tes tertulis dan lembar observasi
Mengetahui, Boja, Februari 2013
Guru Mapel IPA Fisika Penulis
Sri Winda Agustina W, S.Pd Ana Septia Amalia
NIP. 198308262011012005 NIM. 4201409089
138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 2 X 40’menit
I. Standar Kompetensi
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan.
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
III. IndikatorPencapaianKompetensi :
1. Mendeskripsikan pengertian GLBB.
2. Mendeskripsikan cirri-ciri GLBB
3. Mendeskripsikan pengertian percepatan.
4. Menerapkan besaran-besaran fisika pada GLBB dalam bentuk persamaan-persamaan
dan menggunakannya dalam memecahkan masalah.
5. Menyebutkan GLBB yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui cirri-ciri GLBB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian GLBB dengan benar.
2. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui cirri-ciri GLBB siswa dapat
mendeskripsikan cirri-ciri GLBB dengan benar.
3. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui cirri-ciri GLBB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian percepatan dengan benar.
4. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui cirri-ciri GLBB siswa dapat
menerapkan besaran-besaran fisika pada GLBB dalam bentuk persamaan-persamaan
Lampiran 18
139
dan menggunakannya dalam memecahkan masalah dengan tepat.
5. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui cirri-ciri GLBB siswa dapat
menyebutkan GLBB yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
6. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat meningkatkan keterampilan
bekerjasama dalam kelompok dengan baik.
V. Materi Pembelajaran
Gerak
VI. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Direct Instruction (DI) dan Cooperative Learning (Team Assisted
Individualization)
Metode pembelajaran : Ceramah, Percobaan dan Diskusi kelompok
VII. Langkah Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Kegiatan pendahuluan
- Mengawali pelajaran tepat waktu
dengan memberi salam.
- Guru meminta siswa untuk memulai
pelajaran dengan berdoa bersama-
sama.
- Guru meminta salah satu siswa
memimpin menyanyikan lagu wajib
Indonesia Raya sebagai bentuk rasa
nasionalisme.
- Guru menanyakan kabar siswa
dengan focus pada siswa yang tidak
masuk.
- Guru membimbing siswa dalam
pembentukan kelompok.
- Guru mengondisikan siswa supaya
siap mengikuti proses pembelajaran.
10 menit
140
Motivasi dan apersepsi
Prasyarat pengetahuan
Pra Eksperimen
Kegiatan Inti
- Guru meminta siswa untuk
mengeluarkan buku yang
mendukung materi pelajaran hari ini.
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran ( Kompetensi Dasar
dan Tujuan Pembelajaran ).
- Guru memberi motivasi tentang
manfaat dan dampak positif yang
ditimbulkan setelah mempelajari
materi
- Guru mengajukan pertanyaan
tentang pemahaman siswa.
a. Bagaimana cara menentukan
percepatan dari suatu benda yang
bergerak lurus berubah beraturan?
Apakah yang dimaksud gerak
lurus berubah beraturan?
Apa yang dimaksud dengan
percepatan?
Berhati-hatilah dalam
menggunakan peralatan yang
digunakan dalam percobaangerak.
- Siswa memperhatikan pemberian
materi secara singkat yang
dipaparkan oleh guru sebagai
pengetahuan awal dalam melakukan
eksperimen. (Elaborasi)
- Ketua masing-masing kelompok
mengambil peralatan dan LKS yang
sudah disediakan oleh guru.
(Eksplorasi)
60 menit
141
- Masing-masing kelompok
melakukan percobaan sesuai dengan
petunjuk di LKS. (Elaborasi)
- Siswa melakukan percobaan gerak
lurus berubah beraturan.
(Eksplorasi)
- Guru mengawasi siswa selama
diskusi berlangsung dengan
menerapkan bimbingan antar teman
(Team Assisted Individualization).
(Elaborasi)
- Siswa mencari tahu tentang
pengertian gerak lurus berubah
beraturan dengan bahasanya sendiri.
(Eksplorasi)
- Siswa (dibimbing guru)
mendiskusikan cirri-ciri gerak lurus
berubah beraturan. (Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru)
mendiskusikan pengertian
percepatan. (Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru) menerapkan
besaran-besaran fisika pada GLBB
dalam bentuk persamaan-persamaan
dan menggunakannya dalam
memecahkan masalah. (Elaborasi)
- Siswa menyebutkan contoh GLBB
yang bisa ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. (Eksplorasi)
- Siswa mendiskusikan hasil
eksperimen secara berkelompok.
142
Kegiatan Penutup
(Elaborasi)
- Siswa mempresentasikan hasil
diskusi secara klasikal. (Elaborasi)
- Guru menanggapi hasil diskusi dan
memberikan informasi yang
sebenarnya. (Konfirmasi)
- Guru mengoreksi LKS setiap
individu, jika masih ada kesalahan
guru langsung memberikan
bimbingan. (Konfirmasi)
- Siswa membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
- Guru melakukan penilaian atau
refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan.
- Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
- Guru memberikan penghargaan pada
kelompok dengan kinerja baik.
- Setelah semua pembelajaran selesai,
guru memberikan posttest untuk
mengetahui hasil belajar yang telah
dilaksanakan.
10 menit
VIII. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu kelas VII semester 2
2. Lembar Kerja Siswa
3. Alat dan bahan praktikum : Mobil-mobilan, ticker timer dan balok kayu
143
IX. Penilaian Hasil Belajar
1. Aspek yang dinilai :
a. Kognitif : Tes tertulis terlampir
b. Afektif : Terlampir
c. Psikomotorik : Terlampir
2. Jenis Tagihan : Latihan soal, efek perilaku dan kinerja
3. Bentuk Tagihan : Tes tertulis dan lembar observasi
Mengetahui, Boja, Februari 2013
Guru Mapel IPA Fisika Penulis
Sri Winda Agustina W, S.Pd Ana Septia Amalia
NIP. 198308262011012005 NIM. 4201409089
144
SILABUS KELAS KENDALI
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas : VII (Tujuh)
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
5.2
Menganalisis
data percobaan
gerak lurus
beraturan dan
gerak lurus
berubah
beraturan serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Gerak - Mengamati guru
demonstrasi untuk
mengetahui pengertian
gerak, jarak dan
perpindahan.
- Mengamati guru
demonstrasi untuk
mengetahui kelajuan
suatu benda
- Mengamati guru
demonstrasi untuk
mengetahui ciri-ciri
gerak lurus beraturan.
Mendeskripsikan
pengertian gerak dan
sifatnya.
Membedakan
pengertian
perpindahan dan
jarak.
Mendeskripsikan
pengertian kelajuan.
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi
kelajuan.
Mendeskripsikan
pengertian GLB.
Mendeskripsikan ciri
GLB.
Tes tulis
Observasi
Pilihan
Ganda
Lembar
Observasi
1. Sebuah benda dikatakan
bergerak jika…
a. Selalu tampak
bergerak
b. Jarak benda itu jauh
c. Lintasan benda lurus
d. Benda itu
mengalami
perubahan
kedudukan
2. Dibawah ini, yang
termasuk gerak lurus
beraturan adalah…
a. Gerak yang
kecepatannya
berubah-ubah
b. Gerak yang
lintasannnya berupa
garis lurus dengan
kecepatan berubah-
ubah
c. Gerak yang arahnya
beraturan
d. Gerak yang
4 × 40' menit Bahan Ajar
LKS
Alat dan
Bahan:
Mobil
mainan,
stopwatch,
meteran,
ticker timer,
trolly, dan
papan
luncur.
Lampiran 19
145
- Mengamati guru
demonstrasi untuk
mengetahui ciri-ciri
gerak lurus berubah
beraturan.
- Mengapllikasikan GLB
dan GLBB dalam
kehidupan sehari-hari
Mendeskripsikan
pengertian kecepatan.
Membuat grafik
kecepatan terhadap
waktu (v-t)
Mendeskripsikan
pengertian GLBB.
Mendeskripsikan
cirri-ciri GLBB
Mendeskripsikan
pengertian percepatan
Menerapkan besaran-
besaran fisika pada
GLBB dalam bentuk
persamaan-persamaan
dan menggunakannya
dalam memecahkan
masalah.
Menyebutkan GLBB
yang biasa ditemui
dalam kehidupan
sehari-hari
kecepatannya tetap
dan lintasannya
berupa garis lurus
3. Sebuah truk yang mula-
mula diam, 5 detik
kemudian kecepatannya
menjadi 6 m/s.
percepatan truk tersebut
adalah…
a. 0.83 m/s2
b. 1.2 m/s2
c. m/s2
d. 30 m/s2
146
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KENDALI
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 2 X 40’ menit
I. Standar Kompetensi
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan.
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
III. Indikator Pencapaian Kompetensi
Mendeskripsikan pengertian gerak dan sifatnya.
Membedakan pengertian perpindahan dan jarak.
Mendeskripsikan pengertian kelajuan.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelajuan.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui pengertian gerak, jarak dan
perpindahan siswa dapat mendeskripsikan pengertian gerak dan sifatnya dengan benar.
2. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui pengertian gerak, jarak dan
perpindahan siswa dapat membedakan pengertian perpindahan dan jarak dengan tepat.
3. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui kelajuan suatu benda siswa
dapat mendeskripsikan pengertian kelajuan dengan benar.
4. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui kelajuan suatu benda siswa
dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelajuan dengan baik.
V. Materi Pembelajaran
Gerak
Lampiran 20
147
VI. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Direct Instruction (DI)
Metode pembelajaran : Ceramah dan Demonstrasi
VII. Kegiatan Pembelajaran
No
. Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1.
Kegiatan pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi
- Mengawali pelajaran tepat waktu
dengan memberi salam.
- Guru meminta siswa untuk memulai
pelajaran dengan berdoa bersama-
sama.
- Guru meminta salah satu siswa
memimpin menyanyikan lagu wajib
Indonesia Raya sebagai bentuk rasa
nasionalisme.
- Guru menanyakan kabar siswa dengan
focus pada siswa yang tidak masuk.
- Guru membimbing siswa dalam
pembentukan kelompok.
- Guru mengondisikan siswa supaya
siap mengikuti proses pembelajaran.
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran ( Kompetensi Dasar dan
Tujuan Pembelajaran ).
- Guru memberi motivasi tentang
manfaat dan dampak positif yang
ditimbulkan setelah mempelajari
materi
- Guru mengajukan pertanyaan tentang
pemahaman siswa.
a. Apakah mobil yang melintas di
10 menit
148
Prasyarat pengetahuan
Kegiatan Inti
jalanan tergolong melakukan
gerak?
b. Bagaimana cara menghitung
kelajuan rata-rata mobil yang
sedang bergerak?
Apakah yang dimaksud gerak?
Faktor apa sajakah yang
mempengaruhi kelajuan suatu
benda?
- Sebelum pembelajaran dimulai, siswa
mengerjakan pre-test yang diberikan
oleh guru untuk mengetahui
kemampuan awal siswa.
- Setelah pre-test,siswa memperhatikan
guru dalam memberikan materi gerak.
(Elaborasi)
- Siswa memperhatikan guru dalam
mendemonstrasikan percobaan gerak.
(Elaborasi)
- Siswa mencari tahu tentang pengertian
gerak dengan bahasanya sendiri.
(Eksplorasi)
- Siswa (dibimbing guru)
mendiskusikansecara klasikal ciri-ciri
gerak beserta contohnya. (Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru) mendiskusikan
pengertian jarak dan perpindahan.
(Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru) mendiskusikan
perbedaan antara jarak dan perpindahan.
(Elaborasi)
60 menit
149
Kegiatan Penutup
- Siswa diminta untuk
mendemonstrasikan percobaan tentang
kelajuan.(Eksplorasi)
- Siswa (dibimbing guru) mendiskusikan
pengertian kelajuan. (Elaborasi)
- Siswa mendiskusikan tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi kelajuan
suatu benda. (Elaborasi)
- Siswa membacakan hasil diskusi secara
klasikal. (Elaborasi)
- Guru menanggapi hasil diskusi dan
memberikan informasi yang
sebenarnya. (Konfirmasi)
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahui.
(Konfirmasi)
- Guru merupakan narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan
siswa yang menghadapi
kesulitan.(Konfirmasi)
- Guru memberikan motivasi kepada
siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif. (Konfirmasi)
- Siswa membuatrangkuman/simpulan
pelajaran.
- Guru melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
- Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
10 e
n
i
t
VIII. Sumber pembelajaran
150
150
1. Buku IPA Terpadu Kelas VII
2. LKS (Lembar Kerja Siswa)
IX. Penilaian Hasil Belajar
1. Aspek yang dinilai :
a. Kognitif : Tes tertulis terlampir
b. Afektif : Terlampir
2. Jenis Tagihan : Latihan soal, dan efek perilaku
3. Bentuk Tagihan : Tes tertulis dan lembar observasi
Mengetahui, Boja, Februari 2013
Guru Mapel IPA Fisika Penulis
Sri Winda Agustina W, S.Pd Ana Septia Amalia
NIP. 198308262011012005 NIM. 4201409089
151
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KENDALI
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 2 X 40’ menit
I. Standar Kompetensi
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan.
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
III. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeskripsikan pengertian GLB.
2. Mendeskripsikanciri GLB.
3. Mendeskripsikan pengertian kecepatan.
4. Membuat grafik kecepatan terhadap waktu (v-t)
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui cirri-ciri GLB siswa dapat
mendeskripsikanpengertian GLB dengan benar.
2. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui cirri-ciri GLB siswa dapat
mendeskripsikanciri GLB dengan benar.
3. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui cirri-ciri GLB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian kecepatan dengan benar.
4. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui cirri-ciri GLB siswa dapat
membuat grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) dengan benar
V. Materi Pembelajaran
Gerak
Lampiran 21
152
VI. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Direct Instruction (DI)
Metode pembelajaran : Ceramah dan Demonstrasi
VII. Kegiatan Pembelajaran
No. Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1.
Kegiatan pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi
- Mengawali pelajaran tepat waktu
dengan memberi salam.
- Guru meminta siswa untuk memulai
pelajaran dengan berdoa bersama-
sama.
- Guru meminta salah satu siswa
memimpin menyanyikan lagu wajib
Indonesia Raya sebagai bentuk rasa
nasionalisme.
- Guru menanyakan kabar siswa dengan
focus pada siswa yang tidak masuk.
- Guru membimbing siswa dalam
pembentukan kelompok.
- Guru mengondisikan siswa supaya siap
mengikuti proses pembelajaran.
- Guru meminta siswa untuk
mengeluarkan buku yang mendukung
materi pelajaran hari ini.
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran ( Kompetensi Dasar dan
Tujuan Pembelajaran ).
- Guru memberi motivasi tentang
manfaat dan dampak positif yang
ditimbulkan setelah mempelajari
materi
10 menit
153
Prasyarat pengetahuan
Kegiatan Inti
- Guru mengajukan pertanyaan tentang
pemahaman siswa.
- Apakah kalian pernah melihat kereta
api yang sedang melintas,
bagaimanakah lintasannya?
- Apakah cirri-ciri dari gerak lurus
beraturan (GLB)
Apakah yang dimaksud gerak lurus?
Apa yang dimaksud dengan
kecepatan?
- Siswa memperhatikan guru dalam
memberikan materi. (Elaborasi)
- Siswa membaca panduan LKS yang
diberikan oleh guru. (Elaborasi)
- Siswa memperhatikan guru dalam
mendemontrasikan percobaan gerak
lurus beraturan. (Elaborasi)
- Siswa mencari tahu tentang pengertian
gerak lurus beraturan dengan
bahasanya sendiri. (Eksplorasi)
- Siswa (dibimbing guru) mendiskusikan
secara klasikal mengenaiciri-ciri gerak
lurus beraturan. (Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru) mendiskusikan
tentang pengertian kecepatan.
(Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru) membuat
grafik kecepatan terhadap waktu (v-t).
(Elaborasi)
- Siswa membacakan hasil diskusi secara
klasikal. (Elaborasi)
60 menit
154
Kegiatan Penutup
- Guru menanggapi hasil diskusi dan
memberikan informasi yang
sebenarnya. (Konfirmasi)
- Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum
diketahui. (Konfirmasi)
- Guru merupakan narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan
siswa yang menghadapi
kesulitan.(Konfirmasi)
- Guru memberikan motivasi kepada
siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif. (Konfirmasi)
- Guru bersama-sama dengan siswa
membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
- Guru melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
- Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
10 menit
VIII. Sumber pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu Kelas VII
2. LKS (Lembar Kerja Siswa)
155
IX. Penilaian Hasil Belajar
1. Aspek yang dinilai :
a. Kognitif : Tes tertulis terlampir
b. Afektif : Terlampir
c. Psikomotorik : Terlampir
2. Jenis Tagihan : Latihan soal, dan efek perilaku
3. Bentuk Tagihan : Tes tertulis dan lembar observasi
Mengetahui, Boja, Februari 2013
Guru Mapel IPA Fisika Penulis
Sri Winda Agustina W, S.Pd Ana Septia Amalia
NIP. 198308262011012005 NIM. 4201409089
156
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KENDALI
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 2 X 40’ menit
I. Standar Kompetensi
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan.
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
III. Indikator Pencapaian Kompetensi :
1. Mendeskripsikan pengertian GLBB.
2. Mendeskripsikan cirri-ciri GLBB.
3. Mendeskripsikan pengertian percepatan.
4. Menerapkan besaran-besaran fisika pada GLBB dalam bentuk persamaan-persamaan
danmenggunakannya dalam memecahkan masalah.
5. Menyebutkan GLBB yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui cirri-ciri GLBB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian GLBB dengan benar.
2. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui cirri-ciri GLBB siswa
dapatmendeskripsikan cirri-ciri GLBB dengan benar.
3. Setelah mengamati guru demonstrasiuntuk mengetahui cirri-ciri GLBB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian percepatan dengan benar.
4. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui cirri-ciri GLBB siswa dapat
menerapkan besaran-besaran fisika pada GLBB dalam bentuk persamaan-persamaan
dan menggunakannya dalam memecahkan masalah dengan tepat.
Lampiran 22
157
5. Setelah mengamati guru demonstrasi untuk mengetahui cirri-ciri GLBB siswa dapat
menyebutkan GLBB yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
V. Materi Pembelajaran
Gerak
VI. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Direct Instruction (DI)
Metode pembelajaran : Ceramah dan demonstrasi
VII. Kegiatan Pembelajaran
No. Jenis Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1.
Kegiatan pendahuluan
- Mengawali pelajaran tepat waktu dengan
memberi salam.
- Guru meminta siswa untuk memulai
pelajaran dengan berdoa bersama-sama.
- Guru meminta salah satu siswa
memimpin menyanyikan lagu wajib
Indonesia Raya sebagai bentuk rasa
nasionalisme.
- Guru menanyakan kabar siswa dengan
focus pada siswa yang tidak masuk.
- Guru membimbing siswa dalam
pembentukan kelompok.
- Guru mengondisikan siswa supaya siap
mengikuti proses pembelajaran.
- Guru meminta siswa untuk
mengeluarkan buku yang mendukung
materi pelajaran hari ini.
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran ( Kompetensi Dasar dan
Tujuan Pembelajaran ).
- Guru memberi motivasi tentang manfaat
10 menit
158
Motivasi dan Apersepsi
Prasyarat pengetahuan
Kegiatan Inti
dan dampak positif yang ditimbulkan
setelah mempelajari materi
- Guru mengajukan pertanyaan tentang
pemahaman siswa.
b. Bagaimana cara menentukan
percepatan dari suatu benda yang
bergerak lurus berubah beraturan?
Apakah yang dimaksud gerak lurus
berubah beraturan?
Apa yang dimaksud dengan
percepatan?
- Siswa memperhatikan guru dalam
memberikan materi. (Elaborasi)
- Siswa membaca panduan LKS yang
diberikan oleh guru. (Elaborasi)
- Siswa memperhatikan guru dalam
mendemontrasikan percobaan gerak
lurus berubah beraturan. (Elaborasi)
- Siswa mencari tahu tentang pengertian
gerak lurus berubah beraturan dengan
bahasanya sendiri. (Eksplorasi)
- Siswa (dibimbing guru) mendiskusikan
secara klasikal mengenai ciri-ciri gerak
lurus berubah beraturan. (Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru) mendiskusikan
pengertian percepatan. (Elaborasi)
- Siswa (dibimbing guru) menerapkan
besaran-besaran fisika pada GLBB
dalam bentuk persamaan-persamaan dan
menggunakannya dalam memecahkan
masalah. (Elaborasi)
60 menit
159
Kegiatan Penutup
- Siswa menyebutkan contoh GLBB yang
bisa ditemui dalam kehidupan sehari-
hari.(Eksplorasi)
- Siswa membacakan hasil diskusi secara
klasikal. (Elaborasi)
- Guru menanggapi hasil diskusi dan
memberikan informasi yang sebenarnya.
(Konfirmasi)
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahui.
(Konfirmasi)
- Guru merupakan narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan
siswa yang menghadapi
kesulitan.(Konfirmasi)
- Guru memberikan motivasi kepada siswa
yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif. (Konfirmasi)
- Guru bersama-sama dengan siswa
membuatrangkuman/simpulan pelajaran.
- Guru melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
- Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
- Setelah proses pembelajaran selesai, guru
memberi posttest untuk mengetahui hasil
belajar siswa selam proses pembelajaran.
10 menit
VIII. Sumber pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu Kelas VII
2. LKS (Lembar Kerja Siswa)
160
IX. Penilaian Hasil Belajar
4. Aspek yang dinilai :
d. Kognitif : Tes tertulis terlampir
e. Afektif : Terlampir
5. Jenis Tagihan : Latihan soal, dan efek perilaku
6. Bentuk Tagihan : Tes tertulis dan lembar observasi
Mengetahui, Boja, Februari 2013
Guru Mapel IPA Fisika Penulis
Sri Winda Agustina W, S.Pd Ana Septia Amalia
NIP. 198308262011012005 NIM. 4201409089
161
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
GERAK, JARAK, PERPINDAHAN DAN KELAJUAN
Nama kelompok :
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
Kelas :
A. Standar Kompetensi
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
B. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan meliputi jarak, perpindahan, kecepatan, kelajuan serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Tujuan pembelajaran :
1. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui pengertian gerak, jarak dan
perpindahan siswa dapat mendeskripsikan pengertian gerak dan sifatnya dengan
benar.
2. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui pengertian gerak, jarak dan
perpindahan siswa dapat membedakan pengertian perpindahan dan jarak dengan
tepat.
3. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui kelajuan suatu benda siswa dapat
mendeskripsikan pengertian kelajuan dengan benar.
4. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui kelajuan suatu benda siswa dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelajuan dengan baik.
5. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat meningkatkan keterampilan
bekerjasama dalam kelompok dengan baik.
Lampiran 23
162
D. Alat dan Bahan
1. Tiga buah mobil mainan
2. Seutas tali atau benang kuat
3. Sebuah mistar/meteran
4. Stopwatch
E. Prosedur Kegiatan :
Kegiatan I
a. Siapkan tiga buah mobil mainan pada suatu garis lurus di lantai, tandai mobil
tersebut dengan huruf A,B,C. Hubungkan B dan C dengan seutas tali (lihat gambar
1)
b. Ukurlah jarak antara B dan A, C dan A dengan menggunakan mistar.
c. Tarik mobil C ke kanan, kemudian ukur kembali jarak antara B dan A, C dan B serta
C dan A.
A B C
F. Pertanyaan ;
1. Bagaimanakah kedudukan B terhadap A, C terhadap B, serta C terhadap A sebelum
mobil ditarik (langkah 3) sama atau berbeda?
Jawab :
2. Berdasarkan jawabanmu diatas, nyatakan definisimu tentang gerak!
Jawab :
3. Berkaitan dengan gerak suatu benda pasti ada istilah jarak dan perpindahan, apa yang
dimaksud dengan jarak dan perpindahan?
Jawab :
4. Apakah perbedaan antara jarak dan perpindahan?
Jawab :
163
5. Mungkinkah jarak akan sama dengan perpindahan? Berikan contoh kasusnya!
Jawab :
G. Prosedur kegiatan
Kegiatan II
a. Ukurlah lebar kelas kalian menggunakan meteran, mistar atau alat lain.
b. Berjalanlah menyusuri lebar kelas yang telah kalian ukur. Dengan menggunakan
stopwatch amati berapa waktu yang kalian perlukan?
c. Ulangi langkah 2, tetapi dengan berlari/berjalan cepat. Berapakah waktu yang
diperlukan?
d. Catatlah data-data yang kamu peroleh kedalam tabel pengamatan
Kegiatan yang
dilakukan
Jarak yang ditempuh Waktu yang
dibutuhkan
Kelajuan rata-
rata
Berjalan
Berjalan cepat
Berlari
H. Pertanyaan :
1. Dari tabel pengamatan yang kalian peroleh, apa yang dimaksud dengan kelajuan?
Jawab :
2. Berapakah kelajuan rata-rata saat kalian berjalan, berjalan cepat dan berlari?
Bandingkan kelajuan rata-ratamu dengan rata-rata teman kalian!
Jawab :
3. Bila kalian berlari menempuh jarak 10 km dengan kelajuan rata-rata seperti yang
kalian peroleh dari tabel pengamatan di atas, berapa waktu yang kalian butuhkan ?
Apakah itu bisa tercapai? Berilah penjelasan!
Jawab :
164
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
Nama kelompok :
Nama Anggota :
6.
7.
8.
9.
10.
Kelas :
A. Standar Kompetensi
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
B. Kompetensi Dasar
Menganalisa data percobaan meliputi jarak, perpindahan, kecepatan, kelajuan serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan pembelajaran
1. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui ciri-ciri GLB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian GLB dengan benar.
2. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui ciri-ciri GLB siswa dapat
mendeskripsikan ciri GLB dengan benar.
3. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui ciri-ciri GLB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian kecepatan benar.
4. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui ciri-ciri GLB siswa dapat membuat
grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) dengan benar.
5. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat meningkatkan keterampilan bekerjasama
dalam kelompok dengan baik.
D. Alat dan Bahan
1. Pewaktu ketik (ticker timer)
Lampiran 24
165
2. Pita ticker timer
3. Mobil mainan
4. Stopwatch
5. Mistar
6. Gunting
7. Lem kertas
E. Prosedur Kegiatan :
a. Ikatkan pita pewaktu ketik (ticker timer) pada sebuah mobil mainan yang dapat
dijalankan dengan baterai.
b. Hidupkan mainan tersebut! Hidupkan pula pewaktu ketik dan stopwatch secara
bersamaan. Biarkan pewaktu ketik bergetar selama 1-2 sehingga pada pita tercetak titik-
titik hitam cukup banyak. Upayakan kira-kira ada 30-40 titik. Matikan pewaktu ketik
dan stopwatch secara bersamaan.
c. Untuk setiap lima titik berilah tanda garis
Perhatikan : Garis tersebut harus dibuat tepat pada titik kelima
d. Dengan menggunakan gunting, potonglah pita pewaktu ketik tepat pada tanda-tanda
garis yang telah kalian buat tersebut.
e. Buatlah garis lurus mendatar dan vertical saling berpotongan tegak lurus. Tempelkan
potongan pita pewaktu ketik tersebut seperti gambar!. Potongan-potongan pita yang lain
ditempel disamping tempelan pita sebelumnya.
166
F. Pertanyaan :
1. Dari percobaan diatas, apa yang dimaksud dengan gerak lurus beraturan (GLB)?
Jawab :
2. Bagaimanakah ciri GLB?
Jawab :
3. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan lima ketikan titik pada pita?
Jawab :
4. Ukurlah panjang tiap-tiap potongan pita pewaktu ketik dengan mistar. Tulislah hasil
pengukuranmu pada tabel! Apakah panjang potongan pita-pita tersebut sama?
Jawab :
G. Analisis dan Diskusi
1. Apa yang dapat kamu amati pada tempelan potongan-potongan pita pewaktu ketik
tersebut?
Jawab :
Potongan pita ke- Panjang pita
1
2
3
4
5
167
2. Dapatkah kamu menentukan kecepatan mobil mainan yang kamu gunakan dalam
kegiatan di atas? Tentukan kecepatannya untuk setiap potongan pita dan tulislah
dalam tabel.
Potongan pita
ke- Panjang pita
Waktu untuk menghasilkan
lima ketukan Kecepatan
1
2
3
4
5
3. Dari tabel pengamatan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecepatan adalah..
Jawab :
4. Tuliskan persamaan yang berlaku pada GLB!.
Jawab :
5. Hitunglah kecepatan dari percobaan di atas!
Jawab :
6. Apabila garis vertical dan garis mendatar tersebut dianggap sebagai sumbu-sumbu
grafik kecepatan terhadap waktu, sumbu manakah menyatakan kecepatan dan sumbu
manakah menyatakan waktu? Lengkapilah grafik yang kamu buat dengan data-data
yang telah kalian peroleh.
Jawab:
H. Kesimpulan :
168
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
Nama kelompok :
Nama Anggota :
11.
12.
13.
14.
15.
Kelas :
A. Standar Kompetensi
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
B. Kompetensi Dasar
Menganalisis data percobaan meliputi jarak, perpindahan, kecepatan, kelajuan serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan pembelajaran
1. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui ciri-ciri GLBB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian GLBB dengan benar.
2. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui ciri-ciri GLBB siswa dapat
mendeskripsikan cirri-ciri GLBB dengan benar.
3. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui ciri-ciri GLBB siswa dapat
mendeskripsikan pengertian percepatan dengan benar.
4. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui ciri-ciri GLBB siswa dapat
menerapkan besaran-besaran fisika pada GLBB dalam bentuk persamaan-persamaan
dan menggunakannya dalam memecahkan masalah dengan tepat.
5. Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui ciri-ciri GLBB siswa dapat
menyebutkan GLBB yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
Lampiran 25
169
6. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat meningkatkan keterampilan
bekerjasama dalam kelompok dengan baik.
D. Alat dan Bahan
1. Mobil-mobilan
2. Ticker timer
3. Pita pewaktu ketik
4. Balok kayu
5. Catu daya
6. Mistar
E. Prosedur Kegiatan
Kegiatan I
Dengan membaca buku siswa, lengkapilah kalimat dibawah ini dengan mengisikan kata-kata
yang tersedia dalam kotak ke tempat yang telah disediakan!
Keceptan negative lambat cepat
Percepatan waktu percepatan positif m/s2
Sama besar percepatan negatif
Selang waktu berlawanan perubahan kecepatan
Perlambatan positif kecil
…………………….menyatakan laju perubahan kecepatan, atau menyatakan
perubahan……………………per satuan…………………….Besar percepatan ditentukan
dua hal, yaitu : besarnya…………………..dan …………………………yang dibutuhkan
untuk terjadinya perubahan itu.
Disebut……………………………bila arah percepatan……………………….dengan arah
kecepatan. Percepatan…………………………menyebabkan kecepatan benda
semakin…………….sehingga gerak benda tersebut semakin……………………arah
kecepatan. Percepatan negatif lazim disebut……………………….
Kegiatan II
1. Aturlah papan luncur di atas meja, dengan salah satu ujungnya diletakkan pada penumpu
170
2. Pasanglah ticker timer pada ujung yang lebih tinggi dan jepitlah menggunakan penjepit
agar posisinya tidak berubah
3. Masukkan pita ke dalam celah kertas karbon tocker timer, kemudian letakkan ujung pita
pada trolley dengan menggunakan isolasi. Letakkan trolley dengan ticker timer
4. Hubungkan catu daya dengan sumber tegangan PLN. Pilihlah tegangan yang sesuai
dengan ticker timer yang digunakan dengan cara memutar tombol pilihan pada catu daya.
5. Hubungkan ticker timer dengan catu daya
6. Hidupkan catu daya sambil mendorong trolley menempuh jarak sepanjang papan
7. Matikan catu daya setelah trolley menempuh jarak sepanjang papan
8. Ambillah pita ticker imer lalu amati titik yang terbentuk pada pita
9. Guntinglah pita untuk setiap 5 ketikan dan beri nomor urut 1,2,3,4 dan 5
10. Dengan menggunakan lem, tempelkan potongan-potongan pita tadi pada tempat yang
tersedia di bawah ini secara berdampingan sesuai urutannya dari kiri ke kanan. Jadikan
tepi kertas sebagai sumbu koordinat.
….. ….. ….. ….. ….. …..
Panjang pita (cm)
Nomor potongan pita
171
11. Amati dengan teliti sepanjang setiap potongan pita tersebut.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
1. Hitung dan catatlah jarak pada 5 ketikan, 10 ketika, 15 ketikan, 20 ketikan dan 25
ketikan.
Tabel 3.1 Hasil pengamatan
2. Gambarkan data tabel 3.1pada grafik di bawah ini dengan membuat tanda yiyik untuk
masing-masing data kemudian buatlah garis untuk menghubungkan titik-titik
tersebut.
Gambar 3.2 grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu
Setelah mengetahui grafik hubungan kecepatan v terhadap waktu t, marilah kita
menghitung percepatannya dengan persamaan percepatan yang sudah kalian ketahui.
Waktu 0 s 0,1 s 0,2 s 0,3 s 0,4 s 0,5s
Jarak
(ketik)
0 ketik ... ketik ... ketik ... ketik ... ketik ... ketik
Jarak 0 cm … .cm ….cm ….cm ….cm ….cm
Kecepatan
(m/s)
v (cm)
t (s)
172
Hasil pegamatan
Waktu (t)
(s)
Kecepatan (v)
m/s
Perubahan
selang waktu
(s)
Perubahan
kecepatan
(m/s)
Percepatan
(m/s2)
t1=0,1
t2=0,2
t2=0,2
t3=0,3
t3=0,3
t4=0,4
t4=0,4
t5=0,5
F. Pertanyaan :
1. Berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan, coba definisikan pengertian GLBB!
Jawab :
2. Bagaimanakah ciri-ciri GLBB?
Jawab :
3. Apakah kereta (trolly) pada kegiatanmu mengalami percepatan? Apa yang dimaksud
percepatan?
Jawab :
4. Tuliskan persamaan yang berlaku pada GLBB!
Jawab :
5. Bagaimana hubungan antara kecepatan v dan waktu t pada gerak lurus berubah
beraturan?
Jawab :
173
6. Sebutkan contoh GLBB yang kalian amati dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab :
Kesimpulan :
174
No Kode Nilai Pretest No Kode Nilai Pretest
1 E-01 43 1 K - 01 43
2 E-02 57 2 K - 02 47
3 E-03 47 3 K - 03 53
4 E-04 40 4 K - 04 50
5 E-05 57 5 K - 05 43
6 E-06 40 6 K - 06 50
7 E-06 57 7 K - 07 47
8 E-07 67 8 K - 08 37
9 E-08 50 9 K - 09 47
10 E-10 63 10 K - 10 47
11 E-11 53 11 K - 11 43
12 E-12 37 12 K - 12 43
13 E-13 53 13 K - 13 47
14 E-14 47 14 K - 14 40
15 E-15 60 15 K - 15 33
16 E-16 40 16 K - 16 30
17 E-17 40 17 K - 17 37
18 E-18 50 18 K - 18 53
19 E-19 33 19 K - 19 57
20 E-20 57 20 K - 20 37
21 E-21 50 21 K - 21 47
22 E-22 40 22 K - 22 50
23 E-23 40 23 K - 23 47
24 E-24 50 24 K - 24 60
25 E-25 47 25 K - 25 27
26 E-26 67 26 K - 26 37
27 E-27 63 27 K - 27 47
28 E-28 50 28 K - 28 37
29 E-29 43 29 K - 29 53
30 E-30 30 30 K - 30 47
31 E-31 57 31 K - 31 40
32 E-32 43 32 K - 32 47
Ʃ 1571 Ʃ 1423
n1 32 n2 32
x1 49.09 X2 44.47
S12
93.06 S22
56.32
S1 9.65 S2 7.50
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
DAFTAR SKOR PRETEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KENDALI
Lampiran 26
175
No Kode Nilai Postest No Kode Nilai Postest
1 E-01 90 1 K - 01 43
2 E-02 60 2 K - 02 77
3 E-03 77 3 K - 03 37
4 E-04 83 4 K - 04 83
5 E-05 87 5 K - 05 70
6 E-06 83 6 K - 06 63
7 E-06 77 7 K - 07 70
8 E-07 57 8 K - 08 77
9 E-08 77 9 K - 09 53
10 E-10 87 10 K - 10 77
11 E-11 63 11 K - 11 53
12 E-12 70 12 K - 12 57
13 E-13 73 13 K - 13 83
14 E-14 90 14 K - 14 63
15 E-15 87 15 K - 15 70
16 E-16 80 16 K - 16 77
17 E-17 73 17 K - 17 73
18 E-18 76 18 K - 18 47
19 E-19 73 19 K - 19 70
20 E-20 73 20 K - 20 60
21 E-21 77 21 K - 21 60
22 E-22 87 22 K - 22 77
23 E-23 83 23 K - 23 70
24 E-24 80 24 K - 24 77
25 E-25 63 25 K - 25 53
26 E-26 70 26 K - 26 73
27 E-27 43 27 K - 27 57
28 E-28 57 28 K - 28 73
29 E-29 90 29 K - 29 47
30 E-30 80 30 K - 30 40
31 E-31 73 31 K - 31 57
32 E-32 70 32 K - 32 77
Ʃ 2409 Ʃ 2064
n1 32 n2 32
x1 75.28 X2 64.50
S12
122.98 S22
167.35
S1 11.09 S2 12.94
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
DAFTAR SKOR POSTEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KENDALI
Lampiran 27
176
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ
2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
-
χ²
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ² tabel =
7.81
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
7.81
3.726
= 3.7264
71.5 2.32 0.4899
0.431
65 71 64.5 1.60 0.4449 0.0450 1.4409 2 0.217
0.1366 4.372458 64 57.5 0.87
51 57 50.5 0.15 0.0580
0.3082
0.2770 8.8624 8
3
0.084
8.0092 7 0.1270.2503
44 50 43.5 -0.58 0.2190
0.1851 5.9246 10 2.803
30 36 29.5
37 43 36.5 -1.31 0.4041
-2.03 0.4789 0.0747 2.3916
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang untuk
Z
Luas Kls.
Untuk Z
37 9.65
6 32
2 0.064
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
UJI NORMALITAS DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN
67 6.2008
30 49.09
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 28
177
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ
2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
-
χ²
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ² tabel =
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
7.81
4.022 7.81
2
0.1578 5.0507 6
0.2892 3
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
-2.39
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang untuk
Z
Luas Kls.
Untuk Z
0.178
27 32 26.5
33 38 32.5 -1.59 0.4446
0.4917 0.0471 1.5056 0.162
39 44 38.5 -0.80 0.2868 1.131
9.2013 13 1.5680.2875
0.2884 9.2304 6
45 50 44.5 0.00 0.0017
0.802
57 62 56.5 1.60 0.4455 0.0463 1.4820 2 0.181
0.1563 5.003151 56 50.5 0.80
= 4.0226
62.5 2.40 0.4919
UJI NORMALITAS DATA PRETEST KELAS KENDALI
33 7.50
32
60 5.53
27 44.47
6
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 29
178
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ
2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
-
χ²
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ² tabel =
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
47 11.09
UJI NORMALITAS DATA POSTEST KELAS EKSPERIMEN
90 7.8767
43 75.28
6 32
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.Peluang untuk Z
Luas Kls.
Untuk ZEi Oi
(Oi-Ei)²
Ei
43 50 42.5 -2.96 0.4984 0.0112 0.3572 1 1.157
1.6765 2 0.0620.0524
0.2705 8.6572
51 58 50.5 -2.23 0.4873
59 66 58.5 -1.51 0.4349 3 0.658
67 74 66.5 -0.79 0.2858 0.2577 8.2461 8 0.007
0.1491 4.7717
8 0.050
83 90 82.5 0.65 0.2425 5.5220 10 3.631
75 82 74.5 -0.07
0.1726
0.0281
7.81
5.565 7.81
= 5.5655
90.5 1.37 0.4150
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 30
179
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ
2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
-
χ²
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ² tabel =
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
UJI NORMALITAS DATA POSTEST KELAS KENDALI
83 7.7091
37
46
64.50
6 32
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluan
g untuk
Luas Kls.
Untuk ZEi Oi
(Oi-Ei)²
Ei
37 45 36.5 -2.16 0.4848
0.2802
0.0557 1.7837 3 0.829
4.7617 5 0.0120.148846 54 45.5 -1.47 0.4290
7 0.121
64 72 63.5 -0.08 0.0308 0.2627 8.4049 5
0.2494 7.981855 63 54.5 -0.77
0.0722
1.379
73 81 72.5 0.62 0.2318 0.1737 5.5600 10 3.546
82 90 81.5 1.31 0.4056
= 5.9286
7.81
12.94
5.928 7.81
2.3098 2 0.042
90.5 2.01 0.4778
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 31
180
Lampiran 32
181
Lampiran 33
182
Lampiran 34
183
kemampuan kognitif siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol
= skor rata-rata tes awal (%)
= skor rata-rata tes akhir (%)
kriteria nilai g
g > 0,7 tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 sedang
g < 0,3 rendah
awal post test
Eksperimen 49.09% 75.28%
Kontrol 44.47% 64.50%
UJI GAIN KELAS EKSPERIMEN
75.28% - 49.09%
= = 0.51 <g> = sedang
100% - 49.09%
UJI GAIN KELAS KONTROL
64.50% - 44.47%
= = 0.36 <g> = sedang
100% - 44.47%
Skor rata-rata(%)Kelas
UJI GAIN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA
KELAS EKSPERIMEN DAN KENDALI
Uji Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan rata-rata
pre
prepost
S
SSg
00100
preS
postS
g
g
Lampiran 35
184
Kriteria Penskoran Kerjasama Siswa (Afektif)
1. Bertanya
4 = Sering bertanya dengan pertanyaan yang penting dan relevan
3 = Kadang bertanya dengan pertanyaan yang relevan
2 = Pernah bertanya
1 = Tidak pernah bertanya
2. Menjawab/menanggapi pertanyaan orang lain
4 = Sering menjawab/menanggapi pertanyaan orang lain dengan benar dan relevan
3 = Kadang menjawab/menanggapi pertanyaan orang lain dengan benar dan relevan
2 = Pernah menjawab pertanyaan
1 = Tidak pernah menjawab pertanyaan
3. Mengemukakan pendapat
4 = Sering mengemukakan pendapat (lebih dari 3 kali)
3 = Kadang mengemukakan pendapat (2 samapai 3 kali)
2 = Pernah mengemukakan pendapat (1 kali)
1 = Tidak pernah mengemukakan pendapat
4. Menghargai kontribusi
4 = Memperhatikan anggota kelompok yang sedang menyampaikan pendapat dan
mencatat apabila ada yang penting
3 = Memperhatikan anggota kelompok yang sedang menyampaikan pendapat namun
tidak mencatat
2 = Memperhatikan pendapat anggota kelompok sambil mengerjakan sesuatu di luar jam
pembelajaran
1 = Tidak memperhatikan pendapat atau penjelasan guru dan anggota kelompok dan
melakukan hal diluar kegiatan diskusi
Lampiran 36 184
185
5. Mendengarkan dengan arif
4 = Mendengarkan penjelasan guru dan pendapat teman serta bertanya apabila ada yang
tidak dimengerti
3 = Mendengarkan penjelasan guru dan pendapat teman namun tidak bertanya
2 = Mendengarkan penjelasan salah satu dari guru atau teman saja
1 = Tidak mendengarkan
6. Tidak mendominasi pengerjaan tugas kelompok
4 = Tugas kelompok dibagikan pada setiap anak dan kemudian didiskusikan
3 = Tugas kelompok dibagikan pada setiap anak tetapi tidak didiskusikan
2 = Sebagian tugas kelompok dikerjakan sendiri tidak dibagi secara merata
1 = Seluruh tugas kelompok dikerjakan sendiri
7. Meminta orang lain untuk berbicara
4 = Sering mendorong dan memberi kesempatan teman untuk berbicara
3 = Kadang mendorong dan memberi kesempatan teman untuk berbicara
2 = Pernah memberikan kesempatan teman untuk berbicara
1 = Diam saja
8. Interaksi antara siswa
4 = Sering berinteraksi sesama teman dalam kelompok dalam mengerjakan tugas
kelompok
3 = Kadang berinteraksi sesama teman dalam kelompok dalam mengerjakan tugas
kelompok
2 = Pernah berinteraksi sesama teman dalam kelompok dalam mengerjakan tugas
kelompok
1 = Tidak pernah berinteraksi sesama teman dalam kelompok dalam mengerjakan tugas
kelompok
9. Memberi penjelasan materi
4 = Memberi penjelasan materi pada setiap anggota kelompok dengan benar dan jelas
185
186
3 = Memberi penjelasan materi pada setiap anggota kelompok dengan benar dan kurang
jelas
2 = Memberi penjelasan materi pada setiap anggota kelompok tidak jelas
1 = tidak memberi penjelasan sama sekali
10. Menggunakan kesepakatan
4 = Menyetujui, mengerti dan menerima pendapat anggota kelompok dengan alasan yang
tepat
3 = Menyetujui, mengerti dan menerima pendapat anggota kelompok dengan alasan yang
kurang tepat
2 = Menerima dan menyetujui pendapat anggota kelompok tanpa alasan
1 = Abstain/ikut-ikutan
186
187
LEMBAR PENILAIAN KERJASAMA (AFEKTIF) SISWA
Responden Bertanya
Menjawab/m
enanggapi
pertanyaan
Mengemuka
kan pendapat
Menghargai
kontribusi
Mendengark
an dengan
arif
Tidak
mendominasi
pengerjaan
tugas
kelompok
Meminta
orang lain
untuk bicara
Interaksi
antara siswa
Memberi
penjelasan
materi
Menggunakan
kesepakatan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Lampiran 37
188
Kriteria Penskoran Psikomotorik Siswa
1. Merangkai alat dan bahan
4 = Dapat merangkai alat dan bahan tanpa bantuan guru
3 = Dapat merangkai alat dan bahan dengan bantuan guru
2 = Dapat merangkai alat dan bahan tetapi kurang benar
1 = Tidak dapat merangkai alat dan bahan
2. Melakukan percobaan
4 = Dapat melakukan percobaan tanpa bantuan guru
3 = Dapat melakukan percobaan dengan bantuan guru
2 = Dapat melakukan percobaan tetapi masih banyak kesalahan
1 = Tidak dapat melakukan percobaan sama sekali
3. Mengamati
4 = Menuliskan semua hasil pengamatan dan data sesuai
3 = Menuliskan sebagian hasil pengamatan dan data sesuai
2 = Menuliskan banyak hasil pengamatan dan data kurang sesuai
1 = Menuliskan hanya sedikit hasil pengamatan
4. Mengkomunikasikan hasil percobaan
4 = Semua pertanyaan diskusi dijawab dengan benar
3 = Sebagian pertanyaan diskusi dijawab dengan benar
2 = Sebagian pertanyaan diskusi dijawab tetapi tidak sesuai
1 = Tidak dapat menjawab pertanyaan diskusi dalam LKS
5. Membuat Kesimpulan
4 = Dapat membuat kesimpulan dengan benar dan lengkap
3 = Dapat membuat kesimpulan dengan benar tetapi tidak lengkap
2 = Dapat membuat kesimpulan tetapi kurang sesuai
1 = Tidak dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan
Lampiran 38
189
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA
Responden Merangkai alat dan bahan Melakukan percobaan Mengamati Menkomunikasikan hasil
percobaan Membuat kesimpulan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Lampiran 39
190
Kode Skor
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 E-01 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 35 87.50% Baik Sekali
2 E-02 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 33 82.50% Baik Sekali
3 E-03 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 29 72.50% Baik
4 E-04 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 30 75.00% Baik
5 E-05 2 4 4 2 3 1 3 3 4 3 29 72.50% Baik
6 E-06 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 28 70.00% Baik
7 E-07 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 27 67.50% Baik
8 E-08 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 26 65.00% Baik
9 E-09 3 2 3 2 3 3 2 2 4 3 27 67.50% Baik
10 E-10 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29 72.50% Baik
11 E-11 3 3 2 2 4 3 3 2 2 2 26 65.00% Baik
12 E-12 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 28 70.00% Baik
13 E-13 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 20 50.00% Cukup
14 E-14 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 21 52.50% Baik
15 E-15 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 28 70.00% Baik
16 E-16 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77.50% Baik Sekali
17 E-17 1 1 1 1 1 3 1 2 1 3 15 37.50% Cukup
18 E-18 1 1 1 1 1 3 1 2 1 3 15 37.50% Cukup
19 E-19 1 1 1 2 2 3 1 2 1 3 17 42.50% Cukup
20 E-20 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 23 57.50% Baik
21 E-21 1 1 3 1 3 3 2 2 1 3 20 50.00% Cukup
22 E-22 1 1 1 2 3 3 2 3 2 2 20 50.00% Cukup
23 E-23 2 1 1 3 2 3 1 2 2 3 20 50.00% Cukup
24 E-24 2 1 1 3 3 3 1 2 1 3 20 50.00% Cukup
Analisis Lembar Penilaian Afektif (Kerjasama dalam kelompok) Kelas Eksperimen
Pertemuan 1
NoKriteria yang dinilai
% KET
Lampiran 40
191
25 E-25 2 1 1 3 3 3 1 2 1 3 20 50.00% Cukup
26 E-26 1 1 1 2 3 4 1 2 1 2 18 45.00% Cukup
27 E-27 2 1 1 2 3 4 3 2 1 3 22 55.00% Cukup
28 E-28 1 2 1 1 3 3 2 2 2 3 20 50.00% Cukup
29 E-29 1 2 1 1 3 3 2 2 2 3 20 50.00% Cukup
30 E-30 1 2 1 1 2 3 1 3 1 3 18 45.00% Cukup
31 E-31 1 2 1 1 3 3 1 3 1 3 19 47.50% Cukup
32 E-32 1 2 1 2 2 3 1 2 1 2 17 42.50% Cukup
62 65 65 68 89 88 68 81 73 92 751 58.67% Baik
48.44 50.78 50.78 53.13 69.53 68.75 53.13 63.28 57.03 71.88 58.6719
Jumlah
Rata-rata
192
Kode Skor
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 E-01 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 31 77.50% Baik Sekali
2 E-02 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 29 72.50% Baik
3 E-03 2 4 4 2 3 3 2 3 3 4 30 75.00% Baik
4 E-04 2 4 3 2 3 3 2 3 3 4 29 72.50% Baik
5 E-05 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 29 72.50% Baik
6 E-06 4 4 2 3 4 3 3 3 2 3 31 77.50% Baik Sekali
7 E-07 4 2 2 3 4 3 3 3 2 2 28 70.00% Baik
8 E-08 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 30 75.00% Baik
9 E-09 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 29 72.50% Baik
10 E-10 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 32 80.00% Baik Sekali
11 E-11 4 3 2 3 4 3 2 3 2 3 29 72.50% Baik
12 E-12 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 30 75.00% Baik
13 E-13 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 27 67.50% Baik
14 E-14 4 2 3 3 4 2 2 3 3 3 29 72.50% Baik
15 E-15 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 29 72.50% Baik
16 E-16 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 28 70.00% Baik
17 E-17 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 28 70.00% Baik
18 E-18 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 28 70.00% Baik
19 E-19 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 30 75.00% Baik
20 E-20 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 29 72.50% Baik
21 E-21 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 30 75.00% Baik
22 E-22 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 70.00% Baik
23 E-23 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 70.00% Baik
24 E-24 3 2 2 4 4 3 2 4 2 3 29 72.50% Baik
Analisis Lembar Penilaian Afektif (Kerjasama dalam kelompok) Kelas Eksperimen
Pertemuan 2
NoKriteria yang dinilai
% KET
Lampiran 41
193
25 E-25 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 30 75.00% Baik
26 E-26 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 28 70.00% Baik
27 E-27 4 2 2 3 2 2 2 3 3 2 25 62.50% Baik
28 E-28 2 2 2 2 3 4 3 3 4 3 28 70.00% Baik
29 E-29 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 26 65.00% Baik
30 E-30 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 26 65.00% Baik
31 E-31 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 26 65.00% Baik
32 E-32 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 26 65.00% Baik
97 85 84 91 99 90 79 95 93 102 915 71.48% Baik
75.78 66.41 65.63 71.09 77.34 70.31 61.72 74.22 72.66 79.69 71.4844
Jumlah
Rata-rata
194
Kode Skor
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 E-01 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 34 85.00% Baik Sekali
2 E-02 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 32 80.00% Baik Sekali
3 E-03 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 31 77.50% Baik Sekali
4 E-04 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 33 82.50% Baik Sekali
5 E-05 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 31 77.50% Baik Sekali
6 E-06 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32 80.00% Baik Sekali
7 E-07 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31 77.50% Baik Sekali
8 E-08 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 32 80.00% Baik Sekali
9 E-09 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 34 85.00% Baik Sekali
10 E-10 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 33 82.50% Baik Sekali
11 E-11 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 34 85.00% Baik Sekali
12 E-12 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 33 82.50% Baik Sekali
13 E-13 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 32 80.00% Baik Sekali
14 E-14 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 33 82.50% Baik Sekali
15 E-15 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 33 82.50% Baik Sekali
16 E-16 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 33 82.50% Baik Sekali
17 E-17 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 31 77.50% Baik Sekali
18 E-18 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 30 75.00% Baik
19 E-19 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 32 80.00% Baik Sekali
20 E-20 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 32 80.00% Baik Sekali
21 E-21 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 33 82.50% Baik Sekali
22 E-22 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 33 82.50% Baik Sekali
23 E-23 2 3 3 3 4 3 2 4 3 3 30 75.00% Baik
24 E-24 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 28 70.00% Baik
Analisis Lembar Penilaian Afektif (Kerjasama dalam kelompok) Kelas Eksperimen
Pertemuan 3
No
Kriteria yang dinilai% KET
Lampiran 42
195
25 E-25 2 2 3 2 4 3 3 3 4 2 28 70.00% Baik
26 E-26 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31 77.50% Baik Sekali
27 E-27 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 30 75.00% Baik
28 E-28 4 2 3 2 4 3 2 3 3 3 29 72.50% Baik
29 E-29 4 2 2 2 4 3 3 3 2 3 28 70.00% Baik
30 E-30 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 31 77.50% Baik Sekali
31 E-31 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 32 80.00% Baik Sekali
32 E-32 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 31 77.50% Baik Sekali
101 97 98 94 102 104 97 106 104 107 1010 78.91% Baik Sekali
78.91 75.78 76.56 73.44 79.69 81.25 75.78 82.81 81.25 83.59 78.9063
Jumlah
Rata-rata
196
Kode Skor
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 K-01 1 2 2 2 1 8 20.00% Kurang
2 K-02 2 2 2 2 2 10 25.00% Kurang
3 K-03 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
4 K-04 3 3 2 3 2 13 32.50% Cukup
5 K-05 2 3 3 3 2 13 32.50% Cukup
6 K-06 1 2 2 2 2 9 22.50% Kurang
7 K-07 2 3 2 2 2 11 27.50% Cukup
8 K-08 2 3 2 3 3 13 32.50% Cukup
9 K-09 3 3 3 3 2 14 35.00% Cukup
10 K-10 2 3 3 3 2 13 32.50% Cukup
11 K-11 3 3 3 3 2 14 35.00% Cukup
12 K-12 3 3 3 3 2 14 35.00% Cukup
13 K-13 1 1 1 3 3 9 22.50% Kurang
14 K-14 2 2 2 3 3 12 30.00% Cukup
15 K-15 1 2 2 2 2 9 22.50% Kurang
16 K-16 2 2 2 3 2 11 27.50% Cukup
17 K-17 2 2 2 3 3 12 30.00% Cukup
18 K-18 1 2 1 3 2 9 22.50% Kurang
19 K-19 2 2 1 2 1 8 20.00% Kurang
20 K-20 1 2 2 3 1 9 22.50% Kurang
21 K-21 2 2 2 3 1 10 25.00% Kurang
22 K-22 1 2 2 2 1 8 20.00% Kurang
23 K-23 2 2 1 3 3 11 27.50% Cukup
24 K-24 2 2 2 3 3 12 30.00% Cukup
Analisis Lembar Penilaian Afektif (Kerjasama dalam kelompok) Kelas Kendali
Pertemuan 1
NoKriteria yang dinilai
% KET
Lampiran 43
197
25 K-25 1 2 1 2 2 8 20.00% Kurang
26 K-26 2 2 2 3 2 11 27.50% Cukup
27 K-27 2 2 2 3 2 11 27.50% Cukup
28 K-28 1 2 1 3 1 8 20.00% Kurang
29 K-29 2 2 2 3 3 12 30.00% Cukup
30 K-30 3 2 3 3 3 14 35.00% Cukup
31 K-31 2 2 1 2 2 9 22.50% Kurang
32 K-32 3 3 2 3 2 13 32.50% Cukup
62 73 64 87 67 353 27.58% Cukup
48.44 57.03 50 67.97 52.34 27.5781
Jumlah
Rata-rata
198
Kode Skor
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 K-01 2 3 1 2 1 9 22.50% Kurang
2 K-02 2 2 3 3 1 11 27.50% Cukup
3 K-03 2 3 2 3 3 13 32.50% Cukup
4 K-04 3 3 2 3 3 14 35.00% Cukup
5 K-05 3 3 2 3 3 14 35.00% Cukup
6 K-06 2 3 2 2 2 11 27.50% Cukup
7 K-07 1 3 1 2 2 9 22.50% Kurang
8 K-08 1 3 2 3 2 11 27.50% Cukup
9 K-09 3 3 3 3 2 14 35.00% Cukup
10 K-10 3 3 2 3 3 14 35.00% Cukup
11 K-11 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
12 K-12 3 3 3 3 2 14 35.00% Cukup
13 K-13 3 2 2 3 3 13 32.50% Cukup
14 K-14 1 2 3 3 3 12 30.00% Cukup
15 K-15 1 2 3 3 3 12 30.00% Cukup
16 K-16 3 3 3 2 3 14 35.00% Cukup
17 K-17 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
18 K-18 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
19 K-19 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
20 K-20 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
21 K-21 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
22 K-22 2 2 3 3 2 12 30.00% Cukup
23 K-23 2 2 2 3 3 12 30.00% Cukup
24 K-24 2 3 1 3 3 12 30.00% Cukup
No
Kriteria yang dinilai% KET
Analisis Lembar Penilaian Afektif (Kerjasama dalam kelompok) Kelas Kendali
Pertemuan 2
Lampiran 44
199
25 K-25 2 3 1 3 2 11 27.50% Cukup
26 K-26 2 3 2 3 3 13 32.50% Cukup
27 K-27 2 2 1 2 2 9 22.50% Kurang
28 K-28 2 3 2 3 3 13 32.50% Cukup
29 K-29 2 3 2 3 3 13 32.50% Cukup
30 K-30 1 3 2 2 3 11 27.50% Cukup
31 K-31 1 3 2 2 3 11 27.50% Cukup
32 K-32 1 3 2 3 3 12 30.00% Cukup
Jumlah 70 89 72 89 84 404 31.56% Cukup
Rata-rata 54.69 69.53 56.25 69.53 65.63 31.5625
200
Kode Skor
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 K-01 2 3 2 2 3 12 30.00% Cukup
2 K-02 2 2 2 3 2 11 27.50% Cukup
3 K-03 3 2 3 3 4 15 37.50% Cukup
4 K-04 3 4 3 3 3 16 40.00% Cukup
5 K-05 3 4 3 3 3 16 40.00% Cukup
6 K-06 2 3 2 2 3 12 30.00% Cukup
7 K-07 3 3 3 2 3 14 35.00% Cukup
8 K-08 2 3 3 2 3 13 32.50% Cukup
9 K-09 3 3 3 3 4 16 40.00% Cukup
10 K-10 3 3 3 3 4 16 40.00% Cukup
11 K-11 2 3 3 3 2 13 32.50% Cukup
12 K-12 2 3 3 3 2 13 32.50% Cukup
13 K-13 3 3 3 4 2 15 37.50% Cukup
14 K-14 3 4 3 4 2 16 40.00% Cukup
15 K-15 2 3 3 2 3 13 32.50% Cukup
16 K-16 2 3 3 2 2 12 30.00% Cukup
17 K-17 3 3 3 3 2 14 35.00% Cukup
18 K-18 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
19 K-19 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
20 K-20 4 4 3 3 2 16 40.00% Cukup
21 K-21 3 2 3 3 4 15 37.50% Cukup
22 K-22 3 2 3 3 3 14 35.00% Cukup
23 K-23 3 2 3 3 3 14 35.00% Cukup
24 K-24 3 3 2 2 3 13 32.50% Cukup
KET
Analisis Lembar Penilaian Afektif (kerjasama dalam kelompok) Kelas Kendali
Pertemuan 3
No
Kriteria yang dinilai
%
Lampiran 45
201
25 K-25 2 2 3 3 2 12 30.00% Cukup
26 K-26 3 2 3 4 3 15 37.50% Cukup
27 K-27 3 2 3 3 2 13 32.50% Cukup
28 K-28 3 3 3 3 2 14 35.00% Cukup
29 K-29 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
30 K-30 4 2 3 2 3 14 35.00% Cukup
31 K-31 4 2 3 3 3 15 37.50% Cukup
32 K-32 3 3 3 3 3 15 37.50% Cukup
90 90 92 91 89 452 35.31% Cukup
70.31 70.31 71.88 71.09 69.53 35.3125
Jumlah
Rata-rata
202
kemampuan kognitif siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kendali
= skor rata-rata tes awal (%)
= skor rata-rata tes akhir (%)
kriteria nilai g
g > 0,7 tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 sedang
g < 0,3 rendah
awal akhir
Eksperimen 58.67% 78.91%
Kontrol 27.58% 35.31%
UJI GAIN KELAS EKSPERIMEN
78.91% - 58.67%
= = 0.48 <g> = sedang
100% - 58.67%
UJI GAIN KELAS KONTROL
35.31% - 27.58%
= = 0.11 <g> = rendah
100% - 27.58%
UJI GAIN SIKAP AFEKTIF (KERJASAMA) SISWA
KELAS EKSPERIMEN DAN KENDALI
Uji Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan rata-rata
Skor rata-rata(%)Kelas
pre
prepost
S
SSg
00100
preS
postS
g
g
Lampiran 46
203
Nama Skor
Responden 1 2 3 4 5 Total
1 E-01 3 2 3 3 2 13 65.00% Baik
2 E-02 2 2 2 3 3 12 60.00% Baik
3 E-03 3 2 2 3 3 13 65.00% Baik
4 E-04 3 3 2 3 3 14 70.00% Baik
5 E-05 3 3 3 3 2 14 70.00% Baik
6 E-06 2 3 2 3 2 12 60.00% Baik
7 E-07 3 3 2 2 1 11 55.00% Baik
8 E-08 3 2 3 3 3 14 70.00% Baik
9 E-09 2 3 2 3 3 13 65.00% Baik
10 E-10 3 3 2 2 2 12 60.00% Baik
11 E-11 3 3 3 2 3 14 70.00% Baik
12 E-12 3 3 2 3 3 14 70.00% Baik
13 E-13 2 3 3 2 3 13 65.00% Baik
14 E-14 3 3 3 2 2 13 65.00% Baik
15 E-15 3 2 3 3 3 14 70.00% Baik
16 E-16 3 2 2 3 3 13 65.00% Baik
17 E-17 3 2 3 3 2 13 65.00% Baik
18 E-18 3 2 3 2 2 12 60.00% Baik
19 E-19 3 2 3 3 3 14 70.00% Baik
20 E-20 3 3 2 2 3 13 65.00% Baik
21 E-21 3 1 3 3 3 13 65.00% Baik
22 E-22 3 3 2 2 3 13 65.00% Baik
23 E-23 2 3 2 3 2 12 60.00% Baik
24 E-24 3 3 2 2 2 12 60.00% Baik
25 E-25 3 3 2 3 2 13 65.00% Baik
26 E-26 3 4 3 3 3 16 80.00% Baik Sekali
27 E-27 3 3 4 3 3 16 80.00% Baik Sekali
28 E-28 3 2 3 3 3 14 70.00% Baik
29 E-29 3 2 3 3 3 14 70.00% Baik
30 E-30 3 2 3 3 3 14 70.00% Baik
31 E-31 3 1 3 3 3 13 65.00% Baik
32 E-32 3 2 3 3 2 13 65.00% Baik
91 80 83 87 83 424 66.25% Baik
71.094 62.5 64.844 67.969 64.844 66.25
KET
Analisis Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen
Pertemuan 1
Jumlah
Rata-rata
NoKriteria yang dinilai
%
Lampiran 47
204
Nama Skor
Responden 1 2 3 4 5 Total
1 E-01 3 3 3 2 3 14 70.00% Baik
2 E-02 3 3 2 2 3 13 65.00% Baik
3 E-03 3 2 3 3 4 15 75.00% Baik
4 E-04 4 3 3 3 3 16 80.00% Baik Sekali
5 E-05 4 3 3 3 3 16 80.00% Baik Sekali
6 E-06 3 3 3 2 3 14 70.00% Baik
7 E-07 4 2 3 2 3 14 70.00% Baik
8 E-08 2 2 2 4 4 14 70.00% Baik
9 E-09 2 3 3 3 3 14 70.00% Baik
10 E-10 2 3 3 3 4 15 75.00% Baik
11 E-11 3 3 3 2 3 14 70.00% Baik
12 E-12 3 3 2 4 3 15 75.00% Baik
13 E-13 3 2 3 4 2 14 70.00% Baik
14 E-14 2 2 2 4 3 13 65.00% Baik
15 E-15 2 2 3 3 4 14 70.00% Baik
16 E-16 3 2 3 2 4 14 70.00% Baik
17 E-17 3 3 3 2 3 14 70.00% Baik
18 E-18 3 2 3 2 3 13 65.00% Baik
19 E-19 4 3 3 3 3 16 80.00% Baik Sekali
20 E-20 4 3 3 3 3 16 80.00% Baik Sekali
21 E-21 4 3 3 3 4 17 85.00% Baik Sekali
22 E-22 3 3 3 2 4 15 75.00% Baik
23 E-23 3 2 3 2 3 13 65.00% Baik
24 E-24 3 4 3 2 3 15 75.00% Baik
25 E-25 2 2 3 4 3 14 70.00% Baik
26 E-26 4 3 2 3 4 16 80.00% Baik Sekali
27 E-27 4 3 3 3 4 17 85.00% Baik Sekali
28 E-28 3 3 3 2 2 13 65.00% Baik
29 E-29 4 4 3 2 2 15 75.00% Baik
30 E-30 4 3 3 3 2 15 75.00% Baik
31 E-31 3 4 2 3 2 14 70.00% Baik
32 E-32 4 2 3 3 3 15 75.00% Baik
101 88 90 88 100 467 72.97% Baik
78.91 68.75 70.31 68.75 78.13 72.9688
Jumlah
Rata-rata
Analisis Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen
Pertemuan 2
NoKriteria yang dinilai
% KET
Lampiran 48
205
Nama Skor
Responden 1 2 3 4 5 Total
1 E-01 4 3 3 3 2 15 75.00% Baik
2 E-02 3 2 3 3 3 14 70.00% Baik
3 E-03 3 3 4 3 2 15 75.00% Baik
4 E-04 3 3 3 3 4 16 80.00% Baik Sekali
5 E-05 4 4 3 3 3 17 85.00% Baik Sekali
6 E-06 4 2 3 3 3 15 75.00% Baik
7 E-07 4 2 3 3 3 15 75.00% Baik
8 E-08 4 3 3 3 3 16 80.00% Baik Sekali
9 E-09 3 2 3 3 3 14 70.00% Baik
10 E-10 3 3 2 2 4 14 70.00% Baik
11 E-11 4 3 3 2 3 15 75.00% Baik
12 E-12 4 3 3 4 4 18 90.00% Baik Sekali
13 E-13 3 3 2 3 3 14 70.00% Baik
14 E-14 4 2 3 3 4 16 80.00% Baik Sekali
15 E-15 4 2 3 3 3 15 75.00% Baik
16 E-16 3 3 2 3 3 14 70.00% Baik
17 E-17 3 3 3 3 4 16 80.00% Baik Sekali
18 E-18 3 2 3 4 3 15 75.00% Baik
19 E-19 3 3 4 3 3 16 80.00% Baik Sekali
20 E-20 3 3 3 4 3 16 80.00% Baik Sekali
21 E-21 3 3 3 4 4 17 85.00% Baik Sekali
22 E-22 3 3 3 4 3 16 80.00% Baik Sekali
23 E-23 4 3 3 2 3 15 75.00% Baik
24 E-24 3 3 3 3 3 15 75.00% Baik
25 E-25 4 2 3 4 3 16 80.00% Baik Sekali
26 E-26 4 3 3 4 4 18 90.00% Baik Sekali
27 E-27 3 3 4 4 4 18 90.00% Baik Sekali
28 E-28 3 2 3 3 3 14 70.00% Baik
29 E-29 3 4 3 3 3 16 80.00% Baik Sekali
30 E-30 3 3 4 3 4 17 85.00% Baik Sekali
31 E-31 4 3 3 4 3 17 85.00% Baik Sekali
32 E-32 3 4 4 3 3 17 85.00% Baik Sekali
109 90 98 102 103 502 78.44% Baik Sekali
85.16 70.31 76.56 79.69 80.47 78.4375
Jumlah
Rata-rata
Analisis Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen
Pertemuan 3
NoKriteria yang dinilai
% KET
Lampiran 49
206
Nama
Responden 1 2 3 4 5
1 K-01 2 3 3 8 40.00% Cukup
2 K-02 3 2 3 8 40.00% Cukup
3 K-03 2 2 3 7 35.00% Cukup
4 K-04 3 2 3 8 40.00% Cukup
5 K-05 2 3 3 8 40.00% Cukup
6 K-06 2 2 3 7 35.00% Cukup
7 K-07 3 2 3 8 40.00% Cukup
8 K-08 3 1 3 7 35.00% Cukup
9 K-09 2 3 3 8 40.00% Cukup
10 K-10 2 3 2 7 35.00% Cukup
11 K-11 3 3 2 8 40.00% Cukup
12 K-12 3 3 2 8 40.00% Cukup
13 K-13 3 3 3 9 45.00% Cukup
14 K-14 3 3 2 8 40.00% Cukup
15 K-15 2 3 3 8 40.00% Cukup
16 K-16 2 3 2 7 35.00% Cukup
17 K-17 2 3 3 8 40.00% Cukup
18 K-18 3 2 3 8 40.00% Cukup
19 K-19 2 2 3 7 35.00% Cukup
20 K-20 3 2 3 8 40.00% Cukup
21 K-21 3 2 3 8 40.00% Cukup
22 K-22 3 3 2 8 40.00% Cukup
23 K-23 3 2 3 8 40.00% Cukup
24 K-24 2 3 3 8 40.00% Cukup
25 K-25 2 3 2 7 35.00% Cukup
26 K-26 3 3 2 8 40.00% Cukup
27 K-27 3 2 3 8 40.00% Cukup
28 K-28 3 3 2 8 40.00% Cukup
29 K-29 3 2 3 8 40.00% Cukup
30 K-30 3 2 2 7 35.00% Cukup
31 K-31 3 2 2 7 35.00% Cukup
32 K-32 3 3 2 8 40.00% Cukup
84 80 84 248 38.75% Cukup
65.63 62.5 65.63 48.4375
Analisis Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Kendali
Pertemuan 1
No Skor Total % KETKriteria yang dinilai
Lampiran 50
207
Nama
Responden 1 2 3 4 5
1 K-01 2 4 3 9 45.00% Cukup
2 K-02 2 4 3 9 45.00% Cukup
3 K-03 2 3 3 8 40.00% Cukup
4 K-04 2 3 3 8 40.00% Cukup
5 K-05 3 3 3 9 45.00% Cukup
6 K-06 2 3 3 8 40.00% Cukup
7 K-07 4 3 3 10 50.00% Cukup
8 K-08 2 3 3 8 40.00% Cukup
9 K-09 3 3 3 9 45.00% Cukup
10 K-10 3 2 3 8 40.00% Cukup
11 K-11 3 2 2 7 35.00% Cukup
12 K-12 3 3 2 8 40.00% Cukup
13 K-13 3 3 4 10 50.00% Cukup
14 K-14 3 2 4 9 45.00% Cukup
15 K-15 3 2 2 7 35.00% Cukup
16 K-16 3 2 2 7 35.00% Cukup
17 K-17 3 3 2 8 40.00% Cukup
18 K-18 3 3 3 9 45.00% Cukup
19 K-19 3 3 3 9 45.00% Cukup
20 K-20 2 3 2 7 35.00% Cukup
21 K-21 3 2 2 7 35.00% Cukup
22 K-22 3 3 2 8 40.00% Cukup
23 K-23 3 2 3 8 40.00% Cukup
24 K-24 3 2 3 8 40.00% Cukup
25 K-25 2 3 2 7 35.00% Cukup
26 K-26 2 2 2 6 30.00% Cukup
27 K-27 2 3 3 8 40.00% Cukup
28 K-28 2 3 3 8 40.00% Cukup
29 K-29 2 2 3 7 35.00% Cukup
30 K-30 3 2 3 8 40.00% Cukup
31 K-31 3 2 2 7 35.00% Cukup
32 K-32 3 4 2 9 45.00% Cukup
85 87 86 258 40.31% Cukup
66.406 67.969 67.188 50.390625
Analisis Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Kendali
Pertemuan 2
Jumlah
Kriteria yang dinilai
Rata-rata
No Skor Total % KET
Lampiran 51
208
Nama
Responden 1 2 3 4 5
1 K-01 3 3 3 9 45.00% Cukup
2 K-02 4 2 3 9 45.00% Cukup
3 K-03 3 3 3 9 45.00% Cukup
4 K-04 3 3 3 9 45.00% Cukup
5 K-05 3 3 3 9 45.00% Cukup
6 K-06 3 4 3 10 50.00% Cukup
7 K-07 3 3 3 9 45.00% Cukup
8 K-08 2 3 3 8 40.00% Cukup
9 K-09 2 4 3 9 45.00% Cukup
10 K-10 2 3 3 8 40.00% Cukup
11 K-11 2 3 4 9 45.00% Cukup
12 K-12 3 3 3 9 45.00% Cukup
13 K-13 4 4 3 11 55.00% Cukup
14 K-14 3 4 3 10 50.00% Cukup
15 K-15 3 3 3 9 45.00% Cukup
16 K-16 2 3 3 8 40.00% Cukup
17 K-17 3 3 3 9 45.00% Cukup
18 K-18 3 3 4 10 50.00% Cukup
19 K-19 3 3 3 9 45.00% Cukup
20 K-20 4 3 3 10 50.00% Cukup
21 K-21 3 2 3 8 40.00% Cukup
22 K-22 3 2 3 8 40.00% Cukup
23 K-23 3 4 3 10 50.00% Cukup
24 K-24 3 3 2 8 40.00% Cukup
25 K-25 3 3 4 10 50.00% Cukup
26 K-26 3 3 3 9 45.00% Cukup
27 K-27 4 3 3 10 50.00% Cukup
28 K-28 3 3 3 9 45.00% Cukup
29 K-29 2 3 3 8 40.00% Cukup
30 K-30 2 2 3 7 35.00% Cukup
31 K-31 4 3 3 10 50.00% Cukup
32 K-32 4 3 4 11 55.00% Cukup
95 97 99 291 45.47% Cukup
74.219 75.781 77.344 56.8359375
Jumlah
Rata-rata
Analisis Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Kendali
Pertemuan 3
No Skor Total % KETKriteria yang dinilai
Lampiran 52
209
Uji Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan rata-rata
= skor rata-rata tes awal (%)
= skor rata-rata tes akhir (%)
kriteria nilai g
g > 0,7 tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 sedang
g < 0,3 rendah
awal akhir
66.25% 78.44%
38.75% 45.47%
UJI GAIN KELAS EKSPERIMEN
78.44% - 66.25%
= = 0.36 <g> = sedang
100% - 66.25%
UJI GAIN KELAS KONTROL
45.47% - 38.75%
= = 0.11 <g> = rendah
100% - 38.75%
UJI GAIN PSIKOMOTORIK SISWA
KELAS EKSPERIMEN DAN KENDALI
kemampuan kognitif siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kendali
Kontrol
KelasSkor rata-rata(%)
Eksperimen
pre
prepost
S
SSg
00100
preS
postS
g
g
Lampiran 53
210
DOKUMENTASI
Gambar 1. Guru memberikan materi secara singkat kepada siswa
Gambar 2. Siswa melakukan percobaan mengenai jarak suatu benda
Lampiran 54
211
Gambar 3. Siswa melakukan percobaan Gerak Lurus Beraturan
Gambar 4. Siswa melakukan percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan
212
Gambar 5. Siswa melakukan diskusi kelompok
Gambar 6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok