IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …lib.unnes.ac.id/6140/1/7761.pdf · berbasis...
Transcript of IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …lib.unnes.ac.id/6140/1/7761.pdf · berbasis...
i
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI
BERBASIS COOPERATIVE LEARNING BERBANTUAN LKS DAN ALAT
PERAGA YANG BERKAITAN DENGAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI
PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Agus Purwanto
4201407055
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan kesidang
panitia ujian skripsi.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Sugianto, M.Si Dr. Putut Marwoto, M.S
196102191993031001 196308211988031004
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI
BERBASIS COOPERATIVE LEARNING BERBANTUAN LKS DAN
ALAT PERAGA YANG BERKAITAN DENGAN KEHIDUPAN
SEHARI-HARI PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Disusun oleh
Agus Purwanto
4201407055
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES
pada tanggal
Panitia:
Ketua Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S., M.S Dr. Putut Marwoto, M.S
195111151979031001 196308211988031004
Ketua Penguji
Drs. Sri Hendratto, M.Pd
194708101973021001
Anggota Penguji/ Anggota penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Sugianto, M.Si Dr. Putut Marwoto, M.S
196102191993031001 196308211988031004
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi Model
Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Berbantuan LKS dan
Alat Peraga yang Berkaitan dengan Kehidupan Sehari-hari pada Pokok Bahasan
Cahaya” ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Semarang, Agustus 2011
Agus Purwanto
4201407055
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyanyang”
(Al Fatihah: 1)
“Dan katakanlah:”Ya Tuhanku, Masukkanlah aku secara masuk yang benar dan
keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari
sisi engkau kekuasaan yang menolong” (Al Israa’: 80)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang
lain), dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Alam
Nasyroh: 6-8)
Pengalaman adalah guru terbaik.
Persembahan:
Tulisan ini kupersembahkan untuk:
Ibu dan almarhum bapakku tercinta
Kakak-kakakku tersayang
Sahabat-sahabatku Nabla ’07
Teman-temanku di Al Hikmah Cost & Black Cat
Boys
Guru dan dosen yang telah memberikan ilmunya
kepadaku
vi
ABSTRAK
Purwanto, A. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Demonstrasi Berbasis
Cooperative Learning Berbantuan Lks dan Alat Peraga yang Berkaitan dengan
Kehidupan Sehari-hari pada Pokok Bahasan Cahaya. Skripsi, Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Utama Dr. Sugianto, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dr. Putut
Marwoto, M.S.
Kata kunci : kooperatif, demonstrasi, hasil belajar, pemahaman konsep.
Di dalam proses belajar mengajar pelajaran fisika masih dianggap sulit untuk
dimengerti sehingga prestasi belajar siswa masih kurang memuaskan. Maka
diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa tersebut. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah model
pembelajaran kooperatif. Berdasarkan latar belakang tersebut timbul suatu
permasalahan yaitu apakah pemahaman konsep peserta didik dengan model
pembelajaran kooperatif dengan metode demonstrasi lebih baik dibandingkan
dengan pemahaman konsep peserta didik dengan pembelajaran ceramah dan
metode diskusi? Dari rumusan masalah tersebut tujuan penelitian yang dicapai
adalah untuk mengetahui pemahaman konsep fisika peserta didik dengan model
pembelajaran kooperatif dengan metode demonstrasi lebih baik daripada peserta
didik yang menggunakan pembelajaran ceramah dan diskusi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP 2 Kaliwungu tahun ajaran
2010/2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling,
diperoleh kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dan VIII-E sebagai kelas kontrol.
Variabel yang diteliti adalah pemahaman konsep siswa, dengan desain eksperimen
randomized control group pre test – post test design. Data penelitian diambil
menggunakan tes dan dianalis menggunakan uji t.
Analisis tahap awal menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal,
variansinya sama, dan rata-rata nilai pre test tidak berbeda. Analisis tahap akhir
menunjukkan bahwa kedua kelas mengalami perbedaan pada rata-rata nilai post
test, dimana nilai rata-rata post test kelas eksperimen lebih besar daripada kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen rata-rata kemampuan siswa mencapai 71,09 lebih
besar dibandingkan kelas kontrol yang mencapai sebesar 67,45. Setelah diuji
menggunakan uji t terdapat perbedaan. Diuji lagi dengan uji signifikansi gain
ternormalisasi, dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 2,192> t tabel
(1,982), yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan dimana peningkatan
kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode demonstrasi baik daripada pemahaman
vii
konsep siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dengan metode
diskusi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Demonstrasi Berbasis
Cooperative Learning Berbantuan LKS dan Alat Peraga yang Berkaitan dengan
Kehidupan Sehari-hari pada Pokok Bahasan Cahaya”. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu terselesainya skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :
1. Dr. Kasmadi Imam S, M.S, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Putut Marwoto M.S, Ketua Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang
dan Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Sugianto M.Si, Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Suroso S.Pd, Kepala SMP 2 Kaliwungu Kudus yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
5. Ahmad Sholikin S.Pd, guru pamong yang membantu penulis selama
melakukan penelitian.
6. Siswa kelas VIII-B dan VIII-E yang telah mendukung dan membantu penulis
selama melakukan penelitian.
viii
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu baik yang bersifat material maupun spiritual demi terselesaikannya
skripsi ini.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan
sumbangan, serta bermanfaat yang berguna bagi dunia pendidikan.
Semarang, Agustus 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. iii
PERNYATAAN ...................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 5
1.4 Penegasan Istilah ................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 6
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................ 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 8
2.1 Tinjauan Kurikulum KTSP ................................................... 8
2.2 Pengertian Belajar dan Pembelajaran.................................... 9
x
2.3 Pemahaman Konsep .............................................................. 11
2.4 Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 11
2.5 Metode Demonstrasi ............................................................. 13
2.6 Metode Ceramah ................................................................... 14
2.7 Metode Diskusi ..................................................................... 15
2.8 Tinjauan Pokok Bahasan Cahaya .......................................... 15
2.9 Kerangka Berpikir ................................................................. 21
2.10 Hipotesis Penelitian ............................................................. 22
BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................ 22
3.1 Penentuan Obyek Penelitian .................................................. 23
3.2 Variabel Penelitian ................................................................. 24
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 25
3.4 Analisis Hasil Pengujian Instrumen ....................................... 27
3.5 Rancangan Eksperimen .......................................................... 32
3.6 Analisis Data Tahap Awal ..................................................... 32
3.7 Analisis Data Tahap Akhir. ................................................... 35
3.8 Lembar Pengamatan (Observasi) .......................................... 40
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 42
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 42
4.2 Pembahasan ........................................................................... 51
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 59
5.1 Simpulan ................................................................................ 59
5.2 Saran ..................................................................................... 59
xi
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 62
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Populasi Siswa Kelas ....................................................................... 23
3.2 Data Nilai Ulangan Akhir Semester I Kelas VIII ............................. 23
3.3 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba ................................................... 28
3.4 Ringkasan Daya Beda Soal Uji Coba................................................ 29
3.5 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ................................... 30
3.6 Rancangan Eksperimen Randomized control group
pre test-post test Design ................................................................... 32
3.7 Harga untuk Uji Bartlett .................................................................... 33
3.8 Tabel Persiapan Anava ...................................................................... 34
3.9 Kriteria Keberhasilan Terhadap Aktivitas Siswa .............................. 41
4.1 Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran ............................ 44
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pre Test .................................................. 45
4.3 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Pre Test ...................................... 46
4.4 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pre Test ............................................. 46
4.5 Deskriptif Data Hasil Belajar Setelah Pembelajaran ....................... 47
4.6 Hasil Uji Normalitas Data Post Test ................................................. 47
4.7 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Post Test ............................................. 48
4.8 Hasil Uji Peningkatan Hasil Belajar ................................................. 49
4.9 Hasil Uji Signifikansi Gain Ternormalisasi ...................................... 49
4.10 Hasil Uji Observasi Aktivitas Siswa ............................................... 50
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Pemantulan Teratur ........................................................................... 16
2.2 Pemantulan Baur ............................................................................... 16
2.3 Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar .................................... 17
2.4 Bagian-bagian Cermin Cekung ........................................................ 18
2.5 Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui
titik fokus ...................................................................................... 18
2.6 Sinar datang melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar
sumbu utama ................................................................................. 18
2.7 Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan
kembali melalui titik pusat kelengkungan cermin ........................ 19
2.8 Bagian-bagian Cermin Cembung ..................................................... 19
2.9 Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan
seolah-olah berasal dari titik fokus ................................................ 20
2.10 Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan
sejajar sumbu utama ....................................................................... 20
2.11 Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan cermin,
akan dipantulkan kembali ............................................................... 20
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pembelajaran Kelas Eksperimen ........................................ 62
2. Rencana Pembelajaran Kelas Kontrol .............................................. 71
3. Lembar Kerja Siswa .......................................................................... 80
4. Kisi-kisi Soal Uji Coba ..................................................................... 101
5. Soal Uji Coba .................................................................................... 102
6. Kunci Jawaban Soal Uji Coba........................................................... 108
7. Hasil Analisis Soal Uji Coba............................................................. 109
8. Kisi-kisi Soal Penelitian ................................................................... 119
9. Soal Penelitian .................................................................................. 120
10. Kunci Jawaban Soal Penelitian ......................................................... 125
11. Nilai Ulangan Akhir Semester I Kelas VIII ...................................... 126
12. Uji Homogenitas Populasi ................................................................ 127
13. Analisis Varians ................................................................................ 128
14. Data Kondisi Awal dan Hasil Belajar Kognitif Siswa ..................... 131
15. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....... 132
16. Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test antara
Kelompok eksperimen dan Kontrol ......................................... 136
17. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pre Test
Antara Kelompok eksperimen dan Kontrol ............................. 137
18. Uji Perbedaaan Dua Rata-rata Data Post Test antara
Kelompok eksperimen dan Kontrol ......................................... 138
19. Uji Gain Peningkatan Rata-rata Pemahaman Siswa ......................... 139
xv
20. Analisis Uji Gain Ternormalisasi Peningkatan
Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen .......................... 140
21. Analisis Uji Gain Ternormalisasi Peningkatan
Pemahaman Konsep Kelompok Kontrol .................................. 141
22. Uji Signifikansi Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa ................ 142
23. Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen .................................... 144
24. Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol ........................................... 145
25. Daftar Nama Siswa Kelas VIII-B ..................................................... 146
26. Daftar Nama Siswa Kelas VIII-E ...................................................... 147
27. Dokumentasi ..................................................................................... 148
28. Surat Telah Melakukan Penelitian .................................................... 149
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum sains disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan
sains secara nasional. Saat itu kesejahteraan bangsa bukan lagi bersumber pada
alam dan fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual, modal sosial dan
kepercayaan (kredibilitas), maka tuntutan untuk terus-menerus memutahirkan
pengetahuan sains menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan oleh
pemerintah. Di Indonesia pendidikan menjadi sorotan yang penting oleh
pemerintah, bahkan pemerintah menganggarkan dana APBN sebesar 20% dan
juga memberikan sertifikasi bagi tenaga guru profesional. Namun sampai saat ini
pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan.
Upaya pembaharuan di bidang pendidikan pada dasarnya diarahkan pada
usaha antara lain: penguasaan materi, media dan model pembelajaran. Model
pembelajaran diarahkan pada peningkatan pemahaman konsep dan aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar berlangsung
secara optimal antara guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa yang
optimal berimbas pada peningkatan penguasaan konsep. Di dalam proses belajar
mengajar, pelajaran fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dimengerti
sehingga pada umumnya prestasi belajar siswa pada pelajaran fisika kurang
memuaskan. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang mudah
2
diterapkan dan mampu meningkatkan prestasi belajar fisika di sekolah-sekolah.
Sejalan dengan berkembangnya penelitian dibidang pendidikan maka ditemukan
model-model pembelajaran baru yang dapat meningkatkan prestasi belajar dan
interaksi siswa dalam proses belajar mengajar, yang dikenal dengan model
pembelajaran kooperatif. Menurut Jacobs (1997 : 1) di dalam ratusan penelitian,
pembelajaran kooperatif mampu menunjukkan peningkatan variabel seperti
prestasi, keterampilan interpersonal, sikap terhadap sekolah, diri sendiri, dan lain-
lain. Selain itu, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keterampilan
berpikir. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif menjadi pertimbangan
penting untuk digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas. Shimazoe dan
Aldrich (2010 : 52-57) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif bercita-cita
untuk mengalihkan pembelajaran dari guru yang hanya memberikan ceramah pada
siswa yang pasif menjadi siswa yang aktif berinteraksi satu sama lain. Pada
pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk berkoordinasi dan berinteraksi
dengan rekan mereka sehingga siswa diharapkan dapat belajar melalui kegiatan
mereka sendiri.
Berkenaan dengan pembelajaran kooperatif yang tidak hanya bekerja
secara kelompok, Jacobs (1997: 1) juga menegaskan ada perbedaan antara
pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok tradisional. Pada kelompok
tradisional siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok tanpa diperhatikan oleh
guru sedangkan pada pembelajaran kooperatif kelompok kerja memang benar-
benar telah dipersiapkan secara sungguh-sungguh, direncanakan, dan dimonitor
oleh guru. Pada pembelajaran kooperatif siswa dibuat secara berkelompok untuk
3
saling tukar informasi, ide, dan berdiskusi untuk memecahkan suatu
permasalahan. Model pembelajaran kooperatif ini dapat berjalan baik apabila
diterapkan bersamaan dengan suatu metode yang tepat, agar siswa mampu bekerja
sebagai suatu kelompok dan berdiskusi dengan baik. Pemilihan metode
didasarkan pada kondisi sekolah SMP 2 Kaliwungu Kudus yang kurang memiliki
alat peraga. Hal ini disebabkan karena jarang dipakainya laboratorium dan tidak
adanya assisten laboratorium sehingga perawatan alat-alat peraga kurang
diperhatikan. Akibatnya alat yang semestinya cukup untuk melakukan eksperimen
menjadi kurang karena terbatas jumlahnya. Sebab itu metode yang cocok
digunakan adalah metode demonstrasi. Menurut Djamarah (1995: 102) dengan
metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian yang baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
diperlihatkan selama pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai hasil penelitian
Latifah (2003 :38) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan
antara penggunaan metode demonstrasi terhadap hasil belajar. Menurut Suparno
(2007: 142) lewat demonstrasi siswa dapat mengamati sesuatu secara nyata dan
dapat melihat bagaimana cara bekerjanya suatu proses. Metode demonstrasi
bertujuan agar siswa lebih tertarik terhadap materi yang diajarkan dan
mempermudah siswa dalam mengingat pelajaran sebab siswa terlibat langsung
dalam pembelajaran. Nasution (2004: 6) menyatakan bahwa anak-anak mudah
memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-
contoh konkret, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang
4
dihadapi, dengan mempraktikkan sendiri upaya penemuan konsep melalui
perlakuan terhadap kenyataan fisik dan benda yang benar-benar nyata.
Berdasarkan hal itu maka tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan,
melainkan menyiapkan situasi yang memotivasi anak untuk bertanya, mengamati,
mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. Dengan cara
ini pengetahuan yang diperoleh akan lebih bermakna dan lebih mudah dipakai
untuk memecahkan suatu permasalahan. Di samping itu, demonstrasi merupakan
metode pembelajaran yang membangkitkan rasa keingintahuan siswa melalui
suatu percobaan. Diharapkan dengan rasa keingintahuan inilah timbul minat siswa
untuk lebih termotivasi untuk belajar fisika.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh
masalah tersebut melalui penelitian dengan judul: “IMPLEMENTASI MODEL
PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BERBASIS COOPERATIVE
LEARNING BERBANTUAN LKS DAN ALAT PERAGA YANG
BERKAITAN DENGAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI PADA POKOK
BAHASAN CAHAYA”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang dipecahkan dalam
penelitian ini adalah:
Apakah pemahaman konsep peserta didik dengan model pembelajaran
kooperatif dengan metode demonstrasi lebih baik dibandingkan dengan
pemahaman konsep peserta didik dengan pembelajaran ceramah dan diskusi ?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang dicapai yaitu
untuk mengetahui pemahaman konsep fisika peserta didik dengan model
pembelajaran kooperatif dengan metode demonstrasi lebih baik daripada peserta
didik yang menggunakan pembelajaran ceramah dan diskusi.
1.4 Penegasan istilah
1) Implementasi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Indrawan Ws,
2003:220) adalah : penerapan, pelaksanaan. Menurut Nurdin dan Usman
(2004) implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan
untuk mentransfer ide atau gagasan, program atau harapan-harapan yang
dituangkan dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan
sesuai dengan desain tersebut.
2) Metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
bekerjanya suatu proses atau langkah-langkah kerja dari suatu alat atau
instrumen tertentu kepada siswa.
3) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling
bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
4) Pembelajaran ceramah dan diskusi merupakan suatu metode pembelajaran
dengan penyampaian bahan pelajaran secara lisan dalam hal kegiatan
belajar, guru bertindak sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).
6
Metode diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan
cara menggunakan gambar-gambar yang harus dipahami dan diartikan
maknanya dan dilakukan secara berkelompok.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat baik siswa, guru maupun penulis sendiri.
1) Bagi siswa
Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat meminimalkan
anggapan fisika kurang menarik dan sulit sehingga meningkatkan
penguasaan materi fisika secara keseluruhan. Siswa dapat mengenal,
memahami dan mengetahui arti penting dari materi cahaya serta
mengaplikasikan terhadap kehidupan sehari-hari.
2) Bagi guru
Dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan, guru mengetahui bahwa
demonstrasi dapat digunakan untuk membangkitkan motivasi siswa
sehingga memperbaiki dan meningkatkan kemampuan pemahaman siswa
dalam proses pembelajaran.
3) Bagi penulis
Bagi penulis sebagai calon pendidik pelaksanaan penelitian merupakan
wahana yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelajar dalam
mengenal lapangan demi meningkatkan mutu kinerja sendiri pada saat
menjadi pendidik dalam arti sesungguhnya, serta memperoleh model
pembelajaran yang sesuai dengan materi cahaya.
7
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri atas tiga bagian yang dapat dirinci sebagai
berikut:
1) Bagian Pendahuluan skripsi, pada bagian ini berisi judul, halaman
pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
2) Bagian Isi skripsi, terdiri dari:
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Tinjauan Pustaka dan Hipotesis
Bab III : Metode Penelitian
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab V : Simpulan dan Saran
3) Bagian Akhir, berisi daftar pustaka dan lampiran.
8
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Kurikulum KTSP
Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi.
Perubahan yang sangat cepat dan dramatis dalam bidang ini merupakan fakta
dalam kehidupan siswa. Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains
merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan dan memasuki teknologi, termasuk
teknologi informasi. KTSP yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004
(KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan atau sekolah (Muslich, 2009:10).
Terkait dengan penyusunan KTSP, BSNP telah membuat panduan
penyusunan KTSP. Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi pendidikan
tingkat dasar hingga menengah dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum
yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
Berdasarkan panduan yang telah dibuat oleh BSNP. Ada tujuh prinsip
pengembangan KTSP yaitu sebagai berikut : (1) berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, (2)
beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, (4)
relevan dengan kebutuhan kehidupan, (5) menyeluruh dan berkesinambungan, (6)
belajar sepanjang hayat, dan (7) seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah ( Muslich, 2009 : 11). Selain itu, KTSP disusun dengan
9
memperhatikan acuan operasional. Salah satu diantaranya yaitu
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik. Hal ini mengandung arti kurikulum harus disusun
agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangan dari peserta didik itu sendiri.
2.2 Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Moskowitz dan Orgel, sebagaimana dikutip Darsono (2000:3)
pada dasarnya belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari
pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang
dibawa sejak lahir. Belajar sebagai proses yang menimbulkan atau merubah
perilaku melalui latihan atau pengalaman, dikemukakan oleh Whittaker
sebagaimana dikutip Darsono (2000: 4). Belajar adalah suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan
nilai-nilai sikap.
Belajar mempunyai ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri belajar adalah sifat atau
keadaan yang khas dimiliki oleh perbuatan belajar. Dengan demikian ciri-ciri
belajar ini akan membedakannya dengan perbuatan yang bukan belajar. Beberapa
ciri belajar yang perlu dikemukakan adalah:
1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan dipakai
sebagai arah kegiatan dan sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan
belajar.
10
2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan pada orang
lain. Jadi belajar bersifat individual.
3) Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Berarti
individu harus aktif bila dihadapkan pada suatu lingkungan tertentu.
Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi
untuk belajar. Misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi dll.
4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.
Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lain
(Darsono, 2000: 30 – 31).
Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu bahwa belajar
merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan tingkah laku.
Maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik
(Darsono, 2000: 24).
Sesuai dengan ciri-ciri belajar, maka ciri-ciri pembelajaran dapat
dikemukakan sebagai berikut: (1) pembelajaran dilakukan secara sadar dan
direncanakan secara sistematis, (2) pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian
dan motivasi siswa dalam belajar, (3) pembelajaran dapat menyediakan bahan
belajar yang menarik dan menantang bagi siswa, (4) pembelajaran dapat
menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik, dan (5) pembelajaran
dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
11
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik
maupun psikologis (Darsono, 2000: 25).
2.3 Pemahaman Konsep
Pemahaman berasal dari kata paham mendapat awalan “pe” dan akhiran
“an”. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2003), paham
berarti mengerti dengan tepat sedangkan konsep berarti suatu rancangan. Di dalam
fisika, konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk
menggolongkan suatu objek atau kejadian. Jadi pemahaman konsep adalah
pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.
Pemahaman konsep ialah suatu pengertian yang merupakan kemampuan
untuk menemukan ciri-ciri yang sama pada sejumlah benda dan merupakan dasar
bagi pembentukan konsep-konsep konkret. Ingatan mengenai pengamatan yang
telah lalu itulah yang disebut dengan konsep (tanggapan).
2.4 Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar
kontruktivisme.
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan model pengajaran
langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif
12
untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang
sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur
penghargaan kooperatif dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar
akademik, dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
Menurut Johnson, Johnson dan Smith, sebagaimana dikutip oleh Shimazoe dan
Aldrich (2010:52-57) terdapat lima prinsip dalam pembelajaran kooperatif yaitu
sebagai berikut : (1) ketergantungan antar anggota, (2) setiap anggota bertanggung
jawab akan tugasnya masing-masing, (3) ada interaksi antar anggota, (4) saling
mengembangkan dan meningkatkan keahlian masing-masing anggota kelompok,
dan (5) lebih mengutamakan penilaian kelompok daripada individu. Pembelajaran
kooperatif juga bermanfaat bagi siswa sebagaimana ditulis oleh Shimazoe dan
Aldrich (2010:52-57) sebagai berikut: (1) meningkatkan pembelajaran, (2)
membantu meningkatkan nilai lebih tinggi, (3) mengajarkan keterampilan sosial
dan nilai-nilai sipil, (4) mengajarkan keterampilan berpikir, (5) meningkatkan
kemampuan individu, dan (6) mengembangkan sikap positif terhadap
pembelajaran otonom.
Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan
ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat sebab sebagian besar orang
bekerja dalam suatu organisasi yang saling bergantung satu sama lain.
2.5 Metode Demonstrasi
13
Metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana bekerjanya suatu proses atau langkah-langkah kerja dari suatu alat atau
instrumen tertentu kepada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam
prakteknya dapat dilakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode
demonstrasi cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran
sains dan teknologi, misalnya : bagaimana cara kerja suatu mesin cuci atau apa
yang terjadi jika suatu balon berisi air bakar dengan api.
2.5.1 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Metode Demonstrasi :
1) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di
demonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya
alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
2) Demonstrasi menjadi kurang efektif apabila siswa sendiri tidak dapat ikut
memperhatikan.
3) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang
terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari
kelas.
4) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis tetapi dapat
membangkitkan minat siswa.
5) Guru harus dapat memperagakan demonstrasi dengan sebaik-baiknya,
karena itu guru perlu mengulang-ulang peragaan di rumah dan memeriksa
semua alat yang akan dipakai sebelumnya sehingga sewaktu
mendemonstrasikan di depan kelas semuanya berjalan dengan baik.
14
2.5.2 Kelebihan Metode Demonstrasi :
1) Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati.
2) Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan,
jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian
anak didik kepada masalah lain.
3) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
4) Dapat menambah pengalaman anak didik.
5) Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan.
6) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan
kongkrit.
7) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa
karena ikut serta berperan secara langsung.
2.6 Metode ceramah
Metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Dalam pembelajarannya
siswa dituntut untuk melihat dan mendengarkan. Pembelajaran terpusat pada guru
siswa cenderung pasif. Di dalam metode ceramah pembelajaran hanya terjadi satu
arah yaitu dari guru ke siswa.
2.7 Metode diskusi
Dalam metode diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk
memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan
kreativitas siswa dalam mengungkapkan pendapat menjadi terangsang, siswa
15
terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat
orang lain.
2.8 Pokok Bahasan Cahaya
2.6.1 Cahaya sebagai Gelombang Elektromagnetik
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang tidak memerlukan
medium untuk merambat sehingga cahaya dapat merambat tanpa memerlukan
medium. Setiap benda yang memancarkan cahaya disebut sumber cahaya dan
setiap benda yang tidak dapat memancarkan cahaya disebut benda gelap.
1) Benda tembus cahaya, yaitu benda yang dapat meneruskan cahaya yang
diterimanya. contoh benda baur adalah es dan air keruh.
2) Benda tak tembus cahaya, yaitu benda yang tidak dapat meneruskan
cahaya yang diterimanya.
2.6.2 Pemantulan Cahaya
Setiap benda bersifat memantulkan cahaya. Benda dapat terlihat karena
benda tersebut memantulkan cahaya. Secara lengkap hukum pemantulan cahaya
adalah sebagai berikut.
1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang
datar.
2) Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Meskipun hampir semua benda bersifat memantulkan cahaya, tetapi hanya
beberapa saja yang dapat memantulkan cahaya secara sempurna. Permukaan
benda yang memantulkan cahaya mempengaruhi karakteristik pemantulan. Pada
Gambar 2.1 terlihat cahaya yang mengenai yang rata akan dipantulkan secara
16
teratur oleh permukaan tersebut. Pemantulan ini disebut sebagai pemantulan
teratur.
Gambar 2.1 Pemantulan Teratur
Pada permukaan yang tidak rata, cahaya akan dipantulkan secara tidak
teratur. Perhatikan Gambar 2.2! Pantulan jenis ini disebut dengan pemantulan
baur. Sinar-sinar cahaya yang datang sejajar akan dipantulkan oleh permukaan
menjadi tidak sejajar.
Gambar 2.2 Pemantulan Baur
2.6.2.1 Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar
Cermin bersifat memantulkan cahaya secara teratur karena permukaannya
bersifat rata dan bening.
17
Gambar 2.3 Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
Sinar datang yang mengenai cermin datar akan dipantulkan. Jika sinar
datang tegak lurus terhadap cermin akan dipantulkan tegak lurus cermin. Pada
gambar terlihat bahwa bayangan pada cermin datar merupakan perpanjangan sinar
-sinar pantulnya. Bayangan yang terbentuk akibat perpotongan dari perpanjangan
sinar-sinar pantul dinamakan bayangan maya. Sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin datar adalah (1) sama besar, (2) berkebalikan, (3) tegak, (4) maya, dan(5)
jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
Jika terdapat dua buah cermin datar yang membentuk sudut α, maka
banyaknya bayangan yang dibentuk dirumuskan oleh persamaan sebagai berikut.
1360
n
Keterangan:
n = banyaknya bayangan yang dibentuk (nilai n harus bilangan bulat tidak
pecahan).
α = sudut antara dua cermin.
2.6.2.2 Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung
Cermin cekung adalah cermin yang bentuknya melengkung seperti bagian
dalam bola. Pada pemantulan cahaya oleh cermin cekung, jarak antara benda dan
18
cermin mempengaruhi bayangan yang dihasilkan. Bayangan yang dibentuk oleh
cermin cekung merupakan perpotongan sinar pantul atau merupakan perpotongan
dari perpanjangan sinar pantul. Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya
(konvergen). Berikut adalah gambar lukisan sinar istimewa pada cermin cekung.
.
Gambar 2.4 Bagian-bagian Cermin Cekung
Gambar 2.5 Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama Dipantulkan Melalui Titik Fokus
Gambar 2.6 Sinar Datang Melalui Titik Fokus Dipantulkan Sejajar Sumbu Utama
Keterangan :
SU = Sumbu Utama
M = Pusat
Kelengkungan
F = Titik Fokus
19
Gambar 2.7 Sinar Datang Melalui Pusat Kelengkungan Dipantulkan
Kembali Melalui Titik Pusat Kelengkungan Cermin
2.6.2.3 Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin yang bagiannya melengkung seperti
bagian luar bola. Perhatikan skema bentuk cermin cembung pada Gambar 2.8.
Terlihat bahwa cermin cembung merupakan kebalikan cermin cekung. Seperti
halnya cermin cekung, sebelum menggambarkan pembentukan bayangan, perlu
diketahui sinar-sinar istimewa yang dimiliki cermin cembung. Sinar-sinar
istimewa itu dapat dilihat pada Gambar 2.9, Gambar 2.10, dan Gambar 2.11.
Gambar 2.8 Skema Cermin Cembung
Keterangan :
SU = Sumbu Utama
M = Pusat
Kelengkungan
F = Titik Fokus
20
Gambar 2.9 Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama Dipantulkan Seolah-olah Berasal
dari Titik Fokus
Gambar 2.10 Sinar Datang Seolah-olah Menuju Titik Fokus Dipantulkan Sejajar
Sumbu Utama
Gambar 2.11Sinar Datang yang Menuju Pusat Kelengkungan Cermin Dipantulkan
Seolah-olah Berasal dari Pusat Kelengkungan yang Sama
21
2.9 Kerangka Berpikir
Tujuan pembelajaran sangatlah penting sebab suatu pembelajaran dapat
dikatakan berhasil apabila tujuan dari pembelajaran itu dapat tercapai. Untuk itu
guru harus mampu untuk merumuskan tujuannya secara tepat agar mampu
mengukur prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang dicapai tiap individu
merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang saling mempengaruhi.
Diantara berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah
lingkungan sekolah, karena sekolah merupakan lingkungan tempat siswa
berinteraksi sehingga mampu menumbuhkan motivasi siswa untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Proses belajar mengajar dapat mencapai hasil yang lebih baik apabila
siswa mempunyai motivasi dan keinginan untuk belajar. Dalam hal ini guru
dituntut untuk mendesain suatu kegiatan pembelajaran yang tidak membosankan.
Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi merupakan salah satu langkah
yang dapat diterapkan oleh guru. Hal ini karena pelajaran fisika yang
membutuhkan contoh-contoh konkret agar siswa mudah memahami konsep-
konsep yang rumit dan abstrak. Misalnya pada pokok bahasan cahaya yang
membutuhkan suatu peragaan sehingga siswa mudah untuk memahami materi
yang diajarkan.
Melihat dari ciri-ciri pembelajaran fisika, maka diperlukan suatu desain
metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Motivasi
berakibat pada kemauan belajar siswa, yang akhirnya berpengaruh pada
22
pemahaman konsep pemantulan cahaya pada siswa sehingga hal ini bisa
meningkatkan hasil belajar siswa.
2.10 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan materi di atas maka hipotesis dari
penelitian ini adalah
Ho : Pemahaman konsep peserta didik dengan model pembelajaran kooperatif
menggunakan metode demonstrasi tidak lebih baik bila dibandingkan dengan
pemahaman konsep peserta didik dengan pembelajaran ceramah dan diskusi.
Ha : Pemahaman konsep peserta didik dengan model pembelajaran kooperatif
menggunakan metode demonstrasi lebih baik bila dibandingkan dengan
pemahaman konsep peserta didik dengan pembelajaran ceramah dan diskusi.
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Objek Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP 2 Kaliwungu Kudus kelas
VIII tahun ajaran 2010/2011. Populasi ini terdiri dari enam kelas seperti pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas VIII
Kelas VIII-A VIII-B VIII-C VIII-D VIII-E VIII-F
Jumlah
siswa 40 40 38 38 38 38
Jadi banyaknya populasi yang diambil 232 siswa. Populasi ini mempunyai
kondisi awal yang relatif sama. Hal ini dapat dilihat dari data nilai ulangan akhir
semester I kelas VIII SMP 2 Kaliwungu Kudus seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Data Nilai Ulangan Akhir Semester I Kelas VIII
Kelas n Rata-rata Varians Uji Homogenitas Uji kesamaan rata-rata
2hitung
2Tabel Kriteria Fhitung FTabel Kriteria
X-1 40 72.90 49.02
9.41 11.07 Homogen 2.08 2.25
Tidak
berbeda
signifikan
X-2 40 71.10 41.22
X-3 38 67.68 77.47
X-4 38 70.66 82.12
X-5 38 70.00 88.76
X-6 38 68.13 85.20
24
Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh 2
hitumg (9.41) 2
tabel (11.07)
yang berarti bahwa ketujuh kelas tersebut mempunyai varians yang relatif sama.
Dilihat dari hasil uji anava diperoleh F hitung sebesar 2.08 F tabel (2.25) yang
berarti keenam kelas tersebut mempunyai rata-rata yang relatif sama. Berdasarkan
kedua analisis tersebut menunjukkan bahwa populasi tersebut homogen.
3.1.2 Sampel
Pada penelitian ini digunakan teknik random sampling, yaitu sampel yang
diambil secara acak.
Penentuan sampel diambil dengan cara diundi dari enam kelas sampel
tersebut terdiri dari satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Sampel dalam
penelitian ini diambil dua dari enam kelas siswa SMP 2 Kaliwungu Kudus kelas
VIII tahun ajaran 2010/2011. Diperoleh kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen
dan kelas VIII-E sebagai kelas kontrol.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu:
1) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel
penyebab (Arikunto, 1998: 101). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan
metode demonstrasi dan pembelajaran ceramah dan diskusi pada
pengajaran fisika di SMP.
25
2) Variabel terikat adalah akibat atau variabel yang dipengaruhi (Arikunto,
1998: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
pemahaman konsep fisika siswa SMP kelas VIII semester II.
3) Variabel yang dikendalikan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dikendalikan adalah materi pelajaran berasal dari guru yang sama,
kurikulum yang digunakan guru untuk mengajar dan sumber belajar siswa.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (1998: 225) definisi metode pengumpulan data adalah
cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Keberhasilan
pengumpulan data sangat dipengaruhi oleh metode pengumpulan data, karena data
yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis dan pembahasan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3.3.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236). Metode dokumentasi digunakan
untuk memperoleh data tentang banyaknya siswa yang akan menjadi sampel
penelitian dan juga daftar nama-nama siswa yang akan menjadi responden dalam
uji coba instrumen. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk mendapatkan data
nilai ulangan akhir semester I kelas VIII. Data nilai tersebut kemudian dianalisis
dalam rangka menarik simpulan apakah populasinya homogen atau tidak.
26
3.3.2 Tes
Metode tes ini dipergunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes ini
terdiri dari dua macam tes yaitu pre test dan post test. Bentuk tesnya adalah tes
obyektif berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.
Dalam penyusunan perangkat tes langkah-langkah yang ditempuh sebagai
berikut.
1) Materi yang akan diteskan dibatasi pada pokok bahasan cahaya.
2) Menyusun jumlah soal uji coba sebanyak 40 butir soal obyektif pilihan
ganda dengan empat pilihan jawaban.
Pilihan soal obyektif ini dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Dapat mewakili isi dan keluasan materi.
2) Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun.
3) Kunci jawaban telah tersedia secara pasti sehingga mudah dikoreksi.
Sebelum tes digunakan untuk memperoleh data dari sampel sebagai objek
penelitian terlebih dahulu diadakan uji coba tes pada kelas di luar kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
3.3.3 Lembar Pengamatan ( Observasi )
Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data mengenai gambaran proses pembelajaran yang dilaksanakan,
yaitu melihat dan mengukur aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
27
3.4 Analisis Hasil Pengujian Instrumen
Untuk mendapatkan instrumen yang baik, terlebih dahulu dilakukan uji
coba tes untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Dari hasil uji coba itu
kemudian dianalisis untuk mengetahui daya pembeda, taraf/indeks kesukaran,
validitas dan reliabilitas tes.
3.4.1 Analisis Validitas
Menurut Arikunto (2007: 79), instrumen penelitian dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui validitas item soal
digunakan rumus korelasi biserial sebagai berikut :
q
p
St
MtMprbis
keterangan:
Mp = rata-rata skor siswa yang pada butir soal menjawab benar.
Mt = rata-rata skor seluruh siswa
St = simpangan baku skor total
p = proporsi siswa
q = 1 – p
p = siswaseluruhjumlah
benarmenjawabyangsiswabanyaknya
Dari hasil perhitungan, soal yang memenuhi kriteria valid dapat dilihat
pada Tabel 3.3.
28
Tabel 3.3 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba
No Kriteria No soal Jumlah %
1. Valid
1; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 13; 14; 15; 16;
17; 18; 20; 22; 23; 25; 26; 27; 28; 29;
30; 32; 34; 35; 36;37;38;39;40
31 77.5
2. Tidak
valid
2; 3; 4; 12; 19; 21; 24; 31 9 22.5
3.4.2 Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
siswa kelas atas dan kelas bawah. Soal ini dikatakan baik apabila daya pembeda
soal makin besar. Dalam menentukan daya pembeda soal atau indek diskriminasi
(D), peserta dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas atas dan kelas bawah (Arikunto,
2006: 213).
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:
D = BA PP
Dengan
P A = A
A
J
B P
B
BB
J
B
Keterangan :
D = Daya beda soal (indeks diskriminasi)
P A = Proporsi siswa kelas atas yang menjawab benar
P B = Proporsi siswa kelas bawah yang menjawab benar
J A = Banyaknya siswa kelas atas
J B = Banyaknya siswa kelas bawah
29
B A = Banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar
B B = Banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar
Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya
pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut :
0,00 ≤ D < 0,20 maka daya pembedanya kurang
0,20 ≤ D < 0,40 maka daya pembedanya cukup
0,40 ≤ D < 0,70 maka daya pembedanya baik
0,70 ≤ D ≤ 1,00 maka daya pembedanya baik sekali
bila D negatif, semua tidak baik, jadi butir soal yang mempunyai nilai D negatif,
sebaiknya dibuang.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, soal yang memenuhi yang
kriteria daya beda dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Ringkasan Daya Beda Soal Uji Coba
No Kriteria No soal Jumlah %
1. Baik 15; 16; 20; 33; 35; 36; 37;
38; 39
9 22.5
2. Cukup 1; 3; 4; 5; 6; 8; 9; 10; 11; 12;
14; 17; 18; 22; 23;24; 25; 26;
27; 28; 30; 31; 32; 34; 40
25 62.5
3. Jelek 2; 7; 13; 19; 21; 29 6 15
3.4.3 Analisis Taraf Kesukaran
Rumus yang digunakan adalah :
P = JS
B
30
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah:
0,00 30,0P maka dikategorikan soal sukar
0,30 70,0P maka dikategorikan soal sedang
0,70 00,1P maka dikategorikan soal mudah
Dengan demikian tes yang baik mempunyai perbandingan yang
proporsional antara soal yang mudah, sedang dan sukar (Arikunto, 2006: 208).
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, soal yang memenuhi yang
kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
No Kriteria No soal Jumlah %
1. Sukar 7; 8; 22; 23; 26; 36; 37; 40 8 20
2. Sedang 1; 2; 3; 4; 5; 6; 9; 10; 11; 12;
13; 15; 16; 18; 19; 20; 21;
24; 25; 27; 28; 29; 30; 31;
32; 33; 34; 35; 38; 39
30 75
3. Mudah 14; 17;
2 5
3.4.4 Analisis Reliabilitas
Suatu tes dikatakan relibel apabila tes tersebut dapat dipercaya dan
konsisten (ajeg). Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Kuder and
Richardson (K-R 21) seperti yang tercantum dalam Arikunto (2007: 101) sebagai
berikut :
31
2
2
111 S
pqS
k
kr
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal
∑pq = Jumlah dari pq
S2 = Varians total Nilai r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan r
tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika nilai r11 ≥ rtabel maka instrumen tersebut
reliabel.
Harga 11r yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan aturan
penetapan reabilitas sebagai berikut:
20,000,0 11r = reliabilitas sangat rendah
40,020,0 11r = reliabilitas rendah
60,040,0 11r = reliabilitas sedang
80,060,0 11r = reliabilitas tinggi
00,180,0 11r = reliabilitas sangat tinggi
Soal dapat dipakai sebagai instrumen penelitian apabila telah memenuhi
validitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal sesuai dengan kriteria yang dapat
dipakai serta reliabilitasnya baik.
32
3.5 Rancangan Eksperimen
Dalam penelitian ini, terdapat dua kelas yang akan diteliti yaitu kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Rancangan eksperimen dipilih Randomized control
group pre test-post test design seperti Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Rancangan eksperimen Randomized control group pre test-post
test design
Kelas Pre test Treatmen Post test
Kelas eksperimen T1 X T2
Kelas Kontrol T1 Y T2
Keterangan:
X : penggunaan model kooperatif dengan metode
demonstrasi
Y : tanpa penggunaan metode demonstrasi
(pembelajaran ceramah dan diskusi)
T1 : pre test sebelum pembelajaran pemantulan cahaya
T2 : post test setelah pembelajaran pemantulan cahaya
3.6 Analisis Data Tahap Awal
Tahap awal digunakan untuk mengetahui kondisi populasi sebagai
pertimbangan dalam pengambilan sampel yang meliputi uji homogenitas dan uji
anava.
3.6.1 Uji Homogenitas
Sebelum dilakukan penelitian maka populasi haruslah dalam keadaan
homogen sehingga dalam pengambilan sampel dapat digunakan teknik random
sampling. Data yang dipergunakan adalah nilai ulangan akhir semester I.
33
Kemudian dari data sampel tersebut dilakukan analisis selanjutnya. Pengujian
tersebut adalah uji homogenitas varians yang bertujuan untuk menguji kesamaan k
buah (K ≥ 2) varians populasi yang berdistribusi normal. Analisis dilakukan untuk
pengujian hipotesis Ho = σ12 = σ22=.....= σk2. Dalam menguji homogenitas
sampel dipergunakan uji Bartlett. Untuk memudahkan perhitungan pengujian
Bartlett dibuat tabel seperti Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Harga untuk uji Bartlett
Sampel Dk 1/dk Si2
Log Si2
(dk) log Si2
1
2
3
k
N1-1
N2-1
N3-1
Nk-1
1/(N1-1)
1/(N2-1)
1/(N3-1)
1/(Nk-1)
S12
S22
S32
Sk2
Log S12
Log S22
Log S32
Log Sk2
(N1-1) Log S12
(N2-1) Log S22
(N3-1) Log S32
(Nk-1) Log Sk2
Jumlah - - - - -
Langkah-langkah antara lain:
(1) Menghitung Variansi gabungan
1
1 22
Ni
iSNiS
Keterangan :
S2 = Varians gabungan dari kelas sampel
N = Jumlah Siswa
(2) Menghitung Koefisien Bartlett
B = log S2 - (Ni – 1)
(3) Menghitung χ2 data
2log110 SNiBLn
34
Kriteria pengujian tolak hipotesis Ho jika χ2 ≥ χ
2 (1- α)(k- 1), dengan α =
5% dan dk = (k- 1).
3.6.2 Uji Kesamaan Varians
Pada penelitian ini untuk mengetahui sampel apakah populasi berasal dari
varians yang sama besar disebut varians homogen dan bila tidak dari varians yang
sama disebut varians heterogen. Uji kesamaan varians digunakan untuk
menentukan kehomogenan sampel yang diambil dengan teknik random sampling.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
terkecilian
terbesarianF
var
var
Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan uji F dengan bantuan tabel
analisis varians seperti pada Tabel 3.8, untuk k lebih dari dua.
Tabel 3.8 Tabel persiapan anava
Sumber variasi dk JK KT F
Rata-rata 1 RY RY+1
Antar kelas k – 1 AY A=AY:(k-1)
F=A/D Dalam Kelas (ni - 1) DY D=DY: ((ni -
1)
Total ni X2
(Sudjana, 1998: 305)
keterangan:
RY = (Y2)/n
AY = (Xi)2/ni – RY
JK tot =Xi2
DY =Jktot – RY- AY
Hasil uji F dikonsultasikan dengan kriteria jika harga Fhitung < FTabel,
dengan dk1 = (k - 1) berbanding dk2 = (ni - 1) dan = 5% maka dapat
35
disimpulkan kedua kelas mempunyai varians yang homogen (Sudjana, 2002:
250).
3.7 Analisis Tahap Akhir
Setelah perlakuan selesai diberikan, maka diadakan tes II untuk
mengambil data hasil belajar kognitif siswa dari kelas yang menggunakan
pembelajaran model kooperatif dengan metode demonstrasi dan kelas yang
menggunakan pembelajaran ceramah dan diskusi yang kemudian hasil dari tes II,
kedua kelas tersebut dilakukan analisis tahap akhir untuk menguji hipotesis
penelitian. Langkah-langkah untuk analisis tahap akhir yaitu :
3.7.1 Uji Kenormalan Data
Asumsi bahwa populasi berdistribusi normal membantu menyelesaikan
persoalan dengan mudah dan lancar, yaitu untuk mengetahui apakah data hasil
penelitian dianalisis dengan memakai statistika parametrik atau non parametrik.
Jika populasi berdistribusi normal dan menggunakan instrumen yang terukur
maka dapat diselesaikan dengan parametrik. Oleh karena itu asumsi normalitas
perlu dicek keberlakuannnya, agar langkah-langkah selanjutnya dapat
dipertanggungjawabkan (Sudjana, 2002: 291). Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui kenormalan data. Uji ini menggunakan rumus Chi kuadrat sebagai
berikut:
i
ii
E
EO2
keterangan:
χ 2 = harga Chi kuadrat
36
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian, jika χ 2
hitung χ 2
tabel dengan dk = k – 3, maka data
berdistribusi normal (Sudjana, 1996: 273).
3.7.2 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pre Test
Uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak digunakan untuk menguji apakah
rata-rata kelas eksperimen dan kontrol mempunyai rata-rata yang sama atau tidak.
Uji hipotesis ini menggunakan rumus t tes yang jenis rumusnya ditentukan dari
hasil uji kesamaan dua varians, yaitu jika variansinya sama rumus t tes yang
digunakan adalah rumus:
21
211
11
nnS
XXt (Sudjana 1996 ; 241)
keterangan :
_
1X = Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen _
2X = Rata-rata hasil belajar kelas kontrol
n1 = Banyaknya data sampel kelas eksperimen
n2 = Banyaknya data sampel kelas kontrol
S = Varians
Dalam uji kesamaan dua rata-rata pre test, hipotesis statistik yang diajukan
adalah:
Ho : Yang berarti nilai rata-rata pre test kelas eksperimen sama dengan
nilai rata-rata kelas kontrol.
37
Ha : yang berarti ada perbedaan nilai-nilai rata-rata pre test kedua kelas.
Hipotesis nol diterima artinya μe = μk, jika t’ dalam kriteria di atas, sedang
Ho ditolak artinya μe > μk, jika t’ di luar kriteria di atas.
3.7.3 Uji Perbedaan Dua Rata- rata Data Post Test
Uji perbedaan dua rata-rata uji satu pihak kanan dilakukan untuk
mengetahui hasil penelitian, apakah hipotesis kerja diterima atau ditolak.
Dalam uji perbedaan dua rata-rata peningkatan hasil belajar, hipotesis
statistik yang diajukan adalah:
Ho : yang berarti rata-rata peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata
peningkatan hasil belajar kelas kontrol.
a yang berarti rata-rata peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata peningkatan
hasil belajar kelas kontrol.
Uji hipotesis ini menggunakan rumus t tes yang jenis rumusnya ditentukan
dari hasil uji kesamaan dua varians, yaitu jika variansinya sama rumus t tes yang
digunakan adalah sebagai berikut:
21
211
11
nnS
XXt
dengan
2
)1()1(
21
2
22
2
12 1
nn
SnSnS
38
keterangan:
_
1X = Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen _
2X = Rata-rata hasil belajar kelas kontrol
n1 = Banyaknya data sampel kelas eksperimen
n2 = Banyaknya data sampel kelas kontrol
2
1S = Varians kelas eksperimen
2
2S = varians kelas kontrol
Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (n1+n2 - 2) dengan
peluang (1-), taraf signifikan (Sudjana, 1998: 243). Dalam penelitian ini
diambil taraf signifikan = 5%.
Dalam uji perbedaan dua rata-rata post test, kriteria pengujiannya sebagai
berikut.
1) Terima Ho jika t hitung < t(1 – 1/2)(n1+n2 - 2), hal ini berarti nilai rata-rata
post test kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan nilai rata-
rata post test kelas kontrol.
2) Tolak Ho jika t hitung ≥ t(1 – 1/2)(n1+n2 - 2), hal ini berarti nilai rata-rata
post test kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata post
test kelas kontrol.
3.7.4 Uji Peningkatan Pemahaman Konsep
Uji peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui besar
peningkatan pemahaman konsep siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah
mendapatkan perlakuan. Peningkatan pemahaman konsep siswa dapat dihitung
menggunakan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut:
39
Keterangan:
g : besarnya faktor g
Spre : skor rata-rata pre test (%)
Spost : skor rata-rata post test (%)
Besarnya faktor-g dikategorikan sebagai berikut:
Tinggi : g > 0,7
Sedang : 0,3 g 0,7
Rendah : g < 0,3 (Hake, 1998: 64)
3.7.5 Uji Signifikansi Gain Ternormalisasi
Uji ini bertujuan untuk menguji perbedaan antara hasil pre test dan post
test dari masing-masing kelas sampel atau untuk melihat ada tidaknya
peningkatan hasil belajar yang signifikan. Dalam pengujian ini digunakan
hipotesis:
Ho: yang berarti tidak ada peningkatan yang signifikan.
Ha: yang berarti ada peningkatan yang signifikan.
Rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis;
(Sugiyono, 2008:119)
pre
prepost
S
SSg
%100
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
21
2n
s
n
sr
n
s
n
s
xxt
40
keterangan:
= rata-rata kelas eksperimen
= rata-rata kelas kontrol
= simpangan baku kelas eksperimen
= simpangan baku kelas kontrol
= varians kelas eksperimen
= varians kelas kontrol
= korelasi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
Dengan menggunakan uji pihak kanan, apabila t hitung > t tabel, maka dapat
dinyatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar yang signifikan.
3.8 Lembar Pengamatan ( Observasi )
Data hasil observasi merupakan data pendukung dalam penelitian ini. Data
hasil observasi ini disajikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk
mempermudah dalam membaca data. Kemudian dianalisis untuk mengetahui
sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran fisika, serta aktivitas siswa dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif.
Untuk menganalisis hasil observasi aktivitas siswa menggunakan analisis
persentase. Setelah itu, mengubah skor mentah ke dalam bentuk persentase
dengan rumus:
∑ Skor yang diperoleh
Persentase Skor Rata-rata = × 100%
Skor maks
Kemudian hasil perhitungan disesuaikan dengan taraf keberhasilan
41
Tabel 3.9 Kriteria Keberhasilan Terhadap Aktivitas Siswa
Persentase Keberhasilan Interpretasi
81 – 100 Sangat Baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
< 21 Sangat Kurang
(Arikunto, 2006)
42
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Uji Coba Test
Uji coba perangkat tes dilakukan pada anak kelas IX SMP 2 Kaliwungu
Kudus, hal ini mengambil pertimbangan bahwa anak kelas IX telah menerima
materi pelajaran dengan proporsi yang sama. Jumlah soal yang diuji cobakan
sebanyak 40 butir soal dalam bentuk soal tes obyektif selama 2 jam mata
pelajaran. Setelah dianalisis yang meliputi reliabilitas tes, taraf kesukaran, dan
daya pembeda serta validitas butir soal, maka dipilih 30 soal yang memenuhi
kriteria sebagai alat ukur.
4.1.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari sampai dengan 19
Maret 2011 di SMP 2 Kaliwungu Kudus. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan
pada dua kelas yaitu kelas VIII-B dan VIII-E. Kedua kelas ini diberikan materi
dan media yang sama. Pada kelas VIII-B yang dijadikan kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif bermetode
demonstrasi, dan pada kelas VIII-E yang dijadikan kelas kontrol diberi perlakuan
dengan menggunakan pembelajaran ceramah dan diskusi. Pada penelitian ini
43
kedua kelas mengalami 3 tahap kegiatan yaitu pre test, pembelajaran, dan post
test. Pre test di sini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa apakah dalam
keadaan awal yang sama sebelum diadakan pembelajaran dan post test digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran dari kedua kelas hampir sama yaitu menggunakan metode
ceramah dan diskusi untuk membuktikan sifat dan karakteristik cahaya.
Perbedaannya pada kelas eksperimen diberikan metode demonstrasi sehingga
siswa diberikan gambaran secara nyata sifat dan karakteristik cahaya.
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dibagi dalam enam kali
pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk pre test sedangkan pertemuan
keenam digunakan untuk post test. Perangkat test untuk pre test dan post test yang
digunakan adalah soal yang sudah diuji cobakan berupa soal obyektif berjumlah
30 butir dengan 4 pilihan jawaban.
Tahapan pelaksanaan penelitian untuk kelas eksperimen adalah sebagai
berikut : (1) mengadakan tes awal sebelum pelajaran dimulai, (2) membahas soal
tes awal bersama-sama, (3) guru memberikan demonstrasi sesuai pokok bahasan
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kepada siswa, (4) diskusi dan
ceramah materi pelajaran, (5) memberi latihan soal, dan (6) memberikan tes akhir
sebagai evaluasi tiap pertemuan.
44
4.1.2.2 Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Pelaksanaan penelitian pada kelas kontrol dibagi dalam enam kali
pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk pre test sedangkan pertemuan
keenam digunakan untuk post test. Perangkat test yang digunakan adalah soal
yang sudah diuji cobakan berupa soal obyektif berjumlah 30 butir dengan 4
pilihan jawaban, perangkat test untuk pre test dan post test yang digunakan pada
kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen.
Tahapan pelaksanaan penelitian untuk kelas kontrol berbeda dengan kelas
eksperimen, untuk tahapan pada kelas kontrol adalah sebagai berikut : (1)
ceramah dan diskusi materi pelajaran, dan (2) memberi latihan soal.
Ringkasan kegiatan kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
Lampiran 1 dan 2.
4.1.3 Analisis Data Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran
4.1.3.1 Deskriptif Data Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan awal siswa sebelum diadakan pembelajaran dari kedua kelas
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
n 38 38
Rata-rata 36,47 40,34
Varians 57,82 95,58
Standart deviasi 7,60 9,78
Maksimal 50 57
Minimal 23 23
45
Berdasarkan pada Tabel 4.1 dari 38 siswa kelas eksperimen rata-rata
kemampuan awalnya mencapai nilai 36.47 sedangkan kelas kontrol rata-rata
kemampuan awalnya mencapai nilai 40.34. Kemampuan awal tertinggi kelas
eksperimen mencapai nilai 50 dengan nilai terendah mencapai 23 sedangkan
untuk kelas kontrol kemampuan awal tertinggi mencapai nilai 57 dengan nilai
terendah mencapai 23. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut masih
dibawah batas ketuntasannnya yaitu 72.
4.1.3.2 Uji Normalitas Data Pre Test
Hasil uji normalitas data pre test dari kedua kelas dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pre test
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
x2 hitung
7,6082 6,5412
Dk 3 3
x2
hitung 7,81 7,81
Kriteria Normal normal
Berdasarkan hasil analisis diperoleh x2
hitung untuk kelas eksperimen
sebesar 7,6082 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 6,5412. Dari hasil
perhitungan kedua nilai tersebut kurang dari x2 tabel pada taraf kesalahan 5%
dengan dk = 3 yaitu 7.81, yang berarti bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi
secara normal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam analisis selanjutnya yaitu menggunakan statistika parametrik.
4.1.3.3 Uji Kesamaan Varians Data Pre Test
46
Hasil uji kesamaan varians data pre test antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Pre Test
Kelas Varians dk F hitung F tabel
Eksperimen 57,82 37 1,653 1,92
Kontrol 7,60 37
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh F hitung sebesar 1,653 < F tabel sebesar 1,92
dengan dk (37:37) yang berarti bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol
mempunyai varians yang tidak berbeda.
4.1.3.4 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pre Test
Hasil uji kesamaan dua rata-rata data pre test antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pre Test
Kelas Rata-rata dk t hitung t
tabel
Eksperimen 36,47 74 -1,925 1,993
Kontrol 40,34
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh t hitung sebesar -1,925 berada pada daerah
penerimaan Ho, yaitu antara - 1,993 sampai 1,993 dengan dk 74 yang berarti
bahwa tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran.
47
4.1.4 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran
4.1.4.1 Deskriptif Data Hasil Belajar Siswa
Kemampuan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dari kedua
kelas dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Deskriptif Data Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
N 38 38
Rata-rata 71,09 67,45
Varians 50,37 69,97
Standart deviasi 7,10 8,36
Maksimal 83 80
Minimal 53 47
Berdasarkan pada Tabel 4.5, dari 38 siswa kelas eksperimen rata-rata
kemampuan siswa setelah pembelajaran mencapai nilai 71,09 sedangkan kelas
kontrol rata-rata kemampuan setelah pembelajaran mencapai nilai 67,45.
Kemampuan tertinggi kelas eksperimen setelah pembelajaran mencapai nilai 83
dengan nilai terendah mencapai 53 sedangkan untuk kelas kontrol kemampuan
tertinggi setelah pembelajaran mencapai nilai 80 dengan nilai terendah mencapai
47. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas mengalami peningkatan baik itu
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 14.
48
4.1.4.2 Uji Normalitas Data Post Test
Hasil uji normalitas data post test dari kedua kelas dapat dilihat pada Tabel
4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Post Test
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
x2 hitung 5,04 5,84
Dk 3 3
x2
tabel 7,81 7,81
Kriteria Normal normal
Berdasarkan hasil analisis diperoleh x2 hitung untuk kelas eksperimen
sebesar 5,04 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 5,84. Dari hasil perhitungan
kedua nilai tersebut kurang dari x2 tabel pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 3
yaitu 7.81, yang berarti bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi secara normal.
Berdasarkan hasil analisis ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
analisis selanjutnya yaitu menggunakan statistika parametrik.
4.1.4.3 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post Test
Hasil uji perbedaan dua rata-rata data post test antara kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post Test
Kelas Rata-rata dk t hitung t tabel
Eksperimen 71,09 74 2,04 1,993
Kontrol 67,45
49
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh t hitung sebesar 2,04 > t tabel sebesar 1,993
yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol, dimana kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol.
4.1.4.4 Uji Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
Untuk menguji adanya peningkatan hasil belajar setelah adanya
pembelajaran dari kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dari hasil uji
peningkatan yang menggunakan uji gain ternormalisasi seperti Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
Kelas Faktor g
<g> Kriteria
Eksperimen 0,54 Sedang
Kontrol 0,45 Sedang
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh besarnya faktor g untuk kelas eksperimen
sebesar 0,54 dengan kriteria pengambilan keputusan sedang, untuk kelas kontrol
sebesar 0,45 dengan kriteria pengambilan keputusan sedang. Namun apabila
dilihat dari besarnya faktor g dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar
siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
4.1.4.5 Uji Signifikansi Gain Ternormalisasi
Hasil uji signifikansi antara kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat
pada Tabel 4.9.
50
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Gain Ternormalisasi
Kelas Rata-rata dk t hitung t tabel Kriteria
Eksperimen 71,09 74 2,193 1,982 berbeda
Kontrol 67,45
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh t hitung sebesar 2,192 > t tabel (1,982), yang
berarti ada perbedaan yang signifikan, dimana peningkatan pemahaman konsep
siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
4.1.4.6 Uji Observasi Aktivitas Siswa
Hasil uji observasi siswa antara kelompok eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Uji Observasi Aktivitas Siswa
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Nilai penskoran 2668,8 2350
Rata-rata aspek
penilaian 70,64% 61,84%
Kriteria Baik Cukup baik
Berdasarkan pada Tabel 4.10 dapat dilihat hasil uji observasi siswa yaitu
kemampuan psikomotorik siswa pada kelas eksperimen mencapai 70,64% dalam
kriteria baik sedangkan kemampuan psikomotorik siswa pada kelas kontrol
mencapai 61,84% dalam kriteria cukup baik. Berarti kemampuan psikomotorik
siswa pada kelas eksperimen lebih aktif daripada kelas kontrol.
51
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari – 19 Maret 2011
dengan mengambil populasi siswa kelas VIII SMP 2 Kaliwungu Kudus tahun
ajaran 2010/2011. Populasi terdiri dari enam kelas yang terdiri dari kelas VIII A –
kelas VIII F, namun di dalam penelitian ini hanya diambil sampelnya saja. Sampel
dalam penelitian ini diambil dua dari enam kelas siswa SMP 2 Kaliwungu Kudus
kelas VIII. Pada penentuan sampel peneliti menggunakan teknik random
sampling, sehingga diperoleh kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan VIII E
sebagai kelas kontrol.
Pada tahap pelaksanaan kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, pada
kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif dengan
metode demonstrasi sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan model
ceramah dan diskusi. Pada penelitian ini kedua kelas mengalami 3 tahap kegiatan
yaitu pre test, penerapan model pembelajaran (kegiatan inti), dan post test.
Pada tahap kegiatan pertama siswa diberi pre test, pre test di sini
digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa apakah dalam keadaan awal yang
sama atau tidak sebelum diberikan perlakuan. Berdasarkan data kondisi awal
menunjukkan kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama.
Hal ini ditunjukkan dari data pre test kedua kelas. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat
bahwa kemampuan rata-rata awal kelas eksperimen mencapai sebesar 36,47
sedangkan kemampuan awal kelas kontrol mencapai sebesar 40,34. Melalui uji t
(pada Tabel 4.4) diperoleh t hitung sebesar -1,925 yang berada pada daerah
penerimaan Ho yaitu selang – 1,993 sampai 1,993 yang merupakan batas kritik uji
52
t untuk taraf kesalahan 5% dengan dk 74. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang
nyata kemampuan belajar awal dari kedua kelas.
Pada tahap kegiatan kedua, siswa diberikan pembelajaran dengan
perlakuan yang berbeda. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan
model pembelajaran kooperatif dengan metode demonstrasi sedangkan untuk
kelas kontrol diberikan perlakuan dengan pembelajaran ceramah dan diskusi. Pada
awal pembelajaran kelas eksperimen, sebelum pembelajaran dimulai siswa
diberikan tes awal, dengan tes akhir ini siswa diharapkan termotivasi untuk belajar
sehingga pada saat pembelajaran berlangsung siswa sudah paham materi yang
diajarkan. Pada kegiatan inti guru memperagakan demonstrasi alat peraga.
Demonstrasi di sini digunakan untuk menarik perhatian siswa dan juga untuk
memperjelas materi yang hanya bersifat konseptual menjadi konkret dan nyata
sehingga siswa lebih paham akan materi tersebut. Demonstrasi merupakan metode
yang sangat efektif sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha
sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar seperti yang dikemukakan oleh
John Dewey sebagaimana dikutip oleh Hamalik (2001: 212), yakni prinsip belajar
sambil berbuat (learning to doing). Prinsip ini berdasarkan asumsi bahwa para
siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan
secara aktif dan personal, dibandingkan dengan bila mereka melihat
materi/konsep saja. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah meningkat apabila guru menerima peranan nonintervensi.
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
53
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Menurut suparno
(2007:142) lewat demonstrasi siswa dapat mengamati sesuatu yang nyata dan
bagaimana cara bekerjanya. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa
hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan
pelajaran lebih konkret. Sebelum demonstrasi dilakukan siswa diatur agar
berkelompok, kelompok di sini dibentuk dengan sistem heterogen. Kelompok
terdiri dari 4-5 orang, kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran
kooperatif karena model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
dengan seting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman
anggota kelompok. Kelompok-kelompok ini berguna sebagai wadah siswa bekerja
sama dan memecahkan masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya.
Setelah demonstrasi, siswa dituntun untuk mengerjakan LKS yang telah
disediakan. LKS pada penelitian di sini dibuat agak berbeda sehingga siswa lebih
tertantang untuk mengerjakan LKS tersebut. Pada akhir pembelajaran siswa
diberikan tes akhir, tes akhir ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh pembelajaran yang telah dilakukan. Pada kelas kontrol pembelajaran
hanya dilakukan secara ceramah dan diskusi tidak disertai dengan adanya
demonstrasi alat peraga.
Pada tahap kegiatan ketiga, siswa diberikan post test, post test di sini
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Setelah
pembelajaran dilakukan terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar antara kedua
kelas tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5, rata-rata kemampuan kedua
kelas meningkat. Pada kelas eksperimen kemampuan rata-rata meningkat dari
54
sebesar 36,47 mencapai 71,09. Untuk kelas kontrol kemampuan rata-rata
meningkat dari sebesar 40,34 mencapai 67,45. Melalui uji t (pada Tabel 4.7)
diperoleh t hitung sebesar 2,04 sedangkan t tabel sebesar 1,993. Karena t hitung lebih
besar daripada t tabel maka Ho ditolak sehingga ada perbedaan rata-rata yang
signifikan antara kedua kelas, hal ini berarti pemahaman konsep pemantulan
cahaya siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Untuk menguji adanya peningkatan hasil belajar digunakan uji gain
ternormalisasi. Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan faktor gain untuk kelas
eksperimen diperoleh sebesar 0,54 sedangkan untuk kelas kontrol faktor gain
diperoleh sebesar 0,45. Dari uji gain tersebut didapatkan kriteria sedang untuk
kelas eskperimen maupun kelas kontrol, hal ini berarti kedua kelas mengalami
peningkatan dengan kriteria sedang. Secara garis besar, apabila dilihat dari faktor
gainnya terlihat bahwa faktor gain dari kelas eksperimen lebih besar dari kelas
kontrol. Namun hal ini belum cukup untuk membuktikan adanya peningkatan
hasil belajar yang signifikan antara kedua kelas tersebut. Melalui uji signifikansi
gain ternormalisasi (pada Tabel 4.9) diperoleh t hitung sebesar 2,193 dengan t tabel
1,982, karena t hitung berada pada daerah penolakan Ho maka ada perbedaan
peningkatan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol,
dimana peningkatan kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol.
Terjadinya peningkatan hasil belajar baik pada kelas eksperimen maupun
kontrol, disebabkan karena adanya variasi pembelajaran yang dilakukan. Selain
dengan menggunakan metode ceramah juga digunakan metode diskusi dan
demonstrasi. Dalam pembelajaran, siswa akan aktif berfikir dan berupaya mencari
55
jawaban yang sesuai untuk setiap permasalahan yang muncul. Sistem
pembelajaran yang terjadi dapat menimbulkan ketertarikan/minat dan motivasi
pada siswa dalam materi pemantulan cahaya dan pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pada pembelajaran kooperatif dengan metode demonstrasi siswa diarahkan
bekerja sama dalam suatu kelas untuk berdiskusi dengan mengaitkan
permasalahan yang muncul dengan apa yang telah didemonstrasikan. Dengan
adanya demonstrasi siswa secara tidak langsung akan menggunakan pengalaman
yang dia dapat sebagai suatu sarana yang dapat menghantarkan siswa agar lebih
mudah memahami suatu permasalahan. Pembelajaran kooperatif dengan metode
demonstrasi dapat mengkongkritkan ide-ide atau gagasan yang bersifat konseptual
sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam memahami materi
pembelajaran. Adanya demonstrasi dapat membangkitkan motivasi siswa karena
percobaan yang dilakukan berkaitan dengan apa yang terjadi pada kehidupan
mereka sehingga proses pembelajaran menarik perhatian siswa. Motivasi dan
ketertarikan tinggi ini berakibat pada kemauan belajar siswa, yang akhirnya
berpengaruh terhadap pemahaman konsep pemantulan cahaya pada siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hamalik (2001 : 161) bahwa motivasi berfungsi
mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan.
Secara lebih lengkap Hamalik (2001 : 161) menjelaskan fungsi motivasi ada tiga
yaitu sebagai berikut :
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa adanya
motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
56
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi diandaikan sebagai mesin
bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.
Dalam pelaksanakan penelitian tidak hanya kemampuan kognitif saja yang
dilihat, di dalam setiap pembelajaran baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol
aktivitas tiap individu juga diamati. Pada setiap pertemuan aktivitas individu
diamati dan dicatat dalam lembar observasi. Pengamatan pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol dilakukan oleh guru pendamping penelitian. Untuk
mempermudah dalam pengambilan data, peneliti membuat penomoran bagi setiap
siswa dari nomor 1 – 5. Penomoran ini telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya
agar tidak terjadi kegaduhan dalam kelas. Penomoran ditentukan berdasarkan
kemampuan siswa, hal ini bertujuan memudahkan pengamat dalam mengambil
data pada saat pembelajaran berlangsung.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, aktivitas dari kedua kelas tampak
berbeda. Pembelajaran pertama pada kelas eksperimen aktivitas tiap individu
cenderung pasif mungkin dikarenakan model pembelajaran dan guru yang berbeda
dengan biasanya. Pada pembelajaran kedua aktivitas individu meningkat tiap
siswa aktif dalam pembelajaran dimungkinkan karena siswa sudah mulai terbiasa
dengan pembelajaran yang diterapkan. Pada pembelajaran terakhir terdapat
beberapa kelompok yang aktivitas individunya kembali menurun, hal ini
57
dimungkinkan karena kelompok tersebut tidak membawa alat peraga berupa
sendok sayur. Pada kelas kontrol aktivitas individu cenderung tidak mengalami
perubahan dari pertemuan pertama sampai terakhir. Berdasarkan data aktivitas
lembar observasi menunjukkan adanya perbedaan aktivitas individu. Melalui uji
observasi aktivitas siswa (pada Tabel 4.10) diperoleh kemampuan psikomotorik
siswa pada kelas eksperimen mencapai 70,64% dalam kriteria baik sedangkan
kemampuan psikomotorik siswa pada kelas kontrol mencapai 61,84% dalam
kriteria cukup baik. Berarti kemampuan psikomotorik siswa pada kelas
eksperimen lebih aktif daripada kelompok kontrol, tapi hanya diambil sampelnya
saja yaitu pada pertemuan kedua.
Peningkatan aktivitas siswa tidak terlepas dengan adanya penggunaan
model pembelajaran kooperatif. Karena pada saat pengelompokkan siswa,
peneliti dengan sengaja mengelompokkan siswa sesuai prestasi tiap individu
dengan perbandingan laki-laki dan perempuan yang hampir sama sehingga pada
saat diskusi kelompok tersebut tidak pasif seutuhnya. Sebab ada anak yang
berprestasi tinggi mampu mengajak siswa lain yang kurang dalam berprestasi
menjadi aktif dalam pembelajaran. Ini sesuai pendapat lou, Abrami dan
d’Apollonia, sebagaimana dikutip Shimazoe dan Aldrich (2010:52-57)
menyarankan bahwa kelompok dalam pembelajaran kooperatif terdiri dari
individu yang berbeda tidak hanya berdasarkan tingkat kemampuannya. Di satu
sisi, penggunaan metode demonstrasi yang menggunakan alat-alat peraga yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari juga berpengaruh pada keaktifan siswa
untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini karena siswa tidak asing terhadap benda-
58
benda tersebut sehingga lebih memudahkan siswa dalam menggunakan alat dan
mengkaitkannya dengan pembelajaran dibandingkan dengan kelas kontrol yang
tidak menggunakan alat peraga. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2004 :
98) bahwa dengan melakukan percobaan menggunakan alat peraga dapat
memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas, serta hasil belajar siswa lebih
permanen atau mantap. Hal ini juga sesuai dalam penelitian yang dilakukan oleh
Walter dan Walter (2010 : 43 – 46) bahwa pengalaman nyata yang diberikan
kepada peserta didik mampu digunakan untuk memahami dan mempelajari materi
pelajaran. Di samping itu penggunaan LKS yang berbeda dari biasanya membuat
siswa lebih tertarik untuk mendiskusikan secara kelompok, walaupun harus
dibimbing sedikit demi sedikit agar bisa mendiskusikannya secara lancar dan
secara kelompok. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif
sangat berbeda dengan model pembelajaran ceramah dan diskusi, karena model
pembelajaran kooperatif mampu mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode
demonstrasi lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan
pembelajaran ceramah dan diskusi.
59
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Pemahaman konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan metode demostrasi dalam pembelajaran pemantulan cahaya
pada kelas VIII SMP 2 Kaliwungu Kudus lebih baik daripada pemahaman konsep
siswa yang memperoleh pembelajaran ceramah dan diskusi. Hal ini didasarkan
pada peningkatan hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa dengan model
pembelajaran kooperatif dengan metode demostrasi dalam pembelajaran
pemantulan cahaya pada kelas VIII SMP 2 Kaliwungu Kudus lebih besar daripada
pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran ceramah dan diskusi.
5.2 SARAN
Ada beberapa saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini antara
lain.
1. Dalam pembelajaran pokok bahasan cahaya, guru sebaiknya menggunakan
metode demonstrasi sehingga siswa lebih mudah memahami materi
pembelajaran karena siswa mempunyai pengalaman langsung terhadap
kehidupan nyata.
2. Kepada peneliti lain sebaiknya menyiapkan alat-alat peraga sendiri dan
dapat mengelola waktu dengan baik hal ini dikarenakan pembelajaran
dengan metode demonstrasi membutuhkan waktu yang tidak singkat.
60
DAFTAR PUSTAKA
Ardley, N. 1996. Buku Ilmu Pengetahuanku Cahaya.Semarang: PT. Mandira
Semarang.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (5th
ed).
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (7th
ed). Jakarta: Bumi
Aksara.
Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Darsono, M. A. S., Dj Martensi , R. K. Sutadi, & Nugroho. 2000. Belajar dan
Pembelajaran (2nd
ed ). Semarang: IKIP Semarang Press.
Djamarah. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains
Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:
Depdiknas.
Hamalik, O.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Jacobs, G.M., C. Lee, & M. Ng. 1997. Co-Operative Learning In The Thinking
Classroom. Paper presented at the International Conference on Thinking,
Singapore.
Krisno, H.M.A., Mampuono, T.T. Mucharam & I. Suhada. 2008. Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Latifah, U. 2003. Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi dengan
Pendekatan Diagram Vee Terhadap Hasil Belajar Fisika pada Pokok
Bahasan Gaya Bagi Siswa Kelas 1 SLTP Negeri 1 Petarukan. Skripsi.
Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdiknas. Jakarta: Depdiknas.
Muslich, M. 2009. KTSP( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) Dasar
Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
61
Nasution, S. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Shimazoe, J. & H. Aldrich. 2010. Group Work Can Be Gratifying: Understanding
& Overcoming Resistance to Cooperative Learning . College Teaching,
58: 52-57.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suparno,P. 2007. Metode Pembelajaran Fisika(Konstruktivis & Menyenangkan).
Yogjakarta: Universitas sanata dharma.
Walter, M.I & J.L. Walter. 2010. A Classroom Demonstration of How Individual
Interpretations Shape Recollections of Past Events:It’s Not Just a Game .
College Teaching, 58: 43-46
Wasis, Sugeng Y. I. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTS Kelas VIII.
Jakarta: DEPDIKNAS.
LAMPIRAN
62
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah: SMP N 2 Kaliwungu Kudus
Kurikulum: KTSP Mata Pelajaran : IPA- Fisika
Kelas/Smt:
VIII / 2
Waktu 6X40’ Materi Mapel:
Cahaya
Peneliti:
Agus Purwanto
Tahun:
2010/2011
Standar Kompetensi:
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
Kompetensi Dasar :
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
Indikator Pencapaian Kompetensi:
1. Melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat cahaya.
2. Menjelaskan dan memahami sifat-sifat cahaya
3. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya dan pemantulan pada cermin datar
4. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada
cermin cekung
5. Menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin
cekung
6. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada
cermin cembung
7. Menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin
cembung .
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
2. Menjelaskan bagaimana cahaya merambat.
3. Menjelaskan hukum pemantulan yang diperoleh melalui percobaan.
4. Mengambarkan proses terbentuknya bayangan pada cermin datar, cermin
cekung.
5. Menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin
cekung.
6. Mengambarkan proses terbentuknya bayangan pada cermin datar, cermin
cekung.
7. Menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin
cembung.
Materi Pembelajaran
1. Cahaya adalah gelombang elektromagnetik.
2. Cahaya dapat merambat tanpa adanya medium perantara.
3. Cahaya merambat lurus
4. Sumber cahaya adalah benda yang dapat memancarakan cahaya sendiri.
5. Benda gelap adalah benda yang tidak dapat memancarkan cahaya.
6. Bayangan ada dua jenis umbra dan penumbra.
63
7. Bayangan umbra adalah bayangan yang tidak mendapat cahaya sama
sekali .
8. Bayangan penumbra adalah bayangan yang masih mendapat sedikit
cahaya.
9. Sudut sinar datang pada cermin datar sama dengan sinar pantul.
10. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah sama besar,
tegak,berkebalikan,jarak benda sama dengan jarak bayangan kecermin,
maya.
11. Cermin cekung mempunyai tiga sinar istimewa.
12. Cermin cekung disebut cermin konvergen karena bersifat mengumpulkan
cahaya.
13. Cermin cembung mempunyai tiga sinar istimewa.
14. Cermin cembung disebut cermin divergen karena menyebarkan sinar
Model Pembelajaran :Cooperative Learning
Metode Pembelajaran
Ceramah, Diskusi-Informasi, demonstrasi
Pertemuan pertama
Skenario / proses belajar mengajar
Kegiatan Durasi Aktivitas
Awal 5 menit Aktivitas Guru
- Salam pembuka.
- Motivasi dan appersepsi
- Kenapa orang-orang yang berjalan di jalan
raya slalu berteduh di bawah pohon?
- Bagaimana bayangan kita dapat terbentuk?
- Prasyarat
- Bagaimana cahaya merambat?
- Membacakan tujuan pembelajaran.
Aktivitas Siswa
- Menjawab salam.
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
- Mendengarkan tujuan pembelajaran.
Inti
5 menit
a. Explorasi
Aktivitas Guru
- Mendemonstrasikan percobaan yang
menjelaskan tentang sifat-sifat cahaya.
- Saat mendemonstrasikan percobaan guru
menanyakan apa yang terjadi apabila sebuah
benda disinari oleh cahaya.
64
15 menit
10 menit
- Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
demonstrasi tersebut.
Aktivitas Siswa
- Ikut melakukan dan mengamati demonstrasi
mengenai sifat-sifat cahaya.
- Menjawab pertanyaan berkaitan dengan
demonstrasi tersebut.
b. Elaborasi
Aktivitas Guru
- Membimbing peserta didik membentuk
kelompok untuk melakukan diskusi kelas.
- Mengajukan pertanyaan kepada siswa guna
menuntun dalam pembuatan kesimpulan.
a. Bagaimanakah bentuk bayangan benda
yang disinari
cahaya ?
b. Bagaimanakah cahaya merambat?
- Mengamati proses diskusi dan menyuruh
siswa menjawab pertanyaan dalam lembar
kerja yang dibagi.
Aktivitas Siswa
- Berdiskusi dalam kelompok tentang sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan demonstrasi.
- Siswa menjawab pertanyaan dalam lembar
kerja yang dibagikan.
c. Konfirmasi
Aktivitas Guru
- Membimbing siswa kalau ada kesalahan
konsep/konsep yang belum benar
Aktivitas Siswa
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
- Anggota kelompok lain menanggapi
kelompok yang mempresentasikan hasilnya
- Menjawab pertanyaan untuk membuat
kesimpulan bersama-sama.
- Menyusun kesimpulan
Penutup 5 menit Membuat kesimpulan bersama-sama.
Refleksi:
Pertanyaan dan jawaban
Sumber:
- Irianto, Sugeng Yuli dan Wasis. 2008.Ilmu
65
yang merujuk pada materi
pembelajaran.
Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
- Buku referensi yang relevan.
- Alat-alat demonstrasi sederhana yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
Indikator Penilaian : Teknik Instrumen
Siswa dapat dapat menjelaskan
sifat-sifat cahaya dan bagaimana
cara merambatnya.
Lembar observasi Presentasi kelompok
Pertemuan kedua : Pemantulan pada cermin datar
Skenario / proses belajar mengajar
Kegiatan Durasi Aktivitas
Awal 5 menit
Aktivitas Guru
- Salam pembuka.
- Motivasi dan appersepsi
- Pernahkah kamu bercermin di kaca?
Prasyarat
- Siswa mampu menjelaskan bagaimana
bayangan pada cermin datar bisa
terbentuk?
- Membacakan tujuan pembelajaran.
Aktivitas Siswa
- Menjawab salam.
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
- Mendengarkan tujuan pembelajaran.
Inti
5 menit
15 menit
a. Explorasi
Aktivitas Guru
- Mendemonstrasikan percobaan yang
menjelaskan tentang pemantulan cahaya
pada cermin datar.
- Memberikan pertanyaan berkaitan
dengan demonstrasi tersebut.
Aktivitas Siswa
- Melakukan percobaan.
- Menjawab pertanyaan berkaitan dengan
demonstrasi tersebut.
66
10 menit
b. Elaborasi
Aktivitas Guru
- Membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok.
- Mengajukan pertanyaan kepada siswa
guna menuntun dalam pembuatan
kesimpulan.
a. Bagaimanakah bentuk bayangan pada
cermin datar?
b. Bagaimanakah sifat bayangan dari
cermin datar?
- Mengamati proses diskusi dan
menyuruh siswa menjawab pertanyaan
dalam lembar kerja yang dibagi.
Aktivitas Siswa
- Melakukan diskusi tentang hasil
pengamatannya dilanjutkan dengan
menjawab pertanyaan dalam lembar
yang telah dibagikan.
c. Konfirmasi
Aktivitas Guru
- Membimbing siswa kalau ada
kesalahan konsep/konsep yang belum
benar.
Aktivitas Siswa
- Setiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya.
- Anggota kelompok yang lain
menanggapi kelompok yang
mempresentasikan hasilnya.
- Menjawab pertanyaan untuk membuat
kesimpulan bersama-sama.
- Menyusun kesimpulan.
Penutup 5 menit Membuat kesimpulan bersama-sama.
Refleksi:
Pertanyaan dan jawaban yang
merujuk pada materi
pembelajaran.
Sumber:
- Irianto, Sugeng Yuli dan Wasis. 2008.Ilmu
Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
- Buku referensi yang relevan.
- Alat percobaan sederhana yang berkaitan
67
dengan kehidupan sehari-hari..
Indikator Penilaian : Teknik Instrumen
Tes unjuk kerja Presentasi kelompok
Pertemuan ketiga: Pemantulan pada cermin cekung
Skenario / proses belajar mengajar
Kegiatan Durasi Aktivitas
Awal 5 menit
Aktivitas Guru
- Salam pembuka.
- Motivasi dan appersepsi
- Pernahkah kamu bercermin dengan
menggunakan sendok?
Prasyarat
- Siswa mampu menjelaskan bagaimana
bayangan pada cermin cekung bisa
terbentuk?
- Membacakan tujuan pembelajaran.
Aktivitas Siswa
- Menjawab salam.
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
- Mendengarkan tujuan pembelajaran.
Inti
5 menit
15 menit
a. Explorasi
Aktivitas Guru
- Mendemonstrasikan percobaan yang
menjelaskan tentang pemantulan cahaya pada
cermin cekung.
- Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
demonstrasi tersebut.
Aktivitas Siswa
- Melakukan percobaan.
- Menjawab pertanyaan berkaitan dengan
demonstrasi tersebut.
b. Elaborasi
Aktivitas Guru
- membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok.
- Mengajukan pertanyaan kepada siswa guna
menuntun dalam pembuatan kesimpulan.
a. Bagaimanakah bentuk bayangan pada
cermin cekung?
68
10 menit
b. Bagaimanakah sifat bayangan dari cermin
cekung?
- Mengamati proses diskusi dan menyuruh
siswa menjawab pertanyaan dalam lembar
kerja yang dibagi.
Aktivitas Siswa
Melakukan diskusi tentang hasil pengamatannya
dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan.
c. Konfirmasi
Aktivitas Guru
- Membimbing siswa kalau ada kesalahan
konsep/konsep yang belum benar.
Aktivitas Siswa
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
- Anggota kelompok lain menanggapi
kelompok yang mempresentasikan hasilnya.
- Menjawab pertanyaan untuk membuat
kesimpulan bersama-sama.
- Menyusun kesimpulan.
Penutup 5 menit Membuat kesimpulan bersama-sama
Refleksi:
Pertanyaan dan jawaban
yang merujuk pada materi
pembelajaran.
Sumber:
- Irianto, Sugeng Yuli dan Wasis. 2008.Ilmu
Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
- Buku referensi yang relevan.
- Alat percobaan sederhana yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari..
Indikator Penilaian : Teknik Instrumen
Siswa dapat menyebutkan sinar-sinar
istimewa pada cermin cekung dan
menjelaskan bagaimana bayangan pada
cermin cekung bisa terbentuk.
Tes unjuk
kerja
Presentasi
kelompok
Pertemuan keempat: Pemantulan pada cermin cembung
Skenario / proses belajar mengajar
Kegiatan Durasi Aktivitas
Awal 5 menit
Aktivitas Guru
- Salam pembuka.
- Motivasi dan appersepsi
69
- Pernahkah kamu bercermin dengan
menggunakan sendok?
Prasyarat
- Siswa mampu menjelaskan bagaimana
bayangan pada cermin cembung bisa
terbentuk?
- Membacakan tujuan pembelajaran.
Aktivitas Siswa
- Menjawab salam.
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
- Mendengarkan tujuan pembelajaran.
Inti
5 menit
15 menit
a. Explorasi
Aktivitas Guru
- Mendemonstrasikan percobaan yang
menjelaskan tentang pemantulan cahaya.
- Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
demonstrasi tersebut.
Aktivitas Siswa
- Melakukan percobaan.
- Menjawab pertanyaan berkaitan dengan
demonstrasi tersebut.
b. Elaborasi
Aktivitas Guru
- membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok.
- Mengajukan pertanyaan kepada siswa guna
menuntun dalam pembuatan kesimpulan.
a. Bagaimanakah bentuk bayangan pada
cermin cembung?
b. Bagaimanakah sifat bayangan dari cermin
cembung?
- Mengamati proses diskusi dan menyuruh
siswa menjawab pertanyaan dalam lembar
kerja yang dibagi.
Aktivitas Siswa
- Melakukan diskusi tentang hasil
pengamatannya dilanjutkan dengan
menjawab pertanyaan.
c. Konfirmasi
70
10 menit
Aktivitas Guru
- Membimbing siswa kalau ada kesalahan
konsep/konsep yang belum benar
Aktivitas Siswa
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
- Anggota kelompok lain menanggapi
kelompok yang mempresentasikan hasilnya
- Menjawab pertanyaan untuk membuat
kesimpulan bersama-sama.
- Menyusun kesimpulan
Penutup 5 menit Membuat kesimpulan bersama-sama
Refleksi:
Pertanyaan dan jawaban
yang merujuk pada materi
pembelajaran.
Sumber:
- Irianto, Sugeng Yuli dan Wasis. 2008.Ilmu
Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
- Buku referensi yang relevan.
- Alat percobaan sederhana yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari..
Indikator Penilaian : Teknik Instrumen
Siswa dapat menyebutkan sinar-sinar
istimewa pada pemantulan cermin
cembung dan menjelaskan bagaimana
bayangan pada cermin cembung bisa
terbentuk
Lembar
observasi
Presentasi
kelompok
Kudus, Maret 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Peneliti
Ahmad Solikhin, S.Pd Agus Purwanto
NIP.196412251991031007 NIM. 4201407055
71
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah: SMP N 2 Kaliwungu Kudus
Kurikulum: KTSP Mata Pelajaran : IPA- Fisika
Kelas/Smt:
VIII / 2
Waktu 6X40’ Materi Mapel:
Cahaya
Peneliti:
Agus Purwanto
Tahun:
2010/2011
Standar Kompetensi:
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin.
Kompetensi Dasar :
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
8. Melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat cahaya.
9. Menjelaskan dan memahami sifat-sifat cahaya.
10. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya dan pemantulan pada cermin
datar.
11. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada
cermin cekung.
12. Menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin
cekung.
13. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada
cermin cembung.
14. Menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin
cembung.
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat:
8. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
9. Menjelaskan bagaimana cahaya merambat.
10. Menjelaskan hukum pemantulan yang diperoleh melalui
percobaan.
11. Mengambarkan proses terbentuknya bayangan pada cermin datar,
cermin cekung.
12. Menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada
cermin cekung.
13. Mengambarkan proses terbentuknya bayangan pada cermin datar,
cermin cekung.
14. Menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada
cermin cembung.
Materi Pembelajaran
15. Cahaya adalah gelombang elektromagnetik.
16. Cahaya dapat merambat tanpa adanya medium perantara.
17. Cahaya merambat lurus.
18. Sumber cahaya adalah benda yang dapat memancarakan cahaya
72
sendiri.
19. Benda gelap adalah benda yang tidak dapat memancarkan cahaya.
20. Bayangan ada dua jenis umbra dan penumbra.
21. Bayangan umbra adalah bayangan yang tidak mendapat cahaya
sama sekali.
22. Bayangan penumbra adalah bayangan yang masih mendapat
sedikit cahaya.
23. Sudut sinar datang pada cermin datar sama dengan sinar pantul.
24. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah sama besar,
tegak,berkebalikan,jarak benda sama dengan jarak bayangan kecermin,
maya.
25. Cermin cekung mempunyai tiga sinar istimewa.
26. Cermin cekung disebut cermin konvergen karena bersifat mengumpulkan
cahaya.
27. Cermin cembung mempunyai tiga sinar istimewa.
28. Cermin cembung disebut cermin divergen karena menyebarkan sinar.
Model Pembelajaran : ceramah dan diskusi
Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi-informasi
Pertemuan pertama
Skenario / proses belajar mengajar
Kegiatan Durasi Aktivitas
Awal 5 menit Aktivitas Guru
- Salam pembuka.
- Motivasi dan appersepsi
- Kenapa orang-orang yang berjalan di jalan
raya slalu berteduh di bawah pohon?
- Bagaimana bayangan kita dapat terbentuk?
- Prasyarat
- Bagaimana cahaya merambat?
- Membacakan tujuan pembelajaran.
Aktivitas Siswa
- Menjawab salam.
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
- Mendengarkan tujuan pembelajaran.
Inti
10 menit
d. Explorasi
Aktivitas Guru
- Guru menanyakan pada peserta didik mengapa
kita dapat melihat benda-benda disekeliling
kita?
73
10 menit
10menit
- Guru menanyakan kepada peserta didik apakah
kamu dapat melihat ketika lampu di rumahmu
padam?
- Guru mengajukan pertanyaan apakah pengertian
cahaya?
- Guru memberikan materi.
e. Elaborasi
Aktivitas Guru
- Membimbing peserta didik membentuk
kelompok untuk melakukan diskusi kelas.
- Mengajukan pertanyaan kepada siswa guna
menuntun dalam pembuatan kesimpulan.
c. Bagaimanakah bentuk bayangan benda
yang disinari cahaya ?
d. Bagaimanakah cahaya merambat?
- Memberikan lembar kerja siswa.
- Mengamati proses diskusi dan menyuruh
siswa menjawab pertanyaan dalam lembar
kerja yang dibagi.
Aktivitas Siswa
- Berdiskusi dalam kelompok tentang sifat-sifat
cahaya.
- Siswa menjawab pertanyaan dalam lembar
kerja yang dibagikan.
f. Konfirmasi
Aktivitas Guru
- Membimbing siswa kalau ada kesalahan
konsep/konsep yang belum benar.
Aktivitas Siswa
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
- Anggota kelompok lain menanggapi
kelompok yang mempresentasikan hasilnya
- Menjawab pertanyaan untuk membuat
kesimpulan bersama-sama.
- Menyusun kesimpulan.
Penutup 5 menit Membuat kesimpulan bersama-sama.
Refleksi:
Pertanyaan dan jawaban
yang merujuk pada materi
Sumber:
- Irianto, Sugeng Yuli dan Wasis. 2008.Ilmu
Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII.
74
pembelajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
- Buku referensi yang relevan.
Indikator Penilaian : Teknik Instrumen
Siswa dapat dapat menjelaskan
sifat-sifat cahaya dan bagaimana
cara merambatnya.
Lembar observasi Presentasi kelompok
Pertemuan kedua : Pemantulan pada cermin datar
Skenario / proses belajar mengajar
Kegiatan Durasi Aktivitas
Awal 5 menit
Aktivitas Guru
- Salam pembuka.
- Motivasi dan appersepsi
- Pernahkah kamu bercermin di kaca?
Prasyarat
- Siswa mampu menjelaskan bagaimana
bayangan pada cermin datar bisa terbentuk?
- Membacakan tujuan pembelajaran.
Aktivitas Siswa
- Menjawab salam.
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
- Mendengarkan tujuan pembelajaran.
Inti
10 menit
10 menit
a. Explorasi
Aktivitas Guru
- Guru menanyakan, bagaimana besar
bayangan kalian dengan besar tubuh kalian
ketika kalian mengaca pada cermin datar?
- Guru memberikan materi.
. Aktivitas Siswa
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
b. Elaborasi
Aktivitas Guru
- membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok.
- Mengajukan pertanyaan kepada siswa guna
menuntun dalam pembuatan kesimpulan.
a. Bagaimanakah bentuk bayangan pada
75
10 menit
cermin datar?
b. Bagaimanakah sifat bayangan dari cermin
datar?
- Mengamati proses diskusi dan menyuruh
siswa menjawab pertanyaan dalam lembar
kerja yang dibagi.
Aktivitas Siswa
- Melakukan diskusi dilanjutkan dengan
menjawab pertanyaan dalam lembar yang
telah dibagikan.
c. Konfirmasi
Aktivitas Guru
- Membimbing siswa kalau ada kesalahan
konsep/konsep yang belum benar.
Aktivitas Siswa
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
- Anggota kelompok lain menanggapi
kelompok yang mempresentasikan hasilnya
- Menjawab pertanyaan untuk membuat
kesimpulan bersama-sama.
- Menyusun kesimpulan.
Penutup 5 menit Membuat kesimpulan bersama-sama
Refleksi:
Pertanyaan dan jawaban
yang merujuk pada materi
pembelajaran.
Sumber:
- Irianto, Sugeng Yuli dan Wasis. 2008.Ilmu
Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
- Buku referensi yang relevan.
Indikator Penilaian : Teknik Instrumen
Tes tertulis
Tes unjuk kerja
uraian
Presentasi kelompok
Pertemuan ketiga: Pemantulan pada cermin cekung
Skenario / proses belajar mengajar
Kegiatan Durasi Aktivitas
Awal 5 menit
Aktivitas Guru
- Salam pembuka.
- Motivasi dan appersepsi
- Pernahkah kamu bercermin dengan
76
menggunakan sendok?
Prasyarat
- Siswa mampu menjelaskan bagaimana
bayangan pada cermin cekung bisa
terbentuk?
- Membacakan tujuan pembelajaran.
Aktivitas Siswa
- Menjawab salam.
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Mendengarkan tujuan pembelajaran.
Inti
10 menit
10 menit
- menit
a. Explorasi
Aktivitas Guru
- Guru menanyakan, bagaimana besar
bayangan kalian dengan besar tubuh kalian
ketika kalian mengaca pada cermin datar?
- Guru memberikan materi
. Aktivitas Siswa
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru
b. Elaborasi
Aktivitas Guru
- Membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok.
- Mengajukan pertanyaan kepada siswa guna
menuntun dalam pembuatan kesimpulan.
c. Bagaimanakah bentuk bayangan pada
cermin cekung?
d. Bagaimanakah sifat bayangan dari cermin
cekung?
- Mengamati proses diskusi dan menyuruh
siswa menjawab pertanyaan dalam lembar
kerja yang dibagi.
Aktivitas Siswa
- Melakukan diskusi dilanjutkan dengan
menjawab pertanyaan dalam lembar yang
telah dibagikan.
c. Konfirmasi
Aktivitas Guru
- Membimbing siswa kalau ada kesalahan
77
konsep/konsep yang belum benar.
Aktivitas Siswa
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
- Anggota kelompok lain menanggapi
kelompok yang mempresentasikan hasilnya
- Menjawab pertanyaan untuk membuat
kesimpulan bersama-sama.
- Menyusun kesimpulan.
Penutup 5 menit Membuat kesimpulan bersama-sama
Refleksi:
Pertanyaan dan jawaban
yang merujuk pada materi
pembelajaran.
Sumber:
- Irianto, Sugeng Yuli dan Wasis. 2008.Ilmu
Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
- Buku referensi yang relevan.
Indikator Penilaian :
Teknik
Instrumen
Siswa dapat menyebutkan sinar-sinar
istimewa pada cermin cekung dan
menjelaskan bagaimana bayangan
pada cermin cekung bisa terbentuk
Tes unjuk kerja Presentasi kelompok
Pertemuan keempat: Pemantulan pada cermin cembung
Skenario / proses belajar mengajar
Kegiatan Durasi Aktivitas
Awal 10 menit
Aktivitas Guru
- Salam pembuka.
- Motivasi dan appersepsi
- Pernahkah kamu bercermin dengan
menggunakan sendok?
Prasyarat
- Siswa mampu menjelaskan bagaimana
bayangan pada cermin cembung bisa
terbentuk?
- Membacakan tujuan pembelajaran.
Aktivitas Siswa
- Menjawab salam.
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
78
- Mendengarkan tujuan pembelajaran.
Inti
5 menit
10 menit
5 menit
c. Explorasi
Aktivitas Guru
- Guru menanyakan, bagaimana besar
bayangan kalian dengan besar tubuh kalian
ketika kalian mengaca pada cermin datar?
- Guru memberikan materi.
. Aktivitas Siswa
- Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
d. Elaborasi
Aktivitas Guru
- Membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok.
- Mengajukan pertanyaan kepada siswa guna
menuntun dalam pembuatan kesimpulan.
c. Bagaimanakah bentuk bayangan pada
cermin cembung?
d. Bagaimanakah sifat bayangan dari cermin
cembung?
- Mengamati proses diskusi dan menyuruh
siswa menjawab pertanyaan dalam lembar
kerja yang dibagi.
Aktivitas Siswa
- Melakukan diskusi dilanjutkan dengan
menjawab pertanyaan.
e. Konfirmasi
Aktivitas Guru
- Membimbing siswa kalau ada kesalahan
konsep/konsep yang belum benar
Aktivitas Siswa
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
- Anggota kelompok lain menanggapi
kelompok yang mempresentasikan hasilnya.
- Menjawab pertanyaan untuk membuat
kesimpulan bersama-sama.
- Menyusun kesimpulan.
Penutup 5 menit Membuat kesimpulan bersama-sama
Refleksi: Sumber:
79
Pertanyaan dan jawaban
yang merujuk pada materi
pembelajaran.
- Irianto, Sugeng Yuli dan Wasis. 2008.Ilmu
Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
- Buku referensi yang relevan.
Indikator Penilaian : Teknik Instrumen
Siswa dapat menyebutkan sinar-sinar
istimewa pada pemantulan cermin
cembung dan menjelaskan bagaimana
bayangan pada cermin cembung bisa
terbentuk
Lembar
observasi
Presentasi
kelompok
Kudus, Maret 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Peneliti
Ahmad Solikhin, S.Pd Agus Purwanto
NIP.196412251991031007 NIM. 4201407055
80
Lampiran 3
Kelompok :
Nama : 1 ............................ 4. ............................
2. ........................... 5. ............................
3. ...........................
Tujuan : Menyelidiki arah rambat cahaya dan membuktikan hukum pemantulan
cahaya kedua
1. Bahan – bahan :
a. gunting c. selotip e. cermin datar g. busur
b.b. bolpoin d. laser f. plastisin h. senter
2. Cara kerja pertama :
a. Susun alat seperti pada gambar
c. Lihat bagaimana cahaya merambat
3. Cara kerja kedua :
a. Letakkan cermin secara tegak lurus dengan meja yang telah dilapisi kertas hvs
putih.
b. Arahkan cahaya laser ke cermin dengan sudut dari 20 - 40 sehingga terbentuk
sinar datang dan sinar pantul pada kertas.
c. Buat garis dengan pensil mengikuti cahaya tersebut.
d. Buat garis tegak lurus bidang cermin, tepat pada bidang jatuhnya sinar datang,
yang disebut garis normal.
81
e. Ukurlah sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal serta sinar
pantul dengan garis normal.
f. Hitunglah sudut datang dan sudut pantulnya. Sudut datang adalah sudut yang
dibentuk oleh sinar datang dan garis normal. Sudut pantul adalah sudut antara
sinar pantul dengan garis normal.
g. Salin dan lengkapilah tabel pengamatan dengan hasil pengamatanmu.
h. Ulangi langkah 1 sampai 7 untuk posisi lainnya.
Tabel hasil pengamatan
Sudut datang (i)
( O
)
Sudut pantul (r)
( O
)
Diskusi !
1. Bagaimana arah perambatan sinar senter pada percobaan pertama?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
2. Bagaimana arah perambatan sinar dari laser yang diarahkan kearah cermin?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
82
3. Bagaimana besarnya sudut datang dibandingkan dengan sudut pantul?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
4. Apa yang dapat kamu simpulkan mengenai sifat dari cahaya itu ?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
83
Kelompok :
Nama : 1 ............................ 4. ............................
2. ........................... 5. ............................
3. ...........................
Tujuan : Menyelidiki sifat bayangan pada cermin datar.
1. Kegiatan Pertama
a. Alat dan bahan
- Cermin datar - Penggaris
- Kertas hvs
- Plastisin
- Jarum pentul
b. Langkah – langkah
i. Pada HVS, lukislah sebuah garis mendatar yang panjangya 10 cm.
ii. Dengan menggunakan plastisin sebagai penahan, letakkan cermin datar tegak pada
garis tersebut.
iii. Letakkan jarum pentul P di depan pusat cermin pada jarak kira-kira 5 cm di depan
cermin.
iv. Tutuplah satu matamu. Dari sisi kiri, perhatikanlah bayangan jarum P pada cermin
( bayangan jarum P adalah P’). letakkan dua buah jarum pentul dan diantara
matamu dan bayangkan P’ sedemikian sehingga dan P’ terletak pada satu
garis lurus. Tandai letak titk dan dengan tanda silang pada kertas HVS.
v. Lakukan lagi langkah ke-4 namun dari sebelah kanan. Letakkan jarum pentul
dengan dan
84
Gambar 1 Menggunakan beberapa jarum pentul untuk menentukan letak bayangan
vi. Angkatlah cermin dan pindahkan dari karton. Hubungkan tanda silang hubungkan
tanda silang dan sehingga membentuk garis konstruksi. Hubungkan juga
dan sama seperti tadi. Kemudian perpanjang kedua garis tersebut. Kedua garis
akan berpotongan di titik P’. Titik potongan P’ ini merupakan bayangan dari jarum
pentul P.
Gambar 2 Titik potong antara kedua garis
konstruksi adalah letak bayangan jarum pentul P.
vii. Dengan menggunakan mistar ukurlah jarak bayangan P’ ke cermin dan jarak benda
ke cermin.
viii. Catat hasilnya
2. Kegiatan Kedua
85
a. Bahan-bahan :
Cermin, pensil, kertas indeks
b. Langkah-langkah
1. Berdirilah menghadap cermin sehingga kamu dapat melihat wajahmu dicermin
2. Tempelkan kertas di dahimu. Sementara melihat cermin. Tuliskan namamu di
kertas tersebut.
3. Baliklah kertas tersebut, dan lihat apa yang kamu tulis.
c. Diskusi
1. Bagaimanakah hubungan jarak antara benda ke cermin (jarak benda) dengan
jarak bayangan ke cermin (jarak bayangan) pada kegiatan pertama ?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Bagaimanakah sifat bayangan dari titik P pada kegiatan pertama ?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Bagaimana tulisan namamu setelah kamu baca tanpa menggunakan cermin ?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan diatas, mengenai sifat dari
bayangan cermin datar ?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Setelah kalian melakukan kegiatan di atas, bagaimana caranya kita untuk
menggambarkan proyeksi sinar sehingga bayangan pada cermin datar bisa terbentuk?
86
Di sini telah disediakan gambar pola sinar yang terbentuk pada sebuah cermin datar,
coba jelaskan apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Petunjuk :
1. Sifat sinar pada pemantulan cermin datar
2. Sinar yang datang tegak lurus cermin akan dipantulkan lagi tegak lurus terhadap
cermin.
Sudut sinar datang pada cermin datar sama dengan sudut sinar pantulnya
Cara membaca gambar :
1. Balik plastik mika satu persatu dari atas sampai kebawah.
2. Jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut.
Keterangan gambar :
: Arah perambatan sinar : Benda
: Perpanjangan arah rambat sinar : Bayangan benda
87
Coba jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Penjelasan gambar no :
1. ..........................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................
3. ..........................................................................................................................
4. ..........................................................................................................................
5. ..........................................................................................................................
88
Kelompok :
Nama : 1 ............................ 4. ............................
2. ........................... 5. ............................
3. ...........................
Tujuan : Menentukan macam bayangan yang terlihat di cermin cekung
a. Bahan-bahan :
1. Penggaris
2. Kertas berwarna merah bagian atas dan bawah putih
3. Sendok sayur logam yang besar
b. Langkah-langkah:
1. Dengan satu tangan, peganglah sendok sayur secara sayur secara vertikal dengan
bagian depan kepala sendok berjarak kira-kira 30 cm dari wajahmu.
2. Peganglah kertas karton bagian atas berwarna merah dan bawah putih dengan tangan
yang satunya tegak di depan wajahmu, tetapi jangan menyentuhnya. Kemudian,
perlahan gerakkan kertas karton kearah sendok. Ketika kertas digerakkan ,
perhatikan bayangan kertas pada kepala sendok.
3. Catat hasil bayangan yang kamu peroleh.
c. Diskusi
1. Permukaan sendok sayur bagian depan dapat kita samakan dengan cermin apakah?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Untuk sendok sayur vertikal dengan bagian depan, ketika kertas dan sendok sayur
berjarak 30 cm sifat dari bayangan pensil adalah? Setelah kamu dekatkan hingga
berjarak kira-kira 1 cm apa yang dapat kamu amati dari bayangan tadi?
Dilihat dari : besarnya, tegak atau terbalikkah bayangan, maya atau nyata
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan di atas?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
89
Setelah kalian melakukan kegiatan di atas, bagaimana caranya kita untuk
menggambarkan proyeksi sinar sehingga bayangan pada cermin cekung bisa
terbentuk?
Di sini telah disediakan gambar pola sinar yang terbentuk pada sebuah cermin
cekung, coba jelaskan apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Petunjuk : lihat sifat sinar istimewa cermin cekung pada buku.
Cara membaca gambar :
1. Balik plastik mika satu persatu dari atas sampai ke bawah.
2. Jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh perubahan gambar tersebut
Keterangan gambar :
: Arah perambatan sinar / : Benda / Bayangan benda
: Perpanjangan arah rambat sinar : Cermin cekung
90
Coba jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Penjelasan gambar no :
1. ..........................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................
3. ..........................................................................................................................
91
Kelompok :
Nama : 1 ............................ 4. ............................
2. ........................... 5. ............................
3. ...........................
Tujuan : Menentukan macam bayangan yang terlihat di cermin cembung
a. Bahan-bahan :
1. Penggaris
2. Kertas berwarna merah bagian atas dan bawah putih
3. Sendok sayur logam yang besar
b. Langkah-langkah:
1. Dengan satu tangan, peganglah sendok sayur secara sayur secara vertikal dengan bagian
belakang kepala sendok berjarak kira-kira 30 cm dari wajahmu.
2. Peganglah kertas karton bagian atas berwarna merah dan bawah putih dengan tangan
yang satunya tegak di depan wajahmu, tetapi jangan menyentuhnya. Kemudian,
perlahan gerakkan kertas karton kearah sendok. Ketika kertas digerakkan , perhatikan
bayangan kertas pada kepala sendok.
3. Catat hasil bayangan yang kamu peroleh.
c. Diskusi
1. Permukaan sendok sayur bagian belakang dapat kita samakan dengan cermin apakah?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Untuk sendok sayur vertikal dengan bagian belakang, ketika kertas dan sendok sayur
berjarak 30 cm sifat dari bayangan pensil adalah? Setelah kamu dekatkan hingga
berjarak kira-kira 1 cm apa yang dapat kamu amati dari bayangan tadi?
Dilihat dari : besarnya, tegak atau terbalikkah bayangan, maya atau nyata
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kedua percobaan diatas?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
92
Setelah kalian melakukan kegiatan di atas, bagaimana caranya kita untuk
menggambarkan proyeksi sinar sehingga bayangan pada cermin cembung bisa
terbentuk?
Di sini telah disediakan gambar pola sinar yang terbentuk pada sebuah cermin
cembung, coba jelaskan apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Petunjuk : lihat sifat sinar istimewa cermin cembung pada buku.
Cara membaca gambar :
1. Balik plastik mika satu persatu dari atas sampai ke bawah.
2. Jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut.
Keterangan gambar :
: Arah perambatan sinar / : Benda /Bayangan benda
: Perpanjangan arah rambat sinar : Cermin cembung
93
Coba jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Penjelasan gambar no :
1. ..........................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................
3. ..........................................................................................................................
4. ..........................................................................................................................
5. ..........................................................................................................................
94
Kelompok :
Nama : 1 ............................ 4. ............................
2. ........................... 5. ............................
3. ...........................
Tujuan : Menyelidiki arah rambat cahaya dan membuktikan hukum pemantulan
cahaya kedua
Diskusi !
1. Bagaimana arah perambatan sinar laser pada gambar tersebut?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
2. Bagaimana arah perambatan sinar dari laser yang diarahkan kearah cermin?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
3. Bagaimana besarnya sudut datang dibandingkan dengan sudut pantul?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
4. Apa yang dapat kamu simpulkan mengenai sifat dari cahaya itu ?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
95
Kelompok :
Nama : 1 ............................ 4. ............................
2. ........................... 5. ............................
3. ...........................
Tujuan : Menyelidiki sifat bayangan pada cermin datar.
Diskusikan !
Di sini telah disediakan gambar pola sinar yang terbentuk pada sebuah cermin datar,
coba jelaskan apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Petunjuk :
1. Sifat sinar pada pemantulan cermin datar
2. Sinar yang datang tegak lurus cermin akan dipantulkan lagi tegak lurus terhadap
cermin.
3. Sudut sinar datang pada cermin datar sama dengan sudut sinar pantulnya
Cara membaca gambar :
1. Balik plastik mika satu persatu dari atas sampai kebawah.
2. Jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut.
96
Keterangan gambar :
: Arah perambatan sinar : Benda
: Perpanjangan arah rambat sinar : Bayangan benda
Coba jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Penjelasan gambar no :
1. ..........................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................
3. ..........................................................................................................................
4. ..........................................................................................................................
5. ..........................................................................................................................
97
Kelompok :
Nama : 1 ............................ 4. ............................
2. ........................... 5. ............................
3. ...........................
Tujuan : Menentukan macam bayangan yang terlihat di cermin cekung
Diskusikan !
Di sini telah disediakan gambar pola sinar yang terbentuk pada sebuah cermin cekung,
coba jelaskan apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Petunjuk : lihat sifat sinar istimewa cermin cembung pada buku.
Cara membaca gambar :
1. Balik plastik mika satu persatu dari atas sampai ke bawah.
2. Jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut.
Keterangan gambar :
: Arah perambatan sinar / : Benda /Bayangan benda
: Perpanjangan arah rambat sinar : Cermin cembung
Coba jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
98
Penjelasan gambar no :
1. ..........................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................
3. ..........................................................................................................................
99
Kelompok :
Nama : 1 ............................ 4. ............................
2. ........................... 5. ............................
3. ...........................
Tujuan : Menentukan macam bayangan yang terlihat di cermin cembung
Diskusikan !
Di sini telah disediakan gambar pola sinar yang terbentuk pada sebuah cermin cembung,
coba jelaskan apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Petunjuk : lihat sifat sinar istimewa cermin cembung pada buku.
Cara membaca gambar :
1. Balik plastik mika satu persatu dari atas sampai ke bawah.
2. Jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut.
Keterangan gambar :
: Arah perambatan sinar / : Benda /Bayangan benda
: Perpanjangan arah rambat sinar : Cermin cembung
100
Coba jelaskan satu persatu apa yang dimaksud oleh gambar tersebut?
Penjelasan gambar no :
1. ..........................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................
3. .........................................................................................................................
4. .........................................................................................................................
5. .........................................................................................................................
101
Lampiran 4
KISI-KISI SOAL UJI COBA
(PRE TEST DAN POS TEST) INSTRUMEN PENELITIAN
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang, dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari.
Kompetensi Dasar Indikator Aspek yang
diukur No. Soal
6.3 Menyelidiki
sifat-sifat cahaya
dan
hubungannya
dengan berbagai
bentuk cermin.
Merancang dan melakukan
percobaan untuk menunjukkan
sifat-sifat perambatan cahaya.
Menjelaskan hukum pemantulan
yang diperoleh melalui
percobaan.
Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat-sifat
bayangan pada cermin datar,
cermin cekung, dan cermin
cembung.
C1
C2
C1
C2
C3
C1
C2
C3
C4
2, 30
31
1
3
32
4, 5, 9, 10,
11, 19, 20,
25, 26, 28,
34, 35, 36,
38, 39, 40
6, 12, 23, 27,
29, 37
13, 14, 15,
16, 17, 18,
21, 24
7, 8, 22, 33
Keterangan :
C1 = Pengetahuan C3 = Penerapan / Aplikasi
C2 = Pemahaman C4 = Analisis
102
Lampiran 5
SOAL UJI COBA (PRE TEST DAN POS TEST)
MATERI PEMANTULAN CAHAYA
Mata Pelajaran : IPA
Pokok Bahasan : Cahaya
Kelas/Semester : VIII/2
Waktu : 40 menit
Petunjuk mengerjakan soal :
1. Tulis nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia
2. Bacalah baik-baik soal yang anda hadapi, dan kerjakan soal yang anda anggap
paling mudah lebih dahulu
3. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban.
4. Apabila ada jawaban yang salah dan ingin memperbaiki, coretlah dengan 2 garis
lurus mendatar pada jawaban yang salah dan silang (X) jawaban yang benar.
Contoh: a b c d menjadi a b c d
5. Selamat mengerjakan
1. Berikut ini merupakan bunyi hukum pemantulan cahaya:
1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar;
2) Sinar datang dan sinar pantul memiliki arah yang sama;
3) Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul.
Pernyataan yang benar adalah ....
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 2
c. 1 dan 3
d. 2 dan 3
2. Bayang-bayang umbra terjadi karena ....
a. sumber cahaya kecil sehingga berkas cahaya dapat dianggap sebagai sebuah
titik
b. sumber cahaya sama dengan titik
c. sumber cahaya lebih besar daripada benda
d. sumber cahaya lebih jauh daripada benda
X X = X
103
3. Apabila cahaya mengenai
permukaan yang tidak rata maka
....
a. cahaya akan dipantulkan teratur
b. cahaya akan diserap
c. cahaya akan dipantulkan baur
d. cahaya akan dibelokkan
4. Bayangan yang terbentuk dari
cermin datar adalah ....
a. bayangan maya
b. bayangan nyata
c. bayangan sejati
d. bayang-bayang
5. Cahaya matahari yang datang pada
cermin cekung sejajar dengan
sumbu utama ....
a. akan dikumpulkan pada titik
fokus
b. akan dikumpulkan pada titik
kelengkungan cermin
c. akan dipantulkan sejajar
d. akan dipantulkan tidak beraturan
6. Sinar-sinar sejajar yang jatuh pada
cermin cekung akan dikumpulkan
pada satu titik. Hal ini
membuktikan bahwa cermin
cekung bersifat ....
a. divergen
b. menyebarkan sinar
c. konvergen
d. membiaskan cahaya
7. Jika sebuah benda berada di ruang
II cermin cekung (antara F dan
2F), sifat bayangan yang terjadi
adalah ....
a. maya, diperbesar, terbalik, di
belakang cermin
b. nyata, diperkecil, terbalik, di
depan cermin
c. maya, diperkecil, tidak terbalik,
di depan cermin
d. nyata, diperbesar, terbalik, di
depan cermin
8. Agar benda pada cermin cekung
dihasilkan sifat bayangan maya
dan diperbesar maka harus di
letakkan di ....
a. antara F dan M c. antara F dan O
b. di titik F d. di titik M
9. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk
oleh cermin cembung adalah
(1) nyata
(2) tegak
(3) sama besar
(4) maya
Pernyataan di atas yang benar
adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (4)
d. (4) saja
10. Di bawah ini yang bukan sifat
cahaya adalah ....
a. merambat lurus
b. dapat dibiaskan
c. dapat dipantulkan
d. memiliki massa
104
11. Sifat bayangan yang dibentuk
cermin datar adalah ....
a. nyata, terbalik, sama besar
b. maya, terbalik, diperbesar
c. nyata, tegak, sama besar
d. maya, tegak, sama besar
12. Bayang - bayang di belakang
benda dapat terjadi karena ....
a. cahaya merambat lurus
b. cahaya dapat berbelok
c. cahaya dapat menembus benda
d. cahaya merupakan gelombang
transversal
13. Seberkas sinar jatuh pada
permukaan bidang pemantul
dengan sudut datang 20º maka
besar sudut antara sinar pantul dan
sinar datang adalah ....
a. 70° c. 50°
b. 60° d.40°
14. Suatu benda berada 10 cm di muka
cermin cekung. Bayangan nyata
terbentuk pada jarak 15cm. Jari jari
cermin cekung tersebut adalah ....
a. 6 cm c. 18 cm
b. 12 cm d. 24 cm
15. Dua buah cermin datar mengapit
sudut 60°. Banyaknya bayangan
yang terbentuk antara dua cermin
adalah . . . .
a. 6 buah c. 4 buah
b. 5 buah d. 2 buah
16. Sebuah benda berada pada jarak 2
cm di depan cermin cekung
dengan focus 10 cm. Jarak
bayangan dari cermin adalah . . . .
a. -10 cm c. -5 cm
b. -8 cm d. -2,5 cm
17. Sebuah benda setinggi 1 m di
depan cermin cembung dengan
fokus 0,5 m. Jika jarak benda 2 m
maka tinggi bayangan adalah . . . .
a. 0,5 m. c. 0,3 m
b. 0,4 m d. 0,2 m
18. Suatu bayangan benda berada 20
cm di belakang cermin cembung.
Jika bayangan yang terbentuk
maya, tegak, diperkecil ¼ kali
semula maka jarak benda ke
cermin adalah . . . .
a. 20 cm c. 60 cm
b. 40 cm d. 80 cm
19. Berikut ini yang termasuk sinar
istimewa pada cermin cembung
adalah . . . .
a. sinar datang sejajar sumbu
utama dipantulkan melalui
fokus
b. sinar datang menuju titik fokus
dipantulkan sejajar sumbu
utama
c. sinar datang menuju pusat
kelengkungan dipantulkan
melalui jalan semula
d. sinar datang sejajar sumbu
utama dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik fokus
105
20. Berikut yang bukan merupakan
sifat cahaya adalah ....
a. memerlukan medium untuk
merambat
b. dapat dipantulkan
c. dapat dibiaskan
d. termasuk gelombang
elektromagnetik
21. Suatu benda berjarak 10 cm di
depan sebuah cermin cekung yang
memiliki fokus 15 cm. Perbesaran
bayangan yang dihasilkan adalah
....
a. 3,0 kali c. 1,5 kali
b. 2,0 kali d. 0,5 kali
22. Angka Sembilan dilukiskan pada
selembar kertas mendatar yang
diletakkan di depan cermin datar
tegak, seperti yang ditunjukkan
oleh gambar.
Bagaimanakah penampilan
bayangan yang dilihat dalam
cermin?
a. 9
c.
b. d.
23. Diagram berikut menunjukkan
bayangan dari sebuah jam dinding
dalam suatu cermin datar. Pukul
berapakah yang ditunjukkan oleh
jam tersebut?
a. 02.25
b. 09.25
c. 02.35
d. 09.35
24. Sebuah benda diletakkan 4 cm di
depan cermin datar. Jika cermin
digeser menjauh sehingga berjarak
8 cm dari benda, jarak bayangan
terhadap cermin adalah ....
a. 8 cm c. 12 cm
b. 10 cm d. 14 cm
25. Lukisan sinar utama cermin
cekung di bawah ini benar, kecuali
a.
b.
c.
d.
106
26. Benda-benda di bawah ini
merupakan sumber cahaya,
kecuali....
a. Matahari c. Bintang
b. Kunang-kunang d. Bulan
27. Sebuah benda diletakkan 20 cm di
depan sebuah cermin datar.
Cermin digerakkan 2 cm ke arah
benda. Jarak antara letak
bayangan semula dan akhir (
setelah cermin digerakkan ) yang
dilihat dalam cermin adalah....
a. 2 cm c. 18 cm
b. 4 cm d. 22 cm
28. Pada cermin cekung, sinar datang
sejajar sumbu utama akan
dipantulkan melalui suatu titik,
titik tersebut dinamakan ....
a. Titik sumbu utama
b. Titik pusat cermin cekung
c. Titik fokus cermin
d. Titik normal sinar pantul
29. Bayang-bayang di belakang benda
gelap tidak tembus cahaya,
terbentuk akibat....
a. Cahaya dibiaskan
b. Cahaya dipantulkan
c. Cahaya merambat lurus
d. Cahaya diserap benda gelap
30. Beberapa pernyataan tentang
cahaya
1) Cahaya merambat lurus
2) Benda bening dapat
meneruskan sebagian cahaya
yang diterimanya
3) Benda gelap dapat meneruskan
seluruh cahaya yang
diterimanya
Pernyataan yang benar adalah ....
a. 1, 2, dan 3
b. 1
c. 1 dan 2
d. 1 dan 3
31. Beberapa bukti bahwa cahaya
merambat lurus
1) Gerhana matahari
2) Terjadinya baying-bayang di
belakang benda gelap
3) Cahaya merambat di ruang
hampa
Pernyataan yang benar adalah ....
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 1 dan 2
d. 2 dan 3
32. Berkas sinar jatuh ke cermin datar
dengan sudut . Sudut antara
sinar datang dan sinar pantul
adalah ....
a. c.
b. d.
107
33. Benda berada 12 cm di depan
cermin cembung yang mempunyai
titik fokus 6 cm, bayangan yang
dihasilkan adalah ....
a. Nyata, terbalik pada jarak 12
cm
b. Nyata, tegak pada jarak 4 cm
c. Maya, tegak pada jarak 4 cm
d. Maya, terbalik pada jarak 6 cm
34. Jika sinar datang pada cermin
cembung, akan terjadi pemantulan
yang ....
a. Konvergen
b. Difus
c. Divergen
d. Sejajar
35. Gambar dibawah ini menunjukkan
sifat cermin datar yaitu ....
a. Diperbesar c. Terbalik
b. Nyata d. Maya
36. Pernyataan untuk cermin cembung
1) Mempunyai titik fokus maya
2) Disebut juga cermin divergen
3) Untuk benda nyata selalu
terbentuk bayangan maya
Pernyataan yang benar adalah ....
a. 1 c. 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. 1,2, dan 3
37. Jika benda berada antara titik pusat
dan titik fokus cermin cekung,
maka sifat bayangannya ....
a. Maya, diperkecil, terbalik
b. Nyata, diperbesar, terbalik
c. Maya, diperbesar, tegak
d. Nyata, diperkecil, tegak
38. Sifat bayangan yang dibentuk
cermin cembung selalu ....
a. Maya, diperkecil, terbalik
b. Nyata, diperbesar, terbalik
c. Maya, diperkecil, tegak
d. Nyata,diperbesar, tegak
39. Sifat bayangan yang dibentuk oleh
sendok sayur bagian belakang
adalah ....
a. Maya, diperkecil, tegak
b. Maya, diperkecil, terbalik
c. Nyata, diperbesar, terbalik
d. Nyata,diperbesar, terbalik
40. Cermin yang dapat memperbesar
bayangan adalah ....
a. Cembung c. Cekung
b. Datar d.Bening
108
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN
SOAL UJI COBA (PRE TEST DAN POS TEST)
1. c 21. a
2. a 22. c
3. c 23. b
4. a 24. a
5. a 25. d
6. c 26. d
7. d 27. a
8. c 28. c
9. c 29. c
10. d 30. c
11. d 31. c
12. a 32. b
13. d 33. c
14. b 34. c
15. b 35. c
16. d 36. d
17. d 37. c
18. d 38. c
19. d 39. a
20. a 40. c
109
Lampiran 7
HASIL ANALISIS UJI COBA SOAL
NO. KODE SOAL BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7
1 U-20 1 1 1 0 1 1 1
2 U-18 1 1 1 1 1 1 1
3 U-13 1 0 1 1 1 1 0
4 U-40 1 0 1 1 0 0 0
5 U-23 0 0 1 0 1 1 1
6 U-11 0 1 1 1 1 1 0
7 U-5 1 0 0 0 0 1 1
8 U-1 1 0 1 1 1 1 1
9 U-15 1 1 1 1 1 1 0
10 U-19 1 0 0 1 0 1 0
11 U-26 1 1 0 1 1 1 0
12 U-29 1 0 0 1 1 0 0
13 U-2 1 0 1 1 0 0 0
14 U-6 0 1 1 1 0 1 0
15 U-39 1 0 1 1 0 1 0
16 U-10 0 1 1 0 1 0 1
17 U-21 0 1 1 1 0 0 0
18 U-34 0 1 1 1 0 1 0
19 U-7 0 1 1 0 1 1 0
20 U-36 1 1 1 1 0 0 0
21 U-8 0 1 1 1 0 1 0
22 U-12 0 1 1 0 0 1 0
23 U-14 0 1 1 0 1 1 0
24 U-9 1 1 1 1 0 1 0
25 U-16 0 1 1 1 0 1 0
26 U-33 0 1 0 1 1 1 1
27 U-17 0 1 1 0 0 1 0
28 U-35 0 1 1 1 1 0 0
29 U-22 1 1 1 0 1 0 0
30 U-37 0 1 1 1 0 0 0
31 U-38 0 1 0 1 0 1 0
32 U-25 0 1 0 1 0 0 0
33 U-24 1 1 0 0 0 0 0
34 U-4 1 1 0 0 0 0 0
35 U-27 1 1 0 0 0 0 0
36 U-32 1 0 1 1 0 0 0
37 U-28 0 0 0 0 0 0 0
38 U-31 0 1 0 0 0 0 1
39 U-30 1 1 0 0 1 1 0
40 U-3 0 0 1 0 1 0 0
JUMLAH 20 28 27 24 17 23 8
VA
LID
ITA
S B
UT
IR Mp 20,75 16,8571 19,8889 19,958 21,4706 21 24,125
Mt 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35
p 0,5 0,7 0,675 0,6 0,425 0,575 0,2
q 0,5 0,3 0,325 0,4 0,575 0,425 0,8
pq 0,25 0,21 0,21938 0,24 0,24438 0,24438 0,16
St 7,305991 7,30599 7,30599 7,306 7,30599 7,30599 7,306
rpbis 0,328498 -0,3121 0,30356 0,2696 0,36721 0,4219 0,3952
rtabel 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316
Kriteria VALID TIDAK TIDAK TIDAK VALID VALID VALID
DA
YA
PE
MB
ED
A BA 13 11 16 15 11 14 6
BB 7 17 11 9 6 9 2
JA 20 20 20 20 20 20 20
JB 20 20 20 20 20 20 20
D 0,3 -0,3 0,25 0,3 0,25 0,25 0,2
Kriteria Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek
TK
B 20 28 27 24 17 23 8
JS 40 40 40 40 40 40 40
P 0,5 0,7 0,675 0,6 0,425 0,575 0,2
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar
RE
LIA
BIL
IT
AS
∑Y2 15604 n 40 valid 32
(∑Y)2 538756 M 18,35 tidak 8
N 40 rhitung 0,8348
S2 53,3775 rtabel 0,316
Kriteria reliable
Prosentase JB 50% 70% 68% 60% 43% 58% 20%
Keterangan dipakai dibuang dibuang dibuang dipakai dipakai dibuang
110
Butir Soal
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
0 1 1 0 0 0 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 0 0 0 1 1 0 1 0 1
0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1 0 1 1 1 0
0 0 1 1 0 0 1 1 0 1
0 0 0 1 1 0 1 0 0 1
0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
0 0 0 1 1 0 1 1 0 1
0 0 0 1 1 0 1 1 0 1
0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
0 0 1 1 1 0 1 0 0 1
0 0 1 1 1 0 1 0 0 1
0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
0 0 1 1 1 0 1 0 0 1
0 0 1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 0 1 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 1 1 0 0
7 13 21 27 24 14 31 21 19 29
27 24,385 21,19 20,296 19,833 21,857 19,8387 20,9524 22,7368 20,4483
18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35
0,175 0,325 0,525 0,675 0,6 0,35 0,775 0,525 0,475 0,725
0,825 0,675 0,475 0,325 0,4 0,65 0,225 0,475 0,525 0,275
0,1444 0,2194 0,2494 0,2194 0,24 0,2275 0,17438 0,24938 0,24938 0,19938
7,306 7,306 7,306 7,306 7,306 7,306 7,30599 7,30599 7,30599 7,30599
0,5453 0,5731 0,4087 0,3839 0,2487 0,3523 0,37817 0,37448 0,57114 0,46632
0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316
VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID
6 10 13 17 15 9 18 15 14 18
1 3 8 10 9 5 13 6 5 11
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
0,25 0,35 0,25 0,35 0,3 0,2 0,25 0,45 0,45 0,35
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup Baik Baik Cukup
7 13 21 27 24 14 31 21 19 29
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
0,175 0,325 0,525 0,675 0,6 0,35 0,775 0,525 0,475 0,725
Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah
Baik Sekali 0
Sangat Mudah 0
Baik 11
Mudah 2
Cukup 24
Sedang 30
Jelek 5
Sukar 8
Sangat Sukar 0
18% 33% 53% 68% 60% 35% 78% 53% 48% 73%
dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
111
Butir Soal
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 0 1 0 0 1 0 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0
0 1 1 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 1 0 0 1 1 0 1
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0
0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 1 0 0
0 1 0 0 0 0 1 1 0 0
0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
1 0 1 1 0 0 1 0 1 0
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
0 0 0 1 1 1 0 1 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
18 25 25 19 7 12 21 21 9 15
22,0556 17,92 20,8 18,1053 23,5714 24,0833 20,095 20,7143 25,889 23,2667
18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35
0,45 0,625 0,625 0,475 0,175 0,3 0,525 0,525 0,225 0,375
0,55 0,375 0,375 0,525 0,825 0,7 0,475 0,475 0,775 0,625
0,2475 0,2344 0,23438 0,24938 0,14438 0,21 0,2494 0,24938 0,1744 0,23438
7,30599 7,306 7,30599 7,30599 7,30599 7,30599 7,306 7,30599 7,306 7,30599
0,45877 -0,076 0,43292 -0,0319 0,32916 0,51374 0,2511 0,34022 0,556 0,52128
0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316
VALID TIDAK VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID
12 13 17 10 6 9 13 13 7 11
6 12 8 9 1 3 8 8 2 4
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
0,3 0,05 0,45 0,05 0,25 0,3 0,25 0,25 0,25 0,35
Cukup Jelek Baik Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
18 25 25 19 7 12 21 21 9 15
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
0,45 0,625 0,625 0,475 0,175 0,3 0,525 0,525 0,225 0,375
Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang
45% 63% 63% 48% 18% 30% 53% 53% 23% 38%
dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai
112
Butir Soal
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
1 0 1 0 1 0 1 0 1 1
1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
0 1 0 1 0 0 1 0 1 1
0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
0 1 1 1 0 1 0 1 0 1
0 1 1 1 0 1 0 1 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
19 16 25 13 13 18 19 19 11 12
21,1579 21,3125 20,28 21,3846 24,0769 22,0556 21,5263 22,947 26,8182 24,5833
18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35
0,475 0,4 0,625 0,325 0,325 0,45 0,475 0,475 0,275 0,3
0,525 0,6 0,375 0,675 0,675 0,55 0,525 0,525 0,725 0,7
0,24938 0,24 0,23438 0,21938 0,21938 0,2475 0,24938 0,2494 0,19938 0,21
7,30599 7,30599 7,30599 7,30599 7,30599 7,30599 7,30599 7,306 7,30599 7,30599
0,36557 0,33108 0,34104 0,28821 0,54392 0,45877 0,41353 0,5985 0,71385 0,55854
0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316
VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID
12 10 15 10 9 14 13 15 10 11
7 6 10 3 4 4 6 4 1 1
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
0,25 0,2 0,25 0,35 0,25 0,5 0,35 0,55 0,45 0,5
Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik
19 16 25 13 13 18 19 19 11 12
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
0,475 0,4 0,625 0,325 0,325 0,45 0,475 0,475 0,275 0,3
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar
48% 40% 63% 33% 33% 45% 48% 48% 28% 30%
dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
113
Butir Soal Y Y2
38 39 40
1 1 1 34 1156
1 0 1 33 1089
1 1 0 32 1024
1 1 1 31 961
0 1 1 30 900
1 1 1 29 841
1 1 0 27 729
0 1 0 26 676
1 1 0 26 676
1 1 1 24 576
0 0 0 23 529
1 1 0 22 484
0 1 1 21 441
1 1 0 21 441
1 0 1 20 400
0 0 0 19 361
0 1 0 18 324
0 0 0 18 324
1 1 0 17 289
1 0 1 16 256
1 0 0 16 256
0 0 0 15 225
0 0 0 14 196
0 0 0 14 196
0 0 0 14 196
1 0 0 14 196
0 0 0 14 196
0 0 0 14 196
0 0 0 13 169
0 0 0 13 169
1 1 0 12 144
0 0 0 12 144
0 0 1 11 121
0 0 1 11 121
0 0 0 11 121
1 0 0 10 100
0 1 0 10 100
0 0 0 10 100
0 0 0 10 100
0 0 0 9 81
17 16 11 734 15604
22,58824 23,75 23,6364
18,35 18,35 18,35
0,425 0,4 0,275
0,575 0,6 0,725
0,244375 0,24 0,19938
7,305991 7,305991 7,30599
0,498731 0,603489 0,44563
0,316 0,316 0,316
VALID VALID VALID
13 14 9
4 2 2
20 20 20
20 20 20
0,45 0,6 0,35
Baik Baik Cukup
17 16 11
40 40 40
0,425 0,4 0,275
Sedang Sedang Sukar
43% 40% 28%
dipakai dipakai dipakai
114
Perhitungan Validitas Butir Rumus
Keterangan:
Mp =
Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir
soal
Mt = Rata-rata skor total
St =
Standart deviasi skor
total
p =
Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap
butir soal
q =
Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap
butir soal
Kriteria
Apabila rpbis > rtabel, maka butir soal valid.
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang
lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir
soal.
No Kode
Butir soal
no 1 (X)
Skor Total
(Y) Y2 XY
1 U-20 1 34 1156 34
2 U-18 1 33 1089 33
3 U-13 1 32 1024 32
4 U-40 1 31 961 31
5 U-23 0 30 900 0
6 U-11 0 29 841 0
7 U-5 1 27 729 27
8 U-1 1 26 676 26
9 U-15 1 26 676 26
10 U-19 1 24 576 24
11 U-26 1 23 529 23
12 U-29 1 22 484 22
13 U-2 1 21 441 21
14 U-6 0 21 441 0
15 U-39 1 20 400 20
16 U-10 0 19 361 0
17 U-21 0 18 324 0
18 U-34 0 18 324 0
19 U-7 0 17 289 0
20 U-36 1 16 256 16
21 U-8 0 16 256 0
22 U-12 0 15 225 0
23 U-14 0 14 196 0
24 U-9 1 14 196 14
25 U-16 0 14 196 0
26 U-33 0 14 196 0
27 U-17 0 14 196 0
28 U-35 0 14 196 0
q
p
S
MM r
t
tp
pbis
115
29 U-22 1 13 169 13
30 U-37 0 13 169 0
31 U-38 0 12 144 0
32 U-25 0 12 144 0
33 U-24 1 11 121 11
34 U-4 1 11 121 11
35 U-27 1 11 121 11
36 U-32 1 10 100 10
37 U-28 0 10 100 0
38 U-31 0 10 100 0
39 U-30 1 10 100 10
40 U-3 0 9 81 0
Jumlah 20 734 15604 415
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:
Mp = Jumlah skor total yang menjawab benar pada no 1
Banyaknya siswa yang menjawab benar pada no 1
= 415
20
= 20,75
Mt = Jumlah skor total
Banyaknya siswa
= 734
40
= 18,35
p = Jumlah skor yang menjawab benar pada no 1
Banyaknya siswa
= 20
40
= 0,50
q = 1
p = 1
0,50 = 0,50
St =
15604 734
2
= 7,31
40
40
rpbis = 20,75
18,35
0,50
7,31
0,50
= 0,328
Pada = 5% dengan n = 40 diperoleh r tabel = 0.312
Karena rpbis > r tabel, maka soal no 1 valid.
116
Perhitungan Daya Pembeda Soal Rumus
Keterangan:
DP : Daya Pembeda
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria
Interval DP Kriteria
DP < 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
0,40 < DP < 0,70 Baik
0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik
Perhitunga
n
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 U-20 1 1 U-36 1
2 U-18 1 2 U-8 0
3 U-13 1 3 U-12 0
4 U-40 1 4 U-14 0
5 U-23 0 5 U-9 1
6 U-11 0 6 U-16 0
7 U-5 1 7 U-33 0
8 U-1 1 8 U-17 0
9 U-15 1 9 U-35 0
10 U-19 1 10 U-22 1
11 U-26 1 11 U-37 0
12 U-29 1 12 U-38 0
13 U-2 1 13 U-25 0
14 U-6 0 14 U-24 1
15 U-39 1 15 U-4 1
16 U-10 0 16 U-27 1
17 U-21 0 17 U-32 1
18 U-34 0 18 U-28 0
19 U-7 0 19 U-31 0
20 U-36 1 20 U-30 1
Jumlah 13 Jumlah 8
DP =
13
8
20
= 0,25
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda cukup
A
BA
JS
JBJB DP
117
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Rumus
Keterangan:
IK : Indeks kesukaran
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
Interval IK Kriteria
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK < 0,30 Sukar
0,30 < IK < 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung
dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 U-20 1 1 U-36 1
2 U-18 1 1 U-8 0
3 U-13 1 1 U-12 0
4 U-40 1 1 U-14 0
5 U-23 0 1 U-9 1
6 U-11 0 1 U-16 0
7 U-5 1 1 U-33 0
8 U-1 1 1 U-17 0
9 U-15 1 1 U-35 0
10 U-19 1 1 U-22 1
11 U-26 1 1 U-37 0
12 U-29 1 1 U-38 0
13 U-2 1 1 U-25 0
14 U-6 0 1 U-24 1
15 U-39 1 1 U-4 1
16 U-10 0 1 U-27 1
17 U-21 0 1 U-32 1
18 U-34 0 1 U-28 0
19 U-7 0 1 U-31 0
20 U-36 1 1 U-30 1
Jumlah 13 Jumlah 8
IK = 13 + 8
40
= 0,53
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang
BA
BA
JSJS
JBJB IK
118
Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Rumus:
Keterangan:
k : Banyaknya butir soal
M : Rata-rata skor total
Vt : Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
Vt =
15604
734
2
= 53,378
40
40
M =
Y =
734 = 18,35
N 40
r11 =
40
1
18,35 40
18,35
4
0 1
40 x 53,378
= 0,8348
p' =
Y =
734 = 0,46
Skor maksimal 40 x 40
q' = 1
p' = 1
0,46 = 0,54
Untuk p' tersebut diperoleh y' = 0,39089
SEr11 =
p'q'
=
0,46 0,54 = 0,202
y' N
0,3909 40
1.96 SEr11 = 1,96 x 0,202 = 0,395
Karena r11 > 1.96 SE r11, maka perangkat soal tersebut reliabel
Vtk
M)-M(k -1
1-k
k r11
119
Lampiran 8
KISI-KISI SOAL
(PRE TEST DAN POST TEST) INSTRUMEN PENELITIAN
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang, dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari.
Kompetensi Dasar Indikator Aspek yang
diukur No. Soal
6.3 Menyelidiki
sifat-sifat cahaya
dan
hubungannya
dengan berbagai
bentuk cermin.
Merancang dan melakukan
percobaan untuk menunjukkan
sifat-sifat perambatan cahaya.
Menjelaskan hukum pemantulan
yang diperoleh melalui
percobaan.
Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat-sifat
bayangan pada cermin datar,
cermin cekung, dan cermin
cembung.
C1
C1
C3
C1
C2
C3
C4
21
1
22
2, 5, 6, 7, 14,
19, 17, 20,
24, 26, 25,
28, 29, 30
3, 16, 27
8, 9, 10, 11,
12, 13, 18
4, 15, 23
Keterangan :
C1 = Pengetahuan C3 = Penerapan / Aplikasi
C2 = Pemahaman C4 = Analisis
120
Lampiran 9
SOAL MATERI
(PRE TEST DAN POST TEST) PEMANTULAN CAHAYA
Mata Pelajaran : IPA
Pokok Bahasan : Cahaya
Kelas/Semester : VIII/2
Waktu : 40 menit
Petunjuk mengerjakan soal :
6. Tulis nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia
7. Bacalah baik-baik soal yang anda hadapi, dan kerjakan soal yang anda anggap
paling mudah lebih dahulu
8. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban.
9. Apabila ada jawaban yang salah dan ingin memperbaiki, coretlah dengan 2 garis
lurus mendatar pada jawaban yang salah dan silang (X) jawaban yang benar.
Contoh: a b c d menjadi a b c d
10. Selamat mengerjakan
41. Berikut ini merupakan bunyi hukum pemantulan cahaya:
1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar;
2) Sinar datang dan sinar pantul memiliki arah yang sama;
3) Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul.
Pernyataan yang benar adalah ....
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 2
c. 1 dan 3
d. 2 dan 3
42. Cahaya matahari yang datang pada cermin cekung sejajar dengan sumbu utama
....
a. akan dikumpulkan pada titik fokus
b. akan dikumpulkan pada titik kelengkungan cermin
c. akan dipantulkan sejajar
d. akan dipantulkan tidak beraturan
X X = X
121
43. Sinar-sinar sejajar yang jatuh pada
cermin cekung akan dikumpulkan
pada satu titik. Hal ini
membuktikan bahwa cermin
cekung bersifat ....
a. divergen
b. menyebarkan sinar
c. konvergen
d. membiaskan cahaya
44. Agar benda pada cermin cekung
dihasilkan sifat bayangan maya
dan diperbesar maka harus di
letakkan di ....
a. antara F dan M
b. di titik F
c. antara F dan O
d. di titik M
45. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk
oleh cermin cembung adalah
(1) nyata
(2) tegak
(3) sama besar
(4) maya
Pernyataan di atas yang benar
adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (4)
d. (4) saja
46. Di bawah ini yang bukan sifat
cahaya adalah ....
a. merambat lurus
b. dapat dibiaskan
c. dapat dipantulkan
d. memiliki massa
47. Sifat bayangan yang dibentuk
cermin datar adalah ....
a. nyata, terbalik, sama besar
b. maya, terbalik, diperbesar
c. nyata, tegak, sama besar
d. maya, tegak, sama besar
48. Seberkas sinar jatuh pada
permukaan bidang pemantul
dengan sudut datang 20º maka
besar sudut antara sinar pantul dan
sinar datang adalah ....
a. 70° c. 50°
b. 60° d.40°
49. Suatu benda berada 10 cm di muka
cermin cekung. Bayangan nyata
terbentuk pada jarak 15cm. Jari jari
cermin cekung tersebut adalah ....
a. 6 cm c. 18 cm
b. 12 cm d. 24 cm
50. Dua buah cermin datar mengapit
sudut 60°. Banyaknya bayangan
yang terbentuk antara dua cermin
adalah . . . .
a. 6 buah. c. 4 buah
b. 5 buah. d. 2 buah
122
51. Sebuah benda berada pada jarak 2
cm di depan cermin cekung
dengan focus 10 cm. Jarak
bayangan dari cermin adalah . . .
a. -10 cm
b. -8 cm
c. -5 cm
d. -2,5 cm
52. Sebuah benda setinggi 1 m di
depan cermin cembung dengan
fokus 0,5 m. Jika jarak benda 2 m
maka tinggi bayangan adalah .
a. 0,5 m
b. 0,4 m
c. 0,3 m
d. 0,2 m
53. Suatu bayangan benda berada 20
cm di belakang cermin cembung.
Jika bayangan yang terbentuk
maya, tegak, diperkecil ¼ kali
semula maka jarak benda ke
cermin adalah . . .
a. 20 cm
b. 40 cm
c. 60 cm
d. 80 cm
54. Berikut yang bukan merupakan
sifat cahaya adalah ....
a. memerlukan medium untuk
merambat
b. dapat dipantulkan
c. dapat dibiaskan
d. termasuk gelombang
elektromagnetik
55. Angka Sembilan dilukiskan pada
selembar kertas mendatar yang
diletakkan di depan cermin datar
tegak, seperti yang ditunjukkan
oleh gambar.
Bagaimanakah penampilan
bayangan yang dilihat dalam
cermin?
c. 9
c.
d. d.
56. Diagram berikut menunjukkan
bayangan dari sebuah jam dinding
dalam suatu cermin datar. Pukul
berapakah yang ditunjukkan oleh
jam tersebut?
e. 02.25
f. 09.25
g. 02.35
h. 09.35
57. Benda – benda dibawah ini
merupakan sumber cahaya,
kecuali....
c. Matahari c. Bintang
d. Kunang-kunang d. Bulan
123
58. Suatu benda berjarak 10 cm di
depend sebuah cermin cekung
yang memiliki fokus 15 cm.
Perbesaran bayangan yang
dihasilkan adalah ....
a. 3,0 kali c. 1,5 kali
b. 2,0 kali d. 0,5 kali
59. Lukisan sinar utama cermin
cekung di bawah ini benar,
kecuali....
e.
f.
g.
h.
60. Pada cermin cekung, sinar datang
sejajar sumbu utama akan
dipantulkan melalui suatu titik,
titik tersebut dinamakan ....
e. Titik sumbu utama
f. Titik pusat cermin cekung
g. Titik fokus cermin
h. Titik normal sinar pantul
61. Beberapa pernyataan tentang
cahaya
4) Cahaya merambat lurus
5) Benda bening dapat
meneruskan sebagian cahaya
yang diterimanya
6) Benda gelap dapat meneruskan
seluruh cahaya yang
diterimanya
Pernyataan yang benar adalah ....
e. 1, 2, dan 3
f. 1
g. 1 dan 2
h. 1 dan 3
62. Berkas sinar jatuh ke cermin datar
dengan sudut . Sudut antara
sinar datang dan sinar pantul
adalah ....
c. c.
d. d.
63. Benda berada 12 cm di depan
cermin cembung yang mempunyai
titik fokus 6 cm, bayangan yang
dihasilkan adalah ....
e. Nyata, terbalik pada jarak 12
cm
f. Nyata, tegak pada jarak 4 cm
g. Maya, tegak pada jarak 4 cm
h. Maya, terbalik pada jarak 6 cm
124
64. Jika sinar datang pada cermin
cembung, akan terjadi pemantulan
yang ....
e. Konvergen c. Divergen
f. Difus c. Sejajar
65. Pernyataan untuk cermin
cembung
4) Mempunyai titik fokus maya
5) Disebut juga cermin divergen
6) Untuk benda nyata selalu
terbentuk bayangan maya
Pernyataan yang benar adalah ....
c. 1 c. 2 dan 3
d. 1 dan 2 d. 1,2, dan 3
66. Gambar dibawah ini
menunjukkan sifat cermin datar
yaitu ....
c. Diperbesar
d. Nyata
e. Terbalik
f. Maya
67. Jika benda berada antara titik
pusat dan titik fokus cermin
cekung, maka sifat bayangannya
e. Maya, diperkecil, terbalik
f. Nyata, diperbesar, terbalik
g. Maya, diperbesar, tegak
h. Nyata, diperkecil, tegak
68. Sifat bayangan yang dibentuk
cermin cembung selalu ....
e. Maya, diperkecil, terbalik
f. Nyata, diperbesar, terbalik
g. Maya, diperkecil, tegak
h. Nyata,diperbesar, tegak
69. Sifat bayangan yang dibentuk
oleh sendok sayur bagian
belakang adalah ....
e. Maya, diperkecil, tegak
f. Maya, diperkecil, terbalik
g. Nyata, diperbesar, terbalik
h. Nyata,diperbesar, terbalik
70. Cermin yang dapat memperbesar
bayangan adalah ....
c. cembung
d. datar
e. cekung
f. bening
125
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN (PRE TEST DAN POST TEST)
1. C 16. B
2. A 17. D
3. C 18. A
4. C 19. D
5. C 20. C
6. D 21. C
7. D 22. B
8. D 23. C
9. B 24. C
10. B 25. D
11. D 26. C
12. D 27. C
13. D 28. C
14. A 29. A
15. C 30. C
126
Lampiran 11
DATA NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER I KELAS VIII SMP
2 KALIWUNGU KUDUS
No
Kelas
VIII-A VIII-B VIII-C VIII-D VIII-E VIII-F
1 72 58 59 72 73 72
2 72 82 43 72 60 73
3 65 69 51 87 73 60
4 55 67 60 70 58 58
5 80 72 67 48 67 48
6 77 72 65 80 65 60
7 72 78 73 73 67 74
8 88 67 72 72 77 73
9 72 65 85 77 72 72
10 72 70 72 72 67 72
11 77 72 60 66 77 60
12 86 77 72 70 51 72
13 72 72 74 78 75 77
14 74 76 50 76 76 65
15 82 75 76 77 86 52
16 62 68 72 78 70 65
17 65 72 60 80 65 40
18 70 74 66 63 88 82
19 80 73 65 72 62 72
20 72 72 72 82 85 63
21 72 72 72 78 57 72
22 68 68 76 65 70 58
23 68 76 73 70 65 81
24 75 77 70 65 70 76
25 73 73 72 60 50 66
26 84 73 73 72 75 78
27 72 73 72 60 64 66
28 80 62 60 59 80 72
29 72 76 60 83 66 84
30 81 79 72 60 55 72
31 85 81 60 82 65 73
32 67 54 72 72 66 60
33 65 76 62 55 88 66
34 73 58 72 65 77 76
35 76 75 72 52 81 67
36 70 68 84 82 72 72
37 65 73 60 68 74 72
38 73 71 76 72 71 68
39 65 72
40 67 56
S 2916 2844 2572 2685 2660 2589
x
72,90 71,10 67,68 70,66 70,00 68,13
s2 49,02 41,22 77,47 82,12 88,76 85,20
s 7,00 6,42 8,80 9,06 9,42 9,23
n 40 40 38 38 38 38
127
Lampiran 12
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Hipotesis
H0 :
1 =
2 = … =
H1 : Tidak semua
i sama, untuk i = 1, 2, 3, . . ., 6
Kriteria:
Ho diterima jika 2 hitung <
2 (1- (k-1)
2(1-
)(k-1)
Pengujian Hipotesis
Kelas ni dk = ni - 1 Si2 (dk) Si
2 log
Si2
(dk) log
Si2
VIII-A 40 39 49,02 1911,60 1,69 65,92
VIII-B 40 39 41,22 1607,60 1,62 62,99
VIII-C 38 37 77,47 2866,21 1,89 69,90
VIII-D 38 37 82,12 3038,55 1,91 70,84
VIII-E 38 37 88,76 3284,00 1,95 72,08
VIII-F 38 37 85,20 3152,34 1,93 71,43
232 226 423,78 15860,31 10,99 413,15
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:
S2 =
(ni-1) Si2
= 15860,31
= 70,18 (ni-1) 226
Log S2 = 1,85
Harga satuan B
B = (Log S2
) (ni - 1)
= 1,85 x 226
= 417,24
2 =
(Ln 10) { B -
(ni-1) log Si2}
= 2,30 417,24
413,15
= 9,41
Untuk = 5% dengan dk = k-1 = 6-1 = 5 diperoleh 2tabel = 11,07
9,41 11,07
Karena
2 hitung < 2 tabel maka populasi mempunyai varians yang sama (homogen)
128
Lampiran 13
ANALISIS VARIANS
(UJI KESAMAAN KEADAAN AWAL DARI POPULASI)
No KELAS
VIII-A VIII-B VIII-C VIII-D VIII-E VIII-F
1 72 58 59 72 73 72
2 72 82 43 72 60 73
3 65 69 51 87 73 60
4 55 67 60 70 58 58
5 80 72 67 48 67 48
6 77 72 65 80 65 60
7 72 78 73 73 67 74
8 88 67 72 72 77 73
9 72 65 85 77 72 72
10 72 70 72 72 67 72
11 77 72 60 66 77 60
12 86 77 72 70 51 72
13 72 72 74 78 75 77
14 74 76 50 76 76 65
15 82 75 76 77 86 52
16 62 68 72 78 70 65
17 65 72 60 80 65 40
18 70 74 66 63 88 82
19 80 73 65 72 62 72
20 72 72 72 82 85 63
21 72 72 72 78 57 72
22 68 68 76 65 70 58
23 68 76 73 70 65 81
24 75 77 70 65 70 76
25 73 73 72 60 50 66
26 84 73 73 72 75 78
27 72 73 72 60 64 66
28 80 62 60 59 80 72
29 72 76 60 83 66 84
30 81 79 72 60 55 72
31 85 81 60 82 65 73
32 67 54 72 72 66 60
33 65 76 62 55 88 66
34 73 58 72 65 77 76
35 76 75 72 52 81 67
36 70 68 84 82 72 72
37 65 73 60 68 74 72
38 73 71 76 72 71 68
39 65 72 0 0 0 0
40 67 56 0 0 0 0
SX 2916 2844 2572 2685 2660 2589 16266
n 40 40 38 38 38 38
X
72,90 71,10 67,68 70,66 70,00 68,13
129
Hipotesis
H0 :
m
1 =
m
2 = … =
m
6
H1 : Tidak semua mi sama, untuk i = 1, 2, 3, . . ., 6
Kriteria:
Ho diterima apabila F hitung < F a (k-1)(n-k)
F a (k-1)(n-k)
Pengujian Hipotesis
Jumlah Kuadrat
1. Jumlah Kuadrat rata-rata (RY)
RY =
(SX)2
n
=
2916
+ 2844 +
257
2 + ... + 2589 2
40 + 40 + 38 + ... + 38
=
16266,00
2
232
= 1140442,91
2. Jumlah kuadrat antar kelompok (AY)
AY =
(SXi)2
- RY
ni
=
2916
2 2844
2
257
2
2
2589
2 1140442,91
40
40
38
38
= 1141177,69 - 1140442,91
= 734,78
3. Jumlah kuadrat Total (JK tot)
JK tot =
72,00
2
+
72,00
2
+
65,00
2 + . . .+
67,00
2
= 1157038,00
4. Jumlah kuadrat dalam (DY)
DY = JK tot - RY - AY
= 1157038 - 1140442,91 - 734,78
= 15860,31
Tabel Ringkasan Anava
Sumber Variasi dk JK KT F
Rata-rata 1 RY k = RY : 1
Antar Kelompok k-1 AY A = AY : (k-1) A
Dalam Kelompok S(ni - 1) DY D = DY: (S(ni-1)) D
Total Sni SX2
130
Sumber Variasi dk JK KT F F 5%
Rata-rata 1 1140442,91 1140442,91
Antar Kelompok 5 734,78 146,96 2,08 2,25
Dalam Kelompok 225 15860,31 70,49
Total 231 1157038,00
Kesimpulan
2,08 2,25
Karena F < F (0,05)(6:297), maka Ho diterima
Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan rata-rata dari populasi tersebut.
131
Lampiran 14
DATA KONDISI AWAL DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Eksperimen Kontrol
No Kode Pre
test
Post
test No Kode
Pre
test
Post
test
1 E-01 27 70 1 K-01 40 70
2 E-02 50 83 2 K-02 27 57
3 E-03 37 67 3 K-03 47 60
4 E-04 33 63 4 K-04 37 67
5 E-05 27 63 5 K-05 30 67
6 E-06 33 70 6 K-06 37 77
7 E-07 50 83 7 K-07 23 47
8 E-08 30 67 8 K-08 57 77
9 E-09 47 83 9 K-09 47 73
10 E-10 33 67 10 K-10 37 67
11 E-11 23 53 11 K-11 23 60
12 E-12 43 80 12 K-12 33 67
13 E-13 27 63 13 K-13 50 80
14 E-14 30 67 14 K-14 47 67
15 E-15 33 77 15 K-15 57 77
16 E-16 43 73 16 K-16 33 63
17 E-17 30 63 17 K-17 57 73
18 E-18 30 67 18 K-18 47 77
19 E-19 40 73 19 K-19 50 77
20 E-20 37 70 20 K-20 57 80
21 E-21 33 70 21 K-21 33 60
22 E-22 27 63 22 K-22 50 77
23 E-23 40 83 23 K-23 47 73
24 E-24 43 77 24 K-24 37 63
25 E-25 43 70 25 K-25 47 73
26 E-26 43 73 26 K-26 37 67
27 E-27 33 73 27 K-27 33 60
28 E-28 37 73 28 K-28 43 73
29 E-29 37 70 29 K-29 37 67
30 E-30 50 80 30 K-30 40 70
31 E-31 37 67 31 K-31 33 63
32 E-32 43 77 32 K-32 47 77
33 E-33 50 77 33 K-33 40 63
34 E-34 27 63 34 K-34 33 47
35 E-35 33 70 35 K-35 30 63
36 E-36 43 83,0 36 K-36 53 80
37 E-37 37 77,0 37 K-37 30 57
38 E-38 27 67,0 38 K-38 27 47
∑ = 1386 2715 ∑ = 1533 2563
n1 = 38 38 n2 = 38 38
x1
= 36,47 71,09
x2
= 40,34 67,45
s12 = 57,82 50,37 s2
2 = 95,58 69,97
s1 = 7,60 7,10 s2 = 9,78 8,36
132
Lampiran 15
UJI NORMALITAS
DATA PRE TEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho :
Data berdistribusi
normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ² < χ² tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
=
50,0 Panjang Kelas
=
4,5
Nilai minimal
=
23,0
Rata-rata
( x )
=
36,54
Rentang
=
27,0 s
=
7,68
Banyak kelas
=
6,0 n
=
38
Kelas Interval Batas
Kelas
Z untuk
batas
kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z Ei Oi
(Oi-
Ei)²
Ei
23,0 - 27,5 22,95 -1,77 0,46 0,08 3,13 7 4,77
27,6 - 32,1 27,55 -1,17 0,38 0,16 6,19 4 0,77
32,2 - 36,7 32,15 -0,57 0,22 0,23 8,63 7 0,31
36,8 - 41,3 36,75 0,03 0,01 0,22 8,49 8 0,03
41,4 - 45,9 41,35 0,63 0,23 0,16 5,90 7 0,20
46,0 - 50,5 45,95 1,22 0,39 0,08 2,90 5 1,53
50,55 1,82 0,47
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ² tabel = 7,81 χ² = 7,61
7,6082
7,81
Karena χ² pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
k
1i i
2ii2
E
EO
133
UJI NORMALITAS
DATA POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha :
Data tidak berdistribusi
normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ² < χ² tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
=
83,0 Panjang Kelas
=
5,0
Nilai minimal
=
53,0 Rata-rata ( x )
=
71,09
Rentang
=
30,0 s
=
7,10
Banyak kelas
=
6,0 n
=
38
Kelas Interval Batas
Kelas
Z
untuk
batas
kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
Untuk Z
Ei Oi
(Oi-
Ei)²
Ei
53,0 - 58,0 52,95 -2,56 0,49 0,03 1,06 1 0,00
58,1 - 63,1 58,05 -1,84 0,47 0,10 3,75 6 1,35
63,2 - 68,2 63,15 -1,12 0,37 0,21 8,09 7 0,15
68,3 - 73,3 68,25 -0,40 0,16 0,28 10,66 12 0,17
73,4 - 78,4 73,35 0,32 0,13 0,23 8,55 5 1,48
78,5 - 83,5 78,45 1,04 0,35 0,11 4,19 7 1,89
83,55 1,76 0,46
χ² = 5,04
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ² tabel = 7,81
5,04
7,81
Karena χ² pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
k
1i i
2ii2
E
EO
134
UJI NORMALITAS
DATA PRE TEST KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha :
Data tidak berdistribusi
normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika c
2 < c
2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
=
57,0 Panjang Kelas
=
5,7
Nilai minimal
=
23,0
Rata-rata (
x )
=
40,34
Rentang
=
34,0 s
=
9,78
Banyak kelas
=
6,0 n
=
38
Kelas Interval Batas
Kelas
Z untuk
batas
kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
Untuk Z
Ei Oi
(Oi-
Ei)²
Ei
23,0 - 28,0 22,95 -1,78 0,46 0,07 2,53 4 0,85
28,1 - 33,1 28,05 -1,26 0,40 0,13 4,81 9 3,64
33,2 - 38,2 33,15 -0,74 0,27 0,18 7,00 6 0,14
38,3 - 43,3 38,25 -0,21 0,08 0,21 7,81 4 1,86
43,4 - 48,4 43,35 0,31 0,12 0,18 6,68 7 0,02
48,5 - 53,5 48,45 0,83 0,30 0,12 4,37 4 0,03
53,55 1,35 0,41
χ² = 6,54
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ²tabel
= 7,81
6,541
7,81
Karena χ² pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
k
1i i
2ii2
E
EO
135
UJI NORMALITAS
DATA POST TEST KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha :
Data tidak berdistribusi
normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika c
2 < c
2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
=
80,0 Panjang Kelas
=
5,5
Nilai minimal
=
47,0
Rata-rata (
x )
=
67,97
Rentang
=
33,0 s
=
8,36
Banyak kelas
=
6,0 n
=
38
Kelas Interval Batas
Kelas
Z untuk
batas
kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
Untuk Z
Ei Oi
(Oi-
Ei)²
Ei
47,0 - 53,0 46,95 -2,51 0,49 0,03 1,19 2 0,56
53,1 - 59,1 53,05 -1,78 0,46 0,11 4,13 1 2,37
59,2 - 65,2 59,15 -1,05 0,35 0,23 8,61 9 0,02
65,3 - 71,3 65,25 -0,33 0,13 0,28 10,81 9 0,30
71,4 - 77,4 71,35 0,40 0,16 0,21 8,15 12 1,81
77,5 - 83,5 77,45 1,13 0,37 0,10 3,70 2 0,78
83,55 1,86 0,47
χ² = 5,84
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ²tabel
= 7,81
5,84
7,81
Karena χ² pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
k
1i i
2ii2
E
EO
136
Lampiran 16
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA PRE TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN
DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : s1
2 = s2
2
Ha : s12
=
s22
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1386,0 1533,0
n 38 38
x
36,47 40,34
Varians (s2) 57,82 95,58
Standart deviasi (s) 7,60 9,78
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F =
95,58 = 1,65
57,82
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1
= 38 - 1 = 37
dk penyebut = nk -1
= 38 - 1 = 37
F (0.025)(37:37) = 1,92
1,653 1,924
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari
populasi yang variansnya sama.
terkecilVarians
terbesarVarians F
137
Lampiran 17
UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA DATA PRE TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN
DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1 ≠ µ2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho diterima apabila -t(1-1/2a)(n1+n2-2) < t < t(1-1/2a)(n1+n2-2)
-t(1-1/2a)dk
t(1-1/2a)dk
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1386,0 1533,0
n 38 38
x
36,47 40,34
Varians (s2) 57,82 95,58
Standart deviasi (s) 7,60 9,78
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s =
38 1 57,82 + 38 1 95,58 = 8,76
38 + 38
2
t =
36,47
40,34
= -1,93
8,76
1 +
1
3
8
3
8
Pada a = 5% dengan dk = 38 + 38 - 2 = 74 diperoleh t(0.95)(74) =
1,
99
3
-1,99 -1,925 1,993
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata
yang signifikan.
21 n
1
n
1 s
xx t 21
2nn
1n1n s
21
222
211 ss
138
Lampiran 18
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN
DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : µ1 < µ2
Ha : µ1 > µ2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ha diterima apabila t > t(1-a)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2715,0 2563,0
n 38 38
x
71,09 67,45
Varians (s2) 50,37 69,97
Standart deviasi (s) 7,10 8,36
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s =
38 1 50,3748 + 38 1 69,969
7 = 7,76
38 + 38
2
t =
71,09
67,45
= 2,044
7,757079
1 + 1
38 38
Pada a = 5% dengan dk = 38 + 38 - 2 = 74 diperoleh t(0.95)(74) =
1,99
1,99 2,04
Karena t berada pada daerah penerimaan Ha, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen lebih
baik daripada kelompok kontrol.
21 n
1
n
1 s
xx t 21
2nn
1n1n s
21
222
211 ss
139
Lampiran 19
Uji Gain <g> Peningkatan Rata-Rata Pemahaman Siswa
Rumus yang digunakan:
Keterangan:
<g> = besarnya faktor g
<Spre> = skor rata-rata pretest
<Spost> = skor rata-rata posttest
Kriteria pengambilan keputusan:
g > 0,7 (tinggi)
0,3 < g < 0,7 (sedang)
g < 0,3 (rendah)
Perhitungan:
Dari data diperoleh:
Rata-Rata Kelompok Kelompok
Eksperimen Kontrol
Pre Test 36,47 40,34
Pos Test 71,09 67,45
Kelompok Eksperimen
<g> =
71,09
36,47
100,00
36,47
= 0,54 (Kriteria Sedang)
Kelompok Kontrol
<g> =
67,45
40,34
100,00
40,34
= 0,45 (Kriteria Sedang)
140
Lampiran 20
ANALISIS UJI GAIN TERNORMALISASI PENINGKATAN HASIL
BELAJAR
Kelompok Eksperimen
no kode pre-test post-test Gain skor
1 E-01 27 70 0,59
2 E-02 50 83 0,66
3 E-03 37 67 0,48
4 E-04 33 63 0,45
5 E-05 27 63 0,49
6 E-06 33 70 0,55
7 E-07 50 83 0,66
8 E-08 30 67 0,53
9 E-09 47 83 0,68
10 E-10 33 67 0,51
11 E-11 23 53 0,39
12 E-12 43 80 0,65
13 E-13 27 63 0,49
14 E-14 30 67 0,53
15 E-15 33 77 0,66
16 E-16 43 73 0,53
17 E-17 30 63 0,47
18 E-18 30 67 0,53
19 E-19 40 73 0,55
20 E-20 37 70 0,52
21 E-21 33 70 0,55
22 E-22 27 63 0,49
23 E-23 40 83 0,72
24 E-24 43 77 0,60
25 E-25 43 70 0,47
26 E-26 43 73 0,53
27 E-27 33 73 0,60
28 E-28 37 73 0,57
29 E-29 37 70 0,52
30 E-30 50 80 0,60
31 E-31 37 67 0,48
32 E-32 43 77 0,60
33 E-33 50 77 0,54
34 E-34 27 63 0,49
35 E-35 33 70 0,55
36 E-36 43 83 0,70
37 E-37 37 77 0,63
38 E-38 27 67 0,55
141
Lampiran 21
ANALISIS UJI GAIN TERNORMALISASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR
Kelompok Kontrol
no kode pre-test post-test Gain skor 1 E-01 40 70 0,50 2 E-02 27 57 0,41 3 E-03 47 60 0,25 4 E-04 37 67 0,48 5 E-05 30 67 0,53 6 E-06 37 77 0,63 7 E-07 23 47 0,31 8 E-08 57 77 0,47 9 E-09 47 73 0,49 10 E-10 37 67 0,48 11 E-11 23 60 0,48 12 E-12 33 67 0,51 13 E-13 50 80 0,60 14 E-14 47 67 0,38 15 E-15 57 77 0,47 16 E-16 33 63 0,45 17 E-17 57 73 0,37 18 E-18 47 77 0,57 19 E-19 50 77 0,54 20 E-20 57 80 0,53 21 E-21 33 60 0,40 22 E-22 50 77 0,54 23 E-23 47 73 0,49 24 E-24 37 63 0,41 25 E-25 47 73 0,49 26 E-26 37 67 0,48 27 E-27 33 60 0,40 28 E-28 43 73 0,53 29 E-29 37 67 0,48 30 E-30 40 70 0,50 31 E-31 33 63 0,45 32 E-32 47 77 0,57 33 E-33 40 63 0,38 34 E-34 33 47 0,21 35 E-35 30 63 0,47 36 E-36 53 80 0,57 37 E-37 30 57 0,39 38 E-38 27 47 0,27
142
Lampiran 22
UJI SIGNIFIKANSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Hipotesis
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t (1-a)(n1+n2-2)
- t (1-a)(n1+n2-2)
t (1-a)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 2715 2563
n 38 38
71,09 67,45
varian (s2) 50,37 69,97
standart variansi (s) 7,10 8,36
Berdasarkan rumus diatas diperoleh:
83,6405
r
=
6995,73
= 0,1324
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
21
2n
s
n
sr
n
s
n
s
xxt
22 yx
xyr
x
143
Sehingga diperoleh :
t
=
71,09 - 67,45
50 +
70 - 2 0,13
7
8
38 38
38
38
=
4
1,6593
= 2,1927
Pada a = 5% dengan dk = 38 + 38 - 2 = 74 diperoleh t(0.95)(74) =
1,982
-2,19 1,982
2,19
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
peningkatan pemahaman konsep siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
21
2n
s
n
sr
n
s
n
s
xxt
144
Lampiran 23
Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen
No Kode
Aktivitas yang diamati
Jumlah Nilai Kriteria mendengarkan kemampuan kemampuan kemampuan
penjelasan menjawab menyampaikan menyelesaikan
guru pertanyaan pendapat tugas
1 E-01 3 3 3 3 12 75 cukup
2 E-02 3 3 3 3 12 75 cukup
3 E-03 3 3 3 3 12 75 cukup
4 E-04 3 3 3 2 11 68,75 cukup
5 E-05 3 3 2 3 11 68,75 cukup
6 E-06 2 2 3 3 10 62,5 cukup
7 E-07 4 3 3 4 14 87,5 sangat baik
8 E-08 2 3 2 3 10 62,5 cukup
9 E-09 2 3 3 2 10 62,5 cukup
10 E-10 2 3 2 3 10 62,5 cukup
11 E-11 2 2 1 2 7 43,75 cukup
12 E-12 3 4 3 3 13 81,25 sangat baik
13 E-13 2 3 3 2 10 62,5 cukup
14 E-14 2 3 3 3 11 68,75 cukup
15 E-15 2 3 3 2 10 62,5 cukup
16 E-16 3 4 3 3 13 81,25 sangat baik
17 E-17 3 3 3 3 12 75 cukup
18 E-18 3 3 3 3 12 75 cukup
19 E-19 3 4 3 3 13 81,25 sangat baik
20 E-20 2 4 2 2 10 62,5 cukup
21 E-21 2 3 2 3 10 62,5 cukup
22 E-22 3 3 2 3 11 68,75 cukup
23 E-23 2 3 3 3 11 68,75 cukup
24 E-24 2 3 2 3 10 62,5 cukup
25 E-25 3 3 2 4 12 75 cukup
26 E-26 2 4 3 2 11 68,75 cukup
27 E-27 2 3 3 3 11 68,75 cukup
28 E-28 3 3 3 3 12 75 cukup
29 E-29 3 3 2 3 11 68,75 cukup
30 E-30 4 3 3 3 13 81,25 sangat baik
31 E-31 3 3 3 3 12 75 cukup
32 E-32 3 3 3 4 13 81,25 sangat baik
33 E-33 3 4 3 3 13 81,25 sangat baik
34 E-34 2 2 3 2 9 56,25 cukup
35 E-35 3 3 2 3 11 68,75 cukup
36 E-36 3 3 3 4 13 81,25 sangat baik
37 E-37 3 3 3 3 12 75 cukup
38 E-38 3 2 2 2 9 56,25 cukup
RATA-RATA
11,30 70,64 baik Jumlah 101 116 101 109
% 76,515 87,879 76,515 82,576
S 2668,8
s2 81,153
s 9,009
Rumus yang digunakan:
Klasifikasi presentase nilainya adalah sebagai berikut:
25.00% ≤ N ≤ 43.75% : kurang baik
43.75% < N ≤ 62.50% : cukup
62.50% < N ≤ 81.25% : baik
81.25% < N ≤ 100% : sangat baik
145
Lampiran 24
Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol
No Kode
Aspek yang dinilai
Jumlah Nilai Kriteria mendengarkan kemampuan kemampuan kemampuan
penjelasan menjawab menyampaikan menyelesaikan
guru pertanyaan pendapat tugas
1 K-01 2 2 3 3 10 62,5 baik
2 K-02 2 2 3 2 9 56,25 cukup
3 K-03 2 2 2 3 9 56,25 cukup
4 K-04 2 2 3 3 10 62,5 baik
5 K-05 3 3 2 3 11 68,75 baik
6 K-06 3 2 3 3 11 68,75 baik
7 K-07 3 3 3 3 12 75 baik
8 K-08 2 3 3 3 11 68,75 baik
9 K-09 2 2 3 2 9 56,25 cukup
10 K-10 2 3 2 3 10 62,5 baik
11 K-11 3 3 1 3 10 62,5 baik
12 K-12 2 3 2 2 9 56,25 cukup
13 K-13 2 3 2 3 10 62,5 baik
14 K-14 2 2 2 2 8 50 cukup
15 K-15 3 3 3 2 11 68,75 baik
16 K-16 2 2 3 3 10 62,5 baik
17 K-17 3 2 2 2 9 56,25 cukup
18 K-18 3 3 3 3 12 75 baik
19 K-19 3 3 3 3 12 75 baik
20 K-20 3 3 2 3 11 68,75 baik
21 K-21 3 2 3 2 10 62,5 baik
22 K-22 2 2 2 2 8 50 cukup
23 K-23 3 3 3 3 12 75 baik
24 K-24 2 3 2 2 9 56,25 cukup
25 K-25 2 3 3 3 11 68,75 baik
26 K-26 2 2 2 2 8 50 cukup
27 K-27 2 4 3 3 12 75 baik
28 K-28 3 2 3 3 11 68,75 baik
29 K-29 2 1 2 1 6 37,5 kurang baik
30 K-30 2 3 2 3 10 62,5 baik
31 K-31 1 3 2 3 9 56,25 cukup
32 K-32 3 3 3 2 11 68,75 baik
33 K-33 3 2 3 3 11 68,75 baik
34 K-34 2 2 2 2 8 50 cukup
35 K-35 2 3 3 3 11 68,75 baik
36 E-36 3 3 2 2 10 62,5 baik
37 E-37 3 2 2 2 9 56,25 cukup
38 E-38 2 1 1 2 6 37,5 kurang baik
RATA-RATA
9,89 61,84 cukup Jumlah 91 95 93 97
% 63,194 65,972 64,583 67,361
∑ 2350
s2 90,349
s 9,505
Rumus yang digunakan:
Klasifikasi presentase nilainya adalah sebagai berikut:
25.00% ≤ N ≤ 43.75% : kurang baik
43.75% < N ≤ 62.50% : cukup
62.50% < N ≤ 81.25% : baik
81.25% < N ≤ 100% : sangat baik
146
Lampiran 25
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII-B
(KELAS EKSPERIMEN)
Wali Kelas : Murtiani,S.Si
NO. NAMA L/P
NO. NAMA L/P
1 Acep Rahmad L
21 Kunafi L
2 Adi Wiranti P
22 Lestari Cahyo Putro L
3 Arifianto L
23 Luluk Izzatun Ni'mah P
4 Bagas Saputro L
24 M. Romdhoni Muqoddas L
5 Choirul fatehi L
25 Melin Elizabeth E M P
6 Dani Eko Susanto L
26 Mila Sari P
7 Devi Listiana P
27 Moch Ulinuha L
8 Dyah Fitria Lestari P
28 Muh Sumarno L
9 Ellintang Indah C P
29 Muhammad Asrori Abas L
10 Ervin Qoirul Deby L
30 Mulyani P
11 Galuh Safitri P
31 Nur Muhammad Ibnu R. L
12 Handha Zenita P
32 Qori'ah P
13 Heri Setiawan L
33 Retno Alfiyanti P
14 Ina Leriana P
34 Rudi Kurniawan L
15 Indrayati P
35 Samsiyatun P
16 Jeffri Anggara L
36 Sindi Karlina P
17 Johan Tri wahyu L
37 Siti Aisyah P
18 Jouhana Ardiyanti P
38 Siti Kholidah P
19 Khoirul Abdul Najib L
39 Sofiatul Muna P
20 Khoirul Rizal L
40 Zainatul Muttaqin L
147
Lampiran 26
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII-E
(KELAS KONTROL)
Wali Kelas : Fardatun Ni'mah S.Pd
NO. NAMA L/P
NO. NAMA L/P
1 Afrillia Putri Magfiroh P
21 Nico Sudarman L
2 Agung Tri Wicaksono L
22 Nunung Duwi Sulfiani P
3 Ahmad Malik L
23 Nur Hasanah P
4 Akhmad Khoirudin L
24 Nurul Maita Sari P
5 Andi Miyanto L
25 Riyan Megantoro L
6 Arif Fitriyanto L
26 Sally Wijayanti P
7 Arif Musyafak L
27 Setiyani P
8 David Ramadhan L
28 Siti Latifatul Rahayu P
9 Dian Pertiwi P
29 Siti Zulaikah P
10 Edi Purwanto L
30 Supriyanto L
11 Eny Susilowati P
31 Teguh Widiyantoro L
12 Heri Taufik L
32 Tomy Ariyanto L
13 Imelda Yuliana P
33 Toni Setiawan L
14 Jamiatun P
34 Tony Riyanto L
15 Jauharotul Farida P
35 Tri Haryanto L
16 Kukuh Bryan Oktavian L
36 Tri Jayanti Widia A P
17 Lailatul Khasanah P
37 Yuni Hartatik P
18 M. Ulil Amza L
38 Yunita P
19 M. Badrul C L
20 Murniati P
148
Lampiran 27
DOKUMENTASI
Pada saat peragaan menggunakan sendok sayur
Memberikan penjelasan bagaimana cara menggunakan LKS