IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2575/1/SKRIPSI...11...
Transcript of IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2575/1/SKRIPSI...11...
1
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMK NEGERI 1 BAWEN TAHUN AJARAN
2015/2016 (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin
dan Tanggung Jawab)
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh:
USRIYA HIDAYATI
NIM 111 11 068
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
2
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMK NEGERI 1 BAWEN TAHUN AJARAN
2015/2016 (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin dan
Tanggung Jawab)
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh:
USRIYA HIDAYATI
NIM 111 11 068
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
3
4
5
6
7
MOTTO
وَاكَْمَلُ الْمُؤْ مِنِيْنَ إِيْمَانأًاحَْسَنهُُمْ خُلقُاً
“Dan orang mukmin yang paling sempurna Imanya adalah mereka yang
paling baik Akhlaknya “
(HR. Ahmad)
8
PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai Bapak Sungkono dan Ibu Sri
Supatmi, karena dengan bimbingan, pengorbanan, kasih sayang, dan doa keduanya lah
aku melangkah ke depan dengan optimis untuk meraih cita-cita.
2. Adikku tercinta Rif‟an Nur Fauzi yang selalu memberikan canda tawa sehingga
semangat lagi untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Sahabatku Ria Winarni, Dwi Silvia Anggraini, Siti Masitoh, Ika Khusnul Fadhilah dan
Fakhruni Nur Kharimah, yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
4. Teman-temanku seperjuangan angkatan tahun 2011, dan teman lainnya di IAIN
Salatiga.
9
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan
dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh
gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan
ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya
membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Muna Erawati S.Psi, M.Si selaku pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak kepala sekolah, guru dan siswa SMK Negeri 1 Bawen yang telah memberikan
izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.
10
11
ABSTRAK
Hidayati, Usriya. 2016. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran
2015/2016 (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin dan
Tanggung Jawab). Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.
Kata kunci: Kurikulum 2013 dan Karakter (Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab)
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004, yang menekankan
pada pendidikan karakter. Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus
berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta
didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,
mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan
akhlak mulia. Walaupun Kurikulum 2013 sudah diterapkan sejak tahun 2013 silam,
namun sampai sekarang masih ada keluhan dari guru dan peserta didik tentang
Kurikulum 2013 ini. Adapun fokus penelitian ini adalah: (1) Bagaimana
implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
membentuk karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab siswa? (2) Faktor-faktor
pendukung dan pengambat apa saja dalam implementasi Kurikulum 2013 dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen? (3) Bagaimana
solusi yang ditempuh untuk mengatasi faktor-faktor penghambat dalam
implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Penelitian diskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan yaitu:
wawancara, dokumentasi, dan observasi. Studi kasus ini melibatkan berbagai pihak,
yaitu: kepala sekolah, waka kurikulum, guru PAI dan peserta didik.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Implementasi
Kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI dalam membentuk karakter jujur tidak
bisa terlepas dari guru sebagai fasilitator pembelajaran dan perangkat pembelajaran
berupa silabus, RPP, metode dan sumber belajar, serta media yang digunakan.
Karakter (jujur, disiplin dan tanggung jawab) peserta didik di SMK Negeri 1 Bawen
juga belum terbentuk secara maksimal, bukan karena kurang efektifnya penerapan
Kurikulum 2013 di sekolah tersebut. Akan tetapi, peserta didik belum terbiasa
dengan Kurikulum 2013 yang diterapkan. (2) a) Faktor pendukungnya antara lain:
kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, fasilitas dan sumber belajar, serta
lingkungan yang kondusif. b) Sedangkan faktor penghambatnya adalah: peserta
didik, proses penilaian, dan regulasi pemerintah yang berubah sewaktu-waktu. (3)
solusi yang ditempuh yaitu: guru harus kreatif, melakukan IHT (In House
Training), dan memanfaatkan internet.
12
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR BERLOGO ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8
E. Penegasan Istilah .......................................................................................... 8
F. Metode Penelitian ......................................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 21
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013 ................................................................... 23
2. Metode Pembelajaran Kurikulum 2013 .................................................. 25
3. Pengembangan Kurikulum 2013 ............................................................ 28
4. Standar Penilaian Kurikulum 2013 ......................................................... 33
5. Keunggulan Kurikulum 2013 ................................................................. 36
6. Kunci Sukses Kurikulum 2013...................................................... 38
7. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP.................................... 44
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ................................ 46
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................................ 48
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ............................................................ 49
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .............................................. 51
C. Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab
1. Jujur............................................................................................... 53
2. Disiplin.......................................................................................... 54
3. Tanggung Jawab........................................................................... 55
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Sejarah Berdirinya Sekolah........................................................... 58
2. Identitas Sekolah........................................................................... 59
3. Letak Geografis............................................................................. 60
4. Visi dan Misi................................................................................ 61
5. Tujuan........................................................................................... 61
14
6. Sarana dan Prasarana.................................................................... 62
7. Struktur Organisasi....................................................................... 63
8. Data Guru dan Karyawan............................................................. 64
9. Keadaan Siswa.............................................................................. 64
10. Ekstrakurikuler.............................................................................. 67
B. Temuan Penelitian
1. Profil Responden .................................................................................... 69
2. Hasil Penelitian ...................................................................................... 71
BAB IV ANALISIS DATA
A. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran PAI dalam Membentuk
Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab .............................................. 90
B. Faktor Pendukung dan Penghambat .............................................................. 102
C. Solusi ............................................................................................................ 106
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 108
B. Saran ............................................................................................................. 110
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
15
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2 Identitas Sekolah .............................................................................. 59
Tabel 3.6 Sarana dan Prasarana ........................................................................ 62
Tabel 3.7 Struktur Organisasi ........................................................................... 63
Tabel 3.8 Data Guru dan Karyawan ................................................................. 64
Tabel 3.9 Data Siswa Kelas X .......................................................................... 64
Tabel 3.9 Data Siswa Kelas XI ........................................................................ 65
Tabel 3.9 Data Siswa Kelas XII ....................................................................... 66
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum itu bersifat dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan
dan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman.
Akan tetapi, perubahan dan pengembangannya harus dilakukan secara
sistematis dan terarah, tidak asal berubah. Perubahan dan pengembangan
kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah yang jelas (Mulyasa, 2013:
59).
Perubahan yang terdapat pada Kurikulum 2013 ini adalah
penggabungan mata pelajaran. Selain itu pemerintah juga berencana menambah
jam pelajaran agar pembelajaran lebih mengedepankan pada karakteristik siswa
(Amri, 2013: 282-283).
Di era informasi dan pengetahuan yang ditandai oleh penggunaan
teknologi informasi dan kemampuan intelektual sebagai modal utama dalam
berbagai bidang kehidupan, ternyata disisi lain memberikan dampak negatif
terhadap pertumbuhan karakter bangsa. Semakin hari degradasi moral, sikap
dan perilaku semakin terasa diberbagai kalangan masyarakat.
Degradasi moral tersebut antara lain ditandai oleh memudarnya sikap
santun, ramah, serta jiwa kebhinnekaan, kebersamaan dan kegotongroyongan
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Di samping itu, perilaku anarkisme
17
dan ketidak jujuran marak di kalangan peserta didik, misalnya tawuran dan
menyontek (Zuchdi dkk, 2013: 1).
Di sekolah, terjadi penyimpangan-penyimpangan remaja tersebut tidak
hanya menjadi tanggung jawab pendidikan agama, tetapi juga merupakan
tanggung jawab seluruh pendidik di sekolah. Jika pendidikan karakter hanya
dibebankan kepada guru agama, maka moralitas yang akan tumbuh hanya
sebatas hafalan terhadap doktrin-doktrin agama (Budiningsih, 2004: 1-2).
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, ditegaskan bahwa salah satu
strategi pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan dan
kurikulum berbasis kompetensi. Dalam pasal 35, Undang-undang No. 20
Tahun 2003 menyatakan kompetensi lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati. Kurikulum 2013 melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Hidayati, 2013: 112-
113).
Kurikulum berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu
memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan
dengan mempersiapkan para peserta didik melalui perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil
guna. Oleh karena itu, pemeritah (Mendikbud) merevitalisasi pendidikan
karakter keseluruh jenis dan jenjang pendidikan termasuk dalam
pengembangan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada
18
pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar yang akan menjadi fondasi
bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis
karakter dan berbasis kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa
yang bermartabat dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value).
Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu
dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan. Melalui implementsi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi
sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud
dalam perilaku sehari-hari.
Implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat
diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang
terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma
atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan,
dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
pendidikan nilai dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran
kognitif tetapi menyentuh internalisasi dan pengalaman nyata dalam kehidupan
sehari-hari (Mulyasa, 2013: 6-7).
19
Implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi
harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk komponen-
komponen yang ada dalam sistem pendidikan itu sendiri. Komponen-
komponen tersebut antara lain kurikulum, rencana pembelajaran, proses
pembelajaran, mekanisme penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan
pembelajaran, pengelolaan sekolah/madrasah, pelaksanaan pengembangan diri
peserta didik, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, serta etos kerja
seluruh warga dan lingkungan sekolah/madrasah.
Kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang optimal diantara para guru,
sehingga memerlukan pembelajaran berbentuk tim, dan menuntut kerjasama
yang kompak diantara para anggota tim. Kerjasama antar para guru sangat
penting dalam proses pendidikan yang akhir-akhir ini mengalami perubahan
yang sangat pesat.
Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan
karakter di sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang
tampak dalam setiap aktivitas peserta didik dan warga sekolah lainnya. Perilaku
tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk; kesadaran, kejujuran,
keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, kepedulian, kebebasan dalam
bertindak, kecermatan, ketelitian dan komitmen (Mulyasa, 2013: 9-11).
SMK Negeri 1 Bawen merupakan salah satu sekolah yang telah
menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun 2013 yang lalu, dan tahun ini
merupakan tahun ke-3. Hal ini bisa dilihat dari sarana dan prasarana, fasilitas
20
dan sumber belajar yang mendukung dan beberapa usaha yang ditempuh oleh
guru-guru.
Kurikulum 2013 yang mengedepankan pada aspek sikap daripada aspek
keterampilan dan pengetahuan, SMK Negeri 1 Bawen ingin menciptakan
karakteristik siswa yang sesuai dengan Kurikulum 2013 ini.
Sejauh ini, guru-guru PAI di SMK Negeri 1 Bawen selalu melakukan
usaha mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan implementasi Kurikulum
2013. Banyak sekali persiapan-persiapan yang harus dilakukan terkait dengan
implementasi Kurikulum 2013 khususnya persiapan administrasi pembelajaran.
Salah satu persiapan tersebut adalah dengan mengadakan sosialisasi Kurikulum
2013 untuk mendukung implementasi dalam pembelajaran PAI.
Sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan
menentukan keberhasilan kurikulum. Sosialisasi ini perlu dilakukan oleh
berbagai pihak yang memiliki kewenangan untuk itu, yaitu; guru, kepala
sekolah, pengawas bahkan komite sekolah (Mulyasa, 2013: 10).
Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani
maupun rohani kepada anak didik menurut agama Islam agar kelak dapat
berguna bagi hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup serta berguna bagi
bangsa dan negaranya. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan
salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum di sekolah atau madrasah.
Guru menjadi faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan
pembelajaran mata pelajaran tertentu dan harus mampu merumuskan unsur-
unsur pembelajaran dengan baik. Sehingga guru dalam melaksanakan
21
profesinya harus berdasarkan pertimbangan profesional (profesional
judgement) secara tepat dan baik (Nurdin, 2005: 13). Hal ini mengingat guru
tidak hanya sebagai pengajar atau mentransfer ilmu pengetahuan kepada
peserta didik , akan tetapi sebagai tenaga profesional yang dapat menjadikan
peserta didiknya mampu merencanakan, menganalisis serta menyampaikan
masalah yang dihadapi.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kini berubah menjadi
Pendidikan Islam dan Budi Pekerti. Waktu pembelajaran yang semula 2 jam
mata pelajaran kini menjadi 3 jam mata pelajaran. Mengenai penambahan jam
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menjadi 3 jam ini bukan menjadi
masalah yang besar justru dengan penambahan jam ini cukup berguna untuk
membangun karakter siswa di SMK Negeri 1 Bawen.
Berdasarkan latar belakang itulah, peneliti ingin mengetahui lebih jauh
bagaimana implementasi kurikulum di SMK Negeri 1 Bawen, dengan
mengambil judul “IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1
BAWEN TAHUN AJARAN 2015/2016 (Studi Analisis tentang Karakter
Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab)”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dalam membentuk karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab
siswa di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016?
22
2. Faktor-faktor pendukung dan pengambat apa saja dalam implementasi
Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK
Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016?
3. Bagaimana solusi yang ditempuh untuk mengatasi faktor-faktor penghambat
dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen Tahun
Ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum 2013 dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter jujur,
disiplin dan tanggung jawab siswa di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran
2015/2016.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang pendukung dan pengambat
dalam implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016.
3. Untuk mengetahui bagaimana solusi yang ditempuh untuk mengatasi faktor-
faktor penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1
Bawen Tahun Ajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
23
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
bernilai ilmiah bagi para pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
Hasil-hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
menyempurnakan implementasi kurikulum pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam baik bagi sekolah, termasuk guru, pengembang kurikulum,
maupun untuk tujuan penelitian lebih lanjut.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari interpretasi dan kesalahpahaman pengertian batasan
istilah, maka peneliti menyampaikan batasan-batasan istilah sebagai berikut :
1. Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,
atau inovasi dalam bentuk tindakann praktis sehingga memberikan dampak,
baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap
(Hamalik, 2013: 237).
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK
(Competency Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi
pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan
(sikap, keterampilan dan pengetahuan) dalam seluruh jenjang dan jalur
pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah (Mulyasa, 2013: 66).
24
Maka dari itu, arti dari implementasi Kurikulum 2013 disini adalah
pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dalam membentuk karakter (meliputi: jujur, disiplin dan tanggung jawab)
siswa yang diterapkan di SMK Negeri 1 Bawen.
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha berupa bimbingan, baik
jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut agama Islam. Adapun
Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik, untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengamalkan hukum Islam kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan
pengalaman (Nurdin, 2005: 13).
Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani
maupun rohani kepada peserta didik menurut agama Islam untuk mencapai
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat serta berguna bagi bangsa dan
negara.
3. Karakter (Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab)
Secara terminologis, makna karakter dikemukakan oleh Thomas
Lickona. Menurutnya karakter adalah “A reliable inner disposition to
respond to situations in a moraly good way”. Selanjutnya Lickona
menambahkan, “Character so conceived has three interrelated parts: moral
knowing, moral feeling, and moral behavior.” Menurut Lickona, karakter
mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu
25
menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar
melakukan kebaikan. Dengan kata lain, karakter mengacu kepada
serangkaian pemikiran (cognitives), perasaan (affectives), dan perilaku
(behaviors) yang sudah menjadi kebiasaan (habits) (Zuchdi dkk, 2013: 16-
17).
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa karakter identik dengan
akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka
berhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, dengan sesama
manusia, maupun dalam lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran,
perasaan, dan perkataan serta perilaku sehari-hari berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Nilai-nilai karakter itu adalah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan
atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung
jawab (Suyadi, 2013: 7-9).
Namun disini penulis hanya akan mengambil 3 dari 18 nilai karakter
yang telah disebutkan diatas, 3 nilai karakter itu adalah jujur, disiplin, dan
tanggung jawab.
a. Jujur
Jujur yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara
pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar,
26
mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar), sehingga
menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat di
percaya (Suyadi, 2013: 8).
Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk
mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, kata-kata dan perbuatan)
bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau
menipu orang lain untuk keuntungan sendiri. Kata jujur identik dengan
benar yang lawan katanya adalah bohong. Maka jujur lebih jauh
dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan) (Kesuma dkk, 2012: 16).
Indikator karakter jujur antara lain:
1) Mengemukakan apa adanya
2) Berani bertanya
3) Menunjukan fakta yang sebenarnya
4) Berani menyatakan pendapat
5) Mengakui kesalahan (Mulyasa, 2014: 148).
Seseorang yang memiliki karakter jujur akan diminati orang lain,
baik dalam konteks persahabatan, bisnis, rekan atau mitra kerja, dan
sebagainya. Karakter ini merupakan salah satu karakter pokok untuk
menjadikan seseorang cinta kebenaran, apapun resiko yang akan diterima
dirinya dengan kebenaran yang ia lakukan.
b. Disiplin
Disiplin yaitu kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala
bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku (Suyadi, 2013: 8).
27
Indikator disiplin disini adalah
1) Masuk kelas tepat waktu
2) Mengumpulkan tugas tepat waktu
3) Memakai sragam sesuai tata tertib
4) Mengerjakan tugas yang diberikan
5) Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6) Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan
7) Membawa buku tulis maupun teks sesuai dengan mata pelajaran
c. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan
dirinya sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama
(Suyadi, 2013: 9).
Tanggung jawab yaitu suatu usaha seseorang yang diamanahkan,
harus dilakukan.Tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk
melakukan amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan
buruknya, untung rugi dan segala hal yang berhubungan dengan hal
tersebut secara transparan menyebabkan orang percaya dan yakin.
Indikator tanggung jawab disini adalah:
1) Melaksanakan kewajiban
2) Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan
3) Menaati tata tertib sekolah
4) Memelihara fasilitas sekolah
28
5) Menjaga kebersihan lingkungan
Jadi yang dimaksud dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 dalam
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Pelajaran
2015/2016 (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung
Jawab) adalah pelaksanaan atau penerapan Kurikulum 2013 dalam membentuk
karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di kelas.
F. Metode Penelitian
Untuk memperoleh penelitian yang valid, maka harus digunakan
metode yang tepat dan sesuai untuk pengolahan data sesuai obyek yang
dibahas. Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang
berkaitan dengan penelitian yaitu :
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif,
yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang berorientasi pada fenomena
atau gejala yang bersifat alami. Mengingat tujuannya adalah untuk
mendapatkan data dilapangan, maka penelitian ini tidak dapat dilakukan
hanya dilabolatorium, melainkan harus dilakukan di lapangan (Ali, 1993:
152).
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian
diskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
29
informasi mengenai status suatu gejala yaitu keadaan gejala menurut apa
adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2004: 234).
Penelitian ini dilakukan di lapangan tanpa menggunakan prosedur
analisis statistik. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan penelitian
langsung di SMK Negeri 1 Bawen guna memperoleh data-data yang akurat
mengenai implementasi Kurikulum 2013 dan problematika serta solusi yang
ditempuh dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilakukan.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SMK Negeri 1 Bawen.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari lapangan atau tempat penelitian (Nasution, 2004: 64).
Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari
lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Data primer digunakan
untuk mendapatkan informasi langsung mengenai SMK Negeri 1 Bawen.
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah kepala sekolah,
waka kurikulum, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
siswa.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari sumber bacaan
dan berbagai macam sumber lainnya yang tidak langsung memberikan
30
data kepada pengumpul data, baik buku-buku maupun dokumen yang
resmi dari berbagai instansi pemerintah. Peneliti menggunakan data
sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi
yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan beberapa
informan di SMK Negeri 1 Bawen.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Adapun dalam pengkajian skripsi ini peneliti ini menggunakan teknik
pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut :
a. Metode Wawancara
Interview atau wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua
orang, melibatkan peneliti yang ingin memperoleh informasi dari
seseorang dengan cara mengajukann pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan
tujuan tertentu. Menurut Esterberg (2002), dalam Sugiyono wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam satu
topik. Ia juga mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu
wawancara terstruktur, semistruktur dan tidak terstruktur (Sugiyono,
2008: 317).
Metode ini digunakan untuk mengetahui apa saja yang ada dalam
pikiran dan perasaan responden. Salah satu cara yang akan ditempuh
peneliti adalah melakukan wawancara secara mendalam dengan subyek
penelitian dengan tetap berpegang pada arah sasaran dan fokus penelitian.
Adapun pihak-pihak yang diwawancarai adalah :
31
1) Kepala Sekolah, materi wawancara adalah seputar kurikulum-
kurikulum sebelumnya, kurikulum yang sekarang diterapkan di SMK
Negeri 1 Bawen, pelaksanaan Kurikulum 2013, sarana dan prasarana
terkait dengan Kurikulum 2013, dan apa saja problem yang dihadapi
serta bagaimana solusi yang ditempuh dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013.
2) Waka Kurikulum, materi wawancara seputar kurikulum-kurikulum
sebelumnya, kurikulum yang sekarang diterapkan di SMK Negeri 1
Bawen, pelaksanaan Kurikulum 2013, sarana dan prasarana terkait
dengan Kurikulum 2013, dan apa saja problem yang dihadapi serta
bagaimana solusi yang ditempuh dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013.
3) Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, materi wawancara
seputar materi pelajaran Pendidikan Agama Islam terkait dengan
karaker jujur, disiplin dan tanggung jawab siswa saat di kelas, respon
terhadap Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Agama Islam,
bagaimana penilaian yang dilakukan terkait dengan Kurikulum 2013.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan pencarian data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, dan sebagainya (Arikunto, 1996: 6). Metode dokumentasi juga
dapat diartikan sebagai metode pengumpulan data dengan cara mencari
32
data atau informan yang sudah dicatat dalam beberapa dokumen yang ada
seperti buku induk, buku pribadi dan surat-surat keterangan lainnya.
Teknik ini diarahkan untuk mengumpulkan berbagai informasi,
khususnya untuk melengkapi data dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam proses belajar
mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
c. Observasi
Metode observasi merupakan pengamatan langsung dan melihat
sendiri obyek yang akan diamati. Observasi juga bisa diartikan sebagai
pengamatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diteliti.
Sutrisno Hadi (1986) menyatakan dalam bukunya Dr. Sugiyono bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Obyek yang
akan diamati adalah ketika guru mengajar, bagaimana kondisi
pembelajarannya dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan
Kurikulum 2013.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan mengumpulkann
informasi mengenai implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen.
5. Analisis Data
Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi
33
satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam analisis
ini peneliti menggunakan tiga macam analisis yaitu reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi data atau kesimpulan. Fokus analisis data ini pada ruang
lingkup Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Agama Islam dan
Implementasinya, problematika yang dihadapai serta solusi yang ditempuh.
a. Reduksi Data
Langkah awal ini untuk memudahkan pemahaman terhadap yang
sudah terkumpul, reduksi data dilakukan dengan cara mengelompokkan
data berdasarkan aspek-aspek permasalahan penelitian, aspek-aspek yang
direduksi dalam penelitian ini adalah: Kurikulum 2013 dalam Pendidikan
Agama Islam, implementai Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, problematika yang dihadapi serta solusi yang
ditempuh.
b. Penyajian Data
Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk
deskripsi berdasarkan aspek-aspek dan penelitian, penyajian data
dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik
kesimpulan. Sesuai dengan aspek-aspek masalah penelitian ini, maka
susunan penyajian datanya dimulai dari ruang lingkup Kurikulum 2013
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, probematika yang
dihadapi serta solusi yang ditempuh.
34
c. Penarikan kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan
pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan, sesuai dengan
hakikat penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan ini dilakukan secara
bertahap, pertama menarik kesimpulan sementara, namun seiring
bertambahnya data, maka harus dilakukan verifikasi dengan cara
mempelajari kembali data yang telah ada. Berdasarkan verifikasi data
selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan akhir temuan penelitian.
6. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moelong “Kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu:
kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian (Moelong, 2012:
37). Tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya memakai 3 macam antara
lain:
a. Kepercayaan
Kepercayaan data dimaksudkan untuk membuktikan data yang
dikumpulkan sesuai dengan yang sebenarnya.
b. Kebergantungan
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya
kemungkinan kesalahan dalam pengumpulan dan menginterpretasikan
data sehingga data yang dikumpulkan dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
c. Kepastian
35
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan
dengan cara mengefek data dan informan serata interpretasi hasil
penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.
7. Tahap-tahap Penelitian
a. Observasi awal
1) Menyusun proposal penelitian.
2) Menentukan tempat penelitian.
3) Mengurus surat-surat perizinan.
b. Pelaksanaan Penelitian
1) Mengadakan observasi langsung ke SMK Negeri 1 Bawen.
2) Mengidentifikasi data.
c. Akhir Penelitian
Tahap akhir penelitian ini adalah analisis data, pada tahap ini peneliti
melakukan pengecekan dan pemeriksaan tentang keabsahan data dengan
fenomena maupun dokumentasi untuk membuktikan kebenaran data yang
dikumpulkan oleh peneliti.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika diperlukan untuk menata dan mengatur sistematika
penulisan sehingga mudah dibaca dan dipahami. Adapun sistematika penulisan
dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :
36
BAB I : Pendahuluan
Merupakan gambaran keseluruhan skripsi yang meliputi: (a) latar
belakang masalah; (b) rumusan masalah; (c) tujuan penelitian; (d)
kegunaan penelitian; (e) penegasan istilah; (f) metode penelitian;
(g) sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Merupakan kajian teoritis yang berisi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan SMK Negeri 1 Bawen.
BAB III : Paparan Data dan Temuan Penelitian
Pada bab ini dipaparkan tentang definisi obyek penelitian yaitu
SMK Negeri 1 Bawen.
BAB IV : Analisis Data
Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian yang diperoleh
peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan.
BAB V : Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran pembahasan yang
dilakukan serta daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
37
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Istilah kurikulum semula berasal dari istilah yang dipergunakan dalam
dunia atletik “curere” yang berarti berlari. Istilah tersebut erat hubungannya
dengan kata “curier” atau kurir yang berarti penghubung atau seseorang
yang bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang atau tempat lain
(Nurgiyantoro, 1988: 2). Dalam dunia pendidikan pengertian tersebut dapat
diartikan sebagai bahan ajar yang sudah ditentukan kapan dimulai dan kapan
diakhiri yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
Pengertian kurikulum terdapat dalam pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(Kurniasih dkk, 2014: 3).
Imas Kurniasih dan Berlin Sani dalam Implementasi Kurikulum 2013:
Konsep dan Penerapan, mendefinisikan: “Curriculum as an idea, has its
roots in the latin word for race-course, explaining the curriculum as the
course of deeds and experience though which children become the adult
they should be, for succes in adult society”, yang artinya kurikulum sebagai
38
suatu gagasan, telahmemiliki akar kata Bahasa Latin Race-Source,
menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman
yang dialami anak-anak sampai menjadi dewasa, agar kelak sukses dalam
masyarakat dewasa (Kurniasih dkk, 2014: 3).
Hilda Taba seperti yang dikutip oleh Oemar Hamalik,
mengartikan:“Curriculum is a plan for learning” yang mempunyai arti
kurikulum adalah rencana pembelajaran.
Caswell and Cambell berpendapat bahwa: “Curriculum is all of the
experiences children have under the guidance of teacher”. Kurikulum
merupakan seluruh pengalaman dari anak yang berada dalam pengawasan
guru.
Sedangkan Edward A. Krug memandang:“A curriculum consist of the
means used to achieve or carry out given purposes of schooling” artinya
kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau
melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK dijadikan
acuan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan dan sikap)
dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur
pendidikan sekolah (Hamalik, 2007: 238).
Pengembangan sikap siswa berlangsung disemua sisi kehidupan yang
dijalaninya dirumah, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya. Dan
39
guru yang paham, akan menggunakan semua ini untuk membantu
pengembangan siswa secara optimal (Sitepu, 2013: 191).
2. Metode Pembelajaran Kurikulum 2013
Ada beberapa model atau metode pembelajaran yang dapat membuat
peserta didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada proses
pembelajaran di kelas untuk Kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut:
a. Metode Pembelajaran Kolaborasi
Strategi pembelajaran kolaborasi ini atau collaboration learning
merupakan strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok
kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dan dukungan sejawat,
keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu siswa
dalam mewujudkan belajar kolaboratif. Strategi yang dapat diterapkan
antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz
dan lain sebagainya.
b. Metode Pembelajaran Individual
Metode pembelajaran individu atau individual learning memberikan
kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang
dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan strategi yang
dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio,
galeri proses dan lain sebagainya.
40
c. Metode Pembelajaran Teman Sebaya
Ada pendapat yang mengatakan seperti ini, “satu mata pelajaran
benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu
mengajarkan kepada peserta didik lain”. Dengan mengajar teman sebaya
peer learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempelajari sesuatu dengan baik. Dan tentunya dengan waktu yang
bersamaan, ia menjadi narasumber bagi temannya. Strategi yang dapat
diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok per kelompok, belajar
melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita,
penggunaan lembar kerja, dan lain-lain.
d. Model Pembelajaran Sikap
Aktivitas belajar afektif atau affective learning membantu peserta
didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang
dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk
menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik.
Strategi yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja
atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demonstrasi,
mengenal diri sendiri, dan posisi penasehat.
e. Model Pembelajaran Bermain
Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis
yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan
pintu pembuka simpul-simpil kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa,
tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang
41
diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan
belajar peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: tebak
gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel dipunggung
lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran.
f. Metode Pembelajaran Kelompok
Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering
digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat
waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai
untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara
lain proyek kelompok, diskusi terbuka, dan bermain peran.
g. Metode Pembelajaran Mandiri
Model pembelajaran mandiri (independent learning), peserta didik
belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan
keinginan. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: apresiasi-
tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga
cakap memperlakukan alatatau bahan berdasarkan temuan sendiri atau
modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, maupun
terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (inquiry, discovery, and
recovery).
h. Model Pembelajaran Multimodel
Pembelajaran multimodel dilakukan dengan maksud akan
mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model.
42
Strategi yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek,
modifikasi, simulasi, interaktif, elaboratif, partisipatif, magang
(cooperative study), integratif, produksi, demonstrasi, imitasi,
eksperiensial, kolaboratif (Kurniasih dkk, 2014:43-45).
3. Pengembangan Kurikulum 2013
a. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013
Konsep Kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan perkembangan
teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau
teori pendidikan yang dianutnya. Pada dasarnya konsep Kurikulum 2013
sebenarnya dapat dianggap tidak membawa sesuatu yang baru. Konsep
kurikulum baru ini dinilai sudah pernah muncul dalam kurikulumyang
dulu pernah digunakan.
Konsep Kurikulum 2013 tersebut antara lain:
1) Kurikulum sebagai suatu substansi
Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi
murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang
ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjukan kepada suatu
dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan
belajar-mengajar, jadwal dan evaluasi.
2) Kurikulum 2013 sebagai suatu system
Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan,
sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum
mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara
43
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan
menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah
tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah
bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
3) Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum
Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli
pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi
adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
kurikulum. Mereka yang mendalami kurikulum, mempelajarai konsep-
konsep dasar kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai
kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru
yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Konsep Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio
saling melengkapi. Kurikulum baru tersebut akan diterapkan untuk
seluruh lapisan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas maupun Kejuruan. Dan siswa untuk mata pelajaran
sudah tidak banyak lagi menghafal, tapi lebih banyak kurikulum
berbasis sains (Kurniasih dkk, 2014: 131-133).
Pada intinya, orientasi pengembangan Kurikulum 2013 adalah
tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Disamping cara pembelajarannya yang holistik dan
menyenangkan.
44
b. Perubahan yang ada dalam Kurikulum 2013
Adapun perubahan-perubahan yang ada dalam Kurikulum 2013 dari
kurikulum sebelumnya antara lain sebagai berikut:
1) Perubahan Standar Kompetensi Lulusan
Penyempurnaan standar kompetensi lulusan memperhatikan
pengembangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu
dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang
pendidikan, rumusan empat kompetensi inti (penghayatan dan
pengamalan agama, sikap, keterampilan, dan pengetahuan) menjadi
landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas.
2) Perubahan Standar Isi
Perubahan standar isi dari kurikulum sebelumnya yang
mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada
kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui
pendekatan tematik-integratif (standar proses).
3) Perubahan Standar Proses
Perubahan pada standar proses berarti perubahan strategi
pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola proses
pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi
untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan,
dan mencipta.
45
4) Perubahan Standar Evaluasi
Penilaian yang mengukur penilaian otentik yang mengukur
kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil
dan proses. Sebelumnya ini penilaian hanya mengukur hasil
kompetensi.
Beberapa konsekuensi akibat dari perubahan substansi tersebut
adalah:
a) Penambahan jumlah jam belajar di SD
Beberapa perubahan drastis ada dalam Kurikulum 2013,
diantaranya waktu belajar ditambah, tetapi jumlah mata pelajaran
dikurangi. Di tingkat SD, dari 10 mata pelajaran (mapel) menjadi 6
mapel, yaitu: Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan,
Agama, Matematika, Sosial Budaya, dan Olahraga. Pelajaran IPA
dan IPS ditiadakan, diintegrasikan ke mapel lain “Obyek kurikulum
baru ini adalah fenomena alam, fenomena sosial dan budaya”.
b) Penambahan jumlah jam belajar di SMP
Perubahan jumlah jam belajar di SMP adalah:
(1) Jumlah jam belajar siswa SMP berubah dari 32 jam per minggu
menjadi 38 jam per minggu.
(2) Kalau belajar 5 hari, berarti setiap hari anak belajar 8 jam
setiap hari. Jika perubahannya demikian, maka kemungkinan
masalah yang akan muncul adalah anak-anak makin bosan
berada di sekolah, jalan keluarnya guru harus mengajar dengan
46
lebih menarik dan membuat suasana yang menyenagkan saat
proses belajar mengajar berlangsung.
c) Penambahan jumlah jam pelajaran Agama
Adapun penambahan jumlah jam pelajaran Agama pada SD
dan sederajat bertambah dari 2 jam perminggu menjadi 4 jam per
minggu. Jam pelajaran Agama di SMP bertambah dari 2 jam per
minggu menjadi 3 jam per minggu.
d) Jumlah mata pelajaran dikurangi dari jumlah jam belajar ditambah
Di negara lain, termasuk di Firlandia, jumlah mata pelajaran
tetap banyak tapi jumlah total jam pelajaran per minggu dibatasi.
Kurikulum 2013 kurangi jumlah mata pelajaran tapi menambah jam
pelajaran per minggu.
e) Materi pelajaran IPA diintegrasikan dalam mapel Bahasa Indonesia
(Kurniasih dkk, 2014: 133-137).
4. Standar Penilaian Kurikulum 2013
Pada Kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi objek dari pendidikan,
tetapi justru menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema dalam
materi yang ada. Dan dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai
standar dalam komponen pendidikan akan mengalami perubahan. Mulai dari
standar isi, standar proses maupun standar kompetensi lulusan, dan bahkan
standar penilaian pun juga mengalami perubahan.
Menurut Mohammad Nuh dalm bukunya Imas Kurniasih dan Berlin
Sani mengatakan bahwa, “Standar penilaian pada kurikulum baru tentu
47
berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Karena tujuan dari Kurikulum 2013
adalah mendorong siswa aktif dalam tiap pelajaran , maka salah satu
komponen nilai siswa adalah jika si anak banyak bertanya”.
Tentunya banyak lagi komponen penilaian dalam kurikulum ini, seperti
proses dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah yang diajukan guru,
kemudian kemampuan siswa menalar suatu masalah juga menjadi
komponen penilaian sehingga anak terus diajak untuk berfikir logis, dan
yang terakhir adalah kemampuan anak berkomunikasi melalui presentasi
mengenai tema yang dibahas di kelas.
Ada 2 macam penilaian, yaitu:
a. Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
b. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
Penilaian autentik juga bisa diartikan sebagai upaya pemberian tugas
kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang
ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis,
merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap
peristiwa, berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevasi kuat terhadap pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum
48
2013. Karena penilaian semacam ini, mampu menggambarkan peningkatan
hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya,
menalar, mencoba dan membangun jejaring.
Pada penilaian autentik ada kecenderungan yang fokus pada tugas-tugas
kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Karenanya penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang
memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk
tugas-tugas seperti:
a. Membaca dan meringkasnya
b. Eksperimen
c. Mengamati
d. Survei
e. Proyek
f. Makalah
g. Membuat multi media
h. Membuat karangan, dan
i. Diskusi kelas
Kata lain dari penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di
dalamnya penilaian portofolio dan penilaia proyek. Penilaian autentik
adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses
49
dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari
mereka yang mempunyai kelainan tertentu, hingga yang jenius. Penilaian
autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu
pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan
hasil pembelajaran (Kurinasih dkk, 2014: 47-49).
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk
merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan
sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi
standar penilaian pendidikan.
5. Keunggulan Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan
yang produktif, kreatif dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena
kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi yang secara konseptual
memiliki beberapa keunggulan.
Menurut Mulyasa dalam bukunya Pengembangan dan Implementasi
Kurikulum 2013 mengatakan bahwa, ada 3 keunggulan kurikulum 2013
yaitu:
a) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(kontekstual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat
peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek
belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk
50
bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer
pengetahuan (transfer of knowledge).
b) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan
ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta
pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal
berdasarkan standar kompetensi tertentu.
c) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan keterampilan (Mulyasa, 2014: 163-164).
Sedangkan menurut Imas Kurinasih dan Berlin Sani, keunggulan
Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
a) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
b) Adanya penilaian dari semua aspek
Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujian saja
tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-
lain.
c) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran.
d) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
51
e) Kompetensi ynag dimaksud menggambarkan secara holistik domain
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
f) Dan banyak lagi kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi
pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, serta
kewirausahaan.
g) Hal yang paling menarik dari Kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap
terhadap fenomena dan perubahan sosial.
h) Standar penilaian mengarah ppada penilaian berbasis kompetensi seperti
sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.
i) Mengharuskan adanya remedial secara berkala.
j) Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena
pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks
dan pedoman pembahasan sudah tersedia.
k) Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
l) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi
profesi, paedagogi, sosial dan personal.
m) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan
memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi, dan
membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan menerapkan
pendekatan scientific secara benar (Kurniasih, 2014: 40-41).
52
6. Kunci Sukses Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang
produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreativitas, anak-anak
bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa
depan yang semakin rumit dan kompleks. Meskipun demikian, keberhasilan
Kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif dan
inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk
membentuk watak dan peradaban bangsa ynag bermartabat sangat
ditentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara
lain :
a) Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan implementasi
Kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam
mengoordinasi, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya
pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan
salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya
sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah
melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan
bertahap. Oleh karena itu, dalam menyukseskan implementasi Kurikulum
203 diperlukan kepala sekolah yang mandiri, dan profesional dengan
kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu
mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah diperlukan, terutama untuk memobilisasi
53
sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi
program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan
sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, serta hubungan sekolah
dengan masyarakat.
Keberhasilan Kurikulum 203, menuntut kepala sekolah yang
demokratis profesional, sehingga mampu menumbuhkan iklim
demokratis di sekolah, yang akan mendorong terciptanya kualitas
pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan
seluruh potensi peserta didik.
Kepala sekolah yang mandiri, demokratis dan profesional harus
berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat
macam nilai yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik.
b) Kreativitas Guru
Kunci sukses kedua yang menentukan keberhasilan implementasi
Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor
penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil-
tidaknya peserta didik dalam belajar.
Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain
ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi
ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif
dengan contextual teaching learning (CTL). Oleh karena itu,
pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar
mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan
54
menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Dalam rangka
inilah perlunya kreativitas guru, agar mereka mampu memjadi fasilitator,
dan mitra belajar bagi peserta didik. Tugas guru tidak hanya
menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif
memberikan layanan dan kemudahan belajar (facilitate learning) kepada
seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang
menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani
mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa gembira, penuh semangat,
tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat merupakan modal
dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia
yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan
memasuki era globalisasi yang penuh dengan tantangan.
c) Aktivitas Peserta Didik
Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta
didik, guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik, terutama disiplin
diri (self-dicipline). Guru harus mampu membantu peserta didik
mengembangkan pola perilakunya, meningkatkan standar perilakunya,
dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin dalam
setiap aktivitasnya. Untuk mendisiplinkan peserta didik perlu dimulai
dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yakni
sikap demokratis, sehingga perlakuan disiplin perlu berpedoman pada hal
tersebut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik, sedangkan guru tut
wuri handayani. Dalam hal ini, guru harus mampu memerankan diri
55
sebagai pengemban ketertiban, yang patut digugu, ditiru, dan di teladani
tetapi bersikap otiriter.
d) Sosialisasi Kurikulum 2013
Sosialisasi dalam implementasi kurikulum sangat penting dilakukan,
agar semua pihak yang terlibat dalam implementasinya di lapangan
paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan
dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan.
Sosialisasi kurikulum perlu dilakukan terhadap berbagai pihak yang
terkait dalam implementasinya, serta terhadap seluruh warga sekolah,
bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi ini
penting, terutama agar seluruh warga sekolah mengenal danmemahami
visi misi sekolah, serta kurikulum yang akan diimplementasikan. Di
tingkat sekolah, sosialisasi bisa langsung oleh kepala sekolah apabila
yang bersangkutan sudah mengenal dan cukup memahaminya. Namun,
jika kepala sekolah belum memahami atau masih belum mantap dengan
konsep-konsep perubahan kurikulum yang akan dilakukan, maka bisa
mengundang ahlinya yang ada dimasyarakat, baik dari kalangan
pemerintah, akademisi maupun dari kalangan penulis atau pengamat
pendidikan. Sebaiknya dalam sosialisasi juga dihadirkan komite sekolah,
bahkan bila memungkinkan seluruh orang tua, untuk dapat masukan,
dukungan dan pertimbangan terhadap implementasi kurikulum.
56
e) Fasilitas dan Sumber Belajar
Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam
mendukung suksesnya implementasi kurikulum antara lain: laboratorium,
pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola dan
peningkatan kemampuan pengelolaannya. Fasilitas dan sumber belajar
teraebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara, dan
disimpan dengan sebaik-baiknya. Kreativitas guru dan peserta didik perlu
senantiasa ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan alat-alat
pembelajaran serta alat peraga lain yang berguna bagi peningkatan
kualitas pembelajaran. Kreativitas tersebut diperlukan, bukan semata-
mata karena keterbatasan fasilitas dan dana dari pemerintah, tetapi
merupakan kewajiban yang harus melekat pada setiap guru untuk
berkreasi, berimprovisasi, berinisiatif, dan inovatif.
f) Lingkungan yang Kondusif Akademik
Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimisme dan
harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta
kegiatan-kegiatan ynag berpusat pada peserta didik (student-centered
activities) merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan
semangat belajar. Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang
punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik
tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang
menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
57
Iklim belajar yang kondusif-akademik harus ditunjang oleh berbagai
fasilitas belajar yang menyenangkan seperti; sarana, laboratorium,
pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang
harmonis antara peserta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu
sendiri, serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat,
sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim belajar
yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan
aktivitas serta kreativitas peserta didik.
g) Partisipasi Warga Sekolah
Kunci sukses yang turut menentukan keberhasilan Kurikulum 2013
adalah partisipasi warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan.
Keberhasilan pendidik di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan
kepala sekolah dalam memberdayakan seluruh warga sekolah, khususnya
tenaga kependidikan yang tersedia. Dalam hal ini, peningkatan
produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan
perilaku tenaga kependidikan di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep
dan teknik manajemen personalia modern (Mulyasa, 2014: 39-55).
7. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP
Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013,
dan Kurikulum 2013 ini sudah dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014
pada sekolah-sekolah tertentu saja. Perubahan kurikulum tentu juga
menghadirkan beberapa perbedaan dengan yang lama, berikut adalah
perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP.
58
a) Kurikulum 2013
1) SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu,
melalui Permendikbud No. 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan
Standar Isi, yang berbentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang
dituangkan dalam Permendikbud No. 67, 68, dan 70 Tahun 2013.
2) Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skiils
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
3) Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI.
4) Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata
pelajaran lebih sedikit dibanding dengan KTSP.
5) Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata
pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan
ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran
terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
6) TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran.
7) Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur
semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan
proses dan hasil.
8) Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib.
9) Penjurusan mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA.
10) BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa.
59
a) Sedangkan KTSP
1) Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melalui Permendiknas No. 22
Tahun 2006. Setelah itu di tentukan SKL (Standar Kompetensi
Lulusan) melalui Permendiknas No. 23 Tahun 2006.
2) Lebih menekankan pada aspek pengetahuan.
3) Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III.
4) Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih
banyak dibanding Kurikulum 2013.
5) Standar Proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi,
dan Konfirmasi.
6) TIK sebagai mata pelajaran.
7) Penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan.
8) Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib.
9) Penjurusan dimulai dari kelas XI.
10) BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa (Kurniasih, 2014: 45-
46).
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Proses pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses
pengembangan keseluruhan sikap kepribadian, khususnya mengenai
aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar. Menurut S. Nasution, pembelajaran adalah proses
60
interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa atau antara sekelompok
siswa dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap menetapkan apa yang dipelajari itu (Nasution, 1984: 102).
Sedangkan mengenai definisi Pendidikan Agama Islam, anggapan
sementara yang masih dijumpai dewasa ini masih rancu dengan pengertian
pendidikan Islam. Agar lebih jelas dalam memahami pendidikan Islam dan
pendidikan agama Islam maka secara berurutan akan dikemukakan tentang
pengertian pendidikan Islam baru kemudian mengarah pada pengertian
pendidikan agama Islam.
Pendidikan Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, bertakwa dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya al-
Qur‟an dan Hadits. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta
penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati agama
lain dalam hubungan antar kerukunan umat beragama dalam masyarakat
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk
menghormati agama lain hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa
(Majid, 2005: 130).
Menurut Zakiyah Daradjat mengemukakan Pendidikan Agama Islam
adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak setelah
61
selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran
islam serta menjadikannya sebagai pedoman hidup (Daradjat, 2000: 86).
Dari uraian di atas yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam
oleh penulis adalah usaha bimbingan secara sadar kepada anak didik untuk
mengantarkan menjadi insan yang berkepribadian luhur, mengerti,
memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama Islam yang dianutnya
sebagai bekal hidup di dunia dan di akhirat, yang pedoman hidupnya adalah
al-Qur‟an dan Hadits.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah adalah
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang berkembang dengan keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan
bernegara, serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sedangkan rumusan Pendidikan Agama Islam dari beberapa ahli
mengemukakan antara lain Zakiyah Daradjat menyatakan tujuan Pendidikan
Agama Islam adalah terbentuknya insan kamil (Thoha, 1998: 10). Zuhairi
memberikan rumusan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk
mencapai keseimbangan pertumbuhan dari pribadi manusia muslim secara
menyeluruh melalui latihan kejiwaan, pikiran, kecerdasan, perasaan, panca
indra, sehingga memiliki kepribadian yang utama (Zuhairi, 1981: 17).
Oleh karena itu, berbicara pendidikan agama Islam, baik makna
maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan
62
tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman
nilai-nilai ini jua dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di
dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan
(hasanah) di akherat kelak.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk
“Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Muhaimin,
2002: 78).
Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah
berfungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan
Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada
Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
Menanamkan keimanan dan ketakwaan yang pertama kali adalah
kewajiban orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
63
b. Penanaman Nilai
Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.
c. Penyesuaian Mental
Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan
fisik maupun sosial, dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan
ajaran agama islam.
d. Perbaikan
Yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan
Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran
Tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan
fungsionalnya.
g. Penyaluran
Yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di
bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan orang lain (Majid,
2005: 134-135).
64
4. Ruang Lingkup Pedidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup usaha
mewujudkan keserasian, keselarasan keseimbangan hubungan antara
manusia dengan Allah SWT, manusia dengan sesama manusia, manusia
dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan
lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar segala hubungan dan aktivitas yang
dilakukan manusia sesuai dengan syariat Islam ada keserasian antara
duniawi, dan ukhrowi serta hubungan individu dan sosial (Mudzar, 1993: 3).
Ada beberapa ruang lingkup pendidikan agama Islam menurut Hasbi
Ash-Shidiqi meliputi hal-hal berikut ini:
a. Tarbiyah jismiyah, yaitu segala rupa pendidikan yang mewujudkan,
menyuburkan dan menyehatkan tubuh serta menegakkannya, supaya
dapat merintangi kesukaran yang dihadapi dalam pengalamannya.
b. Tarbiyah aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran yang
akibatnya mencerdaskan akal menajamkan otak.
c. Tarbiyah adabiyah, yaitu segala rupa praktik maupun berupa teori yang
wujudnya meningkatkan budi dan meningkatkan perangai.
d. Tarbiyah adabiyah atau pendidikan budi pekerti atau akhlak dalam ajaran
Islam merupakan salah satu ajaran pokok yang harus diajarkan agar
umatnya memiliki atau melaksanakan akhlak mulia yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW (Majid, 2014: 21-22).
Berdasarkan pada pendapat di atas menurut penulis bahwa materi
pendidikan agama Islam yang diajarkan di sekolah tergantung pada tingkat,
65
jenjang pendidikan, dan disesuaikan dengan tingkat usia siswa, baik secara
kronologis maupun psikologis. Adapun lingkup materi PAI yang diajarkan
di sekolah meliputi: Ilmu Aqidah, Akhlak, Fiqih, Al-Qur‟an, Hadits, dan
Sejarah Islam.
C. Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab
Secara etimologis, kata karakter (inggris: character) berasal dari bahasa
Yunani (Greek), yaitu charassein yang berarti “to engrave”. Sedangkan kata,
“to engrave” artinya adalah mengukir, melukis, memahat, atau menggoreskan.
Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat,
bertabiat atau berwatak. Dengan makna seperti ini berarti karakter identik
dengan kepribadian atau akhlak (Zuchdi dkk, 2013: 15).
Menurut Ryan dan Bohlin, karakter mengandung tiga unsur pokok,
yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the
good), dan melakukan kebaikan (doing the good) (Dwiyanto dkk, 2012: 37).
Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat
mendasar yang ada pada diri seseorang. Hal-hal yang sangat abstrak yang ada
pada diri seseorang, sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai.
Dengan mengetahui adanya karakter (watak, sifat, tabiat ataupun
perangai) seseorang dapat memperkirakan reaksi-reaksi dirinya terhadap
berbagai fenomena yang muncul dalam diri ataupun hubungannya dengan
orang lain, dalam berbagai keadaan serta bagaimana mengendalikannya (Majid,
dkk, 2013: 11-12).
66
Dalam Kemendiknas ada 18 nilai dalam karakter yang mencakup nilai-
nilai karakter dalam berbagai agama, termasuk Islam. Di samping itu, 18
karakter tersebut telah disesuaikan dengan kaidah-kaidah ilmu pendidikan
secara umum, sehingga lebih implementatif untuk diterapkan dalam praksis
pendidikan, baik sekolah maupun madrasah. Lebih dari itu, 18 nilai karakter
tersebut telah dirumuskan standar kompetensi dan indikator pencapaiannya di
semua pelajaran, baik sekolah maupun madrasah. Dengan demikian,
pendidikan karakter dapat dievaluasi, diukur, dan diuji ulang.
Nilai-nilai karakter itu adalah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau
nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab
(Suyadi, 2013: 7-9).
1. Jujur
Jujur yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara
pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui ynag benar, mengatakan
yang benar, dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan orang yang
bersangkutan sebagai pribadi yang dapat di percaya (Suyadi, 2013: 8).
Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk
mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, kata-kata dan perbuatan) bahwa
realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu
orang lain untuk keuntungan sendiri. Kata jujur identik dengan benar yang
67
lawan katanya adalah bohong. Maka jujur lebih jauh dikorelasikan dengan
kebaikan (kemaslahatan) (Kesuma dkk, 2012: 16).
Indikator karakter jujur antara lain:
a. Mengemukakan apa adanya
b. Berani bertanya
c. Menunjukan fakta yang sebenarnya
d. Berani menyatakan pendapat
e. Mengakui kesalahan (Mulyasa, 2014: 148).
Seseorang yang memiliki karakter jujur akan diminati orang lain,
baik dalam konteks persahabatan, bisnis, rekan/mitra kerja, dan sebagainya.
karakter ini merupakan salah satu karakter pokok untuk menjadikan
seseorang cinta kebenaran, apapun resiko yang akan diterima dirinya dengan
kebenaran yang ia lakukan.
2. Disiplin
Disiplin yaitu kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala
bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku (Suyadi, 2013: 8).
Indikator disiplin disini adalah
a. Masuk kelas tepat waktu
b. Mengumpulkan tugas tepat waktu
c. Memakai sragam sesuai tata tertib
d. Mengerjakan tugas yang diberikan
e. Tertib dalam mengikuti pembelajaran
f. Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan
68
g. Membawa buku tulis maupun teks sesuai dengan mata pelajaran
Sikap disiplin dapat mengantarkan seseorang pada jalan kesuksesan,
karena orang yang berdisiplin akan bersikap teguh dalam menjalani niat dan
cita-cita yang ingin diraihnya. Disiplin mampu menjaga agar setiap tindakan
tetap berada pada jalan menuju tujuan akhir yang ingin dicapai, bahkan
mampu menjaga tujuan akhir itu sendiri. Kedisiplinan akan terbangun
dengan niat yang kuat, motivasi yang utuh dan sungguh-sungguh, serta
kesadaran akan alasan dari penetapan tujuan akhir yang akan dicapai.
Sementara ketidak disiplinan akan menjadikan jalan menuju tujuan akhir
(Saleh, 2012: 297).
Disiplin merupakan sikap dan perilaku yang menunjukan ketertiban
dan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab yaitu suatu usaha seseorang yang diamanahkan,
harus dilakukan. Istilah dalam Islam tanggung jawab merupakan amanah.
Secara luas tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk
melakukan amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan
buruknya, untung rugi dan segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut
secara transparan menyebabkan orang percaya dan yakin, sehingga
perbuatan tersebut mendapat imbalan baik maupun pujian dari orang lain.
Tanggung jawab merupakan sifat yang amat baik bagi manusia.
Tidak bertanggung jawab adalah sifat yang buruk. Seseorang tidak perlu
bertanggung jawab terhadap hal yang tidak mengandung kemerdekaan di
69
dalamnya. Seperti tidak meminta pertanggungjawaban pada sebatang pohon
yang tiba-tiba tumbang saat seseorang melintas dan menimpa orang tersebut
(Nasution, 1972: 87).
Indikator perilaku tanggung jawab dalam hal ini adalah :
a. Melaksanakan kewajiban
b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan
c. Menaati tata tertib sekolah
d. Memelihara fasilitas sekolah
e. Menjaga kebersihan lingkungan
Mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui
pembelajaran yang telah diikutinya adalah dengan cara penilaian karakter
dengan indikator-indikator tersebut diatas.
Pembentukan karakter memang tidak bisa terbentuk dalam waktu
yang singkat, tapi indikator perilaku dapat dideteksi secara dini oleh setiap
guru (Mulyasa, 2013: 146-147).
Menurut kamus besar bahasa indonesia tanggung jawab adalah
keadaan wajib menaggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab
menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menaggung,
memikul,menanggung segala sesuatunya,dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
70
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian
hidup manusia, bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung
jawab.apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di
pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat. Tanggung jawab
adalah ciri manusia yang beradab.manusia merasa bertanggung jawab
karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari
pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.
71
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 1 Bawen
SMK Negeri 1 Bawen berdiri pada tahun 1965 di Kodya Salatiga
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan RI
No. 93/Dirpt/BI/1965 tertanggal 27 Juli 1965, tahun 1990 SMK Negeri 1
Bawen pindah di wilayah Kecamatan Bawen yang terletak di Kabupaten
Semarang dengan luas lahan 9,8 ha, memiliki dukungan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang handal baik internal maupun eksternal dengan enam
Program Keahlian yang dimiliki, yaitu Program Keahlian Agribisnis Hasil
Pertanian, Agribisnis Prduksi Tanaman, Agribisnis Produksi Ternak,
Mekanisasi Pertanian, Tata Boga Dan Pariwisata.
Sejak Berdiri tahun 1965, SMK Negeri 1 Bawen telah menamatkan
pertama kali tahun 1968 untuk Program Keahlian Teknologi Pertanian (saat
itu), hingga tahun 2009 SMK Negeri 1 Bawen telah menamatkan tamatan
sejumlah 4225 siswa yang tersebar diseluruh pelosok Nusantara dan bekerja
diberbagai sektor Dunia Usaha dan Industi. Pada bulan Juni tahun 2009
SMK Negeri 1 Bawen meraih Sertifikat ISO 9001-2008 dari SAI Global.
SMK Negeri 1 Bawen memiliki potensi wilayah yang sangat
strategis pada jalur Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang), terletak
pada titik sentral wilayah Kab. Semarang dan Provinsi Jawa Tengah,
72
memiliki jarak tempuh 35 km dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah sebagai
penyangga Kota Semarang, Akses pelabuhan laut dan udara yang sangat
dekat, Keindahan alam dan peningkatan budaya yang potensial untuk
pariwisata (Wisata Kopeng, Candi Gedong Songo, Rawa Pening dan Wisata
Bandungan Ambarawa) dan Lahan yang subur untuk pengembangan
Agribisnis, Agrowisata dan Agroindustri sangatlah mendukung untuk
mengembangkan dan meningkatkan potensi daerah dan mutu pendidikan
yang dihasilkan sesuai Visi dan Misi Sekolah.
2. Identitas Sekolah
Tabel 3.2 Identitas Sekolah
Nama Sekolah SMK NEGERI 1 BAWEN
NIS 581036201001
Alamat Jl. Kartini No. 119 Bawen
Kota/Kabupaten Semarang
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia
E-mail [email protected]
Website www.smkn1bawen.sch.id
Telepone/Fax 0298-591284
Kode Pos 50661
Sumber: Data SMK Negeri 1 Bawen
73
3. Letak Geografis
74
4. Visi-Misi dan Tujuan
a. Visi
“Menghasilkan tamatan yang bertaqwa, profesional, berwawasan
lingkungan dan mampu bersaing di era global”.
b. Misi
Mendidik dan melatih peserta didik menjadi manusia yang:
1) Bertaqwa dan berakhlak mulia.
2) Peduli dan berwawasan lingkungan.
3) Terampil, mandiri, dan mampu mengembangkan diri.
4) Memiliki dedikasi, kreatifitas dan berwawasan luas.
5) Mampu beradaptasi dan bersaing di era global.
5. Tujuan
a. Menyiapkan peserta didik yang cakap, mampu memahami dan
menerapkan budi pekerti luhur.
b. Membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang kepekaan terhadap
masalah lingkungan.
c. Menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja dan
mengembangkan sikap profesionalisme.
d. Menyiapkan peserta didik yang mampu memilih karier, siap
berkompetisi, dan mengembangkan sikap kemandirian melalui
kewirausahaan.
e. Melayani semua pelanggan SMK Negeri 1 Bawen sesuai dengan
persyaratan 8 standar nasional pendidikan serta ISO 9001-2008.
75
f. Membantu masyarakat kurang mampu dengan membuka program Kelas
Jauh Mandiri.
6. Sarana dan Prasarana
Sarana adalah suatu yang dapat mempermudah dan memperlancar
terlaksananya program pendidikan dan pengajaran atau dapat dikatakan
bahwa sarana adalah salah satu faktor pendukung demi kelancaran
pelaksanaan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Tabel 3.6 Sarana dan Prasarana
No.
Sarana
Keadaan
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1. Ruang Kepala Sekolah 1 - -
2. Ruang Kurikulum 1 - -
3. Ruang Kesiswaan 1 - -
4. Ruang Humas 1 - -
5. Ruang TU 1 - -
6. Ruang Piket 1 - -
7. Ruang Guru 1 - -
8. Ruang Kelas 49 - -
9. Perpustakaan
Konvensional
1 - -
10. Perpustakaan Digital 1 - -
Sumber: Data SMK Negeri 1 Bawen
76
77
7. Data Guru dan Karyawan
Tabel 3.8 Data Guru dan Karyawan
No. Keterangan Jumlah
1. Guru Sertifikasi 53
2. Guru Tetap (PNS) 12
3. Guru Tidak Tetap 33
4. Karyawan 36
Jumlah 132
Sumber: SMK Negeri 1 Bawen
8. Keadaan Siswa
Secara umum, keadaan siswa SMK Negeri 1 Bawen ini baik. Latar
belakang masing-masing murid bereaneka ragam, mulai dari anak petani,
pedagang, sampai pejabat tingkat kecamatan. Adapun secara keseluruhan
murid-murid SMK Negeri 1 Bawen ini berjumlah 1818 siswa dengan 55
kelompok belajar.
Data Jumlah Siswa Tahun 2015/2016
Tabel 3.9 Data Kelas X
No Paket Keahlian Jumlah
Putra Putri Total
1. TPHP a 10 23 33
2. TPHP b 12 22 34
3. TPHP c 11 23 34
4. TPHP d 12 22 34
5. TPHP e 10 21 31
6. ATP a 20 15 35
78
7. ATP b 19 16 35
8. ATPH a 28 6 34
9. ATPH b 27 8 35
10. ATPH c 9 6 15
11. AMP a 26 4 30
12. AMP b 29 4 33
13. APTU a 28 4 32
14. APTU b 34 4 38
15. APTR 35 3 38
16. JB a 4 30 34
17. JB b 8 25 33
18. JB c 7 27 34
19. AP a 12 21 33
20. AP b 12 22 34
21. AP c 10 24 34
Jumlah 693
Sumber: Data SMK Negeri 1 Bawen
Tabel 3.9 Data Kelas XI
No Paket Keahlian Jumlah
Putra Putri Total
1. TPHP a 8 25 33
2. TPHP b 7 26 33
3. TPHP c 10 25 35
4. TPHP d 11 23 34
5. ATPH a 19 15 34
6. ATPH b 20 14 34
7. ATP a 22 8 30
8. ATP b 23 9 32
9. APTU 30 4 34
79
10. APTR 28 2 30
11. AMP a 22 2 24
12. AMP b 30 1 31
13. JB a 5 26 31
14. JB b 8 22 30
15. JB c 9 19 28
16. AP a 8 24 32
17. AP b 11 24 35
18. AP c 12 23 35
Jumlah 575
Sumber: Data SMK Negeri 1 Bawen
Tabel 3.9 Data Kelas XII
No Paket Keahlian Jumlah
Putra Putri Total
1. TPHP a 11 26 37
2. TPHP b 12 24 36
3. TPHP c 12 23 35
4. TPHP d 11 24 35
5. ATP a 32 2 34
6. ATP b 30 5 35
7. ATPH a 12 23 35
8. ATPH b 15 22 37
9. APTU 29 1 30
10. APTR 28 3 31
11. AMP 36 0 36
12. JB a 9 27 36
13. JB b 11 26 37
14. AP a 9 24 33
15. AP b 12 21 33
80
16. AP c 8 22 30
Jumlah 550
Sumber: Data SMK Negeri 1 Bawen
Keterangan:
a. TPHP : Tekhnologi Pengolahan Hasil Pertanian
b. ATP : Agribisnis Tanaman Perkebunan
c. ATPH : Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura
d. AMP : Agribisnis Mekanisasi Pertanian
e. APTU : Agribisnis Produksi Ternak Unggas
f. APTR : Agribisnis Produksi Ternak Ruminansia
g. JB : Jasa Boga
h. AP : Akomodasi Perhotelan
9. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar jam
pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah atau luar sekolah untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, dan
minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan
di sekolah atau madrasah secara berkala dan terprogram.
a. Ekstrakurikuler Wajib
Ekstrakurikuler wajib di SMK Negeri 1 Bawen adalah pramuka.
81
b. Ekstrakurikuler Pilihan
1) Bidang Olahraga
a) Sepak bola
b) Volly ball
c) Tenis meja
d) Bulu tangkis
e) Renang
f) Takraw
g) Olahraga prestasi lainnya
h) Silat
i) Karate
2) Bidang Seni
a) Seni tari
b) Seni tradisional (angklung dll)
c) Seni musik / band
d) Rebana
3) Bidang Wawasan Kebangsaan
a) Pasukan pengibar bendera (Paskibra)
b) Pecinta alam
c) Palang merah remaja (PMR)
d) Pramuka
e) Kelompok ilmiah remaja (KIR)
f) English club
82
4) Pembinaan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
a) BTA
b) Qiro‟ati
5) Pembinaan Keterampilan Kewirausahaan
a) Koperasi siswa
b) Jurnalistik / mading
c) Teknologi informasi
6) Pembinaan Mapel OSTN dan LKS
a) Debat bahasa inggris
b) Matematika
c) Kimia
d) Biologi
e) Fisika
f) Produktif (semua program keahlian)
B. Temuan Penelitian
Berdasarkan temuan penelitian di SMK Negeri 1 Bawen tentang
pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMK Negeri 1 Bawen (studi analisis tentang karakter Jujur, Disiplin dan
Tanggung jawab). Terdapat beberapa garis besar:
83
1. Profil Responden
a. Nining Setyowati, M.Pd (NS)
NS merupakan Koordinasi Ketenagaan sekaligus perwakilan dari kepala
sekolah JUMERI, S.TP, M.Si. Lahir di Ngawi pada tanggal 04 Maret
1978 silam.
b. Nana Mulyana, S.Pd. M.Si (NM)
NM merupakan Waka Kurikulum.
c. Siti Fatimah, S.Ag (SF)
SF merupakan guru mata pelajaran PAI yang mengampu kelas XI-XII.
Lahir di Boyolali tanggal 01 Juni 1965 silam.
d. Ahmad Samsi, S.Pd (AS)
AS merupakan guru mata pelajaran PAI yang mengampu kelas X.
e. Musfiroh (M)
M merupakan siswa kelas X-JB. Lahir di Semarang tanggal 06 Juli 2000
silam.
f. Ety Kusniawati (EK)
EK merupakan siswa kelas X-ATR. Lahir di Banyubiru tanggal 20
September 2000 silam.
g. Hani Handayani (HH)
HH merupakan siswa kelas XI-AP. Lahir di Semarang 07 Juli 1999
silam.
84
h. Wahyu Choirul „Ulyati (WCU)
WCU merupakan siswa kelas XII-APT. Lahir di Kab. Semarang 21 Juli
1998 silam.
2. Hasil Penelitian
a. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dalam Membentuk Karakter Jujur, Disiplin dan
Tanggung Jawab
Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 1 Bawen yang
dilakukan oleh peneliti, terkait dengan implementasi Kurikulum 2013
didapatkan melalui wawancara dengan berbagai sumber. Diantaranya
wakil kepala sekolah, Waka kurikulum, guru agama dan beberapa siswa.
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK
dijadikan acuan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan
dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada
jalur pendidikan sekolah.
Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI itu
sendiri adalah sebagai berikut:
Menurut AS selaku guru PAI kelas X mengatakan bahwa:
“Sebenernya kalau penerapannya ya, secara tidak langsung
kurikulum PAI itu juga Kurikulum 2013 itu sendiri. Hanya kalau
sekarang sudah dilibatkan semuanya, secara yuridis itu sudah
mulai diterapkan, tapi sebenernya Kurikulum 2013 itu kurikulum
PAI sendiri, karena sebenernya penilaiannyakan cukup kompleks
kalau di K-13 ini berbeda dengan kurikulum 2006. Tapi saya pikir
esensinya sama, hakekat pembelajaran PAI dengan K-13 itu sama
hanya saja dalam K-13 secara legalitas sebenernya tanggung
85
jawab terhadap nilai-nilai moral kemudian nilai-nilai sikap
terutama itu.....”(05 November 2015).
Sedangkan menurut SF guru PAI kelas XI-XII yaitu:
“Oh.. sangat baik sekali, kita menyambutnya baik. Kenapa baik?
Di kurtilas inikan PAI jadi 3 jam, dari 2 jam itu menjadi 3 jam itu
ya sangat menyenangkan bagi pelajaran PAI ya. Jadi terasa
sekali” (04 November 2015).
Untuk mengetahui apa itu Kurikulum 2013 saya bertanya dengan
beberapa siswa mengenai Kurikulum 2013 menurut pemahaman dan
sepengetahuan mereka.
M yang merupakan siswa X-JB, berpendapat bahwa:
“Dalam Kurikulum 2013 diusahakan lebih aktif gitu kan, gurunya
hanya menjadi motivator aja. Nantikan dikasih kita dikasih tugas
dan kita nyari sendiri gitu. Selain itu Kurikulum 2013 kita yang
aktif beda kalau kurikulum yang lamakan kita Cuma dengerin
guru yang bicara gitu. Jadi menurut saya sangat menyenangkan”
(03 November 2015)
Sedangan HH siswa XI-AP, bahwa kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut:
“Kurikulum baru yang sistemnya guru hanya pasif, tidak boleh
menjelaskan secara panjang lebar. Murid harus aktif mencari
materinya sendiri dan guru hanya penyempurna jawaban dari
muridnya” (03 November 2015).
Hal serupa juga disampaikan oleh WCU siswa kelas XII.
“Kurikulum yang bikin siswa kreatif menurutku mbak, soalnya
aku cocok dengan kurikulum itu. Lebih menyenangkan karena
pelajaran mudah dipahami dari kerja kelompok dan praktek yang
dilakukan lebih banyak. Jadi mudah dan menyenangkan” (03
November 2015).
Berbeda dengan EK siswa kelas X-ATP, yang mengatakan:
86
“Kurikulum 2013 sebenarnya menyenangkan tapi bisa jadi tidak
menyenangkan karena agak tidak mudeng sama pelajarannya.
Tidak mudengnya itu kalau dikasih soal langsung suruh ngerjain
terus kitakan belum tau gitu jadinya ya kalau nilainya jelek ya
gimana gitu rasanya” (04 November 2015).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang lebih menekankan
kompetensi siswa secara menyeluruh dan utuh, jika dalam pembelajaran
yang dikembangkan oleh kurikulum tersebut lebih berpusat terhadap
keaktifan dan kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa.
1) Analisis Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran PAI dalam Membentuk
Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab
Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter
dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang
studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang
berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu
dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan nilai dan
pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif
tetapi menyentuh internalisasi dan pengalaman nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
NS selaku wakil kepala sekolah menuturkan terkait
implementasi Kurikulum 2013 dalam membentuk karakter jujur,
disiplin dan tanggung jawab yang diselenggarakan di sekolah.
”Secara umum yang harus dimiliki, yang pertama tertib, jujur,
disiplin, tanggung jawab itu terutama. Yang diutamakan
kejujuran, ketertiban, kedisiplinan dan tanggung jawab. Itu
87
hampir semua mapel wajib mempunyai sikap itu, kalau yang
lain-lain tergantung mapel yang lain” (04 November 2015).
Hal serupa juga disampaikan oleh NM selaku waka kurikulum
yaitu:
“Ya jadi karakter atau sikap sebenarnya itu kembarannya ya.
Hanya gini dalam kurtilas itu dalam keseharian kita, kita secara
khusus tidak mengajarkan nilai-nilai sikap atau karakter
tersebut karena tertanamnya sikap yang positif, karakter yang
baik itu bukan karena proses yang diajarkan secara langsung.
Itu merupakan efek atau norturon efek. Misalnya, ketika
sedang tes, kita memberikan tempat duduk yang renggang
kemudian diawasi dengan baik tidak dengan kejam tapi dengan
baik dengan proporsional sesungguhnya kita sedang
menanamkan sikap jujur, seperti itu. Jadi apapun karakter itu
ditanamkan atau dipelajari secar atidak langsung bukan „Hey
yang sopan‟ bukan ‟Hey yang santun‟ bukan „Yang kreatif‟
bukan „Yang penuh inisiatif‟ bukan. Tetapi bahwa kita
ciptakan sebuah sikon sehingga lahirlah sikap-sikap itu.....” (05
November 2015).
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa di SMK
Negeri 1 Bawen dalam menerapkan Kurikulum 2013 bukan hanya
karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab saja yang harus dimiliki
melainkan semua nilai-nilai karakter yang lain juga harus dimiliki.
Walaupun dalam pelaksanaan pembelajarannya tidak semua nilai
karakter itu digunakan karena tergantung dengan materi pelajaran
yang akan diajarkan.
2) Analisis Proses Pembelajaran PAI dalam Membentuk Karakter Jujur,
Disiplin dan Tanggung Jawab
a) Persiapan sebelum Pembelajaran
Salah satu tugas seorang guru adalah mengadministrasikan
apa yang akan dikerjakan dan apa yang sudah dikerjakan. Di antara
88
administrasi yang mesti dipenuhi guru adalah membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sebelum proses pembelajaran PAI, guru harus
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan diajarkan. Seperti diungkapkan oleh SF:
“Yang jelas tupoksi guru itukan ada 5 ya, merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, menganalisis dan tindak lanjut.
Jadi sebelum saya mengajar itu, kita buat RPP dulu karena
guru itu wajib buat RPP bahkan kalau sini tidak membuat
RPP itu ada sanksinya dari Bapak kepala sekolah.....” (04
November 2015).
Tidak berbeda dengan pendapat AS, yang mengatakan
bahwa:
“Sebelum memulai pelajaran jelas kita mempersiapkan
materi itu sudah jelas, terutama materi pokok apa yang akan
dipelajari. Disamping menyiapkan RPP sebelum memulai
itu sudah biasa ya. Hanya persiapannya..........” (05
November 2015).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum
proses pembelajaran berlangsung seorang guru harus membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) supaya materi yang akan
diajarkan kepada peserta didik lebih jelas dan terperinci. Selain itu,
guru juga lebih siap saat akan mengajar karena apa saja yang akan
dilakukan saat proses pembelajaran sudah dipersiapkan. Jadi
dengan adanya peraturan di SMK Negeri 1 Bawen yang
mewajibkan semua guru harus membuat RPP sebelum mengajar
sangatlahlah membantu. Di samping itu, di SMK Negeri 1 Bawen
juga menerapkan Kurikulum 2013 yang salah satu syarat
89
Kurikulum 2013 itu sendiri adalah adanya RPP sebelum proses
pembelajaran berlangsung, jadi mau tidak mau semua guru harus
membuat RPP.
b) Penentuan Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi merupakan cara yang ditempuh seorang guru dalam
kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan agar peserta didik
antusias dalam mengikuti pelajaran dan peserta didik diharapkan
aktif saat proses pembelajaran.
Dalam hal ini, di SMK Negeri 1 Bawen menggunakan
pendekatan scientific (pendekatan ilmiah). Yang meliputi:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau eksperimen,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
Dari hasil penelitian mengenai penentuan strategi dan metode
pembelajaran Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen dapat dilihat
dari wawancara dengan Guru PAI AS sebagai berikut:
“Kalau kita memakai pendekatannya, apa ya? Saya lupa,
disini juga sudah ada semuanya. Pendekatannya Scientific ya,
pendekatannya Scientific itu, kemudian kita mengumpulkan
materi terus kalau modelnya karena kita kelas X. Jadi pakai
Discovery Learning kemudian penilaiannya latihan” (05
November 2015).
Hal serupa juga diungkapkan oleh SF:
“Dalam Kurtilas ini, saya memakai metode scientifif
approach ya mbak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
pemerintah. Kajian yang bersikap ilmiah, yang mengaruskan
dan menuntut siswa untuk aktif jika tidak mau ketinggalan
dengan temannya” (04 November 2015).
Dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientific
approach (pendekatan ilmiah) yang meliputi: mengamati, menanya,
90
mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan. Namun dalam hal metode pembelajaran guru
PAI menggunakan berbagai macam metode salah satunya yaitu
metode Discovery Learning.
c) Penyediaan Sumber, Alat dan Bahan
Sumber belajar yang digunakan di SMK Negeri 1 Bawen ini
sangat varian, tidak hanya terpaku pada LKS atau buku paket yang
dari sekolah melainkan guru PAI juga menggunakan buku-buku al-
Qur‟an dan Hadist bila dirasa sangat dibutuhkan.
Media yang digunakan juga tidak hanya LCD saja, melainkan
ada juga yang menggunakan alat peraga agar mudah dimengerti
oleh peserta didik.
Dalam tahap penyediaan sumber, alat dan bahan
pembelajaran guru PAI setelah menerapkan atau memanfaatkan
sarana tersebut sesuai dengan kebutuhann seperti yang diungkapkan
SF di bawah ini:
“Ada dari buku, ada dari LKS kadang saya itu sok dengerin
kajian di TV kemudian ikut kajian-kajian di luar, kemudian
kalau kita kan peganggannya Qur‟an hadist. Ya sebisa
mungkin kita luangkan waktu walau hanya 2 ayat setiap hari
kita kaji hadist-hadist, bahkan kalau kita ditanya sudah hafal
berapa hadist buk? Dan saya juga cari di internet kalau kita
diburu pertanyaan anak macem-macem ya jadi kita harus
menyiapkan bahwa saya harus bisa. Setiap saya nganggur
saya buka internet, ataupun youtube lewat apapun” (04
November 2015).
Menurut AS, sumber, alat dan bahan yang digunakan saat
proses pembelajaran adalah:
91
“Sumber belajar sendiri kita dari buku panduan tetap kita
pakai yang dari pemerintah untuk kurtilas itu, itu ynag utama.
Di samping itu juga biasa, IAIN hadist, kemudian buku-buku
yang terkait dengan materi PAI” (05 November 2015).
Sedangkan alat dan bahan yang digunakan dalam
pembelajaran PAI menurut SF:
“Bahan dan alat yang digunakan tergantung dengan
materinya mbak, tadikan kelas XII materi jenazah jadi saya
menggunakan media boneka untuk mempermudah siswa
dalam memahami materi yang saya ajarkan. Kalau kita pakai
alat peragakan lebih mudah memahaminya dibandingkan
dengan memakai video ataupun gambar-gambar” (04
November 2015).
AS juga berpendapat bahwa alat dan bahan yang digunakan
yaitu:
“Kita sampai sekarang macem-macem ya, tapi secara umum
kita memakai LCD karena memang kita sudah disiapkan tiap
ruangan ya bagio yang moving maupun yang sudah
permanen....” (05 November 2015).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa di SMK Negeri 1
Bawen tidak hanya menggunakan LKS/buku paket saja sebagai
sumber dalam belajarnya melainkan dari berbagai sumber yang lain
seperti al-Qur‟an, Hadist maupun kajian yang ada di televisi. Dan
media yang digunakanpun tidak hanya LCD saja melainkan
menggunakan alat peraga agar peserta didik mudah untuk
memahami materi yang diajarkan.
3) Analisis Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan alat untuk mengukur sampai dimana
kemampuan anak didik menguasai materi yang telah diberikan.
92
Evaluasi dapat dijadikan oleh sekolah sebagai bahan introspeksi diri,
dengan melihat sejauh mana kondisi belajar yang diciptakannya.
Dalam evaluasai, guru juga sudah melakukan penilaian
autentik yaitu dengan menilai sikap yang meliputi; observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal. Nilai pengetahuan
meliputi tes tulis, tes lisan, penugasan, ulangan harian, UTS
dan UAS. Nilai ketrampilan meliputi praktek, proyek dan portofolio.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran
PAI seperti yang diugkapkan AS:
“Setelah selesai pembelajaran biasanya saya memberikan soal
yang harus dikerjakan oleh murid-murid. Saya kasih waktu
berapa menit untuk mengerjakannya. Namun disini saya
membolehkan murid untuk membuka buku catatan masing-
masing. Dengan itu kan saya bisa tau mana murid yang selalu
memperhatikan dan tidak” (05 November 2015).
Bukan hanya mengevaluasi pembelajan pada murid-muridnya
saja, namun di SMK Negeri 1 Bawen juga mengevaluasi para guru
setelah proses pembelajaran.
Berikut petikan wawancara dengan Waka Kurikulum:
“Kita dari awal dulu, kita ada foam penilaian RPP. Foam pada
RPP untuk mengoreksi antar teman, jadi kita mengkoreksi
antar teman, kurang ini, kurang ini. Saya sendiri dari
perencanaan pembelajaran satu persatu guru saya bimbing, di
samping kolektif lalu mereka membuat RPP lalu konsultasi di
sini satu persatu, perkata, urutan linieritasnya seperti
sistematika menyusun skripsi, seperti itu......” (05 November
2015).
93
Berbeda dengan NS selaku wakil dari kepala sekolah,
mengatakan bahwa:
“Setiap semester kita kan ada melihat semesternya gitu, kita
stor nilai ke kurikulum. Dari situ akan terlihat siapa guru yang
belum mengumpulkan nilai-nilai mid semester itu atau nilai
harian itukan sudah ada bendahara nilai dari kurikulum. Dari
situ akan terlihat siapa guru yang berhasil dan kurang berhasil
dalam mengajar dan memberi materi kepada murid-muridnya”
(04 November 2015).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, setelah
selesai pembelajaranguru akan mengevaluasi peserta didik diakhir
pelajaran dengan memberikan soal yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan tadi kepada peserta didik untuk dijawab, sekalipun itu
dengan open book. Karena dengan itu, guru bisa mengetahui siapa saja
peserta didik yang memperhatikan dan tidak.
4) Analisis Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung jawab
Kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan karakter di
sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak
dalam setiap aktivitas peserta didik dan warga sekolah lainnya.
Perilaku tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk; kesadaran,
kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan, kepedulian, kebebasan dalam
bertindak, kecermatan, dan ketelitian.
Selain interview dengan guru, peneliti juga bertanya kepada
peserta didik terkait dengan karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung
Jawab. Berikut cuplikannya:
Menurut WCU siswa kelas XII, mengatakan:
94
“Menurut saya ya mbak, setelah penerapan Kurtilas ini siswa
dituntut untuk bersikap aktif. Jadi saya juga harus
menyesuaikannya mbak agar tidak ketinggalan dengan teman-
teman. Apalagi kalau kita selalu bertanya di kelas entah itu saat
diskusi kelompok atau tidak, bisa menambah point sendiri bagi
saya mbak. Dan saat dikasih PR oleh guru saya selalu
mengerjakan tugas tersebut dengan baik” (03 November 2015).
Tidak berbeda dengan WCU, HH kelas XI juga mengatakan:
“Setiap guru memberi tugas, entah itu tugas individu ataupun
kelompok saya selalu berusaha mengerjakannya. Ya walaupun
saat dikasih PR tidak semuanya saya bisa mengerjakannya sih
mbak, kan kadang-kadangkan ada yang sulit banget mbak dan
kadang saat sampai dikelas saya mencontoh punya temen saya
yang sudah jadi jika punya saya belum saya kerjakan. dan saat
pengumpulan tugas itu tidak pernah tepat waktu dari waktu
yang telah di tetapkan, kan kasian mbak jika teman kita da
yang belum mrengerjakan jadi kita membantu dulu baru
kemudian dikumpulkan sama-sama” (03 November 2015).
Sedangkan menurut M siswa kelas X berpendapat bahwa:
“Menurut saya pribadi ya mbak, setelah penerapan Kurikulum
2013 ini saya lebih disiplin dibandingkan saat SMP dulu.
Karena disini itu mempunyai peraturan kalau siswa berangkat
jam 06.45 sudah sampai di sekolah karena tiap pagi selalu ada
apel pagi jadi mau nggak mau kita harus berangkat pagi dari
rumah agar tidak telat dan mendapat hukuman. Selain itu ya
mbak, kalau kita memakai seragam sekolah diwajibkan untuk
memakai sepatu pantofel walaupun itu saat class meeting
mbak. Padahalkan itu tidak jam pelajaran seperti biasanya, jadi
saat aku dan teman-teman tidak mau memakai sepatu pantofel
kita harus memakai seragam olahraga biar tidak dapat
hukuman mbak” (03 November 2015).
NS berpendapat bahwa kebijakan sekolah untuk
mengembangkan karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab itu
adalah sebagai berikut:
“Kebijakan kita misalnya itu, contoh ada di koprasi. Kitakan
punya koprasikan, nah disitukan penjaganya terbatas cuma satu
orang. Anak mengambil barang sendiri terus kan disini
muridnya banyak 1800an, kalau penjualnya suruh mengingat-
95
ingat kemablian para siswa disini kan nggak mungkin.
Kemudian kita menanamkan rasa rasa percaya pada anak-anak
dengan harapan anak-anak dikasih kepercayaan dia bisa
bersikap jujur itu salah satunya....” (04 November 2015).
Selain kebijakan tersebut NM juga menambahkan:
“Kita dalam pembelajaran praktek terutama diantaranya adalah
pembelajaran yang menekankan agar kegiatan-kegiatan praktek
dilakukan secara individual sangat berbeda dengan kelompok.
Ketika individu anak-anak berusaha menyelesaikan tugas-
tugasnya dengan baik dan bagus hasilnya secara individu
dijawab secara mandiri kan gitu. Berbeda dengan kelompok
yang kadang-kadang saling mengandalkan kepada pekerjaan
temannya.....” (05 November 2015)
Sedangkan menurut guru PAI, untuk mengembangkan karakter
jujur, disiplin dan tanggung jawab pada anak adalah sebagai berikut:
SF mengatakan bahwa:
“Kejujuran ini contohnya, ini saya suruh siswa untuk nulis
sendiri tentang buku shalat, dan nilai sendiri. Saya hanya
menyampaikan kalau mau jujur jangan bohong tapi ketika
kalian mau bohong, bohong aja sekalian. Ini yang nilai siswa
sendiri, yang nulis siswa sendiri. Saya tinggal masukan ke
daftar nilai saya saja.
Disiplin anak, misalnya ketika Dzuhur gini to, ini ada guru di
sana. Kemudian mengamati siapa aja yang shalat.
Tanggung jawab terhadap permasalahan macem-macem ya.
Anak itukan kita beri tanggung jawab untuk misalnya
mengerjakan PR, mengerjakan atau ulangan dia harus
tanggung jawab terhadap dirinya sendiri jadi dia tidak usah ke
yang lainnya. Itu mungkin ada kaitannnya tanggung jawab itu,
ke jujur juga bisa. Jadi begitu” (04 November 2015).
Sedagkan AS berpendapat bahwa:
“Kalau yang pertama dari karakter jujur, kita ulangan mbak.
Contohnya kita melakukan ulangannya, lewat ulangan itu
materinya sama, soalnya sama, duduknya juga sama. Tapi
disitu anak dikasih kesempatan untuk menyelesaikan.
Kalau disiplin itu kita memang sepakat buat kontrak belajar
mbak. Karena kita kelasnya moving class, anak-anak pindah
kesana-sini kan susah kalau untuk on time jam segini. Jadi
96
nanti minimal telat berapa menit karena setiap kelas beda-beda
mbak, ada yang 15 menit, ada yang 5 menit, yang 10 menit
juga ada tergantung lokasi dan jam pelajaran sebelumnya.
Tanggung jawab, biasanya dikasih tugas rumah mbak,
misalnya dirumah belajar kelompok. Tanggung jawab
penilaiannya seperti itu kalau tidak biasanya anak sebelum
pelajaran shalat Dhuha dulu tapi tergantung dengansikon dulu.
Siapa yang bertanggung jawab untuk mengabsen shalat Dhuha,
atau siapa yang nggak sholat” (05 November 2015).
Di SMK Negeri 1 Bawen, untuk membentuk karakter
jujur,disiplin dan tanggung jawab pada peserta didiknya dapat
dilakukan dengan cara koprasi kejujuran, diadakannya shalat dhuha
sebelum memulai pelajaran jika mempunyai waktu yang lebih
sehingga bisa digunakan untuk shalat dhuha dan lain-lain.
b. Faktor pendukung dan pengambat dalam implementasi Kurikulum
2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung di SMK Negeri 1 Bawen dalam menerapkan
Kurikulum 2013 ini meliputi adanya wifi yang disediakan sekolah
untuk memudahkan peserta didik dalam mengakses materi yang
dibutuhkan, LCD yang hampir tiap kelas sudah tersedia, dan adanya
perpustakaan digital di sekolah.
Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen
ada beberapa faktor pendukung yang menjadi kunci sukses
implementasi Kurikulum 2013 dalam pelaksanaan pembelajaran PAI.
Pembelajaran tersebut tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
97
faktor pendukung dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berikut
petikan wawancara dengan NS:
“Sarana dan prasarana jelas, yang pertama IT sangat
berpengaruh, LCD, internet karena disini kan pembelajarannya
istilahnya menggunakan pendekatan scientific (berfikir ilmiah)
untuk berfikir ilmiah kan anak-anak butuh sarana dan salah
satunya adalah internet. Jadi guru bukan satu-satunya sumber
ilmu, jadi dia bebas mencari sumber lain seperti buku,
disediakan di perpus. Terus semua anak pegang 1 buku 1
mapel jadi kalau ada 17 mapel maka masing-masing anak itu
punya 17 buku. Yang ke-2 internet, kalau mau mencari materi
di internet. Kan disini menekankan 5M (mengamati, menanya,
menganalisa, mencoba dan mengkonfirmasi)” (04 November
2015).
Lebih lanjut, dinyatakan juga oleh NM mengenai faktor
pendukung dalam pembelajaran PAI sebagai nerikut:
“Berkaitan itu secara khusus di setiap kelas kita sekarang sudah
memasang LCD agar terjamin bahwa pembelajaran bisa
interaktif. Yang ke-2 kita memberikan kebebasan kepada guru
tentang sarana ini, jadi kursi bisa melingkar, kursi bisa
berhadap-hadapan atau kursi bisa berbentuk U, itu semua
dibebaskan. Namun resikonya dari sarana tadi adalah akan
cepat rusak barang-barang itu karena dipindah-pindahkan dan
di angkat junjung. Namun saat liburan dimulai, seketika itu
pengerjaan dimulai dari pengecetan, pemakuan dan macam-
macamnya. Itu bentuk dari dukungan sarana yang bersifat
perawatan. Yang ke-3, kita juga mengadakan internet untuk
menjamin bahwa akses data bisa dilakukan oleh anak setiap
saat. Dan yang terakhir adalah kita menyiapkan perpustakaan
digital yang hanya ada di sini di Kab. Semarang. Jadi kita
mempunyai 2 perpustakaan, konvensional dan digital” (05
November 2015).
Dari petikan wawancara diatas, penulis menyimpulkan bahwa
di SMK Negeri 1 Bawen memiliki fasilitas yang lengkap demi
98
menunjang keberhasilan Kurikulum 2013 dalam belajar, dengan
adanya LCD disetiap kelas yang sudah ditralis besi di jendelanya. Jika
kelas belum ditralis sekolah juga sudah menyiapkan beberapa LCD
yang bisa dibawa kemana-mana. Di sekolah juga terdapat wifi yang
bertujuan untuk memudahkan peserta didik untuk mengakses materi
yang dibutuhkan jika tidak ada dalam LKS atau buku. Selain itu, di
SMK Negeri 1 Bawen juga memiliki 2 perpustakan, yang salah satu
perpustakaannya adalah digital.
2) Faktor Penghambat
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta proses
penelitian secara menyeluruh, selain faktor pendukung ada juga faktor
yang menghambat pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
PAI.
Faktor yang menghambat di SMK Negeri 1 Bawen ini salah
satunya adalah peserta didik. Karena setiap peserta didik yang
memiliki sikap dan karakter yang berbeda-beda jadi sebagai seorang
guru harus bisa memotivasi peserta didik agar bisa menumbuhkan rasa
ingin tau di diri mereka. Sebagaimana yang diungkapkan Bapak NS:
“Kendalanya disini adalah anak, anak sekarang kan cenderung
malas, sedangkan Kurtilas sendiri menuntut agar anak itu
kreatif dan inovatif. Sulitnya disitu untuk mengembangkan
mereka, untuk menumbuhkan rasa ingin tau” (04 November
2015).
AS berpendapat bahwa faktor penghambat atau kendala yang
dihadapi dalam menerapkan Kurtilas ini:
99
“Kendala secara umum adalah ITnya, kalau kelas X kan anak
masih belajar jadi kendalanya di situ. Yang ke-2, anak belum
terbiasa dengan sistem pembelajaran Kurtilas jadi kita tidak
bisa murni Kurtilas dalam penilaiannya, karena anak masih
tahap transisi dari SMP-SMA” (05 November 2015).
Bukan hanya itu ada faktor lain yang menghambat pelaksanaan
pembelajaran seperti yang dijelaskan SF sebagai berikut:
“Kendalanya itu adalah anak, karena yang sekolah di SMK ini
memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari IQ yang
rendah-tinggi ada karena memang sekolah ini kan dipersiapkan
siap utuk berkerja berbeda dengan SMA/MA yang
dipersiapkan untuk kuliah. Kemudian dari keluarga yang
harmonis sampai yang broken home juga ada, dan terakhir
adalah dari segi perekonomiannya” (04 November 2015).
Berbeda dengan NM, hambatan yang dihadapi saat
mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah:
“Kalau awal-awal sih karena mungkin pemahamannya masih
kurang sehingga masih merasa keberatan dengan pengolahan
nilai, penilaian di mana-mana menjadi keluhan. Kendalanya
adalah ketika nilai harus jadi dan repoting dalam arti nilai
harus masuk ke sistem raport, dicetak dan ternyata masih ada
nilai yang di bawah KKN, nah itu nanti harus dicetak ulang
raport itu. Itu jadi harus kerja 2x walaupun tidak semua anak
tapi itu kerjaan yang menyita waktu. Yang ke-2 masih regulasi
yang sering datang terlambat, kalau kita tidak hunting tidak
dapat, ya kebetulan saat kita download internet ada peraturan
baru. Bayangkan sudah berlangsung sekian bulan regulasi baru,
baru diakses” (05 November 2015).
Dari hasil wawancara diatas, faktor penghambat dalam
Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen adalah peserta didik, proses
penilaian dan regulasi dari pemerintah yang bisa berubah sewaktu-
waktu.
C. Solusi yang Ditempuh untuk Mengatasi Faktor-faktor Penghambat
dalam Implementasi Kurikulum 2013
100
Solusi yang ditembuh untuk mengatasi hambatan-hambatan diatas
adalah dengan cara guru harus kreatif agar tidak ketinggalan zaman,
karena dalam Kurikulum 2013 ini bukan hanya siswa ynag dituntut untuk
aktif namun seorang guru juga dituntut untuk kreatif agar dapat
menciptakan suasana ynag menyenangkan agar peserta didik tidak
merasa jenuh dan bosan saat mengikuti pelajaran.
Bukan hanya itu saja solusi yang ditempuh, akan tetapi ada
beberapa solusi lagi, berikut adalah pendapat NS untuk mengatasai
hambatan dalam implementasi Kurikulum 2013:
“Guru harus kreatif, istilahnya kita harus cari bagaimana caranya?
Itu memang menjadi PR buat kita. Bagaimana kita harus
memotivasi anak tersebut agar dia mau, istilahnya kita kan guru
tidak ada yang duduk manis, akan tetapi kita harus keliling
dengan cara pendekatan. Individu didekati, dikasih motivasi dan
seterusnya. Misalkan dikasih motivasi kalau kamu tidak mau baca
otomatis kamu akan ketinggalan dengan temanmu” (04 November
2015).
Menurut AS, solusi yang harus ditempuh yaitu:
“Solusinya ya tetap penilaian itu tetap berjalan hanya saja kita
setiap kali selesai KD, kita akan revisi. Misalkan pada RPP yang
pertama ada kekurangan penilaiannya, misalkan keteranpilanya
presentasi, jika penilaian item tentang presentasi kurang cocok
karena cukup berat. Tapi konsep item dasarnya tetap dijalankan,
misalnya saya ingin menilai tentang keterampilan anak dalam
membaca al-Qur‟an, memang disitukan kalau di dalam penilaian
untuk keterampilan prakteknya ada 4 item, yaitu: mulai dari
mengidentifikasi bacaan tajwid, kemudian juga kelancaran
membaca, kemudian terjemahannya dan yang terakhir adalah isi
kandungannya. Kemudian disetiap 4 elemen itu akan ada sub item
lagi dan ada skoring di situlah ketika di RPP sudah ada kita
pakainya itu. Jadi penilaiannya bertahap-tahap agar bisa sesuai
dengan penilaian Kurtilas” (05 November 2015).
SF juga mengungkapkan:
101
“Memotivasi anak itu dengan pencerahan sebelum belajar, dan
sabar. Rasul saja dakwah dilempari batu, di caci maki tetap sabar.
Masak kita hanya karena anak-anak tidak menurut dengan kita
sudah jengkel dan marah-marah. Kalau mau anak itu menurut dan
patuh serta jadi anak yang baik kita harus sabar. Selain sabar kita
juga harus dekat dan baik dengan anak supaya mereka mau
mendengardan mematuhi apa yang diperintahkan kepada mereka”
(04 November 2015).
Sedangkan Solusi menurut NM adalah:
“Kalau dari kurikulum, selama ini saya selalu mengadakan khusus
IHT menjelang proses. Misalnya ini besok ada semesteran. Ini
semesteran, ini perapotan, disela-sela ini setelah tes selesai saya
selalu mengadakan IHT 1-3hari untuk memastikan ada refresh
pengetahuan, review pemahaman di guru-guru supaya tidak keliru
dan membangun semangat semacam recash. Mungkin itu yan
selama ini kami lakukan jadi ada IHT diantara tes dan penilaian,
itu yang dilakukan yang sifatnya rutin yang lain-lain sifatnya
spontan, jika ada masalah muncul seketika itu masalah akan kita
tangani karena pembagian raport tidak bisa ditunda. Kita harus
rajin-rajin aja gitu. Rajin SMS kesana kemari, tanya-tanya dan
huntinng di internet jika ada regulasi yang baru” (05 November
2015).
Jadi solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut antara
lain guru harus kreatif, melakukan IHT (In House Training) diantara tes
dan penilaian dan hunting melalui internet maupun bertanya dengan
rekan-rekan yang juga mengikuti IHT yang diselenggarakan oleh
pemerintah.
102
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Islam di
SMK Negeri 1 Bawen (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin dan
Tanggung Jawab)
1. Analisis Implementasi Kurikulum 2013 dalam PAI
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan di lapangan, penulis
dapat menyimpulkan tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Negeri
1 Bawen. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan Kurikulum 2013 berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Karena sebelum Kurikulum 2013 diterapkan para guru sudah mendapatkan
pelatihan tentang implementasi Kurikulum 2013.
Pengembangan sikap siswa berlangsung disemua sisi kehidupan
yang dijalaninya dirumah, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya.
Dan guru yang paham, akan menggunakan semua ini untuk membantu
pengembangan siswa secara optimal.
SMK Negeri 1 Bawen telah menerapkan Kurikulum 2013 pada
pembelajaran PAI dengan cukup baik. Mulai dari perencanaan guru dalam
menyusun RR berpedoman pada Permendikbud 81A. RPP disusun tidak
untuk setiap pertemuan, namun untuk dua sampai tiga kali pertemuan.
Dalam proses, guru sudah menerapkan pendekatan scientific atau
pendekatan ilmiah. Pendekatan scientific yaitu mengamati, menanya,
103
mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.
Dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan pendekatan scientific.
Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan
siswa. Pendekatan ini paling tidak dilaksanakan dengan melibatkan tiga
model pembelajaran, di antaranya problem based learning, project based
learning dan discovery learning.
Konsep Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling
melengkapi. Kurikulum baru tersebut akan diterapkan untuk seluruh lapisan
pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas
maupun Kejuruan. Dan siswa untuk mata pelajaran sudah tidak banyak lagi
menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains.
Pada intinya, orientasi pengembangan Kurikulum 2013 adalah
tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Disamping cara pembelajarannya yang holistik dan
menyenangkan.
2. Analisis Proses Pembelajaran PAI
Pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan. Tujuan akan menjadi acuan dan tolok ukur keberhasilan proses
pengajaran serta merupakan gambaran tentang perilaku ynag diharapkan
yang akan tercapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pengajaran.
Pembelajaran PAI diarahkan untuk mengantarkan peserta didik agar dapat
104
memahami pokok-pokok ajaran Islam dan tata cara pelaksanaanya untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi umat yang
selalu taat menjalankan syariat Islam secara sempurna. Maka dari itu,
pembelajaran PAI sebenarnya tidak cukup hanya di kelas saja, walaupun
dalam pembelajaran PAI menjadi tiga jam pelajaran tiap minggunya.
Proses pembelajaran PAI di SMK Negeri 1 Bawen sudah sangat
menunjukan kesungguhan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan, ini terbukti sebelum guru mengajar guru harus membuat
silabus, RPP dan menyiapkan alat-alat apa saja yang harus digunakan untuk
kepentingan mengajar. Karena dalam Kurikulum 2013 ini selain peserta
didik yang dituntut untuk aktif, tetapi seorang guru juga harus kreatif agar
dalam proses pembelajaran peserta didik tidak merasa bosan. Penyusunan
RPP merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru agar
pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana.
RPP dalam Kurikulum 2013 dengan KTSP nyaris sama, hanya
susunannya yang berbeda. Tetapi sebenarnya tidak. Kita bisa lihat, misalnya
pada Kompetensi Dasar. Di KTSP, kompetensi dasar (KD) dan indikator
berdiri sendiri, sementara RPP Kurtilas KD digabung dengan indikator.
Tidak hanya itu, dalam pembuatan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran RPP Kurtilas guru harus memodifikasi sedemikian rupa
sehingga ketiganya juga terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal
karakter.
105
Perbedaan juga bisa kita temukan pada bagian langkah-langkah
pembelajaran. Jika pada RPP KTSP kegiatan inti terdiri dari eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, maka pada RPP Kurtilas kegiatan inti terdiri dari
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring yang
bermula dari pedekatan scientific (ilmiah) dan kontekstual sebagai sarana
untuk memeroleh kemampuan kreatifitas siswa.
Perbedaan yang mencolok juga terdapat pada lembar penilaian. Pada
kurikulum yang baru karena harus dicantumkan item lembar pengamatan
sikap pada bentuk instrumen, sementara pada kurikulum lama tidak.
Setelah mengikuti pembelajaran di kelas yang berbeda-beda peneliti
menyimpulkan bahwa:
a. Karakter Jujur
Pada karakter jujur, peneliti mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas XI yang diampu oleh SF. Dikelas XI, peneliti
hanya mengamati karakter jujur pada peserta didik.
Saat proses pembelajaran berlangsung guru menciptakan suasana
pelajaran yang kondusif. Untuk menciptakan suasana yang kondusif,
guru menciptakan suasana yang lebih santai atau informal. Suasana
informal tersebut dilakukan guru dengan cara menyapa setiap murid
yang mulai merasa bosan mengikuti pelajaran. Kemudian ditambah
dengan humor-humor ringan, sehingga peserta didik lebih termotivasi
untuk mengikuti pelajaran.
106
Guru tidak mengalami masalah yang cukup serius dalam proses
pembelajaran PAI. Hal ini dikarenakan guru mengajar dengan sangat
baik dan peserta didik juga cukup antusias dalam menerima pelajaran
yang diajarkan. Di kelas XI ini terdiri dari peserta didik yang cukup
aktik, pintar dan cepat dalam memahami materi yang disampaikan oleh
guru.
Terbukti saat diadakan diskusi kelompok kemudian hasil diskusi
tersebut dipresentasikan di depan kelas banyak siswa yang bertanya
kepada kelompok yang sedang presentasi di depan, bukan hanya
bertanya tetapi ada juga anak yang berani menyatakan pendapatnya
dengan cara menyanggah ataupun menambahi jawaban dari pemateri
jika dirasa jawaban itu kurang tepat.
Namun, dalam suatu proses pembelajaran pasti masih terdapat suatu
masalah. Salah satunya yaitu peserta didik yang mulai bosan dengan
pembelajaran. Masalah demikian dapat diatasi oleh guru sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan cara menyapa dan mengingatkan
peserta didik serta memberikan motivasi dan humor-humor ringan.
Dengan demikian masalah dapat segera diatasi oleh guru sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan kondusif.
b. Karakter Disiplin
Pada karakter disiplin, peneliti mengikuti proses pembelajaran yang
ada di kelas X, yang guru pengampunya adalah AS.
107
Sebelum memulai pelajaran, guru mengkondisikan peserta didik
terlebih dahulu agar peserta didik siap menerima materi yang akan
disampaikan. Guru akan melihat dari sikap peserta didik setelah
memasuki kelas, apabila semua peserta didik sudah masuk semua dan di
kelas tidak ada suara gaduh dan peserta didik juga bersikap tenang itu
artinya peserta didik telah siap menerima materi yang akan diajarkan
kepada mereka. Namun, apabila kelas masih gaduh dengan suara mereka
berarti mereka belum siap memulai pelajaran.
Saat pergantian jam pelajaran, guru memberikan toleransi waktu 15
menit. Karena jarak antara kelas yang sebelumnya dengan kelas yang
akan ditempati jaraknya cukup jauh, karena di sekolah ini
menggunakansistem moving class. Jadi sebelum pelajaran dimulai guru
mengadakan kontrak belajar dengan peserta didik mengenai waktu
masuk kelasnya.
Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru selalu menyuruh
peserta didik untuk melakukan shalat dhuha jika waktu yang dimiliki
memungkinkan dan masih cukup untuk melakukan shalat dhuha. Dan
semua peserta didik sangat antusias menjalankan shalat tersebut.
Saat proses pembelajaran berlangsung, semua peserta didik tertib
dalam mengikuti pembelajaran. Hampir tidak ada yang ngobrol sendiri
di kelas, dan semua peserta didik juga membawa buku tulis maupun
LKS yang sedang dipelajari. Bukan hanya itu, saat diberikan tugaspun
semua peserta didik mengerjakan tugas tersebut dengan baik walaupun
108
saat disuruh mengumpulkan tugas tepat waktu mereka selalu mengulur-
ulur waktu.
c. Karakter Tanggung Jawab
Sedangkan pada karakter tanggung jawab peneliti mengikuti
pembelajaran di kelas XII yang kebetula diampu oleh SF juga.
Karena guru PAI kelas XI dan XII sama, jadi langkah-langkah yang
ditempuhpun hampir sama dengan kelas XI. Saat proses pembelajaran
berlangsung guru menciptakan suasana pelajaran yang kondusif. Untuk
menciptakan suasana yang kondusif, guru menciptakan suasana yang
lebih santai atau informal. Suasana informal tersebut dilakukan guru
dengan cara menyapa setiap murid yang mulai merasa bosan mengikuti
pelajaran. Kemudian ditambah dengan humor-humor ringan, sehingga
peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
Saat proses pembelajaran guru memberikan tugas kelompok kepada
peserta didik untuk dikerjakan, dan mereka mengerjakan tugas tersebut
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh masing-
masing kelompok. Karena kemampuan peserta didik berbeda-beda maka
guru membolehkan peserta didik untuk mencari di internet apabila
materi yang dicari tidak ada di buku. Setelah mencari di internet namun
jawabannya masih kurang tepat maka guru akan melengkapi jawaban
dari kelompok tersebut.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan materi dari dasar
secara bertahap, kemudian guru mengarahkan peserta didik untuk
109
menyimpulkan materi yang telah dipelajarai. Kesimpulan itu merupakan
hasil yang telah dicapai siswa setelah mempelajari dan mempraktekan suatu
materi, dengan begitu siswa akan benar-benar menguasai materi dengan
baik. Pembelajaran seperti itu sesuai dengan teori konstruktivisme dimana
secara bertahap peserta didik di tuntut untuk menemukan sendiri kesimpulan
dari materi yang telah diajarkan. Metode yang digunakan oleh guru PAI
dalam mengajarkan materi sangat kreatif seperti metode diskusi,
demonstrasi, dan cooperative learning. Walaupun hanya beberapa metode
saja yang dapat diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi PAI.
Akan tetapi metode yang digunakan sudah variatif sehingga siswa tidak
bosan dalam melaksanakan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran selain guru menggunakan metode yang
variatif, guru juga menggunakan pendekatan-pendekatan dalam
pembelajaran. Pendekatan tersebut meliputi; keimanan, pengalaman,
pembiasaan,rasional, emosional, fungsional, dan keteladanan. Pendekatan
pembelajaran menjadi sangat penting bagi guru untuk dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik. Apabila pendekatan di atas dilaksanakan dengan
baik tentu pembelajaran akan berhasil dengan baik pula.
3. Analisis Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu komponen sistem
pengajaran, pengembangan alat evaluasi merupakan bagian integral dalam
pengembangan sistem pembelajaran. Penilaian berfungsi untuk memonitor
110
keberhasilan proses belajar mengajar dan juga berfungsii memberikan
umpan balik guna perbaikan dan pengembangan proses belajar mengajar
lebih lanjut. Sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam
pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara teru menerus. Karena evaluasi
itu untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar dan juga sebagai umpan
balik dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan, maka kemampuan
guru dalam menyusun alat penilaian dan melaksanakan evaluasi merupakan
bagian dari kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar secara
keseluruhan.
Dalam Kurikulum 2013 ini menggunakan penilaian autentik.
Penilaian autentik mengacu pada tugas penilaian yang menyerupai membaca
dan menulis di dunia nyata dan di sekolah. Tujuannya adalah untuk menilai
berbagai macam kemampuan dalam konteks yang sangat mirip situasi yang
sebenarnya. Penilaian autentik cenderung untuk fokus pada tugas-tugas
dikontekstualisasikan, memungkinkan siswa untuk menunjukkan
kompetensi mereka dalam hal sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki.
Penilaian autentik ini meliputi:
a. Kinerja keterampilan, atau penggunaan berdemonstrasi dari pengetahuan
tertentu.
b. Simulasi dan permainan peran
111
c. Portofolio (http://islamiceducation001.blogspot.co.id/2014/05/strategi-
kurikulum-2013-dan-penilaian_12.html?m=1 diunduh pada tanggal 4
januari 2016).
Dalam evaluasai, guru juga sudah melakukan penilaian autentik
yaitu dengan menilai sikap yang meliputi; observasi, penilaian diri,
penilaian teman sejawat, dan jurnal. Nilai pengetahuan meliputi tes tulis, tes
lisan, penugasan, ulangan harian, UTS dan UAS. Nilai ketrampilan meliputi
praktek, proyek dan portofolio.
Cara yang digunakan oleh guru PAI di SMK Negeri 1 Bawen dalam
mengambil nilai dengan scientific, yang meliputi sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan secara terpisah atau sendiri-sendiri. Kemudian
dalam penilaian sikap itu sendiri lebih komplit karena dalam 1 KD
(Kompetensi Dasar) penilaian sikap bisa lebih dari satu variabel, begitu pula
dengan aspek pengetahuan dan keterampilan yang memiliki lebih dari satu
variabel. Jadi dalam penilaian Kurikulum 2013 ini sangat komplit sekali,
dan memang dalam Kurikulum 2013 ini seorang guru terutama guru PAI
dituntut harus siap dalam penilaiannya.
Dalam Kurikulum 2013 ini penilaian yang dilakukan meliputi
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penilaian sikap sendiri seperti karakter jujur, disiplin, tanggung
jawab dan masih banyak lagi sikap-sikap karakter yang dinilai dalam
Kurikulum 2013 ini karen atergantung dengan materi yang akan
112
disampaikan. Penilaian sikap ini dapat dilihat dari perilaku sehari-hari yang
tampak saat berada di sekolah.
Penilaian pengetahuan, penilaian ini dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik dapat memahami materi yang telah diajarkan.
Penilaian ini berupa pilihan ganda atau essay yang biasanya dilakukan setiap
satu semester sekali.
Dan yang terakhir adalah penilaian keterampilan. Penilaian ini
berupa penilaian praktik.
Selanjutnya penilaian itu disusun sebagai laporan perkembangan
peserta didik baik bagi guru, orang tua maupun peserta didik. Bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimum) maka
diadakan remidi agar peserta didik mampu mencapai nilai minimum yang
telah ditentukan oleh sekolah, sebaliknya bagi peserta didik yang telah
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan maka peserta didik
dapat melanjutkan ke materi selanjutnya. Evaluasi sebenarnya tidak boleh
hanya dengan mengukur kemampuan peserta didik dari segi kognitifnya
saja. Akan tetapi lebih dari itu, sikap atau tingkah laku peserta didik juga
menjadi faktor terpenting dalam pengambilan nilai.
4. Analisis Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab
Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat
mendasar yang ada pada diri seseorang. Hal-hal yang sangat abstrak yang
113
ada pada diri seseorang, sering orang menyebutnya dengan tabiat atau
perangai.
Dengan mengetahui adanya karakter (watak, sifat, tabiat ataupun
perangai) seseorang dapat memperkirakan reaksi-reaksi dirinya terhadap
berbagai fenomena yang muncul dalam diri ataupun hubungannya dengan
orang lain, dalam berbagai keadaan serta bagaimana mengendalikannya.
Walaupun di SMK Negeri 1 Bawen secara khusus tidak mengajarkan
nilai-nilai sikap atau karakter tersebut. Karena tertanamnya nilai-nilai sikap
atau karakter yang baik itu bukan karena diajarakan oleh guru melalui materi
dalam pelajaran akan tetapi nilai itu akan tumbuh karena adanya
pembiasaan. Selain pembiasaan di SMK Negeri 1 Bawen juga memberikan
tugas kepada peserta didiknya agar memiliki jiwa kewirausahaan. Misalnya,
saat jam istirahat banyak siswa yang berjualan makanan yang dibuatnya
sendiri. Dengan melakukan itu peserta didik sudah diajarakan karakter jujur,
disiplin dan tanggung jawab itu sendiri. Karena peserta didik harus mampu
menjual produk yang mereka buat hingga habis dan hasil dari penjualannya
itu ditulis dan dikumpulkan kepada guru yang bersangkutan. Dan saat
mengumpulkan hasil laporan penjualannya itu harus dikumpulkan tepat
waktu, sesuai dengan ketentuan ynag telah dibuat oleh guru yang
bersangkutan.
Dengan pembiasaan itulah secara tidak langsung guru sudah melatih
dan mengajarkan peserta didiknya agar memiliki sikap yang baik terutama
sikap jujur, disiplin dan tanggung jawab. Sebenarnya bukan hanya itu saja
114
cara yang dilakukan pihak sekolah untuk menumbuhkan nilai-nilai sikap
atau karakter yang baik bagi peserta didik.
B. Faktor pendukung dan pengambat dalam Implementasi Kurikulum 2013
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam terkait di SMK Negeri 1
Bawen
1. Faktor Pendukung
Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen ada
beberapa faktor pendukung yang menjadi kunci sukses implementasi
Kurikulum 2013, antara lain:
a. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Faktor pendukung pertama yang menjadi kunci sukses implementasi
Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen adalah kepemimpinan kepala
sekolah, terutama dalam mengoordinasi, menggerakan, dan
menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang
dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui program-program
yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
Oleh karena itu, dalam mensukseskan implementasi Kurikulum 2013
diperlukan kepala sekolah yang mandiri dan profesional dengan
kemampuan manajement serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu
mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.
115
Apalagi Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum baru dengan berbagai
kekurangannya yang menuntut seorang kepala sekolah harus selalu
menjadi penggerak. Jangan sampai implementasi Kurikulum 2013
berjalan tidak maksimal.
b. Kreativitas Guru
Faktor pendukung yang kedua yang menjadi kunci sukses
implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen adalah guru,
karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan
sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar.
Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai daerah apabila guru
tersebut belum siap.
Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain
ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi
ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif
dengan contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu,
pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar
mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali
berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah.
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta
didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar
kepada seluruh pesert adidik, agar mereka dapat belajar dalam suasana
yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani
mengungkapkan pendapat secara terbuka.
116
c. Fasilitas dan Sumber Belajar
Faktor pendukung ketiga yang menentukan keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar yang
memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan
secara optimal.
d. Lingkungan yang Kondusif
Faktor pendukung terakhir yang menentukan keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013 adalah lingkungan yang kondusif, baik
secara fisik maupun nonfisik. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman,
tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah,
kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang berpusat pada peserta
didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan
semangat belajar.
Implementasi Kurikulum 2013 memerlukan ruang yang fleksibel,
serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan guru dalam
berkreasi. Dengan pelayanan yang demikian, diharapkan tercipta iklim
belajar dan pembelajaran yang sedemikian rupa diharapkan tujuan
pendidikan tercapai.
2. Faktor Penghambat
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta proses penelitian
secara menyeluruh, faktor penghambat yang terbesar dalam implementasi
kurikulum 2013 antara lain:
117
a. Peserta Didik
Di SMK Negeri 1 Bawen, salah satu hambatan yang harus dihadapi
adalah peserta didiknya. Karena dalam kurtilas ini siswa dituntut untuk
aktif, tapi pada kenyataanya tidak semua siswa bisa bersikap aktif tapi
ada juga siswa yang malas. Selain sikap malas siswa, latar belakang
siswa juga menjadi faktor penghambat di SMK Negeri 1 Bawen ini.
Karena peserta didiknya tidak semuanya berasal dari keluarga mampu,
dan memiliki keluarga yang lengkap. Akan tetapi ada juga yang berasal
dari keluarga yang broken home, IQ nya yang berbeda-beda karena
kebanyakan dari mereka tujuan mereka sekolah di Kejuruan bukan untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi akan tetapi untuk kerja. Dan
yang terakhir adalah dari segi ekonomi.
b. Proses Penilaian
Penilaian di mana-mana menjadi keluhan. Kendalanya adalah ketika
nilai harus jadi dan raporting dalam arti nilai harus masuk ke sistem
raport, dicetak dan ternyata masih ada nilai yang di bawah KKN, itu nanti
harus dicetak ulang raport itu. Itu jadi harus kerja 2x walaupun tidak
semua anak tapi itu kerjaan yang menyita waktu. Ketika ada guru yang
abai terhadap kriteria KKN, abai dengan itu maka menjadi pekerjaan
ganda. Kenapa ganda? Karena raport harus dicetak kembali sendiri
bukan tulis tangan karena diskripsinya panjang-panjang itu kendala yang
kita hadapi selama ini. Ketika terjadi pengolahan nilai menjadi sangat
berat ya gurunya, ya kurikulumnya dalam penilaian, tetapi dalm kesiapan
118
guru sudah baik, bahkan sangat baik saat ini tidak pernah mengeluh lagi
karena sudah mapan guu-guru itu.
c. Regulasi Pemerintah yang berubah-ubah
Tentang pembelajaran ada 81A tiba-tiba menjadi banyak, kemudian
dari Permendikbud 66 tentang penilaian berubah menjadi 104, tentang
pembelajaran menjadi 103. Dan dengar lagi ini katanya tahun 2015 ini
mau keluar lagi peraturan baru Permendikbud, nilai akan kembali dari
104 menjadi 1-100 lagi. Itukan luar biasa, pekerjaan yang tidak mudah
merubah sistem dan mengembalikan pemahaman guru padahal guru
sudah mulai mapan, sudah enjoy.
C. Solusi yang Ditempuh untuk Mengatasai Hambatan dalam Implementasi
Kurikulum 2013
Solusi untuk mengatasi hambatan dalam implementasi Kurikulum 2013
antara lain:
1. Guru harus kreatif, bagaimana kita harus memotivasi anak tersebut agar dia
mau, istilahnya guru tidak ada yang duduk manis, akan tetapi kita harus
keliling dengan cara pendekatan. Individu didekati, dikasih motivasi dan
seterusnya. Misalkan dikasih motivasi kalau kamu tidak mau baca otomatis
kamu akan ketinggalan dengan temanmu.
2. Melakukan IHT (In House Training) diantara tes dan penilaian, itu
dilakukan yang sifatnya rutin yang lain-lain sifatnya spontan, jika ada
119
masalah muncul seketika itu masalah akan kita tangani karena pembagian
raport tidak bisa ditunda.
3. Untuk solusi mengenai regulasi dari pemerintah yang berbeda-beda adalah
dengan cara hunting melalui internet maupun bertanya dengan rekan-rekan
yang juga mengikuti IHT yang diselenggarakan oleh pemerintah.
120
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berikut ini kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan di SMK
Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang.
1. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran PAI dalam
membentuk Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung jawab di SMK
Negeri 1 Bawen
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa
pelaksanaan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran di SMK Negeri 1
Bawen tidak bisa terlepas dari guru sebagai fasilitator pembelajaran dan
perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, metode dan sumber belajar,
serta media yang digunakan.
Metode yang digunakan oleh guru PAI dalam mengajarkan materi
sangat kreatif seperti metode diskusi, demonstrasi, dan cooperative learning.
Walaupun hanya beberapa metode saja yang dapat diterapkan oleh guru
dalam menyampaikan materi PAI. Akan tetapi metode yang digunakan
sudah variatif sehingga siswa tidak bosan dalam melaksanakan
pembelajaran.
Cara yang digunakan oleh guru PAI di SMK Negeri 1 Bawen dalam
mengambil nilai dengan penilaian autentik yang meliputi sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah atau sendiri-sendiri.
121
Kemudian dalam penilaian sikap itu sendiri lebih komplit karena dalam 1
KD (Kompetensi Dasar) penilaian sikap bisa lebih dari satu variabel, begitu
pula dengan aspek pengetahuan dan keterampilan yang memiliki lebih dari
satu variabel. Jadi dalam penilaian Kurikulum 2013 ini sangat komplit
sekali, dan memang dalam Kurikulum 2013 ini seorang guru terutama guru
PAI dituntut harus siap dalam penilaiannya.
Walaupun di SMK Negeri 1 Bawen secara khusus tidak mengajarkan
nilai-nilai sikap atau karakter tersebut. Karena tertanamnya nilai-nilai sikap
atau karakter yang baik itu bukan karena diajarakan oleh guru melalui
materi dalam pelajaran akan tetapi nilai itu akan tumbuh karena adanya
pembiasaan. Selain pembiasaan di SMK Negeri 1 Bawen juga memberikan
tugas kepada peserta didiknya agar memiliki jiwa kewirausahaan.
2. Faktor Pendukung dan Pengambat dalam Implementasi Kurikulum
2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1
Bawen
a. Faktor Pendukung
1) Kepemimpinan Kepala Sekolah
2) Kreativitas Guru
3) Fasilitas dan Sumber Belajar
4) Lingkungan yang Kondusif
b. Faktor Penghambat
1) Peserta Didik
2) Proses Penilaian
122
3) Regulasi Pemerintah yang berubah-ubah
3. Solusi yang Ditempuh untuk Mengatasai Hambatan dalam
Implementasi Kurikulum 2013
a. Guru harus kreatif
b. Melakukan IHT (In House Training) diantara tes dan penilaian
c. Hunting melalui internet maupun bertanya dengan rekan-rekan yang juga
mengikuti IHT yang diselenggarakan oleh pemerintah.
B. Saran
1. Bagi Pihak Sekolah
Pihak sekolah harus lebih sering melakukan sosialisasi kepada orang
tua murid tentang Kurikulum 2013 ini, agar orang tua murid lebih intensif
dalam pengawasan anak didik saat belajar di rumah.
2. Bagi Guru
Guru harus sering melakukan pendampingan kepada pesert adidik
yang memang masih memiliki kesulitan dam menerima pembelajaran
dengan Kurikulum 2013.
3. Bagi Pemeritah
Perlu adanya pelatihan-pelatihan kepada kepala sekolah dan guru
tentang implementasi Kurikulum 2013 yang lebih intensif, agar para guru
menjadi lebih paham dan dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013
dengan baik dan akan menghasilkan peserta didik yang baik pula.
123
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Angkasa.
Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral: Berpijak pada Karakteristik pada
Siswa dan Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwiyanto, Djoko, Ign. Gatot Saksono. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis
Pancasila Cetakan Pertama. Yogyakarta: Percetakan Amtama.
Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Cetakan Ke-5.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru Cetakan Pertama.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
J. Moelong Lexy, MA. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Kesuma, Darma. Cepi Triatna dkk. 2012. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah Cetakan Ke-3. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Kurniasih, Imas, Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapan Cetakan Ke-2. Surabaya: Kata Pena.
Nasution, S. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bina Aksara.
Nurdin, Syafruddin. 2005. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman
Individu Siswadalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Ciputat
Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah
Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Majid, Abdul. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Cetakan ke-2.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
__________. 2014. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Cetakan
ke-2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
__________, Dian Andayani. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam Cetakan
ke-3. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
124
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam Cetakan ke-2. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 Cetakan Ke-3.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Nasution, S. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bima Aksara.
Saleh, Muwafik. 2012. Membangun Karakter dengan Hati Nurani. Jakarta:
Erlangga.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter Cetakan Ke-2. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Zuchdi, Darrmiyanti. 2013. Pendidikan Karakter. Jakarta: UNY Press.
________________. 2013. Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi
di Perguruan Tinggi Cetakan Ke-2. Jakarta: UNY Press.
Http://islamiceducation001.blogspot.co.id/2014/05/strategi-kurikulum-2013-dan-
penilaian_12.html?m=1
125
126
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Bidang Kurikulum
1. Sudah berapa lama Kurikulum 2013 di terapkan di SMK Negeri 1 Bawen?
2. Apakah pihak sekolah mengadakan pembinaan terhadap pendidik dan
tenaga kependidikan secara internal dalam menerapkan Kurikulum 2013?
3. Bagaimana penerapan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen khususnya
dalam mata pelajaran PAI?
4. Menurut Bapak/Ibu, apa perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP
jika ditinjau dari proses pembelajarannya?
5. Karakter apa saja yang harus dimiliki peserta didik dalam Kurikulum 2013
ini?
6. Bagaimana dengan sikap sikap jujur, disiplin dan tanggung jawab yang
dimiliki peserta didik dalam penerapan Kurikulum 2013 khususnya pada
mata pelajaran PAI?
7. Kebijakan apa yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan sikap
(jujur, disiplin dan tanggung jawab) peserta didik khususnya pada mata
pelajaran PAI?
8. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengevaluasi pelaksanaan guru berdasarkan
Kurikulum 2013?
9. Apa saja sarana dan prasarana yang disediakan demi menunjang
keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013?
10. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
khususnya pada mata pelajaran PAI? Lalu solusi apa yang ditempuh dalam
menghadapi kendala penerapan Kurikulum 2013 ini?
127
Pedoman Wawancara Guru Pengampu Mata Pelajaran PAI
1. Bagaimana penerapan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI?
2. Menurut Bapak/Ibu, apa perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP
jika ditinjau dari proses pembelajarannya dalam mata pelajaran PAI?
3. Apa keunggulan Kurikulum 2013 dibanding kurikulum-kurikulum terdahulu
dalam mata pelajaran PAI ini?
4. Karakter apa saja yang harus dimiliki peserta didik dalam Kurikulum 2013
ini?
5. Nilai-nilai karakter apa saja yang harus dimiliki oleh peserta didik di SMK
Negeri 1 Bawen ini?
6. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk mengembangkan sikap (jujur, disiplin dan
tanggung jawab) peserta didik khususnya pada mata pelajaran PAI?
7. Apakah ada perbedaan karakter (jujur, disiplin dan bertanggung jawab)
peserta didik setelah kurikulum 2013 ini diterapkan?
8. Apa saja persiapan Bapak/Ibu sebelum pembelajaran berlangsung?
9. Dari mana saja sumber belajar yang akan diajarkan dalam mata pelajaran
PAI?
10. Bahan atau alat ajar apa saja yang digunakan untuk pembelajaran PAI?
11. Pendekatan apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran PAI?
12. Apakah dengan pendekatan tersebut mempermudah pemahaman peserta
didik dalam menerima materi yang diajarkan?
13. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran PAI?
14. Bagaimana Bapak mengevaluasi peserta didik setelah selesai pembelajaran
terkait karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab?
15. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
khususnya pada mata pelajaran PAI? Lalu solusi apa yang ditempuh dalam
menghadapi kendala penerapan Kurikulum 2013 ini?
128
129
PENYUSUNAN PERANGKAT MENGAJAR SOP – KUR – 02
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) F – 03 / SOP – KUR – 02
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Bawen Bidang Keahlian : Semua Bidang Keahlian Program Keahlian : Semua Program Keahlian Paket Keahlian : Semua Paket Keahlian Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas : X Tahun Pelajaran : 2015/2016 Semester : Gasal Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta
hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan
zina.
4.2.1.Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2
sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf. Pertemuan ke- : 4-5 Alokasi Waktu : 2 x ( 6 x 45 menit )
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Membaca Al Quran dengan tartil dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan
perbuatan zina sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al-Isrā’/17:23 dan
Q.S. an-Nµr/24:2, serta hadis yang terkait.
3. Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta hadis tentang larangan
pergaulan bebas dan perbuatan zina.
4. Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d
dan makhrajul huruf
130
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menganalisis (5) lima Hukum bacaan dalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-
Nur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina
2. Menelah Asbabun nuzul/ asbabul bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur
(24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina
3. Menguraikan Isi kandungan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta
hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
4. Menyalin bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan
kaidah tajwid dan makhrajul huruf
5. Membiasakan membaca Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai
dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menganalisis(5) lima Hukum
bacaandalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, tentang larangan
pergaulan bebas dan perbuatan zina dengan tepat, cermat/teliti dan dapat
dipertanggung jawabkan
2. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menelaah Asbabun nuzul/ asbabul
bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits dengan tepat,
cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan
3. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menguraikan Isi kandungan Q.S. Al-
Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits dengan tepat, cermat/teliti dan
dapat dipertanggung jawabkan
4. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menyalin bacaan bacaan Q.S. Al-Isra‟
(17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf
yang benar, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan
5. Melalui kegiatan observasi peserta didik mampu membiasakan membaca Q.S. Al-
Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul
huruf yang benar,tekun, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan
E. Materi Pembelajaran
QS. Al-Isra`: 32 tentang Larangan mendekati Zina
Hukum bacaan Tajwid
Isi kandungan ayat
Contoh penerapan dalam kehidupan sehari hari
QS. An-Nur: 2 tentang hukuman bagi orang yang berzina
Hukum bacaan Tajwid
Isi kandungan ayat
Contoh penerapan dalam kehidupan sehari hari
Hadis tentang Larangan berbuat zina/ pergaulan bebas
Hukuman bagi orang yang berzina menurut hokum Islam
Hukuman bagi orang yang berzina menurut Undang-undang di Indonesia
131
F. Alokasi waktu
12 x 45 Menit (2 kali pertemuan)
G. Strategi/Metode/Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
2. Model Discovery Learning
3. Metode:
a. Diskusi Kelompok
b. Diskusi dengan metode Jigsaw
c. Demonstrasi
H. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pertemuan ke-4
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan
dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3. Peserta didik menerima informasi tentang pelestarian lingkungan
hidup, kompetensi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
4. Peserta didik dibagi menjadi menjadi 6 kelompok (Kelompok I, II,
III, IV, V dan VI) denga setiap peserta mendapat 1 tema
15‟
Inti Pemberian rangsangan (Stimulation)/mengamati :
1. Peserta didik mengamati gambar dan tayangan tentang: video dan
tayangan/murottal QS. Al Isra‟ : 32 dan QS. Annur ayat 2
Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)/menanya :
2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok tema dengan pembagian
sebagai berikut :
Tema I melakukan diskusi tentang QS. Al Isra‟: 32(menyalin,
hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
Tema II melakukan diskusi tentang QS. An Nuur ayat 2
(menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
Tema III
Melakukan diskusi tentang Hadis Larangan Pergaulan Bebas
Tema IV
Melakukan diskusi tentang Akibat Negatif,Hikmah dan cara agar
terhindar dari pergaulan bebas
Tema V mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut Hukum
Islam
Tema VI mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut UU di
15‟
30‟
30‟
132
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Indonesia
Pengumpulan data (Data Collection)/ mengumpulkan data :
3. Peserta didik melakukan diskusi dengan metode jigsaw dengan
ketentuan berikut :
o Tiap kelompok terdiri 6 peserta tiap peserta mendapatkan 1 tema
yang berbeda(sebagai Kelompok Utama)
o Tiap peserta yang memiliki tema yang sama berkumpul
mendiskusikan tema tersebut (kelompok tema
Pembuktian (Verification)/menalar (mengasosiasi) :
4. Peserta didik /Anggota kelompok tema kembali kepada kelompok
utama untuk mempresentasikan hasil diskusinya dari diskusi di
kelompok tema
Menarik kesimpulan/generalisasi (Generalization)/mengkomu-
nikasikan :.
5. Peserta didik membuat kesimpulan tentang QS. Al Isra‟: 32 dan QS.
An Nur :2 serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan Zina secara ringkas
6. Peserta didik menyampaikan kesimpulan (resume) hasil kerja
kelompoknya kepada kelompok lainnya sesuai topik yang ditentukan
150‟
15
Penutup 1. Peserta didik menerima ulasan singkat tentang materi yang baru saja
didiskusikan
2. Peserta didik menjawab pertanyaan lisan yang diajukan guru secara
acak tentang materi yang didiskusikan
3. Peserta didikbersama guru membuat kesimpulan tentang
QS. Al Isra‟ : 32 dan QS. An Nuur : 2 (menyalin, hukum tajwid,
Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
15‟
Pertemuan ke-7
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan
dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3. Peserta didik menerima informasi tentang pelestarian lingkungan
hidup, kompetensi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
4. Peserta didik dibagi menjadi menjadi 6 kelompok (Kelompok I, II,
III, IV, V dan VI) denga setiap peserta mendapat 1 tema
15‟
Inti Pemberian rangsangan (Stimulation)/mengamati :
1. Peserta didik mengamati gambar dan tayangan tentang:
Akibat pergaulan bebas dan perbuatan Zina dan Hukuman bagi
15‟
133
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
pezina menurut Hukum Islam dan UU di Indonesia
Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)/menanya :
2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dengan pembagian
sebagai berikut :
Tema I melakukan diskusi tentang QS. Al Isra‟: 32(menyalin,
hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
Tema II melakukan diskusi tentang QS. An Nuur ayat 2
(menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
Tema III
Melakukan diskusi tentang Hadis Larangan Pergaulan Bebas
Tema IV
Melakukan diskusi tentang Akibat Negatif,Hikmah dan cara agar
terhindar dari pergaulan bebas
Tema V mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut Hukum
Islam
Tema VI mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut UU di
Indonesia
Pengumpulan data (Data Collection)/ mengumpulkan data :
3. Peserta didik melakukan diskusi dengan metode jigsaw dengan
ketentuan berikut :
o Tiap kelompok terdiri 6 peserta tiap peserta mendapatkan 1 tema
yang berbeda(sebagai Kelompok Utama)
o Tiap peserta yang memiliki tema yang sama berkumpul
mendiskusikan tema tersebut (kelompok tema
Pembuktian (Verification)/menalar (mengasosiasi) :
4. Peserta didik /Anggota kelompok tema kembali kepada kelompok
utama untuk mempresentasikan hasil diskusinya dari diskusi di
kelompok tema
Menarik kesimpulan Menarik kesimpulan/generalisasi
(Generalization)/ mengko-munikasikan :.
5. Peserta didik membuat kesimpulan tentang QS. Al Isra‟: 32 dan QS.
An Nur :2 serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan Zina secara ringkas
6. Peserta didik menyampaikan kesimpulan (resume) hasil kerja
kelompoknya kepada kelompok lainnya sesuai topik yang ditentukan
30‟
150‟
15‟
Penutup 1. Peserta didik menerima ulasan singkat tentang materi yang baru saja
didiskusikan
2. Peserta didik menjawab pertanyaan lisan yang diajukan guru secara
acak tentang materi yang didiskusikan
3. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan tentang Akibat
pergaulan bebas dan perbuatan Zina dan Hukuman bagi pezina
15‟
134
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
menurut Hukum Islam dan UU di Indonesia
I. Sumber/Media Pembelajaran
a. Sumber :
1. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X
2. Internet
3. Al Qur‟an dan Terjemah Departemen Agama RI
4. Buku Tajwid
b. Media :
1. PPT tentang Larangan pergaulan bebas dan perbuatan Zina
2. Video tentang Akibat pergaulan bebas
3. LCD Projector
135
J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
No. Ranah Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
1. Sikap Observasi
Daftar Skala Penilaian
2. Pengetahuan
KD-3.3. Menganalisis Q.S. al-
Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2,
serta hadis tentang larangan
pergaulan bebas dan perbuatan
zina.
Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan
Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan
kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
Tes Tertulis
Observasi
Pilihan Ganda
Lembar penilaian Observasi
kegiatan diskusi (kelompok dan jig
saw)
3. Keterampilan
KD-4.2.1.Membaca Q.S. al-
Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2
sesuai dengan kaidah tajw³d dan
makhrajul huruf
Praktik
Lembar Penilaian Praktik (unjuk
kerja)
1. Penilaian Sikap : Observasi
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP TELITI
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1 Mengerjakan tugas dengan teliti
2 Berhati-hati dalam menyelesaikan tugas dan menggunakan peralatan
136
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
3 Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar mutu
4 Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar waktu
Keterangan :
4 (SB) : selalu, apabila selalu melakukan sesuai aspek yang diamati
3 (B) : sering, apabila sering melakukan sesuai aspek yang diamati dan kadang- kadang tidak melakukan
2 (C) : kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 (K) : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP TANGGUNG JAWAB
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1 Melaksanakan tugas individu dan kelompok dengan baik
2 Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
3 Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
4 Mengembalikan barang yang dipinjam
5 Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
6 Menepati janji
7 Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri
137
8 Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta
Keterangan :
4 : selalu, apabila selalu melakukan sesuai aspek yang diamati
3 : sering, apabila sering melakukan sesuai aspek yang diamati dan kadang- kadang
tidak melakukan
2 : kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2. Penilaian Pengetahuan :
a. Observasi proses Diskusi
LEMBAR PENGAMATAN PROSES DISKUSI
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan budi Pekerti
Kelas : X
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Semester : 1
Kompetensi Dasar : Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta
hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
Waktu Pengamatan : Selama proses diskusi
No Nama Peserta didik Partisipasi Komunikasi
Penguasaan
Materi Nilai Akhir
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
Pedoman Penskoran :
1) Arti Skor :
a) Kurang
b) Cukup
c) Baik
d) Amat Baik
2) Rubric Penilaian:
138
No Kriteria Penilaian Skor (S) Bobot
(%)
1 Partisipasi
a. Peserta didik aktif melakukan semua kegiatan diskusi (kelompok,
panel)
b. Peserta didik aktif pada salah satu diskusi (kelompok/ panel)
c. Peserta didik kurang aktif pada proses diskusi
d. Peserta didik tidak aktif pada proses diskusi
4
3
2
1
40
Komunikasi
a. Peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya secara rinci dan
jelas
b. Peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya tetapi kurang
rinci dan kurang jelas
c. Peserta didik kurang aktif menyampaikan pendapatnya secara
rinci dan jelas
d. Peserta didik tidak aktif menyampaikan pendapatnya.secara rinci
4
3
2
1
30
3 Penguasaan Materi
a. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar dan terstruktur
sesuai tema
b. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar tidak
terstruktur sesuai tema
c. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar dan terstruktur
tidak sesuai tema
d. Peserta didik menyampaikan pendapat yang salah
4
3
2
1
30
Nilai Akhir = 40%S1 + 30%S2 + 30%S3
b. Tes Tulis
Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Jenis
Soal Soal
KD-3.3.
Menganalisis Q.S.
al-Isrā’/17:32 dan
Q.S. an-Nµr/24: 2,
serta hadis
tentang larangan
pergaulan bebas
dan perbuatan
zina.
3.3.1. Menganalisis (5)
lima Hukum bacaan
dalam Q.S. Al-Isra‟
(17) : 32, dan Q.S. An-
Nur (24) : 2, serta
hadits tentang larangan
pergaulan bebas dan
perbuatan zina
3.3.3. menguraikan Isi
kandungan Q.S. Al-
Isra‟ (17) : 32, dan
Q.S. An-Nur (24) : 2,
1. Peserta didik mampu
menganalisis hukum bacaan
dalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32
2. Peserta didik mampu
menganalisis Hukum bacaan
dalam Q.S. An-Nur (24) : 2
3. Peserta didik mampu
menjelaskan arti potongan
ayat QS. Al Isra‟ : 32
4. Peserta didik mampu
menjelaskan Arti Zina.
5. Peserta didik mampu
menjelaskan makna Zina
Muhsan
6. Peserta didik mampu
menjelaskanIsi kandungan
QS. An Nuur ayat 2
7. Peserta didik mampu Hadist
Pilihan
ganda
Terlampir
139
serta hadits tentang
larangan pergaulan
bebas dan perbuatan
zina.
tentang Pergaulan Bebas
8. Peserta didik mampu
menjelaskan tentang Dampak
Negatif bagi Pezina
9. Peserta didik mampu
menjelaskan Cara agar
terhindar dari Zina
10. Peserta didik mampu
menjelaskan hukuman bagi
Pezina Ghairu Muhsan
Lampiran Soal
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat !
1. Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah ....
a. mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad iwadl
b. mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad aridl
c. mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad aridl
d. mad wajib muttasil, mad badal, dan mad iwadl
e. mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad iwadl
2. Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah ....
a. 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i
b. 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal
c. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar halqi, dan 1 mad thabi’i
d. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i
e. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal
3. Perhatikan ayat berikut ini :
140
Arti dari ayat ayat tersebut adalah ....
a. Dan janganlah kamu melakukan zina
b. Dan tidaklah kamu mendekati zina
c. Dan janganlah kamu mendekati zina
d. Maka janganlah kamu mendekati zina
e. Maka janganlah kamu melakukan zina
4. Dalam hukum Islam yang dimaksud dengan perbuatan zina adalah....
a. dipaksa melakukan hubungan seksual di luar tali pernikahan yang sah
b. dipaksa melakukan pernikahan yang sah padahal tidak saling mencintai
c. melakukan hubungan seksual layaknya suami isteri di luar tali pernikahan
d. melakukan hubungan biologis oleh suami isteri yang tidak saling mencintai
e. suami melakukan pernikahan dengan memiliki lebih dari satu istri
5. Ada kasus seseorang pria yang sudah memiliki istri kemudian selingkuh dan melakukan
hubungan seksual kepada seorang perempuan yang belum menikah. Kesimpulan yang dapat diambil
dari kasus semacam ini adalah ....
a. pria tersebut melakukan zina ghairu muhsan, sedangkan pihak perempuan melakukan zina
muhsan
b. pria tersebut melakukan zina ghairu muhsan, sedangkan pihak perempuan dalam status dipaksa
c. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan juga melakukan zina muhsan
d. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan melakukan zina ghairu
muhsan
e. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan dalam kondisi terkena bujuk
rayu
6. Perhatikan ayat berikut ini :
Ayat ayat tersebut berisi tentang....
a. hukuman bagi para pelaku perbuatan zina
b. sangsi bagi para pelaku perbuatan kriminal
c. zina merupakan salah satu perbuatan asusila
d. zina merupakan salah satu perbuatan kriminal
e. hukuman bagi para pelaku perbuatan asusila
7. Tanda-tanda kiamat sudah dekat yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Qatadah adalah....
a. populasi perempuan meledak, lelaki semakin banyak, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa,
dan merebaknya perbuatan kriminal
b. ilmu menjadi langka, kriminalitas merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan
merebaknya narkoba
c. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, merokok menjadi hal biasa, dan merebaknya zina
d. ilmu menjadi langka, genk motor merajalela, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa, dan
merebaknya zina
e. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan
merebaknya zina
8. Salah satu dampak negatif dari perbuatan zina yang akan ditimpakan bagi pelakunya pada saat
masih di dunia adalah ....
a. menghilangkan wibawa
b. akalnya menjadi tumpul
141
c. jabatannya menjadi terancam
d. tidak memiliki teman
e. susah melakukan komunikasi
9. HIV / AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat sulit disembuhkan. Cara
untuk menanggulangi penularan penyakit ini secara massif adalah ....
a. menerapkan pola hubungan seks yang sehat dengan setia kepada pasangan masing-masing
b. jika sudah terlanjur memeiliki gaya hidup dan pergaulan bebas, maka cukup menghindari narkoba
c. memakan makanan yang berkualitas tinggi, mengkonsumsi obat penangkal, dan berhati-hati
memilih pasangan
d. menghindari rokok, minuman keras, dan narkoba, meskipun sulit menghindari pergaulan bebas
e. tidak melakukan perbuatan kriminal, rajin berolah raga, dan pilih-pilih dalam pergaulan bebas
10. Hukuman bagi pelaku zina menurut QS An Nur (24) ayat 2 adalah didera sebanyak....
a. 3 kali
b. 7 kali
c. 10 kali
d. 99 kali
e. 100 kali
Kunci Jawaban
1. E 6. A
2. D 7. E
3. D 8. A
4. C 9. A
5. D 10 E
Pedoman Penskoran
Jumlah skor yang diperoleh X 10 = 100
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Keterampilan 1 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas : X
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Semester : 1
Kompetensi Dasar : Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai
dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf Teknis Penilaian :
1. Tajwid (skore 25)
2. Kelancaran (skore 25)
3. Artinya (skore 25)
4. Isi kandungan (skore 25)
142
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Soal Soal/Tugas
4.3 Membaca
Q.S. al-
Isrā‟/17:23,
dan Q.S.
an-Nµr/24:2
sesuai
dengan
kaidah
tajw³d dan
makhrajul
huruf
4.2.1. 2.
membiasakan
membaca Q.S. Al-
Isra‟ (17) : 32, dan
Q.S. An-Nur (24) : 2
sesuai dengan kaidah
tajwid dan makhrajul
huruf
1.1 Peserta didik
mampu
membaca Q.S.
An-Nur (24) :
2 sesuai kaidah
tajwid dan
makhrajul
huruf
Bacalah Q.S. An-Nur
(24) : 2 sesuai dengan
kaidah tajwid dan
makhrajul huruf
PedomanPenskoran :
Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil rerata dari nilai optimal (nilai
tertinggi yang dicapai dari 3 IPK)
Rubrik Penilaian Keterampilan :
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas : X
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Semester : 1
Kompetensi Dasar : Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai
dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf Teknis Penilaian :
1.Tajwid (skore 25)
2. Kelancaran (skore 25)
3. Artinya (skore 25)
4. Isi kandungan (skore 25)
Rubric penilaian
1. Tajwid
Jika peserta didik dapat menyebutkan lebih dari 5 contoh hukum tadwid
Q.S. An-Nur (24) : 2, skor 25.
Jika peserta didik dapat menyebutkan 4 contoh hukum tadwid pada Q.S.
An-Nur (24) : 2 skor 20
Jika peserta didik dapat menyebutkan 3 contoh hukum tadwid pada Q.S.
An-Nur (24) : 2 skor 15.
143
Jika peserta didik dapat menyebutkan 1 contoh hukum tadwid Q.S. An-
Nur (24) : 2, skor 5.
2. Kelancaran
Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar dan
tartil, skor 25
Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar
dan kurang tartil, skor 15.
Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 kurang lancar
dan kurang tartil, skor 5.
3. Arti
Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar
dan sempurna, skor 25.
Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar
dan kurang sempurna, skor 15.
Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan tidak
benar, skor 5.
4. Isi kandungan ayat
Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2
dengan benar dan sempurna, skor 25.
Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2
dengan benar dan kurang sempurna, skor 15.
Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2
dengan tidak benar, skor 5
b. Penilaian Keterampilan 2 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas : X
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Semester : 1
Kompetensi Dasar : Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai
dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf Teknis Penilaian :
1. Tajwid (skore 25)
2. Kelancaran (skore 25)
3. Artinya (skore 25)
4. Isi kandungan (skore 25)
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Soal Soal/Tugas
4.4 Membaca
Q.S. al-
4.2.1.1. menyalin
bacaan Q.S. Al-Isra‟
4.2.1.1.Peserta didik
mampu menyalin
Salinlah Q.S. An-Nur
Pedoman penskoran :
(Jumlah skore yang diperoleh/Jumlah skor maksimal)x100%
144
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Soal Soal/Tugas
Isrā‟/17:23,
dan Q.S.
an-Nµr/24:2
sesuai
dengan
kaidah
tajw³d dan
makhrajul
huruf
(17) : 32, dan Q.S.
An-Nur (24) : 2 sesuai
dengan kaidah tajwid
dan makhrajul huruf
bacaan Q.S. Al-Isra‟
(17) : 32, dan Q.S.
An-Nur (24) : 2
sesuai dengan
kaidah tajwid dan
makhrajul huruf
(24) : 2
PedomanPenskoran :
Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil rerata dari nilai optimal (nilai
tertinggi yang dicapai dari 3 IPK)
Rubrik Penilaian Keterampilan :
Aspek dan rubrik penilaian:
1. Sesuai Kaidah Penulisan
a. Jika peserta didik dapat menulis sesuai dengan
kaidah penulisan, skor 100.
b. Jika peserta didik dapat menulis sesuai dengan
kaidah penulisan tetapi kurang baik, skor 85
c. Jika peserta didik menulis tidak sesuai dengan
kaidah penulisan skor 75
2. Kerapian Penulisan
a. Jika peserta didik dapat m e n u l i s sangat
rapi, skor 100.
b. Jika peserta didik dapat m e n u l i s rapi,
skor 85.
c. Jika peserta didik dapat menulis kurang
rapi, skor 75
Pedoman penskoran :
Jika skor rata-rata 86 – 100 = Sangat terampil (A)
Jika skor rata-rata 75 – 85 = Terampil (B)
Jika skor rata-rata kurang dari 75 = Kurang Terampil (C)
145
Verifikator Bawen , 30 Oktober 2015
Kepala Sekolah Waka Kurikulum Guru Mata Pelajaran
Jumeri, STP, M.Si
NIP: 196305101985031019
Nana Mulyana, SP.,M.Si.
NIP: 196906011992031012
Ahmad Samsi, S.Pd.I
NIP.
PENYUSUNAN PERANGKAT MENGAJAR SOP – KUR – 02
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) F – 03 / SOP – KUR – 02
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Bawen Bidang Keahlian : Semua Bidang Keahlian Program Keahlian : Semua Program Keahlian Paket Keahlian : Semua Paket Keahlian Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas : X Tahun Pelajaran : 2015/2016 Semester : Gasal Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta
hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan
zina.
4.2.1.Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2
sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf. Pertemuan ke- : 4-5 Alokasi Waktu : 2 x ( 6 x 45 menit )
K. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
146
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
L. Kompetensi Dasar
1. Membaca Al Quran dengan tartil dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan
perbuatan zina sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al-Isrā’/17:23 dan
Q.S. an-Nµr/24:2, serta hadis yang terkait.
3. Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta hadis tentang larangan
pergaulan bebas dan perbuatan zina.
4. Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d
dan makhrajul huruf
M. Indikator Pencapaian Kompetensi
6. Menganalisis (5) lima Hukum bacaan dalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-
Nur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina
7. Menelah Asbabun nuzul/ asbabul bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur
(24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina
8. Menguraikan Isi kandungan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta
hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
9. Menyalin bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan
kaidah tajwid dan makhrajul huruf
10. Membiasakan membaca Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai
dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf
N. Tujuan Pembelajaran
6. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menganalisis(5) lima Hukum
bacaandalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, tentang larangan
pergaulan bebas dan perbuatan zina dengan tepat, cermat/teliti dan dapat
dipertanggung jawabkan
7. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menelaah Asbabun nuzul/ asbabul
bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits dengan tepat,
cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan
8. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menguraikan Isi kandungan Q.S. Al-
Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits dengan tepat, cermat/teliti dan
dapat dipertanggung jawabkan
9. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menyalin bacaan bacaan Q.S. Al-Isra‟
(17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf
yang benar, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan
10. Melalui kegiatan observasi peserta didik mampu membiasakan membaca Q.S. Al-
Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul
huruf yang benar,tekun, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan
147
O. Materi Pembelajaran
QS. Al-Isra`: 32 tentang Larangan mendekati Zina
Hukum bacaan Tajwid
Isi kandungan ayat
Contoh penerapan dalam kehidupan sehari hari
QS. An-Nur: 2 tentang hukuman bagi orang yang berzina
Hukum bacaan Tajwid
Isi kandungan ayat
Contoh penerapan dalam kehidupan sehari hari
Hadis tentang Larangan berbuat zina/ pergaulan bebas
Hukuman bagi orang yang berzina menurut hokum Islam
Hukuman bagi orang yang berzina menurut Undang-undang di Indonesia
P. Alokasi waktu
12 x 45 Menit (2 kali pertemuan)
Q. Strategi/Metode/Pendekatan Pembelajaran
4. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
5. Model Discovery Learning
6. Metode:
a. Diskusi Kelompok
b. Diskusi dengan metode Jigsaw
c. Demonstrasi
R. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pertemuan ke-4
Pendahuluan 5. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan
dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
6. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
7. Peserta didik menerima informasi tentang pelestarian lingkungan
hidup, kompetensi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
8. Peserta didik dibagi menjadi menjadi 6 kelompok (Kelompok I, II,
III, IV, V dan VI) denga setiap peserta mendapat 1 tema
15‟
Inti Pemberian rangsangan (Stimulation)/mengamati :
7. Peserta didik mengamati gambar dan tayangan tentang: video dan
tayangan/murottal QS. Al Isra‟ : 32 dan QS. Annur ayat 2
15‟
148
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)/menanya :
8. Peserta didik melakukan diskusi kelompok tema dengan pembagian
sebagai berikut :
Tema I melakukan diskusi tentang QS. Al Isra‟: 32(menyalin,
hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
Tema II melakukan diskusi tentang QS. An Nuur ayat 2
(menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
Tema III
Melakukan diskusi tentang Hadis Larangan Pergaulan Bebas
Tema IV
Melakukan diskusi tentang Akibat Negatif,Hikmah dan cara agar
terhindar dari pergaulan bebas
Tema V mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut Hukum
Islam
Tema VI mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut UU di
Indonesia
Pengumpulan data (Data Collection)/ mengumpulkan data :
9. Peserta didik melakukan diskusi dengan metode jigsaw dengan
ketentuan berikut :
o Tiap kelompok terdiri 6 peserta tiap peserta mendapatkan 1 tema
yang berbeda(sebagai Kelompok Utama)
o Tiap peserta yang memiliki tema yang sama berkumpul
mendiskusikan tema tersebut (kelompok tema
Pembuktian (Verification)/menalar (mengasosiasi) :
10. Peserta didik /Anggota kelompok tema kembali kepada kelompok
utama untuk mempresentasikan hasil diskusinya dari diskusi di
kelompok tema
Menarik kesimpulan/generalisasi (Generalization)/mengkomu-
nikasikan :.
11. Peserta didik membuat kesimpulan tentang QS. Al Isra‟: 32 dan QS.
An Nur :2 serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan Zina secara ringkas
12. Peserta didik menyampaikan kesimpulan (resume) hasil kerja
kelompoknya kepada kelompok lainnya sesuai topik yang ditentukan
30‟
30‟
150‟
15
Penutup 4. Peserta didik menerima ulasan singkat tentang materi yang baru saja
didiskusikan
5. Peserta didik menjawab pertanyaan lisan yang diajukan guru secara
acak tentang materi yang didiskusikan
6. Peserta didikbersama guru membuat kesimpulan tentang
QS. Al Isra‟ : 32 dan QS. An Nuur : 2 (menyalin, hukum tajwid,
Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
15‟
149
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pertemuan ke-7
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan
dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3. Peserta didik menerima informasi tentang pelestarian lingkungan
hidup, kompetensi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
4. Peserta didik dibagi menjadi menjadi 6 kelompok (Kelompok I, II,
III, IV, V dan VI) denga setiap peserta mendapat 1 tema
15‟
Inti Pemberian rangsangan (Stimulation)/mengamati :
7. Peserta didik mengamati gambar dan tayangan tentang:
Akibat pergaulan bebas dan perbuatan Zina dan Hukuman bagi
pezina menurut Hukum Islam dan UU di Indonesia
Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)/menanya :
8. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dengan pembagian
sebagai berikut :
Tema I melakukan diskusi tentang QS. Al Isra‟: 32(menyalin,
hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
Tema II melakukan diskusi tentang QS. An Nuur ayat 2
(menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
Tema III
Melakukan diskusi tentang Hadis Larangan Pergaulan Bebas
Tema IV
Melakukan diskusi tentang Akibat Negatif,Hikmah dan cara agar
terhindar dari pergaulan bebas
Tema V mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut Hukum
Islam
Tema VI mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut UU di
Indonesia
Pengumpulan data (Data Collection)/ mengumpulkan data :
9. Peserta didik melakukan diskusi dengan metode jigsaw dengan
ketentuan berikut :
o Tiap kelompok terdiri 6 peserta tiap peserta mendapatkan 1 tema
yang berbeda(sebagai Kelompok Utama)
o Tiap peserta yang memiliki tema yang sama berkumpul
mendiskusikan tema tersebut (kelompok tema
Pembuktian (Verification)/menalar (mengasosiasi) :
15‟
30‟
150‟
150
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
10. Peserta didik /Anggota kelompok tema kembali kepada kelompok
utama untuk mempresentasikan hasil diskusinya dari diskusi di
kelompok tema
Menarik kesimpulan Menarik kesimpulan/generalisasi
(Generalization)/ mengko-munikasikan :.
11. Peserta didik membuat kesimpulan tentang QS. Al Isra‟: 32 dan QS.
An Nur :2 serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan Zina secara ringkas
12. Peserta didik menyampaikan kesimpulan (resume) hasil kerja
kelompoknya kepada kelompok lainnya sesuai topik yang ditentukan
15‟
Penutup 4. Peserta didik menerima ulasan singkat tentang materi yang baru saja
didiskusikan
5. Peserta didik menjawab pertanyaan lisan yang diajukan guru secara
acak tentang materi yang didiskusikan
6. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan tentang Akibat
pergaulan bebas dan perbuatan Zina dan Hukuman bagi pezina
menurut Hukum Islam dan UU di Indonesia
15‟
S. Sumber/Media Pembelajaran
c. Sumber :
1. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X
2. Internet
3. Al Qur‟an dan Terjemah Departemen Agama RI
4. Buku Tajwid
d. Media :
1. PPT tentang Larangan pergaulan bebas dan perbuatan Zina
2. Video tentang Akibat pergaulan bebas
3. LCD Projector
151
T. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
No. Ranah Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
1. Sikap Observasi
Daftar Skala Penilaian
2. Pengetahuan
KD-3.3. Menganalisis Q.S. al-
Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2,
serta hadis tentang larangan
pergaulan bebas dan perbuatan
zina.
Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan
Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan
kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
Tes Tertulis
Observasi
Pilihan Ganda
Lembar penilaian Observasi
kegiatan diskusi (kelompok dan jig
saw)
3. Keterampilan
KD-4.2.1.Membaca Q.S. al-
Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2
sesuai dengan kaidah tajw³d dan
makhrajul huruf
Praktik
Lembar Penilaian Praktik (unjuk
kerja)
1. Penilaian Sikap : Observasi
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP TELITI
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1 Mengerjakan tugas dengan teliti
2 Berhati-hati dalam menyelesaikan tugas dan menggunakan peralatan
152
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
3 Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar mutu
4 Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar waktu
Keterangan :
4 (SB) : selalu, apabila selalu melakukan sesuai aspek yang diamati
3 (B) : sering, apabila sering melakukan sesuai aspek yang diamati dan kadang- kadang tidak melakukan
2 (C) : kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 (K) : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP TANGGUNG JAWAB
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1 Melaksanakan tugas individu dan kelompok dengan baik
2 Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
3 Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
4 Mengembalikan barang yang dipinjam
5 Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
6 Menepati janji
7 Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri
153
8 Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta
Keterangan :
4 : selalu, apabila selalu melakukan sesuai aspek yang diamati
3 : sering, apabila sering melakukan sesuai aspek yang diamati dan kadang- kadang
tidak melakukan
2 : kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2. Penilaian Pengetahuan :
a. Observasi proses Diskusi
LEMBAR PENGAMATAN PROSES DISKUSI
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan budi Pekerti
Kelas : X
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Semester : 1
Kompetensi Dasar : Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta
hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
Waktu Pengamatan : Selama proses diskusi
No Nama Peserta didik Partisipasi Komunikasi
Penguasaan
Materi Nilai Akhir
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
Pedoman Penskoran :
1) Arti Skor :
e) Kurang
f) Cukup
g) Baik
h) Amat Baik
2) Rubric Penilaian:
154
No Kriteria Penilaian Skor (S) Bobot
(%)
1 Partisipasi
e. Peserta didik aktif melakukan semua kegiatan diskusi (kelompok,
panel)
f. Peserta didik aktif pada salah satu diskusi (kelompok/ panel)
g. Peserta didik kurang aktif pada proses diskusi
h. Peserta didik tidak aktif pada proses diskusi
4
3
2
1
40
Komunikasi
e. Peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya secara rinci dan
jelas
f. Peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya tetapi kurang
rinci dan kurang jelas
g. Peserta didik kurang aktif menyampaikan pendapatnya secara
rinci dan jelas
h. Peserta didik tidak aktif menyampaikan pendapatnya.secara rinci
4
3
2
1
30
3 Penguasaan Materi
e. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar dan terstruktur
sesuai tema
f. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar tidak
terstruktur sesuai tema
g. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar dan terstruktur
tidak sesuai tema
h. Peserta didik menyampaikan pendapat yang salah
4
3
2
1
30
Nilai Akhir = 40%S1 + 30%S2 + 30%S3
b. Tes Tulis
Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Jenis
Soal Soal
KD-3.3.
Menganalisis Q.S.
al-Isrā’/17:32 dan
Q.S. an-Nµr/24: 2,
serta hadis
tentang larangan
pergaulan bebas
dan perbuatan
zina.
3.3.1. Menganalisis (5)
lima Hukum bacaan
dalam Q.S. Al-Isra‟
(17) : 32, dan Q.S. An-
Nur (24) : 2, serta
hadits tentang larangan
pergaulan bebas dan
perbuatan zina
3.3.3. menguraikan Isi
kandungan Q.S. Al-
Isra‟ (17) : 32, dan
Q.S. An-Nur (24) : 2,
11. Peserta didik mampu
menganalisis hukum bacaan
dalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32
12. Peserta didik mampu
menganalisis Hukum bacaan
dalam Q.S. An-Nur (24) : 2
13. Peserta didik mampu
menjelaskan arti potongan
ayat QS. Al Isra‟ : 32
14. Peserta didik mampu
menjelaskan Arti Zina.
15. Peserta didik mampu
menjelaskan makna Zina
Muhsan
16. Peserta didik mampu
menjelaskanIsi kandungan
QS. An Nuur ayat 2
17. Peserta didik mampu Hadist
Pilihan
ganda
Terlampir
155
serta hadits tentang
larangan pergaulan
bebas dan perbuatan
zina.
tentang Pergaulan Bebas
18. Peserta didik mampu
menjelaskan tentang Dampak
Negatif bagi Pezina
19. Peserta didik mampu
menjelaskan Cara agar
terhindar dari Zina
20. Peserta didik mampu
menjelaskan hukuman bagi
Pezina Ghairu Muhsan
Lampiran Soal
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat !
11. Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah ....
a. mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad iwadl
b. mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad aridl
c. mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad aridl
d. mad wajib muttasil, mad badal, dan mad iwadl
e. mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad iwadl
12. Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah ....
a. 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i
b. 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal
c. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar halqi, dan 1 mad thabi’i
d. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i
e. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal
13. Perhatikan ayat berikut ini :
Arti dari ayat ayat tersebut adalah ....
a. Dan janganlah kamu melakukan zina
b. Dan tidaklah kamu mendekati zina
c. Dan janganlah kamu mendekati zina
156
d. Maka janganlah kamu mendekati zina
e. Maka janganlah kamu melakukan zina
14. Dalam hukum Islam yang dimaksud dengan perbuatan zina adalah....
a. dipaksa melakukan hubungan seksual di luar tali pernikahan yang sah
b. dipaksa melakukan pernikahan yang sah padahal tidak saling mencintai
c. melakukan hubungan seksual layaknya suami isteri di luar tali pernikahan
d. melakukan hubungan biologis oleh suami isteri yang tidak saling mencintai
e. suami melakukan pernikahan dengan memiliki lebih dari satu istri
15. Ada kasus seseorang pria yang sudah memiliki istri kemudian selingkuh dan melakukan
hubungan seksual kepada seorang perempuan yang belum menikah. Kesimpulan yang dapat diambil
dari kasus semacam ini adalah ....
a. pria tersebut melakukan zina ghairu muhsan, sedangkan pihak perempuan melakukan zina
muhsan
b. pria tersebut melakukan zina ghairu muhsan, sedangkan pihak perempuan dalam status dipaksa
c. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan juga melakukan zina muhsan
d. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan melakukan zina ghairu
muhsan
e. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan dalam kondisi terkena bujuk
rayu
16. Perhatikan ayat berikut ini :
Ayat ayat tersebut berisi tentang....
a. hukuman bagi para pelaku perbuatan zina
b. sangsi bagi para pelaku perbuatan kriminal
c. zina merupakan salah satu perbuatan asusila
d. zina merupakan salah satu perbuatan kriminal
e. hukuman bagi para pelaku perbuatan asusila
17. Tanda-tanda kiamat sudah dekat yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Qatadah adalah....
a. populasi perempuan meledak, lelaki semakin banyak, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa,
dan merebaknya perbuatan kriminal
b. ilmu menjadi langka, kriminalitas merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan
merebaknya narkoba
c. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, merokok menjadi hal biasa, dan merebaknya zina
d. ilmu menjadi langka, genk motor merajalela, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa, dan
merebaknya zina
e. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan
merebaknya zina
18. Salah satu dampak negatif dari perbuatan zina yang akan ditimpakan bagi pelakunya pada saat
masih di dunia adalah ....
a. menghilangkan wibawa
b. akalnya menjadi tumpul
c. jabatannya menjadi terancam
d. tidak memiliki teman
e. susah melakukan komunikasi
19. HIV / AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat sulit disembuhkan. Cara
untuk menanggulangi penularan penyakit ini secara massif adalah ....
157
a. menerapkan pola hubungan seks yang sehat dengan setia kepada pasangan masing-masing
b. jika sudah terlanjur memeiliki gaya hidup dan pergaulan bebas, maka cukup menghindari narkoba
c. memakan makanan yang berkualitas tinggi, mengkonsumsi obat penangkal, dan berhati-hati
memilih pasangan
d. menghindari rokok, minuman keras, dan narkoba, meskipun sulit menghindari pergaulan bebas
e. tidak melakukan perbuatan kriminal, rajin berolah raga, dan pilih-pilih dalam pergaulan bebas
20. Hukuman bagi pelaku zina menurut QS An Nur (24) ayat 2 adalah didera sebanyak....
a. 3 kali
b. 7 kali
c. 10 kali
d. 99 kali
e. 100 kali
Kunci Jawaban
1. E 6. A
2. D 7. E
3. D 8. A
4. C 9. A
5. D 10 E
Pedoman Penskoran
Jumlah skor yang diperoleh X 10 = 100
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Keterampilan 1 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas : X
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Semester : 1
Kompetensi Dasar : Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai
dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf Teknis Penilaian :
5. Tajwid (skore 25)
6. Kelancaran (skore 25)
7. Artinya (skore 25)
8. Isi kandungan (skore 25)
158
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Soal Soal/Tugas
4.5 Membaca
Q.S. al-
Isrā‟/17:23,
dan Q.S.
an-Nµr/24:2
sesuai
dengan
kaidah
tajw³d dan
makhrajul
huruf
4.2.1. 2.
membiasakan
membaca Q.S. Al-
Isra‟ (17) : 32, dan
Q.S. An-Nur (24) : 2
sesuai dengan kaidah
tajwid dan makhrajul
huruf
1.2 Peserta didik
mampu
membaca Q.S.
An-Nur (24) :
2 sesuai kaidah
tajwid dan
makhrajul
huruf
Bacalah Q.S. An-Nur
(24) : 2 sesuai dengan
kaidah tajwid dan
makhrajul huruf
PedomanPenskoran :
Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil rerata dari nilai optimal (nilai
tertinggi yang dicapai dari 3 IPK)
Rubrik Penilaian Keterampilan :
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas : X
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Semester : 1
Kompetensi Dasar : Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai
dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf Teknis Penilaian :
1.Tajwid (skore 25)
2. Kelancaran (skore 25)
3. Artinya (skore 25)
4. Isi kandungan (skore 25)
Rubric penilaian
5. Tajwid
Jika peserta didik dapat menyebutkan lebih dari 5 contoh hukum tadwid
Q.S. An-Nur (24) : 2, skor 25.
Jika peserta didik dapat menyebutkan 4 contoh hukum tadwid pada Q.S.
An-Nur (24) : 2 skor 20
Jika peserta didik dapat menyebutkan 3 contoh hukum tadwid pada Q.S.
An-Nur (24) : 2 skor 15.
Jika peserta didik dapat menyebutkan 1 contoh hukum tadwid Q.S. An-
159
Nur (24) : 2, skor 5.
6. Kelancaran
Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar dan
tartil, skor 25
Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar
dan kurang tartil, skor 15.
Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 kurang lancar
dan kurang tartil, skor 5.
7. Arti
Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar
dan sempurna, skor 25.
Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar
dan kurang sempurna, skor 15.
Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan tidak
benar, skor 5.
8. Isi kandungan ayat
Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2
dengan benar dan sempurna, skor 25.
Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2
dengan benar dan kurang sempurna, skor 15.
Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2
dengan tidak benar, skor 5
c. Penilaian Keterampilan 2 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas : X
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Semester : 1
Kompetensi Dasar : Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai
dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf Teknis Penilaian :
1. Tajwid (skore 25)
2. Kelancaran (skore 25)
3. Artinya (skore 25)
4. Isi kandungan (skore 25)
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Soal Soal/Tugas
4.6 Membaca
Q.S. al-
Isrā‟/17:23,
4.2.1.1. menyalin
bacaan Q.S. Al-Isra‟
(17) : 32, dan Q.S.
4.2.1.1.Peserta didik
mampu menyalin
bacaan Q.S. Al-Isra‟
Salinlah Q.S. An-Nur
(24) : 2
Pedoman penskoran :
(Jumlah skore yang diperoleh/Jumlah skor maksimal)x100%
160
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Soal Soal/Tugas
dan Q.S.
an-Nµr/24:2
sesuai
dengan
kaidah
tajw³d dan
makhrajul
huruf
An-Nur (24) : 2 sesuai
dengan kaidah tajwid
dan makhrajul huruf
(17) : 32, dan Q.S.
An-Nur (24) : 2
sesuai dengan
kaidah tajwid dan
makhrajul huruf
PedomanPenskoran :
Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil rerata dari nilai optimal (nilai
tertinggi yang dicapai dari 3 IPK)
Rubrik Penilaian Keterampilan :
Aspek dan rubrik penilaian:
3. Sesuai Kaidah Penulisan
d. Jika peserta didik dapat menulis sesuai dengan
kaidah penulisan, skor 100.
e. Jika peserta didik dapat menulis sesuai dengan
kaidah penulisan tetapi kurang baik, skor 85
f. Jika peserta didik menulis tidak sesuai dengan
kaidah penulisan skor 75
4. Kerapian Penulisan
d. Jika peserta didik dapat m e n u l i s sangat
rapi, skor 100.
e. Jika peserta didik dapat m e n u l i s rapi,
skor 85.
f. Jika peserta didik dapat menulis kurang
rapi, skor 75
Pedoman penskoran :
Jika skor rata-rata 86 – 100 = Sangat terampil (A)
Jika skor rata-rata 75 – 85 = Terampil (B)
Jika skor rata-rata kurang dari 75 = Kurang Terampil (C)
161
Verifikator Bawen , 30 Oktober 2015
Kepala Sekolah Waka Kurikulum Guru Mata Pelajaran
Jumeri, STP, M.Si
NIP: 196305101985031019
Nana Mulyana, SP.,M.Si.
NIP: 196906011992031012
Ahmad Samsi, S.Pd.I
NIP.
162
Verbatime Wawancara 1
Wakil Kepala Sekolah
Nama : Nining Setyowati, M.Pd (NS)
Jabatan : Koordinasi Ketenagaan
Tempat Wawancara : Ruang Kesiswaan
Hari/Tanggal : Rabu/04 November 2015
Waktu : 12.53 WIB
No. Pertanyaan Jawaban Kode
1. Karakter apa saja
yang harus dimiliki
peserta didik dalam
Kurikulum 2013 ini?
Secara umum yang harus dimiliki, yang
pertama tertib, jujur, disiplin, tanggung jawab
itu terutama. Yang diutamakan kejujuran,
ketertiban, kedisiplinan dan tanggung jawab.
Itu hampir semua mapel wajib mempunyai
sikap itu, kalau yang lain-lain tergantung
mapel yang lain.
Nilai-nilai
karakter
2. Bagaimana cara Ibu
mengevaluasi
pelaksanaan guru
berdasarkan
Kurikulum 2013?
Setiap semester kita kan ada melihat
semesternya gitu, kita stor nilai ke
kurikulum. Dari situ akan terlihat siapa guru
yang belum mengumpulkan nilai-nilai mid
semester itu atau nilai harian itukan sudah
ada bendahara nilai dari kurikulum. Dari situ
akan terlihat siapa guru yang berhasil dan
kurang berhasil dalam mengajar dan memberi
materi kepada murid-muridnya.
Mengevaluasi
3. Kebijakan apa yang
dilakukan oleh
sekolah untuk
mengembangkan
sikap (jujur, disiplin
dan tanggung jawab)
peserta didik
khususnya pada mata
pelajaran PAI?
Kebijakan kita misalnya itu, contoh ada di
koprasi. Kitakan punya koprasikan, nah
disitukan penjaganya terbatas cuma satu
orang. Anak mengambil barang sendiri terus
kan disini muridnya banyak 1800an, kalau
penjualnya suruh mengingat-ingat kemablian
para siswa disini kan nggak mungkin.
Kemudian kita menanamkan rasa rasa
percaya pada anak-anak dengan harapan
anak-anak dikasih kepercayaan dia bisa
bersikap jujur itu salah satunya.
Yang ke-2, dari pihak kesiswaan itu sudah
membuatkan kartu kendali, dan kartu kendali
itu dipegang oleh piket kelas. Di dalam kartu
kendali itu ada kolom-kolom yang salah
Kebijakan
163
satunya jika terlambat masuk, tidak hadir dan
lain-lain.
Yang ke-3, mengenai tanggung jawab itu
contohnya guru memberikan tugas dan kita
kasih penilaian agar anak mau mengerjakan
tugas yang diberikan.
4. Apa saja sarana dan
prasarana yang
disediakan demi
menunjang
keberhasilan
pelaksanaan
Kurikulum 2013?
Sarana dan prasarana jelas, yang pertama IT
sangat berpengaruh, LCD, internet karena
disini kan pembelajarannya istilahnya
menggunakan pendekatan scientific (berfikir
ilmiah) untuk berfikir ilmiah kan anak-anak
butuh sarana dan salah satunya adalah
internet. Jadi guru bukan satu-satunya
sumber ilmu, jadi dia bebas mencari sumber
lain seperti buku, disediakan di perpus. Terus
semua anak pegang 1 buku 1 mapel jadi
kalau ada 17 mapel maka masing-masing
anak itu punya 17 buku. Yang ke-2 internet,
kalau mau mencari materi di internet. Kan
disini menekankan 5M (mengamati,
menanya, menganalisa, mencoba dan
mengkonfirmasi).
Sarana dan
prasarana
5. Apa saja kendala
yang dihadapi dalam
pelaksanaan
Kurikulum 2013
khususnya pada mata
pelajaran PAI?
Kendalanya disini adalah anak, anak
sekarang kan cenderung malas, sedangkan
Kurtilas sendiri menuntut agar anak itu
kreatif dan inovatif. Sulitnya disitu untuk
mengembangkan mereka, untuk
menumbuhkan rasa ingin tau.
Penghambat
6. Lalu solusi apa yang
ditempuh dalam
menghadapi kendala
penerapan Kurikulum
2013 ini?
Guru harus kreatif, istilahnya kita harus cari
bagaimana caranya? Itu memang menjadi PR
buat kita. Bagaimana kita harus memotivasi
anak tersebut agar dia mau, istilahnya kita
kan guru tidak ada yang duduk manis, akan
tetapi kita harus keliling dengan cara
pendekatan. Individu didekati, dikasih
motivasi dan seterusnya. Misalkan dikasih
motivasi kalau kamu tidak mau baca otomatis
kamu akan ketinggalan dengan temanmu.
Solusi
164
Verbatime Wawancara 2
Waka Kurikulum
Nama : Nana Mulyana, S.Pd. M.Si (NM)
Jabatan : Waka Kurikulum
Tempat Wawancara : Ruang Kurikulum
Hari/Tanggal : Kamis/05 November 2015
Waktu : 14.02 WIB
No. Pertanyaan Jawaban Kode
1. Karakter apa saja yang
harus dimiliki peserta
didik dalam
Kurikulum 2013 ini?
Ya jadi karakter atau sikap sebenarnya itu
kembarannya ya. Hanya gini dalam kurtilas
itu dalam keseharian kita, kita secara khusus
tidak mengajarkan nilai-nilai sikap atau
karakter tersebut karena tertanamnya sikap
yang positif, karakter yang baik itu bukan
karena proses yang diajarkan secara
langsung. Itu merupakan efek atau norturon
efek. Misalnya, ketika sedang tes, kita
memberikan tempat duduk yang renggang
kemudian diawasi dengan baik tidak dengan
kejam tapi dengan baik dengan proporsional
sesungguhnya kita sedang menanamkan
sikap jujur, seperti itu. Jadi apapun karakter
itu ditanamkan atau dipelajari secar atidak
langsung bukan „Hey yang sopan‟ bukan
‟Hey yang santun‟ bukan „Yang kreatif‟
bukan „Yang penuh inisiatif‟ bukan. Tetapi
bahwa kita ciptakan sebuah sikon sehingga
lahirlah sikap-sikap itu.
Nilai-nilai
karakter
2. Bagaimana cara Bapak
mengevaluasi
pelaksanaan guru
berdasarkan
Kurikulum 2013?
Kita dari awal dulu, kita ada foam penilaian
RPP. Foam pada RPP untuk mengoreksi
antar teman, jadi kita mengkoreksi antar
teman, kurang ini, kurang ini. Saya sendiri
dari perencanaan pembelajaran satu persatu
guru saya bimbing, di samping kolektif lalu
mereka membuat RPP lalu konsultasi di sini
satu persatu, perkata, urutan linieritasnya
seperti sistematika menyusun skripsi,
Mengevaluasi
165
seperti itu.
Yang ke-2 dalam pembelajaran ada
namanya IPKG (Instrumen Penilaian
Kegiatan Guru) itu tiap mapel beda-beda,
itu saat proses pembelajaran sedangakan
setelah pembelajaran ada lagi, kadang
secara spontan saya berkunjung dari kelas
ke kelas bertanya kepada siswa mengenai
bagaimana guru tadi mengajar.
Selain program itu, kami juga ada program
Hearing Sharing yang berisi catatan dari
putra putri kita ynag mengeluh atau yang
mengajukan usulan. Masukan itu saya
pelajari dan saya sampaikan secara tidak
langsung, lewat sindiriran di apel. Setiap
pagi kita selalu ada apel pagi jam 06.45-
07.00 untuk guru dan murid, namun antara
guru dan muridsendiri-sendiri tidak jadi
satu. Materi yang disampaikan terkait
dengan evaluasi program pembelajaran saya
sampaikan.
3. Kebijakan apa yang
dilakukan oleh sekolah
untuk
mengembangkan sikap
(jujur, disiplin dan
tanggung jawab)
peserta didik
khususnya pada mata
pelajaran PAI?
Kita dalam pembelajaran praktek terutama
diantaranya adalah pembelajaran yang
menekankan agar kegiatan-kegiatan praktek
dilakukan secara individual sangat berbeda
dengan kelompok. Ketika individu anak-
anak berusaha menyelesaikan tugas-
tugasnya dengan baik dan bagus hasilnya
secara individu dijawab secara mandiri kan
gitu. Berbeda dengan kelompok yang
kadang-kadang saling mengandalkan
kepada pekerjaan temannya.
Yang ke-2, dalam penilaian saya
mendorong teman-teman untuk mencoba
melakukan penilaian antar teman sejawat.
Yang ke-3, kita di sini ada program
namanya sekolah menjual. Program sekolah
menjual sesungguhnya untuk mendidik
kewirausahaannya anak-anak, jiwa
Enterpreneshipnya anak akan terbangun
karena sikap karakter yang baik.
Kebijakan
4. Apa saja sarana dan
prasarana yang
disediakan demi
Berkaitan itu secara khusus di setiap kelas
kita sekarang sudah memasang LCD agar
terjamin bahwa pembelajaran bisa
Sarana dan
prasarana
166
menunjang
keberhasilan
pelaksanaan
Kurikulum 2013?
interaktif. Yang ke-2 kita memberikan
kebebasan kepada guru tentang sarana ini,
jadi kursi bisa melingkar, kursi bisa
berhadap-hadapan atau kursi bisa berbentuk
U, itu semua dibebaskan. Namun resikonya
dari sarana tadi adalah akan cepat rusak
barang-barang itu karena dipindah-
pindahkan dan di angkat junjung. Namun
saat liburan dimulai, seketika itu pengerjaan
dimulai dari pengecetan, pemakuan dan
macam-macamnya. Itu bentuk dari
dukungan sarana yang bersifat perawatan.
Yang ke-3, kita juga mengadakan internet
untuk menjamin bahwa akses data bisa
dilakukan oleh anak setiap saat. Dan yang
terakhir adalah kita menyiapkan
perpustakaan digital yang hanya ada di sini
di Kab. Semarang. Jadi kita mempunyai 2
perpustakaan, konvensional dan digital.
5. Apa saja kendala yang
dihadapi dalam
pelaksanaan
Kurikulum 2013
khususnya pada mata
pelajaran PAI?
Kalau awal-awal sih karena mungkin
pemahamannya masih kurang sehingga
masih merasa keberatan dengan pengolahan
nilai, penilaian di mana-mana menjadi
keluhan. Kendalanya adalah ketika nilai
harus jadi dan repoting dalam arti nilai
harus masuk ke sistem raport, dicetak dan
ternyata masih ada nilai yang di bawah
KKN, nah itu nanti harus dicetak ulang
raport itu. Itu jadi harus kerja 2x walaupun
tidak semua anak tapi itu kerjaan yang
menyita waktu. Kendala yang ke-2 adalah
ketika ada guru yang abai terhadap
kriteria/KKN, abai dengan itu maka
menjadi pekerjaan ganda. Kenapa ganda?
Karena raport harus dicetak kembali sendiri
bukan tulis tangan karena diskripsinya
panjang-panjang itu kendala yang kita
hadapi selama ini. Ketika terjadi
pengolahan nilai menjadi sangat berat ya
gurunya, ya kurikulumnya dalam penilaian,
tetapi dalm kesiapan guru sudah baik,
bahkan sangat baik saat ini tidak pernah
mengeluh lagi karena sudah mapan guru-
guru itu. Kendala yang paling kita rasakan
adalah berubahnya regulasi dari pemerintah
Penghambat
167
setiap saat. Contohnya tentang
pembelajaran ada 81a tiba-tiba menjadi
banyak, kemudian dari Permendikbud 66
tentang penilaian berubah menjadi 104,
tentang pembelajaran menjadi 103. Dan
dengar lagi ini katanya tahun 2015 ini mau
keluar lagi peraturan baru Permendikbud,
nilai akan kembali dari 104 menjadi 1-100
lagi. Itukan luar biasa, pekerjaan yang tidak
mudah merubah sistem dan mengembalikan
pemahaman guru padahal guru sudah mulai
mapan, sudah enjoy. Yang ke-2 masih
regulasi yang sering datang terlambat, kalau
kita tidak hunting tidak dapat, ya kebetulan
saat kita download internet ada peraturan
baru. Bayangkan sudah berlangsung sekian
bulan regulasi baru, baru diakses.
6. Lalu solusi apa yang
ditempuh dalam
menghadapi kendala
penerapan Kurikulum
2013 ini?
Kalau dari kurikulum, selama ini saya selalu
mengadakan khusus IHT menjelang proses.
Misalnya ini besok ada semesteran. Ini
semesteran, ini perapotan, disela-sela ini
setelah tes selesai saya selalu mengadakan
IHT 1-3hari untuk memastikan ada refresh
pengetahuan, review pemahaman di guru-
guru supaya tidak keliru dan membangun
semangat semacam recash. Mungkin itu yan
selama ini kami lakukan jadi ada IHT
diantara tes dan penilaian, itu yang
dilakukan yang sifatnya rutin yang lain-lain
sifatnya spontan, jika ada masalah muncul
seketika itu masalah akan kita tangani
karena pembagian raport tidak bisa ditunda.
Kita harus rajin-rajin aja gitu. Rajin SMS
kesana kemari, tanya-tanya dan hunting di
internet jika ada regulasi yang baru.
Solusi
168
Verbatime Wawancara 3
Guru PAI
Nama : Ahmad Samsi, S.Pd (AS)
Jabatan : Guru PAI Kelas X
Tempat Wawancara : Ruang Kelas
Hari/Tanggal : Kamis/05 November 2015
Waktu : 10.07 WIB
No. Pertanyaan Jawaban Kode
1.
a. Bagaimana
penerapan
Kurikulum 2013
dalam mata
pelajaran PAI?
Sebenernya kalau penerapannya ya, secara
tidak langsung kurikulum PAI itu juga
Kurikulum 2013 itu sendiri. Hanya kalau
sekarang sudah dilibatkansemuanya, secara
yuridis itu sudah mulai diterapkan, tapi
sebenernya Kurikulum 2013 itu kurikulum
PAI sendiri, karena sebenernya
penilaiannyakan cukup kompleks kalau di K-
13 ini berbeda dengan kurikulum 2006. Tapi
saya pikir esensinya sama, hakekat
pembelajaran PAI dengan K-13 itu sama
hanya saja dalam K-13 secara legalitas
sebenernya tanggung jawab terhadap nilai-
nilai moral kemudian nilai-nilai sikap
terutama itu. Tidak menjadi image PAI saja
tetapi mapel yang lain juga sudah mengikuti
nilai-nilai itu sendiri secara ringan selama
tanggung jawab lebih enaknya dengan K-13
ini terutama PAI.
Kurikulum
2013 dalam
PAI
b. Apa saja persiapan
Bapak/Ibu sebelum
pembelajaran
berlangsung?
Sebelum memulai pelajaran jelas kita
mempersiapkan materi itu sudah jelas,
terutama materi pokok apa yang akan
dipelajari. Disamping menyiapkan RPP
sebelum memulai itu sudah biasa ya. Hanya
persiapannya itu kita sebagai guru juga harus
bisa menguasai materi yang akan diajarkan
kepada peserta didik. Jadi, sebelum mengajar
juga harus baca-baca buku dulu biar kalau
ada yang bertanya kita bisa menjawabnya
dengan baik.
Persiapan
169
c. Pendekatan apa saja
yang Bapak/Ibu
gunakan dalam
pembelajaran PAI?
Kalau kita memakai pendekatannya, apa ya?
Saya lupa, disini juga sudah ada semuanya.
Pendekatannya Scientific ya, pendekatannya
Scientific itu, kemudian kita mengumpulkan
materi terus kalau modelnya karena kita
kelas X. Jadi pakai Discovery Learning
kemudian penilaiannya latihan.
Pendekatan
d. Dari mana saja
sumber belajar yang
akan diajarkan
dalam mata
pelajaran PAI?
Sumber belajar sendiri kita dari buku
panduan tetap kita pakai yang dari
pemerintah untuk kurtilas itu, itu ynag
utama. Di samping itu juga biasa, IAIN
hadist, kemudian buku-buku yang terkait
dengan materi PAI.
Sumber
e. Bahan atau alat ajar
apa saja yang
digunakan untuk
pembelajaran PAI?
Kita sampai sekarang macem-macem ya, tapi
secara umum kita memakai LCD karena
memang kita sudah disiapkan tiap ruangan
ya bagio yang moving maupun yang sudah
permanen.
Media
f. Bagaimana Bapak
mengevaluasi
peserta didik setelah
selesai
pembelajaran?
Setelah selesai pembelajaran biasanya saya
memberikan soal yang harus dikerjakan oleh
murid-murid. Saya kasih waktu berapa menit
untuk mengerjakannya. Namun disini saya
membolehkan murid untuk membuka buku
catatan masing-masing. Dengan itu kan saya
bisa tau mana murid yang selalu
memperhatikan dan tidak.
Evaluasi
g. Bagaimana Bapak
mengevaluasi
peserta didik setelah
selesai
pembelajaran terkait
karakter jujur,
disiplin dan
tanggung jawab?
Kalau yang pertama dari karakter jujur, kita
ulangan mbak. Contohnya kita melakukan
ulangannya, lewat ulangan itu materinya
sama, soalnya sama, duduknya juga sama.
Tapi disitu anak dikasih kesempatan untuk
menyelesaikan.
Kalau disiplin itu kita memang sepakat buat
kontrak belajar mbak. Karena kita kelasnya
moving class, anak-anak pindah kesana-sini
kan susah kalau untuk on time jam segini.
Jadi nanti minimal telat berapa menit karena
setiap kelas beda-beda mbak, ada yang 15
menit, ada yang 5 menit, yang 10 menit juga
Evaluasi
170
ada tergantung lokasi dan jam pelajaran
sebelumnya.
Tanggung jawab, biasanya dikasih tugas
rumah mbak, misalnya dirumah belajar
kelompok. Tanggung jawab penilaiannya
seperti itu kalau tidak biasanya anak sebelum
pelajaran shalat Dhuha dulu tapi tergantung
dengansikon dulu. Siapa yang bertanggung
jawab untuk mengabsen shalat Dhuha, atau
siapa yang nggak sholat.
h. Apa saja kendala
yang dihadapi
dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013
khususnya pada
mata pelajaran PAI?
Kendala secara umum adalah ITnya, kalau
kelas X kan anak masih belajar jadi
kendalanya di situ. Yang ke-2, anak belum
terbiasa dengan sistem pembelajaran Kurtilas
jadi kita tidak bisa murni Kurtilas dalam
penilaiannya, karena anak masih tahap
transisi dari SMP-SMA.
Penghambat
i. Lalu solusi apa yang
ditempuh dalam
menghadapi kendala
penerapan
Kurikulum 2013
ini?
Solusinya ya tetap penilaian itu tetap
berjalan hanya saja kita setiap kali selesai
KD, kita akan revisi. Misalkan pada RPP
yang pertama ada kekurangan penilaiannya,
misalkan keteranpilanya presentasi, jika
penilaian item tentang presentasi kurang
cocok karena cukup berat. Tapi konsep item
dasarnya tetap dijalankan, misalnya saya
ingin menilai tentang keterampilan anak
dalam membaca al-Qur‟an, memang
disitukan kalau di dalam penilaian untuk
keterampilan prakteknya ada 4 item, yaitu:
mulai dari mengidentifikasi bacaan tajwid,
kemudian juga kelancaran membaca,
kemudian terjemahannya dan yang terakhir
adalah isi kandungannya. Kemudian disetiap
4 elemen itu akan ada sub item lagi dan ada
skoring di situlah ketika di RPP sudah ada
kita pakainya itu. Jadi penilaiannya bertahap-
tahap agar bisa sesuai dengan penilaian
Kurtilas.
Solusi
171
Nama : Siti Fatimah, S.Ag (SF)
Jabatan : Guru PAI Kelas XI-XII
Tempat Wawancara : Ruang Guru
Hari/Tanggal : Rabu/04 November 2015
Waktu : 11.45 WIB
No. Pertanyaan Jawaban Kode
2. a. Bagaimana
penerapan
Kurikulum 2013
dalam mata
pelajaran PAI?
Oh.. sangat baik sekali, kita menyambutnya
baik. Kenapa baik? Di kurtilas inikan PAI
jadi 3 jam, dari 2 jam itu menjadi 3 jam itu
ya sangat menyenangkan bagi pelajaran PAI
ya. Jadi terasa sekali.
Kurikulum
2013 dalam
PAI
b. Apa saja persiapan
Bapak/Ibu sebelum
pembelajaran
berlangsung?
Yang jelas tupoksi guru itukan ada 5 ya,
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi,
menganalisis dan tindak lanjut. Jadi sebelum
saya mengajar itu, kita buat RPP dulu karena
guru itu wajib buat RPP bahkan kalau sini
tidak membuat RPP itu ada sanksinya dari
Bapak kepala sekolah. Mungkin di P3 tidak
ditanda tangani, ada keperluan apa Bapak
kepala sekolah tidak mengabulkan karena itu
termasuk tupoksi (tugas pokok dan fungsi)
guru, jadi semua punya RPP yang kayak
gini, ini ni RPP. RPP kan isinya macem-
macem, merencanakan namanya. RPP itu
tidak persis dengan pelaksanaan kan
namanya rencana. Oh, rencana saya seperti
ini tapi pelaksanaannya kog seperti ini kan
bisa saja, tergantung sikon.
Persiapan
c. Pendekatan apa saja
yang Bapak/Ibu
gunakan dalam
pembelajaran PAI?
Dalam Kurtilas ini, saya memakai metode
scientifif approach ya mbak sesuai dengan
apa yang disampaikan oleh pemerintah.
Kajian yang bersikap ilmiah, yang
mengaruskan dan menuntut siswa untuk aktif
jika tidak mau ketinggalan dengan temannya.
Pendekatan
d. Dari mana saja
sumber belajar yang
Ada dari buku, ada dari LKS kadang saya itu
sok dengerin kajian di TV kemudian ikut
kajian-kajian di luar, kemudian kalau kita
Sumber
172
akan diajarkan
dalam mata
pelajaran PAI?
kan peganggannya Qur‟an hadist. Ya sebisa
mungkin kita luangkan waktu walau hanya 2
ayat setiap hari kita kaji hadist-hadist,
bahkan kalau kita ditanya sudah hafal berapa
hadist buk? Dan saya juga cari di internet
kalau kita diburu pertanyaan anak macem-
macem ya jadi kita harus menyiapkan bahwa
saya harus bisa. Setiap saya nganggur saya
buka internet, ataupun youtube lewat apapun.
e. Bahan atau alat ajar
apa saja yang
digunakan untuk
pembelajaran PAI?
Bahan dan alat yang digunakan tergantung
dengan materinya mbak, tadikan kelas XII
materi jenazah jadi saya menggunakan media
boneka untuk mempermudah siswa dalam
memahami materi yang saya ajarkan. Kalau
kita pakai alat peragakan lebih mudah
memahaminya dibandingkan dengan
memakai video ataupun gambar-gambar.
Media
f. Bagaimana Bapak
mengevaluasi
peserta didik setelah
selesai
pembelajaran terkait
karakter jujur,
disiplin dan
tanggung jawab?
Kejujuran ini contohnya, ini saya suruh
siswa untuk nulis sendiri tentang buku
shalat, dan nilai sendiri. Saya hanya
menyampaikan kalau mau jujur jangan
bohong tapi ketika kalian mau bohong,
bohong aja sekalian. Ini yang nilai siswa
sendiri, yang nulis siswa sendiri. Saya
tinggal masukan ke daftar nilai saya saja.
Disiplin anak, misalnya ketika Dzuhur gini
to, ini ada guru di sana. Kemudian
mengamati siapa aja yang shalat.
Tanggung jawab terhadap permasalahan
macem-macem ya. Anak itukan kita beri
tanggung jawab untuk misalnya mengerjakan
PR, mengerjakan atau ulangan dia harus
tanggung jawab terhadap dirinya sendiri jadi
dia tidak usah ke yang lainnya. Itu mungkin
ada kaitannnya tanggung jawab itu, ke jujur
juga bisa. Jadi begitu.
Evaluasi
g. Apa saja kendala
yang dihadapi
dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013
khususnya pada
mata pelajaran PAI?
Kendalanya itu adalah anak, karena yang
sekolah di SMK ini memiliki latar belakang
yang berbeda-beda, mulai dari IQ yang
rendah-tinggi ada karena memang sekolah
ini kan dipersiapkan siap utuk berkerja
berbeda dengan SMA/MA yang dipersiapkan
untuk kuliah. Kemudian dari keluarga yang
Penghambat
173
harmonis sampai yang broken home juga
ada, dan terakhir adalah dari segi
perekonomiannya.
h. Lalu solusi apa yang
ditempuh dalam
menghadapi kendala
penerapan
Kurikulum 2013
ini?
Memotivasi anak itu dengan pencerahan
sebelum belajar, dan sabar. Rasul saja
dakwah dilempari batu, di caci maki tetap
sabar. Masak kita hanya karena anak-anak
tidak menurut dengan kita sudah jengkel dan
marah-marah. Kalau mau anak itu menurut
dan patuh serta jadi anak yang baik kita
harus sabar. Selain sabar kita juga harus
dekat dan baik dengan anak supaya mereka
mau mendengardan mematuhi apa yang
diperintahkan kepada mereka.
Solusi
174
Verbatime Wawancara 4
Peserta Didik
Nama : Musfiroh (M)
Jabatan : Siswa Kelas X-JB
Tempat Wawancara : Di depan kelas
Hari/Tanggal : Selasa/03 November 2015
Waktu : 12.00 WIB
No. Pertanyaan Jawaban Kode
1.
a. Apa yang kamu
ketahui tentang
Kurikulum 2013?
Dalam Kurikulum 2013 diusahakan lebih
aktif gitu kan, gurunya hanya menjadi
motivator aja. Nantikan dikasih kita dikasih
tugas dan kita nyari sendiri gitu. Selain itu
Kurikulum 2013 kita yang aktif beda kalau
kurikulum yang lamakan kita Cuma dengerin
guru yang bicara gitu. Jadi menurut saya
sangat menyenangkan.
Kurikulum
2013
b. Apakah setelah
penerapan
Kurikulum 2013 ini
ada perubahan
sikap/karakter jujur,
disiplin dan
tanggung jawab
pada diri kamu?
Menurut saya pribadi ya mbak, setelah
penerapan Kurikulum 2013 ini saya lebih
disiplin dibandingkan saat SMP dulu. Karena
disini itu mempunyai peraturan kalau siswa
berangkat jam 06.45 sudah sampai di sekolah
karena tiap pagi selalu ada apel pagi jadi mau
nggak mau kita harus berangkat pagi dari
rumah agar tidak telat dan mendapat
hukuman. Selain itu ya mbak, kalau kita
memakai seragam sekolah diwajibkan untuk
memakai sepatu pantofel walaupun itu saat
class meeting mbak. Padahalkan itu tidak jam
pelajaran seperti biasanya, jadi saat aku dan
teman-teman tidak mau memakai sepatu
fantofel kita harus memakai seragam olahraga
biar tidak dapat hukuman mbak.
Karakter
175
Nama : Ety Kusniawati (EK)
Jabatan : Siswa Kelas X-ATR
Tempat Wawancara : Di depan kelas
Hari/Tanggal : Rabu/04 November 2015
Waktu : 12.00 WIB
No. Pertanyaan Jawaban Kode
2.
a. Apa yang kamu
ketahui tentang
Kurikulum 2013?
Kurikulum 2013 sebenarnya menyenangkan
tapi bisa jadi tidak menyenangkan karena
agak tidak mudeng sama pelajarannya. Tidak
mudengnya itu kalau dikasih soal langsung
suruh ngerjain terus kitakan belum tau gitu
jadinya ya kalau nilainya jelek ya gimana gitu
rasanya.
Kurikulum
2013
b. Apakah setelah
penerapan
Kurikulum 2013 ini
ada perubahan
sikap/karakter jujur,
disiplin dan
tanggung jawab
pada diri kamu?
Gimana ya mbak, kalau sikap jujur dan
tanggung jawab sih sedikit berubah ya. Ya
walaupun saat di dalam kelas aku jarang
bertanya karena sedikit malu hee..hee dan
kalau disuruh ngumpulin tugas tepat waktu
agak molor-molor dikit lah mbak, kan nggak
enak kalau teman kita belum jadi tapi kita
ngumpulin tugas duluan. Walaupun gitu tapi
setidaknya saya tetap bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan kepada saya mbak.
Karakter
176
Nama : Hani Handayani (HH)
Jabatan : Siswa Kelas XI-AP
Tempat Wawancara : Di depan kelas
Hari/Tanggal : Selasa/03 November 2015
Waktu : 12.30 WIB
No. Pertanyaan Jawaban Kode
3.
a. Apa yang kamu
ketahui tentang
Kurikulum 2013?
Kurikulum baru yang sistemnya guru hanya
pasif, tidak boleh menjelaskan secara panjang
lebar. Murid harus aktif mencari materinya
sendiri dan guru hanya penyempurna jawaban
dari muridnya.
Kurikulum
2013
b. Apakah setelah
penerapan
Kurikulum 2013 ini
ada perubahan
sikap/karakter jujur,
disiplin dan
tanggung jawab
pada diri kamu?
Setiap guru memberi tugas, entah itu tugas
individu ataupun kelompok saya selalu
berusaha mengerjakannya. Ya walaupun saat
dikasih PR tidak semuanya saya bisa
mengerjakannya sih mbak, kan kadang-
kadangkan ada yang sulit banget mbak dan
kadang saat sampai dikelas saya mencontoh
punya temen saya yang sudah jadi jika punya
saya belum saya kerjakan. dan saat
pengumpulan tugas itu tidak pernah tepat
waktu dari waktu yang telah di tetapkan, kan
kasian mbak jika teman kita da yang belum
mrengerjakan jadi kita membantu dulu baru
kemudian dikumpulkan sama-sama.
Karakter
177
Nama : Wahyu Choirul „Ulyati (WCU)
Jabatan : Siswa Kelas XII-APT
Tempat Wawancara : Di depan kelas
Hari/Tanggal : Selasa/03 November 2015
Waktu : 12.45 WIB
No. Pertanyaan Jawaban Kode
4. a. Apa yang kamu
ketahui tentang
Kurikulum 2013?
Kurikulum yang bikin siswa kreatif
menurutku mbak, soalnya aku cocok dengan
kurikulum itu. Lebih menyenangkan karena
pelajaran mudah dipahami dari kerja
kelompok dan praktek yang dilakukan lebih
banyak. Jadi mudah dan menyenangkan.
Kurikulum
2013
b. Apakah setelah
penerapan
Kurikulum 2013 ini
ada perubahan
sikap/karakter jujur,
disiplin dan
tanggung jawab
pada diri kamu?
Menurut saya ya mbak, setelah penerapan
Kurtilas ini siswa dituntut untuk bersikap
aktif. Jadi saya juga harus menyesuaikannya
mbak agar tidak ketinggalan dengan teman-
teman. Apalagi kalau kita selalu bertanya di
kelas entah itu saat diskusi kelompok atau
tidak, bisa menambah point sendiri bagi saya
mbak. Dan saat dikasih PR oleh guru saya
selalu mengerjakan tugas tersebut dengan
baik.
Karakter
178
179
180
181
182