Iklan Lifebuoy Dan Mencuci Tangan
description
Transcript of Iklan Lifebuoy Dan Mencuci Tangan
PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT INDONESIA
DALAM MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN
KARENA PENGARUH TERPAAN IKLAN LIFEBUOY
(VERSI MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN)
Oleh : Astri Hidayati
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk komunikasi yang dijumpai dalam media massa adalah iklan. Iklan
merupakan struktur dan komposisi informasi yang bertujuan untuk mempersuasi atau mempengaruhi
audiens tentang produk, jasa atau ide-ide tertentu melalui media. Iklan berupa komunikasi
nonpersonal dan biasanya dibiayai oleh sponsor tertentu yang memiliki kepentingan terhadap
produk, jasa atau ide-ide yang terdapat dalam sebuah iklan.
Tujuan dari iklan adalah mengkomunikasikan informasi untuk mencapai audiens dalam
jangka waktu tertentu. Terdapat 4 (empat) tujuan iklan, yaitu :
1. Trial
Tujuan mencoba dimaksudkan untuk merangkul pelanggan membuat catatan tentang
produk baru. Harapannya sederhana yaitu tanpa memaksa pelanggan untuk mencoba
sutau produk baru, maka tidak akan ada pertambahan pembeli.
Contohnya adalah pembagian suatu produk secara gratis yang sering dilakukan di mall-
mall.
2. Kontinuitas
Iklan bertujuan untuk mempertahankan keberadaan produk tertentu dan memelihara
loyalitas konsumen.
3. Brand Switching
1
Iklan bertujuan untuk mencegah konsumen beralih menggunakan produk dari kompetitor
karena perusaan mengganti kemasan produk dengan tampilan baru.
4. Switchback
Tujuannya adalah untuk mengingatkan kembali konsumen yang pernah menggunakan
produk tertentu di masa lalu untuk kembali memakai produk tersebut.
Selain keempat tujuan di atas, tujuan iklan dari sisi praktis adalah untuk mengirimkan
informasi, mempersuasi konsumen dan mengingatkan audiens.
Inform
ADVERTISING
GOAL
Persuasive Remind
Mengirimkan Informasi, produsen memanfaatkan iklan untuk memberikan informasi
kepada khalayak tentang suatu produk yang baru pertama kali diluncurkan. Pada iklan non
komersial, tujuan memberikan informasi kepada khalayak adalah untuk memberikan informasi
tentang suatu ide atau konsep tertentu yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan khalayak.
Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasive, yaitu komunikasi yang
bertujuan untuk membujuk para penerima informasi untuk mengubah sikap atau persepsi mereka
sesuai yang dikehendaki oleh pemberi pesan. Bagaimana pemberi informasi berusaha agar penerima
informasi meninggalkan produk lama yang mereka gunakan atau meninggalkan kebiasaan lama
yang mereka lakukan selama ini.
2
Mengingatkan audiens tentang suatu produk atau kebiasaan yang mungkin sudah lama
mereka tinggalkan. Ataukan mengingatkan audiens untuk membeli produk yang sama dengan
kemasan yang baru, ataukan mengingatkan audiens untuk membeli produk pada saat yang tepat.
Prinsip pembuatan atau pemasangan iklan dijelaskan dalam model AIDA (Attention,
Interest, Desire, and Action). Bagaimana iklan dibuat atau dipasang untuk menarik perhatian
(attentions) pada audiens atau calon audiens. Setelah mendapatkan perhatian, diharapkan audiens
akan berminat (interest) untuk melihat iklan secara lebih lama. Tidak hanya sampai pada minat,
iklan diharapkan juga dapat membuat audiens tertarik (desire) terhadap isi iklan. Desire pada diri
audiens diharapkan akan menciptakan sebuah tindakan (action), dimana audiens akan membeli
produk dalam iklan ataukah melaksanakan sesuai dengan pesan yang terkandung dalam iklan.
Selain mempromosikan suatu produk, iklan seringkali digunakan sebagai media untuk
mengubah kebiasaan masyarakat. Perubahan tersebut biasanya perubahan yang positif. Artinya
merubah kebiasaan yang salah yang telah umum terjadi di masyarakat, untuk diubah menjadi sebuah
kebiasaan yang benar yang membawa dampak positif dalam masyarakat.
Banyak produk yang menggabungkan fungsi iklan sebagai alat pemasaran produk dan
fungsi iklan sebagai alat pengubah kebiasaan masyarakat. salah satu contoh iklan yang
menggabungkan fungsi iklan tersebut adalah produk sabun kesehatan Lifebuoy. Iklan Lifebouy
selain berusaha untuk memasarkan produk Lifebuoy sebagai sabun kesehatan juga
mengkampanyekan gerakan cuci tangan dengan sabun.
Selain memasang iklan di media massa, Lifebuoy juga melakukan offline activities yang
mendukung gerakan cuci tangan dengan sabun. Contohnya adalah menjadi sponsor bagi salah satu
program pemerintah dalam menggalakkan gerakan cuci tangan dengan sabun, bekerjasama dengan
sekolah-sekolah mengadakan acara gerakan cuci tangan dengan sabun di beberapa kota di Indonesia.
Selain itu, Unilever sebagai perusahaan yang memproduksi Lifebuoy juga
mengembangkan beberapa artikel yang berkaitan dengan cuci tangan dengan sabun, antara lain
3
artikel tentang manfaat cuci tangan dengan sabun, langkah-langkah mencuci tangan yang baik, dan
sebagainya (www.lifebuoy.co.id).
Sebagai produk sabun kesehatan keluarga, Lifebuoy sudah banyak dikenal oleh
masyarakat, karena itu produsen memanfaatkan momen gerakan mencuci tangan dengan sabun yang
digalakkan oleh pemerintah. Iklan Lifebuoy lebih digunakan sebagai alat untuk melakukan penetrasi
dalam masyarakat akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun. Penetrasi iklan Lifebuoy tersebut
diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak biasa menggunakan sabun
ketika mencuci tangan.
PEMBAHASAN
A. KEBIASAAN MASYARAKAT INDONESIA DALAM HAL MENCUCI TANGAN
Ritual mencuci tangan di dunia dipraktikan sebagai bagian dari budaya
maupun praktik keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci tangan Bahá'í,
dalam agama Yahudi dinamakan tevilah dan netilat yadayim. Praktek yang mirip adalah
ritual lavabo untuk agama Kristen, wudhu untuk agama Islam, dan Misogi di kuil
Shinto.
Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti rumah makan padang, rumah
makan sunda, atau warung-warung makan lainnya dimana mengonsumsi makanan
dirasakan lebih umum dengan menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti
sendok dan garpu), penjual kadang-kadang menyediakan wadah berupa mangkuk kecil
berisi air (sering juga disebut dengan kobokan) untuk mencuci tangan disertai dengan
irisan jeruk nipis untuk menghilangkan bau sesudah makan. (www.wikipedia.com)
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sebagaimana
masyarakat di Negara lain pada umumnya belum terbiasa mencuci tangan dengan
4
menggunakan sabun. Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan umumnya
hanya menggunakan air biasa tanpa sabun, bahkan pada masyarakat tertentu hanya
mencuci tangan menggunakan air yang tidak mengalir (air yang berada di ember, di
dalam gentong atau air kobokan).
Meskipun di dekat wastafel sudah disediakan sabun pencuci tangan, namun
masyarakat umumnya tidak menggunakan sabun tersebut sebagai alat mencuci tangan.
Masyarakat hanya menggunakan air dari kran wastafel untuk mencuci tangan.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun juga tidak biasa dilakukan oleh masyarakat
Indonesia ketika selesai dari buang hajat di kamar mandi.
Kebiasaan mencuci tangan dalam masyarakat Indonesia pada umumnya
tersebut juga dilakukan oleh para petugas medis. Meskipun para petugas medis paham
betul akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun, namun mereka jarang
mempraktekkannya. Bahkan ketika para petugas medis setelah melakukan operasi
terhadap pasien, mereka tidak mencuci tangan mereka dengan sabun.
Salah satu penyebab kesungkanan masyarakat Indonesia untuk mencuci
tangan dengan sabun adalah karena faktor malas dan dirasa merepotkan. Masyarakat
malas menggunakan wastafel dalam mencuci tangan karena letaknya yang jauh,
masyarakat malas menggunakan sabun saat mencuci tangan karena faktor lamanya
waktu yang dihabiskan jika harus mencuci tangan dengan sabun, merepotkan karena
harus beranjak dari tempatnya untuk menuju wastafel dan mencuci tangan mereka.
Masyarakat bahkan lebih memilih air kobokan yang disediakan oleh pihak restoran
daripada ke wastafel sendiri untuk mencuci tangan.
5
Selain itu, perilaku mencuci tangan tanpa sabun dalam masyarakat Indonesia
juga disebabkan oleh asumsi awam yang memandang bahwa “lebih baik mencuci
tangan dengan air panas daripada mencuci tangan dengan sabun”. Asumsi awam
tersebut merupakan asumsi yang salah, karena faktor hilangnya kuman dari tangan
bukan disebabkan oleh tinggi rendahnya temperature air namun disebabkan karena air
yang mengalir sehingga kuman di tangan terbawa oleh air yang mengalir.
Kebiasaan mencuci tangan tanpa sabun tanpa disadari merupakan penyebab
banyak penyakit yang diderita oleh manusia. Salah satu contoh penyakit akibat mencuci
tangan tanpa sabun adalah diare. Diare dapat menyerang masyarakat dari berbagai
kalangan termasuk anak-anak, dan merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian jika tidak ditangani dengan benar.
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit diare adalah mencuci
tangan dengan baik dan benar, yaitu mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Salah
satu studi membuktikan bahwa angka penyakit diare dapat diturunkan hingga 47%
dengan menggerakkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun.
Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan pemberian informasi kepada
masyarakat tentang pentingnya penggunaan sabun dalam mencuci tangan. Sehingga
dapat menurunkan angka penyakit yang disebabkan oleh kuman yang terbawa oleh
tangan.
B. GERAKAN PEMERINTAH MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN
Pada tahun 2007, Departemen Kesehatan mencanangkan program pemerintah
“Mencuci Tangan Dengan Sabun”. Gerakan tersebut merupakan salah satu bentuk
6
partisipasi pemerintah Indonesia dalam gerakan cuci tangan yang dicanangkan oleh
PBB. PBB menetapkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan Sedunia.
Gerakan tersebut dicanangkan karena mencuci tangan dengan sabun terbukti
efektif menekan angka kematian karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang
terbawa dalam tangan.
Aktivitas manusia banyak melibatkan tangan, sehingga tangan manusia
banyak bersentuhan dengan benda-benda lain yang mungkin benda itu adalah kotoran.
Tangan juga digunakan untuk bersalaman dengan orang lain, yang belum tentu tangan
mereka bersih. Kuman atau bakteri yang ada di benda-benda dan tangan orang lain
tersebut, secara otomatis akan berpindah ke tangan kita.
Tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun
kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk,
gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang,
ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi
saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada
orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan. (www.wikipedia.com).
Pemerintah bekerjasama dengan beberapa sponsor, salah satunya adalah
produk sabun kesehatan keluarga Lifebuoy mencanangkan program gerakan mencuci
tangan dengan sabun.
C. IKLAN LIFEBUOY GERAKAN CUCI TANGAN
7
Lifebuoy telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai produk sabun
kesehatan keluarga. Awalnya Lifebuoy hanya mengeluarkan produk dalam bentuk
sabun batangan, yang kemudian berkembang mengeluarkan produk sabun cair dan
terakhir mengeluarkan produk sabun pencuci tangan.
Lifebuoy sangat gencar dalam mengkampanyekan gerakan mencuci tangan
dengan sabun. Tidak hanya melalui iklan di media massa namun juga melakukan
aktivitas kemasyarakatan. Salah satu Corporate Social Responsibilities (CSR) yang
dicanangkan oleh Unilever adalah dengan menggalakkan gerakan mencuci tangan
dengan sabun di masyarakat.
Seperti telah dikemukakan secara sekilas dalam Pendahuluan, Lifebuoy
selain beriklan di media juga melakukan offair activities. Selain itu, dalam website-nya
www.lifebuoy.co.id dapat dijumpai beberapa artikel kesehatan tentang pentingnya
mencuci tangan dengan sabun.
Iklan di media massa yang dibuat oleh Lifebuoy dalam mengkampanyekan
gerakan mencuci tangan dengan sabun, terutama mempenetrasi anak-anak untuk
mencuci tangan dengan sabun, contohnya adalah sebagai berikut :
1. Iklan versi 5 Resep Dokter Kecil (Dik Doank)
Dalam iklan tersebut diceritakan tentang dokter kecil yang ada di sekolah bersama Dik
Doank menyanyikan jingle lagu “5 Resep Dokter Kecil Lifebuoy”. 5 resep yang
disebutkan dalam lagu tersebut adalah penggunaan Lifebuoy saat mandi, penggunaan
Lifebuoy saat mencuci tangan sebelum sarapan, makan siang dan makan malam, dan
penggunaan Lifebuoy saat mencuci tangan setelah keluar dari kamar mandi.
8
Dalam iklan tersebut ditampakkan bahwa para dokter kecil di sebuah sekolah bersama Dik
Doank berusaha menerapkan kepada seluruh penghuni sekolah (murid dan guru serta
karyawan sekolah) untuk senantiasa menggunakan Lifebuoy paling sedikit 5 (lima) kali
dalam sehari. Dalam jingle iklan tersebut disebutkan bahwa kebiasaan tersebut untuk
menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit.
http://www.youtube.com/watch?v=bTtHzwlFUL4
2. Iklan Mencuci Tangan Versi Sekolah
Dalam iklan tersebut, Lifebuoy bekerjasama dengan USAID dan Departemen Kesehatan
mencoba mengkampanyekan tentang gerakan mencuci tangan dengan sabun bagi murid-
murid di sekolah dasar. Jargon iklan yang disebutkan di akhir iklan adalah “Lifebuoy
Berbagi Sehat”.
Iklan tersebut menceritakan tentang sebuah kelas di sebuah Sekolah Dasar dimana guru
melakukan pemanggilan terhadap setiap nama murid di dalam kelas setiap harinya. Dalam
beberapa waktu hanya satu nama murid yang selalu hadir dalam kelas yaitu “Manda”
sedangkan murid yang lain banyak yang ijin karena sakit.
Murid-murid lain terserang penyakit saat wabah flu menyerang karena tidak menerapkan
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Manda
diceritakan memiliki kebiasaan selalu mencuci tangan dengan sabun setiap selesai
beraktivitas dan setiap sebelum makan. Diceritakan dalam iklan tersebut bahwa budaya
mencuci tangan dengan sabun sudah dilakukan oleh keluarga Manda.
Akhir bagian iklan diceritakan bahwa sekolah kemudian menggerakkan kebiasaan mencuci
tangan dengan sabun, sehingga murid-murid terhindar dari berbagai penyakit.
http://www.youtube.com/watch?v=lRDBodKizMQ&feature=player_detailpage
9
Selain melalui iklan media massa, Lifebuoy juga melakukan off air activities
yang dalam rangka mendukung gerakan pemerintah mencuci tangan dengan sabun.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Lifebuoy adalah melakukan road show ke
berbagai sekolah di beberapa kota besar untuk menggalakkan gerakan mencuci tangan
dengan sabun.
Road show Lifebuoy tersebut tidak hanya melakukan cuci tangan secara
bersama-sama menggunakan sabun, namun juga diselenggarakan seminar dan diskusi
dengan para ahli kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun.
Seminar atau diskusi tersebut tidak hanya melibatkan murid dan guru di
sekolah namun juga mengundang para orang tua murid untuk turut hadir. Hal tersebut
dilakukan agar kebiasaan mencuci tangan dengan sabun tidak hanya dilakukan di
sekolah namun juga diterapkan di dalam rumah masing-masing.
KOMPAS.com - Kebiasaan mencuci tangan memakai sabun rupanya belum menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya. Untuk itulah Lifebuoy meluncurkan gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). "Gerakan ini bertujuan untuk menciptakan kebiasaan sehat di kalangan masyakat Indonesia dengan mencuci tangan pakai sabun pada berbagai kesempatan, seperti sebelum dan sesudah makan, sesudah dari WC, dan juga sebelum menyusui," tutur Amalia Sarah Santi, Senior Brand Manager Lifebuoy, dalam peluncuran "Gerakan 21 Hari Lfebuoy Turut Mewujudkan Indonesia yang Lebih Sehat" di Pacific Place, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2012) lalu.
Program G21H ini merujuk dari berbagai pendapat dan penelitian pakar perubahan perilaku bahwa untuk membentuk suatu kebiasaan baru secara terus-menerus tanpa putus dibutuhkan waktu minimal 21 hari. Dalam program ini yang menjadi sasaran utama adalah para siswa sekolah dasar, termasuk para guru dan komunitas sekolah. Budaya baik CTPS yang tertanam sejak dini akan terus terbawa sampai tua. Upaya preventif di sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar dan kesehatan siswa.
Program ini juga menyasar keluarga, karena keluarga adalah unit terkecil dari bangsa, dan merupakan tahapan penting dari proses pendidikan dan penanaman budaya yang baik. Lifebuoy bekerjasama dengan beberapa kementerian, Ikatan Dokter Indonesia
10
(IDI), Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) pusat, serta sejumlah LSM dan yayasan untuk mendukung kegiatan ini. Program awal ditargetkan untuk tujuh provinsi, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Sumatera Utara, serta tiga provinsi yang memiliki tingkat PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) dan CTPS yang masih rendah, yaitu Sulawesi Selatan (22,13 persen), Banten (19,29 persen), dan Sumatera Barat (7,81 persen).
"Sampai saat ini sudah lebih dari 745 sekolah di 10 provinsi di Indonesia yang dibantu untuk melakukan kebiasaan sehat ini. Sedangkan untuk di tingkat keluarga dibantu dengan dukungan TP PKK pusat, dan TP PKK di 33 provinsi," tukasnya.
Setelah melakukan berbagai program untuk membiasakan hidup sehat dengan CTPS, hasil implementasi yang telah dilakukan di 10 provinsi menunjukkan bahwa sekitar 127.441 siswa SD, atau sekitar 70 persen dari total peserta G21H dinilai berhasil dengan melakukan semua kebiasaan sehat dalam lima saat penting yang sudah ditentukan, yaitu pada saat sebelum makan pagi, makan siang, makan malam, setelah dari toilet, dan mandi pakai sabun setiap hari selama 21 hari berturut-turut tanpa putus.
"Sampai saat ini CTPS sebelum dan sesudah makan sudah berhasil dilakukan, namun menurut pengamatan yang paling sulit dilakukan oleh peserta adalah CTPS setelah dari toilet," bebernya.
Tingkat keberhasilan program G21H yang mencapai 70 persen diharapkan akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan dan mutu pendidikan. Secara kualitatif, G21H dinilai mampu menggerakkan berbagai pihak untuk bisa hidup lebih bersih dan sehat. (www.kompas.com).
Lifebuoy juga aktif menulis artikel-artikel kesehatan tentang pentingnya
mencuci tangan dengan sabun di dalam websitenya. Salah satu artikel dalam website
tersebut adalah sebagai berikut :
1. BAHAYA KUMAN MENGANCAM BILA KITA CUCI TANGAN TANPA SABUN
Belakangan ini kita sering mendengar himbauan dari pemerintah yang giat mempromosikan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat kita. Salah satunya dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun. Keuntungan dari kebiasaan ini adalah murah, cepat, dan efisien dalam mencegah masuknya kuman ke tubuh kita.
11
Namun, untuk mendukung program pemerintah yang satu ini ada hal-hal kecil yang harus kita rubah, seperti sebagian masyarakat menganggap mencuci tangan tanpa sabun sudah cukup untuk membuat tangan kita bersih.
Ada suatu penelitian yang membandingkan jumlah kuman pada orang yang mencuci tangan pakai sabun dengan yang tidak pakai sabun. Penelitian ini menemukan bahwa mencuci tangan tanpa pakai sabun hanya mengurangi bakteri sebesar 28% dari jumlah sebelumnya, sedangkan yang cuci tangan pakai sabun dapat menghilangkan bakteri seutuhnya apabila dilakukan dengan cara yang benar.
Mari bersama-sama kita dukung program pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, dengan cara memulai dan membiasakan untuk cuci tangan pakai sabun untuk masa depan yang lebih baik.
2. 5 FAKTA PENTINGNYA CUCI TANGAN PAKAI SABUN
Salah satu jalan utama masuknya bibit penyakit adalah tangan. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun sangat disarankan untuk dijadikan sebuah budaya dan kebiasaan sehari-hari. Tangan yang kotor bisa jadi penyebab utama berbagai penyakit, salah satunya terkena diare. Kita tidak bisa meremehkan penyakit diare karena terbukti saat ini diare adalah penyebab nomor dua kematian pada balita.
Bibit penyakit biasanya masuk ke tubuh kita melalui 2 jalan. Yang pertama adalah melalui tangan dan satu lagi melalui hidung. Dengan mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun secara rutin maka secara otomatis tubuh kita akan terlindung dari bibit penyakit yang masuk melalui tangan.
Sampai saat ini ternyata bukan hanya anak-anak saja yang malas untuk mencuci tangan, sebagian besar orang dewasa juga masih sulit untuk membiasakan diri untuk mencuci tangannya. Karena itulah kampanye pentingmya mencuci tangan melalui media kepada masyarakat luas harus terus di lakukan.
Berikut adalah 5 fakta pentingnya melakukan cuci tangan dengan memakai sabun:
1. Mencuci tangan dengan menggunakan air saja tidak cukup karena lemak dan kotoran masih menempel di tangan.
2. Mencuci tangan dengan memakai sabun selain menghilangkan lemak dan kotoran yang menempel ditangan juga akan mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman, seperti radang tenggorokan, masalah saluran pernafasan, disentri, diare, iritasi kulit, biang keringat, mata merah, jerawat, bau badan, dan tipus.
3. Setelah ke jamban dan sebelum menyentuh makanan (sebelum mengolah atau memakan makanan) adalah saat-saat yang sangat penting untuk mencuci tangan dengan memakai sabun karena dapat menghilangkan kuman yang menempel ditangan.
12
4. Membiasakan diri mencuci tangan dengan memakai sabun adalah kegiatan preventif yang paling murah dan efektif dan dapat mengurangi biaya pengobatan kesehatan kita.
5. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan karena penyakit yang disebabkan oleh kuman seperti diare seringkali membuat para siswa tidak masuk sekolah. Salah satu penelitian yang dilakukan diluar negeri menunjukkan membiasakan cuci tangan pakai sabun bisa mengurangi absesi sekolah sekitar 42 persen.
D. PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT INDONESIA DALAM HAL MENCUCI
TANGAN
Penetrasi tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun yang terus
dikampanyekan oleh Lifebuoy, baik melalui iklan maupun melalui program-program
off air activities, membawa hasil yang cukup menggembirakan. Masyarakat Indonesia
kini telah terbiasa untuk mencuci tangan dengan sabun meskipun angka perubahannya
dapat dikatakan masih sangat kecil.
Pada tahun 2006, Departemen Kesehatan RI melakukan survey tentang
penggunaan sabun setiap mencuci tangan. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa
rata-rata hanya 3% saja yang menggunakan sabun untuk cuci tangan, hanya 12% yang
mencuci tangan pascabuang air besar, hanya 9% yang melakukan CTPS setelah
membantu buang air besar bayi, hanya 14% CTPS dilakukan sebelum makan, 7%
sebelum memberi makan bayi dan 6% sebelum menyiapkan makanan.
Dengan terus dilakukan penetrasi tentang pentingnya mencuci tangan dengan
sabun yang didukung oleh Lifebuoy angka survey menunjukkan kenaikan dari angka
yang tertera di atas. Tahun 2008, tepatnya pada tanggal 15 Oktober, Indonesia juga
menetapkan hari tersebut sebagai hari mencuci tangan mengikuti penetapan yang sudah
dilakukan oleh PBB.
13
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun juga telah diterapkan oleh banyak
sekolah di Indonesia. salah satu indikasinya adalah dengan menyediakan sabun dan alat
pengering dalam setiap wastafel di sekolah-sekolah. Selain sabun dan alat pengering,
ditempelkan juga poster tentang tata cara mencuci tangan yang benar di dekat wastafel.
Secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi para murid untuk mencuci tangan
dengan sabun kemudian mengeringkannya dengan alat pengering.
Indikator selanjutnya dapat dilihat bahwa murid-murid di beberapa Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah sudah mulai terbiasa untuk mencuci tangan mereka
dengan sabun setiap kali sebelum makan dan setiap selesai dari kamar mandi.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun juga telah diterapkan dalam
keluarga di Indonesia. Survey yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan
menunjukkan bahwa angka penggunaan sabun dalam mencuci tangan di kalangan
rumah tangga masyarakat Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Para ibu juga sudah mulai menerapkan kepada anak-anak mereka untuk
mencuci tangan dahulu menggunakan sabun sebelum makan, atau setelah beraktivitas
di kamar mandi dan aktivitas di luar rumah. Banyak dilihat di rumah-rumah, terutama
di daerah perkotaan, para ibu menyediakan sabun pencuci tangan di setiap wastafel dan
di dekat kamar mandi.
Perilaku mencuci tangan menggunakan sabun membawa dampak positif bagi
kesehatan masyarakat Indonesia. Angka penyakit diare di beberapa daerah mengalami
penurunan yang cukup signifikan dibandingkan pada tahun-tahun sebelum dilakukan
penetrasi budaya mencuci tangan dengan sabun melalui iklan.
14
Iklan Lifebuoy mencuci tangan memiliki peranan yang cukup signifikan
dalam merubah perilaku masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan. Iklan yang terus
menerus dilakukan oleh Lifebuoy lambat laun menumbuhkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun untuk menjaga kesehatan. Sasaran
Lifebuoy lebih ditujukan kepada anak-anak karena usaha merubah kebiasaan anak-anak
lebih efektif dilakukan daripada mengubah kebiasaan saat sudah dewasa.
Kebiasaan yang sudah dilakukan sejak kecil akan dibawa oleh anak-anak
hingga mereka dewasa, dan akan ditularkan dalam lingkungan terdekat mereka. Selain
itu, kebiasaan baik yang dilakukan oleh anak-anak lebih efektif untuk ditiru oleh orang
tua mereka.
PENUTUP
Iklan Lifebuoy sebagai salah satu partner pemerintah dalam program gerakan mencuci
tangan dengan sabun mampu memberikan dampak postif bagi perubahan perilaku mencuci tangan di
masyarakat Indonesia.
Perubahan perilaku mencuci tangan dengan sabun di kalangan masyarakat Indonesia
merupakan salah satu bentuk pengaruh iklan terhadap perubahan budaya dalam masyarakat.
masyarakat Indonesia yang awalnya berperilaku mencuci tangan tanpa sabun bahkan hanya dengan
air yang menggenang (tidak mengalir), dewasa ini berubah menjadi masyarakat yang memiliki
perilaku untuk mencuci tangan menggunakan sabun.
Perubahan perilaku masyarakat tersebut merupakan kesadaran dari masyarakat akan
pentingnya mencuci tangan dengan sabun. Lifebuoy sedikit banyak memberikan pengaruh akan
keberhasilan menumbuhkan kesadaran tersebut.
15