III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitiandigilib.unila.ac.id/9546/133/BAB III.pdf · (Metode . Log...
Transcript of III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitiandigilib.unila.ac.id/9546/133/BAB III.pdf · (Metode . Log...
47
III. METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way
Sekampung Provinsi Lampung. Daerah Aliran Sungai (DAS) Way
Sekampung memiliki luas 4.999,2 km2. Peta DAS Sekampung dan peta lokasi
stasiun curah hujan DAS Way Sekampung dapat dilihat pada Gambar 1 dan
Gambar 2.
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Lampung
Gambar 1. Peta DAS Way Sekampung
48
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 2. Peta Lokasi Stasiun Pengamatan Hujan DAS Way Sekampung
!H
!H
!H
!H
!H!H
!H!H!H
!H!H !H
!H!H
!H
!H!H!H!H!H
!H!H
!H
!H !H
!H!H
!HR 106
R 018R 015
R 072R 067
R 011 R 006R 002
R 039
R 057
R 040
R 064
R 074
R 142
PH 020
PH 018PH 014
PH 015PH 013
PH 036PH 008
PH 011
PH 032PH 033
PH 034PH 113
PH 031
PH 030
Skala
Skala 1:700.000
Pengaruh Pengisian
Data Hujan Yang Hilang
Dalam Analisis Hidrologi
Terhadap Hujan Rancangan
(Studi Kasus : DAS Way
Sekampung)
Legenda
!H titik stasiun hujan
das sekampung_1
0 25,000 50,000 75,000 100,00012,500
Meters 5
Gambar
Peta Lokasi Stasiun
Pengamatan Hujan
DAS Way Sekampung
48
49
B. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa
data curah hujan yang diperoleh dari data publikasi hidrologi Balai Besar
Wilayah Sungai Mesuji Sekampung. Data yang digunakan adalah data selama
20 tahun (1991-2011) dari 28 stasiun pengamatan hujan yang ada di DAS
Way Sekampung.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode pengumpulan data serta
analisis data. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data curah
hujan dari stasiun pengamatan hujan yang terdapat di DAS Way Sekampung.
Pengumpulan data curah hujan harian diperoleh dari 28 stasiun pengamatan
curah hujan yang terdapat di DAS Way Sekampung. Data curah hujan yang
digunakan adalah data curah hujan selama 20 tahun, terhitung dari tahun
1991-2011 (tahun 2007 tidak digunakan dalam analisis karena tidak adanya
data curah hujan dari semua stasiun pengamatan). Dari masing-masing
stasiun pengamatan hujan terdapat curah hujan harian maksimum. Data curah
hujan harian maksimum akan digunakan sebagai acuan dalam skenario
pengisian data curah hujan. Skenario yang digunakan berdasarkan: data curah
hujan harian maksimum masing-masing stasiun selama 20 tahun pengamatan
data hujan. Data hujan diurutkan berdasarkan stasiun dengan curah hujan
tertinggi sampai terendah sebagai acuan untuk melakukan skenario pengisian
data hujan. Skenario dilakukan dengan cara mengosongkan data stasiun hujan
50
pertahunnya dimulai dari tahun 1991 sampai tahun 2011, dan mengisinya
dengan menggunakan metode reciprocal. Skenario dilakukan pada sepuluh
stasiun pengamatan hujan. Berdasarkan skenario tersebut dilakukan analisis
hidrologi untuk menghitung besarnya hujan rancangan dalam periode
tertentu. Hasil dari skenario tersebut dibandingkan dengan besarnya hujan
rancangan data hujan patokan (benchmark) untuk mengetahui besarnya
penyimpangan yang terjadi.
D. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan berupa analisis hidrologi untuk mengetahui
pengaruh pengisian data curah hujan yang hilang dari satu sampai beberapa
stasiun hujan sehingga memperoleh hujan rancangan dengan periode tertentu
yang meliputi:
a) Mempersiapkan data curah hujan dan melakukan analisis data hujan dari
masing-masing stasiun pengamatan.
b) Melakukan uji konsistensi data curah hujan yang didapat dengan Kurva
Massa Ganda (Double Mass Curve).
c) Memilih data untuk disusun ke dalam bentuk seri data maksimum
tahunan (annual maximum series).
d) Melengkapi data curah hujan yang hilang dengan metode resiprocal yang
dijadikan patokan (benchmark) dalam analisis selanjutnya dan
melakukan uji konsistensi kembali.
e) Mengisi data curah hujan yang dikosongkan pertahunnya dengan metode
reciprocal, dimulai dari tahun terlama (1991) sampai 20 tahun kedepan
51
(2011) dari satu sampai 10 stasiun hujan dimulai dari stasiun hujan
dengan curah hujan tertinggi, dengan menggunakan data patokan
(benchmark).
f) Menentukan curah hujan suatu daerah (rainfall area) dari masing-masing
stasiun pengamatan hujan dengan metode Poligon Thiessen.
g) Menentukan hujan maksimum rata-rata DAS tahunan.
h) Melakukan analisis distribusi frekuensi dengan metode Gumbel, Normal,
Log-Pearson III, dan Log Normal).
i) Melakukan uji keselarasan dengan metode Chi-Kuadrat dan Smornov
Kolmogorof).
j) Hujan Rancangan dengan metode terpilih.
k) Hasil analisis rancangan.
l) Kesimpulan.
52
E. Bagan Alir Penelitian
Uji Konsistensi
(Double Mass Curve)
Mulai
Data Curah Hujan
Pengumpulan Data:
- Peta DAS Way Sekampung
- Data Curah Hujan di DAS Way
Sekampung tahun 1991s/d 2011
Konsisten
Ya
Tidak
Melengkapi/mengisi
Data Curah Hujan
Curah Hujan
Maksimum tahunan
masing-masing stasiun
hujan
Data hasil Uji Konsistensi
B
on
sis
te
n
Analisis Curah Hujan
Data Patokan
(Benchmark)
Analisis Curah Hujan
Skenario Pengisian
Data 10 stasiun
terpilih
Curah Hujan
Maksimum tahunan
masing-masing stasiun
hujan
B
on
sis
te
n
Data Hujan Patokan
(Benchmark)
Skenario Pengisian Data
Curah Hujan 10 stasiun
53
Gambar 3. Bagan Alir Metodologi Penelitian
Analisis Curah Hujan Area
(Metode Poligon Thiessen)
Analisis Frekuensi dan
Probabilitas
(Metode Log Pearson III)
Uji Keselarasan
(Uji Chi- Kuadrat dan
uji Smirnov
Kolmogorof)
Selesai
Hujan Maksimum
rata-rata DAS
Curah Hujan
Rancangan
Terpilih
Kesimpulan
Curah Hujan
Maksimum rata-rata
tahunan masing-
masing stasiun
Curah Hujan
Maksimum rata-rata
tahunan masing-
masing stasiun
B
on
sis
te
n
B
on
sis
te
n
Analisis Curah Hujan Area
(Metode Poligon Thiessen)
Hujan Maksimum
rata-rata DAS
Analisis Frekuensi dan
Probabilitas
(Metode Log Pearson III)
Uji Keselarasan
(Uji Chi- Kuadrat dan
uji Smirnov
Kolmogorof)
Curah Hujan
Rancangan
Terpilih
Hasil Analisis