IDENTIFIKASI PERILAKU PENDERITA GASTRITIS TENTANG … skripsi.pdf · penyakit gastritis di...
Transcript of IDENTIFIKASI PERILAKU PENDERITA GASTRITIS TENTANG … skripsi.pdf · penyakit gastritis di...
IDENTIFIKASI PERILAKU PENDERITA GASTRITIS TENTANG
PENYEBAB GASTRITIS DI RSUD BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
OLEH :
SURIANI
P00320014096
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
IDENTIFIKASI PERILAKU PENDERITA GASTRITIS TENTANG
PENYEBAB GASTRITIS DI RSU BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
Disusun dan Diajukan Oleh :
SURIANI
P00320014096
Telah Mendapat Persetujuan Tim Pembimbing
Menyetujui :
Pembimbing I
Lena Atoy, SST., MPH
Nip. 196503151 198903 2 001
Pembimbing II
Abd Syukur Bau, S.Kep., Ns., MM
Nip. 19731208 199803 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan
Muslimin L, A.Kep.,S.Pd.,M.Si
Nip. 19560311 198106 1 001
iii
HALAMAN PENGESAHAN
IDENTIFIKASI PERILAKU PENDERITA GASTRITIS TENTANG
PENYEBAB GASTRITIS DI RSUD BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Disusun dan diajukan Oleh :
SURIANI
NIM P00320014096
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 28 Juli 2017 dan dinyatakan
Telah Memenuhi Syarat
Menyetujui
1. Ruth Mongan, BSc., S.Pd., M.Pd (.................................... )
2. H. Taamu, A.Kep., S.Pd., M.Kes (.................................... )
3. Reni Devianti Usman, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp., KMB (.................................... )
4. Lena Atoy, SST., MPH (.................................... )
5. Abdul Syukur Bau, S.Kep., Ns., MM (.................................... )
Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan,
Muslimin L, A.Kep., S.Pd., M.Si
Nip.19560311 198106 1 001
iv
MOTTO
Tuhan menciptakan kedua mata kita di depan karena kita harus terus melihat ke
depan, bukan kebelakang dan terpaku pada masa lalu tetapi buatlah masa lalu itu
sebaga pelajaran
Janganlah meminta bukti bahwa doamu akan dijawab oleh Tuhan, tapi buktikanlah
kesungguhan dari doamu. Karena doa bisa merubah takdir !!!
Harapan bukanlah impian, tetapi jalan membuat impian menjadi nyata
Impikan impian yang besar….Hanya impian yang besarlah yang dapat memberikan
kekuatan untuk bergerak pada hati seseorang
Percayalah pada dirimu sendiri, dan kamu tidak akan terhentikan.
Bahagia itu ketika melihat kedua orang tua kita bahagia karena kesuksesan kita..!!!
Karya Tulis Ini Kupersembahkan Kepada
Allah Yang Maha Esa, Kepada
Kedua Orangtuaku tercinta, Keluargaku Tersayang
Dan Almamaterku yang selalu Kubanggakan
By Suriani
v
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Surani
2. Tempat, Tanggal Lahir : Wasilomata, 07 September 1996
3. Agama : Islam
4. Suku : Buton Tengah
5. Alamat : Kecamatan Mawasangka Desa Wasilomata 1
6. Pendidikan Formal
a. SD Negeri 2 Wasilomata 1 Tamat Tahun 2008
b. SMP Negeri 4 Mawasangka Tamat Tahun 2011
c. SMA Negeri 1 Mawasangka Tamat Tahun 2014
d. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Tahun 2014 sampai sekarang
7. Nama Orang Tua
a. Ayah : Rusdin
b. Ibu : Harmawati
vi
ABSTRAK
Suriani, Nim. P00320014096, Identifikasi Perilaku Penderita Gastritis
Tentang Penyebab Gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017, dibimbing oleh Lena Atoy, SST., MPH dan Abd. Syukur Bau,
S.Kep., Ns., MM (xiii + 67 Halaman + 8 Tabel + 9 Lampiran). Gastritis yang secara
umum dikenal dengan istilah sakit maag atau sakit uluh hati ialah peradangan pada
dinding lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan
dalam pola makan. Perilaku penderita gastritis meliputi pengetahuan tentang
penyebab gastritis, sikap penderita tentang penyebab gastritis serta tindakan dalam
mengalami penyakit gastritis. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Perilaku
Penderita Gastritis tentang Penyebab Gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Variabel penelitian ini adalah variabel bebas yaitu
pengetahuan, sikap, dan tindakan, sedangkan variabel terikat yaitu penderita gastritis.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 03-08 Juli
2017. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 601 responden dan sampel penelitian
ini sebanyak 36 responden dimana besaran sampel diambil dengan perhitungan 50
orang perbulan/12 orang perminggu sehingga diperoleh 36 sampel selama 3 minggu,
dan ditentukan dengan tehnik Accidental Sampling. dengan menggunakan lembar
questioner. Berdasarkan hasil penelitian dari 36 responden tentang penyebab penyakit
gastritis menunjukan bahwa pengetahuan dalam kategori baik berjumlah 13
responden (36,11 %) dan pengetahuan kurang berjumlah 23 responden (63,89 %),
sikap dalam kategori baik berjumlah 27 responden (75 %) dan sikap kurang
berjumlah 9 responden (25 %) serta tindakan dalam kategori baik berjumlah 12
responden (33,33 %) dan tindakan kurang berjumlah 24 responden (66,67 %). Dapat
disimpulkan secara umum bahwa dari 36 responden yang datang di Poli Penyakit
Dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara selama penelitian,
menunjukan bahwa perilaku baik terhadap penyebab penyakit gastritis sebanyak 13
responden (36,11 %) dan perilaku kurang terhadap penyebab penyakit gastritis
sebanyak 23 responden (63,89 %). Sehingga diharapkan Petugas kesehatan lebih
sering memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit gastritis dengan
meningkatkan sarana berupa poster, lefleat dan stiker untuk meningkatkan
pengetahuan.
Kata kunci : Perilaku, Penderita, dan Penyebab Gastritis
Daftar Pustaka : 14 Literatur (2002-2014)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hanturkan kehadirat Allah SWT telah memberi rahmat
dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
penelitian ini dengan judul “Identifikasi Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita
Gastritis di RSU Bahtermas Provinsi Sulawesi Tenggara”. Taklupa pula shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah
menunjukkan jalan kebenaran kepada semua umatnya, juga beserta keluarga, sahabat,
dan umatnya yang selalu mengagung-agungkan nama-Nya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang tiada terkira kepada
bimbingan Lena Atoy, SST., MPH selaku pembimbing I dan Abdul Syukur,
S.Kep., Ns., MM selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, pikiran
dengan tulus ikhlas dalam mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyusun
proposal penelitian ini.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya terkhusus penulis persembahkan
kepada ibunda Harmawati dan ayahnda Rusdin tercinta yang telah membesarkan
dan mendidik penulis dengan segala curahan hati, kasih sayang, do’a serta
pengorbanan, memberi jasa yang takterhingga nilainya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini. Kepada Kakandaku Surianton, Adindaku
viii
Suhardin dan Surianti yang tercinta dan Ali Yusni Ane sebagai Kakaku yang ke-2
yang selalu mendukungku dan seluruh keluarga besarku yang telah memberikan
motivasi, dukungan dan do’a restu selama penulis menyelesaikan proposal penelitian.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes. Selaku Direktur Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Politeknik Kesehatan Kendari
2. Bapak Ir. Sukanto Toding, MSP., MA Selaku Kepala Badan Penelitian Dan
Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara yang memberikan izin penelitian
kepada penulis.
3. Bapak Dr. M. Yusuf Hamra, M.Sc, Sp.PD Selaku Direktur RSUD Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara
4. Bapak Muslimin L.,A.Kep., M.Si. Selaku ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kendari
5. Dosen dan Staf Politeknik Kementrian Kesehatan Kendari yang telah
membimbing dan membantu penulis selama menempuh pendidikan.
6. Buat sahabatku SMA dan seluruh teman-teman mahasiswa/mahasiswi
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari angkatan 2014 yang tak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah bersama-sama selama kurang lebih 3 tahun
dalam suka dan duka dalam menyelsaikan proposal penelitian ini.
ix
Dengan penuh kerendahan hati, disadari masih adanya kekurangan dalam
penulisan proposal ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki penulis. Dengan demikian semoga penulisan proposal ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kendari, Juli 2017
SURIANI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. ......... i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
MOTTO ................................................................................................................... iv
RIWAYAT PENELITI ........................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................... 4
D. Manfaat .......................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Perilaku ............................................................................. 6
B. Tinjauan Tentang Pengetahuan ..................................................................... 9
C. Tinjauan Tentang Sikap ............................................................................... 14
D. Tinjauan Tentang Tindakan ........................................................................... 21
E. Tinjauan Tentang Gastritis ............................................................................ 23
F. Tinjauan Tentang Penderita Gastritis ............................................................. 38
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar pemikiran ............................................................................................ 40
B. Kerangka konsep ........................................................................................... 41
C. Variabel Penelitian ........................................................................................ 41
D. Definisi Operasional....................................................................................... 42
xi
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 44
B. Waktu dan Tempat ........................................................................................ 44
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 44
D. Jenis dan Cara pengumpulan Data ................................................................. 46
E. Instrument Penelitian .................................................................................... 46
F. Pengolaan Data .............................................................................................. 46
G. Analisa Data .................................................................................................. 47
H. Penyajian Data ............................................................................................... 47
I. Etika Penelitian .............................................................................................. 47
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 54
B. Pembahasan ................................................................................................... 60
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 66
B. Saran .............................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Poli Penyakit
dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2017…… ….......52
6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Poli Penyakit
dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2017…………...53
6.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Poli Penyakit
dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2017…………...54
6.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Poli Penyakit
dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2017…………...55
6.5 Distribusi Responden Penderita Gastritis Tentang Penyebab
Gastritis Berdasarkan Pengetahuan…………………………………………....56
6.6 Distribusi Responden Penderita Gastritis Tentang Penyebab
Gastritis Berdasarkan sikap…………………………………………………....57
6.7 Distribusi Responden Penderita Gastritis Tentang Penyebab
Gastritis Berdasarkan Tindakan ……………………………………………….57
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
1. Surat Izin penelitian dari politeknik Kesehatan kemenkes Kendari
2. Surat Izin penelitian dari Badan Riset Provinsi Sulawesi tenggara
3. Surat permintaan Persetujuan menjadi Responden
4. Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
5. Lembar Quesioner Penelitian
6. Surat Keterangan Telah Melakukan penelitian Dari Rumah sakit bahteramas
Provinsi Sulawesi tenggara
7. Pengolahan data Hasil penelitian Identifikasi Perilaku Penderita Gastritis
Tentang Penyebab gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara
tahun 2017
8. Master tabel penelitian Identifikasi Perilaku Penderita Gastritis Tentang
Penyebab gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2017
9. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis adalah proses inflamasi pada
mukosa dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
faktor iritasi dan infeksi. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Hirlan, 2009).
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung yang
bersifat akut, kronis, difus dan lokal. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu
gastritis akut dan kronik (Price dan Wilson, 2005).
Beberapa faktor penyebab gastritis diantaranya adalah pola makan yang tidak
teratur, terlalu banyak makan-makana n yang pedas dan asam, menggunakan obat-
obatan anti radang non steroid, infeksi kuman Helicobacter plylori, sering
mengonsumsi minuman beralkohol, memiliki kebiasaan merokok, dan stress
(Brunner dan Suddari, 2002 : 1062). Gejala yang umum terjadi pada penderita
gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual
yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, rasa taknyaman di epigastrium, nausea,
muntah, perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas, hilang selera makan,
2
bersendawa dan kembung, dapat pula disertai dengan demam, menggigil (kedinginan)
(Fahrial 2009).
Penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat menimbulkan
perdarahan (hemorhagic gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul
di lambung, selain itu juga dapat menimbulkan kanker lambung sehingga dapat
menyebabkan kematian (Harison, 2000:1550, dalam, Hastuti:2007).
Pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap gejala gastritis,
dengan adanya pengetahuan tentang proses terjadinya gastritis, faktor penyebab,
tindakan perawatan yang tepat, masalah gejala gastritis yang dihadapi oleh individu
dapat diatasi (Zilmawati 2007 dalam Kurnia Rahmi 2011).
World Health Organization (WHO) mengadakan tinjauan penelitian
kesehahatan di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk
setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi
pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi daripada
populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Gastritis biasanya
dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah
penyakit yang dapat menyusahkan kita. Persentase dari angka kejadian gastritis di
Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952
jiwa penduduk ( WHO:2011).
Berdsarkan data dari dinas kesehatan Republik Indonesia (2012) Penderita
penyakit gastritis di Indonesia terdapat 40,5%, angka kejadian gastritis beberapa
3
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,672,223
jiwa penduduk. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh
Departemen Kesehatan RI dibeberapa kota yaitu seperti Surabaya sebesar 31,2%,
Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32%, Palembang 35,35%, Aceh 31,2%,
Sulawesi Selatan 30,3%, sedangakan di Medan angka kejadian cukup tinggi sebesar
91,6%. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah
satu penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di RS di
Indonesia dengan jumlah 30.154 (4,9%). (Depkes, Profil Kesehatan Republik
Indonesia, 2012).
Berdasarkan data dari dinkes kota Kendari tahun 2014, penderita gastritis
menempati urutan ke 7 dari 20 penyakit terbesar dengan jumlah penderita sebesar
6.321 orang.
Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan oleh peneliti di RSUD
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 penderita gastritis yang
berkunjung sebanyak 544 orang, pasien rawat jalan sebanyak 156 orang, dan pasien
rawat inap sebanyak 129 orang, sedangkan pada tahun 2016 jumlahnya meningkat
hingga pasien pengunjung sebanyak 601 orang, pasien rawat jalan sebanyak 175
orang, dan pasien rawat inap sebanyak 178 orang,. Dengan meningkatnya penyakit
gastritis ini khususnya penderita gastritis tersering adalah pada usia 18-60 tahun.
Berdasarkan wawancara kepada 5 pasien gastritis pada saat pengambilan data
awal yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
menyatakan bahwa mereka sering mengabaikan gastritis ini, sering lupa untuk makan
tepat waktu dan kurangnya pengetahuan untuk tindakan keperawatan gastritis.
4
Mengingat besarnya dampak yang terjadi diakibatkan oleh penyakit gastritis ini
khususnya dan juga meningkatnya penderita gastritis maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai identifikasi perilaku penderita gastritis tentang
penyebab gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Pada Tahun
2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Identifikasi Perilaku Penderita
Gastritis Tentang Penyebab Gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Perilaku Penderita Gastritis tentang Penyebab Gastritis di RSUD
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Pengetahuan Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
b. Mengetahui Sikap Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis RSUD
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
c. Mengetahui Tindakan Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis di
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang berharga dan
menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang penyakit gastritis.
2. Bagi Tempat Penelitian, hasil penelitian ini dapat digunakan dalam upaya
penanggulangan penyakit gastritis sehingga dapat mengurangi pasien atau angka
kejadian gastritis.
3. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Kendari khususnya Jurusan Keperawatan,
hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya.
4. Bagi Peneliti, ini merupakan pengalaman berharga dan menambah ilmu
pengetahuan yang lebih baik untuk menjadi perawat professional, dan sebagai
pengalaman bagi penulis dalam melakukan penelitian dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selam kuliah di Poltekkes Kemenkes kendari.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi dan genetika.
Bimo Walgito (2003) berpendapat bahwa sikap yang ada pada seseorang akan
memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan orang yang
bersangkutan. Sementara sikap pada umumnya mengandung tiga komponen yang
membentuk struktur sikap, yaitu: komponen kognitif, komponen afektif, dan
komponen konatif.
Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan
kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan social manusia
yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial,
yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial
adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan
terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh
berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya
dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang
memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku
seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistik dan
komprehensif.
7
Perilaku manusia dipelajari dalam ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi,
antropologi dan kedokteran.Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku
wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang.
2. Karakteristik Perilaku
a. Perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu. Jadi apa yang dikatakan dan
dilakukan oleh seseorang merupakan karakteristik dari perilakunya.
b. Perilaku mempunyai satu atau lebih dimensi yang dapat diukur, yaitu :
frekuensi, durasi, dan intensitas.
c. Perilaku dapat diobservasi, dijelaskan, dan direkam oleh orang lain atau orang
yang terlibat dalam perilaku tersebut.
d. Perilaku mempengaruhi lingkungan, lingkungan fisik atau sosial.
e. Perilaku dipengaruhi oleh lingkungan (lawful).
Perilaku bisa tampak atau tidak tampak. Perilaku yang tampak bisa
diobservasi oleh orang lain, sedangkan perilaku yang tidak tampak merupakan
kejadian atau hal pribadi yang hanya bias dirasakan oleh individu itu sendiri atau
individu lain yang terlibat dalam perilaku tersebut.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Manusia Perilaku atau aktivitas pada individu atau organisme tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh
organisme yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal.
Perilaku individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri, di samping itu perilaku
juga berpengaruh pada lingkungan. Demikian pula lingkungan dapat
mempengaruhi individu, demikian sebaliknya. Oleh sebab itu, dalam perspektif
8
psikologi, perilaku manusia (human behavior) dipandang sebagai reaksi yang
dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks (Bandura, 1977; Azwar, 2003).
Secara garis besar, perilaku manusia diakibatkan oleh:
a. Genetika
b.Sikap adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
c. Norma sosial adalah pengaruh tekanan sosial.
d. Kontrol perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya
melakukan suatu perilaku.
4. Penyebab Perilaku
a. Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau
ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi
tentang lingkungan.
b. Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh
stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari
perilaku.
c. Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan
(tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.
5. Taksonomi Perilaku
Kalau perilaku individu mencakup segala pernyataan hidup, betapa banyak
kata yang harus dipergunakan untuk mendeskripsikannya. Untuk keperluan studi
tentang perilaku kiranya perlu ada sistematika pengelompokan berdasarkan
kerangka berfikir tertentu (taksonomi). Dalam konteks pendidikan, Bloom
mengungkapkan tiga kawasan (domain) perilaku individu beserta sub kawasan
9
dari masing-masing kawasan, yakni kawasan kognitif,kawasan afektif dan
kawasan psikomotor. Taksonomi perilaku di atas menjadi rujukan penting dalam
proses pendidikan, terutama kaitannya dengan usaha dan hasil pendidikan.
Segenap usaha pendidikan seyogyanya diarahkan untuk terjadinya perubahan
perilaku peserta didik secara menyeluruh, dengan mencakup semua kawasan
perilaku.
6. Pendekatan Untuk Memahami Perilaku
Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu
sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan
lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan
karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan
perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.
Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia
adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut
penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab
timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan
perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knoeledge) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
10
dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh
melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatm
odjo, 2010).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang
tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif
dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
objek tertentu (Dewi & Wawan, 2010, p.12).
2. Macam-Macam Pengetahuan
a. Pengetahuan analitis apriori : hal-hal yang diketahui lepas dari pengalaman dan
karena itu bersifat pasti, namun tidak informative atau tak berisi sebab ia hanya
menjelaskan apa yang sudah terdapat dalam makna kata.
b. Pengetahuan sintesis aposteriori yaitu pengetahuan yang diperoleh lepas dari
pengalaman.
c. Pengetahuan sintesis apriori : pengetahuan yang dapat diperoleh lepas dari
pengalaman. Jadi bersifat pasti, namun pada saat yang sama berisi. Pengetahuan
jenis ini diperolah dengan merefleksikan pengalaman rasional sedemikian rupa,
dan mengungkapkan adanya kategori-kategori dalam pemikiran yang menata
hasil cerapan indra itu menjadi pengalaman rasional. ( Sunaryo. 2009).
11
3. Cara-cara Memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2010 pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya
dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pada tingkat ini recall (mengingat kembali) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bagian yang dipelajari/rangsang yang diterima, oleh
sebab itu tingkat ini adalah yang paling rendah.
b. Memamahami (Comprehention)
Memahami dilakukan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar yang dilakukan dengan menjelaskan,
menyebutkan contoh, dll.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebelumnya). Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi/pengguan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan konteks/situasi lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi/suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
12
e. Sintetis (syntetis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan/menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru, dengan sintesis adalah kemampuan untuk informasi-informasi yang
ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini kaitannya dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi/penelitian terhadap suatu materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian/responden.
4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
a. Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dialahirkan sampai
saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam dan
Pariana, 2004).
b. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang tehadap
perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Kegiatan
formal dan informal berfokus pada proses belajar mengajar, dengan tujuan agar
terjadi perubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti, dan tidak dapat menjadi dapat. Maka makin tinggi
pendididkan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki (Sunaryo, 2004).
13
a. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan dan kehidupan keluarganya (Nursalam dan Pariana, 2004).
b. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhanya (Nursalam dan Pariana, 2004).
c. Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang
meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio
atau surat kabar, maka hal itu akan lebih meningkatkan pengetahuan
seseorang (Nursalam dan Pariana,2004).
d. Kebudayan
Kebudayaan mencakup segala cara atau pola pikir merasakan dan bertindak
prilaku seseorang juga tergantung pada budaya yang dianutnya, perilaku seseo-
rang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan yang didmiliki dan didapatkannya
(Nursalam dan Pariana,2004).
e. Pengalaman
Pengalaman yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat
berperan menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh (Notoatmodjo, 2004).
14
2. Sumber Pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh melalui fakta dengan melihat dan mendengar
sendiri serta melalui alat-alat komunikasi, misalnya dengan membaca surat
kabar/buku, mendengar radio, melihat televisi dan lain-lain (Notoatmodjo, 2004).
3. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakuakan dengan pengisian kuesioner yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan tersebut.
4. Cara Menilai Pengetahuan
Pengukuran penilaian menurut (Sugiono, 2007).dengan penilaian angka,
kuantitatif, maka akan diperoleh nilai persentase yang ditentukan sebelumnya dan
peneliti sudah menetapkan standar.
a. Baik : Bila responden menjawab benar ≥60%
b. Kurang : Bila responden menjawab benar < 60%
C. Tinjaun Umum Tentang Sikap
1. Defenisi Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Setiap tindakan selalu diawali oleh proses yang
cukup kompleks. Sebagai titik awal penerimaan suatu stimulus, sementara dalam
individu terjadi dinamika berbagai psikosifik seperti kebutuhan, perasaan,
perhatian dan pengambilan keputusan. Dalam kehidupan sehari-hari adalah
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus
sosial.(Notoatmodjo,2009). Menurut Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial
15
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap merupakan suatu tindakan
atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku..
(Notoatmodjo,2009) Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (terend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude) dalam penentuansikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting yaitu seperti halnya dengan
pengetahuan untuk mengetahui sikap seseorang dalam penerimaan suatu masalah.
2. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku Notoadmodjo
(2003, p.34) adalah:
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau
16
berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang
membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan
yang dimiliki orang.
3. Tingkatan Sikap
Menurut Notoadmodjo (2003) dalam buku Wawan dan Dewi (2010), sikap
terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang
tersebut menerima ide itu.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
17
c. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.
4. Fungsi Sikap
Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010, p.23) sikap
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat
Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang sejauh
mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka
mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai
tujuannya, maka orang akan bersifat positif terhadap obyek tersebut. Demikian
sebaliknya bila obyek sikap menghambat pencapaian tujuan, maka orang akan
bersikap negatif terhadap obyek sikap yang bersangkutan.
b. Fungsi pertahanan
Ego Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk
mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu
orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya.
d. Fungsi ekspresi nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk
mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri
seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya.
Dengan individu mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan
sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan.
18
d. Fungsi pengetahuan
Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalaman-
pengalamannya. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap
suatu obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orang terhadap obyek sikap
yang bersangkutan.
5. Komponen Sikap
Menurut Azwar S (2011, p.23) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling
menunjang yaitu:
a. Komponen kognitif
Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap,
komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu
mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila
menyangkut masalah isu atau yang kontroversial.
b. Komponen afektif
Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek
emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap
dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang
mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan
dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif
Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang
dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk
bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
19
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar S (2011, p.30) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
yaitu:
a. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila
pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional. Menurut Azwar S (2011, p.30)
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang konformis
atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu
masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah
menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.
e. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif
berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
20
f. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama
sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan apabila pada
gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
f. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
7. Pengukuran sikap
Pengukuran sikap dapat dilakuakan dengan pengisian kuesioner yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan tersebut.
8. Cara menilai sikap
Pengukuran penilaian Menurut Sugiono, 2007 ialah skala yang dapat
dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala likert
adalah suatu skla psikometrik yang umum digunakan dalam riset berupa survey
atau dengan kuesioner.
21
Skala likert ini untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang
terhadap suatu objek, yang jenjangnya biasa tersusun atas :
a. Sangat setuju (SS) : (4)
b. Setuju (S) : (3)
c. Tidak setuju (TS) : (2)
d. Sangat tidak setuju (STS) : (1)
D. Tinjauan Umum Tentang Tindakan
a. Pengertian
Tindakan merupakan suatu sikap optimis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain
ada fasilitas (Notoatmodjo, 2007).
b. Praktik mempunyai beberapa tingkat :
1) Persepsi (persection)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktik tingkatan pertama. Misalnya, seseorang
ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya.
2) Responsi terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang besar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. Misalnya,
seseorang ibu dapat memasak dengan benar, mulai dari mencuci dan
memotong-motongnya, lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya.
22
3) Mekanisme (mecanisme)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai
praktik tingkat tiga. Misalnya, seseorang ibu yang sudah mengimunisasikan
bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang
lain.
4) Adopsi (Adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih dan memasak
makanan yang bergizi tinggi berdasarkan berdasarkan bahan-bahan yang murah
dan sederhana (Notoatmodjo, 2010) Setelah seseorang mengetahui stimulus
atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap
apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau
mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang
disebut praktik (practice) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku
kesehatan (overt behavior) (Notoatnodjo, 2007).
Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru
itu mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan diatas, yakni melalui proses
perubahan : pengetahuan (knowladge), sikap (attitude), praktik (practice) atau
“KAP”. Beberapa penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian
lainnya juga membuktikan bahwa proses tersebut tidak selalu seperti teori
diatas (KAP), bahkan didalam praktik sehari-hari terjadi sebaiknya. Artinya,
23
seseorang telah berperilaku positif, meskipun pengetahuan dan sikap masih
negatif. Untuk memperoleh data praktik atau perilaku yang paling akurat adalah
melalui pengamatan (observasi). Namun dapat juga dilakukan melalui
wawancara dengan pendekatan (recall) atau mengingat kembali perilaku yang
telah dilakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu. (Notoatmodjo, 2007)
c. Indikator dalam praktik kesehatan
1) Praktik (tindakan) sehubungan dengan penyakit tindakan ini mencakup:
pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit.
2) Praktik (tindakan) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
3) Praktik (tindakan) kesehatan lingkungan (Notoatmodjo, 2007:148) Untuk
memperoleh data tentang pengetahuan dan sikap dapat dilakukan melalui
wawancara terstruktur, maupun wawancara mendalam, dan “focus group
discussion” (FGD) khusus untuk penelitian kualitatif. Sedangkan untuk
memperoleh data praktik yang paling akurat adalah melalui pengamatan
(observasi). Namun dapat dilakukan melalui wawancara melalui pendekatan
“recall” atau mengingat kembali perilaku atau tindakan yang telah dilakukan
oleh responden (Notoatmodjo, 2000:35).
E. Tinjauan Umum Tentang Gastritis
1. Pengertian Gastritis.
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam
24
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses
inflamasi pada lambung (Sukarmin,2012).
Menurut Hirlan dalam Suyono (2008), gastritis adalah proses inflamasi pada
lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme
protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara hispatologi
dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel. Sedangkan, Menurut Surantum
(2010), gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan istilah sakit maag atau sakit
ulu hati ialah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh
ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan
makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti
alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah suatu
peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor
iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan,
makan terlalu banyak, cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan
pedas.
2. Klasifikasi Gastritis Menurut Mustakim (2009), gastritis dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan dan dapat
disembuhkan atau sembuh sendiri merupakan respon mukosa lambung
terhadap berbagai iritan lokal. Endotoksin, bakteri , alkohol, kafein dan aspirin
25
merupakan agen-agen penyebab yang sering, obat-obatan lain seperti NSAID
juga terlibat. Beberapa makanan berbumbu termasuk cuka, lada, atau mustard
dapat menyebabkan gejala yang mengarah pada gastritis.
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik ditandai ol eh atropi progresif epitel kelenjar disertai dengan
kehilangan sel pametel dan cref cell. Gastritis kronis diduga merupakan
predisposisi timbulnya tukak lambung akut karsinoma. Insiden kanker
lambung khususnya tinggi pada anemia pernisiosa. Gejala gastritis kronis
umumnya bervariasi dan tidak jelas antara lain perasaan perut penuh,
anoreksia, dan distres epigastrik yang tidak nyata.
3. Penyebab Gastiris
Menurut Suratum & Lusianah (2010). Penyebab gastritis adalah sebagai berikut:
1. Konsumsi obat-obatan kimia (asetaminofen (aspirin),steroid
kortikosteroid),diditalis. Asetaminofendan kartikoteroid dapat mengakibatkan
iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (non steroid anti inflamasi drugs) dan
kortikosteroid menghambat sintesis protagladin sehingga sekresi HCL
meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam sehingga
menimbulkan iritasi mukosa lambung.
2. Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat karosif (cuka dan lada) menyebabkan
kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan.
3. Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschericia coli, salmonella dan
lain-lain.
26
4. Rokok
Rokok adalah silider kertas yang berisi daun tembakau cacah. Dalam
sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang berperan
seperti racun. Dalam asap rokok yang disulut, terdapat kandungan zat-zat
kimia yang berbahaya seperti gaskarbon monoksida, nitrogen oksida,
ammonia, benzene, dan lain-lain (Budiyanto, 2010).
Efek rokok pada saluran gastroinidtinal antara lain melemahkan katub
esophagus dan pylorus, meningkatkan refluks, mengubah kondisi alami dalam
lambung, menghambat sekresi bikarbonat pancreas, mempercepat
pengosongan cairan lambung, dan menurunkan PH duodenum. Sekresi asam
lambungmeningkat sebagai respon atas sekresi gastrin atau asetikolin. Selain
itu, rokok juga mempengaruhi kemampuan cimeditine (obat penghambat asam
lambung) dan obat obatan lainnya dalam menurunkan asam lambung pada
malam hari, dimana hal tersebut memegang peranan penting dalam proses
timbulnya peradangan pada mukosa lambung,. Rokok dapat mengganggu
factor defensive lambung (menurunkan sekresi bikarbonat dan aliran darah
dimukosa), memperburuk peradangan, dan berkaitan erat dengankomplikasi
tambahan karena infeksi H. pylori. Merokok juga dapat menghambat
penyembuhan spontan dan meningkatkan risiko kekambuhan tukak peptic
(Budiyanto, 2010).
Kebiasaan merokok menambah sekresi asam lambung yang
mengakibatkan bagi perokok menderita penyakit lambung (gastritis) sampai
tukak lambung. Penyembuhan berbagai penyakit diseluruh cerna juga lebih
27
sulit selama orang tersebut tidak berhenti meroko (Departemen Kesehatan RI,
2001).
5. Pola Makan
Menurut Yuyuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat
disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi
makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitive bila
asam lambung menigkat
a. Frekuensi makan
Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik
kuanlitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh
melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama
makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika rata-rata,
umumnya lembung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun
menyesuaikan dengan kekosogannya lambung
Orang yang memiliki pola makan yang tidak teratur mudah terserang
penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau
ditunda pengisiannya, asam lambung, akan mencerna lapisan mukosa
lambung, sehingga timbul rasa nyeri.
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap
waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya
kadar glukasa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga
tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung
terstimulus. Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam
28
lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat
mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri disekitar
epigastrium.
Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung sulit untuk
beradaptasi. Jika hal itu berlangsung lama, produksi asam lambung akan
berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding lama, produksi asam
lambung akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa pada
lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak pepsik. Hal tersebut dapat
menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala tersebut bias naik ke
kerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar.
b. Jenis Makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,
dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat
dan seimbang. Menyediakan variasi makanan bergantung pada orangnya,
makanan tertentu dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti halnya
makanan pedas.
Mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang
system pencernaan, terutama lambung dan usus untuk merkontraksi. Hal ini
akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan
mual dan muntah. Gejala tersebut membuat penderita makin berkurang nafsu
makannya. Bila kebiasaan mengonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali
dalam seminggu selama minimal 6 bulan dibiarkan terus-menerus dapat
menyebabkan iritasi lambung yang disebut dengan gastritis.
29
c. Porsi Makan
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan
yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan
dalam jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika
konsumsi makanan berlebihan, kelebihannya akan disimpan didalam tubuh
dan menyebabkan obesitas (kegemukan). Selain itu, makanan dalam porsi
besar dapat menyebabkan reflex isi lambung, yang pada akhirnya membuat
kekuatan dinding lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan
peradangan atau luka pada lambung.
6. Jenis minuman
a. Alkohol
Alkohol sangat berpengaruh terhadap makhluk hidup, terutama
dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan
lipida yang terdapat dalam membrane sel memungkinkannya cepat masuk
kedalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut. Oleh karena itu
alkohol dianggap toksik atau racun. Alkohol yang terdapat dalam minuman
seperti bir, anggur, dan minuman kerasa lainnya terdapat dalam bentuk etil
alkohol atau etanol (Almatsier, 2002).
Organ tubuh yang berperan besar dalam metabolisme alkohol adalah
lambung dan hati, oleh karena itu efek dari kebiasaan mengkonsumsi
alkohol dalam jangka panjang tidak hanya berupa kerusakan hati atau
atrosis, tetapi juga kerusakan lambung. Dalam jumlah sedikit, alkohol
merangsang memproduksi asam lambung berlebih, nafsu makan berkurang,
30
dan mual, sedangkan dalam jumlah banyak, alkohol dapat mengiritasi
lambung dan duodenum. Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak
mukosa lambung, memperburuk gejala tukak peptik, dan mengganggu
penyembuhan peptik. Alkohol mengakibatkan menurunnya kesanggupan
mencerna dan menyerap makanan karena ketidakkecukupan enzim
pankreas dan perubahan morfologi serta fisologi mukosa gastrointestinal
(Beyer,2004).
b. Minuman Bersoda
Minuman bersoda atau berkarbonasi adalah salah satu penyebab utama
gangguan pada lambung. Pasalnya, minuman seperti jenis ini sifatnya
sangat asam, ditambah dengan efek karbonasi, yang membuat perut
menjadi kembung, sehingga membuat kondisi makin tidak nyaman.
c. Kopi
Menurut Warianto (2011), kopi adalah minuman yang terdiri dari
berbagai jenis bahan dan senyawa kimia, termasuk lemak, karbohidrat,
asam amino, asam nabati, yang disebut dengan fenol, vitamin dan mineral.
Kopi diketahui merangsang lambung untuk memproduksi asam
lambung sehingga menciptakan lingkungan lebih asam dan dapat
mengiritasi lambung. Ada dua unsur yang biasa mempengaruhi kesehatan
perut dan lapisan lambung, yaitu kafein dan asam chlorogenic.
Studi yang diterbitkan dalam gastroenterology menemukakan bahwa
berbagi factor seperti keasamam, kafein atau kandungan mineral lain dalam
31
kopi bias memicu tingginya asam lambung. Sehingga tidak ada komponen
tunggal yang harus bertanggung jawab.
Jadi, gangguan pencernaan yang rentan dimiliki oleh orang yang
sering minum kopi adalah gastritis (peradangan pada lapisan lambng).
Beberapa orang memiliki gangguan pencernaan dan ketidaknyamanan
diperut atau lambung biasanya disarankan untuk menghindari atau
membasahi minuman kopi agar kondisinya tidak bertambah parah
(Warianto, 2011).
7. Stres
Stres merupakan reaksi fisik, mental, dan kimia dari tubuh terhadap
situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan
merisaukan seseorang. Definisi lain menyebutkan bahwa stres merupakan
ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi mental, fisik, emosional,
dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan
fisik tersebut ( Potter, 2005).
a. Stres Psikis
Produksi asam lambung lambung akan meningkat pada keadaan
stres, misalnya pada bahan kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam
lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal
ini dibiarkan, lama-kelamaan dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Bagi
sebagian orang, keadaan stres umumnya tidak dapat dihindari. Oleh karena
itu, untuk mengendalikannya secara afektif dengan cara diet sesuai dengan
32
kebutuhan nutrisi, istrahat cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang
cukup.
b. Stres Fisik
Stres fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar,
refluks empedu atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga
ulkus serta pendarahan pada lambung. Terapi terhadap kanker seperti
kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding
lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan ulkus
peptic. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi
biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan
tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta
merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
Refluks dari empedu juga menyebabkan gastritis. Cairan empedu
adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan
ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati
serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal,
sebuah otot sphineter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan
mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katub ini
tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung
dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.
8. Usia
Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gastritis
dibandingkan dengan usia muda. Hal ini menunjukan bahwa seiring dengan
33
bertambahnya usia mukosa gaster cenderung menjadi tipis sehingga lebih
cenderung memiliki infeksi Helicobakter Pylory atau gangguan autoimun dari
pada orang yang lebih muda. Sebaiknya, jika mengenai usia muda biasanya
lebih berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat.
Kejadian gastritis kronik, terutama gastritis kronik atrium meningkat
sesuai dengan peningkatan usia. Di Negara barat, populasi yang usianya pada
dekade ke-6 hampir 80% menderita gastritis kronik dan menjadi 100% pada
saat usia mencapai dekade ke-7. Selain mikroba dan proses imunolgi , faktor
lain juga berpengaruh terhadap pathogenesis. Gastritis adalah refluks kronik
cairan penereatotilien, empedu dan lisolesitin (Nadesul, 2005).
3. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak
mukosa lambung ( gastritis erosit). Mukosa lambung berperan penting dalam
melindungi lambung dari autodigesti oleh HCL dan pepsin. Bila mukosa lambung
rusak maka terjadi difusi HCL kemukosa dan HCL akan merusak mukosa.
Kehadiran HCL dimukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi
pepsin. Pepsin merangsang pelepasan histamine dari sel mast. Histamin akan
menyebabkan peningkatan permiabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan
cairan dan intra sel ke ekstra sel dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler
sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya lambung dapat melakukan
degenerasi mukosa, oleh karena itu gangguan tersebut menghilang dengan
sendirinya.
34
Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan
terjadi terus-menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin
sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa
lambung. Fakto intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun
atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12 ) tidak dapat diserap di usus halus.
Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel
darah merah. Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu
dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan.
4. Manifestasi Klinik
Gejala penyakit gastritis yang biasa terjadi adalah :
a. Mual dan muntah
b. Nyeri epigastrum yang timbul tidak lama setelah makan dan minum unsur-unsur
yang dapat merangsang lambung ( alkohol, salisilat, makanan tercemar toksin
stafilokokus )
c. Pucat
d. Lemah
e. Keringat dingin
f. Nadi cepat
g. Nafsu makan menurun secara drastis
h. Suhu badan meningkat
i. Sering bersendawa terutama dalam keadaan lapar
j. Rasa seperti terbakar di dalam perut
k. Diare
35
l. Perasaan kenyang atau begah
m. Kelelahan yang teramat sangat dan tidak wajar.
Sedangkan beberapa gejala yang tidak terlalu sering ditemui pada gastritis
adalah:
1. Adanya darah pada muntahan
2. Ditemukannya darah pada feses atau tinja
3. Feses/tinja yang berwarna hitam
5. Pencegahan Gastritis
Beberapa tindakan pencegahan gastritis dibawah ini adalah sebagai berikut :
a. Mengatur pola makan yang normal dengan memilih makanan yang seimbang
dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur.
b. Batasi atau hilangkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Tingginya konsumsi
alkohol dapat mengiritasi atau merangsang lambung bahkan menyebabkan
terkelupas sehingga terjadi peradangan pendarahan di lambung.
c. Makanan sebaiknya lunak, mudah di cerna, makan dengan porsi kecil tapi sering
dan sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam.
d. Jangan merokok. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Karena
orang yang merokok lebih sensitif terhadap gastritis maupun ulcer. Merokok
juga akan meningkatkan asam lambung, melambatkan kesembuhan, dan
meningkatkan resiko kanker lambung.
e. Bila harus mengkonsumsi obat karena suatu penyakit, sebaiknya menggunakan
obat sesuai dosis yang benar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
36
f. Hindari stres dan tekanan emosi yang berlebihan karena dapat mempengaruhi
kerja lambung.
6. Diet Pada Gastritis
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit
lambung bersifat adlibitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan
berdasarkan kehendak pasien. Prinsip diet diantaranya pasien dianjurkan untuk
makan secara teratur, tidak terlalu kenyang. Makanan yang dikonsumsi harus
mengandung cukup kalori dan protein (TKTP) namun kandungan lemak/minyak,
khususnya yang jenuh harus dikurangi. Makanan pada diet lambung harus mudah
dicerna dan mengandung serat makanan yang halus (soluble dietary fiber).
Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas,
bersifat asam, mengandung minyak/lemak secara berlebihan dan yang bersifat
melekat. Selain itu makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin. Beberapa
makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam, alkohol, rokok,
kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa minuman
ringan (soft drink), dan coklat. Beberapa macam jenis obat juga dapat memicu
terjadinya gastritis. Garam dapat mengiritasi lapisan lambung. Beberapa penelitian
menduga bahwa makanan bergaram meningkatkan risiko pertumbuhan infeksi
Helicobacter pylori. Gastritis juga bisa terjadi pada alkohol. Perokok berat dan
mengkonsumsi alkohol berlebihan diketahui menyebabkan gastritis akut. Makanan
yang diketahui sebagai iritan, korosif, makanan yang bersifat asam dan kopi juga
dapat mengiritasi mukosa lambung (Healthzone, 2009).
37
7. Penatalaksanaan Gastritis
Menurut Suyono (2008), penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut
adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan posisi kecil dan
sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung berupa
antagonis reseptor H2 inhibition pompa proton, antikolinergik dan antasida juga
ditujukan sebagai sifoprotektor berupa sukralfat dan prostaglandin.
Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien
dengan resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan
menghentikan obat yang dapat menjadi kausa dan pengobatan suportif.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida dan antagonis H2..
Pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan
klinis yang berat. Untuk pengguna aspirin atau anti inflamasi nonsteroid
pencegahan yang terbaik adalah dengan Misaprostol, atau Derivat Prostaglandin
Mukosa.
Penatalaksanaan untuk gastritis kronis adalah ditandai oleh progesif epitel
kelenjar disertai sel parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan
mukosa mempunyai permukaan yang rata, gastritis kronis ini digolongkan menjadi
dua kategori tipe A (altrofik atau fundal) dan tipe B (antral).
Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit yang
dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan antibiotic untuk
membatasi Helicobacter Pylory. Namun demikian, lesi tidak selalu muncul dengan
gastritis kronis alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus
dihindari. Bila terjadi anemia defisiensi besi (yang disebabkan oleh perdarahan
38
kronis), maka penyakit ini harus diobati, pada anemia pernisiosa harus diberi
pengobatan vitamin B12 dan terapi yang sesuai.
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan meningkatkan
istirahat, mengurangi dan memulai farmakoterapi. Apabila penyebabnya adalah
Helicobacter Pylory dapat diatasi dengan antasida, obat Pompa Proton Inhibitor
(PPI), yang bekerja mengurangi jumlah asam lambung dan antibiotik seperti
Amoxicillin dan Klaritromisin untuk membunuh bakteri. Infeksi ini dapat
menyebabkan kanker atau ulkus di usus (Dermawan, 2010).
F. Tinjauan Tentang Penderita Gastritis
Penderita gastritis adalah orang yang mengalami peradangan atau
perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan
ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak,
cepat, makan makan-makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut
dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Pada penderita Gastritis, ditemukan 2
jenis gastritis akut dan gastritis koronis.
Pasien yang mengalami gastritis akut biasanya bersifat jinak dan
sembuhnya sempurna . Pada pasien gastritis akut ditandai dengan sindrom
dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, cekukan. Cekungan
merupakan keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran
cerna berupa hematemesiamelena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai
terjadi renjatan karena kehilangan darah kemudian disusul dengan tanda-tanda
anemia paska perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis lebih dalam,
terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
39
Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja. Kemudian pada pemeriksaan fisik, biasanya tidak ditemukan
kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga
menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata sehingga
hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardis sampai gangguan kesadaran.
Pasien dengan gastritis kronik kebanyakan tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri uluh hati, anoreksia, nausea, dan pada
pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan. Kebanyakan klien tidak mempunyai
keluhan, perasaan penuh, distres epigastrik yang tidak nyata dan cepat kenyang.
40
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Menurut Hadi Sujono (2003), gastritis ialah inflamasi dari dinding lambung
terutama pada mukosa lambung.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dengar banyak orang mengeluh
akan rasa tak enak pada perut bagian atas, misalnya rasa perut selalu penuh, mual-
mual, perasaan panas pada perut, rasa pedih sebelum atau sesudah makan dan
sebagainya.
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan
akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak
lambung, Bahkan dapat juga disertai muntah darah dan akan mengakibatkan anemia
(Arifianto, 2009).
Oleh sebab itu, penderita gastritis sangat penting untuk mengetahui
penyebab penyakit gastrtritis, penderita dapat menyikapi ketika terkena penyakit
gastritis serta penderita dapat melakukan tindakan dalam hal ini menjaga pola makan
yang tidaka teratur, mengindari jenis makanan dan minuman yang dapat
menyebabkan gastritis, stres yang berlebihan serta penggunaan obat-obatan anti
nyeri.
41
B. Kerangka Konsep Perilaku Gastritis
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
C. Variabel Penelitian
1. Variabel independent (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel dependent (variabel terikat), yang mana penelitian ini variabel
independent yaitu perilaku penderita gastritis dimana pengetahuan, sikap, dan
tindakan tentang penyeab gastritis.
2. Variabel dependent (variabel terikat), variabel yang mempengaruhi oleh variabel
independent ( variabel bebas), yang mana variabel dependent dalam penelitian ini
yaitu pasien yang berkunjung di poli penyakit dalam RSUD Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Sikap
Pengetahuan
Perilaku Penderita Gastritis
Tindakan
42
D. Definisi Operasiona dan Kriteria Objektif
1. Penderita gastritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pasien yang
berkunjung di poli penyakit dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara yang telah terdiagnosa oleh dokter yang mengalami penyakit gastritis.
2. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penderita dapat
mengetahui dan memahami tentang penyebab gastritis yaitu pola makan, jenis
minuman, jenis makanan, penggunaan obat-obatan anti nyeri, stress.. Dengan
pertanyaan sebanyak 10 item, jika jawaban benar diberi skor 1 dan jika jawaban
salah diberi skor 0.
Kriteria Objektif :
a. Pengetahuan baik bila skor ≥ 60 %
b. Pengetahuan kurang bila skor < 60 %
(Sugiono, 2007)
3. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengukur kesetujuan dan
ketidaksetujuan seseorang terhadap suatu objek, dimana kecenderungan
responden akan kesiapan untuk bertindak seperti kebiasaan pola makan, jenis
minuman, jenis makanan, penggunaan obat-obatan anti nyeri, stres, yang dapat
menyebabkan gastritis. yang diukur dengan menggunakan skala likert, yang
terdiri dari 10 pertanyaan. Dimana jika pernyataan positif, maka jawaban akan
diberi skor, Sangat setuju (4), Setuju (3), Tidak setuju (2), Sangat tidak setuju (1)
dan jika pernyataan negatif maka jawaban akan diberi skor, Sangat setuju (4),
Setuju (3), Tidak setuju (2), Sangat tidak setuju (1).
43
Kriteria Objektif :
a. Sikap baik bila skor ≥ 60 %
b. Sikap kurang bila skor < 60 %
(Sugiono, 2007)
4. Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan penderita gastritis
tentang penyebab terjadinya gastritis dengan tindakan seperti pola makan yang
teratur, jenis minuman, jenis makanan, penggunaan obat-obatan anti nyeri, stres,
yang dapat diukur dengan menggunakan pertanyaan sebanyak 10 item, jika
jawaban benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor 0.
Kriteria Objektif :
a. Tindakan baik bila skor ≥ 60 %
b. Tindakan kurang bila skor < 60 %
(Sugiono, 2007)
5. Perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mencakup dari pengetahuan,
sikap, dan tindakan penderita terhadap penyebab penyakit gastritis
Kriteria Objektif :
a. Perilaku baik bila skor ≥ 60 %
b. Perilaku kurang bila skor < 60 %
(Sugiono, 2007)
44
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif yang dimaksudkan untuk mengetahui gambaran perilaku
penderita gastritis tentang penyebab gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara
2. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 15 Juni sampai dengan tanggal 15
juli tahun 2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo,
2010; 115). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang
berkunjung di Poli Penyakit Dalam dengan diagnosa gastritis di RSUD
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 sebanyak 601 orang ( 50
orang perbulan).
45
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat dipergunakan sebagai objek yang
diteliti dan dianggap mewaili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010; 115). Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa gastritis di RSU Bahteramas
selama penelitian berlangsung.
a. Perhitungan Besar Sampel
Menurut Notoatmodjo 2003 , jika populasi ≥100, maka sampel bisa diambil
10-30%. (50 orang perbulan atau 12 orang perminggu) sehingga dalam
penelitian ini, peneliti akan melakukan pengambilan sampel selama 3 minggu
dengan jumlah 36 sampel.
b. Tehnik Penarikan Sampel
Tehnik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik accidental sampling dimana pengambilan sampel
dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada pada
saat penelitian yang akan dilakukasn selama 3 minggu.
Kriteria Inklusi :
a. Pasien dengan diagnosa gastritis
b. Pasien yang berkunjung di poli klinik penyakit dalam RSUD Bahteramas
c. Pasien yang bersedia menjadi responden.
Kriteria Eksklusi :
a. Pasien yang tidak terdiagnosa gastritis
b. Pasien yang bukan berkunjung di poli klinik penyakit dalam RSUD
Bahteramas.
46
c. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder
a. Data Primer
Data sprimer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
melalui pengisian lembar kuesioner yang meliputi data perilaku penderita
gastritis tentang penyebab gastritis.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang telah ada
sebelumnya di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan lembar questioner yang dibuat mengacu kriteria
objektif yang berisi pertanyaan sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu
pengetahuan, sikap, dan tindakan penderita gastritis tentang penyebab gastritis di
RSUD Bahteramas provinsi Sulawesi Tenggara.
F. Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
a. Coding adalah memberikan kode pada setiap data yang ada dengan maksud
memudahkan dalam mengolah data..
b. Editing adalah pemeriksaan data yang telah dikumpulkan yaitu kelengkapan
pengisian, kesalahan pengisian, dan konsistensi pada setiap jawaban.
47
c. Scoring adalah pemberian skor pada data yang telah dikumpulkan dan
menghitung secara manual dengan menggunakan computer atau kalkulator.
d. Tabulating adalah penyusunan data dalam bentuk table distrinusi frekuensi
setelah dilakukan perhitungan data secara manual.
2. Analisa Data
Analisa data digunakan secara deskriptif pada masing-masing variabel dalam
distribusi frekuensi digunakan analisis persentase sebagai berikut :
X =
x K
Keterangan :
X = Jumlah persentase yang diteliti
f = Jumlah kriteria penilaian terhadap responden
n = Jumlah sampel penelitian
K = Konstanta 100% (Arikunto, 2006 dalam Pinki, 2012:41)
G. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dinarasikan.
H. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, masalah etika sangat diperhatikan dengan
menggunakan metode :
1. Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed concent tersebut
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan
48
untuk menjadi responden. Tujuan informed concent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
2. Anomity (tanpa nama) dilakukan dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan) yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset ( Aziz, 2007 : 39).
49
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian (RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
tenggara)
1. Letak Geografis
Sejak tanggal 21 November 2012 RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
pindah lokasi dari di jalan Dr.Ratulangi No.151 Kelurahan Kemaraya
Kecamatan Mandonga ke jalan Kapt. Pierre Tendean No.40 Baruga, dan
bernama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Prov.Sultra. Di
lokasi yang baru ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum, dengan batas
wilayah sebagai berikut.
a. Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama
b. Sebelah Timur : Kantor Polsek Baruga
c. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
d. Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi tenggara
2. Lingkungan Fisik
RSUD Bahteramas berdiri di atas lahan seluas 17,5 Ha. Luas seluruh
bangunan adalah 53,269 . Pengelompokan ruangan berdasarkan
fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kegiatan
pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang medis, kelompok
kegiatan penunjang non medis, dan kelompok kegiatan administrasi.
50
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Sampai dengan akhir tahun 2015 fasilitas/sarana pelayanan kesehatan
yang ada di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:
1. Pelayanan Kesehatan Rawat jalan
a. Instalasi gawat Darurat (IGD)
b. Instalasi Rawat Jalan
1. Poliklinik kebidanan dan Penyakit Kandungan
2. Poliklinik Kesehatan anak
3. Poliklinik Penyakit Dalam
4. Poliklinik Bedah
5. PoliklinikNeurologi
6. Poliklinik Mata
7. Poliklinik Telinga, Hidung, Dan tenggorokan (THT)
8. Poliklinik Gigi dan Mulut
9. Poliklinik Penyakit jantung dan Pembuluh darah
10. Poliklinik Kulit dan Kelamin
11. Poliklinik Orthopedy
12. Poliklinik Gizi
13. Poliklinik Jiwa
14. Poliklinik Terpadu (Klinik VCT)
15. Poliklinik Onkologi
51
c. Instalasi Rehabilitas Medik
1. Fisioterapi
2. Akupuntur
2. Pelayanan Kesehatan rawat Inap
a. Perawatan Intensif (ICU, PICU, NICU, ICCU)
b. Perawatan Kebidanan dan Kandungan
c. Perawatan inap lainnya :
1. Ruangan Asoka ( Kelas III)
2. Ruangan Mawar (Kelas II dan Kelas III)
3. Ruangan anggrek (Kelas I, VIP dan VVIP)
3. Pelayanan Penunjang medic
a. Patologi Klinik
b. Patologi Anatomi
c. radiologi
d. Farmasi/Apotik
e. Sterilisasi Sentral (CSSD)
f. Sentral Gas Medik
g. Gizi
h. Binatu
i. Pemulasaran Jenazah
j. Ambulance 118
52
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara hingga 31 Desember 2015 berjumlah 789 orang yang merupakan
Pegawai Negri Sipil (PNS) dan pegawai kontrak, terdiri atas tenaga medis,
paramedic dan non medis.
Jumlah keseluruhan tenaga belum memenuhi standar jumlah tenaga untuk
tipe Rumah Sakit Umum Pendidikan Kelas B. Beberapa tenaga dengan
keterampilan tertentu masih sangat diperlukan saat ini, sehingga disamping
ermintaan tambahan tenaga, perlu juga pelatihan dan pendidikan formal
lanjutan untuk staf RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
1. Dokter Spesialis : 40 orang
2. Dokter Umum : 38.orang
3. Dokter Gigi : 4 orang
4. Pramedis Perawatan
a. Sarjana : 67 orang
b. Akademi DIII : 161 orang
c. Diploma I : 4 orang
d. SLTA : 45 orang
5. Paramedis Non Perawatan
a. Pasca Sarjana : 34 orang
b. Sarjana : 94 orang
c. Akademi : 74 orang
d. Diploma : 8 orang
53
e. SLTA : 4 orang
6. Non Medis
a. Sarjana : 39 orang
b. Akademi : 2 orang
c. SLTA : 79 orang
d. SLTP : 4 orang
3. Visi dan Misi RSU Bahteramas
1. Visi
Visi Pembangunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
“Mewujudkan Sulawesi Tenggara Sejahtera, Mandiri dan Berdaya Saing
Tahun 2013-2018”.
RSU Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Daerah dan
Visi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Visi RSUD
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah “RUMAH SAKIT UNGGULAN
DALAM PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN, PENDIDIKAN
DAN PENELITIAN DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018”.
2. Misi
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara mempunyai misi sebagai berikut.
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan prima berlandasan etika profesi
2. Menyelenggarakan pendidikan profesi dokter, pendidikan kesehatan
lainnya serta pelatihan dan pelantikan.
54
3. Pengembangan saranan dan prasarana untuk menjunjung rumah sakit
pendidikan.
4. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan
kesejahteraan karyawan.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Poli Penyakit
dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2017
No Jenis kelamin f (%)
1 Laki-laki 14 38,89
2 Perempuan 22 61,11
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer diolah tanggal 16 Juli 2017
Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukan bahwa dari 36 responden
yang datang di Poli Klinik Penyakit Dalam di RSUD Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara selama penelitian, yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 14 orang (38,89 %) dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 22 orang (61,11 %).
55
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Poli Penyakit
dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2017
No Umur f (%)
1 15-24 5 13,88
2 25-44 14 38,89
3 45-54 9 25
4 55-64 6 16,67
5 >65 2 5,56
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer diolah tanggal 16 Juli 2017
Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukan bahwa dari 36 responden
yang datang di Poli Klinik Penyakit Dalam di RSUD Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara selama penelitian, dengan persentase terbanyak adalah
25-44 tahun yaitu sebanyak 14 responden (38,89 %), umur 45-54 tahun
sebanyak 9 responden (25 %), umur 55-64 tahun sebanyak 6 responden
(16,67 %), umur15-24 sebanyak 5 responden (13,89 %), dan persentase
terkecil adalah umur >65 tahun adalah sebanyak 2 responden (5,56 %).
56
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Poli Penyakit
dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2017
No Tingkat Pendidikan f (%)
1 SD 4 11,11
2 SMP 3 8,33
3 SMA 15 41,67
4 Perguruan Tinggi 14 38,89
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer diolah tanggal 16 Juli 2017
Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukan bahwa dari 36 responden
yang dating di Poli Klinik Penyakit Dalam di RSUD Bahteramas Provinsi
Sulawesi tenggara selama penelitian, dengan persentase terbanyak adalah
yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 15 responden (41,67 %),
Perguruan tinggi sebanyak 14 responden (38,89 %), SD sebanyak 4
responden (11,11 %), dan persentase terkecil adalah SMP sebanyak 3
responden (8,33 %).
57
d. Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Poli Penyakit
dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2017
No Jenis Pekerjaan f (%)
1 PNS 8 22,22
2 Tani 3 8,33
3 Pedagang 3 8,33
4 Wiraswasta 6 16,68
5 Tidak Bekerja 16 44,44
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer diolah tanggal 16 Juli 2017
Berdasarkan tabel 5.4 diatas menunjukan bahwa dari 36 responden
yang datang di Poli Penyakit dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara selama penelitian, dengan persentase terbanyak adalah tidak
bekerja sebanyak 16 responden (44,44 %), PNS sebanyak 8 responden
(22,22 %), Wiraswasta sebanyak 6 responden (16,67 %), dan persentase
yang terkecil yang bekerja sebagai tani dan pedagang yaitu sebanyak, Tani 3
responden (8,33 %) dan pedagang 3 responden (8,33 %).
58
2. Variabel Penelitian
a. Pengetahuan
Tabel 5.5
Distribusi Responden Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Berdasarkan Pengetahuan
No Kriteria f (%)
1 Baik 13 36,11
2 Kurang 23 63,89
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer diolah tanggal 16 Juli 2017
Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dari 36 responden yang datang di Poli
Penyakit Dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara selama
penelitian, menunjukan bahwa pengetahuan baik tentang penyebab
gastritis sebanyak 13 responden (36,11 %) dan pengetahuan kurang
tentang penyebab gastritis sebanyak 23 responden (63,89 %).
b. Sikap
Tabel 5.6
Distribusi Responden Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Berdasarkan Sikap
No Kriteria f (%)
1 Baik 27 75
2 Kurang 9 25
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer diolah tanggal 16 Juli 2017
Berdasarkan tabel 5.6 diatas, dari 36 responden yang datang di Poli
Penyakit Dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara selama
penelitian, menunjukan bahwa sikap baik terhadap penyebab gastritis
59
sebanyak 27 responden (75 %) dan sikap kurang terhadap penyebab
gastritis sebanyak 9 responden (25 %).
c. Tindakan
Tabel 5.7
Distribusi Responden Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Berdasarkan Tindakan
No Kriteria f (%)
1 Baik 12 33,33
2 Kurang 24 66,67
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer diolah tanggal 16 Juli 2017
Berdasarkan tabel 5.7 diatas, dari 36 responden yang datang di Poli
Penyakit Dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara selama
penelitian, menunjukan bahwa tindakan baik tentang penyebab gastritis
sebanyak 12 responden (33,33 %) dan tindakan kurang baik tentang
penyebab gastritis sebanyak 9 responden (25 %).
d. Perilaku
Tabel 5.8
Distribusi Responden Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Berdasarkan Perilaku
No Kriteria f (%)
1 Baik 13 36,11
2 Kurang 23 63,89
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer diolah tanggal 16 Juli 2017
Berdasarkan tabel 5.8 diatas, dari 36 responden yang datang di Poli
Penyakit Dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara selama
60
penelitian, menunjukan bahwa perilaku baik terhadap penyebab gastritis
sebanyak 13 responden (36,11 %) dan perilaku kurang terhadap penyebab
gastritis sebanyak 23 responden (63,89 %).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Poli Penyakit Dalam
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 03 Juli s.d 08 Juli
2017, dari 36 responden yang berjenis kelemin laki-laki sebanyak 14 orang
(38,89 %) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 22 orang (61,11 %),
dengan rentang usia terbanyak adalah umur 25-44 tahun yaitu sebanyak 14
responden (38,89 %). Dimana tingkat pendidikan responden terbanyak adalah
SMA sebanyak 15 responden (41,67 %), dan pekerjaan responden terbanyak
yaitu tidak bekerja sebanyak 16 responden (44,44 %).
1. Pengetahuan
Pengetahuan (knoeledge) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata)
(Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat dari 36 responden
penderita gastritis tentang penyebab gastritis yang tertinggi adalah pengetahuan
kurang dimana terdapat 23 responden (63,89 %), hal ini dapat dipengaruhi oleh
61
pendidikan dimana terdapat 4 responden (11,11 %) hanya berpendidikan SD, 3
responden (8,33 %) hanya berpendidikan SMP, dan 15 responden (41,67 %)
hanya berpendidikan SMA. Menurut Sunaryo, 2004 bahwa Pendidikan berarti
bimbingan yang diberikan seseorang tehadap perkembangan orang lain menuju
kearah suatu cita-cita tertentu. Kegiatan formal dan informal berfokus pada
proses belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tidak
dapat menjadi dapat. Maka makin tinggi pendididkan seseorang makin mudah
menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki
Sedangkan frekuensi terkecil responden yang memiliki pengetahuan
baik berjumlah 13 responden (36,11 %), hal ini dapat dipengaruhi oleh
pendidikan dimana terdapat 14 responden (38,89 %) memiliki pendidikan
perguruan tinggi, sehingga dengan tingginya pendidikan yang diperoleh maka
informasi yang didapat akan lebih banyak serta dapat memberikan pengaruh
pada pengetahuan seseorang meskipun seseorang memiliki pendidikan yang
rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media
misalnya TV, radio atau surat kabar serta media lainnya, maka hal itu akan
lebih meningkatkan pengetahuan seseorang (Nursalam dan Pariana,2004).
Selain pendidikan, pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman
yang pernah dilalui oleh responden. Hal ini diketahui responden yang telah
memiliki pengalaman tentang faktor penyebab gastritis. Seperti yang telah
dijelaskan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa pengalaman merupakan sumber
62
pengetahuan atau pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Setiap tindakan selalu diawali oleh proses
yang cukup kompleks. Sebagai titik awal penerimaan suatu stimulus,
sementara dalam individu terjadi dinamika berbagai psikosifik seperti
kebutuhan, perasaan, perhatian dan pengambilan keputusan. Dalam kehidupan
sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial.(Notoatmodjo,2009).
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat dari 36 responden
bahwa frekuensi tertinggi sikap penderita gastritis tentang penyebab gastritis
adalah sikap baik dmana terdapat 27 responden (75 %), hal ini dapat
dipengaruhi oleh pengalaman pribadi responden untuk dapat menjadi
pembentukan sikap. Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan
sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Menurut
Azwar S (2011, p.30) Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
Kemudian, pengaruh orang lain yang dianggap penting pada umumnya,
individu cenderung untuk memiliki sikap yang kompormis atau sikap
seseorang yang dianggap penting seperti pengaruh saudara, suami atau istri
serta orang yang ada disekelilingnya, yang dapat mempengaruhi pengetahuan
dan berpikir dalam kesiapan/kesediaan untuk bertindak.
63
Menurut Azwar S (2011 Individu pada umumnya cenderung untuk
memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang
dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap
penting tersebut.
Kemudian dari 36 responden frekuensi terkecil sikap penderita gastritis
tentang penyebab gastritis adalah sikap kurang dimana terdapat 9 responden
(25 %), yang dipengaruhi oleh kurangnya sumber informasi sehingga dapat
mempengaruhi pengetahuan yang mengakibatkan ketidaksiapan atau keraguan
responden dalam menyikapi penyakit gastritis, serta kurangnya
pengaruh/motifasi yang diberikan oleh orang lain terhadap responden yang
akan menimbulkan sikap acuh tak acuh dalam mencegah penyakitnya. Sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu yang berpengaruh terhadap sikap konsumennya
(Notoatmodjo,2009).
3. Tindakan
Tindakan merupakan suatu sikap optimis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara
lain ada fasilitas (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat dari 36 responden
frekuensi tertinggi tindakan penderita gastritis tentang penyebab gastritis
adalah tindakan kurang dimana terdapat 24 responden (66,67 %), hal ini
64
dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengalaman responden dalam mencegah
penyakit gastritis serta kurangnya sumber informasi yang diperoleh dan
kurangnya sosialisasi dalam lingkungan, sehingga responden kesusahan dalam
mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
diambil. Contohnya seorang penderita gastritis tidak dapat memilih
makanan/minuman yang dapat menyebabkan penyakit gastritis.
Kemudian dari 36 responden frekuensi terkecil tindakan penderita
gastritis tentang penyebab gastritis adalah tindakan baik dimana terdapat 12
responden (33,33 %), hal ini tindakan dapat dipengaruhi oleh pengalaman
yang pernah dialami oleh responden. Sehingga responden yang telah memiliki
pengalaman tentang faktor penyebab gastritis. Seperti yang telah dijelaskan
oleh Notoatmodjo (2007) bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan
atau pengalaman yang merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, serta informasi yang diperoleh responden dari berbagai sumber
seperti dari media misalnya TV, radio atau surat kabar, serta penyuluhan
kesehatan yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan dan lifleat kesehatan
mengenai pencegahan penyakit gastritis. akan memberikan pengaruh pada
tindakan seseorang dalam menangani penyakitnya serta berusaha untuk hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari.
4. Perilaku
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh
manusia dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi
dan genetika. Bimo Walgito (2003)
65
Berdasarkan penelitian diatas dapat dilihat, dari 36 responden yang
datang di Poli Penyakit Dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara selama penelitian, menunjukan bahwa perilaku kurang terhadap
penyebab gastritis sebanyak 23 responden (63,89 %). Hal ini dipengaruhi
karena responden memiliki pengetahuan dan tindakan yang kurang terhadap
penyebab penyakit gastritis.
Sedangkan perilaku baik terhadap penyebab gastritis sebanyak 13
responden (36,11 %), hal ini dipengaruhi karena dilihat dari pengetahuan
responden memiliki pendidikan yang tinggi, kemudian dari sikap responden
dapat dipengaruhi pengalaman pribadi untuk dapat menjadi pembentukan
sikap dimana sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Kemudian, pengaruh
orang lain yang dianggap penting pada umumnya, individu cenderung untuk
memiliki sikap yang kompormis atau sikap seseorang yang dianggap penting
seperti pengaruh saudara, suami atau istri serta orang yang ada
disekelilingnya, yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan berpikir dalam
kesiapan/kesediaan seseorang untuk bertindak.
66
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 03 sampai 08 juli 2017
terhadap 36 responden tentang “Identifikasi perilaku penderita gastritis tentang
penyebab gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017” Dapat disimpulkan secara umum bahwa dari 36 responden yang datang di
Poli Penyakit Dalam RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara selama
penelitian, menunjukan bahwa perilaku baik terhadap penyebab penyakit gastritis
sebanyak 13 responden (36,11 %) dan perilaku kurang terhadap penyebab
penyakit gastritis sebanyak 23 responden (63,89 %). Dengan penjabaran :
1. Pengetahuan penderita gastritis tentang penyebab gastritis di Poli Penyakit
Dalam RSUD Bahteramas frekuensi tertinggi kategori pengetahuan kurang
berjumlah 23 responden (63,89 %) dan kategori pengetahuan baik berjumlah
13 responden (36,11 %).
2. Sikap penderita gastritis tentang penyebab gastritis di Poli Penyakit Dalam
RSUD Bahteramas frekuensi tertinggi kategori sikap baik berjumlah 27
responden (75 %) dan kategori sikap kurang berjumlah 9 responden (25 %).
3. Tindakan penderita gastritis tentang penyebab gastritis di Poli Penyakit
Dalam RSUD Bahteramas frekuensi tertinggi kategori tindakan kurang
berjumlah 24 responden (66,67 %) dan kategori tindakan baik berjumlah 12
responden (33,33 %).
67
B. Saran
1. Bagi petugas Kesehatan
Petugas kesehatan lebih sering memberikan penyuluhan kesehatan
tentang penyakit gastritis dengan meningkatkan sarana berupa poster, lefleat
dan stiker untuk meningkatkan pengetahuan.
2. Bagi Responden
Diharapkan bagi responden khususnya penderita untuk meningkatkan
pengetahuannya dengan berkonsultasi dengan petugas kesehatan tentang
penyakit gastritis
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan atau
tambahan kepustakaan bagi pembaca atau peneliti selanjutnya.
4. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat
dikembangkan lagi serta mencari faktor-faktor penyebab lainnya.
68
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.2008.Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Offset.
Hirlan. 2010. Dalam Ilmu Penyakit Dalam. Sjaifoellah Noer (editor). Ed. Ke-3.
Jakarta : EGC
Mansjoer.Arief,Triyanti.K.dkk.2001.Kapita Selecta Kedokteran edisi ketiga jilid1 :
Media Aesculapius fakultas Kedokteran UI.
Mustakim. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna. Pustaka Populer Obat. Jakarta.
Notoatmodjo,S.2009.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktek. Jakarta : EGC
Price, S.A and Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 volume 1.Jakarta : EGC
Smeltzer, S.C, & Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC
Sugiono, 2007. Statistik Nonparametis Untuk Penelitian. Bandung: CV Alvabeta.
Sujono Hadi. 2010. Gastroenterologi. Bandung: Alumni Bandung
Susanti, S. 2014. Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit Gastritis.
Suratun & Lusiana. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media
Suyono, Slamet. 2008. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan
FKUI
69
Lampiran 1
SURAT PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Responden
Di –
Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Bahteramas Profinsi Sulawesi Tenggara
Dengan Hormat,
Sebagai persyaratan tugas akhir Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan, maka saya (Suriani , Nim: P00320014096) akan melakukan
penelitian yang berjudul “Identifikasi Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab
Gastritis Di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017”
Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan sebagai tugas akhir
menyelesaikan pendidikan di Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan.
Olehnya itu, saya mohon kesediaan penderita gastritis untuk menjadi responden
dalam penelitian ini. Selanjutnya kami mohon kesedian responden untuk mengisi
kuesioner yang saya sediakan dengan jujur dan apa adanya. Jawaban yang telah anda
berikan, akan kami jaga kerahasiaannya.
Demikian surat permohonan ini kami buat, atas bantuan dan partisipasinya
kami ucapkan terima kasih.
Kendari,
SURIANI
70
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, tidak keberatan untuk menjadi
responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Kendari Jurusan Keperawatan yg berjudul “Identifikasi Perilaku Penderita Gastritis
Tentang Penyebab Gastritis Di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017”. Dan saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak
manapun. Semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Kendari,
(Responden)
71
KUESIONER PENELITIAN
IDENTIFIKASI PERILAKU PENDERITA GASTRITIS TENTANG
PENYEBAB GASTRITISDI RSUD BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
I. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaaan :
Alamat :
II. Pertanyaan
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling tepat.
A. Pengetahuan tentang penyebab gastritis
1. Penyebab penyakit gastritis adalah….
a. Pola makan yang tidak teratur
b. Pola makan yang teratur
c. Banyak mengkonsumsi air putih
2. Dengan mengkonsumsi obat-obatan kimia dapat menyebabkan…
a. Penyakit kulit
b. Penyakit pada lambung atau gastritis
c. Penyakit diabetes melitus
3. Kebiasaan seseorang mengkonsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan
penyakit…
a. Diabetes melitus
b. Demam berdarah
c. Gastritis
4. Kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan yang dapat meyebabkan penyakit
gastritis adalah…
a. Makanan bermnyak, pedas, asam dan berbumbu
b. Buah-buahan yang berserat tinggi
c. a dan b salah
72
5. kebiasaan makan dengan porsi lebih dapat menyebabkan…
a. menimbulkan peradangan atau luka pada lambung
b. obesitas
c. a dan b benar
6. Pada penderita gastritis yang sering menjadi keluhan adalah
a. Pada daerah lambung terasa nyeri disertai mual
b. Nyeri pada kepala atau pusing
c. a dan b benar
7. Merokok dengan berlebihan dapat meyebabkan…
a. Diabetes melitus
b. Mempercepat pengosongan cairan lambung
c. Penyakit hepatitis
8. Keadaan yang dapat meningkatkan produksi asam lambung adalah…
a. Stres
b. Bekerja dengan bahan berat disertai panik dan tergesah-gesah
c. a dan b benar
9. Dengan mengkonsumsi minuman berkafein 3 gelas perhari dapat
mempengaruhi…
a. Kesehatan reproduksi
b. Kesehatan perut dan lapisan lambung
c. a dan b salah
10. Dengan Mengkonsumsi minuman yang beralkohol dapat menyebabkan…
a. Kerusakan lambung
b. Diabetes melitus
c. Penyakit hepatitis
73
B. Sikap penderita gastritis
Berikan tanda ) pada kolom jawaban
No Pertanyaan
Sangat
Setuju
4
Setuju
3
Tidak
Setuju
2
Sangat Tidak
Setuju
1
1
Saya akan menghindari pola
makan yang tidak teratur karena
dapat menyebabkan gastritis
2
Jika saya minum kopi lebih dari
3 gelas perhari tidak
menyebabkan gastritis
3
Saya akan menghindari
mengkonsumsi minuman
beralkohol karena beresiko
menyebabkan gastritis
4
Saya akan menghindari makanan
yang bersifat asam karena
beresiko menyebabkan gastritis
5
Saya makan dalam porsi
berlebihan dapat menyebabkan
refluks isi lambung yang
menimbulkan peradangan pada
lambung karena dapat
menyebabkan gastritis
6
Saya merokok berlebihan tidak
mempercepat pengosongan
cairan lambung karena tidak
beresiko menyebabkan gastritis
7
Saya akan menghindari
mengkonsumsi makanan pedas
karena beresiko menyebabkan
gastritis
8
Saya selalu mengkonsumsi
makanan yang berbumbu,
berminyak karena tidak
menyebabkan gastritis
74
9
Jika saya bekerja dalam keadaan
stres maka produksi asam
lambung akan meningkat yang
dapat mengiritasi mukosa
lambung sehingga dapat
menyebabkan gastritis
10
Saya akan menghindari konsumsi
obat-obatan anti nyeri karena
tidak beresiko menyebabkan
gastritis
75
C. Tindakan penderita Gastritis tentang Penyebab Gastritis
1. Jika saya merasa lapar sedang bekerja maka yang saya lakukan adalah
a. Tetap melanjutkan pekerjaan hingga selesai
b. Mencari makanan untuk tetap menjaga pola makan teratur
2. Jika ada yang memberi rokok yang saya lakukan adalah
a. Tidak Merokok
b. . Merokok
3. Jika ada yang menawarkan minuman yang beralkohol yang saya lakukan adalah
a. Menerima tawaran
b. Menolak tawaran
4. Jika saya disediakan kopi yang saya lakukan adalah
a. Tidak Mengkonsumsi
b. Mengkonsumsi
5. Jika disediakan makanan yang bersifat asam yang saya lakukan adalah
a. Mengkonsumsi
b. Tidak Mengkonsumsi
6. Jika disediakan makanan yang berbumbu dan berminyak yang saya lakukan
adalah
a. Tidak Mengkonsumsi
b. Mengkonsumsi
7. Jika disediakan makanan pedas yang saya lakukan adalah
a. Mengkonsumsi
b. Tidak Mengkonsumsi
8. Jika sedang sakit diberikan obat anti nyeri yang saya lakukan adalah
a. Menolak
b. Menerima
9. Jika saya melakukan pekerjaan dengan bahan berat, tergesa-gesa dan panik yang
saya lakukan adalah
a. Melanjutkan pekerjaan
b. Istrahat
10. jika disediakan makanan dengan porsi lebih yang saya lakukan adalah
a. Makan secukupnya
b. Makan berlebihan
76
KUNCI JAWABAN
A. Pengetahuan tentang penyebab gastritis
1. a
2. b
3. c
4. a
5. c
6. c
7. b
8. c
9. b
10. a
C. Tindakan tentang penyebab gastritis
1. b
2. a
3. b
4. a
5. b
6. a
7. b
8. a
9. b
10. a
77
78
79
80
1
Pengolahan Data Hasil Penelitian
Identifikasi Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
A. Pengetahuan
Hari/T
anggal Nomor Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Pengetahuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Nilai (%) Kriteria
Baik Kurang
03
-07
-20
17
1 Ny. F 40 SMA TB 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40 √
2 Tn.W 27 Sarjana Swasta 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 50 √
3 Ny.S 58 SD Tani 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3 30 √
4 Ny.R 35 SMA TB 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 5 50 √
5 Tn.R 50 SD Tani 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 40 √
6 Tn.L 51 SMA Swasta 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 5 50 √
7 Ny.S 63 Sarjana PNS 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 50 √
8 Nn.N 17 SMA TB 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5 50 √
04
-07
-201
7 9 Tn.A 49 SMP Swasta 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 40 √
10 Ny.S 32 SMA TB 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 40 √
11 Ny.Er 39 Sarjana PNS 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 √
12 Nn.R 18 SMA TB 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 √
13 Ny.N 48 SMA TB 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 5 50 √
14 Tn.J 25 SMA Swasta 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 50 √
05
-07
-201
7
15 Tn.B 44 Sarjana PNS 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 √
16 Ny.W 42 SMA Pdgng 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 5 50 √
17 Tn.M 46 Sarjana PNS 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 6 60 √
18 Tn.D 68 SD Tani 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3 30 √
19 Ny.L 64 SMA TB 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 4 40 √
20 Tn.Al 15 SMP TB 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 √
21 Ny.K 25 Sarjana TB 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80 √
06
-07
-
20
17
22 Tn.P 49 Sarjana PNS 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 70 √
23 Ny.El 39 SMP TB 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3 30 √
24 Tn.Sa 47 SD Pdgng 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 5 50 √
25 Ny.M 49 SMA TB 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 5 50 √
2
Hari/T
anggal Nomor Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Pengetahuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Nilai (%) Kriteria
Baik Kurang
26 Ny.D 45 Sarjana PNS 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 √
07
-07
-201
7
27 Tn.A 52 Sarjana PNS 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 70 √
28 Tn.K 51 SMA Pdgng 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 4 40 √
29 Ny.H 61 SMA TB 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 5 50 √
30 Ny.In 65 PNS TB 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 50 √
31 Nn.M 23 Mhsw TB 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 √
32 Ny.T 32 Diploma PNS 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70 √
33 Nn.v 21 Mhsw TB 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6 60 √
08
-07
-201
7 34 Ny.R 35 SMA TB 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 5 50 √
35 Ny.A 38 Sarjana Swasta 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6 60 √
36 Tn.G 41 SMA Swasta 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 5 50 √
Jumlah 35 18 27 32 6 6 16 4 22 21 13 23
Keterangan :
Baik (B) : ≥ 60%
Kurang (K) : < 60%
Mengetahui Kendari, Juli 2017
Kepala Ruangan Poli Interna
Maria AMK Suriani
NIP. 19631231 199103 2 082 NIM. P00320014096
3
B. Sikap
Hari/T
anggal Nomor Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Sikap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Nilai (%) Kriteria
Baik Kurang
03
-07
-20
17
1 Ny. F 40 SMA TB 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 26 65 √
2 Tn.W 27 Sarjana Swasta 4 1 4 4 4 2 3 1 3 2 28 70 √
3 Ny.S 58 SD Tani 4 2 1 3 3 2 3 3 2 1 24 60 √
4 Ny.R 35 SMA TB 4 4 3 3 1 2 3 3 1 1 25 62.5 √
5 Tn.R 50 SD Tani 4 3 3 2 3 2 3 2 1 1 24 60 √
6 Tn.L 51 SMA Swasta 4 3 3 3 2 3 3 3 2 1 27 67.5 √
7 Ny.S 63 Sarjana PNS 4 3 4 3 3 4 3 3 1 1 29 72.5 √
8 Nn.N 17 SMA TB 2 2 2 3 1 1 3 2 3 2 18 45 √
04
-07
-201
7
9 Tn.A 49 SMP Swasta 4 2 3 1 2 2 3 3 2 1 23 57.5 √
10 Ny.S 32 SMA TB 3 3 4 3 2 3 3 3 2 1 27 67.5 √
11 Ny.Er 39 Sarjana PNS 4 3 4 3 3 3 3 2 2 1 28 70 √
12 Nn.R 18 SMA TB 4 2 4 4 4 2 4 2 4 1 31 77.5 √
13 Ny.N 48 SMA TB 4 2 3 3 1 1 3 2 1 1 21 52.5 √
14 Tn.J 25 SMA Swasta 4 2 2 3 1 2 3 2 1 1 21 52.5 √
05
-07
-201
7
15 Tn.B 44 Sarjana PNS 4 3 4 4 3 2 4 2 2 1 29 72.5 √
16 Ny.W 42 SMA Pdgng 4 3 4 3 2 3 3 2 2 1 30 75 √
17 Tn.M 46 Sarjana PNS 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 25 62.5 √
18 Tn.D 68 SD Tani 3 2 3 2 4 2 3 2 3 2 26 65 √
19 Ny.L 64 SMA TB 4 4 2 2 2 3 3 3 3 1 27 67.5 √
20 Tn.Al 15 SMP TB 4 2 2 2 1 3 4 3 2 1 22 55 √
21 Ny.K 25 Sarjana TB 3 1 4 4 4 2 3 1 3 1 22 55 √
06
-07
-201
7 22 Tn.P 49 Sarjana PNS 3 3 3 3 4 2 3 2 1 1 25 62.5 √
23 Ny.El 39 SMP TB 4 2 4 4 4 2 1 2 1 2 26 65 √
24 Tn.Sa 47 SD Pdgng 3 2 3 4 1 2 4 3 1 1 24 60 √
25 Ny.M 49 SMA TB 4 3 1 2 2 3 4 3 2 2 26 65 √
26 Ny.D 45 Sarjana PNS 4 2 3 3 4 2 3 1 4 2 26 65 √
0 7 - 0 7 - 2 0 1 7
27 Tn.A 52 Sarjana PNS 3 3 2 4 3 2 4 2 4 1 24 60 √
4
Hari/T
anggal Nomor Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Sikap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Nilai (%) Kriteria
Baik Kurang
28 Tn.K 51 SMA Pdgng 4 3 2 1 2 2 3 2 2 1 22 55 √
29 Ny.H 61 SMA TB 3 3 2 3 3 2 3 2 1 1 23 57.5 √
30 Ny.In 65 PNS TB 4 2 1 3 2 2 4 2 2 1 23 57.5 √
31 Nn.M 23 Mhsw TB 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 26 65 √
32 Ny.T 32 Diploma PNS 4 2 4 3 3 2 4 2 4 2 30 75 √
33 Nn.v 21 Mhsw TB 4 2 4 3 3 1 2 3 3 2 27 67.5 √
08
-07
-201
7 34 Ny.R 35 SMA TB 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 25 62.5 √
35 Ny.A 38 Sarjana Swasta 4 3 3 2 1 2 4 3 3 1 26 65 √
36 Tn.G 41 SMA Swasta 4 3 1 1 2 3 2 4 4 1 25 62.5 √
Jumlah 35 18 27 33 131 89 104 103 90 79 27 9
Keterangan :
Baik (B) : ≥ 60%
Kurang (K) : < 60%
Mengetahui Kendari, Juli 2017
Kepala Ruangan Poli Interna
Maria AMK Suriani
NIP. 19631231 199103 2 082 NIM. P00320014096
5
C. Tindakan
Hari/T
anggal Nomor Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Tindakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Nilai (%) Kriteria
Baik Kurang
03
-07
-20
17
1 Ny. F 40 SMA TB 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40 √
2 Tn.W 27 Sarjana Swasta 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80 √
3 Ny.S 58 SD Tani 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 30 √
4 Ny.R 35 SMA TB 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40 √
5 Tn.R 50 SD Tani 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 40 √
6 Tn.L 51 SMA Swasta 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3 30 √
7 Ny.S 63 Sarjana PNS 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 70 √
8 Nn.N 17 SMA TB 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 60 √
04
-07
-201
7 9 Tn.A 49 SMP Swasta 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3 50 √
10 Ny.S 32 SMA TB 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 40 √
11 Ny.Er 39 Sarjana PNS 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 60 √
12 Nn.R 18 SMA TB 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 70 √
13 Ny.N 48 SMA TB 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5 50 √
14 Tn.J 25 SMA Swasta 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 50 √
05
-07
-201
7
15 Tn.B 44 Sarjana PNS 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 50 √
16 Ny.W 42 SMA Pdgng 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40 √
17 Tn.M 46 Sarjana PNS 1 0 1 0 0 0 0 9 1 1 4 40 √
18 Tn.D 68 SD Tani 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 40 √
19 Ny.L 64 SMA TB 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 50 √
20 Tn.Al 15 SMP TB 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6 60 √
21 Ny.K 25 Sarjana TB 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 50 √
06
-07
-201
7 22 Tn.P 49 Sarjana PNS 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 √
23 Ny.El 39 SMP TB 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 5 50 √
24 Tn.Sa 47 SD Pdgng 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 60 √
25 Ny.M 49 SMA TB 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 40 √
26 Ny.D 45 Sarjana PNS 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 70 √
07
-
07
-
20
17 27 Tn.A 52 Sarjana PNS 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 50 √
28 Tn.K 51 SMA Pdgng 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 40 √
29 Ny.H 61 SMA TB 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 5 50 √
6
Hari/T
anggal Nomor Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Tindakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Nilai (%) Kriteria
Baik Kurang
30 Ny.In 65 PNS TB 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 6 60 √
31 Nn.M 23 Mhsw TB 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70 √
32 Ny.T 32 Diploma PNS 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 5 50 √
33 Nn.v 21 Mhsw TB 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 5 50 √
08
-07
-
20
17
34 Ny.R 35 SMA TB 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 5 50 √
35 Ny.A 38 Sarjana Swasta 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70 √
36 Tn.G 41 SMA Swasta 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 5 50 √
Jumlah 12 27 35 16 20 2 9 3 24 30 12 24
Keterangan :
Baik (B) : ≥ 60%
Kurang (K) : < 60%
Mengetahui Kendari, Juli 2017
Kepala Ruangan Poli Interna
Maria AMK Suriani
NIP. 19631231 199103 2 082 NIM. P00320014096
7
Pengolahan Data Hasil Penelitian
Identifikasi Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Hari
/Tan
ggal
Nom
or
Nam
a
Um
ur
Pen
did
ikan
Pek
erja
an
Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Pengetahuan Sikap Tindakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sk
or
Nil
ai
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sk
or
Nil
ai
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sk
or
Nil
ai
(%)
03
-07
-20
17
1 Ny. F 40 SMA TB 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 26 65 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40
2 Tn.W 27 Sarjana Swasta 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 50 4 1 4 4 4 2 3 1 3 2 28 70 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80
3 Ny.S 58 SD Tani 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3 30 4 2 1 3 3 2 3 3 2 1 24 60 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 30
4 Ny.R 35 SMA TB 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 5 50 4 4 3 3 1 2 3 3 1 1 25 62.5 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40
5 Tn.R 50 SD Tani 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 40 4 3 3 2 3 2 3 2 1 1 24 60 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 40
6 Tn.L 51 SMA Swasta 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 5 50 4 3 3 3 2 3 3 3 2 1 27 67.5 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3 30
7 Ny.S 63 Sarjana PNS 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 50 4 3 4 3 3 4 3 3 1 1 29 72.5 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 70
8 Nn.N 17 SMA TB 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5 50 2 2 2 3 1 1 3 2 3 2 18 45 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 60
04
-07
-201
7 9 Tn.A 49 SMP Swasta 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 40 4 2 3 1 2 2 3 3 2 1 23 57.5 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3 50
10 Ny.S 32 SMA TB 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 40 3 3 4 3 2 3 3 3 2 1 27 67.5 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 40
11 Ny.Er 39 Sarjana PNS 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 4 3 4 3 3 3 3 2 2 1 28 70 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 60
12 Nn.R 18 SMA TB 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 4 2 4 4 4 2 4 2 4 1 31 77.5 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 70
13 Ny.N 48 SMA TB 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 5 50 4 2 3 3 1 1 3 2 1 1 21 52.5 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5 50
14 Tn.J 25 SMA Swasta 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 50 4 2 2 3 1 2 3 2 1 1 21 52.5 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 50
05
-07
-201
7
15 Tn.B 44 Sarjana PNS 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 4 3 4 4 3 2 4 2 2 1 29 72.5 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 50
16 Ny.W 42 SMA Pdgng 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 5 50 4 3 4 3 2 3 3 2 2 1 30 75 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40
17 Tn.M 46 Sarjana PNS 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 6 60 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 25 62.5 1 0 1 0 0 0 0 9 1 1 4 40
18 Tn.D 68 SD Tani 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3 30 3 2 3 2 4 2 3 2 3 2 26 65 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 40
19 Ny.L 64 SMA TB 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 4 40 4 4 2 2 2 3 3 3 3 1 27 67.5 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 50
20 Tn.Al 15 SMP TB 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 4 2 2 2 1 3 4 3 2 1 22 55 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6 60
21 Ny.K 25 Sarjana TB 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80 3 1 4 4 4 2 3 1 3 1 22 55 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 50
06
-07
-201
7 22 Tn.P 49 Sarjana PNS 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 70 3 3 3 3 4 2 3 2 1 1 25 62.5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80
23 Ny.El 39 SMP TB 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3 30 4 2 4 4 4 2 1 2 1 2 26 65 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 5 50
24 Tn.Sa 47 SD Pdgng 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 5 50 3 2 3 4 1 2 4 3 1 1 24 60 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 60
25 Ny.M 49 SMA TB 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 5 50 4 3 1 2 2 3 4 3 2 2 26 65 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 40
26 Ny.D 45 Sarjana PNS 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 4 2 3 3 4 2 3 1 4 2 26 65 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 70
0 7 - 0 7 - 2 0 1 7
27 Tn.A 52 Sarjana PNS 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 70 3 3 2 4 3 2 4 2 4 1 24 60 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 50
8
Hari
/Tan
ggal
Nom
or
Nam
a
Um
ur
Pen
did
ikan
Pek
erja
an
Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Pengetahuan Sikap Tindakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sk
or
Nil
ai
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sk
or
Nil
ai
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sk
or
Nil
ai
(%)
28 Tn.K 51 SMA Pdgng 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 4 40 4 3 2 1 2 2 3 2 1 22 55 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 40
29 Ny.H 61 SMA TB 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 5 50 3 3 2 3 3 2 3 2 1 1 23 57.5 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 5 50
30 Ny.In 65 PNS TB 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 50 4 2 1 3 2 2 4 2 2 1 23 57.5 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 6 60
31 Nn.M 23 Mhsw TB 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 26 65 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70
32 Ny.T 32 Diploma PNS 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70 4 2 4 3 3 2 4 2 4 2 30 75 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 5 50
33 Nn.v 21 Mhsw TB 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6 60 4 2 4 3 3 1 2 3 3 2 27 67.5 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 5 50
08
-07
-201
7 34 Ny.R 35 SMA TB 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 5 50 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 25 62.5 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 5 50
35 Ny.A 38 Sarjana Swasta 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6 60 4 3 3 2 1 2 4 3 3 1 26 65 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70
36 Tn.G 41 SMA Swasta 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 5 50 4 3 1 1 2 3 2 4 4 1 25 62.5 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 5 50
Jumlah 35 18 27 32 6 6 16 4 22 21 131 89 104 103 90 79 112 85 82 48 12 27 35 16 20 2 9 12 24 36
Keterangan :
Baik (B) : ≥ 60%
Kurang (K) : < 60%
Mengetahui Kendari, Juli 2017
Kepala Ruangan Poli Interna
Maria AMK Suriani
NIP. 19631231 199103 2 082 NIM. P00320014096
1
Master Tabel Penelitian
Identifikasi Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
No Nama
JK Usia (Tahun) Pendidikan Pekerjaan Perilaku Penderita Gastritis Tentang Penyebab Gastritis
Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
L P 15-24 25-44 45-54 55-64 >65 SD SMP SMA PT PNS Tani Pdgng Swasta TB Skor (%) Kriteria
Skor (%) Kriteria
Skor (%) Kriteria
Skor (%) Kriteria
B K B K B K B K
1 Ny. F √ √ √ √ 4 40 √ 26 65 √ 4 40 √ 145 48,33 √
2 Tn.W √ √ √ √ 5 50 √ 28 70 √ 8 80 √ 200 66,67 √
3 Ny.S √ √ √ √ 3 30 √ 24 60 √ 3 30 √ 120 40,00 √
4 Ny.R √ √ √ √ 5 50 √ 25 62.5 √ 4 40 √ 152,5 50,83 √
5 Tn.R √ √ √ √ 4 40 √ 24 60 √ 4 40 √ 140 46,67 √
6 Tn.L √ √ √ √ 5 50 √ 27 67.5 √ 3 30 √ 147,5 49,17 √
7 Ny.S √ √ √ √ 5 50 √ 29 72.5 √ 7 70 √ 192,5 64,17 √
8 Nn.N √ √ √ √ 5 50 √ 18 45 √ 6 60 √ 155 51,67 √
9 Tn.A √ √ √ √ 4 40 √ 23 57.5 √ 3 50 √ 147,5 49,17 √
10 Ny.S √ √ √ √ 4 40 √ 27 67.5 √ 4 40 √ 147,5 49,17 √
11 Ny.Er √ √ √ √ 7 70 √ 28 70 √ 6 60 √ 200 66,67 √
12 Nn.R √ √ √ √ 8 80 √ 31 77.5 √ 7 70 √ 227,5 75,83 √
13 Ny.N √ √ √ √ 6 60 √ 21 52.5 √ 5 50 √ 162,5 54,17 √
14 Tn.J √ √ √ √ 5 50 √ 21 52.5 √ 3 50 √ 152,5 50,83 √
15 Tn. B √ √ √ √ 7 70 √ 29 72.5 √ 5 50 √ 192,5 64,17 √
16 Ny.W √ √ √ √ 5 50 √ 30 75 √ 4 40 √ 165 55,00 √
17 Tn.M √ √ √ √ 6 60 √ 25 62.5 √ 4 40 √ 162,5 54,17 √
18 Tn.D √ √ √ √ 3 30 √ 26 65 √ 4 40 √ 135 54,00 √
19 Ny.L √ √ √ √ 4 40 √ 27 67.5 √ 5 50 √ 157,5 52,50 √
20 Tn.Al √ √ √ √ 7 70 √ 22 55 √ 6 60 √ 185 61,67 √
21 Ny.K √ √ √ √ 8 80 √ 22 55 √ 5 50 √ 185 61,67 √
22 Tn.P √ √ √ √ 7 70 √ 25 62.5 √ 8 80 √ 212,5 70,83 √
23 Ny.El √ √ √ √ 3 30 √ 26 65 √ 5 50 √ 145 48,33 √
24 Tn.Sa √ √ √ √ 5 50 √ 24 60 √ 6 60 √ 170 56,67 √
25 Ny.M √ √ √ √ 5 50 √ 26 65 √ 4 40 √ 155 51,67 √
26 Ny.D √ √ √ √ 7 70 √ 26 65 √ 7 70 √ 205 68,33 √
27 Tn.A √ √ √ √ 7 70 √ 24 60 √ 5 50 √ 180 60,00 √
28 Tn.K √ √ √ √ 4 40 √ 22 55 √ 4 40 √ 135 45,00 √
29 Ny.H √ √ √ √ 5 50 √ 23 57.5 √ 5 50 √ 157,5 52,50 √
30 Ny.In √ √ √ √ 5 50 √ 23 57.5 √ 6 60 √ 167,5 55,83 √
31 Nn.M √ √ √ √ 7 70 √ 26 65 √ 7 70 √ 205 68,33 √
32 Ny.T √ √ √ √ 7 70 √ 30 75 √ 5 50 √ 195 65,00 √
33 Nn.v √ √ √ √ 6 60 √ 27 67.5 √ 5 50 √ 177,5 59,17 √
34 Ny.R √ √ √ √ 5 50 √ 25 62.5 √ 5 50 √ 162,5 54,17 √
35 Ny.A √ √ √ √ 6 60 √ 26 65 √ 7 70 √ 195 65,00 √
36 Tn.G √ √ √ √ 5 50 √ 25 62.5 √ 5 50 √ 162,5 54,17 √
Jumlah 14 22 5 14 9 6 2 4 3 15 14 8 3 3 6 16 13 23 27 9 12 24 13 23
Keterangan :
Baik (B) : ≥ 60%
Kurang (K) : < 60%
Mengetahui
Kepala Ruangan Poli Interna
Maria AMK
NIP. 19631231 199103 2 082
Kendari, Juli 2017
Suriani
Nim. P00320014096
1
DOKUMENTASI PENELITIAN
Ket : Melakukan penelitian pada saat menjelaskan pengisian kuesioner