Identifikasi Isolat Bakteri

11
SCB160340 PTA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2014/2015 Drs. IMAM SANTOSO, M.Phil Dra. SITARESMI, M.Sc LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI NAMA : ROHMAD JONI PRANOTO NPM : 1206247240 KELOMPOK : XB TANGGAL PRAKTIKUM : 19 NOVEMBER 2014 ASISTEN : WEDNES SUCI YUNITA WINDI A.

description

Mikrobiologi, Bakteri

Transcript of Identifikasi Isolat Bakteri

SCB160340 PTAPRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2014/2015Drs. IMAM SANTOSO, M.PhilDra. SITARESMI, M.Sc

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIIDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI

NAMA: ROHMAD JONI PRANOTONPM: 1206247240KELOMPOK: XBTANGGAL PRAKTIKUM: 19 NOVEMBER 2014ASISTEN: WEDNES SUCI YUNITA WINDI A.

UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMDEPARTEMEN BIOLOGI2014IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI

I. TUJUAN

Mengidentifikasi suatu isolat bakteri berdasarkan perbedaan karakter fenotipik

II. HASIL PENGAMATANHasil pengamatan dalam bentuk tabel dan gambar dapat dilihat pada lampiran

III. PEMBAHASAN Identifikasi bakteri merupakan proses yang terdiri atas proses membandingkan antara bakteri yang belum diketahui dengan yang telah diketahui sehingga dapat dikatakan bahwa si X mirip dengan si Y tapi berbeda dengan si Z. Desain identifikasi tergantung pada sejauh mana pengetahuan mengenai objek yang telah diketahui, sehingga proses pembandingan akan semakin mendekati tingkat kebenarannya. Dalam praktiknya, metode identifikasi saat ini setidaknya ada dua yang sering digunakan yaitu dengan metode kunci dikotomi dan metode flow chart (Barrow & Feltham 1993: 46).Metode yang digunakan saat praktikum identifikasi isolat mikroorganisme yaitu Manual Bacterial Identification Cowan and Steel. Metode tersebut merupakan turunan dari metode flow chart yang menggunakan dasar identifikasi adalah karakter fenotipik mikroorganisme. Karakter fenotipik merupakan karakter yang dapat tampak teramati secara visual. Karakter fenotipik tersebut diketahui dengan melakukan beberapa uji bertahap terhadap suatu isolat mikroorganisme, yaitu antara lain Gram stainning, Morphology of Cell, Acid Fast Stainning, Spores Stainning, Motility test, Growth in air, Growth anaerobically, Catalase test, Oxidase test, Acid from glucose, and Oxidation-Fermentation (Barrow & Feltham 1993: 2427).Praktikum identifikasi isolat mikroorganisme tersebut beberapa uji tidak dilakukan, yaitu Acid Fast Stainning dan Spores Stainning. Praktikan diberikan suatu isolat mikroorganisme berkode J yang tidak diketahui jenisnya. Isolat tersebut kemudian diuji dengan Gram Stainning. Gram stainning dilakukan dengan membuat preparat olesan terlebih dahulu, kemudian preparat olesan tersebut ditetesi dengan larutan kristal violet, larutan lugol iodine, larutan alkohol aseton sebagai decolorizer, dan pewarna safranin secara bertingkat. Hasil menunjukkan bahwa isolat tersebut tampak berwarna merah setelah diberikan safranin. Sesuai literatur, koloni bakteri yang menunjukkan warna merah ketika dilakukan pengecatan Gram, maka koloni tersebut merupakan koloni bakteri gram negatif (Talaro & Talaro 2002: 81). Pengamatan Gram Stainning juga menunjukkan bentuk sel bakteri yang berbentuk coccus atau bulat. Selanjutnya, isolat mikroorganisme J tersebut dilakukan uji katalase dengan menambahkan larutan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan molekul yang dihasilkan dari proses respirasi bakteri. Uji katalase dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri memiliki enzim katalase atau tidak. Enzim katalase dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri untuk memecah hidrogen peroksida yang bersifat toksik terhadap bakteri yang masih hidup menjadi H2O dan O2 berbetuk gelembung udara (Gandjar dkk 1992: 53) . Penambahan larutan hidrogen peroksida pada isolat gelembung udara. Hal tersebut mengindikasikan bahwa isolat bakteri kode J merupakan mikroorganisme yang mampu menghasilkan enzim katalase.Uji motilitas bertujuan untuk mengetahui apakah bakteri tertentu memiliki alat gerak sehingga mampu bergerak atau tidak. Medium yang digunakan dalam uji motilitas yaitu Sulfide Indol Motility (SIM) yang merupakan medium semisolid untuk pengujian fiso-metabolisme suatu bakteri. Hasil uji motilitas menunjukkan bahwa koloni bakteri merambat seperti serabut-serabut akar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bakteri tersebut positif memiliki alat gerak dan bersifat motil (Barrow & Feltham 1993: 2426).Uji oksidasi-fermentasi digunakan media yang dapat mengetahui kemampuan mikroorganisme dalam memecah glukosa dalam suasana aerob atau anaerob. Uji tersebut dilakukan dengan menginokulasi isolat mikroorganisme J ke dalam tabung bermedium glukosa. Isolat tersebut dimasukkan ke dalam dua tabung yang berbeda, satu untuk uji oksidasi dan satunya untuk uji fermentasi. Uji oksidasi dilakukan dengan meletakkan tabung berisi medium dan isolat mikroorganisme dalam suhu ruangan, sedangkan untuk uji fermentasi tabung dilapisi dengan minyak parafin. Hasil perlakuan menunjukkan bahwa kedua isolat yang diberikan perlakuan yang berbeda tersebut sama-sama menunjukkan perubahan warna dari hijau menjadi kuning (positif). Hal tersebut mengindikasikan bahwa isolat mikroorganisme J tersebut merupakan mikroorganisme yang bersifat oksidatif-fermentatif (Barrow & Feltham 1993: 27).Uji oksidase bertujuan untuk mengetahui apakah bakteri tertentu mampu menghasilkan enzim oksidase. Enzim tersebut merupakan bagian dari kompleks enzim yang berperan dalam sistem transpor elektron selama proses respirasi aerob. Sitokrom oksidasi menggunakan oksigen sebagai penerima elektron selama oksidasi dari reduksi sitokrom c untuk membentuk air. Reagen yang digunakan yaitu alfanaftol dan p-aminodimetil aniline oksalat 1 yang berwarna ungu. Reagen tersebut akan mendonorkan elektronnya sehingga teroksidasi membentuk senyawa biru kehitaman ( Harley & Prescott 2002: 180). Hasil uji oksidase menunjukkan bahwa isolat mikroorganisme J tidak terjadi perubahan warna, sehingga dapat disimpulkan bahwa isolat tersebut tidak mampu menghasilkan enzim oksidase (negatif).Uji asam dari karbohidrat bertujuan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut mampu menghasilkan asam dari medium berupa karbohidrat. Percobaan dilakukan dengan menginokulasi isolat J ke dalam tabung berisi gula yaitu glukosa. Indikator yang digunakan yaitu fenol dan tabung durham. Fenol digunakan sebagai indikator apakah terjadi pembentukan asam atau tidak, sedangkan tabung durham digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil berupa gas. Hasil percobaan menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan warna isolat dari yang semula merah menjadi kuning, lalu tampak pada tabung durham terdapat gelembung gas.Uji aerob dan anaerob dilakukan dengan cara menginokulasi isolat kode J ke dalam dua tabung berisi medium NA dengan metode streak. Tabung pertama diinkubasi dalam suhu ruang, sedangkan tabung kedua diinkubasi dalam anarobic jar. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa mikroorganisme pada suhu ruang tumbuh lebih banyak dibanding mikroorganisme yang diinkubasi pada anarobic jar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mikroorganisme tersebut bersifat cenderung aerob, namun melihat fakta bahwa mikroorganisme tersebut mampu pula hidup di lingkungan anaerob berarti mikroorganisme tersebut juga bersifat anaerobik. Berdasarkan literatur bakteri aerobik yang toleran terhadap lingkungan anaerobik disebut bersifat anaerob fakultatif (Madigan dkk 2012: 145).Serangkaian uji tersebut kemudian di data hasilnya lalu berdasarkan karakter fenotipik yang diperoleh, isolat kode J tersebut diidentifikasi berdasarkan metode Cowan and Steel dan diperolehlah hasil identifikasi yang menunjukkan bahwa isolat tersebut merupakan bakteri bergenus Enterobacter (Barrow & Feltham 1993: 128)

IV. KESIMPULAN Serangkaian uji untuk menentukan karakter fenotipik bakteri dapat dilakukan dengan melakukan uji Gram stainning, uji motilitas, uji aerob-anaerob, uji oksidase, uji katalase, uji oksidasi-fermentasi, dan uji asam dari glukosa menunjukkan hasil berupa positif gram negatif, berbentuk kokus, positif aerob-anaerob, negatif enzim oksidase, positif enzim katalase, positif uji OF, positif membentuk asam dari glukosa.

V. DAFTAR ACUANBarrow, G.I. & R.K.A. Feltham. 1993. Cowan and steels manual for identification of medical bacteri. Cambridge University Press, New York: xix + 331 hlm.Gandjar, I., I. R. Koentjoro, W. Mangunwardoyo, & L. Soebagya. 1992. Pedoman praktikum mikrobiologi dasar. Jurusan Biologi FMIPA UI, Depok: vii + 87 hlm.Harley, J.P. & L.M. Prescott. 2002. Laboratory exercise in microbiology. 5th Ed. The McGraw-Hill Companies, New York: xiv + 466 hlm.Madigan, M.T., J.M. Martinko, D.A. Stahl dan D.P. Clark. 2012. Brock Biology of microorganism. 13th Ed. Pearson Education Inc,. California: xxviii + 1040 hlm.Talaro, K.P. & A. Talaro. 2002. Foundations in microbiology. 4th Ed. The McGraw-Hill Companies, New York: xxix + 834 hlm.

LAMPIRAN NoNama UjiHasil pengamatan

1Uji motilitasSaat pengamatan 24 jam, terlihat pertumbuhan mikroorganisme merambat secara horizontal seperti serabut-serabut akar yang menunjukkan bahwa MO memiliki alat gerak (positif)

2Uji katalaseSaat 30 detik setelah diberi isolat, terlihat gelembung-gelembung (lebih terlihat seperti busa) pada object glass (positif)

3Uji oksidaseSaat pengamatan 24 jam, medium berisi isolat diberi reagen alfanaftanol dan p-amino-dimetil-anilin-oksalat dan hasilnya tidak terjadi perubahan warna (negatif)

4Uji asam dari glukosaSaat pengamatan 24 jam, warna medium berubah dari merah menjadi kuning dan terdapat gas berupa gelembung pada tabung durham (positif)

5Uji oksidasi fermentasiSaat pengamatan 24 jam, warna kedua medium (yang diberi parafin oil/anaerob dan yg tidak/aerob) sudah mulai berubah dari hijau menjadi kuning (positif)

6Uji aerob anaerobSaat pengamatan 24 jam, terlihat bahwa MO yang diinkubasi dalam suhu ruang tumbuh lebih banyak dibanding MO yang diinkubasi dalam anaerobic jar.

7Gram stainingSaat diamati di bawah mikroskop terlihat bahwa MO berwarna merah (bakteri gram negatif) dan berbentuk bulat (coccus)