ICCC INDONESIA NEWSLETTER
-
Upload
eliezer-hernawan-hardjo -
Category
Documents
-
view
218 -
download
3
description
Transcript of ICCC INDONESIA NEWSLETTER
B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1
Page 1
Edisi AGUSTUS
Untuk kalangan sendiri
BERITA INTERN UNTUK ANGGOTA DAN KOMUNIKASI BAGI KALANGAN BISNIS DAN PROFESI KRISTEN
ICCC (INTERNATIONAL CHRISTIAN CHAMBER OF
COMEMRCE) ADALAH MIMBAR DIMANA PESAN KRISTUS BAGI
KITA DI ZAMAN INI DIJABARKAN, DIBAGIKAN DAN DINYATAKAN
TERHADAP DUNIA BISNIS
NATIONAL BOARD
National President Bunan Djambek Vice Presidents:
Admin/Secretary Eliezer H. Hardjo
Finance/Treasurer: Johanis S. Najoan
Membership/Mentoring/ Network Manimbul L. Sitorus Simon Aditan
Teaching / Training Benjamin B. Juwono Ridwan Naftali
Business Development/ Micro-Enterprise Tonny Soetjoadi Rudolf A.S. Sinaga
Intercessors (Mrs.) Josephine S. Sitorus
(Ms.) Hermina M. Usmany Eddy S. Kristiawan
Kantor Nasional ICCC Indonesia:
Website: www.iccc-indonesia.com Pertokoan Pulo Mas Blok B I / 8, Jalan Perintis Kemerdekaan. Jakarta 13260
Telp (021) 4890211, fax: (021) 4722274. E-mail: [email protected],
[email protected], [email protected]
Shalom saudara-saudaraku yang terkasih!
Kita sekarang sedang siap-siap memasuki paruh kedua tahun 2011 ini. Kita cukup prihatin dengan semakin maraknya gejolak-gejolak sosial, baik yang melanda rakyat jelata yang berkelahi antar kelompok dan golongan, kekerasan dan kejahatan yang semakin meningkat, kemiskinan yang meluas sementara kita menyaksilak ulah para pejabat pemerintah dan penegak hukum baik dalam tingkat daerah sampai di tingkat
pusat, tak terkecuali kemelut yang menimpa ”ruling party” karena ada kadernya yang mbalelo ; menjadi headline dan topik pembicaraan hangat di seluruh lapisan masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional paling tidak di kalangan media. Saya ingat cerita Yosafat di II Tawarikh 20 di mana musuh-musuhnya saling membinasakan! Kita yang hidup dalam dimensi Kerajaan Allah hanya berdoa supaya kita di pihak pemenang karena Tuhan berperang buat kita. Sebentar lagi kita akan merayakan HUT Kemerdekaan NKRI yang ke -66 sejak di proklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Sebagai warga negara yang baik kita bersyukur dan patut ikut serta merayakannya. Sebagai warga negara kita harus menghormati dan mengamalkan Pancasila. Akan tetapi kita yang juga sebagai warga Kerajaan Sorga harus hormat dan menjalankan Sepuluh Perintah Tuhan dan Hukum Kasih. Kadang-kadang saya pikir keadaan negara kita sekarang mungkin akibat dari tidak menjalankan Sepuluh Perintah ini. Marilah kita yang tergabung di ICCC ini mengambil contoh dari Yosafat disaat keadaan krisis mencari wajah Tuhan dan berseru minta pertolongan Tuhan. Kita juga mempersiapkan diri untuk menyongsong WPA 2012 dimana ICCC ikut bergabung . Dirgahayu dan Jayalah Indonesia. Merdeka ! Bunan Djambek National President ICCC INDONESIA www.iccc-indonesia.com
B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1
Page 2
INDONESIA
Mid-Term Seminar
ICCC Kembali akan mengadakan Seminar
pada bulan September 2011 mendatang.
Informasi lebih detail akan kami sampaikan
dalam Berita ICCC bulan depan
Ruang Konsultasi Bisnis / Pekerjaan
Bagi member yang membutuhkan konsultasi
dalam bidang bisnis / pekerjaan silahkan
menghubungi via email: [email protected]
yang akan kami masukkan dalam kolom
konsultasi agar dapat dibaca dan bermanfaat
bagi yang lain yang mengalami hal yang
sama. Oleh karenanya harus bersifat terbuka,
walau identitas (atas permintaan yang
bersangkutan) akan kami samarkan. Jawaban
atau saran, selain dari National Board, juga
dari member lain yang dapat memberi
masukan, setelah di edit oleh Redaksi Berita
ICCC Indonesia.
Partisipasi ICCC Indonesia dalam WPA
2012
ICCC Indonesia turut serta berpartisipasi
dalam mendukung program World Prayer
Assembly (WPA) 2012 yang akan diadakan
pada bulan Mei 2012
Proyek Pembiakan Lele
Proyek percontohan kerjasama pembiakan
bibit Lele dengan sebuah gereja telah berjalan
dan diharapkan akan memberikan return
sesuai dengan estimasi. Bagi yang berminat
untuk berpartisipasi silahkan berhubungan
dengan Bro. Tonny Soetjoadi – V.P. Business
Development
Apa itu ICCC?
Forum dimana pesan Kristus untuk zaman ini dijabarkan, disampaikan dan dinyatakan
kepada Dunia Bisnis
ICCC adalah badan yang independen dan inter-denominasi, bukan menjadi bagian dari suatu gereja tertentu namun ikut melayani
gereja yang membutuhkan pelayanan ICCC. ICCC berkantor Pusat di Orebrö Swedia dan saat ini telah berada di sekitar 65 negara di
lima benua.
ICCC Indonesia melakukan berbagai kegiatan dan pelayanan baik terhadap
anggota, maupun terhadap dunia bisnis khususnya dalam lingkungan Kristiani.
FORUM ANGGOTA
New Members
Selamat bergabung Pak Efendi Sitorus
MEMBERSHIP FEE
Bagi anda yang ingin bergabung dan member yang akan memperpanjang kartu keanggotaan anda untuk tahun 2011 sudah dapat dan agar menghubungi Manimbul Luhut Sitorus V.P. Membership (HP: +628159694545) atau Simon Aditan – Membership Domain (HP: +62816974647) atau mengirimkan email ke V.P. Admin/ Secretary ([email protected])
Annual Membership Fee untuk tahun 2011 mengikuti peraturan International dalam kategori Developing Nation menjadi Rp. 600.000 dimana US$ 50 dikirim ke Kantor Pusat di Swedia sebagai syarat dan kewajiban International Membership
B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1
Page 3
Membership Fee dapat ditransfer ke rekening ICCC Indonesia atau FORUKIN dibawah ini, dan mengirimkan bukti transfernya dengan fax ke alamat yang tercantum paling bawah dari setiap halaman Newsletter ini:
Rekening Bank:
CIMB NIAGA BANK Cabang Senen - Jakarta
No. 200-01-00012-00-0 a/n : Forum Komunikasi Usahawan Kristen Indonesia (FORUKIN).
KONTAK BISNIS
1. PT. Chantique Inti Décor Junias Hidajat – Director Offices:
JL. Semarang – Purwodadi Km 17.8 Gudang No. 8 Kalitengah, Mranggen, Demak 59567, Jawa Tengah – Indonesia Phone: +62-24 673 5496 & 673 5498 Fax: +62-24 673 5497 e-mail: [email protected] Website: www.chantique-id.com Line of Business: Manufacture of customize outdoor
furniture for hotels and restaurants.
For serious inquiry, please contact: Junias Hidajat E-mail: [email protected] Cell: +62 81 2287 1778
2. Surya Delapan Mas
Tonny Soetjoadi – Director Offices: 1. HWI Lindeteves 4
th Floor, Block B No. 7
Jalan Hayam Wuruk
Jakarta (Barat) 11180 – INDONESIA Phone: 062 (21) 6259625 Fax: 062 (21) 6259561 2. Taman Berdikari Santosa Block M No. 16 Jalan Pemuda Jakarta (Timur) 13220 – INDONESIA Phone: 062 (21) 4712821 & 91282388 Fax: 062 (21) 4718293 Line of Business: Distribution of Chladianplast Corrugated Roof & Flat sheet for Jakarta Metro & Outer Java and International market
Business Opportunity: Looking for bona-fide Sub-distributors all-over Indonesia as well as outside of Indonesia, preferably having vast networks & experiences in distribution of building materials. Serious inquiry can be directed to Tonny Soetjoadi, Director ([email protected] or mobile: +62811193202
3. HeavenSpring Consulting & Agencies Co. Eliezer Hernawan Hardjo Ph.D., CM Jalan Pegangsaan Indah Barat B I / 8 Pondok Gading Utama Jakarta 14250 – INDONESIA Phone: 062 (21) 4521141 Fax: 062 (21) 4533070 Mobile: (062) 815-13203415 E-mail: [email protected], [email protected] Partners:
1. Institute of Certified Professional Managers – James Madison University, VA, USA
2. DF Solusi Consulting – Indonesia
Line of Business: Business & Management
Consulting (Seminar, Training & Consulting)
B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1
Page 4
Bagi member yang berminat untuk dicantumkan dalam kolom ini (free of charge) dimohon untuk meng-update data dan mengirim ke e-mail: [email protected] seperti contoh diatas Nama Perusahaan Person in Charge dan Contact person Alamat lengkap termasuk no. Telepon/fax dan
e-mail Line of business Specific products yang ingin ditawarkan
(dengan foto kalau ada – yang di-compressed)
How I Conquered the
Debt Mountain
It's not easy to climb
out of a difficult
deep-in-debt
situation, but it can
be done. Here's my
story — I hope you
find it encouraging.
Becoming debt-free is one of my most memorable
achievements. It was also one of the most difficult
personal challenges I've ever faced. When I was
26, I had debts totaling over $135,000 dollars. I
had a house mortgage, two car payments, and
eight credit cards (most of them had balances
above their credit limits). My marriage had
deteriorated under the financial strain, and as
most do under these circumstances, ended in
divorce. The loss of income from my wife and the
added burden of now maintaining two households
brought me to the brink of financial ruin.
With a monthly income of a little over $1,600, I no
longer had the means to make the payments on
all my bills. My creditors wanted their money, and
they wrote and called daily to get it. Just the
thought of having to open my mailbox or the
sound of the phone ringing tied my stomach in
knots.
My most immediate problem was making my
mortgage payment. The house had been for sale
for months, but mortgage rates were high back in
those days and there hadn't been any offers. Just
when all seemed lost, mortgage rates began to
drop, and I was able to sell the house a few
weeks later. I used the $2,700 I made from the
sale of the house to move into a small one-
bedroom apartment. It also was around this time
that I made a promise to myself that I would never
again allow myself to get into such a financial
mess, and I would do everything in my power to
become debt-free.
My first step was to take a hard look at how I was
spending my money. If it wasn't an absolute
necessity, it was no longer in my budget. I
stopped my newspaper and magazine
subscriptions, canceled cable television, and
discontinued all entertainment that I had to pay for
(movies, sports events, etc.). This was probably
my most profitable move because it forced me to
search for alternative ways to better spend my
free-time. Although I had always exercised
regularly (running, biking & lifting weights), with
my new rules now in effect, I began to spend
twice as much time at it as I had previously. When
I wasn't exercising, I was at the library reading
everything I could find on personal finances. I
read about budgeting, saving money, spending
money, insurance, mutual fund investing, and
ways to increase my income — anything that
might help me improve my financial situation.
I looked at where my money was going for
"necessities." Do I really need it or do I just want
it? (I ask this question before every purchase — it
has saved me a lot money.) Am I paying too
much? Can I get by with less?
I greatly reduced my grocery bill and water
became my beverage of choice for most meals. I
never ate more than twice a day. I began to
budget my food much like I was budgeting my
money.
Next, I placed classified ads in the newspaper to
sell the things I no longer needed or didn't have
enough space for (furniture, refrigerator, etc.). For
the few dollars required, a classified ad in the
newspaper is very effective — there always
seems to be someone looking for what you're
selling. If you don't have the money to buy an ad
in the paper, you can post an ad free on
craigslist.com.
By acting on the information I picked up from the
books I read, I was able to free-up around $400 a
month to apply toward paying off my debts as well
as begin a savings fund.
B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1
Page 5
From the start, I directed my attention to the credit
cards with the smallest balance. I paid all that I
could afford towards that card until it was paid-off.
When that card was eliminated, I moved to the
card with next smallest balance, applying the
money that was used on the previous card to it,
and so on. Although my decision to pay off credit
cards with the smallest balance (versus cards
charging the highest interest) may not have been
in line with the most correct financial advice, the
motivation that came with paying off the smaller
cards quickly worked best for me.
Unquestionably, the changes I made in my
lifestyle were an improvement, but they were not
easy by any means. Lifestyle changes are the
most difficult changes you can make — it's not
like changing brands of coffee or toothpaste. Until
the changes are ingrained in your soul, there's
always that temptation to fall back to your old
ways.
It took four years and a lot of desire,
determination, self-discipline, self-sacrifice, and
perseverance (qualities I didn't think I had in me),
but I can now say I am debt-free. I also have an
emergency cash fund large enough to manage
almost any crisis, and I am now saving and
investing more than 40% of my take-home pay.
My financial problems didn't disappear when I
became debt-free. There are still financial
decisions to make and goals to meet. The
difference for me now is that I control my finances
— they no longer control me.
Published since 1990, Sound Mind Investing is
America's best-selling financial newsletter written
from a biblical perspective. Visit the Sound Mind
Investing website .
~~~~~~~~~~~~~~~$$$$$~~~~~~~~~~~~~~~~~
Is Your Financial
House Built on Rock
or Sand?
Jay Peroni, CFP(r), The Faith-Based Investor
I have been advising and counseling others on how to build true wealth for the past fifteen years. I have seen my personal share of ups and downs and witnessed thousands of others. The 2008-2009 financial crises was sure a wake-up call for many investors as they watched the financial system they trusted for their future collapse in a few short months.
It got me thinking about how many people, Christians included, built and continue to build their financial houses on sand. I am reminded of Matthew 7:24-26:
"Therefore everyone who hears these words of mine and puts them into practice is like a wise man who built his house on the rock. The rain came down, the streams rose, and the winds blew and beat against that house; yet it did not fall, because it had its foundation on the rock. But everyone who hears these words of mine and does not put them into practice is like a foolish man who built his house on sand."
Five steps to help you build a solid foundation
Early this year I set out on a journey to see who thrived in 2009 and who barely survived. I conducted nearly 600 interviews to determine if there was a solid difference between those who did well in difficult times and those who fell apart. The numbers were alarming! Only 5% thrived and moved forward financially during the difficult times in 2009 while 95% of those I interviewed took major setbacks and fell deeper into debt or lost major ground.
Of the 5% who thrived, there were some major common threads:
1) They identified what they valued most in life. They had spent time finding what they loved to do and how to get paid generously for it.
B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1
Page 6
2) They discovered their meaningful purpose in life. They concentrated on using their key strengths and abilities to add value to the world and bless others.
3) They designed their compelling vision for their future. Most had three, five, and ten year goals almost memorized! They knew where they were heading and had a good idea on how they were going to get there.
4) They had a real personal mission statement. Though many of them did not call it a
"mission statement", they lived their life like they were on a mission. Their financial and business lives had clarity and purpose; they created a sense of urgency, and were persistent in their attempts to succeed. If your personal goals and dreams have deep meaning to you then you are far more likely to succeed financially.
5) They not only set goals, they created an action plan. This helped them implement their mission, live their values, and work toward achieving their vision. They hired a good team of advisors and had great council and accountability to set their paths straight.
Because of my key learning and my desire to help others see how they can thrive and not just survive, I wrote a new EBook called "Thrive in Your Life - Creating the life you were meant to live". It describes the Five to Thrive Principles I uncovered as I interviewed those who were succeeding financially.
Thrive Principle One: Become a passionate income earner
Of those who become wealthy, very few become wealthy from the stock market itself. By far, the number one way to becoming wealthy is through finding a way to get paid doing something you absolutely love.
Thrive Principle Two: Become a generous giver
Many fail to give back to our society because they insist they have the lack of two precious resources - time and money. However, those who are most successful often give more than 10% of their income away and spend countless hours volunteering and sharing their time and talents to bless others.
Thrive Principle Three: Become a wise investor
Investing does not just mean haphazardly investing in a mutual fund. Most investors hand over their hard earned dollars to let someone else handle their investments. This can often be the worst thing you can do. Those who are successful invest rather than gamble. Warren Buffet, for example, does not invest a dime in anything unless he is quite certain it will go up in
value. That is investing. Gambling, on the other hand, is committing money to a stock, a mutual fund, or something else without a clue as to whether it will go up or down. Too many people gamble rather than invest.
Thrive Principle Four: Become a cautious debtor
If 2008-2009 didn't teach us anything, debt can be a hue deterrent from gaining wealth. There are good, bad, and ugly uses of debt. Far too many American use debt foolishly and it keeps them enslaved rather than reaching the desired destination - financial freedom!
Thrive Principle Five: become a prudent spender
Those who succeed financially evaluate each spending decision from a variety of angles. They look at price, value, durability, and how it lines up with their life purpose. Just because you have more money doesn't mean you can or should spend more, especially if your spending doesn't line up with you life's values. Those who are successful, despite having wealth, still carefully analyze. Want to the results of being wealthy and missing this principle? How many lottery winners, sports stars, actors and actresses, and other celebrities go bankrupt after earning millions of dollars?
Originally posted June 11, 2010.
Jay Peroni, CFP®, renowned financial advisor and author of The
Faith-Based Millionaire and The Faith-Based Investor, is an expert
authority on the subject of "Faith-Based Investing." As Founder of
Faithbasedinvestor.com and co-founder of Thrive in Your
Life and Faith-Based Portfolio, Jay is passionate about helping
people incorporate their faith into their financial lives.
(Kirimkan kutipan, artikel, kata-kata mutiara atau kisah pengalaman anda yang dapat memperkuat
iman pembaca Newsletter ini kepada TUHAN baik itu berupa pengalaman pribadi maupun orang lain
dengan ciri utama bisnis dan rohani)
VISI, MISI DAN
TUJUAN ICCC
International Christian Chamber of Commerce (ICCC) lahir dari kepatuhan terhadap visi yang diberikan selama kurun waktu enam tahun kepada seorang usahawan Swedia J. Gunnar Olson, yang diteguhkan dengan nubuatan dan terbukanya pintu kesempatan disekitarnya yang sebelumnya tertutup.
B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1
Page 7
ICCC merupakan panggilan yang serius dan menantang bagi pengusaha Kristen untuk mengenali jaman yang sedang kita masuki dan dengan terang dari pengenalan itu memasuki dimensi iman yang baru yang disediakan bagi mereka yang …” takut akan TUHAN … berbicara satu sama lain … dan menghormati namaNya.” (Maleakhi 3: 16) Visi ini memanggil para pengusaha dan kaum profesi di seluruh dunia yang terbeban untuk saling berhubungan, bertukar pendapat, memperdagang-kan barang dan menyediakan jasa, saling mendukung dan menguatkan secara rohani dan materi. Berdasarkan eksistensi dari visi itu sendiri memproklamirkan otoritas Kristus yang mutlak diseluruh dunia. Pada intinya ICCC adalah kehendak TUHAN untuk memperluas tali kasih-Nya, melalui gereja-Nya, didalam dunia usaha. Hal ini menuntut para pelaku bisnis mencari terlebih dahulu Kerajaan-Nya dan segala Kebenaran-Nya. Urapan tersedia bagi mereka yang dengan mata melihat dan telinga mendengar panggilan jaman. Sebagaimana halnya Raja Daud yang menerima urapan untuk menjadi raja, jauh sebelum dia menjadi Raja, yang keadaan pada saat urapan diberikan sama sekali tidak mungkin bagi Daud untuk menjadi Raja, demikianlah ICCC memanggil para pengusaha Kristen sebelum peristiwanya terjadi untuk mengalami kebebasan masuk ke dalam dimensi baru, dimana sasaran, strategi dan perencanaan bersama-sma diwujud-nyatakan sesuai dengan iman di dalam Kristus. ICCC mencanangkan panggilan itu sejalan dengan rencana TUHAN bagi jaman ini sebagai kunci memperoleh berkat dan pertumbuhan dan agar dapat bangkit berkemenangan diatas gelombang ombak yang mengancam.
Panggilan ICCC: “Mereka akan menjadi
milik kesayanganKu sendiri, firman
TUHAN semesta Alam pada hari yang
Kusiapkan. Aku akan mengasihi mereka
sama seperti seseorang menyayangi
anaknya yang melayani dia. Maka kamu
akan melihat kembali perbedaan antara
orang benar dan orang fasik, antara
orang yang beribadah kepada TUHAN dan
orang yang tidak beribadah kepada-Nya.” (Maleakhi 3: 17-18)
KEYAKINAN IMAN ICCC:
Satu-satunya TUHAN pencipta segala
sesuatu dalam kesatuan Trinitas: Bapa,
Anak, dan Roh Kudus.
Keilahian TUHAN Yesus Kristus.
Kelahiran-Nya dari rahim seorang
Perawan. Karya penebusan dosa
manusia melalui kematian-Nya diatas kayu salib. Kebangkitan-Nya. Hak
otoriatas diri-Nya atas dunia dan
Kedatangan-Nya yang kedua kali dalam Kuasa dan Kemuliaan-Nya.
Alkitab, sepenuhnya sebagai Firman
TUHAN yang memberikan inspirasi dan berbagai peraturan bagi kehidupan yang
dilandasi iman.
Keselamatan pribadi orang berdosa dan
kebutuhannya untuk mengalami proses
regenerasi melalui karya Roh Kudus
dalam menuju menjadikannya sebagai manusia yang dikehendaki oleh TUHAN,
seutuhnya.
Transformed Working Life (TWL) adalah Pelatihan resmi dari Kantor Internasional bagi anggota ICCC dalam memperlengkapi anggota dengan pengetahuan dan pemahaman latar
belakang, tujuan dan penerapan prinsip-prinsip Kerajaan TUHAN bagi dunia bisnis dan profesi. TWL diperuntukkan bagi anggota dan dapat diikuti secara Cuma-Cuma, namun terbuka juga bagi siapa saja yang berminat untuk mengikutinya.
TWL diselenggarakan dalam bahasa
Indonesia dan dilengkapi dengan buku panduannya, yang telah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia juga, sehingga para peserta betul-betul akan memperoleh manfa’at yang besar dan mengalami transformasi dalam kehidupan pribadi maupun bisnisnya. TWL difasilitasi oleh anggota National Board yang terlatih dan dikoordinir oleh V.P. Teaching: Benjamin B. Juwono bersama dengan Teaching Team: Ridwan Naftali Transformed Working Life (TWL) akan ditayangkan dalam salah satu channel di Indonesia agar dapat dimanfaatkan oleh para pebisnis & profesional Kristiani di Indonesia bagaimana menerapkan prinsip-prinsip
B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1
Page 8
Kerajaan Tuhan dalam kehidupan berbisnis dan bekerja mereka. Tolong dukung agar maksud ini dapat terealisir di tahun 2011 mendatang. TWL bagi members secara rutin diadakan pada hari Sabtu ke 2 setiap bulan dan terbuka dan dianjurkan bagi semua member untuk mengikutinya sebagai pembekalan wajib.
MERDEKA! Sebentar lagi bangsa Indonesia termasuk kita,
akan merayakan HUT Kemerdekaan Republik
Indonesia yang ke 66, untuk mengingat kembali
bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945, Kedua
proklamator, Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
sebagai suatu negara dan bangsa yang berdaulat
penuh, sejajar dengan bangsa lain, dan bebas dari
penjajahan bangsa Belanda. Kisah-kisah heroik
mendahului peristiwa itu, maupun beberapa tahun
sesudahnya dimana penjajah berusaha untuk
kembali mengangkangi negeri ini.
Rasa cinta tanah air, ketulusan, rasa persatuan dan
kesatuan hati yang bulat berhasil mencegahnya.
Sungguh mengagumkan dan membuat kita
terpesona mendengar dan membaca bagaimana
para pejuang, perintis kemerdekaan dan para
pendiri negara ini berjuang dengan tulus, bahu-
membahu membela negeri tercinta, Indonesia nan
Jaya.
Kini, bangsa Indonesia menikmati kemerdekaan
yang tidak lain karena perjuangan dan
pengorbanan mereka; para pejuang dan pahlawan
yang gugur di medan perang; para perintis
kemerdekaan dan para pendiri negeri ini. Kita
berhutang budi dan berhutang kepada mereka.
Kita tahu bahwa kemerdekaan kita sebagai bangsa
tidak terlepas dari campur tangan Tuhan terhadap
bangsa ini. Memang tidak tercatat secara resmi
dalam sejarah bangsa, namun kita meyakini
bahwa kala itu tidak sedikit anak-anak Tuhan
yang menjerit kepada Tuhan dalam penderitaan
yang mereka alami dan Tuhan mendengar dari
sorga serta bertindak, sesuai dengan janji-Nya
dalam 2 Tawarikh 7:14 “ …. dan umat-Ku, yang
atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri,
berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari
jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan
mendengar dari sorga dan mengampuni dosa
mereka, serta memulihkan negeri mereka.”
Kini 66 puluh tahun berlalu, menjadi pertanyaan
bagi kita sudahkah kita betul-betul merdeka?
Seperti yang dimimpikan para pejuang, perintis
kemerdekaan dan pendiri negeri ini? Secara
legalitas harus kita akui, ya, sudah pasti. Kita
telah berdiri sejajar dengan bangsa lain, dan di
mata dunia atau international kita diakui selain
sebagai bangsa yang berdaulat dengan jumlah
penduduk terbesar ke 4 di dunia, setelah China,
India, Amerika Serikat juga mempunyai potensi
besar untuk menjadi raksasa ekonomi yang
diperhitungkan di masa yang akan datang, dalam
hitungan puluh tahun.
Entah setengah mengeritik, memprotes atau
dengan sungguh-sungguh timbul dari lubuk hati
dan sesuai dengan pandangannya, Megawati
Soekarnoputeri, yang adalah salah satu puteri
Proklamator RI, Soekarno, dalam berbagai
pertemuan partai maupun kesempatan lainnya
selalu meneriakkan atau memekikkan yel-yel
“Merdeka” dengan mengepalkan tinju. Kita bisa
saja mengeritik beliau dengan sikapnya, dan
bertanya maksudnya apa? Koq masih saja
meneriakkan “Merdeka” padahal kita sudah
merdeka? Apakah merdeka dalam pengertian
beliau hanya jika negeri ini dipimpin olehnya,
atau oleh orang yang dikehendakinya?
B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1
Page 9
Terlepas dari keinginan mengeritiknya, namun
pekikan “merdeka” beliau bisa kita ambil
manfaatnya bagi kita anak-anak Tuhan, bahwa
sebagai individu mahluk spiritual yang ada dalam
diri kita secara fisikal, kemerdekaan memang
masih menjadi sebuah pertanyaan. Sudahkah kita
betul-betul merdeka?
Rasul Paulus berkata: “ .... karena perjuangan
kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi
melawan pemerintah-pemerintah, melawan
penguasa-penguasa, melawan penghulu-
penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-
roh jahat di udara.” (Efesus 6: 12)
Bukan rahasia lagi bagi kita semua, kejahatan
baik yang terorganisir maupun tidak, baik yang
terselubung maupun terbuka, merajalela dimana-
mana di negeri kita, Indonesia: Terorisme,
korupsi, penganiayaan, pembunuhan, kejahatan
seksual dan berbagai kejahatan lainnya yang
menunjukkan bahwa sebagian bangsa ini
termasuk yang menyebut dirinya Anak-anak
Tuhan masih dan sedang berada dalam
perbudakan hawa nafsu yang tidak terkendali
memenuhi keinginan daging dan tidak mustahil
sudah dalam kuasa roh-roh jahat dan iblis sendiri,
yang kesemuanya merupakan kekejian di hadapan
Tuhan dan menjadikan pelakunya sebagai musuh
yang harus dan akan ditumpas-Nya. Beberapa
ayat Firman Tuhan mengingatkan akan hal ini:
Roma 8:7 “Sebab keinginan daging adalah
perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak
takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak
mungkin baginya.” Lalu Galatia 5:17 “Sebab
keinginan daging berlawanan dengan keinginan
Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan
keinginan daging—karena keduanya
bertentangan—sehingga kamu setiap kali tidak
melakukan apa yang kamu kehendaki.” Dan 1
Yohanes 2:16 “Sebab semua yang ada di dalam
dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan
mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal
dari Bapa, melainkan dari dunia.”
Hanya dengan berpaling dan hidup dalam Kristus
sajalah yang telah memerdekaan kita dari kuasa
dan cengkeraman keinginan daging, roh-roh jahat
dan iblis kita dapat menikmati kemerdekaan baik
sebagai anak bangsa maupun sebagai warga
sorgawi yang ditempatkan Tuhan di negeri
Indonesia (Galatia 5: 1).
Dan simaklah nasihat dari dua rasul besar Paulus
dan Petrus bagaimana sebaiknya kita mengisi
kemerdekaan yang kita peroleh baik dalam
kehidupan bernagsa maupun dalam kehidupan
individu sebagai mahluk spiritual: Galatia 5:13
“Saudara-saudara, memang kamu telah
dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu
mempergunakan kemerdekaan itu sebagai
kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh
kasih.” Dan 1 Petrus 2:16 Hiduplah sebagai
orang merdeka dan bukan seperti mereka yang
menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk
menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi
hiduplah sebagai hamba Allah.
Kemerdekaan yang sesungguhnya, menuju
masyarakat yang adil dan sejahtera harus
dimulai dan hanya dapat terjadi ketika anak-
anak Tuhan, bertobat, berdoa dan menjalankan
perintah Tuhan dalam Firman-Nya.
Merdeka! (Dr. Eliezer H. Hardjo Ph.D., CM/Narwastu Agustus 2011)
Terimakasih anda telah meluangkan waktu membaca Berita ICCC Indonesia ini dan silahkan mem-forward-nya ke
rekan bisnis anda agar memperoleh berkat rohani yang sama.
Redaksi