IbM PERAJIN DUPA
Transcript of IbM PERAJIN DUPA
LAPORAN AKHIR
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
IbM PERAJIN DUPA
Tahun ke-1 dari rencana 1(satu) tahun
Dibiayai dari Dana Daftar Isian pelaksanaan Anggaran (DIPA) Undiksha
dengan SPK N. 392/UN48.15/LPM/2014
Oleh:
I Wayan Gede Wisnu, S. S., M. Si.
NIDN.
Prof. Dr. I Wayan Redhana, M.Si
NIDN.
Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.
NIDN.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
NOVEMBER 2014
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : IbM Perajin Dupa
Pelaksana
Ketua
Nama Lengkap : I Wayan Gede Wisnu, S.S., M.Si.
NIDN
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli/IIIb
Program Studi : Pendidikan Bahasa Bali
Nomor HP :
Alamat surel (e-mail) : [email protected]
Anggota (1)
Nama Lengkap : Prof. Dr. I Wayan Redhana, M.Si.
NIDN
Perguruan Tinggi : Undiksha
Anggota (2)
Nama Lengkap : Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.
NIDN :
Perguruan Tinggi : Undiksha
Institusi Mitra
Institusi Mitra (1) : Ni Made Nilawati, S. E. (Perajin Dupa Prasanthi)
Alamat : Desa Padangsambian, Denpasar Barat, Kota Denpasar,
Provinsi Bali
Institusi Mitra (2) : I Putu Parnayasa (Perajin Dupa Bali Santhi)
Alamat : Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten
Badung, Provinsi Bali
Penanggung Jawab : I Wayan Gede Wisnu, S.S., M.Si.
Tahun Pelaksanaan : Tahun ke-1 dari rencana 1 tahun
Biaya Tahun Berjalan : Rp. 50.000.000
Biaya Keseluruhan : Rp.
Singaraja, 10 November
Ketua Tim Pelaksana
I Wayan Gede Wisnu, S.S., M.Si.
NIP.
iii
RINGKASAN
Tujuan yang ingin dicapai melalui program IbM ini adalah menghasilkan dupa
dengan pewangi alami, label dupa yang menarik, mewah, dan elegan, pembukuan yang
sistematis, dan strategi pemasaran melalui iklan web, serta artikel ilmiah. Dua Mitra yang
terlibat dalam program IbM ini adalah perajin dupa Prasanthi dan perajin dupa Bali
Shanti. Permasalahan yang dihadapi oleh Mitra meliputi kegiatan aspek produksi dan
kegiatan aspek manajemen. Permasalahan Mitra yang termasuk kegiatran aspek produksi
adalah: (1) penggunaan pewangi sintetik yang dapat menyebabkan kanker pada saluran
pernafasan dan ( ) label dupa yang kurang menarik. Sementara itu, permasalahan yang
termasuk kegiatan aspek manajemen adalah (1) pembukuan yang belum sistematis dan (2)
jangkauan pemasaran masih terbatas. Solusi yang disepakati bersama untuk memecahkan
masalah Mitra adalah (1) pelatihan dan pendampingan mengisolasi minyak atsiri dari
bunga atau bagian tanaman, (2) pelatihan dan pendampingan membuat label dupa, (3)
pelatihan dan pendampingan membuat pembukuan perusahaan yang sistematis dan
komputerisasi, dan ( ) pelatihan dan pendampingan pemasaran produk. Pemasaran produk
dupa yang dilakukan adalah melalui web. Target luaran yang dihasilkan pada program
IbM ini adalah dupa dengan pewangi alami yang dikemas menarik, pembukuan yang
sistematis dan komputerisasi, dan pemasaran produk dupa melalui web. Selain itu, target
luaran yang dihasilkan berupa artikel ilmiah. Data yang dikumpulkan adalah produk
minyak atsiri, label dupa, pembukuan keuangan, pemasaran produk melalui web, dan
pendapat Mitra terhadap kegiatan pelatihan dan pendampingan. Pendapat Mitra
dikumpulkan dengan angket, baik angket tertutup maupun angket terbuka. Data hasil
angket tertutup dianalisis dengan menghitung jumlah skor rata-rata pendapat Mitra
kemudian dikonversi menjadi kategori kualitas. Sementara itu, data dari angket terbuka
dianalisis secara deskritif. Program IbM ini dikatakan berhasil jika jumlah skor rata-rata
pendapat Mitra tergolong kategori baik.
Kat-kata kunci: dupa, distilasi, uap, minyak atsiri
iv
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, bahwa laporan IbM
ini telah dapat dirampungkan. Kegiatan IbM adalah satu kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dengan mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan untuk
meningkatkan kemaslahatan Mitra. Kegiatan IbM yang dilakukan ini berkaitan dengan
Perajin Dupa. Bidang garapan IbM ini sangat menarik karena masyarakat Hindu Bali,
umumnya, menggunakan dupa sebagai sarana persembahyangan. Selain itu, dupa juga
digunakan oleh umat Kong Hu Cu sebagai sarana persembahyangan. Keperluan sebagai
aroma terapi juga menggunakan dupa. Oleh karena itu, jumlah penggunaan dupa sangat
tinggi setiap harinya.
Dupa yang digunakan selama ini adalah dupa dengan bahan pewangi sintetik.
Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan pewangi sintetik ini adalah kanker pada
saluran pernafasan. IbM ini berupaya mencari bahan pewangi yang aman bagi manusia
dan lingkungan. Bahan pewangi yang digunakan sebagai pewangi dupa adalah bahan
pewangi alami yang diisolasi dari bunga atau bagian dari tanaman.
Laporan IbM ini untuk memenuhi pertanggungjawaban kepada pihak pemberi
dana (DP3M). Pertanggungjawaban ini tidak saja dalam bentuk laporan akhir, juga dalam
bentuk pertangunggungjawaban keuangan. Dengan demikian, kegiatan IbM ini sudah
memenuhi kriteria pertangungjawaban formal kepada pihak pemberi dana.
Pelaksana IbM mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Yth.:
1. DP3M yang telah menyediakan dana untuk kegiatan IbM ini,
2. Rektor Undiksha melalui LPM yang telah mengoordinasikan kegiatan ini,
3. Pihak Mitra yang sudah menyatakan kesiapannya bekerjasama dengan pelaksana IbM
sehingga kegiatan IbM ini dapat berlangsung dengan baik, dan
4. Pihak-pihak lain yang turut membantu kegiatan IbM ini.
Semoga kegiatan IbM ini dapat bermanfaat, tidak saja bagi Mitra, tetapi juga bagi
masyarakat luas.
Singaraja, 10 November
Pelaksana kegiatan
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. ii
RINGKASAN ...................................................................................................................... iii
PRAKATA .......................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... viii
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................................
BAB 2. TARGET DAN LUARAN ......................................................................................
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ..................................................................................
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ..............................................................
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL
Gambar 1.1 Produk dupa yang digunakan untuk keperluan persembahyangan sehari-hari .
Gambar 1.2 Produk dupa yang digunakan untuk keperluan upacara pada hari-hari tertentu
Gambar 1.3 Dupa aroma terapi produksi Mitra I .................................................................
Gambar 1.4 Beberapa produk dupa Mitra I yang dijual di toko sewaannya ........................
Gambar 1.5. Beberapa dupa produk impor yang dijual oleh toko Mitra I ...........................
Gambar 3.1. Alat distilasi uap untuk mengisolasi minyak atsiri ..........................................
Gambar 3.2 Bagian-bagian dari alat distilasi uap .................................................................
Gambar 3.3 Memasukkan kerancang ke dalam tabung bagian bawah (pemanasan) .........
Gambar 3.4 Memasukkan bunga kering ke dalam keranjang ............................................
Gambar 3.5 Menghubungkan tabung bagian atas dan tabung bagian bawah .....................
Gambar 3.6 Menghubungkan tabung bagian atas (pendingin) dengan selang air ..............
Gambar 3.7 Mengalirkan Aar melalui selang .....................................................................
Gambar 3.8 Tetesan distilat ................................................................................................
Gambar 3.9 Menampung distilat dengan jerigen ...............................................................
Gambar 3.10 Mengekstraksi distilat dengan eter ...............................................................
Gambar 5.1 Halaman depan modul isolasi atsiri ................................................................
Gambar 5.2 Proses penyiapan alat distilasi uap .................................................................
Gambar 5.3 Proses pengecekan alat distilasi ......................................................................
Gambar 5.4 Bunga kamboja dan sandat segar yang akan diisolasi minyak atsirinya ........
Gambar 5.5 Bunga sandat dan kamboja kering ..................................................................
Gambar 5.6 Pengiriman alat distilasi uap ke Mitra ............................................................
Gambar 5.7 Pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri .........................................
Gambar 5.8 Produk minyak atsiri hasil isolasi ...................................................................
Gambar 5.9 Kegiatan IbM dihadiri oleh kepala desa (pakaian putih) dan Babinsa ...........
Gambar 5.10 Kegiatan IbM dihadiri oleh masyarakat (pakaian kaos berwarna biru) ........
Gambar 5.11 Halaman depan modul pembuatan label dupa menggunakan photoshop .....
Gambar 5.12 Produk label dupa .........................................................................................
Gambar 5.13 Produk dupa mitra.........................................................................................
Gambar 5.13 Produk pelatihan pembuatan neraca keuangan perusahaan ..........................
Gambar 5.14 Halaman depan modul strategi pemasaran ...................................................
Gambar 5.15 Kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran .............
Gambar 5.16 Desain web pemasaran produk dupa mitra ...................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Produk dupa yang digunakan untuk keperluan persembahyangan sehari-hari .
Gambar 1.2 Produk dupa yang digunakan untuk keperluan upacara pada hari-hari tertentu
Gambar 1.3 Dupa aroma terapi produksi Mitra I .................................................................
Gambar 1.4 Beberapa produk dupa Mitra I yang dijual di toko sewaannya ........................
Gambar 1.5. Beberapa dupa produk impor yang dijual oleh toko Mitra I ...........................
Gambar 3.1. Alat distilasi uap untuk mengisolasi minyak atsiri ..........................................
Gambar 3.2 Bagian-bagian dari alat distilasi uap .................................................................
Gambar 3.3 Memasukkan kerancang ke dalam tabung bagian bawah (pemanasan) .........
Gambar 3.4 Memasukkan bunga kering ke dalam keranjang ............................................
Gambar 3.5 Menghubungkan tabung bagian atas dan tabung bagian bawah .....................
Gambar 3.6 Menghubungkan tabung bagian atas (pendingin) dengan selang air ..............
Gambar 3.7 Mengalirkan Aar melalui selang .....................................................................
Gambar 3.8 Tetesan distilat ................................................................................................
Gambar 3.9 Menampung distilat dengan jerigen ...............................................................
Gambar 3.10 Mengekstraksi distilat dengan eter ...............................................................
Gambar 5.1 Halaman depan modul isolasi atsiri ................................................................
Gambar 5.2 Proses penyiapan alat distilasi uap .................................................................
Gambar 5.3 Proses pengecekan alat distilasi ......................................................................
Gambar 5.4 Bunga kamboja dan sandat segar yang akan diisolasi minyak atsirinya ........
Gambar 5.5 Bunga sandat dan kamboja kering ..................................................................
Gambar 5.6 Pengiriman alat distilasi uap ke Mitra ............................................................
Gambar 5.7 Pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri .........................................
Gambar 5.8 Produk minyak atsiri hasil isolasi ...................................................................
Gambar 5.9 Kegiatan IbM dihadiri oleh kepala desa (pakaian putih) dan Babinsa ...........
Gambar 5.10 Kegiatan IbM dihadiri oleh masyarakat (pakaian kaos berwarna biru) ........
Gambar 5.11 Halaman depan modul pembuatan label dupa menggunakan photoshop .....
Gambar 5.12 Produk label dupa .........................................................................................
Gambar 5.13 Produk dupa mitra.........................................................................................
Gambar 5.13 Produk pelatihan pembuatan neraca keuangan perusahaan ..........................
Gambar 5.14 Halaman depan modul strategi pemasaran ...................................................
Gambar 5.15 Kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran .............
Gambar 5.16 Desain web pemasaran produk dupa mitra ...................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Pendapat Mitra ..................................................................................
Lampiran 2. Personalia tenaga pelaksana berserta kualifikasinya .....................................
Lampiran 3. HKI dan publikasi ..........................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
Kota Denpasar dan Kabupaten Badung adalah kabupaten/kota yang jumlah
penduduknya paling padat di Provinsi Bali. Kebutuhan dupa di dua kabupaten/kota ini,
khususnya, dan di Bali, umumnya, sangat tinggi. Kebutuhan dupa yang sangat tinggi ini
terutama digunakan untuk keperluan upacara adat atau keagamaan. Oleh karena itu, di
Bali banyak toko menjual dupa. Pemilik toko ini bukannya membuat atau mengolah dupa
mentah menjadi “dupa jadi” (dupa yang sudah siap dijual), namun membeli “dupa jadi”
dari luar Bali, terutama dari Jawa, dan bahkan dari luar negeri (produk impor).
Di Desa Padangsambian Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar ada satu usaha
dupa, yaitu Prasanthi. Sementara itu, di Desa Abiansemal Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung usaha dupa yang ada adalah Bali Santhi. Kegiatan IbM ini akan
bermitra dengan usaha dupa Prasanthi (Mitra I, pemilik Ni Made Nilawati, S. E.) dan
usaha dupa Bali Santhi (Mitra II, pemilik I Putu Parnayasa).
Mitra I berdiri tahun 2002 dan sekarang ini mempekerjakan lima orang tenaga
kerja. Mitra I sesuangguhnya masih membutuhkan tenaga kerja, namun belum dapat.
Mitra I tidak membuat dupa mentah, melainkan mengolah dupa mentah yang dibeli dari
perusahaan di Malang menjadi “dupa jadi ” Kebutuhan dupa mentah sekitar 15 ton per
bulan. Namun, Mitra I sering kekurangan dupa mentah yang disebabkan oleh pasokan
dupa mentah yang terbatas dari perusahaan di Malang. Produksi “dupa jadi” Mitra I kira-
kira sebanyak 1 ton per bulan. Mitra I menjual baik dupa mentah maupun “dupa jadi ”
Dupa mentah dibeli oleh industri rumah tangga untuk diolah menjadi “dupa jadi” dan
dijual kembali sehingga diperoleh keuntungan yang lebih banyak Sementara itu, “dupa
jadi” Mitra I diambil oleh sales untuk dijual kembali di toko-toko, warung-warung, atau
pasar. Sales adalah orang yang membeli “dupa jadi” dan menjualnya kembali untuk
memperoleh keuntungan. Jumlah sales yang mengambil produk dupa Mitra I sekitar 25
orang dan bertambah terus dari tahun ke tahun. Produk dupa Mitra I dipasarkan di
Wilayah Kota Denpasar dan kabupaten Badung. Keuntungan yang diperoleh sekitar -
juta per bulan.
Sementara itu, Mitra II berdiri tahun 2006. Kebutuhan dupa mentah Mitra II sekitar
ton per bulan Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan sebanyak orang Produk “dupa
jadi” Mitra II diambil oleh sekitar empat orang sales. Selain dipasarkan oleh sales, Mitra
II juga ikut memasarkan produk dupanya. Pemasaran dilakukan di wilayah Kota Denpasar,
Kabupaten Badung, dan kadang-kadang sampai ke Kabupaten Jemberana. Mitra II
memperoleh keuntungan dari usaha dupanya sekitar Rp 6-7 juta per bulan.
Lingkup kegiatan kedua Mitra secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 aspek
kegiatan, yaitu: (1) aspek manajemen, dan (2) aspek produksi. Kegiatan aspek manajemen
adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan dari pengadaan sampai pemasaran.
Sementara kegiatan aspek produksi adalah kegiatan menghasilkan produk, dalam hal
ini ”dupa jadi ”
Kegiatan aspek manajemen yang dilakukan oleh kedua Mitra dapat diuraikan
sebagai berikut. Pertama, Mitra membeli dupa mentah dari perusahaan dupa mentah yang
ada di Malang. Kedua Mitra tidak membuat dupa mentah, melainkan mengolah dupa
mentah menjadi “dupa jadi ” Dalam membeli dupa mentah ini, kedua Mitra mengirimkan
uang terlebih dahulu, baru kemudian barang dikirim. Hal ini hanya didasarkan atas saling
kepercayaan satu sama lain. Selain membeli dupa mentah, kedua Mitra ini juga membeli
minyak pewangi sintetik dari toko-toko kimia yang ada di Surabaya atau Denpasar, plastik
pembungkus dupa dari perusahaan di Denpasar, dan label perusahaan dari percetakan yang
ada di Denpasar. Kedua, Mitra ini tidak memiliki pembukuan khusus yang berkaitan
dengan usahanya. Mereka hanya mengandalkan ingatan dan mencatat seadanya. Mereka
tidak mencatat jumlah uang yang masuk dan ke luar dengan baik. Mereka hanya mencatat
dengan tertib barang atau harga barang yang belum dibayar lunas oleh sales. Akibatnya,
mereka tidak dapat memprediksi dengan tepat berapa keuntungan mereka per bulan.
Kegiatan aspek produksi dari Mitra dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama,
pengolahan dupa mentah menjadi “dupa jadi.” Dalam mengolah dupa mentah menjadi
“dupa jadi,” Mitra membuat berbagai jenis produk sesuai dengan keperluan, misalnya
produk dupa untuk keperluan upacara atau persebahyangan sehari-hari, produk dupa untuk
keperluan upacara pada hari-hari tertentu, seperti Hari Raya Galungan, dan produk dupa
untuk keperluan aroma terapi. Produk dupa untuk keperluan upacara atau
persempahyangan sehari-hari harganya lebih murah dan aromanya kurang wangi.
Sementara itu, produk dupa yang digunakan untuk keperluan upacara pada hari-hari
tertentu harganya lebih mahal, dupa bertahan lama jika dibakar, dan aromanya kuat.
Produk dupa untuk keperluan aroma terapi dibuat khusus dari akar, batang, atau daun
tanaman obat, namun dupa ini tidak dibuat oleh Mitra, melainkan dipesan dari perusahaan
yang ada Malang. Mitra hanya membungkus dan menambah pewarna dan pewangi.
Proses pengolahan dupa mentah menjadi “dupa jadi” dilakukan sebagai berikut
Dupa untuk keperluan persembahyangan sehari-hari dibuat dengan cara menimbang dupa
mentah (misalnya , kg), kemudian disemprotkan pewangi sintetik. Dupa ini kemudian
dimasukkan ke dalam kantong plastik dan label perusahaan juga dimasukkan ke dalam
kantong plastik. Plastik yang telah berisi dupa dan label perusahaan ini disegel dengan
mesin pemanas. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar
Gambar 1.1 Produk dupa yang digunakan untuk keperluan persembahyangan sehari-hari
Sementara itu, dupa untuk keperluan upacara pada hari-hari tertentu dibuat dari
dupa mentah khusus. Dupa mentah khusus ini sudah memiliki bau wangi. Sebanyak 10
atau 15 batang dupa mentah khusus disemprot dengan pewangi sintetik, kemudian
dimasukkan ke dalam kantong plastik kecil. Label perusahaan juga dimasukkan ke dalam
kantong plastik. Kantong plastik ini selanjutnya disegel dengan mesin pemanas. Hasilnya
dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Gambar 2 Produk dupa yang digunakan untuk keperluan upacara pada hari-hari tertentu
Produk dupa untuk keperluan aroma terapi dibuat dari dupa mentah khusus. Dupa
mentah ini dibuat dari kayu yang dapat berfungsi sebagai obat dan jika dibakar dapat
menghasikan asap dengan bau yang dapat merangsang sel-sel saraf. Dupa mentah khusus
dihitung jumlah stick-nya (10 atau 15 batang), kemudian disemprot dengan pewangi
sintetik dan selanjutnya dimasukkan ke dalam kantong plastik kecil. Label perusahaan dan
tulisan “DUPA AROMATERAPI” juga dimasukkan ke dalam kantong plastik Plastik ini
kemudian disegel dengan mesin pemanas. Gambar dupa aroma terapi produksi Mitra I
ditunjukkan pada Gambar
Mitra I mempunyai sebuah toko yang disewa di wilayah Denpasar. Di toko ini
produk-produk dupa Mitra I dipajang dan dijual. Beberapa produk dupa produksi Mitra I
yang dijual di toko sewaannya ditunjukkan pada Gambar 1.4. Di samping menjual produk-
produk dupa produksi sendiri, Mitra I juga menjual produk dupa impor, misalnya dupa
dari Malaysia dan India. Beberapa produk dupa impor yang dijual di toko sewaannya
dapat dilihat pada Gambar 1.5.
Gambar 3 Dupa aroma terapi produksi Mitra I
Gambar Beberapa produk dupa Mitra I yang dijual di toko sewaannya
Gambar 1.5. Beberapa dupa produk impor yang dijual oleh toko Mitra I
Dalam menjalankan usahanya, kedua Mitra mempunyai masalah yang hampir
sama. Masalah yang berkaitan dengan kegiatan aspek produksi adalah sebagai berikut.
Pertama, kedua Mitra menggunakan bahan pewangi sintetik. Mereka tidak menyadari
bahwa bahan pewangi sintetik ini dapat membahayakan kesehatan manusia, terutama
dapat menyebabkan kanker pada saluran pernafasan. Setelah pelaksana IbM
menyampaikan tentang bahaya bahan pewangi sintetik, baru mereka menyadarinya.
Mereka bermaksud mengganti pewangi sintetik dengan pewangi alami. Namun, mereka
kesulitan memperoleh bahan pewangi alami karena di Bali tidak ada perusahaan yang
menjual dan kalaupun ada harganya sangat mahal. Mereka berharap kepada pelaksana
IbM ini agar mereka dapat dibantu menemukan jalan keluar dari permasalahan ini. Kedua,
label dupa mereka dibeli dari percetakan yang ada di Kota Denpasar sehingga kurang
sesuai dengan keinginan. Mereka menginginkan label dupa yang menarik. Mereka
menyadari bahwa label dupa sangat penting dalam mempengaruhi selera atau minat
pembeli.
Sementara itu, permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan aspek manajemen
dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, Mitra belum mampu memproduksi dupa mentah
sendiri karena tidak memiliki modal untuk membeli mesin. Harga mesin ini lebih dari Rp
70.000.000. Seandainya mereka memiliki mesin ini, mereka juga mengalami kesulitan
memperoleh bahan baku, seperti kayu gaharu dan bambu petung. Kedua, jangkauan
pemasaran dupa Mitra hanya terbatas di Kota Denpasar dan Kabulaten Badung. Mereka
belum menjangkau kabupaten lainnya di Bali, kecuali usaha Bali Santhi kadang-kadang
pemasarannya sampai di Kabupaten Jemberana. Bali sangat potensial untuk pemasaran
dupa mengingat sebagian besar penduduknya bergama hindu yang menggunakan dupa
dalam kegiatan upacara adat atau keagamaan. Mereka belum berpikir menjangkau
kabupaten-kabupaten lain di Bali untuk pemasaran produk dupa mereka. Hal ini
disebabkan oleh dupa mentah yang mereka peroleh masih terbatas sehingga produksinya
juga terbatas. Ketiga, sistem pemasaran yang dilakukan oleh Mitra adalah umumnya
dengan menunggu datangnya sales mengambil produk dupa mereka. Sales ini menjual
kembali produk dupa tersebut di toko-toko, warung-warung, atau pasar dengan harga yang
lebih tinggi. Dengan demikian, keuntungan lebih banyak dinikmati oleh sales. Keempat,
permasalahan yang juga tidak disadari oleh Mitra adalah masalah pembukuan. Mereka
sesungguhnya tidak melakukan pencatatan secara detail terhadap pemasukan dan
pengeluaran keuangan atau barang. Mereka hanya mencatat barang-barang yang belum
dibayar lunas oleh sales. Sementara itu, penjualan yang dibayar cash oleh pembeli atau
sales tidak dicatat oleh Mitra. Akibatnya, mereka tidak dapat menghitung dengan tepat
keuntungan yang mereka peroleh.
Dari hasil diskusi antara pelaksana IbM dan Mitra, permasalahan utama Mitra yang
disepakati untuk dicarikan solusinya adalah: (1) penggunaan pewangi sintetik yang dapat
menyebabkan kanker pada saluran pernafasan, ( ) label dupa yang monoton dan kurang
menarik, (3) pembukuan yang kurang sistematis, dan ( ) pemasaran yang masih
menunggu datangnya sales mengambil produk dupa mereka. Dua permasalahan pertama
merupakan kegiatan aspek produksi, dan dua permasalahan berikutnya merupakan
kegiatan aspek manajemen. Untuk masalah pembuatan dupa mentah dengan membeli
mesin belum bisa disepakati oleh pelaksana IbM dan Mitra karena harga mesin pembuat
dupa mentah ini lebih dari Rp 70.000.000, sementara dana dalam IbM ini maksimum Rp
Selain itu, masalah jangkauan pemasaran ke kabupaten-kabupaten lain di Bali
belum menjadi prioritas karena produktivitas usaha Mitra masih sangat tergantung pada
jumlah pasokan dupa mentah dari Malang. Sementara itu, perusahaan di Malang belum
bisa menyediakan kebutuhan dupa mentah dalam jumlah yang banyak bagi Mitra.
Pelaksana IbM bersama-sama Mitra berusaha mencari solusi untuk memecahkan
masalah yang dihadapi oleh Mitra. Solusi yang disepakati ditempuh untuk mengatasi
masalah yang dihadapi oleh Mitra adalah melaksanakan: (1) pelatihan dan pendampingan
dalam mengisolasi minyak atsiri dari bunga atau bagian tanaman, (2) pelatihan dan
pendampingan dalam membuat label perusahaan, (3) pelatihan dan pendampingan dalam
membuat pembukuan perusahaan yang sistematis, dan (4) pelatihan dan pendampingan
tentang strategi pemasaran produk melalui web.
BAB TARGET DAN LUARAN
Luaran yang ditargetkan dalam program IbM ini adalah metode atau teknik,
barang/produk, dan artikel ilmiah. Secara garis besar luaran program IbM ini disajikan
pada Tabel 2 .
Tabel 2.1 Target luaran program IbM berdasarkan pendekatan pemecahan masalah (solusi)
No. Pendekatan pemecahan masalah
(solusi) Target luaran
Kegiatan aspek produksi
. Melaksanakan pelatihan dan
pendampingan dalam mengisolasi
minyak atsiri dari bunga atau bagian
tanaman
Metode isolasi minyak atsiri
Produksi minyak atsiri sebanyak 2 L
. Melaksanakan pelatihan dan
pendampingan dalam membuat label
dupa
Label dupa minimal 10 varians
Kegiatan aspek manajemen
. Melakukan pelatihan dan
pendampingan tentang sistem
pembukuan keuangan perusahaan
Mitra memiliki satu buku catatan
pemasukan dan pengeluaran
keuangan atau barang yang
sistematis dan rapi
. Melakukan pelatihan dan
pendampingan tentang strategi
pemasaran produk, khususnya melalui
web
Pemasaran produk dupa melalui web
Selain target luaran berupa produk atau metode seperti diuraikan di atas, target
luaran yang juga dihasilkan dalam IbM ini adalah sebuah artikel ilmiah yang siap
dipublikasikan di jurnal ilmiah P2M.
BAB METODE PELAKSANAAN
A. Solusi pemecahan masalah
Tujuan IbM ini adalah membantu Mitra mengatasi “masalah terjangkau” yang
dihadapi. “Masalah terjangkau” adalah masalah yang dapat dipecahkan dalam jangkauan
Mitra bersama pelaksana IbM. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh kedua
Mitra, usaha-usaha terpadu diperlukan sebagai solusi untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan Mitra. Upaya-upaya yang disepakati oleh kedua Mitra dan pelaksana IbM
ditunjukkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 1 Rencana pendekatan pemecahan masalah (solusi)
Permasalahan Akar masalah Pendekatan pemecahan
masalah (solusi)
Kegiatan aspek
produksi
Penggunaan
pewangi sintetik
yang dapat
menyebabkan
kanker pada saluran
pernafasan
Mitra tidak menyadari bahaya
pewangi sintetik terhadap
kesehatan
Harga minyak pewangi alami
sangat mahal dan kebedaraan
minyak pewangi alami sulit
diperoleh
Mitra tidak memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam
mengisolasi minyak atsiri dari
bunga atau bagian tanaman
Melaksanakan
pelatihan dan
pendampingan dalam
mengisolasi minyak
atsiri dari bunga atau
bagian tanaman
Label dupa yang
kurang menarik
Label dupa dipesan di percetakan
dan kurang sesuai dengan
harapan.
Melaksanakan
pelatihan dan
pendampingan dalam
membuat label dupa
Kegiatan aspek
manajemen
Pembukuan
perusahaan yang
kurang sistematis
Mitra tidak memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam membuat
pembukuan perusahaan
Melakukan pelatihan
dan pendampingan
tentang sistem
pembukuan keuangan
perusahaan dengan
bantuan microsoft excel
Sistem pemasaran
produk dilakukan
Mitra belum memiliki
pengetahuan dan keterampilan
Melakukan pelatihan
dan pendampingan
dengan menunggu
datangnya sales
untuk mengambil
produk dupa Mitra
tentang strategi pemasaran
produk melalui web
tentang strategi
pemasaran produk,
khususnya melalui web
Solusi yang dipilih untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh Mitra perlu
dioperasionalkan melalui prosedur kerja. Berikut adalah prosedur kerja pelaksanaan
pelatihan dan pendampingan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana IbM bersama Mitra.
. Pelatihan dan pendampingan dalam mengisolasi minyak atsiri dari bunga atau
bagian tanaman (minyak pewangi alami)
Prosedur pelatihan dan pendampingan dalam mengisolasi minyak atsiri dari bunga
atau bagian dari tanaman adalah sebagai berikut.
a. Rangkai set alat distilasi sesuai gambar berikut ini.
Gambar . Alat distilasi uap untuk mengisolasi minyak atsiri
b. Isi tabung bawah dengan air kira-kira / dari tinggi tabung, jangan sampai melewati
tanda batas.
Gambar 3.2 Bagian-bagian dari alat distilasi uap
c. Keranjang dimasukkan ke dalam tabung bagian bawah.
Gambar 3.3 Memasukkan kerancang ke dalam tabung bagian bawah (pemanasan)
d. Bunga atau bagian tanaman (misalnya bunga sandat) dirajang kecil-kecil, kemudian
dimasukkan ke dalam keranjang (volume L) di dalam tabung bagian bawah hingga
terisi kira-kira / -nya.
Gambar 3.4 Memasukkan bunga kering ke dalam keranjang
e. Pasang tabung pendingin bagian atas. Agar tidak terjadi kebocoran uap air, tabung
bagian bawah dan atas diketatkan dengan baut.
Gambar 3.5 Menghubungkan tabung bagian atas dan tabung bagian bawah
f. Hubungkan pendingin dengan selang untuk aliran air, juga hubungkan tempat
keluarnya distilat dengan selang.
Gambar 3. Menghubungkan tabung bagian atas (pendingin) dengan selang air
g. Alirkan air melalui selang sehingga masuk dari ujung bawah pendingin (tabung atas)
dan keluar dari ujung atas.
Gambar 3. Mengalirkan Aar melalui selang
h. Distilat akan keluar dari pipa saluran uap yang telah melewati pendingin (tabung
bagian atas).
Gambar 3. Tetesan distilat
i. Distilat ditampung dengan jerigen.
Gambar 3. Menampung distilat dengan jerigen
j. Distilat kemudian diekstraksi dengan pelatut eter menggunakan ekstraktor buatan.
Gambar 3. Mengekstraksi distilat dengan eter
Peranan pelaksana IbM adalah sebagai pelatih dan pendamping. Sementara itu,
peran Mitra adalah sebagai peserta pelatihan yang belajar keterampilan mengisolasi
minyak atsiri.
. Pelatihan dan pendampingan pembuatan label dupa
Pada pelatihan ini, label dupa dibuat dengan software komputer. Prosedur
pelatihan dan pendampingan pembuatan label dupa ini adalah sebagai berikut.
a. Mendownload gambar-gambar dewa-dewi dari internet.
b. Meng-install software Photoshop ke komputer atau laptop milik perusahaan.
c. Membuka program Photoshop.
d. Melatih dan mendampingi Mitra tentang dasar-dasar Photoshop.
e. Melatih dan mendampingi Mitra membuat label perusahaan menggunakan Photoshop.
f. Mencetak hasil label perusahaan.
Peranan pelaksana IbM adalah sebagai pelatih dan pendamping dalam pembuatan
label dupa. Sementara itu, peranan Mitra adalah sebagai peserta pelatihan.
. Pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan perusahaan
Prosedur atau tahapan pelatihan pembuatan pembukuan perusahaan adalah sebagai
berikut.
a. Memberikan dasar-dasar akutansi, khususnya tentang pembukuan perusahaan, kepada
Mitra.
b. Melatih Mitra membuat pembukuan perusahaan dengan bantuan microsoft excel.
c. Mendampingi dan/atau memberikan konsultasi kepada Mitra selama pembuatan
pembukuan perusahaan.
Peranan pelaksana adalah sebagai pelatih dan pendamping. Sementara itu, peranan
Mitra adalah sebagai peserta pelatihan.
. Pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran produk
Prosedur atau tahap-tahap pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran
produk adalah sebagai berikut.
a. Memberikan dasar-dasar tentang strategi pemasaran kepada Mitra.
b. Melatih Mitra tentang sistem pemasaran.
c. Mendampingi dan memberikan konsultasi kepada Mitra dalam merencanakan dan
melaksanakan strategi pemasaran.
Peranan pelaksana adalah sebagai pelatih dan pendamping. Sementara itu, peranan Mitra
adalah sebagai peserta pelatihan. Mengingat kemampuan Mitra menggunakan komputer
yang sangat terbatas, pelaksana IbM tidak melatih Mitra membuat web, melainkan
pelaksana IbM membuatkan Mitra web untuk memasarkan produk mereka.
B. Teknik pengumpulan data
Data yang perlu dikumpulkan dalam program IbM ini adalah pendapat dua orang
Mitra terhadap kegiatan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan, produk minyak
atsiri atau minyak pewangi alami yang dihasilkan, label dupa yang dihasilkan, sistem
pembukuan dengan bantuan microsoft excel, dan strategi pemasaran melalui web. Data
pendapat Mitra dikumpulkan dengan angket. Angket yang digunakan terdiri atas angket
tertutup dengan lima pilihan respon (1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = tidak
tahu, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju) dan angket terbuka. Pada angket tertutup, Mitra
hanya memilih respon 1, 2, 3, 4, atau dari pernyataan yang tersedia, sedangkan pada
angket terbuka, Mitra menuliskan pendapatnya dengan bebas tentang kegiatan pelatihan
dan pendampingan, produk minyak atsiri dan label dupa, sistem pembukuan, dan strategi
pemasaran.
C. Analisis data
Data pendapat Mitra terdiri atas dua jenis, yaitu data pendapat Mitra dari hasil
angket tertutup dan data pendapat Mitra dari hasil angket terbuka. Data tangapan Mitra
dari hasil angket tertutup dianalisis dengan menghitung jumlah skor rata-rata pendapat
Mitra ( ) dari hasil angket tertutup. Kriteria penggolongan pendapat Mitra didasarkan atas
mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi), yang dapat dihitung dengan rumus:
Mean ideal = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
Standar deviasi ideal = / (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)
Jumlah skor rata-rata pendapat Mitra ini selanjutnya dikonversi menjadi kategori kualitas
(sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang) menggunakan Tabel
Tabel 3.2 Pedoman konversi skor rata-rata pendapat Mitra ( )
No. Rentangan skor Kategori
. Mi + 1,5 SDi Sangat baik
. Mi + 0,5 SDi < Mi + 1,5 SDi Baik
. Mi - , SDi < Mi + 0,5 SDi Cukup
. Mi - , SDi < Mi - , SDi Kurang
. < Mi – , SDi Sangat kurang
Sementara itu, data atau informasi yang diberikan oleh Mitra dari angket tertutup
dianalisis secara deskriptif. Pendapat Mitra dikelompokkan berdasarkan kemiripan
pendapat. Artinya, pendapat yang hampir mirip atau hampir sama akan dikelompokkan
menjadi satu ide.
Kriteria keberhasilan dari program IbM ini ditentukan dari kategori kualitas jumlah
skor rata-rata pendapat Mitra. Program IbM ini dikatakan berhasil jika jumlah skor rata-
rata pendapat Mitra tergolong kategori baik.
BAB KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan Ganesha
(UNDIKSHA) telah berpengalaman dalam mengelola hibah P2M, baik hibah P2M DIPA
UNDIKSHA maupun hibah P2M Dikti. Pada tahun 2012, jumlah dana hibah P2M dengan
sumber dana DIPA UNDIKSHA yang dikelola sebesar Rp 1 5.000.000 dengan jumlah
P2M sebanyak judul. Sementara itu, dana hibah P2M yang berasal dari Dikti yang
dimenangkan oleh LPM UNDIKSHA sebesar Rp 1.475.000.000 dan dana pendamping
dari pemda Rp 470. Jumlah dan jenis P2M Dikti yang berhasil dimenangkan oleh
LPM UNDIKSHA pada tahun 2012 adalah: satu judul Hi-Link dengan jumlah dana Rp
140.000.000, tiga judul IbIKK dengan jumlah total dana Rp 300.000.000, satu judul IbK
dengan jumlah dana Rp 70.000.000, 12 judul IbM dengan jumlah total dana Rp
, empat judul IbW dengan jumlah total dana Rp 390 , satu judul KKN
PPM dengan jumlah dana Rp 65.000.000. Sementara itu, hibah PM-PMP yang
dimenangkan sebanyak lima judul dengan jumlah total dana Rp
Dalam usulan IbM ini, pelaksana atas nama I Wayan Gede Wisnu, S.S., M. Si., Dr.
I Wayan Redhana, M. Si., dan Dr. I Nyoman Suardana, M. Si mengajukan IbM Perajin
Dupa. Pelaksana memiliki kepakaran yang memadai untuk mendukung pelaksanaan IbM
ini. Tabel meringkaskan hubungan antara solusi yang ditawarkan, target/hasil yang
diharapkan, dan pakar yang diperlukan.
Tabel 4.1 Hubungan antara pendekatan pemecahan masalah, target luaran yang diharapkan,
dan pakar yang diperlukan
No. Pendekatan pemecahan masalah
(solusi) Target luaran Pakar
Melaksanakan pelatihan dan
pendampingan dalam
mengisolasi minyak atsiri dari
bunga atau bagian tanaman
Metode isolasi
minyak atsiri
Produksi minyak
atsiri sebanyak 2 L
Dr. I Nyoman
Suardana, M. Si.
Melaksanakan pelatihan dan
pendampingan dalam membuat
label dupa
Label dupa minimal
10 varians
Dr. I Wayan Redhana,
M. Si.
Melakukan pelatihan dan
pendampingan tentang sistem
pembukuan keuangan
perusahaan
Mitra memiliki satu
buku catatan
pemasukan dan
pengeluaran keuangan
Dr. Gede Ananta
Tungga Atmadja,
M.Si.
I Wayan Gede Wisnu,
atau barang yang
sistematis dan rapi
S. S., M. Si.
Melakukan pelatihan dan
pendampingan tentang strategi
pemasaran produk, khususnya
melalui web
Pemasaran produk
dupa melalui web
Dr. Gede Ananta
Tungga Atmadja,
M.Si.
Prof. Dr. I Wayan
Redhana, M.Si.
BAB HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Isolasi Minyak Atsiri dari Bunga
. Penyiapan modul pelatihan isolasi minyak atsiri dari bunga
Untuk membimbing Mitra dan membantu pelaksana IbM dalam melaksanakan
pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri dari bunga, modul pelatihan isolasi
minyak atsiri dari bunga perlu disiapkan. Modul ini mengandung materi mulai dari
merakit alat distilasi sampai dengan pemisahan atau ekstraksi minyak atsiri. Berikut ini
ditunjukkan halaman depan modul pelatihan isolasi minyak atsiri dari bunga.
Gambar 5.1 Halaman depan modul isolasi atsiri
. Pembuatan atau penyiapan set alat distilasi uap home industri
Alat distilasi uap home industry sebanyak dua set di pesan dari SMK Negeri 3
Singaraja. Pemesanan dua set alat distilasi home industry ini masing-maisng untuk kedua
Mitra, perusahaan dupa Prasanthi dan Bali Shanti. Dengan alat ini kedua mitra diharapkan
mampu mengisolasi minyak atsiri sendiri dari berbagai jenis bunga atau bagian tanaman
setelah mereka dilatih dan didampingi cara menggunakan alat distilasi tersebut. Penyiapan
set alat distilasi ini dapat ditunjukkan pada gambar-gambar berikut.
Gambar 5. Proses penyiapan alat distilasi uap
. Pengecekan alat distilasi uap
Sebelum didistribusikan kepada Mitra, alat distilasi dicek terlebih dahulu apakah
alat sudah dapat bekerja dengan baik atau tidak. Hal ini penting dilakukan karena alat
distilasi yang dipesan ini masih mendapat garansi dari pembuatnya. Hasil pengecekan
terhadap alat distilasi menunjukkan bahwa alat telah dapat bekerja dengan baik, seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah.
Gambar 5. Proses pengecekan alat distilasi
. Penyiapan bahan-bahan (bunga)
Pada isolasi minyak atsiri mengunakan alat distilasi uap, diperlukan bahan-bahan
berupa bunga. Semua bunga umumnya mengandung minyak atsiri. Beberapa bunga
mengandung minyak atsiri cukup banyak, sementara bunga yang lain mengandung minyak
atsiri lebih sedikit. Kandungan minyak atsiri dari bunga yang satu ke bunga yang lain
berbeda baik, dari segi jumlah maupun jenisnya. Beberapa bunga yang disiapkan untuk
keperluan pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri ditunjukkan di bawah ini.
Gambar 5.4 Bunga kamboja dan sandat segar yang akan diisolasi minyak atsirinya
Bunga yang digunakan sebagai bahan baku isolasi minyak atsiri dapat dalam
bentuk basah atau kering. Jika bunga basah yang diperoleh tidak diisolasi secara langsung,
bunga ini perlu dikeringkan terlebih dahulu agar tidak busuk. Sebaliknya, jika bunga basah
yang diperoleh langsung diisolasi minyak atsirinya, bunga ini tidak perlu dikeringkan,
melainkan digunakan secara langsung
Gambar 5. Bunga sandat dan kamboja kering
. Pengiriman dan penyerahan alat distilasi
Alat distilasi yang sudah dicek bekerja dengan baik, selanjutnya dikirim kepada
Mitra di dua lokasi, masing-masing di Desa Abiansemamal Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung dan di Desa Padangsambian Kecamatan Denpasar Barat, Kota Madya
Denpasar. Alat diterima langsung oleh Mitra. Mitra merasa sangat senang telah diberikan
bantuan alat distilasi home industry. Mitra tidak menyangka bahwa mereka akan
mendapatkan bantuan alat dengan harga cukup mahal. Serah terima alat dari pelaksana
IbM kepada Mitra ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 5. Pengiriman alat distilasi uap ke Mitra
. Pelatihan isolasi minyak atsiri dari bunga
Kegiatan pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri dari bunga (bunga
sandat) berlangsung lancar. Kegiatan pelatihan dan pendampingan diawali dengan
pemberian penjelasan kepada Mitra tentang fungsi alat distilasi uap, bagian-bagian dari
alat distilasi uap, cara pengisian air, cara memasukkan bunga, dan cara merakit alat.
Kedua Mitra terlibat secara aktif melakukan isolasi minyak atsiri yang dibimbing oleh
pelaksana IbM. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
Gambar 5. Pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri
Hasil keseluruhan pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri dari bunga sandat
ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 5. Produk minyak atsiri hasil isolasi
Kegiatan pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri dari bunga ini juga
dihadiri oleh Bapak Kepala Desa Padangsambian dan aparat desa (Babinsa). Selain itu,
beberapa warga juga hadir pada kegiatan ini.
Gambar 5.9 Kegiatan IbM dihadiri oleh kepala desa (pakaian putih) dan Babinsa
Gambar 5.10 Kegiatan IbM dihadiri oleh masyarakat (pakaian kaos berwarna biru)
B. Pembuatan Label Dupa
1. Penyiapan modul pembuatan label dupa
Sebelum pelaksanaan pelatihan dan pendampingan pembuatan label dupa kepada
Mitra, modul pelatihan pembuatan label dupa dengan adobe photoshop perlu dibuat.
Modul ini membimbing pelaksana IbM dan Mitra berlatih membuat label dupa. Modul ini
mengandung cara mengaktifkan adobe photoshop, mengenal area kerja, mengenal tool,
berlatih menggunakan tool, membuka gambar yang telah di-download dari internet, efek
pencahayaan, crooping, penulisan teks, dan pemberian efek pada teks. Berikut ini
disajikan halaman depan modul pelatihan pembuatan label dupa.
Gambar 5. 1 Halaman depan modul pembuatan label dupa menggunakan photoshop
. Hasil pelatihan pembuatan label dupa dengan adobe photoshop
Label dupa merupakan bagian yang sangat penting dalam pengemasan dupa. Label
ini akan memberikan daya tarik bagi pembeli. Selama kegiatan pelatihan pembuatan label
dupa ini, Mitra mengalami kesulitan mengoperasikan program adobe photoshop. Hal ini
disebabkan oleh Mitra kurang menguasai dasar-dasar komputer. Mitra menyampaikan
bahwa lebih baik mereka membeli atau memesan label dupa daripada membuat karena
bagi mereka membuat label dupa dengan adobe photoshop sangat sulit. Sebagai gantinya,
pelaksana IbM membuatkan berbagai jenis desain label dupa sesuai kebutuhan dan Mitra
mencetak label dupa yang telah dibuatkan oleh pelaksana IbM ke perusahaan percetakan.
Ciri penting dari label dupa yang dibuat adalah menggunakan latar belakang
gambar dewa-dewi. Gambar ini dipilih karena sesuai dengan kepercayaan Umat Hindu
Bali yang memuja Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) melalui sinar sucinya (Dewa-
Dewi).
Gambar 5.12 Produk label dupa
Label dupa yang telah dirancang oleh pelaksana IbM digunakan untuk mengemas
produk dupa. Berikut ini disajikan kemasan produk dupa yang telah diberi label.
Gambar 5.1 Produk dupa mitra
C. Pelatihan pembuatan pembukuan keuangan perusahaan
Pada pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan keuangan perusahaan,
kegiatan diawali dengan memberikan informasi atau penjelasan tentang sistem pembukuan
perusahaan dan pentingnya pembuatan pembukuan perusahaan yang baik. Dengan
pembukuan yang baik, Mitra dapat menghitung keuntungan yang diperoleh, misalnya
setiap bulan. Selain itu, Mitra juga dapat mengetahui lalu lintas keuangan perusahaan,
seperti jenis barang yang dibeli dan dijual dan jumlah utang yang belum dibayarkan.
Pada pelatihan dan pendampingan ini, Mitra dilatih membuat pembukuan keuangan
perusahaan menggunakan program microsoft excel. Berikut ini adalah salah satu contoh
pembukuan yang dibuat oleh Mitra menggunakan microsoft excel.
Gambar 5.13 Produk pelatihan pembuatan neraca keuangan perusahaan
D. Penyiapan modul pelatihan strategi pemasaran
Modul pelatihan strategi pemasaran perlu dibuat agar Mitra memperoleh
pemahaman yang konkret tentang pemasaran. Oleh karena itu, modul dibuat lebih
diarahkan pada fakta empiris, bukan kajian teoritis. Hal ini disebabkan oleh Mitra tidak
perlu berteori, melainkan yang dibutuhkan oleh Mitra adalah praktik langsung dengan
contoh konkret.
Gambar 5.1 Halaman depan modul strategi pemasaran
Selama kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran, Mitra
sangat antusias mengikutinya. Mitra menceritakan pemasaran yang dilakukan. Mereka
memasarkan produk dupa dengan membuka toko dan menunggu datangnya pembeli.
Syukur, Mitra I telah memiliki sales tetap yang mengambil produk dupanya untuk dijual
kembali. Sementara itu, Mitra II, selain menjual produk dupanya di toko, ia juga menjual
produk dupanya ke pasar, tepatnya di pasar daerah Kabulaten Jemberana. Mereka
menyadari bahwa pemasaran yang dilakukan masih terbatas dan tradisional. Berikut ini
disajikan foto-foto kegiatan IbM pada saat pelatihan dan pendampingan tentang strategi
pemasaran.
Gambar 5.1 Kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran
Pada pelatihan dan pendampingan ini, pelaksana IbM menawarkan strategi
pemasaran produk Mitra melalui internet. Mitra sangat setuju dengan ide tersebut. Namun,
Mitra menyadari bahwa mereka tidak memiliki keterampilan menggunakan komputer
untuk membuat desain web. Jalan keluar yang ditempuh adalah pelaksana IbM
membuatkan Mitra desain web. Desain web yang telah dibuat dikonsultasikan kepada
Mitra mengenai kontennya. Desain web pemasaran produk Mitra dapat ditunjukkan pada
gambar berikut ini.
Gambar 5.1 Desain web pemasaran produk dupa mitra
F. Pendapat Mitra terkait dengan kegiatan pelatihan dan pendampingan yang
dilakukan
Pada akhir kegiatan pelatihan dan pendampingan, Mitra diminta mengisi angket.
Pengisian angket ini oleh Mitra dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Mitra terhadap
kegiatan IbM yang telah dilaksanakan. Berikut ini disajikan pendapat Mitra terhadap
kegiatan IbM.
Tabel 5.1 Skor rata-rata pendapat Mitra terhadap kegiatan IbM
No. Pernyataan Skor
A. Isolasi minyak atsiri dari bunga untuk pewangi dupa
Banyak hal yang saya belum ketahui tentang minyak atsiri dari bunga
yang dapat digunakan untuk pewangi dupa
Saya tertarik dengan pelatihan isolasi minyak atsiri dari bunga untuk
pewangi dupa
,
Saya memperoleh pengetahuan tentang cara-cara mengisolasi minyak
atsiri dari bunga
Peralatan yang dibutuhkan untuk isolasi minyak atsiri dari bunga cukup
sederhana
Cara mengisolasi minyak atsiri dari bunga cukup sederhana
Pelatihan isolasi minyak atsiri dari bunga sangat berguna bagi
perusahaan saya
Saya dapat menghemat biaya pengeluaran karena biaya untuk
pembuatan minyak pewangi alami lebih murah daripada harga pewangi
sisntetik (industri)
Penggunaan minyak pewangi alami (dari bunga) lebih aman bagi
manusia daripada minyak pewangi sintetik (industri)
,
Selanjutnya, saya akan menggunakan minyak pewangi alami (dari
bunga) sebagai pewangi dupa pada perusahaan saya
B. Pembuatan label dupa
Banyak hal yang belum saya ketahui tentang pembuatan label dupa ,
Saya merasa memperoleh pengetahuan dan keterampilan membuat label
dupa
Ternyata membuat label dupa tidak sesulit yang saya bayangkan ,
Saya akan membuat berbagai jenis label dupa yang menarik
C. Pembuatan neraca keuangan dengan microsof excel
Selama ini saya tidak membuat neraca keuangan perusahaan dengan
baik
Saya membuat neraca keuangan perusahaan secara manual (dengan cara
mencatat di buku pembukuan)
Saya tidak menguasai komputer untuk membuat neraca keuangan
perusahaan perusahaan
Pelatihan pembuatan neraca keuangan perusahaan dengan microsoft
excel sangat berguna bagi saya
,
Banyak hal yang saya dapatkan pada pelatihan pembuatan neraca
keuangan perusahaan dengan microsof excel
,
Pembuatan neraca keuangan perusahaan dengan microsoft excel
ternyata tidak sulit seperti yang saya bayangkan
,
Selanjutnya, saya akan membuat neraca keuangan perusahaan dengan
microsoft excel agar data lebih aman
,
D. Strategi pemasaran
Saya tertarik dengan materi strategi pemasaran yang diberikan ,
Banyak hal yang saya belum ketahui tentang cara-cara memasarkan
produk perusahaan
Saya memperoleh pengetahuan tentang cara-cara memasarkan produk
perusahaan dengan baik
Saya baru memahami strategi pemasaran yang baik
Dengan pengetahuan tentang strategi pemasaran, saya akan memasarkan
produk dupa saya dengan baik
Saya yakin bahwa saya mampu memasarkan dupa saya dengan baik
Jumlah total skor rata-rata ,
Mean ideal = ½ (130 + 26) = 78
Standar deviasi ideal = / -
Tabel Konversi skor rata-rata pendapat Mitra ( )
No. Rentangan skor Kategori
, Sangat baik
, < , Baik
, < , Cukup
, < , Kurang
< , Sangat kurang
Jumlah skor rata-rata Mitra adalah 110,5. Dengan demikian, pendapat mitra
terhadap kegiatan IbM termasuk kategori sangat baik. Sementara itu, pendapat Mitra yang
disampaikan melalui angket terbuka adalah sebagai berikut.
Mitra I
1. Mitra sangat tertarik dengan minyak pewangi ramah lingkungan.
2. Mitra akan mengisolasi minyak atsiri dari bunga menggunakan alat distilasi uap yang
diberikan oleh pelaksana IbM.
3. Mitra perlu dibantu cara membuat bupa herbal dan basah.
4. Mitra akan membuat pembukuan keuangan menggunakan komputer sehingga data
lebih aman.
Mitra II
1. Mitra berharap agar ia bisa membuat minyak pewangi yang dapat bercampur lengket
dengan bahan dupa.
2. Mitra akan menggunakan minyak pewangi alami untuk pewangi dupa yang ia produksi.
3. Mitra berharap agar mereka bisa memproduksi minyak pewangi yang alami (tidak
mengandung bahan kimia).
4. Mitra ingin menanamkan sebuah pemikiran kepada pelanggan bahwa dupa yang ia
produksi dengan bahan pewangi ramah lingkungan aman bagi kesehatan.
5. Mitra masih mengalami kendala dalam pengadaan bahan baku.
BAB . KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Mitra sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang
isolasi minyak atsiri dari bunga, pembuatan label dupa, pembuatan pembukuan perusahaan,
dan pembuatan desain web pemasaran produk dupa Mitra. Mitra merasakan memperoleh
banyak hal yang belum dikuasai. Mereka bertambah yakin dengan kemampuannya
mengelola perusahaan sehingga perusahaannya akan dapat berkembang dengan baik.
Berkaitan dengan minyak atsiri yang diisolasi dari bunga, Mitra memiliki banyak ide-ide
ke depannya menggunakan alat distilasi uap ini untuk membuat produk yang belum ada di
pasaran, seperti dupa anti nyamuk.
Namun, Mitra memiliki kekurangan dalam mengoperasikan software photoshop
dan adobe dreamweaver. Akibatnya, Mitra tidak mampu membuat desain label dupa dan
desain web perusahaan. Sebagai gantinya, desain label dupa dan desain web perusahaan
dibuatkan oleh pelaksana IbM. Untuk label dupa, Mitra menggunakan desain pelaksana
IbM dan membawa desain tersebut ke percetakan untuk diperbanyak sesuai kebutuhan.
B. Saran-saran
Dari hasil kegiatan IbM yang telah dilaksanakan, dapat disarankan sebagai berikut.
a. Mitra dapat membeli software pembukuan keuangan perusahaan agar pembukuan
keuangan perusahaan menjadi lebih baik. Software ini banyak dijual secara online,
seperti beeAccounting.
b. Perlu diupayakan memodifikasi alat distilasi uap sehingga penggunaan alat distilasi ini
lebih praktis dalam memproduksi minyak atsiri.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, P. (2007). Adobe Photoshop CS3 A-Z. Amsterdam: Elsevier.
Cara dan Bahan Membuat Dupa (2011). Diakses 23 Februari 2013 dari: http://
vinadatvidarp.blogspot.com/2011/06/cara-dan-bahan-membuat-dupa.html.
Dupa Berbahaya bagi Kesehatan. (2012). Diakses 23 Februari 2013 dari: http://www.
laskarislam.com/t4067-dupa-berbahaya-bagi-kesehatan.
Dupa yang Harum dan Essential Oils (2012). Dikases 23 Februari 2013 dari:
http://id.prmob.net/minyak-atsiri/dupa/laurel-bay-2280191.html.
Forum Sains. (2008). Asap Dupa Faktor Resiko Kanker Saluran Pernafasan. Dikases 23
Februari 2013 dari: http://www.forumsains.com/kesehatan/asap-dupa-faktor-resiko-
kanker-saluran-pernapasan.
Furniss, B. S., Hannaford, A. J., Smith, P. W. G., & Tatchell, A. R. (1989). Vogel’s
Textbook of Practical Irganic Chemistry st Ed.). New York: Longman Scientific
& Tecnical.
Jubille Enterprise (2012). Buku Pintar CorelDraw X6. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Pendapat Mitra
ANGKET PENDAPAT MITRA
Tulislah identitas bapak/ibu mitra!
Nama pemilik perusahaan ……………………………
Nama perusahaan ……………………………
Alamat perusahaan ……………………………
Petunjuk pengisian angket!
Angket ini bertujuan mengumpulkan informasi berkaitan dengan pendapat mitra tentang kegiatan
IbM, meliputi isolasi minyak atsiri, pembuatan label dupa, pembuatan neraca keuangan, dan
strategi pemasaran. Kami mohon bapak/ibu Mitra memberikan tanda cek () pada kolom respon di
bawah. Pilihan respon terdiri atas:
1 = sangat tidak setuju (STS)
2 = tidak setuju (TS)
3 = ragu-ragu (R)
4 = setuju (S)
5 = sangat setuju (SS).
Kejujuran bapak/ibu Mitra sangat kami harapkan. Terima kasih atas kerja samanya.
No. Pernyataan Pilihan Respon
STS TS R S SS
A. Isolasi minyak atsiri dari bunga untuk pewangi dupa
Banyak hal yang saya belum ketahui tentang minyak
atsiri dari bunga yang dapat digunakan untuk pewangi
dupa
Saya tertarik dengan pelatihan isolasi minyak atsiri dari
bunga untuk pewangi dupa
Saya memperoleh pengetahuan tentang cara-cara
mengisolasi minyak atsiri dari bunga
Peralatan yang dibutuhkan untuk isolasi minyak atsiri dari
bunga cukup sederhana
Cara mengisolasi minyak atsiri dari bunga cukup
sederhana
Pelatihan isolasi minyak atsiri dari bunga sangat berguna
bagi perusahaan saya
Saya dapat menghemat biaya pengeluaran karena biaya
untuk pembuatan minyak pewangi alami lebih murah
daripada harga pewangi sisntetik (industri)
Penggunaan minyak pewangi alami (dari bunga) lebih
aman bagi manusia daripada minyak pewangi sintetik
(industri)
Selanjutnya, saya akan menggunakan minyak pewangi
alami (dari bunga) sebagai pewangi dupa pada
perusahaan saya
B. Pembuatan label dupa
Banyak hal yang belum saya ketahui tentang pembuatan
label dupa
Saya merasa memperoleh pengetahuan dan keterampilan
membuat label dupa
Ternyata membuat label dupa tidak sesulit yang saya
bayangkan
Saya akan membuat berbagai jenis label dupa yang
menarik
C. Pembuatan neraca keuangan dengan microsof excel
Selama ini saya tidak membuat neraca keuangan
perusahaan dengan baik
Saya membuat neraca keuangan perusahaan secara
manual (dengan cara mencatat di buku pembukuan)
Saya tidak menguasai komputer untuk membuat neraca
keuangan perusahaan perusahaan
Pelatihan pembuatan neraca keuangan perusahaan dengan
microsoft excel sangat berguna bagi saya
Banyak hal yang saya dapatkan pada pelatihan pembuatan
neraca keuangan perusahaan dengan microsof excel
Pembuatan neraca keuangan perusahaan dengan microsoft
excel ternyata tidak sulit seperti yang saya bayangkan
Selanjutnya, saya akan membuat neraca keuangan
perusahaan dengan microsoft excel agar data lebih aman
D. Strategi pemasaran
Saya tertarik dengan materi strategi pemasaran yang
diberikan
Banyak hal yang saya belum ketahui tentang cara-cara
memasarkan produk perusahaan
Saya memperoleh pengetahuan tentang cara-cara
memasarkan produk perusahaan dengan baik
Saya baru memahami strategi pemasaran yang baik
Dengan pengetahuan tentang strategi pemasaran, saya
akan memasarkan produk dupa saya dengan baik
Saya yakin bahwa saya mampu memasarkan dupa saya
dengan baik
Tuliskan hal-hal lain yang dipandang perlu, misalnya saran atau kritik terhadap kegiatan ini!
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Lampiran 2. Personalia tenaga pelaksana berserta kualifikasinya
No. Nama Kedudukan Kualifikasi Tugas
I Wayan Gede
Wisnu,
Ketua S. S., M. Si. Melakukan pelatihan dan
pendampingan tentang strategi
pemasaran produk
Melakukan pelatihan dan
pendampingan dalam membuat
pembukuan perusahaan
Prof. Dr. I
Wayan Redhana,
M. Si.
Anggota Dr., M.Si. Melaksanakan pelatihan dan
pendampingan dalam membuat
pembungkus produk dari kertas
Dr. I Nyoman
Suardana, M. Si.
Anggota Dr., M.Si. Melaksanakan pelatihan dan
pendampingan dalam
mengisolasi minyak atsiri dari
bunga atau bagian tanaman
Lampiran 3. HKI dan publikasi
IbM Perajin Dupa
I Wayan Gede Wisnu, I Wayan Redhana, dan I Nyoman Suardana
Universitas Pendidikan Ganesha
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan yang ingin dicapai melalui program IbM ini adalah menghasilkan dupa dengan
pewangi alami, label dupa yang menarik, mewah, dan elegan, pembukuan yang sistematis, dan
strategi pemasaran melalui iklan web, serta artikel ilmiah. Dua Mitra yang terlibat dalam program
IbM ini adalah perajin dupa Prasanthi dan perajin dupa Bali Shanti. Kegiatan yang dilakukan
untuk memecahkan masalah Mitra adalah pelatihan dan pendampingan (1) mengisolasi minyak
atsiri, (2) membuat label dupa, (3) membuat pembukuan perusahaan, dan (4) memasarkan
pemasaran produk melalui web. Target luaran yang dihasilkan pada program IbM ini adalah dupa
dengan pewangi alami yang dikemas menarik, pembukuan yang sistematis, dan pemasaran produk
dupa melalui web. Selain itu, target luaran yang dihasilkan berupa artikel ilmiah. Data yang
dikumpulkan adalah produk minyak atsiri, label dupa, pembukuan keuangan, pemasaran produk
melalui web, dan pendapat Mitra terhadap kegiatan IbM. Pendapat Mitra dikumpulkan dengan
angket, baik angket tertutup maupun angket terbuka. Data hasil angket tertutup dianalisis dengan
menghitung jumlah skor rata-rata pendapat Mitra kemudian dikonversi menjadi kategori kualitas.
Sementara itu, data dari angket terbuka dianalisis secara deskritif. Program IbM ini dikatakan
berhasil jika jumlah skor rata-rata pendapat Mitra tergolong kategori baik.
Kata-kata kunci: dupa, distilasi uap, minyak atsiri
Abstract
This IbM programme was aimed at producing natural fragrance, interesting incense labels,
systematic finance bookeeping, and marketing strategy through web as well as scientific article.
Two fellow workers’ were involved in the IbM programme, namely Prasanthi Incense Company
and Bali Shanti Incense Company Activities being done to solve the fellow workers’ problems
were training and guiding of (1) isolating natural products from flowers or parts of plants, (2)
making incense labels, (3) making finance bookeeping, and (4) marketing incense products
through web. Output targets of the IbM programme were the incenses using natural fragrance
being packed interestingly, the systematic finance bookeeping, and the incense marketing through
web. Besides, another output target was scientific article. Data being collected in the activities
were the natural products, the incense labels, the finance bookeeping, the incense marketing
through web, and the fellow workers’ opinion toward the IbM programme The fellow workers’
opinion was collected by questionnaire, both close-ended and open-ended questionnaire. Data
from the closed-ended questionnaire were analyzed by calculating total of average scores and then
were converted into quality categories. Meanwhile, data from open-ended questionnaire were
analyzed descriptively. The IbM programme was called to be successful if total of average scores
of craftsmans was good categories.
Keywords: incenses, steam distilation, natural products
Pendahuluan
Kota Denpasar dan Kabupaten Badung adalah kabupaten/kota yang jumlah penduduknya
paling padat di Provinsi Bali. Kebutuhan dupa di dua kabupaten/kota ini, khususnya, dan di Bali,
umumnya, sangat tinggi. Kebutuhan dupa yang sangat tinggi ini terutama digunakan untuk
keperluan upacara adat atau keagamaan. Oleh karena itu, di Bali banyak toko menjual dupa.
Pemilik toko ini bukannya membuat atau mengolah dupa mentah menjadi “dupa jadi” dupa yang
sudah siap dijual , namun membeli “dupa jadi” dari luar Bali, terutama dari Jawa, dan bahkan dari
luar negeri (produk impor).
Di Desa Padangsambian Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar ada satu usaha dupa,
yaitu Prasanthi. Sementara itu, di Desa Abiansemal Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung
usaha dupa yang ada adalah Bali Santhi. Kegiatan IbM ini akan bermitra dengan usaha dupa
Prasanthi (Mitra I, pemilik Ni Made Nilawati, S. E.) dan usaha dupa Bali Santhi (Mitra II,
pemilik I Putu Parnayasa).
Mitra I berdiri tahun 2002 dan sekarang ini mempekerjakan lima orang tenaga kerja. Mitra
I sesuangguhnya masih membutuhkan tenaga kerja, namun belum dapat. Mitra I tidak membuat
dupa mentah, melainkan mengolah dupa mentah yang dibeli dari perusahaan di Malang menjadi
“dupa jadi ” Kebutuhan dupa mentah sekitar 15 ton per bulan. Namun, Mitra I sering kekurangan
dupa mentah yang disebabkan oleh pasokan dupa mentah yang terbatas dari perusahaan di Malang.
Produksi “dupa jadi” Mitra I kira-kira sebanyak 15 ton per bulan. Mitra I menjual baik dupa
mentah maupun “dupa jadi ” Dupa mentah dibeli oleh industri rumah tangga untuk diolah menjadi
“dupa jadi” dan dijual kembali sehingga diperoleh keuntungan yang lebih banyak Sementara itu,
“dupa jadi” Mitra I diambil oleh sales untuk dijual kembali di toko-toko, warung-warung, atau
pasar. Sales adalah orang yang membeli “dupa jadi” dan menjualnya kembali untuk memperoleh
keuntungan. Jumlah sales yang mengambil produk dupa Mitra I sekitar 25 orang dan bertambah
terus dari tahun ke tahun. Produk dupa Mitra I dipasarkan di Wilayah Kota Denpasar dan
kabupaten Badung. Keuntungan yang diperoleh sekitar 15-20 juta per bulan.
Sementara itu, Mitra II berdiri tahun 2006. Kebutuhan dupa mentah Mitra II sekitar 6 ton
per bulan. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan sebanyak orang Produk “dupa jadi” Mitra II
diambil oleh sekitar empat orang sales. Selain dipasarkan oleh sales, Mitra II juga ikut
memasarkan produk dupanya. Pemasaran dilakukan di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung,
dan kadang-kadang sampai ke Kabupaten Jemberana. Mitra II memperoleh keuntungan dari usaha
dupanya sekitar Rp 6-7 juta per bulan.
Lingkup kegiatan kedua Mitra secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 aspek kegiatan,
yaitu: (1) aspek manajemen, dan (2) aspek produksi. Kegiatan aspek manajemen adalah kegiatan
yang berkaitan dengan pengelolaan dari pengadaan sampai pemasaran. Sementara kegiatan aspek
produksi adalah kegiatan menghasilkan produk, dalam hal ini ”dupa jadi ”
Kegiatan aspek manajemen yang dilakukan oleh kedua Mitra dapat diuraikan sebagai
berikut. Pertama, Mitra membeli dupa mentah dari perusahaan dupa mentah yang ada di Malang.
Kedua Mitra tidak membuat dupa mentah, melainkan mengolah dupa mentah menjadi “dupa jadi ”
Dalam membeli dupa mentah ini, kedua Mitra mengirimkan uang terlebih dahulu, baru kemudian
barang dikirim. Hal ini hanya didasarkan atas saling kepercayaan satu sama lain. Selain membeli
dupa mentah, kedua Mitra ini juga membeli minyak pewangi sintetik dari toko-toko kimia yang
ada di Surabaya atau Denpasar, plastik pembungkus dupa dari perusahaan di Denpasar, dan label
perusahaan dari percetakan yang ada di Denpasar. Kedua, Mitra ini tidak memiliki pembukuan
khusus yang berkaitan dengan usahanya. Mereka hanya mengandalkan ingatan dan mencatat
seadanya. Mereka tidak mencatat jumlah uang yang masuk dan ke luar dengan baik. Mereka hanya
mencatat dengan tertib barang atau harga barang yang belum dibayar lunas oleh sales. Akibatnya,
mereka tidak dapat memprediksi dengan tepat berapa keuntungan mereka per bulan.
Kegiatan aspek produksi dari Mitra dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, pengolahan
dupa mentah menjadi “dupa jadi ” Dalam mengolah dupa mentah menjadi “dupa jadi,” Mitra
membuat berbagai jenis produk sesuai dengan keperluan, misalnya produk dupa untuk keperluan
upacara atau persebahyangan sehari-hari, produk dupa untuk keperluan upacara pada hari-hari
tertentu, seperti Hari Raya Galungan, dan produk dupa untuk keperluan aroma terapi. Produk dupa
untuk keperluan upacara atau persempahyangan sehari-hari harganya lebih murah dan aromanya
kurang wangi. Sementara itu, produk dupa yang digunakan untuk keperluan upacara pada hari-hari
tertentu harganya lebih mahal, dupa bertahan lama jika dibakar, dan aromanya kuat. Produk dupa
untuk keperluan aroma terapi dibuat khusus dari akar, batang, atau daun tanaman obat, namun
dupa ini tidak dibuat oleh Mitra, melainkan dipesan dari perusahaan yang ada Malang. Mitra
hanya membungkus dan menambah pewarna dan pewangi.
Proses pengolahan dupa mentah menjadi “dupa jadi” dilakukan sebagai berikut Dupa
untuk keperluan persembahyangan sehari-hari dibuat dengan cara menimbang dupa mentah
(misalnya 0,5 kg), kemudian disemprotkan pewangi sintetik. Dupa ini kemudian dimasukkan ke
dalam kantong plastik dan label perusahaan juga dimasukkan ke dalam kantong plastik. Sementara
itu, dupa untuk keperluan upacara pada hari-hari tertentu dibuat dari dupa mentah khusus. Dupa
mentah khusus ini sudah memiliki bau wangi. Sebanyak 10 atau 15 batang dupa mentah khusus
disemprot dengan pewangi sintetik, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik kecil. Label
perusahaan juga dimasukkan ke dalam kantong plastik.
Produk dupa untuk keperluan aroma terapi dibuat dari dupa mentah khusus. Dupa mentah
ini dibuat dari kayu yang dapat berfungsi sebagai obat dan jika dibakar dapat menghasikan asap
dengan bau yang dapat merangsang sel-sel saraf. Dupa mentah khusus dihitung jumlah stick-nya
(10 atau 15 batang), kemudian disemprot dengan pewangi sintetik dan selanjutnya dimasukkan ke
dalam kantong plastik kecil Label perusahaan dan tulisan “DUPA AROMATERAPI” juga
dimasukkan ke dalam kantong plastik. Plastik ini kemudian disegel dengan mesin pemanas.
Mitra I mempunyai sebuah toko yang disewa di wilayah Denpasar. Di toko ini produk-
produk dupa Mitra I dipajang dan dijual. Di samping menjual produk-produk dupa produksi
sendiri, Mitra I juga menjual produk dupa impor, misalnya dupa dari Malaysia dan India.
Dalam menjalankan usahanya, kedua Mitra mempunyai masalah yang hampir sama.
Masalah yang berkaitan dengan kegiatan aspek produksi adalah sebagai berikut. Pertama, kedua
Mitra menggunakan bahan pewangi sintetik. Mereka tidak menyadari bahwa bahan pewangi
sintetik ini dapat membahayakan kesehatan manusia, terutama dapat menyebabkan kanker pada
saluran pernafasan. Setelah pelaksana IbM menyampaikan tentang bahaya bahan pewangi sintetik,
baru mereka menyadarinya. Mereka bermaksud mengganti pewangi sintetik dengan pewangi alami.
Namun, mereka kesulitan memperoleh bahan pewangi alami karena di Bali tidak ada perusahaan
yang menjual dan kalaupun ada harganya sangat mahal. Mereka berharap kepada pelaksana IbM
ini agar mereka dapat dibantu menemukan jalan keluar dari permasalahan ini. Kedua, label dupa
mereka dibeli dari percetakan yang ada di Kota Denpasar sehingga kurang sesuai dengan
keinginan. Mereka menginginkan label dupa yang menarik. Mereka menyadari bahwa label dupa
sangat penting dalam mempengaruhi selera atau minat pembeli.
Sementara itu, permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan aspek manajemen dapat
diuraikan sebagai berikut. Pertama, Mitra belum mampu memproduksi dupa mentah sendiri karena
tidak memiliki modal untuk membeli mesin. Harga mesin ini lebih dari Rp 70.000.000.
Seandainya mereka memiliki mesin ini, mereka juga mengalami kesulitan memperoleh bahan baku,
seperti kayu gaharu dan bambu petung. Kedua, jangkauan pemasaran dupa Mitra hanya terbatas di
Kota Denpasar dan Kabulaten Badung. Mereka belum menjangkau kabupaten lainnya di Bali,
kecuali usaha Bali Santhi kadang-kadang pemasarannya sampai di Kabupaten Jemberana. Bali
sangat potensial untuk pemasaran dupa mengingat sebagian besar penduduknya bergama hindu
yang menggunakan dupa dalam kegiatan upacara adat atau keagamaan. Mereka belum berpikir
menjangkau kabupaten-kabupaten lain di Bali untuk pemasaran produk dupa mereka. Hal ini
disebabkan oleh dupa mentah yang mereka peroleh masih terbatas sehingga produksinya juga
terbatas. Ketiga, sistem pemasaran yang dilakukan oleh Mitra adalah umumnya dengan menunggu
datangnya sales mengambil produk dupa mereka. Sales ini menjual kembali produk dupa tersebut
di toko-toko, warung-warung, atau pasar dengan harga yang lebih tinggi. Dengan demikian,
keuntungan lebih banyak dinikmati oleh sales. Keempat, permasalahan yang juga tidak disadari
oleh Mitra adalah masalah pembukuan. Mereka sesungguhnya tidak melakukan pencatatan secara
detail terhadap pemasukan dan pengeluaran keuangan atau barang. Mereka hanya mencatat
barang-barang yang belum dibayar lunas oleh sales. Sementara itu, penjualan yang dibayar cash
oleh pembeli atau sales tidak dicatat oleh Mitra. Akibatnya, mereka tidak dapat menghitung
dengan tepat keuntungan yang mereka peroleh.
Dari hasil diskusi antara pelaksana IbM dan Mitra, permasalahan utama Mitra yang
disepakati untuk dicarikan solusinya adalah: (1) penggunaan pewangi sintetik yang dapat
menyebabkan kanker pada saluran pernafasan, (2) label dupa yang monoton dan kurang menarik,
(3) pembukuan yang kurang sistematis, dan (4) pemasaran yang masih menunggu datangnya sales
mengambil produk dupa mereka. Dua permasalahan pertama merupakan kegiatan aspek produksi,
dan dua permasalahan berikutnya merupakan kegiatan aspek manajemen. Untuk masalah
pembuatan dupa mentah dengan membeli mesin belum bisa disepakati oleh pelaksana IbM dan
Mitra karena harga mesin pembuat dupa mentah ini lebih dari Rp 70.000.000, sementara dana
dalam IbM ini maksimum Rp 50.000.000. Selain itu, masalah jangkauan pemasaran ke kabupaten-
kabupaten lain di Bali belum menjadi prioritas karena produktivitas usaha Mitra masih sangat
tergantung pada jumlah pasokan dupa mentah dari Malang. Sementara itu, perusahaan di Malang
belum bisa menyediakan kebutuhan dupa mentah dalam jumlah yang banyak bagi Mitra.
Pelaksana IbM bersama-sama Mitra berusaha mencari solusi untuk memecahkan masalah
yang dihadapi oleh Mitra. Solusi yang disepakati ditempuh untuk mengatasi masalah yang
dihadapi oleh Mitra adalah melaksanakan: (1) pelatihan dan pendampingan dalam mengisolasi
minyak atsiri dari bunga atau bagian tanaman, (2) pelatihan dan pendampingan dalam membuat
label perusahaan, (3) pelatihan dan pendampingan dalam membuat pembukuan perusahaan yang
sistematis, dan (4) pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran produk melalui web.
Metode Pelaksanaan
Tujuan IbM ini adalah membantu Mitra mengatasi “masalah terjangkau” yang dihadapi
“Masalah terjangkau” adalah masalah yang dapat dipecahkan dalam jangkauan Mitra bersama
pelaksana IbM. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh kedua Mitra, usaha-usaha terpadu
diperlukan sebagai solusi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Mitra. Upaya-upaya
yang disepakati oleh kedua Mitra dan pelaksana IbM ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Rencana pendekatan pemecahan masalah (solusi)
Permasalahan Akar masalah Pendekatan pemecahan
masalah (solusi)
Kegiatan aspek
produksi
Penggunaan pewangi
sintetik yang dapat
menyebabkan kanker
pada saluran
pernafasan
Mitra tidak menyadari bahaya
pewangi sintetik terhadap kesehatan
Harga minyak pewangi alami sangat
mahal dan kebedaraan minyak
pewangi alami sulit diperoleh
Mitra tidak memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam mengisolasi
minyak atsiri dari bunga atau bagian
tanaman
Melaksanakan pelatihan
dan pendampingan dalam
mengisolasi minyak atsiri
dari bunga atau bagian
tanaman
Label dupa yang
kurang menarik
Label dupa dipesan di percetakan
dan kurang sesuai dengan harapan.
Melaksanakan pelatihan
dan pendampingan dalam
membuat label dupa
Kegiatan aspek
manajemen
Pembukuan
perusahaan yang
kurang sistematis
Mitra tidak memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam membuat
pembukuan perusahaan
Melakukan pelatihan dan
pendampingan tentang
sistem pembukuan
keuangan perusahaan
dengan bantuan microsoft
excel
Sistem pemasaran
produk dilakukan
dengan menunggu
datangnya sales untuk
Mitra belum memiliki pengetahuan
dan keterampilan tentang strategi
pemasaran produk melalui web
Melakukan pelatihan dan
pendampingan tentang
strategi pemasaran
produk, khususnya
mengambil produk
dupa Mitra
melalui web
Solusi yang dipilih untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh Mitra perlu
dioperasionalkan melalui prosedur kerja. Berikut adalah prosedur kerja pelaksanaan pelatihan dan
pendampingan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana IbM bersama Mitra.
1. Pelatihan dan pendampingan dalam mengisolasi minyak atsiri dari bunga atau bagian
tanaman (minyak pewangi alami)
Prosedur pelatihan dan pendampingan dalam mengisolasi minyak atsiri dari bunga atau
bagian dari tanaman adalah sebagai berikut.
k. Rangkailah set alat distilasi uap.
l. Isi tabung bawah dengan air kira-kira / dari tinggi tabung, jangan sampai melewati tanda batas.
m. Keranjang dimasukkan ke dalam tabung bagian bawah.
n. Bunga atau bagian tanaman (misalnya bunga sandat) dirajang kecil-kecil, kemudian
dimasukkan ke dalam keranjang (volume 50 L) di dalam tabung bagian bawah hingga terisi
kira-kira / -nya.
o. Pasang tabung pendingin bagian atas. Agar tidak terjadi kebocoran uap air, tabung bagian
bawah dan atas diketatkan dengan baut.
p. Hubungkan pendingin dengan selang untuk aliran air, juga hubungkan tempat keluarnya distilat
dengan selang.
q. Alirkan air melalui selang sehingga masuk dari ujung bawah pendingin (tabung atas) dan keluar
dari ujung atas.
r. Distilat akan keluar dari pipa saluran uap yang telah melewati pendingin (tabung bagian atas).
s. Distilat ditampung dengan jerigen.
t. Distilat kemudian diekstraksi dengan pelatut eter menggunakan ekstraktor buatan.
Peranan pelaksana IbM adalah sebagai pelatih dan pendamping. Sementara itu, peran
Mitra adalah sebagai peserta pelatihan yang belajar keterampilan mengisolasi minyak atsiri.
2. Pelatihan dan pendampingan pembuatan label dupa
Pada pelatihan ini, label dupa dibuat dengan software komputer. Prosedur pelatihan dan
pendampingan pembuatan label dupa ini adalah sebagai berikut.
g. Mendownload gambar-gambar dewa-dewi dari internet.
h. Meng-install software Photoshop ke komputer atau laptop milik perusahaan.
i. Membuka program Photoshop.
j. Melatih dan mendampingi Mitra tentang dasar-dasar Photoshop.
k. Melatih dan mendampingi Mitra membuat label perusahaan menggunakan Photoshop.
l. Mencetak hasil label perusahaan.
Peranan pelaksana IbM adalah sebagai pelatih dan pendamping dalam pembuatan label
dupa. Sementara itu, peranan Mitra adalah sebagai peserta pelatihan.
3. Pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan perusahaan
Prosedur atau tahapan pelatihan pembuatan pembukuan perusahaan adalah sebagai berikut.
d. Memberikan dasar-dasar akutansi, khususnya tentang pembukuan perusahaan, kepada Mitra.
e. Melatih Mitra membuat pembukuan perusahaan dengan bantuan microsoft excel.
f. Mendampingi dan/atau memberikan konsultasi kepada Mitra selama pembuatan pembukuan
perusahaan.
Peranan pelaksana adalah sebagai pelatih dan pendamping. Sementara itu, peranan Mitra
adalah sebagai peserta pelatihan.
4. Pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran produk
Prosedur atau tahap-tahap pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran produk
adalah sebagai berikut.
d. Memberikan dasar-dasar tentang strategi pemasaran kepada Mitra.
e. Melatih Mitra tentang sistem pemasaran.
f. Mendampingi dan memberikan konsultasi kepada Mitra dalam merencanakan dan
melaksanakan strategi pemasaran.
Peranan pelaksana adalah sebagai pelatih dan pendamping. Sementara itu, peranan Mitra adalah
sebagai peserta pelatihan. Mengingat kemampuan Mitra menggunakan komputer yang sangat
terbatas, pelaksana IbM tidak melatih Mitra membuat web, melainkan pelaksana IbM membuatkan
Mitra web untuk memasarkan produk mereka.
Teknik pengumpulan data
Data yang perlu dikumpulkan dalam program IbM ini adalah pendapat dua orang Mitra
terhadap kegiatan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan, produk minyak atsiri atau minyak
pewangi alami yang dihasilkan, label dupa yang dihasilkan, sistem pembukuan dengan bantuan
microsoft excel, dan strategi pemasaran melalui web. Data pendapat Mitra dikumpulkan dengan
angket. Angket yang digunakan terdiri atas angket tertutup dengan lima pilihan respon (1 = sangat
tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = tidak tahu, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju) dan angket terbuka.
Pada angket tertutup, Mitra hanya memilih respon 1, 2, 3, 4, atau 5 dari pernyataan yang tersedia,
sedangkan pada angket terbuka, Mitra menuliskan pendapatnya dengan bebas tentang kegiatan
pelatihan dan pendampingan, produk minyak atsiri dan label dupa, sistem pembukuan, dan strategi
pemasaran.
Analisis data
Data pendapat Mitra terdiri atas dua jenis, yaitu data pendapat Mitra dari hasil angket
tertutup dan data pendapat Mitra dari hasil angket terbuka. Data tangapan Mitra dari hasil angket
tertutup dianalisis dengan menghitung skor rata-rata pendapat Mitra ( ) dari hasil angket tertutup.
Kriteria penggolongan pendapat Mitra didasarkan atas mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal
(SDi), yang dapat dihitung dengan rumus:
Mean ideal = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
Standar deviasi ideal = / (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)
Skor rata-rata pendapat Mitra ini selanjutnya dikonversi menjadi kategori kualitas (sangat baik,
baik, cukup, kurang, dan sangat kurang) menggunakan Tabel 2.
Tabel . Pedoman konversi skor rata-rata pendapat Mitra ( )
No. Rentangan skor Kategori
Mi + 1,5 SDi Sangat baik
Mi + 0,5 SDi < Mi + 1,5 SDi Baik
Mi - , SDi < Mi + 0,5 SDi Cukup
Mi - , SDi < Mi - , SDi Kurang
< Mi – , SDi Sangat kurang
Sementara itu, data atau informasi yang diberikan oleh Mitra dari angket tertutup
dianalisis secara deskriptif. Pendapat Mitra dikelompokkan berdasarkan kemiripan pendapat.
Artinya, pendapat yang hampir mirip atau hampir sama akan dikelompokkan menjadi satu ide.
Kriteria keberhasilan dari program IbM ini ditentukan dari kategori kualitas skor rata-rata
pendapat Mitra. Program IbM ini dikatakan berhasil jika skor rata-rata pendapat Mitra tergolong
kategori baik.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Isolasi Minyak Atsiri dari Bunga
Kegiatan pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri dari bunga (bunga sandat)
berlangsung lancar. Kegiatan pelatihan dan pendampingan diawali dengan pemberian penjelasan
kepada Mitra tentang fungsi alat distilasi uap, bagian-bagian dari alat distilasi uap, cara pengisian
air, cara memasukkan bunga, dan cara merakit alat. Kedua Mitra terlibat secara aktif melakukan
isolasi minyak atsiri yang dibimbing oleh pelaksana IbM. Mereka sangat antusias mengikuti
kegiatan ini.
Gambar 1. Pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri
Hasil keseluruhan pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri dari bunga sandat ditunjukkan
pada gambar berikut.
Gambar 2. Produk minyak atsiri hasil isolasi
Kegiatan pelatihan dan pendampingan isolasi minyak atsiri dari bunga ini juga dihadiri
oleh Bapak Kepala Desa Padangsambian dan aparat desa (Babinsa). Selain itu, beberapa warga
juga hadir pada kegiatan ini.
Gambar 3. Kegiatan IbM dihadiri oleh kepala desa (pakaian putih) dan Babinsa
Gambar 4. Kegiatan IbM dihadiri oleh masyarakat (pakaian kaos berwarna biru)
Hasil pelatihan pembuatan label dupa dengan adobe photoshop
Label dupa merupakan bagian yang sangat penting dalam pengemasan dupa. Label ini
akan memberikan daya tarik bagi pembeli. Selama kegiatan pelatihan pembuatan label dupa ini,
Mitra mengalami kesulitan mengoperasikan program adobe photoshop. Hal ini disebabkan oleh
Mitra kurang menguasai dasar-dasar komputer. Mitra menyampaikan bahwa lebih baik mereka
membeli atau memesan label dupa daripada membuat karena bagi mereka membuat label dupa
dengan adobe photoshop sangat sulit. Sebagai gantinya, pelaksana IbM membuatkan berbagai
jenis desain label dupa sesuai kebutuhan dan Mitra mencetak label dupa yang telah dibuatkan oleh
pelaksana IbM ke perusahaan percetakan.
Ciri penting dari label dupa yang dibuat adalah menggunakan latar belakang gambar
dewa-dewi. Gambar ini dipilih karena sesuai dengan kepercayaan Umat Hindu Bali yang memuja
Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) melalui sinar sucinya (Dewa-Dewi).
Gambar 5. Produk label dupa
Label dupa yang telah dirancang oleh pelaksana IbM digunakan untuk mengemas produk
dupa. Berikut ini disajikan kemasan produk dupa yang telah diberi label.
Gambar 6. Produk dupa mitra
Hasil pelatihan pembuatan pembukuan keuangan perusahaan
Pada pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan keuangan perusahaan, kegiatan
diawali dengan memberikan informasi atau penjelasan tentang sistem pembukuan perusahaan dan
pentingnya pembuatan pembukuan perusahaan yang baik. Dengan pembukuan yang baik, Mitra
dapat menghitung keuntungan yang diperoleh, misalnya setiap bulan. Selain itu, Mitra juga dapat
mengetahui lalu lintas keuangan perusahaan, seperti jenis barang yang dibeli dan dijual dan jumlah
utang yang belum dibayarkan.
Pada pelatihan dan pendampingan ini, Mitra dilatih membuat pembukuan keuangan
perusahaan menggunakan program microsoft excel. Berikut ini adalah salah satu contoh
pembukuan yang dibuat oleh Mitra menggunakan microsoft excel.
Gambar 7. Produk pelatihan pembuatan neraca keuangan perusahaan
Hasil pelatihan strategi pemasaran
Selama kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran, Mitra sangat
antusias mengikutinya. Mitra menceritakan pemasaran yang dilakukan. Mereka memasarkan
produk dupa dengan membuka toko dan menunggu datangnya pembeli. Syukur, Mitra I telah
memiliki sales tetap yang mengambil produk dupanya untuk dijual kembali. Sementara itu, Mitra
II, selain menjual produk dupanya di toko, ia juga menjual produk dupanya ke pasar, tepatnya di
pasar daerah Kabulaten Jemberana. Mereka menyadari bahwa pemasaran yang dilakukan masih
terbatas dan tradisional. Berikut ini disajikan foto-foto kegiatan IbM pada saat pelatihan dan
pendampingan tentang strategi pemasaran.
Gambar 8. Kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang strategi pemasaran
Pada pelatihan dan pendampingan ini, pelaksana IbM menawarkan strategi pemasaran
produk Mitra melalui internet. Mitra sangat setuju dengan ide tersebut. Namun, Mitra menyadari
bahwa mereka tidak memiliki keterampilan menggunakan komputer untuk membuat desain web.
Jalan keluar yang ditempuh adalah pelaksana IbM membuatkan Mitra desain web. Desain web
yang telah dibuat dikonsultasikan kepada Mitra mengenai kontennya. Desain web pemasaran
produk Mitra dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 9. Desain web pemasaran produk dupa mitra
Pendapat Mitra terhadap kegiatan IbM
Pada akhir kegiatan pelatihan dan pendampingan, Mitra diminta mengisi angket. Pengisian
angket ini oleh Mitra dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Mitra terhadap kegiatan IbM yang
telah dilaksanakan. Berikut ini disajikan pendapat Mitra terhadap kegiatan IbM.
Tabel . Skor rata-rata pendapat Mitra terhadap kegiatan IbM
No. Pernyataan Skor
A. Isolasi minyak atsiri dari bunga untuk pewangi dupa
Banyak hal yang saya belum ketahui tentang minyak atsiri dari bunga yang
dapat digunakan untuk pewangi dupa
Saya tertarik dengan pelatihan isolasi minyak atsiri dari bunga untuk pewangi
dupa
,
Saya memperoleh pengetahuan tentang cara-cara mengisolasi minyak atsiri
dari bunga
Peralatan yang dibutuhkan untuk isolasi minyak atsiri dari bunga cukup
sederhana
Cara mengisolasi minyak atsiri dari bunga cukup sederhana
Pelatihan isolasi minyak atsiri dari bunga sangat berguna bagi perusahaan saya
Saya dapat menghemat biaya pengeluaran karena biaya untuk pembuatan
minyak pewangi alami lebih murah daripada harga pewangi sisntetik (industri)
Penggunaan minyak pewangi alami (dari bunga) lebih aman bagi manusia
daripada minyak pewangi sintetik (industri)
,
Selanjutnya, saya akan menggunakan minyak pewangi alami (dari bunga)
sebagai pewangi dupa pada perusahaan saya
B. Pembuatan label dupa
Banyak hal yang belum saya ketahui tentang pembuatan label dupa ,
Saya merasa memperoleh pengetahuan dan keterampilan membuat label dupa
Ternyata membuat label dupa tidak sesulit yang saya bayangkan ,
Saya akan membuat berbagai jenis label dupa yang menarik
C. Pembuatan neraca keuangan dengan microsof excel
Selama ini saya tidak membuat neraca keuangan perusahaan dengan baik
Saya membuat neraca keuangan perusahaan secara manual (dengan cara
mencatat di buku pembukuan)
Saya tidak menguasai komputer untuk membuat neraca keuangan perusahaan
perusahaan
Pelatihan pembuatan neraca keuangan perusahaan dengan microsoft excel
sangat berguna bagi saya
,
Banyak hal yang saya dapatkan pada pelatihan pembuatan neraca keuangan
perusahaan dengan microsof excel
,
Pembuatan neraca keuangan perusahaan dengan microsoft excel ternyata tidak
sulit seperti yang saya bayangkan
,
Selanjutnya, saya akan membuat neraca keuangan perusahaan dengan
microsoft excel agar data lebih aman
,
D. Strategi pemasaran
Saya tertarik dengan materi strategi pemasaran yang diberikan ,
Banyak hal yang saya belum ketahui tentang cara-cara memasarkan produk
perusahaan
Saya memperoleh pengetahuan tentang cara-cara memasarkan produk
perusahaan dengan baik
Saya baru memahami strategi pemasaran yang baik
Dengan pengetahuan tentang strategi pemasaran, saya akan memasarkan
produk dupa saya dengan baik
Saya yakin bahwa saya mampu memasarkan dupa saya dengan baik
Jumlah total skor rata-rata ,
Mean ideal = ½ (130 + 26) = 78
Standar deviasi ideal = / -
Tabel Konversi skor rata-rata pendapat Mitra ( )
No. Rentangan skor Kategori
, Sangat baik
, , Baik
, , Cukup
, , Kurang
, Sangat kurang
Total skor rata-rata Mitra adalah 110,5. Dengan demikian, pendapat mitra terhadap
kegiatan IbM termasuk kategori sangat baik. Sementara itu, pendapat Mitra yang disampaikan
melalui angket terbuka adalah sebagai berikut.
Mitra I
1. Mitra sangat tertarik dengan minyak pewangi ramah lingkungan.
2. Mitra akan mengisolasi minyak atsiri dari bunga menggunakan alat distilasi uap yang diberikan
oleh pelaksana IbM.
3. Mitra perlu dibantu cara membuat bupa herbal dan basah.
4. Mitra akan membuat pembukuan keuangan menggunakan komputer sehingga data lebih aman.
Mitra II
1. Mitra berharap agar ia bisa membuat minyak pewangi yang dapat bercampur lengket dengan
bahan dupa.
2. Mitra akan menggunakan minyak pewangi alami untuk pewangi dupa yang ia produksi.
3. Mitra berharap agar mereka bisa memproduksi minyak pewangi yang alami (tidak mengandung
bahan kimia).
4. Mitra ingin menanamkan sebuah pemikiran kepada pelanggan bahwa dupa yang ia produksi
dengan bahan pewangi ramah lingkungan aman bagi kesehatan.
5. Mitra masih mengalami kendala dalam pengadaan bahan baku.
Penutup
Simpulan
Mitra sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang isolasi
minyak atsiri dari bunga, pembuatan label dupa, pembuatan pembukuan perusahaan, dan
pembuatan desain web pemasaran produk dupa Mitra. Mitra merasakan memperoleh banyak hal
yang belum dikuasai. Mereka bertambah yakin dengan kemampuannya mengelola perusahaan
sehingga perusahaannya akan dapat berkembang dengan baik. Berkaitan dengan minyak atsiri
yang diisolasi dari bunga, Mitra memiliki banyak ide-ide ke depannya menggunakan alat distilasi
uap ini untuk membuat produk yang belum ada di pasaran, seperti dupa anti nyamuk.
Namun, Mitra memiliki kekurangan dalam mengoperasikan software photoshop dan
adobe dreamweaver. Akibatnya, Mitra tidak mampu membuat desain label dupa dan desain web
perusahaan. Sebagai gantinya, desain label dupa dan desain web perusahaan dibuatkan oleh
pelaksana IbM. Untuk label dupa, Mitra menggunakan desain pelaksana IbM dan membawa
desain tersebut ke percetakan untuk diperbanyak sesuai kebutuhan.
Saran-saran
Dari hasil kegiatan IbM yang telah dilaksanakan, dapat disarankan sebagai berikut.
1. Mitra dapat membeli software pembukuan keuangan perusahaan agar pembukuan keuangan
perusahaan menjadi lebih baik. Software ini banyak dijual secara online, seperti beeAccounting.
2. Perlu diupayakan memodifikasi alat distilasi uap sehingga penggunaan alat distilasi ini lebih
praktis dalam memproduksi minyak atsiri.
Daftar Pustaka
Andrew, P. (2007). Adobe Photoshop CS3 A-Z. Amsterdam: Elsevier.
Cara dan Bahan Membuat Dupa (2011). Diakses 23 Februari 2013 dari: http://
vinadatvidarp.blogspot.com/2011/06/cara-dan-bahan-membuat-dupa.html.
Dupa Berbahaya bagi Kesehatan. (2012). Diakses 23 Februari 2013 dari: http://www.
laskarislam.com/t4067-dupa-berbahaya-bagi-kesehatan.
Dupa yang Harum dan Essential Oils (2012). Dikases 23 Februari 2013 dari:
http://id.prmob.net/minyak-atsiri/dupa/laurel-bay-2280191.html.
Forum Sains. (2008). Asap Dupa Faktor Resiko Kanker Saluran Pernafasan. Dikases 23 Februari
2013 dari: http://www.forumsains.com/kesehatan/asap-dupa-faktor-resiko-kanker-saluran-
pernapasan.
Furniss, B. S., Hannaford, A. J., Smith, P. W. G., & Tatchell, A. R. (1989). Vogel’s Textbook of
Practical Irganic Chemistry st Ed.). New York: Longman Scientific & Tecnical.
Jubille Enterprise (2012). Buku Pintar CorelDraw X6. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.