Hubungan Sosial Di Lingkungan Masyarakat

46
“HUBUNGAN SOSIAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT” Sebagai Manusia atau Makhluk hidup kita tidak lepas dari lingkungan , baik itu lingkungan sosial maupun alam. Nah, disini saya akan membahas tentang “Hubungan Sosial di Lingkungan Masyarakat” , maksudnya adalah dalam lingkungan sosial ini, pastilah kita mau gak mau harus hidup dalam masyarakat luas dan dalam masyrakat itu terjadilah hubungan sosial antar individu, antar kelompok masyrakat atau antar indivdu dengan kelompok, nah dalam hubungan sosial tersebut interaksi yang baik itu seperti apa dan yang bisa membuat nyaman dalam interksi tersebut itu yang seperti apa, apakah di pengeruhi oleh budaya juga atau tidak. Oleh karena itu saya akan membahas sedikit tentang Hubungan Sosial di Lingkungan Masyrakt tersebut. PENGERTIAN Lingkungan adalah sesuatu yang ada disekitar kita yang mempengaruhi perkembangan kita baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam lingkungan ini ada unsur sosial budaya yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. Jadi menurut saya Lingkungan sosial budaya merupakan suatu hubungan yang terjadi di dalam masyrakat dan dimana dalam hubungan tersebut terdapat aturan dalam masyrakat yang mengandung nilai dan norma untuk perkembangan kita. BAHASAN Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa ada sesuatu yang mempengaruhi perkembangan kita, nah disini diharapkan perkembangan tersebut adalah dalam hal positif yaitu melakukan hal-hal yang baik yang tidak merugikan masyrakat di sekitar kita. Hal- hal tersebut juga harus dilandasi dengan nila-nilai dan norma yang baik juga. Karena hal itulah penuntun kita dalam berhubungan dengan masyarakt sekitar.

description

Hubungan Sosial Di Lingkungan MasyarakatHubungan Sosial Di Lingkungan MasyarakatHubungan Sosial Di Lingkungan MasyarakatHubungan Sosial Di Lingkungan Masyarakat

Transcript of Hubungan Sosial Di Lingkungan Masyarakat

“HUBUNGAN SOSIAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT”

Sebagai Manusia atau Makhluk hidup kita tidak lepas dari lingkungan , baik itu lingkungan sosial maupun alam. Nah, disini saya akan membahas tentang “Hubungan Sosial di Lingkungan Masyarakat” , maksudnya adalah dalam lingkungan sosial ini, pastilah kita mau gak mau harus hidup dalam masyarakat luas dan dalam masyrakat itu terjadilah hubungan sosial antar individu, antar kelompok masyrakat atau antar indivdu dengan kelompok, nah dalam hubungan sosial tersebut interaksi yang baik itu seperti apa dan yang bisa membuat nyaman dalam interksi tersebut itu yang seperti apa, apakah di pengeruhi oleh budaya juga atau tidak. Oleh karena itu saya akan membahas sedikit tentang Hubungan Sosial di Lingkungan Masyrakt tersebut.

PENGERTIANLingkungan adalah sesuatu yang ada disekitar kita yang mempengaruhi perkembangan

kita baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam lingkungan ini ada unsur sosial budaya yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. Jadi menurut saya Lingkungan sosial budaya merupakan suatu hubungan yang terjadi di dalam masyrakat dan dimana dalam hubungan tersebut terdapat aturan dalam masyrakat yang mengandung nilai dan norma untuk perkembangan kita.

BAHASANDari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa ada sesuatu yang mempengaruhi

perkembangan kita, nah disini diharapkan perkembangan tersebut adalah dalam hal positif yaitu melakukan hal-hal yang baik yang tidak merugikan masyrakat di sekitar kita. Hal- hal tersebut juga harus dilandasi dengan nila-nilai dan norma yang baik juga. Karena hal itulah penuntun kita dalam berhubungan dengan masyarakt sekitar.

Nah, pengertian Nilai dan Norma sosial dalam masyarakat adalah:1. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah ukuran- ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan, keyakinan-keyakinan, yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta dianut oleh banyak orang dalam lingkungan masyarakat mengenai apa yang benar, pantas, luhur, dan baik untuk dilakukan. Nilai-nilai sosial merupakan aktualisasi dari kehendak masyarakat mengenai segala sesuatu yang dianggap benar dan baik. Pada intinya, adanya nilai sosial dalam masyarakat bersumber pada tiga hal yaitu dari Tuhan, masyarakat, dan individu.

2. Norma Sosial

Norma Sosial adalah patokan perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsinya adalah untuk memberi batasan berupa perintah atau larangan dalam berperilaku, memaksa individu untuk menyesuaikan diri dengan nilai yang berlaku di masyarakat dan menjaga solidaritas antaranggota masyarakat. Oleh karena fungsi-fungsi tersebut, maka sosialisasi norma memiliki peran yang penting dalam mewujudkan ketertiban sosial.

Dengan seimbangnya nilai dan norma maka diharapkan kita menjadi individu yang baik dalam berhubungan sosial. Beberapa contoh kehidupan kita lingkungan sosial budaya :

1. Gotong Royong

Diatas merupakan contoh Gotong Royong atau “Kerja Bakti” yang ada di Sekolah, gotong royong merupakan contoh yang baik dalam masyrakat apalagi dalam kenyamanan lingkungan. Karena dengan adanya gotong royong semua orang akan saling membantu satu sama lain, dan manfaatnyapun banyak sekali seperti pekerjaan lebih cepat selesai, lebih mudah dikerjakan, hasilnyapun akan memuaskan bila dikerjakan bersama-sama.

2. Saling Menghormati

Diatas merupakan contoh saling menghormati dengan cara berjabat tangan yang benar. Terlihat sang guru tersenyum saat berjabat tangan dengan muridnya, banyak sekali manfaat dari saling menghormati seperti, seseorang yang dihormati akan merasa dirinya dihargai dan ditinggikan derajatnya, dan untuk orang yang menghormati akan dinilai bahwa orang tersebut mempunyai sopan santun dan tatakrama yang baik dalam bersosial.

3. Musyawarah

Diatas merupakan contoh musyawarah yang ada di sebuah desa, musyawarah biasa disebutkan musyawarah untuk menuju mufakat, memang betul begitu , bermusayawarah adalah cara masyarakat mendiskusikan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama dan diambil keputusan secara bersama-sama agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

4. Adat Istiadat

Diatas merupakan contoh Adat pernikahan ala Jawa, tidak dipungkiri negara kita Indonesia terdapat banyak sekali macam budaya yang berasal dari berbagai daerah, oleh karena itu cintailah budaya kita dengan menerapakan adat di wilayah kita masing-masing. Dengan begitu kita lebih memahami arti dari nilai budaya dan menambah kenyamanan lingkungan sosial dan budaya.

Diatas merupkan contoh adat bagi para umat Islam yaitu Halal Bihalal dalam memperingati hari Raya Idul Fitri, dimana semua orang salaing berjabat tangan untuk saling memaafkan atas kesalahan yang pernah diperbuat baik yang sengaja maupun tidak sengaja. Kegiatan ini selain bermanfaat dalam hal nilai agama, bermanfaat juga dalam hubungan sosial kita seperti menjalin hubungan kekeluargaan yang semakin erat, semakin mengenal satu sama lain, menjauhkan rasa kebencian kita , mendekatkan rasa kasih sayang kita terhadap sesama, dll.

Beberapa Contoh-contoh diatas merupakan kegiatan positif yang ada di sekitar masyarakat kita, apabila kita mencerminkan norma dan nilai sosial yang ada di sekiar kita, maka kenyamanan dalam Lingkungan sosial budaya pasti akan terlaksana dengan baik.

Apabila kita tidak mencerminkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat maka akn timbulah beberapa konflik yang terjadi dalam masyrakat. Seperti halnya contoh berikut :

1. Perkelahian

 Gambar diatas terlihat seseorang terkena pukul, ini kemungkinan disebabkan adanya rasa

kebencian yang begitu mendalam karena seseorang yang dipukul tersebut menurutnya melakukan suatu kesalahan sehingga membuat dia tidak terima. 

2. Tawuran

 Tawuran seringkali terjadi di sekitar kita, banyak sekali penyebab terjadinya tawuran

padahal awalnya bermula dari sesuatu yang sepele yang harusnya bisa diselesaikan secara musyawarah, tetapi karena manusia tidak luput dari sikap egois dan ketidak puasan maka hal yang sepele bisa di lebih-lebihkan.

KESIMPULANMenurut saya, kesimpulan yang dapat saya ambil dalam pembahasan diatas adalah dalam

suatu pembentukan Lingkungan Sosial Budaya yang nyaman, perlulah kita mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyrakat tersebut, tidak hanya sekedar tahu saja tetapi benar-benar dilakukan dan dapat bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Dengan begitu keharmonisan dalam hubungan sosial masyrakat akan terlaksana dengan baik.

Tetapi jika kita tidak mengetahui nila-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sebaliknya kita akan dikucilkan dari masyrakat tersebut, dan akibatnya terjadi perkelahian atau tawuran karena hal yang sepele dan banyak terjadi kesalah pahaman. Untuk itu marilah kita junjung tinggi nilai dan norma dalam masyrakat karena kita tidak hidup sendiri, kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahBudaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.

Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.

Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut budaya.

Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus

penyebar. Individu-individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku individu.

Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.

B. Rumusan Masalah“Apa hubungan antara Budaya dan Perilaku ?”

C. Tujuan PenulisanUntuk Mengetahui bahwa Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia4. Pembeda manusia dan binatang5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.7. Sebagai modal dasar pembangunan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian BudayaBudaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajariBeberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya

sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

a. KebudayaanPengertian KebudayaanKebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

b. Unsur- unsur KebudayaanAda beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok :1. alat-alat teknologi2. sistem ekonomi3. keluarga4. kekuasaan politik2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi :1. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya2. organisasi ekonomi3. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)4. organisasi kekuatan (politik)

Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:a. Kebudayaan materialKebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung

pencakar langit, dan mesin cuci.

b. Kebudayaan nonmaterialKebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

B. Pengertian PerilakuPerilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

1. Perilaku tertutup (convert behavior)Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :1. Faktor predisposisi ( predis posing factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.2. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.3. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari seseorang setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu dan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang.

C. Hubungan Antara Kebudayaan dan Perilaku

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.

Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai :1) penganut kebudayaan,2) pembawa kebudayaan,3) manipulatorkebudayaan4) penciptakebudayaan.

Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:

1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia4. Pembeda manusia dan binatanga. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.b. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

5. Sebagai modal dasar pembangunan.

Proses Dan Perkembangan KebudayaanKebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.

Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.

Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.

Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

Perubahan Kebudayaan

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab terjadi perubahan kebudayaan yaitu:1. Perubahan lingkungan alam2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULANDari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan. Kebudayaan akan terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita menyikapi dan memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan asli yang kita kita miliki.B. SARANSebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Oleh karena itu sebagai manusia dan masyarakat sudah kewajiban kita melestarikan dan menjaga kelestarian budaya tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

• Robbins, Stephen P. Prinsip – prinsip Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2002• Ihromi, T.O., Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996.• Hersey, Paul dan Kenneth H. Blanchard. 1995. Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta. Erlangga• Kroeber, A. L. and C. Kluckhohn, 1952. Culture: A Critical Review of Concepts and Definitions. Cambridge, MA: Peabody Museum• Triandis, H.C. (1994). Culture and Social Behavior. New York : McGraw-Hill.• Ratner, C. (2000). Outline of Coherent, Comprehensive Concept of Culture : The Problem of Fragmentary Notions of Culture. Cross-Cultural Psychology Bulletin, 35 : 5-11• Segall, M.H., Dasen, P.R., Berry, J.W., & Poortinga, Y.H. (1999). Human Behavior in Global Perspective : An Introduction to Cross-Cultural Psychology. New York : Pergamon Press.

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai peranan

penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga

membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau

aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir

mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.

Ilmu yang menjadi alat bagi manusia agar dapat menyesuaikan diri dan merubah lingkungan,

memiliki kaitan erat dengan kebudayaan. Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu

masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing

kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita

jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti

Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa

Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap

konflik dan kesenjangan sosial. Memang banyak faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai

konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial, budaya

mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.

Pada ranah individual budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk membangun

kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan

saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen

budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar. Individu-individu

membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus mengamati dan

belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi dengannya. Dari sini terlihat

bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku individu.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Manusia dan Kebudayaan

a.       Pengertian budaya

Definisi kebudayaan selalu mengalami perkembangan seiring bergulirnya waktu, namun definisi-

definisi yang timbul tersebut secara keseluruhan dapat diambil garis merah bahwa tidak memiliki

perbedaan signifikan yang bersifat prinsip jika harus berpatokkan pada definisi pertama yang

berhasil dicetuskan oleh E. B. Taylor (1871), yakni sebagai suatu keseluruhan yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya

yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kemudian Kuntjaraningrat (1974) secara lebih terperinci membagi kebudayaan menjadi unsur-

unsur yang terdiri sistem religi dan upacara keagamaan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian,

sistem mata pencaharian serta sistem teknologi dan peralatan.

b.      Pengertian manusia

1. Menurut Sokrates, Manusia adalah makhluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu       dengan

kuku datar dan lebar.

2. Menurut Nicolaus dan Sudiarja, Manusia itu bhineka tetapi tunggal. Bhineka karena terdiri

dari jasmani dan rohani akan tetapi satu karena jasmani dan rohani terdapat dalam satu jasad.

3. Menurut Omar Muhammad, Manusia adalah makhluk yang paling mulia karena dapat

berpikir. Manusia itu memiliki 3 dimensi yaitu badan, akal dan ruh.

Unsur-unsur yang membangun manusia itu sendiri adalah:

ID :  merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id

merupakan energi psikis yang menunjukkan ciri alami, secara instingual menentukan proses

ketidaksadaran. Id terkait dengan struktur kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator

antara insting dan dunia luar.

 EGO : disebut sebagai kepribadian eksekutif karena perannya dalam menghubungkan energi id

ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ego diatur oleh prinsip realitas.

ego mengatur tingkah laku sehingga dorongan insting id dapat dipuaskan dengan cara yang

diterima.

SUPEREGO : merupakan struktur kepribadian yanng paling akhir. di umur sekitar 5 taun.

superego terbentuk dari lingkungan external. berbeda dengan Id dan ego yang berkembang

secara internal. Kode moral poritif disebut sebagai ego ideal, suatu perpaduan yang tepat bagi

individu untuk dilakukan. Jadi, Superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu

menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman.

B.     Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi

yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran

sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di

muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi,

kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka

manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan

kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk

kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan

manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia

menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap

lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:

 1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya

 2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.

 3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia

 4. Pembeda manusia dan binatang

 5. Sebagai modal dasar pembangunan

C.     Proses Dan Perkembangan Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami

perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan

tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh

dan untuk manusia.

Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan

kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses

difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan

tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.

Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.

Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan

berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalam hal ini adalah sistem telekomunikasi)

yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.

Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk

dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan

bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok social bisa saja menginginkan adanya perubahan

dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang

mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi

suatu penyimpangan kebudayaan.

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau

kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut

kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan

budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang

diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah

mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

BAB III

KESIMPULAN

Dari Uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna

kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus

diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan.

Kebudayaan akan terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena

kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita

menyikapi dan memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan

asli yang kita miliki.

                                                     

                                                         DAFTAR PUSTAKA

        

    http://ruangchandra.blogspot.no/2011/03/makalah-hubungan-antara-budaya-dan.html   

    http://www.slideshare.net/adysetia1/ilmu-dan-kebudayaan-11208415

    http://jempoluburubur.blogspot.no/2010/03/manusia-dan-kebudayaan-marii-dibahass.html

BAB I

PENDAHULUAN

 

Latar Belakang

Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Setiap individu pasti melakukan hubungan social karena pada hakikatnya manusia diciptakan sebagai makhluk social yang tidak akan lepas dari interaksi social atau kontak social dengan indvidu atau kelompok yang lain.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hubungan social?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan social?

3. Apa saja bentuk-bentuk hubungan sosial?

4. Apa tujuan hubungan sosial?

5. Apa saja jenis-jenis hubungan sosial?

6. Apa saja dampak-dampak dari hubungan social?

Tujuan

1. Untuk menegetahui pengertian hubungan social.

2. Untuk menegetahui factor-faktor yang mempengaruhi hibungan social.

3. Untuk menegetahui bentuk-bentuk hubungan social.

4. Untuk menegetahui tujuan hubungan social.

5. Untuk mengetahui jenis-jenis hubungan social.

6. Untuk mengetahui dampak-dampak hubungan social.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1    Definisi Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan interaksi antar manusia. Menurut Gillin Dan Gillin, hubungan sosial adalah hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok, antar orang dengan kelompok. Secara umum hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong.

Proses hubungan sosial dapat terjadi secara langsung dengan tatap muka maupun secara tidak langsung atau mengunakan media, misalnya telepon, televisi, radio, surat menyurat, dan lain-lain. Proses hubungan sosial akan  terjadi pada saat ada dua individu atau lebih yang saling mengadakan kontak sosial maupun komunikasi.

2.1.1 Ciri-Ciri Hubungan Sosial

Secara ringkas hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita identifikasikan melalui ciri-ciri yang nampak berupa :

1. Ada pelaku lebih dari satu orang.2. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan

tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.

1. Ada komunikasi antar pelaku dengan memakai simbol-simbol dalam

bentuk bahasa lisan maupun bahasa isyarat.

1. Ada dimensi waktu (masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang)

yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.

2.2    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Sosial

         Seseorang melakukan hubungan sosial secara naluri didorong oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupundari luar dirinya.

2.2.1 Faktor Internal Terjadinya Hubungan Sosial

Faktor dari dalam diri seseorang yang mendorong terjadinya hubungan sosial adalah sebagai berikut.

1. Keinginan untuk meneruskan atau mengembangkan keturunan dengan melalui perkawinan antara dua orang yang berlainan jenis saling tertarik dan berinteraksi.

2. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup karena manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.

3. Keinginan untuk mempertahankan hidup terutama menghadapi serangan dari apapun.

4. Keinginan untuk melakukan komunikasi dengan sesama.

2.2.2 Faktor Eksternal Terjadinya Hubungan Sosial

Faktor dari luar yang mendorong terjadinya hubungan sebagai berikut.

1. Simpati

Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal. Ketertarikan tersebut karena penampilannya, kebijaksanaan, ataupun pola pikirnya. Simpati menjadi dorongan yang kuat pada diri seseorang untuk melakukan komunikasi atau interaksi sehingga terjadi pertukaran atau nilai pendapat. Contohnya, ketika kita mengetahui teman kita bersedih maka kita ikut merasakan kesedihannya, ketika di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, Provinsi D.I Yogyakarta, ProvinsiJawa Tengah, Provinsi Jawa Barat, ProvinsiNusa Tenggara Timur, dan

Provinsi Papua mendapat bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, tsunami, ataupun lainnya) yang menghancurkan semua maka kita pun ikut merasakan penderitaan dan berusaha membantu mereka.

1. Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang yang mendasari orang melakukan perbuatan. Motivasi muncul biasanya karena rasionalitas, seperti motif ekonomis, motif popularitas, atau politik.Motivasi juga dapat muncul dari pengaruh orang lain. Contohnya, dengan diberikan tugas dari guru maka murid akan termotivasi untuk selalu rajin belajar setiap hari.

1. Empati

Empati merupakan proses psikis, yaitu rasa haru atau iba sebagai akibattersentuh perasaannya dengan objek yang ada di hadapannya. Empati adalah kelanjutan dari rasa simpati. Contoh ketika kita melihat anak kecil kehilangan orang tuanya kerena bencana maka tidak terasa kita ikut menangis dan merasakan deritanya(simpati) sehingga kita ingin membantu meringankan penderitaannya (empati).

1. Sugesti

Sugesti adalah kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang kepada orang lain atau sesuatu. Pengaruh sugesti ini muncul tiba-tiba dan tanpa adanya pemikiran untuk mempertimbangkan terlebih dahulu. Sugesti akan mendorong individu untuk melakukan suatu interaksi sosial.

1. Imitasi

Imitasi adalah dorongan untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain. Imitasi muncul karena adanya minat, perhatian atas sikap mengagumi terhadap orang lainyang dianggap cocok atau sesuai. Contohnya meniru mode rambut artis idolanya.

1. Identitas

Identitas adalah dorongan seseorang untuk menjadikan dirinya identik atau sama dengan orang lain.Identifikasi karena terikat oleh suatuaturan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri seperti orang lain,atau atas dasar kesenangan sehingga tertarik menyesuaikan diri. Contohnya, pakaian seragam yang harus dikenakan murid di suatu sekolah.

        

 

 

 

2.3    Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial

         Menurut Gillin Dan Gillin, terjadinya sebuah hubungan sosial dapat dibedakan menjadi 2, proses sosial assosiatif dan proses sosial dissosiatif.

1. Proses Sosial Assosiatif

Terjalinnya hubungan sosial yang mengarah pada bentuk  jalinan sosial yang erat, saling membutuhkan, dan terbentuk suatu kerjasama merupakan proses sosial assosiatif. Melalui proses assosiatif terjadi kecenderungan terjalinya kesatuan dan meningkatnya solidaritas antar anggota kelompok

Proses assosiatif dapat berbentuk akomodasi, kerjasama, dan asimilasi.

1. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorang atau kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, kemudian saling mmenyesuaikan diri untuk mengatasi kekurangan-kekurangan.

Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga pihak lawan tidak kehilangan pribadinya.

Tujuan akomodasi, antara lain :

Mengurangi pertentangan orang perorang maupun kelompok sebagai akibat perbedaan paham.

Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.

Memungkinkan kerjasama anatar individu atau kelompok sosial.

Mengupayakan peleburan antar kelompok sosial yang berbeda.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak cara untuk melakukan akomodasi agar suatu hubungan sosial yang semula diliputi ketegangan dapat berubah menjadi bentuk hubungan sosial yang menyenangkan. Beberapa bentuk-bentuk akomodasi yang dapat kita temukan antara lain :

1. Arbitrasi (arbitration)

Arbitrasi adalah menyelesaikan suatu perkara atau upaya untuk mengurangi ketegangan dengan melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral.

2. Ajudikasi

Banyak kasus yang dapat diselesaikan secara damai di meja hijau pengadilan. Cara mendamaikan masalah melalui pengadilan tersebut disebut ajudikasi.

3. Toleransi

Toleransi merupakan bentuk sikap yang muncul secara tidak sadar dan tidak direncanakan yang berypa memaklumi keadaan orang lain sehingga terhindar dari perselisihan. Misalnya saat asyik sedang bermain musik, tiba-tiba tetangga sebelah meninggal dunia, secara spiontan orang yang sedang bermain musik menghentikan permainannya.

Pada hakikatnya toleransi merupakan sikap saling menghargai dan menghormati orang lain, sehingga terjalin hubungan sosial yang menetramkan.

4. Stalemate

Pasca perang dunia ii berakhir dan sebelum negara uni sovyet runtu, di dunia terdapat dua negara adikuasa, yakni uni sovyet dan amerika serikat. Mereka dikenal sebagai negara super power yang saling bersaing untuk menggungguli kekuatan masing-masing. Namun, karena kekuatan mereka seimbang , mereka justru tidak terlibat perang terbuka,  sehingga lebih dikenal denagn perang dingin (cold war). Mereka dalam keadaan diam tidak saling bertikai karena kekuatan mereka seimbang, keadaan ini disebut stalemate.

5. Mediasi

Penyelasain permasalahan yang terjadi antar dua individu atau kelompok sosial kadang dapat diselesaikan dengan bantuan pihak ketiga. Misalnya ketegangan yang terusmenerus terjadi antara pemerintah ri dengan gam (gerakan aceh merdeka) akhirnya dapat diselesaikan secara damai setelah melibatkan pihak ketiga, yakni negara swedia yang memberikan fasilitas  bagi terselengaranya pertemuan  antara perwakilan dua kelompok tersebut untuk saling menjalin kesepakatan damai. Upaya perdamaian yang demikian ini disebut mediasi.

Sepintas pengertian mediasi sama dengan arbitrasi. Letak perbedaannya dalah jika mediasi pihak ketiga benar-benar pihak yang netral dan tidak berwenang memberikan keputusan dan hanya sebatas memfasilitasi saja. Adapun pada arbitrasi pihak ketigalah yang mendamaikan /memberikan keputusan damai pada pihak-pihak yang bersengketa.

6. Coercion

Coercion merupakan cara akomodasi yang dilakukan terhadap pihak yang keadaannya lemah, sehingga mau tidak mau harus tunduk pada pihak yang lebih kuat kedudukannya dan berkuasa atas dirinya. Misalnya pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan majikan tidak segera membayar upah yang menjadi hak pekerja. Meskipun demikian pekerja tidak banyak melakukan protes karena adanya tekanan  jika majikan tidak puas  akan hasil kerjanya akan dikeluarkan dari pekerjaannya. Padahal mencari pekerjaan baru bukan hal mudah. Pekerja terpaksa pasrah meskipun tridak diperlakukan tidak adil. Hal tersebut merupakan contoh coercion, yakni bentuk akomodasi yang terjadi karena faktor paksaan.

7. Kompromi

Dalam berita kriminal yang ditayangkan televisi, mungkin kalian pernah melihat adanay pertikaian antar buruh dan majikan  yang masing-masing memiliki tuntutan tertentu, sehingga terjadilah aksi unjuk rasa bahkan pemogokan kerja. Pihak penguasa menghendaki  keuntungan yang besar dengan cara menekan upah buruh seminimal mungkin tetapi dengan menuntut buruh  untuk bekerja semaksimimal mungkin. Adapun dari pihak buruh menghendaki upah yang pantas dengan berbagai fasilitas seperti tunjangan hari raya, hak cuti, hak pengobatan,  dan hal-hal lain yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan . pertikaian terjadi tatkala antara tuntutan keduanya tidak menemui suatu kata sepakat.

Cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan dua kubu yang berbeda kepentingan  tetapi saling ketergantungan ini adalah melalui cara compromise atau kompromi, yaitu masing-masing mengurangi tuntutannya untuk kata seapakat, sehingga perdamaian dapat dicapai.

8. Konsiliasi (Conciliation)

Pada umumnya, pihak-pihak yang berselisih masing-masing memiliki keinginan tertentu. Untuk mencapai perdamaian dapat dilakukan melalui konsiliasi, yakni mempertemukan  keinginan-keinginan pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya untuk menyelesaikan pertikaian antara buruh dan pengusaha dibentuk adanya tim kerja yang terdiri dari perwakilan pihak buruh dan pengusaha serta wakil dari pemerintah, dalam hal ini departemen tenaga kerja untuk duduk bersama saling menyelesaikan permasalahan bersama, sehingga tercapai suatu kesepakatan damai.

1. Kerjasam (Cooperation)

Kerjasama merupakan merupakan proses sosial yang paling utama. Kerjasama adalah suatu usaha bersama antarpribadi, antarkelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan secara bersama-sama.

Menurut Charles H. Cooley, kerjasama timbul apabila orang menyadari  mereka memiliki kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian  diri terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerjasama. Dengan demikian, dalam kerjasama terdapat faktor penting yakni adanya kesadaran terhadap kepentingan-kepentingan dan adanya organisasi untuk mencapai kepentingan tersebut.

Faktor-faktor yang menimbulkan kerjasama antara lain :

Adanya ancama/rintangan dari luar. Untuk mencari keuntungan pribadi.

Untuk menolong orang lain.

Adanya orientasi perseorangan.

Bentuk-bentuk kerjasama antara lain :

1. Join venture

Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya alam. Akan tetapi, sumber daya manusia yang ada belum mampu mengelola kekayaan alam tersebut. Adapun di negara lain memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas yang mampu mengelola simber daya alam tersebut, maka terjalinlah kerjasama antar dua negara yang bertujuan mengelola sumber kekayaan alam, dimana indonesia menyediakan lahan alamnya untuk diekploitasi, sedangkan negara asing menyediakan tenaga ahli yang mengerjakan proyek eksploitasi alam tersebut.

Kerjasama tersebut dikatagorikan  sebagai bentuk join venture yakni kerjasama dalam bentuk penguasaan proyek-proyek tertentu dengan perjanjian pembagian keuntungan menurut proporsi-proporsi tertentu. Join venture bukan hanyamelibatkan kerjasama antara negara, melainkan bisa juga beberapa perusahaan yang ada  di dalam negeri yang sama-sama mengusahakan suatu proyek secara patungan.

2. Kerukunan atau Gotong Royong

Kerukunan atau gotong royong merupakan  bentuk kerjasama yang dilandasi rasa kesadaran yang tinggi sebagai anggota masyarakat untuk bersama-sama membantu kesulitan orang lain secara iklas.

Hal yang membedakan kerukunan atau gotong royong dengan bentuk kerja sama lainnya dalah  bahwa dalam kerukunan atau gotong royong dilandasi oleh rasa kesadaran   yang iklas sebagai mahluk sosial dan tanpa dilatarbelakangi oleh pamrih keuntungan material. Masyarakat masih tetap mempertahankan  nilai-nilai kerukunan atau gotong royong melalui kegiatan kerja bakti.

3. Bargaining

Bargaining merupakan proses kerja sama dalam bentuk perjanjian pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lembaga. Misalnya gedung sekolah di dekat pusat perbelanjaan memang sangat tidak mendukung kegiatan belajar mengajar, karena suasananya pasti bising dan siswa tertarik untuk menghabiskan waktu luangnya di pusat-pusat perbelanjaan. Maka kebijaksanaan pun muncul, sekolah dipindahkan keluar kota yang keadaanya relatif sepi, jauh dari kebisingan sehingga cocok untuk belajar. Adapun areal berdirinya gedung sekolah akan dibangun mall, sehingga terjadilah tukar giling antara pengusaha mall dengan pemerintah. Pengusaha memperoleh tempat usaha yang strategis, sedangkan pemerintah memperoleh tempat yang sesuai untuk belajar. Proses tukar giling inilah sebagai contoh kerjasama yang disebut bergaining.

4. Cooperation

Cooperation merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan dengan cara menerima unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasisebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

Misalnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah mengganti model kurikulum yang lama dengan menerapkan sistem kurikulum yang baru.

5. Koalisi

Pada masa mendekati pemilu, pada umumnya partai-partai politik saling berusaha untuk menggalang kekuatan agardapat merebut kemenangan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meraih kemenangan adalah dengan melakukan koalisi yakni menggabungkan dua organisasiatau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

1. Asimilasi

Asimilasi adalah proses sosial yang tinbul apabila kelompok masyarakat dengan latar belakang kehidupan yang berbeda saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama. Akibat dari asimilasi adalah kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baruyang merupakan penyatuan kebudayaan dan masyarakat dengan tidak membedakan antara masyarakat lama dengan masyarakat baru. Dalam proses asimilasi m,ereka mengidentifikasikan diri dengan kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila ada 2 kelompok mengadakan asimilasi, maka batas antar kelompok akan hilang.

Syarat-syarat timbulnya asimilasi :

1. Kebudayaan dari masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.2. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaan.

3. Orang perorang sebagai kelompok saling bergaul dalam waktu yang lama.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi aimilasi antara lain :

1.

2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.

3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.

4. Sikap terbuka dari orang yang berkuasa dalam masyarakat.

5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.

6. Perkawinan campuran.

7. Adanya musuh bersama dari luar.

8. Proses sosial dissosiatif

Hubungan sosial yang berakhir dengan permusuhan atau pertikaian merupakan salah satu bentuk hubungan dissosiatif. Proses dissosiatif disebut juga “opositional proceses”, yaitu proses sosial yang cenderung membawa kelompok ke arah perpecahan dan merenggangkan solidaritas kelompok.

Proses dissosiatif ada 3 bentuk, yaitu persaingan, pertentangan, dan kontravensi.

1. Persaingan/kompetisi

Persaingan adalah proses sosial di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.

Persaingan mempunyai 2 tipe, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan yang bersifat kelompok.

1. Persaingan bersifat pribadi (rivalry)

Dalam sebuah organisasi sering terjadi persaingan yang bersifat pribadi baik secara terbuka maupun secara tersembunyi (diam-diam) untuk memperebutkan kedudukan tertentu. Demikian pula dilingkungan sekolah, setiap siswa bersaing ketat untuk meraih peringkat tertinggi dalam perolehan nilai rapor.

Persaingan pribadi yang berlangsung secara sehat dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk meraih prestasi semaksimal mungkin. Namun, jika persaingan dilakukan secara tidak sehat yang terjadi adalah permusuhan, sehingga hubungan sosial tidak harmonis.

2. Persaingan bersifat kelompok

Persaingan bukan hanya terjadi antar individu melainkan bisa juga terjadi antarkelompok. Misalkan perusahaan-perusahaan sejenis saling bersaing untuk memperebutkan wilayah pemasaran seluas-luasnya.

Terjadinya persaingan dalam kehidupan masyarakat akan mengakibatkan :

1. Timbulnya solidaritas kelompok.2. Timbulnya perubahan sikap baik positif maupun negatif.

3. Kerusakan atau hilangnya harta benda maupun nyawa jika terjadi benturan fisik.

4. Terjadinya negosiasi di antara pihak-pihak yang bertikai.

1. Pertentangan/konflik

Persaingan yang semakin ketat dalam masyarakat menyebabkan munculnya pertentangan atau konflik, baik yang berlangsung antar individu m,aupun antar kelompok sosial. Pertentangan terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan pada sikap pribadi, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Perbedaan antar individu

Sikap individu memiliki sifat khas yang berbeda dengan individu yang lainnya. Bahkan dalam satu keluarga sekandung pun tidak menutup kemungkinan terdapat perbedaan sifat atau karakter. Adanay perbedaan sifat inilah yang sering memicu terjadinya konfling atau pertentangan. Apalagi jika masing-masingmerasa paling benar dan tidalk ada yang mau mengalah. Perbedaan individu ini bisa menyangkut masalah perbedaan pandangan, prinsip, tujuan hidup, dan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan.

2. Perbedaan antar kebudayaan

Masing-masing suku bangsa atau kelompok masyarakat memiliki kebudayaan yang khas. Kebudayaan masyarakat pedesaan berbeda dengan masyarakat perkotaan. Demikian pula kebudayaan daerah kota yang satudengan daerah kota yang lain. Perbedaan kebudayaan ini memungkinkan terjadinya pertentangan. Apalagi jika masing-masing kelompok sosial atau suku bangsa memiliki sikap chauvinisme yang kuat. Sikap chaivinisme adalah sikap mengagung-agungkan kebudayaan sendiri dan memandang rendah kebudayaan orang lain. Paham chauvinisme inilah yang mendorong munculnya solidaritas in group yang mengarah pada fanatisme kelompok.

3. Perbedaan antar kepentingan

Setiap individu atau kelompok sosial kadangkala memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Perbedaan kepentingan inilah yang memicu terjadinya pertentangan atau konvlik. Misalnya perbedaan kepentingan antara buruh dan majikan dalam hal upah. Jika buruh menginginkan upah yang tinggi, sedangkan pengusaha pada umumnya menghendaki upah yang relatif rendah untuk meningkatkan keuntungan. Benturan kepentingan dua kelompok sosial merupakan salah satu penyebab terjadinya pertentangan.

4. Terjadinya perubahan sosial

Perubahan yang cepat dalam kehidupan masyarakat akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai yang mengakibatkan guncangan-guncangan dalam masyarakat. Dengan adanya hal-hal baru, masyarakat akan terbelah menjadi dua kelompok, yakni kelompok yang kontra maupun kelompok yang pro. Pada umumnya kelompok golongan tua cenderung akan mempertahankan nilai-nilai dan norma sosial yang sudah ada, sedangkan golongan muda cenderung meninggalkan nilai-niali dan norma lama diganti dengan nilai dan norma baru yang dianggap lebih mewakili aspirasi mereka.

3. Kontravensi

Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentamngan. Kontravensi menunjukan suatu sikap yang mengarah kepada ketidaksenagan.

Bentuk-bentuk kontravensi anatara lain :

1. Kontravensi intensif, misalnya penghasutan, desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.2. Kontravensi rahsia, misalnya berkhianat, membuka rahasia orang lain dimuka umum.

3. Kontravensi taktis, misalnya intimidasi, provokasi, membingungkan lawan, dan sebagainya.

4. Kontravensi umum, misalnya mengacau pihak lain, berbuat kekerasan, dan sebagainya.

5. Kontravensi sederhana, misalnya mencaci maki, memfitnah, dan sebagainya.

6. Adapun tipe-tipe kontravensi meliputi :

1. Kontravensi jenis kelamin, misalnya perbedaan pendapat anatar kaum perempuan dengan kaum laki-laki.

2. Kontravensi parlementer, misalnya masalah kelompok mayoritas dengan minoritas.

3. Kontravensi generasi masyarakat, misalnya perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda.

2.4       Tujuan Hubungan Sosial

Faktor-faktor terjadinya hubungan sosial selalu memengaruhi individu dalam proses sosial secara langsung atau tidak langsung. Proses sosial secara langsung dilakukan dengan komunikasi lisan (berbicara). Proses sosial tidak langsung dilakukan antara lain dengan menggunakan sarana komunikasi seperti telepon dan surat. Seseorang melakukan hubungan sosial pasti memiliki tujuan, antara lain:

1. menjalin hubungan persahabatan;2. menjalin hubungan usaha;

3. mendiskusikan sebuah persoalan;

4. melakukan kerja sama; dan lain-lain.

Tujuan tersebut akan tercapai jika proses sosial dapat berjalan lancar. Prosesdalam hubungan sosial akan dapat berjalan apabila memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.

1. Kontak Sosial

Kata kontak berasal dari Latin, con atau com, artinya bersama-sama. Secara harfiah berarti menyentuh secara bersama-sama. Sebagai gejala sosial, kontak sebenarnya tidak harus dengan menyentuh tetapi misalnya cukup dengan tersenyum. Kontakdapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi dengan mengadakan hubungan langsung. Misalnya tersenyum dan berjabat tangan. Kontak sekunder terjadi jika ada perantara.

1. Komunikasi

Komunkasi berasal dari bahasa Latin, communicare yang berarti hubungan. Jadi,komunikasi berarti berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Interaksi tidakakan terjadi hanya dengan kontak tetapi harus ada komunikasi. Komunikasi terjadikalau seseorang memberikan tanggapan

terhadap perilaku orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang bersangkutan lalu menerima danmemberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Komunikasi tidak selalu menghasilkan bentuk kerja sama bahkan bisa terjadi pertentangan atau perkelahian karena salah paham.

 

 

2.5       Jenis Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan interaksi sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan  antar individu, antar kelompok, ataupun antara individu dengan kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat tiga pola proses atau interaksi sosial sebagai berikut.

1. Hubungan antara Individu dan Individu

Hubungan ini merupakan hubungan antara individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan atau stimulus kepada individu lainnya sehingga akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respon. Contohnya, berjabat tangan, salingmengucap salam, berbincang-bincang.

2. Hubungan antara Individu dan Kelompok

Hubungan ini dapat dilihat dari contoh berikut. Seorang juru kampanye dari salah satu partai politik sedang berpidato di depan orang banyak sehingga orang-orang tersebut akan tertarik dan terpengaruh pada isi pidato tersebut.

3. Hubungan antara Kelompok dan Kelompok

Hubungan ini menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kelompok lain. Contohnya, saturegu pramuka yang sedang melakukan permainan antar tim. Walaupun, setiap pemain memainkan perannya masing-masing, pada dasarnya mereka bermain untuktim.

 

2.6       Dampak Hubungan Sosial

Setiap hubungan social yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki dampak-dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif untuk kehidupan mereka.

Adapun dampak positifnya yaitu :

1. Mendorong masyarakat berpikir majuDengan adanya hubungan sosial masyarakat akan mendapatkan pengetahuan, dan

perembesan (difusi teknologi) sehingga dapat mendorong masyarakat untuk berpikiran maju.

Contoh : hubungan sosial antara guru dengan siswa, masyarakat desa dengan masyarakat kota, bangsa maju dengan bangsa berkembang. mahasiswa KKN dengan masyarakat desa.

2. Mempererat persahabatan antar wargaDengan adanya hubungan sosial seperti kerja bakti, gotong royong, arisan dll

tali persaudaraan antar warga akan semakin erat.3.     Memunculkan adanya pembagian kerja dalam masyarakatMasyarakat merupakan kelompok sosial yang terdiri dari berbagai individu

yang masing-masing memiliki keahlian tertentudan dengan adanya hubungan sosial mereka akan terseleksi dengan sendirinya untuk berperan sesuai dengan keahliannya sehingga terdapat job description atau pembagian kerjaContoh : Hubungan kerja yang terjadi antar individu dalam sebuah erusahaan, orang yang ada di dalamnya akan terseleksi untuk mendapatkan tugas dan kedudukan sesuai dengan keahliannya misalkan direktur, manager produksi, keuangan sampai dengan Office Boy

4. Mendorong terwujudnya demokrasiDengan adanya hbungan sosial masyarakat akan membutuhkan wadah untuk menyalurkan aspirasi ( pendapatnya sehingga muncul DPR sebagai lembagapenyalur aspirasi masyarakat yang merupakan cerminan kekuasaan rakyat (demokrasi)

5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi:Dengan adanya hubungan sosial maka kebtuhan masyarakat dapat saling terpenuhi, lancarnya penyaluran barang dari produsen dan konsumen merupakan indikasi peertumbuhan ekonomi.Contoh : hubungan yang terjadi antara produsen,penjual dan pembeli . Proses produksi yang diikuti dengan distribusi dan daya beli dapt meningkatkan pertumbuhan ekonomiKerjasama antar pemerintah kabupaten Purbalingga dengan pengusaha Korea memunculkan industri rambut palsu dan bulu mata palsu di Purbalingga yang mampu menyerap  ribuan tenaga kerja di Purbalingga dan meningkatkan pendapatan perkapita masy, Purbalingga serta meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi purbalinggaBegitu juga kerjasama atau hubungan antara Indonesia demgan negara Jepang juga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

6. Membentuk kebutuhan masyarakat..Dengan adanya hubungan sosial dapat menyebabkan munculnya kebutuhan kebutuhan hidup yang baru.Contoh : dengan semakin luasnya hubungan antar manusia sehingga membutuhkan sarana komunikasi seperti HP, faximile dan Internet. Seragam juga merupakan kebutuhan yang muncul setelah adanya hubungan social

7. Terbentuknya kelompok sosial yang didasarkan pada kepentingan dan tujuan tertentu.Hubungan sosial dapat terjadi akibat adanya kesamaan kepentingan dan tujuan sehingga

akan memunculkan kelompok kelompok sosial atas dasar kepentingan dan tujuan misalnya: Koperasi, Paguyuban Tukang Ojek, OPEC  dst.Selain itu hubungan sosial juga dapat mengakibatkan terbentuknya kelompok sosial lain berdasarkan faktor penyebab dan faktor pendorong terjadinya hubungan sosial, misalnya kelompok sosial yang terbentuk akibat hubungan sosial yang didorong oleh kesamaan agama, ideologi, tempat tinggal/bahas. Contoh : kelompok pengajian, partai politik, ikatan mahasiswa purbalingga dll.

8. Dapat mendorong proses InternalisasiDengan adanya hubungan sosial maka proses penghayatan yang berlangsung sepanjang hidup manusia dapat terjadi. Manusia aka belajar untuk mengolah dan mengendalikan perasaan, hasrat, nafsu dan emosinya dalam pembentukan kepribadiannya. Melalui hubungan sosial proses internasilasi terjadi pada diri seseorang.Contoh : penghayatan nilai dan norma agama dapat terjadi melalui hubungan sosial yang terjadi antar pemuka agama, ahli agama, ustad dengan santri santrinya.

9. Mempermudah proses enkulturasiMelalui hubungan sosial proses belajar dan menyesuaikan alam pikir seta sikap terhadap adat, sistem norma, serta peraturan yang terdapat dala kebudayaan seseorang akan berlangsung.Contoh: hubungan sosial yang terjadi antar siswaPurbalingga dengan siswa singapura melalui program student exchange, proses enkulturasi akan terjadi diantara mereka karena ada perbedaan adat norma dan kebudayaan yang dimiliki oleh masing masing siswa.

10. Hubungan sosial dapat mempermudah difusiDifusi manusia, teknologi dan budaya dapat terjadi dengan adanya hubungan sosial.Contoh : Perkawinan antar etnis di Indonesia atau perkawinan antara orang Indonesia dengan bangsa lain dapat menyebabkan terjadinya penyebaran manusia, teknologi dan budaya dari pihak satu ke pihak lain.

Sedangkan dampak negatifnya diantaranya yaitu :

Dapat menimbulkankan ketegangan sosial / pertengakaran sosial/ konflik social.

Misalnya :

Perseteruan dalam organisasi dan bentrokan antara golongan atau kelompok dll.

Dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat.

Misalnya :

Persaingan untuk memperoleh jabatan dengan cara menjelek-jelekan lawan dan persaingan dibidang ekonomi dengan cara menjatuhkan usaha orang lain.

Dapat memunculkan sifat/sikap otoriter (kekuasaan).

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1       Kesimpulan

     Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Hubungan social dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal. Sedangkan bentuk-bentuk hubungan social terdiri dari proses assosiatif dan prosese dissosiatif. Adapun tujuan adanya hubungan social yaitu untuk menjalin hubungan persahabatan, menjalin hubungan usaha, mendiskusikan sebuah persoalan, melakukan kerja sama, dll. Jenis hubungan social terdiri dari hubungan individu dan individu, individu dan kelompok, dan kelompok dan kelompok. Salah satu dampak positif hubungan social adalah mendorong masyarakat berpikir maju dan dampak negatifnya adalah dapat menimbulkan ketegangan social.

3.2       Saran

            Sebaiknya manusia sebagai makhluk social melakukan hubungan social baik antar individu dan individu, individu dan kelompok, dan keleompok dengan kelompok. Dan manusia juga harus berpikir positif untuk menghadapi dampak negative dari hubungan social.