HUBUNGAN SELF-ESTEEM...
Transcript of HUBUNGAN SELF-ESTEEM...
HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN
KECENDERUNGAN BERPERILAKU BULL YING PADA
REM AJA
Oleh:
LUTHFIAH
NIM. 102070026045
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 HI 2007 M
HUBUNGP.N SELF-ESTEEM DENGAN KECENDERUNGAM
BE.RPERILAKU BULL YING PADA REMAJA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikoloqi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)
Oleh:
LUTHFIAH
NIM : 102070026045
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Hartati. M. Si
~~ ',~ Shol\c €?::7filt
15 938 NIP. 150 293 234
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M
HALAMANPENGESAHAN
Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN
KECENDERUNGAN BERPERILAKU BULL YING PADA REMAJA" telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hiclayatullah Jakarta pada tanggal 27 Februari 2007. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi (S. Psi.)
Jakarta, 27 Februari 2007
Sidang Munaqasyah
Dekan/ Pembantu Dekan I/
2'15 938
Anggota
Ora. H. N tt Hartati, M. Si. NIP. 1 215 938
Pem1
imbing II,
~/ ·-
MOTTO:
Jfai ora110-orann ya1l{J 6erima11, ja111Ja11fali suatu fig.um menoofok,-ofof(,fig,n fig.um
yann fain (lig,mia) 6ofeli ju.di. mere/ig, (Jann awfof(,-ofo/if\fln) {e6ifi 6aik,tfari ;nerefig,
(Jann menoofok,-ofof(,lig,n) tfan jannan pufa wanita-wanita (menoofoft-oful{.lig,n)
wanita-wanita fain (lig,mia) 6ofeli ju.di. wanita-wanita (Jann atperofok,-ofok,lig,n)
fefjifi 6aik,tfari wanita (Jann menoofo/(,-ofof(,/ig,n) tfan Jannanfali fig.mu mencefa
&rimu semliri tfan jannanfali fW,mu pa1llJlJif-mema111J!Ji£ d"engan gefar-gefuryann
6urul(, ....... (Jlf-Jfujurat: 11)
"J[aroa auimu tidal(, 6eratfa patfa puntfak, orann fain, tapi & atas puntfaR!,nu.
Sefama C111JfW,U titfaftmenoliar9ai orann fain, titfaftpantas 6ll1Jimu menU71ti!JU
pC11fJliar9aan tfari siapa pun»
(Syaik,li jt6u <BafW,r jt[9rf.uzani)
PERSEMBAHAN
'Yil}Iffafi 6erifafi afi,u rezelij cinta-'.Mu Jan cinta oratl{J yatl{J 6enna1ifaat 6uatk,u cintarrya Ji sisi-'.Mu 'Ya jl{[afi segafa yatl{J 'E11fj/igu rezclijfi.gn untuk,/(,u Ji antara yang a/iy ci11tai, jadifi.gn itu se6agai kff(,uatan untu/(,menJapat/ign yang 'Engfi.gu cintai 'Ya }lffafi apa yatl{J 'Etl{J/i.siu sing/ijrftrtn di antara scsuatu yang a/(,u cintai, jadi'fi.gn itu kf6e6asan wztuk,liy Jafam segafa fia{ yatl{J 'Etl{J/i.siu cintai )lmin 'Ya ra66afafamin (J{rJ?.,Jlt-'Iirmizi)
'l(JLpersem6ali.l{fr.n
'Kflrya setferlianak,u ini untuk,orang-orang tercintak,u:
.Jlya/i. dan I6uk,u yang tefali. m.erufuftk,da.n mem6im6ingk,u
'l(flempat l{fr,l{fr.~l{fr.l{fr.k,k.u yang pengertian dan aatk,k,u yang
sefa{u mem6uat k.§ceriaan
ABSTRAKSI
(C) LUTHFIAH
(A) Fakultas PSikologi (B) Februari 2007
(D) HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN KECENDERUNGAN BERPERILAKU BULL YING PADA REMAJA
(E) xix+1149 halaman (F) Masa remaja merupakan transisi periode perkembangan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa ini, remaja sedang mencari jati dirinya. Hal ini ditandai dengan hubungan yang erat dengan teman sebayanya. Pada masa ini kebutuhan, keinginan, dan minat remaja mulai meningkat. Salah satu kebutuhan pada masa remaja adalah, kebutuhan akan harga diri. Harga diri remaja berkembang dan terbentuk dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta perilaku orang lain terhadap individu yang bersangkutan. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diakui keberadaannya menyebabkan remaja dengan self-esteem tinggi melakukan bullying di sekolah terhadap adik kelasnya. Mereka tidak terima jika ada junior yang melakukan hal yang dapat melukai harga dirinya.
Bullying adalah bentuk perilaku agresif yang dilakukan secara sadar oleh orang/kelompok yang memiliki kekuatan yang lebih besar terhadap orang yang lebih lemah, bertujuan untuk menyakiti korban baik secara fisik, verbal maupun psikologis, dan dilakukan secara berulang-ulang, dalam periode waktu tertentu.
Self-esteem yang adalah penilaian, penghormatan dan keyakinan seseorang terhadap kemampuan, kekuatan dan keberartian dirinya berdasarkan standar subyektif yang diekspresikan dalam bentuk kata-kata (verbal) maupun perilaku.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying pada remaja. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 180 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 123 siswa kelas 3 SMKN 7 Rawamangun, dimana 102 orang adalah responden laki-laki dan 21 orang responden wanita. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik pengambilan data menggur.c::k~>n skala model Likert, skala yang
digunakan adalah skala self-esteem dan skala kecenderungan berperilaku bullying.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi.
Setelah kedua skala diuji validitasnya dengan korelasi product moment Pearson dan diuji reliabilitas dengan Alpha Cronbach, untuk skala selfesteem diperoleh 37 item valid dan koefisien reliabilitas 0,869., semua item yang valid pada skala self-esteem ini digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian , dan untuk skala kecenderungan berperilaku bullying diperoleh 69 item yang valid dengan koefisien reliabiiitas 0,939., namun, tidak semua item yang valid tersebut digunakan sebagai alat ukur penelitian, dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas kerja peneliti dan juga waktu responden yang terbatas. Item valid yang digunakan sebagai alat ukur penelitian dipilih berdasarkan nilai validitas yang lebih tinggi sedangkan nilai validitas yang rendah diabaikan. Dengan demikian, item valid yang digunakan dalam penelitian sebanyak 55 item, kemudian data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 12.0 for Windows dengan teknik uji korelasi Spearman's rho. Dari hasil penelitian diperoleh r-hitung sebesar (-0,283) lebih besar dari r-tabel pada signifikansi 0,05 adalah 0, 176 dan uji signifikansinya dengan nilai t-hitung = 2,0939 > nilai t-tabel = 1,980 pada tingkat signifikansi 0,05(df121). Dengan demikian keputL1san statistiknya adalah Ho ditolak dan menerima H1• maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatrr yang signifikan antara selfesteem dengan kecenderungan berperilaku bullying pada remaja.
(G)Daftar pustaka: 47 (1980-2006)
ABSTRACT
(C) Luthfiah
(A) Fakultas Psikologi (B) Februari 2007
(D) Correlation of Self-Esteem with Bullying behavior tendences in adolescent
(E) xix+ 149 pages (F) Adolescent is development period transition between children and
adulthood. In this period, adolescent were searching their self identity. This is marked with close relationship with their friends. In this period, need desire and interest of adolescent are beginning for improve. One of needs in adolescent is need fer self esteem. Self esteem of adolescent developes and shaped in interaction to others, through appreciation and accepldnce, and aether's behavior to pertinent indiv!dual. Existence of adolescent want" to be confessed by others with try to be part of them. Need for existence confession causes adolescents with high self esteem to behave bullying in school to their juniors. They don't accept if there is a junior do anything may hurt their self esteem.
Bullying is awared aggressive behavior form by person or group who has bigger power to weak person, aims to hurt victim physically, verbally and psychologically, and done repeatedly in a certain times.
Self esteem is assessment, respectation and confidence of somebody about ability, power and self meaning based subjective standarts were expressed verbally and behavior.
This reseach aims to find the existence correlation between self esteem with bullying behavior tendencies in adolescents. The population in this research is 180 persons. The sample in this research 123 third year students SMKN 7 Rawamangun, in which there are 102 boys and 21 girls as respondents. Sample taking was done by used random sampling technique. Data taking technique by used Likert scale. Scale was used is self esteem scale and bullying behavior tendencies scale.
The approach was used in this research is quantitative approachment with correlational research method aims to knows how far the variation in one variable correlate with variation in one or more others variables based correlation coeffident.
After both of validity scale tested by Pearson product moment and both of reliability tested by Alpha Cronbach, for self esteem scale was reached 37 items were valids and reliability coefficient is 0,869, all valid items in this self esteem scale were used as measuring instruments in the research, and for bullying behavior tendencies scale was reached 69 item were valid and reliability coefficient is 0,939., but no that valid all items were used as measu1ing instruments, with consideration of work efficiency and effectivity of researcher and time limited af respondents. Valid items were used as measuring instruments of research were choosen based higher values of validity. While lower values of validity were disregarded. So, valid items were used in this research were 55 items.and then, the datas were analized by using the program of SPSS for windows version 12.00 with Spearman's rho correlation technique,. From the finding research was reached r is -0,283 and it is highe~ than r table on significantion 0,05 is 0, 176., and the significantion was tested by t value= 2,0939 > ttable value= 1,980 on significantion 0,05 (df=121 ). So the statistical decision is HO is refused and 1-11 is accepted. So, it is conclused there are significant negative correlation between self esteem with bullying behavior tendences in adolescents.
(G)References: 47 (1980-2006)
KATA PENGANTAR
Assalamu'alakum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWf yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul "Hubungan Self-Esteem dengan Kecenderungan Berperilaku
Bullying pada Remaja". Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah atas
Nabi Muhammad Saw., yang telah menjadi suri tauladan terbaik bagi umat
manusia, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga <'lkhir
zaman.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesulitan-kesulitan yang
penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini. Tugas akhir ini dapat
terselesaikan berkat kontribusi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
penuh rasa hormat perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih
yang mendalam kepada:
1. Oekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ibu Ora. Hj.
Netty Hartati, M. Si; Pudek Fakultas Psikologi ibu Hj. Zahrotun Nihayah,
M. Si., beserta civitas akademik Psikologi yang telah membantu
kelancaran administrasi untuk penelitian.
2. Bapak Ors. Sugeng Priyana selaku Kepala Sekolah, dan Bapak Kusmanto
selaku Koordinator bidang kesiswaan SMKN 7 Rawamangun yang telah
memberikan kepercayaan kepada penulis untuk meneliti di tempat yang
bersangkutan. Serta para siswa-siswi terima kasih atas kesediaan kalian
menjadi responden dalam penelitian ini.
3. lbu Ora. Hj. Netty Hartati, M. Si. Selaku dosen pembimbing I dan ibu
Solicha, S. Ag. Selaku dosen pembimbing II, yang di tengah
kesibukannya telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan,
bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmu
dan bimbin\:jannya.
5. Teruntuk Bapak dan lbuku tercinta, H. Muhammad dan Hj. Zulfah yang
dengan tulus ikhlas memberikan kasih sayang dan dorongan baik moriil
maupun materi, serta doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan guna
keberhasilan dan kebahagiaan anak-anakmu, terima kasih kepada-mu
yang tak terhingga.
6. Untuk kakak-kakak dan adikku tercinta, terima kasih atas nasehat,doa
dan dukungan yang telah kalian berikan.
7. Untuk Nurul, terima kasih atas informasi mengenai sekolahnya dan
bantuannya dalam penyebaran angket.
8. Untuk Atop dan Oiah, terima kasih atas bantuan kalian yang telah dengan
setia menemani penulis selama penelitian, serta gelak tawa yang telah
mewarnai hari-hari penulis.
9. Untuk Mursal, dan Andi yang telah banyak memberikan tambahan ilmu,
saran, dukungan dan guyonan di kaia penulis sedang berada dalam
keterpurukan dan kelemahan.
10. Untuk kakak seniorku, Ag us yang telah meminjamkan buku-bukunya
selama berbulan-bulan guna penyeiesaian skripsi ini, terima kasih juga
atas kursus SPSS yang telah diberikan secara cuma-cuma.
11. Teruntuk sahabat-sahabatku (Dhona, lka, Hany, Vivi, lrha, dan Ozi),
terima kasih atas persahabatan yang teiah kalian berikan dengan begitu
indah yang te.lah mewarnai masa-masa perkuliahan.
Terakhir, terima kasih kepada seluruh pihak yang belum disebutkan, semoga
Allah membalas semuanya. Amien.
Jakarta, Februari 2007
Luthfiah
DAFTAR ISi
HALAMAN JU DUL ............................................................. .i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................. .ii
LEM BAR PENGESAHAN ................................................... iii
MO TIO .......................................................................... .iv
PERS EM BA HAN ................................................................ v
ABSTRAKSI ..................................................................... vi
KAT A PENG ANT AR ........................................................... x
DAFT AR ISi. .................................................................. xiii
DAFT AR T ABEL ............................................................. xvii
DAFT AR GAMBAR ......................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................ 1-10
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
1.2. ldentifikasi Masalah ........................................................ 8
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 8
1.3.1. Pembatasan Masalah .......................................... 8
1.3.2. Perumusan Masalah ............................................. 9
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 9
1.4.1. Tujuan Penelitian ................................................ 9
1.4.2. Manfaat Penelitian .............................................. 9
1. 5. Sistematika Penulisan ................................................... 10
BAB 2 KAJIAN PUST AKA ............................................ 11-43
2.1. Bullying ......................................................................... . 11
2.1.1. Definisi bullying ..................................................... .. 11
2.1.2. Tempat te~adinya bullying ........................... ............... 15
2.1.3. Jenis-jenis bullying ................................................... 16
2.1.4. Karakteristik pelaku bullying ................................... .... 17
2. 1. 5. Tipe korban bullying .................................... ............. 19
2.1.6. Sumber-sumber psikologis yang mendasari perilaku
Bullying ............................................. .................... .20
2.1.7. Dampak bullying terhadap korban ............................... 21
2.2. Self Esteem ............ ......................................................... 22
2.2.1. Definisi Self-esteem .................................................. 22
2.2.2. Komponen Self-esteem ............................................. 25
2.2.3. Karakteristik orang berdasarkan harga dirinya ............... 27
2.3. Remaja ........................................................................... 30
2.3.1. Definisi Rernaja ....................................................... 30
2.3.2. Batasan Remaja ...................................................... 32
2.3.3. Tugas Perkembangan dan Kebutuhan-kebutuhan
Remaja ................................................................. 34
2.4. Kerangka Berpikir. ............. _ ............................................. 37
2.5. Hipotesis Penelitian ......................................................... .43
BAB 3 METODOLOGI PENEUTIAN ............................... 44-60
3.1. Jenis Penelitian ......... ___ ......... ___ -·· -·· ... ___ ......... ·-- ...... ·-- --· .. .44
3.1.1. Pendekatan Penelitian ...... -·- ___ ......... --· ...... ___ -·· ... -·- .. .44
3.1.2. Metode Penelitian .................................................. .44
3.2. Variabel Penelitian ___ ......................................................... 44
2 .2.1. Definisi Konseptual. .... _ .... ____ .......... ____ ...... _ ... ____ .... _ .. -45
3.2.2. Definisi Operasional Variabel. ................................... .45
3.2.2.1. lndikator perilaku bullying ............................. .46
3.2.2.2. lndikator self-esteem ......... _______ .. ___ ...... ____ .. .. .47
3.3. Pengambiian Sampel.. ...................................................... .47
3.3. i. Populasi dan sampel. .............................................. .47
3.3.2. Teknik pengambilan sampel.. .................................... .48
3.4. Pengumpulan Data ........................................................... .48
3.4.1. Metode dan lnstrumen Penelitian ............................... 48
3.4.2. Teknik uji instrumen penelitian ................................... 52
3.5. Teknik Analisa Data .......................................................... 58
3.6. Prosedur Penelitian ........................................................... 59
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA .................... 61-76
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ..................................... 66
4.1.1. Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin ................ 66
4.1.2. Gambaran subjek berdasarkan usia ............................ 67
4.1.3. Gambaran subjek berdasarkan penyebaran skor. ........... 62
4.2. Hasil Utama Penelitian ....................................................... 67
4.2.1. Uji persyaratan ........................................................ 67
4.2.2. Uji hipotesis ............................................................ 72
4.2.3. Uji signifikansi.. ....................................................... 7 4
4.3 Hasil tambahan penelitian ................................................... 74
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............•..... 77-84
1.1. Kesimpulan .................................................................. 77
1.2. Diskusi.. ...................................................................... 77
1.3. Saran .......................................................................... 84
'
DAFT AR PUST AKA ................................................... 85-90
LAMPIRAN ............................................................... 91-149
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Bagan kerangka berpikir. ................................................ 42
Tabel 3.1 Bobot nilai ................................................................... .49
Tabel 3.2 Blue print self-esteem ................................................... .. 50
Tabel 3.3 Blue print perilaku bullying ............................................ .. 51
Tabel 3.4 Blue print hasil try out skala self-esteem ........................... .. 54
Tabel 3.b Blue print hasil try out skala kecenderungan
berperilaku bullying ...................................................... .. 56
Tabel 4.1 Gambaran subyek berdasarkan jenis kelamin ...................... 61
Tabel 4.2 Gambaran subyek berdasarkan usia ................................. 62
Tabel 4.3 Deskripsi statistik skor skala self-esteem laki-laki dan
perempuan ................................................................... 62
Tabel 4.4 Statistik skor skala self-esteem ....................................... .. 63
Tabel 4.5 lnterpretasi skor self-esteem .......................................... .. 64
Tabel 4.6 Kategorisasi skor skala self-esteem ................................. .. 64
Tabel 4.7 Deskripsi statistik skor skala kecenderungan berperilaku
bullying laki-laki dan perempuan ....................................... 65
Tabel 4.8 Statistik skor skala kecenderungan berperilaku bullying ...... ... 66
Tabel 4.9 lnterpretasi skor kecenderungan berperilaku bullying ......... ... 66
Tabel 4.10 Kategorisasi skor skala kecenderungan berperilaku bullying .. . 67
Tabel 4.11 Hasil uji normalitas skala self-esteem .............................. ... 68
Tabel 4.12 Hasil uji normalitas skala kecenderungan
berperilaku bullying ................................................... ..... 70
Tabel 4.13 Hasil uji homogenitas ...................................................... 72
Tabel 4.14 Hasil uji hipotesis ........................................................... 73
Tabel 4.15 Nilai rata-rata jenis bullying laki-laki dan perempuan ............. 75
Tabel 4.16 Independent sample test.. ............................................... 76
Gambar4.1
Gambar4.2
DAFTAR GAMBAR
Scatterplot skala self-esteem ................................. . 69
Scatterplot skala kecenderungan berperilaku
bullying ........................................................................... 70
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dapat menjadikan
manusia yang seutuhnya, yang berguna tidak hanya bagi dirinya sendiri,
melainkan juga untuk keluarga, bangsa dan negara. Dalam
perkembangannya, untuk memenuhi tuntutan zaman yang semakin
kompleks, anak membutuhkan pendidikan lebih dari yang bisa didapatkan
dari keluarga. Oleh karenanya, anak kemudian membutuhkan sebuah
lembaga pendidikan yang bersifat formal untuk dapat mengembangkan
potensi yang ada di dalam dirinya dan memperlu2s wawasannya. Lem!:Jaga
pendidikan yang dimaksud itu adalah sekolah. Sebagai lembaga pendidikan,
sekolah sudah sepatutnya menjadikan anak didiknya sebagai manusia yang
cerdas tidak hanya secara intelektual tetapi juga cerdas secara emosional
dan spiritual. Namun pada kenyataannya banyak para pelajar yang masih
berperilaku negatif dan melakukan tindak kekerasan. Hal ini bisa kita lihat dari
berbagai pemberitaan di media massa tentang pelajar yang melakukan
tawuran, menggunakan obat terlarang, dan berkelahi. Kekerasan dan
perilaku negatif ini bisa terjadi di luar maupun di dalam sekolah. Di dalam
lingkungan sekolah bentuk dari tindak kekerasan yang sering terjadi antara
lain adalah pemukulan, pemalakan, olok-olok, intimidasi dan lain sebagainya
yang dilakukan oleh seorang siswa atau sekelompok siswa terhadap siswa
lainnya. Berikut ini adalah contoh kasus kekerasan yang terjadi di sekolah
yang dilakukan oleh sekelompok siswa terhadap siswa lainnya:
2
" ... _ .. Wiwik merasa sedih ketika menceritakan kembali mengenai anak /aki
/akinya yang berperawakan kecil kerap jadi bahan ejekan teman-temannya
saat masih duduk di kelas 1 SMA. Dia diejek sebagai banci Jan ha/ ini
menyebabkannya mogok seko/ah. Pemah karena tak tahan, si anak
melawan, lalu terjadi perke/ahian tak seimbang karena yang mengeroyok
adalah sekelompok anak berbadan besar. Sedangkan teman anaknya diejek
dengan sebutan homo, gendut sampai-sampai si anak sakit akibat tekanan
psikis ........ "(Kompas, 26 Maret 2006)
Kasus di atas hanyalah sebagian kecil dari kasus-kasus kekerasan yang
terjadi di sekolah. Faisal (bukan nama sebenarnya), pernah dilempari kulit
duren di mukanya hanya karena ia memakai tindik di kuping dan dianggap
menyalahi aturan tidak resmi para senior. Dia dianggap bertingkah dan
memancing kemarahan para senior (Hai, Juli 2006). Lain lagi yang pernah
dialami oleh Andi, ia pemah diculik sewaktu pulang sekolah. t:saru hari
pertama sekolah, waktu pulang, j;:t dibawa senior naik mobil. Bersama
keempat temannya satu angkatan, ia diangkut ke kawasan Cilandak di salah
satu rumah sang senior. Di rumah itu, Andi dan kawan-kawan harus
menghadapi bentakan, dikerjai habis, sampai dipukul
(http://www.kompas.com/kompas-cetak/0306/06/muda/3!:i1498.htm, 21 Juli
2005). Olok-olok, intimidasi, pengucilan, atau serangan fisik adalah warna
warni kehidupan di sekolah. Perilaku tersebut mengandung unsur tindakan
agresivitas 'jang sistematis, terencana dan bertujuan dari satu pihak kepada
pihak lain dengan penggunaan kekuasaan secara sewenang-wenang.
Tindakan ini dikenal ciengan istilah bui/ying (Olweus, 1993, Smith &
Sharp, 1994 dalam Randall, 1997).
lstilah bullying menurut laporan SEJIWA, belum banyak dikenal di Indonesia,
kendati fenomena bullying telah lama menjadi bagian dari dinamika
kehidupan di sekolah-sekolah negeri ini. Sebenarnya bullying dapat terjadi
kepada siapa pun dan di mana pun antara lain "ketika ada sejumlah orang
yang merasa punya kekuasaan menemukan pihak lain untuk dikuasai"
(http://news.antara.eo.id/seenws/?id=33112, 5 Mei 2006).
Bullying berpotensi menciptakan pribadi-pribadi yang rapuh seperti sulit
berkonsentrasi sehingga menurunkan kemampuan akademis siswa, minder,
merasa tidak berharga bahkan menyumbangkan saham terhadap
kecenderungan bunuh diri di masa mendatang. Namun tidak sedikit guru
3
yang menganggap kekerasan yang terjadi di sekolah seperti olok-olok,
ejekan, intimidasi, dan pengucilan adalah hal yang biasa dalam kehidupan
remaja. Padahal jika perilaku tersebut didiamkan dan tidak diatasi, maka
perilaku ini terus-menerus akan tumbuh subur,dan ada kemungkinan korban
dari bullying menjadi pelakunya di kemudian hari (http://www.republika
. co .id/korandetail .asp?id=245850&katid=13&katid 1 &katid2=).
4
Olweus (1993) mengatakan bahwa sekolah tanpa diragukan lagi merupakan
tempat yang paling banyak timbulny3 perilaku bullying, dai1 pefil8ku bullyi.ryg
di antara murid rata-rata banyak terjadi di sekolah yang besar dan kelas yang
besar. Hasil penelitian tim Fakultas Psikologi UI menunjukkan, bullying
banyak terjadi di kalangan SMA, terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta,
Bogor, dan Bandung
(http://www.sampoernafoundation.org/contenUview/99/105/lang.id/27 April
2006)
Bullying di sekolah biasanya terjadi pada saat MOS (masa orientasi siswa)
yang kemudian diperpanjang waktunya secara tidak resmi oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab sampai satu atau dua tahun, sehingga hal
tersebut menimbulkan perasaan tertekan bagi siswa (dalam Ayu Ambarwati &
Andra Nuryadi, 2005). Kebanyakan pelaku bullying atau yang biasa disebut
dengan bully di sekolah adalah mereka yang berkedudukan sebagai kakak
5
kelas atau senior dan target atau sasaran bullying mereka adalah para siswa
baru.
Senioritas adalah sebuah julukan yang sering disangkutkan dengan
kekuasaan. Celakanya, menurut Dr. Winarni Wilman D Mansoer, dosen
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dalam kekuasaan itu ada unsur
kekuatan. Siapa yang kuat dialah yang berkuasa (dalam Ayu Ambarwati &
Andra Nuryadi, 2005). Sehingga setiap junior sudah sepatutnyaiah mengikuti
a;:ia yang dikatakan oleh senior sebag"li pihak yang berkuasa dail tidak boleh
bertingkah macam-macam di depan senior. Jika sang junior bertingkah
dengan melakukan hal tidak disukai oleh senior maka junior akan
mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari senior, perlakuan
tersebut antara lain dalam bentuk hinaan, intimidasi, pengucilan dan lain
sebagainya. Bentuk perilaku-perilaku tersebut merupakan perilaku yang
disebut dengan bullying.
Fenomena bullying di Indonesia, menurut Ratna Juwita, psikolog sosial dari
Fakultas Psikologi UI, memiliki keunikan tersendiri. Jika di Negara-negara
barat, bully biasanya hanya perorangan atau geng kecil, di Indonesia bully
sering dilakukan oleh satu angkatan terhadap angkatan yang lebih muda
(rGmina, Mei 2006).
Pada dasarnya pelaku bullying/bullies tidak memperhitungkan alasan
mengapa mereka melakukan bullying tersebut. Terkadang pelaku hanya
mencari alasan yang dapat diterima atas tindakan yang ia lakukan, misalnya
melakukan bullying untuk mendisiplinkan adik kelas atau korban, tetapi
perilaku tersebut berlangsung selama periode yang cukup lama dan
membuat korban mengalami Iuka baik fisik maupun psikologis. Hasil
penelitian Dina Wiyasti (2004) tentang gambaran penyebab terjadinya
bullying oleh senior terhadap senior di SMU "Z" menunjukkan bahwa salah
satu penfebab terjadinya bullying adalah ka.-ena adik kelas bersikap tidak
menghargai seniornya.
6
Pelajar di sekolah menengah tingkat atas (SMA) pada umumnya berada pada
tahapan usia remaja. Usia remaja ditandai oleh terjadinya perubahan yang
besar dalam aspek fisik yaitu terjadinya pubertas, perubahan kognitif,
maupun perubahan psikososial (Santrock, 2002).
Masa remaja ini merupakan masa yang penting dalam rentang kehidupan
karena masa ini dikenal antara lain sebagai masa dimana individu melakukan
pencarian identitas diri. Remaja yang sedang dalam proses pencarian
identitas diri, penilaian orang lain menjadi sangat penting bagi dirinya karena
hal ini berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan remaja akan harga diri
(self-esteem) (Muryantinah M. Handayani, 2000).
Coopersmith menyatakan bahwa harga diri merupakan hasil penilaian
individu terhadap dirinya sendiri. Pendapat ini didukung oleh Klass dan
Hodge yang menambahkan bahwa harga diri tersebut sebagian besar
dihasilkan oleh refleksi penghargaan orang lain terhadap dirinya (dalam
Muryantinah M. Handayani, 2001).
7
Abraham Maslow (dalam Goble, 1998) menjelaskan bahwa, setiap orang
memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan, yakni harga diri dan
penghargaa11 dari orang lain. Pertama, harga diri meliput1: kebutuh::m akan
kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,
ketidaktergantungan dan kebebasan. Kedua, penghargaan dari orang lain
meliputi: prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik
serta penghargaan. Brocker (dalam Berta Esti Ari Prasetya, 2002)
menyatakan hal yang serupa bahwa setiap orang memiliki kebutuhan untuk
mendapat penerimaan dan penghargaan dari orang lain. Dalam teorinya
disebutkan c;emakin kebutuhan ini ticiak dipenuhi, maka semakin kuat
keinginan individu tersebut untuk memuaskan kebutuhan ini dengan cara
apapun, termasuk dengan melakukan bullying.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengangkat permasalahan
tersebut ke dalam penelitian yang berjudul "Hubungan Self-Esteem dengan
Kecenderungan Berperilaku Bullying pada remaja ".
1.2. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
8
1. Apakah orang yang berkecenderungan melakukan bullying memiliki harga
diri yang tinggi?
2. Bentuk-bentuk bullying yang seperti apakah yang sering muncul di
st!kolah tersebut?
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
a. Perilaku Bullying yang dimaksud adalah perilaku kekerasan yang terjadi di
:>ekolah yang dilakukan oleh siswa senior terhadap juniornya dilakukan
secara berulang-ulang dan dalam periode waktu tertentu. Bentuk dari
perilaku bullying dapat berupa fisik, psikologis baik verbal maupun
nonverbal, dan gabungan dari keduanya.
b. Self-esteem yang dimaksud dalam penelitian adalah keyakinan individu
terhadap keberhargaan dan kemampuan dirinya.
c. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 di SMKN 7 Grafika
Rawamangun.
1.3.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu "Apakah ada hubungan
antara Self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying pada
remaja?"
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying pada remaja?
1.4.2. Manfaat penelitian
1.4.2.1. Manfaat secara Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam melengkapi
kajian ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Psikologi tentang bahaya
bullying dalam lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan.
1.4.2.2. Manfaat secara praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi praktisi
pendidikan untuk mencari cara bagaimana menghentikan perilaku bullying
yang banyak terjadi di sekolah atau lembaga pendidikan.
9
10
1.5. Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN meliputi: latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, sistematika penulisan.
Bab II
Bab Ill
Bab IV
BabV
KAJIAN PUSTAKA meliputi: definisi bullying, tempat
terjadinya bullying, jenis-jenis bullying, karakteristik pelaku
bullying, tipe korban bullying, sumber-sumber psikologis yang
mendasari perilaku bullying, dampak bullying terhadap
korban, definisi self-esteem, komponen self esteem,
karakteristik orang berdasarkan harga dirinya, definisi remaja,
batasan remaja, tugas perkembangan dan kebutuhan
kebutuhan remaja.
METODOLOGI PENELITIAN meliputi: pendekat<:.n dan
metode penelitian, definisi konseptional dan definisi
operasional, populasi dan sampel, teknik pengambilan
s<=!mpel, metode dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen
penelitian, teknik analisa data, dan prosedur penelitian.
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA meliputi: gambaran
umum subyek penelitian, presentasi data, hasil penelitian dan
hasil tambahan penelitian.
KESIMPULAN meliputi: kesimpulan, diskusi dan saran.
2.1. BULL YING
2.1.1. Definisi Bullying
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
Berbagai definisi serta konsep mengenai perilaku bullying telah banyak
diberikan oleh para ahli diantaranya yaitu Olweus (1993) yang mendefinisikan
bullying sebagai berikut: "A student is being bullied or victimized when fie ur
she is exposed, repeatedly and over time, to negative actions on the part of
one or more other students" . Sedangkan David Elkind mendefinisikan
bullying: "Children who consistently try to control peers through verbal or
physical aggression to relieve their own feelings of inadequacy" (dalam
Sheras,P & Sherill T, 2002).
Randall mengatakan bahwa perilaku bullying adalah: "Bullying is the
aggressive behavior arising from the deliberate intent to cause physical or
psychological distress to others" (Randall, 1997). Smith dan Sharp juga
memberikan definisi bullying sebagai berikut: "Bullying can be described as
the systematic abuse of power"(Smith & Sharp dalam Randall, 1997)
12
Ketua yayasan Semai Jiwa Amini, Diena Trigg, yang aktif melakukan
penelitian tentang bullying di sekolah-sekolah mendefinisikan bullying
sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang
atau kelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya
(http:/lwww .sampoernafoundation.org/content/view/99/105/lang, id/).
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bullying adalah
suatu perilaku agresif yang dilakukan secara sadar oleh individu atau
ke1ompok yang te1iihat memiliki kekuasaan dan kekuatan (seni0;) terhadap
orang yang lemah (junior), bertujuan untuk menyakiti korban, serta
menimbulkan ketakutan pada diri korban, dan dilakukan secara berulang
ulang, dalam periode waktu tertentu.
Sullivan (2000) mengatakan ada beberapa elemen di dalam bullying yaitu:
1. Adanya niat melukai atau merugikan orang lain
2. Adanya ketidak-seimbangan kekuatan (imbalance of power')
3. Dilakukan secara terorganisir dan sistematis
4. Dilakukan secara berulang-ulang dalam periode tertentu
5. Pengalaman yang menyakitkan bagi korban yang berbentuk fisik
(eksternal) dan psikologis (internal).
13
Ketidak-seimbangan kekuatan/kekuasaan antara pelaku dengan korban
dapat berbentuk macam-macam, misalnya ketidakseimbangan yang
berkaitan dengan keadaan tubuh, kapasitas untuk mendominasi orang lain
secara verbal, maupun mengucilkan seseorang dari kelompok tertentu.
Menurut Olweus (1993), ketidakseimbangan kekuatan/kekuasaan (imbalance
of power) antara pelaku dengan korban ini merupakan ciri khusus dari
perilaku bullying.
Pelaku bullying memiliki tujuan untuk menyakiti orang lain, maksudnya adalah
hal yang dilakukan oleh pelaku merupakan hal yang disengaja bukan hal
yang tidak disengaja untuk dilakukan. Kebanyakan pelaku bullying mencari
popularitas dengan cara menekankan agresi pada anak-anak yang lemah,
tidak populer dan tidak mampu balas dendam. Beberapa anak terlihat baik
dan ramah secara pribadi akan tetapi berperilaku bullying ketika berkelompok
(Sheras, P. & Sherill T, 2002).
Bullying memiliki makna yang berbeda dengan sarkasme, meskipun
sarkasme juga mengandung olok-olok ataupun penghinaan untuk menyakiti
orang lain.
Sarkasme berasal dari kata Yunani sarkasmos, yang lebih jauh diturunkan
dari kata kerja sakasein yang berarti "berbicara dengan kepahitan" (Keraf,
Gorys, 1985). Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) sarkasme
mengandung arti penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang
lain; cemoohan atau ejekan kasar. Pengertian lain menyebutkan sarkasme
adalah sindiran yang disajikan secara keras dan kasar tanpa menggunakan
upaya penyiratan melalui pembalikkan makna (http://en.bitacle.org/v/4z7c-
eipp0/majas.html?usrmode=1 ).
14
Berbeda dengan bullying, di dalam sarf(8sme tic!3k ada unsur kekuasaan
ataupun kekuatan sedangkan pada bullying terdapat unsur tersebut. Pelaku
sarkasme bukanlah orang yang terlihat memiliki kekuasaan dan kekuatan,
siapapun bisa melakukannya. Dengan kata lain tidak ada unsur senioritas di
dalam sarkasme. Sarkasme sering diekspesikan dalam pernyataan sindiran
dan sering digunakan dalam gaya humor dan kadang-kadang diekspresikan
melalui intonasi suara yang khusus
(http://www.gooqle.eo.id/search?hl=id&defl=en&q=define:sarcasm&sa=X&oi=
glossary definition&ct=title). Dalam sarkasme terdapat pembalikkan makna.
Hal ini mengandung pengertian bahwa apa yang dikatakan berlainan dengan
apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya, dan sarkasme ini akan
berhasil apabila pendengar sadar akan maksud yang disembunyikan di balik
rangkaian kata-katanya (Keraf, Gorys, 1985).
Bullying dan sarkasme pada dasarnya memiliki kesamaan yakni bisa
menyakiti orang lain. Namun di dalam sarkasme tidak terdapat elemen
elemen yang terkandung dalam bullying seperti terdapat unsur kekuasaan,
dilakukan secara berulang-ulang dan dalam periode waktu tertentu.
2.1.2. Temrat Terjadinya Bullying
15
Penelitian mengenai sekolah sebagai salah satu tempat terjadinya perilaku
bullying pernah dilakukan ol6h Olweus (1993) ci mana menurutnya se:mlah
tanpa diragukan lagi merupakan tempat yang paling banyak timbulnya
perilaku bullying dan perilaku ini banyak terjadi di antara murid di sekolah
yang besar dan kelas yang besar.
Sheras, P dan Sherill T. (2002) menyebutkan beberapa tempat terjadinya
bullying, tempat-tempat tersebut adalah di halaman sekolah, di dalam kelas,
kamar mandi sekolah, bus sekolah, dalam perjalanan pulang dari sekolah,
serta dalam perjalanan menuju ke sekolah.
16
2.1.3. Jenis-Jenis Bullying
Jenis bullying menurut Randall, P. (1997) adalah:
1. Bullying yang bersifat fisik, seperti: menjambak, memukul, menendang,
mengunci di kamar, mendorong, mencakar, meludahi dan berbagai
serangan fisik lainnya. Termasukjuga diantaranya merusak barang orang.
2. Bullying yang bersifat nonfisik/psikologis
Dapat bersifat verbal maupun nonverbal
11 Bullying yang bersifat verbal, misalnya: telepon ancaman, meminta
uang atau barang dengan paksaan (memalak), intimidasi, meniberi
julukan yang tidak pantas, mengolok-olok ras, pelecehan seksual
secara verbal, mempermalukan, menyebarkan isu tidak benar.
" Bullying yang bersifat nonverbal terbagi lagi menjadi dua, yakni:
langsung dan tidak langsung. Yang langsung mencakup mimik muka
yang jahat dan gerak tubuh yang kasar. Yang tidak langsung
mencakup manipulasi dan meruntuhkan pertemanan, mengisolasi atau
tidak mengikutsertakan seseorang, dan mengirimkan catatan yang
menjelek-jelekan.
Bullying dapat dilakukan dalam salah satu bentuk di atas atau kombinasi dari
beberapa bentuk perilaku bullying. Pada perilaku bullying tidak
memperhitungkan alasan pelaku melakukan bullying. Terkadang pelaku
hanya mencari alasan yang dapat diterima atas tindakan yang ia lakukan,
misalnya melakukan bullying untuk mendisiplinkan adik kelas atau korban,
tetapi perilaku tersebut berlangsung selama periode yang cukup lama dan
membuat korban mengalami Iuka baik fisik maupun psikologis.
17
Pada umumnya anak laki-laki lebih sering melakukan bullying. Hal tersebut
dikarenakan hubungan pertemanan di antara sesama laki-laki lebih keras,
lebih kuat, dan lebih agresif daripada hubungan pertemanan di antara
sesama perempuan (Randall, 1997). Selain itu, laki-laki lebih sering
menggunakan perilaku bullying aktif seperti menyerang korban daripada
perilaku bullying pasif seperti memperlihatkan mimik rr.uka yang jahat. Bukan
berarti laki-laki tidak pernah melakukan perilaku bullying dalam bentuk pasif.
Menurut Olweus (1993), jumlah laki-laki yang melakukan bullying pasif
setidaknya hampir sama dengan perempuan yang melakukan perilaku
bullying pasif, walaupun perempuan yang melakukan bullying lebih sedikit
daripada laki-laki.
2.1.4. Karakteristik pelaku Bullying
Para pelaku bullying memiliki karakteristik umum (Olweus, 1993) yaitu:
1. Memiliki kebutuhan yang besar untuk mendominasi orang lain
2. Menggunakan orang lain untuk mendapatkan hal yang diinginkan
3. Hanya memperhatikan kesenangan dan kebutuhan diri sendiri, serta
mengaoaikan kebutuhan, hak, serta perasaan orang lain.
4. Apabila merupakan anak laki-laki, maka memiliki fisik yang lebih kuat
dibandingkan anak laki-laki pada umumnya.
5. Memiliki sikap positif terhadap kekerasan
6. Populer dalam pergaulan di sekolah.
7. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi
Sedangkan Stephenson dan Smith (1989, dalam Diana Amalia Z, 2005),
mengatakan bahwa ada tiga tipe pelaku bullying, yaitu:
1. Pelaku dengan tipe percaya diri. Memiliki karakteristik sebagai berikut:
secara fisik kuat, menikmati agresivitas, merasa aman dan biasanya
populer.
18
2. Pelaku dengan tipe pencemas. Memiliki karakteristik sebagai berikut:
secara akademik lemah, lemah dalam berkonsentrasi, kurang populer dan
kurang merasa aman.
3. Pelaku/korban. Memiliki karakteristik sebagai berikut: seseorang yang
terkadang menjadi pelaku, terkadang menjadi ~orban, tergantung situasi.
Menurut beberapa psikolog dan psikiatris, individu yang berperilaku agresif
dan memiliki kekuatan sebenamya merupakan individu yang mempunyai sifat
cemas dan tidak aman di dalam diri mereka akan tetapi mereka mempunyai
rasa percaya diri yang tinggi. Tidak semua bully yang berkelompok terdiri dari
orang-orang yang selalu memberikan inisiatif atau bully aktif. Hal itu
dikarenakan adanya pelaku bullying yang terdiri dari beberapa orang yang
19
saling mendukung satu sama lain sehingga dalam suatu kelompok ada bully
aktif dan ada bully pasif atau pengikut. Ada juga kelompok bully yang
semuanya aktif. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa karakter utama dari
pAlaku bullying dapat dijelaskan sebagai seseorang yang memiliki perilaku
agresif yang dikaitkan dengan fisik yang kuat (Olweus, 1993).
2.1.5. Tipe Korban Bullying
Stephenson dan Smith (1989, dalam Dina Amalia Z., 2005), membagi tipe
korban bullying menjadi tiga:
1. Korban dengan tipe pasif. Memiliki karakteristik sebagai berikut:
pencemas, memiliki self-esteem yang rendah, secara fisik lemah dan tidak
populer. Mereka tidak melakukan apa-apa untuk mengantisipasi tindakan
bullying dan mereka juga tidak bisa melawan ketika peristiwa itu terjadi.
2. Korban dengan tipe provokatif. Memiliki karakteristik sebagai berikut:
secara fisik lebih kuat daripada korban dengan tipe pasif, memiliki
masalah dengan kemampuan konsentrasi, m~micu amarah atau
ketidaksukaan dari orang-orang sekeliling mereka sehingga
memungkinkan terjadinya tindak bullying pada mereka.
3. Korban/pelaku. Memiliki karakteristik sebagai berikut: Perry (1988, dalam
Diana Amalia Z., 2005), menemukan bahwa banyak dari korban bullying
menjadi sa!"'!Jat agresif memprovokasi anak·anak lain, menjadi korban di
satu pihak, tetapi juga melampiaskan amarahnya terhadap murid lain
yang lebih lemah.
20
2.1.6. Sumber-sumber Psikologis yang Mendasari Perilaku Bullying
Olweus (1993) mengemukakan beberapa sumber psikologis yang mendasari
munculnya perilaku bullying, yang sebagian berkaitan dengan motif. Sumber
sumber psikologis tersebut adalah:
1. Para bully mempunyai keinginan yang kuat untuk kekuasaan dan
dominasi. Mereka terlihat sangat menikmat' dalam mengontrol orang lain
dan adanya keinginan untuk memiliki orang lain dalam maksud yang tidak
baik.
2. Bagaimana para bully ini dibesarkan di lingkungan keluarganya. Bully
dibesarkan di dalam keluarga yang authoritarian dengan tingkat kepaduan
yang rendah dan menunjukkan sikap bermusuhan. Orangtua
menganggap bahwa pendapat orangtualah yang benar dan tidak
menghargai pendapat anak. Hukuman fisik pun sering dilakukan untuk
menghukum anak mereka. Dengan demikian, adalah hal yang wajar untuk
berasumsi bahwa para bully tersebut telah rnengembangkan sikap
bermusuhan terhadap lingkungan mereka sendiri, seperti perasaan yang
dapat membuat mereka merasa senang atau puas ketika telah membuat
seseorang terluka dan menderita.
21
3. Adanya komponen keuntungan atas perilaku mereka. Para pelaku bullying
terkadang suka memaksa korban bullying untuk memberikan mereka
uang, rokok, atau sesuatu yang berharga atau ada harganya untuk para
bu//y. Dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan perilaku yang
mengandung komponen antisosial dan perilaku yang suka melanggar
aturan. Hal itu dapat menyebabkan remaja yang berperilaku agresif dan
suka melakukan bu//ying terhadap orang lain mempunyai kesempatan
menjadi seseorang yang selalu dipenuhi dengan masalah-masalah seperti
kriminalitas dan alkoholik (pecandu !Tlinuman kercis).
Peter Sheras dan Sherill Tippins (2002) mengatakan bahwa kebanyakan
pelaku bu//ying mencari popularitas dengan cara menekankan agresi pada
anak-anak yang lemah, tidak populer dan tidak mampu balas dendam.
2.1.7. Dampak Bullying terhadap Korban
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ciri-ciri d"!ri korban bullying
adalah pemalu, penakut, memiliki harga diri yang rendah, lemah secara fisik
dan lain sebagainya. Bullying juga mempunyai dampak yang tidak baik bagi
korbannya. Bullying bagi korban akan menjadi pengalaman yang tidak
menyenangkan (trauma) dan memunculkan gejala psikosomatis. Karban
berisiko besar untuk depresi dan seringkali menghindari situasi yang
memungkinkan mereka kembali menjadi korban. Bullying juga berpotensi
22
menghambat kemajuan siswa karena dapat menurunkan kemampuan
akademis siswa. Hal ini dikarenakan siswa kerapkali gundah, sulit
berkonsentrasi sehingga kurang bergairah dalam belajar. Mereka juga kerap
takut dan tidak percaya diri. Dampaknya, potensi siswa gaga! diberdayakan di
sekolah (http://www.republika.eo.id/korandetail.asp?id=245850&kat
id=13&kat id1=&kat id2=).
2.2. SELF-ESTEEM
:.!.2.1. Definisi Self-esteem
Coopersmith (dalam Murtadho imam, 2005) menjelaskan bahwa harga diri
(self-esteem) adalah "The evaluation which the individual makes and
customarily maintains with regard to himself,· it's expressesan attitude of
approval or disapproval and indicates the extent to which the individual
believes himself to be capable significance, successful and worthy''. (Self
esteem merupakan evaluasi atau penilaian yang dibuat individu mengenai
keberhargaan dirinya, yang ditampilkan dalam sikap penerimaan atau
penolakan dan menunjukkan keyakinan individu kepada diri sendiri bahwa ia
mampu, berarti, berhasil dan berharga).
Lebih lanjut ia menjelaskan pula bahwa penilaian atau evaluasi diri
menunjukkan sebuah proses pertimbangan dari individu dalam menilai
23
penampilan-penampilan, kecakapan-kecakapan dan sifat-sifatnya
berdasarkan standar pribadi dan nilai-nilai yang dimilikinya sampai akhirnya
menjadi sebuah keputusan mengenai harga diri. Self-esteem merupakan
pengalaman subyektif seseorang yang diekspresikan dalam sikap-sikap yang
dipegang individu kepada orang lain baik dalam bentuk kata-kata (verbal)
maupun dalam bentuk perilaku ekspressif secara terbuka lainnya (Gilmore,
1974 dalam Murtadho Imam, 2005).
Sant,ock (2002) dalam b:.ikunya y::mg berjudul "Life-Span develop,11enf'
menerangkan bahwa Self-esteem adalah "Dimensi penilaian (evaluatif) global
dari kepribadian" atau "suatu penilaian atau pencitraan diri yang mengacu
pada suatu bidang keterampilan-keterampilan yang berbeda dan penilaian
diri secara umum".
Sedangkan Abraham Maslow salah seorang tokoh psikologi humanistik
(dalam Goble, 1998) secara panjang lebar menjelaskan bahwa, setiap orang
memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan, yakni harga diri dan
penghargaan dari orang lain. Pertama, harga diri meliputi: kebutuhan akan
kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,
ketidaktergantungan dan kebebasan. Kedua, penghargaan dari orang lain
meliputi: prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan; ;1ama baik
serta penghargaan.
24
Dalam uraian tersebut nampak bahwa Abraham Maslow membagi self
esteem menjadi dua kategori, yakni harga diri dan penghargaan dari orang
lain serta memandangnya sebagai sebuah kebutuhan, sama halnya dengan
kebutuhan-kebutuhan yang berada di bawahnya, yakni; Kebutuhan akan rasa
cinta dan memiliki-dimiliki, kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan
fisiologis (fisik). Kemudian, selain kebutuhan tersebut, terdapat pula
kebutuhan yang disebut dengan kebutuhan aktualisasi diri (self actualization)
yang berada di atas kebutuhan self-esteem. Masing-masing tersusun secara
hierarki::i-jika kebutuhan di bawahnya belum t&rpenuhi maka pemenuilan
kebutuhan di atasnya menjadi tertunda.
Branden Nathaniel (2005) mengatakan bahwa self-esteem adalah suatu
kebutuhan mendasar bagi manusia karena bisa berfungsi sebagai kontributor
utama dalam proses kehidupan seseorang. Self-esteem sangat diperlukan
bagi tercapainya pengembangan hidup yang sehat dan normal serta
mengandung nilai-nilai kelangsungan hidup (survival value).
Terpuaskannya kebutuhan akan harga diri pada individu akan menghasilkan
sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, mampu dan perasaan berguna.
Akan tetapi sebaliknya, frustasi karena terhambatnya pemuasan kebutuhan
ini akan menimbulkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah, rnk
mampu, dan rasa tak berguna, sehingga menyebabkan individu tersebut
mengalami kehampaan, keputusasaan, guilty feeling serta penilaian yang
rendah atas dirinya sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan
perkataan lain, self-esteem merupakan hasil usaha individu yang
bersangkutan dan merupakan bahaya psikologis yang nyata apabila
seseorang lebih mengandalkan rasa harga dirinya pada opini orang lain
ketimbang pada kemampuan dan prestasi nyata dirinya sendiri (Engkos
Koswara, 1991).
25
Dari berbagai uraian pengerti::m self-esteem di atas, dapat ditarik sebuah
pengertian bahwa self-esteem merupakan penilaian, penghormatan dan
keyakinan seseorang terhadap kemampuan, kekuatan dan keberartian
dirinya berdasarkan standar subyektif yang diekspresikan dalam bentuk kata
kata (verbal) maupun perilaku.
2.2.2. Komponen Harga Diri
Brown (1998) mengatakan bahwa ada dua komponen harga diri, yaitu:
1. feelings of belonging
Menyangkut perasaan bahwa seseorang dicintai dan dihargai dengan tanpa
syarat apapun. Komponen ini merupakan dasar perasaan secure
seseorang dalam hidupnya dan merupakan komponen yang menunjukkan
::isi afektif dari harga diri.
2. feelings of mastery
Menyangkut perasaan seseorang bahwa dia adalah orang yang berharga
dan memiliki peran yang berarti di dalam lingkungannya. Komponen ini
lebih menunjukkan sisi kognitif dari harga diri.
26
Sela in itu Felker (197 4 dalam Margarheta T. Kuera, 2005) juga menyebutkan
bahwa harga diri terdiri dari tiga kornponen. Kornponen harga diri itu adalah:
1 . feelings of belonging
Komponen ini menyangi<ut perasaan bahwa seorang individu merupakan
bagian dari kelompok tertentu, diterima, dicintai, dan dihargai oleh
kelompoknya.
2. feelings of competence
Komponen ini menyangkut perasaan individu ketika dia berhasil mencapai
suatu hasil yang diharapkan. Perasaan ini merupakan persepsi mengenai
kemampuan yang dimiliki seseorang.
3. feelings of worth
Merupakan komponen harga diri yang menyangkut perasaan mengenai
apakah seseorang berharga atau tidak di mata orang lain.
Jika dilihat dengan seksama, sebenarnya komponen-komponen harga diri
yc:~g disebutkan oleh tokoh-tokoh di atas tidak memiliki perbedaan yang
signifii<an. Komponen feelings of belonging rnenurut Brown sebenamya sama
27
dengan feelings of belonging menu rut Felker. Sedangkan feelings of mastery
menurut Brown serupa dengan feelings of competence menu rut Felker.
Hanya saja Felker mengajukan satu lagi komponen harga diri, yaitu feelings
of worth.
2.2.3. Karakteristik orang berdasarkan harga dirinya
Coopersmith menyebutkan beberapa karakteristik orang dengan harga diri
yang tinggi dan orang dengan harga diri yang rendah. Adapu11 karakteristik
orang der.gan harga diri tinggi (dalam Margarheta T. K11era, 2005):
1. Merasa bahwa dirinya adalah individu yang berharga dan sama baiknya
dengan orang lain yang sebaya dan juga dapat menghargai orang lain.
2. Dapat mengendalikan dan mengontrol tindakan-tindakannya terhadap
dunia di luar dirinya dan dapat menerima kritik dari orang lain.
3. Menyukai tugas baru yang menantang dan tidak mudah bingung bila ada
hal-hal tertentu yang terjadi di luar rencana.
4. Memiliki prestasi akademis, aktif, dan dapat mengekspresikan diri dengan
baik.
5. Tidak menganggap bahwa dirinya adalah individu yang sempurna,
mengetahui keterbatasan-keterbatasan diri, dan selalu mengharapkan
perbaikan diri.
6. Memiliki nilai-nilai dan sikap-sikap demokratis serta orientasi yang
realistis.
r-~;rtP;~~-~···-· ......... .......... ! 11 lf!N S'tARIF '+ . : 'J.ii I
n,1~1 · ;;.;;.c•or~ !
-------- '' 1 •• 't;, if ' ·····- -. . I --- --------~- --~-.J
28
7. Lebih bahagia dan efektif dalam menghadapi tuntutan lingkungan.
Sedangkan karakteristik orang dengan harga diri rendah (Margarheta T.
Kuera, 2005) yaitu:
1. Merasa bahwa dirinya adalah individu yang tidak berharga dan tidak
disukai sehingga seringkali takut mengalami kegagalan dalam melakukan
hubungan sosial. Oleh karena itu, individu ini sering menolak dirinya
sendiri, merasa tidak puas, dan bahkan meremehkan dirinya sendiri.
2. T:dak mer11iliki keyakinan terhadap pendapat dan kema.npuan dirinya
sendiri sehingga kurang mampu mengnekspresikan diri dan menganggap
ide serta pekerjaan orang lain pasti jauh lebih baik.
3. Tidak menyukai hal atau tugas baru sehingga sulit untuk beradaptasi ke
segala sesuatu yang belum jelas.
4. Merasa bahwa tidak banyak yang dapat diharapkan dari dirinya, baik pada
saat ini maupun pada masa yang akan datang, sehingga individu ini
Sf:!ringkali kelihatan putus asa dan depresi.
5. Merasa bahwa orang lain tidak ada yang memperhatikan dirinya, merasa
diasingkan, dan tidak dicintai.
6. Menganggap bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya akan selalu
menyebabkan hasil yang tidak baik meskipun dia sudah bekerja keras.
29
Rendahnya harga dirilself-esteem memang mungkin sekali menimbulkan
gangguan fungsional, tetapi harga diri yang tinggi dan dibuat-buat bisa
menimbulkan masalah juga. Anak yang diajari mantra "Aku anak istimewa"
akan merugikan diri si anak jika tanpa disertai pengembangan keterampilan
yang diperlukan dalam hidup secara berkesinambungan. Pujian berlebihan
dan serampangan tanpa membantu si anak untuk sungguh-sungguh meraih
sesuatu yang patut mendapat penghargaan dapat menyebabkan bencana
ketika dunia si anak tidak terus menerus memujinya atas kesuksesan yang
bukan hosil jerih payahnya.
Dr. Robert Hare, pakar terkemuka mengenai para psikopat melakukan
penelitian atas anggapan bahwa self-esteem yang tinggi biasanya
menghambat sikap agresif dan tindakan abnormal lainnya kepada sejumlah
besar pembunuh berantai dan penjahat kambuhan sadis yang mendekam di
penjara di seluruh dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak dari
mereka mengaku memiliki harga diri yang berlebihan dan menggambarkan
diri mereka sebagai manusia yang sangat hebat. lbu mereka mencintai
mereka dan pacar mereka memuja mereka (Stein, Steven dan Howard E.
Book, 2004). Hal senada juga dikatakan oleh Baumeister, Smart, dan Boden
(1996 dalam Baron, Roberta dan Donn Byrne, 2003), orang yang agresif
cenderung memiliki self-esteem yang tinggi. Pria y-:::ng sangat jahat, sebagai
contoh, cenderung memiliki rasa superioritas yang kuat; mereka terlibat
dalam kekerasan ketika ada orang yang tidak memandang diri mereka
sepositif ia memandang dirinya sendiri, sehingga harga diri mereka terluka.
2.3. Remaja
2.3.1. Defrnisi Remaja
30
lstilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere, yang
berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Hurlock (1980) menjelaskan
istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang
lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Hal ini
sejalan dengan Santrock (2000) yang mengatakan bahwa usia remaja
ditandai oleh terjadinya perubahan yang besar dalam aspek fisik yaitu
terjadinya pubertas, perubahan kognitif, maupun perubahan psikososial.
Sarlito (2004) mengemukakan bahwa seringkali orang mendefinisikan remaja
sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa
usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu
seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya.
Menurut Hurlock (1980) masa remaja merupakan suatu periode transisi di
mana seseorang berubah secara fisik dan psikologis dari seorang anak
menjadi orang dewasa.
31
Sedangkan Salzman (dalam Syamsu Yusuf, 2004) mengemukakan bahwa
remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence)
terhadap orangtua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual,
perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Masa remaja ini merupakan masa yang penting dalam rentang kehidupan.
Masa ini dikenal sebagai suatu periode peralihan; suatu masa perubahan;
usia bermasalah; saat dimana individu mencari identitas; usia yang
menai<utkan; masa tidak realistik dan masa ambang dewasa (Hurlock, r::.,
1980).
Masa remaja merupakan periode perubahan yang sangat pesat baik dalam
perubahan fisiknya maupun perubahan sikap dan perilakunya. Ada empat
perubahan yang bersifat universal selama masa remaja, yaitu:
" Meningkatnya emosi, ini tergantung intensitasnya pada tingkat perubahan
fisik dan psikologis yang terjadi; perubahan emosi ini banyak terjadi pada
awal remaja.
" Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial
untuk diperankan, menimbulkan masalah baru, sehingga selama masa ini
remaja merasa ditimbuni masalah.
" Dengan berubahnya minat dan perilaku, maka nilai-nilai juga berubah.
Apa yang dianggap penting/bernilai pada masa kanak-kanak sekarang
tidak lagi. Kalau pada masa kanak-kanak kuantitas yang dipentingkan
sekarang segi kualitas yang diutamakan.
32
" Sebagian besar remaja bersikap ambivalensi terhadap setiap perubahan.
Mereka menginginkan dan me;iuntut kebebasan, tetapi mereka sering
takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan
mereka untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut.
2.3.2. Batasan Remaja
Terd2pat ambiguitas mengenai batasan masa ·emaja. Sebagian para teoritis
menyatakan dalam usia, sehingga mengesankan masa remaja berkisar
antara usia 11 hingga 18 atau 20 tahun. Sebagian lagi menyatakan masa
remaja dalam tahun-tahun yang terbentang sejak timbulnya pubertas hingga
dimilikinya peran-peran dan tanggung jawab orang dewasa. Beane dan Lipka
(dalam Tetty Elitasari, 1996) menyatakan bahwa konflik mengenai batasan
usia dan peran merupakan sumber kebingungan dalam pencarian identitas
diri remaja.
Hurlock (1980) membagi masa remaja menjadi dua periode, yaitu masa
remaja awal dan masa remaja akhir, hal tersebut disebabkan karena
perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang remaja tidak hanya
menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi k:bih cepat pada awal masa
remaja daripada tahap akhir masa remaja, tetap1 juga menunjukkan bahwa
perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda dengan pada
akhir masa remaja. Masa remaja awal berlangsung kira-kira dari usia 13-16
atau 17 tahun bagi anak perempuan, dan bagi anak laki-laki berlangsung
kira-kira dari usia 14-16 atau 17 tahun. Sedang masa remaja akhir dimulai
dari usia 16 atau 17 tahun sampai dengan usia 18 tahun. Sedangkan
menurut J.P Chaplin (2002) membatasi usia remaja pada usia 12-21 tahun
untuk anak perempuan yang dinilai lebih cepat menjadi matang daripada
anak laki-laki, dan antara 13-22 tahun bagi anak laki-laki.
33
Menurut Zakiah Daradjat (1995) masa remaja berlangsung dari usia 13-21
tahun. Pada masa ini terjadi perubahan peranan yaitu ke arah kemandirian
dalam berpikir dan bertanggung jawab seperti halnya orang dewasa.
Selanjutnya WHO (dalam Sarlito, 2004) memberi batasan kurun usia remaja
dalam dua bagian, yaitu remaja awal pada 10-14 tahun dan remaja akhir 15-
20 tahun. Demikian juga PBB memberikan batasan bagi remaja di Indonesia
dalam kurun usia 14-24 tahun yang dikemukakan dalam sensus penduduk
1980.
Dari beberapa batasan mengenai remaja di atas, maka peneliti mengambil
batasan berdasarkan teori Hurlock (1980) karena dinilai lebih mewakili
batasan remaja akhir. Batasan remaja dalam pens:;t'.an ini adalah dalam
rentang usia 17-18 tahun, di mana usia tersebut adalah usia remaja akhir
yang duduk di bangku kelas 3 SMA.
2.3.3. Tugas Perkembangan dan Kebutuhan-kebutuhan Remaja
Menurut Havinghurst (dalam Abin Syamsuddin M., 2004) tugas
perkembangan yang harus dilakukan pada masa ini adalah:
1. mencapai hubungan-hubungan yang baru dan lebih matang dengan
teman-teman sebaya dari kedua jenis.
2. mencapai suatu peranan sosial sebagai pria atau wanita
3. menerima dan menggunakan fisiknya secara efektif
4. mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang lainnya
5. mencapai kebebasan keterjaminan ekonomis
6. memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan/jabatan
7. mempersiapkan diri bagi perkawinan dan berkeluarga
8. mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual yang
diperlukan sebagai warga Negara yang kompet~n
9. secara sosial menghendaki dan mencapai kemampuan bertindak secara
bertanggungjawab
10. mempelajari dan mengembangkan seperangkat system nilai-nilai dan
etika sebagai pegangan untuk bertindak.
34
35
Selanjutnya Havinghurst (1972 dalam Woro Aryati P dan Farida L. S., 1990)
mengemukakan bahwa remaja mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikis
seperti:
., Kebutuhan akan afeksi, yang berarti kebutuhan akan kasih sayang yang
wajar. Mereka ingin memperoleh perhatian dan kasih sayang terutama
dari orangtua mereka sendiri. Bila hal ini tidak dipenuhi maka mereka
akan mencarinya di luar hubungan dengan orangtua/keluarga tersebut.
" Kebutuhan akan rasa ikut memiliki dan dimiliki (sense of belonging).
Kebutuhan ini cukup kuat pada diri seseorang, adar.ya perasaan aman,
karena adanya keterikatan pada seseorang atau sekelompok dengan
adanya keterlibatan diri
., Kebutuhan akan kemandirian. Kebutuhan ini sudah nampak semenjak
awal dan makin penting artinya dalam masa remaja. Ada keinginan untuk
menentukan dan membuat keputusan sendiri. Semua ini adalah bekal
seseorang untuk menjadi orang dewasa dan bertanggung jawab serta
mempunyai kepercayaan diri, di samping mengetah_ui batasannya.
'" Kebutuhan untuk berprestasi atau mencapai sesuatu. berprestasi
menumbuhkan aspek-aspek positif dalam diri dan mengurangi
pertumbuhan aspek-aspek negatif dalam diri seseorang.
'" Kebutuhan akan pengakuan. Apabila seseorang memperoleh pengakuan
akan kemandiriannya, hal ini dapat menimbulkan perasaan bahwa ia
memperoleh perhatian. Dengan memperoleh perasaan ini dapat
36
menumbuhkan perasaan bahwa ia adalah penting, paling tidak cukup
penting sehingga layak diperhatikan. Dengan demikian ia pun akan dapat
menghargai orang lain dan menganggap orang lainpun penting selain
dirinya sendiri.
m Kebutuhan akan harga diri. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini ia pun
akan dapat belajar menghargai orang lain, menghormati orang lain secara
layak sebagai sesama.
Kebutuhan tersebut di atas berkaitan satu sama lainnya dan sating
menunjang. Cara bagaimana terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut
memang tidak sama pada semua orang dan tidak selalu sesuai dengan
harapan atau sebagaimana diinginkannya. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan tersebut baik secara wajar ataupun kurang wajar, baik
dalam perbandingan yang seimbang maupun yang kurang seimbang; hal ini
akan saling berkaitan dan menunjang serta mewamai perilaku seseorang
dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok sebayanya
sehingga tak jarang orangtua dinomor duakan sedangkan kelompoknya
dinomor satukan. Apa-apa yang diperbuatnya ingin sama dengan anggota
kelompok lainnya, kalau tidak sama ia akan merasa turun harga dirinya dan
menjadi rendah diri (Zulkifli, 1995). Remaja memiliki kebutuhan afiliasi yang
37
sangat kuat. Dengan peer affiliation, seseorang mengukuhkan konsep
konsep dirinya, mengintegrasikan individu ke kelompoknya dan memudahkan
proses ia mengembangkan diri dari orangtuanya. Dalam kelompok teman
sebaya, remaja dapat memenuhi kebutuhannya, misalnya kebutuhan untuk
dimengerti, kebutuhan diperhatikan, kebutuhan mencari pengalaman baru,
kebutuhan berprestasi, kebutuhan diterima statusnya, kebutuhan harga diri,
rasa aman yang belum tentu dapat diperoleh di rumah rnaupun sekolah.
Pada 111asa ini juga berkembang sikap "conformity", yaitu kecenderungo.n
untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran
(hobby) atau keinginan orang lain (teman sebaya). Perkembangan sikap
konformitas pada remaja dapat memberikan dampak yang positif maupun
yang negatif bagi dirinya.
2.4. Kerangka berpikir
Masa remaja adalah tahapan yang penting dalam rentang kehidupan
manusia karena pada masa ini dikenal antara lain sebagai masa dimana
individu melakukan pencarian identitas diri. Remaja yang sedang dalam
proses pencarian identitas diri, penilaian orang lain menjadi sangat penting
bagi dirinya karena hal ini berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan remaja
akan harga diri (self-esteem). Pelajar di tingkat SMA yang mempunyai
38
rentang usia 16-18 tahun yang juga berada pada tahapan remaja yang
sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sangat membutuhkan
harga diri. Harga diri remaja berkembang dan terbentuk dari interaksinya
dengan orang lain, melalui p~nghargaan, penerimaan, dan respons sikap
yang baik dari orang lain secara terus menerus.
Maslow (dalam Goble, 1998) mengatakan bahwa kebutuhan akan harga diri
pada remaja merupakan kebutuhan yang sangat penting. Dalam kebutuhan
harga diri terkandu:ig harga diri dan peng:1argaan dari orang lain. Harga diri
meliputi kebutuhan akan prestasi, keunggulan dan kompetensi, kepercayaan
diri, kemandirian dan kebebasan. Sedangkan penghargaan dari orang lain
meliputi prestise, kedudukan, kemasyuran dan nama baik, kekuasaan,
pengakuan, perhatian, penerimaan, martabat dan penghargaan.
Coopersmith (dalam Muryantinah M. Handayani, 2000) mengatakan bahwa
yang memiliki peran besar dalam pembentukan harga diri seseorang adalah
orang-orang yang berada di sekitar anak tersebut, seperti orangtua, teman
sebaya dan lain-lain. Orangtua memiliki andil yang sangat besar dalam
pembentukan harga diri ini.
Terpuaskannya kebutuhan akan harga diri pada individu akan menghasilkan
sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, mampu dan perasaan berguna.
Akan tetapi sebaliknya, frustasi karena terhambatnya pemuasan kebutuhan
ini akan menimbulkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah, tak
mampu, dan rasa tak berguna, sehingga menyebabkan individu tersebut
mengalami kehampaan, keputusasaan, gui:ty feeling serta penilaian yang
rendah atas dirinya sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa seseorang dengan self-esteem
yang tinggi sudah pasti memiliki sikap dan perilaku yang baik. Namun
beberapa pene!itian mer.unjukkar. bahwa harga diri yans terlalu tinggi atau
tidak stabil lebih berkemungkinan untuk menimbulkan tindakan kekerasan
daripada self-esteem yang rendah. Sebagai contoh, angka pembunuhan di
AS yang tinggi lebih dikarenakan mereka memandang bahwa
mempertahankan kehormatan sangat penting artinya bagi mereka yang
memiliki norma kultural sama, dan tindakan balasan sebagai respons
terhadap pelanggaran kehormatan pribadi atau kelompok adalah tindakan
yang wajib dilakukan (Krahe, Barbara, 2005).
Kekerasan yang banyak terjadi di kalangan pelajar kemungkinan besar
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan self-esteem. Mengingat pada
masa remaja ini kebutuhan akan self esteem menjadi meningkat. lnomata
(1996, dalam Syamsul Bachri Thalib, 2002) mengatakcui bahwa sifat-sifat
kepribadian seperti harga diri mempengaruhi periiaku kekerasan siswa.
39
40
Ada berbagai macam kekerasan yang dilakukan oleh para pelajar, salah
satunya yakni bullying. Umumnya, orang lebih mengenal bullying dengan
istilah penggencetan, pengucilan, intimidasi dan lain-lain. Bullying adalah
suatu perilaku agresif yang dilakukan secara sadar oleh individu atau
kelompok yang memiliki kekuatan terhadap orang yang lemah, bertujuan
untuk menyakiti korban, serta menimbulkan ketakutan pada diri korban, dan
dilakukan secara berulang-ulang, dalam periode waktu tertentu.
Bullying di sekolah bukar.lah sesuatu hal yang oaru. Fenomena ini sangat
banyak terjadi terutama di sekolah, namun hal ini kurang mendapatkan
perhatian dari para guru dan orangtua murid. Bullying yang terjadi di sekolah
biasanya dilakukan oleh senior terhadap juniornya. Sang junior merupakan
sasaran empuk bagi para seniornya. Gejala "bullying" diawali dengan adanya
tradisi MOS (Masa orientasi siswa) dan sejenisnya, yang kemudian secara
informal diperpanjang sampai satu atau dua tahun, sehingga hal tersebut
menimbulkan perasaan tertekan bagi siswa. Gejala ini juga dianggap hal
yang biasa terjadi pada siswa SMA
Motif yang melatarbelakangi tindakan bullying yang dilakukan bullies ini pada
dasarnya kurang diperhitungkan. Berbagai macam alasan dikemukakan oleh
para bully agar tindakan yang mereka lakukan dapat diterima, mulai dari
sekedar iseng belaka, menjalin kebersamaan sampai dengan memupuk
41
kedisiplinan. Akan tetapi perilaku tersebut berlangsung selama periode yang
cukup lama dan membuat korban mengalami Iuka baik fisik maupun
psikologis. Namun hasil penelitian Dina Wiyasti (2005) tentang gambaran
penyebab terjadinya bullying oleh senior terhadap junior di SMU "Z"
menunjukkan bahwa motif perilaku bullying yang dilakukan oleh kakak kelas
terhadap adik kelasnya adalah lebih kepada motif ingin dihormati dan
dihargai. Motif lain dari bullying ini adalah mencari popularitas dengan cara
menekankan agresi pada anak-anak yang lemah, tidak populer dan tidak
mamr:u balas dendam (Sheras, Peter dan Sherill T!ppins, 2002).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri
mempunyai pengaruh terhadap perilaku kekerasan yang dilakukan oleh
siswa. Salah satu perilaku kekerasan yang dilakukan oleh siswa yaitu
perilaku bullying. Karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa harga diri
yang terlalu tinggi atau tidak stabil lebih berkemungkinan untuk menimbulkan
tindakan kekerasan daripada self-esteem yang rendah, maka dapat
diasumsikan semakin tinggi self-esteem maka kecenderungan berperilaku
bullying juga tinggi dan sebaliknya, semakin rendah self-esteem
kecenderungan berperilaku bullying juga rendah.
Tinggi
Tabel 2.1.
Bagan Kerangka Berpikir
Self Esteem :
> Feelings of belonging
> Feelings of competence
> Feelings of worth
Bullying:
•!• Bullying fisik
•!• Bullying Psikologis
•!• Gabungan Bullying
fisik dan psikologis
42
Rendah
43
2.5. Hip,.ptesis Pegelitian
Berdasarkan deskripsi teori di atas, penulis merumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H1 : ada hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan
kecenderungan berperilaku bullying pada remaja
Ho : tidak ada hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan
kecenderungan berperilaku bullying pada remaja
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
1.1. Jenis Pene!itian
1.1.1. Pem:lekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang datanya dikumpulkan dan disajikan dalam
bentuk angka-angka (Syamsir Salam & Jaenal Aripin, 2006).
1.1.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasi. Penelitian
korelasi adalah penelitian yang melihat hubungan antara variabel. Dua atau
lebih variabel diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi di antara mereka
tanpa coba untuk merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel
variabel tersebut (Ronny Kountur, 2005).
1.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih nilai atau
sifat yang satu sama lain terpisah (Sevilla, et al, 1993). Variabel terbagi dua
macam, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
{.'~~~~;,~---~-,;",;;- ") " •. ·''"I '!'"I' I , 'n! ,! \nl lfr.\ I - ... ______ - ·- ·' ' ,'
- --..._ . ---· -----------!
45
(dependent variable). Dalam penelitian ini yang menjadi kedua variabel
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas : Self esteem
2. Variabel terikat : Bullying
3.2.1. Definisi konseptual
a. Self esteem adalah penilaian, penghormatan dan keyakinan seseorang
terhadap kemampuan, kekuatan dan keberart1an dirinya berdasarkan
standar subyektif yarig diekspresikan dalam bentuk kata-kata (verhal)
maupun perilaku.
b. Bullying adalah suatu perilaku agresif yang dilakukan secara sadar oleh
individu atau kelompok yang memiliki kekuatan terhadap orang yang
lemah, bertujuan untuk menyakiti korban, serta menimbulkan ketakutan
pada diri korban, dan dilakukan secara berulang-ulang, dalam periode
waktu tertentu.
3.2.2. Definisi operasional variabel
Skar yang diperoleh dari subyek penelitian tentang perilaku bullying diukur
dengan indikator yang dikemukakan oleh Randall. Sedangkan skor yang
diperoleh dari responden tentang self-esteem diukur dengan indikator yang
dikemukakan oleh Felker. Rincian indikator yang digunakan dalam
pengukuran, sebagai berikut:
3.2.2.1. lndikator perilaku bullying
1. Bullying yang bersifat fisik, seperti: menjambak, memukul, menendang,
mengunci di kamar, mendorong, mencakar, meludahi dan berbagai
serangan fisik lainnya. Termasukjuga di antaranya merusak barang
orang.
2. Bullying yang bersifat nonfisik/psikologis, dapat bersifat verbal maupun
nonverbal
• Bullying yang bersifat verbal, misalnya: telepon ancaman, meminta
uang atau barang denga;i paksaan (memalak), intimidasi, memberi
julukan yang tidak pantas, mengolok-olok ras, pelecehan seksual
secara verbal, mempermalukan, menyebarkan isu tidak benar.
46
,. Bullying yang bersifat nonverbal terbagi lagi menjadi dua, yakni:
langsung dan tidak langsung. Yang langsung mencakup mimik muka
yang jahat dan gerak tubuh yang kasar. Yang tidak langsung
mencakup manipulasi dan meruntuhkan pertemanan, mengisolasi atau
tidak mengikutsertakan SBseorang, dan mengirimkan catatan yang
men~lek-jelekkan.
3. Gabungan bullying yang bersifat fisik dan nonfisik/psikologis.
3.2.2.2. lndikator Self-esteem
1. feelings of belonging
47
Komponen ini menyangkut perasaan bahwa seorang individu merupakan
bagian dari kelompok tertentu, diterima, dicintai, dan dihargai oleh
kelompoknya.
2. feelings of competence
Komponen ini menyangkut pe•asaan individu ketika dia berhasil mencapai
suatu hasil yang diharapkan. Perasaan ini merupakan persepsi mengenai
kemampuan yang dimiliki seseorang.
3. feelings of worth
Merupakan komponen harga diri yang menyangkut perasaan mengenai
apakah seseorang berharga atau tidak di mata orang lain.
3.3. Pengambilan Sampel
3.3.1. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitian ini diambil
dari populasi siswa kelas 3 SMKN 7 Grafika yang berjumlah 180 siswa dari
enam kelas. Pemilihan tempat penelitian di SMKN 7 Grafika Rawamangun ini
dengan pertimbangan karena di sekolah tersebut sebagian besar siswanya
berjenis kelamin laki-laki, dan perilaku bullying yang lebih terlihat adalah di
antara siswa laki-laki.
48
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu
yang memiliki karakteristik yang dianggap bisa mewakili populasi. Penarikan
jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti penghitungan
Krejcie dan Morgan mengenai jumlah sampel yang dapat dipakai dalam
sebuah penelitian terhadap populasi yang telah diketahui jumlahnya (Lihat
Lampiran). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 123 orang siswa kelas 3.
3.3.2. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik random sampling dengan metode simple random sampling. Dengan
metode ini setiap individu dalam populasi mempunyai hak yang sama untuk
dipilih sebagai sampel penelitian (Arikunto, 2002).
3.4. Pengumpulan Data
3.4.1. Metode dan instrumen penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan skala sikap
yang dibuat dalam bentuk pernyataan. Skala sikap adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan menyertakan atau mengirimkan
daftar pernyataan untuk diisi sendiri oleh responden, yaitu orang yang
memberikan tanggapan atau menjawab pernyataan-pernyataan yang
diajukan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dengan
49
menggunakan model Likert, yaitu dengan menetapkan 4 kategori jawaban
dengan alasan agar tidak menyulitkan subjek. Sebagaimana yang dikatakan
oleh Syaifuddin Azwar (2004) bahwa tidak ada manfaatnya untuk
memperbanyak pilihan karena akan mengaburkan perbedaan jawaban yang
diinginkan, di samping itu juga subyek tidak cukup peka untuk jenjang yang
lebih dari lima tingkat. Penilaian dari 4 kategori jawaban dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Pilihan
Tabel 3.1.
Bobot Nila:
Pernyataan .
Favorable Unfavorable
SS (Sangat Setuju) 4 1
S (Setuju) 3 2
TS (fidak Setuju) 2 3
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4
lnstrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua skala yaitu:
1. Skala Self-Esteem
Pembuatan item-item pernyataan skala Self.cesteem disusun berdasarkan
komponen harga dirilself.cesteem yang dikemukakan oleh Felker (dalam
50
Margarheta T. Kuera, 2005) yang kemudian dijadikan aspek dan indikator
dari self-esteem.
Tabel 3.2.
Blue print self-esteem
Aspek lndikator Favorabel Unfavorabel I
Jumlah
Feelings of Perasaan bahwa 1, 3, 5, 7, 9, 11, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14
I . I belonging individu merupakan 13 14
i
bagian dari kelompok
tertentu, diterima,
dicintai uan diharga1
oleh kelompoknya
Feelings of Perasaan mengena\ 16, 18, 20, 22, 15, 17, 19,21, 16
competence kemampuan yang 24,26,28, 30 23,25,27,29
dimiliki seseorang
Fee/i.~gs of Perasaan mengenai 32, 34, 36, 38, 31, 33, 35, 37, 16
worth apal<ah seseorang 40,42,44,46 39,41,43,45
berharga atau tidak di
mata orang lain
Jumlah 23 23 46
2. Skala perilaku bullying
Penyusunan item-item pernyataan skala perilaku bullying mengacu pada teori
yang dikemukakan oleh Randall (1997) yang aspek dan indikatornya diambil
dari jenis dan bentuk bullying yang meliputi:
51
Tabel 3.3.
Blue print perilaku bullying
Aspek lndikator Favorabel Unfavorabel Jumlah
Bullying yang Seperti: Menjambak, memukul, 1, 3, 5, 7, 2, 4, 6, 8, 10, 20
bersifat fisik menendang, mengunci di kamar, 9, 11, 13, 12, 14, 16,
I mendorong, mencakar, meludahi dan 15, 17, 19 18,20
berbagai serangan fisik lainnya. Termasuk
juga di antaranya merusak barang orang
Bullying yang • Verbal, mencakup: telepon ancaman, Verbal: Verbal: I
bersifat meminta uarg atau barang dengan 22, 24, 26, 21, 23, 25, 28 I nonfisik I 28, 30, 32, 27, 29, 31, I psikologis
paksaan (memalak), intimidasi, memberi 34, 36, 38, 33, 35, 37,
julukan yang tidak pantas, mengolok-olok 40, 42, 44, 41, 43, 45,
ras, pelecehan seksual secara verbal, 46,48 47,49
mempermalukan, menyebarkan isu tidak
benar.
• Nonverbal, terbagi menjadi dua yakni Nonverbal: Nonverbal: 18
langsung dan tidak langsung. Yang 50, 52, 54, 39, 51, 53,
langsung mencakup mimik muka yang 56, 58, 60, 55, 57, 59,
jahat dan gerak tubuh yang kasar. Yang 62,64,66 61,63,65
tidak langsung mencakup manipulasi dan
meruntuhkan pertemanan, mengisolasi
atau tidak mengikutsertakan seseorang, '
dan mengirimkan catatan yang menjelek-
jelekan
Gabungan Bersifat Fisik dan psikologis (verbal dan 67, 69, 71, 68, 70, 72, 20
bullying fisik nonverbal) 73, 75, 77, 74, 76, 78,
dan nonfisik 79, 81, 83, 80,82,84,86
85
Jumlah 43 43 86 -
52
3.4.2. Teknik uji instrumen penelitian
Uji instrument dilakukan di STM Borobudur Cilandak dengan responden
sebanyak 100 orang. Pemilihan tempat try out di sekolah tersebut
dikarenakan kondisi dan kriteria responden mirip dengan sampel yang akan
dipakai pada saat penelitian.
1. Uji validitas sk:ala
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah skala psikologi
mampu me11ghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukurannya
(Syaifuddin Azwar, 2004). Untuk menguji validitas dari setiap item pernyataan
dilakukan analisis item, yaitu mengkorelasikan setiap item dengan skor total.
Koefisien korelasinya diperhitungkan sebagai validitas.
Untuk menguji validitas skala, peneliti menggunakan rumus korelasi Product
Moment Pearson dalam Saifuddin Azwar (2003) yaitu dengan rumus:
Keterangan :
rxy = Angka lndeks korelasi 'r' product moment
n = Jumlah subjek
IXY = Jumlah hasil perkalian antara skor aitem dan skor total
I X = Jumlah skor aitem
I Y = Jumlah Skor total
Penghitungan uji validitas menggunakan perangkat lunak SPSS 12.0 for
Windows.
1. 1. Hasil pengujian validitas skala self-esteem
53
Data mengenai skala self-esteem diperoleh dengan melibatkan 100
responden, yang terdiri dari 81 orang siswa dan 19 orang siswi pada SMK
Borobudur Cilandak. Skala terdiri dari 46 item dan taraf signifikansinya 0,05
dan 0,01 dengan r tabel = 0, 195, setelah diuji validitasnya diperoleh hasil 37
item yang valid dan ~ item gugur. Semua iterr. yang valid pada skala self
esteem ini digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Data selengkapnya
dapat dilihat pada tabel di berikut ini :
Tabet 3.4.
Blue print hasil try out skala self-esteem
Aspek lndikator
Feelings of Perasaan bahwa
Belonging individu merupakan
bagian dari kelompok
tertentu, diterima,
dicintai dan dihargai
oleh kelomooknya
Feelings of Perasaan mengenai
Competence kemampuan yang
dimiliki seseorang
Feelings of Perasaan mengenai
Worth apakah seseorang
berharga atau tidak di
mata orang lain
Jumlah
Keterangan * : Taraf signifikansi 0.05
** : Taraf signifikansi 0.01
Favorabel Unfavorabel
1**, 3, 5**, 2**, 4, 6, 8**,
7**, 9**, 11**, 10**, 12, 14**
13**
16**, 18**, 15**, 17, 19**,
20**, 22**, 21, 23**, 25**,
24**, 26**, 27**, 29**
28**, 30**
32**, 34**, 31, 33, 35**,
36**, 38, 37**, 39**,
40**, 42**, 41**, 43**,
44**, 46** 45**
23 23
54
Jumlah
14 I I I
I
16
16
46
55
1.2. Hasil pengujian validitas skala kecenderungan berperilaku bullying
Data mengenai skala kecenderungan berperilaku bullying diperoleh dengan
melibatkan 100 responden yang terdiri dari 81 orang siswa dan 19 orang
siswi pada SMK Borobudur Cilandak. Skala terdiri dari 86 item dan taraf
signifikansinya 0,05 dan 0,01 dengan r tabel = 0, 195, setelah diuji
validitasnya diperoleh hasil bahwa ada 69 item yang valid dan ada 17 item
yang gugur. Namun, tidak sem•ta item yang valid tersebut digunakan sebagai
alat ukur penelitian, dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas kerja
peneliti dan juga waktu responden yang terbata::;. Item va:id yang digunakan
sebagai alat ukur penelitian dipilih berdasarkan nilai validitas yang lebih tinggi
sedangkan nilai validitas yang rendah diabaikan. Dengan demikian, item valid
yang digunakan dalam penelitian sebanyak 55 item. Adapun nomor-nomor
item valid yang digunakan sebagai alat ukur penelitian yaitu: 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18,20,22,23,25,30,31,32,33, 34, 37,40,41,
42,46,48,49,50,51,52,54, 56,57, 58,61,62,65,69, 71, 72, 73, 74, 75,
76, 77, 79,80,81,82,83,84.
Tabel 3.5.
Blue print try out skala kecenderungan berperilaku bullying
Aspek
Bullying yang
bersifat fisik
Bullying yang
biersifat
nonfisik/
psikologis
Gabungan
bullyingfisik
dan nonfisik
Keterangan
lndikator
Seperti: Menjambak, memukul,
menendang, mengunci di kamar,
mendorong, mencakar, meludahi dan
berbagai serangan fisik lainnya.
Tennasuk juga di antaranya merusak
barang orang
• Verbal, mencakup: telepon ancaman,
meminta u3ng atau bara::g dengan
paksaan (memalak), intimidasi,
memberi julukan yang tidak pantas,
mengolok-olok ras, pelecehan
seksual secara verbal,
mempermalukan, menyebarkan isu
tidak benar.
• Nonverbal, terbagi menjadi dua yakni
langsung dan tidak langsung. Yang
langsung mencakup mimik muka
yang jahat dan gerak tubuh yanu
kasar. Yang tidak langsung
mencakup manipulasi dan
meruntuhkan pertemanan,
mengisolasi atau tidak
mengikutsertakan seseorang, dan
mengirimkan catatan yang menjelek-
jelekan
Bersifat Fisik dan psikologis (verbal dan
nonverbal)
Jumlah
* : Taraf s1gnifikans1 0.05
**: Taraf signifikansi 0.01
Favorabel Unfavorabel
1**, 3**, 5**, 2, 4**, 6**, 8**,
7**, 9**, 11**, 10**, 12**, 14**,
13-, 15 .. , 16**, 18**, 20**
17**, 19*
Verbal: Verbal:
22**, 24**, 21*, 23**, 25**,
26**, 28**, 27, 29, 31··,
30**, 32**, 33 .. , 35, 37'*,
34**, 36**, 41-, 43, 45, 47,
38 .. ,40 .. , 49 ..
42**, 44**,
46**, 48**
Nonverbal: Nonverbal:
50**, 52**, 39, 51-, 53, 55,
54"'*, 56"*, 57 .. , 59, 61 .. ,
58 .. ,60 .. , 63, 65 ..
62 .. , 64 .. , 66
67 .. ,69 .. , 68, 10, n-, 71**, 73**, 74 .. , 76 .. , 78,
75 .. , 77 .. , so-, 82 .. , 84 .. ,
79 .. , s1-, 86
83**, 85**
43 43
56
Jumlah
20
l
46
20
86
57
2. Uji reliabilitas skala
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat
dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek
yang diukur dalam diri subjek tidak dirubah. Untuk menguji reliabilitas skala,
penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach (Syaifuddin Azwar, 2003):
a
s/dan s/
s/
= Koefisien Reliabilitas
= Varians skor belahan 1 dan 2
= Varians skor skala
Penghitungan uji reliabilitas skala dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS versi 12.0 for windows. Hasil yang diperoleh untuk skala self-
esteem dengan 37 item yang valid, maka diperoleh koefisien reliabilitasnya,
sebesar 0,869 dan koefisien reliabilitas skala kecenderungan berperilaku
bullying dengan 69 item valid diperoleh sebesar 0,939. Berdasarkan data
tersebut maka dapat dikatakan bahwa kedua instrumen yang digunakan
reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk dijadikan sebagai alat ukur.
58
3.5. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian deskriptif korelasional besar atau tingginya hubungan antar
variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Koefisien korelasi
adalah besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua
variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi (dalam
Triton, 2006).
Untuk menganalisis data yang diperoleh dan mengetahui ada tidaknya
imrelasi antara dua variabel, penulis menggunakan teknik statistik korelasi
Spearman's rho dengan penghitungan menggunakan perangkat lunak SPSS
12.00 for windows.
Dengan rumus (Syaifuddin Az:war, 2003):
Keterangan :
_ 62::D' rho - 1- ( , ) N N· -I
rho = Koefisien korelasi Spearman's yang dicari
D = Perbedaan skor antara kedua kelompok pasangan
N = Jumlah subjek penelitian
1&6 = Bilangan konstanta
Nilai r atau koefisien korelasi yang telah diperoleh pada hasil korelasi masih
perlu diuji signifikansinya. Pengujian signifikansi dilakukan dengan nilai t,
yaitu dengan mengkonsultasikan nilai t hitung dengan t tabel (Triton, 2006),
dengan rumus:
Keputusan:
t=r~ ..J1 - ,.2
Jika t hitung > t tabel a 0,05 df (n-2), maka nilai r hasil korelasi signifikan
59
Jika t hitung < t tabel a 0,05 df (n-2), maka nilai r hasil korelasi tidak signifikan
3.6. Prosedur Penelitian
Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, peneliti membuat langkah-langkah
prosedur penelitian yang diharapkan dapat menunjang kelancaran serta
keberhasilan penelitian ini, yang meliputi:
1. Tahap persiapan
• Merumuskan masalah
• Menentukan variabel yang akan diteliti
• Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan
teori yang tepat yang berkaitan dengan variabel penelitian
• Menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian
60
• Menentukan subjek penelitian
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini dimulai dengan menentukan subyek penelitian,
kemudian menguji cobakan (try out) instrumen penelitian berupa skala,
yang dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari alat '
ukur. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 21 - 22 November 2006 di SMK
Borobudur Cilandak. Baru setelah itu penyebaran instrumen penelitian
hasil uji coba/pelaksanaan penelitian yang dilaksanakari pada tanggal 13 -
14 Desember 2006 di SMK 7 Rawamangun. Respo:-1der. diminta un.!uk
mengisi alat ukur yang berupa skala, yaitu skala self-esteem dan skala
kecenderungan berperilaku bullying.
3. Tahap analisis data
Data yang telah terkumpul diberi skor, ditabulasi dan kemudian dianalisis
dan dibuat laporannya.
BAB4
PRESENT ASI DAN ANALISA DAT A
4.1. Gambaram Umum Subyek Peneiitian
Gambaran umum tentang subyek penelitian akan diuraikan secara rinci yang
. beru~a gambaran u111um frekuensi dan prosentase dari jenis kelamin, usia,
dan penyebaran skor. Pad a penelitian ini penulis menggunakan sampel
sebanyak 123 orang dari populasi 180 orang di SMKN Grafika 7
· Rawamangun.
4.1.1. Gambaran subyek berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1.
Gambaran subyek berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Prosentase (%)
Laki-laki 102 82,93 %
Perempuan 21 17,07 %
Jumlah 123 100 % I
I I
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi subyPk penelitian
berjenis keiamin iaki-laki dan perempuan. Subyek yang berje;;:s kelamin laki-
I I
62
laki berjumlah 102 orang atau 82,93 %, sedangkan subyek yang berjenis
kelamin perempuan berjumlah 21 orang atau 17,07 %.
4.1.2. Gambaran subyek berdasarkan usia
Tabel 4.2.
Gambaran subyek berdasarkan usia
U,;ia Frekuensi Prosentase (%)
16tahun 8 6,5%
17 tahun 76 61,79 %
18 tahun 37 30,08%
19 tahun 2 1,63 %
Jumlah 123 100 %
4.1.3. Gambaran subyek berdasarkan penyebaran skor
1. Gambaran self-esteem
Variabel x
Tabel 4.3.
Deskripsi statistik skor skala self-esteem
laki-laki dan perempuan
N Minimum Maximum Sum Mean
Self- L 102 85 127 10499 102.9314
Esteem p 21 62 123 2081 99.0952
Total 123
~----
SD
8.28485
13.66347
63
Diketahui dari tabel di atas bahwa subyek penelitian berjumlah 123 orang
yang terdiri dari 102 laki-laki dan 21 perempuan. Skor self-esteem terendah
untuk laki-laki 85 dan skor tertinggi 127 dengan nilai rata-rata 102.9314.
Sedangkan skor self-esteem terendah untuk perempuan 62 dan skor tertinggi
123 dengan nilai rata-rata 99.0952.
Untuk menentukan tingkat self-esteem maka digunakan kategori jenjang yaitu
tinggi, sedang dan rendah. Dalam menentukan jenjang tersebut diperoleh
dari ; ,ilai skala yaitu 1,2,3, dan 4 dengan jumlah item 37.
Tabel 4.4.
Statistik skor skala self-esteem
Skala Item N Skor Min SkorMax Mean SD
Self-esteem 37 123 37 148 102 9
Diketahui jumlah responden 123 orang, skor tingkat self-esteem terendah
adalah 37 X 1 = 37, dan skor tertinggi 37 X'A, = 148, dengan nilai mean 102
dan standar deviasi 9, kategorisasi jenjang dapat diinterpretasikan seperti
tabel di berikut ini:
64
Tabel 4.5.
lnterpretasi skor self-esteem
Posisi nilai X Kategorisasi
X > M + 1 (SD) = X > 102 + 1 (9) = > 111 Tinggi
M + 1 (SD)= 102 + 1 (9) = 111 Sedang
X < M - 1 (SD) = X < 102 - 1 (9) = < 93 Rendah
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jika x (sebaran skor pada
skala self-esteem) lebih besar dari 111 maka termasuk kategori tinggi, jika x
lebih besar dari 93 sampai 111 maka termasuk kategori sedang. Dan jika x
lebih kecil dari 93 maka termasuk kategori rendah.
Tabel 4.6.
Kategorisasi skor skala self-esteem
No Kategori Jumlah Prosentase
1 ' Tinggi 14 11,382 %
2 Sedang 91 73,984 %
3 Rend ah 18 14,634 %
Total 123 100 % _J
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 123 responden terdapat 14 responden
atau 11,382 % yang memiliki kategori tinggi, 91 responden atau 73,984 %
65
berkategori sedang, dan 18 atau 14,634 % responden yang memiliki kategori
rendah.
2. Gambaran kecenderungan berperilaku bullying
Tabel 4.7.
Deskripsi Statistik skor skala kecenderungan berperilaku
bullying laki-laki dan perempuan
Variabel y N Minimum Maximum Sum Mean SD
'- 102 58 152 10768 105.5636 18.77987 Bullying
p 21 70 135 2161 102.9048 18.11879
Total 123
Diketahui dari tabel di atas bahwa subyek penelitian berjumlah 123 orang
yang terdiri dari 102 laki-laki dan 21 perempuan. Skor terendah tingkat
kecenderungan berperilaku bullying untuk laki-laki 58 dan skor tertinggi 152
dengan nilai rata-rata 105,5686. Sedangkan untuk perempuan skor terendah
70 dan skor tertinggi t35 dengan nilai rata-rata 102,9048.
Untuk menentukan tingkat kecenderungan berperilaku bullying maka
digunakan kategori jenjang yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dalam
menentukan jenjang tersebut diperoleh dari nilai skala yaitu 1,2,3, dan 4
dengan jumlah item 55.
66
Tabel 4.8.
Statistik skor skala kecenderungan berperilaku bullying
Skala Item N Skor Min SkorMax Mean SD
Kecenderungan 55 123 55 220 105 18
berperilaku bullying
Diketahui jumlah responden 123 orang, skor tingkat kecenderungan
berperilaku bullying terend2h adalah 55 X 1 = 55, dan skor tortir.ggi 55 X 4 =
220, dengan nilai mean 105 dan standar deviasi 18, kategorisasi jenjang
dapat diinterpretasikan seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.9.
lnterpretasi skor kecenderungan berperilaku bullying
Posisi nilai X Kategorisasi
X > M + 1(SD)=X>105 + 1 (18) = > 123 Tinggi
M + 1 (SD)= 105 + 1 (18) = 123 Sedang
X < M-1 (SD)= X < 105-1 (18) = < 87 Rend ah
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jika x (sebaran skor pada
skala kecenderungan berperilaku bullying) lebih besar dari 123 maka
termasuk kategori tinggi, jika x lebih besar dari 87 sampai 123 maka
--
termasuk kategori sedang. Dan jika x lebih kecil dari 87 maka termasuk
kategori rendah.
Tabel 4.10.
Kategorisasi skor skala kecenderungan berperilaku bullying
No Kategori Jumlah Prosentase
1 Tinggi 17 13,82 %
2 Sedang 85 69,11 %
3 Rend ah 21 17,07 %
Total 123 100 %
67
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 123 responden terdapat 17 responden
atau 13,82 % yang memiliki kategori tinggi, 85 responden atau 69, 11 %
berkategori sedang, dan 21 atau 17,07 % responden yang memiliki kategori
rendah.
4.2. Hasil Utama Penelitian
4.2.1. Uji persyaratan
Uji persyaratan ini adalah syarat untuk melakukan analisis lebih lanjut dalam
mengolah data. Uji persyaratan yang digunakan di sini adalah uji normalitas
dan uji homogenitas dengan menggunakan SPSS 12.0 for Windows.
69
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan uji normalitas dengan
menggunakan program SPSS 12.0 untuk skala self-esteem diperoleh nilai
probabilitas Kolmogorov-Smirnov 0,098 > taraf signifikansi 0,05 sehingga
dapat disimpull<an bahwa data tersebut berdistribusi normal. Berikut ini
adalah gambar diagram scatterplot hasil SPSS 12.0 for Windows
Gambar4.1
Scatterplot skala self-esteem
Normal Q-Q Plot of skor self-esteem
3
(ii 2
E 0 1 z "O 0 .s <.> gt -1 x
w -2
-3
0
0
60 70 80 90 100 110 120 130
Observed Value
Dari gambar tersebut, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel self-esteem
saling berdekatan dan menempel di sekitar garis uji, dan terlihat hanya
beberapa data yang terletak jauh dari sebaran data, dengan demil<ian data
tersebut dikatakan normal.
Tabel 4.12
Hasil uji nonnalitas skala kecenderungan
berperilaku bullying
__ _l59lmo~_c:i_rov-~mirnqv(a) Statistic 1 df I Sia.
J---~~Gk I Statistic df
skor bullvina .045 I 123 I .200(*l I • This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
.996 I 123 I
70
Sia. .971
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan uji normalitas dengan
menggunakan program SPSS 12.0 untuk skala kecenderungan berperilaku
bullying diperoleh nilai probabilitas Kolmogorov-Smirnov 0,200 > taraf
signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambar diagram scatterplot hasil
SPSS 12.0 for Windows.
Gambar4.2
Scatterplot skala kecenderungan berperilaku bullying
3
(ii 2
E 0 1 z -0 0
~ 8- -1 >< w -2
-3
Normal 0-Q Plot of skor bullying
0
40 60 80 100 120 140 160
Observed Value
71
Dari gambar tersebut, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel
kecenderungan berperilaku bullying saling berdekatan dan hampir seluruhnya
menempel di sekitar garis uji, dengan demikian data tersebut dikatakan
normal.
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data
dalam suatu kelompok. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah:
HJ = Varians data adalah sama
H1 = Varians data adalah berbeda
Pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan probabilitas yaitu:
Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05, maka Ho= diterima
Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05, maka Ho = ditolak
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program_ SPSS
12.0 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut :
72
Tabel 4.13.
Hasil uji homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene !
Statistic df1 .
df2 Sig.
Self-esteem Based on Mean 4.834 1 121 .030 Based on Median 3.331 1 121 .070 Based on Median 3.331 1 78.635 .072 and with adjusted df Based on trimmed 4.254 1 121 .041 mean
Bullying Based on Mean .000 1 121 .999 Ba:;ed on Median .000 1 121 .992 Based on Median
.000 1 120.045 .992 and with adjusted df Based on trimmed
.000 1 121 .999 mean
Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai signifikansi pada self-esteem
0,030<0,05. Dengan demikian Ho= ditolak dan dapat ditarik kesimpulan
bahwa varians data self-esteem adalah berbeda. Sedangkan pada tingkat
kecenderungan berperilaku bullying 0,999 > 0,05. Dengan demikian Ho=
diterima dan dapat ditarik kesimpulan bahwa varians data kecenderungan
berperilaku bullying adalah sama.
4.2.2. Uji hipotesis
Hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan
rumus korelasi Spearman's rho, yaitu dengan cara mengkorelasikan jumlah
skor variabel self-esteem dengan variabel kecenderungan berperilaku
73
bullying. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.14.
Hasil uji hipotesis
N t. c onparame nc l t" orrea 10ns skor skor self-
bullying esteem Spearman's skor bullying Correlation 1.000 -.283(**) rho Coefficient
Sig. (2-.001
tailed) N 123 123
skor self- Correlation -.283(**) 1.000
esteem Coefficient Sig. (2-
.001 tailed) N 123 123
- Correlation 1s Significant at the 0.01 level (2-tatled).
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa hasil penelitian ini menunjukkan
koefisien korelasi antara skala self-esteem dengan kecenderungan
berperilaku bullying diperoleh sebesar -0,283. Harga yang negatif
menunjukkan hubungan yang negatif. Artinya, semakin tinggi self-esteem '
maka semakin rendah kecenderungan untuk berperilaku bullying, atau
sebaliknya semakin rendah self-esteem maka semakin tinggi kecenderungan
untuk berperilaku bullying.
74
Berdasarkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,283 dan dibandingkan dengan
nilai r tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 0, 176, hal ini menunjukkan
bahwa nilai r hitung lebih besar dari dari r tabel. Dengan demikian keputusan
statistiknya adalah Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat hubungan
yang lemah antara self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara
self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying.
4.2.3. Uji signifikansi
Berdasarkan hasil uji signifikansi diperoleh t-hitung = 2,0939 sedang nilai
t-tabel pada tingkat signifikansi 0,05 (df 121) = 1,980. Jadi 2,0939 > 1,980
dengan demikian Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa "terdapat hubungan
negatif yang signifikan antara self-esteem dengan kecenderungan berperilaku
bullying."
4.4. Hasil Tambahan Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan juga analisis jenis bullying yang paling banyak
dilakukan dengan menggunakan t-test untuk melihat perbedaan nilai rata-rata
dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
75
Tabet 4.15
Nilai rata-rata jenis bullying laki-laki dan perempuan
Std. Std. Error
Jenis kelamin N Mean Deviation Mean bullying fisik laki-laki 102 29.8824 6.12622 .60659
perempuan 21 29.0952 6.32380 1.37997 bullying verbal laki-laki 102 29.0882 5.60781 .55526
perempuan 21 28.0000 5.43139 1.18523 bullying non laki-laki 102 18.9020 3.69241 .36560 verbal perempuan 21 19.0952 4.17019 .91001 bulliyng fisik & laki-laki 102 27.6961 5.70008 .56439 psikologis perempuan 21 26.7143 4.47373 .97625
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata bentuk bullying fisik lebih
tinggi dibandingkan dengan bentuk bullying yang lain baik pada laki-laki
maupun perempuan yakni sebesar 29.8824 dan 29.0952. Nilai rata-rata
bentuk bullying tertinggi kedua yakni bullying psikologis yang berbentuk
verbal, hal ini berlaku baik pada laki-laki maupun perempuan yakni sebesar
29.0882 dan 28.{)000.
76
Tabel 4.16
Independent Samples Test
i
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equa!i of Means
I Sig. 95°,t. Confidence
I Mean Std. Error Interval of the F Sig. t df (2- Difference Difference Difference tailed) ' Lower Upper I
bullying fisik Equal -
3.709171 I variances .191 663 .533 121 .595 .7871 I 1.47596 -2.13494
assumed Equal variances not .522 28.266 .606 .7871 1.50740 -2.29934 I 3.87357 assumed
bullying verbal Equal I 121 I I
variances .261 .610 .814 .417 1.0882 1.33691 -1.55853 3.73500 as~umed
Equal ' variances not .831 29.461 .412 1.0882 1.30884 -1.58683 3.76330 I assumed
bullying non Equal verbal variances .129 .720 -.214 121 .831 -.1933 .90474 -1.98445 1.59789
assumed Equal I variances not -.197 26.839 .845 -.1933 .98071 -2.20608 1.81953 assumed
bulliyng fisik & Equal psikologis variances 1.585 .210 .743 121 .459 .9818 1.32186 -1.63517 3.59875
assumed Equal variances not .871 34.833 .390 .9818 1.12765 -1.30786 3.27144 assumed
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa t hitung dari semua jenis bullying lebih
kecil ( <) dari t tabel pada taraf signifikansi 95% (a= 5 %) dan df = 122
sebesar 1,98. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada jenis bullying yang paling banyak dilakukan
di antara laki-laki dan perempuan.
BABS
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis, maka dapat diambil
kesimpulan cahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self
esteem dengan kecenderungan berperilal<u bullying pada tar2f signifikansi
0,05 diperoleh r hitung = -0,283 lebih besar daripada r tabel = 0, 176. karena
hasil perhitungan menunjukkan hubungan negatif, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa semakin tinggi self-esteem maka semakin rendah
kecenderungan berperilaku bullying, atau sebaliknya semakin rendah self
esteem maka semakin tinggi kecenderungan berperilaku bullying.
5.2. Diskusi
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara self-esteem dengan
kecenderungan berperilaku bullying pada remaja. Adapun hasil yang
diperoleh adalah bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara
self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying. Hal ini berarti
bahwa semakin tinggi self-esteem maka semakin rendah kecenderungan
berperilaku bullying, sebaliknya semakin rendah self-esteem maka semakin
tinggi kecenderungan untuk berperilaku bullying.
78
Bullyiny merupakan bentuk khusus agresi yang telah dikenal sebagai
masalah sosial yang terutama ditemukan di kalangan anak-anak sekolah.
Hasil penelitian yang menunjukkan terdapat hubungan antara self-esteem
dengan kecenderungan berperilaku bullying sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh lnomata (1996 dalam Syamsul Bachri Thalib, 2002) bahwa
sifat-sifat kepribadi2;i seperti harga diri mempengaruhi perilaku kP-kerasan
siswa. Namun asumsi yang menyatakan bahwa arah hubungan antara self
esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying positif seperti apa yang
dikemukakan oleh Baumeister dan Boden (Krahe, Barbara, 2005) tidak
terbukti. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa arah hubungan self
esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying yang merupakan bentuk
dari perilaku agresi adalah bukan positif tetapi negatif. Hal ini mungkin
dikarenakan ada beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi perilaku
agresi. Secara umum Allan et al (1997, dalam Syamsul Bachri Thalib, 2002)
menjelaskan faktor keluarga, sekolah, sosial budaya, dan kepribadian
sebagai faktor utama yang mempengaruhi perilaku kekerasan siswa. Selain
itu, variabel demografis, seperti jenis kelamin, urutan kelahiran, usia,
pengalaman prasei\clah, jumlah saudara kandung, ti;;Qkat pendidikan
orangtua, status sosial ekonomi orangtua, dan lingkungan fisik seperti iklim,
cuaca, dan kepadatan penduduk berhubungan pula dengan perilaku
kekerasan (Conger, Rueter, & Elder, 1999 dalam Syamsul Bachri Thalib,
2002).
79
Sejumlah karakteristik keluarga seperti kekerasan domestik, praktik
pengasuhan, status sosial ekonomi keluarga, latar belakang pendidikan, dan
kepribadian antisosial orangtua memberikan kontribusi terhadap
perkembangan perilaku anak termasuk perilaku kekerasan. Murray (2000,
d~lam Syamsul Bachri Tl-ialib, 2002) mengatakan bahwa orangtua sebagai
pemegang posisi kunci dalam keluarga memainkan peran besar dalam
memunculkan perilaku agresi dan kekerasan. Kurangnya pengawasan
orangtua, inkonsistensi disiplin, hukuman fisik dan sikap menolak orangtua
yang ditandai dengan sikap kritis secara berlebihan, kebencian dan hukuman
fisik berpengaruh terhadap perilaku agresi dan kekerasan.
Tidak terbuktinya asumsi yang menyatakan bahwa self-esteem yang tinggilah
yang berkecenderungan berperilaku bullying seperti apa yang dikemukakan
oleh Baumeister dan Boden (Krahe, Barbara, 2005) boleh jadi karena
dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang berbeda. Anak-anak Amerika
lebih agresif dibandingkan dengan anak Indonesia, dan perbedaan ini terjadi
karena latar budaya Arr.z:ika yang lebih induvidualistik sedEingkan Indonesia
lebih kolektivistik (Syamsui Bachri Thalib, 2002). Dan perilaku kekerasan
80
dalam hat ini bullying yang terjadi di Indonesia lebih banyak dilakukan secara
kolektif. Sehingga hasil pengukuran self-esteem secara individu tidak akan
mencerminkan perilaku agresif yang dilakukan secara kolektif tersebut. Hal
tersebut senada dengan apa yang dikemukakan oleh Ratna Juwita, psik0log
sosial dari Fakultas Psikologi UI bahwa di Negara-negara barat, bully
biasanya hanya perorangan atau geng kecil, di Indonesia bully sering
dilakukan oleh satu angkatan terhadap angkatan yang lebih muda (Femina,
Mei 2006).
Remaja memiliki keinginan yang kuat untuk diterima di lingkungan kelompok
bermainnya sebagai bukti bahwa mereka cukup menarik bagi lingkungannya
(Dewey dalam Berta Esti A. Prasetya, 2002).
Rosenberg dan Kaplan (1982, dalam Berta Esti A. Prasetya, 2002)
menjelaskan bahwa perasaan tidak berharga yang dirasakan remaja yang
memiliki self-esteem rendah dikompensasikan dalam bentuk perilaku negatif.
Bullying merupakan salah satu perilaku negatif yang rupanya dianggap oleh
sekelompok remaja yang memiliki self-esteem rendah dapat memberikan
penerimaan lingkungan dan pengakuan akan keberadaan diri mereka,
sehingga mereka merasa berharga. Berawal dari perasaan tidak mampu dan
berharga, remaja dengan self-esteem rendah kemudian
mengkompensasikannya dalam bentuk perilaku negatif bullying ini untuk
mencari perhatian dan pengakuan dari teman-temannya.
81
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jenis bullying yang paling banyak
terjadi di sekolah baik dikalangan pelajar laki-laki maupun pelajar perempuan
adalah bullying fisik yang kemudian diikuti dengan bullying yang bersifat
psikologis dalam bentuk verbal. Randall ( 1997) mengatakan bahwa laki-laki
lebih sering menggunakan perilaKu bullying aktif seperti menyerang korban
daripada perilaku bullying pasif seperti memperlihatkan mimik muka yang
jahat. Hal tersebut kemungkinan besar dikarenakan hubungan pertemanan di
antara sesama laki-laki lebih keras, lebih kuat, dan lebih agresif daripada
hubungan pertemanan di antara sesama perempuan. Namun hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa perempuan juga lebih banyak melakukan jenis
bullying fisik. Hal ini kemungkinan terjadi disebabkan oleh pengaruh faktor
kondisi lingkungan sekolah yang sebagian besar dihuni oleh pelajar laki-laki
yang memiliki hubungan pertemanan yang lebih kuat dan keras, karena
perilaku agresi dan kekerasan dapat dipelajari melalui pengalaman langsung
dan pengamatan (Syamsul Bachri Thalib, 2002). Selain itu item pemyataan
yang kurang spesifik dan juga terlalu banyaknya item juga bisa menyebabkan
hal tersebut terjadi.
82
Bullying di sekolah bukanlah sesuatu hal yang baru. Fenomena ini sangat
banyak terjadi terutama di sekolah, Gejala "bullying" diawali dengan adanya
tradisi MOS (Masa orientasi siswa) dan sejenisnya, yang kemudian secara
informal diperpanjang sampai satu atau dua tahun. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di sekolah tersebut sangat tidak
menyetujui apabila acara MOS (masa orientasi siswa) dilakukan dengan
tanpa adanya kegiatan yang sifatnya "mengerjai" siswa baru lewat bentakan
dan omelan karena dianggap tidak akan seru. Kesimpulan ini diperoleh dari
jumlah iawaban item pernyata;;in yang berisi pemyataan mengenai hal
tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan jumlah jawaban item pernyataan
lainnya. Bullying yang terjadi di sekolah ini dilakukan oleh senior terhadap
juniornya. Gejala ini dianggap sebagai hal yang biasa terjadi pada siswa
tingkat SMA.
Remaja yang sedang dalam masa pencarian identitas diri mulai mempersepsi
dirinya, yaitu mengarahkan perhatian serta minatnya kepada dirinya sendiri
secara mendalam. Penilaian orang lain menjadi sangat penting bagi dirinya
karena hal ini berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan remaja akan harga
diri (self-esteem). Harga diri remaja berkembang dan terbentuk dari
interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta
perilaku orang lain terhadap ;.,rlividu yang bersangkutan. Lingkungan
keluarga juga merupakan fakto1 pertama dan utama dalam pembentukan
83
harga diri remaja. Orangtua yang memberikan kehangatan dan tanggung
jawab terhadap anaknya maka akan menghasilkan sifat yang baik terhadap
diri anak. Kehangatan, penerimaan yang positif menjadikan anak-anak
merasa mampu, dan beruntung menjadi manusia. Harga diri anak akan
berkembang dari bagaimana perlakuan orang tua terhadap anaknya.
Sehingga yang terpenting adalah perasaan diterima, perasaan kompeten dan
perasaan berharga dari si anak itu sendiri terhadap dirinya, dan bukan dari
orang tuanya.
Dalam kehidupan sosial, remaja sangat tertarik kepada kelompok sebayanya.
Apa-apa yang diperbuatnya ingin sama dengan anggota kelompok lainnya,
kalau tidak sama ia akan merasa turun harga dirinya dan menjadi rendah diri
(Zulkifli, 1995). Pengukuhan konsep-konsep diri remaja juga terjadi dalam
hubungan teman sebayanya. Hubungan dengan teman sebaya merupakan
sumber pengaruh sosial lain yang sangat relevan dengan agresi. Konsep diri
remaja yang belum kuat dan stabil akan memungkinkan seorang remaja
mudah terjerumus dalam bentuk-bentuk perilaku yang merugikan seperti
kenakalan remaja. Perkembangan harga diri pada seorang remaja akan
menentukan keberhasilan maupun kegagalannya di masa mendatang.
84
5.3. Saran
Sebagai penutup bab ini peneliti mengajukan beberapa saran terkait dengan
adanya kekurangan dalam penelitian ini:
,. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama ada
baiknya menggunakan sampel siswa-siswi tingkat SL TP (sekolah lanjutan
tingkat pertama) karena siswa-siswi di tingkat SL TP ini merupakan anak
baru menginjak masa remaja dan emosi mereka masih belum stabil.
,. Penulis berharap untuk penelitian seianjutnya, menggali masalah ini lebih
dc>lam dan sebaiknya subyek yar:g diarP.bil lebih ·,;ariatif lagi, atau bila
memungkinkan dapat dipergunakan kombinasi dua pendekatan, yaitu
kuantitatif dan kualitatif dengan jumlah subyek yang lebih besar, sehingga
bisa diperoleh sebuah gambaran menyeluruh mengenai self-esteem
remaja yang berkecenderungan melakukan bullying.
'" Hasil dalam penelitian ini hanya baru mengungkap mengenai hubungan
antara self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying saja,
belum mengungkap faktor-faktor pemicu, bullying lainnya. Ada variabel
variabel lain yang bisa diteliti yang diperkirakan berpengaruh terhadap
perilaku bullying, antara lain seperti faktor kelekatan orangtua dengan
anak (attachment), kondisi lingkungan tempat tinggal dan keadaan
ekonomi keluarga lain sebagainya.
85
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Get ke-6. Jakarta: Rineka
Cipta.
Azwar, Syaifuddin. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
-------------. (2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Baron, R. dan Donn Byrne. Social Psychology. Psikologi Sosial. Ratna Juwita
(terj). Jilid 1. (2003). Jakarta: Erlangga.
Brown, Jonathan. (1998). The Self. Boston, Massachusets: Mc Graw Hill
Companies, Inc.
Budi, Triton P. (2006). SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik.
Yogyakarta: C. V. ANDI OFFSET.
Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Get ke-8. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Daradjat, Zakiah. (1995). Remaja Harapan dan Tantangan. Get ke-2. Jakarta:
Ruhama.
Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka
Goble, Frank G. The Third Force, The Psychology of Abraham , Maslow. A.
Mazhab Ketiga; Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Supratiknya
(Teri). (1998). Yogyakarta: Kanisius.
86
Gunarsa, Singgih D. (1997). Dasardan Teori Perkembangan Anak. Jakarta:
PT BPK Gunung Mulia.
Hurlock, E. Developmental Psyct>ology A Life-Span Approach. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
lstiwidayanti, et.al (terj). (1980). Jakarta: Erlangge.
Keraf, Gorys. (1985). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia.
Koeswara, Engkos. (1991). Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresko.
Kountur, Ronny. (2005). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan
Tesis. Jakarta: PPM.
Krahe, Barbara. The Sosial Psychology of Aggresion. Perilaku Agresif. Helly
Prajitno S. dan Sri Mulyantini (terj). (2005). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kuncono. (2003). Panduan Praktikum Laboratorium Komputer Psikologi.
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia.
87
Olweus, Dan. (1993). Bullying at School. London UK: Blackwell Publishing.
Randall, P. (1997). Adult Bullying: Prepetators and Victims. Amerika:
Routledge.
Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. (2006). Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: UIN Press.
Santrock, John W. Life - Span Development. Perkembangan Masa Hidup.
Achmad Chusairi dan Juda Damanik (terj). (1895). Jakart3: Erlangga.
Sarwor.o, Sarlitc W. (2004). Psikologi P.emaja. Cet ke-8. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sevilla, Consuelo G., et.al. An Introduction to Research Methods. Pengantar
Metode Penelitian. Alimuddin Tewu (terj). (1993). Jakarta: UI Press
Sheras, P. & Sherill T. (2002). Your Child: Bully or Victim? Understanding
and Ending School Yard Tyranny. London: A Skylight Press Book
Stein, Steven J. dan Howard E. Book. The EQ Edge: Emotional Intelligence
and Your Success. Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan
Emosional Meraih Sukses. Trinanda Rainy J. dan Yudhi M. (terj).
(2004). Bandung: PT Mizan Pustaka.
Sullivan, Keith. (2000). The Anti-Bullying Handbook. New York: Oxford
University Press.
88
Zulkifli. (1995). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remadja Karya CV.
Jurnal:
Aryati P., Woro. dan Farida. (1990). Penelaahan tentang Perasaan dan
Penghayatan Terhadap Lingkungan dari 25 Anak Remaja Bermasalah.
Jumal Psikologi Indonesia, nr.3, 42.
Goebel, B.L. dan Brown, O.R. (1981). Age Differences in Motivation Related
to Maslows Need Hierarchy. Journal of Developmental Psychology, nr.
117, Juli 1981, 809-815.
Handaya~i. Murya~tinah M .. (2000). Efektivitas Pe'.atihan Pengenalan Diri
Terhadap Peningkatan Penerimaan Diri dan Harga Diri pada
Remaja. lnsan, nr. 1, 39-44.
Prasetya, Berta Esti A.. (2002). Hubungan Antara Nilai Sosial Obat dengan
Self Esteem dengan lntensi Penyalahgunaan Obat pada Remaja.
Jurnal Psikologi, nr. 1, Maret 2002, 1-11.
Thalib, Syamsul Bachri. (2002). Dinamika Sosial Psikologis Perilaku
Kekerasan Siswa. Jumal llmiah Psikologi. Nr. 2, 80-88.
Skripsi:
Amalia Z., Diana. (2005). Hubungan Peer Status dengan Peran dalam
Konteks Perilaku Bullying Psikologis di Kalangan Pelajar Remaja
Perempuan. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.
Imam, Murtadho. (2005). Self Esteem dan lmplikasinya terhadap Perilaku
Prososial Penyandang Tunanetra. Skripsi (tidak diterbitkan).
Jakarta: Fakultas Psikologi UIN.
89
Setiana, Desi. (2005). Hubungan Tipe Sekolah dengan Perilaku Bullying pada
Pelajar SMA. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.
Tjipsastra, Tetty Elitasari. (1996). Hubungan Antara Konsep Diri, Motivasi
Be~prestasi dengan Prestasi Belajar anak-anak Panti Asuhan dan
Perbedaan dari Anak-anak yang Diasuh dalam Keluarga. Tesis (tidak
diterb!tkan). Depok: F~!<ultas Psikologi Universitas lr,donesia.
Wiyasti, Dina. (2005). Gambaran Penyebab Terjadinya Bullying oleh Senior
terhadap Junior di SMA "Z". Skripsi (tidak diterbitkan). Depok:
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Internet:
Ayu Ambarwati dan Andra Nuryadi. (2005). Apa Untungnya Menggencet Adik
Ke/as? Diperoleh pada 26 Juni 2006, dari '
http:/fwww.kompas.com/kompas-cetak/0306/06/muda/351498. htm ).
Hentikan Bullying!. (2006). Diperoleh pada 20 Juli 2006, dari
http:/fwww.republika.eo.id/koran detail.asp?id=245850&kat id=13&kat
id=&kat id2=.
• 90
Kekerasan Siswa Ancaman Bangsa-Guru Harus Waspadai Bullying. (2006).
Diperoleh pada 18 Juli 2006, dari
http://www.sampoernafoundation.org/content/view/99/105/lang.id/.
Majas. (2006). Diperoleh pada 5 Maret 2007, dari http://en.bitacle.org/v/4z7c-
eipp0/majas.html?usrmode=1
Sarcasm. (2006). Diperoleh pada 5 Maret 2007, dari
http://www.google.eo.id/search?hl=id&defl=en&q=define:sarcasm&
sa=X&oi=glossarydefinition&ct=title.
Se/amatkan Putral/ Ande dari Bullying. (2006). Diperoleil padc:: 18 Juli 2006,
dari http://news.antara.eo.id/seenws/?id=33112.
Majalah & Surat Kabar:
Anonim. (2006). Bullying Ancam Pembangunan Manusia. Kompas, Mei 2006,
9.
Maria H. & Chris P. (2006). Teror di Lingkungan Sekolah. Kompas, 26 Maret
2006.
Tanjung, Yuniarti. (2006). Awas Preman Cilik Berkeliaran di Sekolah. Femina,
vol.34, nr.18, Mei 2006, 42.
Yorgi. (2006). Lempar Duren, Menuai Dendam. Hai, vol.30, nr. 27, Juli 2006,
43.
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama Luthfiah
Semester IX (akhir)
Program Strata 1 (S-1)
Akan mengadakan penelitian sehubung<m deng;:;n tugas oenyelesaian skripsi
yang berjudul "Hubungan Self-esteem dengan Kecenderungan
Berperilaku Bullying pada Remaja". Saya mohon kesediaan saudarc./i
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Atas kesediaan saudara/i saya ucapkan terima kasih. Data yang saya peroleh
dari saudara/i akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Jakarta, Desember2006
(Peneliti) (Responden)
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama (inisial)
2. Jenis Kelamin : Laki-laki I Perempuan
3. Usia : ....... tahun
4. Anak ke ......... dari ........ orang bersaudara
5. Tingkat pendidikan orangtua
• Ayah : o SD o SMP o SMA o Perguruan Tinggi
o Lainnya ...
• lbu : o SD o SMP o SMA D Perguruan Tinggi
o Lainnya ........ .
6. Tinggal Bersama:
o Orangtua
o Kakek dan Nenek
p Paman/Bibi
o Lainnya .......................................... (sebutkan)
SKALA TRY OUT
Skala Kecenderungan Berperilaku Bullying
NO PERNYATAAN SS s TS STS
1 Saya senang berkelahi dengan seseorang yang dapat saya i
I kalahkan dengan mudah.
2 Kehadiran siswa baru bagi saya merupakan ajang untuk
memperbanyak teman
3 Saya puas jika dapat merusakkan benda kesayangan milik orang
yang sangat saya benci
4 Memberi pelajaran kepada adik kelas dengan memukul atau i
menampar hanyalah menambah masalah bagi saya I 5 Saya senang jika orang yang saya rusak benda miliknya menjadi
takut kepada saya I 6 "Dikerjai" oleh kakak kelas adalah hal yang tidak mengenakkan,
karena bisa terkena pukulan ataupun tendangan oleh karena itu
saya tidak mau "mengerjai" adik kelas.
7 Saya tidak akan segan-segan untuk "memberi pelajaran" berupa
tamparan dan pukulan terhadap adik kelas yang membantah
perintah saya
8 Kekerasan fisik yang terjadi di sekolah adalah ha! yang tidak baik
karena akan berdampak buruk bagi korbannya.
9 Saya tidak akan segan-segan untuk merusak benda-benda milik
adik kelas atau teman yang tidak mau memberikan uangnya kepada
saya
10 Saya tidak senang melihat adik kelas yang "dikerjai" oleh kakak
kelasnya sendiri terutama jika sampai memakai kekerasan fisik
11 Jika sepulang sekolah saya melihat teman-teman sedang
"mengerjai" adik kelas, maka saya akan ikut bergabung dengan
mereka.
12 Saya lebih senang bersaing dengan adik kelas secara sportif dalam
bidang-bidang yang positif daripada adu kekuatan fisik
13 Jika ada siswa yang terkenal pelit, maka saya akan dengan sengaja
merusak benda yang dimilikinya atau menyembunyikannya.
94
14 Saya senang berbagi pengalaman kepada adik kelas
15 Saya yakin jika adik kelas diberi "pelajaran" berupa pukulan atau
kekerasan fisik lainnya, bisa menjadikannya lebih hormat dan sopan
kepada kakak kelas. I ' --- t-1 16 Saya lebih senang mengajak bertanding olahraga adik kelas.
daripada mengajaknya bermusuhan dengan mene~dang mereka_
17 Saya pikir memukul atau menampar adik kelas dengan tujuan untuk
mendisiplinkan dan mengajarkan mereka agar tidak berlaku I
-H "songong" adalah ha! yang wajar dilakukan
18 Jika saya melihat teman-teman "mengerjai" siswa baru dengan
memukul dan menyuruhnya melakukan ha! yang tidak sepantasnya, I I ' maka saya akan berusaha mengnentik&n ti11dakan tersebut ' I
19 Saya tahu bahwa tendangan dan serangan fisik lainn~a akan
mengakibatkan rasa sakit b3gi yang rPenerimanya, namun itu
adalah hal yang biasa terjadi di kalangan remaja laki-laki.
20 Jika saya membutuhkan pertolongan adik kelas. saya akan
memintanya dengan baik-baik
21 Saya akan menyadarkan teman saya yang sering mengejek dan
mengolok-olok adik kelas ataupun temannya sendiri.
22 Saya senang ikut bersorak-sorak saat melihat ada teman yang
berkelahi dengan adik kelas agar suasana bertambah panas dan
seru_
23 Meskipun saya sakit hati pada seseorang, tapi saya tidak mau
membalasnya dengan menyebarkan isu yang tidak benar tentang
dirinya
24 Saya senang ikut mengolok-0lok anak yang dijadikan bahan celaan
oleh teman-teman_
25 Jika saya melihat ada teman saya yang sedang memarahi adik
kelas hanya karena ha! yang sepele, maka saya akan berusaha
melerainya.
26 Jika saya mengetahui bahwa ada siswa baru yang sangat kaya,
maka di saat istirahat saya akan memintanya untuk mentraktir saya_
27 Saya tidak akan membela orang yang menyebarkan gosip atau
95
memfitnah orang lain meskipun ia adalah teman dekat saya sendiri.
28 Jika ada adik kelas yang menyukai seorang teman perempuanllaki-
laki yang menjadi incaran saya, maka saya akan mengancamnya
agar ia segera mundur. I
29 Jika ada adik kelas yang menyukai seorang teman perempuan/laki-I
laki yang juga saya sukai, maka saya akan bersaing sehat I dengannya. I
30 Saya akan memalak adik kelas terutama siswa baru jika saya tidak
mempunyai uang
31 Jika ada teman saya yang suka memalak adik kelas, saya akan 0
berusaha menasehatinya agar menghentikan tindakannya itu.
32 Jika ada siswa yang berani mengadukan saya karena pe!anggaran I yang telah saya lakukan, maka saya akan menyebarkan isu/gosip
buruk tentang dirinya agar tidak aria yang mau berteman
dengannya. I
33 Jika ada teman saya yang tetap memalak maka saya akan
mengadukannya ke pihak sekolah.
34 Ketika sedang marah, saya sering melampiaskan rasa marah saya
kepada adik kelas dalam bentuk bentakan dan cacian
35 Saya tidak peduli jika adik kelas ada yang tidak suka dengan saya
36 Bentakan dan cacian yang dilakukan senior terhadap juniomya
adalah hal yang biasa dan sudah menjadi tradisi
37 Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu
kita tidak boleh mengejek dan mengolok-olok orang yang
mempunyai kekurangan terutama dalam segi fisik. .,
38 Saya pikir mengolok-olok antar teman ataupun adik kelas adalah hal
yang biasa terjadi dan bukanlah masalah yang besar
39 Saya pikir menakuti adik kelas dengan mengirimkan surat kaleng
yang berisi ancaman adalah hal yang biasa dilakukan oleh seorang
pengecut
40 Pemalakan yang biasa terjadi di sekolah adalah hal yang wajar
41 Saya senang bermain dan berkunjung ke rumah adik kelas
42 Kegiatan MOS (masa orieniasi siswa) merupakan ajang bagi saya
96
untuk "mengerjai" siswa baru dengan menyuruhnya melakukan hal-
hal apa saja yang saya inginkan
43 Mengolok--olok teman dengan membawa nama ras/suku adalah hal
yang tidak baik karena akan menimbulkan permusuhan antar suku
44 Saya merasa senang melihat wajah adik kelas yang rnemerah
karena saya permalukan di depan umum
45 Saya senang mengajak adik kelas untuk berdiskusi mengenai hal-
hal yang sedang hangat dibicarakan orang banyak
46 Mengolok--olok siswa baru yang bertampang culun dan aneh adalah
hal yang sangat mengasyikkan. I
47 Mempermalukan seseorang di depan umum bukanlah suatu
I tindakan yan\) baik meskipun itu dilakukan untuk membalas sakit
hati kita.
48 Saya puas jika dapat mencaci dan membeb<>rkan kejelekan orang
yang saya benci di depan umum
49 Saya berusaha untuk tidak balas dendam dengan mengejek dan
memaki orang yang telah menyakiti hati saya
50 Jika saya mengetahui ada seorang siswa yang dijauhi karena
dianggap berpenampilan aneh, pendiam dan suka menyendiri, maka
saya akan ikut menjauhinya --
51 Saya tidak akan ikut menjauhi siswa yang dijauhi oleh teman-teman
hanya karena bertampang "culun" dan aneh.
52 Saya akan mengucilkan siswa yang kurang solider dan jarang mau
melibatkan diri dalam kegiatan yang saya dan teman-teman adakan
53 Saya tidak takut dijauhi teman-teman hanya karena saya menemani '
orang yang mereka anggap aneh dan menyebalkan
54 Bila ada seorang siswa yang tidak saya sukai secara tidak sengaja
menyenggol saya ketika berpapasan, saya akan memelototinya dan
menunjukkan mimik muka yang sinis.
55 Mengucilkan seseorang hanya karena orang tersebut kurang solider
bukanlah suatu solusi yang baik
56 Saya akan membantu teman saya menyebarluaskan kejelekan adik
I ;.caias yang telah membuatnya sakit hati
97
57 Saya merasa senang jika berhasil mempersatukan kembali
pertemanan yang hancur karena kesalahpahaman
58 Saya puas jika berhasil membuat orang yang saya tidak suka dijauhi
oleh teman-temannya I
59 Membalas sakit hati dengan menjelek-jelekkan orang lewat catatan I
hanyalah akan menunjukkan ketidakberdayaan diri kita I 60 Saya senang menakut-nakuti adik kelas dengan cara mengirimkan
surat kaleng yang berisi ancaman dan menjelek-jelekkan dirinya_
61 Jika ada adik kelas yang menyenggol saya sehingga saya terjatuh, I saya anggap itu sebagai suatu ketidaksengajaan dan saya akan I
' I I
memaafkannya I 62 Saya senang jika berhasil tidak mengikut:;ertakan orang yang soya
tidak suka ke dalam kepanitiaan suatu acara --
03 Tidak meng:!~utsertakan seseorang yang kita benci ke dalam suat~
kepanitiaan hanya akan menunjukkan betapa lemahnya diri kita I
I 64 Saya pikir mengucilkan orang yang tidak solider perlu dilakukan
agar orang tersebut menjadi sadar
65 Cara yang baik untuk membuat seseorang sadar akan
kesalahannya, bukanlah dengan cara mengisolasinya akan tetapi
dengan menasehatinya
66 Saya yakin bahwa dengan menjauhi dan tid:ik mengikutsertakan
orang yang sombong dalam suatu acara akan membuatnya berpikir
dan menginstrospeksi dirinya ------
67 Jika ada siswa baru yang berani berpenampilan dan memakai I
a!ribut mencolok, saya tidak aknn segan-segan mencopot atributnya
dan memarahinya.
68 Tidak pantas rasanya apabila ada senior yang "memberi pelajaran"
kepada junior hanya karena hal yang sepele
69 Jika ada adik kelas yang terlihat angkuh dan tidak menghorrnati
senior, maka saya akan mengerjainya sampai ia berubah. _I 70 Menurut saya, setiap siswa bebas untuk berpenampilan seperti apa
saja yang mereka inginkan
71 Saya akan memukul, menendang serta mengancam adik kelas yang
98
berani menempati tempat tongkrongan yang biasa saya dan kawan-
kawan tempati
72 Kegiatan "mengerjai" siswa baru seperti menyuruh melakukan hal-
hal yang aneh, menendang dan membentak sebaiknya dihapuskan
karena kegiatan seperti ini tidak mendidik.
73 Acara MOS tidak akan seru dan tidak akan berkesan apabila tanpa
disertai dengan bentakan. omelan dan kegiatan lain yang sifatnya
I I I "mengerjai" siswa baru. ! '
74 MOS di sekolah sebenamya baik jika kegiatan tersebut benar-benar ! !
atau mumi ditujukan sebagai sarana pengenalan sekolah dan I I ; I I '
I I lingkungannya I
I I 75 Sebaiknya pihak sekolah tidak ikut campur ketika para senior --- -~ I I
"mengerjai" siswa baru karena hal itu adalah sebuah tradisi turun I tcmurun
76 Pihak sekolah seharusnya ikut andil sepenuhnya dalam acara MOS
I agar tidak ada kekerasan baik fisik ataupun verbal yang terjadi
dalam pelaksanaannya I
77 Sebagai senior, saya merasa pantas untuk "memberi pelajaran" baik I
yang bersifat fisik maupun nonfisik kepada siswa baru agar mereka ' tidak "songong" terhadap senior.
78 Jika memang ada adik kelas yang berpenampilan "~yolof'. maka
saya akan membiarkannya karena itu bukan urusan saya.
79 Saya menikmati rengekan anak lain
80 Jika memang ada adik kelas yang bertingkah kurang sopan di
depan seniornya, maka tindakan yang zebaiknya dilakukan adalah
memberitahukan secara baik-baik
81 Saya suka "memberi pelajaran" pada anak-anak yang lemah --
82 Saya senang jika melihat senior dan junior dapat bersaing secara
sportif dalam kegiatan yang mendidik yang tentunya tidak berakhir
dengan perrnusuhan
83 Saya menjadi bagian kelompok yang senang berkeliaran ke sana-
kernari untuk mengganggu anak-anak yang lain
84 Saya senang jika dalam pelaksanaan MOS tidak terjadi kekerasan I __J
99
sehingga hubungan antara senior dan junior akan bertambah akrab.
85 Saya senang membuat anak-anak lain takut kepada saya
86 Saya pikir membentak ataupun menampar adik kelas dengan tujuan
agar mereka lebih hormat kepada kakak kelas bukanlah solusi yang
tepat. I
Skala Self-Esteem
NO PERNYATAAN SS s TS STS
1 Sa ya populer di antara teman-teman sepergau Ian
2 Orang lain lebih menyukai teman-teman saya dibandingkan
dengan saya
3 Saya merasa keluarga saya memahami perasaan saya
4 Saya mercisa keluarga saya mengharapkan terlalu banyak
dari diri saya
5 Orang-orang biasanya mengikuti gagasan saya
6 Saya merasa orang-orang jarang mau mengikuti gagasan/ide
yang saya berikan
7 Saya merasa teman-teman sepergaulan dan lingkungan
d8pat memahami saya
8 Saya merasa tak seorang pun yang dapat memahami diri
say a
9 Saya disukai teman-teman sepergaulan -------
10 Saya merasa bahwa orang-orang yang mendekati saya lebih
karena menginginkan sesuatu dari saya bukan karena benar-
benar ingin menjadi teman saya.
11 Orang-orang sangat menyukai kehadiran saya
12 Ada atau tidaknya saya di tengah-tengah perkumpulan teman-
teman adalah sama saja dan bukanlah suatu masalah
13 Orang-orang di sekeliling saya menerima saya apa adanya
14 Saya merasa tidak memiliki teman yang benar-benar mau ikut
merasakan suka duka saya
100
Saya merasa sangat sulit untuk berbicara di depan I I ' 15 '
I sekelompok orang
16 Secara keseluruhan, saya puas dengan kemampuan saya ---+-17 Saya membutuhkan waktu yang lama untuk membiasakan diri '
dalam hal-hal yang baru I ' --·
18 Saya yakin bahwa saya memiliki kemampuan dan kelebihan
I I yang orang lain tidak punya i ~-
I H 19 Saya mudah merasa putus asa
20 Saya tidak mudah terganggu dalam menghadapi hal~~--\ I sepele i I i l
21 Segalanya dalar.i kehidupan saya sangat sulit I '
+-~ I ---Jika ada sesuatu ya~g ingin saya katak&n, biasanya saya -I
! 22
' I
langsung menyatakannya I 23 Saya merasakan banyak ke~uranga,, pada diri ;,aya
24 Saya dapat mengambil keputusan tanpa banyak kesulitan I
25 Saya sering merasa kecewa dengan hasil belajar saya
26 Saya mampu melakukan sesuatu seperti apa yang dilakukan
orang lain
27 Saya seringkali tidak yakin akan berhasil terhadap sesuatu I
yang saya lakukan I I
28 Saya puas dengan tugas yang saya kerjakan sendiri
dibandingkan dengan tugas yang dikerjakan oleh teman_
29 Di dalam segala hal, saya cenderung merasa gaga!
30 Saya tidak takut akan kegagalan
31 Saya sering membayangkan diri saya sebagai orang lain
32 Saya merasa bahwa diri saya cukup berharga, setidak-
tidaknya sama dengan orang lain
33 Sekiranya mungkin, banyak hal dalam diri saya yang ingin
saya ubah
34 Banyak orang yang merasa senang bergaul dengan saya
35 Tidak menyenangkan menjadi orang seperti saya
36 Keluarga saya sangat menghargai segala keputusan yang
saya ambil I -- --
101
37 Saya sering merasa tidak berguna
38 Saya sering dilibatkan dalam acara yang dibuat oleh teman-
tern an
39 Saya rasa tak banyak yang dapat dibanggakan dari diri saya I
40 Teman-teman sering mengajak saya untuk mendiskusikan
s£gala hal dengan saya
41 Penampilan saya tak semenarik orang lain
42 Kehadiran saya sangat berarti bagi banyak orang
43 Saya berharap saya dapat lebih dihargai
44 Banyak orang menyukai saya karena kelebihan yang saya
miliki
45 Saya tidak dapat diandalkan
46 Saya senang memiliki teman-teman dan keluarga seperti saat
ini I I
ANGKET PENELITIAN
Skala Kecenderungan Berperilaku Bullying
NO PERNYATAAN SS s TS STS
1 Saya puas jika dapat merusakkan benda kesayangan milik orang yang
I sangat saya benci
2 Memberi pelajaran kepada adik kelas dengan memukul atau
menampar hanyalah menambah masalah bagi saya
3 Saya senang jika orang yang saya rusak benda miliknya menjadi tai<ut
kepada saya I 4 "Dikerjai" oleh kakak kelas adalah hal yang tidak mengenakkan,
I karena bisa terkena pukulan ataupun tendangan oleh karena itu saya
tidak mau "mengerjai" adik kelas.
5 Saya tidak akan segan-segan untuk "memberi pelajaran" berupa
tamparan dan pukulan terhadap adik kelas yang membantah perintah I
I say a
6 Kekerasan fisik yang terjadi di sekolah adalah ha! yang tidak baik
karena akan berdampak buruk bagi korbannya.
7 Saya tidak akan segan-segan untuk merusak benda-benda milik adik
kelas atau teman yang tidak mau memberikan uangnya kepada saya i
8 Saya tidak senang melihat adik kelas yang "dikerjai" oleh kakak
kelasnya sendiri tenutama jika sampai memakai kekerasan fisik
9 Jika sepulang sekolah saya melihat teman-teman sedang "mengerjai"
adik kelas, maka saya akan ikut bergabung dengan mereka.
10 Saya lebih senang bersaing dengan adik kelas secara sportif dalam
bidang-bidang yang positif daripada adu kekuatan fisik
11 Jika ada siswa yang terkenal pelit, maka saya akan dengan sengaja
merusak benda yang dimilikinya atau menyembunyikannya.
12 Saya lebih senang mengajak bertanding olahraga adik kelas, daripada
mengajaknya bermusuhan dengan menendang mereka.
13 Saya yakin jika adik kelas diberi "pelajaran" benupa pukulan atau
kekerasan fisik lainnya, bisa menjadikannya lebih hormat dan sopan
kepada kakak kelas.
14 Jika saya melihat teman-teman "mengerjai" siswa baru dengan
103
memukut dan menyuruhnya metakukan hat yang tidak sepantasnya, i I maka saya akan berusaha menghentikan tindakan tersebut. i
15 Saya pikir memukut atau menampar adik ketas dengan tujuan untuk I I '
mendisiplinkan dan mengajarkan mereka agar tidak bertaku "songong"
adatah hat yang wajar dilakukan I I
16 Jika saya membutuhkan pertotongan adik ketas, saya akan
memintanya dengan baik-baik
17 Saya senang ikut bersorak-sorak saat melihat ada teman yang
berketahi dengan adik ketas agar suasana bertambah panas dan seru. I 18 Meskipun saya sakit hati pada seseorang, tapi saya tidak mau I
membatasnya dengan menyebarkan isu yang tidak benar tentang
I !
dirinya I
19 Saya akan mematak adik ketas terutama siswa baru jika saya tidak
mempunyai uang
20 Jika saya metihat ada teman saya yang sedang memarahi adik ketas I hanya karena hat yang sepete, maka saya akan berusaha meterainya.
21 Jika ada siswa yang berani mengadukan saya karena petanggaran
yang tetah saya takukan, maka saya akan menyebarkan isu/gosip
buruk tentang dirinya agar tidak ada yang mau berteman dengannya.
22 Jika ada teman saya yang suka mematak adik ketas, saya akan
berusaha menasehatinya agar menghentikan tindakannya itu.
23 Ketika sedang marah, saya sering metampiaskan rasa marah saya
kepada adik ketas datam bentuk bentakan dan cacian
24 Jika ada teman saya yang tetap mematak maka saya akan
mengadukannya ke pihak sek'?tah.
25 Pematakan yang biasa terjadi di sekotah adatah hat yang wajar
26 Setiap orang mempunyai ketebihan dan kekurangan, oteh karena itu
kita tidak boteh mengejek dan mengotok-otok orang yang mempunyai I kekurangan terutama datam segi fisik.
27 Kegiatan MOS (masa orientasi siswa) merupakan ajang bagi saya
untuk "mengerjai" siswa baru dengan menyuruhnya metakukan hat-hat
apa saja yang saya inginkan I 28 Saya senang bermain dan berkunjung ke rumah adik kelas
104
29 Mengolok-olok siswa baru yang bertampang culun dan aneh adalah
hat yang sangat mengasyikkan.
30 Saya berusaha untuk tidak balas dendam dengan mengejek dan I
I memaki orang yang telah menyakiti hati saya I
31 Saya puas jika dapat mencaci dan membeberkan kejelekan orang ' I yang saya benci di depan umum
! -32 Saya tidak akan ikut menjauhi siswa yang dijauhi oleh teman-teman
hanya karena bertampang "culun", I 33 Jika saya mengetahui ada seorang siswa yang dijauhi karena i
dianggap berpenampilan aneh, pendiam dan suka menyendiri, maka I
I saya akan ikut menjauhinya ' I
~ ~4 Saya merasa senang jika oerhasii mempersatukan kembali I
I pertemanan yang hancur karena kesalahpaharrian I
35 Saya akan mengucil~an siswa y'lng kurang solider dan jar21g mau I
melibatkan diri dalam kegiatan yang saya dan teman-teman adakan
36 Jika ada adik kelas yang menyenggol saya sehingga saya terjatuh,
saya anggap itu sebagai suatu ketidaksengajaan dan saya akan
memaafkannya
37 Bila ada seorang siswa yang tidak saya sukai secara tidak sengaja
menyenggol saya ketika berpapasan, saya akan memelototinya dan
menunjukkan mimik muka yang sinis.
38 Cara yang baik untuk membuat seseorang sadar akan kesalahannya,
bukanlah dengan cara mengisolasinya akan tetapi dengan 0
menasehatinya --
39 Saya akan membantu teman saya menyebarluaskan kejelekan adik
kelas yang telah membuatnya sakit hati
40 Saya puas jika berhasil membuat orang yang saya tidak suka dijauhi
oleh teman-temannya
41 Saya senang jika berhasil tidak mengikutsertakan orang yang saya
tidak suka ke dalam kepanitiaan suatu acara
42 Saya akan memukul, menendang serta mengancam adik kelas yang
berani menempati tempat tongkrongan yang biasa saya dan kawan-I kawan tempati
105
43 Kegiatan "mengerjai" siswa baru seperti menyuruh melakukan hal-hal !
yang aneh, menendang dan membentak sebaiknya dihapuskan I
karena kegiatan seperti ini tidak mendidik. i J
44 Acara MOS tidak akan seru dan tidak akan berkesan apabila tanpa I
I I
disertai dengan benlakan, omelan dan kegiatan lain yang sifatnya I I ' I
"mengerjai" siswa baru. I 45 MOS di sekolah sebenarnya baik jika kegiatan tersebut benar-benar I I
atau murni ditujukan sebagai sarana pengenalan sekolah dan
I j_I I lingkungannya
46 Sebaiknya pihak sekolah tidak ikut campur ketika para senior I
i- I I !
"mengerjai" siswa baru karena hal itu adalah sebuah tradisi turun I
I I . I
I '
temurun I I I 47 Pihak sekolah seharusnya ikut andil sepenuhnya dalam acara MOS I
I agar tidak ada kokerasan baik fisik 3laupun verbal yang terjadi dalam
I I I
pelaksanaannya i I
48 Sebagai senior, saya merasa pantas untuk "memberi pelajaran" baik I
I !
yang bersifat fisik maupun nonfisik kepada siswa baru agar mereka I I
lidak "songong" terhadap senior. I Jika memang ada adik kelas yang bertingkah kurang sopan di depan
~
49
I seniornya, maka tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah I
memberitahukan secara baik-baik I 50 Saya menikmati rengekan anak lain
51 Saya senang jika melihat senior dan junior dapat bersaing secara
sportif dalam kegiatan yang mendidik yang tentunya lidak berakhir
dengan permusuhan '
52 Saya suka "memberi pelajaran" pada anak-anak yang lemah
53 Saya sangat senang jika dalam pelaksanaan MOS tidak terjadi
kekerasan sehingga hubungan antara senior dan junior akan
bertambah akrab. _L __ 54 Saya menjadi bagian kelompok yang senang berkeliaran ke sana-
kemari untuk mengganggu anak-anak yang lain
55 Jika ada adik kelas yang terlihat angkuh dan tidak menghormati
senior, maka saya akan mengerjainya sampai ia berubah.
106
Skala Self-Esteem
NO PERNYATAAN SS s TS STS
1 Saya populer di antara teman-teman sepergaulan
2 Orang lain lebih menyukai teman-teman saya dibandingkan
dengan saya
3 Orang-orang biasanya mengikuti gagasan saya ! 4 Saya merasa tak seorang pun yang dapat memahami diri saya v _J ' 5 Saya merasa teman-teman sepergaulan dan lingkungan dapat I
memahami saya
I
I I I I
6 Saya merasa bahwa orang-orang yang mendekati saya lebih
I
I
I I I I
I
karena menginginkan sesuatu dari saya bukan karena benar- I I
I I
I
I
benar ingin menjadi teman saya. I I I
I 1 7 . Saya disukai teman-teman sepergadan I I --~ 8 Saya merasa tidak memiliki teman yar.g benar-banar mau ikut
I ' merasakan suka duka saya
g Orang-orang sangat menyukai kehadiran saya I ! I
10 Orang-orang di sekeliling saya menerima saya apa adanya ! 11 Secara keseluruhan, saya puas dengan kemampuan saya I 12 Saya merasa sangat sulit untuk berbicara di depan sekelompok
1 orang i
13 Saya yakin bahwa saya memiliki kemampuan dan kelebihan yang I orang lain tidak punya I
14 Saya mudah merasa putus asa ~-~-j 15 Saya tidak mudah terganggu dalam menghadapi hal-hal yang
I sepele
16 Saya merasakan banyak kekurangan pada diri saya
17 Jika ada sesuatu yang ingin saya katakan, biasanya saya
langsung mengatakannya
18 Saya sering merasa kecewa dengan hasil belajar saya ' 19 Saya dapat mengambil keputusan tanpa banyak kesulitan
20 Saya seringkali tidak yakin akan berhasil terhadap sesuatu yang
saya lakukan -
21 Saya mampu melakukan sesuatu seperti apa yang dilakukan
Validitas dan Reliabilitas Skala Self Esteem
'.;orrelations Correlations
Correlations Correlations
VAR00001 total skor VAR00006 total skor VAR00001 Pearson Correlation 1 .432 .. VAR00006 Pearson Correlation 1 .222·
Sig. (2Mtailed) .000 Sig. {2Aailed) .027
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .432* 1 total skor Pearson Correlation .222· 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tai!ed) .027
N 100 100 N 100 100
*".Correlation is significant at the 0.01 \evel (2-tailed). *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00002 total skor VAR00007 total skor VAR00002 Pearson Correlation 1 .345 .. VAR00007 Pearson Correlation 1 .460··
Sig. (2"tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation _345• 1 total skor Pearson Correlation .460* 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
0
• Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tai!ed), **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00003 total skor VAROOOOB total skor VAR00003 Pearson Correlation 1 _240• VAR00008 Pearson Correlation 1 .453 ..
Sig. (2-tailed) .016 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .240* 1 total skor Pearson Correlation .453' 1 Sig. (2Aailed) .016 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
".Correlation ls significant at the 0.05 level (2-tailed). "*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-taile:i}.
Correlations Correlations Correlations Correlations
VAR00004 total skor VAR00009 total skor VAR00004 Pearson Correlation 1 .083 VAR00009 Pearson Correlation 1 .504"~
Sig. (2-tailed) .409 Sig. (2-tailed) .000 N ' 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .083 1 total skor Pearson Correlation .so4· 1 Sig. (2-tailed) .409 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
Correlations **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
VAROOOOS total skor Correlations
VAROOOOS Pearson Correlation 1 .370*" VAR00010 total skor Sig. (2-tailed) .000 VAR00010 Pearson Correlation 1 Aos· N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
total skor Pearson Correlation .370" 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .408· 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
"*.Correlation is significant at the 0.01 level (2Aailed). N 100 100
Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tai!ed).
109
Gorrelations Correlations
Correlations Correlations
VAR00011 total skor VAR00016 total sl<or VAR00011 Pearson Correlation 1 .515"* VAR00016 Pearson Correlation 1 .295 ..
Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tai!ed) .003
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .515* 1 total sl<or Pearson Correlation .295" 1
Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .003 N 100 100 N 100 100
u. Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tailed). ** · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00012 total skor VAR00017 total sl<or VAR00012 Pearson Correlation 1 .134 VAR00017 Pearson Correlation 1 .231·
Sig. (2-tailed) .185 Sig. (2-1ailed) .021 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .134 1 total sl<or Pearson Correlation .231· 1 Sig. (2-tailed) .185 N 100 100
Sig. (2-tailed) .021 I N 100 100
Correlations •. Correlation 1s significant at the 0.0~ level (2-tailed).
Correlations Correlations
VAR00013 total skor Correlations
VAR00013 Pearson Correlation 1 .539*' VAR00018 total sl<or Sig. (2-tailed) .000 VAR00018 Pearson Correlation 1 .374. N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
total skor Pearson Correlation .539*' 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .374. 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed), N 100 100
Correlations ••. Correlation is significant at the 0.01 !eve! (2-tailed).
Correlations Correlations
VAR00014 total skor Correlations
VAR00014 Pearson Correlation 1 .384* VAR00019 total sl<or Sig. (2-tailed) .000 VAR00019 Pearson Correlation ·---
1 285"' N 100 100 Sig. (2-tailed) .004
total skor Pearson Correlation .384. 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total sl<or Pearson Correlation .2ss· 1 N 100 100 Sig. (2Aai!ed) .004
0
- Corretat1on is significant at the 0.01 level (2-tailed}. N 100 100
Correlations **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
VAR00015 total skor Correlations
VAR00015 Pearson Correlation 1 .339.
Sig. (2-tailed) .001 VAR00020 total skor
VAR00020 Pearson Correlation 1 .279 .. N 100 100 Sig. (2-tailed) .005
total skor Pearson Correlation .339. 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .001 total skor Pearson Correlation .279*' 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .005
0
• Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100 .. · Corr:lation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-talled).
110
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00021 total skor VAR00026 total skor
VAR00021 Pearson Correlation 1 .176 VAR00026 Pearson Correlation 1 .438 ..
Sig. (2-tailed) .080 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .176 1 total skor Pearson Correlation .438. 1
Sig. (2-tailed) .080 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
Correlations **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed)
Correlations Correlations
VAR00022 total skor Correlations
VAR00022 Pearson Correlation 1 .381 • VAR00027 total skor Sig. {2-taifed) .000 VAR00027 Pearson Correlation 1 .362·· N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
total skor Pearson Correlation .381 • 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .362. 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100
Correlations "".Correlation is :::ignificant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
VAR00023 total skor Correlations
VAR00023 Pearson Correlation 1 _345·· VAR00028 total skor
Sig. (2-tailed) .000 VAR00028 Pearson Correlation 1 .433 •• N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
total skor Pearson Correlation .345*' 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .433. 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100
Correlations *".Correlation is significant at the 0.01 !eve! (2-tai!ed).
Correlations Correlations
VAR00024 total skor Correlations
VAR00024 Pearson Correlation 1 .41s·· VAR00029 total skor
Sig. (2-tailed) .000 VAR00029 Pearson Correlation 1 .Si i,;; N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
total skor Pearson Correlation .416· 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .511" 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
"*.Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tailed). N 100 100
Correlations **. Correlation is significant at the 0.01 level {2-tai!ed).
Correlations Correlations
VAR00025 total skor Correlations
VAR00025 Pearson Correlation 1 .344 ..
Sig. (2-tailed) .000 VAR00030 total skor
VAR00030 Pearson Correlation 1 _339•• N 100 100 Sig. (2-tailed) .001
total skor Pearson Correlation _344• 1 N 100 100 Sig. (2-!ailed) .000 total skor Pearson Correlation _339• 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .001
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
111
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00031 total skor VAR00036 total skor
VAR00031 Pearson Correlation 1 .242* VAR00036 Pearson Correlation 1 .371*'
Sig. (2-tailed) .015 Sig. (2-tai!ed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation ,242• 1 total skor Pearson Correlation .371* 1
Sig. (2-tailed) .015 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
•.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai!ed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00032 total skor VAR00037 total skor
VAR00032 Pearson Correlation 1 .298H VAR00037 Pearson Correlation 1 .624 ..
Sig. (2-tailed) .003 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .298. 1 total skor Pearson Correlation .624· 1
Sig. (2-teiled) .003 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level {2-tailed).
C::irrelations Correlations Correlations Correlations
VAR00033 total skor VAR00038 total skor VAR00033 Pearson Correlation 1 .177 VAR00038 Pearson Correlation 1 .095
Sig. (2-tailed) .077 Sig. (2-tailed) .348
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .177 1 total skor Pearson Correlation .095 1
Sig. (2-tailed) .077 Sig. (2-tailed) .348
N 100 100 N 100 100
Correlations Correlations Correlations Correlations
VAR00034 total skor VAR00039 total skor VAR00034 Pearson Correlation 1 .39o· VAR00039 Pearson Correlation 1 .562"'
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .39o· 1 total skor Pearson Correlatio-ti .562" 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
_. · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00035 total skor VAR00040 total skor VAR00035 Pearson Correlation 1 .338. VAR00040 Pearson Correlation 1 .388°
Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .338* 1 total skor Pearson Correlation .388* 1
I Sig. (2-tailed) .001
N 100 100
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
"".Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ..
· Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
112
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00041 total skor VAR00044 total skor VAR00041 Pearson Correlation 1 .484H VAR00044 Pearson Correlation 1 .461 ..
Sig. {2-taifed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .484* 1 total skor Pearson Correlation .461*' 1 Sig. (2-tailed) .ODO Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
'**.Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tai!ed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlatlons Correlations
VAR00042 total skor VAR00045 total skor VAR00042 Pearson Correlation 1 .421 .. VAR00045 Pearson Correlation 1 .558**
Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .421· 1 total skor Pearson Correlation .ssa· 1 Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .ODO N 100 100 N 100 100
0
. Correlaflo~ is significant at the 0.01 level (2-talled). ,.. · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correla dons Correlations
Correlations Correlations
VAR00043 total skor VAR00046 total skor VAR00043 Pearson Correlation 1 .237. VAR00046 Pearson Correlation 1 .457*'
Sig. {2-tailed) .018 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .237' 1 total skor Pearson Correlation .457* 1 Sig. (2-tailed) .018 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed}. **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Validitas Reliabilitas Skala Bullying
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00001 total skor VAR00006 total skor VAR00001 Pearson Correlation 1 .289*" VAR00006 Pearson Correlation 1 .548"
Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .289*" 1 total skor Pearson Correlation .548"'' 1 Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tai!ed) .000 N 100 100 N 100 100
"".Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 Jevel (2-taifed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00002 total skor VAR00007 total skor VAR00002 Pearson Correlation 1 .129 VAR00007 Pearson Correlation 1 .601"
Sig. (2-tailed} .202 Sig. {2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
Iota! skor Pearson Correlation .129 1 total skor Pearson Correlation .601' 1 Sig. (2-tailed) .202 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 1~0
Correlations "". Corretallon is significant at the 0.01 level (2-tafled}.
Correlations Correlations
VAR00003 total skor Correlations
VAR00003 Pearson Correlation 1 .292"' VAR00008 total skor Sig. (2-tai!ed) .003 VAROOOOB Pearson Correlation 1 .392" N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
total skor Pearson Correlation .2g2· 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .003 total skor Pearson Correlation _3g2 .. i-N 100 100 Sig. (2-tailed) .000
•• · Correlation is significant at the 0.01 lever (2-tai!ed). N 100 100 --Correlations
.. · Correiation ls significant at the 0.01 lever (2-tai!ed).
Correlations Correiations
VAR00004 total skor Correlations
VAR00004 Pearson Correlation 1 .366*•
Sig. (2-tailed) .000 VAROOoog total skor
VAROOOOg Pearson Correlation 1 ~-:·::;54~:,
N 100 100 Sig. (2-tai!ed) .000 total skor Pearson Correlation .366' 1
' Sig. (2-tailed) .000 N 100 100
total skor Pearson Correlation .354"' 1 N 100 100 Sig. (2-lailed) .000 ..
· Correlation 1s srgn1ficant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100 - ---·-· ;orrelations
. "' · Correlation ts significant at the 0.01 level (2-tailed}.
Correlations Correlations
VAR00005 total skor Correlations
VAR00005 Pearson Correlation 1 .475*'
Sig. (2-tailed) .000
·~•-o~-
VAR00010 total skor VAR00010 Pearson Correlation 1 ·-- :507'~
N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .475" 1 N 100 100
Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .507"'' 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 ..
· Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100 .. · Correlatron rs significant at the 0.01 level {2-tailed).
114
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00011 total skor VAR00016 total skor
VAR00011 Pearson Correlation 1 .551'*' VAR00016 Pearson Correlation 1 .432 ..
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 99 99
total skor Pearson Correlation .551* 1 total skor Pearson Correlation .432' 1
Sig. (2-lailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 99 too
**.Correlation is significant at the 0.01 levet (2-tailed). """.Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00012 total skor VAR00017 total skor VAR00012 Pearson Correlation 1 .44s·· VAR00017 Pearson Correlation 1 .433 ..
Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N too 100
total skor Pearson Correlation .445' 1 total skor Pearson Correlation .433. 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
**.Correlation is significant at the 0.01 level {2-taited). .
* - Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00013 total skor VAR00018 total skor VAR00013 Pearson Correlation 1 .432. VAR00018 Pearson Correlation 1 .453'
Sig. (2-lailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .432' 1 total skor Pearson Correlation .453. 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-taifed) .000
N 100 100 N 100 100
'** · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). *"'.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00014 total skor VAR00019 total skor VAR00014 Pearson Correlation 1 .287' VAR00019 Pearson Correlation 1 --·22F
Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .026
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .287' 1 total skor Pearson Correlation .222' 1
Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .026
N 100 100 N 100 100
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-taHed).
=:orrelations Correlations Correlations Correlations
VAR00015 total skor VAR00020 total skor VAR00015 Pearson Correlation 1 .531 .. VAR00020 Pearson Correlation 1 .468 ..
Sig. (2-taited) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .531* 1 total skor Pearson Correlation .468. 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
** · Correlation is significant at the 0.01 level (2-taHed). ..
· Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
115
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00021 total skor VAR00026 total skor
VAR00021 Pearson Correlation 1 .242' VAR00026 Pearson Correlation 1 .428*
Sig. (2-taifed) .015 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .242. 1 total skor Pearson Correlation .428* 1
Sig. (2-tailed) .015 Sig. (2-tailed) .ODO
N 100 100 N 100 100
•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai!ed). *"'.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00022 total skor VAR00027 total skor
VAR00022 Pearson Correlation 1 .465' VAR00027 Pearson Correlation 1 .238'
Sig. (2-tailed) .ODO Sig. (2-tai!ed) .017
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .465' 1 total skor Pearson Correlation .238' 1
Sig. (2-tailed) .DOD Sig. (2-tailed) .017
N 100 100 N 100 100
d. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). *.Correlation ls signific::int at the 0.05 level (2-tailed).
Correlation::s Corr:)lations
Correlations Correlations
VAR00023 total skor VAR00028 total skor VAR00023 Pearson Correlation 1 .408' VAR00028 Pearson Correlation 1 .335 ..
Sig. (2-tailed) .ODO Sig. (2-tai!ed) .001
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .408. 1 total skor Pearson Correlation .335"'" 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001
N 100 100 N 100 100
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-lailed).
Correlations Correlations Correlations Correlations
VAR00024 total skor VAR00029 total skor VAR00024 Pearson Correlation 1 .302· VAR00029 Pearson Correlation 1 . .2527 .
Sig. (2-tailed) .002 Sig. {2-tailed) .011 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .302* 1 total skor Pearson Correlation .252· 1 Sig. (2-tailed) .002 Sig. (2-tailed) .011 N 100 100 N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00025 total skor VAR00030 total skor VAR00025 Pearson Correlation 1 .390° VAR00030 Pearson Correlation 1 .470H
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .390. 1 total skor Pearson Correlation .470* 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) 000 N 100 100 N 100 100
*"'.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
116
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00031 total skor VAR00036 total skor VAR00031 Pearson Correlation 1 .425 .. VAR00036 Pearson Correlation 1 .365 ..
Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. {2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
~otal skor Pearson Correlation .425· 1 total skor Pearson Correlation .365" 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
"'*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.Correlation is significant at the 0.01 !eve! {2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00032 total skor VAR00037 total skor VAR00032 Pearson Correlation 1 .462 .. VAR00037 Pearson Correlation 1 .334*"
Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. {2-tai!ed) .001 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .462. 1 total skor Pearson Correlation .334. 1 Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .001
N 100 100 N 100 100
""*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). "*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00033 total skor VAR00038 total skor VAR00033 Pearson Correlation 1 .412· VAR00038 Pearson Correlation 1 .324 ..
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .412· 1 total skor Pearson Correlation .324" 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001 N 100 100 N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). '*'*. Correlation is significant at the 0.01 level {2-tai!ed).
Correlations Correlations Correlations Correlations
VAR00034 total skor VAR00039 total skor VAR00034 Pearson Correlation 1 .577 .. VAR00039 Pearson Correlation 1 -.090
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .375 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .577. 1 total skor Pearson Correlation -.090 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed} .375 N 100 100 N 100 100
0
• Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Correlations Correlations
Correlations VAR00040 total skor
VAR00035 total skor VAR00040 Pearson Correlation 1 .544u
VAR00035 Pearson Correlation 1 .005 Sig. {2-tailed) .ODO
Sig. {2-tai!ed) .960 N 100 100
N 100 100 total skor Pearson Correlation .544. 1
total skor Pearson Correlation .005 1 Sig. (2-tailed) .coo-Sig. (2-tailed) .960 N 100 100
N 100 100 "*.Correlation is significant at the 0.01 level {L-taii.: . .::!).
117
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00041 total skor VAR00046 total skor
VAR00041 Pearson Correlation 1 .443* VAR00046 Pearson Correlation 1 .588"
Sig. {2-tailed) .ODO Sig. (2-tailed) .ODO
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .443* 1 total skor Pearson Correlation .588. 1
Sig. (2-tailed) .ODO Sig. {2-tailed) .ODO
N 100 100 N 100 100
*'".Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00042 total skor VAR00047 total skor
VAR00042 Pearson Correlation 1 .546 .. VAR00047 Pearson Correlation 1 .162
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tai!ed) .107
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .546. 1 total skor Pearson Correlation .162 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .107
N 100 100 N 100 100 . * · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) . Correlations
Correlations Correlationz
Correlations VAR00048 total skor
VAR00043 total skor VAR00048 Pearson Correlation 1 .601 ..
VAR00043 Pearson Correlation 1 .196 Sig. (2-tai!ed) .000
Sig. (2-tailed) .050 N 100 100
N 100 100 total skor Pearson Correlation .601'*' 1
total skor Pearson Correlation .196 1 Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .050 N 100 100
N 100 100 0
• Correlation is significant at thie 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00044 total skor VAR00049 total skor VAR00044 Pearson Correlation 1 .461*- VAR00049 Pearson Correlation 1 .512 ..
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .ODO N 100 100 N 100 100 I
·-· total skor Pearson Correlation .461* 1 total skor Pearson Correlation .512· 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .OC-Q
N 100 100 N 100 100 .. · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed}. "*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations Correlations Correlations
VAR00045 total skor VAR00050 total skor VAR00045 Pearson Correlation 1 .120 VAR00050 Pearson Correlation 1 .31'1 ..
Sig. (2-tailed) .235 Sig. (2-tai!ed) .002 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .120 1 total skor Pearson Correlation .311' 1 ::;;;,;. {2-tailed) .235 Sig. (2-tailed) .002 N 100 100 N 100 100 ..
· Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
118
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00051 total skor VAR00056 total skor
VAR00051 Pearson Correlation 1 .313 .. VAR00056 Pearson Correlation 1 .648"'
Sig. (2-tai!ed) .002 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .313" 1 total skor Pearson Correlation .648" 1
Sig. (2-tailed) .002 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100 0
• Correlation is s'1gnlfrcant at the 0.01 level (2-tailed). h. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00052 total skor VAR00057 total skor
VAR00052 Pearson Correlation 1 .566 .. VAR00057 Pearson Correlation 1 .336"'
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-taHed) .001
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .566" 1 total skor Pearson Correlation .336* 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tai!ed) .001
N 100 100 N 100 i 100
**. Correlatmn is significant at the 0.01 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00053 total skor VAR00058 total skor VAR00053 Pearson Correlation 1 .205· VAR00058 Pearson Correlation 1 .423*'
Sig. (2-tailed) .041 Sig. (2-tai!ed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .205· 1 total skor Pearson Correlation .423" 1 Sig. (2-tai!ed) .041 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 I 100
•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ~·. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tal!ed).
Correlations Correlations Correlations Correlations
VAR00054 total skor VAR00059 total sk.or VAR00054 Pearson Correlation 1 .318 .. VAR00059 Pearson Correlatlon 1 .067
Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .507 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .318* 1 total skor Pearson Correlation .067 1 Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .507 N 100 100 N 100 100
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled). Correlations
Correlations Correlations
Correlations VAR00060 total skor
VAR00055 total skor VAR00060 Pearson Correlation 1 .409 ..
VAR00055 Pearson Correlation 1 .156 Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tai!ed) .121 N 100 100
N 100 100 total skor Pearson Correlation .409* 1
total skor Pearson Correlation .156 1 Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tai!ed) .121 N 100 100
N 100 100 ..
· Correlation is significant at the U.U i level (2-tailed).
119
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00061 total skor VAR00066 total skor
VAR00061 Pearson Correlation 1 .531* VAR00066 Pearson Correlation 1 .170
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .091
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .531*' 1 total skor Pearson Correlation .170 1
Sig. {2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .091
N 100 100 N 100 100
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations Correlations Correlations
Correlations VAR00067 total skor
VAR00062 total skor VAR00067 Pearson Correlation 1 .2a1·
VAR00062 Pearson Correlation 1 _390· Sig. (2-tailed) .005
Sig. {2-tai!ed) .000 N 100 100
N 100 100 total skor Pearson Correlation .w1· 1
total skor Pearson Correlation _390· 1 Sig. (2-tailed) .005
Sig. (2-tailed) .000 N 100 100
N 100 100 ·~.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations Correlations Correlations
Correlations VAR00068 total skor
VAR00063 total skor VAR00068 Pearson Correlation 1 .179
VAR00063 Pearson Correlation 1 .260* Sig. (2-tailed) .074
Sig. (2-tailed) .oog N 100 100
N 100 100 total skor Pearson Correlation .179 1
total skor Pearson Correlation .260* 1 Sig. (2-tailed) .074
Sig. (2-tailed) .009 N 100 100
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Correlations Correlations
VAR00069 total skor Correlations VAROOoSg Pearson Correlation 1 .379*
VAR00064 total skor VAR00064 Pearson Correlation 1 _303·
Sig. (2-tailed) .000 N 100 100
s,g. (2-tailed) .002 N 100 100
total skor Pearson Correlation _379• 1 Sig. (2-tailed) .000
total skor Pearson Correlation _303• 1 N 1-:;io 100
Sig. (2-tai!ed) .002 '*'*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
N 100 100
... Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). Correlations
Correlations Correlations
VAR00070 total skor Correlations VAR00070 Pearson Correlation 1 .105
VAR00065 total skor VAR00065 Pearson Correlation 1 .374 ..
Sig. (2-tailed) .297 N 100 100
Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .105 1
N 100 100 Sig. (2-tailed) _2g7
total skor 1-'t::arson Correlation _374• 1 N 100 100
Sig. (2-tailed) .000 N 100 100
••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
120
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00071 total skor VAR00076 total skor
VAR00071 Pearson Correlation 1 .556 .. VAR00076 Pearson Correlation 1 _394•
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .556. 1 total skor Pearson Correlation .394* 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 100 100 N 100 100
*". Corre!ation is significant at the 0.01 level {2-tailed). *".Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tailed).
Correlations Correlations Correlations Correlations
VAR00072 total skor VAR00077 I total skor VAR00072 Pearson Correlation 1 .514 ..
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
VAR00077 Pearson Correlation .
10~ I .435'
Sig. (2-tailed) .000 N 100
total skor Pearson Correlation .514* 1 total skor Pearson Correlation .435. 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). ••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations Correlations Correlations
VAR00073 total skor VAR00078 total skor VAR00073 Pearson Correlation 1 .397" VAR00078 Pearson Correlation 1 -.101
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tai!ed) .319 N 100 100 N 100 100
total skor Pearson Correlation .397*' 1 total skor Pearson Correlation -.101 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .319 N 100 100 N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Correlations Correlations
Correlations VAR00079 total skor
VAR00074 total skor VAR00079 Pearson Correlation 1 .445**
VAR00074 Pearson Correlation 1 .399 .. Sig. (2-tai!ed) .000
Sig. (2-tailed) .000 N 100 100
N 100 100 total skor Pearson Correlation .445. 1
total skor Pearson Correlation _399• 1 Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .000 N 100 100
N 100 100 .
• · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*"".Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tailed). Correlations
Correlations Correlations
Correlations VAROOOBO total skor
VAR00075 total skor VAROOOBO Pearson Correlation 1 .361 ..
VAR00075 Pearson Correlation 1 .436 .. Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .000 N 100 100
N 100 100 total skor Pearson Correlation .361. 1
total skor Pearson Correlation
I .436. 1
Sig. (2-tailed) .000 N 100 100
Sig. (2-tailed) .000
i N 100 100
... Correlation is significant at the 0.01 !ever (2-tailed). . *. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
121
Correlations Correlations Correlations
Correlations VAR00081 total skor
VAR00081 Pearson Correlation 1 . 365* Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
VAR00084 total skor VAR00084 Pearson Correlation 1 .483 •
Sig. (2-tailed) .ODO
total skor Pearson Correlation .365* 1 N 100 100
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
total skor Pearson Correlation .483. 1
Sig. (2-tailed) .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100
**.Correlation 1s significant at the 0.01 level {2 tailed).
Correlations Correlations Correlations
Correlations VAR00082 total skor
VAR00082 Pearson Correlation 1 .368 .. VAR00085 total skor
Sig. {2-tailed) .000 N 100 100
VAR00085 Pearson Correlation 1 .624 .. Sig. {2~tailed) .000
total skor Pearson Correlation .368. 1 N 100 100
Sig. (2-tai!ed) .000 N 100 100
total skor Pearson Correlation .624• 1 Sig. {2-tai!ed) .000
-**. Correlation 1s significant at the 0.01 level (2 ta!led). N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-ta!led).
Correlations Correlations
Correlations Correlations
VAR00083 total skor VAR00083 Pearson Correlation 1 .575 .. VAR00086 total skor
Sig. (2-tailed) .000 N 100 100
VAROOOB6 Pearson Correlation 1 .081 Sig. (2-taited) .422
total skor Pearson Correlation .575. 1 N 100 100
Sig. (2-tailed) .000 N 100 100
total skor Pearson Correlation .081 1 Sig. (2-tailed) .422
*"'-. Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled}. N 100 100
Reliabilitas Skala Self-Esteem
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary
N % Cases Valid 100 100.0
Excluded( a} 0 .0
Total 100 100.0 a L1stw1se deletion based on all vanables 1n the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's 1
! Aloha N of Items
.869 I 37
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item Item Deleted I if Item Deleted Correlation Deleted
VAR00001 103.0700 100.995 _399 .865
-VAR00002
103.0000 103.556 .315 .867
VAR00005 103.2900 102.309 .354 .866
VAR00007 102.8600 102.324 .449 .865
VAR00008 103.1700 101.658 .409 .865
VAR00009 102.7500 102.028 .520 .864
VAR00010 103.1400 101.798 .354 .866
VAR00011 102.8400 101.732 _540 .863
VAR00013 102.6700 101.132 .518 .863
VAR00014 103.1400 102.425 .283 .868
VAR00015 103.3000 104.354 .227 .869
VAR00016 102.8100 104.115 .302 .867
VAR00018 102.8900 102.240 .358 .866
VAR00019 102.9100 104.568 .280 .868
VAR00020 102.8700 104.013 .296 .867
VAR00022 102.8500 103.058 .392 .866
VAR00023 103.6000 103.697 .274 .868
VAR00024 103.1000 102.051 .369 .866
VAR00025 103.5100 104.495 .232 .869
VAR00026 103.040G 101 796 .396 .865
VAR00027 103.4000 103.475 .274 .868
VAR00028 102.6800 101.897 .410 .865
VAR00029 103.0600 101.411 .408 .865
VAR00030 102.8200 103.442 .342 .867
VAR00032 102.8500 103.785 .316 .867
VAR00034 102-7400 103.103 .382 .866
VAR00035 103.1100 103.574 .254 .869
VAR00036 102.9900 103.667 .261 .868
VAR00037 103.0200 98.545 .581 .861
VAR00039 103.3300 100.405 .487 .863
VAR00040 102.8200 102.513 .396 .866
VAR00041 103.2500 101.482 .359 .866
VAR00042 102.9600 101.655 .418 .865
VAR00043 103.7700 106.058 .079 .873
VAR00044 102.9900 101.525 .447 .864
VAR00045 102.9100 101.012 .508 .863
I VAR00046 102.5300 I 101.141 I .4531 8641
Scale Statistics
Mean Variance ! Std. Deviation N of Items
105.8900 : 107.897 10.38734 ' 37
Reliability Skala Kecenderungan Berperilaku Bullying
Warnings
The space saver method is used. Tr.at is, the covariance matrix is not calculated used in the analysis.
Case Processing Summary
N % Cases Valid 100 100.0
Excluded{ a) 0 .0 Total 100 100.0
a L1stwise deletion based on all variables m the pcocedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.939 69
Item· Total Statistics
i I Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item~ Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Tota! Correlation Deleted
VAR00001 141.1900 551.267 .302 .938
VAR00003 141.2100 551.703 .323 .938
VAR00004 140.7100 552.026 .235 .939
VAR00005 141.2200 545.870 .488 .938
VAR00051 141.5100 554.717 .290 .938
VAR00052 141.1200 543.339 .597 .937
VAR00054 141.1000 554.192 .287 .938
VAR00056 141.3600 539.768 .643 .937
VAR00057 141.6900 552.923 .289 .938
VAR00058 141.1800 549.503 .401 .938
VAR00060 141.4500 550.896 .379 .938
VAR00061 141.2900 543.824 .480 .938
VAR00062 141.0600 550.623 .367 .938
VAR00064 140.5500 552.189 .294 .938
VAR00065 141.5000 550.616 .346 .938
VAR00067 140.9800 552.828 .255 .939
VAR00069 14n.?QOO 548.455 .363 .93e
VAR00071 141.2300 543.128 .542 .937
VAR00072 141.2900 542.814 .454 .938
VAROOO'i3 140.5100 546.273 .409 .938
VAR00074 141.4600 551.362 .362 .938
VAR00075 140.7400 544.033 .443 .938
VAR00076 141.2400 548.709 .338 .938
VAR00077 140.7600 546.366 .436 .938
VAR00079 141.1700 548.829 .427 .938
VAR00080 141.4400 550.996 .328 .938 VAR00081 141.2900 549.885 .341 .938
VAR00082 141.6000 551.697 .302 .938
VAR00083 141.3700 544.195 .579 .937
VAR00084 141.5600 546.714 .452 .938
VAR00085 141.2900 542.693 .595 .937
Scale Statistics
Mean Variance I Std. Deviation I N of Items
143.2800 563.517 I 23.73851 I 69
NV 1 2 ' 4 5 l 8 ! " 11 12 114 15 17 20 21 ,4 ;:8 3< •1 •2 34 35 •6 •7 3c 39 40 4 3 44 4o 46 JML '
. ,, ..• .,. '" " , .. ,, •
1 2 3 2 2 ' 3 3 3 2 2 3 ' ' 3 ' 2 ' 3 3 4 ' ' l 2 4 2 3 3 3 4 ' 2 2 2 4 1 2 2 2 ' 3 3 ' 11t 4 3 3 3 2 ' 3 ' ' 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 4 3 4 3 2 3 : : ' 1
4 ' 3 12e
3 3 2 4 2 3 1 3 3 4 2 3 1 3 1 3 3 1 3 4 3 3 3 4 4 ' 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 2 4 2 4 2 4 2 4 ' 4 121 4 4 2 3 ' 3 1 4 1 ' 3 1 ' 3 2 3 2 2 ' 3 ' ' ' 4 1 ' 3 ' 2 ' ' 3 3 3 3 ' ' . ' ' ' ' ' ' 11'
• 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 '
2 3 3 3 3 2 3 3 ' 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 : : 2 3 2 2 1 ... 6 2 3 3 3 2 3 3 ' 3 2 3 3 3 3 2 ' 3 3 2 3 ' 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 ' 2 4 3 2 ' 3 4 4 131 7 2 3 ' ' 3 3 3 3 3 3 ' ' ' ' ' 2 3 ' ' ' 3 ' 2 ' 2 2 3 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 4 128
• ' 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 ' 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 ' 2 4 4 3 3 3 2 1 2 ' 1 3 3 1 11f 9 4 3 3 ' 3 4 ' ' 2 3 2 4 3 2 3 ' 3 2 3 3 4 3 3 ' ' 4 3 ' ' 4 3 ' 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 ' ·137
'" ' ' ' 2 ' 3 3 3 ' ' ' ' 3 ' 3 ' ' ' ' ' ' ' ' ' 3 ' ' 2 ' 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 ' 3 ' 3 ' 3 12<
'' 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 ' 3 2 2 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 : ' 1 2 2 2 11, .,, 3 3 4 • 4 2 ' 4 3 3 3 ' 3 ' 4 2 4 4 ' ' ' 4 ' 3 ' 4 ' 2 ' ' 4 3 l ,. 3 ' ' 3 3 3 4 3 3 2 ' ' 3 ' ' 3 ' ' ' ' ' 3 ' ' 3 3 3 3 3 3 3 4 ' 3 4 3 ' ' 3 ' ' ' ' ' 137 14 3 2 4 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 ' 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 117 15 2 3 ' 3 3 2 ' ' ' ' ' 3 2 ' ' 3 2 3 2 ' 2 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 ' 3 4 4 131
4 4 1 1 4 ' 4 4 4 1 4 4 l 4 3 4 3 4 4 ' 4 1 4 ' 4 4 4 1 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14t
" 3 3 4 4 ' ' ' 3 ' 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 '·'" 18 4 4 3 1 4 4 3 3 4 4 4 2 4 1 ' 4 1 4 4 4 ' ' ' ' 4 4 3 3 2 4 1 4 3 4 ' ' 4 ' 4 1 4 4 4 145
3 3 ' ' 3 4 4 ' 3 4 3 2 3 1 3 3 3 ' 2 ' 3 1 2 4 3 ' 2 4 2 3 4 3 2 ' 3 3 2 ' 1 2 4 4 ,, <U 4 ' 1 4 4 4 4 4 4 4 1 3 2 3 4 1 3 4 4 1 4 2 2 2 2 1 4 3 4 2 4 1 4 3 2 : 4 2 4 2 2 2 3 4 1 _,, ,., 4 3 2 . 2 4 1 3 4 3 4 ' ' 4 ' 3 3 ' 4 4 1 ' 4 2 4 4 2 3 ' ' 4 1 ' 4 ' 3 ' ' 4 3 '133 42 3 3 ' 3 2 ' ' 4 3 ' 3 ' 4 ' ' 4 ' 2 4 ' 4 ' ' ' 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 ' 3 ' ' : 14 ,. 4 3 ' ' 2 4 2 1 2 3 4 2 4 2 2 4 ' ' 3 3 3 ' 4 2 4 4 2 3 3 ' 4 1 3 4 ; 2 2 4 1 1., ;:4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 •. 1 4 4 1 4 ' 4 4 4 2 4 1 4 2 4 1 4 3 4 4 4 ' 4 2 4 4 4 3 4 1 4 ' 4 4 4 148 •• 3 ' : 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 ' 3 3 3 3 2 3 3 : 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 ' 3 4 : '·" 26 4 3 3 3 2 ' 4 4 4 ' 3 ' 4 4 3 3 3 ' 4 3 ' 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 ' 4 ' 2 4 14 47 3 2 ' . 2 ' 3 ' 3 ' ' ' ' ' ' ' 2 3 3 ' ' ' ' 2 2 ' 3 4 3 3 3 3 2 ' ' 2 ' : ' ' ' ' 2 ' ' ' " ,. 2 3 ; 2 2 2 ' ' 2 3 ' ' ' 3 ' 2 3 ' 1 3 ' ' 2 2 3 3 " •• 3 ' 3 ' 3 • 4 3 4 ' ' ' 3 ' ' ' ' ' ' 4 ' ' ' 4 ' ' 2 4 3 4 3 4 ' ' ' ' ' 4 3 ' ' ' ' ' ' ' 141 •u 3 2 4 ' : ' : 2 3 3 : ' 3 3 ' ' 2 3 3 3 3 3 ' 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 : : 2 4 1 2 3 3 125 31 2 2 3 3 2 ' 3 ' 3 3 ' ' ' ' ' ' ' 3 ' 3 ' ' ' 2 ' 3 3 ' 3 3 3 2 2 ' ' 3 ' ' . ' ' ' ' ' ' ' ,.1 ., 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 2 4 ' 3 ' 1 ,, 4 1 : 4 ' ' ' 3 ' ' 3 4 2 1 3 3 3 4 3 4 3 4 2 ' 3 4 138
·'·' 3 3 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 3 ' 3 4 3 ' 3 3 ' ' 3 3 2 3 2 ' 3 4 4 4 3 3 ' 4 ' 4 4 4 , ·143 34 3 3 ' 2 2 ' 2 2 ' 2 ' ' 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 111 35 3 3 3 2 3 2 3 2 ' 2 3 3 2 3 3 ' 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 ' 3 2 '
,,, OD 3 ' 4 2 ' 2 ' ' 4 4 4 1 4 3 ' 4 ' 4 3 3 3 4 ' 3 ' ' 4 4 3 3 3 3 1 ' 2 4 ' 3 . 3 3 4 1 4 ' 4 136 .. 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 1 4 2 ' 4 4 4 4 4 4 ' 3 3 3 2 4 ' 4 2 4 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 145
3 3 3 3 2 3 3 3 ' 3 3 2 3 ' ' ' ' ' ' 3 ' 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 ' ' 4 4 4 3 ' 3 ' ' "°' •• 2 3 ' 2 2 ' ' ' ' 2 ' ' 3 3 3 2 1 2 3 3 3 1 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 ' 11t 40 4 3 3 3 : 4 2 ' 2 4 ' 4 3 ' 4 3 3 3 4 3 ' 3 4 3 4 3 1 3 2 4 3 3 2 2 3 ' 2 4 14( 41 3 3 ' 3 3 3 2 ' 1 4 1 4 1 ' 4 1 3 3 ' 3 2 4 ' 2 3 3 4 2 3 2 4 1 4 2 3 2 3 . 3 2 ' 2 3 ' 4 1'4 •• 2 3 4 ' ' ' ' ' 4 3 ' ' 4 1 1 4 2 4 3 3 2 2 ' 3 3 3 3 4 ' 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 129 •• 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 ' 2 ' 3 2 3 2 ' 2 3 2 3 ' 3 2 2 2 3 2 2 ' ' 2 1H 44 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 3 ' 3 3 ' 3 3 ' 3 3 3 3 3 3 2 3 ' ' ' ' 2 3 ' ' 4 ·131 45 2 2 ' 3 3 3 3 3 ' 3 3 . 3 3 ' 3 ' ' 3 ' 3 3 3 ' 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 ' ' ' : 3 2 2 3 ' '
,, •• 2 3 ' : 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 ' 3 3 3 3 2 2 2 ' 2 3 3 ' 2 3 2 3 ' 3 3 2 3 2 2 ' 2 12( 47 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 ' 3 3 ' 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 ' 2 2 ' 2 ' 4 n2 48 2 2 ' 3 ' 3 3 3 3 3 3 ' 3 ' 3 3 2 ' 3 3 3 3 : ' 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 ' 3 2 2 3 3 3 128 49 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 ' ' 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 . ' 3 4 " 50 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 ' '· ' 3 3 3 ' ' 3 < 3 ' 3 2 3 2 3 . 3 ' 1 4 3 3 3 2 3 3 ''"' "' 2 3 3 3 2 ' 3 3 3 3 ' 2 31 3 ' 3 2 3 3 3 3 ' : 2 3 2 2 3 3 ' 3 ' 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 1251
o• 4 1 4 1 ' 2 ' 2 ' 2 3 2 3 2 2 3 3 3 ' 2 2 ' 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 3 2 ' 3 3 113 4 3 ' ' 3 2 ' ' 3 ' 2 3 4 4 3 ' 3 ' ' ' ' ' ' 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 2 3 ' 4 3 3 3 4 4 4 140
OS 3 4 ' ' 4 3 3 3 3 ' 3 4 ' 3 ' ' 1 3 4 3 3 ' 4 ' ' ' ' ' 4 4 3 3 2 ' 4 3 4 ' 4 ' 4 4 ' ' 4 4 149 57 2 3 3 3 3 3 ' 3 2 2 4 ' 2 ' ' 3 2 3 3 3 3 3 ' 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 ' ' ' ,oo 00 2 3 3 ' . ' ' 4 ' ' ' 2 4 4 3 ' ' 3 ; ' 3 3 ' 3 ' 3 ' ' 4 I 2 ' 2 ' 4 3 4 ' 4 3 4 4 ' ' 4 4 142 59 2 2 3 1 3 2 4 1 2 ' 2 4 1 1 3 1 3 2 2 2 4 2 4 2 2 1 3 1 2 2 4 1 3 2 2 1 4 1 3 1 ' ' • 4 1U2 OU ' 2 4 1 1 2 2 I 1 4 ' ' 3 4 ' 3 2 1 2 4 2 3 2 4 1 1 2 ' 2 1 2 2 1 2 2 1 98 00 4 ' ' . ' 4 3 ' ' ' 1 3 1 4 ' 2 3 ' 3 ' ' ' ' ' 2 ' 4 2 4 . ' ' 4 ' 2 4 4 4 4 130 O< :1 3 3 3 2 3 3 3 ' ' ' 2 3 ; ' ' 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 ' 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 ' 3 2 ' ' ' 13\ DO 3 ' ' 2 2 3 3 ' 3 2 2 4 3 ' ' ' ' 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 ' 2 ' 3 3 3 3 3 2 3 3 4 127 o4 3 3 ' ' . 2 3 3 ' ' 3 ' ' ' 3 ' 3 ' ' ' ' ' 3 2 " 2 3 ' ' ' 3 3 3 ' ' 3 3 3 ' ' 2 122 00 . 3 ' 3 1 2 3 2 3 ' ' 1 ' 4 ; ' ' 2 4 4 3 3 2 1 1 ' ' ' 3 3 3 1 ' 4 3 4 3 2 ' 3 ' ' ' 4 117 00 3 3 2 3 3 ' ' 0 3 3 3 : ' ' 3 : 2 ' ' ' ' 2 3 3 3 3 3 ' 3 2 3 3 3 ' 2 3 ' ' 3 ' ' ' ' 132 ., 3 3 2 2 2 ' 4 ' ' ' 4 I 4 1 ' ' ' 2 ' 2 3 ' 4 2 3 2 3 2 1 ' 2 3 3 1 3 4 ' 2 4 117
3 4 3 3 4 ' ' ' 4 ' 1 4 4 ' ' 4 ' 1 4 4 4 1 4 4 ' 4 1 ' 4 4 4 4 ' 4 4 1 4 4 . 1•2 6• 1 4 ' 2 1 4 3 1 3 4 ' 4 3 4 4 1 1 4 1 2 4 1 3 ' ' 1 4 4 1 3 2 4 4 4 4 2 3 4 ' 4 1 4 ' 4 ·129
'" 2 3 4 3 3 4 ' 0 3 3 4 3 2 • 2 4 : 3 2 2 2 2 4 2 4 2 2 1 4 1 3 4 4 3 4 2 4 ; 2 3 2 3 4 133 ,.. 3 ' ' 3 ' ' ' ' ' ' 2 ' ' ' 3 3 3 ' 3 2 2 2 2 3 2 ' 2 4 3 ' ' 2 ' 2 3 ' ' 3 ,,4 72 2 3 ' ' 2 3 ' ' ' ' ' ' ' 1 2 ' ' ' 3 ' ' ' ' 2 ' 2 ' 4 2 3 3 3 2 3 3 ' ' ' 1 4 ' 3 ' 4 ,. 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 ' 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 ' 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 ' 3 ' 3 ; ' ' ' .. 74 2 2 4 3 4 4 3 ' 4 ' ' 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 1 2 ' 3 3 14B
'" ' 3 ' ' 3 3 3 3 3 3 3 ' ' ' ' 3 ' ' 3 ' ; 3 ' 3 ' ' 3 3 3 3 ' ' ' 3 ' ' 2 ' ' 3 1 4 102 75 3 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 , 4 3 3 4 1 4 3 4 4 ' ' 4 ' 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 2 ' ' ' ' ' ' 3 ' 147 77 2 3 4 ' ' 3 3 4 3 4 ' ' 2 ' ' 1 ' ' 4 ' 3 4 4 ' ' ' 3 1 ' ' ' 2 1 3 ' 4 127 •o 3 3 ' ' 2 2 3 ; ' 1 ' ' ' 1 ' 4 2 ' ' ' 1 ; 1 2 ' ' 1 ' 1 3 . 2 1 2 1 ; 1 ' 1 ' ·1 1 •O 79 4 3 3 ' ' 3 3 4 ' 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 ' 3 : ' 4 2 3 2 2 3 4 2 2 4 4 2 3 3 4 ' ' ' 3 ' 1 1 ' 130
2 3 2 ' 2 ' ' ' ' 3 3 3 ' ' 2 2 3 ' 3 3 3 3 ' 3 3 3 ' 3 ' 2 2 2 : ' ' 120 81 2 4 4 1 ' 3 3 ; 2 4 4 ' 4 ' ' 4 3 4 ' 4 4 ' 2 2 ' 1 1 1 ' 1 2 1 ' ' 4 4 4 ' ' 3 ' 4 ' ' 1<7 KZ 4 2 3 . ' ' ' 4 ' ' ' 4 ' ' 3 4 ' ' 3 3 4 ' ' ' 4 4 141 03 ' 3 2 ' ' '
3 ; ' ' ' 2 ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ; 3 ' 3 ' ' 3 3 3 3 4 4 . ; ' ' ' ' ' ' ' 64 2 2 ' 2 2 3 ' 3 2 2 3 ' 2 4 1 3 3 3 2 ' ' 3 2 3 ' 3 ' 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 ; 4 116 oS 3 3 ' ' . ' • 3 ' ' ' ' ' ' ' 3 ' 3 3 ' ' 3 ' 3 3 ' 4 3 3 ' ' 4 ' 3 . ' ' ' ' 4 10 85 3 4 1 2 3 2 4 3 4 4 3 , 4 4 3 2 3 4 2 4 2 : 3 4 2 3 3 4 3 3 ' 3 3 3 2 2 ' ' ' 4 ' ' ' ' ' 4 14l 87 2 2 3 3 ' ' ' 4 2 4 ' ' ' ' ' ' ' . 2 ' 3 .. ' ' 3 ' 3 1 ' 3 ' 4 ' 2 1 ' 2 2 ' ,,7 00 3 3 ' ' ' 3 3 3 ' ' ' 3 ' 4 3 ' 3 • 2 4 3 : ' 4 ' 4 ' ' ' 3 3 3 3 4 3 2 : 3 4 ' 4 ' ' ' ' 4 143
"" 3 3 4 ' 1 3 ' 3 4 4 2 4 ' ' ' 2 ' 1 ' ' 1 3 2 3 ' ' ' 3 3 1 2 ' ' ' ' 3 ' 4 4 3 2 3 ,,4 OU 2 3 ' ' ' 2 3 2 ' 2 ' ' 3 ' ' ' ' 3 ' 3 3 ' 2 ' 2 3 ' ' ' 3 2 3 ' ' 3 2 ' 3 ' ' ' 3 ' ' ' ' .•. •. , 4 3 3 3 1 3 4 3 4 3 4 3 ' 3 . 4 ' ' ' 3 3 4 3 3 4 3 4 ' 3 4 2 3 4 ' 4 ' ' 4 4 145 .. ' 3 3 ' 2 ' ' ' ' ' 3 ' ' ' ' 4 2 4 ' ' 4 ' ; 3 4 3 3 ' 4 3 ' 3 2 ' 3 3 3 ; 2 ' ' 3 ' ' 132 00 2 2 ' ' 2 2 3 3 3 2 ' 3 3 3 : 2 3 3 3 3 3 2 3 ' 4 3 3 3 3 2 ' ' 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 4 126 94 2 2 2 2 ' . 3 ' 2 3 3 ' ' ' . . 2 3 2 3 3 3 3 3 3 . ' ' 2 2 2 2 3 ' 112 00 ' 4 ' ' 2 4 2 3 ' 3 1 3 ' ' ' ' 4 3 2 3 2 3 3 ; 3 ; 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 ' ' . 3 ' ' ' ·127 00 2 3 3 ' 2 2 3 3 3 3 7 4 3 2 2 2 3 ' 3 2 2 2 3 2 3 ' ' ' 3 3 2 ,_ 3 3 ' ' 2 3 2 3 2 3 3 3 1"5 97 4 1 ' 4 ' 2 3 3 2 3 3 ' ' 2 3 ' ' ' ' 3 2 3 3 3 3 ' 3 ' 3 ' 3 3 4 ' 3 ' ' 12E 90 4 3 ' ; 4 3 3 ' 4 3 3 3 3 ' ' ' 3 4 3 3 ' 4 3 3 3 ' ; 4 ' 3 3 3 2 4 ' 3 3 3 4 ' 4 3 ' 3 ' ' 144 99 4 3 2 3 4 4 3 2 ' 1 3 3 3 3 ·' 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 2 2 ' 130 1u0 4 ' 4 • 3 3 ' ' 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 ' 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 ' 4 3 3 3 4 14
No i:sut r t-'ernyataan ' ' .. ..... ' ' • I • ' I ' 1l 11 "
.. ,. •o 10 " '° " £U £> ££ •• £0 £0 £0 " £0 "" '°" ,, •• •• 34 on oa • 0 ... "" ., ,., '" ••• , ' J ' ' ' ' ' 2 ' 2 2 ' 2 2 2 2 2 ' 2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 , ' 2 ' 2 2 ' 1 1 1 2 2 ' ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' ) ' 2 2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 4 ' ' 4 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 J 1 J 1 2 2 ' 2 1 2 ' ' J 1 4 2 J 2 • 1 ' ' J ' 2 ' 2 1 2
' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 2 1 ' 2 1 2 2 J 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 ' 1 2 ' 2 ' ' 2 1 2 2 2 2 2 ' 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 , 2 ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' 1 ' 7 1 1 1 2 1 1 1 1 ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' .,
' ' 4 ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' 4 ' ' ' 1 ' ' 4 1 ' 2 . ' 4 ' 4 1 ' ' ' ' J . J ' 1 ' 2 J 1 ' 1 4 4 4 4 1 4 J 4 1 4 2 4 1 4 4 2 2 ' ' ' ' ' ' ' ' 2 2 2 ' ' J 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 ' 2 2 2 2 2 • 2 2 2 ' 2 2 2 2 2 2
' 1 ' 2 ' 2 2 1 1 J 2 2 ' 1 ' 2 2 :< 2 2 2 2 ' : ' ' ' . ' ' ' ' 1 ,. 1 2 3 3 ' ' ' 2 ' ' 3 2 ' 4 ' ' 4 • 4 1 ' ' ' ' ' • .. 3 2 • ' ' ' ' ' ' 1 ' ' ' • ' 1
' . • ' 1 ' ' 1 ' 1 ' 1 ' ' ' 4 ' ' ' . ' 1 . 1 ' ' ' ' 1 2 ' 1 1 ' 2 1 ' ' 1 3 3 ' ' ' 1 ' 1 ' 3 1 1 1 1 ' 1 4 1 • ' 4 • 1 4 ' 1 ' 4 4 4 1 4 3 4 ' 2 ' ' ' ' 1 ' 1 • ' ' 1 4 J 4 4 1 1 4
' ' J J ' J ' J J J J J 2 J J J 2 J J ' 2 2 J 3 2 ' ' 2 1 1 3 2 4 2 4 3 3 2 2 2 2 ' 2 2 3 J J J 2 J 2 ' J 2 2 3 ' ' J 2 ' J 2 2 2 2 ' 2 2 3 ' 2 ' 2 ' ' ' ' ' ' 2 3 2 2 3 ' 2 2 2 2 2 2 ' ' 1 1 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 3 2 1 2 2 ' 2 2 ' 2 ' ' ' • ' ' • ,
' 2 ' ' ' £U 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 ,_ 1 ' ~··
1 1 2 2 2 4 4 1
' ' ' ' ' ~ I ' • ' 2 ' ' 1 J 2 ' J '
4 4 4 ' • 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 1 • 1 4 4 4 1 • 1 4 1 4 4 1 1 4
' ' ' 2 J ' 2 J J ' J J ' 2 J J J 3 J J 2 J 2 3 2 J 2 2 3 3 3 3 2 ' ' 3 2 3 3 ' 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 1 2 J 3 4 3 3 1 2 • 2 3 2 2 2 1 1 4 4 2 ' ' • ' • ' ' ' 4
" 3 1 2 2 2 1 1 ' ' ' ' ' .,
' ' • £, ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '
' ' ' ' ' ' ' ' 1 2 ' 2 J 4 J
' J 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 J 2 2 ' 4 4 J 1 4 1 1 2 2
' J 2 2 2 2 2 2 2 3 J J 2 2 2 2 J ' 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 ' 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 ' 1 ' ' ' 1 1 1 ' ' ' ' ' ' •• 3 1 3 3 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 4 ' ' ' ' ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 1 ' ' ' J ' ' J ' ' ' ' ' ' ' ' ' • ' ' ' 1 2 1 1 ' 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 J 4 4 ' 1 4 1 1 2 1 2 J 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 ' 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 ' 2 2 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2
2 1 1 4 2 3 2 3 2 3 2 J 2 1 2 2 1 ' ' ' ' ' 4 ' 1 • ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' .. • 1 : 2 ' 2 ' 2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 4 1 3 ' • ' ' ' • ' ' ' ' ' ' ' '
' • ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 3 2 3 2 2 2 ' ' ' 3 2 2 2 2 2 2 2 J 3 J " 3 2 2 J ' 2 J 2 2 ' 2 ' 2 2
' 4 2 2 2 3 1 2 1 3 3 3 4 2 2 0 2 2 1 1 2 ' ' ' ' ' ' 4 • ; 1 2 ' ' ' 1 2 .. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' . ' ' ' ' ' ' ' . ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 ' ' ' 21 2 ' ' ' ' 2 ' 1 ' ' ' 1 ' 2 2 ' 3 1 ' 3 2 ' J 3 ' 1 ' ' 1 ' ' ' ' ' 2 J 21 1 ' ' " 1 ' 1 ! ~ 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 2 3 2 ' 3 ' 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 4 2 .3:~~-~ 2 1 2 'I! 2" 2 2 ' ' ; 2 2 2 2 2 ' ' ' ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' 2 ' ' ' ' ' ' 2 2 '
51 2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 ' ' ' ' ' 2 2 2 ' ' ' 2 ' 3 2 3 3 2 " " 2 ' 2 ' 3 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 ' ' ' ' 2 2 2 ' 2 : • 1 2 ' 2
VO ' ' 4 ' ' ' ' ' ' ' ' ., ' ' ' ' ' ' ' ' . 4 I 4 I 4 ' ' ' ' 1 I
~ ' 1 1 ' • 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 ' 1 1 4 1 1 ' ' 4 1 1 1 2 ' ' " ' ' ' ' ' ' ' ' ' . . ' ' ' ' 00 1 , 1 , . ' ' : 3 ' 3 3 2 2 ' ' ' ' ' 2 ' 2 ' 2 2 ' 3 ' 3 3 3 ' " ' 3 4 " 4 ' ' ' '
' ' ' ' ' ' ' ' ' I ' ' ' ' I 2 3 ' I ' 2 2 2 1 1 2 2 ' ' 1 ' ' 1 ' ' ' ' ' 1 ' ' ' 1 ' ' ' 1 4 ' 1 2
' ' ' ' 1 ' ' " 1 ' ' 4 " 1 1 1 1 . ' ' 2 3 1 ' 2 2 3 2 3 ' " 2 2 ' 2 3 ' ' ' 4 1 2 2 ' ' 4 1 2 1 ' ' 4 1 1 1
DU 1 2 ' 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I ' ' 1 ' I 1 1 2 L ' 2 1 1 2 1 ' 3 1 2 4 1 1 ' 01 3 1 4 4 ' 1 2 4 1 1 ' ' 1 2 ' I 1 4 1 4 1 3 3 1 1 • ' 1 1 4 ' 1
3 ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 2 2 ' 3 .2 2 3 2 ' ' 1 1 1 2
' ' ' ' ' . ' ' ' ' ' 1 2 2 2 2
' ' 3 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 4 ' 1 ' ' ' 4 1 1 2 1 ' ' 1 1 ' 2 ' ' ' 1 ' 2 ' ' 2 1 1 1 1
DD " ' ' ' ' " 3 2 2 ' ' ' 3 ' ' 2 " ' ' ' 1 ' " 1 2 3 1 ' ' 3 2 ' ' 1 ' ' 1 ., " 2 3 2 ' 1 2 3 1 I 1 1 2 2 2 ' 3 ' 4 2 ' 4 1 2 ' 1 2 1 2 3 ' ' L 3 1 1 ' 1 1 ' '
DO 3 1 I 3 2 3 . : 2 4 3 2 1 I 4 4 1 1 1 L 4 1 3 4 2 " " 3 1 1 ' • ' I 1 ' 1 ' ' 4 ' 1 . 1 3 1 ' 1 2 3 " 1 1 4
' ' ' ' 2 2 2 3 1 2 1 3 2 " 1 L L
' 1 I ' 2 ' ' ' 2 ' 2 1 " L 1 3 1 ' 4 2 2 2 " 3
' L 1 ' ' ' 2 2 2 3
' 1 ' 4 1 L 4 1 4 ' 1 L 1 1 " 2 " ' 1 1 1 : ' " ,. L L 1 2 L L 2 1 2 2 2 ' 1 2 ' 2 2 . ' ' ' ' 2 2 ' ' 1 2 1 ' ' ' ' 3 ' ,. 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 1 4 1 4 1 4 4 3 1 3 1 3 1 4 1 4 1 2 2 3 " 3 3 4 1 3 1 3
" I ' 2 1 2 2 ' I ' 2 2 2 1 ' 3 2 1 1 2 2 ' 3 1 1 2 ' ' ' 1 ' ' ' ' 2 2 I L ' 1 2 2 2 2 1 2 2 ' ' 3 1 ' 1 ' ' ' 2 4 ' 1 ' 3 1 1 2 ' ' ' 1
' 1 ' 4 2 2 1 1 3 L ' 3 1 ' ' 3 ' 2 2 2 2 3
D 1 2 ' 4 3 L " 1 " 2 ' ' ' " 2 3 2 ' 1 ' 3 . ' ' 2 ' 1 ' . ' ' 00 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 ' 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 1 ' 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 o• • '
. 1 1 I 2 ' 3 2 2 2 ' ' ' " 2 ' 2 2 ' 2 1 2 3 3 3 2 2 ' " ' ' ' " ' . ' ' ' ' . ' ' 2 ' ' ' 3 3 ' ' 3 2 3 ' • 4 4 ' ' 4 ' ' ' 4 ' ' ' 4 ' 3 2 2 2 " . 1 . 4 2 ' 1 1 ' ' I ' 4 ' 1 2 2 2 2
" " 4 ' 1 " " 3 3 1 4 4 ' 1 ' 3 " " " 4 1 . ' 4 " ' ' 3 . 2 00 4 2 3 3 ' " " 3 1 3 2 " 3 1 3 1 2 2 1 1 3 1 1 " 2 3 1 ' " 1 1 3 1 " 1 4 " " 4 " 4 '
IU 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 I 2 2 2 2 ' ' 2 2 1 2 2 2 2 2 ' 3 2 3 ' 2 2 ' ' ' ' ' • ' ' 4 ' • ' ' I ' I ' ' ' 3 ' ' ' ' 1 3 4 2 1 2 4 '
' 1 I 1 ' 1 1 1 ' ' . . . ' . ' ' . . ' . 3 ' ' . 1 2 1 1 1
' ' 1 ' ' 1 ' 2 L L ' 2 2 L ' . 3 ' L ' " 2 3 ' ' ' ' ' ' ' ' 00 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 4 3 ' ' 2 1
1 " 1 4 2 4 2 3 2 1 ' ' ' 3 4 4 3 3 ' 4 ' I
I 2 ' ' I < I ' 2 1 ' ' 2 1 2 ' ' 2 1 3 4 • ' ' I 2 2 3 2 3 ' 2 ' ' ' ' ' 4 I I ' ' ' ' ' ' ' ' I 1 ' ' ' ' 4 ' ' 4 ' 4 2 2 2 3 2 2 ' 3
' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' 4 " ' 4 ., ' I 2 1 ' ' ' 4 . ' ' 1 ' ' . . 2 2 1 3
' ' ' 4 ' 11 1 ' 1 2 1 4 . ' 1 3 • L 2 ' 4 ' ' . 3 ' ' " 1 3 4 " ' . ' 1 ' '
1uu 3 1 3 2 ' :.'.f :! 1 3 2 2 3 3 ;j " 3
1 2 1 2 4 1 , 3 1 ' 1 1 1 2 1 4 3 ' ' 1 4 2 3 ' 4 4 ' ' . . '
...J ~ ~ ~~;§ •;i: ~~~ '"'~ ~~ "~~~- ~~ -~ ~~ ~ ~ ~ ;; ~(i: t::: @~ :;; ~ R;; ,._ - ~~--- -- ,._ - - "-.., "' N N IN IN .,..,. "'rt "' .. ..... i<"> t:"> <t ~ "' t<t ... "<T .... N t<"- !N "'' - . " r "'
,.. ,., rt IN IN N - ,.. r IN NN "',, -N C> IN "'N ,., MIN rro> .. NIN -IN- ... (') iC") i'N-IN NN "r '" N
NIN r N ,- C> INr "' .. ·r
N<•> ,, "',, -- ,- f" f"r --- -,, ,._ ,.-_ .. f" ,. r r- ,.- IN r ,._
N <'> - '°IN -N IN IN '' o> ,, f" f" ,._ . f" N,-"¢ "'"'IN N NN INr ,., ,., NIN ,._ ,., ,-N ,._ ,._ 0. N NIN -
IN NN -"' MIN '"~IN.-,._ ,._ i--1<-N NN NI<- ,._ ,._ ,, -N f" ,._ INN N ,._
t;; "' " "'"' " -,._ "' ., "' INl<-N """' 1"<-1'<-c'IV°l'I ' .. IN N N ""' "' ,., NN f" IN .,_. i<- IN
"' " "''" "' "' .. ., "' "' ,._ IN " . IC°'ll"<-Nvc"' . -"' N "" "'" ,_"' f"IN" . ~,. . "' "' ... "' "' "' " " "' "' ,.. "' "' "' "' "' ~"' . '"""' . "' "' . "' "' "' "' "' "' " . "' "' .. ., "' "' "' !:: IN -,, "' "' "' '"" ... .. ,,,,_
"' "' "' " . . "' "' "' " ·•
f" ,. ,., ,., f" ,._ '"' rt,.- - v ,., r "'rt ,._ ,._ r
f" "' ,., IN NN
,.. "' "' '"" "' . ~"' "' ,., .... "' " " rt"' ,., "' rt rt .. ., ,. ,._IN "' ,, N <'> N "'IN
,., ,., ,., '°IN """ ,., r f" F' o> N
~"' " "' ,_ IC'l!C'>lr-~ "" "' ,_ ,._IN ,._ ,._ "'" ,_"' ' ,._IN "" ,._IN
:.:.: IC'l .-. . "' "' " ·• .. "' . ·• "' .... ,., . "' "' " "'N "' "' " 'IN "'IN ,., .., .,
,. "' . "' ,__ . . ,._ "' ·• ,._ "' "' ,._ ,._ ,._ ,., .. "' "' " ,., "' "' .. " " "'"' .•
·•"''' ·•"' ,., .. "' " ·• ,._ "' ., "'"' "' " .. ,._"' "'" " ,. "'', ·"'l"'IC'l •" ·•"' "' "' " .. ..• I"' IC'l I"<- "'"' "" , "'"' .. ''"' "'"' .. "' .. "' "' .. . , "' "' . , "' "' "' ,, .. , "' tN N' .. "'"' " .• "'"' ,, " .• "' N' . "' "' ,., "
.. "' ··le'> ...... . "' "' r"' !C'-11"' '<;f' '" .. "' "' "' ,, .. . "' "' " .. ,. "' "' '"'' N "' "' o> N "' "' . -"' '"" v"'"' . -"' "' "' "' -"' "' . "'"' "
"' ,.__ ,., v ''IN . . • P' F' r"' , ... <"! IN!"ltv"" '.IN!'?' . I - "'rt ·•"' "' "' N
" f" ,, N ,._ ,.. ''IN N-N -!NIN NN v ,_rt ,, N f' IN~· " ~· IN IN,.."
.. "' ,., ,., ·• "' f" ,., ~rt"' ,., ,., ,., IN l"1 v r>"' ,., ., "' "'IN "'IN "" . "' .. - . , "' .. . "',_ "' "' ,_ " . "' .. N "" ., "'"' ,., " ., "'"' ,., "' "' IN".,.
N <"" ·•"' "' .. ·•,., IC'lfT""" ....... .. "' "' "' .. .. "' "' ', ,.. "' "' " .. "'"'- .. ·•"' ,., ,, Nf' ,_rt ·r .. "' ,.- "' "' r"' -"' "'N "' ' N ,, f" ,._ .. ,.,- ,, c• ,.- N ,. ,.- .. ""'" f" ,. "' ,
" ,.,. "' NN ,., "' r> "'' '" M IM rti<-N '" '" i'N- r- IN '"' '"' ,., rt"' "' "' "'N N N N f" ,._ V<'t<'lf<- "' IN IN ~·rt t:"> r<- <'> '" IN rt IN ..- '" ,., IN "' p< r N
N r I<- _,._ N - f' f.-N ,._ ,._ .-..-..-.-!C'-1 rt IN ,._ r _N,_
IN"' r-
N ,., " IN " ,._ rt ""' ,._ r> f"IN- • "' r> N " '°IN
,._ --- "' IN -" NN rlN
~ " " .• .. ,, ..
~· "' N f.- IC'> "'"" "' '" ,., rt IN '" ,,, , ... !<"> '. "' "'f" N
" "' " "' "' " , "' "' "' "' ntv "' '"' " IN IN "' ,._ """ "'N ,._ ,.,
. "' - .. "' " " "'"' - Nt<- "' "' "' "'"' .. .. "' "' ,._ ,_
~ '°' --~ ~~ ~~§ f2 (j.. §~ r;: t:: E~~ a: ~ § ~ ~~~ ~~~ ~
~~~ ~ ~ fli ~~
' .. r- "' ,._ .. .,... IN I<" ,., """" ,. "" !NIN "'' ••IN IN """" " " ... """' r-IN
' .. IN """ JNI""'"' """""" .. """" .. i.-r- ..... h-'" ~IN !Ni<" "'" - •!NP- I" IN !NIN ,.,~~
'"" "" ~ ~IN ·- ,..~ r- ~r- h- IN '" ~~ h-h- ~" -rlN •• "" I"' h-IN IN ~IN
..... "IN IN !NIN IN IN '' ~r- .,... ... ,, ",, .,... ... ~ I" IN
,,,..._ ,, , .. IN!o " N INh- ~N ININ IN
.. , . .,... ... "' ''IN,._ . ~ .. -IN .,. '" ~,- i.- " r- " ~IN INI<'> ~ 1'- N "
' .... , .. " "'""" """"" "",. IN IN IN IN " ,. IN INl""r c-...ININ 1....-
.. """" ~""" INr "", . "I" IN INr- .. ,.. r-" ININ JNIN !NIN
'IN "" """""" , . .., -- !NIN~ IN 1'"' !NIN <"IN ININ IN,., JNh- i<"IN ,., "" "'"' "'"' ~ '•· "" "'.., ,, ,. ••IN t<IN~ "' "' !NIN IN" "'r- !NIN IN
'"" "" ,. ·•ININ """' .... --r-IN '""IN" IN IN h-h- "''" .... .., "",. "'""
..,,,_ "IN !NIN ~
'"' IV'" !Vf' "''' IN'' ~ r- j.-k• ...... -IN ,., "" h-" ~"' jo "' ,, INF-> "' "'"' v
OJN "' - ,., "'IN ..- ""i.- N- ,, r- INN ,, " "'IN ..- "''" .. ~ ... ,,. !NIN "' N v ~ ~ "' "'"'"' "'
<IN r- ,., ,.. INF-> !NIN IN" ,,.,... "" ,. ,, ,, h-IN ~ "'h- "' ,, h-jo ""' !NIN "' """'
OIN ~IN "'"" r- ,., ',.. I<' I' h-IN ""'""" "' ' " ... ""r-" """"" ',. " N !NI""' N "r- "" r- """'"" ,., IN I<" """" ',. .... " r- ININ l""'IN P-IN "" .. INP- "IN IN ~"' 1'"'1N1" IN~ '7 IN "' ' .. IV C" .. ,.. - INf'" .... IN~ IN"' "'"' IN~ ,.,~ INININ IN - IN
<IN IN • .. !NIN "'"' ,, "" """"' '" ,, ,., """" ,. IN • jo "'"" " Nh-IN
'IN h- ,, "" ''"" r- ,. ,., ~IN F->P- -t< "" "" "' IN m ~,,, "' " '" r-" ""'IN IN mr- IN "" INP- ,., NININ ••IN1" IN
'''"" ••1'"'1"" ,,,,... ..,,.,. IN,, .,- INI" .. "" "'"" IN IV .... .., "" . ~-!NIN "''" " '"' , .... ~ ... ~ ,. IN ,., ... r-IN "'~ !NIN NIN IN
"· "' ,. "'"' "' ,., N rvlNr ~..,. "" . F->~ Np INF-> .... NIN !'¢ NM(") ., "'
' ·•"' .. "' .... "'"' ,., INN ,., ,.. "' IN IN '" "'IN "' N NIN ,_,IN
' .. IV,, ,. !NIN "'~ """' "'"'" ,., IN ""' ....... !NIN N -"'"' IN " !NIN N . ,., .... .. ,.. ,, ... .,... I"'"' " ,., "' INF-> "' r- !NIN "'"' ... .,... IN~ N ~-
• I"' ~r- ~" !NIN !NIN" INI"' - !NIN ~·r- jo "' "'""" r-"' ,...
""' ,., " "I<' .. ~" .. " jNIN N _., .. ,.. ,., ·' """ _,,,
"' .. _,"' """'" .. ""' "' "' ,~ ... ... .. " ·•ON N ON1'"' N '' "' "' ' ·"'""" ("') "'' .. "' IN,. ·""'IN IN ,.,. "'"' r- NIC\I N <"~ . ·• ..... .. "' ..-- IN0-1" ....... ·• "'r- r- ·"IN t.- ~ ... "'""" "'"' ,., . ,, 0-IN ~ r- r-IN "' IN !NIN -. """' INN "'"'
.., ... ~ . .., "' N r<'
'IN ,.. .. " "I"' !NIN ,.. "'"' ,., "'r- IN "'
..,.,... .. IN"' IN
> ,. "' " "' IN ,., " 'IN IN ININ,. ;"IN IC'J '" "' "' '"'"" > •• ~ """"" "' "' I"' IN rlN I"' IN IC')'" ·•"'"" ' .. """" " ··"" m~ ,._ m N -·· "'
------ -
NO PERNYATAAN
Jml JK Kategorl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 95 1 Sedang 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 102 1 Sedang 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 98 1 Sedang 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 2 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 123 2 Tinggi 5 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 1 4 2 4 3 4 2 3 2 4 3 3 4 4 3 4 2 3 2 4 3 3 1 4 3 4 110 1 Sedang 6 1 1 2 1 2 4 2 4 2 2 2 1 2 1 1 1 4 1 3 1 1 2 4 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 62 2 Rendah 7 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 114 1 Tinggi 8 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 1 3 2 2 2 4 1 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 100 1 Sedang 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 100 1 Sedang 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 110 1 Sedang 11 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 ' 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 1 3 3 4 108 2 Sedang 12 2 3 2 2 2 4 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 H' 3 3 3 4 4 2 2 1 3 2 1 2 3 3 4 95 1 Sedang 13 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 1 3 4 4 116 2 Tlnggi 14 3 3 2 1 2 2 3 1 2 3 2 3 3 1 2 1 2 1 2 1 2 3 4 2 4 2 3 4 1 3 2 3 2 1 3 1 1 81 2 Rendah 15 3 3 3 1 1 1 3 1 3 3 1 1 3 1 2 1 4 1 2 2 2 1 4 3 4 1 3 1 2 4 3 1 3 1 4 1 1 79 2 Rendah 16 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 95 1 Sedang 17 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 1 4 1 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 96 1 Sedang 18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 1 4 2 3 1 3 4 4 102 1 Sedang
19 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 110 1 Sedang 20 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 1 2 4 4 98 1 Sedang 21 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 98 1 Sedang 22 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 105 1 Sedang 23 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 1 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 1 3 3 4 111 1 Sedang 24 3 3 3 1 4 1 3 1 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 3 1 3 4 4 102 1 Sedang 25 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 1 4 2 4 3 1 3 3 1 4 4 1 3 4 4 4 2 3 2 4 4 1 2 4 4 111 1 Sedang 26 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 110 1 Sedang 27 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 4 3 3 2 2 4 2 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 1 3 3 3 106 1 Sedang
28 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 108 1 Sedang
29 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 4 ;; 4 3 4 3 3 2 4 2 2 2 3 3 4 106 1 Sedang
30 4 2 2 4 2 4 4 4 4 '! 2 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 118 1 Tinggi
31 2 2 4 1 3 1 3 3 1 4 4 2 4 4 4 1 3 2 3 2 4 2 4 3 4 4 3 2 3 1 4 2 2 2 4 4 4 105 1 Sedang
32 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 4 4 2 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 1 3 3 4 106 1 Sedang
33 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 102 1 Sedang 34 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 92 1 Rendah 35 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 2 110 1 Sedang 36 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 1 3 1 3 2 1 1 2 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 2 1 3 4 4 111 1 Sedang
37 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 120 1 Tinggi 38 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 117 1 Tinggi 39 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 104 1 Sedang 40 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 100 1 Sedang 41 3 3 2 1 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 98 1 Sedang 42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 112 1 Tinggi 43 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 4 1 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 2 2 4 2 104 1 Sedang 44 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 100 1 Sedang
45 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 106 1 Sedang
99 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 4 120 1 Tlnggl 100 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 1 3 3 4 109 2 Sedang 101 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 93 1 Rendah 102 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 94 1 Sedang 103 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 107 1 Sedang 104 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 94 1 Sedang 105 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 2 3 1 3 1 3 3 4 3 3 2 3 2 4 1 3 2 3 2 2 3 4 99 2 Sedang 106 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 103 2 Sedang 107 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 102 1 Sedang 108 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 2 4 4 119 1 Tlnnnl 109 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 1 3 4 3 109 1 Sedang 110 2 3 2 1 2 3 3 1 3 3 4 3 4 3 4 2 4 1 2 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 1 3 4 4 111 1 Sedann 111 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 105 1 Sedang 112 1 4 1 4 4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 1 3 4 3 3 3 1 2 3 4 110 1 Sedano 113 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 105 1 Sedano 114 4 2 4 2 4 2 4 1 3 3 4 2 4 2 2 2 3 2 4 1 3 1 3 3 4 1 3 1 3 1 3 1 3 1 2 2 4 94 1 Sedano 115 3 1 3 2 4 1 3 2 4 2 3 4 3 1 3 2 2 2 3 2 3 1 3 4 3 2 4 2 3 1 3 4 3 1 3 4 4 98 1 Sedang 116 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 107 1 Sedano 117 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 1 4 2 2 1 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1 4 4 4 108 1 Sedang 118 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 85 1 Rendah 119 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 4 104 1 Sedang 120 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 113 1 Tlnnol 121 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 4 102 1 Sedang 122 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 1 4 4 4 2 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 104 1 Sedang 123 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 1 4 4 2 1 4 1 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 1 3 4 4 119 1 Tlnggl