HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah...
Transcript of HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah...
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN
PASIEN RAWAT INAP KELAS III
DI RSUD A. W. SJAHRANIE
SAMARINDA
Anis Agustina 1), Supriadi 2), Arsyawina 2) 1)
Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kaltim 2)
Dosen Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kaltim
Abstrak
Latar belakang: Perilaku caring perawat merupakan inti atau fokus dalam keperawatan
sebagai bentuk praktik keperawatan profesional dan perilaku caring merupakan salah satu
indikator kepuasan klien. Berdasarkan laporan hasil survey IKM (Indeks Kepuasan
Masyarakat) semester II tahun 2017 di Rumah Sakit A.W. Sjahranie Samarinda diruang rawat
inap kelas III didapatkan pelayanan rawat inap pada ruang cempaka dan Bougenvil
menunjukkan bahwa masyarakat merasa cukup puas terhadap pelayanannya, namun nilai
IKM mengalami penurunan dari semester sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III
di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda.
Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi berjumlah 385
yang tersebar di 7 unit pelayanan. Sampel sebanyak 79 orang dengan purposive sampling.
Perilaku caring perawat merupakan variabel bebas sedangkan kepuasan pasien rawat inap
kelas III adalah variabel terikat. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Caring Behavior
Inventory (CBI) dan kuisioner Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ). Kemudian data
dianalisis menggunakan uji Chi Square
Hasil Penelitian: Sebagian besar perawat berperilaku caring (53.2%) dan sebagaian besar
pasien puas (51,9%). Berdasarkan uji Chi Square, didapatkan nilai p value=0,001. Hasil p
value < 0,05 (Sig. 95%) maka Ho ditolak sehingga Ha diterima, sehingga ada hubungan
antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit
A.W. Sjahranie samarinda
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien rawat inap kelas III di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda. Dari hasil analisis
didapatkan juga nilai OR sebesar 7,609 yang artinya perawat yang berperilaku caring akan
menimbulkan kepuasan pasien 7,609 kali lebih besar dibandingkan dengan perawat yang
berperilaku kurang caring. RSUD A.W. Sjahranie Samarinda diharapkan dapat terus
meningkatkan pelayanan keperawatan yang optimal dan professional dengan menerapkan
perilaku caring perawat sebagai landasannya dalam melakukan setiap tindakan praktik
keperawatan. Seiring terus berjalannya perawat berperilaku caring kepada pasien, tingkat
kepuasan pasien akan semakin baik dan positif. Sehingga nantinya tercipta mutu pelayanan
yang terstandar dan terjamin pelayanannya.
Kata Kunci: Caring Perawat, Kepuasan Pasien .
RELATIONSHIP NURSES CARING BEHAVIOR AND SATISFACTION OF CLASS
III INPATIENTS IN A.W. SJAHRANIE HOSPITAL SAMARINDA
Anis Agustina 1), Supriadi 2), Arsyawina 2) 1Applied Nursing Student, Health Polytechnics East Borneo
2Nursing Studies, Health Polytechnics East Borneo
Abstract
Background: Nurse caring behavior is the focus in nursing as a form of professional nursing
practice and caring behavior is one indicator of client satisfaction. Based on the survey results
of the IKM (Community Satisfaction Index) in semester II of 2017 at the A.W Hospital.
Sjahranie Samarinda in the class III inpatient room found inpatient services in the Cempaka
and Bougenvil rooms showed that the community felt quite satisfied with the service, but the
IKM value decreased from the previous semester. This study aims to analyze the relationship
between nurses' caring behavior and satisfaction of class III inpatients at AW Sjahranie
General Hospital Samarinda.
Methods: Type of quantitative research with cross-sectional design. The population is 385
spread in 7 service units. The sample was 79 people with purposive sampling. The nurse's
behavior is independent variable while the satisfaction of class III inpatients is the dependent
variable. Data collection uses the Caring Behavior Inventory (CBI) questionnaire and the
Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ) questionnaire. Then the data were analyzed using
Chi Square test
Results: Most nurses behave caring (53.2%) and most patients are satisfied (51,9%). Chi
Square test results obtained p value = 0.001. Results of p value <0.05 (Sig. 95%) then Ho is
rejected so that Ha is accepted, so there is a relationship between behavior of caring nurses
with satisfaction of class III inpatients in AW Sjahranie General Hospital Samarinda.
Conclusion: There was a significant relationship between behavior of caring nurses with
satisfaction of class III inpatients in AW Sjahranie General Hospital Samarinda. The results of
the analysis also obtained an OR value of 7,609, which means nurses who behave caring will
lead to patient satisfaction 7,609 times greater than nurses who behave less caring. AW
Sjahranie Hospital in Samarinda is expected to continue to improve optimal nursing services
and professionals by applying nurse behavior as a basis for carrying out every action in
nursing practice. As the nurses continues to behave caring to patients, the level of patient
satisfaction will be better and positive. So that later standardized service quality will be
created and services guaranteed.
Keywords: Nurse Caring, Patient Satisfaction.
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah suatu tempat
dimana masyarakat menjalani pengobatan
maupun pemeriksaan yang didalamnya
banyak sekali terdapat pelayanan dan
pasien mempunyai suatu hak untuk
mendapatkan layanan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar
operasional prosedur (Depkes, 2009).
Pelayanan yang bermutu merupakan
hal penting yang harus dimiliki oleh setiap
rumah sakit agar menjadi rumah sakit
anjuran bagi banyak orang. Semakin
berkembangnya jaman dan teknologi saat
ini, banyak rumah sakit swasta yang
berdiri sehingga persainganpun akan
semakin ketat. Setiap orang pasti akan
lebih memilih kualitas rumah sakit yang
baik dalam pelayanannya, dimana hal
tersebut akan sangat berpengaruh untuk
kelangsungan hidupnya walaupun ia harus
mengeluarkan uang lebih, Oleh karena itu
rumah sakit dituntut untuk terus
melakukan peningkatan kualitas
pelayanannya (Depkes, 2007).
Mutu suatu pelayanan kesehatan
ditentukan oleh berbagai aspek, salah satu
diantaranya yaitu tingkat kepuasan pasien
dan salah satu indikator dari mutu
pelayanan keperawatan yaitu apakah
pelayanan keperawatan yang diberikan
memuaskan pasien atau tidak (Nursalam,
2011). Adapun aspek-aspek kepuasan
menurut (Gadalean, Chepte, & Constantin,
2011) yaitu dari pelayanan medis,
informasi, makanan, fasilitas akomodasi,
lingkungan, pelayanan keperawatan, dan
jadwal visit kepasien. Dengan tingginya
Kepuasan yang didapatkan oleh pasien
maka akan semakin bagus citra rumah
sakit tersebut.
Kepuasan klien adalah suatu
tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kenerja layanan
kesehatan yang diperolehnya setelah
pasien membandingkan dengan apa yang
diharapkannya (Pohan, 2007). Menurut
Kepmenkes 129 tahun 2008 standar
kepuasan pasien rawat inap yaitu ≥90 %
(Depkes, 2007). Oleh karena itu suatu
kualitas pelayanan akan menentukan besar
tingginya kepuasan klien.
Berdasarkan penelitian sebelumnya
di RSUD A.W Sjahrani Samarinda oleh
(Ishaq Yaqub, 2013) didapatkan bahwa
Kualitas Pelayanan Pasien Jasa Rawat Inap
Kelas III dapat dikatakan sudah terlaksana
dengan baik, namun masih saja terdapat
kendala dalam pelaksanaannya. Hal ini
dibuktikan dengan masih adanya kesalahan
dalam memahami prosedur yang kurang
dipahami oleh pasien, keluarga pasien atau
masyarakat.
Dan berdasarkan laporan hasil survey
IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat)
semester II tahun 2017 di RSUD A.W
Sjahranie Samarinda diruang rawat inap
kelas III didapatkan pelayanan rawat inap
pada ruang Cempaka dan Bougenvil
menunjukkan bahwa masyarakat merasa
cukup puas terhadap pelayanannya namun
nilai IKM mengalami penurunan dari
semester sebelumnya dengan kategori Baik
(B). (Sjahranie, 2017).
Menurut (Anjaswarni, 2002)
pelayanan keperawatan yang perlu
mendapat perhatian yaitu perilaku caring
perawat yang merupakan inti atau fokus
dalam keperawatan sebagai bentuk praktik
keperawatan profesional dan perilaku
caring merupakan salah satu indikator
kepuasan klien (Wiyana, 2008).
Perilaku Caring perawat akan
memungkinkan terjalinnya hubungan
interpersonal yang harmonis antara
perawat-pasien, dapat membantu dan
memenuhi kebutuhan pasien yang pada
akhirnya dapat memberikan kepuasan pada
pasien. Perilaku Caring terhadap pasien
merupakan esensi keperawatan yang dapat
memberi kontribusi positif terhadap
kepuasan pasien dalam menerima layanan
keperawatan (Perry & Potter, 2009).
Caring merupakan sikap peduli,
hormat dan menghargai orang lain. Dalam
Theory Of Human Care, Watson
mengungkapkan bahwa Caring diperlukan
antara pemberi dan peneriman asuhan
keperawatan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien, yang nantinya akan
mempengaruhi kemampuan pasien untuk
sembuh. Terdapat 10 faktor caratif atau
sifat yang semestinya dimiliki dan
ditunjukkan perawat yang dapat
mencerminkan perilaku Caring dari
seorang perawat. Jika dilakukan dengan
benar maka akan berpengaruh terhadap
kepuasan pasien (Watson, 1999).
Perawat selalu berada bersama
klien selama 24 jam dan dalam waktu itu
perawat banyak memberikan care griver
kepada pasien, sehingga perawat adalah
wajah dari rumah sakit dimana
pelayanannya akan selalu dilihat dan
diamati oleh klien untuk menentukan
kepuasan pasien dari yang didapat dan
yang diharapkan. Namun semakin
berkembangnya dan meningkatnya
kemajuan teknologi yang digunakan
dalam menentukan diagnosis secara cepat
dan pengobatan sering menyebabkan
perawat melihat hubungan klien sebagai
sesuatu yang kurang penting sehingga rasa
care perawat kepada pasien berkurang.
Berdasarkan hasil wawancara pada
tanggal 18 Januari 2019 dijumpai adanya
pasien yang menyatakan kurang puas
dengan pelayanan yang dilakukan perawat
di ruang rawat inap kelas III RSUD A.W
Sjahranie Samarinda. Didapatkan 2 orang
pasien dari 5 orang pasien yang
diwawancarai secara acak menyatakan
kurang puas dengan pelayanan yang
diterimanya dengan alasan perawat kurang
memperhatikan pasien dan apabila
memerlukan bantuan harus ke nurse
station terlebih dahulu.
Berdasarkan penelitian di RSUD
A.W.Sjahranie Samarinda oleh (Ishaq
Yaqub, 2013) kualitas pelayanan pasien
rawat inap kelas III masih terdapat kendala
dalam pelaksanaannya dan berdasarkan
survey IKM 2017 di RSUD A.W Sjahranie
diruang rawat inap kelas III terdapat
beberapa ruang rawat inap yang
mengalami penurunan IKM serta
berdasarkan hasil wawancara ditemukan
pasien yang kurang puas terhadap
pelayanan keperawatan sehingga peneliti
tertarik melakukan penelitian ini untuk
mengidentifikasi apakah ada hubungan
perilaku Caring perawat dengan kepuasan
pasien.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan diruang
rawat inap kelas III Rumah Sakit Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda pada Februari
2019.
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian kuantitatif dengan
studi analitik dan desain cross sectional.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pasien rawat inap kelas III RSUD
A.W.Sjahranie Samarinda berjumlah 385
orang dengan sampel sebanyak 79 orang
menggunakan teknik purposive sampling.
Metode Pengambilan Data
Metode pengumpulan data dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner caring
perawat dengan menggunakan kuesioner
Caring Behavior Inventory (CBI) dan
kuisioner Kepuasan pasien dengan
menggunakan kuesioner Patient
Satisfaction Questionnaire (PSQ).
Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan
dianalisis secara univariat, dan bivariat
menggunakan uji chi square untuk
mengetahui adanya hubungan antara
perilaku caring perawat dengan kepuasan
pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit
A.W. Sjahranie samarinda
HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, dan Jaminan Kesehatan Tabel 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin, Usia, Pendidikan, Pekerjaan, dan Jaminan Kesehatan Pasien Rawat Inap Kelas III
RSUD A. W. Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Klasifikasi
Karakteristik
Responden
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Jenis Kelamin Laki – Laki Perempuan
Total
43
36 79
54,4
45,6 100
Usia
17 – 25 Th
26 – 35 Th 36 – 45 Th
>45 Th
Total
8
7 13
51 79
10,1
8,9 16,5
64,6 100
Pendidikan
SD
SMP SMA
Diploma Total
34
21
23 1
79
43
26,6
29,1 1,3 100
Pekerjaan Swasta Wirausaha IRT
Mahasiswa
Total
33
14
31 1
79
41,8
17,7
39,2 1,3 100
Jaminan
Kesehatan Umum
Jamkesmas
Bpjs
KIS Total
3
1
68 7
79
3,8
1,3
86,1 8,9 100
Sumber : Analisa Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 1 di atas,
menunjukkan bahwa karakteristik
responden sebagian besar berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 43 orang (54,4%),
sebagian besar berumur >45 tahun
berjumlah 51 orang (64,6%), hampir
sebagian berpendidikan SD sebanyak 34
orang (43%), hampir sebagian responden
bekerja Swasta sebanyak 33 orang (41,8%)
dan sebagian besar pengguna BPJS
sebanyak 68 orang (86,1%).
Distribusi Variabel
a. Distribusi Responden Berdasarkan
Perilaku Caring Perawat Rawat Inap
Kelas III RSUD A.W.Sjahranie
Samarinda Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku
Caring Perawat RSUD A.W.Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Berdasarkan tabel 2 di atas,
menunjukkan bahwa distribusi responden
berdasarkan perilaku Caring perawat
sebagian besar adalah Caring sebanyak 42
orang (53,2%).
b. Distribusi Responden Berdasarkan
Perilaku Caring Perawat Disetiap
Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD
A.W.Sjahranie Samarinda Tahun 2019 Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku
Caring Perawat Disetiap Ruang Rawat Inap
Kelas III RSUD A.W.Sjahranie Samarinda
Tahun 2019 Ruang Distribusi
perilaku caring
perawat
Fre
kue
nsi (n)
Pre
sen
tase (%)
Flamboyan Caring Kurang Caring
Total
7 5 12
58,3 41,7 100
Mawar Caring
Kurang Caring
Total
6
5
11
54,5
45,5
100
Aster
Caring Kurang Caring
Total
6 5
11
54,5 45,5
100
Dahlia
Caring
Kurang Caring
Total
6
5
11
54,5
45,5
100
Angsoka Caring
Kurang Caring
Total
6
6 12
50,0
50,0 100
Seruni Caring
Kurang Caring
Total
6
5
11
54,5
45,5
100
Bougenvile Caring
Kurang Caring
Total
7
4 11
63,6
36,4 100
Sumber : Analisa Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3 di atas,
menunjukkan bahwa distribusi responden
berdasarkan perilaku caring perawat
disetiap ruang rawat inap kelas III RSUD
A.W.Sjahranie Samarinda yaitu: Ruang
Flamboyan sebagian besar adalah caring
Distribusi Perilaku Caring
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Caring 42 53,2
Kurang Caring 37 46,8
Total 79 100
sebanyak 7 orang (58,3%). Sedangkan
Ruang Mawar, Aster, Dahlia dan Seruni
sebagian besar adalah caring sebanyak 6
orang (54,5%). Ruang Angsoka
setengahnya adalah caring sebanyak 6
orang (50,0%). Dan ruang Bougenvile
sebagian besar adalah caring sebanyak 7
orang (63,6%).
c. Distribusi Responden Berdasarkan
Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD A.W.Sjahranie Samarinda
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan
Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD A.W.Sjahranie
Samarinda Tahun 2019
Distribusi Kepuasan Pasien
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Puas 41 51,9
Kurang Puas 38 48,1
Total 79 100
Sumber : Analisa Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 4 di atas,
menunjukkan bahwa distribusi responden
berdasarkan kepuasan pasien sebagian
besar adalah puas sebanyak 41 orang
(51,9%).
d. Distribusi Responden Berdasarkan
Perilaku Caring Perawat Disetiap
Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD
A.W.Sjahranie Samarinda Tahun 2019 Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Pasien Disetiap Ruang Rawat Inap Kelas III
RSUD A.W.Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Sumber : Analisa Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5 di atas,
menunjukkan bahwa distribusi responden
berdasarkan kepuasan pasien disetiap
ruang rawat inap kelas III RSUD
A.W.Sjahranie Samarinda yaitu: Ruang
Flamboyan sebagian besar adalah puas
sebanyak 7 orang (58,3%). Sedangkan
ruang Mawar, Dahlia dan Bougenvile
sebagian besar adalah puas sebanyak 6
orang (54,5%). Ruang Aster dan Seruni
sebagian besar adalah puas sebanyak 7
orang (63,6%). Dan ruang Angsoka
setengahnya adalah puas sebanyak 6 orang
(50,0%).
e. Distribusi Responden Berdasarkan
beberapa faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien ruang rawat inap
Kelas III RSUD A.W.Sjahranie
Samarinda Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Beberapa
Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Rawat Inap Kelas III RSUD A.W.Sjahranie
Samarinda Tahun 2019
Distribusi kepuasan
pasien
Frekuesi
(n) = 79 Presen
tase (%)
Tangible Puas
41
51,9
Ruang Distribusi
Kepuasan
Pasien
Fre
kue
nsi (n)
Pre
sen
tase (%)
Flamboyan Puas
Kurang Puas Total
7
5 12
58,3
41,7 100
Mawar Puas
Kurang Puas
Total
6
5
11
54,5
45,5
100
Aster Puas
Kurang Puas
Total
7
4
11
63,6
36,4
100
Dahlia Puas
Kurang Puas
Total
6
5 11
54,5
45,5 100
Angsoka Puas
Kurang Puas
Total
6
6
12
50,0
50,0
100
Seruni Puas
Kurang Puas
Total
7
4 11
63,6
36,4 100
Bougenvile Puas
Kurang Puas Total
6 5 11
54,5 45,5 100
Kurang Puas 38 48,1
Reliability
Puas Kurang Puas
44 35
55,7 44,3
Responsivennes
Puas Kurang Puas
40 39
50,6 49,4
Assurance
Puas Kurang Puas
55 24
69,6 30,4
Empati
Puas
Kurang Puas
55 24
69,6 30,4
Citra Merek
Puas Kurang Puas
47 32
59,5 40,5
Sumber : Analisa Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 6 di atas,
menunjukkan bahwa pada faktor tangible
sebagian besar responden sebanyak 41
orang (51,9%) masuk kategori puas.
Sementara itu, untuk faktor reliability
sebagian besar puas terhadap pelayanan
rumah sakit sebanyak 44 orang (55,7%).
Pada faktor responsiveness sebagian besar
puas terhadap pelayanan rumah sakit
sebanyak 40 orang (50,6%). Pada variabel
assurance dan empathy sebagian besar
puas sebanyak 55 orang (69,6%). Dan pada
faktor citra merek sebagian besar
responden puas sebanyak 47 orang
(59,5%)
Analisa Bivariat
a. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III
di RSUD A.W.Sjahranie Samarinda Tabel 7
Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD
A.W.Sjahranie Tahun 2019
Kepuasan Pasien
Perilaku Puas Kurang Total OR
Caring
Perawat
Caring
Puas
N % N % N %
P
Value
(95% CI)
7,609
31 73,8 11 26,2 42 100,0 ,001
Kurang
Caring 10 27,0 27 73,0 37 100,0
Sumber : Analisa Data Primer, 2019
(2,800-20,679)
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat
diketahui bahwa perawat yang berperilaku
caring memberikan kepuasan tinggi
sebanyak 31 responden (73,8%),
sedangkan perawat yang kurang caring
diperoleh hasil kepuasan pasien lebih
rendah yaitu sebanyak 10 responden
(27,0%). Dan perawat yang berperilaku
caring namun memberikan ketidakpuasan
didapatkan hasilnya rendah yaitu sebanyak
11 responden (26,2%), sedangkan perawat
yang berperilaku kurang caring
memberikan ketidakpuasan yang tinggi
yaitu sebanyak 27 responden (73,0%).
Hasil analisis menggunakan uji chi square
diperoleh nilai p value=0,001 yang artinya
secara statistik ada hubungan antara
perilaku caring perawat dengan kepuasan
pasien rawat inap kelas III di RSUD A. W.
Sjahranie Samarinda. Dari hasil analisis
didapatkan juga nilai OR sebesar 7,609
yang artinya perawat yang berperilaku
caring akan mengakibatkan kepuasan
pasien 7,609 kali lebih besar dibandingkan
dengan perawat yang berperilaku kurang
caring.
PEMBAHASAN
Analisa Univariat
Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berjenis kelamin laki-laki.
Hasil penelitian ini didukung dengan
penelitian (Dewi Ningsih, 2014) bahwa
sebagian besar responden yang dirawat
dirumah sakit ialah laki-laki sebanyak 22
responden (64,7) dan juga didukung oleh
penelitian (Abdul, 2013) bahwa sebagian
besar responden yang dirawat dirumah
sakit ialah laki-laki sebanyak (57,8%).
Asumsi peneliti laki-laki memiliki tingkat
resiko yang lebih tinggi untuk sakit dari
pada perempuan. Hal tersebut dikarenakan
laki-laki berevolusi untuk memiliki sitem
kekebalan tubuh lebih lemah dan rendah
karena kecenderungan perilaku yang
senang mengambil risiko.
b. Umur
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berumur >45 tahun. Hasil
penelitian ini didukung dalam penelitian
yang dilakukan oleh (Hutabarat & Monica,
2013) dan (Yulianti, 2013) bahwa
pemanfaatan pelayanan kesehatan
terbanyak ada pada umur yang lebih tua
(lansia). Asumsi peneliti hal ini karena
seiring pertambahan usia, usia sel dalam
tubuh tentu akan mengalami penuaan
sehingga mengalami penurunan fungsi
organ dan akan berefek pada kesehatan
tubuh seseorang, dimana daya tahan
tubuh/imunitas akan menurun. Oleh sebab
itu, mereka yang berusia lanjut pun
menjadi lebih mudah terserang penyakit.
c. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berpendidikan terakhir
SD. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian (Niken,2013) yang mendapatkan
bahwa sebagian besar yang dirawat
dirumah sakit ialah responden
berpendidikan rendah sebanyak (69,2%)
dan penelitian oleh (Yasmini,2015)
didapatkan bahwa sebagian besar
responden yang dirawat dirumah sakit
ialah yang berpendidikan rendah sebanyak
(53,1%). Dan hasil penelitian ini juga
didukung oleh (Julinty, 2013) bahwa
terdapat hubungan positif antara status
kesehatan dengan tingkat pendidikan.
Dan Menurut Gary Lee Cloud (2003)
pasien dengan pendidikan rendah memiliki
kepuasan lebih tinggi dari pada pasien
dengan pendidikan tinggi dan Semakin
tinggi pendidikan akan semakin tinggi
keinginan untuk memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan, juga akan
memiliki kecenderungan untuk melakukan
tuntutan, juga harapan yang lebih tinggi
(Yulianti, 2013).
d. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa sebagian
besar pekerjaan responden ialah swasta.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh (Titik
Juwariyah, 2014) yang mendapatkan
bahwa responden yang dirawat dirumah
sakit pekerjaannya sebagian besar yaitu
swasta sebanyak 22 orang (44%).
Asumsi peneliti Karyawan swasta
adalah seseorang yang bekerja disuatu
perusahaan/badan usaha milik swasta atau
bukan milik pemerintah. Beberapa alasan
pekerjaan ini banyak diminati karena
gajinya bisa lebih besar, pegawai
dimudahkan dalam memngembangkan diri,
jaminan pensiun juga disediakan bagi yang
terdaftar BPJS dan ada beberapa
perusahan/badan usaha yang tidak
memerlukan pendidikan tinggi.
e. Jaminan Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa sebagian
besar responden menggunakan jaminan
BPJS. Hasil penelitian ini didukung oleh
Badan Penyelenggara Jamninan Sosial
yang mengungkapkan hasil peserta
program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) per 1 Maret 2019 yaitu sejumlah
218.132.478. Jumlah ini mengalami
peningkatan dari sebelumnya. Asumsi
peneliti BPJS adalah suatu program
pemerintah yang bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan jaminan kesehatan
nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.
Program BPJS ini memiliki manfaat dan
kelebihan yang dapat dirasakan oleh rakyat
Indonesia, diantara berobat menjadi lebih
mudah karena sistem gotong royong
melalui iuran perbulan sesuai kelas yang
dipilih.
Distribusi Variabel
a. Perilaku Caring Perawat di Ruang
Rawat Inap Kelas III RSUD
A.W.Sjahranie Samarinda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
diruang rawat inap kelas III RSUD A.W
Sjahranie Samarinda sebagian besar
perawat berperilaku caring. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ilkafah dan Harniah (2017) yang
menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
perawat berperilaku caring baik kepada
pasiennya sebanyak 33 orang (82,5%) dan
juga penelitian oleh Eka Putri Umayah
(2017) juga menunjukkan bahwa mayoritas
caring perawat yang baik dalam klasifikasi
tinggi yaitu sebanyak 44 orang (77,2%).
Meskipun persentase yang
mempresentasikan perawat berperilaku
caring lebih tinggi dari pada perawat yang
berperilaku kurang caring, namun masih
ada hampir sebagian yang
mempresentasikan perawat berperilaku
kurang caring. Asumsi peneliti jumlah ini
relatif banyak, hal ini menandakan bahwa
belum seluruh perawat diruang rawat inap
kelas III RSUD A.W Sjahranie Samarinda
berperilaku caring kepada pasiennya. Perlu
ditekankan pula factor-faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku caring perawat
salah satunya diantaranya menurut
(Gibson, John & James, 2000) yaitu factor
individu. Adapun factor individu yang
dapat mempengaruhi perilaku caring
perawat diantaranya yaitu: Umur, Jenis
Kelamin, Pendidikan dan Masa Kerja.
Dari beberapa faktor diatas bisa
jadi hal tersebut berpengaruh terhadap
perilaku caring seorang perawat, baik
dalam hal perawat berperilaku caring
ataupun kurang caring . Oleh kerena itu
rumah sakit harus meninjau kembali
faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap caring seorang perawat kepada
pasiennya. Dari 7 ruang rawat inap kelas
III di RSUD A.W Sjahranie Samarinda
yang diantaranya yaitu Ruang Flamboyan,
Mawar, Aster, Dahlia, Angsoka, Seruni
dan Bougenvil memiliki persentase
perawat berperilaku caring yang berbeda-
beda, asumsi peneliti hal tersebut bisa
terjadi karena beberapa faktor yang telah
dijelaskan diatas.
Dan dari 42 pertanyaan di kuisioner
perilaku caring perawat kepada pasien,
nilai terendah berada pada pertanyaan
kuisioner nomor 29 yaitu perawat
meyakinkan kehadiran kembali.
Menyampaikan tindakan selanjutnya
kepada pasien dan menyatakan kehadiran
selanjutnya kepada pasien merupakan hal
penting yang harus dilakukan oleh perawat
kepada pasien sebagai bentuk caring
kepada pasien. Dengan hal tersebut maka
pasien akan merasa aman dan merasa
kondisinya selalu dipantau dan
diperhatikan oleh petugas sehingga
kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah
sakit akan semakin tinggi. Oleh karena itu
perawat di setiap ruangan yang ada di
Rumah Sakit harus lebih menekankan
kembali Caring perawat yang merupakan
inti/jantung dalam asuhan praktik
keperawatan. Persentase caring perawat
harus tinggi untuk menunjukkan bahwa
pelayanan dirumah sakit dilakukan secara
optimal dan professional.
b. Kepuasan Pasien Rawat Inap
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepuasan pasien
rawat inap kelas III RSUD A.W Sjahranie
Samarinda sebagian besar adalah puas.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ilkafah dan Harniah (2017)
yang menunjukkan bahwa hampir
seluruhnya pasien puas sebanyak 30 orang
(75,0%) dan juga penelitian oleh Eka Putri
Umayah (2017) juga menunjukkan bahwa
mayoritas kepuasa pasien dalam klasifikasi
tinggi yaitu sebanyak 50 orang (87,7%).
Meskipun persentase yang
mempresentasikan kepuasan pasien rawat
inap kelas III puas lebih tinggi dari pada
kepuasan pasein yang kurang puas, namun
masih ada hampir sebagian yang
mempresentasikan kurang puas dan dari 7
ruang rawat inap kelas III RSUD A.W
Sjahranie Samarinda memiliki persentase
kepuasan yang berbeda-beda namun setiap
ruangan hampir sebagian
mempresentasikan kurang puas.
Asumsi peneliti jumlah ini relatif
banyak, hal ini menandakan bahwa belum
semua pasien rawat inap kelas III RSUD
A.W Sjahranie Samarinda puas terhadap
pelayanan yang diberikan dirumah sakit
RSUD A.W Sjahranie Samarinda. Perlu
ditekankan pula factor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan pasien diantara
menurut (Gonzales, 1976 dalam Lizarmi,
2000) tingkat kepuasan pasien dipengaruhi
oleh factor konsumen yaitu umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
jaminan kesehatan.
Dari beberapa faktor diatas bisa jadi
hal tersebut berpengaruh terhadap
kepuasan pasien, baik puas maupun kurang
puas. Oleh kerena itu rumah sakit harus
terus meningkatkan pelayanan yang ada
dirumah sakit terutama perawat yang ada
disetiap ruangan sehingga kepuasan pasien
dapat semakin tinggi.
Dan dari 26 pertanyaan di kuisioner
kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan, nilai terendah berada pada
pertanyaan kuisioner nomor 2 yaitu
perawat memberi penjelasan kepada pasien
tentang penyakitnya. Rumah sakit harus
lebih meningkatkan peran perawat dalam
melakukan pendidikan kesehatan kepada
pasiennya atau sebagai educator, seperti
contohnya memberikan informasi
mengenai pencegahan-pencegahan agar
penyakit pasien tidak kambuh lagi. Hal
tersebut sangat berguna dan bermanfaat
bagi pasien dan dapat meningkatkan angka
kepuasan pasien.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kepuasan
Menurut Parasurahman, Zeithalin
& Berry (1999) terdapat beberapa dimensi
kepuasan pasien yang dapat diukur yang
berpengaruh terhadap kepuasan pasien
diantaranya yaitu Tangible, reliability,
responsiveness, assurance, empaty dan
menurut Moison, Wlater dan White (dalam
Haryanti,2000) faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan yaitu
Image/Citra.
Tangible
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan sebagian besar responden puas
pada faktor tangible.. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Umi Kalsum (2016) yang menunjukkan
hasil kepuasan Tangible yaitu sebagian
besar puas sebesar 72,8 %. Dan juga
didukung oleh penelitian Ilkafah dan
Harniah (2017) menunjukkan hasil
kepuasan Tangible yaitu hampir
seluruhnya puas sebesar 77,5 %.
Meskipun persentase yang
mempresentasikan kepuasan faktor
Tangible puas lebih tinggi dari pada
kepuasan faktor Tangible kurang puas,
namun masih ada hampir sebagian yang
mempresentasikan faktor Tangible
kurang puas. Dan dari faktor Tangible ini,
7 ruang rawat inap kelas III di RSUD A.W
Sjahranie Samarinda memilki persentase
puas yang berbeda-beda. Terdapat ruangan
yang respondennya seluruhnya puas
terhadap faktor ini dan ada juga ruangan
yang sebagian besar puas terhadap faktor
ini.
Asumsi peneliti hal ini dikarenakan
tidak semua ruang rawat inap kelas III
RSUD A.W Sjahranie Samarinda bersih,
rapi dan nyaman dan sebagian responden
mengeluh mengenai fasilitas AC yang
tidak berfungsi. Bisa saja hal ini terjadi
karena petugas kebersihan kurang
maksimal dalam melakukan tugasnya
atapun terlalu banyak penunggu dan
pengunjung pasien yang dapat membuat
lingkungan kurang bersih dan kurang
nyaman ataupun terdapat kendala dalam
perbaikan fasilitas rumah sakit yang rusak.
Reliability
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan sebagian besar responden puas
pada faktor Reliability. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Umi Kalsum (2016) yang menunjukkan
hasil kepuasan Reliability yaitu sebagian
besar puas sebesar 58 %. Dan juga
didukung oleh penelitian Ilkafah dan
Harniah (2017) menunjukkan hasil
kepuasan Reliability yaitu sebagian besar
puas sebesar 70 %.
Meskipun persentase yang
mempresentasikan kepuasan faktor
Reliability puas lebih tinggi dari pada
kepuasan faktor Reliability kurang puas,
namun masih ada hampir sebagian yang
mempresentasikan faktor Reliability
kurang puas. Dan dari faktor Reliability
ini, 7 ruang rawat inap kelas III di RSUD
A.W Sjahranie Samarinda memilki
persentase puas yang berbeda-beda.
Terdapat ruangan yang respondennya
seluruhnya puas terhadap faktor ini dan
ada juga ruangan yang sebagian besar puas
terhadap faktor ini.
Asumsi peneliti hal ini
dikarenakan tidak semua petugas
pelayanan kesehatan diruang rawat inap
kelas III RSUD A.W Sjahranie Samarinda
melakukan pelayanan, pemeriksaan dan
pengobatan dengan baik. Bisa saja hal ini
terjadi dikarenakan terlalu banyak pasien
yang dirawat sehingga petugas pelayanan
kesehatan tidak bisa maksimal dalam
melakukan pelayanan, pemeriksaan dan
pengobatan.
Responsivenness
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan sebagian besar responden puas
pada faktor responsiveness. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Umi Kalsum (2016) yang menunjukkan
hasil faktor kepuasan responsivenness
yaitu hampir seluruhnya puas sebesar 81,5
%. Dan juga didukung oleh penelitian
Ilkafah dan Harniah (2017) menunjukkan
hasil kepuasan responsiveness yaitu
sebagian besar puas sebesar 72,5 %.
Meskipun persentase yang
mempresentasikan kepuasan faktor
responsivenness puas lebih tinggi dari pada
kepuasan faktor responsivenness kurang
puas, namun masih ada hampir sebagian
yang mempresentasikan faktor
responsivenness kurang puas. Dan dari
faktor responsivenness ini, 7 ruang rawat
inap kelas III di RSUD A.W Sjahranie
Samarinda memilki persentase puas yang
berbeda-beda. Terdapat ruangan yang
respondennya seluruhnya puas terhadap
faktor ini dan ada juga ruangan yang
sebagian besar puas terhadap faktor ini.
Asumsi peneliti hal ini dikarenakan
tidak semua petugas pelayanan kesehatan
diruang rawat inap kelas III RSUD A.W
Sjahranie Samarinda cepat dan tanggap
pada pasien membutuhkan dan
memberikan informasi yang jelas serta
mudah dimengerti. Bias jadi hal ini terjadi
karena jumlah perawat yang tidak
proporsional dengan jumlah pasien, serta
beban kerja yang terlalu berat.
Assurance
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan sebagian besar responden puas
pada faktor Assurance. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Umi Kalsum (2016) yang menunjukkan
hasil faktor kepuasan Assurance yaitu
hampir seluruhnya puas sebesar 77,8 %.
Dan juga didukung oleh penelitian Ilkafah
dan Harniah (2017) menunjukkan hasil
kepuasan Assurance yaitu sebagian besar
puas sebesar 70 %.
Meskipun persentase yang
mempresentasikan kepuasan faktor
Assurance puas lebih tinggi dari pada
kepuasan faktor Assurance kurang puas,
namun masih ada hampir sebagian yang
mempresentasikan faktor Assurance
kurang puas. Dan dari faktor Assurance
ini, 7 ruang rawat inap kelas III di RSUD
A.W Sjahranie Samarinda memilki
persentase puas yang berbeda-beda.
Terdapat ruangan yang respondennya yang
hampir seluruhnya puas terhadap faktor ini
dan ada juga ruangan yang sebagian besar
puas terhadap faktor ini.
Asumsi peneliti hal ini dikarenakan
tidak semua petugas pelayanan kesehatan
diruang rawat inap kelas III RSUD A.W
Sjahranie Samarinda sopan dan ramah.
Bisa jadi hal ini terjadi karena beban
kerja yang tidak sesuai yang ditanggung
oleh petugas pelayanan kesehatan dan
faktor psikologis seperti motivasi dari diri
petugas pelayanan kesehatan yang kurang
baik.
Empathy
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan sebagian besar responden puas
pada faktor empathy.. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Umi Kalsum (2016) yang menunjukkan
hasil faktor kepuasan empathy yaitu
sebagian besar puas sebesar 71,6 %. Dan
juga didukung oleh penelitian Ilkafah dan
Harniah (2017) menunjukkan hasil
kepuasan empathy yaitu hampir seluruhnya
puas sebesar 85 %.
Meskipun persentase yang
mempresentasikan kepuasan faktor
empathy puas lebih tinggi dari pada
kepuasan faktor empathy kurang puas,
namun masih ada hampir sebagian yang
mempresentasikan faktor empathy kurang
puas. Dan dari faktor empathy ini, 7 ruang
rawat inap kelas III di RSUD A.W
Sjahranie Samarinda memilki persentase
puas yang berbeda-beda. Terdapat ruangan
yang respondennya seluruhnya puas
terhadap faktor ini dan ada juga ruangan
yang sebagian besar puas terhadap faktor
ini.
Asumsi peneliti hal ini dikarenakan
tidak semua petugas pelayanan kesehatan
diruang rawat inap kelas III RSUD A.W
Sjahranie Samarinda memberikan
perhatian dan mendengarkan keluhan
pasien dengan baik serta memperlakukan
pasien tanpa status social. Bisa saja hal ini
terjadi dikarenakan terlalu banyak pasien
yang dirawat sehingga petugas pelayanan
kesehatan tidak bisa maksimal dalam
melakukan pelayanan dan faktor psikologis
seperti motivasi dari diri petugas
pelayanan kesehatan yang kurang baik.
Citra Merek
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan sebagian besar responden puas
pada faktor citra merek.. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sinaga (2013) yang menunjukkan
responden hampir sebagian besar sangat
setuju bahwa rumah sakit memiliki citra
merek yang baik.
Meskipun persentase yang
mempresentasikan kepuasan faktor citra
merek puas lebih tinggi dari pada kepuasan
faktor citra merek kurang puas, namun
masih ada hampir sebagian yang
mempresentasikan faktor citra merek
kurang puas. Dan dari faktor citra merek
ini, 7 ruang rawat inap kelas III di RSUD
A.W Sjahranie Samarinda memilki
persentase puas yang berbeda-beda.
Terdapat ruangan yang respondennya
hampir seluruhnya puas terhadap faktor ini
dan ada juga ruangan yang sebagian besar
puas terhadap faktor ini.
Asumsi peneliti hal ini dikarenakan
tidak semua pasien diruang rawat inap
kelas III RSUD A.W Sjahranie Samarinda
setuju bahwa rumah sakit memiliki
kualitas yang baik dan memberikan rasa
aman dan nyaman. Citra memegang
peranan penting terhadap kepuasan pasien
dimana pasien memandang rumah sakit
mana yang akan dibutuhkan untuk proses
penyembuhan. Pasien dalam
menginterpretasikan rumah sakit berawal
dari cara pandang melalui panca indera
dari informasi-informasi yang didapatkan
dan pengalaman baik dari orang lain
maupun diri sendiri sehingga
menghasilkan anggapan yang positif
terhadap rumah sakit tersebut.
Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian,
menunjukkan adanya hubungan bermakna
antara perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien dengan diperoleh nilai p
value=0,001 (p<0,05) yang artinya secara
statistik ada hubungan antara perilaku
caring perawat dengan kepuasan pasien
rawat inap kelas III di RSUD A. W.
Sjahranie Samarinda. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ilkafah dan Harniah (2017) yang
menyatakan bahwa ada hubungan
bermakna antara perilaku caring perawat
dengan kepuasan pasien. Dan penelitian
oleh Eka Putri Umayah (2017) yang
menyatakan terdapat hubungan perilaku
caring perawat dengan kepuasan pasien.
Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan
penelitian oleh Wolf (2003) yang
menyatakan terdapat hubungan positif
antara perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien dengan nilai (r=0,53)
Caring diperlukan antara pemberi
dan penerima asuhan keperawatan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien,yang
nantinya akan mempengaruhi kemampuan
pasien untuk sembuh. Terdapat 10 faktor
caratif atau sifat yang semestinya dimiliki
dan ditunjukkan perawat yang dapat
mencerminkan perilaku Caring dari
seorang perawat dan Jika hal tersebut
dilakukan dengan benar maka akan
berpengaruh terhadap kepuasan pasien
(Watson, 1999). Hal ini juga didukung
oleh (Potter & Perry, 2009) yang
menyatakan bahwa Perilaku Caring
perawat akan memungkinkan terjalinnya
hubungan interpersonal yang harmonis
antara perawat-pasien, dapat membantu
dan memenuhi kebutuhan pasien yang
pada akhirnya dapat memberikan kepuasan
pada pasien. Perilaku Caring terhadap
pasien merupakan esensi keperawatan
yang dapat memberi kontribusi positif
terhadap kepuasan pasien dalam menerima
layanan keperawatan.
Asumsi peneliti bahwa semakin
perawat berperilaku caring dalam
memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasien maka tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan akan semakin
tinggi juga, sedangkan perawat yang
memiliki perilaku kurang caring maka
kepuasan pasein terhadap pelayanan akan
rendah juga. Hal ini didukung karena
perawat yang berperilaku caring memiliki
pemahaman positif terhadap pentingnya
perilaku caring kepada pasien, dimana hal
tersebut akan memberikan efek/pengaruh
bagi kesembuhan kliennya. Sehingga
perawat berperilaku peduli terhadap
pasiennya dan hal tersebut akan
memberikan efek terhadap kepuasan
pasien. Caring adalah suatu moral
imperative (bentuk moral) sehingga
perawat harus terdiri dari orang-orang
yang bermoral baik dan memiliki
kepedulian terhadap kesehatan pasien,
yang mempertahankan martabat dan
menghargai pasien sebagai seorang
manusia (Sobel dalam Dwiyanti, 2010).
RSUD A.W. Sjahranie Samarinda
diharapkan dapat terus meningkatkan
pelayanan keperawatan yang optimal dan
professional dengan menerapkan perilaku
caring perawat sebagai landasannya dalam
melakukan setiap tindakan praktik
keperawatan. Mulai dari hal sederhana
yaitu dengan berkomunikasi kepada
pasien, menanyakan keluhan, bertutur kata
yang sopan, selalu membantu pasien serta
banyak tindakan positif lain yang sifatnya
care kepada pasein dan diperlukan oleh
pasien tersebut baik dari segi bio-psiko-
sosio-spiritual. Seiring terus berjalannya
perawat berperilaku caring kepada pasien,
tingkat kepuasan pasien akan semakin baik
dan positif. Sehingga nantinya tercipta
mutu pelayanan yang terstandar dan
terjamin pelayanannya.
Selain itu, juga diperlukan adanya
pelatihan terakit perilaku caring perawat
dengan mempraktikkan komunikasi-
komunikasi dan tindakan yang dapat
dilakukan perawat dalam melakukan
asuhan praktik keperawatan. Harapan
peneliti hal tersebut akan semakin
memaksimalkan perilaku caring perawat
sehingga dapat meningkatkan angka
kepuasan pasien di RSUD A. W.
Sjahranie. Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tutu April Ariani (2018)
yang membuktikan bahwa ada pengaruh
perilaku caring perawat dengan kepuasan
pasien setelah perawat diberikan pelatihan
komunikasi selama 1 bulan dan terdapat
peningkatan perilaku caring perawat serta
kepuasan pasien.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
ada hubungan antara perilaku caring
perawat dengan kepuasan pasien rawat
inap kelas III di RSUD A. W. Sjahranie
Samarinda.
Hasil penelitian ini diharapkan
seluruh perawat dapat meningkatkan
perilaku caring kepada pasien dalam
menerapkan asuhan praktik keperawatan
dalam keseharian. Dan untuk peneliti
selanjutnya agar meniliti faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi perilaku caring
perawat kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Aday, L., & Ann. (1980). Health Care in
The US. Equitable for whom. London:
Sage.
Alligood, M. R., & Tomey, A. N. (2006).
Nurshing Theorist and Their Work
(6th ed.). ST LOUIS: Mosby
Elsevier,Inc.
Aminuddin. (2002). Hubungan iklim kerja
dengan kinerja perawat pelaksana di
ruang rawat inap RSUD dr. Yunus
Bengkulu. Universitas Indonesia.
Anjaswarni, T. (2002). Analisa Tingkat
Kepuasan Klien Terhadap Perilaku
Caring Perawat diRSUD Dr.Saiful
Anwar Malang. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 41–49.
Arifin, M. (2013). Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Terhadap
Pelayanan Keperawatan, V(2).
Azwar, A. (1996). Menjaga mutu
pelayanan kesehatan. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Barbara, & Kozier. (2008). Fundamental
Of Nurshing. Jakarta: EGC.
Baros. (2011). Kontribusi Pengetahuan
Peserta Askes Sosial Terhadap
Kepuasan Layanan Rawat Jalan
Tingkat Lanjut dan Raw at Inap PT
Askes Tahun 2011. FKM-UI.
Basford, Lynn, & Slevin. (2006). Teori
dan Praktek Keperawatan :
Pendekatan Integral Pada Asuhan
Pasien. Jakarta: EGC.
Beaton, D, E., Bombardier, C., Guillemin,
F., & Ferraz, M., B. (2000).
Guidelines For The Process Of Cross-
Cultural Adaption Of Self- Report
Measures (Vol. 25(24)). SPINE.
Benner, P., & Wrubel, J. (1989). The
Primary Of Caring: Stress And
Coping In Health And Ilness. Menlo
Park, Calif: Addison -Wesley.
Bowers, M. R., Swan, J. E., & Koehler, W.
F. (1994). What Attributes Determine
Quality and Satisfaction With Health
Care Delivery?, 19, 49–55.
Carruth, A. K., Steele,
S., Moffett, B., Rehmeyer, T., Cooper, C.,
& Burroughs, R. (1991). The Impact
of Primary and Modular Nursing
Delivery Systems on Perceptions of
Caring Behavior (Vol. 26). School of
Nursing, Southeastern Louisiana
University.
Chinn, P. L., & Kremer, M. K. (2004).
Integrated Knowledge Development
In Nurshing (6th ed.). St.Louis:
Mosby.
Coser, L. (1956). The Fungctions of Social
Conflict. New york: The Free Press.
Depkes. (2007). Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit. jakarta.
Depkes. (2009). UU RI NO 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit. Retrieved from
http://www.depkes.go.id/resources/do
wnload/peraturan/UU No. 44 Th 2009
ttg Rumah Sakit.PDF
Depkes RI. (2009). Sistem Kesehatan
Nasional. Jakarta.
Dessler. (2000). Manajemen Sumber Daya
Manusia (Terjemahan). Jakarta: PT.
Prenhallindo.
Dharma. (2011). Metodologi Penelitian
Keperawatan: Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil
Penelitian. Jakarta: Trans Info Media.
Dwidiyanti, M. (2007). Caring Kunci
Sukses Perawat/Ners Mengamalkan
Ilmu. semarang: Hasani.
Dwidiyanti, M. (2010). Konsep Caring”.
semarang: Hasani.
Endah, R. N. (2007). Pengorganisasian
dalam keperawatan. Fakultas
Kedokteran Program Studi Ilmu
Keperawatan. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Fitriyani. (2009). Analisa Tingkat
Kepuasan Peserta Askes Sosial
Terhadap Pelayanan Administrasi
Kepesertaan Di PT. Askes (Persero)
Cabang Jakarta Timur tahun 2009.
FKM-UI.
Gadalean, I., Chepte, M., & Constantin, I.
(2011). Evaluation of patients
satisfaction. Journal of Applied
Medical Informatic, 41–47.
Gary Lee Cloud. (2003). ey Patients
Characteristic Influencing Customer
Statisfiction in Community Health
Centers. Dissertation Philosophy of
Arizona State Un iversity.
Gerson, & Richard, F. (2004). Mengukur
Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PPM.
Gibson, John, M. I., James, L., & James,
H. D. (2000). Organizations:
Behaviour, Structure and Process.
McGraw-Hill Companies Inc, Boston.
Gillies. (1994). Nurshing Management:
System Approach (3rd ed.).
Philadelpia: W.B.Saunder Co. Griffin. (1983). Caring-The Concept,
Behaviors, Influences and Impact.
International Journal Of Nurshing
Studies, 38, 187–194.
Gurusinaga, R. (2013). Perilaku Cring
Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat
Inap. Universitas Sumatera Utara.
Harianto, Khasanah, N., & Supardi, S.
(2005). Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Resep di Apotek Kopkar
Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta, 2,
12 – 21.
Haryanti. (2000). Manajemen mutu
pelayanan kesehatan. Surabaya :
Universitas Airlangga.
Heriandi. (2007). Mutu Pelayananan
Kesehatan di RS dan, Kepuasan
Konsumen, 2, 13–15.
Herjanto. (2001). Manajemen Produksi
dan Operasi (2nd ed.). Jakarta:
PT.GRAMEDIA.
Hill., C. and. (1992). The Measurement of
Patient Statisfaction. Journal Pub
Health Med.
Hutabarat, & Monica. (2013). No Title.
FKM-UI.
Ilkafah, & Harniah. (2017). Perilaku
Caring Perawat Dengan Kepuasan
Pasien di Ruang Rawat Innapprivate
Care Centre RSUP DR Wahidin
Sudirohusodo Makassar, 8, 138–146.
ISCO. (2002). Klasifikasi Baku Jenis
Pekerjaan Indonesia. Retrieved from
https://sirusa.bps.go.id/webadmin/doc
/KBJI2002.pdf
Ishaq Yaqub. (2013). Kualitas Playanan
Pasien Jasa Rawat Inap Kelas Iii Pada
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Wahab Sjahranie Kota Samarinda.
Kalsum, U. (2016). Hubungan Perilaku
Caring Dengan Kepuasan Pasien Di
Ruang Perawatan Teratai Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati Tahun
2016. Skripsi.
Kotler. (2005). Manajemen Pemasaran.
Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia.
Kotler, P., & Keller, K. . (2007).
Manajemen Pemasaran (12th ed.). PT
INDEKS.
Kron. (1987). The Management of Patient
Care Putting Leadership Skill Work
(6th ed.). Philadelphia: WB Saunders
Company.
Krowinski, William, J., & Steiber, R. S.
(1996). Measuring ang Managing
Patient Satisfaction (2nd ed.).
Chicago: American Hospital Associat
ion.
Kurniati. (2013). Kepuasan Pasien Rawat
Inap Lontara Kelas III Terhadap
Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit
Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Leininger, M. (1981). Caring; an Essential
Human Need: Proceedings of Three
National Caring. Michigan: Wayne
State University Press.
Leininger, M. (1984). Care, The Essence
Of Nurshing and Health. SLACK.
Lizarmi, F. (2000). Faktor -Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepuasan
Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas
Kuta Alam Banda Ace h. FKM-UI.
Lumenta, B. (1989). Pelayanan Medis
Citra, Konflik dan Harapan.
Yogyakarta: Kanisius.
Lusa. (2007). Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kepuasan Pasien.
Jakarta: Airlangga.
Masitoh, S. (2001). Analisis kinerja
perawat pelaksana dan
hubungannnya dengan karakterisitik
demograrafis dan karakteristik
organisasi di ruang rawat inap RSAB
Harapan Kita.
Menkes RI. (2008). Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
Muninjaya. (2004). Manajemen Kesehatan
(2nd ed.). Jakarta: EGC.
Naidu, A. (2009). Factors Affecting Patient
Satisfaction and Healthcare Quality
International Journal of Health Care
Quality Assurance, 22, 366–381.
Nurma, N. D. (2000). Kepuasan Pasien
Jaminan Terhadap Pelayanan Rawat
Jalan Rumah Sakit Umum Daerah
Bekasi Bulan Mei -Juni 2000. FKM-
UI.
Nursalam. (2011). Manajemen
Keperawatan. (3, Ed.) (3rd ed.).
jakarta: Selemba Medika.
Pangewa. (2007). Perilaku keorganisasian.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Panjaitan, R. (2002). Hubungan efektifitas
kepemimpinan kepala ruangan
dengan kinerja perawat pelaksana di
ruang rawat inap RSPAD Gatot
Subroto Jakarta. Universitas
Indonesia.
Parasuraman, A., Zeithalin, V., & Berry, L.
. (1999). A Conceptual Model Service
Quality and it’s Implication For
Future Reseach. Jurnal of Marketing,
42, 41–50.
Perry, A. ., & Potter, P. . (2009).
Fundamental Keperawatan.
Fundamentals of Nurshing:
Fundamental Keperawatan (7th ed.).
jakarta: Selemba Medika.
Pohan. (2007). Jaminan Mutu Layanan
Kesehatan. jakarta: EGC.
Potter, P. ., & Perry, A. . (2009).
Fundamentals of Nurshing. jakarta:
Selemba Medika.
Priambodo, G. (2014). Caring Dalam
Asuhan Keperawatan : Kategori
Caring Berdasarkan Budaya. Tesis, 1–
29.
Riani, A. (2011). Budaya Organisasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Risser, N. L. (1975). Development Of An
Instrument To Measure Patient
Satisfaction With Nurses And
Nurshing Care In Primary Care
Settings, 24.
Roach, M. S. (2002). Caring The Human
Mode Of Being : A Blueprint For The
Health Proffesionals (2nd ed.).
Canada: Ch Press.
Robbins. (2005). Prinsip-prinsip perilaku
organisasi (5 (Terjema). Jakarta:
Erlangga.
Rubenfeld, M. G., & Scheffer, B. K.
(1999). Critical thinking in nursing:
An interactive approach (2nd ed.).
Philadelphia: Lippincot.
Siagiaan, P. . (2010). Manajemen sumber
daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sinaga, L. E. (2013). Analisis Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Citra
Merek Rumah Sakit Vita Insari
Pematangsari. Universitas Sumatera
Utara.
Sjahranie, R. A. W. (2017). Hasil Survey
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Pada Instalasi Gawat Darurat, Rawat
Inap dan Rawat Jalan, (0541).
Retrieved from
http://www.rsudaws.co.id/
Soejadi. (1996). Pedoman penilaian
kinerja rumah sakit umum. Jakarta:
KATIGA Bina.
Sopiah. (2009). Perilaku organisasional.
Yogyakarta: Andi Offeset.
Sulipan. (2000). Manajemen Karyawan.
Yogyakarta: Tugu.
Supranto, S. (2001). Pengukuran tingkat
kepuasan konsumen untuk menaikkan
pangsa pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryawati. (2006). Menyusun Indikator
Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah
Sakit di Provinsi Jawa Tengah, Jurnal
Manajeman Pelayanan Kesehatan, 9
,No 4.
Swanson, K. M. (1991). Empirical
Development Of a Middle Range
Theory Of Caring, 40.
https://doi.org/10.1097/00006199-
199105000-00008
Syafrudin, M. ., & Rosyanawaty, T.
(2010). Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan Untuk Bidan. Jakarta:
Trans Info Medika.
Synder. (2011). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses &
Praktek (7th ed.). EGC.
Umayah, E. P. (2017). Hubungan Perilaku
Caring Perawat Dengan Tingkat
Kepuasan Pasien diBangsal Rawat
Inap Wardah RS PKU
MUHAMMADIYAH GAMPING.
Retrieved from
http://lib.unisayogya.ac.id/
Utama, A. (2003). Analisis Pengaruh
Persepsi Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit
Umum Cakra Husada Klaten, 1 No 2.
Watson. (1979). The Philosophy and
Science of Caring. Boston: Little
Brown.
Watson. (1999). Nurshing Human Science
and Human Care. new york: national
league for nurshing.
Watson, J. (1985). Nurshing Human
Science and Human Care. Norwalk,
Conn: Appeleton-Century: Crofts.
Who. (2013). world health organization.
Retrieved from www.who.int/
Wiyana. (2008). Supervisi Dalam
Keperawatan. yogyakarta: Andi.
Wolf, Z. R., Giardino, R. G., Miller, P. A.,
& Ambrose, S. M. (1994).
Dimensions Of Nurse Caring, 26.
Yulianti. (2013). Analisis Kepuasan Unit
Rawat Jalan Rumah Sakit Bhakti
Yudha Depok Tahun 2012. FKM-UI.
Zacher, H., & Frese, M. (2011).
Maintaining a focus on opportunities
at work: The interplay between age,
job complexity, and the use of
selection, optimization, and
compensation strategies, 32, 291–318.