HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah...

21
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD A. W. SJAHRANIE SAMARINDA Anis Agustina 1) , Supriadi 2) , Arsyawina 2) 1) Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kaltim 2) Dosen Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kaltim Abstrak Latar belakang: Perilaku caring perawat merupakan inti atau fokus dalam keperawatan sebagai bentuk praktik keperawatan profesional dan perilaku caring merupakan salah satu indikator kepuasan klien. Berdasarkan laporan hasil survey IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) semester II tahun 2017 di Rumah Sakit A.W. Sjahranie Samarinda diruang rawat inap kelas III didapatkan pelayanan rawat inap pada ruang cempaka dan Bougenvil menunjukkan bahwa masyarakat merasa cukup puas terhadap pelayanannya, namun nilai IKM mengalami penurunan dari semester sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi berjumlah 385 yang tersebar di 7 unit pelayanan. Sampel sebanyak 79 orang dengan purposive sampling. Perilaku caring perawat merupakan variabel bebas sedangkan kepuasan pasien rawat inap kelas III adalah variabel terikat. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Caring Behavior Inventory (CBI) dan kuisioner Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ). Kemudian data dianalisis menggunakan uji Chi Square Hasil Penelitian: Sebagian besar perawat berperilaku caring (53.2%) dan sebagaian besar pasien puas (51,9%). Berdasarkan uji Chi Square, didapatkan nilai p value=0,001. Hasil p value < 0,05 (Sig. 95%) maka Ho ditolak sehingga Ha diterima, sehingga ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit A.W. Sjahranie samarinda Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda. Dari hasil analisis didapatkan juga nilai OR sebesar 7,609 yang artinya perawat yang berperilaku caring akan menimbulkan kepuasan pasien 7,609 kali lebih besar dibandingkan dengan perawat yang berperilaku kurang caring. RSUD A.W. Sjahranie Samarinda diharapkan dapat terus meningkatkan pelayanan keperawatan yang optimal dan professional dengan menerapkan perilaku caring perawat sebagai landasannya dalam melakukan setiap tindakan praktik keperawatan. Seiring terus berjalannya perawat berperilaku caring kepada pasien, tingkat kepuasan pasien akan semakin baik dan positif. Sehingga nantinya tercipta mutu pelayanan yang terstandar dan terjamin pelayanannya. Kata Kunci: Caring Perawat, Kepuasan Pasien .

Transcript of HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah...

Page 1: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN

PASIEN RAWAT INAP KELAS III

DI RSUD A. W. SJAHRANIE

SAMARINDA

Anis Agustina 1), Supriadi 2), Arsyawina 2) 1)

Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kaltim 2)

Dosen Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kaltim

Abstrak

Latar belakang: Perilaku caring perawat merupakan inti atau fokus dalam keperawatan

sebagai bentuk praktik keperawatan profesional dan perilaku caring merupakan salah satu

indikator kepuasan klien. Berdasarkan laporan hasil survey IKM (Indeks Kepuasan

Masyarakat) semester II tahun 2017 di Rumah Sakit A.W. Sjahranie Samarinda diruang rawat

inap kelas III didapatkan pelayanan rawat inap pada ruang cempaka dan Bougenvil

menunjukkan bahwa masyarakat merasa cukup puas terhadap pelayanannya, namun nilai

IKM mengalami penurunan dari semester sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III

di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda.

Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi berjumlah 385

yang tersebar di 7 unit pelayanan. Sampel sebanyak 79 orang dengan purposive sampling.

Perilaku caring perawat merupakan variabel bebas sedangkan kepuasan pasien rawat inap

kelas III adalah variabel terikat. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Caring Behavior

Inventory (CBI) dan kuisioner Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ). Kemudian data

dianalisis menggunakan uji Chi Square

Hasil Penelitian: Sebagian besar perawat berperilaku caring (53.2%) dan sebagaian besar

pasien puas (51,9%). Berdasarkan uji Chi Square, didapatkan nilai p value=0,001. Hasil p

value < 0,05 (Sig. 95%) maka Ho ditolak sehingga Ha diterima, sehingga ada hubungan

antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit

A.W. Sjahranie samarinda

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan

kepuasan pasien rawat inap kelas III di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda. Dari hasil analisis

didapatkan juga nilai OR sebesar 7,609 yang artinya perawat yang berperilaku caring akan

menimbulkan kepuasan pasien 7,609 kali lebih besar dibandingkan dengan perawat yang

berperilaku kurang caring. RSUD A.W. Sjahranie Samarinda diharapkan dapat terus

meningkatkan pelayanan keperawatan yang optimal dan professional dengan menerapkan

perilaku caring perawat sebagai landasannya dalam melakukan setiap tindakan praktik

keperawatan. Seiring terus berjalannya perawat berperilaku caring kepada pasien, tingkat

kepuasan pasien akan semakin baik dan positif. Sehingga nantinya tercipta mutu pelayanan

yang terstandar dan terjamin pelayanannya.

Kata Kunci: Caring Perawat, Kepuasan Pasien .

Page 2: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

RELATIONSHIP NURSES CARING BEHAVIOR AND SATISFACTION OF CLASS

III INPATIENTS IN A.W. SJAHRANIE HOSPITAL SAMARINDA

Anis Agustina 1), Supriadi 2), Arsyawina 2) 1Applied Nursing Student, Health Polytechnics East Borneo

2Nursing Studies, Health Polytechnics East Borneo

Abstract

Background: Nurse caring behavior is the focus in nursing as a form of professional nursing

practice and caring behavior is one indicator of client satisfaction. Based on the survey results

of the IKM (Community Satisfaction Index) in semester II of 2017 at the A.W Hospital.

Sjahranie Samarinda in the class III inpatient room found inpatient services in the Cempaka

and Bougenvil rooms showed that the community felt quite satisfied with the service, but the

IKM value decreased from the previous semester. This study aims to analyze the relationship

between nurses' caring behavior and satisfaction of class III inpatients at AW Sjahranie

General Hospital Samarinda.

Methods: Type of quantitative research with cross-sectional design. The population is 385

spread in 7 service units. The sample was 79 people with purposive sampling. The nurse's

behavior is independent variable while the satisfaction of class III inpatients is the dependent

variable. Data collection uses the Caring Behavior Inventory (CBI) questionnaire and the

Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ) questionnaire. Then the data were analyzed using

Chi Square test

Results: Most nurses behave caring (53.2%) and most patients are satisfied (51,9%). Chi

Square test results obtained p value = 0.001. Results of p value <0.05 (Sig. 95%) then Ho is

rejected so that Ha is accepted, so there is a relationship between behavior of caring nurses

with satisfaction of class III inpatients in AW Sjahranie General Hospital Samarinda.

Conclusion: There was a significant relationship between behavior of caring nurses with

satisfaction of class III inpatients in AW Sjahranie General Hospital Samarinda. The results of

the analysis also obtained an OR value of 7,609, which means nurses who behave caring will

lead to patient satisfaction 7,609 times greater than nurses who behave less caring. AW

Sjahranie Hospital in Samarinda is expected to continue to improve optimal nursing services

and professionals by applying nurse behavior as a basis for carrying out every action in

nursing practice. As the nurses continues to behave caring to patients, the level of patient

satisfaction will be better and positive. So that later standardized service quality will be

created and services guaranteed.

Keywords: Nurse Caring, Patient Satisfaction.

Page 3: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah suatu tempat

dimana masyarakat menjalani pengobatan

maupun pemeriksaan yang didalamnya

banyak sekali terdapat pelayanan dan

pasien mempunyai suatu hak untuk

mendapatkan layanan yang bermutu sesuai

dengan standar profesi dan standar

operasional prosedur (Depkes, 2009).

Pelayanan yang bermutu merupakan

hal penting yang harus dimiliki oleh setiap

rumah sakit agar menjadi rumah sakit

anjuran bagi banyak orang. Semakin

berkembangnya jaman dan teknologi saat

ini, banyak rumah sakit swasta yang

berdiri sehingga persainganpun akan

semakin ketat. Setiap orang pasti akan

lebih memilih kualitas rumah sakit yang

baik dalam pelayanannya, dimana hal

tersebut akan sangat berpengaruh untuk

kelangsungan hidupnya walaupun ia harus

mengeluarkan uang lebih, Oleh karena itu

rumah sakit dituntut untuk terus

melakukan peningkatan kualitas

pelayanannya (Depkes, 2007).

Mutu suatu pelayanan kesehatan

ditentukan oleh berbagai aspek, salah satu

diantaranya yaitu tingkat kepuasan pasien

dan salah satu indikator dari mutu

pelayanan keperawatan yaitu apakah

pelayanan keperawatan yang diberikan

memuaskan pasien atau tidak (Nursalam,

2011). Adapun aspek-aspek kepuasan

menurut (Gadalean, Chepte, & Constantin,

2011) yaitu dari pelayanan medis,

informasi, makanan, fasilitas akomodasi,

lingkungan, pelayanan keperawatan, dan

jadwal visit kepasien. Dengan tingginya

Kepuasan yang didapatkan oleh pasien

maka akan semakin bagus citra rumah

sakit tersebut.

Kepuasan klien adalah suatu

tingkat perasaan pasien yang timbul

sebagai akibat dari kenerja layanan

kesehatan yang diperolehnya setelah

pasien membandingkan dengan apa yang

diharapkannya (Pohan, 2007). Menurut

Kepmenkes 129 tahun 2008 standar

kepuasan pasien rawat inap yaitu ≥90 %

(Depkes, 2007). Oleh karena itu suatu

kualitas pelayanan akan menentukan besar

tingginya kepuasan klien.

Berdasarkan penelitian sebelumnya

di RSUD A.W Sjahrani Samarinda oleh

(Ishaq Yaqub, 2013) didapatkan bahwa

Kualitas Pelayanan Pasien Jasa Rawat Inap

Kelas III dapat dikatakan sudah terlaksana

dengan baik, namun masih saja terdapat

kendala dalam pelaksanaannya. Hal ini

dibuktikan dengan masih adanya kesalahan

dalam memahami prosedur yang kurang

dipahami oleh pasien, keluarga pasien atau

masyarakat.

Dan berdasarkan laporan hasil survey

IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat)

semester II tahun 2017 di RSUD A.W

Sjahranie Samarinda diruang rawat inap

kelas III didapatkan pelayanan rawat inap

Page 4: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

pada ruang Cempaka dan Bougenvil

menunjukkan bahwa masyarakat merasa

cukup puas terhadap pelayanannya namun

nilai IKM mengalami penurunan dari

semester sebelumnya dengan kategori Baik

(B). (Sjahranie, 2017).

Menurut (Anjaswarni, 2002)

pelayanan keperawatan yang perlu

mendapat perhatian yaitu perilaku caring

perawat yang merupakan inti atau fokus

dalam keperawatan sebagai bentuk praktik

keperawatan profesional dan perilaku

caring merupakan salah satu indikator

kepuasan klien (Wiyana, 2008).

Perilaku Caring perawat akan

memungkinkan terjalinnya hubungan

interpersonal yang harmonis antara

perawat-pasien, dapat membantu dan

memenuhi kebutuhan pasien yang pada

akhirnya dapat memberikan kepuasan pada

pasien. Perilaku Caring terhadap pasien

merupakan esensi keperawatan yang dapat

memberi kontribusi positif terhadap

kepuasan pasien dalam menerima layanan

keperawatan (Perry & Potter, 2009).

Caring merupakan sikap peduli,

hormat dan menghargai orang lain. Dalam

Theory Of Human Care, Watson

mengungkapkan bahwa Caring diperlukan

antara pemberi dan peneriman asuhan

keperawatan untuk meningkatkan dan

melindungi pasien, yang nantinya akan

mempengaruhi kemampuan pasien untuk

sembuh. Terdapat 10 faktor caratif atau

sifat yang semestinya dimiliki dan

ditunjukkan perawat yang dapat

mencerminkan perilaku Caring dari

seorang perawat. Jika dilakukan dengan

benar maka akan berpengaruh terhadap

kepuasan pasien (Watson, 1999).

Perawat selalu berada bersama

klien selama 24 jam dan dalam waktu itu

perawat banyak memberikan care griver

kepada pasien, sehingga perawat adalah

wajah dari rumah sakit dimana

pelayanannya akan selalu dilihat dan

diamati oleh klien untuk menentukan

kepuasan pasien dari yang didapat dan

yang diharapkan. Namun semakin

berkembangnya dan meningkatnya

kemajuan teknologi yang digunakan

dalam menentukan diagnosis secara cepat

dan pengobatan sering menyebabkan

perawat melihat hubungan klien sebagai

sesuatu yang kurang penting sehingga rasa

care perawat kepada pasien berkurang.

Berdasarkan hasil wawancara pada

tanggal 18 Januari 2019 dijumpai adanya

pasien yang menyatakan kurang puas

dengan pelayanan yang dilakukan perawat

di ruang rawat inap kelas III RSUD A.W

Sjahranie Samarinda. Didapatkan 2 orang

pasien dari 5 orang pasien yang

diwawancarai secara acak menyatakan

kurang puas dengan pelayanan yang

diterimanya dengan alasan perawat kurang

memperhatikan pasien dan apabila

Page 5: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

memerlukan bantuan harus ke nurse

station terlebih dahulu.

Berdasarkan penelitian di RSUD

A.W.Sjahranie Samarinda oleh (Ishaq

Yaqub, 2013) kualitas pelayanan pasien

rawat inap kelas III masih terdapat kendala

dalam pelaksanaannya dan berdasarkan

survey IKM 2017 di RSUD A.W Sjahranie

diruang rawat inap kelas III terdapat

beberapa ruang rawat inap yang

mengalami penurunan IKM serta

berdasarkan hasil wawancara ditemukan

pasien yang kurang puas terhadap

pelayanan keperawatan sehingga peneliti

tertarik melakukan penelitian ini untuk

mengidentifikasi apakah ada hubungan

perilaku Caring perawat dengan kepuasan

pasien.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan diruang

rawat inap kelas III Rumah Sakit Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda pada Februari

2019.

Rancangan Penelitian

Jenis penelitian kuantitatif dengan

studi analitik dan desain cross sectional.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pasien rawat inap kelas III RSUD

A.W.Sjahranie Samarinda berjumlah 385

orang dengan sampel sebanyak 79 orang

menggunakan teknik purposive sampling.

Metode Pengambilan Data

Metode pengumpulan data dilakukan

dengan menyebarkan kuesioner caring

perawat dengan menggunakan kuesioner

Caring Behavior Inventory (CBI) dan

kuisioner Kepuasan pasien dengan

menggunakan kuesioner Patient

Satisfaction Questionnaire (PSQ).

Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan

dianalisis secara univariat, dan bivariat

menggunakan uji chi square untuk

mengetahui adanya hubungan antara

perilaku caring perawat dengan kepuasan

pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit

A.W. Sjahranie samarinda

HASIL PENELITIAN

Analisa Univariat

Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan,

Pekerjaan, dan Jaminan Kesehatan Tabel 1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin, Usia, Pendidikan, Pekerjaan, dan Jaminan Kesehatan Pasien Rawat Inap Kelas III

RSUD A. W. Sjahranie Samarinda Tahun 2019

Klasifikasi

Karakteristik

Responden

Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

Jenis Kelamin Laki – Laki Perempuan

Total

43

36 79

54,4

45,6 100

Usia

17 – 25 Th

26 – 35 Th 36 – 45 Th

>45 Th

Total

8

7 13

51 79

10,1

8,9 16,5

64,6 100

Page 6: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

Pendidikan

SD

SMP SMA

Diploma Total

34

21

23 1

79

43

26,6

29,1 1,3 100

Pekerjaan Swasta Wirausaha IRT

Mahasiswa

Total

33

14

31 1

79

41,8

17,7

39,2 1,3 100

Jaminan

Kesehatan Umum

Jamkesmas

Bpjs

KIS Total

3

1

68 7

79

3,8

1,3

86,1 8,9 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 1 di atas,

menunjukkan bahwa karakteristik

responden sebagian besar berjenis kelamin

laki-laki berjumlah 43 orang (54,4%),

sebagian besar berumur >45 tahun

berjumlah 51 orang (64,6%), hampir

sebagian berpendidikan SD sebanyak 34

orang (43%), hampir sebagian responden

bekerja Swasta sebanyak 33 orang (41,8%)

dan sebagian besar pengguna BPJS

sebanyak 68 orang (86,1%).

Distribusi Variabel

a. Distribusi Responden Berdasarkan

Perilaku Caring Perawat Rawat Inap

Kelas III RSUD A.W.Sjahranie

Samarinda Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku

Caring Perawat RSUD A.W.Sjahranie Samarinda Tahun 2019

Berdasarkan tabel 2 di atas,

menunjukkan bahwa distribusi responden

berdasarkan perilaku Caring perawat

sebagian besar adalah Caring sebanyak 42

orang (53,2%).

b. Distribusi Responden Berdasarkan

Perilaku Caring Perawat Disetiap

Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD

A.W.Sjahranie Samarinda Tahun 2019 Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku

Caring Perawat Disetiap Ruang Rawat Inap

Kelas III RSUD A.W.Sjahranie Samarinda

Tahun 2019 Ruang Distribusi

perilaku caring

perawat

Fre

kue

nsi (n)

Pre

sen

tase (%)

Flamboyan Caring Kurang Caring

Total

7 5 12

58,3 41,7 100

Mawar Caring

Kurang Caring

Total

6

5

11

54,5

45,5

100

Aster

Caring Kurang Caring

Total

6 5

11

54,5 45,5

100

Dahlia

Caring

Kurang Caring

Total

6

5

11

54,5

45,5

100

Angsoka Caring

Kurang Caring

Total

6

6 12

50,0

50,0 100

Seruni Caring

Kurang Caring

Total

6

5

11

54,5

45,5

100

Bougenvile Caring

Kurang Caring

Total

7

4 11

63,6

36,4 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 3 di atas,

menunjukkan bahwa distribusi responden

berdasarkan perilaku caring perawat

disetiap ruang rawat inap kelas III RSUD

A.W.Sjahranie Samarinda yaitu: Ruang

Flamboyan sebagian besar adalah caring

Distribusi Perilaku Caring

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Caring 42 53,2

Kurang Caring 37 46,8

Total 79 100

Page 7: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

sebanyak 7 orang (58,3%). Sedangkan

Ruang Mawar, Aster, Dahlia dan Seruni

sebagian besar adalah caring sebanyak 6

orang (54,5%). Ruang Angsoka

setengahnya adalah caring sebanyak 6

orang (50,0%). Dan ruang Bougenvile

sebagian besar adalah caring sebanyak 7

orang (63,6%).

c. Distribusi Responden Berdasarkan

Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD A.W.Sjahranie Samarinda

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan

Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD A.W.Sjahranie

Samarinda Tahun 2019

Distribusi Kepuasan Pasien

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Puas 41 51,9

Kurang Puas 38 48,1

Total 79 100

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4 di atas,

menunjukkan bahwa distribusi responden

berdasarkan kepuasan pasien sebagian

besar adalah puas sebanyak 41 orang

(51,9%).

d. Distribusi Responden Berdasarkan

Perilaku Caring Perawat Disetiap

Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD

A.W.Sjahranie Samarinda Tahun 2019 Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Pasien Disetiap Ruang Rawat Inap Kelas III

RSUD A.W.Sjahranie Samarinda Tahun 2019

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5 di atas,

menunjukkan bahwa distribusi responden

berdasarkan kepuasan pasien disetiap

ruang rawat inap kelas III RSUD

A.W.Sjahranie Samarinda yaitu: Ruang

Flamboyan sebagian besar adalah puas

sebanyak 7 orang (58,3%). Sedangkan

ruang Mawar, Dahlia dan Bougenvile

sebagian besar adalah puas sebanyak 6

orang (54,5%). Ruang Aster dan Seruni

sebagian besar adalah puas sebanyak 7

orang (63,6%). Dan ruang Angsoka

setengahnya adalah puas sebanyak 6 orang

(50,0%).

e. Distribusi Responden Berdasarkan

beberapa faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien ruang rawat inap

Kelas III RSUD A.W.Sjahranie

Samarinda Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Beberapa

Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Rawat Inap Kelas III RSUD A.W.Sjahranie

Samarinda Tahun 2019

Distribusi kepuasan

pasien

Frekuesi

(n) = 79 Presen

tase (%)

Tangible Puas

41

51,9

Ruang Distribusi

Kepuasan

Pasien

Fre

kue

nsi (n)

Pre

sen

tase (%)

Flamboyan Puas

Kurang Puas Total

7

5 12

58,3

41,7 100

Mawar Puas

Kurang Puas

Total

6

5

11

54,5

45,5

100

Aster Puas

Kurang Puas

Total

7

4

11

63,6

36,4

100

Dahlia Puas

Kurang Puas

Total

6

5 11

54,5

45,5 100

Angsoka Puas

Kurang Puas

Total

6

6

12

50,0

50,0

100

Seruni Puas

Kurang Puas

Total

7

4 11

63,6

36,4 100

Bougenvile Puas

Kurang Puas Total

6 5 11

54,5 45,5 100

Page 8: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

Kurang Puas 38 48,1

Reliability

Puas Kurang Puas

44 35

55,7 44,3

Responsivennes

Puas Kurang Puas

40 39

50,6 49,4

Assurance

Puas Kurang Puas

55 24

69,6 30,4

Empati

Puas

Kurang Puas

55 24

69,6 30,4

Citra Merek

Puas Kurang Puas

47 32

59,5 40,5

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 6 di atas,

menunjukkan bahwa pada faktor tangible

sebagian besar responden sebanyak 41

orang (51,9%) masuk kategori puas.

Sementara itu, untuk faktor reliability

sebagian besar puas terhadap pelayanan

rumah sakit sebanyak 44 orang (55,7%).

Pada faktor responsiveness sebagian besar

puas terhadap pelayanan rumah sakit

sebanyak 40 orang (50,6%). Pada variabel

assurance dan empathy sebagian besar

puas sebanyak 55 orang (69,6%). Dan pada

faktor citra merek sebagian besar

responden puas sebanyak 47 orang

(59,5%)

Analisa Bivariat

a. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III

di RSUD A.W.Sjahranie Samarinda Tabel 7

Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD

A.W.Sjahranie Tahun 2019

Kepuasan Pasien

Perilaku Puas Kurang Total OR

Caring

Perawat

Caring

Puas

N % N % N %

P

Value

(95% CI)

7,609

31 73,8 11 26,2 42 100,0 ,001

Kurang

Caring 10 27,0 27 73,0 37 100,0

Sumber : Analisa Data Primer, 2019

(2,800-20,679)

Berdasarkan tabel 7 diatas dapat

diketahui bahwa perawat yang berperilaku

caring memberikan kepuasan tinggi

sebanyak 31 responden (73,8%),

sedangkan perawat yang kurang caring

diperoleh hasil kepuasan pasien lebih

rendah yaitu sebanyak 10 responden

(27,0%). Dan perawat yang berperilaku

caring namun memberikan ketidakpuasan

didapatkan hasilnya rendah yaitu sebanyak

11 responden (26,2%), sedangkan perawat

yang berperilaku kurang caring

memberikan ketidakpuasan yang tinggi

yaitu sebanyak 27 responden (73,0%).

Hasil analisis menggunakan uji chi square

Page 9: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

diperoleh nilai p value=0,001 yang artinya

secara statistik ada hubungan antara

perilaku caring perawat dengan kepuasan

pasien rawat inap kelas III di RSUD A. W.

Sjahranie Samarinda. Dari hasil analisis

didapatkan juga nilai OR sebesar 7,609

yang artinya perawat yang berperilaku

caring akan mengakibatkan kepuasan

pasien 7,609 kali lebih besar dibandingkan

dengan perawat yang berperilaku kurang

caring.

PEMBAHASAN

Analisa Univariat

Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa sebagian

besar responden berjenis kelamin laki-laki.

Hasil penelitian ini didukung dengan

penelitian (Dewi Ningsih, 2014) bahwa

sebagian besar responden yang dirawat

dirumah sakit ialah laki-laki sebanyak 22

responden (64,7) dan juga didukung oleh

penelitian (Abdul, 2013) bahwa sebagian

besar responden yang dirawat dirumah

sakit ialah laki-laki sebanyak (57,8%).

Asumsi peneliti laki-laki memiliki tingkat

resiko yang lebih tinggi untuk sakit dari

pada perempuan. Hal tersebut dikarenakan

laki-laki berevolusi untuk memiliki sitem

kekebalan tubuh lebih lemah dan rendah

karena kecenderungan perilaku yang

senang mengambil risiko.

b. Umur

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa sebagian

besar responden berumur >45 tahun. Hasil

penelitian ini didukung dalam penelitian

yang dilakukan oleh (Hutabarat & Monica,

2013) dan (Yulianti, 2013) bahwa

pemanfaatan pelayanan kesehatan

terbanyak ada pada umur yang lebih tua

(lansia). Asumsi peneliti hal ini karena

seiring pertambahan usia, usia sel dalam

tubuh tentu akan mengalami penuaan

sehingga mengalami penurunan fungsi

organ dan akan berefek pada kesehatan

tubuh seseorang, dimana daya tahan

tubuh/imunitas akan menurun. Oleh sebab

itu, mereka yang berusia lanjut pun

menjadi lebih mudah terserang penyakit.

c. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa sebagian

besar responden berpendidikan terakhir

SD. Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian (Niken,2013) yang mendapatkan

bahwa sebagian besar yang dirawat

dirumah sakit ialah responden

berpendidikan rendah sebanyak (69,2%)

dan penelitian oleh (Yasmini,2015)

didapatkan bahwa sebagian besar

responden yang dirawat dirumah sakit

ialah yang berpendidikan rendah sebanyak

(53,1%). Dan hasil penelitian ini juga

didukung oleh (Julinty, 2013) bahwa

Page 10: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

terdapat hubungan positif antara status

kesehatan dengan tingkat pendidikan.

Dan Menurut Gary Lee Cloud (2003)

pasien dengan pendidikan rendah memiliki

kepuasan lebih tinggi dari pada pasien

dengan pendidikan tinggi dan Semakin

tinggi pendidikan akan semakin tinggi

keinginan untuk memanfaatkan

pengetahuan dan keterampilan, juga akan

memiliki kecenderungan untuk melakukan

tuntutan, juga harapan yang lebih tinggi

(Yulianti, 2013).

d. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa sebagian

besar pekerjaan responden ialah swasta.

Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh (Titik

Juwariyah, 2014) yang mendapatkan

bahwa responden yang dirawat dirumah

sakit pekerjaannya sebagian besar yaitu

swasta sebanyak 22 orang (44%).

Asumsi peneliti Karyawan swasta

adalah seseorang yang bekerja disuatu

perusahaan/badan usaha milik swasta atau

bukan milik pemerintah. Beberapa alasan

pekerjaan ini banyak diminati karena

gajinya bisa lebih besar, pegawai

dimudahkan dalam memngembangkan diri,

jaminan pensiun juga disediakan bagi yang

terdaftar BPJS dan ada beberapa

perusahan/badan usaha yang tidak

memerlukan pendidikan tinggi.

e. Jaminan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa sebagian

besar responden menggunakan jaminan

BPJS. Hasil penelitian ini didukung oleh

Badan Penyelenggara Jamninan Sosial

yang mengungkapkan hasil peserta

program Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) per 1 Maret 2019 yaitu sejumlah

218.132.478. Jumlah ini mengalami

peningkatan dari sebelumnya. Asumsi

peneliti BPJS adalah suatu program

pemerintah yang bertanggung jawab untuk

menyelenggarakan jaminan kesehatan

nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.

Program BPJS ini memiliki manfaat dan

kelebihan yang dapat dirasakan oleh rakyat

Indonesia, diantara berobat menjadi lebih

mudah karena sistem gotong royong

melalui iuran perbulan sesuai kelas yang

dipilih.

Distribusi Variabel

a. Perilaku Caring Perawat di Ruang

Rawat Inap Kelas III RSUD

A.W.Sjahranie Samarinda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

diruang rawat inap kelas III RSUD A.W

Sjahranie Samarinda sebagian besar

perawat berperilaku caring. Hasil ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ilkafah dan Harniah (2017) yang

menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

perawat berperilaku caring baik kepada

pasiennya sebanyak 33 orang (82,5%) dan

Page 11: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

juga penelitian oleh Eka Putri Umayah

(2017) juga menunjukkan bahwa mayoritas

caring perawat yang baik dalam klasifikasi

tinggi yaitu sebanyak 44 orang (77,2%).

Meskipun persentase yang

mempresentasikan perawat berperilaku

caring lebih tinggi dari pada perawat yang

berperilaku kurang caring, namun masih

ada hampir sebagian yang

mempresentasikan perawat berperilaku

kurang caring. Asumsi peneliti jumlah ini

relatif banyak, hal ini menandakan bahwa

belum seluruh perawat diruang rawat inap

kelas III RSUD A.W Sjahranie Samarinda

berperilaku caring kepada pasiennya. Perlu

ditekankan pula factor-faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku caring perawat

salah satunya diantaranya menurut

(Gibson, John & James, 2000) yaitu factor

individu. Adapun factor individu yang

dapat mempengaruhi perilaku caring

perawat diantaranya yaitu: Umur, Jenis

Kelamin, Pendidikan dan Masa Kerja.

Dari beberapa faktor diatas bisa

jadi hal tersebut berpengaruh terhadap

perilaku caring seorang perawat, baik

dalam hal perawat berperilaku caring

ataupun kurang caring . Oleh kerena itu

rumah sakit harus meninjau kembali

faktor-faktor yang dapat berpengaruh

terhadap caring seorang perawat kepada

pasiennya. Dari 7 ruang rawat inap kelas

III di RSUD A.W Sjahranie Samarinda

yang diantaranya yaitu Ruang Flamboyan,

Mawar, Aster, Dahlia, Angsoka, Seruni

dan Bougenvil memiliki persentase

perawat berperilaku caring yang berbeda-

beda, asumsi peneliti hal tersebut bisa

terjadi karena beberapa faktor yang telah

dijelaskan diatas.

Dan dari 42 pertanyaan di kuisioner

perilaku caring perawat kepada pasien,

nilai terendah berada pada pertanyaan

kuisioner nomor 29 yaitu perawat

meyakinkan kehadiran kembali.

Menyampaikan tindakan selanjutnya

kepada pasien dan menyatakan kehadiran

selanjutnya kepada pasien merupakan hal

penting yang harus dilakukan oleh perawat

kepada pasien sebagai bentuk caring

kepada pasien. Dengan hal tersebut maka

pasien akan merasa aman dan merasa

kondisinya selalu dipantau dan

diperhatikan oleh petugas sehingga

kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah

sakit akan semakin tinggi. Oleh karena itu

perawat di setiap ruangan yang ada di

Rumah Sakit harus lebih menekankan

kembali Caring perawat yang merupakan

inti/jantung dalam asuhan praktik

keperawatan. Persentase caring perawat

harus tinggi untuk menunjukkan bahwa

pelayanan dirumah sakit dilakukan secara

optimal dan professional.

b. Kepuasan Pasien Rawat Inap

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa kepuasan pasien

rawat inap kelas III RSUD A.W Sjahranie

Page 12: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

Samarinda sebagian besar adalah puas.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ilkafah dan Harniah (2017)

yang menunjukkan bahwa hampir

seluruhnya pasien puas sebanyak 30 orang

(75,0%) dan juga penelitian oleh Eka Putri

Umayah (2017) juga menunjukkan bahwa

mayoritas kepuasa pasien dalam klasifikasi

tinggi yaitu sebanyak 50 orang (87,7%).

Meskipun persentase yang

mempresentasikan kepuasan pasien rawat

inap kelas III puas lebih tinggi dari pada

kepuasan pasein yang kurang puas, namun

masih ada hampir sebagian yang

mempresentasikan kurang puas dan dari 7

ruang rawat inap kelas III RSUD A.W

Sjahranie Samarinda memiliki persentase

kepuasan yang berbeda-beda namun setiap

ruangan hampir sebagian

mempresentasikan kurang puas.

Asumsi peneliti jumlah ini relatif

banyak, hal ini menandakan bahwa belum

semua pasien rawat inap kelas III RSUD

A.W Sjahranie Samarinda puas terhadap

pelayanan yang diberikan dirumah sakit

RSUD A.W Sjahranie Samarinda. Perlu

ditekankan pula factor-faktor yang dapat

mempengaruhi kepuasan pasien diantara

menurut (Gonzales, 1976 dalam Lizarmi,

2000) tingkat kepuasan pasien dipengaruhi

oleh factor konsumen yaitu umur, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan dan

jaminan kesehatan.

Dari beberapa faktor diatas bisa jadi

hal tersebut berpengaruh terhadap

kepuasan pasien, baik puas maupun kurang

puas. Oleh kerena itu rumah sakit harus

terus meningkatkan pelayanan yang ada

dirumah sakit terutama perawat yang ada

disetiap ruangan sehingga kepuasan pasien

dapat semakin tinggi.

Dan dari 26 pertanyaan di kuisioner

kepuasan pasien terhadap pelayanan

keperawatan, nilai terendah berada pada

pertanyaan kuisioner nomor 2 yaitu

perawat memberi penjelasan kepada pasien

tentang penyakitnya. Rumah sakit harus

lebih meningkatkan peran perawat dalam

melakukan pendidikan kesehatan kepada

pasiennya atau sebagai educator, seperti

contohnya memberikan informasi

mengenai pencegahan-pencegahan agar

penyakit pasien tidak kambuh lagi. Hal

tersebut sangat berguna dan bermanfaat

bagi pasien dan dapat meningkatkan angka

kepuasan pasien.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Kepuasan

Menurut Parasurahman, Zeithalin

& Berry (1999) terdapat beberapa dimensi

kepuasan pasien yang dapat diukur yang

berpengaruh terhadap kepuasan pasien

diantaranya yaitu Tangible, reliability,

responsiveness, assurance, empaty dan

menurut Moison, Wlater dan White (dalam

Haryanti,2000) faktor yang dapat

Page 13: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

mempengaruhi kepuasan yaitu

Image/Citra.

Tangible

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan sebagian besar responden puas

pada faktor tangible.. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Umi Kalsum (2016) yang menunjukkan

hasil kepuasan Tangible yaitu sebagian

besar puas sebesar 72,8 %. Dan juga

didukung oleh penelitian Ilkafah dan

Harniah (2017) menunjukkan hasil

kepuasan Tangible yaitu hampir

seluruhnya puas sebesar 77,5 %.

Meskipun persentase yang

mempresentasikan kepuasan faktor

Tangible puas lebih tinggi dari pada

kepuasan faktor Tangible kurang puas,

namun masih ada hampir sebagian yang

mempresentasikan faktor Tangible

kurang puas. Dan dari faktor Tangible ini,

7 ruang rawat inap kelas III di RSUD A.W

Sjahranie Samarinda memilki persentase

puas yang berbeda-beda. Terdapat ruangan

yang respondennya seluruhnya puas

terhadap faktor ini dan ada juga ruangan

yang sebagian besar puas terhadap faktor

ini.

Asumsi peneliti hal ini dikarenakan

tidak semua ruang rawat inap kelas III

RSUD A.W Sjahranie Samarinda bersih,

rapi dan nyaman dan sebagian responden

mengeluh mengenai fasilitas AC yang

tidak berfungsi. Bisa saja hal ini terjadi

karena petugas kebersihan kurang

maksimal dalam melakukan tugasnya

atapun terlalu banyak penunggu dan

pengunjung pasien yang dapat membuat

lingkungan kurang bersih dan kurang

nyaman ataupun terdapat kendala dalam

perbaikan fasilitas rumah sakit yang rusak.

Reliability

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan sebagian besar responden puas

pada faktor Reliability. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Umi Kalsum (2016) yang menunjukkan

hasil kepuasan Reliability yaitu sebagian

besar puas sebesar 58 %. Dan juga

didukung oleh penelitian Ilkafah dan

Harniah (2017) menunjukkan hasil

kepuasan Reliability yaitu sebagian besar

puas sebesar 70 %.

Meskipun persentase yang

mempresentasikan kepuasan faktor

Reliability puas lebih tinggi dari pada

kepuasan faktor Reliability kurang puas,

namun masih ada hampir sebagian yang

mempresentasikan faktor Reliability

kurang puas. Dan dari faktor Reliability

ini, 7 ruang rawat inap kelas III di RSUD

A.W Sjahranie Samarinda memilki

persentase puas yang berbeda-beda.

Terdapat ruangan yang respondennya

seluruhnya puas terhadap faktor ini dan

ada juga ruangan yang sebagian besar puas

terhadap faktor ini.

Page 14: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

Asumsi peneliti hal ini

dikarenakan tidak semua petugas

pelayanan kesehatan diruang rawat inap

kelas III RSUD A.W Sjahranie Samarinda

melakukan pelayanan, pemeriksaan dan

pengobatan dengan baik. Bisa saja hal ini

terjadi dikarenakan terlalu banyak pasien

yang dirawat sehingga petugas pelayanan

kesehatan tidak bisa maksimal dalam

melakukan pelayanan, pemeriksaan dan

pengobatan.

Responsivenness

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan sebagian besar responden puas

pada faktor responsiveness. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Umi Kalsum (2016) yang menunjukkan

hasil faktor kepuasan responsivenness

yaitu hampir seluruhnya puas sebesar 81,5

%. Dan juga didukung oleh penelitian

Ilkafah dan Harniah (2017) menunjukkan

hasil kepuasan responsiveness yaitu

sebagian besar puas sebesar 72,5 %.

Meskipun persentase yang

mempresentasikan kepuasan faktor

responsivenness puas lebih tinggi dari pada

kepuasan faktor responsivenness kurang

puas, namun masih ada hampir sebagian

yang mempresentasikan faktor

responsivenness kurang puas. Dan dari

faktor responsivenness ini, 7 ruang rawat

inap kelas III di RSUD A.W Sjahranie

Samarinda memilki persentase puas yang

berbeda-beda. Terdapat ruangan yang

respondennya seluruhnya puas terhadap

faktor ini dan ada juga ruangan yang

sebagian besar puas terhadap faktor ini.

Asumsi peneliti hal ini dikarenakan

tidak semua petugas pelayanan kesehatan

diruang rawat inap kelas III RSUD A.W

Sjahranie Samarinda cepat dan tanggap

pada pasien membutuhkan dan

memberikan informasi yang jelas serta

mudah dimengerti. Bias jadi hal ini terjadi

karena jumlah perawat yang tidak

proporsional dengan jumlah pasien, serta

beban kerja yang terlalu berat.

Assurance

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan sebagian besar responden puas

pada faktor Assurance. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Umi Kalsum (2016) yang menunjukkan

hasil faktor kepuasan Assurance yaitu

hampir seluruhnya puas sebesar 77,8 %.

Dan juga didukung oleh penelitian Ilkafah

dan Harniah (2017) menunjukkan hasil

kepuasan Assurance yaitu sebagian besar

puas sebesar 70 %.

Meskipun persentase yang

mempresentasikan kepuasan faktor

Assurance puas lebih tinggi dari pada

kepuasan faktor Assurance kurang puas,

namun masih ada hampir sebagian yang

mempresentasikan faktor Assurance

kurang puas. Dan dari faktor Assurance

ini, 7 ruang rawat inap kelas III di RSUD

A.W Sjahranie Samarinda memilki

Page 15: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

persentase puas yang berbeda-beda.

Terdapat ruangan yang respondennya yang

hampir seluruhnya puas terhadap faktor ini

dan ada juga ruangan yang sebagian besar

puas terhadap faktor ini.

Asumsi peneliti hal ini dikarenakan

tidak semua petugas pelayanan kesehatan

diruang rawat inap kelas III RSUD A.W

Sjahranie Samarinda sopan dan ramah.

Bisa jadi hal ini terjadi karena beban

kerja yang tidak sesuai yang ditanggung

oleh petugas pelayanan kesehatan dan

faktor psikologis seperti motivasi dari diri

petugas pelayanan kesehatan yang kurang

baik.

Empathy

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan sebagian besar responden puas

pada faktor empathy.. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Umi Kalsum (2016) yang menunjukkan

hasil faktor kepuasan empathy yaitu

sebagian besar puas sebesar 71,6 %. Dan

juga didukung oleh penelitian Ilkafah dan

Harniah (2017) menunjukkan hasil

kepuasan empathy yaitu hampir seluruhnya

puas sebesar 85 %.

Meskipun persentase yang

mempresentasikan kepuasan faktor

empathy puas lebih tinggi dari pada

kepuasan faktor empathy kurang puas,

namun masih ada hampir sebagian yang

mempresentasikan faktor empathy kurang

puas. Dan dari faktor empathy ini, 7 ruang

rawat inap kelas III di RSUD A.W

Sjahranie Samarinda memilki persentase

puas yang berbeda-beda. Terdapat ruangan

yang respondennya seluruhnya puas

terhadap faktor ini dan ada juga ruangan

yang sebagian besar puas terhadap faktor

ini.

Asumsi peneliti hal ini dikarenakan

tidak semua petugas pelayanan kesehatan

diruang rawat inap kelas III RSUD A.W

Sjahranie Samarinda memberikan

perhatian dan mendengarkan keluhan

pasien dengan baik serta memperlakukan

pasien tanpa status social. Bisa saja hal ini

terjadi dikarenakan terlalu banyak pasien

yang dirawat sehingga petugas pelayanan

kesehatan tidak bisa maksimal dalam

melakukan pelayanan dan faktor psikologis

seperti motivasi dari diri petugas

pelayanan kesehatan yang kurang baik.

Citra Merek

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan sebagian besar responden puas

pada faktor citra merek.. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sinaga (2013) yang menunjukkan

responden hampir sebagian besar sangat

setuju bahwa rumah sakit memiliki citra

merek yang baik.

Meskipun persentase yang

mempresentasikan kepuasan faktor citra

merek puas lebih tinggi dari pada kepuasan

faktor citra merek kurang puas, namun

masih ada hampir sebagian yang

Page 16: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

mempresentasikan faktor citra merek

kurang puas. Dan dari faktor citra merek

ini, 7 ruang rawat inap kelas III di RSUD

A.W Sjahranie Samarinda memilki

persentase puas yang berbeda-beda.

Terdapat ruangan yang respondennya

hampir seluruhnya puas terhadap faktor ini

dan ada juga ruangan yang sebagian besar

puas terhadap faktor ini.

Asumsi peneliti hal ini dikarenakan

tidak semua pasien diruang rawat inap

kelas III RSUD A.W Sjahranie Samarinda

setuju bahwa rumah sakit memiliki

kualitas yang baik dan memberikan rasa

aman dan nyaman. Citra memegang

peranan penting terhadap kepuasan pasien

dimana pasien memandang rumah sakit

mana yang akan dibutuhkan untuk proses

penyembuhan. Pasien dalam

menginterpretasikan rumah sakit berawal

dari cara pandang melalui panca indera

dari informasi-informasi yang didapatkan

dan pengalaman baik dari orang lain

maupun diri sendiri sehingga

menghasilkan anggapan yang positif

terhadap rumah sakit tersebut.

Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian,

menunjukkan adanya hubungan bermakna

antara perilaku caring perawat dengan

kepuasan pasien dengan diperoleh nilai p

value=0,001 (p<0,05) yang artinya secara

statistik ada hubungan antara perilaku

caring perawat dengan kepuasan pasien

rawat inap kelas III di RSUD A. W.

Sjahranie Samarinda. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ilkafah dan Harniah (2017) yang

menyatakan bahwa ada hubungan

bermakna antara perilaku caring perawat

dengan kepuasan pasien. Dan penelitian

oleh Eka Putri Umayah (2017) yang

menyatakan terdapat hubungan perilaku

caring perawat dengan kepuasan pasien.

Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan

penelitian oleh Wolf (2003) yang

menyatakan terdapat hubungan positif

antara perilaku caring perawat dengan

kepuasan pasien dengan nilai (r=0,53)

Caring diperlukan antara pemberi

dan penerima asuhan keperawatan untuk

meningkatkan dan melindungi pasien,yang

nantinya akan mempengaruhi kemampuan

pasien untuk sembuh. Terdapat 10 faktor

caratif atau sifat yang semestinya dimiliki

dan ditunjukkan perawat yang dapat

mencerminkan perilaku Caring dari

seorang perawat dan Jika hal tersebut

dilakukan dengan benar maka akan

berpengaruh terhadap kepuasan pasien

(Watson, 1999). Hal ini juga didukung

oleh (Potter & Perry, 2009) yang

menyatakan bahwa Perilaku Caring

perawat akan memungkinkan terjalinnya

hubungan interpersonal yang harmonis

antara perawat-pasien, dapat membantu

dan memenuhi kebutuhan pasien yang

Page 17: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

pada akhirnya dapat memberikan kepuasan

pada pasien. Perilaku Caring terhadap

pasien merupakan esensi keperawatan

yang dapat memberi kontribusi positif

terhadap kepuasan pasien dalam menerima

layanan keperawatan.

Asumsi peneliti bahwa semakin

perawat berperilaku caring dalam

memberikan pelayanan keperawatan

kepada pasien maka tingkat kepuasan

pasien terhadap pelayanan akan semakin

tinggi juga, sedangkan perawat yang

memiliki perilaku kurang caring maka

kepuasan pasein terhadap pelayanan akan

rendah juga. Hal ini didukung karena

perawat yang berperilaku caring memiliki

pemahaman positif terhadap pentingnya

perilaku caring kepada pasien, dimana hal

tersebut akan memberikan efek/pengaruh

bagi kesembuhan kliennya. Sehingga

perawat berperilaku peduli terhadap

pasiennya dan hal tersebut akan

memberikan efek terhadap kepuasan

pasien. Caring adalah suatu moral

imperative (bentuk moral) sehingga

perawat harus terdiri dari orang-orang

yang bermoral baik dan memiliki

kepedulian terhadap kesehatan pasien,

yang mempertahankan martabat dan

menghargai pasien sebagai seorang

manusia (Sobel dalam Dwiyanti, 2010).

RSUD A.W. Sjahranie Samarinda

diharapkan dapat terus meningkatkan

pelayanan keperawatan yang optimal dan

professional dengan menerapkan perilaku

caring perawat sebagai landasannya dalam

melakukan setiap tindakan praktik

keperawatan. Mulai dari hal sederhana

yaitu dengan berkomunikasi kepada

pasien, menanyakan keluhan, bertutur kata

yang sopan, selalu membantu pasien serta

banyak tindakan positif lain yang sifatnya

care kepada pasein dan diperlukan oleh

pasien tersebut baik dari segi bio-psiko-

sosio-spiritual. Seiring terus berjalannya

perawat berperilaku caring kepada pasien,

tingkat kepuasan pasien akan semakin baik

dan positif. Sehingga nantinya tercipta

mutu pelayanan yang terstandar dan

terjamin pelayanannya.

Selain itu, juga diperlukan adanya

pelatihan terakit perilaku caring perawat

dengan mempraktikkan komunikasi-

komunikasi dan tindakan yang dapat

dilakukan perawat dalam melakukan

asuhan praktik keperawatan. Harapan

peneliti hal tersebut akan semakin

memaksimalkan perilaku caring perawat

sehingga dapat meningkatkan angka

kepuasan pasien di RSUD A. W.

Sjahranie. Sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Tutu April Ariani (2018)

yang membuktikan bahwa ada pengaruh

perilaku caring perawat dengan kepuasan

pasien setelah perawat diberikan pelatihan

komunikasi selama 1 bulan dan terdapat

peningkatan perilaku caring perawat serta

kepuasan pasien.

Page 18: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah

ada hubungan antara perilaku caring

perawat dengan kepuasan pasien rawat

inap kelas III di RSUD A. W. Sjahranie

Samarinda.

Hasil penelitian ini diharapkan

seluruh perawat dapat meningkatkan

perilaku caring kepada pasien dalam

menerapkan asuhan praktik keperawatan

dalam keseharian. Dan untuk peneliti

selanjutnya agar meniliti faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi perilaku caring

perawat kepada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Aday, L., & Ann. (1980). Health Care in

The US. Equitable for whom. London:

Sage.

Alligood, M. R., & Tomey, A. N. (2006).

Nurshing Theorist and Their Work

(6th ed.). ST LOUIS: Mosby

Elsevier,Inc.

Aminuddin. (2002). Hubungan iklim kerja

dengan kinerja perawat pelaksana di

ruang rawat inap RSUD dr. Yunus

Bengkulu. Universitas Indonesia.

Anjaswarni, T. (2002). Analisa Tingkat

Kepuasan Klien Terhadap Perilaku

Caring Perawat diRSUD Dr.Saiful

Anwar Malang. Jurnal Keperawatan

Indonesia, 41–49.

Arifin, M. (2013). Tingkat Kepuasan

Pasien Rawat Inap Terhadap

Pelayanan Keperawatan, V(2).

Azwar, A. (1996). Menjaga mutu

pelayanan kesehatan. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

Barbara, & Kozier. (2008). Fundamental

Of Nurshing. Jakarta: EGC.

Baros. (2011). Kontribusi Pengetahuan

Peserta Askes Sosial Terhadap

Kepuasan Layanan Rawat Jalan

Tingkat Lanjut dan Raw at Inap PT

Askes Tahun 2011. FKM-UI.

Basford, Lynn, & Slevin. (2006). Teori

dan Praktek Keperawatan :

Pendekatan Integral Pada Asuhan

Pasien. Jakarta: EGC.

Beaton, D, E., Bombardier, C., Guillemin,

F., & Ferraz, M., B. (2000).

Guidelines For The Process Of Cross-

Cultural Adaption Of Self- Report

Measures (Vol. 25(24)). SPINE.

Benner, P., & Wrubel, J. (1989). The

Primary Of Caring: Stress And

Coping In Health And Ilness. Menlo

Park, Calif: Addison -Wesley.

Bowers, M. R., Swan, J. E., & Koehler, W.

F. (1994). What Attributes Determine

Quality and Satisfaction With Health

Care Delivery?, 19, 49–55.

Carruth, A. K., Steele,

S., Moffett, B., Rehmeyer, T., Cooper, C.,

& Burroughs, R. (1991). The Impact

of Primary and Modular Nursing

Delivery Systems on Perceptions of

Caring Behavior (Vol. 26). School of

Nursing, Southeastern Louisiana

University.

Chinn, P. L., & Kremer, M. K. (2004).

Integrated Knowledge Development

In Nurshing (6th ed.). St.Louis:

Mosby.

Coser, L. (1956). The Fungctions of Social

Conflict. New york: The Free Press.

Depkes. (2007). Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit. jakarta.

Depkes. (2009). UU RI NO 44 Tahun 2009

Tentang Rumah Sakit. Retrieved from

http://www.depkes.go.id/resources/do

wnload/peraturan/UU No. 44 Th 2009

ttg Rumah Sakit.PDF

Depkes RI. (2009). Sistem Kesehatan

Nasional. Jakarta.

Dessler. (2000). Manajemen Sumber Daya

Manusia (Terjemahan). Jakarta: PT.

Prenhallindo.

Dharma. (2011). Metodologi Penelitian

Keperawatan: Panduan

Melaksanakan dan Menerapkan Hasil

Page 19: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

Penelitian. Jakarta: Trans Info Media.

Dwidiyanti, M. (2007). Caring Kunci

Sukses Perawat/Ners Mengamalkan

Ilmu. semarang: Hasani.

Dwidiyanti, M. (2010). Konsep Caring”.

semarang: Hasani.

Endah, R. N. (2007). Pengorganisasian

dalam keperawatan. Fakultas

Kedokteran Program Studi Ilmu

Keperawatan. Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Fitriyani. (2009). Analisa Tingkat

Kepuasan Peserta Askes Sosial

Terhadap Pelayanan Administrasi

Kepesertaan Di PT. Askes (Persero)

Cabang Jakarta Timur tahun 2009.

FKM-UI.

Gadalean, I., Chepte, M., & Constantin, I.

(2011). Evaluation of patients

satisfaction. Journal of Applied

Medical Informatic, 41–47.

Gary Lee Cloud. (2003). ey Patients

Characteristic Influencing Customer

Statisfiction in Community Health

Centers. Dissertation Philosophy of

Arizona State Un iversity.

Gerson, & Richard, F. (2004). Mengukur

Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PPM.

Gibson, John, M. I., James, L., & James,

H. D. (2000). Organizations:

Behaviour, Structure and Process.

McGraw-Hill Companies Inc, Boston.

Gillies. (1994). Nurshing Management:

System Approach (3rd ed.).

Philadelpia: W.B.Saunder Co. Griffin. (1983). Caring-The Concept,

Behaviors, Influences and Impact.

International Journal Of Nurshing

Studies, 38, 187–194.

Gurusinaga, R. (2013). Perilaku Cring

Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat

Inap. Universitas Sumatera Utara.

Harianto, Khasanah, N., & Supardi, S.

(2005). Kepuasan Pasien Terhadap

Pelayanan Resep di Apotek Kopkar

Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta, 2,

12 – 21.

Haryanti. (2000). Manajemen mutu

pelayanan kesehatan. Surabaya :

Universitas Airlangga.

Heriandi. (2007). Mutu Pelayananan

Kesehatan di RS dan, Kepuasan

Konsumen, 2, 13–15.

Herjanto. (2001). Manajemen Produksi

dan Operasi (2nd ed.). Jakarta:

PT.GRAMEDIA.

Hill., C. and. (1992). The Measurement of

Patient Statisfaction. Journal Pub

Health Med.

Hutabarat, & Monica. (2013). No Title.

FKM-UI.

Ilkafah, & Harniah. (2017). Perilaku

Caring Perawat Dengan Kepuasan

Pasien di Ruang Rawat Innapprivate

Care Centre RSUP DR Wahidin

Sudirohusodo Makassar, 8, 138–146.

ISCO. (2002). Klasifikasi Baku Jenis

Pekerjaan Indonesia. Retrieved from

https://sirusa.bps.go.id/webadmin/doc

/KBJI2002.pdf

Ishaq Yaqub. (2013). Kualitas Playanan

Pasien Jasa Rawat Inap Kelas Iii Pada

Rumah Sakit Umum Daerah Abdul

Wahab Sjahranie Kota Samarinda.

Kalsum, U. (2016). Hubungan Perilaku

Caring Dengan Kepuasan Pasien Di

Ruang Perawatan Teratai Rumah

Sakit Umum Pusat Fatmawati Tahun

2016. Skripsi.

Kotler. (2005). Manajemen Pemasaran.

Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT Indeks

Kelompok Gramedia.

Kotler, P., & Keller, K. . (2007).

Manajemen Pemasaran (12th ed.). PT

INDEKS.

Kron. (1987). The Management of Patient

Care Putting Leadership Skill Work

(6th ed.). Philadelphia: WB Saunders

Company.

Krowinski, William, J., & Steiber, R. S.

(1996). Measuring ang Managing

Patient Satisfaction (2nd ed.).

Chicago: American Hospital Associat

ion.

Kurniati. (2013). Kepuasan Pasien Rawat

Inap Lontara Kelas III Terhadap

Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Leininger, M. (1981). Caring; an Essential

Human Need: Proceedings of Three

Page 20: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

National Caring. Michigan: Wayne

State University Press.

Leininger, M. (1984). Care, The Essence

Of Nurshing and Health. SLACK.

Lizarmi, F. (2000). Faktor -Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kepuasan

Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas

Kuta Alam Banda Ace h. FKM-UI.

Lumenta, B. (1989). Pelayanan Medis

Citra, Konflik dan Harapan.

Yogyakarta: Kanisius.

Lusa. (2007). Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Kepuasan Pasien.

Jakarta: Airlangga.

Masitoh, S. (2001). Analisis kinerja

perawat pelaksana dan

hubungannnya dengan karakterisitik

demograrafis dan karakteristik

organisasi di ruang rawat inap RSAB

Harapan Kita.

Menkes RI. (2008). Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor

129/MENKES/SK/II/2008 tentang

Standar Pelayanan Minimal Rumah

Sakit.

Muninjaya. (2004). Manajemen Kesehatan

(2nd ed.). Jakarta: EGC.

Naidu, A. (2009). Factors Affecting Patient

Satisfaction and Healthcare Quality

International Journal of Health Care

Quality Assurance, 22, 366–381.

Nurma, N. D. (2000). Kepuasan Pasien

Jaminan Terhadap Pelayanan Rawat

Jalan Rumah Sakit Umum Daerah

Bekasi Bulan Mei -Juni 2000. FKM-

UI.

Nursalam. (2011). Manajemen

Keperawatan. (3, Ed.) (3rd ed.).

jakarta: Selemba Medika.

Pangewa. (2007). Perilaku keorganisasian.

Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

Panjaitan, R. (2002). Hubungan efektifitas

kepemimpinan kepala ruangan

dengan kinerja perawat pelaksana di

ruang rawat inap RSPAD Gatot

Subroto Jakarta. Universitas

Indonesia.

Parasuraman, A., Zeithalin, V., & Berry, L.

. (1999). A Conceptual Model Service

Quality and it’s Implication For

Future Reseach. Jurnal of Marketing,

42, 41–50.

Perry, A. ., & Potter, P. . (2009).

Fundamental Keperawatan.

Fundamentals of Nurshing:

Fundamental Keperawatan (7th ed.).

jakarta: Selemba Medika.

Pohan. (2007). Jaminan Mutu Layanan

Kesehatan. jakarta: EGC.

Potter, P. ., & Perry, A. . (2009).

Fundamentals of Nurshing. jakarta:

Selemba Medika.

Priambodo, G. (2014). Caring Dalam

Asuhan Keperawatan : Kategori

Caring Berdasarkan Budaya. Tesis, 1–

29.

Riani, A. (2011). Budaya Organisasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Risser, N. L. (1975). Development Of An

Instrument To Measure Patient

Satisfaction With Nurses And

Nurshing Care In Primary Care

Settings, 24.

Roach, M. S. (2002). Caring The Human

Mode Of Being : A Blueprint For The

Health Proffesionals (2nd ed.).

Canada: Ch Press.

Robbins. (2005). Prinsip-prinsip perilaku

organisasi (5 (Terjema). Jakarta:

Erlangga.

Rubenfeld, M. G., & Scheffer, B. K.

(1999). Critical thinking in nursing:

An interactive approach (2nd ed.).

Philadelphia: Lippincot.

Siagiaan, P. . (2010). Manajemen sumber

daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Sinaga, L. E. (2013). Analisis Pengaruh

Kualitas Pelayanan Terhadap Citra

Merek Rumah Sakit Vita Insari

Pematangsari. Universitas Sumatera

Utara.

Sjahranie, R. A. W. (2017). Hasil Survey

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Pada Instalasi Gawat Darurat, Rawat

Inap dan Rawat Jalan, (0541).

Retrieved from

http://www.rsudaws.co.id/

Soejadi. (1996). Pedoman penilaian

kinerja rumah sakit umum. Jakarta:

Page 21: HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/192/1/naskah publikasi...HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

KATIGA Bina.

Sopiah. (2009). Perilaku organisasional.

Yogyakarta: Andi Offeset.

Sulipan. (2000). Manajemen Karyawan.

Yogyakarta: Tugu.

Supranto, S. (2001). Pengukuran tingkat

kepuasan konsumen untuk menaikkan

pangsa pasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryawati. (2006). Menyusun Indikator

Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah

Sakit di Provinsi Jawa Tengah, Jurnal

Manajeman Pelayanan Kesehatan, 9

,No 4.

Swanson, K. M. (1991). Empirical

Development Of a Middle Range

Theory Of Caring, 40.

https://doi.org/10.1097/00006199-

199105000-00008

Syafrudin, M. ., & Rosyanawaty, T.

(2010). Manajemen Mutu Pelayanan

Kesehatan Untuk Bidan. Jakarta:

Trans Info Medika.

Synder. (2011). Buku Ajar Fundamental

Keperawatan Konsep, Proses &

Praktek (7th ed.). EGC.

Umayah, E. P. (2017). Hubungan Perilaku

Caring Perawat Dengan Tingkat

Kepuasan Pasien diBangsal Rawat

Inap Wardah RS PKU

MUHAMMADIYAH GAMPING.

Retrieved from

http://lib.unisayogya.ac.id/

Utama, A. (2003). Analisis Pengaruh

Persepsi Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit

Umum Cakra Husada Klaten, 1 No 2.

Watson. (1979). The Philosophy and

Science of Caring. Boston: Little

Brown.

Watson. (1999). Nurshing Human Science

and Human Care. new york: national

league for nurshing.

Watson, J. (1985). Nurshing Human

Science and Human Care. Norwalk,

Conn: Appeleton-Century: Crofts.

Who. (2013). world health organization.

Retrieved from www.who.int/

Wiyana. (2008). Supervisi Dalam

Keperawatan. yogyakarta: Andi.

Wolf, Z. R., Giardino, R. G., Miller, P. A.,

& Ambrose, S. M. (1994).

Dimensions Of Nurse Caring, 26.

Yulianti. (2013). Analisis Kepuasan Unit

Rawat Jalan Rumah Sakit Bhakti

Yudha Depok Tahun 2012. FKM-UI.

Zacher, H., & Frese, M. (2011).

Maintaining a focus on opportunities

at work: The interplay between age,

job complexity, and the use of

selection, optimization, and

compensation strategies, 32, 291–318.