Hubungan Peran Serta Kader
description
Transcript of Hubungan Peran Serta Kader
-
1
PENELITIAN
HUBUNGAN PERAN SERTA KADER DALAM MEMOTIVASI KEAKTIFAN IBU
MEMBAWA BALITA KE POSYANDU TERHADAP STATUS KESEHATAN BALITA
DI RW 07 KELURAHAN PASIR BIRU CIBIRU
Peneliti :
Elizabeth Ari Setyarini.,S.Kep.,Ns.,M.Kes
Friska Sinaga.,S.Kep.,Ns.
Alamat korespondensi :
Stikes Santo Borromeus Bandung
Jl. Ir. H. Djuanda 101 Bandung
Telp fax : (022) 2505821
Email : [email protected]
-
2
ABSTRAK
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada
peran aktif masyarakat karena masyarakat akan terlibat secara langsung dan lebih bertanggung
jawab terhadap upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Partisipasi
masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah
peran Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan peran serta (meliputi performance,
tindakan, hasil tindakan kader) dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke posyandu
terhadap status kesehatan balita Di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.
Penelitian ini menggunakan design penelitian deskriptif korelasional, dengan jumlah sampel
28 orang ibu yang membawa anak balitanya datang ke Posyandu sehingga tehnik sampling yang
digunakan adalah sampel jenuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara performance kader,
kegiatan kader dan hasil dari kegiatan kader dalam memotivasi ibu membawa balita ke Posyandu
terhadap status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Rekomendasi pada
penelitian ini adalah pentingnya keberadaan dan kegiatan Kader Posyandu secara kontinue dan
terencana dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat pada umumnya dan balita pada
khususnya.
Kata kunci : Kader Posyandu, Balita, status kesehatan
-
3
ABSTRACT
The successful implementation of development in the health sector is largely dependent on the active
role of the community, because the community would take part and more responsive to the efforts of
community health services. Community participation in health development, which played an important
role among these is the role of complex servicing Kader (Posyandu).
The purpose of this study to analyse the roles and relationships (including performance, action,
result) the motivation mothers bring children to the health center on the health of children under five
(toddler) in RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.
This study used descriptive correlation study design, with a sample of 28 people who bear kid's
mother came to integrated health so that the sample technique used is very rich in samples. The method
used in this research survey.
The results showed a positive relationship between the performance ,action and results the
motivation mothers to bring children to the perceived health status of children under five (toddler) in RW
07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. The recommendations in this study is the importance of the existence
and activities of sustainable and integrated health cadre that planned in improving the health status of
society in general and children in particular.
Key words: Cadres Posyandu, Toddlers, health status
-
4
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan secara
keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan masyarakat desa
merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan pemerintah, maka
pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan usaha memperluas jangkauan layanan
kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat sendiri.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada
peran aktif masyarakat yang bersangkutan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam GBHN yaitu
bahwa keberhasilan pembagunan nasional tergantung pada partisipasi seluruh rakyat serta pada
sikap mental, tekat dan semangat ketaatan disiplin seluruh rakyat Indonesia serta para
penyelenggara negara (GBHN, 1993:122)
Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan dipandang sebagai suatu hal yang sangat
penting, karena masyarakat akan terlibat secara langsung dan lebih bertanggung jawab terhadap
upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Melalui prinsip pemberdayaan
masyarakat, dimana masyarakat sebagai suatu subjek dan objek pembangunan dibidang
kesehatan dapat memperoleh kesempatan yang selluas luasnya untuk berpartisipasi secara aktif
dan dinamis dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan guna mewujudkan dan
meninglkatkan derajat kesehatan yang optimal di masyarakat beserta lingkunganya (DepKes RI,
2000 )
Menyadari akan arti pentingnya peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan
pembangunan dalam bidang kesehatan diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat
-
5
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembagunan. Partisipasi
masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah
peran Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Kegiatan Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya. Masyarakat
yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.
Alasan posyandu didirikan yaitu agar posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan
khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan pelayanan keluarga berencana. Selain itu
dengan adanya kegiatan posyandu, diharapkan dapat menimbulkan rasa memiliki masyarakat
terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.
Keberhasilan kegiatan posyandu sangat bergantung pada partisipasi secara aktif dari kader
yang bertugas di posyandu dengan melibatkan petugas puskesmas dan petugas BKKBN sebagai
penyelenggara pelayanan profesional untuk membimbing kader agar mampu memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal (Drs. Nasrul Effendy, 1998: 267-271).
Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi penggerak dan pelaksan kegiatan
posyandu, dimana kader dibentuk dan dipilih dari dan oleh anggota masyarakat setempat yang
disetujui dan dibina oleh LKMD, dimana para kader ini mempunyai kemauan dan mampu
bekerja secara sukarela dapat membaca dan menulis huruf latin serta mempunyai waktu untuk
bekerja bagi masyarakat disamping usahanya mencari nafkah (DepKes RI, 1999). Partisipasi
kader dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain factor masyarakat, faktor tokoh masyarakat
dan faktor petugas puskesmas. Ketiga faktor tersebut memiliki hubungan yang erat dalam
memotivasi kader agar dapat terus berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan posyandu sehingga
-
6
apabila salah satu faktor tidak ikut terlibat dalam kegiatan posyandu maka kegiatan posyandu
tidak dapat berjalan secara optimal.
Data UNICEF tahun 1999 menunjukan, 10 -12 juta (50 69, 7 %) anak balita di
Indonesia (4 juta diantaranya dibawah satu tahun) bersatus gizi sangat buruk dan mengakibatkan
kematian, malnutrisi berkelanjutan meningkatkan angka kematian anak. Setiap tahun
diperkirakan 7 % anak balita Indonesia (sekitar 300. 000 jiwa) meninggal ini berarti setiap 2
menit terjadi kematian satu anak balita dan 170. 000 anak (60 %) diantaranya akibat gizi buruk.
Dari seluruh anak usia 4 -24 bulan yang berjumlah 4, 9 juta di Indonesia, sekitar seperempat
sekarang berada dalam kondisi kurang gizi (Wahyuni, 2001, dalam Herwin. B. 2004).
Sejalan dengan sasaran global dan perkembangan keadaan gizi masyarakat, rumusan
tujuan umum program pangan dan gizi tahun 2001-2005 yaitu menjamin ketahanan pangan
tingkat keluarga, mencegah dan menurunkan masalah gizi, mewujudkan hidup sehat dan status
gizi optimal. Menurut kerangka yang disusun oleh WHO, terjadinya kekurangan gizi dalam hal
ini gizi kurang dan gizi buruk lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni, penyakit infeksi dan
asupan makanan yang secara langsung berpengaruh terhadap kejadian kekurangan gizi, pola asuh
serta pengetahuan ibu juga merupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung dapat
berpengaruh terhadap kekurangan gizi, seperti pada bagan UNICEF berikut ini yang telah
dimodifikasi oleh Prof. Dr. Soekirman, (Herwin. B. 2004). Mengingat hal tersebut diatas, peran
serta kader sangat dibutuhkan dalam memotivasi ibu untuk membawa anak balitanya ke
Posyandu sebagai langkah awal dalam menilai status kesehatan anak balitanya dan dapat
melakukan intervensi lebih lanjut yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak balita
sebagai generasi bangsa Indonesia.
-
7
Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah kurangnya perhatian masyarakat tentang
peran serta kader dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat khususnya balita.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Hubungan Peran Serta Kader Dalam Memotivasi Keaktifan Ibu Membawa Balita Ke
Posyandu Terhadap Status Kesehatan Balita Di Rw 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan peran serta kader ( meliputi performance,
tindakan, hasil tindakan kader) dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke posyandu
terhadap status kesehatan balita Di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.
METODE PENELITIAN
Metode pada umumnya diperlukan dalam suatu penelitian, penggunaan metode ini harus
sesuai dengan permasalahan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif korelasional, yaitu metode penelitian yang tidak hanya melihat gambaran variable
yang diteliti tetapi juga melihat apakah ada hubungan antara dua atau beberapa variable
(Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara peran serta
kader dengan status gizi balita RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.
Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional . antara variabel
dependen : status gizi balita dan variabel independent : peran serta kader dalam memotivasi ibu
di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Batasan penelitian pada Ibu-ibu yang membawa
balitanya ke Posyandu RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.
-
8
Populasi dalam penelitian ini ibu ibu yang membawa balitanya ke Posyandu di RW 07
Kelurahan Pasir Biru Cibiru yang berjumlah 28 orang dan teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah total sampling berjumlah 28 ibu yang memiliki balita.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara membagikan angket kepada
responden dan sebelumnya telah diberikan informed consent.Ibu-ibu yang membawa balitanya
ke Posyandu diberikan angket dan diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti dan apabila ibu kesulitan untuk mengartikan pertanyaan , maka peneliti mendampingi
dan memberikan pengarahan maksud dari perrtanyaan tersebut.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari ibu-ibu di RW
07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilaksanakan
dengan menggunakan rumus atau aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain
yang dipergunakan sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang disebut analisa data.
Hipotesa penelitian ini adalah Ha : ada hubungan yang positif dari peran serta kader
dalam memotivasi ibu membawa balitanya ke Posyandu dengan status gizi balita di RW 07
Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Ho : tidak ada hubungan peran serta kader dalam memotivasi ibu
membawa balitanya ke Posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru
Cibiru.
Dalam penelitian ini digunakan analisa univariat berupa distribusi frekuensi untuk data
berkategori nominal dan ordinal. Analisa presentase ini bertujuan mendapatkan gambaran
distribusi responden serta untuk mendeskripsikan variable independen dan dependen.
Dilanjutkan dengan analisa bivariat yang dilakukan bertujuan untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara variabel dependen : status gizi balita dan variabel independen : peran serta
kader dan dilakukan uji Korelasi Pearson Product Moment.
-
9
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
Tabel 1 : Status gizi balita berdasarkan KMS di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru
Kartu KMS Frekuensi %
Hijau 21 75
Kuning 4 14,3
Merah 3 10.3
Total 28 100
Tabel 2 : Distribusi frekuensi performance kader posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu-ibu
membawa balita ke posyandu di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru
Performance Kader Frekuensi %
Baik 23 82,2
Kurang 5 17,8
Total 28 100
Tabel 3 : Hubungan performance kader posyandu dengan status kesehatan balita
di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru
Performance
kader
P
Value Merah Kuning Hijau
f % f % f %
Baik 2 7,14 2 7,14 19 67,8
7 0,027
-
10
Kurang 1 3,57 2 7,14 2 7,14
Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa performance kader dalam memotivasi keaktifan ibu-
ibu membawa anak balita ke Posyandu adalah baik (82,2%).
Peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan
diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat
untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
yang mempunyai peran besar salah satunya adalah peran Kader Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu). Kader adalah anggota masyarakat setempat yang dengan sukarela terlibat dalam
kegiatan kesehatan. Masyarakat harus menyadari keberadaan kader Posyandu yang membantu
dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat khususnya diwilayah setempat. Peran serta kader
dalam mengajak ibu-ibu yang memiliki balita untuk membawa anaknya ke Posyandu
memberikan kontribusi yang besar dalam upaya kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan di
Indonesia. Langkah kongkrit peran kader adalah mengadakan kegiatan Posyandu setiap bulan
pada tanggal yang sama sehingga memudahkan ibu-ibu untuk mengingat tanggal tersebut dan
pemberian informasi melalui soundsystem tentang kegiatan Posyandu. Pada tabel 3 hasil uji
statistic diperoleh nilai p value = 0,027, ini membuktikan bahwa ada hubungan performance
kader dengan status kesehatan balita.
-
11
Tabel 4 : Distribusi frekuensi kegiatan kader posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu individu
membawa balita ke posyandu di RW 07 Pasir Biru Cibiru
Tindakan Frekuensi %
Baik 26 92,9
Kurang 2 7,1
Total 28 100
Tabel 5 : Hubungan kegiatan kader posyandu dengan status kesehatan balita
di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru
Kegiatan
Kader
Total
P Value Merah Kuning Hijau
f % f % f % f %
Baik 3 10,71 3 10,71 20 71,44 26 92,86
0,029 Kurang 0 0 1 3,57 1 3,57 2 7,14
Jumlah 3 10,71 4 14,28 21 75,01 28 100
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa kegiatan kader Posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu
membawa balita ke posyandu terhadap status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru
Cibiru adalah baik (92,9%).
Kegiatan Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang
melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.
-
12
Kader yang telah mendapatkan pelatihan dalam rangka perpanjangan tangan dari Puskesmas
dapat memberikan penjelasan yang dirasakan penting oleh masyarakat. Kegiatan yang dapat
diberikan oleh kader Posyandu adalah penyuluhan tentang gizi seimbang, penanganan diare di
rumah, penimbangan bayi dan balita, pengisian KMS, penerapan pola hidup sehat, bersih dan
seimbang dan masih banyak penyuluhan lainnya yang menunjang status kesehatan di wilayah
tersebut. Pentingnya penyegaran materi dari Puskesmas kepada ibu-ibu kader agar informasi
yang diberikan benar dan up to date. Peran serta kader dalam melaksanakan berbagai kegiatan
tersebut merupakan bagian dalam usaha mensejahterakan masyarakat memberikan hubungan
yang positif terhadap status kesehatan balita. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji statistik pada
tabel 4 p value = 0,029, ini membuktikan bahwa ada hubungan antara kegiatan kader dengan
status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.
Tabel 6 : Distribusi frekuensi hasil kegiatan kader posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu
individu membawa balita ke posyandu di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru
Hasil tindakan Frekuensi %
Baik 23 82,2
Kurang 5 17,8
Total 28 100
-
13
Tabel 7 : Hubungan hasil kegiatan kader dengan status kesehatan balita
Hasil kegiatan
Kader
Total
P Value Merah Kuning Hijau
f % f % f % f %
Baik 2 7,14 2 7,14 19 67,87 23 82,15
0,027 Kurang 1 3,57 2 7,14 2 7,14 5 17,85
Jumlah 3 10,71 4 14,28 21 75,01 28 100
Ditinjau dari tabel 6 diketahui bahwa hasil kegiatan kader dalam memotivasi ibu-ibu untuk
membawa balita ke posyandu di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru adalah baik (82,2%).
Pelaksanaan kegiatan Posyandu akan berhasil dengan baik apabila setiap warga menyadari
kehadiran para kader di wilayah tersebut dan merasakan peran serta kader dalam melaksanakan
upaya upaya kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat. Bentuk nyata dari upaya kader dalam
memotivasi ibu-ibu untuk membawa anak balitanya secara kontinue setiap bulan ke Posyandu
adalah dari hasil peningkatan tinggi badan dan berat badan anak balita yang tertuang dalam KMS
(Kartu Menuju Sehat). Dikatakan hijau berarti anak balita berada dalam keadaan sehat, kuning
menunjukkan anak balita dalam kondisi perlu kewaspadaan ibu yang memiliki balita untuk
mengatur pola makan dan kesehatan anaknya. Pada saat inilah peran kader memberikan
penyuluhan kesehatan kepada ibu yang memiliki balita pada garis kuning. Jika KMS
menunjukkan warna merah,ini membuktikan pentingnya koordinasi dari pihak Puskesmas, peran
kader Posyandu dan keaktifan ibu untuk bersama-sama melakukan upaya bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak balita yang memerlukan pengawasan secara kontinue dari status
kesehatannya. Masih ditemukan 14,3 % balita yang menunjukkan KMS berwarna kuning dan
-
14
10,3 % balita yang KMSnya berwarna merah. Upaya yang dilakukan oleh kader bersama dengan
Puskesmas adalah memberikan motivasi ibu untuk menjaga kesehatan balitanya dan
mengupayakan secara optimal makanan dan gizi seimbang dengan pemberian susu dan makanan
tambahan. Kader di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru senantiasa memperhatikan kesehatan
balita yang perlu perhatian khusus dengan cara mengunjungi kediaman balita tersebut dan
memberikan susu tambahan secara kontinue, hal ini dilakukan sebagai bagian dari peran serta
kader dalam meningkatkan status kesehatan balita. Hasil uji statistic diperoleh nilai p value =
0,027 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara hasil tindakan kader posyandu
dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu :
1. Terdapat hubungan positif antara performance kader dalam memotivasi keaktifan ibu individu
membawa balita ke posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru
Cibiru
2. Terdapat hubungan positif antara kegiatan kader dalam memotivasi keaktifan ibu membawa
balita ke posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru
3. Terdapat hubungan positif antara hasil kegiatan kader dalam memotivasi keaktifan ibu
membawa balita ke posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru
Cibiru
-
15
Dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara peran kader dalam
memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke Posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07
kelurahan Pasir Biru Cibiru
SARAN
Dari kesimpulan diatas dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut :
1. Keberadaan Kader Posyandu merupakan bagian terpenting di masyarakat dalam
meningkatkan status kesehatan di wilayah tersebut
2. Kegiatan kader Posyandu memberikan sumbangsih penting dalam menumbuhkan motivasi
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, bersih dan seimbang
3. Pelaksanaan kegiatan Kader Posyandu yang terencana dan terstruktur dapat meminimalkan
angka kesakitan masyarakat khususnya pada balita, hal ini dapat diobservasi dari KMS yang
menunjukkan status kesehatan balita.
-
16
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier., 2004. Penuntun Diet. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Abunain Djumadias, 1990, Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur Status Gizi. Puslitbang Gizi
Bogor.
Depkes, RI, 2004, Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta
Giatno, Bambang. (2005). Buku Pegangan Kader Posyandu. Jawa Timur : Dinas Kesehatan
Ida Widjayati.,2009. Gambaran peran kader posyandu dalam pelaksanaan program deteksi ini
tumbuh kembang pada bayi (di Kelurahan Manisrenggo Kecamatan Kota Kota Kediri ).
Diunduh http://www.docstoc.com/docs/53275284/ tanggal 1 Mei 2011 pukul 12.30
Mastuti, Titik Emi (2003) Studi Uji Hubungan Beberapa Faktor Kader Yang Berhubungan
Dengan Kelangsungan Kader Posyandu Di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon
Progo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Bulan Maret 2003. Undergraduate thesis,
Diponegoro University. Diunduh http://eprints.undip.ac.id/5536/ tanggal 1 Mei 2011
pukul 12.35
Mudjianto, T. (2003). Efektifitas KMS Anak Balita Sebagai Sarana Penyuluhan Gizi di
Posyandu. http://digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 2 Mei 2011
Nursalam. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Siahaan, R. (2005). Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu.
http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index. Diakses tanggal 4 Mei 2011
Supariasa. Bakri. Fajar., 2002, Penilaian Status Gizi Balita. Penrbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Sri Astuti. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Ditingkat Pelayananan Kesehatan Dasar. Jakarta : Departemen kesehatan
Republik Indonesia
Zulkifli. (2003). Posyandu dan Kader Kesehatan. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Balita di Posyandu. http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.
Diakses tanggal 14 Mei 2011
-
17