Hubungan Moivasi Dan Perilaku
-
Upload
sujana-skep-ns -
Category
Documents
-
view
83 -
download
0
Transcript of Hubungan Moivasi Dan Perilaku
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
1/101
HUBUNGAN MOTIVASI PENDERITA DIABETES MELLITUS
DENGAN PERILAKU (MENGONTROL) KADAR GULA
DARAH DI PUSKESMAS PANONGAN
KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2012
Oleh :
SUJANA
4201.0111.B.036
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
CIREBON
2012
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
2/101
HUBUNGAN MOTIVASI PENDERITA DIABETES MELLITUS
DENGAN PERILAKU (MENGONTROL) KADAR GULA
DARAH DI PUSKESMAS PANONGAN
KABUPATENMAJALENGKA
TAHUN 2012
SKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
SUJANA
4201.0111.B.036
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
CIREBON
2012
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
3/101
PERNYATAAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon
Cirebon, September 2012
Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Uus Husni M., S.Kp., M.Si Healthy Seventine Sirait, S.Kep, Ners
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
4/101
PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan Tim Penguji
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Cirebon
guna memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada tanggal 17 September 2012
Mengesahkan
Program Studi Ilmu KeperawatanSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
Ketua Sidang
(Uus Husni M., S.Kp., M.Si)
Anggota
(Ucu Supriatna, M.Epid)
(Endang Subandi, S.Kep, Ners, M.H)
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
5/101
PERNYATAAN
1. Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untukmendapatkan gelar akademik (diploma dan sarjana), baik dari STIKes
Cirebon maupun Perguruan Tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat atau pendapat yang telah ditulis ataudipublikasikan arang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan naskah pengarang dan di
cantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hariterdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka sayabersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku diperguruan tinggi ini.
Cirebon, September 2012
Yang membuat pernyataan,
Materai
Rp.6000
(SUJANA)
NIM.4201.0111.B.036
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
6/101
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
Program Studi Ilmu Keperawatan
Tahun 2012
ABSTRAK
Sujana
4201.0111.B.036
HUBUNGAN MOTIVASI PENDERITA DIABETES MELLITUS
DENGAN PERILAKU (MENGONTROL) KADAR GULA DARAH
DI PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2012
Xiii+87 halaman, 4 tabel, 3 gambar, 9 lampiran
Diabetes mellitus merupakan penyakit progresif kronis yang dapat
menimbulkan komplikasi pada berbagai organ vital. Diabetes melitus tidak bisa
disembuhkan, tetapi bisa dikurangi atau dikontrol kadar gula darahnya.
Pengontrolan kadar gula darah secara teratur harus dilakukan untuk mencegahterjadinya komplikasi dan agar dapat hidup secara normal. Angka penderita
diabetes mellitus terus meningkat setiap tahunya, namun hanya 30% saja yang
berobat secara teratur, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah motivasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi penderita
diabetes mellitus dengan perilaku (mengontrol) kadar gula darah.
Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah sampel 36 orang yang
diambil 25% dari populasi dimana penentuan sampelnya dengan menggunakan
teknik systematicsampling. Data diperoleh dengan menggunakan metode dan
instrumen kuesioner dan dianalisis secara statistika menggunakan uji chi square.
Dari hasil uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
motivasi penderita diabetes mellitus dengan perilaku (mengontrol) kadar guladarah dengan nilaisigp(0,000).
Sehubungan dengan hasil penelitian ini, untuk meningkatkan motivasi dan
perilaku penderita diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah maka
perawat di Puskesmas Panongan dapat meningkatkan peranya sebagai edukator
dan motivator pada konseling dalam pengelolaan diabetes secara mandiri
(diabetes self management education).
Kata kunci : Kadar Gula Darah, Perilaku, Motivasi
Daftar bacaan : 28 (2002 - 2011)
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
7/101
College of Health Science of Cirebon
Program Study of Nursing Science
Year 2012
ABSTRACT
Sujana
4201.0111.B.036
THE RELATIONSHIP MOTIVATION PATIENT DIABETES MELLITUSWITH BEHAVIORALLY (CONTROLLING) BLOOD SUGAR RATE IN
PUSKESMAS PANONGAN REGENCY MAJALENGKA YEAR 2012
Xiii+87 Page, 4 table, 3 picture, 9 enclosure
Diabetes Mellitus represent chronic progressive disease which can generate
complication at various vital organ. Diabetes Melitus cannot be healed, but can be
lessened or controlled its blood sugar rate. Activity control rate of sugar of blood
regularly must be done to prevent the happening of complication and in order to
earn life normally. Patient diabetes mellitus number increasing every year, but
only 30% which medicinize regularly, one of factor influencing is motivation. this
Research target is to know relationship motivation patient diabetes mellitus
behaviorally (controling) blood sugar rate.
This research type is cross sectional. Sum up sample 36 one who is taken by
25% from population of where determination its sample by using technique
systematic sampling. Data obtained by using instrument questionnaire and method
and analysed by statistika use test chi square. From statistical test result got by
that there is relationship having a meaning between patient diabetes mellitus
motivation behaviorally (controling) blood sugar rate with value sig p ( 0,000).
Refering to this research result, to increase motivate and the patient diabetes
mellitus behavior in controlling blood sugar rate hence nurse in PuskesmasPanongan can improve its role as edukator and motivator at counselling in
management diabetes self-supportingly (diabetes self management education).
Keyword : Blood Sugar Rate, Behavioral, Motivation
Reading List : 28 ( 20022011)
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
8/101
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
dengan judul Hubungan Motivasi Penderita Diabetes Mellitus Dengan
Perilaku (Mengontrol) Kadar Gula Darah Di Puskesmas Panongan
Kabupaten Majalengka Tahun 2012.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh pendidikan Ilmu Keperawatan STIKes Cirebon.
Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih pada yang terhormat :
1. Drs. H. E. Djumhana Cholil, MM, selaku Ketua Yayasan RISE Cirebon.
2. Mohammad Sadli, SKM, M.M.Kes, selaku Ketua STIKes Cirebon.
3. H. Alimudin, S.Sos, M.M, M.M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Majalengka.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
9/101
4. Awaludin Jahid Abdilah, S.Kp, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Cirebon.
5. Akhmad Hidayat, SKM, selaku Kepala UPTD Puskesmas Panongan
Kabupaten Majalengka
6. Uus Husni M., S.Kp., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Utama skripsi yang
selalu memberikan arahan dan bimbinganya
7. Healty S.S., S.Kep, Ners, selaku Dosen Pembimbing Pendamping skripsi yang
selalu memberikan arahan dan bimbinganya
8. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik secara moril
maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan
pada penulis mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah
SWT. Amin...
Majalengka, September 2012
Penulis
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
10/101
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM...................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................ iii
PERNYATAAN TERTULIS ............................................................ iv
ABSTRAK.......................................................................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................... vii
DAFTAR ISI....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah....................................................... 5
1.3 Tujuan............................................................................ 5
1.3.1Tujuan Umum............................................................. 5
1.3.2Tujuan Khusus ............................................................ 5
1.4 Ruang Lingkup Penelitian............................................. 6
1.5 Kegunaan Penelitian...................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................... 8
2.1 Konsep Diabetes Mellitus.............................................. 8
2.2 Konsep Motivasi............................................................ 25
2.3 Konsep Perilaku............................................................. 30
2.4 Konsep Hubungan Motivasi dan Perilaku...................... 36
2.5 Perilaku Mengontrol Kadar Gula Darah........................ 38
2.6 Kerangka Teori............................................................... 38
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
11/101
BAB IIIKERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL.................................................................. 41
3.1 Kerangka Konsep.......................................................... 41
3.2 Hipotesis........................................................................ 41
3.3 Definisi Operasional, Variabel dan Cara Pengukuran... 42
BAB IVMETODE PENELITIAN..................................................... 43
4.1 Rancangan Penelitian.................................................... 43
4.2 Variabel Penelitian........................................................ 43
4.3 Populasi dan Sampel...................................................... 44
4.3.1 Populasi....................................................................... 44
4.3.2 Sampel........................................................................ 44
4.4 Instrumen Penelitian...................................................... 45
4.5 Metode Pengumpulan Data........................................... 47
4.6 Uji Coba Kuesioner....................................................... 47
4.7 Pengolahan Data............................................................ 48
4.8 Analisa Data.................................................................. 50
4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................... 52
4.10 Etika Penelitian............................................................ 53
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................. 54
5.1 Hasil Penelitian.............................................................. 54
5.2 Pembahasan................................................................... 57
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................ 64
6.1 Simpulan........................................................................ 64
6.2 Saran.............................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 67
LAMPIRAN....................................................................................... 69
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
12/101
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
2.1
5.1
5.2
5.3
Kadar Glukosa Sewaktu dan Puasa
Distribusi Responden Menurut Motivasi Penderita
Diabetes Mellitus Mengontrol Kadar Gula Darah Di
Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka Tahun
2012
Distribusi Responden Menurut Perilaku Penderita
Diabetes Mellitus Mengontrol Kadar Gula Darah Di
Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka Tahun
2012
Distribusi Responden Menurut Motivasi dan Perilaku
(Mengontrol) Kadar Gula Darah Di Puskesmas
Panongan Kabupaten Majalengka Tahun 2012
9
54
55
56
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
13/101
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
2.1
2.2
3.1
Determinan Perilaku Manusia
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Kerangka Konsep
39
40
41
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
14/101
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Gambar Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Jadwal Kegiatan Skripsi
Informed consent
KisiKisi Instrumen Penelitian
Instrumen / Kuesioner Penelitian
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Kuesioner
Rekapitulasi Hasil Penelitian
Hasil Uji Statistik
Daftar Riwayat Hidup
Surat Ijin Penelitian
69
70
71
73
76
80
82
86
87
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
15/101
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik
progesif, dengan manifestasi gangguan metabolik glukosa dan lipid, disertai
komplikasi kronik sampai dengan kerusakan organ tubuh(1)
. Diabetes melitus
tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikurangi atau dikontrol kadar gula
darahnya(2).
Ancaman diabetes mellitus kini semakin meluas, berdasarkan data dari
Federasi Diabetes Dunia (IDF) tahun 2011, pada tahun 2030 mendatang sebanyak
552 juta orang akan terkena diabetes mellitus. Terjadi peningkatan sekitar 200 juta
orang dari jumlah penderita tahun 2011, yang mencapai 346 juta orang.
Sementara data tahun 2010 lalu, jumlah pengidap diabetes mellitus mencapai 285
juta orang(3).
Indonesia menempati urutan ke 4 dalam jumlah penderita diabetes mellitus
setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Rikesda) tahun 2008, menunjukan prevalensi pengidap diabetes mellitus
sekitar 5,7 persen dan pradiabetes mellitus 11,4 persen, dengan angka prevalensi
tersebut dapat diperkirakan penderita diabetes mellitus saat ini mencapai sekitar
13,56 juta orang dan penderita pradiabetes mellitus sekitar 27,13 juta. Pradiabetes
mellitus yaitu mereka yang hasil pengujian kadar gula darahnya relatif lebih tinggi
dari angka normal, namun belum masuk angka kategori pengidap diabetes
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
16/101
mellitus(3). Survey Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010, menyebutkan
jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia naik dari 8,4 juta pada tahun 2000
menjadi 21,3 juta tahun 2010, dan diantara mereka baru sekitar 30% yang berobat
teratur(4).
Di Puskesmas Panongan jumlah penderita diabetes mellitus yang sudah
terdiagnosis dan tercatat pada tahun 2009 sebanyak 116 kasus, tahun 2010
sebanyak 132 kasus, dan pada tahun 2011 sebanyak 142 kasus atau meningkat
7,6 % dari tahun 2010, dari angka tersebut hanya 36 orang (25,3%) yang tercatat
berkunjung ke Puskesmas secara teratur untuk cek kadar gula darah(5).
Banyaknya penderita diabetes mellitus di Indonesia disinyalir sebagai akibat
dari faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan,
berlemak, kurang aktivitas fisik atau olahraga dan stress berperan besar sebagai
pemicu diabetes mellitus. Tapi diabetes mellitus juga bisa muncul karena faktor
keturunan. Faktor keturunan memang tidak dapat dicegah, namun gaya hidup
dapat diubah(4).
Peningkatan angka pasien diabetes mellitus berdampak signifikan bagi
kesehatan secara keseluruhan, sebab penyakit diabetes mellitus merupakan
penyakit kronis yang bersifat progresif. Diabetes mellitus dapat menimbulkan
berbagai komplikasi kronis pada berbagai organ vital seperti stroke, gagal ginjal,
jantung, kebutaan dan bahkan harus menjalani amputasijika anggota badan
menderita luka yang tidak bisa mengering. Apalagi jika penderita diabetes
mellitus tidak mampu mengontrol kadar gula dalam darahnya(2).
http://wikiindonesia.org/wiki/Amputasihttp://wikiindonesia.org/wiki/Amputasi -
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
17/101
Pengontrolan kadar gula darah secara teratur harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya komplikasi kronis, dan dengan pengontrolan yang teratur
penderita diabetes mellitus dapat hidup secara normal(6). Pengontrolan diabetes
mellitusyang baik dapat mengurangi komplikasi 20 sampai 30 %(7).
Ada empat cara pengelolaan diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula
darah yang dikenal dengan empat serangkai pengelolaan diabetes mellitus, yaitu
edukasi, perencanaan makanan, latihan jasmani dan intervensi medis. Bila
penderita diabetes mellitus taat dan disiplin serta mau berperilaku sehari-hari
dengan baik dan mengikuti empat serangkai dalam pengelolaan diabetes mellitus,
maka kualitas kesehatan penderita diabetes mellitus juga akan baik(8).
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman serta lingkungan(9). Perilaku penderita diabetes mellitus
dalam mengontrol kadar gula darahnya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan,
motivasi, kepercayaan dan sikap positif, tersedianya sarana dan prasarana yang
diperlukan dan terdapat dorongan yang dilandasi kebutuhan yang dirasakan(9).
Untuk terwujudnya sebuah perilaku pengontrolan kadar gula darah yang
baik dari penderita diabetes mellitus dibutuhkan sebuah motivasi.
Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau kebutuhan
pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya
dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah,
dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatuperilakuuntuk memenuhi
kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri(10).
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
18/101
Motivasi penderita diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah
terdiri dari dua jenis, yaitu motivasi intrinsik yang datangnya dari dalam diri
individu itu sendiri, seperti kedisiplinan dalam diet, kepatuhan dan keteraturan
dalam latihan fisik, teratur dalam berobat atau terapi medis dan keinginan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang penyakitnya dan motivasi ekstrinsik yang
datangnya dari luar diri sendiri seperti dukungan keluarga, teman dekat, tokoh
masyarakat, dukungan ekonomi dan dukungan petugas kesehatan(11).
Penulis melakukan studi pendahuluan pada tanggal 12-14 Juni 2012 di
Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka, hasil wawancara terhadap 10 orang
penderita diabetes mellitus, 7 orang diantara mereka mangaku enggan datang ke
Puskesmas untuk kontrol (cek) gula darah, hal tersebut disebabkan belum adanya
keluhan terkait dengan gejala penyakit diabetes mellitus, mahalnya biaya
pemeriksaan gula darah, lokasi yang jauh dan infrastruktur jalan yang rusak,
malas pergi berobat karena sibuk dengan pekerjaan rutin dan tanpa gejala pasien
merasa sembuh.
Berdasarkan uraian di atas, angka penderita diabetes mellitus di wilayah
kerja Puskesmas Panongan cenderung meningkat tiap tahunnya, dan angka
kunjungan penderita diabetes mellitus ke Puskesmas untuk kontrol (cek) kadar
gula darah secara teratur sangat rendah (25,3%), maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan motivasi penderita diabetes mellitus
dengan perilaku (mongontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan
Kabupaten Majalengka.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
19/101
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah ada
hubungan antara motivasi penderita diabetes mellitus dengan perilaku
(mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka
tahun 2012 ?
1.3 Tujuan
1.3.1Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan motivasi penderita diabetes mellitus dengan
perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan, Kabupaten
Majalengka tahun 2012.
1.3.2Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui motivasi penderita diabetes mellitus mengontrol
kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun
2012
2. Untuk mengetahui perilaku penderita diabetes mellitus mengontrol
kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun
2012
3. Untuk menganalisis hubungan motivasi penderita diabetes mellitus
dengan perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan
Kabupaten Majalengka tahun 2012
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
20/101
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Karena keterbatasan waktu pada penelitian ini, variabel yang diteliti hanya
motivasi penderita diabetes mellitus dan perilaku (mengontrol) kadar gula darah
di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2012, dengan sasaran 142
penderita diabetes mellitus tipe 2 yang tercatat dan berada di wilayah kerja
Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2011, menggunakan desain
penelitian cross sectional.
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1Guna Teoritis
1. Bagi ilmu keperawatan
Hasil penelitian bermamfaat sebagai sumber informasi dalam
pengembangan ilmu keperawatan komunitas khususnya asuhan
keperawatan keluarga dengan diabetes mellitus.
2. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian bermanfaat sebagai sumber informasi dan
pengembangan literatur bagi mahasiswa dan dapat menjadi bahan acuan
untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi peneliti lain
Memberikan dasar pijakan untuk penelitian selanjutnya dalam
meneliti motivasi dan perilaku penderita diabetes mellitus dalam
mengontrol kadar gula darah.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
21/101
1.5.2Guna Praktis
1. Bagi puskesmas
Memberikan informasi faktual kepada Puskesmas Panongan
tentang pentingnya motivasi bagi penderita diabetes mellitus dalam
mengontrol kadar gula darah, sehingga dapat dijadikan acuan dalam
pengelolaan penderita diabetes mellitus yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kunjungan penderita diabetes mellitus ke Puskesmas
Panongan untuk kontrol (cek) kadar gula darah.
2. Bagi perawat
Dapat digunakan oleh perawat komunitas khususnya di Puskesmas
Panongan sebagai bahan acuan dalam memberikan penyuluhan atau
konseling kepada masyarakat khususnya penderita diabetes mellitus agar
tetap memiliki motivasi yang tinggi untuk menjalani program
pengendalian kadar gula darah secara teratur.
3. Bagi responden
Dapat memberikan informasi tentang pentingnya mengontrol kadar
gula darah bagi penderita diabetes mellitus, dan dapat dijadikan bahan
instrospeksi diri untuk meningkatkan motivasi dalam mengendalikan
kadar gula darah.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
22/101
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diabetes Mellitus
2.1.1 Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes melitus merupakan suatu sindrom klinik yang khas ditandai oleh
adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi atau penurunan efektifitas
insulin. Gangguan metabolik ini mempengaruhi metabolisme dari karbohidrat,
protein, lemak, air dan elektrolit. Gangguan metabolisme tergantung pada adanya
kehilangan aktivitas insulin dalam tubuh dan pada banyak kasus akhirnya
menimbulkan kerusakan selular, khususnya sel endotelial vaskular pada mata,
ginjal dan susunan saraf(12).
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik
progesif, dengan manifestasi gangguan metabolik glukosa dan lipid, disertai
komplikasi kronik sampai dengan kerusakan organ tubuh.Diabetes melitus tidak
bisa disembuhkan, tetapi bisa dikurangi dan dikontrol kadar gula darahnya(1).
Diabetes melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein yang disebabkan kurangnya produksi hormon insulin oleh sel
beta pankreas sehingga glukosa menumpuk di dalam darah kemudian
menyebabkan kadar gula darah meningkat diatas normal.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
23/101
2.1.2 Glukosa Darah
Glukosa merupakan bentuk paling sederhana dari molekul gula, yang
merupakan produk akhir dari pencernaan karbohidrat dan bentuk dimana
karbohidrat diserap dari usus ke dalam aliran darah. Terkadang orang
menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa.
Glukosa banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-
sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari
hasil akhir pencernaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa(6).
Kriteria diagnostik diabetes mellitus berdasarkan kadar gula darah menurut
Perkeni atau yang dianjurkan ADA (American Diabetes Association), yaitu bila
terdapat salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dengan kriteria sebagai
berikut(14):
1. Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan 200 mg/dl
2. Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126 mg/dl
3. Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam sesudah
beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Tabel 2.1 Kadar Glukosa Sewaktu dan Puasa
Kadar Glukosa Darah Sewaktu Bukan DM Belum Pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena
Kadar glukosa darah puasaPlasma vena
Darah kapiler
< 100
< 90
< 110
< 90
110-199
90-199
110-125
90-109
> 200
> 200
> 126
> 110
Sumber : (14)
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
24/101
2.1.3 Etiologi dan Patofisiologi
Etiologi dan patofisiologi dari diabetes mellitus dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Etiologi
Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan ketersediaan
insulin dalam tubuh yang mencukupi, maka tidak dapat bekerja secara normal
atau terjadinya gangguan fungsi insulin. Insulin berperan utama dalam
mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu 60-120 mg/dl waktu puasa dan
dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan (orang normal)(13).
Kekurangan Insulin disebabkan karena terjadinya kerusakan sebagian
kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar
pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan diabetes mellitus sebagai berikut :
1) Genetik atau faktor keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan
ditularkan. Anggota keluarga penderita diabetes mellitus memiliki
kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan
anggota keluarga yang tidak menderita diabetes mellitus. Para ahli
kesehatan juga menyebutkan diabetes mellitus merupakan penyakit yang
terpaut kromosom seks. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita
sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang
membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya(12).
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
25/101
2) Virus dan bakteri
Virus yang menyebabkan diabetes mellitus adalah rubella, mumps,
dan human coxsackievirus B4. Diabetes mellitus akibat bakteri masih
belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup
berperan menyebabkan diabetes mellitus(12).
3) Bahan toksin atau beracun
Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta secara
langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida), streptozotocin (produk
dari sejenis jamur)(12).
4) Asupan makanan
Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan
dengan asupan makanan, baik sebagai faktor penyebab maupun
pengobatan. Asupan makanan yang berlebihan merupakan faktor risiko
pertama yang diketahui menyebabkan diabetes mellitus. Salah satu
asupan makanan tersebut yaitu asupan karbohidrat. Semakin berlebihan
asupan makanan semakin besar kemungkinan terjangkitnya diabetes
mellitus(12).
5) Obesitas
Retensi insulin paling sering dihubungkan dengankegemukan atau
obesitas. Pada kegemukan atau obesitas, sel-sel lemak juga ikut gemuk
dan sel seperti ini akan menghasilkan beberapa zat yang digolongkan
sebagai adipositokin yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan pada
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
26/101
waktu tidak gemuk. Zat-zat itulah yang menyebabkan resistensi terhadap
insulin(12).
2. Patofisiologi
Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan
selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan di pecah
menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein
menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makan itu
akan diserap oleh usus dan kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan
diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ didalam
tubuh sebagai bahan bakar.
Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus
masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makan
terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil
akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam
proses metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu
bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon
yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas(12)
.
Pada diabetes mellitus tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih
banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang
kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu
masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi lubang kuncinya yang kurang, hingga
meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
27/101
(reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel
akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh
darah meningkat(12).
Efek samping insulin adalah penambahan berat badan yang mungkin
diduga karena tiga penyebab(12):
1) Insulin diketahui memiliki efek anabolik (pembentukan tubuh).
2) Ketika kontrol terdapat glisemia yang baik mulai dicapai karena adanya
terapi insulin, sedikit gula yang hilang didalam urin.
3) Pengobatan insulin membuat orang merasa lebih baik.
2.1.4Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Faktor yang menyebabkan seseorang memiliki resiko terkena diabetes
melitus lebih tinggi, yaitu(13):
1. Kurangnya olah raga
2. Rendahnya berat badan bayi yang lahir karena tidak memadainya asupan gizi
pada janin selama tahap perkembangan, terutama jika ibu bayi memiliki
kelebihan berat badan dalam hidupnya.
3. Kurang mengkonsumsi serat
4. Kegemukan
5. Pola makan yang salah
6. Minum obat yang dapat menaikan kadar glukosa darah
7. Stres
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
28/101
2.1.5Gejala Diabetes Mellitus
Gejala dan tanda diabetes mellitus dapat dikelompokkan menjadi gejala akut
dan kronik, yaitu(13):
1. Gejala akut
Gejala diabetes mellitus dari penderita satu dengan lainnya tidak selalu
sama. Gejala tersebut dibawah ini adalah gejala yang pada umumnya timbul
dengan tidak mengurangi kemungkinan adanya variasi gejala yang lain, bahkan
ada penderita diabetes mellitus yang tidak menunjukan gejala apapun sampai
pada saat tertentu.
Pada permulaan gejala yang timbul sering disebut 3P yaitu polifagia
(banyak makan), polidipsi (banyak minum) dan poliuria (sering kencing).
Dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus
bertambah (gemuk) karena pada saat ini jumlah insulin masih mencukupi.
2. Gejala kronik
Penderita diabetes mellitus tidak menunjukkan gejala akut
(mendadak) tapi penderita menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan atau
beberapa tahun mengidap penyakit diabetes mellitus. Gejala kronik yang sering
timbul antara lain kesemutan, kulit terasa panas, tebal dikulit, kram, mudah
mengantuk, pada wanita akan gatal disekitar kemaluan, kemampuan seksual
menurun dan bisa impoten sedangkan untuk ibu hamil sering mengalami
keguguran atau kematian janin dalam kandungan dengan bayi berat lahir lebih
dari 4 kg.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
29/101
2.1.6Komplikasai Diabetes Mellitus
Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut maupun kronik,
yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun setelah mengidap penyakit
diabetes mellitus(13).
Komplikasi akut yang sering timbul adalah hipoglikemia dan koma diabetik.
Hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan
tanda-tanda : rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing. Berlawanan dengan
koma hiperglikemik, koma diabetik ini timbul karena kadar gula darah dalam
tubuh semakin tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetik
adalah nafsu makan menurun, banyak minum, banyak kencing, mual dan muntah,
napas menjadi cepat dan berbau aseton, sering disertai panas karena terjadi
infeksi(13).
Komplikasi kronik yang sering timbul adalah bila penderita lengah,
komplikasi diabetes mellitus dapat menyerang seluruh alat tubuh, mulai rambut
sampai ujung kaki termasuk semua alat tubuh di dalamnya. Sebaliknya,
komplikasi tersebut tidak akan muncul jika perawatan diabetes mellitus
dilaksanakan dengan tertib dan teratur(13).
2.1.7Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus
Ada 10 cara untuk mencegah atau memerangi komplikasi diabetes mellitus,
yang dikenal SINDROM 10 = GULOH-SISAR(13), yaitu :
1. G (gula)
Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman yang terlalu manis.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
30/101
2. U (Urat = asam urat)
Batasi makanan yang banyak mengandung Purin, karena purin dapat
menimbulkan hiperurisemia dengan efek samping antara lain mudah timbul
agresi trombosit (penggumpalan darah) yang dapat memacu timbulnya
ateroklerosis atau penyempitan pembuluh darah, misalnya : jeroan, alkohol,
sarden, burung dara, unggas, kaldu dan emping
3. L (lemak atau Lipid)
Usahakan mencapai desirable lipid triad (kolesterol total, trigliserida,
kolesterol-HDL), atau cegah untuk terjadinya dislipidemia (Kadar lemak
darah yang tidak normal) dengan cara menghindari makanan yang banyak
mengandung lemak dan budayakan untuk makan sayur dan buah-buahan
setiap hari
4. O (obesitas)
Cegah kegemukan atau gizi yang berlebih atau obesitas, termasuk
penurunan 5 hingga 7 persen dari berat badan total dapat menurunkan resiko
terkena diabetes tipe 2 sebesar 60 %.
5. S (Sigaret)
Hindari atau berhenti merokok.
6. H (Hipertensi)
Cegahlah konsumsi garam yang berlebihan.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
31/101
7. I (Inaktifitas)
Lakukan olahraga teratur setiap hari untuk menghilangkan kalori sekitar
300kkl atau 2000 kkal/minggu, atau jalan kaki sekitar 30 menit dalam sehari,
lima hari dalam seminggu.
8. S (Stress)
Usahakan tidur nyenyak minimal 6 jam sehari agar dapat meredam
stress.
9. A (alkohol)
Hindari atau berhenti minum alkohol.
10. R (Reguler Check Up)
Lakukan check upsecara teratur tanpa menunggu timbulnya gejala, baik
yang sakit atau yang normal, terutama dilakukan untuk umur diatas 40 tahun.
2.1.8Klasifikasi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus dapat diklasifikasikan berdasarkan kelompoknya sebagai
berikut :
1. Kelompok berdasarkan pola makan
1) Jenis DM yang menjangkit wilayah dengan penduduk yang berpola
makan dan berpola hidup modern dan tradisional.
2) Jenis DM yang disebabkan kekurangan makan (malnutrition) ada di
daerah yang kekurangan pangan(13).
2. Kelompok berdasarkan klinis atau medis
1) Diabetes mellitus (DM)
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
32/101
(1) DM tipe I atau DMTI (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin)
(2) DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin)
(3) DMTM (Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi)
(4) Diabetes Mellitus yang behubungan atau sindrom tertentu.
2) Gangguan toleransi glukosa
Gangguan ini terjadi pada kelompok tidak gemuk, gemuk dan
berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu.
3) Diabetes mellitus pada kehamilan (Gestional/DM)
Ganggun ini baru terjadi pada seseorang setelah hamil. Sebelumnya
kadar glukosa darah dalam keadaan normal(13).
3. Kelompok berdasarkan resiko tinggi
1) Toleransi glukosa pernah abnormal.
2) Kedua orang tua mengidap DM.
3) Pernah melahirkan bayi dengan berat badan 4 kg(13).
2.1.9Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Penatalaksanaan diabetes mellitus dalam rangka mengendalikan kadar gula
darah adalah sebagai berikut :
1. Pengaturan diet diabetes mellitus
Tujuan diet diabetes mellitus adalah membantu pasien agar memperbaiki
kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik
dengan cara(6):
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
33/101
1) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan obat penurunan
glukosa oral dan aktifitas fisik.
2) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
yang normal.
3) Menghindari atau menanganin komplikasi atau pasien yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia
4) Meningkatkan derajat kesehatan sacara keseluruhan melalui gizi yang
optimal.
Sedangkan tujuan diet lainya(13):
1) Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah mendekati
normal
2) Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati normal
3) Mencapai dan mempertahankan berat badan agar selalu dalam batas-batas
yang memadai atau berat badan idaman 10%
4) Mencegah komplikasi angkut dan kronik
5) Meningkatkan kualitas hidup
Pengaturan makan (diet) merupakan kunci pengendalian diabetes
mellitus, khususnya yang tergolong NIDDM yang harus diupayakan
seterusnya. Suatu pendapat yang keliru yang menganggap bahwa kalau sudah
mendapat obat anti diabetes mellitus berarti makan boleh bebas.
Dengan pengaturan makan dapat diupayakan sedemikian rupa sehingga
kegemukan dapat dikurangi. Dengan demikian kepekaan sel terhadap kerja
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
34/101
insulin meningkat, kadar gula darah dapat menurun. Dalam waktu singkat saja
sudah dapat mengurangi gejala-gejala meskipun berat badan belum
terpengaruh. Disamping itu dengan berkurangnya kegemukan akan mengurangi
faktor resiko komplikasi menahun. Dalam menyusun pengaturan makan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
1) Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan ideal. Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 %
dari protein dan 2025 % dari lemak.
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
penderita diabetes mellitus. Diantaranya adalah dengan memperhitungkan
berdasar kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori / kg BB ideal,
ditambah atau dikurangi tergantung dari beberapa faktor yaitu :
(1)Jenis kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil dari pada pria, untuk
itu dapat dipakai angka 25 kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal /
kg BB untuk pria.
(2)Umur
Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5 %
untuk tiap dekade antara 4059 tahun, sedangkan antara 60-69 tahun
dikurangi 10 % dan diatas 70 tahun dikurangi 20 %.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
35/101
(3)Aktifitas fisik
Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda
pula.
(4)Kehamilan dan laktasi
Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori per
hari dan pada trimester 2 dan 3 diperlukan tambahan 350 kalori per
hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550 kalori per
hari.
(5)Adanya komplikasi
Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu
memerlukan tambahan kalori sebesar 13 % untuk tiap kenaikan 1
derajat celcius.
(6)Berat badan
Bila kegemukan atau terlalu kurus, dikurangi atau ditambah
sekitar 20-30 % tergantung kepada tingkat kegemukan atau
kekurusan.
2) Daftar bahan makanan penukar
Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan
makanan dengan ukuran tertentu dan dikelompokkan berdasarkan
kandungan kalori, protein, lemak dan hidrat arang. Setiap kelompok bahan
makanan dianggap mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama.
Dikelompokkan menjadi 7 kelompok bahan makanan yaitu :
(1) Golongan 1 : bahan makanan sumber karbohidrat
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
36/101
(2) Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani
(3) Golongan 3 : bahan makanan sumber protein nabati
(4) Golongan 4 : sayuran
(5) Golongan 5 : buahbuahan
(6) Golongan 6 : minyak
(7) Golongan 7 : makanan tanpa kalori
3) Pola diet
Pola diet pada pasien diabetes mellitus yaitu :
(1) Kurang energi
Jumlah energi disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi,
umur, stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal.
(2) Kurangi lemak
Makanan lemak tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol dan
membuat kerja insulin menjadi tidak efisien. Menurut ADA atau
EASD bahwa asupan makanan lemak jangan lebih dari 30 % dan
kolesterol kurang dari 300 mg/hari.
(3) Karbohidrat
Hasil penelitian menunjukan bahwa diabetes mellitus makin
meningkat sesuai dengan cara hidup modern yang memicu cara hidup
kebarat-baratan yaitu dengan meningkatnya refined carbohydrate
terutama dikota besar, karbohidrat jenis itu terdapat pada bakeri
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
37/101
seperti cake, roti halus cepat sekali diserap dan akan meningkatkan
kadar glukosa darah.
(4) Pemanis
Makanan yang manis tidak seluruhnya dari gula pasir atau gula
buah yang sederhana, kombinasinya dengan protein, lemak dan
karbohidrat dapat memperlambat penyerapan gula sederhana.
(5) Serat
Menurut ADA pasien diabetes mellitus untuk konsumsi seratnya
30-40 gr/hari dan serat pada diabetes mellitus lebih banyak berasal
dari sayur-sayuran yang mengandung lebih banyak serat tak larut
dibanding serat yang berasal dari buah-buahan.
2. Olah raga
Manfaat olah raga bagi diabetes adalah penurunan kadar glukosa darah
karena terjadi peningkatan penggunaan glukosa oleh otot yang aktif, mencegah
kegemukan, berperan dalam mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Keadaan-keadaan ini dapat mengurangi resiko penyakit jantung koroner (PJK)
dan meningkatkan kualitas hidup diabetesi serta memberikan keuntungan
secara psikologis(15)
.
3. Obat antidiabetika oral
Ada tiga jenis obat anti diabetes yang ada di Indonesia (13), yaitu sebagai
berikut :
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
38/101
(1) Tipe 1 (Short Acting)
Jenis obat ini memiliki paruh waktu sekitar 4 jam, daya kerjanya
cepat, diberikan 1-3 kali sehari (pagi siang sore), yang termasuk
kelompok ini adalah restinon, orinase, nadisan, dymelors.
(2) Tipe 2 (Intermediate Acting)
Memiliki paruh waktu antara 5-8 jam, diberikan 1-2 kali sehari (pagi
dan siang jangan pagi dan sore) apabila diberikan cukup sekali sehari,
berikanlah pada pagi hari saja. Termasuk golongan ini adalah golongan
glibenclamid (euglukon, daonil), golongan gliclazide (diamicron),
golongan gliquidone (glurenorm) dan golongan glipizide (minidiab).
(3) Tipe 3 (Long Acting)
Mempunyai paruh waktu antara 24-36 jam, diberikan sekali saja
setiap pagi jangan diberikan dalam dosis terbaru.
4. Pemeriksaan (check up)
Pemeriksaan atau check upyang harus dilakukan oleh penderita diabetes
mellitus ada 3, yaitu(13):
1) Pemeriksaan fisik lengkap yang meliputi kesehatan umum seperti berat
badan, tekanan darah dan sebagainya.
2) Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan gula darah puasa,
pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan, urine lengkap, lemak
(kolesterol HDL, LDL dan trigliserida), ureum dan kreatinin.
3) Pemeriksaan spesialisasi antara lain pemeriksaan mata, syaraf dan jantung.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
39/101
2.2 Konsep Motivasi
2.2.1 Pengertian
Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau
kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan
timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan,
memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatuperilakuuntuk
memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri(10).
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motivasi juga dapat diartikan sebagai perasaan atau pikiran yang
mendorong seseorang melakukan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam
berperilaku(16).
2.2.2 Teori-teori Motivasi
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang motivasi yang dapat
dikelompokan sebagai berikut(10):
1. Teori kepuasan (content theory)
Yaitu pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan
individu yang menyebabkan bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu.
Teori yang memusatkan pada faktor dalam diri orang yang menguatkan,
mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya, yang memotivasi
semangat seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
40/101
2. Teori motivasi proses (process theory)
Yaitu merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja
serta hasil apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya
akan diperoleh baik di hari esok. Jadi hasi yang diperolehnya tercermin dalam
bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini
merupakan kegiatan hari kemarin. Teori motivasi proses ini meliputi teori
harapan, teori keadilan dan teori pengukuhan.
2.2.3 Faktor Motivasi
Orang-orang tidak hanya berbeda dalam kemampuan untuk berbuat, akan
tetapi juga berbeda dalam kemauan untuk berbuat atau motivasi. Motivasi
seseorang tergantung kepada kekuatan motif mereka. Motif kadang-kadang
didefinisikan sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan atau gerak hati dalam
individu(17).
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi manusia untuk berperilaku
adalah sebagai berikut(18):
1. Jenis kelamin
Tingkah laku antara pria dan wanita mempunyai perbedaan, hal ini
terjadi karena pengaruh hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian
tugas. Oleh karena itu pria cenderung lebih termotivasi melakukan sesuatu
karena fisik yang kuat(18). Jenis kelamin merupakan aspek identitas yang
sangat berarti, wanita dan pria mempunyai pengalaman yag berbeda tentang
pembentukan identitas jenis kelamin. Identitas jenis kelamin terbentuk sekitar
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
41/101
usia tiga tahun. Anak laki-laki dan perempuan mulai mengenal tingkah laku
dan ciri-ciri kepribadian yaang sesuai bagi masing-masing jenis
kelaminnya(19).
Wanita dan pria mempunyai perbedaan secara psikologis dimana wanita
lebih emosional daripada pria karena wanita lebih mudah tersinggung, mudah
terpengaruh, sangat peka, menonjolkan perasaan, dan mudah meluapkan
perasaan. Sementara pria tidak emosional, sangat objektif, tidak mudah
terpengaruh, mudah memisahkan antara pikiran dan perasaan sehingga
terkadang kurang peka dan mampu memendam perasaannya(19).
2. Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun lingkungan sosial. Lingkungan sangat berpengaruh
terhadap tingkah laku manusia.
3. Pendidikan
Pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan dan segala bentuk
interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun
informal. Hasil dari proses belajar adalah seperangkat perubahan tingkah
laku. Seseorang yang berpendidikan tinggi tingkah lakunya akan berbeda.
4. Pengetahuan
Besar kecilnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berpengaruh
pada tingkah lakunya.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
42/101
5. Kebudayaan
Kebudayaan antar daerah berbeda-beda dan ini sangat berpengaruh pada
tingkah lakunya.
6. Sosial ekonomi
Lingkungan sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku
seseorang. Keadaaan ekonomi keluarga yang relatif mencukupi akan mampu
manyediakan fasilitas dan kebutuhan untuk keluarganya. Sehingga pasien
yang mempunyai tingkat sosial ekonomi tinggi akan mempunyai motivasi
yang berbeda dengan pasien yang tingkat sosial ekonominya rendah.
Pernyataan lain tentang faktor yang mempengaruhi motivasi adalah
kepribadian, sikap, pengalaman, cita-cita atau harapan, dorongan orang tua,
saudara dan lingkungan sekitar. Sebenaarnya kedua pernyataan diatas saling
mendukung hanya saja pernyataan yang pertama tadi sudah diklasifikasikan untuk
pengaruh internal dan eksternal. Dari kedua pernyataan tersebut ada komponen
yang belum dijelaskan yaitu sikap, harapan, dan dorongan keluarga sebagai
berikut(9):
1. Sikap
Sikap merupakan penilaian terhadap stimulus atau obyek, sehingga
seseorang tersebut akan menilai atau bersikap enggan terhadap stimulus
tersebut. Sikap sering diperoleh dari pengalaman diri sendiri maupun orang
lain.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
43/101
2. Harapan
Harapan merupakan kemungkinan yang dilihat untuk memenuhi
kebutuhan tertentu dari seorang individu yang di dasarkan atas pengalaman
yang telah lampau, baik pengalaman dari sendiri maupun dari orang lain.
3. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga itu merupakan dukungan-dukungan sosial yang
dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses untuk
keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan).
2.2.3 Motivasi Dalam Penyakit Diabetes Mellitus
Dalam penyembuhan penyakit DM dibutuhkan motivasi dan pemberdayaan
diri agar menghasilkan rasa percaya diri, berpikir positif dan bijak sehingga dapat
terwujud sebuah perilaku aktif terhadap pengelolaan penyakit diabetes mellitus.
Ada 4 kategori motivasi dalam hal mengontrol kadar gula darah (11):
1. Kategori pertama
Keadaan yang ideal, mengetahui motivasi kita yang sebenarnya dan
tindakan/perilaku kita sesuai dengan motivasi kita (Saya tahu apa yang saya
mau dalam mengontrol kadar gula darah).
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
44/101
2. Kategori kedua
Kita tahu motivasi kita yang sebenarnya namun oleh karena berbagai
macam hal, tindakan atau perilaku kita tidak sesuai (saya tahu tetapi sulit
untuk mengontrol kadar gula darah).
3. Kategori ketiga
Kita tidak tahu motivasi kita yang sebenarnya, yang kita pikirkan hanya
proses tindakannya saja, yang penting tindakanya tidak negatif. (saya dapat
bertindak apa saja dalam mengontrol kadar gula darah asalkan benar dan
tidak negatif).
4. Kategori keempat
Kita tidak tahu motivasi kita sebenarnya sehingga tindakan atau perilaku
kita pasti salah (saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam
mengontrol gula darah).
2.3 Konsep Perilaku
2.3.1 Pengertian
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah
suatu aktivitas pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah semua kegiatan atau
aktifitas organisme tersebut, baik yang dapat diamati secara langsung atau tidak
langsung(20).Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
45/101
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka
teori skiner disebut teori S - O - Ratau Stimulus Organisme Respon. Skiner
membedakan adanya dua respons, yaitu(20):
1. Respondent respons atau reflexsive
Yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsanganrangsangan (stimulus)
tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena
menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Misalnya : makanan yang
lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata
tertutup, dan sebagainya. Respondent respons ini juga mencakup perilaku
emosinal misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis,
lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan
sebagainya.
2. Operant respons atau instrumental respons
Yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh
stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing
stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila
seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon
terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh
penghargaan dari atsannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut
akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
46/101
2.3.2 Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua :
1. Bentuk pasif
Adalah respons internal, yaitu respon yang terjadi didalam diri manusia
dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain (Covert behaviour),
respons atau reaksi terhadap stimulus masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan/kesadaran dan sikap. Misalnya seorang ibu tahu bahwa
imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu, meskipun ibu tersebut
tidak membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.
2. Bentuk aktif
Yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain (Overt behaviour). Misalnya pada contoh di atas, si ibu sudah
membawa anaknya ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk
imunisasi.
2.3.3 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme)terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok(20):
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
47/101
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintanance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana
sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek, yaitu :
1) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
(health promotion behavior), misalnya makan makanan yang bergizi, olah
raga, dan sebagainya.
2) Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior) adalah respons
untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya : tidur memakai kelambu
untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasai, dan sebagainya.
Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang
lain.
3) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health
seekingbehavior) yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari
pengobatan, misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya, atau
mencari pengobatan ke fasilitas-fasikitas kesehatan modern
(puskesmas, mantri, dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas
kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya)
4) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation
behavior) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan
kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet,
mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatan.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
48/101
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Adalah respons seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik
sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini
menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas
kesehatan, dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi,
sikap dan penggunaan fasilitas, petugas, dan obat-obatan.
3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior)
Yakni respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi
kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik kita
terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi),
pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita.
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behavior)
Adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan
kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan
itu sendiri. Perilaku ini antara lain mencakup :
1) Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk didalamnya komponen,
manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
2) Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut
segi-segi higiene, pemeliharaan, teknik, dan penggunaannya.
3) Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah
cair, termasuk didalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah
yang sehat, serta dampak pembuangan limbah yang tidak baik.
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
49/101
4) Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi,
pencahayaan, lantai, dan sebagainya.
5) Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk
(vektor), dan sebagainya.
2.3.4 Determinan Perilaku
Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal
ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda
dari setiap orang. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus
disebut determinan perilaku(20).
Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena
perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun
eksternal (lingkungan). Perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari
berbagai gejala kejiwaan, yaitu pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,
motivasi, persepsi dan sikap(20).
Sedangkan gejala kejiwaan tersebut juga ditentukan atau dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial
budaya masyarakat(20)
.
2.3.5 Strategi Perubahan Perilaku
Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO
dikelompokan menjadi tiga(18):
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
50/101
1. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan
Perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga
ia mau berperilaku seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh misalnya
degan adanya peraturan/undang-undang yg harus dipatuhi masyarakat. Cara ini
menghasilkan perilaku yang cepat, tetapi belum tentu berlangsung lama, karena
belum/tidak didasari kesadaran sendiri.
2. Pemberian informasi
Pemberian informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara
pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain akan meningkatkan pengetahuan
masyarakat. Perubahan perilaku degan cara ini memakan waktu lama, tetapi
perubahan yang dicapai bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran
mereka sendiri (bukan karena paksaan).
3. Diskusi partisipasi
Sebagai peningkatan cara yang kedua di atas. Masyarakat tidak hanya
pasif, tapi harus aktif berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi
yang diterimanya. Cara ini membutuhkan waktu lebih lama dari cara kedua.
2.4 Konsep Hubungan Motivasi dan Perilaku
Motivasimerupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang
menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasi tingkah laku (Perilaku). Perilaku
ini timbul karena adanya dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku
dipandang sebagai reaksi atau respons terhadap suatu stimulus.
http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/ -
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
51/101
Woodhworth mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya
motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi
tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme
timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam
arti kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya
mengaktifkan atau memunculkan mekanisme perilaku(21).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya
perilaku menurut Woodworth mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu(21):
1. Intensitas, menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan
individu berperilaku tertentu
2. Pemberi arah, mengarahkan individu dalam menghindari atau melakukan
suatu perilaku tertentu
3. Persistensi atau kecenderungan untuk mengulang perilaku secara terus
menerus.
Dengan kata lain, jika ketiga hal tersebut lemah, maka motivasi tak akan
mampu menimbulkan perilaku. Pandangan lain dikemukakan oleh Hull yang
menegaskan bahwa perilakuseseorang dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan
oleh kepentingan mengadakan pemenuhan atau pemuasan terhadap kebutuhan
yang ada pada diri individu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa perilaku muncul tidak
semata-mata karena dorongan yang bermula dari kebutuhan individu saja, tetapi
juga karena adanyafaktor belajar. Faktor dorongan ini dikonsepsikan sebagai
kumpulan energi yang dapat mengaktifkan tingkah laku atau sebagai motivasional
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
52/101
faktor, dimana timbulnya perilaku menurut Hull adalah fungsi dari tiga hal yaitu :
kekuatan dari dorongan yang ada pada individu, kebiasaan yang didapat dari hasil
belajar, serta interaksi antara keduanya(21).
Berdasarkan uraian di atas, baik konsep yang dikemukakan Woodhworth
maupun Hull, keduanya menjelaskan bahwa motivasi berkaitan erat dengan
perilaku.
2.5 Perilaku Mengontrol Kadar Gula darah
Ada empat cara pengelolaan diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula
darah yang dikenal dengan empat serangkai pengelolaan diabetes mellitus(8), yaitu
sebagai berikut :
1. Edukasi
2. Perencanaan makanan (diet)
3. Latihan jasmani atau olahraga
4. Intervensi medis.
2.6 Kerangka Teori
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang bersifat
progresif. Diabetes melitus tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikontrol kadar
gula darahnya(2). Pengontrolan kadar gula darah secara teratur harus dilakukan
untuk mencegah terjadinya komplikasi kronis, dan dengan pengontrolan yang
teratur penderita diabetes mellitus dapat hidup secara normal(6). Pengontrolan
diabetes mellitusyang baik dapat mengurangi komplikasi 20 sampai 30 %(7).
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
53/101
Ada empat cara pengelolaan diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula
darah yang dikenal dengan empat serangkai pengelolaan diabetes mellitus, yaitu
edukasi, perencanaan makanan, latihan jasmani dan intervensi medis. Bila
penderita diabetes mellitus taat dan disiplin serta mau berperilaku sehari-hari
dengan baik dan mengikuti empat serangkai dalam pengelolaan diabetes mellitus,
maka kualitas kesehatan penderita diabetes mellitus juga akan baik(8).
Perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala
kejiwaan, yaitu pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi dan
sikap. Sedangkan gejala kejiwaan tersebut juga ditentukan atau dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial
budaya masyarakat(20).
Sumber (20)
Gambar 2. 1 Determinan Perilaku Manusia
Perilaku penderita diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah
salah satunya dipengaruhi oleh faktor motivasi atau dorongan yang dilandasi
kebutuhan yang dirasakan(9).
Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau
kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan
timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan,
PengetahuanPersepsi
Sikap
Keinginan
Kehendak
MotivasiNiat
Perilaku
PengalamanKeyakinan
Fasilitas
Sosial - Budaya
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
54/101
memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatuperilakuuntuk
memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri(10).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk
berperilaku, yaitu(18):
1. Faktor Internal : Jenis kelamin, sikap, kepribadian, pengalaman, harapan.
2. Faktor eksternal : Lingkungan, pendidikan, pengetahuan, kebudayaan dan
sosial ekonomi.
Gambar 2.2 Faktorfaktor yang Mempengaruhi Motivasi
Perilaku
Faktor Eksternal :
Lingkungan Pendidikan
Pengetahuan
Kebudayaan
Sosial ekonomi
Faktor Internal :
Jenis kelamin
Sikap
Kepribadian
Cita-cita/harapan
Pengalaman
Motivasi
Sumber (18)
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
55/101
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN
DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Perilaku terjadi karena adanya motivasi atau dorongan (drive) yang
mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau tujuan
yang ingin dicapai, karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu kekuatan
yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku. Dorongan
diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam arti kebutuhan membangkitkan
dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan
mekanisme perilaku(21).
(Variabel independent) (Variabel dependent)
Sumber(21)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
3.2 Hipotesis
3.2.1 Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada hubungan antara motivasi penderita diabetes mellitus dengan
perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten
Majalengka tahun 2012.
MotivasiPerilaku
(mengontrol) kadar
gula darah
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
56/101
3.2.2 Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada hubungan antara motivasi penderita diabetes mellitus dengan perilaku
(mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka
tahun 2012.
3.3 Definisi Operasional, Variabel, dan Cara Pengukuran
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Motivasipenderita
diabetes
mellitus
Dorongan dari dalamdiri individu dan
dorongan dari luar
individu yangmenyebabkan
penderita diabetes
mellitus melakukan
kegiatan untuk
mengontrol kadar
gula darah
MenyebarkanKuesioner
(Home Visite)
Kuesioner Tinggi :jika skor
total
mean
Rendah :
jika skor
total = Mean
Count 1 13 14
Expected Count 8.9 5.1 14.0
% within Motivasi
Penderita
Diabetes Mellitus
7.1% 92.9% 100.0%
Rendah JikaSkor Total
< Mean
Count 22 0 22
Expected Count 14.1 7.9 22.0
% within Motivasi
Penderita
Diabetes Mellitus
100.0% .0% 100.0%
Total Count 23 13 36
Expected Count 23.0 13.0 36.0
% within Motivasi
Penderita
Diabetes Mellitus
63.9% 36.1% 100.0%
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
100/101
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 31.975a 1 .000
Continuity Correctionb 28.077 1 .000
Likelihood Ratio 39.887 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 31.087 1 .000
N of Valid Casesb 36
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,06.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
For cohort Perilaku
(Mengontrol) Kadar Gula
Darah = Pasif Jika Skor Total
< Mean
14.000 2.118 92.548
N of Valid Cases 36
-
5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku
101/101
LAMPIRAN 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : SUJANA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat / Tanggal Lahir : Mandirancan, 24 Maret 1975
Agama : Islam
Alamat : Desa Beber Rt 02/Rw 03 Kecamatan Ligung
Kabupaten Majalengka
Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1988, lulus SDN Andayasari
2. Tahun 1991, lulus SMPN Mandirancan
3. Tahun 1994, lulus SPK Depkes Cirebon
4. Tahun 2009, lulus D3 Keperawatan STIKes
Cirebon
5. Program Studi S1 Keperawatan STIKes
Cirebon Tahun 2011 sampai dengan selesai
Demikianlah riwayat hidup penulis secara singkat untuk melengkapi skripsi ini.